Upload
waode-alfiani
View
216
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
wa
Citation preview
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
Penerapan Demokrasi Dalam Aspek Kehidupan.......................................................5
Nilai-nilai Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari.............................................6
Peran Mahasiswa dalam Pendidikan Demokrasi..............................................11
BAB III........................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................13
Kesimpulan..............................................................................................................13
Saran.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
1 | B a h a s a I n d o n e s i a
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang penulis sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan.
Dalam makalah ini penulis membahas “Pentingnya Pendidikan Demokrasi
Dikalangan Mahasiswa”, suatu permasalahan yang sangat penting mengingat bahwa
mahasiswa sangat memiliki peran yang sangat aktif dalam menegakkan demokrasi di
negeri ini, sehingga perlu pembelajaran tentang bagaimana menjadi warga Negara
yang beretika.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman dan penerapan
masalah demokrasi dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan kampus
dan sekaligus untuk menyelesaikan tuga mata kuliah “Bahasa Indonesia”.
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya. Amin.
Makassar, 11 November 2014
Penyusun
2 | B a h a s a I n d o n e s i a
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Sehingga demokrasi dapat
diartikan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Pelaksanaan dari
demokrasi ini telah dilakukan dari dahulu di berbagai daerah di Indonesia hingga
Indonesia merdeka sampai saat ini. Demokrasi di negara Indonesia bersumberkan dari
Pancasila dan UUD ’45 sehingga disebut dengan demokrasi pancasila. Demokrasi
Pancasila berintikan musyawarah untuk mencapai mufakat, dengan berpangkal tolak
pada faham kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Saat kita berusaha mencapai kehidupan demokrasi yang sesuai dengan
demokrasi pancasila, kita akan langsung mengarahkan pikiran kita pada suatu bentuk
program pendidikan yang memang dipersiapkan untuk melahirkan pemimpin-
pemimpin generasi baru yang sangat menjunjung keadilan sosial dan demokrasi
dalam membangun tatanan sosialnya yang baru. Salah satu faktor penting
mewujudkan demokrasi itu sendiri adalah penerapan pendidikan demokrasi di
kehidupan bermasyarakat, khususnya mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa
yang pada kenyataannya saat ini mahasiswa masih belum memiliki kesadaran kritis
dalam memandang isu seputar keadilan sosial dan demokrasi dalam dunia
pendidikan. Apalagi, era globalisasi yang menghadirkan banyak tantangan krusial
dan perubahan global seiring dengan akselerasi keluar-masuknya berbagai kultur dan
peradaban baru dari berbagai bangsa di dunia. Ranah demokrasi jelas akan ikut
3 | B a h a s a I n d o n e s i a
menjadi penentu citra, kredibiltias, dan akseptabilitas bangsa kita sebagai salah satu
komunitas masyarakat dunia.
Saat ini di Indonesia demokrasi itu disalah artikan oleh mahasiswa, Tak jarang
kita jumpai pada media masa yang meliput aksi anarki yang meng-atasnamakan
demokrasi. Dalam melakukan demokrasi hanya diajarkan satu kaki, yaitu kebebasan
dan mengabaikan kaki yang lain, yaitu pengakuan atau penghargaan. Akibatnya, tak
jarang demonstrasi untuk menyalurkan aspirasi dilakukan oleh mahasiwa dengan
anarkis. Di lokasi demonstrasi, mereka membakar ban bekas, motor dan mobil.
Kadang kala aksi tersebut disertai pemblokiran jalan dan perusakan beberapa fasilitas
umum. Apakah hal ini telah sesuai dengan arti demokrasi? Oleh karena itu pada
makalah ini disampaikan pentingnya Pendidikan Demokrasi untuk terciptanya
demokrasi yang sesungguhnya.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu :
1. Bagaimana penerapan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan?
2. Bagaimana nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam dalam
kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimana peran mahasiswa dalam pendidikan demokrasi?
4 | B a h a s a I n d o n e s i a
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penerapan Demokrasi Dalam Aspek Kehidupan
Sepanjang masa kemerdekaannya, bangsa Indonesia telah mencoba menerapkan
bermacam-macam demokrasi. Hingga tahun 1959, dijalankan suatu praktik
demokrasi yang cenderung pada sistem Demokrasi Liberal, sebagaimana berlaku di
negara-negara Barat yang bersifat individualistik. Pada tahun 1959-1966 diterapkan
Demokrasi Terpimpin, yang dalam praktiknya cenderung otoriter. Mulai tahun 1966
hingga berakhirnya masa Orde Baru pada tahun 1998 diterapkan Demokrasi
Pancasila (Kansil, 1990: 78).
Berbagai macam demokrasi yang diterapkan di Indonesia itu pada umumnya
belum sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi, karena tidak tersedianya ruang yang
cukup untuk mengekspresikan kebebasan warga negara. Berdasarkan pengalaman
sejarah, tidak sedikit penguasa yang cenderung bertindak otoriter, diktaktor,
membatasi partisipasi rakyat dan lain-lain. Penguasa itu sering merasa terganggu
kekusaannya akibat partisipasi rakyat terhadap pemerintahan. Partisipasi itu dapat
berupa usul, saran, kritik, protes, unjuk rasa atau penggunaan kebebasan menyatakan
pendapat lainnya (Sanit, 2002: 56).
Sesudah bergulirnya reformasi pada tahun 1998, kebebasan berbicara dan
menyatakan pendapat, kebebasan memilih, kebebasan berpolitik dan lain-lain
semakin terbuka luas. Dalam suasana reformasi, tidak jarang penggunaan kebebasan
tersebut sering berbenturan dengan kepentingan umum. Inilah yang perlu ditata lebih
baik, sehingga penerapan kebebasan warga negara dan demokrasi tetap berada dalam
koridor hukum dan tidak mengganggu kepentingan umum. Bagaimanapun juga
5 | B a h a s a I n d o n e s i a
reformasi telah membuka pintu kebebasan, yang hal ini sangat diperlukan bagi rakyat
dalam proses menemukan sistem demokrasi yang lebih baik (Budiardjo, 1981: 21).
Dalam perkembangannya setelah mengalami kemerdekaan, bangsa Indonesia
mampu menyesuaikan diri dengan sistem demokrasi modern. Lembaga-lembaga
perwakilan rakyat dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Di
desa-desa pun kini dibentuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang fungsi serta
peranannya mirip dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Itu semua merupakan
bagian dari perkembangan budaya demokrasi di Indonesia. Budaya demokrasi berarti
menjadikan demokrasi sebagai suatu kebiasaan hidup sehari-hari (Al Hakim, 2002:
92).
Dengan demikian, demokrasi tidak hanya diterapkan dalam kehidupan bernegara,
tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Kehidupan yang
demokratis adalah kehidupan yang melibatkan partisipasi rakyat dan ditujukan untuk
kepentingan rakyat. Penerapan demokrasi juga sebenarnya lebih terfokus pada bidang
politik atau sistem pemerintahan. Wujud penerapannya antara lain dengan
penyelenggaraan pemilihan umum, pergantian pemegang kekuasaan pemerintahan,
kebebasan menyatakan pendapat dan lain-lain. Dalam perkembangannya, konsep
demokrasi juga diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, yakni dalam kehidupan
ekonomi, pendidikan, sosial-budaya, dan bidang- bidang kemasyarakatan lainnya.
B. Nilai-nilai Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Nilai-nilai demokrasi harusnya terus dikembangkan dalam kehidupan demokrasi,
baik dalam suprastruktur maupun infrastruktur. Perilaku budaya demokrasi yang
dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan
menghasilkan demokrasi yang berbudaya dan peradaban(Widjaja, 1985: 48).
6 | B a h a s a I n d o n e s i a
Dalam membentuk suatu negara yang demokratis, maka negara tersebut harus
melaksanakan prinsip demokrasi yang didukung oleh warga negara. Prinsip
demokrasi adalah perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi. Nilai-nilai
demokrasi tersebut antara lain : adil, terbuka, menghargai, mengakui perbedaan, anti
kekerasan, damai, tanggung jawab ,dan kerja sama (Lemhanas, 2001: 123).
Menurut Henry B. Mayo :
Rincian beberapa nilai yang terdapat dalam budaya demokrasi, yaitu:
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai secara lembaga.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah.
3. Menyelesaikan pergantian pemimpin secara teratur.
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang minimal.
5. Mengakui dan mengganggap wajar adanya keanekaragaman.
6. Menjamin tegaknya keadilan.
Penyelenggaraan yang mendukung tetap tegaknya prinsip-prinsip demokrasi,
diantaranya melalui hal-hal berikut :
1. Pemerintahan yang bertanggung jawab.
2. Lembaga perwakilan rakyat yang menyalurkan aspirasi rakyat dan
mengadakan pengawasan.
3. Pembentukan organisasi atau adanya partai politik.
4. Pers dan media massa yang bebas untuk menyalurkan pendapat.
5. Sistem peradilan yang bebas (merdeka) untuk menjamin hak-hak asasi dan
mempertahankan keadilan (Kansil, 1990: 68-69).
7 | B a h a s a I n d o n e s i a
Sikap yang harus dikembangkan untuk membudayakan perilaku yang
mendukung tegaknya prinsip demokrasi, antara lain :
1. Terbuka dan transparan untuk memupuk kepercayaan terhadap satu sama
lain.
2. Terbiasa melakukan dialog untuk menyelesaikan masalah, sehingga
timbul sikap toleransi.
3. Menghargai pendapat orang lain.
4. Toleransi atau belajar menerima keberagaman.
5. Menghargai kelompok minoritas.
6. Menutamakan kepentingan umum (Irawan, 2003: 44-47).
Menurut Rusli Karim:
Perilaku dan ciri-ciri seseorang yang mempunyai kepribadian demokrasi
adalah :
1. Inisiatif;
2. Disposisi;
3. Toleransi;
4. Kecintaan terhadap keterbukaan;
5. Komitmen dan tanggung jawab;
6. Kerja sama keterhubungan (Izzaucon, 201: http://izzaucon.blog.uns.ac.id,
5 November 2014).
Sistem politik demokrasi yang berlaku di Indonesia adalah Sistem Politik
Demokrasi Pancasila. Budaya demokrasi Pancasila merupakan paham demokrasi
yang berpedoman pada asas kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanaan yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, dan bersama sama
8 | B a h a s a I n d o n e s i a
menjiwai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Keinginan rakyat dapat
tersalurkan baik dalam lembaga suprastruktur politik (lembaga negara), maupun
dalam infrastruktur politik (partai politik, organisasi massa, dan media politik
lainnya) (Rochmadi, 1993: 51-52).
Peran serta warga negara dalam memantapkan pelaksanaan Demokrasi
Pancasila, diantaranya dengan menjunjung tinggi budaya Demokrasi
Pancasila yang meliputi semangat :
1. Kebersamaan
2. Kekeluargaan
3. Keterbukaan
4. Kebebasan yang bertanggung jawab
5. Keadilan (Sanit, 2002: 64).
Perilaku budaya demokrasi yang perlu di kembangkan dalam kehidupan
sehari-hari adalah hal-hal berikut :
1. Menjunjung tinggi persamaan :Menjunjung tinggi persamaan mengandung
makna bahwa kita mau berbagi dan terbuka menerima perbadaan
pendapat, keritik dan saran dari orang lain.
2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban :Dalam kehidupan
bermasyarakat, ada batas-batas yang harus di hormati bersama berupa
hak-hak yang dimiliki orang lain sehingga batasan norma yang berlaku
dapat dipatuhi.
3. Membudayakan sikap yang bijak dan adil : Bijak dan adil dalam makna
yang sederhana adalah perbuatan yang benar-benar dilakukan dengan
perhitungan, mawas diri, mau memahami yang dilakukan orang
lain ,proporsional, tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan
kesatuan lingkungan masyarakat sekitar.
9 | B a h a s a I n d o n e s i a
4. Membijaksanakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan :
Dalam musyawarah mufakat terkandung makna bahwa pada setiap
kesempatan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan diperlukan
kesadaran dan dan kearifan untuk memutuskan.
5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional : Makna penting dalam
memahami sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah
bagaimana kita mampu berbuat tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa
dan Negara, betapa pun yang kita lakukan adalah hal-hal kecil dalam
status dan profesi yang kita miliki (Mertoprawiro, 1982: 79-82).
Sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi di Indonesia :
1. Melaksanakan hak pilih (memilih dan dipilih) dalam pemilu dan
menjauhkan diri dari sifat golput (golongan putih artinya tidak ikut
memilih dalam pemilu).
2. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
3. Menyukseskan pemilu yang luberjurdil (langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur dan adil).
4. Menaati hukum.
5. Setiap keputusan diambil dengan musyawarah mufakat untuk kepentingan
bersama.
6. Saling mendukung setiap usaha pembelaan negara.
7. Saling menghormati kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai
agama dan kepercayaan-Nya itu.
Membiasakan diri melaksanakan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-
hari dapat dilakukan di lingkungan keluarga ,maupun lingkungan sekolah, di
organisasi masyarakat (ormas) dan partai politik (parpol), serta di DPR sebagai
10 | B a h a s a I n d o n e s i a
lembaga pembuat Undang-Undang di Indonesia (Afrizal, 2010 :
http://www.rizalrifky.blogspot.com, di unduh 5 November 2014).
Jadi membentuk suatu negara yang demokratis, maka negara tersebut harus
melaksanakan prinsip demokrasi yang didukung oleh warga Negara. Diperlukan juga
beberapa nilai yang harus dijalankan didalam lingkungan masyarakat. Menjunjung
tinggi nilai persamaaan, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban,
membudayakan sikap yang bijak dan adil, dan lain-lain, merupakan salah satu
perilaku yang harus kita lakukan di dalam lingkungan masyarakat ataupun di
lingkungan kampus.
C. Peran Mahasiswa dalam Pendidikan Demokrasi
Mahasiswa melalui pergerakannya telah meneguhkan dirinya sebagai bagian yang
tidak pernah terpisah dari perkembangan mutakhir ruang dan waktu dimanapun dan
kapanpun ia berada (khususnya dalam proses demokrasi). Mahasiswa selalu mencoba
menjadi simbol sebagai bagian tidak terpisahkan dari seluruh upaya penciptaan
sistem pemerintahan dan politik yang demokratis seperti yang selama ini dicita-
citakan oleh para founding fathers negeri (Mertoprawiro, 1982: 87).
Namun, itu semua hanyalah sebagian kecil dari wajah mahasiswa yang realitasnya
kini patut kita pertanyakan apa masih tetap berlangsung. Apakah mahasiswa masih
ajeg dengan idealisme dan kritismenya seperti yang ternaung dalam dokumen-
dokumen sejarah perjuangannya? Apakah mereka masih memiliki kemampuan
menghadapi gelombang sejarah baru yang sama sekali berbeda dengan situasi
sebelumnya? Dari sinilah salah satu letak kesulitan utama bagi gerakan mahasiswa
dalam proses mewujudkan demokrasi di Indonesia. Idealisme juga mesti
diselamatkan dalam bingkai demokrasi dan perjuangan atas nama kepentingan rakyat.
11 | B a h a s a I n d o n e s i a
Menurut J. Benda (2006), ia mengungkapkan bahwa posisi mahasiswa dalam
proses demokrasi adalah peran idealism yang tak kenal lelah menjunjung tinggi nilai-
nilai seperti: kebenaran (la verite), keadilan (la justice) dan pencerahan (la rasion).
Karena itu, mudah dipahami bahwa peran-peran idealisme mahasiswa itu akan tetap
diakui, sepanjang mereka masih lantang menyuarakan cita-cita ideal bagi tatanan
sosial (Al Hakim, 2002: 67).
Dalam konteks ini, idealisme dimakanai sebagai proses jangka panjang
mahasiswa dalam meretas dirinya secara kontinyu tanpa ada kepentingan yang sempit
dan temporal. Apabila mahasiswa sudah tidak lagi mementingkan tertanamnya nilai-
nilai ilmu pengetahuan, dan justru mengutamakan kepentingan pribadi maupun
praksis lainnya, maka hal itu adalah bentuk pengkhianatan intelektual (la trahison des
cleres) (Sidharta, 1990: 38).
Jadi peranan mahasiswa dalam proses demokrasi, mampu tampil sebagai organ
bangsa yang memiliki kredibilitas dan kualitas mahasiswa yang bisa dibanggakan.
Yaitu mahasiswa yang mampu memberikan kontribusi nyata kepada bangsa untuk
mewujudkan demokratisasi yang sesungguhnya. Mahasiswa yang memiliki sifat
dinamis, kreatif, responsive dan peka terhadap problema-problema kemasyarakatan.
12 | B a h a s a I n d o n e s i a
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demokratisasi pendidikan merupakan suatu kebijakan yang sangat didamba-kan
oleh masyarakat. Melalui kebijakan tersebut diharapkan peluang masyarakat untuk
menikmati pendidikan menjadi semakin lebar sesuai dengan kemampuan dan
kesempatan yang dimiliki. Jurang pemisah antara kelompok terdidik dan belum
terdidik menjadi semakin terhapus, sehingga informasi pembangunan tidak lagi
menjadi hambatan.
Ungkapan pendidikan untuk semua dan semuanya untuk pendidikan diharapkan
bukan sekedar wacana tetapi sudah harus merupakan komitmen pemerintah dan
masyarakat untuk mewujudkannya. Dengan demikian isu tentang besarnya putus
sekolah, elitisme, ketidakterjangkauan dalam meraih pendidikan, dan seterusnya
dapat terhapus dengan sendirinya.
B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan
menambah wawasan kita tentang Demokrasi Pendidikan di Indonesia. Dengan
mengetahui demokrasi pendidikan kita akan menjadi manusia yang demokrasi baik
dalam pendidikan dan hal-hal yang lainnya dalam penyelesaian masalah dengan
demokratis.
Dari pembahasan materi ini kami mengalami beberapa kendala dalam
penyusunan makalah ini. Maka ada beberapa kesalahan oleh kami atau kekurangan.
13 | B a h a s a I n d o n e s i a
Oleh karena itu kami juga membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, Rifki. 2010. “Peran Mahasiswa dalam Mewujdakan Demokrasi danMasyarakat yang Aman dan Nyaman” : http://www.rizalrifky.blogspot.com.Di akses 25 Mei 2010.
Al Hakim, Suparlan. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.Malang: Penerbit Um Press.
Budiardjo, Miriam. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
Irawan, Soejito, dkk. 2003. Pendidikan kewarganegaran (Civic Education)Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta: PrenadaMedia
Izzaucon. 2011. “Budaya Demokrasi”: http://izzaucon.blog.uns.ac.id. Di akses 10
Mei 2011.
Kansil, C.S.T. 1990. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Lemhanas. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.
Metroprawiro, Soedarsono. 1982. Implementasi Pancasila sebagai Pandangan HidupBangsa dan Negara Indonesia dalam Kehidupan Sehari-hari. Jakarta: BalaiPustaka
Rochmadi, N.W. 1993. Pengantar Ilmu Politik I. Malang: OPF-IKIP Malang.
Sanit, Arbi. 2002. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Grafindo Persada
Sujianto dan Muhlisin. 2007. Praktik Belajar Kewarganegaraan. Bekasi: GanecaExact.
Widjaja, A.W. 1985. Pedoman Pokok-pokok dan Materi Perkuliahan Pancasila diPerguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.
14 | B a h a s a I n d o n e s i a
Yusuf, Sulhan. 2011. “Pendidikan Demokrasi di Indonesia”:
http://izzaucon.blog.uns.ac.id. Diakses 6 April 2011
15 | B a h a s a I n d o n e s i a