19
BAHAN PEMBELAJARAN ANALISIS GENDER PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) BIDANG HUKUM DEPARTEMEN HUKUM & HAM TAHUN 2006 RUANG LINGKUP PENGARUSUTAMAAN GENDER Ruang lingkup Pengarusutamaan Gender (PUG) : 1. Perencanaan. Perencanaan merupakan upaya untuk mencapai tujuan secara rasional baik dalam tahapan membuat kebijakan maupun proram, di tingkat nasional,propinsi maupun kabupaten/kota. Perencanaan kebijakan merupakan penentuan tujuan dan sasaran pembangunan, sedangkan perencanaan program merupakan operasional dari kewenangan pemerintah yang dilakukan pada setiap lingkup pemerintahan di berbagai tingkatan wilayah. Perencanaan yang responsif gender. Perencanaan yang responsif gender adalah perencanaan yang dibuat oleh seluruh lembaga pemerintah, organisasi profesi, masyarakat dan yang lainnya yang disusun dengan mempertimbangkan empat aspek seperti : peran, akses, manfaat dan kontrol yang dilakukan secara setara antara perempuan dan laki-laki, sedangkan perencanaan program dilakukan setiap tahun dalam rangka menjabarkan kebijakan yang telah ditetapkan RKP (Rencana Kerja Pemerintah), dan “Koreksi” dapat saja dilakukan dalam kurun waktu tersebut apabila dirasa ada kekeliruan. 2. Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan agar mempertimbangkan aspek perencanaan tersebut diatas, apakah dalam setiap kegiatan perempuan dan laki-laki mendapat peran, akses, manfaat dan kontrol yang sama dan perlu didukung dengan menyiapkan hal-hal sebagai berikut : a. Kemampuan para pelaksana Pengarusutamaan Gender; b. Penyusunan perangkat analisis, pemantauan dan penilaian; c. Pembentukan mekanisme dan pelaksanaan PUG, antara lain : Forum Komunikasi Kelompok Kerja Panitia Pengarah (Steering Committee) Tim Penggerak PUG d. Pembentukan kebijakan formal yang mampu mengembangkan komitmen jajaran pemerintah dan swasta serta disemua tingkatan, propinsi, kabupaten an kota. Pembentukan mekanisme jejaring kerja yang melibatkan semua stakeholders dalam proses PUG; e. Pembentukan kelembagaan PUG pada instansi pemerintah disetiap wilayah. 3. Pemantauan dan evaluasi. Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan terhadap berbagai kebijakan, program dan kegiatan yang sudah disusun (direncanakan) perlu dipantau dan dievaluasi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Dapat dipertanggung jawabkan

BAHAN PEMBELAJARAN ANALISIS GENDER - · PDF file• Panitia Pengarah (Steering Committee) • Tim Penggerak PUG d. ... Melaksanakan pelatihan/advokasi untuk memberi kepekaan dan kesadaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAHAN PEMBELAJARAN ANALISIS GENDER - · PDF file• Panitia Pengarah (Steering Committee) • Tim Penggerak PUG d. ... Melaksanakan pelatihan/advokasi untuk memberi kepekaan dan kesadaran

BAHAN PEMBELAJARAN ANALISIS GENDER

PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) BIDANG HUKUM DEPARTEMEN HUKUM & HAM TAHUN 2006

RUANG LINGKUP PENGARUSUTAMAAN GENDER

Ruang lingkup Pengarusutamaan Gender (PUG) :

1. Perencanaan.

Perencanaan merupakan upaya untuk mencapai tujuan secara rasional baik dalam tahapan membuat kebijakan maupun proram, di tingkat nasional,propinsi maupun kabupaten/kota. Perencanaan kebijakan merupakan penentuan tujuan dan sasaran pembangunan, sedangkan perencanaan program merupakan operasional dari kewenangan pemerintah yang dilakukan pada setiap lingkup pemerintahan di berbagai tingkatan wilayah.

Perencanaan yang responsif gender.

Perencanaan yang responsif gender adalah perencanaan yang dibuat oleh seluruh lembaga pemerintah, organisasi profesi, masyarakat dan yang lainnya yang disusun dengan mempertimbangkan empat aspek seperti : peran, akses, manfaat dan kontrol yang dilakukan secara setara antara perempuan dan laki-laki, sedangkan perencanaan program dilakukan setiap tahun dalam rangka menjabarkan kebijakan yang telah ditetapkan RKP (Rencana Kerja Pemerintah), dan “Koreksi” dapat saja dilakukan dalam kurun waktu tersebut apabila dirasa ada kekeliruan.

2. Pelaksanaan.

Pada tahap pelaksanaan agar mempertimbangkan aspek perencanaan tersebut diatas, apakah dalam setiap kegiatan perempuan dan laki-laki mendapat peran, akses, manfaat dan kontrol yang sama dan perlu didukung dengan menyiapkan hal-hal sebagai berikut :

a. Kemampuan para pelaksana Pengarusutamaan Gender; b. Penyusunan perangkat analisis, pemantauan dan penilaian; c. Pembentukan mekanisme dan pelaksanaan PUG, antara lain :

• Forum Komunikasi • Kelompok Kerja • Panitia Pengarah (Steering Committee) • Tim Penggerak PUG

d. Pembentukan kebijakan formal yang mampu mengembangkan komitmen jajaran pemerintah dan swasta serta disemua tingkatan, propinsi, kabupaten an kota. Pembentukan mekanisme jejaring kerja yang melibatkan semua stakeholders dalam proses PUG;

e. Pembentukan kelembagaan PUG pada instansi pemerintah disetiap wilayah.

3. Pemantauan dan evaluasi.

Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan terhadap berbagai kebijakan, program dan kegiatan yang sudah disusun (direncanakan) perlu dipantau dan dievaluasi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Dapat dipertanggung jawabkan

Page 2: BAHAN PEMBELAJARAN ANALISIS GENDER - · PDF file• Panitia Pengarah (Steering Committee) • Tim Penggerak PUG d. ... Melaksanakan pelatihan/advokasi untuk memberi kepekaan dan kesadaran

b. Tepat waktu c. Sederhana; efektif dan efisien (tepat guna) d. Transparan, dapat dipercaya dengan data yang valid e. Menggunakan data terpilah menurut jenis kelamin f. Adanya indikator dan tolak ukur.

Pemantauan dan Evaluasi PUG mencakup pertanyaan-pertanyaan :

a. Sejauhmana prakondisi PUG dan komponen kunci PUG telah ada; b. Sejauhmana peremuan dan laki-laki memiliki akses dan kontrol yang sama atas sumber

sumber daya dan fasiltas-fasilitas serta pelayanan-pelayanankegiatan; c. Sejauhmana para staf, mitra kerja dan kelompok sasaran, baik perempuan dan laki-laki

telah atau belum berpartisipasi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, serta dalam pelaksanaan program;

d. Sejauhmana kinerja kegiatan staf telah responsif gender.

PROSEDUR DAN LANGKAH-LANGKAH PUG.

I. Prosedur dalam melaksanakan PUG :

1. Melaksanakan pelatihan/advokasi untuk memberi kepekaan dan kesadaran gender bagi para pengambil kebijakan maupun praktisi pembangunan;

2. Memahami visi, misi dan program organisasi, serta menilai kepekaan gender yang terkandung didalamnya;

3. Mengembangkan strategi operasional dan program aksi dalam rangka Mencapai visi, misi dan tujuan organisasi;

4. Menyediakan pangkalan data yang akurat dikumpulkan dan disajikan secara terpilah menurut jenis kelamin oleh masing-masing unit, yang secara rutin diperbaharui;

5. menyediakan data statistik gender yaitu data yang berkaitan dengan isu gender yang muncul karena permasalahan ketimpangan didalam memperoleh akses, manfaat peran, dan kontrol atas sumber daya pembangunan sekaligus memahami penyebab masalah dan kesenjangan tersebut;

6. Menyediakan piranti analisis gender; 7. Menyusun atau menyediakan indikator yang sensitif gender, baik yang kuantitatif maupun

kualitatif dalam rangka mekanisme pemantauan dan penilaian.

II. Langkah-langkah dalam melakukan PUG : 1. Meninjau dan menelaah kembali amanat dan pesan yang terkandung dalam berbagai

kesepakatan nasional mapun internasional, misalnya program kerja pemerintah dll; 2. Mempelajari statistik gender yang perlu ditangani dan memformulasikan cara

menanganinya; 3. Mengidentifikasi cara gender yang mempengaruhi program dan kegiatan; 4. Meninjau kembali berbagai kebijakan, visi, misi dan tujuan organisasi; 5. Bila ada bias, formulasikan kembali secara eksplisit kebijakan dan program tersebut untuk

memastikan bahwa manfaat yang sama akan diperoleh laki-laki dan perempuan; 6. Untuk setiap pernyataan dan rencana kebijakan tunjukan kegiatan utama yang harus

dilakukan agar tercapai tujuan kebijakan. Tugas-tugas, peran dan tanggung jawab semua

Page 3: BAHAN PEMBELAJARAN ANALISIS GENDER - · PDF file• Panitia Pengarah (Steering Committee) • Tim Penggerak PUG d. ... Melaksanakan pelatihan/advokasi untuk memberi kepekaan dan kesadaran

pihak harus teridentifikasi; 7. Paparkan advokasi kebijakan, rencana, tujuan dan kegiatan yang telah direvisi kepada

pejabat berwenang untuk memperoleh komitmen dan dukungan politik untuk mendukung Gender Focal Point serta alokasi sumber daya bagi pelaksanaannya;

8. Adakan sosialisasi suatu pertemuan orientasi dengan staf yang bersangkutan untuk memberitahukan tentang kebjakan dan rencana sektoral yang sudah direvisi;

9. Susun Gender Focal Point pada setiap departemen yang terdiri dari wakil-wakil setiap unsur/unit kerja (jumlah perempuan dan laki-laki seimbang);

10. Menyusun petunjuk pelaksanaan kebijakan dan program aksi. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN GENDER MELIPUTI 4 ASPEK : 1. Sosial Budaya.

Kondisi yang diciptakan atau direkayasa oleh norma (adat istiadat) yang membedakan peran dan fungsi laki-laki dan perempuan yang berkaitan dengan kemampuan. Baik kemampuan universal seperti intelektual maupun spesifik (khusus) yang berkaitan dengan aspek fisik biologis.

2. Agama. Penafsiran yang berbeda atau pemahaman yang kurang lengkap terhadap dalil agama akan

mewarnai serta mempengaruhi persepsi, sikap dan perilak manusia dalam menjalani hidup dan kehidupan agar mencapai suasana yang harmonis, damai dan sejahtera. Agama mengatur hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan maupun mengatur horizontal antara sesamanya.

3. Ekonomi. Adanya anggapan bahwa perempuan dengan bentuk dan keterbatasan fisik biologis ikut

dikondisikan sebagai makhluk yang kurang produktif dalam bidang ekonomi, sedangkan laki-laki dikondisikan sebagai unsur pencari nafkah yang lebih produktif. Laki-laki memperoleh kesempatan untuk berperan dalam berbagai sumber pembangunan. Di Indonesia dalam rumah tangga perempuan dipolakan sebagai unsur pengatur/pengguna penghasilan suami, dengan pembagian tugas antara yang menghasilkan (suami) dan yang mengatur pengeluaran (istri).

4. Peraturan Perundang-undangan. Secara hukum menurut UUD1945 laki-laki dan perempuan sebagai warga negara memiliki

hak dan kewajiban yang sama dalam pembangunan dan membela negara. Namun bila diamati secara teliti dan cermati dari ketentuan dasar tersebut masih dirasakan adanya pembedaan (diskriminasi) terhadap kaum perempuan dalam berbagai hal, antara lain dalam kesempatan pendidikan, perlakuan dan penggajian ditempat kerja, perlindungan terhadap tindak kekerasan termasuk hak-hak reproduksi.

KEBIJAKAN DAN PROGRAM BIDANG HUKUM DALAM MELAKUKAN PUG : 1. Memasukkan permasalahan gender dalam program pembangunan di bidang hukum dan HAM

implementasinya dapat dilakukan melalui praktek-praktek hukum seperti dikalangan peradilan

Page 4: BAHAN PEMBELAJARAN ANALISIS GENDER - · PDF file• Panitia Pengarah (Steering Committee) • Tim Penggerak PUG d. ... Melaksanakan pelatihan/advokasi untuk memberi kepekaan dan kesadaran

maupun diluar peradilan yang responsif gender; 2. Mengintegrasikan permasalahan gender dalam agenda pembangunan di bidang hukum dan

HAM; 3. Mengupayakan untuk memasukkan kerangka gender ke dalam desain, pelaksanaan rencana

dan program sektoral; 4. Mengakui adanya suatu arus utamaan dimana gagasan, keputusan dan penyebaran sumber

daya dilakukan melalui pencapaian tujuan pembangunan; 5. Mengubah arus utama agar lebih tanggap dan kondusif terhadap tujuan kesetaraan dan

keadilan gender dalam pembangunan disamping memadukan isu gender ke dalam arus utama.

ASPEK GENDER TERCERMIN DALAM 4 FUNGSI UTAMA : 1. Perencanaan.

Menyusun pernyataan atau tujuan yang jelas bagi perempuan dan laki-laki; 2. Pelaksanaan.

Memastikan bahwa strategi-strategi yang dijelaskan mempunyai dampak, baik pada perempuan maupun laki-laki.

3. Pemantauan. Mengukur kemajuan dalam pelaksanaan program, dalam hal partisipasi dan manfaat bagi

perempuan dan laki-laki. 4. Penilaian. Memastikan bahwa status perempuan maupun laki-laki sudah menjadi lebih baik sebagai hasil

prakarsa tersebut. TUJUAN DAN SASARAN PUG. 1. Tujuan PUG.

a. Membentuk mekanisme untuk formulasi kebijakan dan program yang responsif gender; b. Memberikan perhatian khusus pada kelompok-kelompok yang mengalami marjinalisasi,

sebagai dampak dan bias gender; c. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran semua pihak baik pemerintah maupun non

pemerintah sehingga mau melakukan tindakan yang sensitif gender di bidang masing-masing.

2. Sasaran PUG.

Pengarusutamaan Gender akan berhasil, jika sudah dilaksanakan oleh semua kalangan masyarakat baik yang tergabung dalam lembaga pemerintah (departemen dan non departemen), organisasi profesi, organisasi swasta, organisasi keagamaan maupun pada unit masyarakat yang terkecil yaitu keluarga. Sasaran utama PUG sesuai Inpres No.9 tahun 2000 adalah Lembaga Pemerintah, BUMN dengan kewenangan yang dimiliki, Organisasi Swasta, Organisasi Profesi, Organisasi Keagamaan dsb.

Page 5: BAHAN PEMBELAJARAN ANALISIS GENDER - · PDF file• Panitia Pengarah (Steering Committee) • Tim Penggerak PUG d. ... Melaksanakan pelatihan/advokasi untuk memberi kepekaan dan kesadaran

QUESIONER GENDER : Menurut pendapat Saudara sendiri ditinjau dari segi hukum dan Hak Asasi Manusia penerapan tentang gender itu sebaiknya bagaimana ? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Dari bentuk ketidakadilan dan diskriminasi gender, barangkali punya pengalaman dilingkungan Saudara ditinjau dari hukum dan Hak Asasi Manusia Marginalisasi (Peminggiran) ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Sub Ordinasi (Penomorduaan) ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Stereotype (Pelabelan) …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Double Burden (Beban Ganda) ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 3. Apa yang Saudara ketahui tentang isi Inpres No.9 Tahun 2000 ? ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………

Page 6: BAHAN PEMBELAJARAN ANALISIS GENDER - · PDF file• Panitia Pengarah (Steering Committee) • Tim Penggerak PUG d. ... Melaksanakan pelatihan/advokasi untuk memberi kepekaan dan kesadaran

4. Dalam rangka PUG dibidang hukum dan HAM siapa saja di unit kerja Saudara yang telah menjadi Gender Focal Point (GFP) ? dan bila sudah terbentuk bagaimana susunan organisasinya ?

……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 5. Dalam rangka PUG dibidang hukum dan HAM, barangkali Saudara

menemukan kebijakan dan program yang bias gender ? sebutkan. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 6. Isilah matrik di bawah ini, barangkali saudara melihat masalah-masalah gender bidang hukum dan HAM di unit kerjanya. Identifikasi Masalah Gender

PENGERTIAN-PENGERTIAN ANALISIS GENDER.

♦ Analisis Gender adalah proses menganalisis data dan informasi secara sistematis tentang laki-laki dan perempuan untuk mengidentifikasikan dan mengungkapkan kedudukan, fungsi, peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

♦ Data terpilah adalah nilai dari variabel-variabel yang sudah terpilah antara laki-laki dan perempuan berdasarkan topik bahasan/hal-hal yang menjadi perhatian.

♦ Data kuantitatif adalah nilai variable yang terukur.

♦ Data Kualitatif adalah nlai variable yang tidak terukur.

♦ Perencanaan adalah suatu upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemilihan alternatif tindakan yang rasionil.

Page 7: BAHAN PEMBELAJARAN ANALISIS GENDER - · PDF file• Panitia Pengarah (Steering Committee) • Tim Penggerak PUG d. ... Melaksanakan pelatihan/advokasi untuk memberi kepekaan dan kesadaran

♦ Perencanaan Kebijakan adalah perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah dan lembaga negara secara menyeluruh untuk menyusun kebijakan jangka menengah (setiap lima tahun) atau jangka pendek (setiap tahun) yang dibutuhkan bagi penyelenggaraan pemerintah nasional dan pemerinah daerah (propinsi, kabupaten/kota), berdasarkan atau mengacu pada GBHN.

♦ Kebijakan adalah langkah-langkah yang dikerjakan sesuai dengan undang-ndang da peratuan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai sasaran dan tujuan.

♦ Perencanaan Program adalah perencanaan lebih rinci untuk merealisir kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dan lembaga negara secara menyeluruh dalam upaya menyusun rencana program jangka menengah (setiap lima tahun) atau jangka pendek (setiap tahun), yang dibutuhkan bagi penyelenggaraan pemerintahan nasional dan pemerintahan daerah (propinsi, kabupaten/kota) berdasarkan atau mengacu pada kebijakan yang telah ditetapkan.

♦ Program adalah program/proyek/kegiatan operasional yang merujuk pada propenas/propeda, repeta/repetada dan APBN/APBD/APPKD.

♦ Perencanaan Kegiatan adalah perencanaan yang dlakukan oleh pemerintah dan lembaga negara secara menyeluruh untuk menyusun rencana kegiatan yang spesifik dan beragam untuk jangka menengah (setiap lima tahun) dan jangka pendek (setiap tahun), yang dibutuhkan bagi penyelenggaraan pemerintahan nasional dan pemerintahan daerah (propinsi,kabupaten/kota), berdasarkan atau mengacu pada program yang telah ditetapkan.

♦ Perencanaan yang Responsif Gender adalah perencanaan yang dilakukan dengan memasukkan perbedaan-perbedaan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki dalam proses penyusunannya.

♦ Keadilan Gender (gender equity) adalah suatu kondisi dan perlakuan yang adil terhadap perempuan dan laki-laki agar keadilan terhadap perempuan dan laki-laki terwujud, maka diperlukan langkah-langkah untuk menghentikan hal-hal yang secara psikhis,politik, dan sosial budaya dapat menghambat perempuan dan laki-laki untuk bisa berperan dan menikmati hasil dari perannya itu.

♦ Kesetaraan Gender (gender equality) adalah kesamaan kondisi dan posisi bagi perempuan dan laki-laki untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, pertahanan dan keamanan nasional dan kesamaan dalam menikmati pembangunan tersebut.

♦ Akses adalah peluang atau kesempatan dalam memperoleh atau menggunakan sumber daya tertentu

♦ Peran adalah keikut sertaan atau partisipasi seseoang/kelompok dalam suatu kegiatan dan atau dalam pengambil keputusan.

♦ Kontrol adalah penguasaan atau wewenang atau kekuatan untuk mengambil keputusan.

♦ Manfaat kegunaan sumber yang dapat dinikmati secara optimal.

Page 8: BAHAN PEMBELAJARAN ANALISIS GENDER - · PDF file• Panitia Pengarah (Steering Committee) • Tim Penggerak PUG d. ... Melaksanakan pelatihan/advokasi untuk memberi kepekaan dan kesadaran

♦ Buta Gender adalah kondisi/keadaan seseorang yang tidak memahami tentang pengertian atau konsep gender (ada perbedaan kepentingan perempuan dan laki-laki).

♦ Netral Gender adalah kebijakan/program/kegiatan atau kondisi yang tidak memihak pada salah satu jenis kelamin.

♦ Responsif Gender adalah kemampuan memberlakukan sensitif gender dalam menyusun langkah-langkah yang pada akhirnya terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender.

♦ Indikator adalah alat ukur berupa statistik yang dapat menunjukkan perbandingan, kecenderungan atau perkembangan.

♦ Indikator Input adalah apa yang menjadi modal dasar untuk terselenggaranya kegiatan.

♦ Indikator Proses adalah bagaimana model itu dijalankan

♦ Indikator Output adalah apa yang dihasilkan dari proses tersebut.

♦ Indikator Outcome adalah apa (dampak langsung) dari output yang dihasilkan.

♦ Kegiatan Produktif yaitu kegiatan yang dilakukan anggota masyarakat dalam rangka mencari nafkah. Kegiatan ini disebut juga kegiatan ekonomi karena kegiatan ini menghasilkan uang secara langsung.

♦ Kegiatan Reproduktif yaitu kegiatan yang berhubungan erat dengan pemeliharaan dan pengembangan serta menjamin kelangsungan sumber daya manusia dan biasanya dilakukan dalam keluarga. Kegiatan ini tidak menghasilkan uang secara langsung dan biasanya dilakukan bersamaan dengan tanggung jawab domestik atau kemasyarakatan dan dalam beberapa referensi disebut reproduksi sosial.

♦ Kegiatan Politik peran serta masyarakat dan sosial budaya yaitu kegiatan yang dilakukan anggota masyarakat yang berhubungan dengan bidang politik, penyusunan pengambilan dan penentuan kebijakan politik dan publik, sosial dan kemasyarakatan dan mencakup penyediaan dan pemeliharaan sumber daya yang digunakan oleh setiap orang seperti air, sekolah dan pendidikan dan lain-lain. Kegiatan ini bisa menghasilkan uang, berdampak terhadap ekonomi finansial dan bisa tidak.

Tujuan Analisis Gender.

1. Tujuan Umum.

Tujuan umum analisis gender adalah untuk menyusun kebijakan program an kegiatan pembangunan dengan memperhitungkan situasi dan kondisikan kebutuhan-kebutuhan gender.

2. Tujuan Khusus;

Memahami pengertian menganalisis posisi perempuan dan laki-laki :

⇒ Memahami pengertian analisis

⇒ Memahami tujuan analisis

Page 9: BAHAN PEMBELAJARAN ANALISIS GENDER - · PDF file• Panitia Pengarah (Steering Committee) • Tim Penggerak PUG d. ... Melaksanakan pelatihan/advokasi untuk memberi kepekaan dan kesadaran

⇒ Memahami langkah-langkah analisis gender

⇒ Memahami teknik analisis gender

⇒ Mampu melakukan analisis gender.

Ruang Lingkup Analisis Gender.

Analisis Gender ini dapat digunakan untuk menganalisis dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kebijakan program dan kegiatan dalam berbagai aspek pembangunan.

Jenis-jenis/Model Analisis Gender :

Ada beberapa model/teknik analisis gender yang pernah dikembangkan oleh para ahli antara lain :

1. Model Harvard 2. Model Mser 3. Model SWOT (Strengthen, Weakness, Oppurtunity and Threat) 4. Model Proba (Problem Based Analysis) 5. Model GAP (Gender Analysis Pathway).

1. Model Harvard Kerangka Analisis model Harvard dikembangkan oleh Harvard Institute for International Development, bekerjasama dengan kantor Women In Development (WID)-USAID. Model Harvard didasarkan pada pendekatan efisiensi WID yang merupakan kerangka analisis gender dan perenanaan gender yang paling awal.

Tujuan Kerangka Harvard :

a. Untuk menunjukkan bahwa ada suatu investasi secara ekonomi yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki secara rasional.

b. Untuk membantu para perencana merancang proyek yang lebih efisien dan memperbaiki produktivitas kerja secara menyeluruh.

c. mencari informasi yang lebih rinci sebagai dasar untuk mencapai tujuan efisiensi dengan tingkat keadilan gender yang optimal.

d. Untuk memetakan pekerjaan laki-laki dan perempuan dalam masyarakat dan melihat faktor penyebab perbedaan.

2. Model Mser Model Moser didasarkan pada pendapat bahwa perencanaan gender bersifat “teknis polities”, kerangka ini mengasumsikan adanya konflik dalam perencanaan dan proses transformasi serta mencirikan perencanaan sebagai suatu “debat”.

Alat yang digunakan kerangka ini dalam perencanaan untuk semua tingkatan dari proyek sampai ke perencanaan daerah ada 6 (enam) yaitu :

a. Alat Identifikasi Peranan Gender (Tri Peranan) b. Alat Penilaian Kebutuhan Gender

Page 10: BAHAN PEMBELAJARAN ANALISIS GENDER - · PDF file• Panitia Pengarah (Steering Committee) • Tim Penggerak PUG d. ... Melaksanakan pelatihan/advokasi untuk memberi kepekaan dan kesadaran

c. Alat Pemisahan Kontrol atas Sumber Daya dan Pengambilan Keputusan dalam Rumah Tangga

d. Alat Menyeimbangkan Peran e. Alat Matriks Kebijakan WID (Women In Development) dan GAD (Gender and

Development f. Alat melibatkan Perempuan, Organisasi Perepuan dalam Penyadaran Gender dalam

Perencanaan Pembangunan. 3. Model SWOT (Strengthen, Weakness, Oppurtunity and Threat)

Teknik ini merupakan suatu analisis manajemen dengan cara mengidentifikasi secara internal mengenai kekuatan dan kelemahan dan secara eksternal mengenai peluang dan ancaman. Aspek nternal dan Eksternal tersebut dipertimbangkan dalam kaitan dengan konsep strategis dalam rangka menyusun program aksi, langkah-langkah/tindakan untuk mencapai sasaran maupun tujuan kegiatan dengan cara memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman sehingga dapat mengurangi resiko dan dapat meningkakan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan.

4. Model Proba (Problem Based Analysis)

Teknik ini dikembangkan kerjasama Kementerian Pemberdayaan Perempuan, BKKBN dan UNFPA ditingkat pusat, propinsi dan kabupaten/koya. Teknik ini sedikit berbeda dengan GAP. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Model PROBA adalah sebagai berikut : 1. Analisis Masalah Gender.

Analisis Masalah Gender merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menetapkan/merumuskan masalah gender yang terjadi ditiap instansi atau wlayah. Beberapa tahap dalam Analisis Masalah Gender adalah : ⇒ Identifikasi data terpilah, untuk menunjukkan kesenjangan gender yang terjadi di

instansi atau wilayah masing-masing, dan jelaskan sumber data tersebut diambil. ⇒ Penetapan masalah kesenjangan gender, dari data terpilah yang menunjukkan

kesenjangan gender tersebut tetapkan masalah gender dalam bentuk kalimat yang jelas.

⇒ Identifikasi faktor penyebab, setelah masalah kesenjangan gender dirumuskan, cari faktor penyebab kesenjangan tersebut. Faktor penyebab kesenjangan dapat dilihat dari beberapa faktor yag menimbulkan bias atau berbagai bentuk diskriminasi antara laki-laki dan perempuan : • Faktor sosial / lingkungan • Faktor agama • Faktor adat istiadat / budaya • Faktor ekonomi • Faktor peraturan perundang-undangan • Faktor kebijakan • Lain-lain.

Page 11: BAHAN PEMBELAJARAN ANALISIS GENDER - · PDF file• Panitia Pengarah (Steering Committee) • Tim Penggerak PUG d. ... Melaksanakan pelatihan/advokasi untuk memberi kepekaan dan kesadaran

2. Telaah Kebijakan /program/kegiatan pembangunan. Telaah Kebijakan /program/kegiatan merupakan kegiatan menelaah kembali Kebijakan /program/kegiatan yang ada di Propenas, Renstra, Repeta di pusat dan Propeda, Renstrada, Repeta di daerah. Tahapan yang dilakukan adalah a. Analisis kebijakan, tulis kembali kebijakan, program, kegiatan yang ditulis dalam

Propenas, Renstra, Repeta di pusat dan Propeda, Renstrada, Repetada di daerah. Kebijakan, program, kegiatan yang diambil dan ditulis hendaknya berkaitan dengan data kesenjangan gender pada langkah pertama.

b. Klasifikasikan kebijakan, program, kegiatan tersebut dalam klasifikasi netral, bias atau responsif gender.

c. tetapkan kebijakan, program, kegiatan yang strategis, lanjutkan dengan menulis tujuan dari kebijakan, program, kegiatan yang ada di Propenas, Renstra, Repeta, Propeda, Renstrada, Repetada.

3. Penetapan Kebijakan, Tujuan dan Program Pokok Baru yang Responsif Gender. Kebijakan baru yang responsif Gender. Kebijakan, program, kegiatan strategis yang ternyata bias dan netral gender direformulasikan menjadi kebijakan, program, kegiatan yang responsif gender. Tujuan kebijakan, program, kegiatan baru yang responsif gender harus dituliskan dan bandingkan dengan tujuan yang lama. Program, kegiatan pokok yang responsif gender, tuliskan dan pilih program dan kegiatan pokok yang responsif gender berdasarkan tujuan baru yang akan dicapai.

4. Penyusunan Kegiatan Intervensi. Setelah program ditetapkan selanjutnya ditentukan kegiatan intervensi yang perlu dilakukan. Didalam uraian kegiatan intervensi, tetapkan pula target, sasaran, pelaksana dan waktu pelaksanaan.

5. Model GAP (Gender Analysis Pathway).

5. Pembentukan Gender Focal Point dan Pengembangan Kelompok Kerja (Pokja) PUG.

PUG dapat dilaksanakan dengan lancar kalau ada sekelompok orang yang senantiasa bekerja dengan penuh perhatian untuk melihat perkembangan pelaksanaan PUG dan membantu mengatasi masalah yang terjadi. Anggota GFP adalah mereka yang pernah mendapatkan informasi gender baik melalui jalur formal maupun informal, sedangkan anggota pokja diambil dari anggota GFP.

Kemampuan yang dibutuhkan untuk GFP :

• Komunikasi yang baik • Pengambilan keputusan • Meyakinkan • Mengatasi resistensi • Bekerja sama • Membangun jaringan

Page 12: BAHAN PEMBELAJARAN ANALISIS GENDER - · PDF file• Panitia Pengarah (Steering Committee) • Tim Penggerak PUG d. ... Melaksanakan pelatihan/advokasi untuk memberi kepekaan dan kesadaran

6. Rencana Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan langkah-langkah analisis dan mengadakan perbaikan apabila diperlukan. Selanjutnya laporan monitoring evaluasi menjadi bahan masukan untuk analisis berikutnya.

Sebelum melakukan monitoring dan evaluasi perlu ditentukan indikator atau alat monitoring dan evaluasi yang akan digunakan.

LK-A

DATA KUANTITATIF MENURUT JENIS KELAMIN