12
Pembahasan Penerapan kombinatorial dalam analisis genetika Mendelian tidak terlepas dari hubungannya dengan peluang diskrit. Peluang diskrit memiliki kaitan erat dengan kombinatorial karena teori peluang banyak menggunakan konsep-konsep dalam kombinatorial. Studi tentang genetika dalam biologi bermula dari penemuan-penemuan seorang biarawan asal Austria (sekarang termasuk Republik Ceko), Gregor Mendel, mengenai penurunan sifat pada pertengahan abad ke19. Pada tahun 1857 tepatnya, Mendel memulai perjalanan saintisnya dengan menanam kacang ercis (Pisum sativum, ada pula yang menyebutnya kacang kapri) di halaman biara tempatnya menuntut ilmu. Mendel kemudian tertarik mempelajari penurunan sifat dari tanaman kacang ercis tersebut. Teori pertama mengenai sistem pewarisan yang diakui kebenarannya adalah teori yang dikemukakan oleh Mendel pada tahun 1865. Pertanyaan mengenai hereditas yang sudah berumur panjang pun terjawab seketika. Sejak saat itu, Mendel semakin intens melakukan penelitian sehingga muncullah teori-teori baru darinya yang kemudian menjadi landasan penting di bidang genetika. Teori pewarisan sifat, persilangan, segregasi (pemisahan), serta hukum pemilahan independen yang dinyatakan oleh Mendel secara keseluruhan dikenal dengan istilah “Mendelian”. Awalnya, hanya penurunan sifat satu karakter (monohibrid) saja yang menjadi fokus Mendel. Namun, lama-kelamaan penelitiannya berkembang menjadi bagaimana pewarisan kombinasi antar sifat, dua sifat (dihibrid), tiga sifat (trihibrid) dan banyak sifat (polihibrid).

bahan peluang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

b

Citation preview

Page 1: bahan peluang

Pembahasan

Penerapan kombinatorial dalam analisis genetika Mendelian tidak terlepas dari hubungannya

dengan peluang diskrit. Peluang diskrit memiliki kaitan erat dengan kombinatorial karena teori

peluang banyak menggunakan konsep-konsep dalam kombinatorial. Studi tentang genetika

dalam biologi bermula dari penemuan-penemuan seorang biarawan asal Austria (sekarang

termasuk Republik Ceko), Gregor Mendel, mengenai penurunan sifat pada pertengahan abad

ke19. Pada tahun 1857 tepatnya, Mendel memulai perjalanan saintisnya dengan menanam

kacang ercis (Pisum sativum, ada pula yang menyebutnya kacang kapri) di halaman biara

tempatnya menuntut ilmu. Mendel kemudian tertarik mempelajari penurunan sifat dari tanaman

kacang ercis tersebut. Teori pertama mengenai sistem pewarisan yang diakui kebenarannya

adalah teori yang dikemukakan oleh Mendel pada tahun 1865. Pertanyaan mengenai hereditas

yang sudah berumur panjang pun terjawab seketika. Sejak saat itu, Mendel semakin intens

melakukan penelitian sehingga muncullah teori-teori baru darinya yang kemudian menjadi

landasan penting di bidang genetika.

Teori pewarisan sifat, persilangan, segregasi (pemisahan), serta hukum pemilahan independen

yang dinyatakan oleh Mendel secara keseluruhan dikenal dengan istilah “Mendelian”. Awalnya,

hanya penurunan sifat satu karakter (monohibrid) saja yang menjadi fokus Mendel. Namun,

lama-kelamaan penelitiannya berkembang menjadi bagaimana pewarisan kombinasi antar sifat,

dua sifat (dihibrid), tiga sifat (trihibrid) dan banyak sifat (polihibrid). Pewarisan lebih dari satu

sifat inilah yang kemudian mencetuskan perhitungan-perhitungan untuk mencari kemungkinan

hasil suatu persilangan dengan aturan umum probabilitas. Aturan umum probabilitas ini tak lain

merupakan teori-teori dalam kombinatorial seperti aturan penjumlahan dan aturan perkalian

(Susan dan William, 2005 : 16)

Suatu peristiwa terhenti kadang-kadang dapat diduga dengan kepastian. Misalnya, bila kita

melakukan penyerbukan tanamna kapri, maka kita mengaharapkan memproleh biji kapri.

Apabila seorang bertanya, “dapatakah diharapkan memanen biji jagung dari tanaman kapri?”

maka akan dijawab, “tidak”, dalam hal ini kemungkinannya adalal 0 (nol). Apabila kita

mengumpakan “p” adalah kemungkinan untuk menanam kapri, maka dapat dikatakan p = 1,

karena peristiwa ini pasti. Jika “q” = 0. jadi p dan q adalah kemungkinan alternatifnya. (LV

Crowder, 1988) http://www.math.itb.ac.id/~diskrit/Kuliah6baru. Diakses 05 Mei 2010

Page 2: bahan peluang

Biasanya nilai kemungkinan adalah 5% dianggap sebagai garis batas antara menerima dan

menolah hipotesis. Apabila nilai kemungkinan lebih besar dari 5%, penyimpangan dari nisbah

harapan tidak nyata. Apabila nilai Chi square dibawah 5% maka dkatakan bahwa penyimpangan

dari nisbah harapan nyata dan tidak terjadi kebetulan tetapi tidak ada faktor lainyang

menyebabkan penyimpangan tersebut (Sugiyono, 2009)

Peristiwa saling asing (mutually exclusive) yaitu peristiwa yang tidak mungkin terjadi secara

bersama-sama. Chi-kuadrat adalah uji nyata (goodness of fit) apakah data yang diperoleh benar

menyimpang dari nisbah yang diharapkan, tidak secara kebetulan. Satu cara untuk mengadakan

evaluasi itu ialah melakukan tes X2 (Bahasa inggrisnya: chi-square test). Sebenarnya itu bukan

huruf X tetapi huruf yunani ”phi” (χ). Untuk mudahnya, huruf yunani itu lalu dianggap sebagai

huruf X (Sugiyono, 2009)

Tes X2 dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

X^2=∑_(I=1)^K▒((f_0-f_h )^2)/f_h

Dimana :

X^2 = Chi kuadrat

f_0 = Frekunsi yang di observasi

f_h = Frekunsi yang diharapkan

Σ = Sigma (jumlah) (Sugiyono, 2009 : 107)

Sebelum melangkah membicarakan aplikasi teori kombinatorial dalam analisis genetika

Mendelian, ada baiknya kita memahami konsep-konsep dalam teori kombinatorial terlebih

dahulu. Berikut ini akan dijelaskan oleh penulis beberapa teori kombinatorial yang nantinya akan

diperlukan saat menganalisis genetika Mendelian.

Pada dasarnya, teknik menghitung kemungkinan pengaturan objek dalam kombinatorial ada dua,

yaitu aturan penjumlahan (sum rule) dan aturan perkalian (product rule). Keduanya dibedakan

berdasarkan cara dan waktu percobaan-percobaan dilakukan. Dari kedua aturan ini, berkembang

konsep-konsep lain yang menggunakan salah satu aturan atau keduanya.

Aturan Penjumlahan

Aturan penjumlahan digunakan pada kasus dua atau lebih percobaan yang tidak dilakukan secara

bersamaan (tidak simultan) http://www.math.itb.ac.id/~diskrit/Kuliah6baru. Diakses 05 Mei

2010. Tidak simultan dalam hal ini dapat berarti waktu percobaan tidak bersamaan, tempat

percobaan tidak sama, atau objek berasal dari kelompok yang berbeda. Andaikan percobaan 1

Page 3: bahan peluang

menghasilkan x kemungkinan jawaban dan percobaan 2 menghasilkan y kemungkinan jawaban,

maka jika percobaan 1 atau percobaan 2 saja yang dilakukan, ada sebanyak x+y kemungkinan

jawaban.

Secara umum, jika terdapat pekerjaan-pekerjaan T, T2, …, Tm yang dapat dilakukan dengan n1,

n21 cara dan tidak ada dua atau lebih di antara pekerjaanpekerjaan tersebut yang dapat dilakukan

dalam waktu bersamaan, maka terdapat n1 + n2, …, n + … + nmm cara untuk melakukan salah

satu saja dari tugas-tugas tersebut http://en.wikipedia.org/wiki/Combinatorics.htm. Di akses 05

Mei 2010. Apabila dianalogikan dengan teori probabilitas, aturan penjumlahan ini ekuivalen

dengan mencari peluang gabungan dari dua kejadian yang saling lepas.

Aturan Perkalian

Kebalikan dari aturan penjumlahan adalah aturan perkalian. Dari seluruh aspek, aturan perkalian

berbeda dengan aturan penjumlahan. Persoalan yang diselesaikan dengan aturan ini adalah dua

percobaan atau lebih yang dilakukan secara bersamaan (simultan)

http://www.math.itb.ac.id/~diskrit/Kuliah6baru. Diakses 05 Mei 2010. Misalnya, percobaan 1

menghasilkan x kemungkinan jawaban, sedangkan percobaan 2 menghasilkan y kemungkinan

jawaban, maka jika percobaan 1 dan percobaan 2 dilakukan, terdapat xy kemungkinan jawaban.

Jika suatu prosedur terdiri dari barisan tugas-tugas T, T2, …, Tm yang dapat dilakukan dalam

n1, n21 cara secara berurutan, maka terdapat n1 • •• • n2, …, n • •• • … • •• • nm cara untuk

melaksanakan prosedur tersebut http://en.wikipedia.org/wiki/Combinatorics.htm. Di akses 05

Mei 2010. Apabila dianalogikan dengan teori probabilitas, percobaan-percobaan pada aturan

perkalian ekuivalen dengan kejadian-kejadian yang saling bebas. Terjadinya kejadian yang satu

tidak mempengaruhi terjadinya kejadian lainnya, begitu pun sebaliknya.

Penurunan sifat Mendelian dalam hukum segregasi dan pemilahan independen Mendel

menggambarkan aturan probabilitas yang serupa dengan kasus pelemparan koin. Skala

probabilitas berkisar antara angka dari 0 sampai 1. Suatu kejadian yang sudah pasti akan terjadi

mempunyai nilai peluang 1, sedangkan kejadian yang pasti tidak akan terjadi memiliki nilai

peluang 0. Misalkan pada pelemparan koin yang kedua sisinya gambar, maka peluang

munculnya gambar adalah 1 dan peluang kemunculan angka adalah 0. Namun, jika koin tersebut

terdiri dari dua sisi, sisi gambar dan angka, maka peluang kemunculan angka dan gambar

masing-masing adalah ½.

Page 4: bahan peluang

Jika kita tinjau lagi persoalan melempar koin di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa hasil dari

pelemparan koin pada percobaan tertentu tidak dipengaruhi percobaan lainnya, baik oleh

pelemparan sebelumnya atau sesudahnya. Fenomena percobaan berurutan ini tergolong aplikasi

aturan penjumlahan. Jika percobaan pelemparan dilakukan secara bersamaan untuk banyak koin

sekaligus, kemunculan gambar atau angka pada satu koin tidak mempengaruhi kemunculan koin

yang lain. Dalam kasus ini, aturan perkalian yang berlaku.

Untuk mendapatakan probabilitas/kemungkinan kejadian bersamaan seperti pada pelemparan

koin dengan dua sisi mata uang, kita harus menghitung nilai probabilitas tiap kejadian secara

independen, kemudian baru mengalikannya. Dengan aturan perkalian, probabilitas kedua koin

akan jatuh dengan sisi gambar sebesar ¼, berasal dari ½ dikalikan ½. Penyilangan monohibrid

F1 mirip dengan permainan peluang koin ini.

Misalkan warna bunga adalah karakter yang dapat diturunkan dan genotip dari F-nya adalah Pp

genotip F21rkalian kejadian bersamaan seperti pada pelemparan koin dengan dua sisi mata uang,

kita harus menghitung nilai probabilitas tiap-tiap kejadian secara independen, kemudian baru

mengalikannya.

Dengan aturan perkalian, probabilitas gambar sebesar ¼, berasal dari ½ dikalikan ½.

Penyilangan monohibrid mirip dengan permainan peluang koin ini. Misalkan warna bunga

adalah karakter yang dapat diturunkan Pp, maka peluang akan berwarna putih kita dapatkan dari

aturan perkalian. Untuk mendapatkan bunga warna putih, kedua alel, dari sperma dan ovum,

harus . Pada tanaman heterozigot (dua sel masing memiliki alel p adalah atas warna putih akan

muncul atau muncul adalah ½ x ½ = ¼.

Aturan perkalian dalam hal ini menggabungkan dua nilai peluang dari dua kejadian yang

bersamaan, sesuai dengan definisi aturan perkalian yang sudah akan berwarna putih kita

dapatkan dari aturan perkalian. Untuk mendapatkan bunga warna putih, kedua alel, dari sperma

dan ovum, harus memiliki alel p. Pada tanaman heterozigot (dua sel gamet), peluang masing-

masing memiliki alel ½. Jadi, probabilitas warna putih akan muncul atau dengan kata lain alel pp

muncul adalah ½ x ½ = ¼. Aturan perkalian dalam hal ini menggabungkan dua nilai peluang dari

dua kejadian yang bersamaan, sesuai dengan definisi aturan perkalian yang sudah dijelaskan

penulis di atas.

Misalkan, peenyilangan dua varietas kacang ercis yang berbeda dalam tiga karakter berikut:

varietas pertama berbunga ungu, berbiji bulat, dan berwarna kuning (heterozigot untuk ketiga

Page 5: bahan peluang

gen), sedangkan varietas 2 juga berbungan ungu, berbiji keriput, dan berwarna hijau (heterozigot

untuk warna bunga, homozigot untuk dua karakter l simbol Mendel, hasil penyilangan

tersebut :Misalkan, peenyilangan dua varietas kacang ercis yang berbeda dalam tiga karakter

(trihibrid) sebagai berikut: varietas pertama berbunga ungu, berbiji bulat, dan berwarna kuning

(heterozigot untuk ketiga gen), sedangkan varietas 2 juga berbungan ungu, berbiji keriput, dan

berwarna hijau (heterozigot untuk warna bunga, homozigot untuk dua karakter lain). Dalam

simbol Mendel, hasil penyilangan tersebut :

PpYyRr X PpyyrrPpYyRr X Ppyyrr

Untuk menghitung bagian dari keturunan F22 Untuk menghitung bagian dari keturunan F

diprediksi akan memperlihatkan fenotip resesif minimal dua dari tiga sifat yang ada, kita dapat

menggunakan aturan penjumlahan dan perkalian. Mula-mula, kita membuat daftar semua genotip

mungkin muncul, yaitu ppyyRr, ppYyrr, Ppyyrr, PPyyrr, dan ppyyrr. Selanjutnya, digunakan

aturan perkalian untuk menghitung peluang individu untuk setiap genotip dari penyilangan

Kemudian digunakan aturan penjumlahan untuk menggabungkan peluang yang memenuhi syarat

dua sifat resesif tadi. Perhatikan tabel berikut :

Genotif Peluang Hasil

ppyyRr

ppYyrr

Ppyyrr

PPyyrr

ppyyrr ¼ (pp) x ½ (yy) x ½ (rr)

¼ (pp) x ½ (Yy) x ½ (rr)

½ (Pp) x ½ (yy) x ½ (rr)

¼ (PP) x ½ (yy) x ½ (rr)

1/4 (pp) x ½ (yy) x ½ (rr) 1/16

1/16

2/16

1/16

1/16

Page 6: bahan peluang

Peluang sifat resesif 2 6/16

Dari hasil percobaan yang kami lakukan pada koin Rp 100, Rp 200 dan koin Rp 500, sebanyak 3

kali peleparan dengan jumlah pelemparan yang berbeda diperoleh data yang mendekati dengan

teori mendelian dapat dilihat pada tabel pengamatan. Hasil yang kami peroleh dari 3 X

pelemparan semuanya hamper mendekati teori perbandingan Mendel akan tetapi kami

mengambil data dari hasil percobaan yang benar-benar mendekati hokum Mendel seperti yang

sudah dijelaskan diatas.

Analisis genetika Mendelian merupakan aplikasi konsep-konsep dalam teori kombinatorial yang

berhubungan erat dengan teori probabilitas. Dengan cara kombinatorial, pekerjaan analisis

genetika menjadi lebih mangkus karena tidak harus merepresentasikan semua kemungkinan

jawaban dalam diagram, tabel atau gambar. Selama mencari bahan untuk makalah ini dan setelah

menulis makalah ini, penulis dapat mengetahui bahwa penerapan teori kombinatorial sangat luas,

tidak hanya dalam matematika saja tetapi juga di bidang ilmu lainnya. Selain itu, teori

kombinatorial juga banyak teraplikasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Soal I

Berapa peluang soal yang diharapkan sebuah oleh sebuah keluarga untuk mendapatkan seorang

anak laki-laki dan berapa pula peluang untuk mendapatkan seorang anak perempuan?

Jawaban

Dik: X : kemungkinan yang dicari (anak laki-laki)

Y : Jumlah kemungkinan yang ada

P : Peluang

P=X/Y=(1 Anak laki-laki)/(1 anak laki-laki + 1 perempuan)= 1/2

Jadi kemungkinan anak yang lahir pada tiap keluarga 1 (laki-laki) : 1 (perempuan ) atau

kemungkinan besarnya 50 % : 50 %

Apabila dipilih 100 keluarga yang beranak 1 secara ramdom, berapa besar kemungkinan yang

didapat diharapkan jumlah keluarga yang memiliki anak laki-laki dan berapa pula mempunyai

anak perempuan?

Jawaban

Dik: X : kemungkinan yang dicari

Page 7: bahan peluang

Y : Jumlah kemungkinan yang ada

P : Peluang

P=X/Y.100=1/2 .100=50

Dari populasi diatas ( 100 keluarga), kemungkinan terjadi kelahiran 50 anak laki-laki dan 50

anak perempuan. Jadi pada tiap keluarga kemungkinan besar mempunyai 1 orang anak laki-laki

dan 1 orang anak perempuan.

Soal II

Jika diteliti sebuah keluarga mempunyai tiga anak dari 160 sample, maka:

Berapa kemungkinan yang didapatkan sebuah kelurga yang anaknya laki-laki semua?

Jawab

b^3=〖(1/2)〗^3= 1/8 .160=20

Jadi pada sampel 160 mempunyai kemungkinan anak yang lahir laki-laki adalah 20.

Berapa kemungkinan jumlah kelurga yang anaknya laki-laki semua?

Jawaban

Diketahui : b (anak laki-laki) dan a (anak perempuan)

b^3=〖(1/2)〗^3= 1/8 .160=20

Jadi jumlah keluarga yang mempunyai kemungkinan anaknya laki-laki semua adalah 20 keluarga

pada sampel 160.

Berapa jumlah keluarga yang diharapkan mempunyai anak: 2 laki-laki dan 1 perempuan?

Jawaban

Diketahui :

a (anak laki-laki) dan b (anak perempuan)

kombinasi : aab = 2 laki-laki; 1 perempuan

peluang = 3/8 . aab

〖3ab〗^2=3(1/2).(〖1/2)〗^2= 3/8.160=60

Jadi jumlah keluarga yang mempunyai kemungkinan anaknya 2 laki-laki dan 1 perempuan

adalah 60 keluarga pada sampel 160

Jumlah keluarga yang diharapkan mempunyai anaknya perempuan semua?

Diketahui : b (anak laki-laki) dan a (anak perempuan)

a^3=〖(1/2)〗^3= 1/8 .160=20

Jadi pada sampel 160 mempunyai kemungkinan anak yang lahir perempuan adalah 20.

Page 8: bahan peluang

Daftar Pustaka

Campbell, Neil A., Jane B.Reece, Lawrene G. Mitchell. Biologi, Edisi Kelima, Jilid 1. Penerbit

Erlangga, Jakarta, 2000.

Erlod, Susan dan William Stansflied, 2007. Genetika. Jakarta : Erlangga

Sugiyono, 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Yatim, Wildan, 1994. Genetika. Bandung: Tarsito

Rizmahardian Ashari Kurniawan , 2009. Memaknai Surah Asy-Syamsy 8-10 dengan Bahasa

Genetika ‘Hidup adalah sebuah pilihan’ [online] tersedia di :

http://chemicalzone.blogspot.com/2009/04/memaknai-surah-asy-syamsy-8-10-dengan.html di

akses 10 april 2010

Ananim. “http://www.math.itb.ac.id/~diskrit/Kuliah6baru”. Diakses 05 Mei 2010

Anonim. “Combinatorics”, Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Combinatorics.htm. Diakses

05 Mei 2010