41
HASIL UTS Jumlah peserta : 275 Nilai tertinggi : 94 Nilai terendah : 38 Nilai rata-rata : 75,73 Nilai A: 114 mhs Nilai D: 10 mhs Nilai B: 109 mhs Nilai E: 4 mhs Nilai C: 38 mhs

Bahasa Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BI

Citation preview

HASIL UTS

Jumlah peserta : 275

Nilai tertinggi : 94

Nilai terendah : 38

Nilai rata-rata : 75,73

Nilai A: 114 mhs Nilai D: 10 mhs

Nilai B: 109 mhs Nilai E: 4 mhs

Nilai C: 38 mhs

Kalimat dalam Bahasa Indonesia

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan , yang mengungkapkan pikiran yang utuh.

Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi bail lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P).

Deretan kata yang tidak memiliki subjek dan predikat hanya dapat disebut sebagai frasa.

Kalimat dalam Bahasa Indonesia

Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua macam, yaitu

- yang berpredikat kata kerja - yang berpredikat bukan kata kerja Akan tetapi, dalam pemakaian sehari-hari

kalimat yang berpredikat kata kerja lebih besar jumlahnya.

Contoh : Tugas itu dikerjakan oleh para mahasiswa.

Kalimat dalam Bahasa Indonesia

Tugas itu dikerjakan oleh para mahasiswa. Kata kerja dalam kalimat itu adalah dikerjakan. Jadi kata “dikerjakan” adalah predikat dalam

kalimat ini. Subjek dapat ditemukan dengan cara bertanya

menggunakan predikat : Apa atau siapa ? Apa yang dikerjakan oleh para mahasiswa ? Jawaban : tugas itu (subjek kalimat).

Kalimat dalam Bahasa Indonesia

Perhatikan empat pernyataan dibawah ini.

Kalimatkah ini ?

1. Berdiri aku disenja senyap.

2. Mendirikan pabrik baja di Cilegon.

3. Berenang itu menyehatkan kita.

4. Karena sangat tidak manusiawi.

5. Dalam ruang itu memerlukan tiga buah kursi.

6. Mahasiswa kurus yang memakai baju biru itu.

Kalimat dalam Bahasa Indonesia

Kalimatkah ini ?

Amin pandai.

Mahasiswa yang memakai baju biru itu.

Mahasiswa yang memakai baju biru itu pandai.

Singa yang menerkam kambing itu.

Singa yang menerkam kambing itu sangat buas.

Singa menerkam kambing itu.

Kalimat transitif dan intransitif

Kalimat transitif adalah kalimat yang membutuhkan objek.

Contoh :

Ekspor nonmigas mendatangkan.

Ekspor nonmigas mendatangkan keuntungan.

ekspor nonmigas = subjek

mendatangkan = predikat

keuntungan = objek

Kalimat transitif dan intransitif

Kalimat intransitif adalah kalimat yang tidak membutuhkan objek.

Contoh : Penanaman modal asing berkembang. Kalimat itu telah memberikan informasi yang jelas. Andaikata dibelakang kata “berkembang” ditambah

kata atau beberapa kata, unsur tambahan itu bukan objek melainkan “keterangan”.

Penanaman modal asing berkembang saat ini. S P K

Pola dasar kalimat

1. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi.

2. KB + KS : Dosen itu ramah.

3. KB + Kbil : Harga buku itu seribu rupiah.

4. KB + (KD+KB) : Tinggalnya di Bandung.

5. KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film.

6. KB1+KK+KB2+KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan.

7. KB1 + KB2 : Rustam peneliti.

Jenis kalimat menurut struktur gramatikalnya

Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa :

- kalimat tunggal

- kalimat majemuk setara (koordinatif)

tidak setara (subordinatif)

campuran

Kalimat tunggal

Kalimat tunggal terdiri dari satu subjek dan satu predikat.

Kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa Indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana.

Jadi kalimat-kalimat yang panjang itu dapat pula ditelusuri pola-pola pembentukannya.

Pola-pola itulah yang disebut pola dasar kalimat.

Kalimat tunggal

Mari kita lihat kembali pola dasar kalimat berikut :

Mahasiswa berdiskusi.

S: KB P: KK

Contoh lain :

1. Pertemuan APEC sudah berlangsung.

2. Teori itu dikembangkan.

3. Cerita itu sudah tersebar.

4. Umur kita bertambah terus.

Kalimat tunggal

Pola 2 adalah kalimat yang bersubjek kata benda dan predikat kata sifat :

Dosen itu ramah.

S P

Contoh lain :

1. Komputernya rusak.

2. Atlet itu cekatan sekali.

3. Suku bunga bank swasta tinggi.

Kalimat tunggal

Pola 3 adalah kalimat yang bersubjek kata benda dan predikat kata bilangan :

Harga buku itu seribu rupiah.

S P

Contoh lain :

1. Masalahnya seribu satu.

2. Rumahnya dua buah.

3. Gedung Bank Bumi Daya lima tingkat.

Kalimat tunggal

Pola 4 adalah kalimat yang bersubjek kata benda dan predikat frasa kata depan dan kata benda :

Tinggalnya di Bandung. S P Contoh lain : 1. Direktur ke ruang kerja. 2. Cincin ini untuk kamu. 3. Pisau pemotong dalam laci.

Kalimat tunggal

Pola 5 adalah kalimat yang bersubjek kata benda, berpredikat kata kerja dab berobjek kata benda :

Mereka menonton film.

S P O

Contoh lain :

1. Pesawat itu menembus angkasa.

2. Pemerintah menggalakkan ekspor nonmigas.

Kalimat tunggal

Pola 6 adalah kalimat yang bersubjek kata benda, predikat kata kerja, objek pertama kata benda dan objek kedua kata benda :

Paman mencarikan saya pekerjaan. S P O1 O2 Contoh lain : 1. Ibuku menggorengkan ayah ikan. 2. Rusli membukakan ibunya pintu. 3. Dia membuatkan saya lukisan.

Kalimat tunggal

Pola 7 adalah kalimat yang bersubjek kata benda dan predikat kata benada :

Rustam peneliti.

S P

Contoh lain :

1. Dia juara.

2. Pacarnya mahasiswa.

3. Sukarno-Hatta proklamator RI.

Kalimat tunggal

Contoh kemungkinan perluasan kalimat tunggal:

1. Gubernur/memberikan/kelonggaran/kepada pedagang.

2. Gubernur DKI Jakarta/memberikan/

kelonggaran/kepada pedagang.

3. Gubernur DKI Jakarta,Sutiyoso/memberikan/

berbagai kelonggaran/kepada pedagang kaki

lima.

Kalimat tunggal

4. Gubernur DKI Jakarata,Sutiyoso/sudah

memberikan/berbagai kelonggaran/kepada

pedagang kaki lima/dipinggiran jalan atau

ditempat-tempat lain.

5. Gubernur DKI Jakarta,Sutiyoso/sudah

memberikan/berbagai kelonggaran/kepada

pedagang kaki lima/dipinggaran jalan atau

ditempat-tempat lain/di lima wilayah kota.

Kalimat tunggal

6. Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso/sudah

memberikan /berbagai kelonggaran/kepada

pedagang kaki lima/ dipinggiran jalan atau

ditempat-tempat lain/ di lima wilayah kota/

pada bulan puasa hingga lebaran nanti.

Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih.

l. Kalimat majemuk setara perjumlahan

2. Kalimat majemuk setara pertentangan

3. Kalimat majemuk setara perurutan

4. Kalimat majemuk setara pemilihan

5. Kalimat majemuk setara rapatan

Kalimat majemuk setara perjumlahan

Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta, jika

kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan :

Contoh : Kami membaca

Mereka menulis

Kami membaca dan mereka menulis

Kalimat majemuk setara perjumlahan

Contoh lain :

Direktur tenang.

Karyawan duduk teratur.

Para nasabah antre.

Direktur tenang, karyawan duduk teratur, dan

nasabah antre.

Kalimat majemuk setara pertentangan

Dua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat

setara itu dapat dihubungkan oleh kata “tetapi”

jika kalimat iru menunjukkan pertentangan:

Contoh :

Amerika dan Jepang tergolong negara maju.

Indonesia dan Vietnam tergolong negara berkembang.

Amerika dan Jepang tergolong negara maju,

tetapi Indonesia dan Vietnam tergolong negara berkembang.

Kalimat majemuk setara pertentangan

Kata penghubung lain yang dapat digunakan ialah “sedangkan” dan “melainkan” :

Contoh :

Puspitek terletak di Serpong, sedangkan IPTN

terletak di Bandung.

Ia bukan negarawan, melainkan koruptor.

Kalimat majemuk setara perurutan

Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata “lalu” atau “kemudian” jika kejadian yang dikemukakan

berurutan :

Contoh :

Mula-mula disebutkan juara MTQ tingkat

remaja, kemudian disebutkan juara MTQ

tingkat dewasa.

Kalimat majemuk setara pemilihan

Dua kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan

oleh kata “atau” jika kalimat itu menunjukkan

pemilihan :

Contoh :

Para pemilik televisi membayar iurannya di

kantor pos yang terdekat, atau petugas menagihnya ke rumah pemilik televisi.

Kalimat majemuk setara rapatan

Yaitu suatu bentuk yang merapatkan dua atau lebih kalimat tunggal. Yang dirapatkan ialah

unsur subjek atau objek yang sama; unsur yang

sama cukup diebutkan satu kali :

Contoh : Kami berlatih.

Kami bertanding.

Kami berhasil menang.

Kami berlatih,bertanding,dan berhasil menang.

Kalimat majemuk tidak setara

terdiri atas satu kalimat yang bebas dan satu atau lebih kalimat yang tidak bebas.

Inti gagasan dituangkan ke dalam “induk kalimat”, sedangkan pertaliannya dari sudut

pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan aspek gagasan lainnya diungkapkan dalam “anak kalimat”.

Kalimat majemuk tidak setara

Contoh :

Para pemain sudah lelah.

Para pemain boleh beristirahat.

Karena sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.

Penanda anak kalimat ialah kata walaupun,

meskipun, sungguhpun, karena, apabila, jika,

kalau, sebab,agar,supaya,ketika,sehinngga dsb.

Kalimat majemuk tidak setara

Contoh lainnya :

Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas,

saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.

Anak kalimat : Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas.

Induk kalimat : Saya akan membawamu ke

hotel-hotel besar.

Kalimat majemuk tak setara yang berunsur sama

Kalimat majemuk tak setara dapat dirapatkan

andaikata unsur-unsur subjeknya sama :

Contoh : Kami sudah lelah.

Kami ingin pulang.

Karena sudah lelah, kami ingin pulang.

Karena kami sudah lelah,kami ingin pulang. (x)

Karena kami sudah lelah,ingin pulang. (x)

Kalimat majemuk tak setara yang berunsur sama

Jika dalam anak kalimat tidak terdapat subjek,

itu berarti bahwa subjek anak kalimat sama dengan subjek induk kalimat.

Contoh: Usul itu tidak melanggar hukum.

Ia menyetujui usul itu.

Karena usul itu tidak melanggar hukum, ia

menyetujui usul itu.

Kalimat majemuk tak setara yang berunsur sama

Kedua kalimat tadi dijadikan kalimat majemuk tak setara , dengan subjek anak kalimat dan subjek induk kalimat harus dieksplisitkan karena kedua subjek berbeda.

Usul itu tidak melanggar hukum.

Ia menyetujui usul itu.

Karena usul itu tidak melanggar hukum, ia

menyetujui usul itu.

Kalimat majemuk tak setara yang berunsur sama

Usul itu tidak melanggar hukum. Ia menyetujui usul itu. Terdapat persamaan antara subjek anak kalimat dan objek induk kalimat, yaitu “usul itu”. Perapatan yang salah : Karena tidak melanggar hukum, ia menyetujui

usul itu Karena (ia) tidak melanggar hukum,ia

menyetujui usul itu.

Kalimat majemuk tak setara yang berunsur sama

Setelah diganti dengan pita baru,mereka tidak mengalami kesukaran mempergunakan mesin ketik itu.

Setelah mengganti pita mesin ketik dengan pita baru,mereka tidak mengalami kesukaran mempergunakan mesin ketik itu.

Setelah pita mesin ketik diganti dengan pita baru,

Kalimat majemuk tak setara yang berunsur sama

Sebelum diletakkan di tengah ruangan, para pengawas terlebih dahulu memperbaiki kipas angin itu. Sebelum diletakkan di tengah ruangan, kipas angin itu terlebih dahulu diperbaiki para

pengawas. Sebelum meletakkan kipas angin di tengah

ruangan, para pengawas terlebih dahulu memperbaiki kipas angin itu.

Penghilangan kata penghubung

Ada beberapa kalimat majemuk tak setara rapatan yang mencoba mengadakan penghematan dengan menghilangkan penanda anak kalimat sehingga kalimat itu menjadi salah.

Contoh :

Membaca surat itu, saya sangat terkejut.

Setelah membaca surat itu,saya sangat terkejut.

Kalimat majemuk campuran

Terdiri dari kalimat majemuk tak setara dan kalimat majemuk setara, atau kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk tak setara. Contoh : Karena hari sudah malam,kami berhenti dean

langsung pulang. Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja

karena tugasnya belum selesai.