Upload
dhaska-limitless
View
23
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
b
Citation preview
Pembahasan
Penerapan kombinatorial dalam analisis genetika Mendelian tidak terlepas dari hubungannya
dengan peluang diskrit. Peluang diskrit memiliki kaitan erat dengan kombinatorial karena teori
peluang banyak menggunakan konsep-konsep dalam kombinatorial. Studi tentang genetika
dalam biologi bermula dari penemuan-penemuan seorang biarawan asal Austria (sekarang
termasuk Republik Ceko), Gregor Mendel, mengenai penurunan sifat pada pertengahan abad
ke19. Pada tahun 1857 tepatnya, Mendel memulai perjalanan saintisnya dengan menanam
kacang ercis (Pisum sativum, ada pula yang menyebutnya kacang kapri) di halaman biara
tempatnya menuntut ilmu. Mendel kemudian tertarik mempelajari penurunan sifat dari tanaman
kacang ercis tersebut. Teori pertama mengenai sistem pewarisan yang diakui kebenarannya
adalah teori yang dikemukakan oleh Mendel pada tahun 1865. Pertanyaan mengenai hereditas
yang sudah berumur panjang pun terjawab seketika. Sejak saat itu, Mendel semakin intens
melakukan penelitian sehingga muncullah teori-teori baru darinya yang kemudian menjadi
landasan penting di bidang genetika.
Teori pewarisan sifat, persilangan, segregasi (pemisahan), serta hukum pemilahan independen
yang dinyatakan oleh Mendel secara keseluruhan dikenal dengan istilah “Mendelian”. Awalnya,
hanya penurunan sifat satu karakter (monohibrid) saja yang menjadi fokus Mendel. Namun,
lama-kelamaan penelitiannya berkembang menjadi bagaimana pewarisan kombinasi antar sifat,
dua sifat (dihibrid), tiga sifat (trihibrid) dan banyak sifat (polihibrid). Pewarisan lebih dari satu
sifat inilah yang kemudian mencetuskan perhitungan-perhitungan untuk mencari kemungkinan
hasil suatu persilangan dengan aturan umum probabilitas. Aturan umum probabilitas ini tak lain
merupakan teori-teori dalam kombinatorial seperti aturan penjumlahan dan aturan perkalian
(Susan dan William, 2005 : 16)
Suatu peristiwa terhenti kadang-kadang dapat diduga dengan kepastian. Misalnya, bila kita
melakukan penyerbukan tanamna kapri, maka kita mengaharapkan memproleh biji kapri.
Apabila seorang bertanya, “dapatakah diharapkan memanen biji jagung dari tanaman kapri?”
maka akan dijawab, “tidak”, dalam hal ini kemungkinannya adalal 0 (nol). Apabila kita
mengumpakan “p” adalah kemungkinan untuk menanam kapri, maka dapat dikatakan p = 1,
karena peristiwa ini pasti. Jika “q” = 0. jadi p dan q adalah kemungkinan alternatifnya. (LV
Crowder, 1988) http://www.math.itb.ac.id/~diskrit/Kuliah6baru. Diakses 05 Mei 2010
Biasanya nilai kemungkinan adalah 5% dianggap sebagai garis batas antara menerima dan
menolah hipotesis. Apabila nilai kemungkinan lebih besar dari 5%, penyimpangan dari nisbah
harapan tidak nyata. Apabila nilai Chi square dibawah 5% maka dkatakan bahwa penyimpangan
dari nisbah harapan nyata dan tidak terjadi kebetulan tetapi tidak ada faktor lainyang
menyebabkan penyimpangan tersebut (Sugiyono, 2009)
Peristiwa saling asing (mutually exclusive) yaitu peristiwa yang tidak mungkin terjadi secara
bersama-sama. Chi-kuadrat adalah uji nyata (goodness of fit) apakah data yang diperoleh benar
menyimpang dari nisbah yang diharapkan, tidak secara kebetulan. Satu cara untuk mengadakan
evaluasi itu ialah melakukan tes X2 (Bahasa inggrisnya: chi-square test). Sebenarnya itu bukan
huruf X tetapi huruf yunani ”phi” (χ). Untuk mudahnya, huruf yunani itu lalu dianggap sebagai
huruf X (Sugiyono, 2009)
Tes X2 dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
X^2=∑_(I=1)^K▒((f_0-f_h )^2)/f_h
Dimana :
X^2 = Chi kuadrat
f_0 = Frekunsi yang di observasi
f_h = Frekunsi yang diharapkan
Σ = Sigma (jumlah) (Sugiyono, 2009 : 107)
Sebelum melangkah membicarakan aplikasi teori kombinatorial dalam analisis genetika
Mendelian, ada baiknya kita memahami konsep-konsep dalam teori kombinatorial terlebih
dahulu. Berikut ini akan dijelaskan oleh penulis beberapa teori kombinatorial yang nantinya akan
diperlukan saat menganalisis genetika Mendelian.
Pada dasarnya, teknik menghitung kemungkinan pengaturan objek dalam kombinatorial ada dua,
yaitu aturan penjumlahan (sum rule) dan aturan perkalian (product rule). Keduanya dibedakan
berdasarkan cara dan waktu percobaan-percobaan dilakukan. Dari kedua aturan ini, berkembang
konsep-konsep lain yang menggunakan salah satu aturan atau keduanya.
Aturan Penjumlahan
Aturan penjumlahan digunakan pada kasus dua atau lebih percobaan yang tidak dilakukan secara
bersamaan (tidak simultan) http://www.math.itb.ac.id/~diskrit/Kuliah6baru. Diakses 05 Mei
2010. Tidak simultan dalam hal ini dapat berarti waktu percobaan tidak bersamaan, tempat
percobaan tidak sama, atau objek berasal dari kelompok yang berbeda. Andaikan percobaan 1
menghasilkan x kemungkinan jawaban dan percobaan 2 menghasilkan y kemungkinan jawaban,
maka jika percobaan 1 atau percobaan 2 saja yang dilakukan, ada sebanyak x+y kemungkinan
jawaban.
Secara umum, jika terdapat pekerjaan-pekerjaan T, T2, …, Tm yang dapat dilakukan dengan n1,
n21 cara dan tidak ada dua atau lebih di antara pekerjaanpekerjaan tersebut yang dapat dilakukan
dalam waktu bersamaan, maka terdapat n1 + n2, …, n + … + nmm cara untuk melakukan salah
satu saja dari tugas-tugas tersebut http://en.wikipedia.org/wiki/Combinatorics.htm. Di akses 05
Mei 2010. Apabila dianalogikan dengan teori probabilitas, aturan penjumlahan ini ekuivalen
dengan mencari peluang gabungan dari dua kejadian yang saling lepas.
Aturan Perkalian
Kebalikan dari aturan penjumlahan adalah aturan perkalian. Dari seluruh aspek, aturan perkalian
berbeda dengan aturan penjumlahan. Persoalan yang diselesaikan dengan aturan ini adalah dua
percobaan atau lebih yang dilakukan secara bersamaan (simultan)
http://www.math.itb.ac.id/~diskrit/Kuliah6baru. Diakses 05 Mei 2010. Misalnya, percobaan 1
menghasilkan x kemungkinan jawaban, sedangkan percobaan 2 menghasilkan y kemungkinan
jawaban, maka jika percobaan 1 dan percobaan 2 dilakukan, terdapat xy kemungkinan jawaban.
Jika suatu prosedur terdiri dari barisan tugas-tugas T, T2, …, Tm yang dapat dilakukan dalam
n1, n21 cara secara berurutan, maka terdapat n1 • •• • n2, …, n • •• • … • •• • nm cara untuk
melaksanakan prosedur tersebut http://en.wikipedia.org/wiki/Combinatorics.htm. Di akses 05
Mei 2010. Apabila dianalogikan dengan teori probabilitas, percobaan-percobaan pada aturan
perkalian ekuivalen dengan kejadian-kejadian yang saling bebas. Terjadinya kejadian yang satu
tidak mempengaruhi terjadinya kejadian lainnya, begitu pun sebaliknya.
Penurunan sifat Mendelian dalam hukum segregasi dan pemilahan independen Mendel
menggambarkan aturan probabilitas yang serupa dengan kasus pelemparan koin. Skala
probabilitas berkisar antara angka dari 0 sampai 1. Suatu kejadian yang sudah pasti akan terjadi
mempunyai nilai peluang 1, sedangkan kejadian yang pasti tidak akan terjadi memiliki nilai
peluang 0. Misalkan pada pelemparan koin yang kedua sisinya gambar, maka peluang
munculnya gambar adalah 1 dan peluang kemunculan angka adalah 0. Namun, jika koin tersebut
terdiri dari dua sisi, sisi gambar dan angka, maka peluang kemunculan angka dan gambar
masing-masing adalah ½.
Jika kita tinjau lagi persoalan melempar koin di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa hasil dari
pelemparan koin pada percobaan tertentu tidak dipengaruhi percobaan lainnya, baik oleh
pelemparan sebelumnya atau sesudahnya. Fenomena percobaan berurutan ini tergolong aplikasi
aturan penjumlahan. Jika percobaan pelemparan dilakukan secara bersamaan untuk banyak koin
sekaligus, kemunculan gambar atau angka pada satu koin tidak mempengaruhi kemunculan koin
yang lain. Dalam kasus ini, aturan perkalian yang berlaku.
Untuk mendapatakan probabilitas/kemungkinan kejadian bersamaan seperti pada pelemparan
koin dengan dua sisi mata uang, kita harus menghitung nilai probabilitas tiap kejadian secara
independen, kemudian baru mengalikannya. Dengan aturan perkalian, probabilitas kedua koin
akan jatuh dengan sisi gambar sebesar ¼, berasal dari ½ dikalikan ½. Penyilangan monohibrid
F1 mirip dengan permainan peluang koin ini.
Misalkan warna bunga adalah karakter yang dapat diturunkan dan genotip dari F-nya adalah Pp
genotip F21rkalian kejadian bersamaan seperti pada pelemparan koin dengan dua sisi mata uang,
kita harus menghitung nilai probabilitas tiap-tiap kejadian secara independen, kemudian baru
mengalikannya.
Dengan aturan perkalian, probabilitas gambar sebesar ¼, berasal dari ½ dikalikan ½.
Penyilangan monohibrid mirip dengan permainan peluang koin ini. Misalkan warna bunga
adalah karakter yang dapat diturunkan Pp, maka peluang akan berwarna putih kita dapatkan dari
aturan perkalian. Untuk mendapatkan bunga warna putih, kedua alel, dari sperma dan ovum,
harus . Pada tanaman heterozigot (dua sel masing memiliki alel p adalah atas warna putih akan
muncul atau muncul adalah ½ x ½ = ¼.
Aturan perkalian dalam hal ini menggabungkan dua nilai peluang dari dua kejadian yang
bersamaan, sesuai dengan definisi aturan perkalian yang sudah akan berwarna putih kita
dapatkan dari aturan perkalian. Untuk mendapatkan bunga warna putih, kedua alel, dari sperma
dan ovum, harus memiliki alel p. Pada tanaman heterozigot (dua sel gamet), peluang masing-
masing memiliki alel ½. Jadi, probabilitas warna putih akan muncul atau dengan kata lain alel pp
muncul adalah ½ x ½ = ¼. Aturan perkalian dalam hal ini menggabungkan dua nilai peluang dari
dua kejadian yang bersamaan, sesuai dengan definisi aturan perkalian yang sudah dijelaskan
penulis di atas.
Misalkan, peenyilangan dua varietas kacang ercis yang berbeda dalam tiga karakter berikut:
varietas pertama berbunga ungu, berbiji bulat, dan berwarna kuning (heterozigot untuk ketiga
gen), sedangkan varietas 2 juga berbungan ungu, berbiji keriput, dan berwarna hijau (heterozigot
untuk warna bunga, homozigot untuk dua karakter l simbol Mendel, hasil penyilangan
tersebut :Misalkan, peenyilangan dua varietas kacang ercis yang berbeda dalam tiga karakter
(trihibrid) sebagai berikut: varietas pertama berbunga ungu, berbiji bulat, dan berwarna kuning
(heterozigot untuk ketiga gen), sedangkan varietas 2 juga berbungan ungu, berbiji keriput, dan
berwarna hijau (heterozigot untuk warna bunga, homozigot untuk dua karakter lain). Dalam
simbol Mendel, hasil penyilangan tersebut :
PpYyRr X PpyyrrPpYyRr X Ppyyrr
Untuk menghitung bagian dari keturunan F22 Untuk menghitung bagian dari keturunan F
diprediksi akan memperlihatkan fenotip resesif minimal dua dari tiga sifat yang ada, kita dapat
menggunakan aturan penjumlahan dan perkalian. Mula-mula, kita membuat daftar semua genotip
mungkin muncul, yaitu ppyyRr, ppYyrr, Ppyyrr, PPyyrr, dan ppyyrr. Selanjutnya, digunakan
aturan perkalian untuk menghitung peluang individu untuk setiap genotip dari penyilangan
Kemudian digunakan aturan penjumlahan untuk menggabungkan peluang yang memenuhi syarat
dua sifat resesif tadi. Perhatikan tabel berikut :
Genotif Peluang Hasil
ppyyRr
ppYyrr
Ppyyrr
PPyyrr
ppyyrr ¼ (pp) x ½ (yy) x ½ (rr)
¼ (pp) x ½ (Yy) x ½ (rr)
½ (Pp) x ½ (yy) x ½ (rr)
¼ (PP) x ½ (yy) x ½ (rr)
1/4 (pp) x ½ (yy) x ½ (rr) 1/16
1/16
2/16
1/16
1/16
Peluang sifat resesif 2 6/16
Dari hasil percobaan yang kami lakukan pada koin Rp 100, Rp 200 dan koin Rp 500, sebanyak 3
kali peleparan dengan jumlah pelemparan yang berbeda diperoleh data yang mendekati dengan
teori mendelian dapat dilihat pada tabel pengamatan. Hasil yang kami peroleh dari 3 X
pelemparan semuanya hamper mendekati teori perbandingan Mendel akan tetapi kami
mengambil data dari hasil percobaan yang benar-benar mendekati hokum Mendel seperti yang
sudah dijelaskan diatas.
Analisis genetika Mendelian merupakan aplikasi konsep-konsep dalam teori kombinatorial yang
berhubungan erat dengan teori probabilitas. Dengan cara kombinatorial, pekerjaan analisis
genetika menjadi lebih mangkus karena tidak harus merepresentasikan semua kemungkinan
jawaban dalam diagram, tabel atau gambar. Selama mencari bahan untuk makalah ini dan setelah
menulis makalah ini, penulis dapat mengetahui bahwa penerapan teori kombinatorial sangat luas,
tidak hanya dalam matematika saja tetapi juga di bidang ilmu lainnya. Selain itu, teori
kombinatorial juga banyak teraplikasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Soal I
Berapa peluang soal yang diharapkan sebuah oleh sebuah keluarga untuk mendapatkan seorang
anak laki-laki dan berapa pula peluang untuk mendapatkan seorang anak perempuan?
Jawaban
Dik: X : kemungkinan yang dicari (anak laki-laki)
Y : Jumlah kemungkinan yang ada
P : Peluang
P=X/Y=(1 Anak laki-laki)/(1 anak laki-laki + 1 perempuan)= 1/2
Jadi kemungkinan anak yang lahir pada tiap keluarga 1 (laki-laki) : 1 (perempuan ) atau
kemungkinan besarnya 50 % : 50 %
Apabila dipilih 100 keluarga yang beranak 1 secara ramdom, berapa besar kemungkinan yang
didapat diharapkan jumlah keluarga yang memiliki anak laki-laki dan berapa pula mempunyai
anak perempuan?
Jawaban
Dik: X : kemungkinan yang dicari
Y : Jumlah kemungkinan yang ada
P : Peluang
P=X/Y.100=1/2 .100=50
Dari populasi diatas ( 100 keluarga), kemungkinan terjadi kelahiran 50 anak laki-laki dan 50
anak perempuan. Jadi pada tiap keluarga kemungkinan besar mempunyai 1 orang anak laki-laki
dan 1 orang anak perempuan.
Soal II
Jika diteliti sebuah keluarga mempunyai tiga anak dari 160 sample, maka:
Berapa kemungkinan yang didapatkan sebuah kelurga yang anaknya laki-laki semua?
Jawab
b^3=〖(1/2)〗^3= 1/8 .160=20
Jadi pada sampel 160 mempunyai kemungkinan anak yang lahir laki-laki adalah 20.
Berapa kemungkinan jumlah kelurga yang anaknya laki-laki semua?
Jawaban
Diketahui : b (anak laki-laki) dan a (anak perempuan)
b^3=〖(1/2)〗^3= 1/8 .160=20
Jadi jumlah keluarga yang mempunyai kemungkinan anaknya laki-laki semua adalah 20 keluarga
pada sampel 160.
Berapa jumlah keluarga yang diharapkan mempunyai anak: 2 laki-laki dan 1 perempuan?
Jawaban
Diketahui :
a (anak laki-laki) dan b (anak perempuan)
kombinasi : aab = 2 laki-laki; 1 perempuan
peluang = 3/8 . aab
〖3ab〗^2=3(1/2).(〖1/2)〗^2= 3/8.160=60
Jadi jumlah keluarga yang mempunyai kemungkinan anaknya 2 laki-laki dan 1 perempuan
adalah 60 keluarga pada sampel 160
Jumlah keluarga yang diharapkan mempunyai anaknya perempuan semua?
Diketahui : b (anak laki-laki) dan a (anak perempuan)
a^3=〖(1/2)〗^3= 1/8 .160=20
Jadi pada sampel 160 mempunyai kemungkinan anak yang lahir perempuan adalah 20.
Daftar Pustaka
Campbell, Neil A., Jane B.Reece, Lawrene G. Mitchell. Biologi, Edisi Kelima, Jilid 1. Penerbit
Erlangga, Jakarta, 2000.
Erlod, Susan dan William Stansflied, 2007. Genetika. Jakarta : Erlangga
Sugiyono, 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Yatim, Wildan, 1994. Genetika. Bandung: Tarsito
Rizmahardian Ashari Kurniawan , 2009. Memaknai Surah Asy-Syamsy 8-10 dengan Bahasa
Genetika ‘Hidup adalah sebuah pilihan’ [online] tersedia di :
http://chemicalzone.blogspot.com/2009/04/memaknai-surah-asy-syamsy-8-10-dengan.html di
akses 10 april 2010
Ananim. “http://www.math.itb.ac.id/~diskrit/Kuliah6baru”. Diakses 05 Mei 2010
Anonim. “Combinatorics”, Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Combinatorics.htm. Diakses
05 Mei 2010