14
Perkembangan a. Pengertian Perkembangan Pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut : Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karenabertambah besarnya sel (IDAI, 2002, 32). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ- organ, dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002, 33). b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pola perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi perkembangan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1) Faktor Dalam (Internal) a) Genetika Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan tulang, alat seksual, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang, yaitu :

bahan perkembangan.doc

  • Upload
    arlin

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

xjjj

Citation preview

Perkembangana. Pengertian PerkembanganPengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut :

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karenabertambah besarnya sel (IDAI, 2002, 32). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002, 33).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PerkembanganPola perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi perkembangan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor Dalam (Internal)

a) Genetika

Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan tulang, alat seksual, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang, yaitu :

i. Perbedaan ras, etnis, atau bangsa

ii. Keluarga

iii. Umur

iv. Jenis Kelamin

v. Kelainan Kromosom

b) Pengaruh hormon

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur 4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary. Selain itu, kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.

2) Faktor eksternal (lingkungan)

Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.

a) Faktor pranatal (selama kehamilan),meliputi :

i. Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir kehamilan.

ii. Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan congenital misalnya club foot.

iii. Toksin/zat kimia, radiasi

iv. Kelainan endokrin

v. Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual

vi. Kelainan imunologi

vii. Psikologis ibu

b) Faktor kelahiran

Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.c) Faktor pascanatal

Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan anak adalah gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan.

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi menjadi 3 kebutuhan dasar yaitu:

1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)

Meliputi:

- pangan/gizi

- perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan yang teratur, pengobatan

- pemukiman yang layak

- kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan

- pakaian

- rekreasi, kesegaran jasmani

2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)

Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental, atau psikososial.

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)

Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya. Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan mengalami tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya.

c. Ciri-Ciri Perkembangan Anak Yang Normal

Perkembangan anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :

1)Perkembangan adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.

2) Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.

4) Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.

5) Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas.

6) Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.

7) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai. (Soetjiningsih, 1995).d. Tahap-Tahap Perkembangan BayiTahapan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Masa Pranatal

Kehidupan bayi pada masa prenatal dikelompokkan menjadi dua periode yaitu :

a) Masa embrio yang dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi akan datang dengan cepat menjadi suatu organisme yang berdeferensiasi secara pesat untuk membentuk berbagai sistem organ tubuh.b) Masa fetus yang dimulai sejak kehamilan 9 minggu sampai masa kelahiran. Masa fetus terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah masa fetus dini (usia 9 minggu sampai trimester dua), dimana terjadi percepatan pertumbuhan dan pembentukan manusia sempurna serta alat tubuh mulai berfungsi. Yang kedua adalah masa fetus lanjut (trimester akhir) yang ditandai dengan pertumbuhan tetap yang berlangsung cepat disertai dengan perkembangan fungsi-fungsi.

2) Masa Neonatal

Masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh. Saat lahir, berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar antara 2500- 4000 gram, panjang badan berkisar 50 cm dan berat otak sekitar 350 gram. Selama 10 hari pertama biasanya terdapat penurunan berat badan sekitar 10% dari berat badan lahir, kemudian berat badan bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan. Masa neonatal ini, refleks-refleks primitif yang bersifat fisiologis akan muncul. Diantaranya adalah refleks moro, yaitu refleks merangkul, yang akan hilang pada usia 3-5 bulan, refleks menghisap (sucking refleks); refleks menoleh (rooting refleks); refleks mempertahankan posisi leher/kepala (tonick neck refleks); refleks memegang (palmar graps refleks) yang akan menghilang pada usia 6-8 tahun. Refleks-refleks tersebut terjadi secara simetris dan akan menghilang seiring dengan bertambahnya usia. Fungsi pendengaran dan penglihatan juga mulai berkembang.

3) Masa bayi 1-12 bulan

Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat. Pada umur 5 bulan berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir, sementara pada umur 1 tahun berat badannya sudah menjadi 3 kali lipat. Sedangkan untuk panjang badan, pada umur 1 tahun sudah menjadi satu setengah kali panjang badan saat lahir. Pertambahan lingkar kepala juga pesat. Pada 6 bulan pertama, pertumbuhan lingkar kepala sudah mencapai 50%. Oleh karena itu, diperlukan pemberian gizi yang baik, yaitu dengan memperhatikan prinsip menu gizi seimbang. Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola koordinasi bola mata untuk mengikuti suatu obyek, membedakan seseorang dengan benda, senyum naluri dan bersuara.

Terpenuhinya rasa aman dan kasih sayang yang cukup mendukung perkembangan yang optimal pada masa ini. Pada posisi telungkup, anak berusaha mengangkat kepala. Jika tidur telentang, anak lebih menyukai sikap memiringkan kepala ke samping. Pada tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan menoleh ke kiri-kanan saat telungkup. Setelah usia lima bulan anak mampu membalikkan badan dari posisi telentang ke telungkup dan sebaliknya, berusaha meraih benda-benda di sekitarnya untuk dimasukkan ke mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana yang menyenangkan, misalnya diajak bercanda, sebaliknya akan menangis pada suasana yang tidak menyenangkan. Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar pada posisi telungkup untuk menjangkau benda-benda di sekitarnya. Sekitar usia sembilan bulan, anak bergerak merayap atau merangkak dan mampu duduk sendiri tanpa bantuan. Apabila dibantu berdiri, anak berusaha untuk melangkah sambil berpegangan. Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih sempurna sehingga anak dapat mengambil benda dengan menjepitnya. Kehadiran orang asing akan membuatnya cemas (stranger anxiety), demikian juga perpisahan dengan ibunya. Anak suka sekali bermain ci-luk-ba. Pada usia 9 bulan-1 tahun, anak mampu melambaikan tangan, bermain bola, memukul mukul mainan dan memberikan benda yang dipegang bila diminta. Berdasarkan teory psikososial (Erikson), anak berada pada tahap percaya dan tidak percaya , sehingga lingkungan dalam hal ini orang tua yang memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup, akan menumbuhkan rasa percaya diri anak. Sedangkan menurut teori psikoseksual (Sigmund Freud), anak berada pada fase oral, sehingga segala sesuatu yang dipegangnya cenderung dimasukkan ke dalam mulut. Oleh karena itu, orang tua harus memperhatikan keamanan dan kebersihan makanan maupun permainan anaknya.

Masa ini merupakan perkembangan interaksi yang menjadi dasar persiapaan untuk menjadi anak yang lebih mandiri. Kegagalan untuk memperoleh perkembangan interaksi yang positif dapat menyebabkan terjadinya kelainan emosional dan sosialisasi pada masa mendatang. Oleh karena itu diperlukan hubungan yang mesra antara ibu (orang tua) dan anak.

e. Deteksi Dini Tumbuh Kembang AnakDeteksi Perkembangan menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih (1995), terdapat empat aspek perkembangan anak balita, yaitu :a) Kepribadian/tingkah laku social (personal social), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.

b) Motorik halus (fine motor adaptive), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang tepat, serta tidak memerlukan banyak tenaga, misalnya memasukkan manik-manik ke dalam botol, menempel dan menggunting.c) Motorik kasar (gross motor), yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar tubuh karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan dan berlari.d) Bahasa (language), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara secara spontan. Pada masa bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif, sehingga pernyataan akan perasaan atau keinginan dilakukan melalui tangisan atau gerakan. Semakin bertambahnya usia, anak akan menggunakan bahasa aktif, yaitu dengan berbicara.

Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan modifikasi dari tes/skrining perkembangan yang ditemukan oleh Frankerburg, yang dikenal dengan Denver Development Screening Test (DDST), yaitu salah satu test atau metode skrining yang sering digunakan untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun. Perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan personal sosial, motorik halus, motorik kasar dan bahasa pada anak.

Pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita) perkembangan balita dibagi menjadi 7 aspek perkembangan, yaitu perkembangan :

a) Tingkah laku sosial

b) Menolong diri sendiri

c) Intelektual

d) Gerakan motorik halus

e) Komunikasi pasif

f) Komunikasi aktif

g) Gerakan motorik kasar

Banyak milestone perkembangan anak yang penting dalam mengetahui taraf perkembangan seorang anak (yang dimaksud dengan milestone perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu), misalnya :

a) 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara1-2 minggu kemudian

b) 12-16 minggu: menegakkan kepala, tengkurap sendiri menoleh ke arah suara memegang benda yang ditaruh di tangannya

c) 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya

d) 26 minggu : Dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya Duduk, dengan bantuan kedua tangannya ke depan, Makan biskuit sendiri

e) 9-10 bulan : Menunjuk dengan jari telunjuk, Memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk, Merangkak, Bersuara da da

f) 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal

Dengan mengetahui berbagai milestone, maka dapat diketahui apakah seorang anak perkembangannya terlambat ataukah masih dalam batas-batas normal. Kalau ada kecurigaan

dapat dilakukan tes skrining (deteksi dini) dan intervensi dini agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal, antara lain dengan DDST (Denver Development Screening Test) yaitu meliputi :

a) Motorik kasar

i. Berdiri pada satu kaki selama 1 detik

ii. Lompat di tempat

iii. Naik sepeda roda 3 (tiga)

iv. Lompatan lebar

v. Berdiri pada satu kaki selama 5 detik

b) Motorik halus

i. Mencoret sendiri

ii. Menata dari 4 kubus

iii. Menata dari 8 kubus

iv. Meniru garis vertikal dalam batas 300

v. Mengeluarkan manik-manik dari botol sendiri

vi. Mengeluarkan manik-manik dari botol dengan contoh

vii. Mengikuti membuat +

viii. Mengikuti membuat O

ix. Meniru jembatan

x. Membedakan garis panjang (3 dari 3 atau 5 dari 6).

c) Personal sosial

i. Memakai baju

ii. Mencuci dan menyeka tangan dengan lap

iii. Mudah dipisahkan dari ibu

iv. Bermain dengan anak lain

v. Mengancing bajuvi. Memakai baju dengan pengawasanvii. Memakai baju tanpa bantuan

Berdasarkan buku Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang yang disusun oleh Departemen Kesehatan RI, tes perkembangan yang dapat dilakukan adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah (KPAP), Tes Daya Lihat dan tes kesehatan mata (TDL), serta Tes Daya Dengar anak (TDD) (Depkes RI, 1996).f. Masalah-Masalah Tumbuh Kembang Anak

Dalam buku Pedoman Pembinaan Perkembangan Anak Di Keluarga yang disusun oleh Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, masalah-masalah/gangguan pada masa kecil atau kelainan yang dibawa sejak lahir sering mengakibatkan hambatan pada perkembangan anak (Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, 1992). Masalah tumbuh kembang yang sering timbul :

1) Gangguan perkembangan motorik

Perkembangn motorik yang lambat dapat disebabkan oleh :

a) Faktor keturunan

b) Faktor lingkungan

c) Faktor kepribadian

d) Retardasi mental

e) Kelainan tonus otot

f) Obesitas

g) Penyakit neuromuscular

h) Buta

2) Gangguan perkembangan bahasa

Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai faktor yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensi rendah, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, faktor keluarga, kembar, psikosis, gangguan lateralisasi, masalah-masalah yang berhubungan dengan disleksia dan afasia.

3) Gangguan fungsi vegetatif

a) Gangguan makan

b) Gangguan fungsi eliminasi

c) Gangguan tidur

d) Gangguan kebiasaan

e) Kecemasan

Kecemasan pada umumnya merupakan bagian dari perkembangan. Tetapi bila kecemasan ini berlebihan sehingga mempunyai efek terhadap interaksi sosial dan perkembangan anak, maka merupakan hal yang patologis yang memerlukan suatu intervensi.

5) Gangguan suasana hati (mood disorders)

Gangguan tersebut antara lain adalah major depression yang ditandai dengan disforia, kehilangan minat, sukar tidur, sukar konsentrasi, dan nafsu makan yang terganggu.

6) Bunuh diri dan percobaan bunuh diri

Bunuh diri sering merupakan penyelesaian masalah psikologi dan lingkungan bagi remaja.

7) Gangguan kepribadian yang terpecah (disruptive behavioural disorders)Kelainan ini mungkin sebagai akibat dari frustasi dan kemarahan.

8) Gangguan perilaku seksual

Gangguan perilaku seksual antara lain transseksualism, transventism, dan homoseksual.

9) Gangguan perkembangan pervasif dan psikosis pada anak

Meliputi autisme (gangguan komunikasi verbal dan non verbal, gangguan perilaku dan interaksi sosial), Asperger (gangguan interaksi sosial, perilaku yang terbatas dan diulang-ulang, obsesif), childhood disintegrative disorder (demensia heller), dan kelainan Rett (kelainan x-linked dominan pada anak perempuan).

10) Disfungsi neurodevelopmental pada anak usia sekolah

Disfungsi susunan saraf pusat sering disertai dengan kemampuan akademik yang di bawah normal, kelainan perilaku dan masalah dalam interaksi sosial.

11) Kelainan saraf dan psikiatrik akibat dari trauma otak

Trauma otak meningkatkan resiko gangguan intelektual maupun psikiatris, terutama bila trauma berat.

12) Penyakit psikosomatik

Konflik psikologik yang dapat memberikan gejala somatik disebut psikosomatik. Contohnya adalah kelainan konversi hipokondriasis, sindrom Munchausen by proxy, reflex sympathetic dystrophy (Soetjiningsih dkk, 2002).