Upload
adi-atmadilaga
View
1.251
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
P a g e | 1
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Bahan Ujian Aliran Dalam Media Porus
Oleh : Ir. Andius Dasa Putra, M.T.
Materi :
Sifat fisik media porus dan air
HUKUM DARCY
Persamaan LA PLACE
Persamaan Aliran Air dalam Media Porus kenyang air dan non kenyang air
Jaring Aliran
Aliran Air Dalam Sumur dan Parameter-Parameter yang diukur.
Ground water dan seepage : Han
Groundwater Hydrology : D.K. Todd
Seepage dan Ground water : Marine, Meginal
Ground water Hydrology dan Hidroulic : Mc Whorter dan Sunada, 1985
Sifat Fisik Media Porus dan Air
Media porus dapat berupa :
Lapisan tanah yang terdiri dari butiran mineral dengan ukuran yang bervariasi
Batuan berpori
Geotekstil
Air tanah merupakan sumber suplai air di dunia yang digunakan untuk beberapa keperluan
:
Irigasi, industri, kebutuhan rumah tangga, dll.
Fenomena aliran air dalam media porus merupakan gabungan dari ilmu geologi, hidrologi,
dan mekanika fluida :
Geologi : Terjadinya 2 distribusi air tanah
Hidrologi : Suplai air ke bawah tanah
Mek Fluida : Gerakan air tanah
P a g e | 2
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Lapis tanah, koefisien permeabilitas dari aliran tergantung dari permukaan spesifik dan
tahanan air di aliran disebabkan oleh viskositas dari fluida yang berupa gesekan yang
proporsional dengan bidang kontak antara zat cair dengan butiran. Permukaan spesifik
tergantung dari diameter butiran tergantung dari distribusi butiran dari media porus untuk
suatu kondisi gradasi tertentu permukaan tergantung porositas.
Untuk batuan, rongga pori harus cukup kecil sehingga aliran air berbentuk laminer.
Susunan rongga dianggap beraturan sehingga batuan dianggap mempunyai permeabilitas
yang homogeny. Dalam kondisi tersebut batuan dapat dianggap merupakan media porus
homogeny sehingga teori yang dikembangkan pada lapisan tanah bias diaplikasikan.
Air tanah terbentuk pada formasi geologi yang permeable dikenal sebagai aquifers.
Aquiofers : mempunyai struktur yang memungkinkan terisi air dan mengalir
Aquiclude : Formasi impermeable yang terisi oleh air tetapi tidak mampu ditransmisi,
contoh: Lempung.
Aquifuge : Formasi impermeable yang tidak mengandung air.
Dalam suatu lkapisan tanah atau batuan, bagian yang tidak terisi mineral solid, bias terisi
oleh air tanah : voids, pori.
Pori bias berfungsi sebagai pipa/sarana transport air tanah; yang tergantung pada ukuran,
bentuk, distribusi.
Pori terbentuk oleh beberapa sebab :
Proses geologi : Sedimentasi, timbunan lahan
Setelah batuan terbentuk : Batuan pecah, tanaman, binatang
Pori dilihat dari ukurannya :
Kapiler, super kapiler, sub kapiler.
Kandungan pori dalam tanah/batuan dinyatakan dalam porositas ; presentase dari volume
pori dengan volume total dari masa tanah/batuan.
Φp = 100 . Vv/V
Dimana :
P a g e | 3
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Vv = Volume pori
V = Volume total
Nilai porositas tergantung pada :
Bentuk partikel
Derajat kepadatan
Distribusi ukuran butir
Lapisan tanah bawah terbagi menjadi :
Daerah saturasi
Daerah aerasi
Daerah saturasi/jenuh air/kenyang air : Seluruh bpori terisi air.
Daerah aerasi/tidak jenuh/tidak kenyang air : Pori terisi air ddan udara.
Batas atas daerah jenuh air
Lapis Impermeabel
Muka air, permukaan phreatis
Soil Water
Intermediats
Cappilarywater
GroundWater
Bed Rock(Permeable)
P a g e | 4
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Soil Water Zone
Air di daerah ini berasal dari hujan/irigasi
Ketebalan tergantung tipe/jenis tanah dan tumbuhan
Berperan penting dalam pertanian
Intermediate Zone
Ketebalan = 0 Muka air tanah tinggi
Ketebalan > 0 Muka air tanah dalam
Cappilary Zone
Ketebalan ditentukan oleh :
Gaya Tegangan Permukaan Air = Berat Air di Atas M.A.
2πrb σ cos α = πr2 hc γ
hc =
Nilai tergantung pada komposisi kimiawi dari air dan tanah;
secara empiris :
Hc =
hc : Inch
d : mm
p : Porositas
hc = (cm)
Air pada 10° C => cm2
Pasir D ≈ 2 mm => hc = 1,5 cm
hc 2r
a
50 1000
% kejenuhan
P a g e | 5
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Pasir kecil hc => dm
Lanau D ≈ 0,03 mm hc = 1 m
Saturated Zone
Pada zone ini semua pori terisi air tanah, dimana nilai porositas menunjukkan
kandungan air per satuan volume.
Tidak semua air tersebut dapat dipindah/diambil dari tanah dengan drainase
atau pompa dari sumur, karena adanya gaya-gaya kohesi/adhesi dan tegangan
permukaan.
Spesific retention dari batuan/tanah : Perbandingan dalam persen dari
volume air yang tinggal dengan volume total :
Sr =
ωr = Volume air yang tinggal
V = Volume total tanah/batuan
Sfesific Yield, Sy : Bagian air yang bias didrainase/dipompa
Porositas efektif
Sy =
ωy = Volume dari air yang didrainase
p = Sr + Sy
Nilai dari Sy tergantung pada ukuran butir, bentuk-bentuk dan distribusi pori,
dan tingkat kepadatan.
o Untuk tanah pasir Sy -30%
o Untuk tanah alluvial Sy 10-20%
100
20
30
40
50
1/16 1/8 1/2 2 8 32 128
max 10% grain size (mm)
Formasi batuan atau material tanah yang memberikan sejumlah air dinamakan aquiofer. Air masuk
ke aquifer secara \natural atau artificial lewat gravitasi atau diberikan/ditambahkan dengan sumur.
P a g e | 6
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Aquifer dibedakan dalam unconfined dan confined; tergantung pada ada tidaknya muka air.
Unconfined aquifer merupakan aquifer dimana muka airnya merupakan batas atas dari
saturation zone. Permukaan bebas, phreatis, non artesian aquifer
Confined aquifer : artesian, preassure aquifer : air tanah berada pada tekanan > tekanan
atmosfer.
perched aquifer
Unconfined Aquifer
Debit yang diambil dari aquifer => perubahan volume tampungan air dalam aquifer :
Unconfined aquifer : Beda antara m.a pada awal pemompaan => akhir pengambilan
Comfined aquifer : Perubahan tekanan => perubahan kecil pada volume tampungan air
Kapasitas pengambilan air dalam c.a dinyatakan dalam koefisien tampungan : storage :
Volume air yang diambil dari aquifer dibagi dengan satuan luas permukaan per satuan
perubahan tinggi energy.
Spring/mata air : debit air tanah yang terkonsentrasi yang keluar lewat permukaan tanah sebagai
aliran air.
P a g e | 7
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Seepage : aliran air tanah yang bergerak dengan kecep[atan rendah keluar/dalam muka tanah.
Mata air dibedakan :
Hasil dari nongravitational forces : Mata air vulkanik : pada batuan vulkanis
mata air lewat celah/pori
oUmumnya temperature air > temperature air luar
oBermineral
Hasil dari gravitational force : Aliran air pada tekanan hidrostatis.
Macam :
Mata air depresi : Terbentuk jika muka tanah bertemu denbgan muka air tanah
W ater table
M ata air
lautsungai
g.w . flowD anau
hujan
Contact Springs : terbentuk jika ada lapisan tanah permeable di atas lapis kurang permeable yang
bertemu muka tanah
Artesian Springs : Pada Confined aquifer
L
hL
Z2
Z1
P1/?
V
P2/?
P a g e | 8
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Persamaan Bernouli
Energi dalam media porus kecil sehingga
Sehingga
Kehilangan energy didefinisikan sebagai kehilangan energy potensial yang disebabkan oleh gesekan
yang diubah menjadi energy panas.
hL tidak tergantung pada kemiringan silinder.
Menurut hokum Darcy
Q ~ hL Q ~
Q =
Dengan K = Koefisien permeabilitas
Secara umum ditulis :
Q =
V =
Dengan : Gradien Hidraulik = i
Kecepatan riil bervarisi dari satu titik ke titik yang lain
dalam media
Kec riil => aliran lewat paori > kecepatan fiktif
- Section : void + partikel
- Trajek ori : - longitudinal
- Lateral
P a g e | 9
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Sebagian voids tidak berhubungan dengan voids lainnya.
Sulit mengukur section void
Dipakai v fiktif
Dalam mencari k : diukur Q, s, i
V = k =
Aplikasi : debit rembesan
V = k . i
Q = v . s
Q merupakan nilai bervariasi meskipun v fiktif
Validitas Hukum Darcy
Saturated
Laminer
Karena hokum darcy berlaku untuk aliran laminer dimana kecepatan proporsional dengan
kehilangan tenaga :
Hukum poissenille : aliran fluida pada tabung dengan diameter kecil :
λ = Koefisien kehilangan energy = =
Jika persamaan tersebut dibandingkan dengan persamaan darcy
V =
Maka, K =
Sehingga g = 9810 mm/s2 q = 1 mm2/s : g/32q = 306,6 [mm.s]-1
P a g e | 10
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Hukum Hazen
Kl = C D102 dengan C 90 – 120
Berlaku untuk uniform
Atau
K = 100 D102 K = 10 D10
2
[cm/s] [mm/s]
Koefisien proporsionalitas antara K & D102 :
306 : 10
Hukum darcy/ Hazen K = : v rembesan
Hukum poisseulle K = 10 D102 : v riil
D terdefinisi
Contoh :
Tanah pasir dengan D10 = 0,45 mm
K = 100(0,045)2 = 0,203 cm/d
Anggap I = 1 v = k.i = 0,203 cm/d
Hukum Darcy hanya cocok untuk aliran laminer
Criteria aliran laminer : Angka Reynolds
Re =
=
= 0,91 < 1
Untuk krikil dan batuan, aliran turbulen dapat terjadi : leps ’73 memberikan persamaan kecepatan
air lewat pori :
Vv = C R0,5 i0,54
C = Konstanta
Variasi nilai k bila mulai dari
K = 10-10 m/d Untuk lempung
10-1 m/d untuk kerikil
Contoh: k = 10-10 m/d
Kerikil D10 = 5 mm k = 0,25 m/d
Pasir kasar D10 = 0,5 mm k = 2,5 . 10-3 m/d
Pasir halus D10 = 0,05 mm k = 2,5 . 10-5 m/d
Lanau D10 = 0,005 mm k = 2,5 . 10-7 m/d
Lempung D10 = 0,0005 mm k = 2,5 . 10-9 m/d
P a g e | 11
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Tanah dengan suatu gradasi tertentu, vaiasi porositas dan temperature akan mempengaruhi nilai k
:
Porositas
Kozeny ’27 : k =
Pada suatu temperature tertentu Cs dianggap konstan, Juga Ss :
Untuk variasi p dari p1 => p2
K1 = K2 =
Atau K2 =
Pengaruh temperature dinyatakan dalam :
kT =
Contoh soal :
k = 7,2 . 10-5 cm/d
Tentukan Q antara 2 aquifer !
Jawab:
: q =
=
1 => 6,1 + 6 = 12,1 m
2 => 6 + 3 + 2 = 11 m
0,1
6
2
3
P a g e | 12
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Q = -7,2 . 10-5 = 2,64 . 10 -5
Pengujian Permeabilitas dilaboratorim :
Untuk menentukan koefisien permeabilitas :
a. Pengujian tinggi energy tetap (Constant head)
b. Pengujian tinggi energy turun (Falling head)
c. Penelitian secara tidak langsung dari pengujian konsolidasi
d. Pengujian kapiler horizontal
Constant Head Permeameter
Cocok untuk tanah granuler
AreaA
h AreaA
h1 h2
t=t1
t=0
dh
L
Areaa
Data pengamatan yang dicatat : V, t, h, A, L
i = h/L
Q = V/t
Q = k I A
= k (h/L) A
K = =
P a g e | 13
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Contoh :
Suatu benda uji silinder dengan Φ 7,3 cm dan panjang L = 16,8 cm. Pada pengujian chp. Tinggi
tekanan konstan sebesar 75 cm. Sesudah 1 menit air yang ditampung 940 cm3. Hitung koefisien
permeabilitas tanah :
Penyelesaian :
A = =
K = = = 0,08 m/d
Falling Head Permeameter
Cocok untuk tanah berbutir halus
Data pengamatan yang dicatat :
T, h1, h2, A, L
Q = k i A = k (h/L) A
a =
dt =
t =-
k =
Contoh:
Pengujian FHP untuk pasir tercatat data sbb :
a = 6 cm2 A = 10,73 cm2 L = 17 cm
h1 = 150 cm h2 = 70 cm t = 100 s
Hitung k
Penyelesaian:
k = =
= 0,072 cm/s
Contoh:
Pada pengujian FHP dengan A = 20 cm2 a = 2 cm2 sebelum pengujian contoh tanah, tanah yang
dipakai sebagai saringan terlebih dulu di uji terpisah dan didapat data sebagai berikut:
Penurunan air pipa = 100 cm – 15 cm dalam waktu 5 detik.
P a g e | 14
Dalam contoh tanah dengan L = 5 cm diperlukan waktu 2,5 menit untuk penurunan dari 100 cm –
15 cm.
Hitung k
Penyelesaian:
Contoh tanah 2 saringan mempunyai A yang sama dan k yang berbeda : Q beda => v sama
Untuk saringan : v = k1 (h1/l1) =>
Untuk contoh tanah : v = k2 (h2/l2) =>
kz : koefisien permeabilitas rata-rata:
v = = => =
=>
Tinjauan aliran / rembesan dari 1 – 2
i =
v riil =
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
B Al
L
h1
P a g e | 15
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Gambarkan hubungan x2 dan t
0
a
mab
b
moa =
mab =
k dan hc bisa dicari dari 2 persamaan
k =
mas 1 k1 = => = 26,35
Contoh sampel : t = 2,5 menit = 150 detik
kz = => = 790,53
=> 790,53 = 26,35 +
k2 = 6,5 . 10-3 cm/detik
Penentuan koefisien permeabilitas dari pengujian konsolidasi
Untuk tanah lempung dengan k = 10-6 – 10-9 cm/s
Prinsip FHP
A besar
L kecil
h besar
Moa =
t
X
H
F
Peluap
P a g e | 16
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Tv =
Cv =
Substitusi:
k =
Tv = Faktor waktu
Cv = Koefisien konsolidasi
t = Waktu
H = Panjang lintasan drainase
Mv = Koefisien kompresibilitas volume
Δe = Perubahan angka pori
Δσ = tambahan tekanan
Untuk U = 50% konsolidasi Tv = 0,198
k =
Contoh:
Benda uji setebal 2,54 cm diletakkan antara batu tembus air alat konsolidometer. Pada derajat
penurunan 50% (t50), t = 12 menit. Hitung k.
Dianggap pada tekanan p1 = 1,473 kg/cm2 e1 = 0,585
Pada akhir pengujian p2 = 2,946 kg/cm2 e2 = 0,499
Penyelesaian:
k =
P a g e | 17
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Pengujian kapiler Horizontal
x
L
h
hc
Bidang referensi1 2
Pada titik 1 : Tinggi energy = h
Pada titik 2 : Tinggi energy = -hc
Persamaan Darcy v = k i
Jika S ≠ 100% v riil =
Contoh :
Tabung berisi sampel tanah dicelupkan dalam air pada kedalaman 5 cm dari pusat tabung air
meresap dari jarak 2 cm – 10 cm dalam waktu 10 menit. Tabung diturunkan lagi 50 cm di bawah
muka air meresap dari 12 cm – 20 cm : 12 menit
Berapa tinggi tekanan kapiler dan permeabilitas tannah jika p = 0,42, S = 1
Penyelesaian :
hc = 31,8 cm
k = 0,054 cm/dt
P a g e | 18
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
PENGUJIAN PERMEABILITAS LAPANGAN
Sumur Uji
h
h2 h1
Hy
dydx
2ro
q
r1
r2
x
R
q = vA = k I a = k (dy/dx) A
A = 2πxy
q = k (dy/dx) 2πxy
y dy =
ln (
k = Unconfined aqufer
data x dan y bias diganti dengan :
r1 dan h1 ; r2 dan h2 ; R dan H
Penentuan R secara empiris :
Sichardt (30) : R = 3000 (H-h) (m)
Kozeny (’33) : R =
Asumsi dari dupuit : I = dy/dx menimbulkan kesalahan yang cukup besar terutama untuk observasi
dengan r yang kecil
Dianjurkan r > H atau 1,5 H
K dasar sumur tidak mencapai lapis impermeable, tetapi pada s di atasny :
q =
Contoh :
Hitung aliran air ke dalam sumur jika sumur menembus lapisan air dengan H = 6m ro = 0,1 m
K = 0,005 m/d. Dari pengamatan terjadi penurunan muka air di sumur = 3 m
P a g e | 19
Dicari dari persamaan sinchardt
R = 3000 (H-h) = 3000 (3) = 636,4 m
q =
=
= 0,048 m3/d
Sumur Artesis
q = k I A = k
=
Ln(TCA
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Lubang Bor :
k =
Untuk tanag dengan k kecil ditambah dengan tekanan
H = hgran + htekanan
1
Lubang Bor dengan Variable Head :
D<1,5m
h2
d
LL>4d
k =r
d>5d
>5d
h
h
Casing
k =
k = k =
k =
P a g e | 20
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Pengukuran kecepatan rembesan
h
L
K =
Potential and Stream Function
Tinjau fungsi potensial : Φ(x,z)
0
La Place:
Atau h(x,z) = Membentuk suatu kurva ekipotensial
H (x,z) konstan = h => persamaan ekipotensial pada
Garis ekipotensial
Dengan member nilai-nilai Φ1, Φ2, Φ3, ….
Differensial total dari Φ(x,z)
dΦ =
= vx dx + vz dz = 0
k Φ(x,z) konstan => dΦ = 0
=
dydxvx
vz
Y
X
Arah ekipotensial tegaklurus kurva
P a g e | 21
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Tinjau fungsi ψ(x,z)
dz =
= m1 dx
dz =
= m2 dx
m1 . m2 = -1
Fungsi aliran ψ(x,z) memenuhi persamaan La Place
Differensial total dari ψ (x,z) :
dψ =
dψ =
k ψ(x,z) konstan => dψ = 0
Kemiringan kurva = Resultan kecepatan
Sehingga ψ (x,z) = ψ1, ψ2, ψ3 => Garis-garis aliran
Pada suatu titik (x,z) garis-garis equpotensial dan garis aliran membentuk garis orthogonal
Φ (x,z) : Fungsi Potensial
Ψ (x,z) : Fungsi Aliran
P a g e | 22
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Z
h1h2
X
LB
LA
B
B2
1
3
Diketahui :
LA, LB
kA, kB
h1, h2
Garis kontinuitas untuk 1 dimensi :
= 0
= C
h = C2 X + C1
Boundary conditions untuk tanah A :
X = 0 h = h1 => h1 = C2 + 0 + C1
X = LA h = h2
h2 = C2 . LA + h1 => C2 = (h2-h1) /LA
h = 0 ≤ x ≤ LA
Tanah B
X = LA => h = h2
3 => x = LA + LB => h = 0
2 => C2 LA + C1 => C1 = h2 – C2(LA + LB)
h2 – C2 LA = - C2 (LA + LB)
C2 =
C1 = h2 + LA ≤ x ≤ LA + LB
q = qA = qB
= kA = kB (
h2 =
P a g e | 23
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
h = h1 0 ≤ x ≤ LA
h = h1 LA ≤ x ≤ LA + LB
Fungsi potensial pada titik-titik yang berada pada tanah A dan tanah B
Contoh:
Gambarkan garis-garis aliran dan garis-garis ekipotensial pada aliran dengan fungsi ψ = xz
Ψi = 0 => xz = 0
Ψi = 1 => x = 1 z = 1
(x = 1/z) x = 2 z = ½
x = 4 z = ¼
Ψi = 2 => x = 1 z = 2
(x = 2/z) x = 2 z = 1
x = 4 z = ½
ψ = xz
X =
Z =
Φ = X x
Φ =
C =
Subs.
C
P a g e | 24
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
K Constant = 0 =>
Φ = 0 => x = z ; x = -z ; -x = -z ; -x = z
Φ = 1 => z =
x = 1 => z = i
x = 2 => z =
x = 3 => z =
dst…
Sistem koordinat polar
=>
Ln Φ’ = - ln r + C
Ln (Φ’ r) = C1
Φ’r = C1
Φ’r = …………………………………………………………………… (A)
= …………………………………………(A) =>
Φ = C1 ln r + C3
Fungsi Potensial : Puzometric head terdistribusi logarithmic terhadap r
Q = A V = 2 πr b k
P a g e | 25
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
a q u ife r
h w :
la p is
h
B
Q
L a p is Im p e rm e a b e l
L a p is im p e rm e a b e lL a p is im p e rm e a b e lr w
R
Q = 2πrb
r = …………………………(B)
=>
Ψ = 0 => δ = 0 => C = 0
Ψ => δ = 2π => ψ2π =
Debit per unit tebal aquifer
Φ =
=> Untuk Confined aquifer
P a g e | 26
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
=> Pizometric Head
T = Transmisirity
Boundary Condition:
h = hw => r = rw
drawdown
T = k b
Harus dibatasi dengan R pengaruh
h1h
h2
F=kedalamanturap
Persamaan garis eqipotensial
(Fungsi ini hanya berlaku pada turap)
(Fungsi Hyperbolic)
Persamaan garis aliran
(Ellips)
P a g e | 27
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
Penggambaran garis ekipotensial
0 1 2
0,382 0,396 0,435 0,493 0,564 0,73 0,913
0,707 0,75 …. ….
0,924 1,104
Penggambaran Garis Aliran
;
Untuk
P a g e | 28
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
0 1 2
. . . . .
. . . . .
. . . . .
2,509 2,494 2,449 2,372 2,26 2,107 1,903
P a g e | 29
Adi Atmadilaga (Atmadilaga27.blogspot.com)Fakultas Teknik Universitas Lampung
0 0,5 1 1,5 2 2,5-0,5-1-1,5-2-2,5
1
2