Upload
bobby-rahman
View
1.812
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
Administrasi Keuangan Publik
Prof. DR. JB Kristiadi
2
SISTEM ADMINISTRASI KEUANGAN PUBLIK
I. Kerangka Perundangan
II. Fungsi Legislatif dalam Administrasi Keuangan Publik
III. Sistem Administrasi Keuangan berbasis Anggaran Berkinerja
3
I. Kerangka Perundangan
1. UUD 1945, amandemen IVPasal 20A DPR memiliki tugas legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan
2. Bab VIIA, mengenai DPDPasal 22 D ayat 1 : menyangkut kewenangan DPD berkaitan dengan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
Ayat 2 : menyangkut kewenangan pembahasan rancangan UU berkaitan dengan perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
Ayat 3 : menyangkut kewenangan pengawasan.
4
3. Bab VIII, Hal Keuangan :APBN ditetapkan setiap tahun dengan UUUU APBN diajukan Presiden dan di bahas DPRApabila DPR tidak setuju rancangan yang diusulkan,
Pemerintah menjalankan APBN tahun yang lalu.
4. Bab VIII A, mengenai :Pengawasan keuangan Publik yang dilakukan oleh BPKBPK berwenang untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab Keuangan Negara
5
II. Fungsi Legislatif dalam Administrasi Keuangan Publik
1. Administrasi Keuangan Publik Berbasis Anggaran Tahunan
Pemerintah DPR
Membentuk Komisi
Membentuk Badan Anggaran
Dibahas oleh DPR & Pemerintah
RUU hasil pleno disahkan menjadi UU
Pleno
6
2. Proses Administrasi Anggaran Berbasis Kinerja
Kementerian/Lembaga Bappenas MenKeu
Presiden RUU DPR
Perencanaan/Musrembang
7
Perkembangan Administrasi Keuangan Publik
1. Sejak kemerdekaan keuangan publik diatur berdasarkan aturan kolonial Hindia Belanda, yaitu : Indischa Comptabilitetswet (ICW). Staatsbl. 1925 no. 448.
2. Diundangkan dalam Lembaran Negara 1954 No. 6, Tahun 1955 No. 49 dan Tahun 1968 No. 9.
3. Indische Bedriyvenwet (IBW) stbl 1927 no 419 yo stbl 1936 no. 445.
8
4. Reglement Voor Het Administratief Beheer (RAB) stbl 1933 No. 381.
5. Untuk pemeriksaan dan pengawasan keuangan publik digunakan Instructie en Vedere Bepalingen Voor de Algemeene Rekenkamer (IAR) stbl 1933 no. 320.
9
Kelemahan Administrasi Keuangan Publik
Peraturan Hindia Belanda tersebut tidak dapat mengakomodasikan berbagai perkembangan dalam sistem kelembagaan negara, serta pengelolaan keuangan negara.
Kelemahan tersebut menjadi peluang penyimpangan Administrasi Keuangan Publik.
Diperlukan adanya Undang-undang yang mampu mengakomodasi dinamika ekonomi, sosial dan budaya dan politik, serta mampu mewujudkan pengelolaan Administrasi Keuangan Negara yang berkesinambungan (sustainable)
10
Undang-Undang RI No. 17 Thn. 2003 sebagai awal perubahan tata kelola Administrasi keuangan Publik
Hal – hal baru dan mendasar yang diatur dalamUU No. 17/2003 :A. Pengertian & Ruang Lingkup Keuangan negara.
Pendekatan yang digunakan dari sisi obyek, subyek, proses dan tujuan.
B. Azas-azas umum pengelolaan Keuangan Negara.C. Kekuasaan atas pengelolaan Keuangan Negara.D. Penyusunan dan penetapan APBN dan APBD.
11
E. Hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Bank Sentral, Pemerintah Daerah, Pemerintah/Lembaga Asing, Perusahaan Negara, Perusahaan Daerah, Perusahaan Swasta, serta Badan Pengelola Dana Masyarakat.
F. Pelaksanaan APBN dan APBD.G. Pertanggung jawaban Pengelolaan keuangan
Negara.
12
A. Pengertian & Ruang Lingkup Keuangan Publik
Pendekatan dari sisi : Obyek meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak kewajiban tersebut.
Subyek meliputi seluruh objek seperti tersebut diatas, yang dimiliki Negara dan/atau dikuasai pemerintah Pusat, Pemda, Perusahaan Negara/Daerah, dan Badan lain yang kaitannya dengan Keuangan Negara.
13
Proses mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan objek seperti diatas, sejak perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, sampai pertanggung jawaban.
Tujuan meliputi seluruh kebijakan, kegiatan, dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan objek seperti tersebut diatas, dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Negara.
14
Ruang Lingkup yang luas dari keuangan Publik dapat dikelompokkan sbb :
1. Sub Bidang Pengelolaan Fiskal
2. Sub Bidang Pengelolaan Moneter
3. Sub Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara yang dipisahkan
15
Otoritas yang diberi mandat Pengelolaan Administrasi Keuangan Publik
1. Menteri Keuangan, Gubernur, Walikota dan Bupati diberi kewenangan Sub Bidang pengelolaan Fiskal
2. Gubernur Bank Indonesia diberi kewenangan Sub Bidang Pengelolaan Moneter.
3. Menteri Keuangan dan Menteri BUMN diberi kewenangan Sub Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara yang dipisahkan
16
B. Azas-Azas Umum Pengelolaan Keuangan Publik
Guna mendukung terwujudnya Good Governance, diselenggarakan secara :
- Profesional
- Terbuka
- Bertanggung jawab
17
Azas : - Tahunan- Universalitas- Kesatuan- Spesialitas
- Akuntabilitas- Profesionalitas- Proporsionalitas- Keterbukaan- Pemeriksaan keuangan negara oleh Badan yang
mandiri
Pencerminan Best Pratices( Penerapan kaidah yang baik)
!!!V
18
C. Peta Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Publik
19
D. Penyusunan dan Penetapan APBN/APBD
Meliputi :1. Penegasan tujuan dan fungsi penganggaran
pemerintah.2. Penegasan peran DPR/DPRD dan pemerintah
dalam proses penyusunan dan penetapan anggaran.
3. Pengintegrasian sistem akuntabiliatas kinerja dalam sistem penganggaran.
20
4. Penyempurnaan klasifikasi anggaran.5. Penyatuan anggaran.6. Penggunaan kerangka pengeluaran jangka
menengah dalam penyusunan anggaran.
21
Anggaran adalah : - Alat akuntabilitas - Manajemen- Kebijakan ekonomi
Perlu pengaturan secara jelas peran DPR/DPRD dan Pemerintah dalam proses penyusunan & pendapatan negara
- Mewujudkan pertumbuhan & stabilitas ekonomi
- Pemerataan pendapatan
22
Anggaran Pusat & Daerah dirinci sampai :
- Unit organisasi- Fungsi- Program- Kegiatan - Jenis Belanja
Pergeseran antar unit organisasi, antar kegiatan, antar jenis belanjaPerlu persetujuan DPR/DPRD
23
Upaya Memperbaiki Proses Anggaran
1. Perlu diterapkan anggaran berbasis prestasi kerja.2. Perlu kriteria pengendalian kinerja dan evaluasi.3. Menghindari duplikasi dalam rencana kerja perlu
penyatuan sistem akuntabilitas kinerja dalam sistem penganggaran.
Ketiganya dilakukan dalam Medium TermExpenditure Frame Work
24
Kepastian Anggaran dan Sistem Perencanaan Fiskal
Perkembangan dinamis dalam penyelenggaraan pemerintahan membutuhkan sistem perencanaan fiskal.
1. Penyusunan anggaran tahunan.2. Sistem penetapan yang terjadwal pasti.3. Mekanisme pembahasan anggaran d DPR/DPRD.4. Pembagian tugas yang jelas antar panitia/komisi
anggaran dan komisi pasangan kerja K/L/ perangkat daerah dan DPR/DPRD.
25
E. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat, Bank Sentral, Pemda, Pemerintah/Lembaga Asing, Perusahaan Negara/Daerah, Perusahaan Swasta
serta Badan Pengelola Dana Masyarakat
• Semakin luas dan kompleks kegiatan pengelolaan keuangan negara.
• Perlu diatur hubungan keuangan antara pemerintah dengan lembaga infra/supra nasional.
• Koordinasi antara penguasa fiskal dan moneter.
• Penerimaan pinjaman/hibah luar negeri.
26
F. Pelaksanaan APBN/APBD
DPR + Pemerintah UU APBN Keppres ttg perincian APBN sebagai pedoman K/L/Pemda.
Menyangkut hal-hal yang belum dirinci dalamUU APBN antara lain :- Alokasi anggaran untuk kantor pusat dan kantor daerah
K/L- Gaji- Tunggakan K/L- Alokasi dana perimbangan- Alokasi subsidi
27
DPR
Pem
Evaluasi untuk penyesuaian untuk semester II
Laporan semester I pada akhir Juli tahun anggaran ybs.
28
G. Pertanggung jawaban Pengelolaan Keuangan Publik
29
Pengendalian Internal
Siapa yang berwenang :- Menerima- Menyimpan- Membayar- Menyerahkan uang/surat
berharga/barang milik negaraSANKSI : - Preventif
- Represif
Laporan Keuangan