Upload
phungngoc
View
394
Download
68
Embed Size (px)
Citation preview
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU
MODUL PENDALAMAN MATERI BAHASA ARAB
Oleh
Drs. H. Ahmad Fuad Effendy, M.A Prof. Dr. Moh. Ainin, M.Pd
UNIVERSITAS NEGERI MALANG PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 115
APRIL 2012
iii
DAFTAR ISI MODUL PENDALAMAN MATERI BIDANG STUDI BAHASA ARAB
A. Pendahuluan ............................................................................................ vi B. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... vi KEGIATAN 1 : KONSEP UMUM PEMBELAJARAN BAHASA A. Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 1 B. Pengertian Pendekatan, Metode, Teknik ............................................. 1 C. Teori Belajar Bahasa ................................................................................ 5 D. Sekilas tentang Metode Komunikatif ................................................... 10 E. Ringkasan .................................................................................................. 19 Latihan ........................................................................................................... 20 KEGIATAN 2: PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MENYIMAK (ISTIMA') A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 24 B. Teknik Pembelajaran Maharah Istima’..................................................... 24 C. Materi dan Latihan Maharah Istima’ ....................................................... 30 Daftar Pustaka ................................................................................................ 38 KEGIATAN 3: PEMBELAJARAN KEMAHIRAN BERBICARA (KALAM)
A. Tujuan Pembelajaran Maharah Kalam .................................................... 39 B. Teknik Pembelajaran Maharah Kalam ..................................................... 39 C. Materi Latihan/Praktik Maharah Kalam ................................................ 47 Daftar Pustaka .............................................................................................. 57 KEGIATAN 4: PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 58 B. Pengertian Kemahiran Membaca ........................................................... 58 C. Beberapa Jenis Membaca ......................................................................... 60 D. Tingkatan Kemahiran Membaca ............................................................ 63 E. Teknik dan Model Latihan Membaca Berbasis Pengalaman Belajar …............................................................................ 64 F. Langkah-langkah Pembelajaran Membaca............................................ 67 G. Materi Bacaan dan latihan ...................................................................... 68 Latihan............................................................................................................. 84
iv
KEGIATAN 5: PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MENULIS A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 85 B. Pengertian Kemahiran Menulis .............................................................. 85 C. Teknik dan Tahapan Pembelajran Kemahiran Menulis ..................... 87 D. Materi Pembelajaran Menulis ............................................................... 95 Latihan ........................................................................................................... 100 KEGIATAN 6: KTSP SMA 2006 MATA PELAJARAN BAHASA ARAB A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 101 B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ................................................ 101 C. Contoh Silabus dan RPP ........................................................................ 111 Latihan ............................................................................................................ 123
v
DAFTAR BAGAN Bagan 1 : Hubungan Hirarkhis antara Pendekatan, Metode, dan Teknik
Bagan 2 : Posisi Metode, Pendekatan, Desain, dan Teknik
Bagan 3 : Output Pembelajaran Maharah Istima’
Bagan 4 : Output Pembelajaran Maharah Kalam’
vi
MODUL PENDALAMAN
MATERI BIDANG STUDI BAHASA ARAB
1. PENDAHULUAN
Seorang guru bahasa Arab harus memiliki dua kompetensi, yaitu
kompetensi metodologis dan kompetensi kebahasaan. Kompetensi
metodologis adalah penguasaan metodologi pengajaran dan
penerapannya dalam proses pembelajaran. Sedangkan kompetensi
kebahasaan mencakup keterampilan berbahasa dan penguasaan
kebahasaan dan kebudayaan Arab. Bahasan mengenai pembelajaran
membaca ini mencakup penguasaan teknik-teknik pembelajaran
menyimak (maharah istima’), berbicara (maharah kalam), membaca (maharah
qira’ah), dan teknik pembelajaran menulis (maharah kitabah). Kedua hal ini
sangat signifikan untuk meningkatkan kompetensi pengajar bahasa Arab
yang berujung pada peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Arab di
sekolah.
Sementara itu, kompetensi kebahasaan lebih terkait dengan
peningkatakan kemahiran berbahasa bagi guru bahasa Arab (peserta
PLPG), baik yang terkait dengan kemahiran menyimak, berbicara,
membaca, maupun menulis. Materi kemahiran berbahasa ini lebih
ditekankan pada kegiatan berbahasa secara praktis dan riil komunikatif.
Untuk itu, latihan-latihan berbahasa baik secara pasif (maharah
istiqbaliyyah) maupun aktif (maharah istintajiyyah) ditekankan dalam modul
pendalaman materi ini.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pelatihan ini selesai, peserta latihan diharapkan mampu:
1) Menjelaskan konsep dasar pendekatan, metode, dan teknik
dalam pembelajaran bahasa.
vii
2) Menjelaskan berbagai teori yang mendasari pembelajaran
bahasa.
3) Mengenal sistem pembelajaran bahasa Arab dengan metode
komunikatif.
4) Mengimplementasikan teknik pembelajaran keterampilan
berbahasa Arab (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis)
yang efektif dan menyenangkan.
5) Memahami wacana lisan berbahasa Arab (fahmu al-masmu’) baik
dalam bentuk dialog maupun narasi.
6) Menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi lisan
dengan memperhatikan unsur-unsur: kelancaran, kefasihan,
nada dan tekanan, struktur, ketepatan pilihan kata, isi, dan
performansi.
7) Membaca (keras) dan memahami wacana tulis (teks) berbahasa
Arab, baik dalam bentuk dialog maupun narasi.
8) Menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi tulis.
1
KEGIATAN 1
KONSEP UMUM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pelatihan ini selesai, peserta latihan diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep dasar pendekatan, metode, dan teknik
dalam pembelajaran bahasa.
2. Menjelaskan berbagai teori yang mendasari pembelajaran
bahasa.
3. Menjelaskan keterkaitan antara teori belajar bahasa dengan
metode pembelajaran bahasa.
4. Menjelaskan konsep metode komunikati dalam pembelajaran
bahasa.
5. Menjelaskan landasan historis dan teoretis metode komunikatif
dalam pembelajaran bahasa.
6. Mengenal sistem pembelajaran bahasa Arab dengan metode
komunikatif.
B. PENGERTIAN PENDEKATAN, METODE, TEKNIK
Ada tiga istilah yang sangat mendasar dalam pembelajaran bahasa.
Ketiga istilah tersebut menurut Edward Anthony (1963) (dalam Richards
dan Rodgers, 1986) adalah pendekatan atau al-madkhal (approach), metode
atau ath-thariqah (method), dan teknik atau al-uslub (technique) Dalam
penggunaannya, pengertian dan konsep dasar ketiga istilah tersebut perlu
dipahami secara tepat dan proporsional, sehingga tidak menimbulkan
kerancuan.
Menurut Anthony (dalam Richards dan Rodgers, 1986). Pendekatan
mengacu pada teori tentang hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa
sebagai dasar dan prinsip pembelajaran bahasa. Pendekatan juga dapat
dipahami sebagai seperangkat asumsi yang berhubungan dengan hakikat
2
bahasa dan pembelajaran bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatis atau
badahy (Al-‘Ashily, 2002). Artinya, kebenaran teori-teori linguistik dan
teori belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi (Syafi’ie, 1994
dan Al-‘Ashily, 2002).
Terkait dengan pengertian ini, ada dua pertanyaan yang patut
dikemukakan, yaitu; apa hakikat bahasa itu? dan apa hakikat
pembelajaran bahasa. Kedua pertanyaan ini saling terkait. Artinya,
jawaban tentang hakikat bahasa akan menentukan hakikat pembelajaran
bahasa. Dengan ungkapan lain, pandangan tentang hakikat pembelajaran
bahasa akan sangat diwarnai oleh pandangan tentang hakikat bahasa.
Istilah metode mengacu pada perencanaan secara menyeluruh yang
terkait dengan penyajian bahan ajar bahasa secara sistematis. Bagian-
bagian dalam perencanaan tersebut tidak ada yang kontradiktif (Richards
dan Rodgers, 1986). Perencanaan secara menyeluruh tersebut (khuththah
syamilah) digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Dalam perencanaan tersebut tercermin langkah-langkah,
prosedur, dan aktivitas pembelajaran baik aktivitas di kelas maupun di
luar kelas. (Al-‘Ashily, 2002). Langkah-langkah tersebut dimulai dari
penyusunan perencanaan pembelajaran, penyajian materi, proses
pembelajaran, dan penilaian hasil belajar (Syafi’ie, 1994). Apabila
pendekatan bersifat aksiomatis, maka metode bersifat prosedural.
Menurut Syafi’ie (1994), istilah metode dapat dimaknai dalam pengertian
yang luas dan pengertian yang sempit. Dalam pengertian luas, metode
berarti perencanaan secara menyeluruh dengan langkah-langkah
sebagaimana tersebut di atas. Sedangkan pengertian metode dalam arti
sempit sama dengan teknik mengajar.
Sementara itu, istilah teknik (al-uslub) dalam pembelajaran bahasa
mengacu pada implementasi perencanaan pembelajaran di dalam kelas
(Richards dan Rodgers, 1986). Teknik pembelajaran berupa berbagai
macam cara dan kiat (trick) untuk menyajikan bahan ajar dalam rangka
3
mencapai tujuan khusus pembelajaran. Mengingat teknik bersifat
implementatif, maka keberadaannya harus konsisten dengan metode dan
pendekatan (Anthony, 1963 dalam Richards dan Rodgers, 1986). Artinya,
teknik pembelajaran di kelas yang dibangun oleh guru harus sinergi
dengan metode, dan metode yang digunakan juga harus mengacu pada
pendekatan pembelajaran bahasa. Hubungan hirarkhis antara ketiga
istilah tersebut dalam pembelajaran bahasa dapat diilustrasikan ke dalam
bagan 1 berikut ini.
Bagan 1: Hubungan Hirarkhis antara Pendekatan, Metode, dan Teknik
Apabila Edaward Anthony menggunakan istilah approach (al-
madkhal), method (ath-thariqah), dan technique (al-uslub), Richards dan
Rodgers (1986) menggunakan istilah method, approach, design, dan
procedure. Posisi metode oleh Richards dan Rodgers diletakkan sebagai
induk dari pendekatan, perencanaan (design), dan prosedur (al-ijra’at)
Secara lebih spesifik, Richards dan Rodgers (1986) memberikan gambaran
keempat istilah tersebut sebagaimana pada bagan 2 berikut ini:
PENDEKATAN املدخل)( - teori hakikat bahasa - teori hakikat belajar bahasa - bersifat aksiomatis
METODE الطريقة)( - perencanaan menyeluruh - prosedural
TEKNIK (االسلوب) - implementasi perencanaan - trik di kelas (berbagai cara dan
kiat pembelajaran) - insidental & operasional
4
Bagan 2: Posisi Metode, Pendekatan, desian, dan Teknik
Approach Design Procedure
Method
a. Teori tentang hakikat bahasa. - pandangan tentang hakikat
kemampuan berbahasa. - padangan tentang hakikat
pembelajaran bahasa. b. Teori tentang hakikat
belajar bahasa. - pandangan tentang proses
psikolinguistik dan kognitif yang terlibat dalam belajar bahasa.
- perhatian terhadap kondisi yang mendukung proses pembelajaran
a. Tujuan umum dan khusus. b. Model silabus
- kreteria pemilihan dan pengorganisasian bahan ajar.
c. Tipe kegiatan pembelajaran. - jenis-jenis tugas, kegiatan latihan
di kelas, dan bahan ajar d. Peran Pembelajar
- jenis tugas yang disusun untuk pembelajar
- tingkat penguasaan pembembelajar terhadap materi.
- pola pengelompokan pembelajar yang disarankan.
- tingkatan pengaruh pembelajar terhadap pembelajaran yang lain.
- padangan pembelajar sebagai pemroses, penampil, inisiator, dan sebagai problem solver.
e. Peran Guru - jenis tugas guru - tingkatan pengaruh guru terhadap
pembelajaran. - tingkatan peran guru dalam
menentukan bahan ajar. - jenis interaksi antara guru dan
pembelajar f. Peran bahan Ajar
- fungsi utama bahan ajar - bentuk bahan ajar (misalnya buku
teks, audio visual). - hubungan bahan ajar dengan
input yang lain. - asumsi-asumsi yang dibuat
tentang guru dan pembelajar yang lain
a. Teknik dalam kelas, latihan, dan pengamatan perilaku pada saat metode digunakan. - waktu, tempat, dan
peralatan yang digunakan guru.
- pola-pola interaksi yang teramati dalam kelas.
- taktik dan strategi yang digunakan oleh guru dan pembelajar manakala metode digunakan.
5
C. TEORI BELAJAR BAHASA
1. Behaviorisme )نظرية سلوكية\مذهب سلوكي(
Teori behavioris (behavioristic approach) merupakan teori psikologi
yang dikembangkan oleh B. F. Skinner dari hasil studi teoritik dan
empirik ilmuwan bernama Pavlov dan Watson (Nunan, 1991). Pavlov
(1849-`1939) sebagai pelopor madzhab ini termasyhur dengan teorinya
yang menghubungkan stimulus primer (makanan) dan stimulus skunder
(nyala lampu dan bunyi lonceng) dengan respons (keluarnya air liur)
anjing yang dijadikan sebagai hewan percobaan. Berdasarkan
penelitiannya, Pavlov menemukan bahwa air liur anjing mengalir pada
saat lampu menyala meskipun tanpa ada makanan (Al-‘Araby, 1981 dan
Effendy, 2005). Selanjutnya teori ini oleh B. F. Skinner (1957)
dikembangkan untuk meneliti perilaku manusia (Nunan, 1991) dan
diaplikasikan ke dalam dunia pendidikan (Al-’Araby, 1981). Untuk itu,
B.F. Skinner diakui sebagai bapak aliran behaviorisme. Bukunya Verbal
Behavior (1957) sangat terkenal dan dipakai sebagai rujukan oleh pengikut
aliran ini (Baradja, 1990).
Dalam mengimplementasikan teori ini, kita harus mengikuti
prosedur yang terdiri dari tiga tahap: stimulus )املثري( , respons, ) االستجابة( , dan
penguatan/reinforcement ) التعزيز( atau umpan balik. Suatu perilaku akan
muncul bila didahului oleh stimulus, Perilaku itu dapat diperkuat,
dibiasakan dengan memberikan penguatan (Azies dan Alwasilah, 1996).
Apabila teori ini diimplementasikan ke dalam dunia pendidikan, maka
dapat dikatakan, bahwa proses belajar terjadi melalui jalinan hubungan
antara: (a) stimulus yang membangkitkan perilaku, (b) respons yang
timbul oleh adanya stimulus. Hubungan antara dua unsur tersebut dipacu
oleh reinforcement (ta’ziz) yang menandai apakah respons itu sesuai atau
tidak dan yang mendorong pengulangan tindak respons atau tidak
mengulanginya (Syafi’ie, 1994), Untuk itu, menurut teori ini, belajar itu
6
sebagai pembiasaan dan pembiasaan itu dapat terjadi melalui peniruan
(imitation), yaitu pembelajar menirukan rangsangan tingkah laku yang
cukup sering sehingga menjadi otomatis atau melalui penguatan baik
positif (diganjar) maupun negatif (dihukum) (Ellis, 1986).
Berikut ini skema hubungan antara stimulus, respons, dan
reinforcement yang dikutip dari Richards dan Rodgers (1986).
Reinforcement Yang positif (akan diulangi)
Stimulus pembelajar response Reinforcement Yang negatif (tidak diulangi lagi)
Dari skema di atas dapat dikemukakan, bahwa penguatan yang
positif (dapat berupa pemberian ”ganjaran” (الثواب) merupakan unsur
yang sangat penting dalam proses belajar. Melalui penguatan yang positif
ini, kemungkinan besar perilaku akan terulang dan pada akhirnya akan
menjadi suatu kebiasaan. Sebaliknya, penguatan negatif (dapat berupa
pemberian ”hukuman” )العقاب( akan memperlemah pengulangan perilaku
dan pada akhirnya perilaku tersebut tidak akan menjadi kebiasaan.
Behaviorisme yang semula merupakan teori psikologi telah
memberikan inspirasi kepada para ahli pembelajaran bahasa. Dalam
konteks pembelajaran bahasa, aliran behaviorisme menganggap, bahwa
untuk menguasai bahasa, anak-anak menirukan ujaran yang dihasilkan
oleh penutur dewasa dan berusaha menggunakan bahasa itu. Dengan cara
ini, mereka diharapkan membangun suatu pola pengetahuan atau
kebiasaan berbahasa yang mereka pelajari (Ellis, 1986). Seorang pengikut
aliran behaviorisme menganggap bahwa perilaku bahasa yang efektif
7
tidak lain daripada membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan.
Apabila reaksi itu direstui (reinforced), maka besar kemungkinan rekasi itu
akan diulangi dan lambat laun akan menjadi kebiasaan (language habit).
Jadi, dengan jalan semacam inilah anak belajar bahasanya (Baradja, 1990).
Melalui teori ini dan diperkuat oleh aliran linguistik struktural,
lahirlah di Amerika suatu metode pembelajaran bahasa yang disebut
dengan Metode Audio Lingual الشفھية السمعية الطريقة( ). Inti dari metode ini
adalah pembiasaan pembelajar menirukan, latihan, dan menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi (terutama komunikasi lisan). Oleh karena
itu, drill-dirl lisan )تدريبات شفهية( pola-pola kalaimat menjadi dasar dalam
metode ini. Di sinilah teori behaviorisme memandang betapa besar
peranan language input atau masukan bahasa )اللغوي الدخل( dari pihak luar
(eksternal), agar pembelajar dapat menguasai bahasa sasaran.
2. Kognitivisme )نظرية معرفية\مذهب معرفي(
Nama lain dari kognitvisme adalah mentalisme. Sesuai dengan
namanya, teori ini menekankan aspek mental )المعرفية \العقلية( bagi manusia.
Teori yang muncul pada pertengahan awal abad ke 20 ini dipelopori oleh
seorang ahli bahasa bernama Noam Chomsky. Dia menyerang pandangan
kaum behaviorisme, khususnya yang terkait dengan pembelajaran dan
pemerolehan bahasa (Al-‘Ashily, 2002). Dalam padangan kognitivisme,
bahasa bukanlah hasil dari pembiasaan, melainkan karena pada setiap diri
manusia normal sejak lahir di dunia sudah dilengkapi oleh alat untuk
memperoleh bahasa atau Language Acquisition Device, selanjutnya
disingkat LAD )اللغة جھازاكتساب( . Melalui alat ini anak bisa belajar bahasa
yang dipakai orang di sekelilingnya. Jadi yang dibawa dari lahir hanya
LAD (alatnya), sedang bahasa apa yang akan diperoleh anak ditentukan
oleh alam sekelilingnya atau bahasa yang digunakan oleh masyarakat di
sekelilingnya (Baradja, 1990).
8
Serangan Comsky terhadap pandangan kaum behaviorisme
diungkapkan dalam bentuk pertanyaan berikut. Bila bahasa merupakan
perilaku yang dipelajari, bagaimana anak bisa mengatakan sesuatu yang
tidak pernah dikatakan sebelumnya? Bagaimana mungkin sebuah kalimat
baru yang diucapkan seorang anak empat tahun merupakan hasil
conditioning? (Azies dan Alwasilah, 1996). Dalam pandangan Ellis (1986),
LAD itu dapat bekerja apabila pembelajar memasukkan data, yakni input,
Akan tetapi, posisi input atau masukan ini hanya sebagai penyentil
(trigger) untuk mengaktifkan LAD. Masukan atau input yang dipajankan
dari luar itu tidak membentuk proses pemerolehan bahasa, karena hal ini
menjadi tugas utama LAD.
3. Interaksionalisme )مذهب تفاعلي(
◌Aliran ini tampaknya mencoba memadukan kedua aliran
sebelumnya (behaviorisme dan mentalisme). Penganut aliran ini
menganggap bahwa peroses terjadinya penguasaan bahasa karena berkat
adanya interaksi antara masukan bahasa yang dipajankan (exposed)
kepada pembelajar dan kemampuan internal yang dimiliki oleh
pembelajar, yakni LAD. Bukti-bukti menunjukkan, bahwa seorang anak
yang sejak lahir dilengkapi LAD tidak secara otomatis mampu berbahasa
tanpa adanya masukan bahasa dari luar (eksternal) (Baradja, 1990).
Demikian pula, binatang yang paling cerdas sekalipun, misalnya
simpanse tidak akan mampu berbahasa secara kreatif meskipun dia
dilatih berbahasa, karena binatang memang tidak dilengkapi dengan
LAD.
4, Pemerolehan dan Pembelajaran )االكتساب والتعلم(
Teori tentang pemerolehan dan pembelajaran dikemukakan oleh
Krashen (1981). Dia membedakan antara konsep pemerolehan (acquisition)
9
dan belajar (learning). Menurut Krashen, pembelajar dewasa mempunyai
dua cara untuk mengembangkan kemahiran dan pengetahuan dalam
menguasai bahasa kedua, yaitu melalui pemerolehan dan belajar.
Pemerolehan mengacu pada pengembangan kemampuan berbahasa
secara alamiah dan dalam situasi yang komunikatif (Krashen dan Terrel,
11983). Dalam pandangan Krashen, untuk pengembangan kemahiran
berbahasa, pemerolehan ini lebih penting daripa belajar.
Baradja (1990) memberi contoh pelaut-pelaut kita pandai berbahasa
Inggris dengan jalan pemerolehan. Mereka menguasai bahasa Inggris ini
dengan cara informal dan mereka tidak mengetahaui atau tidak secara
sengaja belajar bahasa Inggris. Mereka sekedar menggunakannya karena
adanya keperluan untuk berkomunikasi. Di lingkungan komunitas
tertentu di Indonesia yang masyarakatnya memiliki bahasa ibu yang
berbeda-beda (misalnya bahasa Jawa, Sunda, Padang, Bugis, dan lain-
lain), dijumpai anak-anak menguasai bahasa Indonesia bukan melalui
belajar, tetapi melalui pemerolehan. Mereka sesama temanya secara tidak
sadar berkomunikasi dengan bahasa Indonesia pada saat mereka bermain.
Cara kedua yaitu melalui belajar. Belajar bahasa berbeda dengan
pemerolehan bahasa. Belajar bahasa berarti mengetahui aturan-aturan,
yakni aturn-aturan tentang kaidah bahasa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa belajar bahasa secara formal kurang berhasil dalam
mengembangkan kemahiran komunikasi (Krashen dan Terrel, 11983).
Secara ekstrim, mereka berdua menegaskan bahwa bahasa tidak dapat
diperoleh melalui pembelajaran formal (Baradja, 1990). Dalam belajar
bahasa aktivitas yang tampak adalah penggunaan dril-dril, pemecahan
masalah, dan latihan lain untuk mencapai kompetensi bahasa. Belajar
bahasa berarti memperoleh ”pengetahuan formal” tentang suatu bahasa
dan dilakukan dalam setting formal (belajar seluk beluk bahasa dengan
guru di kelas dan atau mempelajari seluk beluk bahasa dari buku teks).
10
(Baradja, 1990). Selain itu, belajar bahasa dilakukan secara sadar
(conscious).
Teori pemerolehan dan pembelajaran bahasa ini akhirnya menjadi
dasar dari dari metode alamiah )الطريقة الطبيعية( . Inti dari metode ini adalah
agar pembelajar memiliki keterampilan berkomunikasi dengan menitik
beratkan aktivitas pemerolehan bahasa daripada aktivitas belajar.
Aktivitas belajar dalam hal-hal tertentu memang penting, tetapi lebih
bersifat penunjang saja (Krashen dan Terrel, 1983).
D. SEKILAS TENTANG METODE KOMUNIKATIF ) ا�تصالية الطريقة(
Metode pengajaran bahasa yang ditawarkan oleh para ahlinya
sangat beragam. Mackey (1965) misalnya menawarkan sekitar 15 macam
metode, di antaranya yaitu (1) Direct Method )الطريقة المباشارة( , (2) Eclectic
Method )الطريقة االنتقائية( , (3) Natural Method )الطريقة الطبيعية( , (4) Grammar-
Translation Method )طريقة القواعد والترجمة( , dan lain-lain. Akan tetapi, dari 15
macam metode yang ada, tidak ditemukan Metode Audio Lingual (MAL)
dan Metode Komunikatif (MK). Berbeda dengan Mackey, Richards. dan
Rodgers (1986) mengemukakan delapan macam metode pengajaran
bahasa, termasuk di dalamnya MAL dan MK. Dari sekian banyaka
metode tersebut, metode pembelajaran bahasa yang relatif lebih mutakhir
adalah Pendekatan/Metode Komunikatif.
a. Latar Belakang
MK ini merupakan suatu metode pembelajaran bahasa yang
berasal dari Inggris. MK ini lahir pada akhir tahun 1960-an. Sebelum itu,
metode yang mendominasi percaturan pengajaran bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua adalah metode Situational Language Teaching selanjtunya
11
disingkat SLT )الموقفي اللغة تدريس طريقة( (Richards. dan Rodgers, 1986). Metode
SLT ini dilandasi oleh aliran linguist struktural versi Inggris (Huda, 1987).
Pada hal-hal tertentu, SLT mirip dengan yang ada pada MK.
Bahasa diajarkan dengan melatih siswa tentang struktur-struktur dasar
dalam berbagai aktivitas yang didasarkan pada hal-hal yang bermakna.
Akan tetapi, langkah-langkah pendekatan pengajaran bahasa ini tidak
bisa bertahan lama sebab adanya bantahan-bantahan yang diarahkan
kepadanya. Pada saat teori linguistik (baca aliran linguistik struktural)
yang mendasari MAL ditolak di Amerika Serikat pada dekade 1960-an,
para pakar linguistik terapan Inggris mulai mempersoalkan keefektifan
pemakaian metode SLT ini. Mereka mengkritik bahwa metode SLT ini
tidak bisa dipertahankan lagi, antara lain, karena memprediksikan bahasa
berdasarkan peristiwa yang bersifat situasional itu sulit dipertahankan
secara masuk akal. Kemudian mereka mengembangkan pengajaran
bahasa yang berdasarkan fungsi bahasa dan potensi komunikasi bahasa.
Di antara tokoh dari kubu linguistik terapan yang melontarkan
kritikan terhadap SLT ini adalah Noam Chomsky seorang pakar linguistik
Amerika Serikat yang terkenal. Dia membuktikan bahwa aliran linguistik
struktural—yang telah dijadikan landasan teoretis dalam MAL di
Amerika Serikat dan SLT di Inggris—telah mengabaikan kreativitas
bahasa dan keunikan kalimat (Huda, 1987). Menurut penilaian mereka
(pakar linguistik terapan), kita perlu memberikan perhatian yang cukup
memadai kepada pengajaran bahasa yang menekankan kemahiran
komunikatif, daripada yang hanya memperhatikan perkembangan
penguasaan struktur-struktur kalimat (Azies dan Alwasilah, 1996).
Selain faktor teoretis yang mendorong pembaharuan metode
pembajaran bahasa, ada dorongan lain yang menjadi embrio lahirnya MK
ini. Dorongan lain tersebut adalah sebagai berikut: (a) kerjasama yang
semakin erat antara negara-negara di Eropa Barat yang tergabung dalam
European Common Market dan The Council of Euorope. (b) frekuensi
12
perpindaan orang-orang antar negara-negara di Eropa semakin tinggi.
Dalam kondisi seperti ini, diperluakan pembelajaran bahasa asing yang
efektif yang bisa memenuhi kebutuhan berkomunikasi antarnegara dan
bangsa.
Terkait dengan perihal di atas, pada tahun (1971), sekelompok ahli-
ahli pengajaran bahasa mengembangkan program pengajaran bahasa atas
dasar sistem satuan kredit. Dalam program ini, materi pengajaran disusun
dan dipecah-pecah menjadi satuan-satuan yang lebih kecil atas dasar
kebutuhan siswa dalam berkomunikasi. Satuan-satuan itu mewadahi
tujuan pengajaran. Kemudian diidentifikasi dua tingkat penguasaan
bahasa, penguasaan keterampilan bahasa dasar dan penguasaan
keterampilan bahasa khusus. Agar dapat menguasai bahasa khusus,
seorang harus mencapai tingkat ambang penguasaan (threshold level).
b. Landasan Teori
MK ini dilandasi oleh linguistik transformasi yang digagas oleh
Chomsky (1957) dan teori kompetensi komunikatif yang digagas oleh
Hymes (1972). Teori tranformasi sebagai kelanjutan dari aliran linguistik
struktural menekankan bahwa studi linguistik tidak hanya ditekankan
pada struktur lahir saja atau surface structure )البناء الظاهري\البنية السطحية( ,
tetapi meliputi struktur dalam atau deep structure )البناء االساسي\البنية العميقة( .
Berikut ini gambaran dari hubungan antara struktur lahir dan struktur
dalam yang dikutip dari Effendy (2005).
(البناء الظاهري) مريض؟
)ساسيالبناء األ( ؟هل أنت مريض
13
Sejalan dengan itu, Chomsky membagi kemampuan berbahasa
menjadi dua, yaitu kompetensi dan performansi. Kompetensi (competence-
al-kafa’ah) adalah kemampuan ideal yang dimiliki oleh seorang penutur.
Kompetensi ini menggambarkan pengetahuan tentang sistem bahasa yang
sempurna, yaitu pengetahuan tentang sistem kalimat )النحوي( , sistem kata
)الصرف( , sistem bunyi )ا,صوات( , dan sistem makna )الد-لة( . Sementara itu,
performansi )ا-داء( adalah ujaran-ujaran yang biasa didengar atau dibaca,
yang merupakan tuturan seseorang apa adanya tanpa dibuat-buat, Oleh
karena itu, performansi bisa saja tidak sempurna. Meskipun demikian,
menurut Chomsky, inti kajian linguistik itu adalah kompetensi, bukan
performansi (Huda, 1995).
Kompetensi linguistik yang dikemukakan oleh Chomsky tersebut
mendapat kritikan dari Dell Hymes. Dia berpendapat, bahwa kompetensi
linguistik yang dikemukakan oleh Chomsky itu hanya terbatas pada
kemampuan tatabahasa yang terlepas dari konteks, dan ini termasuk
penguasaan bahasa taraf permulaan. Penguasaan bahasa yang lebih tinggi
mencakup penguasaan aturan-aturan tatabahasa serta aaturan-aturan
sosial yang berkaitan dengan penggunaan bahasa. Artinya, seseorang
dalam berbahasa harus dapat menggunakan bahasa dan memilih ragam
yang tepat sesuai dengan situasi dan hubungan antara pembicara dan
pendengar. Orang seperti inilah yang dapat dianggap memiliki
”kompetensi komunikatif” (Huda, 1995). Dengaan demikian,
pembelajaran bahasa Arab dengan MK menekankan pada kemampuan
pembelajar untuk dapat menggunakan bahasa Arab sebagai alat
komunikasi dengan memperhatikan konteks sosial dan budaya.
c. Tujuan Pembelajaran
Tujuan umum pembelajaran bahasa (bahasa Arab) dengan MK
adalah mengembangkan kompetensi komunikatif pembelajar yang
mencakup kemampuan untuk menafsirkan bentuk-bentuk linguistik baik
14
yang dinyatakan secara eksplisit maupun yang terpendam dalam
kegiatan-kegiatan psikis (Huda, 1987).
Terkait dengan tujuan di atas, maka komponen yang harus
dikembangkan dalam kompetensi komunikatif, meliputi kompetensi
gramatikal )الكفاية النحوية( , kompetensi sosiolinguistik )الكفاية اللغوية االجتماعية(
kompetensi wacana ) الخطابكفاية( , dan kompetensi strategis )الكفاية(
,Kompetensi gramatikal mengacu pada penguasaan kosa kata .االستراتيجية
bentukan kata, pembentukan kalimat, ucapan, ejaan, dan makna
(semantik). Kompetensi sosiolinguistik berkenaan dengan kompetensi
penggunaan bahasa sesuaai dengan konteks sosial (status pembicara dan
pendengar, tujuan interaksi, norma, serta aturan interaksi). Kompetensi
wacana mengacu pada kemampuan untuk menghasilkan ujaran yang
kohesif dan koherensi. Kohesif adalah hubungan antara ujaran-ujaran
dengan alat struktur bahasa untuk memudahkan menafsirkan makna
wacana, sedangkan koherensi adalah hubungan antara beberapa makna
dalam ujaran (teks). Sementara itu, kompetensi strategis adalah
kemampuan penggunaan strategi komunikasi baik dalam bentuk verbal
maupun non-verbal (Huda, 1995).
d. Rancang Bangun Silabus dan Materi Pembelajaran
Terkait dengan silabus komunikatif ini, Huda (1989)
mengemukakan bahwa terdapat tiga rancang bangun silabus pengajaran
kompetensi komunikatif, yaitu silabus fungsional, situasional, dan
nosional. Bahkan ditambah satu versi lagi, yaitu silabus struktural
(berbeda dengan silabus struktural yang konvensional). Dalam satu unit
pelajaran, butir-butir fungsi, situasi, dan nosi (makna bahasa) dapat sama-
sama disajikan. Misalnya, butir fungsi dapat berupa: meminta informasi,
memberi informasi, dan meminta informasi tentang suatu kepastian. Butir
15
situasi bisa di hotel, stasiun, dan toko, butir nosi dapat berupa:
ketersediaan, lokasi, harga.
Pada umumnya, penyusunan materi pembelajaran bahasa (bahasa
Arab) berpegang pada prinsip dari yang mudah ke yang sulit, dari yang
konkret ke yang abstrak, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam MK ini,
penyusunan materi pembelajaran disusun berdasarkan hasil analisis
kebutuhan (need analysis) pembelajar. Artinya, materi yang disusun
harulah bermakna dalam arti sesuai dengan kenyataan, jelas konteksnya,
dan bukan ”omong kosong”. Materi dapat disajikan dalam bentuk dialog
yang bukan sekedar dihafalkan, melainkan dipelajari isinya, kosa kata dan
ungkapan komunikatifnya, fungsi-fungsi bahasa yang dikandungnya, dan
tentu saja sesuai dengan situasi dan konteksnya (Effeny, 2005).
Terkait dengan perihal di atas, Effendy (2005) memberikan contoh
dialog yang komunikatif. Setelah pembelajar mempelajari dialog tentang
”arah mata angin” dan dzarf makan, siswa diminta untuk melakukan
kegiatan komunikatif (berdialog dengan teman atau bercerita) dengan
panduan sebagai berikut;
تدريب
استفهم صديقك عن جهة األشياء يف قريتك!
2التلميذ 1التلميذ
ىل الشمالإ ىل أين يتجه بيتك؟إ - 1
ال, الشارع غرب البيت هل امام البيت شارع؟ - 2
البيت ساحة واسعة, وغرب البيت شرق يف اي جهة تقع الساحة؟ - 3
ساحة ضيقة.
16
Apabila contoh materi hiwar di atas dilihat dari silabus
komunikatif, maka fungsi dialog tersebut adalah untuk meminta
informasi tentang posisi hadap/letak rumah, situasinya kemungkinan
terjadi di rumah siswa 2, yakni pada saat siswa 1 bertamu ke rumah siswa
2. Sementara itu, nosinya terkait dengan arah mata angin.
e. Peran Siswa, Guru, dan Materi )وظائف المتعلم والمعلم والمواد التعليمية(
Peran siswa (pembelajar) dalam MK berbeda dengan MAL. Apabila
dalam MAL peran siswa lebih besifat pasif atau secara ekstrim disebut
”membeo”, karena mereka berfungsi sebagai penerima stimulus. Maka
peran siswa dalam MK bersifat aktif. Merekalah yang berperan sebagai
negotiator antara dirinya sendiri, proses belajar, dan objek yang dipelajari
(Huda, 1987). Dengan ungkapan lain, peran siswa dalam MK ini sebagai
pembangun komunikasi (komunikator) dan sekaligus juga sebagai
komunikan, sehingga aktivitas komunikasi di kelas tampak hidup dan
kondusif.
Guru dalam MK ini mempunyai peran yang penting, sekalipun
pembelajaran bersifat siswa-sentris. Dalam konteks pembelajaran bahasa
dengan MK, Al-’Ashily (2002) memberikaan gambaran tentang tugas
guru. Secara kronologis tugas guru adalah mengidentifikasi kebutuhan
siswa akan tindak komunikasi dengan bahasa sasaran )اللغة اهلدف( ,
kemudian menganalisisnya dan menyusunnya ke dalam situasi
komunikatif atau dalam bahasa Arabnya disebut dengan مواقف اتصالية sesuai
dengan kebutuhan siswa. Selanjutnya, guru menciptakan atmosfir
pembelajaran yang kondusif untuk aktivitas berkomunikasi di kelas. Pada
saat pembelajaran dimulai, guru bersama siswa membuat kelompok, dan
masing-masing kelompok diberi tugas. Dalam hal ini, posisi guru hanya
sebagai pengarah dan pendamping ) والمرشد Dia harus dapat . الموجه(
17
menjawab pertanyaan mereka dan memberikan mereka saran, serta dia
juga harus aktif berpartisipasi dalam aktivitas mereka.
Sementara itu, materi/bahan ajar dalam MK biasanya terdiri dari
materi/bahan ajar yang otentik (authentic materials—مواد تعليمية حقيقية), tidak
dibua-buat )غريمصنوعة( . Pembeljaran bahasa (bahasa Arab) dengan
menggunakan MK ini dapat memanfaatkan media gambar-gambar cerita
)الصور القصصية( , permainan bahasa )لعاب اللغويةاأل( , serta bermain peran secara
bergantian )تبادل األدوار والتمثيل( . (Al-’Ashily, 2002). Untuk itu dapat dikatakan,
bahwa jenis materi dalam MK ini bervariasi. Ada materi yang berbentuk
buku teks, ada materi yang berorientasi pada tugas, petunjuk-petunjuk
tentang permainan, drama pendek, simulasi, dan tugas-tugas komunikatif
lainnya (misalnya menemukan informasi, menyelesaikan masalah, dsb).
Jenis materi lainnya misalnya menggunakan barang sungguhan sebagai
alat peraga, misalnya majalah, surat kabar, dsb. (Huda, 1987).
f. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran bahasa dengan menggunakan MK ini cukup
variatif. Masing-masing pembelajaran keterampilan berbahasa
(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) memliki teknik tersendiri
sesuai dengan karakternya. Dalam aktivitas lisan misanya, Finocchiaro
dan Brumfit (dalam Huda, 1987) mengemukakan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut:
1) Dialog pendek disajikan dengan didahului penjelasan tentang
fungsi-fungsi ungkapan dalam dialog itu, serta situasi dimana
dialog itu mungkin terjadi.
2) Latihan pengucapan kalimat-kalimat yang terdapat dalam dialog
itu. Latihan bisa diberikan perorangan, secara kelompok, atau
klasikal.
18
3) Pertanyaan diajukan tentang dialog itu dan situasi dalam dialog
itu.
4) Pertanyaan serupa, tetapi langsung mengenai situasi masing-
masing siswa diajukan.
5) Kelas membahas ungkapan-ungkapan komunikatif dalam dialog
itu dan bisa juga membahas ungkapan-ungkapan serupa yang
mungkin muncul atau memiliki kesamaan makna. Bisa pula diskusi
tentang struktur kalimat.
6) Siswa melakukan kegiatan untuk menafsirkan dan menyatakan
suatu maksud sebagai bagian dari latihan komunikasi yang lebih
bebas dan kurang terstruktur.
7) Guru melakukan evaluasi tentang performansi siswa dari kegiatan
komunikasi bebas.
Berikut ini sebuah contoh tahapan pembelajaran menyimak yang
diadaptasi dari Azies dan Alwasilah (1996).
Tahap 1: Guru memberikan motivasi dengan berdiskusi bersama
siswa tentang pengalaman siswa dalam kehidupan yang
berhubungan dengan tema teks menyimak yang akan
diajarkan.
Tahap 2: Guru mengemukakan tujuan belajar pada hari itu beserta
tema teks yang akan dikaji bersama.
Tahap 3: Guru memutar kaset dua atau tiga kali. Idealnya kaset
tersebut berisi suara penutur asli )الناطق االصلي( . Apabila di
sekolah tidak memiliki tape recorder atau lab. Bahasa, maka
guru dapat memperdengarkan langsung materi teks
menyimak melalui tuturannya sendiri.
Tahap 4: Guru mengajukan pertanyaan sederhana tentang isi teks yang
diperdengarkan, misalnya يف احلوار؟, أين جيري كم شخصا يلعب دورا
.(apabila teks yang diperdengarkan dalam bentuk dialog) احلوار؟
19
Tahap 5: Guru memutar kaset sekali lagi, selanjutnya mengajukan
pertanyaan lanjutan sampai siswa dianggap memahami isi
teks secara komprehensif.
G. RINGKASAN
Pendekatan mengacu pada teori tentang hakikat bahasa dan
pembelajaran bahasa sebagai dasar dan prinsip pembelajaran bahasa.
Pendekatan juga dapat dipahami sebagai seperangkat asumsi yang
berhubungan dengan hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa yang
bersifat aksiomatis. Istilah metode mengacu pada perencanaan secara
menyeluruh yang terkait dengan penyajian bahan ajar bahasa secara
sistematis. Sementara itu, istilah teknik (al-uslub) dalam pembelajaran
bahasa mengacu pada implementasi perencanaan pembelajaran di dalam
kelas. Teknik pembelajaran berupa berbagai macam cara dan kiat (trick)
untuk menyajikan bahan ajar dalam rangka mencapai tujuan khusus
pembelajaran. Mengingat teknik bersifat implementatif, maka
keberadaannya harus konsisten dengan metode dan pendekatan.
Metode yang relatif paling mutakhir dalam pembelajaran bahasa
Arab adalah metode Komunikatif. Metose ini dilandasi oleh linguistik
transformasi yang digagas oleh Chomsky (1957) dan teori kompetensi
komunikatif yang digagas oleh Hymes (1972). Dalam implementasinya,
metode ini lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam
mengembangkan kemampuan komunikasinya dengan memperhatikan
konteks.
20
LATIHAN Pilihlah jawaban yang paling benar
1. Bahasa adalah lisan dan hakikat pembelajaran bahasa adalah untuk
mengembangkan kompetensi komunikasi siswa. Penyataan ini
merupakan konsep dari:
a. Metode
b. Teknik
c. Pendekatan
d. Aksiomatis
2. Suatu rencana menyeluruh yang harus diimplementasikan dalam
pembelajaran bahasa Arab disebut.
a. Pendekatan
b. Metode
c. Teknik
d. Uslub
3. Trik-trik guru di kelas dalam pembelajaran bahasa Arab yang
sifatnya improvisasi, incidental, dan implementatif disebut:
a. Metode
b. Pendekatan
c. Teknik
d. Gaya
4. Salah satu kelemahan pandangan teori behavioris dalam
pembelajaran bahasa Arab adalah:
a. Siswa tidak akan mampu menguasai bahasa Arab dengan
baik
b. Pada awal pembelajaran, siswa kurang kreatif dalam
mengembangkan kompetensi bahasanya
c. Siswa merasa ketakutan dalam belajar bahasa Arab karena
adanya stimulus.
21
d. Stimulus yang diberikan dalam pembelajaran bahasa Arab
kurang relevan.
5. Aliran yang mengatakan bahwa seseorang dapat berbahasa karena
adanya bawaan sejak lahir yang disebut piranti pemerolehan
bahasa adalah:
a. Interaksionalis
b. Mentalis
c. Behavioris
d. Simbolis
6. Linguistik struktural mengilhami lahirnya metode:
a. Komunikatif
b. Langsung
c. Alamiah
d. Audiolingual
7. Prinsip penyusunan bahan ajar bahasa Arab dengan Pendekatan
Komunikatif adalah:
a. Dari yang mudah ke yang sulit
b. Berdasarkan landasan teori linguistik
c. Berdasarkan tingkat kesulitan materi
d. Berdasarkan kebutuhan komunikasi siswa.
8. Teori linguistik yang mendasari lahirnya Pendekatan Komunikatif
adalah:
a. Linguistik Struktural
b. Lingustik Tradisional
c. Linguistik Transformasi
d. Linguistik kontenporer.
9. Kompetensi komunikatif yang lebih mengedepankan nilai-nilai
sosial adalah pendapat:
a. Chomsky
b. Rod Ellis
22
c. Dell Hyms
d. Jack C. Richards
10. Posisi guru dalam pembelajaran bahasa Arab dengan Pendekatan
Komunikatif sebagai
a. Sumber input satu-satunya
b. Fasilitator
c. Pemajan input
d. Evaluator
DAFTAR PUSTAKA
Al-’Araby, Sholah Abdul Majid. 1981. Ta’allumul Lughati Al-hayyah wa
ta’limuha: Bainan An-nadhariyyah wat tathbiq. Luban: Maktabah
Lubnan.
Al-‘Ashiily, Abdul Aziz Ibn Ibrahim. 2002. Thara’iqu tadrisi ‘Al-Lughati Al-’Arabiyyah Lin nathiqina bi Lughatin Ukhra. Riyadl: Jami’atul Imam Muhammad bin Su’ud.
Azies, Furqanul dan Al-Wasilah, A. Chaedar. 1996. Pengajaran Bahasa
Komunikatif: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda karya. Baradja, M.F. 1990. Perkembangan Teori Pemerolehan Bahasa Kedua dalam
Kaitannya dengan Proses Belajar-Mengajar. Pidato Pengukuhan Guru Besar IKIP MALANG. Malang: IKIP MALANG.
Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Ellis, Rod. 1986. Understanding Second Language Acquisition. Oxford: Oxford University Press.
Huda, Nuril. 1987. Metode Audio Lingual vs. Metode Komunikatif: Suatu
Perbandingan. Makalah disampaikaan dalam Pertemuan Linguistik Bahasa Atma Jaya Jakarta, September 1987.
Huda, Nuril. 1989. Pemilihan dan Gradasi Bahan untuk Pengajaran Kompetensi
Komunikatif. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Kompetensi Komunikatif dalam Pengajaran Bahasa di Bandung pada tanggal 17—18 Agustus 1989.
23
Huda, Nuril. 1995. Kompetensi Komunikatif dan Strategi
Pengembangannya. Jurnal Nadi’l-Lughah Al-Arabiyyah. 7 (1): 1 s.d 8.
Nunan, David. 1991. Language Teaching Methodologi. New York: Prentice
Hall. Syafi’ie, Imam. 1994. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia. Jurnal
Pendidikan Himaniora dan Sains, 1 (1): 13 s.d. 28. Richards, Jack C. dan Rodgers, Theodore S. 1986. Approaches and Methods
in Language Teaching. Cambridge: Cambridge Language Teaching Library.
Kunci Jawaban
1. c 6. d
2. b 7. d
3. c 8. c
4. b 9. c
5. b 10. b
24
KEGIATAN 2
PEMBELAJARAN KEMAHARAH MENYIMAK A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pelatihan ini selesai, peserta latihan diharapkan mampu:
1. Mengimplementasikan teknik pembelajaran maharah istima
dengan baik.
2. Memahami wacana lisan berbahasa Arab yang disimak
)المسموع فھم( , baik pada tataran kalmia maupun wacana.
3. Memberikan respon atau tanggapan terhadap isi wacana lisan
berbahasa Arab yang disimak baik secara lisan maupun tulis.
B. TEKNIK PEMBELAJARAN MAHARAH ISTIMA’
Kemahiran menyimak )مهارة االستماع( merupakan salah satu dari
empat kemahiran berbahasa Arab. Dilihat dari tahapan penguasaannya,
kemahiran menyimak ini merupakan kemahiran yang pertama kali
dikuasai oleh pembelajar. Oleh karena itu, penguasaan kemahiran
menyimak merupakan aktivitas yang selayaknya dilakukan sebelum
penguasaan kemahiran lainnya (kalam, qira’ah, maupun kitabah). Apalagi
jika pembelajaraan bahasa Arab di sekolah/madrasah difokuskan pada
peningkatan kompetensi komunikatif. Terkait dengan hal ini, maka
penguasaan kemahiran menyimak mutlak harus dimiliki oleh guru
bahasa Arab.
Berkenaan dengan hal ini, tepat apa yang dikatakan oleh
Djiwandono (1996), bahwa tanpa kemampuan menyimak yang baik, akan
terjadi banyak kesalahpahaman dalam komunikasi antara sesama
pemakai bahasa, yang dapat menyebabkan berbagai hambatan dalam
pelaksanaan tugas dan kegiatan sehari-hari. Anekdot klasik yang sering
25
dikemukakan adalah kesalahan dengar seorang pembantu dalam
menerima perintah dari majikannya. Kesalahan dengar tersebut terjadi
pada bunyi \ق\ yang oleh pembantu didengar dan dipahami sebagai
bunyi \ك\. Si majikan memerintah pembantunya dengan kalimat
.القلب! دواء اشترلي Oleh pembantunya, kalimat tersebut didengar dan
dipahami الكلب دواء لي اشتر! Kedua kalimat ini bukan saja berbeda artinya,
meskipun hanya berbeda satu fonem, tetapi kesalahan dengar ini
berakibat fatal bagi orang yang mengkonsumsi obat yang dibeli,
mengingat bunyi perintahnya adalah membelikan obat jantung, tetapi
didengar dan dipahami oleh pembantu sebagai perintah membelikan obat
anjing.
Tujuan Pembelajaran maharah istima’ secara umum adalah agar
pembelajar memiliki kemampuan memahami wacana yang
diperdengarkan )فهم املسموع( dan mampu merespon terhadap tuntutan pada
wacana yang didengar. Terkait dengan hal ini, maka indikator kompetensi
kemampuan atau kemahiran menyimak wacana berbahasa Arab yang
perlu diperhatikan adalah: (a) kemampuan identifikasi bunyi huruf, (b)
membedakan bunyi huruf yang mirip, (c) memahami arti kosa kata dan
frase (d) memahami kalimat, (e) memahami wacana, dan (f) memberikan
respons atau tanggapan terhadap isi wacana yang disimak (Ainin, dkk.
2006).
Secara umum ouput pembelajaran maharah istimah dapat dilihat
pada bagan 3 berikut ini.
Berikut ini tahapan pembelajaran menyimak
Pengenalan Bunyi dan kata
Maharah Istima’
Pemahaman isi
26
(1) Latihan Pengenalan (identifikasi) bunyi-bunyi bahasa Arab.
Latihan ini merupakan latihan dasar dalam pembelajaran
menyimak bahasa Arab. Bentuk latihan ini sangat bervariasi. Di antara
variasinya adalah sebagai berikut.
a. Mengenal bunyi suku kata yang diperdengarkan dan siswa diminta
memilih jawaban (memberi tanda √) pada jawaban yang tersedia
sesuai dengan yang diperdengarkan. Misalnya:
ما تسمعه ) أمام√اكتب عالمة (
غ س م ن - 1
خ ك ج ق - 2
س ش ذ ث - 3
b. Mengenal dan membedakan suku kata yang bervokal panjang dan
bervokal pendek. Misalnya
) أمام ما تسمعه√اكتب عالمة (
يف ف فو ف - 1
ب ب يب ب - 2
و وي و وا - 3
c. Membedakan bunyi yang mirip )الصوت المتماثل( dengan meminta siswa
menebak, apakah yang didengarnya itu bunyi ص atau س. Misalnya:
27
اليت حتتوي على استمع إىل الكلمات اآلتية، مث سجل إجابتك كاآليت: (أ) للكلمة حرف "ص"، و(ب) للكلمة اليت حتتوي على حرف "س"!
سار )1 صار )2 صاحب )3 ساحب )4
d. Mengenal persamaan fonem pertama pada dua kata yang berpasangan.
Dalam hal ini siswa diminta mengidentifikasi apakah fonem
pertamanya sama (S) atau tidak sama (TS). Misalnya:
Guru/rekaman Siswa
مجيل - جبني S
مجيل -زميل TS
صيام –شيمة TS
e. Mengenal pengucapan vocal bersyiddah
) يف املربع!√استمع و عني الكلمة اليت فيها شدة بوضع عالمة (
ج ب ا رقم حامل محال محل 1 كساب يكسب كسب 2
األجوبة:
ج ب ا رقم1 √ 2 √
28
(2) Latihan pada tataran kosa kata
Latihan kemahiran menyimak pada tataran kosa kata ini meliputi
ketepatan dalam mengidentifikasi kata dan pemahan arti kosa kata,
misalnya:
a. Menenetukan kata-kata mirip. Misalnya:
اكتب في المربع الحرف المقابل للكلمة التي تسمعها.
الصحيفة ا
الصفيحة ب
لصفحةا ج
الصحافة د
b. Menentukan makna Kata melalui gambar
) حتت صورة تدل عليها الكلمة اليت تسمعها.√ضع عالمة ( - 1 كلب السؤال:
:الجواب
√
!اختر الكلمة المسموعة التي تناسب الصورة -2
: السؤال
متار )1 :المدرس ينطق
مدار )2
مطر )3
متر )4
) مطر( ج: الجواب
29
(3) Latihan pada tataran kalimat
Latihan pada tataran pemahaman kalimat ini juga bervariatif.
Misalnya menentukan makna kalimat melalui gambar, merespon ujaran
berupa kalimat melalui gerak, dan menjawab pertanyaan dari kalimat
yang diperdengarkan.
a. menentukan makna kalimat melalui gambar
)√( استمع الى العبارات اآلتية ثم عين الصورة المناسبة بوضع عالمة -1
العبارات المسموعة: هذه طائرة .1 هذه سيارة .2 هذا قطار .3
2الجواب:
b. Memahami Wacana Lisan
Tujuan akhir pembelajaran maharah istima’ adalah memahami
wacana berbahasa Arab yang diperdengarkan, baik secara langsung
maupun melalui alat bantu (tape recorder atau lab. Bahasa). Terkait dengan
ini, maka beberapa model tes memahami wacana lisan misalnya:
merespon ujaran berupa kalimat melalui gerak, memahami teks
sederhana dalam bentuk dialog (menentukan fakta atau informasi
tersurat), memahami teks sederhana dalam bentuk narasi (menentukan
informasi tersurat atau fakta, menentukan informasi tersirat, dan
menyimpulkan), dan seterusnya.
34
استمع إىل السؤال مث ضع الرقم يف املربع املناسب! - 6
) املربع املناسب!√استمع إىل احلوار، مث ضع عالمة (- 7
35
إىل احلوار، مث ضع الرقم يف املربع املناسب!استمع - 8
p
، مث صحح اخلطأ.(×)) أو √استمع إىل احلوار، مث ضع عالمة ( -9 يسكن عبد الرمحن يف املدينة اآلن )1( كان عبد الرمحن يسكن يف القرية من قبل )2( عبد الرمحن ال ينام بسبب املرض )3( عبد الرمحن املزرعة واشرتى بيتاباع )4( زوجة عبد الرمحن تريد القرية لتكون قريبة منها )5(
الصواب
)1( .......................................
)2( .......................................
)3( ........................................
36
)4( .......................................
)5( .......................................
طأ.، مث صحح اخل(×)أو )√استمع إىل احلوار، مث ضع عالمة ( - 10
الصواب
..................... . دعو البنها بشري يف صلواا كانت األم ت )1(
..................... . يـفضل االبن دراسة العلوم )2(
..................... . . الواليات املتحدةيريد االبن الدراسة يف )3(
..................... ن يدرس ابنه يف بلده يفضل األب أ )4(
..................... رحلة اجلامعية يف بلده سيدرس االبن امل )5(
استمع إىل النص، مث اخرت اجلواب الصحيح بوضع دائرة حول احلرف املناسب. - 11
عمل الصديق يف احلكومة )1(
سنوات10 - ج سنوات، 9 - ب سنوات، 8 - أ
بعد أن ترك العمل يف احلكومة عمل ...... )2(
طبيبا - ج موظفا يف شركة، - ب تاجرا، - أ
اشتهر بني الناس ...... )3(
ألن حمله كبري -ج ألنه عاملهم معاملة طيبة، - ب ألنه كان يبيع املالبس، - أ
بعد أن ترك حمله الصغري ......... )4(
فتح حمال كبريا للمالبس. - ج فتح مصنعا للمالبس، - ب أنشأ شركة للمالبس، - أ
أصبح الصديق غنيا بعد ...... )5(
سنة واحدة - ج سنوات، 3 - ب سنوات، 4 - أ
37
، مث صحح اخلطأ.(×)) أو √استمع إىل احلوار، مث ضع عالمة ( - 12
اقه إىل كلية اللغة العربية قدم ناصر أور )1(
اللغات ثالمثئة طالب يف كليةقبل )2(
اللغتان األردية والفارسية من اللغات اليت تدرس يف كلية اللغات )3(
اختار ناصر اللغتني العربية والسواحلية )4(
األم تفضل ان يلتحق ناصر بكلية اآلداب )5(
الصواب
)1( ......................
)2( ......................
)3( ......................
)4( .......................
)5( ......................
استمع إىل احلوار مث أجب عن األسئلة! - 13
أين جيلس حممد؟ )1( ماذا ينتظر؟ )2(
اليوم؟من أين وصلت الرسالة صباح )3(
من أي بلد ينتظر رسالة أخرى؟ )4(
من سريسل اليه الرسالة؟ )5(
مىت هاجر فيصل اىل هولند؟ )6(
استمع إىل اخلرب مث أجب عن األسئلة التالية باختصار! - 14 مااسم الة اجلديدة؟ )1( مالغة الة اجلديدة؟ )2(
مااهلدف من إنشاء هيئة الة؟ )3(
38
أذكر أمساء ثالث دول ساعدا اهليئة؟ )4(
أنواع من املساعدات؟ ةأذكر ثالث )5(
ماالقارات اليت تقدم هلا اهليئة املساعدات؟ )6(
DAFTAR PUSTAKA
Ainin, Moh. dan Asrori, Imam, dan Tohir, M. 2006.Evaluasi dalam
Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Al-Fauzan, Abd. Rahman bin Ibrahim, Husain, Mukkhtar Ath-Thahir, dan Muhammad Fadl, Muhammad Abdul Kholiq. 2002. Al-Arabiyyah Baina Yadaik, Kitabu Ath-Thalib 1 dan 2. Ar-Riyadl: Muassasatu Al-waqfi Al-Islami.
Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
39
KEGIATAN 3
PEMBELAJARAN KEMAHIRAN BERBICARA (KALAM)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN MAHARAH KALAM Setelah pelatihan ini selesai, peserta latihan diharapkan mampu:
1. Menjelaskan hakikat pembelajaran maharah kalam.
2. Mengimplementasikan teknik pembelajaran maharah kalam yang
komunikatif, inovatif dan interaktif.
3. Menggunakan bahasa Arab sebagai akat komunikasi lisan baik di
kela bahasa Arab maupun di luar kelas dengan memperhatikan
pelafalan, kelancaran, tekanan dan intonasi, tatabahasa, dan
konteks tuturan.
B. TEKNIK PEMBELAJARAN MAHARAH KALAM
Kemahiran berbicara merupakan salah satu kemahiran berbahasa
yang aktif-produktif, kemampuan berbicara menuntut penguasaan
terhadap beberapa aspek dan kaidah penggunaan bahasa (Djiwandono,
1996). Harris (1969) menegaskan bahwa berbicara itu merupakan
kemahiran yang sangat kompleks yang mempersyaratkan penggunaan
berbagai kemampuan secara simultan. Kemampuan tersebut meliputi: (a)
pelafalan (yang mencakup ciri-ciri segmental-vokal dan konsonan, serta
pola tekanan dan intonasi), (b) tatabahasa, (c) kosa kata, (d) kelancaran
(fluency), dan (e) pemahaman (kemampuan merespon terhadap suatu
ujaran secara baik). Perhatikan bagan 4 berikut ini.
40
Bagan 4. Output Pembelajaran Maharah Kalam
Kemampuan berbicara (maharah kalam) atau muhadatsah merupakan
perwujudan dari fungsi bahasa itu sendiri, yaitu sebagai alat komunikasi
(terutama komunikasi lisan). Untuk itu, tujuan pembelajaran muhadatsah
adalah agar pembelajar mampu menggunakan bahasa Arab sebagai alat
komunikasi lisan dengan memperhatikan konteks yang menyertai bahasa
itu digunakan. Secara lebih spesifik, kemampuan yang dimaksud meliputi
kemampuan mengkomunikasikan ide, perasaan, gagasan, maupun
pikiran, daan menyampaikan informasi.
Secara umum, teknik pembelajaran maharah kalam tidak jauh
berbeda dengan teknik pembelajaran kemahiran berbahasa lainnya,
misalnya pembelajaran istima’. Dalam pembelajaran muhadatsah juga
terhadap tahapan-tahapan yang bersifat gradual. Oleh karena itu,
pembelajaran maharah kalam dapat dikatagorikan menjadi dua, yaitu
pembelajaran maharah kalam terbimbing dan pembelajaran maharah kalam
bebas. Dalam katagori pertama, guru memberikan ransangan-ransangan
untuk dikembangkan oleh pembelajar ke dalam bentuk aktivitas
MAHARAH
KALAM
INDIKATOR
- Pelafalan
- Kelancaran
- Tatabahasa
- Intonasi dan
tekanan
- Isi
- performansi
KOMUNIKATIF
- fungsional
- nosional
- situasional
41
komunikatif. Sementara itu, dalam katagori kedua, pembelajaran diberi
leluasa untuk mengkomunikasikan sesuatu sesuai dengan tema-tema
yang ada. Untuk menyesuaikan kondisi di sekolah/madrasah, maka
dalam pelatihan ini, teknik pembelajaran maharah kalam lebih difokuskan
pada katagori pertama. Teknik pembelajaran dimulai dari yang sangat
dasar, yakni pada tataran kata dalam bentuk asosiatif dan identifikasi,
latihan pola kalimat sampai pada latihan percakapan (berdialog).
Berikut ini langkah-langkah pembelajaran maharah kalam pada
tataran penguasaan kata dan pola kalimat yang diadaptasi dari Effendy
(2005).
(1) Latihan Asosiasi dan Identifikasi
Tujuan latihan ini untuk melatih spontanitas siswa dan
kepercayaannya dalam mengidentifikasi dan mengasosiasikan makna
ujaran yang didengarnya. Bentuk latihannya adalah sebagai berikut:
(a) Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang ada
hubungannya dengan kata tersebut. Contoh:
Guru Siswa
شعر رأس
ثوب قميص
فالح رز
(b) Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang tidak ada
hubungannya dengan kata tersebut. Contoh
Guru Siswa
زهرة حصان موز حذاء فأس قلم
42
(c) Guru menyebut satu kata benda, siswa menyebut kata sifat yang
sesuai. Contoh:
Guru Siswa
نشيط تلميذ
طويل شعر
مظلم ليل
(2) Lataihan Pola Kalimat
Latihan pola kalimat ini merupakan suatu aktivitas pembelajaran
yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam
menguasai pola-pola kalimat sebagai modal awal untuk menunju jenjang
penguasaan berbicara lebih luas. Dalam kaitannya dengan latihan pola
kalimat ini, terdapat tiga tahapan yang dapat dikembangkan, yaitu latihan
mekanis, semi komunikatif, dan latihan komunikatif (Effeny, 2005).
Contoh latihan pola kalimat mekanis.
........... أحيه ب سلمان مسافر اىل جاكرتا مع
Contoh latihan pola kalimat semi-komunikatif
.......... سلمان مسافر اىل جاكرتا مع أخيه ب
احلافلة الطائرة السيارة القطار
43
Contoh latihan komunikatif
: أنا أذهب اىل املدرسة باألتوبيس, وأنت يا ماجد؟ املدرس
وأنت يا حامد؟: أنا أذهب اىل املدرسة ب ....... ماجد
: أنا أذهب اىل املدرسة ب ......., وأنت يا سامل؟ حامد
: أنا أذهب اىل املدرسة ب ....... وأنت يا نبيل؟ سامل
: انا أذهب اىل املدرسة ب ......... وأنت يا .......؟ نبيل
(3) Latihan Percakapan
Dalam latihan percakapan ini, siswa atau pembelajar dilibatkan
dalam kegiatan dialog tentang kehidupan sehari-hari dan pengalaman
nyata yang mereka alami. Dalam latihan percakapan ini juga dilatihkan
penggunaan macam-macam ucapan selamat )التحيات ( dan juga penggunaan
ungkapan basa-basi )المجام�ت اساليب( yang banyak sekali variasinya.
Berikut ini contoh langkah-langkah pembelajaran maharah kalam
atau hiwar yang bahan ajarnya diambil dari buku teks dengan tema
)التعارف( :
a. Guru menjelaskan isi tema atau topik dialog, yang meliputi fungsi
komunikatif dan situasi yang menyertai percakapan itu terjadi.
b. Guru memperdengarkan (sebagai model) materi hiwar secukupnya.
Kegiatan modeling ini tidak selalu dilakukan oleh guru, melainkan
dapat dilakukan oleh siswa model.
c. Guru melatih pengucapan kalimat-kalimat dalam dialog dan
memahami fungsinya. Latihan ini bisa bersifat individual,
kelompok, dan klasikal.
d. Guru berperan sebagai penutur yang mengajukan pertanyaan yang
ada dalam materi dialog, dan siswa diminta menjawab sesuai
dengan kehidupan nyata siswa. Misalnya:
44
: ماامسك؟ ملدرسا
: أنا حامد! التبميذ
: ما عنوانك؟ املدرس
: شارع هاشم أشعري, رقم مخسة. حامد
: مامسك؟ املدرس
: أنا فاخرة. التلميذة
: ما عنوانك؟ املدرس
: شارع امحد دخالن, رقم مثانية. فاخرة
e. Siswa diminta melakukan percakapan dengan temannya. Tema
percakapan masih terkait dengan topik yang dibahas, yakni التعارف ,
yakni pertanyaan tentang identitas diri sebagaimana butir-butir di
atas. Dalam percakapan ini, siswa sebaiknya saling berganti peran,
sehingga komahiran berbicara yang diperoleh siswa tidak hanya
sekedar sebagai perespon, tetapi juga sebagai inisiator yang
membangun komunikasi.
f. Guru memonitor dang mengevaluasi performansi siswa. Aspek
yang dievaluasi biasanya meliputi: intonasi, kelancaran, ketepatan
ujaran, penampilan, dan keantusiasan siswa dalam melakukan
percakapan.
(4) Bercerita melalui bantuan gambar
Bercerita melalui gambar merupakan salah satu teknik untuk
melatih siswa agar dia memiliki kemampuan berbicara. Hal ini
sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (1988), bahwa untuk
mengungkapkan kemampuan berbicara siswa, gambar dapat dijadikan
45
rangsangan pembicaraan yang baik. Ransangan berupa gambar sangat
baik untuk dipergunakan pada anak-anak usia sekolah dasar ataupun
pembelajar bahasa asing (bahasa Arab) tahap awal. Untuk tahap awal,
gambar yang dijadikan stimulus sebaiknya berupa gambar tunggal dan
pesan yang terdapat dalam gambar tersebut dikenal dan terbaca oleh
siswa.
(5) Menceritakan Kembali
Kegiatan “menceritakan kembali”—sebagai salah satu bentuk tes
kemampuan berbicara—dilakukan dengan cara guru memperdengarkan
wacana baik secara langsung maupun melalui tape recorder”. Setelah itu
teste diminta menceritakan kembali wacana yang diperdengarkan
tersebut dengan susunan bahasanya sendiri. Sudah barang tentu, teste
diminta lebih memfokuskan pada bagian-bagian yang paling esensial dari
wacana tersebut.
(6) Bercerita Bebas
Yang dimaksud dengan berbicerita bebas di sini adalah suatu
kegiatan tes kemampuan berbicara yang menuntut teste menceritakan
topik-topik tertentu secara bebas. Topik-topik yang dimaksud dapat
disediakan oleh guru, kemudian teste memilih sendiri topik yang sesuai
dengan selera, pengetahuan dan pengalamannya, atau pihak teste diminta
mencari topik sendiri sesuai dengan selera, atau pengalamannya.
(6) Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang dapat digunakan
untuk mengukur kemampuan berbicara pembelajar (teste) dalam suatu
bahasa asing (bahasa Arab). Kegiatan wawancara dilakukan oleh seorang
penguji atau lebih terhadap teste. Dalam melakukan wawancara, seorang
penguji seyogyanya menciptakana situasi yang kondusif agar teste merasa
46
tenang, bebas, gayeng (Jawa), tidak merasa tertekan dan tidak merasa
diinterogasi.
Perihal yang dipertanyakan dalam wawancara dapat menyangkut
berbagai hal, tetapi hendaknya disesuaikan dengan tingkat usia dan
kemampuan siswa (Valette, 1977:156), (misalnya, berkaitan dengan
identitas pribadi siswa (teste), keadaan keluarga, maupun kegiatan siswa
sehari-hari). Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih
materi wawancara adalah keterkaitan materi tersebut dengan kurikulum
dan isi buku teks bahasa Arab yang sudah dipelajari oleh siswa.
(7) Pidato
Pidato juga dapat dikatagorikan sebagai salah satu bentuk tes
untuk mengukur kemampuan berbicara siswa. Dalam konteks pengajaran
dan atau penyelenggaraan tes berbicara, tugas pidato dapat berwujud
permainan simulasi, misalnya siswa bersimulasi sebagai kepala sekolah
yang berpidato dalam upacara bendera, menyambut tahun ajaran baru,
memperingati hari-hari besar nasional, atau hari-hari besar keagamaan
(Cf. Nurgiyantoro, 1988). Permasalahannya adalah apakah bentuk tes
pidato ini relevan dengan kemampuan siswa yang direkomendasikan
oleh kurikulum atau apakah bentuk tes ini merupakan instrumen yang
valid untuk mengukur kemampuan berbicara siswa pada tingkat tertentu
(8) Diskusi
Diskusi selain sebagai alat untuk mengukur kemampuan siswa
dalam beragumentasi, juga dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan berbicara. Dalam diskusi ini, teste diminta mengemukakan
dan mempertahankan pendapat, ide, dan pikirannya serta merespon
pendapat, ide, dan pikiran orang lain (mitra diskusi) secara kritis dan
logis. Dalam hal ini, sudah barang tentu kemampuan menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi lisan merupakan indikator yang sangat
47
subtansial dan esensial dalam mencermati kegiatan diskusi. Permasalahan
dalam penyelenggaraan tes ini tidak jauh berbeda dengan permasalahan
penyelenggaraan tes pidato.
C. MATERI DAN LATIHAN (PRAKTIK) MAHARAH KALAM
نموذج التحيات -1
روك + مبـ بارك اهللا فيك. -
يـقال لصاحبك الذي يـنجح أو يستعمل جديدا
والبنني.+ بالرفاء بارك اهللا فيك.\شكرا لكم -
يـقال لصاحبك الذي يـتـزوج
+ صحا النوم صحى اهللا يدك. -
يقال لصاحبك الذي يـقوم من النوم
أهال وسهال يا عزيزي! \+ أهال ياأخي أهال بك شكرا\أهال بك -
(للضيف)يقال لمن يأيت إليك أو يزورك
+ هذا قدر مالطف احلمد هللا على كل خري -
يقال لصاحبك الذي نزل يه مصيبة
+ حرما مجعا إن شاء اهللا -
يقال لصاحبك الذي يـنتهي من أي صالة
+ مربوك اهللا يبارك فيك -
يقال لصاحبك الذي يـلبس لباسا جديدا أو عم نعمة يـنـ
+ نعيما اهللا يشفيك -
عر أو استحميقال لصاحبك الذي حيلق الش يف احلمام
+ شفاء شفاك اهللا\اهللا يشفيك -
يقال لصاحبك الذي خيرج من بيت اخلالء (املرحاض)
هنيئا مريئا\+ هنيئا هنأك اهللا -
يقال لصاحبك الذي يأكل أو يشرب أو الذي ينتهي من األكل والشرب
48
الغداء معنا\+ تفضل يا أخي بتناول العشاء + تفضل يا أخي بتناول الشرب معنا
باهلناء والشفاء شكرا -
يقال لصاحبك حني تأكل أو تشرب
با لنزول \تفضل انزل!\+ تفضل بالزيارة لنا! عندنا!
, يف فرصة أخرىشكرا\شكرا\اهللا حيفظك -
يقال لصاحبك الذي مير مبنزلك
البقية يف \البقاء هللا\+ إنا هللا وإنا اليه راجعون عزاكم اهللا.\حياتك
سبحان من له \شكرا لك, حفظك اهللا - الدوام
تـويف بعض أق◌ربائه يقال لصاحبك الذي
+ نئكم بعيد الفطر املبارك أعاد اهللا علينا وعليكم باليمن واإلسعاد -
التهنئة لعيد الفطر
+ مربوك خروجكم من املستشفى بعد شفائكم التام
بارك اهللا فيكم ومتعكم بالصحة دائما -
خرج من املستشفى يقال لصاحبك الذي بعد الشفاء
!المثال كمافي زميلك مع الحوار تبادل -2
وبركاته اهللا ورمحة عليكم السالم+ : وبركاته اهللا ورمحة السالم وعليكم: -
!وسهال أهال+ :
!بك أهال: - ماامسك؟: +
: أنا ............! - + : ما عنوانك؟
: شارع هاشم أشعري, رقم مخسة، و مامسك؟ - : أنا ............ +
49
: ما عنوانك؟ - : شارع امحد دخالن, رقم مثانية. +
شكرا! : - : عفوا ! +
!اآلتية بالعبارات مستعينا الشخصية معلوماتك احك -3
-------------------- : االسم بالكامل --------------------- : تاريخ امليالد\مسقط الرأس
--------------------- : العمر\السن --------------------- : العنوان
--------------------- : رقم اجلوال --------------------- : رقم اهلاتف
--------------------- : اهلواية --------------------- : املدرسة --------------------- : اجلنسية
تبادل السؤال والجواب مع زميلك عن معلوماتك الشخصية مستعينا -4
بالعبارات اآلتية!
بالكامل االسم
الرأس مسقط امليالد تاريخ العمر\السن
اجلنسية العنوان املهنة
50
اجلوال رقم اهلاتف رقم اهلواية
احك حياتك اليومية شفهيا مستعينا باألسئلة اآلتية. -5
مىت تستيقظ؟ �
ماذا تفعل بعد أن تستيقظ؟ � أين تصلي الفجر؟ � كيف تصلي الفجر؟ � ماذا تفعل بعد الصالة؟ � مىت تذهب اىل املدرسة؟ � ماذا تفعل يف املدرسة؟ � مىت ترجع من املدرسة؟ � ماذا تفعل بعد ذلك؟ � مىت تصلى العصر؟ � أين تصلى العصر؟ � كيف تصلى العصر؟ �
مىت تفعل بعد صالة العصر؟ � ميت تصلي املغرب؟،اين تصلي املغرب؟ � كيف تصلى املغرب؟ � ماذا تفعل بعدصالة املغرب؟ � مىت تصلى العشاء؟ �
تصلي العشاء؟أين � كيف تصلي العشاء؟ � ماذا تفعل بعد صالة العشاء؟ �
51
احك تناولك الطعام شفهيا مستعينا باألسئلة اآلتية. -6
أين تتناول طعامك؟ • مىت تتناول الطعام؟ •
هل أنت تتناول الطعام يف املطعم؟ •
أي األطعمة تفضل؟ •
هل حتب األكالت السريعة؟ •
مع من تتناول الطعام؟ •
السؤال والجواب مع زميلك عن ذهابكم الى المدرسة!تبادل -7
املدرسة؟ اىل ذهبت مىت •
املدرسة؟ من قريب بيتك هل • ماشيا؟ أم اليها ذاهب أنت راكبا أ •
املدرسة؟ اىل ذهبت من مع •
جلست؟ فصل أي يف •
املدرسة؟ يف تفضله الدروس من درس أي •
العربية؟ اللغة يعلمك من •
لإلسرتاحة؟ الفصل من خترج ساعة أي يف •
الفصل؟ يف منك قريبا جيلس من •
الظهر؟ بعد البيت إىل رجعت هل •
صف فصلك شفهيا مستعينا بالعناصر التالية! -8 – طالسة – مكاتب/مكتب – كراسي/كرسي – خريطة – سبورة – مريح – نظيف – الفصل
– جانب – شراميك – أبطال صور – بالط – لون – باب – نوافذ/نافذة – مصباح – ساعة بني – فوق – على
52
!المثال في كما زميلك مع الحوار إجر -9 : السالم عليكم ورمحة اهللا وبركاته. املدرس : وعليكم السالم ورمحة اهللا وبركاته. الطالب : ملاذا تغيبت عن الدراسة؟ املدرس : أصبت بزكام شديد. الطالب :مب شعرت؟ املدرس : شعرت بصداع شديد يف الليل وارتفعت دراجة حراريت. الطالب : هل قابـلت الطبيب؟ املدرس
: نعم, قابلته. الطالب : ومب نصحك الطبيب؟ املدرس : نصحين بالراحة وتناول الدواء. الطالب
يلي فيما باألسئلة مستعينا اآلتية الصورة شفهيا صف – 10
هي؟ من • يدها؟ يف ماذا • عنقها؟ على ماذا •
قميصها؟ لون ما •
قائمة؟ هي هل •
تعمل؟ أين •
!اآلتية باألسئلة مستعينا شفهيا هوايتك احك - 11
هوايتك؟ ما • الصحف؟ تقرأ هل •
مكتبة؟ لديك هل •
املكتبة؟ يف تفعل ماذا •
اليوم؟ يف تقرأ ساعة كم •
53
تفضل؟ الكتب أي •
الرحالت؟ حتب هل •
السباحة؟ حتب هل •
احلاسوب؟ وى هل •
!التالية باألسئلة مستعينا شفهيا اندونيسيا بلدك صف - 12
بلدك ماسم � بلدك يقع قارة أي يف �
ماعاصمته؟ �
سكانه؟ عدد كم �
فيه؟ املسلمني عدد كم �
أرضه؟ كيف �
فيه؟ فصال كم �
!اآلتية األجوبة ومفتاح باألسئلة مستعيناتبادل السؤال والجواب مع زميلك -13
:األسئلة اإلسالم؟ يف عيدا كم • الفطر؟ عيد يكون مىت •
الفطر؟ عيد يوم يف تعمل ماذا •
الفطر؟ زكاة وما •
الفطر؟ زكاة إخراج بعدا تفعل ماذا •
األضحي؟ عيد يكون ميت •
األضحى؟ عيد يف تفعل ماذا •
:األجوبة مفتاح
األضحى وعيد الفطر عيد: عيدان • للفقراء الفطر زكاة نعطي •
العيد صالة نصلي •
54
واألصدقاء األهل تزور •
شوال من األول اليوم يف رمضان، شهر بعد •
شخص كل عن طعام من صاع •
احلجة ذي من العاشر اليوم يف •
واألصدقاء األهل ونزور األضحية، ونذبح العيد صالة نصلي •
الفريق) مسابقة عن القرآن الكريم.(نشاط قم مع زمالئك بإعداد -14 أجر املسابقة مع زمالئك عن:
كم سورة يف القرآن الكرمي؟ • من نزل بالقرآن الكرمي؟ •
هل أنزل القرآن مرة واحدة؟ ملاذا؟ •
ما أول آيات نزلت من القرآن الكرمي؟ •
ما آخر آية نزلت من القرآن الكرمي؟ •
كم آية يف القرآن؟ •
ما معىن مكي ومدين؟ •
!جانبها التي باألسئلة مستعينا التالية الصور عن تكلم -15
و رحلتهم؟ في األوالد يركب ماذا -1
يتوجهون؟ أين إلى
كيف و يسيرون؟ األوالد كان أين -2
النهر؟
55
لماذا؟ و بدراجته؟ أحدهم سقط أين -3
من سقط أن بعد الولد فعل ماذا .4
القنطرة؟ فوق
!التالية الصور عن تكلم -16
)1(
56
!اآلتية باالسئلة مستعينا الصورة هذه شفهيا صف -17 هذا؟ شئ أي •
املبىن؟ هلذا ترى ماذا • منارة؟ له هل •
ساحة؟ له هل •
املبىن؟ داخل الناس يعمل ماذا •
املبىن؟ الناس يدخل أين من •
الساحة؟ يف الرجالن يعمل ماذا •
!المسلسلة الصور هذه شفهيا صف -18
1 2 3
4 5 6
DAFTAR PUSTAKA
57
Al-Fauzan, Abd. Rahman bin Ibrahim, Husain, Mukkhtar Ath-Thahir, dan Muhammad Fadl, Muhammad Abdul Kholiq. 2002. Al-Arabiyyah Baina Yadaik, Kitabu Ath-Thalib 1 dan 2. Ar-Riyadl: Muassasatu Al-waqfi Al-Islami.
Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang:
Misykat. Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB. Harris, David P. 1969. Testing English as a Second Language. New York:
McGraw-Hill Book Company. Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE. Zarkasy, Imam dan Subbany, Imam. Tanpa tahun. Durus Al-‘Arabiyyah ‘ala
Ath-Thariqah Al-haditsah. Ponorogo: Pustaka Trimurti Gontor.
58
KEGIATAN 4
PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, para peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan hakekat atau konsep-konsep pokok kemahiran membaca.
2. Mengimplementasikan teknik-teknik mutakhir pembelajaran kemahiran membaca yang inovatif, variatif, dan atraktif.
3. Memahami wacana tertulis bahasa Arab dalam berbagai tema.
B. PENGERTIAN KEMAHIRAN MEMBACA
Kemahiran membaca (القراءة) merupakan salah satu dari empat
kemahiran berbahasa yang perlu mendapat perhatian khusus, karena
kemahiran membaca adalah sarana paling penting dalam pemerolehan
ilmu pengetahuan, terutama pada era sekarang, ketika informasi dan
bahan bacaan bertambah dengan cepat. Di samping itu, untuk
pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, penekanan kepada kemahiran
membaca adalah yang paling realistis dan relevan dengan kebutuhan.
Oleh karena itu, para guru perlu mendalami hakekat membaca dan
menguasai berbagai teknik yang efektif untuk pembelajaran membaca.
Kemahiran membaca mengandung dua aspek/pengertian. Pertama,
mengubah lambang tulis menjadi bunyi. Kedua, menangkap arti dari
seluruh situasi yang diwujudkan dengan lambang-lambang tulis dan
bunyi tersebut.
1. Kemahiran Mengubah Lambang Tulis Menjadi Bunyi
Abjad Arab mempunyai sistem yang berbeda dengan abjad Latin.
Abjad Arab bersifat “sillabary” sedangkan abjad Latin bersifat “alphabetic”.
59
Di dalam abjad Arab tidak ada huruf vocal, karena semuanya adalah
huruf konsonan Sebagai contoh, kata حك�م yang terdiri dari tiga huruf, bisa
dibaca : hakama, hakima, hukima, hakkama, hukkima, hukmun, hikam.
Perbedaan lain adalah sistem penulisan bahasa Arab yang dimulai dari
kanan ke kiri, tidak dikenalnya huruf besar dengan bentuk tertentu untuk
memulai kalimat baru, menulis nama orang atau tempat, dan perbedaan
bentuk huruf-huruf Arab ketika berdiri sendiri, di awal, di tengah dan di
akhir.
Perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan kesukaran bagi para
siswa yang sudah terbiasa dengan huruf latin. Ditambah lagi dengan
kenyataan bahwa buku-buku, majalah dan surat kabar berbahasa Arab
ditulis tanpa memakai syakal (tanda vokal). Padahal syakal atau tanda
vokal mengindikasikan makna dan fungsi suatu kata dalam kalimat.
Kemahiran membaca, dengan demikian tergantung kepada
penguasaan kosakata dan gramatika. Oleh karena itu pada tingkat
permulaan, teks bacaan masih perlu diberi syakal, dan secara bertahap
dikurangi sesuai dengan perkembangan penguasaan kosakata dan pola
kalimat bahasa Arab oleh para siswa. Tetapi pada prinsipnya sejak mula
siswa dilatih dan dibiasakan membaca tanpa syakal dalam rangka
membina dan mengembangkan kemampuan membaca untuk
pemahaman.
2. Kemahiran Memahami Makna Bacaan
Aspek ini, seperti ditegaskan di muka merupakan inti dari
kemahiran membaca. Ada tiga unsur yang harus diperhatikan dan
dikembangkan dalam pelajaran membaca untuk pemahaman ini, ialah
unsur kata, kalimat dan paragraf. Ketiga unsur ini bersama-sama
mendukung makna dari suatu bahan bacaan. Gabungan kata membentuk
satuan yang lebih besar yang disebut kalimat; gabungan kalimat
membentuk satuan yang lebih besar lagi yang disebut paragraf; dan dari
60
paragraf-paragraf tersusunlah sebuah tulisan yang utuh, atau bagian
tulisan (sub-bab dan bab); kemudian dari bab-bab tersusunlah sebuah
buku.
Agar pelajaran kemahiran membaca untuk pemahaman ini
menarik dan menyenangkan, bahan bacaan hendaknya dipilih sesuai
dengan minat, tingkatan perkembangan dan usia siswa. Sudah barang
tentu acuan utama dalam pemilihan bahan adalah kurikulum yang telah
ditentukan. Agar tidak membosankan, bahan bacaan harus bervariasi,
baik topiknya (sejarah, ilmiah populer, humor, riwayat hidup, deskripsi
dan sebagainya), maupun ragam bahasanya (koran, sastra, buku,
percakapan, dan sebagainya).
Inti dari kemahiran membaca terletak pada aspek yang kedua. Ini
tidak berarti bahwa kemahiran dalam aspek pertama tidak penting, sebab
kemahiran dalam aspek yang pertama mendasari kemahiran yang kedua.
Betapapun juga, keduanya merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh
pengajaran bahasa.
Walaupun kegiatan pengajaran membaca dalam pengertian
pertama telah diberikan sejak tingkat-tingkat permulaan, namun
pembinaannya harus dilakukan juga sampai tingkat menengah bahkan
tingkat lanjut, melalui kegiatan membaca keras (Al-Qira-ah al-Jahriyah).
Secara umum tujuan pengajaran membaca (qira`ah atau muthalaah)
adalah agar siswa dapat membaca dan memahami teks berbahasa Arab.
C. BEBERAPA JENIS MEMBACA
Untuk melatih dua aspek kemahiran tersebut ada beberapa jenis
kegiatan membaca, antara lain :
1. Membaca Keras ( القراءة الجهرية )
Dalam kegiatan membaca keras ini, yang terutama ditekankan
adalah kemampuan membaca dengan :
61
- menjaga ketepatan bunyi bahasa Arab, baik dari segi
makhraj maupun sifat-sifat bunyi yang lain;
- irama yang tepat dan ekspresi yang menggambarkan
perasaan penulis;
- lancar, tidak tersendat-sendat dan terulang-ulang;
- memperhatikan tanda baca (pungtuasi)
Membaca keras yang juga disebut dengan “membaca teknis”
betapapun mengandung aspek artistik. Tidak setiap orang, penutur asli
sekalipun, punya kemampuan untuk membaca teknis ini secara efektif.
Namun usaha ke arah itu dalam pengajaran bahasa harus terus dilakukan
hingga mencapai hasil maksimal.
Tanda baca (pungtuasi/ عالمة الرتقيم) yang digunakan dalam bahasa
Arab pada dasarnya sama saja dengan tanda baca dalam bahasa
Indonesia, hanya namanya yang berbeda, yakni sebagai berikut:
)، قوسام ( )،-نقطة (.)، فصلة (،)، نقطتان (:)، فصلة منقوطة (:)، شرطة (
). \)، عالمة التنصيص (")، الخط المائل (!)، عالمة التعجب (عالمة االستفهام (؟
2. Membaca Dalam Hati ( القراءة الصامتة )
Membaca dalam hati bertujuan untuk memperoleh pengertian, baik
pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. Oleh karena itu, ia merupakan
sarana bagi jenis membaca yang lain, yakni membaca analisis, membaca
cepat, membaca rekreatif dan sebagainya.
Dalam kegiatan al-qira`ah ash-shamitah, perlu diciptakan suasana
kelas yang tertib sehingga memungkinkan siswa berkonsentrasi kepada
bacaanya. Secara fisik membaca dalam hati itu harus menghindari :
- vokalisasi, walaupun hanya menggerakkan bibir sekalipun
62
- pengulangan membaca yaitu mengulangi gerak mata
(penglihatan) kepada kalimat sebelumnya yang sudah
dibaca;
- menggunakan telunjuk/penunjuk atau gerakan kepala.
3. Membaca Cepat (القراءة السريعة)
Tujuan utama membaca cepat ialah untuk menggalakkan siswa
agar berani membaca lebih cepat daripada kebiasaannya. Kecepatan
menjadi tujuan tetapi tidak boleh mengorbankan pengertian.
Dalam membaca cepat ini siswa tidak diminta memahami rincian-
rincian isi, tetapi cukup pokok-pokoknya saja. Para ahli kajian membaca
melaporkan bahwa membaca cepat tidak hanya memperbaiki prestasi
waktu, tetapi menambah banyaknya informasi yang dapat diserap oleh
pembaca. Ini dimungkinkan karena pembaca tidak lagi mempunyai
kebiasaan membaca kata demi kata, tetapi ia dapat menggerakkan
matanya dengan pola-pola tertentu, sehingga pengertiannya dapat
ditangkap dengan efisien. Dari segi inilah, membaca cepat juga disebut
dengan membaca perluasan (القراءة الموسعة)
4. Membaca Rekreatif ( القراءة االستمتاعية )
Jenis membaca ini ada hubungannya dengan jenis membaca di atas.
Tujuan membaca rekreatif bukanlah untuk menambah jumlah kosa kata,
bukan untuk mengajarkan pola-pola baru, bukan pula untuk pemahaman
teks bacaan secara rinci, tetapi untuk memberikan latihan kepada para
siswa membaca cepat dan menikmati apa yang dibacanya. Tujuannya
lebih jauh adalah untuk membina minat dan kecintaan membaca.
Bahan bacaan dipilihkan yang ringan populer, baik ditinjau dari
segi isi maupun susunan bahasanya, biasanya berupa cerita pendek atau
novel yang telah dipermudah bahasanya sesuai dengan tingkatan pelajar
63
yang menjadi sasarannya. Baik membaca cepat maupun membaca
rekreatif, biasanya dilaksanakan di luar kelas, dengan cara penugasan
kepada siswa untuk membaca buku tertentu, dan dalam waktu yang
ditentukan siswa harus menyerahkan laporan tertulis tentang buku yang
telah dibacanya.
Sungguhpun sangat diperlukan, tetapi harus diingat bahwa tidak
setiap bahan bacaan dapat dijadikan bahan membaca cepat dan membaca
rekreatif. Masalahnya adalah bahwa bahan bacaan yang cocok untuk
latihan mambaca cepat dalam bahasa Arab itu tidak mudah didapat,
namun bukan berarti tidak ada. Para guru hendaknya aktif menjalin
komunikasi dengan jurusan-jurusan sastra Arab atau pendidikan bahasa
Arab di berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Jurusan Sastra
Arab Universitas Negeri Malang sebagai contoh, telah memiliki Markaz at-
Ta’allum adz-Dzati (Self Access Center) yang cukup lengkap. Berbagai bahan
bacaan berbahasa Arab dari tingkat dasar sampai dengan tingkat lanjut
tersedia dan dapat dimanfaatkan oleh umum.
5. Membaca Analitis (القراءة التحليلية )
Tujuan utama membaca analitis ialah untuk melatih siswa agar
memiliki kemampuan mencari informasi dari bahan tertulis. Selain itu
siswa dilatih agar dapat menggali dan menunjukkan ditel-ditel yang
memperkuat ide utama yang disajikan penulis. Siswa juga dilatih berfikir
secara logis, mencari hubungan antara satu kejadian dengan kejadian
yang lain, dan menarik kesimpulan walaupun ia tidak tertulis secara
eksplisit dalam bacaan.
D. TINGKATAN (مستويات) KEMAHIRAN MEMBACA
Membaca dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. Membaca Baris (Permukaan) atau Reading the lines ( السطور ةقراء ), yang
ditandai dengan proses pemahaman makna kata-kata secara harfiah,
64
kemudian pemahaman makna teks yang terdiri dari rangkaian kata-
kata dengan struktur tertentu secara terpadu. Makna yang ditemukan
dari membaca tingkat pertama ini adalah makna tersurat atau eksplisit
( لفوظالمعنى الم ).
2. Membaca di Antara Baris atau Reading beween the Lines (قراءة بين السطور),
yang berusaha menangkap maksud atau pesan dari penulis teks, dan
menafsirkan gagasan-gagasannya. Makna yang ditemukan dari
membaca tingkat kedua ini bukan hanya makna eksplisit tapi juga
makna tersirat atau implisit ( ظالملحو المعنى ).
3. Membaca di Balik Baris atau Reading beyond the lines ( قراءة ما وراء
yaitu kegiatan membaca yang melewati batas permukaan atau ,(السطور
menemukan makna di belakang baris-baris teks. Pembaca melakukan
penilaian, generalisasi, penataan kembali gagasan-gagasan penulis dan
memadukannya dengan pengetahuan dan gagasan pembaca sendiri.
E. Teknik dan Model Latihan Membaca Berbasis Pengalaman Belajar
Agar pengajaran kemahiran membaca dapat terarah kepada tujuan,
maka bacaan-bacaan yang disajikan perlu dilengkapi dengan pertanyaan-
pertanyaan atau model-model latihan. Bentuk dan sistematika pertanyaan
disesuaikan dengan tujuan atau jenis membaca atau pengalaman belajar
apa yang ingin dilatihkan kepada siswa. Adapun pengalaman belajar
dalam membaca antara lain sebagai berikut.
1. Belajar memahami bacaan
Untuk keperluan ini hendaknya siswa diberi bacaan-bacaan
pendek dan dilatih untuk membedakan gagasan utama dengan gagasan
sampingan. Gagasan utama memerlukan perhatian lebih besar. Gagasan
sampingan merupakan unsur penjelas, pelengkap atau pendukung
gagasan utama. Ada penanda-penanda tertentu yang dapat dijadikan
65
pedoman untuk membedakan antara gagasan pokok dan gagasan
sampingan.
Contoh :
جنح فهمي يف االمتحان ألنه جمتهد - كنت مريضا لذلك ما حضرت الدرس - ذهب حممود إىل املسجد رغم أن املطر غزير -
Dalam kalimat-kalimat di atas, gagasan yang terletak sebelum kata-kata:
.adalah gagasan pokok رغم أن، لذلك، ألن
Dalam paragraf, gagasan utama mungkin terletak dalam kalimat
pertama, sedang kalimat-kalimat berikutnya memuat gagasan-gagasan
sampingan. Atau mungkin sebaliknya, gagasan utama terletak di tengah
atau bahkan di belakang. Masing-masing penulis mempunyai gaya
penulisan sendiri-sendiri.
2. Belajar memperkaya kosa kata
Kosa kata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai
untuk memperoleh kemahiran berbahasa, termasuk kemahiran membaca.
Dalam hubungan dengan kegiatan membaca, siswa hendaknya dibiasakan
untuk menggunakan kamus. Keterampilan menggunakan kamus sangat
penting untuk mengembangkan pengetahuan siswa. Kamus bahasa Arab
mempunyai sistemnya tersendiri yang relatif sukar. Ini sebagai akibat dari
sistem tata kata bahasa Arab yang memang lebih rumit dan kompleks.
Oleh karena itu siswa harus sebanyak mungkin dilatih menggunakan
kamus. Kamus yang dilatihkan penggunannya jangan hanya terbatas
pada kamus bilingual (Indonesia – Arab atau Arab- Indonesia) saja;
sedikit demi sedikit mereka juga harus dikenalkan dan dilatih
menggunakan Kamus Umum Bahasa Arab.
Untuk memperkaya kosakata perlu latihan-latihan:
66
- mencari padanan kata/sinonim (مرادف)
- mencari lawan kata/antonim (ضد)
- mencari makna lain dari kata yang sama (اشتراك اللفظ)
3. Belajar Menarik Kesimpulan
Dalam latihan ini guru dapat mengajukan pertanyaan :
ماذا تستنتج من املقالة؟ -1
ما لب هذه القصة؟ -2
Jawaban siswa dapat diperiksa bersama-sama. Guru kemudian
menunjukkan kesimpulan yang sebenarnya, yang dimaksud oleh
penulisnya, dengan menunjukkan bagian-bagian bacaan yang
mendukung kesimpulan tersebut. Guru juga menunjukkan bagian-bagian
bacaan yang menunjukkan sebab dan bagian-bagian bacaan yang
menunjukkan akibat.
Cara lain untuk melatih siswa menarik kesimpulan ini,
umpamanya dengan memberikan teks tanpa judul. Setelah siswa
membacanya, mereka diminta membuat judul yang sesuai dengan isi
bacaan.
4. Belajar Pola Kalimat
Bahan bacaan yang disajikan di sini memang dimaksudkan untuk
memperkenalkan pola kalimat baru kepada siswa. Untuk itu harus
dipersiapkan latihan/drill guna memantapkan pola kalimat tersebut,
secara lisan maupun tulis. Drill pola kalimat itu pada tahap pertama bisa
dilakukan dengan drill manipulatif (model stimulus-respon), tapi harus
segera dikembangkan menjadi drill semi-komunikatif (bermakna) dan
67
berujung pada drill komunikatif, guna memantapkan penguasaan pola
kalimat.
5. Belajar Menganalisa
Dalam latihan ini, guru hendaknya mempersiapkan pertanyaan-
pertanyaan dengan baik. Perlu diingat bahwa pertanyaan-pertanyaan
yang terlalu mudah membuat siswa jemu, sedang pertanyaan-pertanyaan
yang sangat sukar membuat siswa putus asa. Pertanyaan-pertanyaan ini
dapat dibedakan menjadi tiga macam: (a) pertanyaan eksplisit ( ملفوظ), (b)
Pertanyaan implisit (ملحوظ), dan (c) Pertanyaan aplikatif (تطبيقي).
Pertanyaan eksplisit adalah tentang hal-hal yang dinyatakan secara
tersurat dalam teks; pertanyaan implisit adalah tentang hal-hal yang
tersirat, yang tidak dinyatakan dalam teks tapi bisa dipahami secara
logika, analogi dan sebagainya; sedangkan pertanyaan aplikatif adalah
tentang hal-hal yang berhubungan dengan isi teks tapi diaplikasikan atau
diterapkan pada situasi atau kenyataan yang ada pada diri siswa atau
lingkungan siswa.
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN MEMBACA
Langkah-langkah pembelajaran membaca bisa dirancang dalam
berbagai variasi. Variasi ini diperlukan untuk menghindari kebosanan
siswa, tetapi harus tetap mengedepankan efektifitas. Berikut ini diberikan
beberapa contoh:
1. Contoh pertama: pendahuluan, guru membaca keras teks sebagai
contoh, siswa membaca dalam hati, guru menjelaskan arti kosa kata
yang sulit, siswa membaca keras, guru dan siswa menganalisis isi teks,
siswa mengerjaan latihan-latihan lisan dan tertulis, guru memberikan
tugas-tugas (di luar kelas), dan melakukan evaluasi.
2. Contoh kedua: pendahuluan, guru menjelaskan makna kosa kata baru,
siswa membaca teks dalam hati, guru mengajukan pertanyaan
68
mengenai isi teks, guru membaca keras teks sebagai contoh, siswa
secara bergiliran membaca keras teks, siswa bertanya mengenai kosa
kata atau isi teks yang belum jelas, siswa mengerjakan latihan-latihan
tertulis, diakhiri dengan evaluasi.
3. Contoh ketiga: pendahuluan, siswa membaca teks di dalam hati, siswa
menanyakan makna kata atau ungkapan yang sulit, siswa dibagi
dalam beberapa kelompok untuk mengkaji isi teks dan menuliskan
beberapa poin penting dari isi teks, setiap kelompok melaporkan hasil
kajian isi teks untuk ditanggapi oleh kelompok lain, dan guru
memberikan kesimpulan.
G. MATERI BACAAN DAN LATIHAN
Berikut ini disajikan dua macam bahan bacaan. Yang pertama
bahan bacaan yang diambil dari buku teks bahasa Arab SMA dan yang
kedua bahan bacaan untuk pengayaan dan pendalaman bagi guru peserta
pelatihan.
Bahan Bacaan Sekolah Menengah (1)
اقـرأ ثم أجب عن األسئلة!
أسرة السيد حممد نبيل
السيدة ميمونة. السيد حممد امسهاهذه أسرة السيد حممد نبيل. السيد حممد نبيل له زوجة
واالبن امسه نبيل و السيدة ميمونة هلما بنتان اثـنتان وابن واحد. البنتان امسهما فرحية و جنوى
فـرحان.
متـوسطة احلكومية. هو أب جمد. هو حيب قراءة السيد حممد نبيل مدرس بالمدرسة ال
فة. وهي حتب التد ر المنزيل.الكتب. والسيدة ميمونة موظفة باإلدارة احلكومية. هي أم لطيـ بيـ
69
عة، حتب المراسلة و كتابة القصة. فرحية طالبة باجلامع ة احلكومية. هي بنت ماهرة مطيـ
باحة وكرة القدم. أ الس ة. هو ولد نشيط، حيبانويا جنوى أخوها فـرحان طالب بالمدرسة الثم
رة جمتهدة، حتب الموسيـقى. فتلميذة بالمدرسة االبتدائية. هي ابـنة صغيـ
أسرة السيد حممد نبيل أسرة سعيدة. تسكن هذه األسرة يف بـيت بسيط.
أسئلة وتدريبات حول النص:
1التدريب ضوء ما فهمت من النص السابق، امأل اجلدول اآليت !يف
الوضع في
ا�سرة أب
ا�سم
المھنة
فة الص
الھواية
2التدريب
قل "صحيح" أو "خطأ" للجمل اآلتية!
أخت السيدة ميمونةالسيد حممد نبيل .1
السيد حممد نبيل و السيدة ميمونة هلما بنت واحدة .2
ابن السيد حممد نبيل امسه فـرحان .3
السيد حممد نبيل موظف بالمدرسة المتـوسطة احلك◌ومية .4
طالبة باجلامعة فرحية .5
هواية فـرحان كرة القدم .6
السيدة ميمونة حتب كتابة القصة .7
70
فـرحان تلميذ بالمدرسة االبتدائية .8
فـرحان أخو جنوى .9
تسكن هذه األسرة يف بـيت .10
3التدريب
وباألسئلة اآلتية! يف ضوء النص السابقتبادل السؤال واجلواب مع زميلك
. من رئيس هذه األسرة؟1
. من هو السيد حممد نبيل؟2
. هل السيدة ميمونة زوجة السيد حممد نبيل؟3
فرحية؟. من هي 4
. ما اسم ابن السيد حممد نبيل والسيدة ميمونة؟5
. من هو فـرحان؟6
. هل جنوى أخت السيدة ميمونة؟7
. ما اسم بنت السيد حممد نبيل ؟8
. من والد فرحية وفـرحان و جنوى؟9
. ومن والدتـهم؟10
.اذكر مهنة أعضاء أسرة السيد حممد نبيل!11
. هل السيدة ميمونة أم مدرسة؟12
ما هواية فرحية؟ .13
. هل فـرحان طالب باجلامعة؟14
ل؟. ما هواية السيد حممد نبي 15
. هل فرحية بنت ماهرة مطيـعة؟16
. هل جنوى حتب الموسيـقى؟17
. من أخو جنوى؟18
71
. أين تسكن أسرة السيد حممد نبيل؟19
. هل هذه األسرة سعيدة؟20
4التدريب
حرف مناسب !ل الصحيح بوضع دائرة حو اخرت اجلواب
جنوى - ج فرحية- ب فـرحان - أ . ابن السيد حممد نبيل هو 1
ربة البـيت - ج موظفة- ب مدرسة - أ . مهنة السيدة ميمونة2
فرحية - ج جنوى - ب ميمونة - أ . زوجة السيد حممد نبيل3
درسة . جنوى تلميذة 4 االبتدائية - ج الثانوية - ب العالية - أ بامل
االبتدائية - ج المتـوسطة - ب الثانوية -أ . السيد نبيل مدرس باملدرسة5
Bahan Bacaan Sekolah Menengah (2)
اقـرأ ثم أجب عن األسئلة!
العطلة في الريف
نا العطلة يف األسبـوع الماضي ذهبت مع أيب وأمي وأخيت إىل بـيت جدي يف الريف. قضيـ
وائه الطلق ومائه الصايف. سكن جدي يف قـرية هادئة بعيدة عن هناك لزيارة جدي ولنتمتع
رة. فـرح جدي ها كثيـ لة ومواشيـ يـ ها خصبة ومزارعها خضراء ومناظرها مج يت المديـنة. أراضيـ وجد
فـرحنا بلقائهما.حبضورنا، وحنن
ىل مكثـنا يف القرية مخسة أيام. يف كل يـوم أستـيقظ من النـوم صباحا باكرا، مث أذهب إ
ر الىت أفس . و يف النـهار أساعد المزرعة مع أيب وجدي، نذري السماد فيها ونطرد العصافيـ دت األرز
جدي على إطعام المواشي من غنم وبـقر وجاموس باألعشاب.
أما أخيت فـتساعد أمي وجديت علي تـنظيف البـيت وساحته الواسعة وطبخ األطعمة يف
ا. بـعد طبخ. وبـعد ذلك حتضر المأكوالت والمشروبات يل وأليب وجلدي يف المزرعة وأكلنا مع الم
72
المديـنة فرحني أن شبعنا، نساعد اجلد على إطعام احليـوانات. وبـعد مخسة أيام، نـعود إىل بـيتنا يف
مسرورين.
أسئلة وتدريبات حول النص:
1التدريب
صبكلمة مناسبة بين القوسين امإل الفراغ في ضوء الن!
أطعم ) –مسرورين –أسرتي –تحضر –( خمسة أيام
) ( القرية مع _____. ذهبت إىل 1
نا العطلة يف القرية ______2 ) ( . قضيـ
) ( . _____ المواشى باألعشاب 3
) ( . _____ أخيت األطعمة إىل المزرعة 4
) ( . رجعنا إيل البـيت ______5
2التدريب
األسئلة اآلتية في ضوء ما فهمت من النص السابق !أجب عن
. مىت ذهبت إيل القرية ؟1
. كم يـوما قضيت العطلة يف القرية ؟2
. ماذا عملت يف المزرعة ؟3
. ماذا عملت أخيت ؟4
طعمة إىل المزرعة ؟. من أحضرت األ 5
. أين تـناولنا الغداء ؟6
. هل فرحنا ذه العطلة ؟7
73
Bahan Bacaan Pengayaan (1)
هي طالبة جمتهدة. تتعلم مبعهد إسالمي مشهور مبدينة صغرية ال تبعد عن جوكجاكرتا.
الطالبة امسها زلفى. إنه اسم قصري مجيل يناسب متاما بشخصيتها البسيطة. حيث أا مثال
لطالبات املعهد يف البساطة. أزيائها املدرسية وزينتها اليومية تنبئان عن ذلك واضحا. إن دنياها
عن مظاهر الفخر والثراء والرياء. إا ال تعرف كلمة التصنع والتكلف يف معاشرا. فحياا بعيدة
بسيطة كل البساطة.
ولكن هذه البساطة ال تكون يف مجاهلا. إذ أا ـ عند نظري ـ من نوع الفتاة اليت حيلم ا
ا يكون مبعبودة من الفتيات كل رجل عاقل يف هذا الوجود. هي بشاشة الوجه. هلا قوام أشبه م
لرجال اليوم. وشعرها األسود الالمع يتهدل يف إمهال على كتفيها مىت خلعت مخارها األبيض الذي
تلبسه يوميا. إال أن مجال شعرها وفتنة قوامها هذه ال تعد شيئا بالنسبة إىل سحر عينيها. نعم، إن
اا املقوسة، كال! فعيناها إذا أغمضتهما يف عينيها شيئا يقرتب من السحر. ومل يكن ذلك يف أهد
ال ختتلفان عن أعني الكثريات من النساء. إمنا السحر كل السحر يكون يف نظراا. حىت ال تسأم
عني الرجل يف إمعان النظر فيهما.
وقد قدر اهللا عليها ـ واهللا على كل شيء قدير ـ أن كل هذا اجلمال ال جيعلها تتكاسل يف
ال تنتهز أوفر فرصها للجلوس متطاولة أمام املرآة كما فعلت ذلك كثرية من فتيات الدروس. فهي
اليوم. إا يف صف واحد مع اتهدات.
هناك عوامل كثرية دفعتها إىل هذا االجتهاد. كانت سرية حياا تقودها إىل هذا املعهد من
ا. أملت زلفى وهى تدوس برجليها ومعها آمال مقدسة متأل ذهنه قرية صغرية قريبة من جبل "مرايب"
على أرض املعهد ألول وهلة أن تكون هي يف املستقبل مدرسة ذات كفاءة يف اللغة العربية. هذا من
أهم العوامل اليت جتعلها دائما ختطو إىل األمام يف مجيع نشاطات املعهد وال سيما فيما ارتبط باللغة
العربية.
74
أسئلة وتدريبات حول النص: 1دريب الت
قل (اكتب) "صحيح" أو "خطأ" في كل من الجمل الخبرية اآلتية!
زلفي يف مدينة جوكجاكرتا عهدم - 1
زلفى فتاة مجيلة ولكنها قصرية -2
شعر زلفى طويلة نوعا ما -3
لزلفى عينان سحريتان -4
سحر عينيها يكون عند إغماضهما -5
مجال زلفى ال جيعلها متكاسلة -6
حتب زلفى اجللوس متطاولة أمام املرآة -7
تتعلم زلفى يف معهد بالقرب من جبل "مرايب" -8
أمل زلفى أن تدوس برجليها على أرض املعهد -9
زلفى نشيطة يف نشاطات املعهد -10
2التدريب
أجب عن األسئلة اآلتية شفهيا ثم تحريريا!
أين تتعلم زلفى؟ - 1
فيما يناسب امسها بشخصيتها؟ - 2
ومفتخرة؟ متصنعةهل أزياؤها وزينتها اليومية تدل على أا فتاة - 3
اذكر العالمات اليت تدل على بساطة زلفى! - 4
صف مظاهر مجال زلفى! - 5
75
فيما تقع سحرية عيين زلفى؟ - 6
ما الذي دفعها إىل اجلد واالجتهاد؟ - 7
Bahan Bacaan Pengayaan (2)
فيه الدين اإلسالمي أرض الوقت الذي وطأ إن اللغة العربية يف إندونيسيا يرجع تارخيها إىل
األرخبيل اإلندونيسي حوايل القرن الثالث اهلجري. وهذا يعين أن سن اللغة العربية فيها قد بلغ إىل
أكثر من اثين عشر قرنا. ويف خالل هذه القرون الطويلة عايشت العربية ضروبا من التقدم والتأخر
ب اإلندونسي املسلم وفقا لسنن احلياة وحسب الظروف يف دورها ومكانتها وتعليمها بني الشع
السياسسية اليت القتها.
بني الشعب اإلندونيسي حبيث رفيعةوقد كان للغة العربية يف املاضي غري البعيد مكانة
تكون وسيلة للتعبري الثقايف عند كيثر من القبائل. كما أسهمت يف تكوين وتطوير اللغة اإلندونيسية
الثقافة اإلندونيسية بصفة عامة منذ أول نشأما. ومن مظاهر ذلك دخول عدد بصفة خاصة و
هائل من املفردات العربية إىل اللغة اإلندونيسية واللغات احمللية، ووجود كثري من اآلثار األدبية باللغة
) 2005اإلندونيسية واللغات احمللية املكتوبة باحلروف العربية. (أفندي،
ستعمارية اهلولندية قد غريت كل شئ. فقد قررت منذ أواخر القرن غري أن احلكومة اال
التاسع عشر امليالدي استخدام احلروف الالتينية بدال من احلروف العربية كما أجربت تعليم اللغة
اهلولندية يف املدارس اإلندونيسية. ومنذ ذلك احلني تضاءل شأن احلروف العربية وأصبح موقف اللغة
ال تدرس إال يف املعاهد الرتبوية اإلسالمية وألغراض دينية فحسب. ولكن جيب أن العربية هامشيا
نقول بكل تأكيد أن ذلك اليعين أن دور اللغة العربية يف إندونيسيا قد انتهى بعد، إذ مازال إقبال
د الرتبوية اإلسالمية يف أرجاء البالد. وق الناس عليها عظيما وما زالت تدرس يف آآلف من املعاهد
وتطور تعليمها فيتجاوز حدود املعاهد 1945زاد اهتمام الناس باللغة العربية بعد االستقالل عام
).2005اإلسالمية إىل املدارس العامة واجلامعات (أفندي،
76
أسئلة وتدريبات حول النص:
1التدريب
هذه أسئلة حول التركيب (النحو)، اختر الجواب الصحيح فيما يأتي!
"رب إن يف اجلملة "إن اللغة العربية يف إندونيسيا يرجع تارخيها ........ خ1
(ج) حوايل ... (ب) مجلة فعلية يرجع ... (ا) يف إندونيسيا
"أرض األرخبيل" تركيب .... - 2
(ج) نسيب (ب) نعيت (ا) إضايف
خرب كان يف "وقد كان للغة العربية ........" - 3
(ج) بني الشعب اإلندونيسي مكانة مرمةقة(ب) (ا) للغة العربية
اسم تكون يف " تكون وسيلة للتعبري...." - 4
(ج) الشعب اإلندونيسي (ب) مكانة مرموقة (ا) اللغة العربية
"احلكومة االستعمارية" تركيب .... - 5
(ج) نسيب (ب) نعيت (ا) إضايف
2التدريب
ب الصحيح فيما يأتي!هذه أسئلة حول المفردات، اختر الجوا
وطأ":" مرادف -1
(ج) جاء (ب) داس (ا) دخل
مرادف "ضروبا": - 2
(ج) أنواعا كثريا(ب) (ا) مجيعا
77
":أسهمتمرادف " - 3
(ج) أشرفت (ب) أدخلت (ا) اشرتكت
مرادف "هائل": - 4
(ج) يسري (ب) عظيم (ا) قليل
مرادف "تضاءل": - 5
(ج) تزايد (ب) تفاعل (ا) ضعف
مرادف "هامشيا" - 6
(ج) جانبيا (ب) خلفيا (ا) واسطيا
3التدريب
أجب عن األسئلة اآلتية شفهيا ثم تحريريا!
مىت بدأ تاريخ اللغة العربية يف إندونيسيا؟ - 1
ما العوامل اليت تؤثر يف مكانة اللغة العربية يف إندونيسيا؟ - 2
العربية؟ هات دليال على ذلك!هل أسهمت اللغة العربية يف تطوير اللغة - 3
ملاذا تضاءل دور اللغة العربية وحروفها خاصة يف إندونيسيا؟ - 4
هل صح القول بأن دور اللغة العربية قد انتهى بعد يف عصر االستعمار؟ - 5
وما دليل ذلك؟
ماذا حدث باللغة العربية بعد استقالل إندونيسيا؟ - 6
ما رأيك يف دور اللغة العربية يف هذا العصر؟ - 7Bahan Bacaan Pengayaan (3)
ثالث وظائف (أفندي، -ويف ضمنها اللغة العربية -إن للغات األجنبية يف إندونيسيا
)، وهي أوال وظيفة توثيق العالقات الدولية، وثانيا وظيفة تطوير العلوم والثقافة، وثالثا وظيفة 2002
78
اإلسهام يف إثراء اللغة اإلندونيسية. وللغة العربية بصفة خاصة وظيفة رابعة هي وظيفة دينية لكوا
%) اإلندونيسيني. 90لغة دين اإلسالم ولكون اإلسالم دينا ملعظم (
وعلى أساس هذه الوظائف تدرس اللغة العربية يف شىت املعاهد الرتبوية واملؤسسات الدينية
د تنوعت أشكال تعليم اللغة العربية بتنوع األهداف، والطرق التعليمية املستخدمة، واالجتماعية. وق
- على سبيل االختصار -وتنوع املعاهد أو املؤسسات اليت تقوم بتدريسها. ونقدم فيما يلي
أشكال تعليم اللغة العربية يف إندونيسيا ملا هلا من عالقة مبوضوع البحث حبيث أن الشعر العريب
):2007مواد تعليم اللغة العربية (أفندي، جزء من
تعليم العربية هلدف تلقني الدارسني وحتفيظهم نصوصا دينية من أذكار وأدعية وسور قصرية - 1
من القرآن الكرمي وتعليمهم قراءة احلروف العربية وكتابتها. وجيري هذا الشكل من التعليم يف
ودور احلضانة (رياض األطفال) بل ويف بيوت مدارس القرآن املنعقدة يف املساجد واملصليات
مدرسة. أما دور احلضانة فيبلغ 78.548املسلمني. و يبلغ عدد مدارس القرآن حاليا إىل
،). 2003روضة (إحصائيات عام 15.528عددها إىل
عند -تعليم العربية هلدف تفهيم الدارسني قواعد اللغة العربية ومترينهم قراءة الكتب الصفراء - 2
وهي الكتب الدينية الكالسيكية. فالطريقة املستخدمة يف هذا - حد تعبري اإلندونيسيني
التعليم هي طريقة القواعد والرتمجة. وجيري هذا الشكل من التعليم يف املعاهد الرتبوية
معهدا 4692اإلسالمية القدمية (الباسانرتينات التقليدية) اليت يبلغ عددها حاليا إىل
).2003 (إحصائيات عام
تعليم العربية هلدف عام وهو إكساب الدارسني املهارات اللغوية األربعة. وقد حدثت من - 3
وقت إىل وقت جتديدات وتطويرات متشيا مع ظهور املداخل والطرق واألساليب اجلديدة يف
جمال تعليم اللغات. وجيري هذا الشكل من تعليم اللغة العربية إجباريا يف املعاهد الرتبوية
معهدا ويف املدارس 3368اإلسالمية احلديثة (الباسانرتينات العصرية) اليت يبلغ عددها إىل
مدرسة 39309الدينية اإلسالمية (االبتدائية واإلعدادية والثانوية) اليت يبلغ عددها إىل
79
). هذا إىل جانب املدارس العامة (االبتدائية واإلعدادية والثانوية) 2003(إحصائيات عام
تدرس فيها اللغة العربية اختياريا. اليت
تعليم العربية يف اجلامعات إلكساب الدارسني الكفاية العلمية أو مهنة التعليم يف اللغة العربية. - 4
قسما لألدب العريب و 16قسما، تتكون من 54ويبلغ عدد أقسام اللغة العربية وأدا إىل
) 43األقسام تابعة لثالثة وأربعني ( قسما لتأهيل املعلمني للغة العربية. وهذه 38
).2007معهدا عاليا (أفندي، \جامعة
تعليم العربية ألهداف خاصة، كالعربية لألعمال واملهن، والعربية لفهم القرآن الكرمي، والعربية - 5
للحج، والعربية لألطفال، وغري ذلك. نذكر لذلك مثال، تعليم العربية ملهنة الصحة يف معاهد
ات تأهيل القابالت واملمرضني، وتعليم العربية للعمال قبل إرساهلم إىل الدول أو أكادميي
جمالس مؤسسات إسالمية و العربية، وتعليم العربية هلدف فهم القرآن الكرمي الذي يقوم بإجرائه
التعليم للكبار املنتشرة يف أواسط اتع.
أسئلة وتدريبات حول النص:
1التدريب
األسئلة اآلتية شفهيا ثم تحريريا!أجب عن
ما هي وظائف اللغات األجنبية يف إندونيسيا؟ - 1
للغة العربية وظيفة خاصة. ماهي؟ - 2
ما هدف تعليم اللغة العربية يف مدارس القرآن ودور احلضانة؟ - 3
؟2003كم عدد مدارس القرآن ودور احلضانة حسب إحصائيات عام - 4
؟التقليدية الباسانرتيناتما هدف تعليم اللغة العربية يف - 5
ما هدف تعليم اللغة العربية يف الباسانرتينات العصرية؟ - 6
80
ما هدف تعليم اللغة العربية يف املدارس الدينية واملدارس العامة؟ - 7
ما الطريقة املستخدمة يف تعليم اللغة العربية بالباسانرتينات التقليدية؟ - 8
؟عصريةبالباسانرتينات الما الطريقة املستخدمة يف تعليم اللغة العربية - 9
ما الطريقة املستخدمة يف تعليم اللغة العربية باملدارس؟ -10
ما هدف تعليم اللغة العربية يف اجلامعات؟ -11
كم عدد أقسام اللغة العربية يف جامعات إندونيسيا؟ -12
من يقوم بإجراء تعليم اللغة العربية هلدف فهم القرآن الكرمي؟ -13 Bahan Bacaan Pengayaan (4)
عادات االجتماعية في المجتمع السعوديال
جتعل األفراد يسايرون عرفيةدينية و قيم، يدخل يف تكوينها ملزمتماعي قهري جهي سلوك ا
األحداث واملواقف االجتماعية املتكررة، كعادة إكرام الضيف خمتلفاتمع ويوافقونه بالسلوك يف
على اتمع واحنالال. متردااخلروج عن املألوف من العادات يعد وعادات الزواج وغريها. و
ومستويات طبقات وعامة، يعملها األفراد يف تلقائيةالعادات االجتماعية بأا تتميزو
من األجيال السابقة، واليت تستمداتمع وأمناطه احلضرية والريفية. وهي ختتلف عن التقاليد اليت
أو تقاليد القبيلة أو تقاليد العلياأو طبقة معينة كتقاليد الطبقة معنيم بإقلي خمتصةغالبا ما تكون
عليها يطلق، أو تقاليد االحتفاالت اخلاصة مبنطقة معينة ... وغريها. و القرىالبادية أو تقاليد
أحيانا العادات النقليدية.
قاليد خيتلف متاما عن "املوضات" اليت يعرب عنها بعض تعن العادات وال ذكروكل ما
بعض األفراد يف اتمع إليها جتتذبسلوكيات تعينالباحثني باسم "العادات املستحدثة" واليت
وعابرة وسريعة التغري، بل سريعة الزوال ألا ال ترتبط وقتية، وهي الكمالياتو لشكلياتوتتعلق با
من جمتمعات معاصرة. أفقيةانتقلت إليه بطريقة برتاث اتمع وتارخيه، بل
أسئلة وتدريبات حول النص:
81
1التدريب
معناها المطابقة ضع شكال كامال في الكلمات التي تحتها خط واكتب مرادفها في العربية أو اإلندونيسية!في ) ( قيم - 2 ) ( ملزم -1
) ( خمتلف - 4 ) ( عرفية - 3 ) ( متردا - 6 ) ( يعد - 5 ) ( تلقائية - 8 ) ( تتميز - 7 ) ( تستمد -10 ) ( طبقات - 9
) ( معني -12 ) ( خمتصة -11 ) ( القرى -14 ) ( العليا -13 ) ( القرى -16 ) ( يطلق -15 ) ( الشكليات -18 ) ( جتتذب -17 ) ( أفقية -20 ) ( الكماليات -19
2التدريب
عن األسئلة اآلتية شفهيا ثم تحريريا!أجب
ما هي القيم اليت تكون العادات االجتماعية؟ - 1
هات مثاال من العادات! - 2
ميت يعد الفرد متمردا على اتمع؟ - 3
ما الفرق بني العادات والتقاليد؟ - 4
وما الفرق بني العدات واملوضات؟ - 5
82
3التدريب
!في ضوء النص السابق الخبرية اآلتيةقل (اكتب) "صحيح" أو "خطأ" في كل من الجمل
من صفة العادات أا إجبارية - 1
ليست تصنعيةومن صفة العادات أيضا أا - 2
العادات جارية يف مستوى معني أو يف طبقة خاصة. - 3
التقاليد مستمدة من أجليال السابقة - 4
املوضة أسرع من العادات يف التغيري والزوال - 5
Bahan Bacaan Pengayaan (4)
اإلسالم في الهند
كيلومرتا 4,360,000اهلند شبه جزيرة واسعة يف جنويب قارة آسيا، تزيد مساحتها على
مربعا. وتنفصل بالد اهلند عن بقية بالد آسيا حبواجز من اجلبال الشاهقة منها جبال اهليمااليا اليت
ا ارتفاعا حىت تصل وتعد أعلى جبال العامل إذ تصل أعلى قممهتفصلها عن الصني يف الشمال،
ومنها جبل كراكورم يف كشمري، وجبال سليمان اليت تفصلها عن بالد األفغان. مرتا. 8888إىل
ويف جبال سليمان ممرات تفصل بني بالد اهلند وأفغانستان.
الدولة ويدين ا حوايل منها اهلندوسية، وهي الديانة الرمسية يف .تعددةمويف اهلند ديانات
% من عدد السكان، واملسيحية 10% من عدد السكان. وتليها الديانة اإلسالمية ويدين ا 84
%. 1%، والبوذية يدين ا حوايل 2%، والسخ يدين ا حوايل 2ويدين ا حوايل
83
أسئلة وتدريبات حول النص:
1التدريب
اكتب العبارات التالية في كراستك بشكل تام ومع تغيير األعداد المكتوبة فيها بالكلمات!
كيلومرتا مربعا. 4,360,000تزيد مساحتها على - 1
مرتا. 8888إذ تصل أعلى قممها ارتفاعا حىت تصل إىل - 2
% من عدد السكان. 84ويدين ا حوايل - 3
% من عدد السكان، 10وتليها الديانة اإلسالمية ويدين ا - 4
%، 2واملسيحية ويدين ا حوايل - 5
%، 2والسخ يدين ا حوايل - 6
%. 1والبوذية يدين ا حوايل - 7
1التدريب
أجب عن األسئلة اآلتية شفهيا ثم تحريريا!
أين تقع بالد اهلند؟ - 1
العامل؟ما اجلبال اليت تعد أعلى اجلبال يف - 2
أين تقع جبال كراكورم؟ - 3
أي جبال تفصل بني اهلند واألفغان؟ - 4
ما هي اليت تفصل بني بالد اهلند وأفغانستان؟ - 5
أي ديانة يعتنقها معظم سكان بالد اهلند؟ - 6
كم عدد املعتنقني بالديانة البوذية؟ - 7
84
LATIHAN 1. Jelaskan pengertian membaca dan kemampuan membaca. 2. Buatlah bagan atau skema yang menggambarkan:
a. jenis-jenis membaca b. tingkatan/level membaca c. berbagai pengalaman membaca
3. Buatlah satu teks bacaan mengenai salah satu topik dalam kurkulum SMA.
4. Buatlah latihan berbentuk pertanyaan mengenai isi teks, dengan jawaban terbuka dan tertutup, mengisi titik-titik, membuat bagan, gambar, dan sebagainya, untuk ketiga bahan bacaan pendalaman di muka.
5. Buatlah daftar kosa kata, idiom, dan ungkapan yang anda anggap baru atau menarik dari ketiga teks di muka.
85
KEGIATAN 5
PEMBELAJARAN
KEMAHIRAN MENULIS
A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, para peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan hakekat atau konsep-konsep pokok kemahiran menulis.
2. Mengimplementasikan teknik-teknik mutakhir pembelajaran kemahiran menulis yang inovatif, variatif, dan atraktif.
3. Berkomunikasi secara tertulis dengan bahasa Arab untuk berbagai tujuan.
B. PENGERTIAN KEMAHIRAN MENULIS
Kemahiran menulis (كتابة) merupakan salah satu dari empat
kemahiran berbahasa. Kalau membaca (dan menyimak) merupakan
kemahiran reseptif (مهارة استقبالية), menulis (dan berbicara) merupakan
kemahiran produktif (مهارة انتاجية). Karena kemahiran menulis bersifat
produktif, maka untuk mencapai kompetensi yang diharapkan diperlukan
latihan yang cukup memadai. Pada sisi lain, bahasa tulis menuntut
keakuratan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahasa lisan. Oleh
karena itu keakuratan bahasa tulis guru yang akan dilatihkan kepada
siswa harus dapat dipertanggung jawabkan. Dalam pembelajaran bahasa
Arab di sekolah menengah, kemahiran menulis perlu dibatasi pada hal-
hal sederhana yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti mengisi
formulir, menulis surat, membuat deskripsi, dan sejenisnya.
Seperti halnya membaca, kemahiran menulis mempunyai dua
aspek, tetapi dalam hubungan yang berbeda. Pertama, kemahiran
membentuk huruf dan menguasai ejaan; kedua kemahiran melahirkan
fikiran dan perasaan dengan tulisan.
86
1. Kemahiran Membentuk Huruf
Inti dari kemahiran menulis dalam pengajaran bahasa terletak pada
aspek kedua. Dalam kenyataan kita lihat, banyak orang yang dapat
menulis Arab dengan amat baik, tetapi tidak faham makna kalimat yang
ditulisnya, apalagi melahirkan maksud dan fikirannya sendiri dengan
bahasa Arab. Sebaliknya tidak sedikit sarjana bahasa Arab yang
tulisannya seperti ‘cakar ayam’.
Mengemukakan kenyataan ini, tidak berarti menafikan pentingnya
kemahiran menulis dalam aspek pertama, karena kemahiran dalam aspek
pertama mendasari kemahiran dalam aspek kedua. Oleh karena itu,
walaupun kemampuan menulis alfabet Arab telah dilatihkan sejak tingkat
permulaan, tetapi dalam tingkat-tingkat selanjutnya pembinaan harus
tetapi dilakukan, paling tidak sebagai variasi kegiatan.
Latihan tersebut ditekankan kepada kemampuan menulis huruf
Arab dalam berbagai posisinya secara benar, terutama yang menyangkut
penulisan hamzah dan alif layyinah.
Segi artistiknya (khat) barangkali tidak teramat penting, meskipun
tidak boleh diabaikan, kecuali bagi calon guru bahasa Arab dan Agama
yang memang dituntut oleh profesinya untuk dapat menulis Arab tidak
saja benar tetapi juga baik.
2. Kemahiran mengungkapkan dengan tulisan
Aspek ini seperti ditegaskan di muka merupakan inti dari
kemahiran menulis. Latihan menulis ini pada prinsipnya diberikan setelah
latihan menyimak, berbicara dan membaca. Ini tidak berarti bahwa latihan
menulis ini hanya diberikan setelah siswa memiliki ketiga kemahiran
tersebut di atas. Latihan menulis dapat diberikan pada jam yang sama
dengan latihan kemahiran yang lain; sudah tentu dengan memperhatikan
tahap-tahap latihan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
87
Secara umum pengajaran menulis bertujuan agar siswa dapat
berkomunikasi secara tertulis dalam bahasa Arab.
C. TEKNIK DAN TAHAPAN PEMBELAJARAN KEMAHIRAN
MENULIS
Karena menulis merupakan kemahiran produktif, maka latihan
harus diperbanyak dan harus mengikuti tahapan-tahapan, dari yang
mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks. Dalam
setiap tahapan itu terdapat teknik-teknik yang bisa digunakan dan
dikembangkan oleh guru sesuai dengan kondisi siswa.
Adapun tahapan dan teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mencontoh (نسخ)
Kegiatan mencontoh sepintas lalu nampaknya tidak ada gunanya
dan membuang-buang waktu saja. Tetapi sebenarnya aktivitas semacam
ini tidaklah semudah yang kita bayangkan. Tentu saja, mencontoh ini
diberikan pada tahap-tahap permulaan dan juga untuk variasi pada
tahap-tahap berikutnya.
Sungguhpun mencontoh ini memang aktivitas yang mekanis, tidak
berarti siswa tidak akan belajar apa-apa. Pertama, siswa belajar dan
melatih diri menulis dengan tepat sesuai dengan contoh. Keterampilan ini
pada suatu saat tentu ada gunanya. Kedua, siswa belajar mengeja dengan
benar. Ketiga, murid berlatih menggunakan bahasa Arab yang benar.
Sebagian besar para ahli dalam pengajaran bahasa setuju bahwa
membaca dapat memperbaiki keterampilan mengarang. Lebih banyak
murid membaca, lebih banyak dapat diharapkan karangannya menjadi
lebih baik. Mencontoh pasti melalui proses membaca. Karena itu dengan
mencontoh, murid kita latih membaca juga, dan apabila hal ini dikerjakan
dengan sistematis perbaikan dalam karang-mengarang dapat diharapkan.
88
2. Imlak (إمالء)
Imlak banyak sekali faedahnya asal saja bahan yang diimlakkan
dipilih dengan cermat. Imlak di samping melatihkan ejaan juga melatih
penggunaan ‘gerbang-telinga’. Bahkan pemahaman juga dilatihkan
sekaligus.
Ada dua macam imlak :
Pertama, imlak yang dipersiapkan sebelumnya (seen/ معهــــــــــودة). Siswa
diberitahu sebelumnya materi/teks yang akan diimlakkan.
Kedua, imlak yang tidak dipersiapkan sebelumnya (unseen / معهودة غري
) . Siswa tidak diberitahu sebelumnya materi/teks yang akan diimlakkan.
Sebelum penyajian, guru sebaiknya membacakan secara lengkap,
kemudian menuliskan beberapa kata sulit di papan tulis dan diterangkan
maknanya. Kalau perlu siswa diberi kesempatan menanyakan kata-kata
tertentu dalam teks yang tidak dipahaminya. Dalam membacakan teks
imlak, guru hendaknya memperhatikan azas-azas keefektifan membaca,
baik yang bersifat kebahasaan maupun yang non-kabahasaan.
Tentang teknik pembetulan (إصالح) ada beberapa macam, misalnya:
- guru sendiri yang melakukan pembetulan, dengan
mengumpulkan semua hasil pekerjaan siswa dan dikerjakan di
rumah;
- dipertukarkan sesama siswa dalam satu kelas;
- setiap siswa mengoreksi hasil pekerjaannya sendiri.
Masing-masing cara tersebut memiliki kebaikan dan kelemahan.
Untuk itu guru dapat memakai semuanya secara bergantian, sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh guru. Tetapi satu hal yang
harus diperhatikan dalam pembetulan ini ialah agar siswa jangan
dibiarkan bersifat pasif, tapi harus ikut serta secara aktif dalam proses
pembetulan. Setelah dilakukan pembetulan dengan caya manapun,
89
sebaiknya siswa diminta untuk menulis kembali hasil pekerjaan mereka
yang sudah dikoreksi dan dibetulkan.
3. Rekombinasi dan Transformasi (مجع وحتويل)
Rekombinasi adalah latihan menggabungkan kalimat-kalimat
yang mulanya berdiri sendiri menjadi satu kalimat panjang. Sedangkan
transformasi adalah latihan mengubah bentuk kalimat, dari kalimat positif
menjadi kalimat negatif, kalimat berita menjadi kalimat tanya dan
sebagainya.
Contoh-contoh:
: املدرس حضر إىل املدرسة مبكرا الجملة الموازية -
(املدرسة )
الطبيب فحص املريض
(الطبيبة)
: أنا من أسرة أمرييكية مسلمة. أمتىن أن أتعلم اللغة الفقرة الموازية -
لغة القرآن الكرمي ألفهمه.أحب أن أتصل بإخواين العربية
املسلمني يف العامل.
(جوين)
(إميليا)
: ذهب الفالح _____ املزرعة الكلمات المحذوفة -
أراد التلميذ _____ يتعلم
أيب _______ قرأ
ألقى ______ خطبة
90
ملء الفراغات -
امأل الفراغ يف اجلمل اآلتية باختيار كلمة مناسبة مما يلي:
الصاحل ) –بنني –الشعوب –وفرت –( فرد
_________ احلكومات كل اخلدمات - 1
جيب على _________ اإلسالمية أن تكون متحدة - 2
______ وبناتيف املدينة مدارس - 3
كل ______ يريد أن يكون سعيدا - 4
اإلنسان ______ هو الذي يقوم بواجباته الدينية - 5
ترتيب الكلمات -
رتب الكلمات اآلتية لتكون مجلة مفيدة!
سار –خلف –أبيه –سليمان -1
سوقا –بالناس –دخلت –مزدمحة - 2
املسجد - مجاعة –يف –نصلي –املغرب - 3
ترتيب الجمل -
رتب اجلمل اآلتية حىت تكون فقرة!
ودرب احليوانات ملساعدته يف العمل - 1
فصنع اإلنسان يف قدمي الزمان آالت بسيطة من احلجارة - 2
اإلنسان يف حاجة إىل آالت ختفف أعماله - 3
ديثة صار العمل أسهل وأخفوذه اآلالت احل - 4
واخرتع اإلنسان يف العصر احلديث آالت حديثة أحسن - 5
91
مثبتة منفية : تحويل الجملة -
تعجبية استفهامية خربية
أمر مضارع ماض
املبين للمجهول املبين للمعلوم
عاد الرجل - : وصل الجمل -
الرجل أمسسافر -
عاد الرجل الذي سافر أمس
ما حضرت الدرس أمس -
أنا مريض -
ما حضرت الدرس أمس ألين مريض
نصلي الصبح يف ________ - : إكمال الجملة -
إن تسألين _______ -
ل يومأيب تاجر، هو __________ ك -
4. Mengarang Terpimpin (إنشاء موجه)
Pada tahap 3 di atas, kalimat-kalimat yang dilatihkan masih
merupakan kalimat-kalimat lepas. Pada tahap 4 ini, siswa mulai
dikenalkan dengan penulisan alinea, walaupun sifatnya masih terpimpin.
Teknik latihan pada tahap ini banyak sekali variasinya, antara lain:
اكتب القطعة التالية مع اختيار األصح مما بني القوسني! -1
ــــــــدرج ووضــــــــعت (ه\آخــــــــذ القرطــــــــاس (يف ــــــــس \هــــــــا)(على\مــــــــن) ال ــــــــب مث أجل يف) املكت
إىل)والدي.\فوق) الكرسي وأكتب رسالة (ل\(على
92
اكتب قطعة قصرية باهليكل اآليت! -2
أديل -أجلـس علـى حجـر كبـري –وصلت إىل النهـر –أصيد السمك –أذهب إىل النهر
يف الشـص مسكـة كبـرية –أسرع بإخراج الشص مـن املـاء –أشعر جبذبة يف الشص –الشص يف املاء
فرحت بذلك. –
اكتب مقالة بسيطة عن مدينتك على منط املقالة اآلتية! -3
–وأكـرب شـوارعها شـارع حممـد متـرين –شوارعها كبـرية –جوها حار –جاكرتا مدينة كبرية
جباكرتــا جامعـة مشــهورة امسهـا جامعــة إندونيســيا –وأكــرب فنادقهـا فنــدق هيلتـون –فيهـا فنــادق كبـرية
سكن أيب وأمي جباكرتا. –جاكرتا مشهورة بأونديل أونديل –
آليت!اكتب مقالة إنشائية حتت العنوان "أعمايل اليومية" باهليكل ا -4
–أتنـاول –أقـرأ –أكـنس –أرتـب –أطفـئ –أفـتح –أصـلي –أذهـب –آخذ –أقوم
أسرتيح. –أصلي –أتغدى –أرجع -أذهب
5. Reproduksi (كتابة من جديد)
Reproduksi adalah menulis apa yang telah dipelajari secara lisan.
Dalam tahapan ini siswa sudah mulai dilatih menulis tanpa ada model.
Model lisan tetap ada dan harus model yang benar-benar baik.
Jawaban-jawaban yang benar atas pertanyaan-pertanyaan dalam
pengajaran membaca dapat dipakai sebagai latihan untuk maksud ini.
Jawaban latihan pola kalimat yang biasanya dikerjakan secara lisan
dapat juga dipakai sebagai latihan menulis.
93
6. Mengisi Formulir, Bagan, dan Sejenisnya (...ملء استمارات وكتابة الرسم البياين)
Keterampilan menulis banyak diperlukan untuk hal-hal yang
praktis dalam kehidupan nyata, seperti mengisi bebagai macam formulir,
membuat daftar, bagan, denah, dan jadwal, menyusun bio data, membuat
memo, dan sejenisnya. Keterampilan seperti ini perlu dan juga sangat
menarik untuk dilatihkan kepada siswa. Misalnya, membuat pohon
keluarga, mebuat denah rumah, mengisi form kartu idenditas, dan
sebagainya.
7. Mengarang Bebas (إنشاء حر)
Tahap ini merupakan tahap yang mengizinkan murid
mengutarakan isi hatinya dengan memilih kata-kata dan pola kalimat
secara bebas. Namun guru hendaknya tetap memberikan pengarahan-
pengarahan. Mengarang bebas bila berkali-kali ditugaskan, siswa bisa
menjadi bingung, tidak tahu apa yang harus ditulisnya. Ada baiknya
kalau judul, unsur-unsur dan panjang pengarang karangan ditentukan
oleh guru dengan mengikut sertakan siswa dalam proses penentuannya.
Hendaknya selalu diingat bahwa semua orang dapat mengarang
dengan mudah. Karena itu judul yang diberikan hendaknya disesuaikan
denagn kemampuan dan tingkat kematangan anak.
Gradasi/tingkat kesukaran yang kurang lebih dapat dipedomani
adalah sebagai berikut :
a. Menulis definisi kata sehari-hari,
b. Menulis kembali apa yang telah dipelajari dalam pelajaran
muthalaah.
c. Menceritakan sesuatu kejadian/peristiwa;
d. Memberikan (deskripsi) satu benda atau satu keadaan;
e. Menulis surat;
94
f. Menulis suatu topik tentang pengetahuan dari mata pelajaran
lain;
g. Menulis artikel yang menuntut daya pikir;
h. Menulis cerita pendek yang menuntut daya khayal.
Variasi dan minat selalu memegang peranan yang penting. Ini
harus menjadi perhatian guru. Dalam menentukkan judul, guru
hendaknya memperhatikan hal tersebut.
Ada beberapa jenis karangan, antara lain:
(1) Eksposisi sederhana, misalnya menulis definisi tentang kata
sehari-hari yang dilihat atau didengar oleh murid, atau komentar singkat
tentang suatu keadaan/kejadian.
(2) Narasi/Cerita, yaitu menulis berbagai macam kejadian dengan
urutan yang tepat. Misalnya menceritakan sebuah kecelakaan yang baru
dialaminya sendiri. Untuk membantu siswa dapat digunakan gambar
berangkai tentang suatu kejadian atau kronologi sebuah fenomena dalam
kehidupan.
(3) Deskripsi/Pemerian, melatih menggunakan kata-kata kongkrit,
memilih rincian untuk mendukung sebuah kesan dengan menggunakan
bahasa yang akurat, misalnya deskripsi tentang sebuah daerah pariwisata.
(4) Surat, antara lain surat persahabatan, surat keluarga, dan surat
resmi. Penulisan surat ini juga mengandung unsur-unsur narasi dan
deskripsi.
(5) Kreasi, yang menuntut kemampuan berfikir logis dan
kemampuan mengutarakan atau mendukung suatu pendapat dengan
argumentasi dan bukti-bukti yang cukup.
(6) Imajinasi, yang menuntut daya khayal. Faktor bakat memang
besar pengaruhnya, tetapi bisa dilatihkan. Misalnya mengarang sebuah
fiksi dalam bentuk cerita pendek.
95
D. MATERI PEMBELAJARAN MENULIS
Berikut ini disajikan contoh materi pembelajaran menulis di SMA
dengan berbagai bentuk latihan untuk membimbing siswa mencapai
kompetensi menulis dalam bahasa Arab.
Contoh Materi Pembelajaran Menulis di SMA (1)
1التدريب
رتب الكلمات اآلتية لتكون جملة مفيدة !
هذا –امسه - فارس –أخي .1
______________________
امسها –عائشة –كبيـرة –يل - أخت .2
______________________
أوالد –له -ثالثة –السيد حامد .3
______________________
فـرحان –نشيطان - و - طالبان –فريد .4
______________________
لىمرمي و –أنا -مها –يل –سلمى .5 أختان –ليـ
______________________
موظفة –أما –أيب –أمي –مدرس .6
______________________
له –امسها –بنت –حممودة –امسه –حممود –عمي - 7
_________________________
96
2التدريب
اكتب المعلومات ألسرتك في الجدول اآلتي!
يف األسرةالوضع
االسم
املهنة
الصفة
اهلواية
3التدريب
نا بالجدول السابق وبالمثال اآلتي! اكتب التـقرير عن أسرتك مستعيـ
يـعمل أيب _____ وهو حيب املثال : أيب امسه _________ . هو أب ______.
.______
ي ________. وهي حتبي امسها هي __________. تـعمل أمأم
.__________
4التدريب
كون جملة مفيدة كما في المثال !
اجلملة الكلمة الرقم
أسريت. أسريت سعيدة.هذه صورة أسرة مثال
1 جد
مدرس 2
97
طالب 3
أخت 4
عمة 5
5التدريب
اكتب فقرة واحدة أو أكثر تحت الموضوع "أسرتي"!
أسرتي
____________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
______________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
_________________________________________________________________
98
Contoh Materi Pembelajaran Menulis di SMA (2)
1التدريب
قـرأه المدرس من أنشطة السيد رودي اآلتية!الحظ واستمع ما
المكان البـرامج الساعة اليـوم
السبت
الميدان الرياضة 06،00
الدكان البـيع 08،00
السوق التسوق 13،00
البـيت الراحة 14،00
ية 16،00 يـنـ المسجد المحاضرة الد
2التدريب
امإل الفراغ عن أنشطة السيد رودي اآلتية!
يف يـوم _____ يـقوم السيد رودي بـ_______ يف _______ الساعة
_______. ويذهب الساعة ________ إيل _______ لـ ________. مث يذهب
إيل ________ الساعة _________ لـ________. ويـرجع إيل _______
_______. ويف الساعة __________ حيضر لـ_________ الساعة __
________ يف _______.
99
3التدريب
أكتب أعمالك يـوم األحد في الجدول اآلتي!
المكان البـرامج الساعة رقم
4التدريب
نا بالجدول السابق ! اكتب موضوعا عن أعمالك اليـومية مستعيـ
أعمالي اليـومية
_____________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_________________________________________________
_______________
100
LATIHAN 1. Jelaskan pengertian kemampuan menulis. 2. Sebutkan tahapan-tahapan dalam pembelajaran menulis. 3. Berikan contoh teknik pembelajaran untuk setiap tahapan di
atas. 4. Kerjakan latihan-latihan pembelajaran menulis yang
ditampilkan di muka. 5. Buatlah latihan-latihan pembelajaran menulis seperti contoh
di muka.
101
KEGIATAN 6
KTSP SMA 2006 MATA PELAJARAN BAHASA ARAB
A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, para peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan hakekat KTSP 2006 dan muatan materinya. 2. Mengembangkan Silabus Pembelajaran Bahasa Arab
berdasarkan KTSP 2006 di sekolah masing-masing. 3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab.
B. KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
Kurikulum menjadi acuan utama dalam pelaksanaan pembelajaran.
Sepanjang sejarah pendidikan di Indonesia, telah diberlakukan berbagai
model kurikulum yang semuanya bersifat sentralistik. Sejak tahun 2006,
Departemen Pendidikan Nasional memberikan otonomi kepada sekolah
untuk mengembangkan kurikulum dan silabus semua mata pelajaran.
Depdiknas mengintrodusir apa yang disebut dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang hanya memuat strandar kompetensi dan
kompetensi dasar berskala nasional. Apa yang termuat dalam KTSP ini
pada dasarnya bersifat minimal, dalam arti bahwa sekolah bisa
mengembangkannya sesuai dengan kodisi sekolah dan daerah masing-
masing. Di dalam KTSP juga dicantumkan secara singkat petunjuk
mengenai penentuan standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) per
kompetensi dasar dan atau indikator serta pencapaian standar ketuntasan
mata pelajaran. Di samping itu, diberikan pula contoh format silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena diberi otonomi
sedemikian rupa, maka menjadi kewajiban guru untu memahami secara
sungguh-sungguh KTSP nasional agar dapat mengembangkannya sesuai
dengan kondisi lokal.
102
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA 2006 Mata
Pelajaran Bahasa Arab terdiri dari dua macam, yaitu (1) KTSP Bahasa
Arab untuk Program Pilihan, dan (2) KTSP Bahasa Arab untuk Program
Bahasa. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk keduanya
tidak jauh berbeda, namun terdapat perbedaan dalam jumlah tema atau
topiknya. Perbdaaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Tema/Topik
PROGRAM PILIHAN
Tema/Topik
PROGRAM BAHASA
Kls X Identitas Diri Kehidupan Sekolah Kls XI Kehidupan Keluarga Kegiatan Sehari-hari Kls XII Hobi Pekerjaan/Profesi
Kls X -
Klas XI Identitas Diri Kehidupan Sekolah Kehidupan Keluarga Kehidupan Sehari-hari Kls XII Hobi Wisata Layanan Umum Pekerjaan
Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar selengkapnya
adalah sebagai berikut.
1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kelas X, Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan 1. Memahami bunyi huruf
1.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah
dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan
103
hijaiyah, wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri
mencocokkan dan membedakan secara tepat
1.2 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat
Berbicara 2. Mengunkapkan
informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang identitas diri
2.1 Menyampaikan informasi secara lisan
dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun
2.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat
Membaca 3. Melafalkan huruf hijaiyah
dan memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri
3.1 Melafalkan dan membaca nyaring
huruf hijaiyah, kata, kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat
3.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat
3.3 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari wacana sederhana dengan mencari kata kunci secara tepat
Menulis 4. Menulis huruf hijaiyah
dan mengungkapkan informasi sederhana secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang identitas diri
4.1.Menulis dan melengkapi huruf
hijaiyah, kata, frasa, dan kalimat dengan tanda baca yang tepat
4.2.Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat
104
Kelas X, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan 5. Memahami wacana lisan
berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sekolah
5.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah
dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat
5.2 memperoleh informasi umum dan
atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat
Berbicara 6. Mengungkapkan
informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sekolah
6.1 Menyampaikan informasi secara lisan
dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat
6.2 Melakukan dialog sederhana dengan
lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat
Membaca 7. Memahami wacana tulis
berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sekolah
7.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata,
kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat
7.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema
wacana sederhana dengan tepat 7.3 Memperoleh berbagai informasi dari
wacana tulis sederhana secara tepat
Menulis 8. Mengungkapkan
informasi sederhana secara tertulis dalam
8.1 Mengungkapkan informasi secara
tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan
105
bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sekolah
8.2 Menggunakan kata dan frasa dengan
huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat
Kelas XI, Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan 1. Memahami wacana lisan
berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga
1.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah
dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat
1.2 Memperoleh informasi umum dan
atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat
Berbicara 2. Mengungkapkan
informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan keluarga
2.1 Menyampaikan informasi secara lisan
dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat
2.2 Melakukan dialog sederhana dengan
lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat
Membaca 3. Memahami wacana tulis
berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga
3.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata,
kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat
3.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema
wacana sederhana dengan tepat 3.3 Memperoleh informasi umum dan
106
atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat dengan mencari kata kunci dan informasi umum atau rinci
Menulis 4. Mengungkapkan
informasi sederhana secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan keluarga
4.1 Menulis kata, frasa, dan kalimat yang
tepat 4.2 Mengungkapkan informasi secara
tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat
Kelas XI, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan 5. Memahami wacana lisan
berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sehari-hari
5.1 Mengidentifikasi bunyi dan ujaran
(kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat
5.2 Memperoleh informasi umum dan
atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat
Berbicara 6. Mengungkapkan
informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sehari-hari
6.1 Menyampaikan informasi secara lisan
dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat
6.2 Melakukan dialog sederhana dengan
lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat
107
Membaca 7. Memahami wacana tulis
berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sehari-hari
7.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata,
kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat
7.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema
wacana sederhana dengan tepat 7.3 Memperoleh informasi umum dan
atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat dengan mencari kata kunci dan informasi umum atau rinci
Menulis 8. Mengungkapkan
informasi sederhana secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sehari-hari
8.1 Menulis kata, frasa, dan kalimat yang
tepat 8.2 Mengungkapkan informasi secara
tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat
Kelas XII, Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan 1. Memahami wacana lisan
berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kegemaran/ hobi
1.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah
dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat
1.2 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat
Berbicara
2.1 Menyampaikan informasi secara lisan
108
2. Mengungkapkan informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang kegemaran/ hobi
dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat
2.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat
Membaca 3. Memahami wacana tulis
berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kegemaran/ hobi
3.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata,
kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat
3.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat
3.3 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat dengan mencari kata kunci dan informasi umum atau rinci
Menulis 4. Mengungkapkan
informasi sederhana secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang kegemaran/ hobi
4.1 Menulis kata, frasa, dan kalimat yang
tepat 4.2 Mengungkapkan informasi secara
tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat
4.3 Mengungkapkan pendapat dan perasaan secara tertulis dengan lancar yang mencerminkan kecakapan menulis dengan tepat
109
Kelas XII, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan 5. Memahami wacana lisan
berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang pekerjaan
5.1 Mengidentifikasi bunyi dan ujaran
(kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat
5.2 Memperoleh informasi umum dan
atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat
Berbicara 6. Mengungkapkan
informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang pekerjaan
6.1 Menyampaikan informasi secara lisan
dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat
6.2 Melakukan dialog sederhana dengan
lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat
Membaca 7. Memahami wacana tulis
berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang pekerjaan
7.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata,
kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat
7.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat
7.3 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat dengan mencari kata kunci dan informasi umum atau rinci
Menulis 8. Mengungkapkan
informasi sederhana secara tertulis dalam
8.1 Menulis kata, frasa, dan kalimat yang
tepat 8.2 Mengungkapkan informasi secara
tertulis dalam kalimat sederhana
110
bentuk paparan atau dialog tentang pekerjaan
sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat
8.3 Mengungkapkan pendapat dan perasaan secara tertulis dengan lancar yang mencerminkan kecakapan menulis dengan tepat
111
A. CONTOH SILABUS DAN RPP
1. CONTOH SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Kelas/Pogram : X/ Bahasa Asing Program Pilihan ( Bahasa Arab )
Semester : Gasal
STANDAR KOMPETENSI :
1. Mendengarkan Memahami bunyi huruf hijaiyah dan makna dalam wacana lisan berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri.
2. Berbicara Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri.
3. Membaca Melafalkan huruf hijaiyah dan memahami makna dalam wacana tertulis berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri.
4. Menulis Menulis huruf hijaiyah dan mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri.
112
N
O KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
MATERI POKOK
DAN URAIAN
MATERI
PENGALAMAN
BELAJAR
ALOKA
SI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
PENILAIAN
JENIS
TAGIHAN
BENTUK
INSTRUMEN
CONTOH
INSTRUME
N
1 2
Menyimak 1.11.1. Mengidentifikasi bunyi
huruf hijaiyah dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat
1.2. Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat Berbicara
2.1Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun
• Membedakan kata-kata yang mengandung bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhrajnya.
• Melafalkan dngan benar kata-kata yang mengandung bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhrajnya.
• Mampu menyebutkan nama orang, tempat, kejadian, dll. yang terdapat dalam teks.
• Mampu menjawab pertanyaan mengenai isi teks.
• Mengajukan pertanyaan dngn lafal, intonasi, pilihan kata, dan ungkapan yg tepat sesuai dengan konteks.
• Memberikan jawaban dngn lafal, intonasi, pilihan kata, dan ungkapan yg tepat sesuai
• Bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhraj.
• Materi simakan dengan tema At-Ta'aruf Buku) (التعارف)B.Arab SMA unit I).
• Ungkapan untuk perkenalan (nama, alamat, keluarga, pekerjaan, kebangsaan,
• Mendengarkan dan membedakan (discrimination exercises / تدريبات التمييز)
• Mendengarkan dan menirukan (listen and repeat/ ا�ستماع والترديد)
• Menyimak teks
lisan yang diperdengarkan.
• Mendengarkan penjelasan mengenai makna mufradat yang sulit
• Menjawab pertanyaan yang diajukan.
• Memahami kalimat dan ungkapan dalam contoh dialog dan memeragakannya.
• Melakukan percakapan terbimbing
2 X 45
2 X 45
2 X 45
2 X 45
2 X 45
2 X 45
BahasaArab SMA Kaset/CD Buku-buku pendukung Lingkungan kelas Kartu Kata
• Individu
• Individu
• Kelompok
• Individu
• Pilihan objektif
• Unjuk kerja (mengucapkan kata/frasa/kalimat)
• Pilihan objektif
• Isian singkat
• Unjuk kerja (penampilan)
• Lihat buku paket BahasaArab SMA dan kaset/cd
• Lihat buku paket BahasaArab SMA
• Skala penilaian (Lihat
113
3
2.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat Membaca
3.1. Melafalkan dan membaca nyaring huruf hijaiyah, kata, kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat
3.2 3.2. Mengidentifikasi
bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat 3.3 Memperoleh
informasi umum dan atau rinci dari
dengan konteks.
• Menjelaskan beberapa hal sederhana secara lisan dengan pelafalan dan intonasi yang tepat.
• Membaca teks tertulis dengan lafal dan intonasi yang tepat.
• Menunjukkan arti kata/frasa dalam teks secara tepat.
• Menunjukkan arti kalimat/ungkapan dalam teks secara tepat.
• Menjawab dengan benar pertanyaan tentang isi teks.
dll)
• Ungkapan basa-basi (mujamalat)
(Lihat tema At-Ta'aruf (التعارف) dlm Buku B.Arab SMA unit I).
• Ungkapan untuk perkenalan (nama, alamat, keluarga, pekerjaan, kebangsaan, dll)
(Lihat tema At-Ta'aruf (التعارف) dlm Buku B.Arab SMA unit I).
• Bacaan dengan tema Ta'aruf dalam Buku B.Arab SMU unit I
• Bacaan dengan tema Ta'aruf dalam buku B.Arab SMA Unit I
• Mempraktekkan ungkapan yang relevan dalam percakapan bebas.
• Menerangkan (di depan kelas) isi KTP, Krt Pelajar, Susunan Keluarga, dll.
• Mendengarkan contoh bacaan dari guru.
• Membaca bahan bacaan dengan lafal dan intonasi yang benar
• Mendengarkan penjelasan makna mufradat tertentu dari guru
• Menjawab pertanyaan lisan dari guru atau
4 X 45
4 X 45
2 X 45
4 X 45
4 X 45
• Individu
• Individu dan kelompok
• Individu
• Individu
• Individu
• Unjuk kerja (penampilan)
• Unjuk kerja (membaca keras)
• Unjuk kerja (menjawab secara lisan)
• Isian singkat
• Pilihan objektif
Buku Metodologi B.Arab A.F.Effendy Hal. 122).
• Skala penilaian (Lihat Buku Metodologi B.Arab A.F.Effendy Hal. 12
• Skala penilaian (Lihat Buku Metodologi B.Arab A.F.Effendy Hal. 126).
• Lihat buku B.Arab SM
114
4
wacana sederhana dengan mencari kata kunci secara tepat
Menulis 4.1.Menulis dan melengkapi huruf hijaiyah, kata, frasa, dan kalimat dengan tanda baca yang tepat 4.2.Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat
• Menulis kata dengan ejaan yang benar
• Menyalin kalimat/paragraf dengan benar
• Menulis kalimat/paragraf yang diimlakkan dengan benar.
• Menuliskan data identitas diri dalam sebuah formulir.
• Melakukan substitusi, rekombinasi dan transformasi kalimat secara tepat.
• Teks dari buku B.Arab SMA Unit I, tema Ta'aruf.
• Bahan dari buku B.Arab SMA Unit I, tema Ta'aruf.
sesama teman
• Mengerjakan latihan-latihan yang terkait dengan bacaan secara lisan dan tulis
• Menyalin teks
• Menulis teks yang diimlakkan
• Memperoleh penjelasan dan contoh dari guru tentang kaidah imlak.
• Menuliskan data identitas diri yang sudah dikemukakan secara lisan.
• Mengerjakan latihan-latihan menulis terbimbing
2 X 45
2 X 45
4 X 45
2 X 45
• Individu
• Kelompok
• Individu
• Kelompok
• Unjuk kerja (menulis teks)
• Unjuk kerja (menulis dan mengungkapkan dengan tulisan)
• Skala Penilaian (lihat buku Metodologi hal.145)
• Lihat buku B.Arab SMA unit I dan Metodologi PBA hal. 136-138
115
2. CONTOH SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Kelas/Pogram : X/ Bahasa Asing Program Pilihan ( Bahasa Arab )
Semester : Genap
STANDAR KOMPETENSI :
4. Mendengarkan Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sekolah.
5. Berbicara Mengungkapkan informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sekolah.
6. Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sekolah.
7. Menulis Mengungkapkan informasi sederhana secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sekolah
116
N
O KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
MATERI POKOK
DAN URAIAN
MATERI
PENGALAMAN
BELAJAR
ALOKA
SI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
PENILAIAN
JENIS
TAGIHAN
BENTUK
INSTRUMEN
CONTOH
INSTRUME
N
5 6
Menyimak 5.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat
5..2 memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat Berbicara 6.1 Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa
• Membedakan kata-kata yang mengandung bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhrajnya.
• Melafalkan dngan benar kata-kata yang mengandung bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhrajnya.
• Mampu menyebutkan nama benda, tempat, kejadian, dll. yang terdapat dalam teks.
• Mampu menjawab pertanyaan mengenai isi teks.
• Mengajukan pertanyaan dngn lafal, intonasi, pilihan kata, dan ungkapan yg tepat sesuai dengan konteks.
• Bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhraj.
• Materi simakan dengan tema al-bi’ah al-madrasiyah (Buku B.Arab SMA unit II).
• Ungkapan meyebutkan nama benda di lingkungan kelas dan sekolah
• Ungkapan basa-basi
• Mendengarkan dan membedakan (discrimination exercises/ تدريبات التمييز)
• Mendengarkan dan menirukan (listen and repeat/ ا�ستماع والترديد)
• Menyimak teks lisan yang diperdengarkan.
• Mendengarkan penjelasan mengenai makna mufradat yang sulit
• Menjawab pertanyaan yang diajukan.
• Memahami kalimat dan ungkapan dalam contoh dialog dan memeragakannya.
• Melakukan percakapan
2 X 45
2 X 45
2 X 45
2 X 45
2 X 45
2 X 45
4 X 45
BahasaArab SMA Kaset/CD Buku-buku pendukung Lingkungan kelas Kartu Kata
• Individu
• Individu
• Kelompok
• Kelompok
• Pilihan objektif
• Unjuk kerja (mengucapkankata/frasa/kalimat)
• Pilihan objektif
• Isian singkat
• Unjuk kerja (penampilan)
• Unjuk kerja (penampilan)
• Unjuk kerja (membaca
• Lihat buku paket BahasaArab SMA dan kaset/cd
• Lihat buku paket BahasaArab SMA
• Skala penilaian (Lihat
117
7
yang santun dan tepat 6.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat Membaca
7.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata, kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat
7.2 Mengidentifikasi
bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat
7.3 Memperoleh
berbagai informasi dari wacana tulis sederhana secara tepat
• Memberikan jawaban dengan lafal, intonasi, pilihan kata, dan ungkapan yg tepat sesuai dengan konteks.
• Menjelaskan beberapa hal sederhana secara lisan dengan pelafalan dan intonasi yang tepat.
• Membaca teks tertulis dengan lafal dan intonasi yang tepat.
• Menunjukkan arti kata/frasa dalam teks secara tepat.
• Menunjukkan tema wacana sederhana dengan tepat
• Menjawab dengan benar pertanyaan tentang isi teks.
(mujamalat) dengan tema al-bi’ah al-madrasiyah (Buku B.Arab SMA unit II).
• Tema mengenai situasi kelas dan sekolah
• Bacaan dengan tema albi’ah al-madrasiyah dalam buku B.Arab SMA Unit I I
• Bacaan dengan tema albi’ah al-madrasiyah dalam buku B.Arab SMA Unit I I
terbimbing
• Mempraktekkan ungkapan yang relevan dalam percakapan bebas.
• Menerangkan (di depan kelas) mengenai situasi kelas dan sekolah
• Mendengarkan contoh bacaan dari guru.
• Membaca bahan bacaan dengan lafal dan intonasi yang benar
• Mendengarkan penjelasan makna mufradat tertentu dari guru
• Membaca dalam hati dan mencari mufradat tertentu dan tema wacana
• Menjawab pertanyaan lisan
4 X 45
2 X 45
4 X 45
4 X 45
2 X 45
• Kelompok
• Individu dan kelompok
• Individu
• Individu
keras)
• Unjuk kerja (menjawab secara lisan)
• Isian singkat
• Pilihan objektif
• Unjuk kerja (menulis teks)
Buku Metodologi B.Arab A.F.Effendy Hal. 122).
• Skala penilaian (Lihat Buku Metodologi B.Arab A.F.Effendy Hal. 122).
• Skala penilaian (Lihat Buku Metodologi B.Arab A.F.Effendy Hal.
118
8
Menulis 8.1 Mengungkapkan
informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan
8.2 Menggunakan kata
dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat
• Menulis kata dengan ejaan yang benar
• Menyalin kalimat/paragraf dengan benar
• Menulis kalimat/paragraf yang diimlakkan dengan benar.
• Menuliskan data identitas diri dalam sebuah formulir.
• Melakukan substitusi, rekombinasi dan transformasi kalimat secara tepat.
• Teks tema albi’ah al-madrasiyah dalam buku B.Arab SMA Unit I I
• Tema albi’ah al-madrasiyah dalam buku B.Arab SMA Unit I I
dari guru atau sesama teman
• Mengerjakan latihan-latihan yang terkait dengan bacaan secara lisan dan tulis
• Menyalin teks
• Menulis teks yang diimlakkan
• Memperoleh penjelasan dan contoh dari guru tentang kaidah imlak.
• Menuliskan lingkungan sekolah yang sudah dikemukakan secara lisan.
• Mengerjakan latihan-latihan menulis terbimbing
2 X 45
4 X 45
2 X 45
• Individu
• Individu
• Kelompok
• Individu
• Kelompok
• Unjuk kerja (menulis dan mengungkapkan dengan tulisan)
126).
• Lihat buku B.Arab SM
• Skala Penilaian (lihat buku Metodologi hal.145)
• Lihat buku B.Arab SMA unit I dan Metodologi PBA hal. 136-138
119
3. CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : Kelas/Semester : X/Gasal Mata Pelajaran : Bahasa Arab Alokasi Waktu : 2 x 45 ( 1 x pertemuan ) A. Standar Kompetensi : Mendengarkan : Memahami bunyi huruf
hijaiyah dan wacana lisan berbentuk paparan
atau dialog sederhana tentang Identitas Diri.
B. Kompetensi Dasar : Memperoleh informasi umum dan atau rinci
dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana
secara tepat
C. Indikator :
1. Mampu menyebutkan nama orang, tempat, kejadian, dll yang
terdapat dalam teks.
2. Mampu menjawab pertanyaan mengenai isi teks.
D. Metode Pembelajaran : Metode Langsung
E. Skenario Pembelajaran :
1. Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan dan manfaat
materi.
2. Guru menyajikan kata-kata sulit yang ada dalam teks, dan
menjelaskan artinya dengan menggunakan berbagai teknik, sampai
siswa memahaminya.
3. Siswa memilih satu kata dan membuat kalimat untuk pendalaman
makna.
4. Guru membacakan teks pendek atau memperdengarkan rekaman
sederhana, siswa menyimak sambil memahami isi teks.
5. Guru mengevaluasi pemahaman siswa dengan memberikan
pertanyaan kepada siswa seputar teks yang disimak, siswa
menjawab pertanyaan.
6. Guru menyimpulkan materi dan menutup pelajaran
120
F. Penilaian :
a. Penilaian proses : Sikap dan latihan menyimak selama pelajaran.
b. Penilaian hasil : Kemampuan menyimak kata dan kalimat dengan
menirukan kata serta menebak arti kata dengan tepat sesuai
kalimat yang didengar dan Membuat kalimat dengan benar.
G. Sumber Belajar : Materi simakan di buku Bahasa Arab SMU kelas X,
CD, kaset.
Mengetahui, Malang, 2008
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
4. CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : Kelas/Semester : XI / Genap Mata Pelajaran : Bahasa Arab Alokasi Waktu : 2 x 45 ( 1 x pertemuan )
A. Standar Kompetensi : Berbicara : Mengungkapkan informasi
sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang Kehidupan Sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar : Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun
C. Indikator : Menjelaskan beberapa hal sederhana secara lisan dengan pelafalan dan intonasi yang tepat.
D. Metode Pembelajaran : Metode Komunikatif
E. Skenario Pembelajaran :
1. Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan serta manfaat
materi.
121
2. Guru menampilkan gambar urutan kegiatan dari pagi hingga
malam hari, dan menjelaskan secara lisan kegiatan dalam gambar,
siswa memperhatikan.
3. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kegiatan
dalam gambar yang sudah diterangkan pada siswa.
4. Siswa membuat gambar berangkai di atas kertas tentang kegiatan
masing-masing dari pagi hingga malam.
5. Siswa secara bergantian, di depan kelas atau di dalam kelompok,
menjelaskan secara lisan kegiatannya masing-masing dengan
menunjuk gambar yang sudah dibuat.
6. Guru dan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran.
F. Penilaian :
a. Penilaian proses : Sikap dan latihan berbicara selama pelajaran. b. Penilaian hasil : Kemampuan menjelaskan informasi sederhana
secara lisan dengan lafal dan intonasi yang benar G. Sumber Belajar : Gambar kegiatan sehari-hari.
Mengetahui, Malang, 2008
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
5. CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : Kelas/Semester : X / Gasal Mata Pelajaran : Bahasa Arab Alokasi Waktu : 2 x 45 ( 1 x pertemuan ) A. Standar Kompetensi : Membaca : Melafalkan huruf hijaiyah dan
memahami wacana tulis berbentuk paparan
atau dialog sederhana tentang Identitas Diri.
B. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kata, frasa, atau kalimat
dalam wacana tertulis sederhana dengan
tepat.
122
C. Indikator : Menunjukkan arti kata/frasa dalam teks secara tepat
sesuai dengan konteks.
D. Metode Pembelajaran : Metode Membaca
E. Skenario Pembelajaran :
1. Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan dan manfaat
materi.
2. Guru menjelaskan beberapa kosakata sulit dengan membuat
kalimat, siswa menebak arti kata melalui kalimat.
3. Guru membaca teks bacaan, siswa menyimak sambil melihat teks
bacaan.
4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan mendiskusikan isi
teks.
5. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa pada setiap kelompok
tentang isi teks dan arti kata yang tepat yang telah didiskusikan.
6. Guru melakukan penilaian hasil diskusi kelompok tentang isi teks.
7. Guru menyimpulkan materi dan menutup pelajaran.
F. Penilaian :
a. Penilaian proses : Sikap dan keaktifan memahami bacaan selama
pelajaran.
b. Penilaian hasil : Kemampuan membaca dan memahami setiap kata
sesuai konteks serta memahami isi teks bacaan.
G. Sumber Belajar : Teks bacaan di buku Bahasa Arab SMU kelas X dan
kamus.
Mengetahui, Malang, 2008
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
123
LATIHAN
1. Buatlah silabus untuk kelas XI berdasarkan KTSP 2006 SMA Mata Pelajaran Bahasa Arab atau berasarkan KTSP yang dikembangkan di sekolah Anda.
2. Buatlah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk topik
PekerjaanProfesi ( املهن\األعمال )
124
DAFTAR PUSTAKA
(KEGIATAN MEMBACA DAN MENULIS)
)جتاهت املعارصة يف تدريس اللغة العربية واللغات احلية . 1987ابراهمي، حامدة. القاهرة: دار الفكر العريب.االخري لغري الناطقني هبا.
اجتاهات حديثة يف . 2009اDيلمي، طه عيل حسني و سعد عبد الكرمي الويل. عامن: جدار للكتاب العاملي.تدريس اللغة العربية.
مكة املكرمة: جامعة ام . املرجع يف تعلمي اللغة العربية.1986رشدي امحد طعمية،
القرى.
Arifah, Zakiyya dan Nadia Af’idati, 2009. Bahasa Arab untuk SMA – Kurikulum 2004. Malang: Penerbit Misykat.
Bandono, 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Bandono.web.id
Departemen Pendidikan Nasional. Kurkulum SMU, GBPP Mata Pelajaran Bahasa Arab.
Departemen Agama RI. Kurikulum MA, GBPP Matapelajaran Bahasa Arab.
Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang:
Penerbit Misykat.
Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Muhaiban dan Imam Asrori, Bahasa Arab
untuk SMA Kurikulum 2004. Malang: Penerbit Misykat.
Sukmadinata, N. S. 1988. Prinsip-Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: P2LPTK.
Suprawoto, N.A. 2008. Pengembangan Bahan Ajar. www.slideshare.net. Taba, H. 1962. Curriculum Development, Theory and Practice, New York:
Harcourt Brace and World Inc. Tarigan Henry Guntur dan Tarigan, Djago. 1989. Telaah Buku Teks Bahasa
Indonesia. Bandung: Angkasa.