Bahan Ekotumb Dido

Embed Size (px)

Citation preview

Hydrocotyle sibthorpioides Tahan banting: Moderat Cahaya Kebutuhan: Tinggi Struktur Tanaman: Batang Keluarga: Araliaceae Genus: Hydrocotyle Kawasan: Asia Lokasi: Asia Tenggara Ukuran: Daun lebar: 0,5-2cm (0,25-0,75 dalam) Pertumbuhan: Sedang Bisa Tumbuh Emersed: Ya Hydrocotyle sibthorpioides adalah spesies kecil asli Asia Tenggara. Ini adalah tanaman beradaptasi yang dapat ditemukan tumbuh di berbagai kondisi mulai dari kekeringan relatif terhadap perendaman penuh. Dalam literatur yang lebih tua, spesies ini terkadang disebut sebagai H. maritima. Telah tersedia melalui Tropica tanaman air pembibitan Denmark untuk beberapa waktu meskipun masih jarang di Amerika Serikat.Cara terbaik untuk mendapatkan spesies ini adalah melalui perdagangan dengan hobi lain karena hanya jarang muncul di tokotoko akuarium. H. sibthorpioides adalah tanaman menuntut yang memiliki kebiasaan pertumbuhan merayap. Hal ini membutuhkan cahaya yang kuat untuk tumbuh subur dan mencapai ukuran maksimumnya. Suplementasi CO2 berat dengan sistem bertekanan yang direkomendasikan, karena murah hati adalah tambahan dari kedua makro dan mikro.Jenis ini tidak terlalu peka terhadap kekurangan gizi atau keracunan. Kadar fosfat yang tinggi akan menghambat perkembangan epidemi ganggang spot pada daun spesies ini. Dalam kondisi yang baik dan cahaya tinggi, daun spesies ini dapat tumbuh menjadi hampir sama besar dengan nikel. H. sibthorpioides tidak Namun, cocok untuk pembuatan cahaya rendah yang tidak termasuk suplemen karbon dioksida. Penyebaran H. sibthorpioides tidak menimbulkan kesulitan, sebagai individu tanaman sering mengalami kelimpahan tunas samping. Spesies ini akan tumbuh agak lebih cepat di luar ruangan atau di emersed setup hidroponik selama musim panas (di mana bunga yang

mencolok putih dan buah hijau sering muncul), jadi mengambil kesempatan untuk meningkatkan saham Anda dengan cara ini jika Anda membutuhkan sejumlah besar tunas tambahan dan memiliki ruang yang diperlukan. H. sibthorpioides sangat cocok ke depan dan midground bidang aquascape sebuah.Spesies ini terlihat terbaik bila terjalin di antara tanaman foreground lainnya, dimana yang unik abu-abuhijau warna benar-benar menonjol. Hal ini dapat diselenggarakan dalam berdiri lebih besar, tetapi cukup sedikit pemangkasan mungkin diperlukan untuk mempertahankan tampilan yang menarik. Untuk penanaman awal, cukup berati serumpun tanaman dengan batu kecil di tengah daerah di mana Anda ingin untuk menyebar. Ini mungkin tumbuh lambat pada awalnya, tetapi akan mendapatkan kecepatan dalam waktu, akhirnya memerlukan pemangkasan teratur untuk mencegah dari tanaman menyalip tetangga.

Phyllanthus debilis Regnum: Plantae Cladus: Angiosperms Cladus: Eudicots Cladus: Core eudicots Cladus: Rosids Cladus: Eurosids I Ordo: Malpighiales Familia: Phyllanthaceae Tribus: Phyllantheae Subtribus: Flueggeinae Genus: Phyllanthus Species: P. abnormis - P. acidus - P. acuminatus - P. amarus - P. angustifolius - P. arbuscula P. atropurpureus - P. brasiliensis - P. chacoensis - P. cochinchinensis - P. debilis - P. emblica - P. engleri P. fraternus - P. grandifolius - P. lacunarius - P. maderaspatensis - P. muellerianus - P. niruri P. parvifolius - P. piscatorum - P. pseudocanami - P. reticulatus - P. saffordii - P. salviifolius - P. tenellus P. urinaria - P. virgatus

Kingdom Subkingdom Superdivision Division Class Subclass Order Family Genus Species

Plantae Plants Tracheobionta Vascular plants Spermatophyta Seed plants Magnoliophyta Flowering plants Magnoliopsida Dicotyledons Asteridae Asterales Asteraceae Aster family Eleutheranthera Poit. ex Bosc eleutheranthera Eleutheranthera ruderalis (Sw.) Sch. Bip. ogiera

Deskripsi : Tanaman tahunan, berakal dangkal, tegak lurus, bercabang lebar dari dasar, berbau sedap, tumbuhan dengan tinggi 10-80 cm. Tangkai bersegi tumpul, membengkak pada bukunya, berambut dengan jelas. Daun berhadapan, tangkai daun (panjang tangkai daun 0.8-2.5 cm), bulat telur hingga bulat telur lonjong, lancip, semi bergerigi, kedua sisi daun berbentuk mata pisau sedikit berambut panjang dan dengan banyak kelenjar kecil pucat, berbarik-barik transparan, 1.57 x 0.5-4 cm, dasar berbentuk baji, sedikit melanjut, pada akhirnya tirus. Bongkol bunga berbunga 6-12, ujung dan ketiak, menyendiri atau bersama-sama 2, seperti HOMOGAMOUS biasanya, tegak lurus atau merunduk, ibu gagang pada akhirnya berambut panjang, panjang 2-12 cm; pembalut berbentuk lonceng; daun gagang rindang, berwarna hijau, berderet 1, 5-10, tegak lurus dengan jelas, berbarik-barik dengan jelas, berambut di ujung, tak imbang(UNEQUAL), 512 x 1.5-5 mm; bunga periuk cembung, PALEATE; sekam mahkota menyerupai selaput, menjepit bunganya, membungkus, berlunas, panjang 4-15 mm, puncak dan lunas berambut putih panjang; mahkota berwarna kuning, panjang 3-4 mm dengan tabung pandek dan dahan kerucut sungsang berbaga 5; baga kecil, lancip, berambut (tepian). Benang sari bertaut, kepala sari bebas, hitam kecoklat-coklatan hingga hitam, tumpul, dasar berbentuk panah, 1 mm, bersambung tanpa katup. Tangkai putik dengan 2 lengan agak panjang dengan puncak meroma panjang berbentuk

tusuk. Buah longkah di dalam dahan kelopak yang kering mengeras agak tebal, bulat telur sungsang hingga bentuk baji, bersegi, dengan leher pendek, dengan lancip berbenjol, seringkali pada akhirnya berambut, panjag 3-3.5 mm; papus tidak ada atau kecil berbentuk mangkok. Asal : Amerika tropis Pernyebaran : Pada tahun 1888 diteliti di Jawa Barat untuk pertama kalinya; sekarang telah menyebar ke seluruh Indonesia. Ekologi : Sinar matahari langsung atau tempat teduh, tempat yang tidak terlalu kering, di daerah dengan sedikit atau banyak musim kering berat; di ladang-ladang dan bercampur dengan alangalang dan jenis rumput ladang lainnya, sepanjang tepi jalan, di bawah pagar tanaman dan di rumpun pohon desa; berlimpah pada satu tempat. Pada ketinggian 800 m.Ladang padi dataran tinggi. Perkembangan dan perbanyakan: Buah longkah, dan hydrochorous. Kepentingan pertanian: Rumput liar tidak begitu penting/bermanfaat.

Kerajaan: Plantae (tidak termasuk) Eudicots (tidak termasuk) Asterids Ordo: Asterales Famili: Asteraceae Bangsa: Eupatorieae Genus: Ageratum Spesies: A. conyzoides

BABADOTAN (Ageratum conyzoides) TANAMAN MULTI FUNGSI YANG MENJADI INANG POTENSIAL VIRUS TANAMAN

Ageratum conyzoides Linn. merupakan tumbuhan dari famili Asteraceae. Tumbuhan ini di berbagai daerah di Indonesia memiliki nama yang berbeda antara lain di Jawa

disebut babadotan, di Sumatera dikenal daun tombak, dan di Madura disebut wedusan. Tumbuhan ini merupakan herba menahun, tegak dengan ketinggian 30 - 80 cm dan mempunyai daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah tumbuh di mana-mana dan sering menjadi gulma yang merugikan para petani. Namun di balik itu Ageratum dapat digunakan sebagai obat, pestisida dan herbisida, bahkan untuk pupuk dapat meningkatkan hasil produksi tanaman. Di sisi yang lain Ageratum yang menunjukkan gejala lurik kekuningan dapat menjadi sumber penyakit bagi tanaman lain yang diusahakan di sekitarnya. Ageratum telah digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional oleh masyarakat di ber-bagai belahan dunia. Di India, Ageratum digunakan sebagai bakterisida, antidisentri dan anti-lithik. Sedangkan di Brazil, pera-san/ekstrak tanaman ini sering dipakai untuk menangani kolik, flu dan demam, diare, rheumatik dan efektif mengobati luka bakar.

Di Indonesia, Ageratum banyak digunakan untuk obat luka, radang (inflamasi) dan gatal-gatal. Yang telah dibuktikan secara ilmiah sebagai obat anti-infla-masi. Prof. Elin Yulinah Sukandar menemukan bahwa ekstrak babadotan yang dicampur dengan ekstrak jahe terbukti efektif mengobati radang yang disebabkan bakteri Staphylococcus aureus pada kelinci percobaan. Selain itu Ageratum juga dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis, Eschericichia coli, and Pseudomonas aeruginosa. Tak hanya daun ternyata akar tanaman ini pun berguna; menurut pakar dan Ketua Himpunan Pengobatan Tra-disional dan Akupunktur Indonesia, Prof. HM Hembing Wijayakusuma, akar babadotan dapat mengatasi disentri, diare atau panas, dengan cara merebus 30 gram akar Ageratum, dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring dan diminum airnya selagi hangat.

Tabel 1. Pengaruh daun A. conyzoides terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi.

Perlakukan

Kontrol A. conyzoides Herbisida

Tinggi Jumlah tanaman(mm) biji/bulir/ ranting 85,6 108,0 90,0 125,0 83,3 110,0

Hasil panen ( ton/ha) 4,3 5,3 4,7

Sumber: Xuan et al., 2004, Crop Protection 2004, 23 : 915-922.

Ageratum sebagai herbisida alami dan sumber bahan organik Bila kita perhatikan dengan teliti, tanaman Ageratum seringkali po-pulasinya lebih dominan dibandingkan tanaman liar lainnya dalam suatu lahan. Ageratum diduga kuat mempunyai allelopathy, suatu keadaan di mana tanaman/bahan tanaman mengeluarkan eksudat kimia yang dapat menekan pertumbuhan tanam-an lainnya. Hasil penelitian Xuan et al., yang dilakukan di Fakultas Pertanian, Universitas Miyazaki, Jepang, (Crop Protection, 2004, 23: (915 - 922), 2004; penggunaan daun Ageratum dengan dosis 2 ton/ha dapat menekan sampai 75% pertum-buhan beberapa gulma pada perta-naman padi seperti Aeschynomene indica, Monochoria vaginalis, dan Echinochloa crusgalli var. Formosensis Ohwi. Kemampuan daun Ageratum sebagai allelopathy diidentifikasi karena adanya 3 phenolic acid yaitu gallic acid, coumalic acid dan protocatechuic acid, yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa gulma pada tanaman padi. Selain itu penggunaan daun tanaman ini dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen padi. Tanaman padi yang diperlakukan dengan daun Ageratum meningkat 22% lebih baik dibandingkan kontrol, dan 14% dibanding dengan penggunaan herbisida (Tabel 1). Hal tersebut diduga karena penambahan daun Ageratum meningkatkan kandungan nitrogen dalam tanah yang sangat diperlukan bagi per-tumbuhan padi. Melimpahnya tanaman ini yang seringkali hanya dianggap sebagai gulma barangkali dapat menjadi sumber pupuk kompos yang baik bagi tanaman, apalagi semakin mahalnya harga pupuk bagi petani. Apabila diperhatikan dengan teliti, lebih dari 30% tanaman Ageratum menunjukkan gejala lurik kekuningan seperti terserang virus (Gambar 1). Sejak kapan Ageratum terserang virus, tak ada catatan sejarah yang pasti. Namun gejala virus tersebut dalam berbagai tulisan telah ditemukan sejak lama dan diduga sebagai sumber penyakit seperti pada tanaman tembakau, kapas, cabai, tomat, jarak pagar, dan lain-lain. Pada tahun 1995, Tan dkk berhasil mengidentifikasi virus dari Ageratum di Singapura sebagai spesies Begomovirus dan famili Geminiviridae, dan dinamakan Ageratum yellow vein virus (AYVV, X74516). Meluasnya serangan geminivirus khususnya dari spesies Begomovirus pada beberapa tanaman yang dibudidayakan juga memerlukan perhatian untuk meneliti keberadaan virus pada gulma termasuk Ageratum yang kemungkinan akan menjadi sumber inokulum. Saat ini beberapa spesies Begomovirus telah teridentifikasi dari Ageratum di Cina (Ageratum yellow vein China virus-[Hn2]; AYVCNV-[Hn2], AJ495813), Taiwan Ageratum yellow vein Taiwan virus; AYVTWV, AF30786), dan Sri Lanka Ageratum yellow vein Sri Lanka virus; AYVSLV, AF314144). Di Indonesia keberadaan virus pada Ageratum sudah diketahui sejak lama, namun keberadaan ten-tang jenis virus tersebut masih ku-rang diperhatikan. Hasil identifikasi Gemini virus pada Ageratum asal Bandung, Purwokerto, Yogyakarta dan Malang telah terdaftar di Gene Bank (http://www.ddbj.nig.ac.jp/Wel come-e.html)(AgPur-2,

AB189851; AgBadI-1, AB189852; AgMal-4, AB18953; AgMag-2, AB189854; AgBadII-2, AB189913). Penelitian geminivirus pada tanaman tomat asal Indonesia yang dilakukan oleh pe-neliti dari universitas Tohoku, Jepang yang dipimpin oleh Prof. Ikegami Masato, ternyata spesies geminivirus yang sama pada Ageratum ditemukan juga pada tanaman tomat (Journal of Phytopathology 2005, 153 : 562 - 566, Lebih lanjut Pepper yellow leaf curl Indonesia virus yang berasal dari tanaman cabai juga ditemukan pada tanaman Ageratum (Plant Disease. Volume 91 No. 9. 2007). Hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman Ageratum yang bergejala virus dapat menjadi sumber penyakit untuk tanaman tomat dan cabai yang telah banyak menimbulkan kerugian akibat serangan geminivirus. Melihat manfaatnya yang begitu banyak akan tanaman Ageratum tidak ada salahnya jika tanaman ini dilestarikan agar tak punah, bahkan mungkin membudidayakannya. Namun apabila tanaman ini menunjukkan gejala daun lurik menguning, kemungkinan akan menjadi sumber virus yang akan menyerang tanaman yang diusahakan.(Sumber; Sukamto , Warta Puslitbangbun Vol.13 No.3,Desember 2007).

Nama Latin Spilanthes Tembok paniculata. mantan DC. Nama Inggris Emas Button, Goldenbutton, Panicullate Spotflower Keluarga & Genus Asteraceae, Spilanthes Deskripsi Tahunan herbal, 30-90cm tinggi. Batang merah keunguan, tumbuh miring dan membungkuk horizontal, tanaman udara, seluruh tanaman jarang puber. Daun sederhana yang berlawanan, petiolate; helai daun bulat telur atau berbentuk bulat panjang lebar, 4-7cm panjang, ujung depan menunjuk, basis luas cuneate atau memotong, margin dengan gigi kasar dangkal, vena permukaan dorsal mencolok.Kapitulum, terminal atau aksiler, gagang bunga ramping, 5-6cm panjang, bunga kecil, kuning tua, dua lapisan bracts involucral, hijau, bulat telur panjang, wadah dengan skala; ligulate perempuan bunga, satu baris, kuning atau putih, tubular amfoter, benang saridimasukkan pada tabung corolla, ovarium rendah. Achenes, tiga berlian atau punggung permukaan terkompresi, hitam, sudut sering berbulu, topi apikal dengan bulu ujung gabah 2-3 atau tanpa bulu ujung gabah. Berbunga di musim panas. Distribusi Tumbuh dari kiri kanan tepi parit lapangan terbuka, di pinggir jalan dan Tussock tempat lembab. Didistribusikan di Fujian, Taiwan, Guangdong, Guangxi, Sichuan, Yunnan, Tibet dan lain-lain

Bagian yang Digunakan Bagian Kedokteran: seluruh pabrik. Cina name: Jinniukou. Panen & Pengolahan Dikumpulkan di musim semi dan musim panas, digunakan segar atau dipotong dan sundried. Kimia tanaman Seluruh mengandung steroid, seperti -sitosterol, dioscin dan lanosterol, dll; alkaloid, seperti produksi solasodina, solanin, dan scoporamine, dll Selain itu, buah-buahan mengandung minyak lemak. Farmakologi Anti-tumor. Properti & Tindakan pedas, pahit, sedikit hangat, ringan beracun. Memeriksa batuk, meredakan asma, detoksifikasi, merangsang buang air kecil, menyebar pembengkakan dan mengurangi rasa sakit. Indikasi & dingin Penggunaan Umum, batuk, asma, batuk rejan, TBC paru, disentri, radang usus dan malaria, maag, furunkel dan pembengkakan toksisitas, nyeri pada sendi rematik, nyeri, luka karena jatuh, gigitan ular berbisa. Oral: decocting, 6-15g, atau bubuk, 0.5g-1g. Eksternal aplikasi: jumlah yang tepat, herba segar triturated untuk aplikasi. Contoh 1. Gigitan ular, luka dan furunkel: produk segar dari ramuan spotflower paniculate, alu dan menerapkan eksternal ke lesi yang terkena. 2. Sakit gigi: produk segar dari ramuan spotflower paniculate, alu, mengisi lubang gusi.

Ekor Anjing Heliotropium indicum L.Nama umum Indonesia: Ekor anjing, uler-uleran, tusuk konde Pilipina: Trompang Elepante

Ekor Anjing Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Asteridae Ordo: Lamiales Famili: Boraginaceae Genus: Heliotropium Spesies: Heliotropium indicum L.

A. Penyebaran Heliotropium indicum L. umumnya dikenal sebagai heliotrop India. Tanaman ini merupakan jenis tanaman tahunan yang berbulu. Heliotropium indicum L. merupakan gulma yang umum di tempattempat sampah dan daerah menetap. Tanaman ini asli Asia. Heliotrop India adalah tanaman tahunan yang tegak dan bercabang. Tanaman ini dapat tumbuh sampai ketinggian sekitar 15 sampai 50 cm. Heliotropium indicum L. memiliki batang berbulu, bantalan bundar-telur/bentuk bergantian sampai lanset-bundar-telur/bentuk daun. Ini memiliki bunga kecil berwarna putih dengan kelopak hijau; lima benang sari ditanggung pada tabung mahkota; gaya terminal; dan ovarium empat lobed. Tanaman ini berasal dari Filipina. Kemudian menyebar dan tumbuh diberbagai daerah, antara lain: Indonesia (sengketan), South African Basil (musik basil), Inggris (swamp basil), India (Avchibavchi), Cina (xian guan xun),Vietnam (e sa), Afrika (mvumbue) (Mardiana, dkk.2005). Nama lokal yang terdapat di Indonesia adalah Gajahan, langun, uler-uleran, sangketan, cocok bero,; Tlale gajah, tulale gajah (Jawa), Bandotan lombok,; Buntut tikus, ekor anjing, tusuk konde (Sumatera) (Anonim, 2009).

B. Nilai Ekonomi dan Aspek Farmakologis Sifat kimiawi dan efek farmakologis daun atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan Heliotropium indicum L. yaitu memiliki efek anti sariawandan anti parasit. Daun Heliotropium indicum L. juga memiliki aktivitas relaksan yang berguna untuk mengurangi ketegangan otak dan saraf (Mardiana dkk,2005). Kandungan kimia Seluruh bagian tanaman Heliotropium indicum L. mengandung alkaloida, kardenolin dan flavonoid (Anonim,2009). Tanaman ini sangat bermanfaat, karena dapat digunakan sebagai obat, selain itu dapat juga meningkatkan nilai ekonomi atau nilai jual. Bagian yang digunakan yaitu daun. Khasiat daun ini adalah untuk adalah untuk menyembuhkan penyakit: 1. Obat Rematik Daun dan batang tanaman Heliotropium indicum L. Sebanyak 20 gram dicuci. Kemudian direbus dengan air 400 ml sampai mendidih sampai 25 menit, disaring setelah dingin diminum sekaligus, dilakukan sehari 2-3 hari. 2. Obat Sariawan Daun Heliotropium indicum L. Sebanyak 30 gram, dicuci direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore (Bambang,2002). 3. Infeksi paru-paru (Pneumonitis), abses paru, empiyema 60 gram daun Heliotropium indicum L. Segar direbus kemudian dicampur dengan madu, diminum. 4. Disentri 30-60 gram daun Heliotropium indicum L. direbus kemudian setelah dingin diminum. 5. Bisul 60 gram akar segar ditambah sedikit garam kemudian direbus setelah itu diminunm. Kemudian dilumatkan daun segar ditambah nasi dingin kemudian ditempelkan pada bisul. 6. Peradangan buah zakar (Orchitis) 60 gram akar segar direbus selama 15 menit, kemudian setelah dingin diminum (Anonim,2009).

B. Klasifikasi Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermathophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Lamiales Famili : Boraginaceae Genus : Heliotropium Species : Heliotropium indicum L. (Anonim,2009).

BAB III HABITATIO A. Habitus Heliotropium indicum L. atau buntut tikus termasuk jenis tanaman terna setahun, tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 100 cm, berambut, tumbuh di sisi jalan, tanah kosong yang tidak terawat, ditempat yang panas. Batang berambut kasar, daun tunggal berseling, bentuk bundar telur tepi bergerigi atau beringgit, permukaan daun bagian atas dan bawah berambut halus Bunga kecil bergerombol diujung batang, warna lembayung. Batang bunga panjang 10 cm, keluar dari ketiak daun atau ujung-ujung tangkai. Tumbuh di daerah beriklim kering dari dataran rendah sampai 800 m diatas permukaan laut (Anonim,2009). B. Habitat Tanaman Heliotropium indicum L. termasuk tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan,sawah kering,kebun dan semak belukar.Tumbuh baik pada tanah yang bertekstur liat, dari dataran rendah sampai menengah dari ketinggian 200 m sampai 800 m di atas permukaan laut.Berbunga pada bulan April-Juni. Waktu panen yang tepat bulan April-Mei(Anonim,2009).

BAB IV DESKRIPTIO

1. Organa Nutritiva 1.1. Akar (Radix) Heliotropium indicum L. mempunyai sistem akar serabut, berwarna putih kotor. 1.2. Batang (Caulis) Batang Heliotropium indicum L. berbentuk bulat, berambut kasar menyerupai duri, berwarna hijau. 1.3. Daun (Folium) Daun Heliotropium indicum L. merupakan daun tunggal, tata letak daun tersebar (Phyllotaxis), tangkai bulat berlekuk, berambut kasar,panjang 5-15 cm, berwarna hijau, helaian daun berbentuk oval, panjang 10-18 cm, lebar 6-15 cm, ujung daun runcing, pangkal tumpul, tepi bergelombang, pertulangan daun tegas, permukaan kasar dan berbulu, berwarna hijau. 2. Organa Reproduktiva 2.1. Bunga (Flos) Bunga pada Heliotropium indicum L. termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, bersifat simos ganda, tergulung diujung batang atau cabang, berkelamin 2, kelopak berbagi, benang sari 5, tangkai sari tidak sama panjang, mahkota tersusun dari 5 daun mahkota yang berlekatan, dalam kuncup yang terpilih, tahjuk mahkota tidak simetri, duduk diatas bakal buah, berwarna putih. 2.2. Buah (Fruktus) Buah pada Heliotropium indicum L. berupa buah kendaga, berbentuk bulat, bergerigi, keras, berwarna hijau. 2.3. Biji (Semen) Biji pada Heliotropium indicum L. berbentuk bulat,ukurannnya kecil,berwarna hijau(Anonim,2009).

BAB V RINGKASAN Heliotropium indicum L. merupakan tanaman terna setahun atau semak-semak kecil, tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 100 cm. Dapat tumbuh di daerah beriklim kering dari dataran rendah sampai 800 m diatas permukaan laut. Batangnya berkayu, berduri, bercabang dan berwarna coklat keunguan. Termasuk daun tunggal atau berbagi, berbentuk segi tiga dengan ujung dan pangkal meruncing, tepi bergerigi, serta bertulang menyirip, duduknya tersebar atau berkarang, tanpa daun penumpu. Bunga majemuk bentuk tandan dan bertangkai pendek, hampir selalu zigomorf. Mahkota bunga bentuk corong dan berwarna ungu. Kelopak dan mahkota masing-masing terdiri atas 45 kadang-kadang 68 daun kelopak dan daun mahkota yang berlekatan antara yang satu dengan yang lain. Benang sari 5, melekat pada mahkota berseling dengan taju-taju mahkota, kadang-kadang 4, 2 panjang dan 2 pendek, adakalanya hanya 2 benang sari. Dalam bunga terdapat sebuah cakram. Bakal buah menumpang, beruang 2 dengan sempurna atau tidak dengan sekat yang melintang (transversal), tiap ruang berisi 2banyak bakal biji. Tangkai putik 1. Buahnya buah kendaga atau buah buni. Biji dengan endosperm, lembaga lurus atau sedikit bengkok (Tjitrosoepomo,1996). Tanaman ini banyak dimanfaatkan untuk tanaman obat, misalnya: obat rematik, sariawan, infeksi paru-paru (Pneumoritas), abses paru-paru, empiyema, disentri, bisul, peradangan buah zakar (Orchitis) (Anonim,2009). Bagian yang digunakan sebagai obat yaitu seluruh bagian tanaman Heliotropium indicum L. Suku ini mencakup kira-kira 2600 jenis, terbagi dalam lebih dari 200 marga, tersebar diseluruh dunia (Tjitrosoepomo,1993).

DAFTAR PUSTAKA Mardiana,dkk.2005. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Jantung.

Jakarta:Penebar Swadaya. Mursito,Bambang.2002.Ramuan Tradisional Untuk Kesuburan Suami Istri. Jakarta:Penebar Swadaya . Suryo,Ir.Suryowinoto,dkk.1981.Determinasi Tumbuhan,Laboratorium Taksonomi.Yogyakarta:Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada. Tjitrosoepomo,Gembong,Prof.Ir.(1993).Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta:Gajah Mada University Press.