131

Bahasa Arab (materi dari UM)

Embed Size (px)

Citation preview

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

MODUL PENDALAMAN MATERI BAHASA ARAB

Oleh

Drs. H. Ahmad Fuad Effendy, M.A Prof. Dr. Moh. Ainin, M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 115

APRIL 2012

iii

DAFTAR ISI MODUL PENDALAMAN MATERI BIDANG STUDI BAHASA ARAB

A. Pendahuluan ............................................................................................ vi B. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... vi KEGIATAN 1 : KONSEP UMUM PEMBELAJARAN BAHASA A. Tujuan Pembelajaran .............................................................................. 1 B. Pengertian Pendekatan, Metode, Teknik ............................................. 1 C. Teori Belajar Bahasa ................................................................................ 5 D. Sekilas tentang Metode Komunikatif ................................................... 10 E. Ringkasan .................................................................................................. 19 Latihan ........................................................................................................... 20 KEGIATAN 2: PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MENYIMAK (ISTIMA') A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 24 B. Teknik Pembelajaran Maharah Istima’..................................................... 24 C. Materi dan Latihan Maharah Istima’ ....................................................... 30 Daftar Pustaka ................................................................................................ 38 KEGIATAN 3: PEMBELAJARAN KEMAHIRAN BERBICARA (KALAM)

A. Tujuan Pembelajaran Maharah Kalam .................................................... 39 B. Teknik Pembelajaran Maharah Kalam ..................................................... 39 C. Materi Latihan/Praktik Maharah Kalam ................................................ 47 Daftar Pustaka .............................................................................................. 57 KEGIATAN 4: PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA A. Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 58 B. Pengertian Kemahiran Membaca ........................................................... 58 C. Beberapa Jenis Membaca ......................................................................... 60 D. Tingkatan Kemahiran Membaca ............................................................ 63 E. Teknik dan Model Latihan Membaca Berbasis Pengalaman Belajar …............................................................................ 64 F. Langkah-langkah Pembelajaran Membaca............................................ 67 G. Materi Bacaan dan latihan ...................................................................... 68 Latihan............................................................................................................. 84

iv

KEGIATAN 5: PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MENULIS A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 85 B. Pengertian Kemahiran Menulis .............................................................. 85 C. Teknik dan Tahapan Pembelajran Kemahiran Menulis ..................... 87 D. Materi Pembelajaran Menulis ............................................................... 95 Latihan ........................................................................................................... 100 KEGIATAN 6: KTSP SMA 2006 MATA PELAJARAN BAHASA ARAB A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 101 B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ................................................ 101 C. Contoh Silabus dan RPP ........................................................................ 111 Latihan ............................................................................................................ 123

v

DAFTAR BAGAN Bagan 1 : Hubungan Hirarkhis antara Pendekatan, Metode, dan Teknik

Bagan 2 : Posisi Metode, Pendekatan, Desain, dan Teknik

Bagan 3 : Output Pembelajaran Maharah Istima’

Bagan 4 : Output Pembelajaran Maharah Kalam’

vi

MODUL PENDALAMAN

MATERI BIDANG STUDI BAHASA ARAB

1. PENDAHULUAN

Seorang guru bahasa Arab harus memiliki dua kompetensi, yaitu

kompetensi metodologis dan kompetensi kebahasaan. Kompetensi

metodologis adalah penguasaan metodologi pengajaran dan

penerapannya dalam proses pembelajaran. Sedangkan kompetensi

kebahasaan mencakup keterampilan berbahasa dan penguasaan

kebahasaan dan kebudayaan Arab. Bahasan mengenai pembelajaran

membaca ini mencakup penguasaan teknik-teknik pembelajaran

menyimak (maharah istima’), berbicara (maharah kalam), membaca (maharah

qira’ah), dan teknik pembelajaran menulis (maharah kitabah). Kedua hal ini

sangat signifikan untuk meningkatkan kompetensi pengajar bahasa Arab

yang berujung pada peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Arab di

sekolah.

Sementara itu, kompetensi kebahasaan lebih terkait dengan

peningkatakan kemahiran berbahasa bagi guru bahasa Arab (peserta

PLPG), baik yang terkait dengan kemahiran menyimak, berbicara,

membaca, maupun menulis. Materi kemahiran berbahasa ini lebih

ditekankan pada kegiatan berbahasa secara praktis dan riil komunikatif.

Untuk itu, latihan-latihan berbahasa baik secara pasif (maharah

istiqbaliyyah) maupun aktif (maharah istintajiyyah) ditekankan dalam modul

pendalaman materi ini.

2. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah pelatihan ini selesai, peserta latihan diharapkan mampu:

1) Menjelaskan konsep dasar pendekatan, metode, dan teknik

dalam pembelajaran bahasa.

vii

2) Menjelaskan berbagai teori yang mendasari pembelajaran

bahasa.

3) Mengenal sistem pembelajaran bahasa Arab dengan metode

komunikatif.

4) Mengimplementasikan teknik pembelajaran keterampilan

berbahasa Arab (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis)

yang efektif dan menyenangkan.

5) Memahami wacana lisan berbahasa Arab (fahmu al-masmu’) baik

dalam bentuk dialog maupun narasi.

6) Menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi lisan

dengan memperhatikan unsur-unsur: kelancaran, kefasihan,

nada dan tekanan, struktur, ketepatan pilihan kata, isi, dan

performansi.

7) Membaca (keras) dan memahami wacana tulis (teks) berbahasa

Arab, baik dalam bentuk dialog maupun narasi.

8) Menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi tulis.

1

KEGIATAN 1

KONSEP UMUM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah pelatihan ini selesai, peserta latihan diharapkan mampu:

1. Menjelaskan konsep dasar pendekatan, metode, dan teknik

dalam pembelajaran bahasa.

2. Menjelaskan berbagai teori yang mendasari pembelajaran

bahasa.

3. Menjelaskan keterkaitan antara teori belajar bahasa dengan

metode pembelajaran bahasa.

4. Menjelaskan konsep metode komunikati dalam pembelajaran

bahasa.

5. Menjelaskan landasan historis dan teoretis metode komunikatif

dalam pembelajaran bahasa.

6. Mengenal sistem pembelajaran bahasa Arab dengan metode

komunikatif.

B. PENGERTIAN PENDEKATAN, METODE, TEKNIK

Ada tiga istilah yang sangat mendasar dalam pembelajaran bahasa.

Ketiga istilah tersebut menurut Edward Anthony (1963) (dalam Richards

dan Rodgers, 1986) adalah pendekatan atau al-madkhal (approach), metode

atau ath-thariqah (method), dan teknik atau al-uslub (technique) Dalam

penggunaannya, pengertian dan konsep dasar ketiga istilah tersebut perlu

dipahami secara tepat dan proporsional, sehingga tidak menimbulkan

kerancuan.

Menurut Anthony (dalam Richards dan Rodgers, 1986). Pendekatan

mengacu pada teori tentang hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa

sebagai dasar dan prinsip pembelajaran bahasa. Pendekatan juga dapat

dipahami sebagai seperangkat asumsi yang berhubungan dengan hakikat

2

bahasa dan pembelajaran bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatis atau

badahy (Al-‘Ashily, 2002). Artinya, kebenaran teori-teori linguistik dan

teori belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi (Syafi’ie, 1994

dan Al-‘Ashily, 2002).

Terkait dengan pengertian ini, ada dua pertanyaan yang patut

dikemukakan, yaitu; apa hakikat bahasa itu? dan apa hakikat

pembelajaran bahasa. Kedua pertanyaan ini saling terkait. Artinya,

jawaban tentang hakikat bahasa akan menentukan hakikat pembelajaran

bahasa. Dengan ungkapan lain, pandangan tentang hakikat pembelajaran

bahasa akan sangat diwarnai oleh pandangan tentang hakikat bahasa.

Istilah metode mengacu pada perencanaan secara menyeluruh yang

terkait dengan penyajian bahan ajar bahasa secara sistematis. Bagian-

bagian dalam perencanaan tersebut tidak ada yang kontradiktif (Richards

dan Rodgers, 1986). Perencanaan secara menyeluruh tersebut (khuththah

syamilah) digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan. Dalam perencanaan tersebut tercermin langkah-langkah,

prosedur, dan aktivitas pembelajaran baik aktivitas di kelas maupun di

luar kelas. (Al-‘Ashily, 2002). Langkah-langkah tersebut dimulai dari

penyusunan perencanaan pembelajaran, penyajian materi, proses

pembelajaran, dan penilaian hasil belajar (Syafi’ie, 1994). Apabila

pendekatan bersifat aksiomatis, maka metode bersifat prosedural.

Menurut Syafi’ie (1994), istilah metode dapat dimaknai dalam pengertian

yang luas dan pengertian yang sempit. Dalam pengertian luas, metode

berarti perencanaan secara menyeluruh dengan langkah-langkah

sebagaimana tersebut di atas. Sedangkan pengertian metode dalam arti

sempit sama dengan teknik mengajar.

Sementara itu, istilah teknik (al-uslub) dalam pembelajaran bahasa

mengacu pada implementasi perencanaan pembelajaran di dalam kelas

(Richards dan Rodgers, 1986). Teknik pembelajaran berupa berbagai

macam cara dan kiat (trick) untuk menyajikan bahan ajar dalam rangka

3

mencapai tujuan khusus pembelajaran. Mengingat teknik bersifat

implementatif, maka keberadaannya harus konsisten dengan metode dan

pendekatan (Anthony, 1963 dalam Richards dan Rodgers, 1986). Artinya,

teknik pembelajaran di kelas yang dibangun oleh guru harus sinergi

dengan metode, dan metode yang digunakan juga harus mengacu pada

pendekatan pembelajaran bahasa. Hubungan hirarkhis antara ketiga

istilah tersebut dalam pembelajaran bahasa dapat diilustrasikan ke dalam

bagan 1 berikut ini.

Bagan 1: Hubungan Hirarkhis antara Pendekatan, Metode, dan Teknik

Apabila Edaward Anthony menggunakan istilah approach (al-

madkhal), method (ath-thariqah), dan technique (al-uslub), Richards dan

Rodgers (1986) menggunakan istilah method, approach, design, dan

procedure. Posisi metode oleh Richards dan Rodgers diletakkan sebagai

induk dari pendekatan, perencanaan (design), dan prosedur (al-ijra’at)

Secara lebih spesifik, Richards dan Rodgers (1986) memberikan gambaran

keempat istilah tersebut sebagaimana pada bagan 2 berikut ini:

PENDEKATAN املدخل)( - teori hakikat bahasa - teori hakikat belajar bahasa - bersifat aksiomatis

METODE الطريقة)( - perencanaan menyeluruh - prosedural

TEKNIK (االسلوب) - implementasi perencanaan - trik di kelas (berbagai cara dan

kiat pembelajaran) - insidental & operasional

4

Bagan 2: Posisi Metode, Pendekatan, desian, dan Teknik

Approach Design Procedure

Method

a. Teori tentang hakikat bahasa. - pandangan tentang hakikat

kemampuan berbahasa. - padangan tentang hakikat

pembelajaran bahasa. b. Teori tentang hakikat

belajar bahasa. - pandangan tentang proses

psikolinguistik dan kognitif yang terlibat dalam belajar bahasa.

- perhatian terhadap kondisi yang mendukung proses pembelajaran

a. Tujuan umum dan khusus. b. Model silabus

- kreteria pemilihan dan pengorganisasian bahan ajar.

c. Tipe kegiatan pembelajaran. - jenis-jenis tugas, kegiatan latihan

di kelas, dan bahan ajar d. Peran Pembelajar

- jenis tugas yang disusun untuk pembelajar

- tingkat penguasaan pembembelajar terhadap materi.

- pola pengelompokan pembelajar yang disarankan.

- tingkatan pengaruh pembelajar terhadap pembelajaran yang lain.

- padangan pembelajar sebagai pemroses, penampil, inisiator, dan sebagai problem solver.

e. Peran Guru - jenis tugas guru - tingkatan pengaruh guru terhadap

pembelajaran. - tingkatan peran guru dalam

menentukan bahan ajar. - jenis interaksi antara guru dan

pembelajar f. Peran bahan Ajar

- fungsi utama bahan ajar - bentuk bahan ajar (misalnya buku

teks, audio visual). - hubungan bahan ajar dengan

input yang lain. - asumsi-asumsi yang dibuat

tentang guru dan pembelajar yang lain

a. Teknik dalam kelas, latihan, dan pengamatan perilaku pada saat metode digunakan. - waktu, tempat, dan

peralatan yang digunakan guru.

- pola-pola interaksi yang teramati dalam kelas.

- taktik dan strategi yang digunakan oleh guru dan pembelajar manakala metode digunakan.

5

C. TEORI BELAJAR BAHASA

1. Behaviorisme )نظرية سلوكية\مذهب سلوكي(

Teori behavioris (behavioristic approach) merupakan teori psikologi

yang dikembangkan oleh B. F. Skinner dari hasil studi teoritik dan

empirik ilmuwan bernama Pavlov dan Watson (Nunan, 1991). Pavlov

(1849-`1939) sebagai pelopor madzhab ini termasyhur dengan teorinya

yang menghubungkan stimulus primer (makanan) dan stimulus skunder

(nyala lampu dan bunyi lonceng) dengan respons (keluarnya air liur)

anjing yang dijadikan sebagai hewan percobaan. Berdasarkan

penelitiannya, Pavlov menemukan bahwa air liur anjing mengalir pada

saat lampu menyala meskipun tanpa ada makanan (Al-‘Araby, 1981 dan

Effendy, 2005). Selanjutnya teori ini oleh B. F. Skinner (1957)

dikembangkan untuk meneliti perilaku manusia (Nunan, 1991) dan

diaplikasikan ke dalam dunia pendidikan (Al-’Araby, 1981). Untuk itu,

B.F. Skinner diakui sebagai bapak aliran behaviorisme. Bukunya Verbal

Behavior (1957) sangat terkenal dan dipakai sebagai rujukan oleh pengikut

aliran ini (Baradja, 1990).

Dalam mengimplementasikan teori ini, kita harus mengikuti

prosedur yang terdiri dari tiga tahap: stimulus )املثري( , respons, ) االستجابة( , dan

penguatan/reinforcement ) التعزيز( atau umpan balik. Suatu perilaku akan

muncul bila didahului oleh stimulus, Perilaku itu dapat diperkuat,

dibiasakan dengan memberikan penguatan (Azies dan Alwasilah, 1996).

Apabila teori ini diimplementasikan ke dalam dunia pendidikan, maka

dapat dikatakan, bahwa proses belajar terjadi melalui jalinan hubungan

antara: (a) stimulus yang membangkitkan perilaku, (b) respons yang

timbul oleh adanya stimulus. Hubungan antara dua unsur tersebut dipacu

oleh reinforcement (ta’ziz) yang menandai apakah respons itu sesuai atau

tidak dan yang mendorong pengulangan tindak respons atau tidak

mengulanginya (Syafi’ie, 1994), Untuk itu, menurut teori ini, belajar itu

6

sebagai pembiasaan dan pembiasaan itu dapat terjadi melalui peniruan

(imitation), yaitu pembelajar menirukan rangsangan tingkah laku yang

cukup sering sehingga menjadi otomatis atau melalui penguatan baik

positif (diganjar) maupun negatif (dihukum) (Ellis, 1986).

Berikut ini skema hubungan antara stimulus, respons, dan

reinforcement yang dikutip dari Richards dan Rodgers (1986).

Reinforcement Yang positif (akan diulangi)

Stimulus pembelajar response Reinforcement Yang negatif (tidak diulangi lagi)

Dari skema di atas dapat dikemukakan, bahwa penguatan yang

positif (dapat berupa pemberian ”ganjaran” (الثواب) merupakan unsur

yang sangat penting dalam proses belajar. Melalui penguatan yang positif

ini, kemungkinan besar perilaku akan terulang dan pada akhirnya akan

menjadi suatu kebiasaan. Sebaliknya, penguatan negatif (dapat berupa

pemberian ”hukuman” )العقاب( akan memperlemah pengulangan perilaku

dan pada akhirnya perilaku tersebut tidak akan menjadi kebiasaan.

Behaviorisme yang semula merupakan teori psikologi telah

memberikan inspirasi kepada para ahli pembelajaran bahasa. Dalam

konteks pembelajaran bahasa, aliran behaviorisme menganggap, bahwa

untuk menguasai bahasa, anak-anak menirukan ujaran yang dihasilkan

oleh penutur dewasa dan berusaha menggunakan bahasa itu. Dengan cara

ini, mereka diharapkan membangun suatu pola pengetahuan atau

kebiasaan berbahasa yang mereka pelajari (Ellis, 1986). Seorang pengikut

aliran behaviorisme menganggap bahwa perilaku bahasa yang efektif

7

tidak lain daripada membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan.

Apabila reaksi itu direstui (reinforced), maka besar kemungkinan rekasi itu

akan diulangi dan lambat laun akan menjadi kebiasaan (language habit).

Jadi, dengan jalan semacam inilah anak belajar bahasanya (Baradja, 1990).

Melalui teori ini dan diperkuat oleh aliran linguistik struktural,

lahirlah di Amerika suatu metode pembelajaran bahasa yang disebut

dengan Metode Audio Lingual الشفھية السمعية الطريقة( ). Inti dari metode ini

adalah pembiasaan pembelajar menirukan, latihan, dan menggunakan

bahasa sebagai alat komunikasi (terutama komunikasi lisan). Oleh karena

itu, drill-dirl lisan )تدريبات شفهية( pola-pola kalaimat menjadi dasar dalam

metode ini. Di sinilah teori behaviorisme memandang betapa besar

peranan language input atau masukan bahasa )اللغوي الدخل( dari pihak luar

(eksternal), agar pembelajar dapat menguasai bahasa sasaran.

2. Kognitivisme )نظرية معرفية\مذهب معرفي(

Nama lain dari kognitvisme adalah mentalisme. Sesuai dengan

namanya, teori ini menekankan aspek mental )المعرفية \العقلية( bagi manusia.

Teori yang muncul pada pertengahan awal abad ke 20 ini dipelopori oleh

seorang ahli bahasa bernama Noam Chomsky. Dia menyerang pandangan

kaum behaviorisme, khususnya yang terkait dengan pembelajaran dan

pemerolehan bahasa (Al-‘Ashily, 2002). Dalam padangan kognitivisme,

bahasa bukanlah hasil dari pembiasaan, melainkan karena pada setiap diri

manusia normal sejak lahir di dunia sudah dilengkapi oleh alat untuk

memperoleh bahasa atau Language Acquisition Device, selanjutnya

disingkat LAD )اللغة جھازاكتساب( . Melalui alat ini anak bisa belajar bahasa

yang dipakai orang di sekelilingnya. Jadi yang dibawa dari lahir hanya

LAD (alatnya), sedang bahasa apa yang akan diperoleh anak ditentukan

oleh alam sekelilingnya atau bahasa yang digunakan oleh masyarakat di

sekelilingnya (Baradja, 1990).

8

Serangan Comsky terhadap pandangan kaum behaviorisme

diungkapkan dalam bentuk pertanyaan berikut. Bila bahasa merupakan

perilaku yang dipelajari, bagaimana anak bisa mengatakan sesuatu yang

tidak pernah dikatakan sebelumnya? Bagaimana mungkin sebuah kalimat

baru yang diucapkan seorang anak empat tahun merupakan hasil

conditioning? (Azies dan Alwasilah, 1996). Dalam pandangan Ellis (1986),

LAD itu dapat bekerja apabila pembelajar memasukkan data, yakni input,

Akan tetapi, posisi input atau masukan ini hanya sebagai penyentil

(trigger) untuk mengaktifkan LAD. Masukan atau input yang dipajankan

dari luar itu tidak membentuk proses pemerolehan bahasa, karena hal ini

menjadi tugas utama LAD.

3. Interaksionalisme )مذهب تفاعلي(

◌Aliran ini tampaknya mencoba memadukan kedua aliran

sebelumnya (behaviorisme dan mentalisme). Penganut aliran ini

menganggap bahwa peroses terjadinya penguasaan bahasa karena berkat

adanya interaksi antara masukan bahasa yang dipajankan (exposed)

kepada pembelajar dan kemampuan internal yang dimiliki oleh

pembelajar, yakni LAD. Bukti-bukti menunjukkan, bahwa seorang anak

yang sejak lahir dilengkapi LAD tidak secara otomatis mampu berbahasa

tanpa adanya masukan bahasa dari luar (eksternal) (Baradja, 1990).

Demikian pula, binatang yang paling cerdas sekalipun, misalnya

simpanse tidak akan mampu berbahasa secara kreatif meskipun dia

dilatih berbahasa, karena binatang memang tidak dilengkapi dengan

LAD.

4, Pemerolehan dan Pembelajaran )االكتساب والتعلم(

Teori tentang pemerolehan dan pembelajaran dikemukakan oleh

Krashen (1981). Dia membedakan antara konsep pemerolehan (acquisition)

9

dan belajar (learning). Menurut Krashen, pembelajar dewasa mempunyai

dua cara untuk mengembangkan kemahiran dan pengetahuan dalam

menguasai bahasa kedua, yaitu melalui pemerolehan dan belajar.

Pemerolehan mengacu pada pengembangan kemampuan berbahasa

secara alamiah dan dalam situasi yang komunikatif (Krashen dan Terrel,

11983). Dalam pandangan Krashen, untuk pengembangan kemahiran

berbahasa, pemerolehan ini lebih penting daripa belajar.

Baradja (1990) memberi contoh pelaut-pelaut kita pandai berbahasa

Inggris dengan jalan pemerolehan. Mereka menguasai bahasa Inggris ini

dengan cara informal dan mereka tidak mengetahaui atau tidak secara

sengaja belajar bahasa Inggris. Mereka sekedar menggunakannya karena

adanya keperluan untuk berkomunikasi. Di lingkungan komunitas

tertentu di Indonesia yang masyarakatnya memiliki bahasa ibu yang

berbeda-beda (misalnya bahasa Jawa, Sunda, Padang, Bugis, dan lain-

lain), dijumpai anak-anak menguasai bahasa Indonesia bukan melalui

belajar, tetapi melalui pemerolehan. Mereka sesama temanya secara tidak

sadar berkomunikasi dengan bahasa Indonesia pada saat mereka bermain.

Cara kedua yaitu melalui belajar. Belajar bahasa berbeda dengan

pemerolehan bahasa. Belajar bahasa berarti mengetahui aturan-aturan,

yakni aturn-aturan tentang kaidah bahasa. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa belajar bahasa secara formal kurang berhasil dalam

mengembangkan kemahiran komunikasi (Krashen dan Terrel, 11983).

Secara ekstrim, mereka berdua menegaskan bahwa bahasa tidak dapat

diperoleh melalui pembelajaran formal (Baradja, 1990). Dalam belajar

bahasa aktivitas yang tampak adalah penggunaan dril-dril, pemecahan

masalah, dan latihan lain untuk mencapai kompetensi bahasa. Belajar

bahasa berarti memperoleh ”pengetahuan formal” tentang suatu bahasa

dan dilakukan dalam setting formal (belajar seluk beluk bahasa dengan

guru di kelas dan atau mempelajari seluk beluk bahasa dari buku teks).

10

(Baradja, 1990). Selain itu, belajar bahasa dilakukan secara sadar

(conscious).

Teori pemerolehan dan pembelajaran bahasa ini akhirnya menjadi

dasar dari dari metode alamiah )الطريقة الطبيعية( . Inti dari metode ini adalah

agar pembelajar memiliki keterampilan berkomunikasi dengan menitik

beratkan aktivitas pemerolehan bahasa daripada aktivitas belajar.

Aktivitas belajar dalam hal-hal tertentu memang penting, tetapi lebih

bersifat penunjang saja (Krashen dan Terrel, 1983).

D. SEKILAS TENTANG METODE KOMUNIKATIF ) ا�تصالية الطريقة(

Metode pengajaran bahasa yang ditawarkan oleh para ahlinya

sangat beragam. Mackey (1965) misalnya menawarkan sekitar 15 macam

metode, di antaranya yaitu (1) Direct Method )الطريقة المباشارة( , (2) Eclectic

Method )الطريقة االنتقائية( , (3) Natural Method )الطريقة الطبيعية( , (4) Grammar-

Translation Method )طريقة القواعد والترجمة( , dan lain-lain. Akan tetapi, dari 15

macam metode yang ada, tidak ditemukan Metode Audio Lingual (MAL)

dan Metode Komunikatif (MK). Berbeda dengan Mackey, Richards. dan

Rodgers (1986) mengemukakan delapan macam metode pengajaran

bahasa, termasuk di dalamnya MAL dan MK. Dari sekian banyaka

metode tersebut, metode pembelajaran bahasa yang relatif lebih mutakhir

adalah Pendekatan/Metode Komunikatif.

a. Latar Belakang

MK ini merupakan suatu metode pembelajaran bahasa yang

berasal dari Inggris. MK ini lahir pada akhir tahun 1960-an. Sebelum itu,

metode yang mendominasi percaturan pengajaran bahasa Inggris sebagai

bahasa kedua adalah metode Situational Language Teaching selanjtunya

11

disingkat SLT )الموقفي اللغة تدريس طريقة( (Richards. dan Rodgers, 1986). Metode

SLT ini dilandasi oleh aliran linguist struktural versi Inggris (Huda, 1987).

Pada hal-hal tertentu, SLT mirip dengan yang ada pada MK.

Bahasa diajarkan dengan melatih siswa tentang struktur-struktur dasar

dalam berbagai aktivitas yang didasarkan pada hal-hal yang bermakna.

Akan tetapi, langkah-langkah pendekatan pengajaran bahasa ini tidak

bisa bertahan lama sebab adanya bantahan-bantahan yang diarahkan

kepadanya. Pada saat teori linguistik (baca aliran linguistik struktural)

yang mendasari MAL ditolak di Amerika Serikat pada dekade 1960-an,

para pakar linguistik terapan Inggris mulai mempersoalkan keefektifan

pemakaian metode SLT ini. Mereka mengkritik bahwa metode SLT ini

tidak bisa dipertahankan lagi, antara lain, karena memprediksikan bahasa

berdasarkan peristiwa yang bersifat situasional itu sulit dipertahankan

secara masuk akal. Kemudian mereka mengembangkan pengajaran

bahasa yang berdasarkan fungsi bahasa dan potensi komunikasi bahasa.

Di antara tokoh dari kubu linguistik terapan yang melontarkan

kritikan terhadap SLT ini adalah Noam Chomsky seorang pakar linguistik

Amerika Serikat yang terkenal. Dia membuktikan bahwa aliran linguistik

struktural—yang telah dijadikan landasan teoretis dalam MAL di

Amerika Serikat dan SLT di Inggris—telah mengabaikan kreativitas

bahasa dan keunikan kalimat (Huda, 1987). Menurut penilaian mereka

(pakar linguistik terapan), kita perlu memberikan perhatian yang cukup

memadai kepada pengajaran bahasa yang menekankan kemahiran

komunikatif, daripada yang hanya memperhatikan perkembangan

penguasaan struktur-struktur kalimat (Azies dan Alwasilah, 1996).

Selain faktor teoretis yang mendorong pembaharuan metode

pembajaran bahasa, ada dorongan lain yang menjadi embrio lahirnya MK

ini. Dorongan lain tersebut adalah sebagai berikut: (a) kerjasama yang

semakin erat antara negara-negara di Eropa Barat yang tergabung dalam

European Common Market dan The Council of Euorope. (b) frekuensi

12

perpindaan orang-orang antar negara-negara di Eropa semakin tinggi.

Dalam kondisi seperti ini, diperluakan pembelajaran bahasa asing yang

efektif yang bisa memenuhi kebutuhan berkomunikasi antarnegara dan

bangsa.

Terkait dengan perihal di atas, pada tahun (1971), sekelompok ahli-

ahli pengajaran bahasa mengembangkan program pengajaran bahasa atas

dasar sistem satuan kredit. Dalam program ini, materi pengajaran disusun

dan dipecah-pecah menjadi satuan-satuan yang lebih kecil atas dasar

kebutuhan siswa dalam berkomunikasi. Satuan-satuan itu mewadahi

tujuan pengajaran. Kemudian diidentifikasi dua tingkat penguasaan

bahasa, penguasaan keterampilan bahasa dasar dan penguasaan

keterampilan bahasa khusus. Agar dapat menguasai bahasa khusus,

seorang harus mencapai tingkat ambang penguasaan (threshold level).

b. Landasan Teori

MK ini dilandasi oleh linguistik transformasi yang digagas oleh

Chomsky (1957) dan teori kompetensi komunikatif yang digagas oleh

Hymes (1972). Teori tranformasi sebagai kelanjutan dari aliran linguistik

struktural menekankan bahwa studi linguistik tidak hanya ditekankan

pada struktur lahir saja atau surface structure )البناء الظاهري\البنية السطحية( ,

tetapi meliputi struktur dalam atau deep structure )البناء االساسي\البنية العميقة( .

Berikut ini gambaran dari hubungan antara struktur lahir dan struktur

dalam yang dikutip dari Effendy (2005).

(البناء الظاهري) مريض؟

)ساسيالبناء األ( ؟هل أنت مريض

13

Sejalan dengan itu, Chomsky membagi kemampuan berbahasa

menjadi dua, yaitu kompetensi dan performansi. Kompetensi (competence-

al-kafa’ah) adalah kemampuan ideal yang dimiliki oleh seorang penutur.

Kompetensi ini menggambarkan pengetahuan tentang sistem bahasa yang

sempurna, yaitu pengetahuan tentang sistem kalimat )النحوي( , sistem kata

)الصرف( , sistem bunyi )ا,صوات( , dan sistem makna )الد-لة( . Sementara itu,

performansi )ا-داء( adalah ujaran-ujaran yang biasa didengar atau dibaca,

yang merupakan tuturan seseorang apa adanya tanpa dibuat-buat, Oleh

karena itu, performansi bisa saja tidak sempurna. Meskipun demikian,

menurut Chomsky, inti kajian linguistik itu adalah kompetensi, bukan

performansi (Huda, 1995).

Kompetensi linguistik yang dikemukakan oleh Chomsky tersebut

mendapat kritikan dari Dell Hymes. Dia berpendapat, bahwa kompetensi

linguistik yang dikemukakan oleh Chomsky itu hanya terbatas pada

kemampuan tatabahasa yang terlepas dari konteks, dan ini termasuk

penguasaan bahasa taraf permulaan. Penguasaan bahasa yang lebih tinggi

mencakup penguasaan aturan-aturan tatabahasa serta aaturan-aturan

sosial yang berkaitan dengan penggunaan bahasa. Artinya, seseorang

dalam berbahasa harus dapat menggunakan bahasa dan memilih ragam

yang tepat sesuai dengan situasi dan hubungan antara pembicara dan

pendengar. Orang seperti inilah yang dapat dianggap memiliki

”kompetensi komunikatif” (Huda, 1995). Dengaan demikian,

pembelajaran bahasa Arab dengan MK menekankan pada kemampuan

pembelajar untuk dapat menggunakan bahasa Arab sebagai alat

komunikasi dengan memperhatikan konteks sosial dan budaya.

c. Tujuan Pembelajaran

Tujuan umum pembelajaran bahasa (bahasa Arab) dengan MK

adalah mengembangkan kompetensi komunikatif pembelajar yang

mencakup kemampuan untuk menafsirkan bentuk-bentuk linguistik baik

14

yang dinyatakan secara eksplisit maupun yang terpendam dalam

kegiatan-kegiatan psikis (Huda, 1987).

Terkait dengan tujuan di atas, maka komponen yang harus

dikembangkan dalam kompetensi komunikatif, meliputi kompetensi

gramatikal )الكفاية النحوية( , kompetensi sosiolinguistik )الكفاية اللغوية االجتماعية(

kompetensi wacana ) الخطابكفاية( , dan kompetensi strategis )الكفاية(

,Kompetensi gramatikal mengacu pada penguasaan kosa kata .االستراتيجية

bentukan kata, pembentukan kalimat, ucapan, ejaan, dan makna

(semantik). Kompetensi sosiolinguistik berkenaan dengan kompetensi

penggunaan bahasa sesuaai dengan konteks sosial (status pembicara dan

pendengar, tujuan interaksi, norma, serta aturan interaksi). Kompetensi

wacana mengacu pada kemampuan untuk menghasilkan ujaran yang

kohesif dan koherensi. Kohesif adalah hubungan antara ujaran-ujaran

dengan alat struktur bahasa untuk memudahkan menafsirkan makna

wacana, sedangkan koherensi adalah hubungan antara beberapa makna

dalam ujaran (teks). Sementara itu, kompetensi strategis adalah

kemampuan penggunaan strategi komunikasi baik dalam bentuk verbal

maupun non-verbal (Huda, 1995).

d. Rancang Bangun Silabus dan Materi Pembelajaran

Terkait dengan silabus komunikatif ini, Huda (1989)

mengemukakan bahwa terdapat tiga rancang bangun silabus pengajaran

kompetensi komunikatif, yaitu silabus fungsional, situasional, dan

nosional. Bahkan ditambah satu versi lagi, yaitu silabus struktural

(berbeda dengan silabus struktural yang konvensional). Dalam satu unit

pelajaran, butir-butir fungsi, situasi, dan nosi (makna bahasa) dapat sama-

sama disajikan. Misalnya, butir fungsi dapat berupa: meminta informasi,

memberi informasi, dan meminta informasi tentang suatu kepastian. Butir

15

situasi bisa di hotel, stasiun, dan toko, butir nosi dapat berupa:

ketersediaan, lokasi, harga.

Pada umumnya, penyusunan materi pembelajaran bahasa (bahasa

Arab) berpegang pada prinsip dari yang mudah ke yang sulit, dari yang

konkret ke yang abstrak, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam MK ini,

penyusunan materi pembelajaran disusun berdasarkan hasil analisis

kebutuhan (need analysis) pembelajar. Artinya, materi yang disusun

harulah bermakna dalam arti sesuai dengan kenyataan, jelas konteksnya,

dan bukan ”omong kosong”. Materi dapat disajikan dalam bentuk dialog

yang bukan sekedar dihafalkan, melainkan dipelajari isinya, kosa kata dan

ungkapan komunikatifnya, fungsi-fungsi bahasa yang dikandungnya, dan

tentu saja sesuai dengan situasi dan konteksnya (Effeny, 2005).

Terkait dengan perihal di atas, Effendy (2005) memberikan contoh

dialog yang komunikatif. Setelah pembelajar mempelajari dialog tentang

”arah mata angin” dan dzarf makan, siswa diminta untuk melakukan

kegiatan komunikatif (berdialog dengan teman atau bercerita) dengan

panduan sebagai berikut;

تدريب

استفهم صديقك عن جهة األشياء يف قريتك!

2التلميذ 1التلميذ

ىل الشمالإ ىل أين يتجه بيتك؟إ - 1

ال, الشارع غرب البيت هل امام البيت شارع؟ - 2

البيت ساحة واسعة, وغرب البيت شرق يف اي جهة تقع الساحة؟ - 3

ساحة ضيقة.

16

Apabila contoh materi hiwar di atas dilihat dari silabus

komunikatif, maka fungsi dialog tersebut adalah untuk meminta

informasi tentang posisi hadap/letak rumah, situasinya kemungkinan

terjadi di rumah siswa 2, yakni pada saat siswa 1 bertamu ke rumah siswa

2. Sementara itu, nosinya terkait dengan arah mata angin.

e. Peran Siswa, Guru, dan Materi )وظائف المتعلم والمعلم والمواد التعليمية(

Peran siswa (pembelajar) dalam MK berbeda dengan MAL. Apabila

dalam MAL peran siswa lebih besifat pasif atau secara ekstrim disebut

”membeo”, karena mereka berfungsi sebagai penerima stimulus. Maka

peran siswa dalam MK bersifat aktif. Merekalah yang berperan sebagai

negotiator antara dirinya sendiri, proses belajar, dan objek yang dipelajari

(Huda, 1987). Dengan ungkapan lain, peran siswa dalam MK ini sebagai

pembangun komunikasi (komunikator) dan sekaligus juga sebagai

komunikan, sehingga aktivitas komunikasi di kelas tampak hidup dan

kondusif.

Guru dalam MK ini mempunyai peran yang penting, sekalipun

pembelajaran bersifat siswa-sentris. Dalam konteks pembelajaran bahasa

dengan MK, Al-’Ashily (2002) memberikaan gambaran tentang tugas

guru. Secara kronologis tugas guru adalah mengidentifikasi kebutuhan

siswa akan tindak komunikasi dengan bahasa sasaran )اللغة اهلدف( ,

kemudian menganalisisnya dan menyusunnya ke dalam situasi

komunikatif atau dalam bahasa Arabnya disebut dengan مواقف اتصالية sesuai

dengan kebutuhan siswa. Selanjutnya, guru menciptakan atmosfir

pembelajaran yang kondusif untuk aktivitas berkomunikasi di kelas. Pada

saat pembelajaran dimulai, guru bersama siswa membuat kelompok, dan

masing-masing kelompok diberi tugas. Dalam hal ini, posisi guru hanya

sebagai pengarah dan pendamping ) والمرشد Dia harus dapat . الموجه(

17

menjawab pertanyaan mereka dan memberikan mereka saran, serta dia

juga harus aktif berpartisipasi dalam aktivitas mereka.

Sementara itu, materi/bahan ajar dalam MK biasanya terdiri dari

materi/bahan ajar yang otentik (authentic materials—مواد تعليمية حقيقية), tidak

dibua-buat )غريمصنوعة( . Pembeljaran bahasa (bahasa Arab) dengan

menggunakan MK ini dapat memanfaatkan media gambar-gambar cerita

)الصور القصصية( , permainan bahasa )لعاب اللغويةاأل( , serta bermain peran secara

bergantian )تبادل األدوار والتمثيل( . (Al-’Ashily, 2002). Untuk itu dapat dikatakan,

bahwa jenis materi dalam MK ini bervariasi. Ada materi yang berbentuk

buku teks, ada materi yang berorientasi pada tugas, petunjuk-petunjuk

tentang permainan, drama pendek, simulasi, dan tugas-tugas komunikatif

lainnya (misalnya menemukan informasi, menyelesaikan masalah, dsb).

Jenis materi lainnya misalnya menggunakan barang sungguhan sebagai

alat peraga, misalnya majalah, surat kabar, dsb. (Huda, 1987).

f. Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran bahasa dengan menggunakan MK ini cukup

variatif. Masing-masing pembelajaran keterampilan berbahasa

(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) memliki teknik tersendiri

sesuai dengan karakternya. Dalam aktivitas lisan misanya, Finocchiaro

dan Brumfit (dalam Huda, 1987) mengemukakan langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut:

1) Dialog pendek disajikan dengan didahului penjelasan tentang

fungsi-fungsi ungkapan dalam dialog itu, serta situasi dimana

dialog itu mungkin terjadi.

2) Latihan pengucapan kalimat-kalimat yang terdapat dalam dialog

itu. Latihan bisa diberikan perorangan, secara kelompok, atau

klasikal.

18

3) Pertanyaan diajukan tentang dialog itu dan situasi dalam dialog

itu.

4) Pertanyaan serupa, tetapi langsung mengenai situasi masing-

masing siswa diajukan.

5) Kelas membahas ungkapan-ungkapan komunikatif dalam dialog

itu dan bisa juga membahas ungkapan-ungkapan serupa yang

mungkin muncul atau memiliki kesamaan makna. Bisa pula diskusi

tentang struktur kalimat.

6) Siswa melakukan kegiatan untuk menafsirkan dan menyatakan

suatu maksud sebagai bagian dari latihan komunikasi yang lebih

bebas dan kurang terstruktur.

7) Guru melakukan evaluasi tentang performansi siswa dari kegiatan

komunikasi bebas.

Berikut ini sebuah contoh tahapan pembelajaran menyimak yang

diadaptasi dari Azies dan Alwasilah (1996).

Tahap 1: Guru memberikan motivasi dengan berdiskusi bersama

siswa tentang pengalaman siswa dalam kehidupan yang

berhubungan dengan tema teks menyimak yang akan

diajarkan.

Tahap 2: Guru mengemukakan tujuan belajar pada hari itu beserta

tema teks yang akan dikaji bersama.

Tahap 3: Guru memutar kaset dua atau tiga kali. Idealnya kaset

tersebut berisi suara penutur asli )الناطق االصلي( . Apabila di

sekolah tidak memiliki tape recorder atau lab. Bahasa, maka

guru dapat memperdengarkan langsung materi teks

menyimak melalui tuturannya sendiri.

Tahap 4: Guru mengajukan pertanyaan sederhana tentang isi teks yang

diperdengarkan, misalnya يف احلوار؟, أين جيري كم شخصا يلعب دورا

.(apabila teks yang diperdengarkan dalam bentuk dialog) احلوار؟

19

Tahap 5: Guru memutar kaset sekali lagi, selanjutnya mengajukan

pertanyaan lanjutan sampai siswa dianggap memahami isi

teks secara komprehensif.

G. RINGKASAN

Pendekatan mengacu pada teori tentang hakikat bahasa dan

pembelajaran bahasa sebagai dasar dan prinsip pembelajaran bahasa.

Pendekatan juga dapat dipahami sebagai seperangkat asumsi yang

berhubungan dengan hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa yang

bersifat aksiomatis. Istilah metode mengacu pada perencanaan secara

menyeluruh yang terkait dengan penyajian bahan ajar bahasa secara

sistematis. Sementara itu, istilah teknik (al-uslub) dalam pembelajaran

bahasa mengacu pada implementasi perencanaan pembelajaran di dalam

kelas. Teknik pembelajaran berupa berbagai macam cara dan kiat (trick)

untuk menyajikan bahan ajar dalam rangka mencapai tujuan khusus

pembelajaran. Mengingat teknik bersifat implementatif, maka

keberadaannya harus konsisten dengan metode dan pendekatan.

Metode yang relatif paling mutakhir dalam pembelajaran bahasa

Arab adalah metode Komunikatif. Metose ini dilandasi oleh linguistik

transformasi yang digagas oleh Chomsky (1957) dan teori kompetensi

komunikatif yang digagas oleh Hymes (1972). Dalam implementasinya,

metode ini lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam

mengembangkan kemampuan komunikasinya dengan memperhatikan

konteks.

20

LATIHAN Pilihlah jawaban yang paling benar

1. Bahasa adalah lisan dan hakikat pembelajaran bahasa adalah untuk

mengembangkan kompetensi komunikasi siswa. Penyataan ini

merupakan konsep dari:

a. Metode

b. Teknik

c. Pendekatan

d. Aksiomatis

2. Suatu rencana menyeluruh yang harus diimplementasikan dalam

pembelajaran bahasa Arab disebut.

a. Pendekatan

b. Metode

c. Teknik

d. Uslub

3. Trik-trik guru di kelas dalam pembelajaran bahasa Arab yang

sifatnya improvisasi, incidental, dan implementatif disebut:

a. Metode

b. Pendekatan

c. Teknik

d. Gaya

4. Salah satu kelemahan pandangan teori behavioris dalam

pembelajaran bahasa Arab adalah:

a. Siswa tidak akan mampu menguasai bahasa Arab dengan

baik

b. Pada awal pembelajaran, siswa kurang kreatif dalam

mengembangkan kompetensi bahasanya

c. Siswa merasa ketakutan dalam belajar bahasa Arab karena

adanya stimulus.

21

d. Stimulus yang diberikan dalam pembelajaran bahasa Arab

kurang relevan.

5. Aliran yang mengatakan bahwa seseorang dapat berbahasa karena

adanya bawaan sejak lahir yang disebut piranti pemerolehan

bahasa adalah:

a. Interaksionalis

b. Mentalis

c. Behavioris

d. Simbolis

6. Linguistik struktural mengilhami lahirnya metode:

a. Komunikatif

b. Langsung

c. Alamiah

d. Audiolingual

7. Prinsip penyusunan bahan ajar bahasa Arab dengan Pendekatan

Komunikatif adalah:

a. Dari yang mudah ke yang sulit

b. Berdasarkan landasan teori linguistik

c. Berdasarkan tingkat kesulitan materi

d. Berdasarkan kebutuhan komunikasi siswa.

8. Teori linguistik yang mendasari lahirnya Pendekatan Komunikatif

adalah:

a. Linguistik Struktural

b. Lingustik Tradisional

c. Linguistik Transformasi

d. Linguistik kontenporer.

9. Kompetensi komunikatif yang lebih mengedepankan nilai-nilai

sosial adalah pendapat:

a. Chomsky

b. Rod Ellis

22

c. Dell Hyms

d. Jack C. Richards

10. Posisi guru dalam pembelajaran bahasa Arab dengan Pendekatan

Komunikatif sebagai

a. Sumber input satu-satunya

b. Fasilitator

c. Pemajan input

d. Evaluator

DAFTAR PUSTAKA

Al-’Araby, Sholah Abdul Majid. 1981. Ta’allumul Lughati Al-hayyah wa

ta’limuha: Bainan An-nadhariyyah wat tathbiq. Luban: Maktabah

Lubnan.

Al-‘Ashiily, Abdul Aziz Ibn Ibrahim. 2002. Thara’iqu tadrisi ‘Al-Lughati Al-’Arabiyyah Lin nathiqina bi Lughatin Ukhra. Riyadl: Jami’atul Imam Muhammad bin Su’ud.

Azies, Furqanul dan Al-Wasilah, A. Chaedar. 1996. Pengajaran Bahasa

Komunikatif: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda karya. Baradja, M.F. 1990. Perkembangan Teori Pemerolehan Bahasa Kedua dalam

Kaitannya dengan Proses Belajar-Mengajar. Pidato Pengukuhan Guru Besar IKIP MALANG. Malang: IKIP MALANG.

Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.

Ellis, Rod. 1986. Understanding Second Language Acquisition. Oxford: Oxford University Press.

Huda, Nuril. 1987. Metode Audio Lingual vs. Metode Komunikatif: Suatu

Perbandingan. Makalah disampaikaan dalam Pertemuan Linguistik Bahasa Atma Jaya Jakarta, September 1987.

Huda, Nuril. 1989. Pemilihan dan Gradasi Bahan untuk Pengajaran Kompetensi

Komunikatif. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Kompetensi Komunikatif dalam Pengajaran Bahasa di Bandung pada tanggal 17—18 Agustus 1989.

23

Huda, Nuril. 1995. Kompetensi Komunikatif dan Strategi

Pengembangannya. Jurnal Nadi’l-Lughah Al-Arabiyyah. 7 (1): 1 s.d 8.

Nunan, David. 1991. Language Teaching Methodologi. New York: Prentice

Hall. Syafi’ie, Imam. 1994. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia. Jurnal

Pendidikan Himaniora dan Sains, 1 (1): 13 s.d. 28. Richards, Jack C. dan Rodgers, Theodore S. 1986. Approaches and Methods

in Language Teaching. Cambridge: Cambridge Language Teaching Library.

Kunci Jawaban

1. c 6. d

2. b 7. d

3. c 8. c

4. b 9. c

5. b 10. b

24

KEGIATAN 2

PEMBELAJARAN KEMAHARAH MENYIMAK A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah pelatihan ini selesai, peserta latihan diharapkan mampu:

1. Mengimplementasikan teknik pembelajaran maharah istima

dengan baik.

2. Memahami wacana lisan berbahasa Arab yang disimak

)المسموع فھم( , baik pada tataran kalmia maupun wacana.

3. Memberikan respon atau tanggapan terhadap isi wacana lisan

berbahasa Arab yang disimak baik secara lisan maupun tulis.

B. TEKNIK PEMBELAJARAN MAHARAH ISTIMA’

Kemahiran menyimak )مهارة االستماع( merupakan salah satu dari

empat kemahiran berbahasa Arab. Dilihat dari tahapan penguasaannya,

kemahiran menyimak ini merupakan kemahiran yang pertama kali

dikuasai oleh pembelajar. Oleh karena itu, penguasaan kemahiran

menyimak merupakan aktivitas yang selayaknya dilakukan sebelum

penguasaan kemahiran lainnya (kalam, qira’ah, maupun kitabah). Apalagi

jika pembelajaraan bahasa Arab di sekolah/madrasah difokuskan pada

peningkatan kompetensi komunikatif. Terkait dengan hal ini, maka

penguasaan kemahiran menyimak mutlak harus dimiliki oleh guru

bahasa Arab.

Berkenaan dengan hal ini, tepat apa yang dikatakan oleh

Djiwandono (1996), bahwa tanpa kemampuan menyimak yang baik, akan

terjadi banyak kesalahpahaman dalam komunikasi antara sesama

pemakai bahasa, yang dapat menyebabkan berbagai hambatan dalam

pelaksanaan tugas dan kegiatan sehari-hari. Anekdot klasik yang sering

25

dikemukakan adalah kesalahan dengar seorang pembantu dalam

menerima perintah dari majikannya. Kesalahan dengar tersebut terjadi

pada bunyi \ق\ yang oleh pembantu didengar dan dipahami sebagai

bunyi \ك\. Si majikan memerintah pembantunya dengan kalimat

.القلب! دواء اشترلي Oleh pembantunya, kalimat tersebut didengar dan

dipahami الكلب دواء لي اشتر! Kedua kalimat ini bukan saja berbeda artinya,

meskipun hanya berbeda satu fonem, tetapi kesalahan dengar ini

berakibat fatal bagi orang yang mengkonsumsi obat yang dibeli,

mengingat bunyi perintahnya adalah membelikan obat jantung, tetapi

didengar dan dipahami oleh pembantu sebagai perintah membelikan obat

anjing.

Tujuan Pembelajaran maharah istima’ secara umum adalah agar

pembelajar memiliki kemampuan memahami wacana yang

diperdengarkan )فهم املسموع( dan mampu merespon terhadap tuntutan pada

wacana yang didengar. Terkait dengan hal ini, maka indikator kompetensi

kemampuan atau kemahiran menyimak wacana berbahasa Arab yang

perlu diperhatikan adalah: (a) kemampuan identifikasi bunyi huruf, (b)

membedakan bunyi huruf yang mirip, (c) memahami arti kosa kata dan

frase (d) memahami kalimat, (e) memahami wacana, dan (f) memberikan

respons atau tanggapan terhadap isi wacana yang disimak (Ainin, dkk.

2006).

Secara umum ouput pembelajaran maharah istimah dapat dilihat

pada bagan 3 berikut ini.

Berikut ini tahapan pembelajaran menyimak

Pengenalan Bunyi dan kata

Maharah Istima’

Pemahaman isi

26

(1) Latihan Pengenalan (identifikasi) bunyi-bunyi bahasa Arab.

Latihan ini merupakan latihan dasar dalam pembelajaran

menyimak bahasa Arab. Bentuk latihan ini sangat bervariasi. Di antara

variasinya adalah sebagai berikut.

a. Mengenal bunyi suku kata yang diperdengarkan dan siswa diminta

memilih jawaban (memberi tanda √) pada jawaban yang tersedia

sesuai dengan yang diperdengarkan. Misalnya:

ما تسمعه ) أمام√اكتب عالمة (

غ س م ن - 1

خ ك ج ق - 2

س ش ذ ث - 3

b. Mengenal dan membedakan suku kata yang bervokal panjang dan

bervokal pendek. Misalnya

) أمام ما تسمعه√اكتب عالمة (

يف ف فو ف - 1

ب ب يب ب - 2

و وي و وا - 3

c. Membedakan bunyi yang mirip )الصوت المتماثل( dengan meminta siswa

menebak, apakah yang didengarnya itu bunyi ص atau س. Misalnya:

27

اليت حتتوي على استمع إىل الكلمات اآلتية، مث سجل إجابتك كاآليت: (أ) للكلمة حرف "ص"، و(ب) للكلمة اليت حتتوي على حرف "س"!

سار )1 صار )2 صاحب )3 ساحب )4

d. Mengenal persamaan fonem pertama pada dua kata yang berpasangan.

Dalam hal ini siswa diminta mengidentifikasi apakah fonem

pertamanya sama (S) atau tidak sama (TS). Misalnya:

Guru/rekaman Siswa

مجيل - جبني S

مجيل -زميل TS

صيام –شيمة TS

e. Mengenal pengucapan vocal bersyiddah

) يف املربع!√استمع و عني الكلمة اليت فيها شدة بوضع عالمة (

ج ب ا رقم حامل محال محل 1 كساب يكسب كسب 2

األجوبة:

ج ب ا رقم1 √ 2 √

28

(2) Latihan pada tataran kosa kata

Latihan kemahiran menyimak pada tataran kosa kata ini meliputi

ketepatan dalam mengidentifikasi kata dan pemahan arti kosa kata,

misalnya:

a. Menenetukan kata-kata mirip. Misalnya:

اكتب في المربع الحرف المقابل للكلمة التي تسمعها.

الصحيفة ا

الصفيحة ب

لصفحةا ج

الصحافة د

b. Menentukan makna Kata melalui gambar

) حتت صورة تدل عليها الكلمة اليت تسمعها.√ضع عالمة ( - 1 كلب السؤال:

:الجواب

!اختر الكلمة المسموعة التي تناسب الصورة -2

: السؤال

متار )1 :المدرس ينطق

مدار )2

مطر )3

متر )4

) مطر( ج: الجواب

29

(3) Latihan pada tataran kalimat

Latihan pada tataran pemahaman kalimat ini juga bervariatif.

Misalnya menentukan makna kalimat melalui gambar, merespon ujaran

berupa kalimat melalui gerak, dan menjawab pertanyaan dari kalimat

yang diperdengarkan.

a. menentukan makna kalimat melalui gambar

)√( استمع الى العبارات اآلتية ثم عين الصورة المناسبة بوضع عالمة -1

العبارات المسموعة: هذه طائرة .1 هذه سيارة .2 هذا قطار .3

2الجواب:

b. Memahami Wacana Lisan

Tujuan akhir pembelajaran maharah istima’ adalah memahami

wacana berbahasa Arab yang diperdengarkan, baik secara langsung

maupun melalui alat bantu (tape recorder atau lab. Bahasa). Terkait dengan

ini, maka beberapa model tes memahami wacana lisan misalnya:

merespon ujaran berupa kalimat melalui gerak, memahami teks

sederhana dalam bentuk dialog (menentukan fakta atau informasi

tersurat), memahami teks sederhana dalam bentuk narasi (menentukan

informasi tersurat atau fakta, menentukan informasi tersirat, dan

menyimpulkan), dan seterusnya.

30

C. MATERI DAN LATIHAN MAHARAH ISTIMA’

) يف املربع املناسب.√استمع مث ضع عالمة ( - 1

.

31

) يف املربع املناسب.√استمع مث ضع عالمة ( - 2

املناسبةاستمع مث أشر إىل الصورة -3

32

) يف املربع املناسب√استمع، مث ضع عالمة ( -4

33

استمع إىل احلوار، مث ضع الرقم يف املربع املناسب! - 5

34

استمع إىل السؤال مث ضع الرقم يف املربع املناسب! - 6

) املربع املناسب!√استمع إىل احلوار، مث ضع عالمة (- 7

35

إىل احلوار، مث ضع الرقم يف املربع املناسب!استمع - 8

p

، مث صحح اخلطأ.(×)) أو √استمع إىل احلوار، مث ضع عالمة ( -9 يسكن عبد الرمحن يف املدينة اآلن )1( كان عبد الرمحن يسكن يف القرية من قبل )2( عبد الرمحن ال ينام بسبب املرض )3( عبد الرمحن املزرعة واشرتى بيتاباع )4( زوجة عبد الرمحن تريد القرية لتكون قريبة منها )5(

الصواب

)1( .......................................

)2( .......................................

)3( ........................................

36

)4( .......................................

)5( .......................................

طأ.، مث صحح اخل(×)أو )√استمع إىل احلوار، مث ضع عالمة ( - 10

الصواب

..................... . دعو البنها بشري يف صلواا كانت األم ت )1(

..................... . يـفضل االبن دراسة العلوم )2(

..................... . . الواليات املتحدةيريد االبن الدراسة يف )3(

..................... ن يدرس ابنه يف بلده يفضل األب أ )4(

..................... رحلة اجلامعية يف بلده سيدرس االبن امل )5(

استمع إىل النص، مث اخرت اجلواب الصحيح بوضع دائرة حول احلرف املناسب. - 11

عمل الصديق يف احلكومة )1(

سنوات10 - ج سنوات، 9 - ب سنوات، 8 - أ

بعد أن ترك العمل يف احلكومة عمل ...... )2(

طبيبا - ج موظفا يف شركة، - ب تاجرا، - أ

اشتهر بني الناس ...... )3(

ألن حمله كبري -ج ألنه عاملهم معاملة طيبة، - ب ألنه كان يبيع املالبس، - أ

بعد أن ترك حمله الصغري ......... )4(

فتح حمال كبريا للمالبس. - ج فتح مصنعا للمالبس، - ب أنشأ شركة للمالبس، - أ

أصبح الصديق غنيا بعد ...... )5(

سنة واحدة - ج سنوات، 3 - ب سنوات، 4 - أ

37

، مث صحح اخلطأ.(×)) أو √استمع إىل احلوار، مث ضع عالمة ( - 12

اقه إىل كلية اللغة العربية قدم ناصر أور )1(

اللغات ثالمثئة طالب يف كليةقبل )2(

اللغتان األردية والفارسية من اللغات اليت تدرس يف كلية اللغات )3(

اختار ناصر اللغتني العربية والسواحلية )4(

األم تفضل ان يلتحق ناصر بكلية اآلداب )5(

الصواب

)1( ......................

)2( ......................

)3( ......................

)4( .......................

)5( ......................

استمع إىل احلوار مث أجب عن األسئلة! - 13

أين جيلس حممد؟ )1( ماذا ينتظر؟ )2(

اليوم؟من أين وصلت الرسالة صباح )3(

من أي بلد ينتظر رسالة أخرى؟ )4(

من سريسل اليه الرسالة؟ )5(

مىت هاجر فيصل اىل هولند؟ )6(

استمع إىل اخلرب مث أجب عن األسئلة التالية باختصار! - 14 مااسم الة اجلديدة؟ )1( مالغة الة اجلديدة؟ )2(

مااهلدف من إنشاء هيئة الة؟ )3(

38

أذكر أمساء ثالث دول ساعدا اهليئة؟ )4(

أنواع من املساعدات؟ ةأذكر ثالث )5(

ماالقارات اليت تقدم هلا اهليئة املساعدات؟ )6(

DAFTAR PUSTAKA

Ainin, Moh. dan Asrori, Imam, dan Tohir, M. 2006.Evaluasi dalam

Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.

Al-Fauzan, Abd. Rahman bin Ibrahim, Husain, Mukkhtar Ath-Thahir, dan Muhammad Fadl, Muhammad Abdul Kholiq. 2002. Al-Arabiyyah Baina Yadaik, Kitabu Ath-Thalib 1 dan 2. Ar-Riyadl: Muassasatu Al-waqfi Al-Islami.

Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.

Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

39

KEGIATAN 3

PEMBELAJARAN KEMAHIRAN BERBICARA (KALAM)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN MAHARAH KALAM Setelah pelatihan ini selesai, peserta latihan diharapkan mampu:

1. Menjelaskan hakikat pembelajaran maharah kalam.

2. Mengimplementasikan teknik pembelajaran maharah kalam yang

komunikatif, inovatif dan interaktif.

3. Menggunakan bahasa Arab sebagai akat komunikasi lisan baik di

kela bahasa Arab maupun di luar kelas dengan memperhatikan

pelafalan, kelancaran, tekanan dan intonasi, tatabahasa, dan

konteks tuturan.

B. TEKNIK PEMBELAJARAN MAHARAH KALAM

Kemahiran berbicara merupakan salah satu kemahiran berbahasa

yang aktif-produktif, kemampuan berbicara menuntut penguasaan

terhadap beberapa aspek dan kaidah penggunaan bahasa (Djiwandono,

1996). Harris (1969) menegaskan bahwa berbicara itu merupakan

kemahiran yang sangat kompleks yang mempersyaratkan penggunaan

berbagai kemampuan secara simultan. Kemampuan tersebut meliputi: (a)

pelafalan (yang mencakup ciri-ciri segmental-vokal dan konsonan, serta

pola tekanan dan intonasi), (b) tatabahasa, (c) kosa kata, (d) kelancaran

(fluency), dan (e) pemahaman (kemampuan merespon terhadap suatu

ujaran secara baik). Perhatikan bagan 4 berikut ini.

40

Bagan 4. Output Pembelajaran Maharah Kalam

Kemampuan berbicara (maharah kalam) atau muhadatsah merupakan

perwujudan dari fungsi bahasa itu sendiri, yaitu sebagai alat komunikasi

(terutama komunikasi lisan). Untuk itu, tujuan pembelajaran muhadatsah

adalah agar pembelajar mampu menggunakan bahasa Arab sebagai alat

komunikasi lisan dengan memperhatikan konteks yang menyertai bahasa

itu digunakan. Secara lebih spesifik, kemampuan yang dimaksud meliputi

kemampuan mengkomunikasikan ide, perasaan, gagasan, maupun

pikiran, daan menyampaikan informasi.

Secara umum, teknik pembelajaran maharah kalam tidak jauh

berbeda dengan teknik pembelajaran kemahiran berbahasa lainnya,

misalnya pembelajaran istima’. Dalam pembelajaran muhadatsah juga

terhadap tahapan-tahapan yang bersifat gradual. Oleh karena itu,

pembelajaran maharah kalam dapat dikatagorikan menjadi dua, yaitu

pembelajaran maharah kalam terbimbing dan pembelajaran maharah kalam

bebas. Dalam katagori pertama, guru memberikan ransangan-ransangan

untuk dikembangkan oleh pembelajar ke dalam bentuk aktivitas

MAHARAH

KALAM

INDIKATOR

- Pelafalan

- Kelancaran

- Tatabahasa

- Intonasi dan

tekanan

- Isi

- performansi

KOMUNIKATIF

- fungsional

- nosional

- situasional

41

komunikatif. Sementara itu, dalam katagori kedua, pembelajaran diberi

leluasa untuk mengkomunikasikan sesuatu sesuai dengan tema-tema

yang ada. Untuk menyesuaikan kondisi di sekolah/madrasah, maka

dalam pelatihan ini, teknik pembelajaran maharah kalam lebih difokuskan

pada katagori pertama. Teknik pembelajaran dimulai dari yang sangat

dasar, yakni pada tataran kata dalam bentuk asosiatif dan identifikasi,

latihan pola kalimat sampai pada latihan percakapan (berdialog).

Berikut ini langkah-langkah pembelajaran maharah kalam pada

tataran penguasaan kata dan pola kalimat yang diadaptasi dari Effendy

(2005).

(1) Latihan Asosiasi dan Identifikasi

Tujuan latihan ini untuk melatih spontanitas siswa dan

kepercayaannya dalam mengidentifikasi dan mengasosiasikan makna

ujaran yang didengarnya. Bentuk latihannya adalah sebagai berikut:

(a) Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang ada

hubungannya dengan kata tersebut. Contoh:

Guru Siswa

شعر رأس

ثوب قميص

فالح رز

(b) Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang tidak ada

hubungannya dengan kata tersebut. Contoh

Guru Siswa

زهرة حصان موز حذاء فأس قلم

42

(c) Guru menyebut satu kata benda, siswa menyebut kata sifat yang

sesuai. Contoh:

Guru Siswa

نشيط تلميذ

طويل شعر

مظلم ليل

(2) Lataihan Pola Kalimat

Latihan pola kalimat ini merupakan suatu aktivitas pembelajaran

yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam

menguasai pola-pola kalimat sebagai modal awal untuk menunju jenjang

penguasaan berbicara lebih luas. Dalam kaitannya dengan latihan pola

kalimat ini, terdapat tiga tahapan yang dapat dikembangkan, yaitu latihan

mekanis, semi komunikatif, dan latihan komunikatif (Effeny, 2005).

Contoh latihan pola kalimat mekanis.

........... أحيه ب سلمان مسافر اىل جاكرتا مع

Contoh latihan pola kalimat semi-komunikatif

.......... سلمان مسافر اىل جاكرتا مع أخيه ب

احلافلة الطائرة السيارة القطار

43

Contoh latihan komunikatif

: أنا أذهب اىل املدرسة باألتوبيس, وأنت يا ماجد؟ املدرس

وأنت يا حامد؟: أنا أذهب اىل املدرسة ب ....... ماجد

: أنا أذهب اىل املدرسة ب ......., وأنت يا سامل؟ حامد

: أنا أذهب اىل املدرسة ب ....... وأنت يا نبيل؟ سامل

: انا أذهب اىل املدرسة ب ......... وأنت يا .......؟ نبيل

(3) Latihan Percakapan

Dalam latihan percakapan ini, siswa atau pembelajar dilibatkan

dalam kegiatan dialog tentang kehidupan sehari-hari dan pengalaman

nyata yang mereka alami. Dalam latihan percakapan ini juga dilatihkan

penggunaan macam-macam ucapan selamat )التحيات ( dan juga penggunaan

ungkapan basa-basi )المجام�ت اساليب( yang banyak sekali variasinya.

Berikut ini contoh langkah-langkah pembelajaran maharah kalam

atau hiwar yang bahan ajarnya diambil dari buku teks dengan tema

)التعارف( :

a. Guru menjelaskan isi tema atau topik dialog, yang meliputi fungsi

komunikatif dan situasi yang menyertai percakapan itu terjadi.

b. Guru memperdengarkan (sebagai model) materi hiwar secukupnya.

Kegiatan modeling ini tidak selalu dilakukan oleh guru, melainkan

dapat dilakukan oleh siswa model.

c. Guru melatih pengucapan kalimat-kalimat dalam dialog dan

memahami fungsinya. Latihan ini bisa bersifat individual,

kelompok, dan klasikal.

d. Guru berperan sebagai penutur yang mengajukan pertanyaan yang

ada dalam materi dialog, dan siswa diminta menjawab sesuai

dengan kehidupan nyata siswa. Misalnya:

44

: ماامسك؟ ملدرسا

: أنا حامد! التبميذ

: ما عنوانك؟ املدرس

: شارع هاشم أشعري, رقم مخسة. حامد

: مامسك؟ املدرس

: أنا فاخرة. التلميذة

: ما عنوانك؟ املدرس

: شارع امحد دخالن, رقم مثانية. فاخرة

e. Siswa diminta melakukan percakapan dengan temannya. Tema

percakapan masih terkait dengan topik yang dibahas, yakni التعارف ,

yakni pertanyaan tentang identitas diri sebagaimana butir-butir di

atas. Dalam percakapan ini, siswa sebaiknya saling berganti peran,

sehingga komahiran berbicara yang diperoleh siswa tidak hanya

sekedar sebagai perespon, tetapi juga sebagai inisiator yang

membangun komunikasi.

f. Guru memonitor dang mengevaluasi performansi siswa. Aspek

yang dievaluasi biasanya meliputi: intonasi, kelancaran, ketepatan

ujaran, penampilan, dan keantusiasan siswa dalam melakukan

percakapan.

(4) Bercerita melalui bantuan gambar

Bercerita melalui gambar merupakan salah satu teknik untuk

melatih siswa agar dia memiliki kemampuan berbicara. Hal ini

sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (1988), bahwa untuk

mengungkapkan kemampuan berbicara siswa, gambar dapat dijadikan

45

rangsangan pembicaraan yang baik. Ransangan berupa gambar sangat

baik untuk dipergunakan pada anak-anak usia sekolah dasar ataupun

pembelajar bahasa asing (bahasa Arab) tahap awal. Untuk tahap awal,

gambar yang dijadikan stimulus sebaiknya berupa gambar tunggal dan

pesan yang terdapat dalam gambar tersebut dikenal dan terbaca oleh

siswa.

(5) Menceritakan Kembali

Kegiatan “menceritakan kembali”—sebagai salah satu bentuk tes

kemampuan berbicara—dilakukan dengan cara guru memperdengarkan

wacana baik secara langsung maupun melalui tape recorder”. Setelah itu

teste diminta menceritakan kembali wacana yang diperdengarkan

tersebut dengan susunan bahasanya sendiri. Sudah barang tentu, teste

diminta lebih memfokuskan pada bagian-bagian yang paling esensial dari

wacana tersebut.

(6) Bercerita Bebas

Yang dimaksud dengan berbicerita bebas di sini adalah suatu

kegiatan tes kemampuan berbicara yang menuntut teste menceritakan

topik-topik tertentu secara bebas. Topik-topik yang dimaksud dapat

disediakan oleh guru, kemudian teste memilih sendiri topik yang sesuai

dengan selera, pengetahuan dan pengalamannya, atau pihak teste diminta

mencari topik sendiri sesuai dengan selera, atau pengalamannya.

(6) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang dapat digunakan

untuk mengukur kemampuan berbicara pembelajar (teste) dalam suatu

bahasa asing (bahasa Arab). Kegiatan wawancara dilakukan oleh seorang

penguji atau lebih terhadap teste. Dalam melakukan wawancara, seorang

penguji seyogyanya menciptakana situasi yang kondusif agar teste merasa

46

tenang, bebas, gayeng (Jawa), tidak merasa tertekan dan tidak merasa

diinterogasi.

Perihal yang dipertanyakan dalam wawancara dapat menyangkut

berbagai hal, tetapi hendaknya disesuaikan dengan tingkat usia dan

kemampuan siswa (Valette, 1977:156), (misalnya, berkaitan dengan

identitas pribadi siswa (teste), keadaan keluarga, maupun kegiatan siswa

sehari-hari). Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih

materi wawancara adalah keterkaitan materi tersebut dengan kurikulum

dan isi buku teks bahasa Arab yang sudah dipelajari oleh siswa.

(7) Pidato

Pidato juga dapat dikatagorikan sebagai salah satu bentuk tes

untuk mengukur kemampuan berbicara siswa. Dalam konteks pengajaran

dan atau penyelenggaraan tes berbicara, tugas pidato dapat berwujud

permainan simulasi, misalnya siswa bersimulasi sebagai kepala sekolah

yang berpidato dalam upacara bendera, menyambut tahun ajaran baru,

memperingati hari-hari besar nasional, atau hari-hari besar keagamaan

(Cf. Nurgiyantoro, 1988). Permasalahannya adalah apakah bentuk tes

pidato ini relevan dengan kemampuan siswa yang direkomendasikan

oleh kurikulum atau apakah bentuk tes ini merupakan instrumen yang

valid untuk mengukur kemampuan berbicara siswa pada tingkat tertentu

(8) Diskusi

Diskusi selain sebagai alat untuk mengukur kemampuan siswa

dalam beragumentasi, juga dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan berbicara. Dalam diskusi ini, teste diminta mengemukakan

dan mempertahankan pendapat, ide, dan pikirannya serta merespon

pendapat, ide, dan pikiran orang lain (mitra diskusi) secara kritis dan

logis. Dalam hal ini, sudah barang tentu kemampuan menggunakan

bahasa sebagai alat komunikasi lisan merupakan indikator yang sangat

47

subtansial dan esensial dalam mencermati kegiatan diskusi. Permasalahan

dalam penyelenggaraan tes ini tidak jauh berbeda dengan permasalahan

penyelenggaraan tes pidato.

C. MATERI DAN LATIHAN (PRAKTIK) MAHARAH KALAM

نموذج التحيات -1

روك + مبـ بارك اهللا فيك. -

يـقال لصاحبك الذي يـنجح أو يستعمل جديدا

والبنني.+ بالرفاء بارك اهللا فيك.\شكرا لكم -

يـقال لصاحبك الذي يـتـزوج

+ صحا النوم صحى اهللا يدك. -

يقال لصاحبك الذي يـقوم من النوم

أهال وسهال يا عزيزي! \+ أهال ياأخي أهال بك شكرا\أهال بك -

(للضيف)يقال لمن يأيت إليك أو يزورك

+ هذا قدر مالطف احلمد هللا على كل خري -

يقال لصاحبك الذي نزل يه مصيبة

+ حرما مجعا إن شاء اهللا -

يقال لصاحبك الذي يـنتهي من أي صالة

+ مربوك اهللا يبارك فيك -

يقال لصاحبك الذي يـلبس لباسا جديدا أو عم نعمة يـنـ

+ نعيما اهللا يشفيك -

عر أو استحميقال لصاحبك الذي حيلق الش يف احلمام

+ شفاء شفاك اهللا\اهللا يشفيك -

يقال لصاحبك الذي خيرج من بيت اخلالء (املرحاض)

هنيئا مريئا\+ هنيئا هنأك اهللا -

يقال لصاحبك الذي يأكل أو يشرب أو الذي ينتهي من األكل والشرب

48

الغداء معنا\+ تفضل يا أخي بتناول العشاء + تفضل يا أخي بتناول الشرب معنا

باهلناء والشفاء شكرا -

يقال لصاحبك حني تأكل أو تشرب

با لنزول \تفضل انزل!\+ تفضل بالزيارة لنا! عندنا!

, يف فرصة أخرىشكرا\شكرا\اهللا حيفظك -

يقال لصاحبك الذي مير مبنزلك

البقية يف \البقاء هللا\+ إنا هللا وإنا اليه راجعون عزاكم اهللا.\حياتك

سبحان من له \شكرا لك, حفظك اهللا - الدوام

تـويف بعض أق◌ربائه يقال لصاحبك الذي

+ نئكم بعيد الفطر املبارك أعاد اهللا علينا وعليكم باليمن واإلسعاد -

التهنئة لعيد الفطر

+ مربوك خروجكم من املستشفى بعد شفائكم التام

بارك اهللا فيكم ومتعكم بالصحة دائما -

خرج من املستشفى يقال لصاحبك الذي بعد الشفاء

!المثال كمافي زميلك مع الحوار تبادل -2

وبركاته اهللا ورمحة عليكم السالم+ : وبركاته اهللا ورمحة السالم وعليكم: -

!وسهال أهال+ :

!بك أهال: - ماامسك؟: +

: أنا ............! - + : ما عنوانك؟

: شارع هاشم أشعري, رقم مخسة، و مامسك؟ - : أنا ............ +

49

: ما عنوانك؟ - : شارع امحد دخالن, رقم مثانية. +

شكرا! : - : عفوا ! +

!اآلتية بالعبارات مستعينا الشخصية معلوماتك احك -3

-------------------- : االسم بالكامل --------------------- : تاريخ امليالد\مسقط الرأس

--------------------- : العمر\السن --------------------- : العنوان

--------------------- : رقم اجلوال --------------------- : رقم اهلاتف

--------------------- : اهلواية --------------------- : املدرسة --------------------- : اجلنسية

تبادل السؤال والجواب مع زميلك عن معلوماتك الشخصية مستعينا -4

بالعبارات اآلتية!

بالكامل االسم

الرأس مسقط امليالد تاريخ العمر\السن

اجلنسية العنوان املهنة

50

اجلوال رقم اهلاتف رقم اهلواية

احك حياتك اليومية شفهيا مستعينا باألسئلة اآلتية. -5

مىت تستيقظ؟ �

ماذا تفعل بعد أن تستيقظ؟ � أين تصلي الفجر؟ � كيف تصلي الفجر؟ � ماذا تفعل بعد الصالة؟ � مىت تذهب اىل املدرسة؟ � ماذا تفعل يف املدرسة؟ � مىت ترجع من املدرسة؟ � ماذا تفعل بعد ذلك؟ � مىت تصلى العصر؟ � أين تصلى العصر؟ � كيف تصلى العصر؟ �

مىت تفعل بعد صالة العصر؟ � ميت تصلي املغرب؟،اين تصلي املغرب؟ � كيف تصلى املغرب؟ � ماذا تفعل بعدصالة املغرب؟ � مىت تصلى العشاء؟ �

تصلي العشاء؟أين � كيف تصلي العشاء؟ � ماذا تفعل بعد صالة العشاء؟ �

51

احك تناولك الطعام شفهيا مستعينا باألسئلة اآلتية. -6

أين تتناول طعامك؟ • مىت تتناول الطعام؟ •

هل أنت تتناول الطعام يف املطعم؟ •

أي األطعمة تفضل؟ •

هل حتب األكالت السريعة؟ •

مع من تتناول الطعام؟ •

السؤال والجواب مع زميلك عن ذهابكم الى المدرسة!تبادل -7

املدرسة؟ اىل ذهبت مىت •

املدرسة؟ من قريب بيتك هل • ماشيا؟ أم اليها ذاهب أنت راكبا أ •

املدرسة؟ اىل ذهبت من مع •

جلست؟ فصل أي يف •

املدرسة؟ يف تفضله الدروس من درس أي •

العربية؟ اللغة يعلمك من •

لإلسرتاحة؟ الفصل من خترج ساعة أي يف •

الفصل؟ يف منك قريبا جيلس من •

الظهر؟ بعد البيت إىل رجعت هل •

صف فصلك شفهيا مستعينا بالعناصر التالية! -8 – طالسة – مكاتب/مكتب – كراسي/كرسي – خريطة – سبورة – مريح – نظيف – الفصل

– جانب – شراميك – أبطال صور – بالط – لون – باب – نوافذ/نافذة – مصباح – ساعة بني – فوق – على

52

!المثال في كما زميلك مع الحوار إجر -9 : السالم عليكم ورمحة اهللا وبركاته. املدرس : وعليكم السالم ورمحة اهللا وبركاته. الطالب : ملاذا تغيبت عن الدراسة؟ املدرس : أصبت بزكام شديد. الطالب :مب شعرت؟ املدرس : شعرت بصداع شديد يف الليل وارتفعت دراجة حراريت. الطالب : هل قابـلت الطبيب؟ املدرس

: نعم, قابلته. الطالب : ومب نصحك الطبيب؟ املدرس : نصحين بالراحة وتناول الدواء. الطالب

يلي فيما باألسئلة مستعينا اآلتية الصورة شفهيا صف – 10

هي؟ من • يدها؟ يف ماذا • عنقها؟ على ماذا •

قميصها؟ لون ما •

قائمة؟ هي هل •

تعمل؟ أين •

!اآلتية باألسئلة مستعينا شفهيا هوايتك احك - 11

هوايتك؟ ما • الصحف؟ تقرأ هل •

مكتبة؟ لديك هل •

املكتبة؟ يف تفعل ماذا •

اليوم؟ يف تقرأ ساعة كم •

53

تفضل؟ الكتب أي •

الرحالت؟ حتب هل •

السباحة؟ حتب هل •

احلاسوب؟ وى هل •

!التالية باألسئلة مستعينا شفهيا اندونيسيا بلدك صف - 12

بلدك ماسم � بلدك يقع قارة أي يف �

ماعاصمته؟ �

سكانه؟ عدد كم �

فيه؟ املسلمني عدد كم �

أرضه؟ كيف �

فيه؟ فصال كم �

!اآلتية األجوبة ومفتاح باألسئلة مستعيناتبادل السؤال والجواب مع زميلك -13

:األسئلة اإلسالم؟ يف عيدا كم • الفطر؟ عيد يكون مىت •

الفطر؟ عيد يوم يف تعمل ماذا •

الفطر؟ زكاة وما •

الفطر؟ زكاة إخراج بعدا تفعل ماذا •

األضحي؟ عيد يكون ميت •

األضحى؟ عيد يف تفعل ماذا •

:األجوبة مفتاح

األضحى وعيد الفطر عيد: عيدان • للفقراء الفطر زكاة نعطي •

العيد صالة نصلي •

54

واألصدقاء األهل تزور •

شوال من األول اليوم يف رمضان، شهر بعد •

شخص كل عن طعام من صاع •

احلجة ذي من العاشر اليوم يف •

واألصدقاء األهل ونزور األضحية، ونذبح العيد صالة نصلي •

الفريق) مسابقة عن القرآن الكريم.(نشاط قم مع زمالئك بإعداد -14 أجر املسابقة مع زمالئك عن:

كم سورة يف القرآن الكرمي؟ • من نزل بالقرآن الكرمي؟ •

هل أنزل القرآن مرة واحدة؟ ملاذا؟ •

ما أول آيات نزلت من القرآن الكرمي؟ •

ما آخر آية نزلت من القرآن الكرمي؟ •

كم آية يف القرآن؟ •

ما معىن مكي ومدين؟ •

!جانبها التي باألسئلة مستعينا التالية الصور عن تكلم -15

و رحلتهم؟ في األوالد يركب ماذا -1

يتوجهون؟ أين إلى

كيف و يسيرون؟ األوالد كان أين -2

النهر؟

55

لماذا؟ و بدراجته؟ أحدهم سقط أين -3

من سقط أن بعد الولد فعل ماذا .4

القنطرة؟ فوق

!التالية الصور عن تكلم -16

)1(

56

!اآلتية باالسئلة مستعينا الصورة هذه شفهيا صف -17 هذا؟ شئ أي •

املبىن؟ هلذا ترى ماذا • منارة؟ له هل •

ساحة؟ له هل •

املبىن؟ داخل الناس يعمل ماذا •

املبىن؟ الناس يدخل أين من •

الساحة؟ يف الرجالن يعمل ماذا •

!المسلسلة الصور هذه شفهيا صف -18

1 2 3

4 5 6

DAFTAR PUSTAKA

57

Al-Fauzan, Abd. Rahman bin Ibrahim, Husain, Mukkhtar Ath-Thahir, dan Muhammad Fadl, Muhammad Abdul Kholiq. 2002. Al-Arabiyyah Baina Yadaik, Kitabu Ath-Thalib 1 dan 2. Ar-Riyadl: Muassasatu Al-waqfi Al-Islami.

Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang:

Misykat. Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB. Harris, David P. 1969. Testing English as a Second Language. New York:

McGraw-Hill Book Company. Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE. Zarkasy, Imam dan Subbany, Imam. Tanpa tahun. Durus Al-‘Arabiyyah ‘ala

Ath-Thariqah Al-haditsah. Ponorogo: Pustaka Trimurti Gontor.

58

KEGIATAN 4

PEMBELAJARAN KEMAHIRAN MEMBACA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, para peserta diharapkan mampu:

1. Menjelaskan hakekat atau konsep-konsep pokok kemahiran membaca.

2. Mengimplementasikan teknik-teknik mutakhir pembelajaran kemahiran membaca yang inovatif, variatif, dan atraktif.

3. Memahami wacana tertulis bahasa Arab dalam berbagai tema.

B. PENGERTIAN KEMAHIRAN MEMBACA

Kemahiran membaca (القراءة) merupakan salah satu dari empat

kemahiran berbahasa yang perlu mendapat perhatian khusus, karena

kemahiran membaca adalah sarana paling penting dalam pemerolehan

ilmu pengetahuan, terutama pada era sekarang, ketika informasi dan

bahan bacaan bertambah dengan cepat. Di samping itu, untuk

pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, penekanan kepada kemahiran

membaca adalah yang paling realistis dan relevan dengan kebutuhan.

Oleh karena itu, para guru perlu mendalami hakekat membaca dan

menguasai berbagai teknik yang efektif untuk pembelajaran membaca.

Kemahiran membaca mengandung dua aspek/pengertian. Pertama,

mengubah lambang tulis menjadi bunyi. Kedua, menangkap arti dari

seluruh situasi yang diwujudkan dengan lambang-lambang tulis dan

bunyi tersebut.

1. Kemahiran Mengubah Lambang Tulis Menjadi Bunyi

Abjad Arab mempunyai sistem yang berbeda dengan abjad Latin.

Abjad Arab bersifat “sillabary” sedangkan abjad Latin bersifat “alphabetic”.

59

Di dalam abjad Arab tidak ada huruf vocal, karena semuanya adalah

huruf konsonan Sebagai contoh, kata حك�م yang terdiri dari tiga huruf, bisa

dibaca : hakama, hakima, hukima, hakkama, hukkima, hukmun, hikam.

Perbedaan lain adalah sistem penulisan bahasa Arab yang dimulai dari

kanan ke kiri, tidak dikenalnya huruf besar dengan bentuk tertentu untuk

memulai kalimat baru, menulis nama orang atau tempat, dan perbedaan

bentuk huruf-huruf Arab ketika berdiri sendiri, di awal, di tengah dan di

akhir.

Perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan kesukaran bagi para

siswa yang sudah terbiasa dengan huruf latin. Ditambah lagi dengan

kenyataan bahwa buku-buku, majalah dan surat kabar berbahasa Arab

ditulis tanpa memakai syakal (tanda vokal). Padahal syakal atau tanda

vokal mengindikasikan makna dan fungsi suatu kata dalam kalimat.

Kemahiran membaca, dengan demikian tergantung kepada

penguasaan kosakata dan gramatika. Oleh karena itu pada tingkat

permulaan, teks bacaan masih perlu diberi syakal, dan secara bertahap

dikurangi sesuai dengan perkembangan penguasaan kosakata dan pola

kalimat bahasa Arab oleh para siswa. Tetapi pada prinsipnya sejak mula

siswa dilatih dan dibiasakan membaca tanpa syakal dalam rangka

membina dan mengembangkan kemampuan membaca untuk

pemahaman.

2. Kemahiran Memahami Makna Bacaan

Aspek ini, seperti ditegaskan di muka merupakan inti dari

kemahiran membaca. Ada tiga unsur yang harus diperhatikan dan

dikembangkan dalam pelajaran membaca untuk pemahaman ini, ialah

unsur kata, kalimat dan paragraf. Ketiga unsur ini bersama-sama

mendukung makna dari suatu bahan bacaan. Gabungan kata membentuk

satuan yang lebih besar yang disebut kalimat; gabungan kalimat

membentuk satuan yang lebih besar lagi yang disebut paragraf; dan dari

60

paragraf-paragraf tersusunlah sebuah tulisan yang utuh, atau bagian

tulisan (sub-bab dan bab); kemudian dari bab-bab tersusunlah sebuah

buku.

Agar pelajaran kemahiran membaca untuk pemahaman ini

menarik dan menyenangkan, bahan bacaan hendaknya dipilih sesuai

dengan minat, tingkatan perkembangan dan usia siswa. Sudah barang

tentu acuan utama dalam pemilihan bahan adalah kurikulum yang telah

ditentukan. Agar tidak membosankan, bahan bacaan harus bervariasi,

baik topiknya (sejarah, ilmiah populer, humor, riwayat hidup, deskripsi

dan sebagainya), maupun ragam bahasanya (koran, sastra, buku,

percakapan, dan sebagainya).

Inti dari kemahiran membaca terletak pada aspek yang kedua. Ini

tidak berarti bahwa kemahiran dalam aspek pertama tidak penting, sebab

kemahiran dalam aspek yang pertama mendasari kemahiran yang kedua.

Betapapun juga, keduanya merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh

pengajaran bahasa.

Walaupun kegiatan pengajaran membaca dalam pengertian

pertama telah diberikan sejak tingkat-tingkat permulaan, namun

pembinaannya harus dilakukan juga sampai tingkat menengah bahkan

tingkat lanjut, melalui kegiatan membaca keras (Al-Qira-ah al-Jahriyah).

Secara umum tujuan pengajaran membaca (qira`ah atau muthalaah)

adalah agar siswa dapat membaca dan memahami teks berbahasa Arab.

C. BEBERAPA JENIS MEMBACA

Untuk melatih dua aspek kemahiran tersebut ada beberapa jenis

kegiatan membaca, antara lain :

1. Membaca Keras ( القراءة الجهرية )

Dalam kegiatan membaca keras ini, yang terutama ditekankan

adalah kemampuan membaca dengan :

61

- menjaga ketepatan bunyi bahasa Arab, baik dari segi

makhraj maupun sifat-sifat bunyi yang lain;

- irama yang tepat dan ekspresi yang menggambarkan

perasaan penulis;

- lancar, tidak tersendat-sendat dan terulang-ulang;

- memperhatikan tanda baca (pungtuasi)

Membaca keras yang juga disebut dengan “membaca teknis”

betapapun mengandung aspek artistik. Tidak setiap orang, penutur asli

sekalipun, punya kemampuan untuk membaca teknis ini secara efektif.

Namun usaha ke arah itu dalam pengajaran bahasa harus terus dilakukan

hingga mencapai hasil maksimal.

Tanda baca (pungtuasi/ عالمة الرتقيم) yang digunakan dalam bahasa

Arab pada dasarnya sama saja dengan tanda baca dalam bahasa

Indonesia, hanya namanya yang berbeda, yakni sebagai berikut:

)، قوسام ( )،-نقطة (.)، فصلة (،)، نقطتان (:)، فصلة منقوطة (:)، شرطة (

). \)، عالمة التنصيص (")، الخط المائل (!)، عالمة التعجب (عالمة االستفهام (؟

2. Membaca Dalam Hati ( القراءة الصامتة )

Membaca dalam hati bertujuan untuk memperoleh pengertian, baik

pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. Oleh karena itu, ia merupakan

sarana bagi jenis membaca yang lain, yakni membaca analisis, membaca

cepat, membaca rekreatif dan sebagainya.

Dalam kegiatan al-qira`ah ash-shamitah, perlu diciptakan suasana

kelas yang tertib sehingga memungkinkan siswa berkonsentrasi kepada

bacaanya. Secara fisik membaca dalam hati itu harus menghindari :

- vokalisasi, walaupun hanya menggerakkan bibir sekalipun

62

- pengulangan membaca yaitu mengulangi gerak mata

(penglihatan) kepada kalimat sebelumnya yang sudah

dibaca;

- menggunakan telunjuk/penunjuk atau gerakan kepala.

3. Membaca Cepat (القراءة السريعة)

Tujuan utama membaca cepat ialah untuk menggalakkan siswa

agar berani membaca lebih cepat daripada kebiasaannya. Kecepatan

menjadi tujuan tetapi tidak boleh mengorbankan pengertian.

Dalam membaca cepat ini siswa tidak diminta memahami rincian-

rincian isi, tetapi cukup pokok-pokoknya saja. Para ahli kajian membaca

melaporkan bahwa membaca cepat tidak hanya memperbaiki prestasi

waktu, tetapi menambah banyaknya informasi yang dapat diserap oleh

pembaca. Ini dimungkinkan karena pembaca tidak lagi mempunyai

kebiasaan membaca kata demi kata, tetapi ia dapat menggerakkan

matanya dengan pola-pola tertentu, sehingga pengertiannya dapat

ditangkap dengan efisien. Dari segi inilah, membaca cepat juga disebut

dengan membaca perluasan (القراءة الموسعة)

4. Membaca Rekreatif ( القراءة االستمتاعية )

Jenis membaca ini ada hubungannya dengan jenis membaca di atas.

Tujuan membaca rekreatif bukanlah untuk menambah jumlah kosa kata,

bukan untuk mengajarkan pola-pola baru, bukan pula untuk pemahaman

teks bacaan secara rinci, tetapi untuk memberikan latihan kepada para

siswa membaca cepat dan menikmati apa yang dibacanya. Tujuannya

lebih jauh adalah untuk membina minat dan kecintaan membaca.

Bahan bacaan dipilihkan yang ringan populer, baik ditinjau dari

segi isi maupun susunan bahasanya, biasanya berupa cerita pendek atau

novel yang telah dipermudah bahasanya sesuai dengan tingkatan pelajar

63

yang menjadi sasarannya. Baik membaca cepat maupun membaca

rekreatif, biasanya dilaksanakan di luar kelas, dengan cara penugasan

kepada siswa untuk membaca buku tertentu, dan dalam waktu yang

ditentukan siswa harus menyerahkan laporan tertulis tentang buku yang

telah dibacanya.

Sungguhpun sangat diperlukan, tetapi harus diingat bahwa tidak

setiap bahan bacaan dapat dijadikan bahan membaca cepat dan membaca

rekreatif. Masalahnya adalah bahwa bahan bacaan yang cocok untuk

latihan mambaca cepat dalam bahasa Arab itu tidak mudah didapat,

namun bukan berarti tidak ada. Para guru hendaknya aktif menjalin

komunikasi dengan jurusan-jurusan sastra Arab atau pendidikan bahasa

Arab di berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Jurusan Sastra

Arab Universitas Negeri Malang sebagai contoh, telah memiliki Markaz at-

Ta’allum adz-Dzati (Self Access Center) yang cukup lengkap. Berbagai bahan

bacaan berbahasa Arab dari tingkat dasar sampai dengan tingkat lanjut

tersedia dan dapat dimanfaatkan oleh umum.

5. Membaca Analitis (القراءة التحليلية )

Tujuan utama membaca analitis ialah untuk melatih siswa agar

memiliki kemampuan mencari informasi dari bahan tertulis. Selain itu

siswa dilatih agar dapat menggali dan menunjukkan ditel-ditel yang

memperkuat ide utama yang disajikan penulis. Siswa juga dilatih berfikir

secara logis, mencari hubungan antara satu kejadian dengan kejadian

yang lain, dan menarik kesimpulan walaupun ia tidak tertulis secara

eksplisit dalam bacaan.

D. TINGKATAN (مستويات) KEMAHIRAN MEMBACA

Membaca dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu:

1. Membaca Baris (Permukaan) atau Reading the lines ( السطور ةقراء ), yang

ditandai dengan proses pemahaman makna kata-kata secara harfiah,

64

kemudian pemahaman makna teks yang terdiri dari rangkaian kata-

kata dengan struktur tertentu secara terpadu. Makna yang ditemukan

dari membaca tingkat pertama ini adalah makna tersurat atau eksplisit

( لفوظالمعنى الم ).

2. Membaca di Antara Baris atau Reading beween the Lines (قراءة بين السطور),

yang berusaha menangkap maksud atau pesan dari penulis teks, dan

menafsirkan gagasan-gagasannya. Makna yang ditemukan dari

membaca tingkat kedua ini bukan hanya makna eksplisit tapi juga

makna tersirat atau implisit ( ظالملحو المعنى ).

3. Membaca di Balik Baris atau Reading beyond the lines ( قراءة ما وراء

yaitu kegiatan membaca yang melewati batas permukaan atau ,(السطور

menemukan makna di belakang baris-baris teks. Pembaca melakukan

penilaian, generalisasi, penataan kembali gagasan-gagasan penulis dan

memadukannya dengan pengetahuan dan gagasan pembaca sendiri.

E. Teknik dan Model Latihan Membaca Berbasis Pengalaman Belajar

Agar pengajaran kemahiran membaca dapat terarah kepada tujuan,

maka bacaan-bacaan yang disajikan perlu dilengkapi dengan pertanyaan-

pertanyaan atau model-model latihan. Bentuk dan sistematika pertanyaan

disesuaikan dengan tujuan atau jenis membaca atau pengalaman belajar

apa yang ingin dilatihkan kepada siswa. Adapun pengalaman belajar

dalam membaca antara lain sebagai berikut.

1. Belajar memahami bacaan

Untuk keperluan ini hendaknya siswa diberi bacaan-bacaan

pendek dan dilatih untuk membedakan gagasan utama dengan gagasan

sampingan. Gagasan utama memerlukan perhatian lebih besar. Gagasan

sampingan merupakan unsur penjelas, pelengkap atau pendukung

gagasan utama. Ada penanda-penanda tertentu yang dapat dijadikan

65

pedoman untuk membedakan antara gagasan pokok dan gagasan

sampingan.

Contoh :

جنح فهمي يف االمتحان ألنه جمتهد - كنت مريضا لذلك ما حضرت الدرس - ذهب حممود إىل املسجد رغم أن املطر غزير -

Dalam kalimat-kalimat di atas, gagasan yang terletak sebelum kata-kata:

.adalah gagasan pokok رغم أن، لذلك، ألن

Dalam paragraf, gagasan utama mungkin terletak dalam kalimat

pertama, sedang kalimat-kalimat berikutnya memuat gagasan-gagasan

sampingan. Atau mungkin sebaliknya, gagasan utama terletak di tengah

atau bahkan di belakang. Masing-masing penulis mempunyai gaya

penulisan sendiri-sendiri.

2. Belajar memperkaya kosa kata

Kosa kata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai

untuk memperoleh kemahiran berbahasa, termasuk kemahiran membaca.

Dalam hubungan dengan kegiatan membaca, siswa hendaknya dibiasakan

untuk menggunakan kamus. Keterampilan menggunakan kamus sangat

penting untuk mengembangkan pengetahuan siswa. Kamus bahasa Arab

mempunyai sistemnya tersendiri yang relatif sukar. Ini sebagai akibat dari

sistem tata kata bahasa Arab yang memang lebih rumit dan kompleks.

Oleh karena itu siswa harus sebanyak mungkin dilatih menggunakan

kamus. Kamus yang dilatihkan penggunannya jangan hanya terbatas

pada kamus bilingual (Indonesia – Arab atau Arab- Indonesia) saja;

sedikit demi sedikit mereka juga harus dikenalkan dan dilatih

menggunakan Kamus Umum Bahasa Arab.

Untuk memperkaya kosakata perlu latihan-latihan:

66

- mencari padanan kata/sinonim (مرادف)

- mencari lawan kata/antonim (ضد)

- mencari makna lain dari kata yang sama (اشتراك اللفظ)

3. Belajar Menarik Kesimpulan

Dalam latihan ini guru dapat mengajukan pertanyaan :

ماذا تستنتج من املقالة؟ -1

ما لب هذه القصة؟ -2

Jawaban siswa dapat diperiksa bersama-sama. Guru kemudian

menunjukkan kesimpulan yang sebenarnya, yang dimaksud oleh

penulisnya, dengan menunjukkan bagian-bagian bacaan yang

mendukung kesimpulan tersebut. Guru juga menunjukkan bagian-bagian

bacaan yang menunjukkan sebab dan bagian-bagian bacaan yang

menunjukkan akibat.

Cara lain untuk melatih siswa menarik kesimpulan ini,

umpamanya dengan memberikan teks tanpa judul. Setelah siswa

membacanya, mereka diminta membuat judul yang sesuai dengan isi

bacaan.

4. Belajar Pola Kalimat

Bahan bacaan yang disajikan di sini memang dimaksudkan untuk

memperkenalkan pola kalimat baru kepada siswa. Untuk itu harus

dipersiapkan latihan/drill guna memantapkan pola kalimat tersebut,

secara lisan maupun tulis. Drill pola kalimat itu pada tahap pertama bisa

dilakukan dengan drill manipulatif (model stimulus-respon), tapi harus

segera dikembangkan menjadi drill semi-komunikatif (bermakna) dan

67

berujung pada drill komunikatif, guna memantapkan penguasaan pola

kalimat.

5. Belajar Menganalisa

Dalam latihan ini, guru hendaknya mempersiapkan pertanyaan-

pertanyaan dengan baik. Perlu diingat bahwa pertanyaan-pertanyaan

yang terlalu mudah membuat siswa jemu, sedang pertanyaan-pertanyaan

yang sangat sukar membuat siswa putus asa. Pertanyaan-pertanyaan ini

dapat dibedakan menjadi tiga macam: (a) pertanyaan eksplisit ( ملفوظ), (b)

Pertanyaan implisit (ملحوظ), dan (c) Pertanyaan aplikatif (تطبيقي).

Pertanyaan eksplisit adalah tentang hal-hal yang dinyatakan secara

tersurat dalam teks; pertanyaan implisit adalah tentang hal-hal yang

tersirat, yang tidak dinyatakan dalam teks tapi bisa dipahami secara

logika, analogi dan sebagainya; sedangkan pertanyaan aplikatif adalah

tentang hal-hal yang berhubungan dengan isi teks tapi diaplikasikan atau

diterapkan pada situasi atau kenyataan yang ada pada diri siswa atau

lingkungan siswa.

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN MEMBACA

Langkah-langkah pembelajaran membaca bisa dirancang dalam

berbagai variasi. Variasi ini diperlukan untuk menghindari kebosanan

siswa, tetapi harus tetap mengedepankan efektifitas. Berikut ini diberikan

beberapa contoh:

1. Contoh pertama: pendahuluan, guru membaca keras teks sebagai

contoh, siswa membaca dalam hati, guru menjelaskan arti kosa kata

yang sulit, siswa membaca keras, guru dan siswa menganalisis isi teks,

siswa mengerjaan latihan-latihan lisan dan tertulis, guru memberikan

tugas-tugas (di luar kelas), dan melakukan evaluasi.

2. Contoh kedua: pendahuluan, guru menjelaskan makna kosa kata baru,

siswa membaca teks dalam hati, guru mengajukan pertanyaan

68

mengenai isi teks, guru membaca keras teks sebagai contoh, siswa

secara bergiliran membaca keras teks, siswa bertanya mengenai kosa

kata atau isi teks yang belum jelas, siswa mengerjakan latihan-latihan

tertulis, diakhiri dengan evaluasi.

3. Contoh ketiga: pendahuluan, siswa membaca teks di dalam hati, siswa

menanyakan makna kata atau ungkapan yang sulit, siswa dibagi

dalam beberapa kelompok untuk mengkaji isi teks dan menuliskan

beberapa poin penting dari isi teks, setiap kelompok melaporkan hasil

kajian isi teks untuk ditanggapi oleh kelompok lain, dan guru

memberikan kesimpulan.

G. MATERI BACAAN DAN LATIHAN

Berikut ini disajikan dua macam bahan bacaan. Yang pertama

bahan bacaan yang diambil dari buku teks bahasa Arab SMA dan yang

kedua bahan bacaan untuk pengayaan dan pendalaman bagi guru peserta

pelatihan.

Bahan Bacaan Sekolah Menengah (1)

اقـرأ ثم أجب عن األسئلة!

أسرة السيد حممد نبيل

السيدة ميمونة. السيد حممد امسهاهذه أسرة السيد حممد نبيل. السيد حممد نبيل له زوجة

واالبن امسه نبيل و السيدة ميمونة هلما بنتان اثـنتان وابن واحد. البنتان امسهما فرحية و جنوى

فـرحان.

متـوسطة احلكومية. هو أب جمد. هو حيب قراءة السيد حممد نبيل مدرس بالمدرسة ال

فة. وهي حتب التد ر المنزيل.الكتب. والسيدة ميمونة موظفة باإلدارة احلكومية. هي أم لطيـ بيـ

69

عة، حتب المراسلة و كتابة القصة. فرحية طالبة باجلامع ة احلكومية. هي بنت ماهرة مطيـ

باحة وكرة القدم. أ الس ة. هو ولد نشيط، حيبانويا جنوى أخوها فـرحان طالب بالمدرسة الثم

رة جمتهدة، حتب الموسيـقى. فتلميذة بالمدرسة االبتدائية. هي ابـنة صغيـ

أسرة السيد حممد نبيل أسرة سعيدة. تسكن هذه األسرة يف بـيت بسيط.

أسئلة وتدريبات حول النص:

1التدريب ضوء ما فهمت من النص السابق، امأل اجلدول اآليت !يف

الوضع في

ا�سرة أب

ا�سم

المھنة

فة الص

الھواية

2التدريب

قل "صحيح" أو "خطأ" للجمل اآلتية!

أخت السيدة ميمونةالسيد حممد نبيل .1

السيد حممد نبيل و السيدة ميمونة هلما بنت واحدة .2

ابن السيد حممد نبيل امسه فـرحان .3

السيد حممد نبيل موظف بالمدرسة المتـوسطة احلك◌ومية .4

طالبة باجلامعة فرحية .5

هواية فـرحان كرة القدم .6

السيدة ميمونة حتب كتابة القصة .7

70

فـرحان تلميذ بالمدرسة االبتدائية .8

فـرحان أخو جنوى .9

تسكن هذه األسرة يف بـيت .10

3التدريب

وباألسئلة اآلتية! يف ضوء النص السابقتبادل السؤال واجلواب مع زميلك

. من رئيس هذه األسرة؟1

. من هو السيد حممد نبيل؟2

. هل السيدة ميمونة زوجة السيد حممد نبيل؟3

فرحية؟. من هي 4

. ما اسم ابن السيد حممد نبيل والسيدة ميمونة؟5

. من هو فـرحان؟6

. هل جنوى أخت السيدة ميمونة؟7

. ما اسم بنت السيد حممد نبيل ؟8

. من والد فرحية وفـرحان و جنوى؟9

. ومن والدتـهم؟10

.اذكر مهنة أعضاء أسرة السيد حممد نبيل!11

. هل السيدة ميمونة أم مدرسة؟12

ما هواية فرحية؟ .13

. هل فـرحان طالب باجلامعة؟14

ل؟. ما هواية السيد حممد نبي 15

. هل فرحية بنت ماهرة مطيـعة؟16

. هل جنوى حتب الموسيـقى؟17

. من أخو جنوى؟18

71

. أين تسكن أسرة السيد حممد نبيل؟19

. هل هذه األسرة سعيدة؟20

4التدريب

حرف مناسب !ل الصحيح بوضع دائرة حو اخرت اجلواب

جنوى - ج فرحية- ب فـرحان - أ . ابن السيد حممد نبيل هو 1

ربة البـيت - ج موظفة- ب مدرسة - أ . مهنة السيدة ميمونة2

فرحية - ج جنوى - ب ميمونة - أ . زوجة السيد حممد نبيل3

درسة . جنوى تلميذة 4 االبتدائية - ج الثانوية - ب العالية - أ بامل

االبتدائية - ج المتـوسطة - ب الثانوية -أ . السيد نبيل مدرس باملدرسة5

Bahan Bacaan Sekolah Menengah (2)

اقـرأ ثم أجب عن األسئلة!

العطلة في الريف

نا العطلة يف األسبـوع الماضي ذهبت مع أيب وأمي وأخيت إىل بـيت جدي يف الريف. قضيـ

وائه الطلق ومائه الصايف. سكن جدي يف قـرية هادئة بعيدة عن هناك لزيارة جدي ولنتمتع

رة. فـرح جدي ها كثيـ لة ومواشيـ يـ ها خصبة ومزارعها خضراء ومناظرها مج يت المديـنة. أراضيـ وجد

فـرحنا بلقائهما.حبضورنا، وحنن

ىل مكثـنا يف القرية مخسة أيام. يف كل يـوم أستـيقظ من النـوم صباحا باكرا، مث أذهب إ

ر الىت أفس . و يف النـهار أساعد المزرعة مع أيب وجدي، نذري السماد فيها ونطرد العصافيـ دت األرز

جدي على إطعام المواشي من غنم وبـقر وجاموس باألعشاب.

أما أخيت فـتساعد أمي وجديت علي تـنظيف البـيت وساحته الواسعة وطبخ األطعمة يف

ا. بـعد طبخ. وبـعد ذلك حتضر المأكوالت والمشروبات يل وأليب وجلدي يف المزرعة وأكلنا مع الم

72

المديـنة فرحني أن شبعنا، نساعد اجلد على إطعام احليـوانات. وبـعد مخسة أيام، نـعود إىل بـيتنا يف

مسرورين.

أسئلة وتدريبات حول النص:

1التدريب

صبكلمة مناسبة بين القوسين امإل الفراغ في ضوء الن!

أطعم ) –مسرورين –أسرتي –تحضر –( خمسة أيام

) ( القرية مع _____. ذهبت إىل 1

نا العطلة يف القرية ______2 ) ( . قضيـ

) ( . _____ المواشى باألعشاب 3

) ( . _____ أخيت األطعمة إىل المزرعة 4

) ( . رجعنا إيل البـيت ______5

2التدريب

األسئلة اآلتية في ضوء ما فهمت من النص السابق !أجب عن

. مىت ذهبت إيل القرية ؟1

. كم يـوما قضيت العطلة يف القرية ؟2

. ماذا عملت يف المزرعة ؟3

. ماذا عملت أخيت ؟4

طعمة إىل المزرعة ؟. من أحضرت األ 5

. أين تـناولنا الغداء ؟6

. هل فرحنا ذه العطلة ؟7

73

Bahan Bacaan Pengayaan (1)

هي طالبة جمتهدة. تتعلم مبعهد إسالمي مشهور مبدينة صغرية ال تبعد عن جوكجاكرتا.

الطالبة امسها زلفى. إنه اسم قصري مجيل يناسب متاما بشخصيتها البسيطة. حيث أا مثال

لطالبات املعهد يف البساطة. أزيائها املدرسية وزينتها اليومية تنبئان عن ذلك واضحا. إن دنياها

عن مظاهر الفخر والثراء والرياء. إا ال تعرف كلمة التصنع والتكلف يف معاشرا. فحياا بعيدة

بسيطة كل البساطة.

ولكن هذه البساطة ال تكون يف مجاهلا. إذ أا ـ عند نظري ـ من نوع الفتاة اليت حيلم ا

ا يكون مبعبودة من الفتيات كل رجل عاقل يف هذا الوجود. هي بشاشة الوجه. هلا قوام أشبه م

لرجال اليوم. وشعرها األسود الالمع يتهدل يف إمهال على كتفيها مىت خلعت مخارها األبيض الذي

تلبسه يوميا. إال أن مجال شعرها وفتنة قوامها هذه ال تعد شيئا بالنسبة إىل سحر عينيها. نعم، إن

اا املقوسة، كال! فعيناها إذا أغمضتهما يف عينيها شيئا يقرتب من السحر. ومل يكن ذلك يف أهد

ال ختتلفان عن أعني الكثريات من النساء. إمنا السحر كل السحر يكون يف نظراا. حىت ال تسأم

عني الرجل يف إمعان النظر فيهما.

وقد قدر اهللا عليها ـ واهللا على كل شيء قدير ـ أن كل هذا اجلمال ال جيعلها تتكاسل يف

ال تنتهز أوفر فرصها للجلوس متطاولة أمام املرآة كما فعلت ذلك كثرية من فتيات الدروس. فهي

اليوم. إا يف صف واحد مع اتهدات.

هناك عوامل كثرية دفعتها إىل هذا االجتهاد. كانت سرية حياا تقودها إىل هذا املعهد من

ا. أملت زلفى وهى تدوس برجليها ومعها آمال مقدسة متأل ذهنه قرية صغرية قريبة من جبل "مرايب"

على أرض املعهد ألول وهلة أن تكون هي يف املستقبل مدرسة ذات كفاءة يف اللغة العربية. هذا من

أهم العوامل اليت جتعلها دائما ختطو إىل األمام يف مجيع نشاطات املعهد وال سيما فيما ارتبط باللغة

العربية.

74

أسئلة وتدريبات حول النص: 1دريب الت

قل (اكتب) "صحيح" أو "خطأ" في كل من الجمل الخبرية اآلتية!

زلفي يف مدينة جوكجاكرتا عهدم - 1

زلفى فتاة مجيلة ولكنها قصرية -2

شعر زلفى طويلة نوعا ما -3

لزلفى عينان سحريتان -4

سحر عينيها يكون عند إغماضهما -5

مجال زلفى ال جيعلها متكاسلة -6

حتب زلفى اجللوس متطاولة أمام املرآة -7

تتعلم زلفى يف معهد بالقرب من جبل "مرايب" -8

أمل زلفى أن تدوس برجليها على أرض املعهد -9

زلفى نشيطة يف نشاطات املعهد -10

2التدريب

أجب عن األسئلة اآلتية شفهيا ثم تحريريا!

أين تتعلم زلفى؟ - 1

فيما يناسب امسها بشخصيتها؟ - 2

ومفتخرة؟ متصنعةهل أزياؤها وزينتها اليومية تدل على أا فتاة - 3

اذكر العالمات اليت تدل على بساطة زلفى! - 4

صف مظاهر مجال زلفى! - 5

75

فيما تقع سحرية عيين زلفى؟ - 6

ما الذي دفعها إىل اجلد واالجتهاد؟ - 7

Bahan Bacaan Pengayaan (2)

فيه الدين اإلسالمي أرض الوقت الذي وطأ إن اللغة العربية يف إندونيسيا يرجع تارخيها إىل

األرخبيل اإلندونيسي حوايل القرن الثالث اهلجري. وهذا يعين أن سن اللغة العربية فيها قد بلغ إىل

أكثر من اثين عشر قرنا. ويف خالل هذه القرون الطويلة عايشت العربية ضروبا من التقدم والتأخر

ب اإلندونسي املسلم وفقا لسنن احلياة وحسب الظروف يف دورها ومكانتها وتعليمها بني الشع

السياسسية اليت القتها.

بني الشعب اإلندونيسي حبيث رفيعةوقد كان للغة العربية يف املاضي غري البعيد مكانة

تكون وسيلة للتعبري الثقايف عند كيثر من القبائل. كما أسهمت يف تكوين وتطوير اللغة اإلندونيسية

الثقافة اإلندونيسية بصفة عامة منذ أول نشأما. ومن مظاهر ذلك دخول عدد بصفة خاصة و

هائل من املفردات العربية إىل اللغة اإلندونيسية واللغات احمللية، ووجود كثري من اآلثار األدبية باللغة

) 2005اإلندونيسية واللغات احمللية املكتوبة باحلروف العربية. (أفندي،

ستعمارية اهلولندية قد غريت كل شئ. فقد قررت منذ أواخر القرن غري أن احلكومة اال

التاسع عشر امليالدي استخدام احلروف الالتينية بدال من احلروف العربية كما أجربت تعليم اللغة

اهلولندية يف املدارس اإلندونيسية. ومنذ ذلك احلني تضاءل شأن احلروف العربية وأصبح موقف اللغة

ال تدرس إال يف املعاهد الرتبوية اإلسالمية وألغراض دينية فحسب. ولكن جيب أن العربية هامشيا

نقول بكل تأكيد أن ذلك اليعين أن دور اللغة العربية يف إندونيسيا قد انتهى بعد، إذ مازال إقبال

د الرتبوية اإلسالمية يف أرجاء البالد. وق الناس عليها عظيما وما زالت تدرس يف آآلف من املعاهد

وتطور تعليمها فيتجاوز حدود املعاهد 1945زاد اهتمام الناس باللغة العربية بعد االستقالل عام

).2005اإلسالمية إىل املدارس العامة واجلامعات (أفندي،

76

أسئلة وتدريبات حول النص:

1التدريب

هذه أسئلة حول التركيب (النحو)، اختر الجواب الصحيح فيما يأتي!

"رب إن يف اجلملة "إن اللغة العربية يف إندونيسيا يرجع تارخيها ........ خ1

(ج) حوايل ... (ب) مجلة فعلية يرجع ... (ا) يف إندونيسيا

"أرض األرخبيل" تركيب .... - 2

(ج) نسيب (ب) نعيت (ا) إضايف

خرب كان يف "وقد كان للغة العربية ........" - 3

(ج) بني الشعب اإلندونيسي مكانة مرمةقة(ب) (ا) للغة العربية

اسم تكون يف " تكون وسيلة للتعبري...." - 4

(ج) الشعب اإلندونيسي (ب) مكانة مرموقة (ا) اللغة العربية

"احلكومة االستعمارية" تركيب .... - 5

(ج) نسيب (ب) نعيت (ا) إضايف

2التدريب

ب الصحيح فيما يأتي!هذه أسئلة حول المفردات، اختر الجوا

وطأ":" مرادف -1

(ج) جاء (ب) داس (ا) دخل

مرادف "ضروبا": - 2

(ج) أنواعا كثريا(ب) (ا) مجيعا

77

":أسهمتمرادف " - 3

(ج) أشرفت (ب) أدخلت (ا) اشرتكت

مرادف "هائل": - 4

(ج) يسري (ب) عظيم (ا) قليل

مرادف "تضاءل": - 5

(ج) تزايد (ب) تفاعل (ا) ضعف

مرادف "هامشيا" - 6

(ج) جانبيا (ب) خلفيا (ا) واسطيا

3التدريب

أجب عن األسئلة اآلتية شفهيا ثم تحريريا!

مىت بدأ تاريخ اللغة العربية يف إندونيسيا؟ - 1

ما العوامل اليت تؤثر يف مكانة اللغة العربية يف إندونيسيا؟ - 2

العربية؟ هات دليال على ذلك!هل أسهمت اللغة العربية يف تطوير اللغة - 3

ملاذا تضاءل دور اللغة العربية وحروفها خاصة يف إندونيسيا؟ - 4

هل صح القول بأن دور اللغة العربية قد انتهى بعد يف عصر االستعمار؟ - 5

وما دليل ذلك؟

ماذا حدث باللغة العربية بعد استقالل إندونيسيا؟ - 6

ما رأيك يف دور اللغة العربية يف هذا العصر؟ - 7Bahan Bacaan Pengayaan (3)

ثالث وظائف (أفندي، -ويف ضمنها اللغة العربية -إن للغات األجنبية يف إندونيسيا

)، وهي أوال وظيفة توثيق العالقات الدولية، وثانيا وظيفة تطوير العلوم والثقافة، وثالثا وظيفة 2002

78

اإلسهام يف إثراء اللغة اإلندونيسية. وللغة العربية بصفة خاصة وظيفة رابعة هي وظيفة دينية لكوا

%) اإلندونيسيني. 90لغة دين اإلسالم ولكون اإلسالم دينا ملعظم (

وعلى أساس هذه الوظائف تدرس اللغة العربية يف شىت املعاهد الرتبوية واملؤسسات الدينية

د تنوعت أشكال تعليم اللغة العربية بتنوع األهداف، والطرق التعليمية املستخدمة، واالجتماعية. وق

- على سبيل االختصار -وتنوع املعاهد أو املؤسسات اليت تقوم بتدريسها. ونقدم فيما يلي

أشكال تعليم اللغة العربية يف إندونيسيا ملا هلا من عالقة مبوضوع البحث حبيث أن الشعر العريب

):2007مواد تعليم اللغة العربية (أفندي، جزء من

تعليم العربية هلدف تلقني الدارسني وحتفيظهم نصوصا دينية من أذكار وأدعية وسور قصرية - 1

من القرآن الكرمي وتعليمهم قراءة احلروف العربية وكتابتها. وجيري هذا الشكل من التعليم يف

ودور احلضانة (رياض األطفال) بل ويف بيوت مدارس القرآن املنعقدة يف املساجد واملصليات

مدرسة. أما دور احلضانة فيبلغ 78.548املسلمني. و يبلغ عدد مدارس القرآن حاليا إىل

،). 2003روضة (إحصائيات عام 15.528عددها إىل

عند -تعليم العربية هلدف تفهيم الدارسني قواعد اللغة العربية ومترينهم قراءة الكتب الصفراء - 2

وهي الكتب الدينية الكالسيكية. فالطريقة املستخدمة يف هذا - حد تعبري اإلندونيسيني

التعليم هي طريقة القواعد والرتمجة. وجيري هذا الشكل من التعليم يف املعاهد الرتبوية

معهدا 4692اإلسالمية القدمية (الباسانرتينات التقليدية) اليت يبلغ عددها حاليا إىل

).2003 (إحصائيات عام

تعليم العربية هلدف عام وهو إكساب الدارسني املهارات اللغوية األربعة. وقد حدثت من - 3

وقت إىل وقت جتديدات وتطويرات متشيا مع ظهور املداخل والطرق واألساليب اجلديدة يف

جمال تعليم اللغات. وجيري هذا الشكل من تعليم اللغة العربية إجباريا يف املعاهد الرتبوية

معهدا ويف املدارس 3368اإلسالمية احلديثة (الباسانرتينات العصرية) اليت يبلغ عددها إىل

مدرسة 39309الدينية اإلسالمية (االبتدائية واإلعدادية والثانوية) اليت يبلغ عددها إىل

79

). هذا إىل جانب املدارس العامة (االبتدائية واإلعدادية والثانوية) 2003(إحصائيات عام

تدرس فيها اللغة العربية اختياريا. اليت

تعليم العربية يف اجلامعات إلكساب الدارسني الكفاية العلمية أو مهنة التعليم يف اللغة العربية. - 4

قسما لألدب العريب و 16قسما، تتكون من 54ويبلغ عدد أقسام اللغة العربية وأدا إىل

) 43األقسام تابعة لثالثة وأربعني ( قسما لتأهيل املعلمني للغة العربية. وهذه 38

).2007معهدا عاليا (أفندي، \جامعة

تعليم العربية ألهداف خاصة، كالعربية لألعمال واملهن، والعربية لفهم القرآن الكرمي، والعربية - 5

للحج، والعربية لألطفال، وغري ذلك. نذكر لذلك مثال، تعليم العربية ملهنة الصحة يف معاهد

ات تأهيل القابالت واملمرضني، وتعليم العربية للعمال قبل إرساهلم إىل الدول أو أكادميي

جمالس مؤسسات إسالمية و العربية، وتعليم العربية هلدف فهم القرآن الكرمي الذي يقوم بإجرائه

التعليم للكبار املنتشرة يف أواسط اتع.

أسئلة وتدريبات حول النص:

1التدريب

األسئلة اآلتية شفهيا ثم تحريريا!أجب عن

ما هي وظائف اللغات األجنبية يف إندونيسيا؟ - 1

للغة العربية وظيفة خاصة. ماهي؟ - 2

ما هدف تعليم اللغة العربية يف مدارس القرآن ودور احلضانة؟ - 3

؟2003كم عدد مدارس القرآن ودور احلضانة حسب إحصائيات عام - 4

؟التقليدية الباسانرتيناتما هدف تعليم اللغة العربية يف - 5

ما هدف تعليم اللغة العربية يف الباسانرتينات العصرية؟ - 6

80

ما هدف تعليم اللغة العربية يف املدارس الدينية واملدارس العامة؟ - 7

ما الطريقة املستخدمة يف تعليم اللغة العربية بالباسانرتينات التقليدية؟ - 8

؟عصريةبالباسانرتينات الما الطريقة املستخدمة يف تعليم اللغة العربية - 9

ما الطريقة املستخدمة يف تعليم اللغة العربية باملدارس؟ -10

ما هدف تعليم اللغة العربية يف اجلامعات؟ -11

كم عدد أقسام اللغة العربية يف جامعات إندونيسيا؟ -12

من يقوم بإجراء تعليم اللغة العربية هلدف فهم القرآن الكرمي؟ -13 Bahan Bacaan Pengayaan (4)

عادات االجتماعية في المجتمع السعوديال

جتعل األفراد يسايرون عرفيةدينية و قيم، يدخل يف تكوينها ملزمتماعي قهري جهي سلوك ا

األحداث واملواقف االجتماعية املتكررة، كعادة إكرام الضيف خمتلفاتمع ويوافقونه بالسلوك يف

على اتمع واحنالال. متردااخلروج عن املألوف من العادات يعد وعادات الزواج وغريها. و

ومستويات طبقات وعامة، يعملها األفراد يف تلقائيةالعادات االجتماعية بأا تتميزو

من األجيال السابقة، واليت تستمداتمع وأمناطه احلضرية والريفية. وهي ختتلف عن التقاليد اليت

أو تقاليد القبيلة أو تقاليد العلياأو طبقة معينة كتقاليد الطبقة معنيم بإقلي خمتصةغالبا ما تكون

عليها يطلق، أو تقاليد االحتفاالت اخلاصة مبنطقة معينة ... وغريها. و القرىالبادية أو تقاليد

أحيانا العادات النقليدية.

قاليد خيتلف متاما عن "املوضات" اليت يعرب عنها بعض تعن العادات وال ذكروكل ما

بعض األفراد يف اتمع إليها جتتذبسلوكيات تعينالباحثني باسم "العادات املستحدثة" واليت

وعابرة وسريعة التغري، بل سريعة الزوال ألا ال ترتبط وقتية، وهي الكمالياتو لشكلياتوتتعلق با

من جمتمعات معاصرة. أفقيةانتقلت إليه بطريقة برتاث اتمع وتارخيه، بل

أسئلة وتدريبات حول النص:

81

1التدريب

معناها المطابقة ضع شكال كامال في الكلمات التي تحتها خط واكتب مرادفها في العربية أو اإلندونيسية!في ) ( قيم - 2 ) ( ملزم -1

) ( خمتلف - 4 ) ( عرفية - 3 ) ( متردا - 6 ) ( يعد - 5 ) ( تلقائية - 8 ) ( تتميز - 7 ) ( تستمد -10 ) ( طبقات - 9

) ( معني -12 ) ( خمتصة -11 ) ( القرى -14 ) ( العليا -13 ) ( القرى -16 ) ( يطلق -15 ) ( الشكليات -18 ) ( جتتذب -17 ) ( أفقية -20 ) ( الكماليات -19

2التدريب

عن األسئلة اآلتية شفهيا ثم تحريريا!أجب

ما هي القيم اليت تكون العادات االجتماعية؟ - 1

هات مثاال من العادات! - 2

ميت يعد الفرد متمردا على اتمع؟ - 3

ما الفرق بني العادات والتقاليد؟ - 4

وما الفرق بني العدات واملوضات؟ - 5

82

3التدريب

!في ضوء النص السابق الخبرية اآلتيةقل (اكتب) "صحيح" أو "خطأ" في كل من الجمل

من صفة العادات أا إجبارية - 1

ليست تصنعيةومن صفة العادات أيضا أا - 2

العادات جارية يف مستوى معني أو يف طبقة خاصة. - 3

التقاليد مستمدة من أجليال السابقة - 4

املوضة أسرع من العادات يف التغيري والزوال - 5

Bahan Bacaan Pengayaan (4)

اإلسالم في الهند

كيلومرتا 4,360,000اهلند شبه جزيرة واسعة يف جنويب قارة آسيا، تزيد مساحتها على

مربعا. وتنفصل بالد اهلند عن بقية بالد آسيا حبواجز من اجلبال الشاهقة منها جبال اهليمااليا اليت

ا ارتفاعا حىت تصل وتعد أعلى جبال العامل إذ تصل أعلى قممهتفصلها عن الصني يف الشمال،

ومنها جبل كراكورم يف كشمري، وجبال سليمان اليت تفصلها عن بالد األفغان. مرتا. 8888إىل

ويف جبال سليمان ممرات تفصل بني بالد اهلند وأفغانستان.

الدولة ويدين ا حوايل منها اهلندوسية، وهي الديانة الرمسية يف .تعددةمويف اهلند ديانات

% من عدد السكان، واملسيحية 10% من عدد السكان. وتليها الديانة اإلسالمية ويدين ا 84

%. 1%، والبوذية يدين ا حوايل 2%، والسخ يدين ا حوايل 2ويدين ا حوايل

83

أسئلة وتدريبات حول النص:

1التدريب

اكتب العبارات التالية في كراستك بشكل تام ومع تغيير األعداد المكتوبة فيها بالكلمات!

كيلومرتا مربعا. 4,360,000تزيد مساحتها على - 1

مرتا. 8888إذ تصل أعلى قممها ارتفاعا حىت تصل إىل - 2

% من عدد السكان. 84ويدين ا حوايل - 3

% من عدد السكان، 10وتليها الديانة اإلسالمية ويدين ا - 4

%، 2واملسيحية ويدين ا حوايل - 5

%، 2والسخ يدين ا حوايل - 6

%. 1والبوذية يدين ا حوايل - 7

1التدريب

أجب عن األسئلة اآلتية شفهيا ثم تحريريا!

أين تقع بالد اهلند؟ - 1

العامل؟ما اجلبال اليت تعد أعلى اجلبال يف - 2

أين تقع جبال كراكورم؟ - 3

أي جبال تفصل بني اهلند واألفغان؟ - 4

ما هي اليت تفصل بني بالد اهلند وأفغانستان؟ - 5

أي ديانة يعتنقها معظم سكان بالد اهلند؟ - 6

كم عدد املعتنقني بالديانة البوذية؟ - 7

84

LATIHAN 1. Jelaskan pengertian membaca dan kemampuan membaca. 2. Buatlah bagan atau skema yang menggambarkan:

a. jenis-jenis membaca b. tingkatan/level membaca c. berbagai pengalaman membaca

3. Buatlah satu teks bacaan mengenai salah satu topik dalam kurkulum SMA.

4. Buatlah latihan berbentuk pertanyaan mengenai isi teks, dengan jawaban terbuka dan tertutup, mengisi titik-titik, membuat bagan, gambar, dan sebagainya, untuk ketiga bahan bacaan pendalaman di muka.

5. Buatlah daftar kosa kata, idiom, dan ungkapan yang anda anggap baru atau menarik dari ketiga teks di muka.

85

KEGIATAN 5

PEMBELAJARAN

KEMAHIRAN MENULIS

A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, para peserta diharapkan mampu:

1. Menjelaskan hakekat atau konsep-konsep pokok kemahiran menulis.

2. Mengimplementasikan teknik-teknik mutakhir pembelajaran kemahiran menulis yang inovatif, variatif, dan atraktif.

3. Berkomunikasi secara tertulis dengan bahasa Arab untuk berbagai tujuan.

B. PENGERTIAN KEMAHIRAN MENULIS

Kemahiran menulis (كتابة) merupakan salah satu dari empat

kemahiran berbahasa. Kalau membaca (dan menyimak) merupakan

kemahiran reseptif (مهارة استقبالية), menulis (dan berbicara) merupakan

kemahiran produktif (مهارة انتاجية). Karena kemahiran menulis bersifat

produktif, maka untuk mencapai kompetensi yang diharapkan diperlukan

latihan yang cukup memadai. Pada sisi lain, bahasa tulis menuntut

keakuratan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahasa lisan. Oleh

karena itu keakuratan bahasa tulis guru yang akan dilatihkan kepada

siswa harus dapat dipertanggung jawabkan. Dalam pembelajaran bahasa

Arab di sekolah menengah, kemahiran menulis perlu dibatasi pada hal-

hal sederhana yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti mengisi

formulir, menulis surat, membuat deskripsi, dan sejenisnya.

Seperti halnya membaca, kemahiran menulis mempunyai dua

aspek, tetapi dalam hubungan yang berbeda. Pertama, kemahiran

membentuk huruf dan menguasai ejaan; kedua kemahiran melahirkan

fikiran dan perasaan dengan tulisan.

86

1. Kemahiran Membentuk Huruf

Inti dari kemahiran menulis dalam pengajaran bahasa terletak pada

aspek kedua. Dalam kenyataan kita lihat, banyak orang yang dapat

menulis Arab dengan amat baik, tetapi tidak faham makna kalimat yang

ditulisnya, apalagi melahirkan maksud dan fikirannya sendiri dengan

bahasa Arab. Sebaliknya tidak sedikit sarjana bahasa Arab yang

tulisannya seperti ‘cakar ayam’.

Mengemukakan kenyataan ini, tidak berarti menafikan pentingnya

kemahiran menulis dalam aspek pertama, karena kemahiran dalam aspek

pertama mendasari kemahiran dalam aspek kedua. Oleh karena itu,

walaupun kemampuan menulis alfabet Arab telah dilatihkan sejak tingkat

permulaan, tetapi dalam tingkat-tingkat selanjutnya pembinaan harus

tetapi dilakukan, paling tidak sebagai variasi kegiatan.

Latihan tersebut ditekankan kepada kemampuan menulis huruf

Arab dalam berbagai posisinya secara benar, terutama yang menyangkut

penulisan hamzah dan alif layyinah.

Segi artistiknya (khat) barangkali tidak teramat penting, meskipun

tidak boleh diabaikan, kecuali bagi calon guru bahasa Arab dan Agama

yang memang dituntut oleh profesinya untuk dapat menulis Arab tidak

saja benar tetapi juga baik.

2. Kemahiran mengungkapkan dengan tulisan

Aspek ini seperti ditegaskan di muka merupakan inti dari

kemahiran menulis. Latihan menulis ini pada prinsipnya diberikan setelah

latihan menyimak, berbicara dan membaca. Ini tidak berarti bahwa latihan

menulis ini hanya diberikan setelah siswa memiliki ketiga kemahiran

tersebut di atas. Latihan menulis dapat diberikan pada jam yang sama

dengan latihan kemahiran yang lain; sudah tentu dengan memperhatikan

tahap-tahap latihan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

87

Secara umum pengajaran menulis bertujuan agar siswa dapat

berkomunikasi secara tertulis dalam bahasa Arab.

C. TEKNIK DAN TAHAPAN PEMBELAJARAN KEMAHIRAN

MENULIS

Karena menulis merupakan kemahiran produktif, maka latihan

harus diperbanyak dan harus mengikuti tahapan-tahapan, dari yang

mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks. Dalam

setiap tahapan itu terdapat teknik-teknik yang bisa digunakan dan

dikembangkan oleh guru sesuai dengan kondisi siswa.

Adapun tahapan dan teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut.

1. Mencontoh (نسخ)

Kegiatan mencontoh sepintas lalu nampaknya tidak ada gunanya

dan membuang-buang waktu saja. Tetapi sebenarnya aktivitas semacam

ini tidaklah semudah yang kita bayangkan. Tentu saja, mencontoh ini

diberikan pada tahap-tahap permulaan dan juga untuk variasi pada

tahap-tahap berikutnya.

Sungguhpun mencontoh ini memang aktivitas yang mekanis, tidak

berarti siswa tidak akan belajar apa-apa. Pertama, siswa belajar dan

melatih diri menulis dengan tepat sesuai dengan contoh. Keterampilan ini

pada suatu saat tentu ada gunanya. Kedua, siswa belajar mengeja dengan

benar. Ketiga, murid berlatih menggunakan bahasa Arab yang benar.

Sebagian besar para ahli dalam pengajaran bahasa setuju bahwa

membaca dapat memperbaiki keterampilan mengarang. Lebih banyak

murid membaca, lebih banyak dapat diharapkan karangannya menjadi

lebih baik. Mencontoh pasti melalui proses membaca. Karena itu dengan

mencontoh, murid kita latih membaca juga, dan apabila hal ini dikerjakan

dengan sistematis perbaikan dalam karang-mengarang dapat diharapkan.

88

2. Imlak (إمالء)

Imlak banyak sekali faedahnya asal saja bahan yang diimlakkan

dipilih dengan cermat. Imlak di samping melatihkan ejaan juga melatih

penggunaan ‘gerbang-telinga’. Bahkan pemahaman juga dilatihkan

sekaligus.

Ada dua macam imlak :

Pertama, imlak yang dipersiapkan sebelumnya (seen/ معهــــــــــودة). Siswa

diberitahu sebelumnya materi/teks yang akan diimlakkan.

Kedua, imlak yang tidak dipersiapkan sebelumnya (unseen / معهودة غري

) . Siswa tidak diberitahu sebelumnya materi/teks yang akan diimlakkan.

Sebelum penyajian, guru sebaiknya membacakan secara lengkap,

kemudian menuliskan beberapa kata sulit di papan tulis dan diterangkan

maknanya. Kalau perlu siswa diberi kesempatan menanyakan kata-kata

tertentu dalam teks yang tidak dipahaminya. Dalam membacakan teks

imlak, guru hendaknya memperhatikan azas-azas keefektifan membaca,

baik yang bersifat kebahasaan maupun yang non-kabahasaan.

Tentang teknik pembetulan (إصالح) ada beberapa macam, misalnya:

- guru sendiri yang melakukan pembetulan, dengan

mengumpulkan semua hasil pekerjaan siswa dan dikerjakan di

rumah;

- dipertukarkan sesama siswa dalam satu kelas;

- setiap siswa mengoreksi hasil pekerjaannya sendiri.

Masing-masing cara tersebut memiliki kebaikan dan kelemahan.

Untuk itu guru dapat memakai semuanya secara bergantian, sesuai

dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh guru. Tetapi satu hal yang

harus diperhatikan dalam pembetulan ini ialah agar siswa jangan

dibiarkan bersifat pasif, tapi harus ikut serta secara aktif dalam proses

pembetulan. Setelah dilakukan pembetulan dengan caya manapun,

89

sebaiknya siswa diminta untuk menulis kembali hasil pekerjaan mereka

yang sudah dikoreksi dan dibetulkan.

3. Rekombinasi dan Transformasi (مجع وحتويل)

Rekombinasi adalah latihan menggabungkan kalimat-kalimat

yang mulanya berdiri sendiri menjadi satu kalimat panjang. Sedangkan

transformasi adalah latihan mengubah bentuk kalimat, dari kalimat positif

menjadi kalimat negatif, kalimat berita menjadi kalimat tanya dan

sebagainya.

Contoh-contoh:

: املدرس حضر إىل املدرسة مبكرا الجملة الموازية -

(املدرسة )

الطبيب فحص املريض

(الطبيبة)

: أنا من أسرة أمرييكية مسلمة. أمتىن أن أتعلم اللغة الفقرة الموازية -

لغة القرآن الكرمي ألفهمه.أحب أن أتصل بإخواين العربية

املسلمني يف العامل.

(جوين)

(إميليا)

: ذهب الفالح _____ املزرعة الكلمات المحذوفة -

أراد التلميذ _____ يتعلم

أيب _______ قرأ

ألقى ______ خطبة

90

ملء الفراغات -

امأل الفراغ يف اجلمل اآلتية باختيار كلمة مناسبة مما يلي:

الصاحل ) –بنني –الشعوب –وفرت –( فرد

_________ احلكومات كل اخلدمات - 1

جيب على _________ اإلسالمية أن تكون متحدة - 2

______ وبناتيف املدينة مدارس - 3

كل ______ يريد أن يكون سعيدا - 4

اإلنسان ______ هو الذي يقوم بواجباته الدينية - 5

ترتيب الكلمات -

رتب الكلمات اآلتية لتكون مجلة مفيدة!

سار –خلف –أبيه –سليمان -1

سوقا –بالناس –دخلت –مزدمحة - 2

املسجد - مجاعة –يف –نصلي –املغرب - 3

ترتيب الجمل -

رتب اجلمل اآلتية حىت تكون فقرة!

ودرب احليوانات ملساعدته يف العمل - 1

فصنع اإلنسان يف قدمي الزمان آالت بسيطة من احلجارة - 2

اإلنسان يف حاجة إىل آالت ختفف أعماله - 3

ديثة صار العمل أسهل وأخفوذه اآلالت احل - 4

واخرتع اإلنسان يف العصر احلديث آالت حديثة أحسن - 5

91

مثبتة منفية : تحويل الجملة -

تعجبية استفهامية خربية

أمر مضارع ماض

املبين للمجهول املبين للمعلوم

عاد الرجل - : وصل الجمل -

الرجل أمسسافر -

عاد الرجل الذي سافر أمس

ما حضرت الدرس أمس -

أنا مريض -

ما حضرت الدرس أمس ألين مريض

نصلي الصبح يف ________ - : إكمال الجملة -

إن تسألين _______ -

ل يومأيب تاجر، هو __________ ك -

4. Mengarang Terpimpin (إنشاء موجه)

Pada tahap 3 di atas, kalimat-kalimat yang dilatihkan masih

merupakan kalimat-kalimat lepas. Pada tahap 4 ini, siswa mulai

dikenalkan dengan penulisan alinea, walaupun sifatnya masih terpimpin.

Teknik latihan pada tahap ini banyak sekali variasinya, antara lain:

اكتب القطعة التالية مع اختيار األصح مما بني القوسني! -1

ــــــــدرج ووضــــــــعت (ه\آخــــــــذ القرطــــــــاس (يف ــــــــس \هــــــــا)(على\مــــــــن) ال ــــــــب مث أجل يف) املكت

إىل)والدي.\فوق) الكرسي وأكتب رسالة (ل\(على

92

اكتب قطعة قصرية باهليكل اآليت! -2

أديل -أجلـس علـى حجـر كبـري –وصلت إىل النهـر –أصيد السمك –أذهب إىل النهر

يف الشـص مسكـة كبـرية –أسرع بإخراج الشص مـن املـاء –أشعر جبذبة يف الشص –الشص يف املاء

فرحت بذلك. –

اكتب مقالة بسيطة عن مدينتك على منط املقالة اآلتية! -3

–وأكـرب شـوارعها شـارع حممـد متـرين –شوارعها كبـرية –جوها حار –جاكرتا مدينة كبرية

جباكرتــا جامعـة مشــهورة امسهـا جامعــة إندونيســيا –وأكــرب فنادقهـا فنــدق هيلتـون –فيهـا فنــادق كبـرية

سكن أيب وأمي جباكرتا. –جاكرتا مشهورة بأونديل أونديل –

آليت!اكتب مقالة إنشائية حتت العنوان "أعمايل اليومية" باهليكل ا -4

–أتنـاول –أقـرأ –أكـنس –أرتـب –أطفـئ –أفـتح –أصـلي –أذهـب –آخذ –أقوم

أسرتيح. –أصلي –أتغدى –أرجع -أذهب

5. Reproduksi (كتابة من جديد)

Reproduksi adalah menulis apa yang telah dipelajari secara lisan.

Dalam tahapan ini siswa sudah mulai dilatih menulis tanpa ada model.

Model lisan tetap ada dan harus model yang benar-benar baik.

Jawaban-jawaban yang benar atas pertanyaan-pertanyaan dalam

pengajaran membaca dapat dipakai sebagai latihan untuk maksud ini.

Jawaban latihan pola kalimat yang biasanya dikerjakan secara lisan

dapat juga dipakai sebagai latihan menulis.

93

6. Mengisi Formulir, Bagan, dan Sejenisnya (...ملء استمارات وكتابة الرسم البياين)

Keterampilan menulis banyak diperlukan untuk hal-hal yang

praktis dalam kehidupan nyata, seperti mengisi bebagai macam formulir,

membuat daftar, bagan, denah, dan jadwal, menyusun bio data, membuat

memo, dan sejenisnya. Keterampilan seperti ini perlu dan juga sangat

menarik untuk dilatihkan kepada siswa. Misalnya, membuat pohon

keluarga, mebuat denah rumah, mengisi form kartu idenditas, dan

sebagainya.

7. Mengarang Bebas (إنشاء حر)

Tahap ini merupakan tahap yang mengizinkan murid

mengutarakan isi hatinya dengan memilih kata-kata dan pola kalimat

secara bebas. Namun guru hendaknya tetap memberikan pengarahan-

pengarahan. Mengarang bebas bila berkali-kali ditugaskan, siswa bisa

menjadi bingung, tidak tahu apa yang harus ditulisnya. Ada baiknya

kalau judul, unsur-unsur dan panjang pengarang karangan ditentukan

oleh guru dengan mengikut sertakan siswa dalam proses penentuannya.

Hendaknya selalu diingat bahwa semua orang dapat mengarang

dengan mudah. Karena itu judul yang diberikan hendaknya disesuaikan

denagn kemampuan dan tingkat kematangan anak.

Gradasi/tingkat kesukaran yang kurang lebih dapat dipedomani

adalah sebagai berikut :

a. Menulis definisi kata sehari-hari,

b. Menulis kembali apa yang telah dipelajari dalam pelajaran

muthalaah.

c. Menceritakan sesuatu kejadian/peristiwa;

d. Memberikan (deskripsi) satu benda atau satu keadaan;

e. Menulis surat;

94

f. Menulis suatu topik tentang pengetahuan dari mata pelajaran

lain;

g. Menulis artikel yang menuntut daya pikir;

h. Menulis cerita pendek yang menuntut daya khayal.

Variasi dan minat selalu memegang peranan yang penting. Ini

harus menjadi perhatian guru. Dalam menentukkan judul, guru

hendaknya memperhatikan hal tersebut.

Ada beberapa jenis karangan, antara lain:

(1) Eksposisi sederhana, misalnya menulis definisi tentang kata

sehari-hari yang dilihat atau didengar oleh murid, atau komentar singkat

tentang suatu keadaan/kejadian.

(2) Narasi/Cerita, yaitu menulis berbagai macam kejadian dengan

urutan yang tepat. Misalnya menceritakan sebuah kecelakaan yang baru

dialaminya sendiri. Untuk membantu siswa dapat digunakan gambar

berangkai tentang suatu kejadian atau kronologi sebuah fenomena dalam

kehidupan.

(3) Deskripsi/Pemerian, melatih menggunakan kata-kata kongkrit,

memilih rincian untuk mendukung sebuah kesan dengan menggunakan

bahasa yang akurat, misalnya deskripsi tentang sebuah daerah pariwisata.

(4) Surat, antara lain surat persahabatan, surat keluarga, dan surat

resmi. Penulisan surat ini juga mengandung unsur-unsur narasi dan

deskripsi.

(5) Kreasi, yang menuntut kemampuan berfikir logis dan

kemampuan mengutarakan atau mendukung suatu pendapat dengan

argumentasi dan bukti-bukti yang cukup.

(6) Imajinasi, yang menuntut daya khayal. Faktor bakat memang

besar pengaruhnya, tetapi bisa dilatihkan. Misalnya mengarang sebuah

fiksi dalam bentuk cerita pendek.

95

D. MATERI PEMBELAJARAN MENULIS

Berikut ini disajikan contoh materi pembelajaran menulis di SMA

dengan berbagai bentuk latihan untuk membimbing siswa mencapai

kompetensi menulis dalam bahasa Arab.

Contoh Materi Pembelajaran Menulis di SMA (1)

1التدريب

رتب الكلمات اآلتية لتكون جملة مفيدة !

هذا –امسه - فارس –أخي .1

______________________

امسها –عائشة –كبيـرة –يل - أخت .2

______________________

أوالد –له -ثالثة –السيد حامد .3

______________________

فـرحان –نشيطان - و - طالبان –فريد .4

______________________

لىمرمي و –أنا -مها –يل –سلمى .5 أختان –ليـ

______________________

موظفة –أما –أيب –أمي –مدرس .6

______________________

له –امسها –بنت –حممودة –امسه –حممود –عمي - 7

_________________________

96

2التدريب

اكتب المعلومات ألسرتك في الجدول اآلتي!

يف األسرةالوضع

االسم

املهنة

الصفة

اهلواية

3التدريب

نا بالجدول السابق وبالمثال اآلتي! اكتب التـقرير عن أسرتك مستعيـ

يـعمل أيب _____ وهو حيب املثال : أيب امسه _________ . هو أب ______.

.______

ي ________. وهي حتبي امسها هي __________. تـعمل أمأم

.__________

4التدريب

كون جملة مفيدة كما في المثال !

اجلملة الكلمة الرقم

أسريت. أسريت سعيدة.هذه صورة أسرة مثال

1 جد

مدرس 2

97

طالب 3

أخت 4

عمة 5

5التدريب

اكتب فقرة واحدة أو أكثر تحت الموضوع "أسرتي"!

أسرتي

____________________________________________

_________________________________________________

_________________________________________________

_________________________________________________

_________________________________________________

_________________________________________________

______________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

_________________________________________________________________

98

Contoh Materi Pembelajaran Menulis di SMA (2)

1التدريب

قـرأه المدرس من أنشطة السيد رودي اآلتية!الحظ واستمع ما

المكان البـرامج الساعة اليـوم

السبت

الميدان الرياضة 06،00

الدكان البـيع 08،00

السوق التسوق 13،00

البـيت الراحة 14،00

ية 16،00 يـنـ المسجد المحاضرة الد

2التدريب

امإل الفراغ عن أنشطة السيد رودي اآلتية!

يف يـوم _____ يـقوم السيد رودي بـ_______ يف _______ الساعة

_______. ويذهب الساعة ________ إيل _______ لـ ________. مث يذهب

إيل ________ الساعة _________ لـ________. ويـرجع إيل _______

_______. ويف الساعة __________ حيضر لـ_________ الساعة __

________ يف _______.

99

3التدريب

أكتب أعمالك يـوم األحد في الجدول اآلتي!

المكان البـرامج الساعة رقم

4التدريب

نا بالجدول السابق ! اكتب موضوعا عن أعمالك اليـومية مستعيـ

أعمالي اليـومية

_____________________________________________

_________________________________________________

_________________________________________________

_________________________________________________

_________________________________________________

_______________

100

LATIHAN 1. Jelaskan pengertian kemampuan menulis. 2. Sebutkan tahapan-tahapan dalam pembelajaran menulis. 3. Berikan contoh teknik pembelajaran untuk setiap tahapan di

atas. 4. Kerjakan latihan-latihan pembelajaran menulis yang

ditampilkan di muka. 5. Buatlah latihan-latihan pembelajaran menulis seperti contoh

di muka.

101

KEGIATAN 6

KTSP SMA 2006 MATA PELAJARAN BAHASA ARAB

A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, para peserta diharapkan mampu:

1. Menjelaskan hakekat KTSP 2006 dan muatan materinya. 2. Mengembangkan Silabus Pembelajaran Bahasa Arab

berdasarkan KTSP 2006 di sekolah masing-masing. 3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab.

B. KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Kurikulum menjadi acuan utama dalam pelaksanaan pembelajaran.

Sepanjang sejarah pendidikan di Indonesia, telah diberlakukan berbagai

model kurikulum yang semuanya bersifat sentralistik. Sejak tahun 2006,

Departemen Pendidikan Nasional memberikan otonomi kepada sekolah

untuk mengembangkan kurikulum dan silabus semua mata pelajaran.

Depdiknas mengintrodusir apa yang disebut dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) yang hanya memuat strandar kompetensi dan

kompetensi dasar berskala nasional. Apa yang termuat dalam KTSP ini

pada dasarnya bersifat minimal, dalam arti bahwa sekolah bisa

mengembangkannya sesuai dengan kodisi sekolah dan daerah masing-

masing. Di dalam KTSP juga dicantumkan secara singkat petunjuk

mengenai penentuan standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) per

kompetensi dasar dan atau indikator serta pencapaian standar ketuntasan

mata pelajaran. Di samping itu, diberikan pula contoh format silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena diberi otonomi

sedemikian rupa, maka menjadi kewajiban guru untu memahami secara

sungguh-sungguh KTSP nasional agar dapat mengembangkannya sesuai

dengan kondisi lokal.

102

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA 2006 Mata

Pelajaran Bahasa Arab terdiri dari dua macam, yaitu (1) KTSP Bahasa

Arab untuk Program Pilihan, dan (2) KTSP Bahasa Arab untuk Program

Bahasa. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk keduanya

tidak jauh berbeda, namun terdapat perbedaan dalam jumlah tema atau

topiknya. Perbdaaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Tema/Topik

PROGRAM PILIHAN

Tema/Topik

PROGRAM BAHASA

Kls X Identitas Diri Kehidupan Sekolah Kls XI Kehidupan Keluarga Kegiatan Sehari-hari Kls XII Hobi Pekerjaan/Profesi

Kls X -

Klas XI Identitas Diri Kehidupan Sekolah Kehidupan Keluarga Kehidupan Sehari-hari Kls XII Hobi Wisata Layanan Umum Pekerjaan

Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar selengkapnya

adalah sebagai berikut.

1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kelas X, Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Mendengarkan 1. Memahami bunyi huruf

1.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah

dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan

103

hijaiyah, wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri

mencocokkan dan membedakan secara tepat

1.2 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat

Berbicara 2. Mengunkapkan

informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang identitas diri

2.1 Menyampaikan informasi secara lisan

dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun

2.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat

Membaca 3. Melafalkan huruf hijaiyah

dan memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri

3.1 Melafalkan dan membaca nyaring

huruf hijaiyah, kata, kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat

3.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat

3.3 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari wacana sederhana dengan mencari kata kunci secara tepat

Menulis 4. Menulis huruf hijaiyah

dan mengungkapkan informasi sederhana secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang identitas diri

4.1.Menulis dan melengkapi huruf

hijaiyah, kata, frasa, dan kalimat dengan tanda baca yang tepat

4.2.Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat

104

Kelas X, Semester 2

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Mendengarkan 5. Memahami wacana lisan

berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sekolah

5.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah

dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat

5.2 memperoleh informasi umum dan

atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat

Berbicara 6. Mengungkapkan

informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sekolah

6.1 Menyampaikan informasi secara lisan

dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat

6.2 Melakukan dialog sederhana dengan

lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat

Membaca 7. Memahami wacana tulis

berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sekolah

7.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata,

kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat

7.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema

wacana sederhana dengan tepat 7.3 Memperoleh berbagai informasi dari

wacana tulis sederhana secara tepat

Menulis 8. Mengungkapkan

informasi sederhana secara tertulis dalam

8.1 Mengungkapkan informasi secara

tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan

105

bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sekolah

8.2 Menggunakan kata dan frasa dengan

huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat

Kelas XI, Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Mendengarkan 1. Memahami wacana lisan

berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga

1.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah

dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat

1.2 Memperoleh informasi umum dan

atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat

Berbicara 2. Mengungkapkan

informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan keluarga

2.1 Menyampaikan informasi secara lisan

dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat

2.2 Melakukan dialog sederhana dengan

lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat

Membaca 3. Memahami wacana tulis

berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga

3.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata,

kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat

3.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema

wacana sederhana dengan tepat 3.3 Memperoleh informasi umum dan

106

atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat dengan mencari kata kunci dan informasi umum atau rinci

Menulis 4. Mengungkapkan

informasi sederhana secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan keluarga

4.1 Menulis kata, frasa, dan kalimat yang

tepat 4.2 Mengungkapkan informasi secara

tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat

Kelas XI, Semester 2

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Mendengarkan 5. Memahami wacana lisan

berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sehari-hari

5.1 Mengidentifikasi bunyi dan ujaran

(kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat

5.2 Memperoleh informasi umum dan

atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat

Berbicara 6. Mengungkapkan

informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sehari-hari

6.1 Menyampaikan informasi secara lisan

dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat

6.2 Melakukan dialog sederhana dengan

lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat

107

Membaca 7. Memahami wacana tulis

berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sehari-hari

7.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata,

kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat

7.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema

wacana sederhana dengan tepat 7.3 Memperoleh informasi umum dan

atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat dengan mencari kata kunci dan informasi umum atau rinci

Menulis 8. Mengungkapkan

informasi sederhana secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sehari-hari

8.1 Menulis kata, frasa, dan kalimat yang

tepat 8.2 Mengungkapkan informasi secara

tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat

Kelas XII, Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Mendengarkan 1. Memahami wacana lisan

berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kegemaran/ hobi

1.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah

dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat

1.2 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat

Berbicara

2.1 Menyampaikan informasi secara lisan

108

2. Mengungkapkan informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang kegemaran/ hobi

dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat

2.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat

Membaca 3. Memahami wacana tulis

berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kegemaran/ hobi

3.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata,

kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat

3.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat

3.3 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat dengan mencari kata kunci dan informasi umum atau rinci

Menulis 4. Mengungkapkan

informasi sederhana secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang kegemaran/ hobi

4.1 Menulis kata, frasa, dan kalimat yang

tepat 4.2 Mengungkapkan informasi secara

tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat

4.3 Mengungkapkan pendapat dan perasaan secara tertulis dengan lancar yang mencerminkan kecakapan menulis dengan tepat

109

Kelas XII, Semester 2

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Mendengarkan 5. Memahami wacana lisan

berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang pekerjaan

5.1 Mengidentifikasi bunyi dan ujaran

(kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat

5.2 Memperoleh informasi umum dan

atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat

Berbicara 6. Mengungkapkan

informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang pekerjaan

6.1 Menyampaikan informasi secara lisan

dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat

6.2 Melakukan dialog sederhana dengan

lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat

Membaca 7. Memahami wacana tulis

berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang pekerjaan

7.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata,

kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat

7.2 Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat

7.3 Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari wacana tulis sederhana secara tepat dengan mencari kata kunci dan informasi umum atau rinci

Menulis 8. Mengungkapkan

informasi sederhana secara tertulis dalam

8.1 Menulis kata, frasa, dan kalimat yang

tepat 8.2 Mengungkapkan informasi secara

tertulis dalam kalimat sederhana

110

bentuk paparan atau dialog tentang pekerjaan

sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat

8.3 Mengungkapkan pendapat dan perasaan secara tertulis dengan lancar yang mencerminkan kecakapan menulis dengan tepat

111

A. CONTOH SILABUS DAN RPP

1. CONTOH SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Bahasa Arab

Kelas/Pogram : X/ Bahasa Asing Program Pilihan ( Bahasa Arab )

Semester : Gasal

STANDAR KOMPETENSI :

1. Mendengarkan Memahami bunyi huruf hijaiyah dan makna dalam wacana lisan berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri.

2. Berbicara Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri.

3. Membaca Melafalkan huruf hijaiyah dan memahami makna dalam wacana tertulis berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri.

4. Menulis Menulis huruf hijaiyah dan mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri.

112

N

O KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

MATERI POKOK

DAN URAIAN

MATERI

PENGALAMAN

BELAJAR

ALOKA

SI

WAKTU

SUMBER

BELAJAR

PENILAIAN

JENIS

TAGIHAN

BENTUK

INSTRUMEN

CONTOH

INSTRUME

N

1 2

Menyimak 1.11.1. Mengidentifikasi bunyi

huruf hijaiyah dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat

1.2. Memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat Berbicara

2.1Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun

• Membedakan kata-kata yang mengandung bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhrajnya.

• Melafalkan dngan benar kata-kata yang mengandung bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhrajnya.

• Mampu menyebutkan nama orang, tempat, kejadian, dll. yang terdapat dalam teks.

• Mampu menjawab pertanyaan mengenai isi teks.

• Mengajukan pertanyaan dngn lafal, intonasi, pilihan kata, dan ungkapan yg tepat sesuai dengan konteks.

• Memberikan jawaban dngn lafal, intonasi, pilihan kata, dan ungkapan yg tepat sesuai

• Bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhraj.

• Materi simakan dengan tema At-Ta'aruf Buku) (التعارف)B.Arab SMA unit I).

• Ungkapan untuk perkenalan (nama, alamat, keluarga, pekerjaan, kebangsaan,

• Mendengarkan dan membedakan (discrimination exercises / تدريبات التمييز)

• Mendengarkan dan menirukan (listen and repeat/ ا�ستماع والترديد)

• Menyimak teks

lisan yang diperdengarkan.

• Mendengarkan penjelasan mengenai makna mufradat yang sulit

• Menjawab pertanyaan yang diajukan.

• Memahami kalimat dan ungkapan dalam contoh dialog dan memeragakannya.

• Melakukan percakapan terbimbing

2 X 45

2 X 45

2 X 45

2 X 45

2 X 45

2 X 45

BahasaArab SMA Kaset/CD Buku-buku pendukung Lingkungan kelas Kartu Kata

• Individu

• Individu

• Kelompok

• Individu

• Pilihan objektif

• Unjuk kerja (mengucapkan kata/frasa/kalimat)

• Pilihan objektif

• Isian singkat

• Unjuk kerja (penampilan)

• Lihat buku paket BahasaArab SMA dan kaset/cd

• Lihat buku paket BahasaArab SMA

• Skala penilaian (Lihat

113

3

2.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat Membaca

3.1. Melafalkan dan membaca nyaring huruf hijaiyah, kata, kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat

3.2 3.2. Mengidentifikasi

bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat 3.3 Memperoleh

informasi umum dan atau rinci dari

dengan konteks.

• Menjelaskan beberapa hal sederhana secara lisan dengan pelafalan dan intonasi yang tepat.

• Membaca teks tertulis dengan lafal dan intonasi yang tepat.

• Menunjukkan arti kata/frasa dalam teks secara tepat.

• Menunjukkan arti kalimat/ungkapan dalam teks secara tepat.

• Menjawab dengan benar pertanyaan tentang isi teks.

dll)

• Ungkapan basa-basi (mujamalat)

(Lihat tema At-Ta'aruf (التعارف) dlm Buku B.Arab SMA unit I).

• Ungkapan untuk perkenalan (nama, alamat, keluarga, pekerjaan, kebangsaan, dll)

(Lihat tema At-Ta'aruf (التعارف) dlm Buku B.Arab SMA unit I).

• Bacaan dengan tema Ta'aruf dalam Buku B.Arab SMU unit I

• Bacaan dengan tema Ta'aruf dalam buku B.Arab SMA Unit I

• Mempraktekkan ungkapan yang relevan dalam percakapan bebas.

• Menerangkan (di depan kelas) isi KTP, Krt Pelajar, Susunan Keluarga, dll.

• Mendengarkan contoh bacaan dari guru.

• Membaca bahan bacaan dengan lafal dan intonasi yang benar

• Mendengarkan penjelasan makna mufradat tertentu dari guru

• Menjawab pertanyaan lisan dari guru atau

4 X 45

4 X 45

2 X 45

4 X 45

4 X 45

• Individu

• Individu dan kelompok

• Individu

• Individu

• Individu

• Unjuk kerja (penampilan)

• Unjuk kerja (membaca keras)

• Unjuk kerja (menjawab secara lisan)

• Isian singkat

• Pilihan objektif

Buku Metodologi B.Arab A.F.Effendy Hal. 122).

• Skala penilaian (Lihat Buku Metodologi B.Arab A.F.Effendy Hal. 12

• Skala penilaian (Lihat Buku Metodologi B.Arab A.F.Effendy Hal. 126).

• Lihat buku B.Arab SM

114

4

wacana sederhana dengan mencari kata kunci secara tepat

Menulis 4.1.Menulis dan melengkapi huruf hijaiyah, kata, frasa, dan kalimat dengan tanda baca yang tepat 4.2.Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat

• Menulis kata dengan ejaan yang benar

• Menyalin kalimat/paragraf dengan benar

• Menulis kalimat/paragraf yang diimlakkan dengan benar.

• Menuliskan data identitas diri dalam sebuah formulir.

• Melakukan substitusi, rekombinasi dan transformasi kalimat secara tepat.

• Teks dari buku B.Arab SMA Unit I, tema Ta'aruf.

• Bahan dari buku B.Arab SMA Unit I, tema Ta'aruf.

sesama teman

• Mengerjakan latihan-latihan yang terkait dengan bacaan secara lisan dan tulis

• Menyalin teks

• Menulis teks yang diimlakkan

• Memperoleh penjelasan dan contoh dari guru tentang kaidah imlak.

• Menuliskan data identitas diri yang sudah dikemukakan secara lisan.

• Mengerjakan latihan-latihan menulis terbimbing

2 X 45

2 X 45

4 X 45

2 X 45

• Individu

• Kelompok

• Individu

• Kelompok

• Unjuk kerja (menulis teks)

• Unjuk kerja (menulis dan mengungkapkan dengan tulisan)

• Skala Penilaian (lihat buku Metodologi hal.145)

• Lihat buku B.Arab SMA unit I dan Metodologi PBA hal. 136-138

115

2. CONTOH SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Bahasa Arab

Kelas/Pogram : X/ Bahasa Asing Program Pilihan ( Bahasa Arab )

Semester : Genap

STANDAR KOMPETENSI :

4. Mendengarkan Memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sekolah.

5. Berbicara Mengungkapkan informasi sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sekolah.

6. Membaca Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sekolah.

7. Menulis Mengungkapkan informasi sederhana secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang kehidupan sekolah

116

N

O KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

MATERI POKOK

DAN URAIAN

MATERI

PENGALAMAN

BELAJAR

ALOKA

SI

WAKTU

SUMBER

BELAJAR

PENILAIAN

JENIS

TAGIHAN

BENTUK

INSTRUMEN

CONTOH

INSTRUME

N

5 6

Menyimak 5.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan ujaran (kata, frasa, atau kalimat) dalam suatu konteks dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat

5..2 memperoleh informasi umum dan atau rinci dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana secara tepat Berbicara 6.1 Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa

• Membedakan kata-kata yang mengandung bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhrajnya.

• Melafalkan dngan benar kata-kata yang mengandung bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhrajnya.

• Mampu menyebutkan nama benda, tempat, kejadian, dll. yang terdapat dalam teks.

• Mampu menjawab pertanyaan mengenai isi teks.

• Mengajukan pertanyaan dngn lafal, intonasi, pilihan kata, dan ungkapan yg tepat sesuai dengan konteks.

• Bunyi-bunyi huruf hijaiyah yang mirip tapi berbeda makhraj.

• Materi simakan dengan tema al-bi’ah al-madrasiyah (Buku B.Arab SMA unit II).

• Ungkapan meyebutkan nama benda di lingkungan kelas dan sekolah

• Ungkapan basa-basi

• Mendengarkan dan membedakan (discrimination exercises/ تدريبات التمييز)

• Mendengarkan dan menirukan (listen and repeat/ ا�ستماع والترديد)

• Menyimak teks lisan yang diperdengarkan.

• Mendengarkan penjelasan mengenai makna mufradat yang sulit

• Menjawab pertanyaan yang diajukan.

• Memahami kalimat dan ungkapan dalam contoh dialog dan memeragakannya.

• Melakukan percakapan

2 X 45

2 X 45

2 X 45

2 X 45

2 X 45

2 X 45

4 X 45

BahasaArab SMA Kaset/CD Buku-buku pendukung Lingkungan kelas Kartu Kata

• Individu

• Individu

• Kelompok

• Kelompok

• Pilihan objektif

• Unjuk kerja (mengucapkankata/frasa/kalimat)

• Pilihan objektif

• Isian singkat

• Unjuk kerja (penampilan)

• Unjuk kerja (penampilan)

• Unjuk kerja (membaca

• Lihat buku paket BahasaArab SMA dan kaset/cd

• Lihat buku paket BahasaArab SMA

• Skala penilaian (Lihat

117

7

yang santun dan tepat 6.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat Membaca

7.1 Membaca nyaring huruf hijaiyah, kata, kalimat, dan wacana tulis sederhana dengan tepat

7.2 Mengidentifikasi

bentuk dan tema wacana sederhana dengan tepat

7.3 Memperoleh

berbagai informasi dari wacana tulis sederhana secara tepat

• Memberikan jawaban dengan lafal, intonasi, pilihan kata, dan ungkapan yg tepat sesuai dengan konteks.

• Menjelaskan beberapa hal sederhana secara lisan dengan pelafalan dan intonasi yang tepat.

• Membaca teks tertulis dengan lafal dan intonasi yang tepat.

• Menunjukkan arti kata/frasa dalam teks secara tepat.

• Menunjukkan tema wacana sederhana dengan tepat

• Menjawab dengan benar pertanyaan tentang isi teks.

(mujamalat) dengan tema al-bi’ah al-madrasiyah (Buku B.Arab SMA unit II).

• Tema mengenai situasi kelas dan sekolah

• Bacaan dengan tema albi’ah al-madrasiyah dalam buku B.Arab SMA Unit I I

• Bacaan dengan tema albi’ah al-madrasiyah dalam buku B.Arab SMA Unit I I

terbimbing

• Mempraktekkan ungkapan yang relevan dalam percakapan bebas.

• Menerangkan (di depan kelas) mengenai situasi kelas dan sekolah

• Mendengarkan contoh bacaan dari guru.

• Membaca bahan bacaan dengan lafal dan intonasi yang benar

• Mendengarkan penjelasan makna mufradat tertentu dari guru

• Membaca dalam hati dan mencari mufradat tertentu dan tema wacana

• Menjawab pertanyaan lisan

4 X 45

2 X 45

4 X 45

4 X 45

2 X 45

• Kelompok

• Individu dan kelompok

• Individu

• Individu

keras)

• Unjuk kerja (menjawab secara lisan)

• Isian singkat

• Pilihan objektif

• Unjuk kerja (menulis teks)

Buku Metodologi B.Arab A.F.Effendy Hal. 122).

• Skala penilaian (Lihat Buku Metodologi B.Arab A.F.Effendy Hal. 122).

• Skala penilaian (Lihat Buku Metodologi B.Arab A.F.Effendy Hal.

118

8

Menulis 8.1 Mengungkapkan

informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan

8.2 Menggunakan kata

dan frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca, dan struktur yang tepat

• Menulis kata dengan ejaan yang benar

• Menyalin kalimat/paragraf dengan benar

• Menulis kalimat/paragraf yang diimlakkan dengan benar.

• Menuliskan data identitas diri dalam sebuah formulir.

• Melakukan substitusi, rekombinasi dan transformasi kalimat secara tepat.

• Teks tema albi’ah al-madrasiyah dalam buku B.Arab SMA Unit I I

• Tema albi’ah al-madrasiyah dalam buku B.Arab SMA Unit I I

dari guru atau sesama teman

• Mengerjakan latihan-latihan yang terkait dengan bacaan secara lisan dan tulis

• Menyalin teks

• Menulis teks yang diimlakkan

• Memperoleh penjelasan dan contoh dari guru tentang kaidah imlak.

• Menuliskan lingkungan sekolah yang sudah dikemukakan secara lisan.

• Mengerjakan latihan-latihan menulis terbimbing

2 X 45

4 X 45

2 X 45

• Individu

• Individu

• Kelompok

• Individu

• Kelompok

• Unjuk kerja (menulis dan mengungkapkan dengan tulisan)

126).

• Lihat buku B.Arab SM

• Skala Penilaian (lihat buku Metodologi hal.145)

• Lihat buku B.Arab SMA unit I dan Metodologi PBA hal. 136-138

119

3. CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : Kelas/Semester : X/Gasal Mata Pelajaran : Bahasa Arab Alokasi Waktu : 2 x 45 ( 1 x pertemuan ) A. Standar Kompetensi : Mendengarkan : Memahami bunyi huruf

hijaiyah dan wacana lisan berbentuk paparan

atau dialog sederhana tentang Identitas Diri.

B. Kompetensi Dasar : Memperoleh informasi umum dan atau rinci

dari berbagai bentuk wacana lisan sederhana

secara tepat

C. Indikator :

1. Mampu menyebutkan nama orang, tempat, kejadian, dll yang

terdapat dalam teks.

2. Mampu menjawab pertanyaan mengenai isi teks.

D. Metode Pembelajaran : Metode Langsung

E. Skenario Pembelajaran :

1. Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan dan manfaat

materi.

2. Guru menyajikan kata-kata sulit yang ada dalam teks, dan

menjelaskan artinya dengan menggunakan berbagai teknik, sampai

siswa memahaminya.

3. Siswa memilih satu kata dan membuat kalimat untuk pendalaman

makna.

4. Guru membacakan teks pendek atau memperdengarkan rekaman

sederhana, siswa menyimak sambil memahami isi teks.

5. Guru mengevaluasi pemahaman siswa dengan memberikan

pertanyaan kepada siswa seputar teks yang disimak, siswa

menjawab pertanyaan.

6. Guru menyimpulkan materi dan menutup pelajaran

120

F. Penilaian :

a. Penilaian proses : Sikap dan latihan menyimak selama pelajaran.

b. Penilaian hasil : Kemampuan menyimak kata dan kalimat dengan

menirukan kata serta menebak arti kata dengan tepat sesuai

kalimat yang didengar dan Membuat kalimat dengan benar.

G. Sumber Belajar : Materi simakan di buku Bahasa Arab SMU kelas X,

CD, kaset.

Mengetahui, Malang, 2008

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

4. CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : Kelas/Semester : XI / Genap Mata Pelajaran : Bahasa Arab Alokasi Waktu : 2 x 45 ( 1 x pertemuan )

A. Standar Kompetensi : Berbicara : Mengungkapkan informasi

sederhana secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang Kehidupan Sehari-hari.

B. Kompetensi Dasar : Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun

C. Indikator : Menjelaskan beberapa hal sederhana secara lisan dengan pelafalan dan intonasi yang tepat.

D. Metode Pembelajaran : Metode Komunikatif

E. Skenario Pembelajaran :

1. Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan serta manfaat

materi.

121

2. Guru menampilkan gambar urutan kegiatan dari pagi hingga

malam hari, dan menjelaskan secara lisan kegiatan dalam gambar,

siswa memperhatikan.

3. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kegiatan

dalam gambar yang sudah diterangkan pada siswa.

4. Siswa membuat gambar berangkai di atas kertas tentang kegiatan

masing-masing dari pagi hingga malam.

5. Siswa secara bergantian, di depan kelas atau di dalam kelompok,

menjelaskan secara lisan kegiatannya masing-masing dengan

menunjuk gambar yang sudah dibuat.

6. Guru dan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran.

F. Penilaian :

a. Penilaian proses : Sikap dan latihan berbicara selama pelajaran. b. Penilaian hasil : Kemampuan menjelaskan informasi sederhana

secara lisan dengan lafal dan intonasi yang benar G. Sumber Belajar : Gambar kegiatan sehari-hari.

Mengetahui, Malang, 2008

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

5. CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : Kelas/Semester : X / Gasal Mata Pelajaran : Bahasa Arab Alokasi Waktu : 2 x 45 ( 1 x pertemuan ) A. Standar Kompetensi : Membaca : Melafalkan huruf hijaiyah dan

memahami wacana tulis berbentuk paparan

atau dialog sederhana tentang Identitas Diri.

B. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kata, frasa, atau kalimat

dalam wacana tertulis sederhana dengan

tepat.

122

C. Indikator : Menunjukkan arti kata/frasa dalam teks secara tepat

sesuai dengan konteks.

D. Metode Pembelajaran : Metode Membaca

E. Skenario Pembelajaran :

1. Guru membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan dan manfaat

materi.

2. Guru menjelaskan beberapa kosakata sulit dengan membuat

kalimat, siswa menebak arti kata melalui kalimat.

3. Guru membaca teks bacaan, siswa menyimak sambil melihat teks

bacaan.

4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan mendiskusikan isi

teks.

5. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa pada setiap kelompok

tentang isi teks dan arti kata yang tepat yang telah didiskusikan.

6. Guru melakukan penilaian hasil diskusi kelompok tentang isi teks.

7. Guru menyimpulkan materi dan menutup pelajaran.

F. Penilaian :

a. Penilaian proses : Sikap dan keaktifan memahami bacaan selama

pelajaran.

b. Penilaian hasil : Kemampuan membaca dan memahami setiap kata

sesuai konteks serta memahami isi teks bacaan.

G. Sumber Belajar : Teks bacaan di buku Bahasa Arab SMU kelas X dan

kamus.

Mengetahui, Malang, 2008

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

123

LATIHAN

1. Buatlah silabus untuk kelas XI berdasarkan KTSP 2006 SMA Mata Pelajaran Bahasa Arab atau berasarkan KTSP yang dikembangkan di sekolah Anda.

2. Buatlah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk topik

PekerjaanProfesi ( املهن\األعمال )

124

DAFTAR PUSTAKA

(KEGIATAN MEMBACA DAN MENULIS)

)جتاهت املعارصة يف تدريس اللغة العربية واللغات احلية . 1987ابراهمي، حامدة. القاهرة: دار الفكر العريب.االخري لغري الناطقني هبا.

اجتاهات حديثة يف . 2009اDيلمي، طه عيل حسني و سعد عبد الكرمي الويل. عامن: جدار للكتاب العاملي.تدريس اللغة العربية.

مكة املكرمة: جامعة ام . املرجع يف تعلمي اللغة العربية.1986رشدي امحد طعمية،

القرى.

Arifah, Zakiyya dan Nadia Af’idati, 2009. Bahasa Arab untuk SMA – Kurikulum 2004. Malang: Penerbit Misykat.

Bandono, 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Bandono.web.id

Departemen Pendidikan Nasional. Kurkulum SMU, GBPP Mata Pelajaran Bahasa Arab.

Departemen Agama RI. Kurikulum MA, GBPP Matapelajaran Bahasa Arab.

Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang:

Penerbit Misykat.

Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Muhaiban dan Imam Asrori, Bahasa Arab

untuk SMA Kurikulum 2004. Malang: Penerbit Misykat.

Sukmadinata, N. S. 1988. Prinsip-Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: P2LPTK.

Suprawoto, N.A. 2008. Pengembangan Bahan Ajar. www.slideshare.net. Taba, H. 1962. Curriculum Development, Theory and Practice, New York:

Harcourt Brace and World Inc. Tarigan Henry Guntur dan Tarigan, Djago. 1989. Telaah Buku Teks Bahasa

Indonesia. Bandung: Angkasa.