8

Bahan Presentasi Rapat Koordinasi Dg Bupati Pati Soal Stasiun Pompa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Presentasi ini bagian dari inisiasi mewujudkan Ketahanan Pangan dengan mendorong penyediaan infrastruktur air-irigasi

Citation preview

Page 1: Bahan Presentasi Rapat Koordinasi Dg Bupati Pati Soal Stasiun Pompa
Page 2: Bahan Presentasi Rapat Koordinasi Dg Bupati Pati Soal Stasiun Pompa

AIR DAN SWASEMBADA PANGANStudi Kasus Stasiun Pompa Tambakromo, Pati

5 Syarat Penunjang

Swasembada Pangan:

1. Teknologi budidaya

(Kementerian Pertanian)

2. Pengairan (PU-Pengairan)

3. Benih, Pupuk dan Pembiayaan

(BUMN)

4. Distribusi Sarana Produksi

Pertanian/Saprotan (Koperasi

dan UKM serta BUMDes)

5. Peramalan Produksi

(Kemenkominfo, BPS, dan

Lapan)

Stasiun Pompa

Tambakromo

1. Volume air dari Kelambu Kanan, hanya sekitar 7-8 m³/detik, dan sudah terpetakan penggunanya, jika diambil 1,5 – 2 m³/detik untuk mengairi sepanjang saluran Stasiun Pompa Tambakromo, butuh pembahasan mendalam agar tidak menimbulkan konflik horizontal antar petani pengguna air.

2. Besarnya biaya pembelian solar untuk menghidupkan pompa. Untuk MT. I butuh solar

sekitar 84.960 liter=Rp. 543.744.000,-, sedangkan di MT II solar sebanyak 80.640 liter=Rp. 516.096,-

3. Rusaknya bangunan rumah pompa dan saluran irigasi, termasuk pintu air, yang diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp. 400 Juta

3 Masalah Pengairan di Lahan Pengguna

Stasiun Pompa Tambakromo:

Page 3: Bahan Presentasi Rapat Koordinasi Dg Bupati Pati Soal Stasiun Pompa

Lahan Pertanian di sekitar Stasiun Pompa

Tambakromo hanya mengandalkan air

hujan, karena pompa tidak beroperasi

Lahan Pertanian yang menggantungkan air dari Stasiun Pompa

tambakromo, seluas ± 1.200 ha, di 10 desa: Kedumulyo, Cengkalsewu (Kec.

Sukolilo), Jimbaran, Slungkep, Kayen, Jatiroto (Kec. Kayen), Tambaharjo,

Tambahagung, Kedalingan, Mangunrekso (Kec. Tambakromo).

Pada musim tanam I (penghujan), 1 ha sawah bisa menghasilkan rata-rata

7 ton gabah, atau 8.400 ton. Sedangkan di MT II hasilnya tidak menentu,

hanya sekitar 2 ton, itu pun tidak pasti berhasil, jika gagal petani hanya

memanfaatkan tanaman padi untuk pakan ternak. Artinya ada potensi

panen gabah yang hilang yang sangat besar.

Oleh karenanya, revitalisasi Stasiun Pompa Tambakromo menjadi sangat

layak untuk segera dilaksanakan.

Page 4: Bahan Presentasi Rapat Koordinasi Dg Bupati Pati Soal Stasiun Pompa

Pompa tidak beroperasi krn tidak ada air dan mahalnya biaya solar

Kurangnya ketersediaan air dari Jeratun Seluna

Saluran tidak terairi air

Sawah tidak rerairi, risiko gagal panen

PERMASALAHAN DAMPAK-AKIBAT

Page 5: Bahan Presentasi Rapat Koordinasi Dg Bupati Pati Soal Stasiun Pompa

DAFTAR MASALAH DAN ALTERNATIF SOLUSI

REVITALISASI STASIUN POMPA TAMBAKROMO

MASALAH SEBAB SOLUSI

KURANGNYA PASOKAN AIR Volume air dari Kelambu Kanan, hanya

sekitar 7-8 m³/detik, dan sudah

terpetakan penggunanya, jika diambil

1,5 – 2 m³/detik untuk mengairi

sepanjang saluran Stasiun Pompa

Tambakromo, dihawatirkan muncul

permasalahan sesama petani

pengguna air

1. Mengkaji potensi ketersediaan suply air & komunikasi -

kesepakatan organisasi petani pengguna lainnya utk

hindari konflik horizontal terkait distribusi air, di antaranya

sistem giliran distribusi dengan pengawasan yang baik.

2. Mengusulkan penambahan debet dari Klambu Kanan

dan/atau menambah luasan/kedalaman saluran ke

Pemprov/Pemerintah Pusat.

3. Membuat penampungan2 air baru untuk menyimpan air

Jeratun Seluna pada saat tidak dipergunakan (pada

musim hujan/berlimpah)

MAHALNYA BIAYA SOLAR UNTUK

OPERASIONAL POMPA

1. Belum adanya kesadaran iuran

dari petani pengguna,

dikarenakan belum ada

jaminan/bukti air bisa mengairi dari

hulu sampai hilir (di 10 desa)

2. Belum kuatnya organisasi petani

untuk mengelola iuran dan kinerja

irigasi stasiun pompa

3. Belum adanya energi alternatif

selain solar

1. Menyediakan dana stimulan, baik dari pemerintah

dan/atau pihak ketiga (swasta) untuk membantu

pembelian solar dengan jumlah yang mampu mencukupi

dan menjamin air dapat sampai dari hulu hingga hilir.

2. Untuk tahap selanjutnya harus disepakati adanya iuran

dari petani dg sistem bagi hasil dalam jumlah yang umum

dan dapat menutup biaya pembelian solar, operasional

pengelola, serta perawatan pompa dan saluran irigasi

3. Penguatan organisasi petani pengelola serta legalisasi

organisasi

4. Menggunakan alternatif energi non solar yang lebih

murah dan dapat memberi dampak positif ke petani:

pellet energi dari limbah pertanian

Page 6: Bahan Presentasi Rapat Koordinasi Dg Bupati Pati Soal Stasiun Pompa

DATA PENGGUNAAN SOLAR STASIUN POMPA

TAMBAKROMO

I. BIAYA PEMBELIAN SOLAR STASIUN POMPA TAMBAKROMO

Keterangan:

1. Selain mahalnya biaya

yang harus dikeluarkan

untuk membeli solar,

pada masa tertentu

petani atau pengelola

juga akan kesulitan

mendapatkan solar,

sehingga dibutuhkan

alternatif energi agar

tidak tergentung solar.

2. Estimasi biaya iuran petani

Rp. 480 Juta per MT (dg

catatan panen berhasil

dengan hasil per ha

minimal 7 Ton)

MUSIM TANAM I

PEMBENIHAN 2 mesin x 24 jam x 30 liter x Rp 6.400 x 12hari Rp 110.592.000

PRA TANAM-PENGOLAHAN TANAH 2 mesin x 24 jam x 30 liter x Rp 6.400 x 17hari Rp 156.672.000

PEMUPUKAN AWAL 2 mesin x 24 jam x 30 liter x Rp 6.400 x 10hari Rp 92.160.000

PEMUPUKAN KEDUA 2 mesin x 24 jam x 30 liter x Rp 6.400 x 10hari Rp 92.160.000

PENAMBAHAN 2 mesin x 24 jam x 30 liter x Rp 6.400 x 10hari Rp 92.160.000

TOTAL BIAYA PEMBELIAN SOLAR Rp 543.744.000

MUSIM TANAM II

PEMBENIHAN 2 mesin x 24 jam x 30 liter x Rp 6.400 x 7 hari Rp 64.512.000

PRA TANAM-PENGOLAHAN TANAH 2 mesin x 24 jam x 30 liter x Rp 6.400 x 14 hari Rp 129.024.000

PEMUPUKAN AWAL 2 mesin x 24 jam x 30 liter x Rp 6.400 x 10 hari Rp 92.160.000

PEMUPUKAN KEDUA 2 mesin x 24 jam x 30 liter x Rp 6.400 x 10 hari Rp 92.160.000

PENAMBAHAN 2 mesin x 24 jam x 30 liter x Rp 6.400 x 15 hari Rp 138.240.000

TOTAL BIAYA PEMBELIAN SOLAR Rp 516.096.000

Page 7: Bahan Presentasi Rapat Koordinasi Dg Bupati Pati Soal Stasiun Pompa

INSIATIF PETANI: HARAPAN BESAR STASIUN POMPA

DAPAT KEMBALI BEROPERASI

Perwakilan Petani berkonsltasi

dg Ka. PSDA Jeratun Seluna

menyampaikan harapan

stasiun pompa dapat

beroperasi lagi. Kliping media

(kanan)

Page 8: Bahan Presentasi Rapat Koordinasi Dg Bupati Pati Soal Stasiun Pompa

TAHAPAN REVITALISASI RUMAH POMPA TAMBAKROMO

KOORDINASI INSTANSI TERKAIT, PETANI DAN PIHAK KETIGA

1. BUPATI PATI

2. BALAI BESAR WS PEMALI JUANA

3. PSDA JATENG

4. PSDA JERATUN SELUNA-KUDUS

5. BAPPEDA KAB. PATI

6. DINAS PERTANIAN KAB. PATI

7. PU-PENGAIRAN KAB. PATI

PIHAK KETIGA-SWASTA YANG MEMILIKI KOMITMEN KETAHANAN

PANGAN-FRANKY WELIRANG

1. P3A DAN FP3A JERATUN SELUNA

2. P3A STASIUN POMPA TAMBAKROMO (dirintis dan diperkuat)

1. Pendampingan pembentukan organisasi petani

2. Bantuan dana rehab rumah pompa, normalisasi

saluran dan biaya solar awal (stimulan)

1. Keputusan/solusi

distribusi air ke

stasiun pompa

2. Aturan2 yang harus

ditaati oleh petani

jika disetujui

distribusi air

3. Bantuan dana

APBD untuk

solar/perawatan

4. Pembinaan

Keputusan air bisa didistribusikan ke

stasiun pompa oleh PSDA

Petani bersepakat mematuhi aturan distribusi dan

kesanggupan iuran untuk selanjutanya oleh P3A

Perbaikan rumah pompa, saluran dan bantuan biaya solar oleh FW

dan P3A-Pemerintah

1. Stasiun Pompa

normal-beroperasi

dg lancar

2. Petani dapat

bertanam

setidaknya 2 MT

dg sukses

3. Petani dapat

swadaya

menanggung

biaya operasional

solar dan

pengelolaan

4. PSDA dan Petani

berkenan

melakukan

perawatan

berkala

KERJA-EKSEKUSI HASIL-TIND. LANJUT