118
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa, “Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan” (Depdiknas, 2006:47).Pencapaian SK dan KD tersebut pada pembelajaran IPA didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru dengan berorientasi kepada tujuan kurikuler Mata Pelajaran IPA. Salah satu tujuan kurikuler pendidikan IPA di Sekolah Dasar adalah “Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,memecahkan masalah dan membuat keputusan;” (Depdiknas, 2006: 48).

Bahan Pts Up Date Kiswandi

  • Upload
    hilman

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bahan pts

Citation preview

Page 1: Bahan Pts Up Date Kiswandi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan

bahwa, “Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di

SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai

oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum

di setiap satuan pendidikan” (Depdiknas, 2006:47).Pencapaian SK dan

KD tersebut pada pembelajaran IPA didasarkan pada pemberdayaan

peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan

pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru dengan berorientasi kepada

tujuan kurikuler Mata Pelajaran IPA. Salah satu tujuan kurikuler pendidikan

IPA di Sekolah Dasar adalah “Mengembangkan keterampilan proses

untuk menyelidiki alam sekitar,memecahkan masalah dan membuat

keputusan;” (Depdiknas, 2006: 48).

Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA, guru sebagai pengelola

langsung pada proses pembelajaran harus memahami karakteristik (hakikat)

dari pendidikan IPA sebagaimana dikatakan (Depdiknas, 2006:47), bahwa:

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi

Page 2: Bahan Pts Up Date Kiswandi

dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Karakteristik pendidikan IPA yang digariskan oleh Departemen

Pendidikan Nasional sejalan dengan pandangan para pakar pendidikan IPA di

tingkat Internasional. Menurut Trowbridge & Bybee (1990:48) IPA merupakan

perwujudan dari suatu hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama,

yaitu: IPA sebagai suatu proses dan metode (methods and processes); IPA

sebagai produk-produk pengetahuan (body of scientific knowledge), dan IPA

sebagai nilai-nilai (values). IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry

methods) meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis

untuk memperoleh produk-produk IPA atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya

observasi, pengukuran, merumuskan dan menguji hipotesis, mengumpulkan

data, bereksperimen, dan prediksi. Dalam wacana seperti itu maka IPA bukan

sekadar cara bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan ‘science as a way

of knowing’. Artinya, IPA sebagai proses juga dapat meliputi kecenderungan

sikap/tindakan, keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan seperangkat prosedur.

Sementara nilai-nilai (values) IPA berhubungan dengan tanggung jawab moral,

nilai-nilai sosial, manfaat IPA untuk IPA dan kehidupan nanusia, serta sikap

dan tindakan (misalnya, keingintahuan, kejujuran, ketelitian, ketekunan, hati-

hati, toleran, hemat, dan pengambilan keputusan).

Karakteristik dan pengertian IPA sebagaimana diuraikan di atas

secara singkat terangkum dalam pengertian IPA menurut Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Mata Pelajaran IPA, bahwa IPA adalah “cara

Page 3: Bahan Pts Up Date Kiswandi

mencari tahu secara sistematis tentang alam semesta”. Dalam proses mencari

tahu ini pembelajaran IPA dirancang untuk mengembangkan Kerja Ilmiah dan

Sikap Ilmiah siswa. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa proses

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menuntut guru mampu menyediakan

mengelola pembelajaran IPA dengan suatu metode dan teknik penunjang yang

memungkinkan siswa dapat mengalami seluruh tahapan pembelajaran yang

bermuatan keterampilan proses, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep.

Sementara kenyataan di lapangan, pada mayoritas SD, tuntutan karak-

teristik pendidikan IPA sebagaimana diamanatkan oleh KTSP masih jauh dari

yang dimaksudkan.Implementasi KTSP lebih terfokus pada pembenahan jenis-

jenis administrasi pembelajaran. Sedangkan dalam pelaksanaan KBM belum

menunjukkan perubahan yang sangat berarti. Hal ini disebabkan antara lain,

pemberlakukan KTSP belum disertai dengan pelatihan bagi guru-guru

bagaimana mengelola pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Selain itu, fasilitas pembelajaran IPA seperti media dan alat peraga, kualitas

dan kuantitasnya tidak banyak berubah, yaitu jauh dari memadai.

Pembelajaran seharusnya diselenggarakan secara interaktif, inspiratif

dalam suasana yang menyenangkan, meng-gairahkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk semua itu maka

diperlukan adanya standar proses pembelajaran.

Page 4: Bahan Pts Up Date Kiswandi

PP No. 19 tahun 2005 standar proses pembelajaran meliputi perencanaan

proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil

pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk bisa terlaksananya

proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Tugas pokok guru adalah menyusun perencanaan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar siswa. Agar mutu

pendidikan dapat dicapai secara optimal, maka pelaksanaan tugas pokok guru

tersebut harus mendapat pengawasan baik dari pengawas sekolah maupun

kepala sekolah. Pengawasan proses pembelajaran adalah salah satu bentuk

penjaminan mutu yang dilakukan secara internal (sekolah) untuk memberikan

layanan bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Sebagai

bentuk pengawasan eksternal oleh pengawas/penilik, supervisi akademik juga

dapat difungsikan sebagai pengawasan internal, dan dalam kaitan dengan itu,

pengawasan proses pembelajaran menjadi tanggungjawab Kepala Sekolah

selaku supervisor pembelajaran, guru bersangkutan sebagai proses evaluasi dan

refleksi diri, serta oleh sejawat (guru) sebagai bentuk kepedulian terhadap mutu

pembelajaran bidang sejenis/serumpun. Pengawasan proses pembelajaran

dilakukan pada aspek perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses

pembelajaran, yang dilaksanakan pada awal, tengah, dan akhir semester.

Permasalahan umum yang saat ini masih menimpa dunia pendidikan kita

juga terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan yang dialami SDN 10

Petarukan Kecamatan petarukan, yaitu di samping keterbatasan tenaga guru

yang dimiliki tidak sesuai dengan jumlah guru yang diperlukan juga tingkat

Page 5: Bahan Pts Up Date Kiswandi

kemampuan guru dalam mengajar masih sangat rendah. Maka untuk mengatasi

dan mengantisipasi rendahnya mutu pendidikan salah satu cara yang dapat

dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan. Untuk

meningkatkan pelayanan pendidikan pada tingkat instruksional harus dimulai

dari peningkatan kualitas layanan yang secara operasional dilaksanakan oleh

guru.

Hal ini berlandaskan pada pemikiran bahwa guru memegang peranan

yang sangat vital dan strategis dalam upaya pengembangan dan pembaharuan

pendidikan.Guru merupakan kunci utama proses pendidikan. Apapun

kurikulum dan sarana yang dimiliki sekolah, pada akhirnya gurulah yang

menggunakan dalam proses pendidikan. Untuk itu guru dituntut agar mampu

memfasilitasi kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan, memberikan

motivasi kepada siswa, menyediakan iklim belajar yang kondusif, melakukan

inovasi-inovasi dalam pembelajaran, dan mampu mentransfer ilmu

pengetahuan serta nilai-nilai kepada siswa. Oleh sebab itu keberhasilan

program layanan pendidikan pada tingkat instruksional sangat tergantung pada

kemampuan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar. Tanpa guru,

pendidikan hanya akan menjadi slogan muluk, karena segala bentuk kebijakan

program pada akhirnya ditentukan oleh kinerja pihak yang berada pada garis

terdepan yaitu guru. Untuk itu guru harus dikelola dengan baik sehingga

mampu dan siap bekerja secara optimal.

Untuk mewujudkan peningkatan kualitas profesi guru di bidang studi

mata pelajaran IPA tidak akan terlepas adanya pembinaan dari pengawas

Page 6: Bahan Pts Up Date Kiswandi

sekolah, karena bertugas melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan

manajerial di sekolah yang ditunjuk melalui kegiatan pemantauan, penilaian,

pembinaan, serta pelaporan dan tindak lanjut.Tanggung jawab pengawas

sekolah adalah meningkatkan mutu pembelajaran agar dapat mempertinggi

mutu hasil belajar siswa serta meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan

di sekolah.

Kenyataan menunjukkan bahwa saat ini prestasi peserta didik atau nilai

ulangan semester I tahun pelajaran 2014/2015 di SD Negeri 10 Petarukan

masih jauh dari harapan. Sebagai indikator adalah hasil analisis tes peserta

didik dengan ketuntasan belajar kurang 75%. Demikian juga pencapaian nilai

ujian akhir sekolah bidang studi IPA masih jauh dari KKM yang ditentukan.

Dari hasil pengamatan langsung observasi awal, salah satu penyebabnya guru

yang mengajar di sekolah tersebut belum mengetahui strategi dan teknik

mengajar atau cara penerapan proses belajar-mengajar secara benar dan efektif,

karena mayoritas guru-guru yang mengajar dalam penerapan metode/model

kurang bervariasi dan menganggap kemampuan siswa sama dengan

guru.Ternyata dalam melaksanakan pembelajaran banyak guru yang

mengalami kesulitan, sehingga hasil belajar siswa kurang optimal.

Mata pelajaran IPA dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat

dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPA

disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses

pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di

Page 7: Bahan Pts Up Date Kiswandi

masyarakat (Lasmawan,2010:3). Dengan pendekatan tersebut diharapkan

peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam

pada bidang ilmu yang berkaitan. Kekurangmampuan guru dalam

melaksanakan pada proses pembelajaran merupakan akibat dari terbatasnya

guru dalam sistem memilih strategi pembelajaran dan kurangnya wawasan

guru tentang pendekatan, strategi, metode, teknik mengajar, mengajar dalam

pengetian mengatur lingkungan untuk membelajarkan peserta didik.

Sesungguhnya semua guru mempunyai daya kesanggupan yang lebih

besar daripada yang mereka pergunakan jika benar-benar diberi kesempatan,

bimbingan, dan jalan untuk mengembangkan kesanggupan-kesanggupannya.

Peranannya dalam kelas maupun dalam proses administrasi pendidikan tidak

kurang pentingnya.

Karena itu guru perlu diberikan bantuan sesuai dengan kebutuhannya

untuk mengatasi kelemahan ataukekurangan dalam proses pembelajaran,

sehingga dapat lebih meningkatkan keterampilan mengajar dan sikap

profesionalisme.Fenomena tersebut menunjukkan adanya masalah yang

dihadapi guru dalam melaksanakan proses yang segera dapat diatasinya. Ada

beberapa aspek yang harus untuk diperhatikan dalam memilih dan

menggunakan strategi membelajarkan pada peserta didik antara lain : (a)

kompetensi atau indikator hasil belajar yang harus dikuasai peserta didik, (b)

karakteristik bahan ajar, (c) kelas size dalam arti jumlah peserta didik dalam

satu rombongan belajar, (d) media dan alat bantu yang tersedia, (e) suasana dan

iklim, serta (f) interaksi guru dengan peserta didik. Oleh karena itu diperlukan

Page 8: Bahan Pts Up Date Kiswandi

tindakan kegiatan Supervisi Klinis yang dilaksanakan oleh seorang pengawas

sekolah yang menangani dan mempertimbangkan masalah pembelajaran yang

dihadapi guru serta faktor-faktor yang menjadi penyebabnya melalui supervisi

klinis.

Supervisi klinis yang juga disebut supervisi kelas adalah suatu bentuk

bimbingan atau bantuan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan

kebutuhan guru melalui siklus yang sistematis untuk meningkatkan proses

belajar mengajar (La Sulo, Effendi, Godjali). Selanjutnya Suaidinmath (2010)

juga menggungkapkan bahwa secara umum supervisi klinis diartikan sebagai

bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan

kebutuhannnya melalui siklus yang sistematis. Siklus sistematis ini meliputi:

perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan dan pengkajian hasil

observasi dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang

nyata.

Supervisi klinis adalah supervisi yang memiliki ciri-ciri esensial sebagai

berikut:

(1) Bimbingan dari supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah

atau instruksi, sehingga prakarsa dan tanggung jawab pengembangan diri

berada di tangan guru; (2) Hubungan interaksi dalam proses supervisi bersifat

kolegial, sehingga inti (3) Meskipun unjuk kerja mengajar guru di kelas

bersifat luas dan terintegrasi, tetapi sasaran supervisi terbatas pada apa yang

dikontrakkan; (4) Sasaran supervisi diajukan oleh guru, dikaji dan disepakati

bersama dalam kontrak; (5) Proses supervisi klinis melalui tiga tahapan:

Page 9: Bahan Pts Up Date Kiswandi

pertemuan pendahuluan, observasi kelas, dan pertemuan balikan; (6) Instrumen

observasi ditentukan bersama oleh guru dan supervisor; (7) Balikan yang

objektif dan spesifik diberikan dengan segera; (8) Analisis dan interpretasi data

observasi dilakukan bersama-sama; (9) Proses supervisi bersiklus.

Prosedur yang harus ditempuh dalam melaksanakan supervisi klinis

menurut Sahertian (2000:38) terdiri dari (a) pertemuan pendahuluan (b)

observasi guru mengajar (c) pertemuan balikan, serta (d) tindak lanjut.

Kemampuan mengelola kelas adalah kemampuan guru untuk

menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan kemampuan

guru untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal apabila terdapat

gangguan dalam proses pembelajaran, baik yang bersifat gangguan kecil dan

sementara, maupun yang bersifat gangguan yang berkelanjutan.

Tugas guru meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian, Ketiga hal

itu merupakan rangkaian yang utuh dalam proses pembelajaran. Perencanaan

pembelajaran adalah menyusun rencana tentang materi pembelajaran,

bagaimana melaksanakan pembelajaran, dan bagaimana melaksanakan

penilaian. Oleh karena itu esensi perencanaan pembelajaran adalah kesiapan

yang diperlukan untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Proses

pembelajaran adalah interaksi antara pendidik dan pesreta didik yang

diharapkan menghasilkan perubahan peserta didik. Inti dari proses

pembelajaran adalah efektivitasnya. Pembelajaran dikatakan efektif jika

mencapai hasil yang diinginkan, sedangkan evaluasi pembelajaran adalah suatu

proses untuk mendapatkan informasi tentang hasil belajar siswa.

Page 10: Bahan Pts Up Date Kiswandi

Lasmawan (2010:126) menge-mukakan “pola pembelajaran IPS di SD

hendaknya lebih menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan

pemahaman, nilai-moral, dan keterampilan-keterampilan sosial pada siswa”.

Guru mengupayakan menanamkan sikap, perilaku, nilai, dan moral kepada

siswa, untuk bekal mereka hidup dalam masyarakat, dan bekal pengetahuan

mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Melalui supervisi klinis yang yang berbentuk siklus dan bersifat

kelegalitas, diharapkan kemampuan guru-guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran dapat meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang dipaparkan, maka

permasalahannya adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan guru mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam di SDN 10 Petarukan Kecamatan Petarukan tahun

pelajaran 2014/2015 dalam merencanakan pembelajaran setelah mengikuti

supervisi klinis?

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan guru mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam SDN 10 Petarukan Kecamatan Petarukan tahun pelajaran

2014/2015 dalam melaksanakan proses pembelajaran setelah mengikuti

supervisi klinis?

3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan guru mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam SDN 10 Petarukan Kecamatan Petarukan tahun pelajaran

2014/2015 dalam melengkapi administrasi setelah mengikuti supervisi klinis?

Page 11: Bahan Pts Up Date Kiswandi

4. Kendala-kendala apa yang dihadapi

guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan alam SDN 10 Petarukan Kecamatan

Petarukan tahun pelajaran 2014/2015 dalam mengelola proses pembelajaran

dengan menggunakan supervisi klinis?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Peningkatan kemampuan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SDN

10 Petarukan Kecamatan Petarukan tahun pelajaran 2014/2015 dalam

melaksanakan proses pembelajaran setelah mengikuti supervisi klinis

2. Peningkatan kemampuan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SDN

10 Petarukan Kecamatan Petarukan tahun pelajaran 2014/2015 dalam

melaksanakan proses pembelajaran setelah mengikuti supervisi klinis .

3. Peningkatan kemampuan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SDN

10 Petarukan Kecamatan Petarukan tahun pelajaran 2014/2015 dalam

melengkapi administrasi setelah diadakan supervisi klinis.

4. Kendala-kendala apa yang dihadapi guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai

kalangan,antara lain:

1. Bagi pengawas dapat lebih meningkatkan kemampuan dalam

melakukan pembinaan kepada para guru melalui supervisi klinis.

Page 12: Bahan Pts Up Date Kiswandi

2. Bagi para guru dapat memberikan manfaat yang besar dalam

membantu memecahkan masalah yang berhubungan dengan

penyusunan perencanaan pembelajaran,sehingga mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan berdampak pada

peningkatan hasil pembelajaran.

Page 13: Bahan Pts Up Date Kiswandi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Supervisi Klinis

1. Supervisi Klinis

Supervisi klinis mulai dikembangkan pada akhir dasa warsa lima

puluhan dan awal enam puluhan oleh Morris L. Cogan, Robert Goldhammer,

dan Richard Weller di Harvard School of Education. Model supervisi klinis

lebih menekankan pada hubungan tatap muka antara supervisor dengan guru

serta terpusat pada perilaku aktual guru dalam mengajar. Acheson dan Gall

( 1980 ) memberikan istilah supervisi klinis sebagai Teacher Centered

Supervision. Richard Waller (dalam Purwanto, 2002) menyatakan :

Clinical supervision may be defined as supervision focused upon the

improvement as instruction by means of systematic cycles of planning,

observation and intensive intellectual analysis of actual teaching

performance in the interest of rational modification.

Sedang K.A. Acheson dan M.D. Gall (1980) mendefinisikan supervisi

klinis sebagai proses membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara

tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal.

Definisi ini memberi indikasi bahwa supervisi klinis merupakan suatu proses

membantu guru mengatasi kesulitannya dalam mengajar. Hal ini senada

dengan pendapat Olivia (1993) bahwa supervisi klinis bukan untuk tujuan

Page 14: Bahan Pts Up Date Kiswandi

administrasi, tetapi lebih ditujukan untuk meningkatkan kemampuan mengajar

guru sehingga memberi efek yang jauh lebih baik.

Sergiovanni dan Starrat (1993) mengemukakan tujuan supervisi klinis

adalah untuk memperbaiki pengajaran guru di kelas dan meningkatkan

performance guru. Searah dengan pendapat tersebut Acheson dan Gall (1980)

menyatakan tujuan supervisi klinis adalah meningkatkan pengajaran guru di

kelas. Pada intinya dapat disimpulkan bahwa tujuan supervisi klinis adalah

untuk memperbaiki dan meningkatkan perilaku mengajar guru, terutama yang

lemah dalam mengajar agar dapat melaksanakan tugas secara profesional.

Acheson dan Gall (dalam Maisyaroh, 1999) mengemukakan tiga

prinsip umum pelaksanaan supervisi klinis yang bertumpu pada psikologi

humanistik, yakni : interaktif, demokratik dan terpusat pada guru. Prinsip

interaktif mensyaratkan adanya hubungan timbal balik yang dekat, saling

memberi dan menerima, memahami dan saling mengerti antara guru dan

supervisor. Prinsip demokratik menekankan adanya keterbukaan antara guru

dan supervisor untuk mengemukakan pendapat, tidak mendominasi

pembicaraan, bersama-sama mendiskusikan dan mengkaji semua pendapat

dalam pertemuan, dan pada akhirnya keputusan ditetapkan berdasar

kesepakatan bersama. Prinsip terpusat pada guru, artinya proses bantuan harus

didasarkan pada kebutuhan dan aspirasi guru serta tetap berada dalam lingkup

perilaku guru dalam mengajar secara aktual.

Dari beberapa prinsip di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip supervisi

klinis meliputi : (1) dilaksanakan dalam hubungan yang demokratik, interaktif,

Page 15: Bahan Pts Up Date Kiswandi

dan harmonis; (2) terpusat pada kebutuhan dan aspirasi guru untuk

memperbaiki kelemahannya dalam mengajar; (3) observasi dan analisis umpan

balik didasarkan pada kesepakatan yang dibuat sebelumnya.

Berkaitan dengan proses supervisi klinis, Sahertian (2000) dan Nurtain

(1989) menawarkan tiga langkah yaitu : (1) pertemuan awal, (2) observasi, dan

pertemuan akhir. Senada dengan dua pendapat di atas, Goldhammer, Anderson,

dan Krajewski (dalam Bafadal, 2003) mengemukakan lima kegiatan dalam

proses supervisi klinis yakni : (1) pertemuan sebelum observasi, (2) observasi,

(3) analisis dan strategi, (4) pertemuan supervisi, dan (5) analisis sesudah

pertemuan supervisi.

Supervisi klinis memiliki ciri khas yang membedakan dengan teknik

supervisi yang lain, ciri khas itu antara lain : diawali dengan adanya

kesepakatan mengenai aspek perilaku mengajar yang akan diperbaiki, hipotesis

beserta instrument observasinya, perbaikan dilakukan secara satu per satu

berdasar prioritas yang disepakati, ada pemberian penguatan dan kerjasama

yang saling bertanggung jawab.

2. Model Supervisi Klinis.

2.1 Beberapa Pembatasan tentang Supervisi Klinis.

Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan

pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik,

dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan

cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan

mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. (R. Willem

Page 16: Bahan Pts Up Date Kiswandi

dalam Archeson dan Gall, 1980 : 1 / terjemahan S.L.L Sulo, 1985).

K.A. Archeson dan M.D. Gall (1980 : 25) terjemahan S.L.L Sulo,

1985 : 5, mengemukakan supervisi klinis adalah proses membantu

guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar

yang nyata dengan dengan tingkah laku mengajar yang ideal.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

supervisi klinis adalah suatu proses pembimbing dalam pendidikan

yang bertujuan membantu pengembangan profesional guru dalam

pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data secara

objektif, teliti sebagai dasar untuk usaha mengubah perilaku

mengajar guru. Ungkapan supervisi klinis (Clinical supervision)

sebenarnya digunakan oleh Morries Cogan, Robber Education.

Tekanan dalam pendekatan di Havard School of bersifat khusus

melalui tatap muka dengan guru pengajar. Inti bantuan terpusat pada

perbaikan penampilan dan perilaku mengajar guru (Archeson dan

Gall, 1980 :8).

2.2 Mengapa Perlu Dikembangkan Supervisi Klinis di Lingkungan Guru-

guru ?

Ada berbagai faktor yang mendorong dikembangkannya supervisi klinis

bagi guru-guru.

a. Dalam kenyataannya yang dikerjakan supervisi ialah mengadakan

evaluasi guru-guru semata. Di akhir satu semester guru-guru

Page 17: Bahan Pts Up Date Kiswandi

mengisi skala penilaian yang diisi peserta didik mengenai cara

mengajar guru. Hasil penilaian diberikan kepada guru-guru dalam

mengajar hanya mencapai tingkat penampilan seperti itu. Cara ini

menyebabkan ketidakpuasan guru secara tersembunyi.

b. Pusat pelaksanaan superisi adalah supervisor, bukan berpusat

pada apa yang dibutuhkan guru, baik kebutuhan profesional

sehingga guru-guru tidak merasa memperoleh sesuatu yang

berguna bagi pertumbuhan profesinya.

c. Dengan menggunakan merit rating (alat penilaian kemampuan

guru), maka aspek-aspek yang diukur terlalu umum. Sukar sekali

untuk mendeskripsikan tingkah laku guru yang paling mendasar

seperti yang mereka rasakan, karena diagnosisnya tidak

mendalam, tapi sangat bersifat umum dan abstrak.

d. Umpan balik diperoleh dari hasil pendekatan, sifatnya memberi

arahan, petunjuk , instruksi, tidak menyentuh masalah manusia

yang terdalam yang dirasakan guru-guru, sehingga hanya bersifat

dipermukaan.

e. Tidak diciptakan hubungan identifikasi dan analisis diri, sehingga

guru-guru melihat konsep dirinya. Seperti yang dikemukakan P.

Winggens bahwa dalam diri seseorang ada 3 konsep diri, yaitu :

(1). Saya dengan self concept saya sendiri.

(2). Saya dengan self idea saya sendiri.

Page 18: Bahan Pts Up Date Kiswandi

(3). Saya dengan self reality saya sendiri. supervisi selamanya

dapat menemukan dirinya sendiri dan menjadi diri sendiri.

f. Melalui diagnosis dan analisis dirinya sendiri guru menemukan

dirinya. Ia sadar akan kemampuan dirinya dengan menerima

dirinya dan timbul motivasi dari dalam dirinya sendiri untuk

memperbaiki dirinya sendiri. praktek-praktek supervisi yang tidak

manusiawi itu menyebabkan kegagalan dalam pemberian

supervisi kepada guru-guru, itulah sebabnya perlu supervisi

klinis.

2.3 Ada Beberapa Ciri Supervisi Klinis

a. Dalam supervisi klinis, bantuan yang diberikan bukan bersifat

instruksi atau memerintah. Tetapi tercipta hubungan manusiawi,

sehingga guru-guru memiliki rasa aman. Dengan timbulnya rasa

aman diharapkan adanya kesediaan untuk menerima perbaikan.

b. Apa saja yang akan disupervisi itu timbul dari harapan dan

dorongan dari guru sendiri karena dia memang membutuhkan

bantuan itu.

c. Satuan tingkah laku mengajar yang dimiliki guru merupakan

satuan yang terintegrasi. Harus dianalisis sehingga terlihat

kemampuan apa, ketrampilan apa yang spesifik yang harus

diperbaiki.

Page 19: Bahan Pts Up Date Kiswandi

d. Suasana dalam pemberian supervisi adalah suasana yang penuh

kehangatan, kedekatan dan keterbukaan.

e. Supervisi yang diberikan tidak saja pada keterampilan mengajar

tapi juga mengenai aspek-aspek kepribadian guru, misalnya

motivasi terhadap gairah mengajar.

f. Instrument yang digunakan untuk observasi disusun atas dasar

kesepakatan antara supervisor dan guru.

g. Balikan yang diberikan harus secepat mungkin dan sifatnya

obyektif.

h. Dalam percakapan balikan sehausnya datang dari pihak guru lebih

dulu, bukan dari supervisor.

2.4 Prinsip-Prinsip Supervisi Klinis

a. Supervisi klinis yang dilaksanakan harus berdasarkan inisiatif dari

para guru lebih dahulu. Perilaku supervisor harus sedemikian

taktis sehingga guru-guru terdorong untuk berusaha memintan

bantuan dari supervisor.

b. Ciptakan hubungan manusiawi yang bersifat

interaktif dan rasa kesejawatan.

c. Ciptakan suasana bebas di mana setiap orang

bebas mengemukakan apa yang dialaminya. Supervisor berusaha

untuk apa yang diharapkan guru.

d. Objek kaitan adalah kebutuhan profesional guru yang riil yang

mereka sungguh alami.

Page 20: Bahan Pts Up Date Kiswandi

e. Perhatian dipusatkan pada unsur-unsur yang spesifik yang harus

diangkat untuk diperbaiki.

2.5 Langkah-Langkah dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis

Langkah-langkah dalam supervisi klinis melalui tiga tahap

pelaksanaan sebagai berikut :

(1). Pertemuan awal

(2). Observasi

(3). Pertemuan akhir

Perlu dijelaskan apa yang seharusnya dikerjakan oleh supervisor dan

apa yang seharusnya dikerjakan guru.

Prosedur supervisi klinis berlangsung dalam suatu proses berbentuk

siklus, terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap pertemuan pendahuluan,

tahap pengamatan dan tahap pertemuan balikan. Dua dari tiga tahap

tersebut memerlukan pertemuan antara guru dan supervisor, yaitu

pertemuan pendahuluan dan pertemuan lanjutan.

a. Tahap Pertemuan Pendahuluan

Dalam tahap ini supervisor dan guru bersama-sama membicarakan

rencana tentang materi observasi yang akan dilaksanakan. Tahap ini

memberikan kesempatan kepada guru dan supervisor untuk

mengidentifikasi perhatian utama guru, kemudian menterjemahkannya

kedalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati. Pada tahap ini

dibicarakan dan ditentukan pula jenis data mengajar yang akan

diobservasi dan dicatat selama pelajaran berlangsung. Suatu komunikasi

Page 21: Bahan Pts Up Date Kiswandi

yang efektif dan terbuka diperlukan dalam tahap ini guna mengikat

supervisor dan guru sebagai mitra didalam suasana kerja sama yang

harmonis.Secara teknis diperlukan lima langkah utama bagi

terlaksananya pertemuan pendahuluan dengan baik, yaitu:

1) Menciptakan suasana intim antara supervisor dengan guru sebelum

langkah-langkah selanjutnya dibicarakan.

2) Mengkaji ulang rencana pelajaran serta tujuan pelajaran.

3)  Mengkaji ulang komponen keterampilan yang akan dilatihkan dan

diamati.

4)  Memilih atau mengembangkan suatu instrumen observasi yang akan

dipakai untuk merekam tingkah laku guru yang akan menjadi perhatian

utamanya.

5)  Instrumen observasi yang dipilih atau yang dikembangkan dibicarakan

bersama antara guru dan supervisor.

b. Tahap Pengamatan/Observasi Mengajar

Pada tahap ini guru melatih tingkah laku mengajar berdasarkan

komponen keterampilan yang telah disepakati dalam pertemuan

pendahuluan. Di pihak lain supervisor mengamati dan mencatat atau

merekam tingkah laku guru ketika mengajar berdasarkan komponen

keterampilan yang diminta oleh guru untuk direkam. Supervisor dapat

juga mengadakan observasi dan mencatat tingkah laku siswa di kelas

serta interaksi antara guru dan siswa. Kunjungan dan observasi yang

Page 22: Bahan Pts Up Date Kiswandi

dilaksanakan supervisor bermanfaat untuk mengetahui pelaksanaan

pembelajaran sebenarnya. Manfaat observasi tersebut antara lain dapat:

1) Menemukan kelebihan atau kekurangan guru dalam melaksanakan

pembelajaran guna pengembangan dan pembinaan lebih lanjut;

2) Mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam melaksanakan suatu

gagasan pembaharuan pengajaran;

3) Secara langsung mengetahui keperluan dan kebutuhan masing-masing

guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar;

4) Memperoleh data atau informasi yang dapat digunakan dalam

penyusunan program pembinaan profesinal secara terinci;

5) Menumbuhkan kepercayaan diri pada guru untuk berbuat lebih baik;

serta

6) Mengetahui secara lengkap dan komprehensif tentang hal-hal

pendukung kelancaran proses belajar-mengajar.

Dalam proses pelaksanaannya, supervisor seharusnya memperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

1) Menciptakan situasi yang wajar, mengambil tempat didalam kelas yang

tidak menjadi pusat perhatian anak-anak, tidak mencampuri guru yang

sedang mengajar, sikap waktu mencatat tidak akan menimbulkan prasangka

dari pihak guru.

2) Harus dapat membedakan mana yang penting untuk dicatat dan mana yang

kurang penting.

Page 23: Bahan Pts Up Date Kiswandi

3) Bukan melihat kelemahan, melainkan melihat bagaimana memperbaikinya.

4) Harus diperhatikan kegiatan atau reaksi murid-murid tentang proses belajar.

c. Tahap Pertemuan Lanjutan

Sebelum pertemuan lanjutan dilaksanakan supervisor mengadakan

analisis pendahuluan tentang rekaman observasi yang dibuat sebagai

bahan dalam pembicaraan tahap ini. Dalam hal ini supervisor harus

mengusahakan data yang obyektif, menganalisis dan menginterpretsikan

secara koperatif dengan guru tentang apa yang telah berlangsung dalam

mengajar.Setelah melakukan kunjuangan dan observasi kelas, maka

supervisor seharusnya dapat menganalisis data-data yang diperolehnya

tersebut untuk diolah dan dikaji yang dapat dijadikan pedoman dan

rujukan pembinaan dan peningkatan guru-guru selanjutnya. Masalah-

masalah professional yang berhasil diidentifikasi selanjutnya perlu dikaji

lebih lanjut dengan maksud untuk memahami esensi masalah yang

sesungguhnya dan faktor-faktor penyebabnya, selanjutnya masalah-

masalah tersebut diklasifikasi dengan maksud untuk menemukan

masalah yang mana yang dihadapi oleh kebanyakan guru di sekolah atau

di wilayah itu. Ketepatan dan kehati-hatian supervisor dalam menimbang

suatu masalah akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses

pembinaan professional guru yang bersangkutan selanjutnya.Dalam

proses pengkajian terhadap berbagai cara pemecahan yang mungkin

dilakukan, setiap alternatif pemecahan masalah dipelajari kemungkinan

Page 24: Bahan Pts Up Date Kiswandi

keterlaksanaannya dengan cara mempertimbangkan factor-faktor

peluang yang dimiliki, seperti fasilitas dan kendala-kendala yang

mungkin dihadapi. Alternatif pemecahan masalah yang terbaik adalah

alternatif yang paling mungkin dilakukan, dalam arti lebih banyak

faktor-faktor pendukungnya dibandingkan dengan kendala yang

dihadapi. Disamping itu, alternatif pemecahan yang terbaik memiliki

nilai tambah yang paling besar bagi peningkatan mutu proses dan hasil

belajar siswa.

Langkah-langkah utama pada tahap pertemuan lanjutan adalah:

a) Menanyakan perasaan guru secara umum atau kesan umum guru ketika ia

mengajar serta memberi penguatan.

b) Mengkaji ulang tujuan pelajaran.

c) Mengkaji ulang target keterampilan serta perhatian utama guru

d) Menanyakan perasaan guru tentang jalannya pelajaran berdasarkan target

dan perhatian utamanya.

e) Menunjukan serta mengkaji bersama guru hasil observasi (Rekaman data).

f) Menanyakan perasaan guru setelah melihat rekaman data tersebut.

g) Menyimpulkan hasil dengan melihat apa yang sebenarnya merupakan

keinginan atau target guru dan apa yang sebenarnya terjadi atau tercapai.

Page 25: Bahan Pts Up Date Kiswandi

h) Menentukan bersama-sama dan mendorong guru untuk merencanakan hal-

hal yang perlu dilatih atau diperhatikan pada kesempatan berikutnya.

3. Keterampilan Dasar Mengajar

Proses pembelajaran menempatkan guru pada posisi yang sangat

penting, karena guru adalah pengelola pembelajaran yang harus dapat

melibatkan siswa secara aktif, serta mampu mengorganisir belajar dan

mengevaluasi. Untuk menjalankan tugasnya guru harus menguasai

keterampilan dasar mengajar.Keterampilan dasar mengajar merupakan

kemampuan yang dapat dipelajari serta diterapkan oleh setiap guru. Jika guru

mampu menerapkan keterampilan dasar mengajar secara tepat, maka akan

tercipta suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, itu berarti guru

akan dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Seperti dikemukakan

Underwood (1987) keterampilan mengajar yang baik akan sangat

mempengaruhi cara siswa memandang anda dan pada gilirannya akan

mempengaruhi perilaku mereka dalam belajar.

Hasibuan (2004), Suharto (1997), Sulo (1998), dan Djamarah (2000)

mengemukakan delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai

guru, antara lain : (1) keterampilan bertanya dasar dan lanjut, (2) keterampilan

memberi penguatan, (3) keterampilan mengadakan variasi, (4) keterampilan

menjelaskan, (5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (6)

keterampilan mengelola kelas, (7) keterampilan mengajar kelompok kecil dan

perorangan, (8) keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil.

Page 26: Bahan Pts Up Date Kiswandi

Berdasarkan uraian mengenai konsep supervisi klinis dan keterampilan

dasar mengajar di atas, pada intinya dapat disimpulkan bahwa supervisi

klinismerupakan salah satu alternatif untuk membantu guru dalam

meningkatkan keterampilan dasar mengajar, karena konsep supervisi klinis

memang ditujukan untuk memperbaiki aspek-aspek yang menyebabkab guru

kurang dapat mengajar dengan baik. Apabila kelemahan atau kesulitan guru

dapat diperbaiki, berarti mutu pembelajaran dapat ditingkatkan, dan pada

akhirnya tujuan pendidikan dapat dicapai secara optimal.

Adapun penjelasannya sebagai berikut

I. KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Delapan keterampilan dasar mengajar adalah sebagai berikut :

1. a. Keterampilan Menjelaskan

adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang

diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang

berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.

a. Prinsip-prinsip menjelaskan

- Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan

karakteristik peserta didik

- Penjelasan harus diselingi tanya jawab

- Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru

- Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran

- Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta

didik

Page 27: Bahan Pts Up Date Kiswandi

- Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang

kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan

b. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan

- Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana,

terang dan jelas

- Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih

dahulu

- Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan

- Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi

- Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik

melalui pertanyaan-pertanyaan

2. Keterampilan Bertanya

a. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang

dilontarkan guru yang menuntun respon atau jawaban dari peserta

didik

b. Keterampilan bertanya bertujuan untuk :

- Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar

- Melatih kemampuan mengutarakan pendapat

- Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta

didik

- Melatih peserta didik berfikir divergen

- Mencapai tujuan belajar

c. Jenis-jenis pertanyaan

Page 28: Bahan Pts Up Date Kiswandi

- Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada

salah satu peserta didik

- Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan

kepada seluruh kelas

- Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki

jawaban

- Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan

informasi

- Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang

dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik

lain

- Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang

jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri

d. Prinsip-prinsip bertanya

- Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan

waktu berfikir kepada peserta didik

- Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-

kata yang sederhana

- Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta

didik

- Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random

- Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan

kesiapan peserta didik

Page 29: Bahan Pts Up Date Kiswandi

- Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question

e. Teknik-teknik dalam bertanya

- Tekhnik menunggu

- Tekhnik menguatkan kembali

- Tekhnik menuntun dan menggali

- Tekhnik mekacak

3. Keterampilan Menggunakan Variasi

a. Pengertian penggunaan variasi merupakan keterampilan guru dalam

menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan

belajar peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan

menimbulkan minat, gairah dan aktivitas belajar mengajar yang

efektif.

b. Tuujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar adalah

untuk :

- menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar

- mempertahankan kondisi optimal belajar

- meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik

- memudahkan pencapaian tujuan pengajaran

c. Jenis-jenis variasi

- variasi dalam penggunaan media

- variasi dalam gaya mengajar

- variasi dalam penggunaan metode

Page 30: Bahan Pts Up Date Kiswandi

- variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi

arah

d. Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran

- gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat

- perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif

- penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan,

metode, dan karakteristik peserta didik

4. Keterampilan Memberi Penguatan

a. Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau

respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong

munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang

lain.

b. Tujuan menggunakan keterampilan memberi penguatan dalam

pengajaran untuk :

- Menimbulkan perhatian peserta didik

- Membangkitkan motivasi belajar peserta didik

- Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi

- Merangsang peserta didik berfikir yang baik

- Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam

belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar

c. Jenis-jenis penguatan

- Penguatan Verbal

Page 31: Bahan Pts Up Date Kiswandi

- Penguatan Gestural

- Penguatan dengan cara mendekatinya

- Penguatan dengan cara sambutan

- Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan

- Penguatan berupa tanda atau benda

d. Prinsip-prinsip penguatan

- Dilakukan dengan hangat dan semangat

- Memberikan kesan positif kepada peserta didik

- Berdampak terhadap perilaku positif

- Dapat bersifat pribadi atau kelompok

- Hindari penggunaan respon negative

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

a. Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk

mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima

pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta didik harus

mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang

akan ditempuh.

Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam

mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru

dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat

pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam

proses belajar mengajar.

b. Tujuan membuka dan menutup pelajaran adalah :

Page 32: Bahan Pts Up Date Kiswandi

- Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap

pelajaran yang akan dibicarakan

- Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki

persoalan yang akan dibicarakan

- Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan

dalam pelajaran

- Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan

dikerjakan

c. Prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran

- Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada

peserta didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan

dengan tujuan dan bahan yang akan disampaikan

- Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta

dengan tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut

nampak jelas dan logis

- Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran

dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah

diketahui oleh peserta didik.

6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan

a. Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru

melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok

dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau

paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.

Page 33: Bahan Pts Up Date Kiswandi

Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau

pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan

tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam

pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-

perbedaan individual peserta didik.

b. Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok

kecil dan perorangan adalah :

- Keterampilan dalam pendekatan pribadi

- Keterampilan dalam mengorganisasi

- Keterampilan dalam membimbing belajar

- Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM

7. Keterampilan Mengelola Kelas

- Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam

mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang

optimal

- Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :

- Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan

peserta didik memgembangkan kemampuannya secara optimal

- Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin

yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar

- Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas,

sahingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat

dikurangi dan dihindari

Page 34: Bahan Pts Up Date Kiswandi

- Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik

- Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang

memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan

sosial, emosional dan intelektual peserta didik dalam kelas.

c. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas

- Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan

dalam perilaku peserta didik, sehingga guru dapat merubah

strategi mengajarnya

- Kehangatan dan keantusiasan

- Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar

- Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang

menantang

- Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar

memiliki disipin diri

- Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan

menghindarkan konsentrasi pada hal negatif

d. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas

- Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan

kemampuannya dengan cara :

Memusatkan perhatian

Menunjukkan sikap tanggap

Menegur

Membagi perhatian

Page 35: Bahan Pts Up Date Kiswandi

Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas

Memberi penguatan

- Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat

menggunakan keterampilan dengan cara :

Pengelolaan kelompok

Modifikasi tingkah laku

Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang

menimbulkan masalah

e. Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan

mengelola kelas :

- Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan

- Pengulangan penjelasan yang tidak perlu

- Penyimpangan

- Kesenyapan

- Bertele-tele

8. Keterampilan membimbing Diskusi Kelompok kecil

- Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan

dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu

permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu.

- Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :

- Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan

- Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab

permasalahan

Page 36: Bahan Pts Up Date Kiswandi

- Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis

- Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi

c. Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan

kelompok kecil :

- Memperjelas permasalahan

- Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

- Pemusatan perhatian

- Menganalisa pandangan peserta didik

- Meningkatkan urutan pikiran peserta didik

- Menutup diskusi

d. Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok

kecil :

- Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan

kebutuhan peserta didik

- Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik

untuk memikirkan pemecahan masalah

- Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu

- Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak

ada kaitannya dengan topik pembicaraan

- Membiarkan peserta didik tidak aktif

- Tidak merumuskan hasil diskusi dan tiadak membentuk tindak

lanjut

Page 37: Bahan Pts Up Date Kiswandi

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang akan dilaksanakan dalam

2 (dua) siklus, tiap siklus ada 4 tahap yaitu 1) perencanaan tindakan, 2)

implementasi tindakan, 3) observasi dan interpresentasi tindakan, dilanjutkan

dengan analisis dan evaluasi, dan 4) refleksi.

Siklus I

1. Perencanaan

Tindakan pertama digunakan untuk mengetahui kemampuan guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan cara menilai

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru Adapun langkah-langkah

yang akan ditempuh dalam siklus pertama adalah sebagai berikut. a. Peneliti

menilai guru yang sedang

melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan Instrumen

Penelitian Keterampilan Guru (APKG I).

b. Guru menerima hasil penilaian dari peneliti, kemudian guru

mendiskusikan bagian-bagaian

pelaksanaan proses pembelajaran yang masih dianggap kurang.

c. Mengadakan tindakan balikan

d. Mengadakan tindak lanjut

2. Pelaksanaan Tindakan (Implementasi)

Page 38: Bahan Pts Up Date Kiswandi

Pelaksanaan tindakan pada siklus ini, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

adalah sebagai berikut:

a. Peneliti menilai guru yang sedang melaksanakan proses pembelajaran

dengan menggunakan Instrumen Penelitian Keterampilan Guru (APKG I).

b. Guru menerima hasil penilaian dari peneliti, kemudian guru mendiskusikan

bagian-bagaian pelaksanaan proses pembelajaran yang masih dianggap

kurang.

c. Mengadakan tindakan balikan

d. Mengadakan tindak lanjut

3. Pengamatan / Observasi (Monitor Impelemtasi, dan Efek)

Pengamatan dilaksanakan oleh peneliti, pengamatan diarahkan kepada :

A. Memeriksa administrasi guru yang meliputi: 1) Program tahunan, 2)

Program semester, 3) Silabus, 4) RPP, 5) Jurnal Harian, 6) Daftar Persensi

Siswa, 7) Daftar Nilai, 8) Program Perbaikan dan pengayaan.

B. Pelaksanaan proses pembelajaran yang meliputi: 1) Penguasaan materi

pembelajaran, 2) Pendekatan atau strategi pembelajaran, 3) Pemanfaatan

sumber atau media pembelajaran, 4) Pembelajaran yang memicu dan

memelihara keterlibatan siswa, 5) Penilaian proses dan hasil belajar, 6)

Penggunaan bahasa.

4. Evaluasi dan Refleksi (Penjelasan Implementasi dan Revisi)

Pada kegiatan tindakan balikan, peneliti mengikutsertakan semua guru kelas,

dengan maksud sebagai pembinaan khusus penyusunan RPP. Guru yang

Page 39: Bahan Pts Up Date Kiswandi

dijadikan subyek penelitian dalam kegiatan tindakan balikan memaparkan

pengalamannya, yaitu membandingkan antara proses pembelajaran yang

dilaksanakan sebelum dilibatkan dalam penelitian tindakan sekolah dengan

yang dilaksanakant setelah dilibatkan pada penelitian tindakan sekolah.

Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan dengan penyempurnaan proses

pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi siklus I.

Subjek penelitian ini adalah para guru mata pelajaran IPA kelas SD Negeri

01 Petarukan Kecamatan Petarukan dengan jumlah 8 orang.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah

observasi dan wawancara. Metode observasi digunakan untuk mencari data

mengenai kemampuan guru mengelola proses pembelajaran. Metode observasi

ini dilengkapi dengan instrumen yang berupa format observasi. Yang akan

diobservasi dalam kegiatan supervisi klinis ini adalah kemampuan guru

mengelola proses pembelajaran yang sesuai dengan Permendiknas No. 41

Tahuan 2007.

Metode wawancara digunakan utnuk mengumpulkan data tentang

kendala-kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS.

Metode

Validasi yang dilakukan adalah validasi isi atau uji pakar. Mekanisme

perhitungan tersebut adalah sebagai berikut: a) para pakar yang dipercaya

menilai instrument per-butir, dengan menggunakan skala, b) dilakukan

Page 40: Bahan Pts Up Date Kiswandi

pengelompokan skala, c) hasil penilaian para pakar ditabulasi dalam bentuk

matriks, d) dibuat tabulasi silang, e) dilakukan perhitungan validitas isi.

Setelah data dalam penelitian ini terkumpul maka selanjutnya dilakukan

analisis data. Data kemampuan guru mengelola proses pembelajaran dianalisis

menggunakan analisis statistik deskriptif. “Metode analisis statistik deskriptif

adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-

rumus statistik deskriptif seperti angka rata-rata (Mean) untuk menggambarkan

keadaan suatu objek tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum” (Agung,

2010:8).

Tingkatan kemampuan guru mengelola proses pembelajaran dapat

ditentukan dengan membandingkan M(%) atau rata-rata persen ke dalam PAP

skala lima. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dapat dicapai pada

sebuah tindakan, maka perlu ditentukan kriteria keberhasilan yang dapat

diamati dari indikator-indikator ketercapaian. Kriteria keberhasilan penelitian

ini dapat diukur dari ketercapaian peningkatan kemampuan guru dalam

mengelola proses pembelajaran. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila

kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran berada pada kategori

sangat baik.

Page 41: Bahan Pts Up Date Kiswandi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan skenario yang telah

ditentukan. Pada siklus I dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Pelaksanaan

supervisi klinis untuk meningkatkan kemampuan guru mengelola proses

pembelajaran dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Pebruari 2015.

Secara rinci pertemuan I sampai pertemuan ke IV dituangkan dalam tabel

berikut.

Tabel 01 Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I hingga Pertemuan IV

No. Hari/Tanggal Pertemuan Materi

1 Senin, 5-1-2015 Menyusun RPP

2 Senin , 19-1-2015 Melaksanakan Proses Pembelajaran

3 Senin , 26-1-2015 Kelengkapan Administrasi

4 Senin , 2-2-2015

Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru mata

Pelajaran IPA dalam mengelola proses

Pelaksanaan observasi dan pemantauan dilakukan oleh peneliti dengan

mengikuti prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan. Selama proses

Page 42: Bahan Pts Up Date Kiswandi

observasi berlangsung dilakukan pengamatan oleh peneliti dibantu oleh kepala

sekolah. Hasil

Analisis data dilihat dari aspek merencanakan proses pembelajaran,

melaksanakan proses pembelajaran, dan kelengkapan administrasi dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 02 Data Penelitian pada Siklus I

Kemampuan guru Kemampuan guru

Kelengkapan administrasi

merencanakan proses melaksanakan proses

Guru

pembelajaran Pembelajaran

78,28% 75,83% 78,70%

(baik) (baik) (baik)

Dari Tabel 02 terlihat rata-rata kemampuan guru mengelola proses

pembelajaran berada pada kategori baik. Untuk itu tindakan perlu

dilanjutkan untuk mencapai kategori sangat baik. Maka dilanjutkan

pelaksanaan tindakan pada siklus II. Pada siklus II dilaksanakan dalam 4

Page 43: Bahan Pts Up Date Kiswandi

kali pertemuan, yang dilakukan pada bulan Pebruari sampai dengan Maret.

Secara rinci pertemuan I sampai pertemuan ke IV dituangkan dalam tabel

berikut.

Tabel 03 Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I hingga Pertemuan IV

No. Hari/Tanggal Pertemuan Materi

1 Senin , 16-2-2015 Menyusun RPP

2 Senin , 27-2-2015 Melaksanakan Proses Pembelajaran

3 Senin , 2-3-2015 Kelengkapan Administrasi

Kendala-kendalayangdihadapiolehgurumata

4 Senin, 9-3-2015 Pelajaran IPA dalam mengelola proses

Pembelajaran

Hasil analisis data dilihat dari aspek merencanakan proses

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, dan kelengkapan administrasi

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 04 Data Penelitian pada Siklus

II

Kemampuan guru Kemampuan guru

Kelengkapan

merencanakan proses melaksanakan proses

administrasi guru

Page 44: Bahan Pts Up Date Kiswandi

Pembelajaran pembelajaran

92,19% 97,38% 95,32%

(sangat baik) (sangat baik) (sangat baik)

Dari Tabel 04 terlihat rata-rata kemampuan guru mengelola proses

pembelajaran berada pada kategori sangat baik. Dengan demikian penelitian ini

dihentikan dan dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil analisis dari siklus I

ke siklus II terlihat dari adanya peningkatan rata-rata dan kriteria kemampuan

guru mengelola proses pembelajaran baik dalam merencanakan proses

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, maupun kelengkapan

administrasi. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 05 Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan II

No Siklus

Kemampuan guru

merencanakan proses

pembelajaran

Kemampuan guru

melaksanakan proses

pembelajaran

Kelengkapan

administrasi guru

1 I

78,28%

(baik)

75,83%

(baik)

78,70%

(baik)

2

II 92,19%

(sangat baik)

97,38%

(sangat baik)

95,32%

(sangat baik)

Page 45: Bahan Pts Up Date Kiswandi

Pada siklus I kemampuan guru dalam merencanakan proses pembelajaran

berada pada kategori baik, dan berpengaruh pada kemampuan guru melaksanakan

proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena selama ini guru tidak menyusun

sendiri RPP yang digunakan pedoman dalam pembelajaran. RPP yang digunakan

disusun bersama-sama baik di tingkat gugus maupun kecamatan. Sehingga RPP

yang disusun belum tentu sesuai dengan karakteristik siswa di sekolah masing-

masing. Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam mengelola proses

pembelajaran adalah adalah sebagai berikut.

(1) Kesulitan dalam pemilihan metode pembelajaran. Guru hanya menggunakan

metode ceramah dalam menyajikan pembelajaran, padahal banyak jenis

metode pembelajaran yang dapat dipilih agar siswa dapat memahami materi

dengan lebih optimal.

(2) Kesulitan dalam pemilihan media pembelajaran. Guru merasa kesulitan

dalam pemilihan media pembelajaran, terutama tentang materi Kendala-

kendala tersebut di atas dengan cara sebagai berikut.

(a). Membimbing guru bagaimana cara memilih metode pembelajaran

yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran.

(b).Menggunakan media sederhana yang mudah diperoleh. Mislanya

gambargambar yang bisa dibeli di toko atau mencari di internet.

Kendala yang dihadapi peneliti pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai

berikut.

(1) Guru belum mampu menyusun indicator yang menggunakan kata kerja

operasional, disebabkan karena guru belum mengerti tentang pembagian

Page 46: Bahan Pts Up Date Kiswandi

kata kerja operasional menurut tingkatannya, baik aspek kognitif, afektif

maupun psikomotor.

(2) Sistematika materi yang disusun guru belum mengacu pada tujuan

pembelajaran yang ditetapkan.

(3) Guru belum mampu memilih metode yang sesuai dengan materi, atau

metode yang digunakan masih monoton/tidak inovatif.

(4) Guru belum mampu memilih media yang tepat dengan karakteristik materi

maupun peserta didik.

(5) Soal yang disusun guru belum sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

ditetapkan.

Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah sebagai

berikut.

(1) Memberikan penjelasan lebih mendalam tentang kata kerja operasional

yang bisa digunakan dalam menyusun indikator maupun tujuan

pembelajaran.

(2) Memberikan penjelasan kepada guru tentang sistematika penyusunan

materi yang harus mengacu kepada tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

(3) Memberikan penjelasan kepada guru tentang cara pemilihan metode

pembelajaran yang sesusi dengan materi dan meberikan tambahan

pengetahuan tentang ,model dan media pembelajaran yang inovatif

model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan.

(4) Memberikan penjelasan kepada guru tentang cara pemilihan media yang

tepat dengan karakteristik materi maupun peserta didik, dan memberikan

Page 47: Bahan Pts Up Date Kiswandi

motivasi untuk membuat media sendiri yang menarik, dan pemanfaatan

lingkungan sebagai media dan sumber belajar.

(5) Memberikanpenjelasankepadaguru tentang cara pemilihan cara

penyusunan soal yang benar.Setelah diberikan tindakan supervisi klinis

yang lebih optimal lagi pada siklus II terlihat adanya peningkatan baik

menyusun RPP, melaksanakan proses pembelajaran, maupun kelengkapan

administrasi. Pada siklus II, guru diberikan penjelasan mengenai

bagaimana menyusun RPP sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun

2007, bagaimana melaksanakan proses pembelajaran yang baik, dan

kelengkapan administrasi secara lebih mendalam.

Setelah guru diberikan bimbingan secara lebih intensif melalui supervisi

klinis, akhirnya guru mampu merencanakan proses pembelajaran yaitu menyusun

RPP yang beririentasi pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007, melaksanakan

proses pembelajaran, dan melengkapi administrasi. Guru diberikan bimbingan

berdasarkan kebutuhan guru tersebut. Hal ini sesuai dengan pengertian supervisi

klinis yaitu ”suatu bentuk bimbingan atau bantuan profesional yang diberikan

kepada guru berdasarkan kebutuhan guru melalui siklus yang sistematis untuk

meningkatkan proses belajar mengajar” (La Sulo, Effendi, Godjali, 1994). Selama

ini supervisi yang dilakukan pengawas lebih banyak berupa instruksi yang harus

diikuti guru, tanpa ada interaksi atau diskusi. Melalui supervisi klinis yang

dilakukan, guru merasa nyaman dalam memaparkan kesulitan-kesulitan yang

dialami. Terjadi interaksi yang kondusif antara guru dengan peneliti, sehingga

Page 48: Bahan Pts Up Date Kiswandi

bimbingan dapat berjalan dengan lancar dan berhasil meningkatkan kemampuan

guru.

Page 49: Bahan Pts Up Date Kiswandi

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik

simpulan sebagai berikut.

A.Simpulan

1. Penerapan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru IPA SD

Negeri 1 Petarukan Kecamatan petaraukan kabupaten Pemalang dalam

merencanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan Permendiknas No. 41

tahun 2007. Hal ini terlihat dari tingkat kemampuan guru pada siklus I

sebesar 78,28% yang tergolong baik, meningkat pada siklus II menjadi

92,19% yang tergolong sangat baik. Sepervisi klinis yang diterapkan mampu

mengatasi kesulitan dan hambatan guru dalam merencanakan proses

pembelajaran, karena sifatnya yang kolegial. Tidak ada lagi instruksi yang

bersifat menekan, tetapi diskusi atau interaksi yang kondusif.

2. Penerapan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru IPA

IPA SD Negeri 1 Petarukan Kecamatan petaraukan kabupaten Pemalang

dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari tingkat

kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran pada siklus I sebesar

75,83% yang tergolong baik, meningkat pada siklus II menjadi 97,38% yang

tergolong sangat baik. Melalui supervisi klinis yang bersifat kolegial, guru

dengan leluasa mengemukakan kesulitannya dalam melaksanakan proses

pembelajaran, sehingga peneliti bisa memberikan penjelasan yang lebih

mendalam dan akhirnya kemampuan guru lebih meningkat.

Page 50: Bahan Pts Up Date Kiswandi

3. Penerapan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru IPA IPA

SD Negeri 1 Petarukan Kecamatan petaraukan kabupaten Pemalang dalam

melengkapi administrasi. Hal ini terlihat dari tingkat kelengkapan

administrasi pada siklus I sebesar 78,70% yang tergolong baik, meningkat

pada siklus II menjadi 95,32% yang tergolong sangat baik.

4. Penerapan supervisi klinis dapat mengatasi kendala-kendala yang dihadapi

guru dalam mengelola pembelajaran IPA. Hal ini terlihat dari tingkat

persentase pada siklus I sebesar 70,76% yang tergolong cukup,

meningkat pada siklus II menjadi 94,67% yang tergolong sangat baik.

B. SARAN

Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut.

1. Bagi peserta didik, diharapkan mengadakan refleksi diri mengenai kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk selanjutnya diadakan

perbaikan-perbaikan dan peningkatan-peningkatan dalam rangka mencapai

prestasi belajar yang memuaskan.

2. Bagi guru, hendaknya mampu meningkatkan kemampuan dan

keterampilannya dalam persiapan melakukan layanan belajar.

3. Bagi kepala sekolah, hendaknya mampu mengembangkan berbagai

kebijakan sekolah dalam rangka pengembangan manajemen berbasis

sekolah dan sekaligus sebagai media strategis dalam menjalin kemitraan

yang mutualis antara sekolah dengan pihak lain, dalam upaya melakukan

berbagai inovasi dan perbaikan-perbaikan kualitas guru, serta peningkatan

profesionalisme staf (guru) di sekolahnya.

Page 51: Bahan Pts Up Date Kiswandi

4. Bagi Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten, hendaknya mampu mengambil

kebijakan pendidikan, khususnya berkait dengan pemberdayaan guru, serta

turut meberikan kualitas dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru.

pelajaran, sehingga mereka nantinya dapat menjadi tenaga pendidik yang

berkualitas dan profesional di bidangnya.

5. Bagi peneliti lain, hendaknya dapat melakukan penelitian lebih lanjut

tentang efektivitas model ini, terhadap kemampuan dan keterampilan guru,

melalui penerapan rancangan penelitian dan penggunaan instrumen yang

lebih reliabel dan valid pada mata pelajaran lainnya.

Page 52: Bahan Pts Up Date Kiswandi

DAFTAR PUSTAKA

La Sulo S.L, Effendi A.R, Godjali D. 1994. Supervisi Klinis. Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:

Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan.

Lasmawan, Wayan. 2010. Menelisik Pendidikan IPA. Singaraja :Mediakom

Indonesia Press.

Nasution, S. 2008. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara

.

Sahertian, P.A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam

Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Suaidinmath. 2010. SUPERVISI KLINIS:Konsep Dasar dan Prosedur

Pelaksanaannya. Tersedia pada http://www.suaidinmath.wordpress.co m. Diunduh

pada tanggal 8 Oktober 2012.

Sukardi. 2008. Metodologi PenelitianPendidikan. Yogyakarta: Bumi

Aksara

Page 53: Bahan Pts Up Date Kiswandi
Page 54: Bahan Pts Up Date Kiswandi

INSTRUMEN SUPERVISI KLINIS DAN EVALUASI

PELAKSANAAN KTSP

DOKUMEN I

Nama Sekolah : ………………………………………………………

Alamat : ...................................................................................

....................................................................................

N

oAspek Yang Diamati Tanggapan Alasan/Kendala

Saran

dan

Solusi

1

2

3

Apakah Tujuan

Pendidikan ,tujuan

Sekolah,Visi dan

Misi diketahui dan

dipahami oleh semua

unsur sekolah?

Apakah KTSP yang

telah disahkan itu

dijadikan pedoman

dalam penyusunan

Semua Unsur

Sebagian

Besar

Sebagian

Kecil

Ya

Tidak

Page 55: Bahan Pts Up Date Kiswandi

N

oAspek Yang Diamati Tanggapan Alasan/Kendala

Saran

dan

Solusi

4

5

6

7

Program Sekolah

dan RAPBS?

Apakah Mata

Pelajaran di sekolah

sesuai dengan

struktur kurikulum

di KTSP?

Apakah ada

penambahan Mata

Pelajaran di luar

Struktur Kurikulum

yang telah

ditentukan BSMP?

Apakah Waktu

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Page 56: Bahan Pts Up Date Kiswandi

N

oAspek Yang Diamati Tanggapan Alasan/Kendala

Saran

dan

Solusi

7

8

9

1

0

untukTatap Muka

Perjam Pelajaran 40

menit?

Apakan Sekolah

memampaatkan 4

jam pelajaran

tambahan

Apakah muatan

lokal yang

dilaksanakan sesuai

dengan yang

ditetapkan dalam

KTSP?

Apakah

Pengembangan Diri

Tidak

Ya

Tidak

Sesuai KKM

Di atas KKM

Di bawah

KKM

Ya

Tidak

Ya

Page 57: Bahan Pts Up Date Kiswandi

N

oAspek Yang Diamati Tanggapan Alasan/Kendala

Saran

dan

Solusi

1

1

1

2

di sekolah sesuai

dengan yang

ditetapkan dalam

KTSP?

Sejauh manakah

ketercapaian

Kriteria Ketuntasan

Minimal di Sekolah?

Apakah dalam

menentukan

kenaikan kelas dan

Kelulusan merujuk

kepada KTSP?

Apakah Sekolah

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Page 58: Bahan Pts Up Date Kiswandi

N

oAspek Yang Diamati Tanggapan Alasan/Kendala

Saran

dan

Solusi

mengembangkan

pendidikan

kecakapan hidup?

Apakah sekolah

mengembangkan

Pendidikan

Keunggulan Lokal

dan Global?

Apakah kegiatan

sekolah sesuai

dengan kalender

Pendidikan dalam

KTSP?

............,................... 2015

Page 59: Bahan Pts Up Date Kiswandi

Supervisor,

Page 60: Bahan Pts Up Date Kiswandi

INSTRUMEN SUPERVISI KLINIS DAN EVALUASI

PELAKSANAAN KTSP

DOKUMEN II

Nama Sekolah : ………………………………………

Nama Guru : ………………………………………

Mata Pelajaran : ………………………………………

No Aspek Tanggapan Alasan & Kendala

A. Kelengkapan Dokumen KTSP

1. Ketersediaan Buku “Kerangka

Dasar Kurikulum (KTSP)”

( ) Sangat lengkap

( ) Lengkap

( ) Kurang lengkap

( ) Tidak ada

2. Ketersediaan Buku “Standar Isi

dan SKL Mata Pelajaran".

( ) Sangat lengkap

( ) Lengkap

( ) Kurang lengkap

( ) Tidak ada

Page 61: Bahan Pts Up Date Kiswandi

No Aspek Tanggapan Alasan & Kendala

3. Ketersediaan Buku Pedoman

“Pengembangan Silabus dan

RPP".

( ) Sangat lengkap

( ) Lengkap

( ) Kurang lengkap

( ) Tidak ada

4. Ketersediaan Buku Pedoman

“Pengembangan Penilaian

Berbasis Kelas.”

( ) Sangat lengkap

( ) Lengkap

( ) Kurang lengkap

( ) Tidak ada

B. Penguasaan Terhadap Konsep KTSP

1. Menguasai Konsep Dasar KTSP

(Struktur Umum Kurikulum)

(….) Sangat menguasai

(.....) Menguasai

(….) Kurang Menguasai

(….) Tidak Menguasai

2. Menguasai Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar Mata

Pelajaran.

(….) Sangat menguasai

(.....) Menguasai

(….) Kurang Menguasai

(….) Tidak Menguasai

Page 62: Bahan Pts Up Date Kiswandi

No Aspek Tanggapan Alasan & Kendala

3. Mampu menjabarkan Standar

Kompetensi dan Kompetensi

Dasar ke dalam Mata Pelajaran

(….) Sangat menguasai

(.....) Menguasai

(….) Kurang Menguasai

(….) Tidak Menguasai

4. Mampu mengembangkan

silabus dan RPP.

(….) Sangat menguasai

(.....) Menguasai

(….) Kurang Menguasai

(….) Tidak Menguasai

5. Mampu mengembangkan

Rencana Langkah-langkah

Pembelajaran

(….) Sangat menguasai

(.....) Menguasai

(….) Kurang Menguasai

(….) Tidak Menguasai

6. Menguasai Sistem Penilaian

Kelas

(….) Sangat menguasai

(.....) Menguasai

(….) Kurang Menguasai

(….) Tidak Menguasai

Page 63: Bahan Pts Up Date Kiswandi

No Aspek Tanggapan Alasan & Kendala

7. Mampu Mengembangkan

Program Remedial dan

Pengayaan

(….) Sangat menguasai

(.....) Menguasai

(….) Kurang Menguasai

(….) Tidak Menguasai

8. Mampu Mengembangkan

Program Tugas Mandiri

Terstruktur dan Mandiri Tidak

Terstruktur.

(….) Sangat menguasai

(.....) Menguasai

(….) Kurang Menguasai

(….) Tidak Menguasai

C Pengembangan Perangkat Pelaksanaan KTSP

1. Program Tahunan (Prota)

Mata Pelajaran telah

dikembangkan secara lengkap

dan memadai

(….) Sudah Lengkap

(….) Belum Lengkap

(….) Belum dikem-

bangkan

2. Pemetaan Kompetensi Dasar

Per-Semester telah

dikembangkan secara lengkap

dan memadai

(….) Sudah Lengkap

(….) Belum Lengkap

(….) Belum dikem-

bangkan

Page 64: Bahan Pts Up Date Kiswandi

No Aspek Tanggapan Alasan & Kendala

3. Silabus Mata Pelajaran telah

dikembangkan secara lengkap

dan memadai

(….) Sudah Lengkap

(….) Belum Lengkap

(….) Belum dikem-

bangkan

4. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran(RPP) Mata

Pelajaran telah dapat

dikembangkan secara lengkap

dan memadai

(….) Sudah Lengkap

(….) Belum Lengkap

(….) Belum dikem-

bangkan

5. Penilaian Berbasis Kelas telah

dikembangkan secara lengkap

dan memadai

(….) Sudah Lengkap

(….) Belum Lengkap

(….) Belum dikem-

bangkan

D. Kelengkapan dan Pemanfaatan Media & Sumber Belajar

Page 65: Bahan Pts Up Date Kiswandi

No Aspek Tanggapan Alasan & Kendala

1. Ketersediaan dan Pemanfaatan

OHP

(….) Memadai

(….) Cukup memadai

(….) Kurang memadai

(….) Tidak Tersedia

Pemanfaatan:

2. Ketersediaan dan Pemanfaatan

Media Audio (Tape Recorder)

(….) Memadai

(….) Cukup memadai

(….) Kurang memadai

(….) Tidak Tersedia

Pemanfaatan:

Page 66: Bahan Pts Up Date Kiswandi

No Aspek Tanggapan Alasan & Kendala

3. Ketersedian Media Audio

Visual

Ketersediaan:

(….) Cukup

(….) Kurang

(….) Tidak Tersedia

Pemanfaatan:

4. Ketersedian Komputer (….) Memadai

(….) Cukup memadai

(….) Kurang memadai

(….) Tidak Tersedia

Pemanfaatan:

Page 67: Bahan Pts Up Date Kiswandi

No Aspek Tanggapan Alasan & Kendala

5. Ketersediaan Buku Teks (….) Memadai

(….) Cukup memadai

(….) Kurang memadai

(….) Tidak Tersedia

Pemanfaatan:

6. Ketersediaan Referensi (….) Memadai

(….) Cukup memadai

(….) Kurang memadai

(….) Tidak Tersedia

Pemanfaatan:

Page 68: Bahan Pts Up Date Kiswandi

No Aspek Tanggapan Alasan & Kendala

7. Buku siswa/modul (….) Memadai

(….) Cukup memadai

(….) Kurang memadai

(….) Tidak Tersedia

Pemanfaatan:

8. Majalah (….) Memadai

(….) Cukup memadai

(….) Kurang memadai

(….) Tidak Tersedia

Pemanfaatan:

Page 69: Bahan Pts Up Date Kiswandi

No Aspek Tanggapan Alasan & Kendala

9. Peralatan Praktik (….) Memadai

(….) Cukup memadai

(….) Kurang memadai

(….) Tidak Tersedia

Pemanfaatan:

10. Bahan Praktik (….) Memadai

(….) Cukup memadai

(….) Kurang memadai

(….) Tidak Tersedia

Pemanfaatan:

Page 70: Bahan Pts Up Date Kiswandi

No Aspek Tanggapan Alasan & Kendala

11. Lainnya:

…………………………

(….) Memadai

(….) Cukup memadai

(….) Kurang memadai

(….) Tidak Tersedia

Pemanfaatan:

E. Pelaksanaan Pembelajaran

1. Satu jam pelajaran 40 menit (….) Ya

(….) Tidak

2. Kegiatan pembelajaran

dilaksanakan sesuai dengan

Silabus dan RPP yang telah

disusun.

(….) Selalu

(….) Sering

(.....) Kadang-kadang

(.....) Tidak sesuai

Page 71: Bahan Pts Up Date Kiswandi

No Aspek Tanggapan Alasan & Kendala

3. Siswa mudah diarahkan untuk

mengikuti kegiatan

pembelajaran

(….) Sangat mudah

(….) Mudah

(….) Tidak Tentu

(.....) Tidak mudah

4. Siswa aktif dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran

(….) Sangat aktif

(….) Aktif

(….) Tidak tentu

(…. ) Tidak aktif

5. Siswa belajar sambil

mengerjakan (Learning by

doing)

(….) Sangat mungkin

(….) Mungkin

(.....) Tidak tentu

(.....) Tidak mungkin

6. Komponen-komponen

pembelajaran CTL dapat

diterapkan secara proporsional

sesuai tujuan pembelajaran

(….) Sangat mungkin

(….) Mungkin

(.....) Tidak selalu

(.....) Tidak dapat

Page 72: Bahan Pts Up Date Kiswandi

No Aspek Tanggapan Alasan & Kendala

7. Siswa dapat mengkonstruk

pemahamannya terhadap

substansi yang dipelajari

(….) Sangat mungkin

(….) Mungkin

(.....) Tidak selalu

(.....) Tidak dapat

8. Penilaian Berbasis Kelas dapat

dilaksanakan secara memadai

(….) Sangat memadai

(….) Memadai

(.....) Kurang memadai

(.....) Tidak memadai

9. Tujuan pembelajaran dapat

dicapai sesuai rencana

(….) Sangat sesuai

(….) Sesuai

(.....) Kurang sesuai

(.....) Tidak sesuai

10. Target materi (dalam satu

semester) yang seharusnya

dibahas dalam pembelajaran

dapat tuntas

(….) Sangat tuntas

(….) Tuntas

(.....) Kurang tuntas

(.....) Tidak tuntas

Page 73: Bahan Pts Up Date Kiswandi

No Aspek Tanggapan Alasan & Kendala

11. Prestasi belajar siswa (….) Sangat tinggi

(….) Tinggi

(......) Sedang

(….) Rendah

12. Kegiatan remidi

diselenggarakan bagi siswa

yang belum mencapai

ketuntasan penguasaan sesuai

target kompetensi

(….) Selalu

(…..) Sering

(….) Kadang-kadang

(......) Tidak pernah

13. Pengayaan diselenggarakan

bagi siswa yang lebih cepat

dalam mencapai ketuntasan

penguasaan sesuai target

kompetensi

(….) Selalu

(….) Sering

(….) Kadang-kadang

(….) tidak pernak

ABSTRAKSKuswandi,2015 Dalam wacana seperti itu maka IPA bukan sekadar cara

bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan ‘science as a way of knowing’. Artinya,IPA sebagai proses juga dapat meliputi kecenderungan sikap/tindakan, keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan seperangkat prosedur. Sementara nilai-nilai (values) IPA berhubungan dengan tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial, manfaat IPA untuk IPA dan kehidupan nanusia, serta sikap dan tindakan.

Page 74: Bahan Pts Up Date Kiswandi

Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang dipaparkan, maka permasalahannya adalah sebagai berikut.1)Bagaimanakah peningkatan kemampuan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 10 Petarukan Kecamatan Petarukan tahun pelajaran 2014/2015dalam merencanakan pembelajaran setelah mengikuti supervisi klinis? 2) Bagaimanakah peningkatan kemampuan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 3) Bagaimanakah peningkatan kemampuan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam melengkapi administrasi setelah mengikuti supervisi klinis? 4) Kendala-kendala apa yang dihadapiguru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan alam dalam mengelola proses pembelajaran dengan menggunakan supervisi klinis?

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:1) Peningkatan kemampuan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam melaksanakan proses pembelajaran setelah mengikuti supervisi klinis 2) Peningkatan kemampuan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam melaksanakan proses pembelajaran setelah mengikuti supervisi klinis 3) Peuningkatan kemampuan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam melengkapi administrasi setelah diadakan supervisi klinis 4) Kendala-kendala apa yang dihadapi guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Adapun metode yang digunakan adalah penelian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus dan setiap siklusnya ada 4 pertemuan, dengan subyek penelitian guru SD Negeri I Petarukan sebanyak 10 guru.

Simpulan 1) Penerapan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru IPA SD Negeri 1 Petarukan Kecamatan petaraukan kabupaten Pemalang dalam merencanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007. Hal ini terlihat dari tingkat kemampuan guru pada siklus I sebesar 78,28% yang tergolong baik, meningkat pada siklus II menjadi 92,19% yang tergolong sangat baik. Sepervisi klinis yang diterapkan mampu mengatasi kesulitan dan hambatan guru dalam merencanakan proses pembelajaran, karena sifatnya yang kolegial. Tidak ada lagi instruksi yang bersifat menekan, tetapi diskusi atau interaksi yang kondusif.2)Penerapan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru IPA dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari tingkat kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran pada siklus I sebesar 75,83% yang tergolong baik, meningkat pada siklus II menjadi 97,38% yang tergolong sangat baik. Melalui supervisi klinis yang bersifat kolegial, guru dengan leluasa mengemukakan kesulitannya dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga peneliti bisa memberikan penjelasan yang lebih mendalam dan akhirnya kemampuan guru lebih meningkat.3) Penerapan supervisi klinis dapat meningkatkan kemampuan guru IPA dalam melengkapi administrasi. Hal ini terlihat dari tingkat kelengkapan administrasi pada siklus I sebesar 78,70% yang tergolong baik, meningkat pada siklus II menjadi 95,32% yang tergolong sangat baik.4) Penerapan supervisi klinis dapat mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guru dalam mengelola pembelajaran IPA. Hal ini terlihat dari tingkat persentase pada siklus I sebesar 70,76% yang tergolong cukup,meningkat pada siklus II menjadi 94,67% yang tergolong sangat baik.

Page 75: Bahan Pts Up Date Kiswandi