bahaya pki

Embed Size (px)

DESCRIPTION

non

Citation preview

masih adakah bahaya merah ???Jakarta - Tepat pukul 18.00 WIB tanggal 30 September 1965, tujuh jenderal TNI Angkatan Darat dibunuh dan dikubur oleh PKI di kawasan Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Ketujuh jenderal itu kemudian digelari sebagai pahlawan revolusi. Meskipun peristiwa pemberontakan PKI itu terjadi 49 tahun silam, bahaya laten ideologi komunis tetap mesti diwaspadai."Kelompok idelogi komunis melakukan pengkhiantan terhadap pemerintahan dan idelogi Pancasila yang terjadi 49 tahun lalu," ujar KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam sambutan di acara malam perenungan dan doa bersama untuk Pahlawan Revolusi di Monumen Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (30/9/2014).Gatot mengatakan pentingnya untuk menjaga fakta otentik agar tidak dikaburkan dan diputarbalikan. Sehingga tidak membingungkan generasi muda yang akan datang."Sekaligus menggunggah hati kita semua agar ke depan tidak terulang kembali kejadian seperti ini," tuturnya.Menurutnya, kehadiran ideologi komunis merupakan musuh bersama bagi rakyat NKRI. Sehingga kita harus dapat mewaspadai dan menjaga keutuhan sehingga tidak mudah terpengaruh."Ideologi komunis merupakan bahaya laten musuh bersama kita sehingga kita harus memelihara kewaspadaan serta menjaga keutuhan NKRI agar tidak mudah terpengaruh," imbuhnya.Menurutnya selain sebagai bahaya laten, komunis juga sudah mulai bermetamorfosa sesuai tuntutan zaman dengan menyusupkan kader-kader komunis."Bahkan aliran kiri paham otoriter menghasilkan neokomunis dengan mengusung isu demokrasi cukup membuktikan idelogi komunisme sebagai ideologi yang tidak pernah mati yang dapat mengancam keutuhan wilayah kita," tutupnya.----REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan Universitas Diponegoro (Undip), Singgih Tri Sulistiyono menyatakan, bahaya laten pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) masih dirasakan sebagian masyarakat. Namun, sebagian lainnya, ada pula yang tidak menganggap PKI masih berbahaya.Saat ini PKI masih bisa menjadi ancaman, bisa juga tidak, ujar Singgih saat dihubungi ROL, Rabu (11/3).Menurutnya, sisa-sisa pengaruh komunis di Indonesia dirasakan berbeda oleh masing-masing orang atau golongan. Bagi kelompok yang merasa pemikiran PKI merupakan sebuah ancaman, pasti masih akan merasakan ada potensi bahaya dari pengaruh PKI.Sedangkan, bagi kelompok yang merasa PKI sudah tidak memiliki celah untuk mempengaruhi pemikiran masyarakat Indonesia, tidak akan merasa terancam. Selain itu, PKI sudah menjadi partai terlarang di Indonesia sejak Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) 1966 diterbitkan.Semua itu tergantung pada setiap individu atau kelompok bagaimana menyikapinya, jelas dia.Supersemar yang diterbitkan oleh Presiden Soekarno pada 11 Maret 1966 memerintahkan untuk membubarkan PKI. Supersemar juga melarang segala macam bentuk paham atau ideologi marxisme dan komunisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.JAKARTA 17/4 (beritalangitan.com) Mantan staf ahli Panglima TNI, Brigjen TNI (Purn) Adityawarman Thaha menyatakan bahwa kondisi Indonesia kini diambang bahaya komunis. Demikian dilaporkan Panjimas, Senin (13/4/2015).Adityawarman menyebut, Komunis Gaya Baru (KGB) pada awalnya terjadi ketika era reformasi. Hingga kini, orang-orang komunis berhasil menyusup ke dalam pemerintahan, diantaranya menduduki kursi DPR dan MPR RI.Komunis Gaya Baru ini memanfaatkan setiap situasi dan kondisi yang ada. Di era reformasi inilah mereka berhasil mendudukkan orangnya di DPR dan di MPR. Ini tidak fitnah, saya dapat data-datanya dan bisa dipertanggungjawab, papar Brigjen TNI (Purn) Adityawarman Thaha dalam Pengajian Politik Islam (PPI) yang digelar di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Ahad (12/4).Ia pun mengingatkan kepada masyarakat dan terutama kepada aparat agar tidak lalai dengan bahaya laten komunis. (Baca: Mantan Staf Ahli Panglima TNI: Amerika dan Cina Bersatu Kuasai Indonesia)Kalau kita bicara komunis dengan masyarakat yang tidak paham, atau jangankan masyarakat biasa, dengan aparat saja mereka ketawa, tegasnya.Para penganut komunis saat ini disinyalir sengaja menebar pengaruh di tengah masyarakat bahwa seolah paham komunis tidak lagi berbahaya atau sudah tidak ada.Itu yang mereka kembangkan di tengah masyarakat, sehingga kita terninabobokan dan satu persatu mereka nyalip masuk di dalam pemerintahan, ungkapnya.Gejala tersebut terlihat dengan mulai tak dibahas lagi kekejaman PKI dalam buku-buku sejarah di sekolah.Apalagi di dalam buku-buku pelajaran sengaja dihilangkan, tidak lagi disebut PKI. Dengan inilah kami akan mencoba menemui Mendikbud supaya sejarah itu diteruskan, tuturnya.Melihat gejala kebangkitan Komunis Gaya Baru (KGB) Adityawarman menegaskan bahwa Indonesia dalam bahaya.Saya berani mengatakan situasi kita hampir sama dengan tahun 1965, tegas Ketua Pengurus Pusat (PP) Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) tersebut.Ia pun menyerukan kepada seluruh elemen bangsa Indonesia untuk waspada. Mereka itu sudah ada di mana-mana! tandasnya.(as: sumber adibahasan/arrahmah.com)----WAJAH GERAKAN KOMUNISME DI INDONESIAFebruary 20, 2010 at 2:57pmPada tahun-tahun yg lalu, peringatan tentang adanya bahaya laten komunis ini sering ditanggapi dingin, bahkan sinis oleh banyak pihak. Hal ini akibat mudahnya Pemerintah Orde Baru memberikan "CAP KOMUNIS" atau "PKI" terhadap tokoh atau kelompok radikal - apalagi yg dianggap menentang pemerintah - maka setiap peringatan atau perbincangan tentang adanya bahaya laten komunis selalu ditanggapi dengan sikap "sinis" bahkan dipandang "mengada-ada", juga dianggap sebagai dalih saja utk mengalihkan perhatian masyarakat dari suatu masalah yang sedang menjadi sorotan publik / masyarakat atau mencari 'kambing hitam' (tajuk, Suara Pembaharuan, Edisi 7 Agustus 1996).Padahal ikhwal bahaya latent komunis tidaklah main-main karena SEBAGAI IDEOLOGI. KOMUNISME TIDAK AKAN PERNAH MATIi. Paling-paling, kata Prof. Geoffrey B. Bainsworth, "HANYA TIDUR ATAU SEKARAT TAPI TIDAK AKAN MATI !".Apalagi komunisme, disamping suatu ideologi yg tidak akan pernah mati - juga merupakan gerakan internasional yg menggunakan "dua wajah" yakni legal dan illegal, gerakan bawah tanah.Last but not least, di Indonesia, Partai Komunis Indonesia (PKI) - yang pada pemilu I tahun 1955 berhasil tampil sebagai "empat besar" bersama PNI, Masyumi, dan NU adalah partai komunis terbesar di dunia, di luar Uni Sovyet dan RRC, sebagaimana dikatakan oleh Arnold C. Brackmann dalam bukunya Indonesian Communism: A History 1963: Is the largest in the world outside the sino-Sovyet Block ! Jadi, logikanya mungkin kalau PKI tidak ingin comeback, walaupun dengan gaya dan bentuk lain.Dengan singkat dapat dikatakan bahwa letak kekuatan komunis sehingga akan selalu menjadi latent adalah :pertama : komunis adalah suatu ideologi, dan karena itu tidak akan pernah mati ;kedua : komunisme adalah suatu gerakan internasional yang mempunyai jaringan di seluruh dunia ;ketiga : komunisme adalah gerakan yang berwajah "ganda", yakni legal dan illegal (gerakan bawah tanah), yang populer dengan sebutan "PKI siang dan PKI malam" ;keempat : dalam mencapai tujuannya, komunis menggunakan cara kekerasan dan "menghalalkan segala cara" (het doe / heigh de middeles) ;kelima : mahir dalam taktik dan sistem pendidikan kader di dalam dan luar negeri, sehingga mahir pula memanfaatkan orang lain, dan orang lan yang mudah dimanfatkan inilah yang dalam terminologi komunis disebut "orang-orang tolol berguna" (the fellow traveller) orang-orang dengan kategori inilah yang akan selalu selalu dimanfaatkan dan dijadikan perisai sebagai martir dalam gerakan komunis.Dengan demikian, komunisme adalah ibarat ilalang setiap kali dibabat akan tumbuh lagi - sehingga perlu dibabat sampai ke akar-akarnya.Tak syak lagi bahwa komunisme masih tetap dan akan terus merupakan bahaya latent sebab menurut para eks tapol PKI sendiri, sekarang ini PKI masih punya banyak kader. Sekalipun secara fisik sudah mati namun secara ideologi tak akan pernah mati, karena "memiliki kaki untuk berjalan kemana-mana"----SOLO Ahli Hukum Tata Negara Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Dr. Aidul Fitriciada Azhari, SH. MHum. menyatakan bahwa sebetulnya sekarang ini komunisme sudah tidak berbahaya lagi seperti dahulu."Perkembangan politik global tahun 1990-an selepas keruntuhan komunisme di Eropa Timur telah mendorong perubahan dramatis politik dunia, termasuk di Indonesia," ungkap Aidul Fitriciada saat membahas "Bahaya Laten Partai Komunis Indonesia (PKI), Apakah Masih Berbahaya bagi Generasi Anak Bangsa?", di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (16/2/2013).Menurut Aidul, di tengah keadaan sosial politis bangsa Indonesia, terutama umat Islam sebagai mayoritas, yang sudah terintegrasi ke dalam sistem ekonomi modern serta perkembangan politik demokrasi yang sudah mulai melembaga menjadi "the only game in town"."Sehingga sulit membayangkan komunisme dapat tampil kembali sebagai kekuatan dominan di Indonesia," jelasnya.Selain itu perkembangan geo-politik internasional yang mengarah ke kawasan Pasifik telah menyebabkan kekuatan komunisme kehilangan relevansinya di Indonesia. Terlebih lagi kebijakan RRC sebagai negara komunis utama di Pasifik cenderung mengutamakan kerjasama, terutama dalam bidang ekonomi, dibandingkan dengan konfrontasi dengan Negara-negara liberal di Pasifik, seperti Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Korea Selatan dan Australia."Hal itu dapat terlihat pada kebijakan China untuk mengambil bagian dalam APEC dan berlakunya China-ASEAN Free Trade Agreement (CAFTA) yang menunjukkan kebijakan ekonomi RRC yang pragmatis dan memudar dari idealisme komunisme ortodoks," ujarnya.Mengapa masih dilarang di Indonesia? Ahli hukum tata negara itu mengatakan bahwa karena secara yuridis ketentuan peraturan perundang-undangan nasional Indonesia melarangnya, seperti tercantum pada Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis, Pernyataan sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia bagi Partai Komunis Indonesia dan larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarkan atau Mengembangkan Faham atau Ajaran Komunisme/Marxisme/Leninisme.(rfa)Mengenal Komunisme dan BahayanyaTim Kajian Manhaj Tarbiyah 1 Juli 2014 Aqidah Belum ada komentar 5.865 HitsIlustrasi. (wordpress.com)Ilustrasi. (wordpress.com)dakwatuna.com Komunisme adalah sebuah aliran berpikir, berlandaskan kepada atheisme, yaitu tidak percaya kepada tuhan. Aliran ini menjadikan materi sebagai asas segala-galanya, maka sering disebut sebagai materialisme.Mereka menafsirkan sejarah berdasarkan pertarungan kelas dan faktor ekonomi. Aliran ini lahir di Jerman di bawah asuhan Marx dan Indirest, maka kemudian disebut sebagai Marxisme. Kemudian menjelma dalam bentuk revolusi di Rusia pada tahun 1917 M, awal berdirinya Uni Sovyet, dengan planning dari gerakan Yahudi. Lalu berkembang melakukan ekspansi dengan tangan besi dan kekerasan. Komunisme selalu menggunakan kekerasan walau kadang dia pakai demokrasi, namun hanya untuk sarana kalau belum memiliki kekuatan.Umat Islam di penjuru dunia banyak terluka dengan ideologi ini, karena jelas menentang Tuhan. Dan banyak bangsa-bangsa yang hilang dari peredaran sejarah lantaran ulah aliran ini, terutama di negri-negri komunis, seperti Sovyet, juga Cina dan beberapa negara lain di Afrika.Kalau kita lebih mendalam lagi, siapa tokoh-tokoh mereka? Secara teoritis komunisme itu peletak dasarnya adalah Karl Marx. Dia seorang Yahudi berkebangsaan Jerman. Hidup pada tahun 1818 1883 M. Dia seorang cucu Yahudi terkenal bernama Murkoy Marx. Karl Marx adalah seorang yang egoistis, tidak punya prinsip yang jelas, pendendam dan materialistis. Karya-karya yang terkenal antara lain, Manifesto Komunis tahun 1848, Das Kapital 1767.Dalam membuat teorinya Karl Marx dibantu oleh Frederick Angel. Dia hidup 1820 1895. Dia yang membantu menyebarkan ajaran komunisme ini dan dialah juga yang membiayai hidup Karl Marx dan keluarganya hingga akhir hayat. Dari teman dekatnya ini (Angel), karya-karya yang ditulis antara lain, Asal Usul Keluarga, Orang-orang Khusus dan Negara, Dualisme Dalam Alam, Sosialisme Khurafat, dan Sosialisme Ilmiah.Ada tokoh lain, yaitu Lenin. Dia yang melakukan revolusi berdarah di Rusia pada tahun 1917 M. Seorang diktator yang amat ditakuti. Tokoh ini berhati kejam, diktator dalam memaksakan pendapatnya dan dendam terhadap umat manusia. Ia lahir 1870 M dan meninggal 1924 M. Ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa Lenin asal-usulnya seorang Yahudi, yang kemudian diganti dengan nama Rusia. Ia seorang Yahudi yang kemudian diganti dengan nama Rusia. Ia hampir mirip dengan Trotski. Dan Leninlah yang telah menjabarkan komunisme di dalam praktek nyata. Dia memiliki banyak buku pidato dan brosur, tapi di antara karangan yang sangat penting adalah yang dikenal dengan Bunga Rampai.Tokoh lain dari gerakan komunisme adalah Yoseph Stalin, 1879 1954. Sekretaris partai komunis dan pemimpin tertinggi setelah Lenin. Dia terkenal dengan bengis, kejam, sadis, diktator, dan keras kepala. Dalam menyingkirkan lawan-lawannya dilakukan dengan cara pembantaian, pembunuhan, dan pembuangan. Dalam komunisme, yang tadinya kawan bisa jadi korban itu sudah biasa. Dari perilaku dan sikap membuktikan bahwa ia siap untuk mengorbankan seluruh rakyat demi kepentingan dirinya sendiri. Pernah suatu kali dia diperingatkan oleh istrinya sendiri, namun istrinya dibunuh .Tokoh lain yang juga terkenal adalah Trotski. Lahir 1879. Dia mati dibunuh tahun 1940 M. Pembunuhan itu diotaki oleh Stalin. Dia juga seorang Yahudi dan mempunyai kedudukan penting di dalam partai. Kemudian dia dipecat dari partai karena dituduh melakukan hal-hal yang melawan kepentingan partai. Partai bagi komunisme adalah tuhan, artinya sesuatu yang wajib ditaati. Itu terjadi pada waktu Stalin berkuasa, karena dia ingin mendapatkan suasana yang pas untuk mengatur pemerintahannya itu.Doktrin-doktrin yang penting supaya kita mengenal komunis harus kita ketahui. Karena komunis ini tidak selalu gerakannya terbuka, banyak terselubung. Terutama ketika dia masih memiliki kekuatan yang sedikit atau lemah. Jadi untuk mengenal komunisme tidak hanya dilihat dari zhahirnya saja, tapi juga jalan pikirannya. Meskipun seseorang tidak mengaku bahwa dia bukan komunis tapi kalau pikiran-pikirannya, perilakunya komunis, dia adalah seorang komunis. Misalnya doktrin yang penting itu adalah, mereka mengingkari wujud Allah dan segala yang ghaib, karena materialisme itu. Bahwa materi adalah asas segala-galanya.Iman mereka (kalau mau disebut iman) ada tiga; percaya kepada Marx, Lenin dan Stalin, dan mengkufuri tiga; mengkufuri Allah, Agama dan mengingkari hak milik pribadi. Doktrin yang lain, ditafsirkannya sejarah umat manusia dengan pertarungan antara kaum borjuis dan kaum proletar. Kaum borjuis adalah kaum yang kaya dan proletar adalah rakyat biasa. Pertarungan itu menurut mereka berakhir dengan kediktatoran kaum proletar. Diperanginya agama karena dianggap sebagai racun masyarakat dan dianggap sebagai babunya kapitalis. Makanya di Indonesia dulu mereka membuat provokasi bahwa haji-haji adalah kaum borjuis. Karena umumnya mereka adalah orang-orang kaya. Jadi, babunya agama itu dianggap babunya kapitalis. Imperialis dan eksploitasi, atau gerakan-gerakan yang berorientasi pada eksploitasi karena menganggap agama dijadikan sebagai alat untuk menyihir orang, yang kemudian keuntungannya diambil oleh elit agama itu.Kalau kita perhatikan, sesungguhnya gerakan-gerakan anti Islam atau gerakan anti tauhid itu ujung-ujungnya selalu Yahudi, kenapa? Karena Yahudi itu jumlahnya tidak pernah bertambah atau pertambahannya sangat sedikit. Karena Yahudi itu adalah satu kelompok yang merasa ras paling tinggi dan dia selalu eksklusif. Jadi Yahudi itu adalah sebuah agama sekaligus bangsa. Sampai sekarang jumlah Yahudi itu + 15 juta. Karena jumlahnya kecil dan mereka ingin survive terus, mereka melakukan gerakan-gerakan terselubung dalam berbagai model. Jadi orang-orang Yahudi adalah bangsa yang tertindas dan butuh kepada agamanya untuk mendapatkan hak-haknya yang direbut oleh pihak lain. Padahal mereka itu tertindas sepanjang sejarah dan mereka diaspora karena kelakuannya sendiri.Oleh Syeikh Al Maroghi dalam satu bukunya bangsa Yahudi itu adalah bangsa yang memiliki 75 sifat yang terjahat dan superlatif. Bangsa yang paling banyak membunuh nabi, paling banyak memakan riba, paling banyak mengutak-atik wahyu/kitab suci. Satu-satunya kitab suci yang tidak bisa ditakhrif adalah Al-Quran. Oleh karena itu musuh bebuyutan orang Yahudi adalah orang Islam, karena perilaku, karakter dan sejarah Yahudi tidak bisa dipalsukan, tidak bisa diubah. Sedangkan di dalam Injil, perilaku Yahudi itu sudah diobrak-abrik oleh orang Yahudi sendiri, sehingga orang Nashara tidak mampu melakukan perlawanan terhadap Yahudi meskipun mereka tidak suka terhadap Yahudi. Ketika mereka berdiaspora seluruh dunia itu dan dialah suku yang sampai hari kiamat akan survive, itu adalah bukti bahwa Allah SWT memperlihatkan bukti kepada umat manusia tentang kelakuan orang Yahudi dengan segala karakternya itu. Bila kita melihat secara sosiologis, bangsa-bangsa atau suku-suku di dunia ini banyak yang hilang. Baik hilang karena tidak bisa bertahan atau berintegrasi dengan kelompok lain menjadi suku baru. Tapi untuk Yahudi tidak.Doktrin komunisme lainnya adalah dalam konteks moral. Dikatakan bahwa moral itu relatif, moral adalah sebuah akibat daripada alat-alat produksi. Doktrin yang lain, diperintahnya rakyat dengan tangan besi dan kekerasan. Tidak ada kesempatan bagi mereka untuk mengaktifkan daya berpikirnya. Negara adalah partai dan partai adalah negara, pemimpin politik pusat yang pertama dalam revolusi Volsfik terdiri dari 4 orang. Semua orang Yahudi kecuali satu. Ini menunjukkan sejauh mana keterikatan antara komunisme dengan agama Yahudi. Mereka mengatakan bahwa Al-Quran disusun pada masa pemerintahan Utsman RA dan kemudian mengalami beberapa perubahan sampai abad ke-8. Dicapnya bahwa Al Quran adalah senjata untuk menebarkan candu bagi masyarakat.Kaitannya dengan Yahudi, komunisme tidak menyembunyikan langkah-langkah dan aktivitas yang dilakukan bersama orang-orang Yahudi di dalam mencapai tujuan mereka. Seminggu setelah revolusi, semenjak itu pula dikeluarkan sebuah keputusan yang mempunyai dua sisi kepentingan, untuk memenuhi kebutuhan dan hak orang Yahudi. Pertama mereka mengatakan memerangi orang Yahudi dianggap sama dengan memerangi bangsa kelas tertinggi dan harus dihukum oleh undang-undang, Kedua, pengakuan akan hak-hak orang Yahudi untuk mendirikan negaranya di Palestina.Marx mengatakan, bahwa dirinya telah berhubungan dengan filosof Zionis, peletak dasar teori Zionisme yaitu Mosehis. Wilayah-wilayah yang berkembang gerakan komunisme antara lain adalah Sovyet, Cina, Cekoslowakia, Hongaria, Bulgaria, Polandia, Jerman Timur, Rumania, Yugoslavia, Albania dan Kuba. Yang masih kokoh sampai sekarang adalah Kuba, sedangkan di Sovyet di mana komunisme sudah 70 tahun itu sudah rontok. Pertanyaannya sekarang, apakah komunisme saat ini sudah mati? Sebagai sebuah ideologi tentu tidak akan mati. Karena akarnya Yahudi, maka berbanding lurus dengan perkembangan ideologi-ideologi lain yang menjadi musuh atau saingannya. Bila ideologi musuhnya (Islam) itu melemah, maka komunisme akan menguat. Sebaliknya, bila Islam berkembang luas maka otomatis komunisme akan melemah.Kasus 1Dalam salah satu buku yang menceritakan tentang pemikiran Karl Marx, di sana diuraikan bahwasanya komunisme itu sebenarnya perpaduan antara pemikiran Karl Marx dengan Leninisme. Kemudian pada perkembangannya terpecah dan teori Karl Marx, ada yang moderat, radikal bahkan anarki. Semua berujung pada revolusi itu harus diciptakan atau juga revolusi akan tercipta dengan sendirinya, terjadi secara alami. Bagaimana sesungguhnya karakter pemikiran Karl Marx sehingga kita bisa mengidentifikasi seseorang itu adalah pengikutnya. Apakah kaitannya antara sosialisme dan komunisme.TanggapanKomunisme mempunyai banyak madzhab, karena juga suatu ideologi yang tidak ada sumber tekstualnya. Agama Islam saja yang sudah jelas sumber tekstualnya, yaitu Al Quran dan Sunnah itu bermadzhab-madzhab. Namun dalam Islam secara ilmiah dapat dipahami, metodologinya dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan madzhab komunisme itu lebih karena karakter pemikirnya itu. Jadi terkait dengan karakter dan situasi historis yang menyertainya, dan juga lingkungan sosial. Maka berbeda antara komunisme di Sovyet, Kuba atau Cina. Padahal aslinya sumbernya sama. Namun, yang pasti apapun model ideologi dan model gerakannya semangat mereka adalah semangat materialisme.Dari sudut agama yang membedakan komunisme dengan kapitalisme adalah akar sejarah lahirnya saja. Kapitalisme berasal dari Eropa yang masih ada nuansa agamanya. Sedangkan materialisme komunisme sudah tidak ada sama sekali.Sosialisme pun beragam. Ada sosialisme yang ekstrem, dekat dengan komunisme. Ada sosialisme yang sekedar sebagai suatu cita-cita bentuk masyarakat yang berkembang di beberapa negara Eropa, seperti negara kesejahteraan. Itu adalah sosialisme yang rasional, yang orientasinya masyarakat luas mendapatkan kesejahteraan tetapi tidak sampai mengesampingkan hak-hak pribadi. Dalam sejarahnya sosialisme dan komunisme belum pernah bisa dipraktekkan. Karena hanya sebagai landasan politik saja. Karena suatu pemikiran/ideologi yang tidak cocok dengan fitrah manusia dia akan hancur dengan sendirinya dari dalam, meskipun mungkin pada suatu zaman diyakini oleh sekelompok orang dan bisa dipraktekkan dengan paksa secara politis, tetapi tidak pernah bisa dipraktekkan secara real.Kasus 2Bila dilihat kondisi saat ini, bentuk-bentuk dari komunisme itu secara real tidak akan diterima oleh kalangan masyarakat, muslim khususnya, karena kondisi sejarah yang telah membuktikan. Ada bentuk lain dari komunisme, yaitu sosialisme demokrat. Di mana mereka menggunakan amitarisme demokrasi dalam upaya penanaman komunisme dalam bentuk yang lain. Di antaranya membentuk suatu partai. Karena dengan demikian maka sistem nilai komunisme yang mereka gunakan akan lebih sesuai dengan iklim demokrasi yang ingin dibentuk di Indonesia. Bagaimana pandangan masyarakat Islam khususnya yang ada di kalangan eksekutif atau kalangan yang mempunyai kemampuan untuk memberikan kebijakan dalam pemerintahan dalam melihat itu semua.TanggapanKomunisme di Indonesia sebenarnya karena Islam itu ditolak, tetapi secara de facto ia pernah menjadi kekuatan besar. Masuknya komunisme di Indonesia itu di awal abad-20. Bahkan ada tokohnya itu adalah seorang kyai. Seorang yang menguasai Islam tetapi jadi komunis, mereka tetap shalat karena kaitannya dengan perlawanan terhadap kolonial. Tapi soal cara membebaskan negeri ini adalah dengan cara komunis, mungkin karena tidak paham bagaimana cara Islam bisa dilakukan.Sejarah pertama kali komunisme melakukan pemberontakan tahun 1926, kemudian ditumpas oleh Belanda. 22 tahun kemudian dia muncul kembali. Tahun 1955, pada pemilu ia menjadi satu di antara 4 partai pemenang pemilu. Jadi betapa suburnya komunisme di Indonesia itu karena faktor sosiologis dan ekonomi. Kemudian tahun 1965 mereka melakukan pemberontakan dan akhirnya dibubarkan dengan Tap MPRS tahun 1965. Orang mengira komunisme itu sudah hancur tidak akan hidup lagi, tetapi fakta-fakta terakhir, gejala bangkitnya komunisme itu kelihatan dengan jelas. Baik dalam bentuk tulisan (buku) tentang komunisme yang sekarang mulai laris di kalangan mahasiswa. Atau juga, ada indikasi kuat dari banyak pengamatan bahwa salah satu perwujudan munculnya komunis adalah organisasi yang dikenal dengan PRD. PRD ini secara yuridis dahulu adalah partai yang sah karena pernah terdaftar sebagai peserta pemilu dengan asas Pancasila. Tapi indikasi atau modelnya banyak yang mengatakan bahwa PRD itu adalah salah satu bagian dari gerakan komunis. Misalnya penggunaan slogan dan kata-kata atau model pergerakannya banyak yang sama dengan PKI.Sikap muslimin dalam hal ini berbeda-beda. Ada yang menolak ada juga yang meyakini. Dilihat dari ketika sidang tahunan, di mana ada satu fraksi yang menginginkan dicabutnya TAP MPRS No. 25 tahun 1966 itu. Ada gerakan-gerakan terbuka dan ada gerakan-gerakan tertutup. Hal tersebut disebabkan karena, pertama, kekuatan mereka terbatas. Kedua, karena ideologi yang busuk itu biasanya disampaikan kepada publik tidak secara keseluruhan, ibarat telur busuk dibungkus kertas emas. Muslimin kadang kurang pandai dalam mengemas bahwa Islam itu bagus. Wassalam.Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/07/01/53945/mengenal-komunisme-dan-bahayanya/#ixzz3bG038o6YFollow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook Kebangkitan Komunis Indonesia Dalam Lingkaran JokowiMembongkar... Benarkah Terjadi Kebangkitan Komunis Indonesia Dalam Lingkaran Jokowi?Menguatnya faksi komunis di internal PDIP & rencana besar mereka kuasai RI. Bahaya komunisme atau paham komunis tidak boleh dianggap enteng, jagan diremehkan. Komunis tidak pernah mati. Mereka hanya tiarap sementara.Komunisme sempat "mati suri" pasca runtuhnya uni sovyet dan komunisme eropa timur. Tapi komunisme china makin kuat & bermetamorfosis. Komunisme Indonesia sama saja. Tidak pernah mati. Mereka kini bangkit kembali, menguat, menyusup kemana-mana, termasuk ke PDIP dan Pilpres.Kebangkitan kembali komunisme Indonesia sedang terjadi. Mereka siap-siap merebut kekuasaan tanpa disadari rakyat Indonesia. Apa buktinya? Bukti 1. kebangkitan komunisme Indonesia, dapat disaksikan dgn banyaknya acara-acara dan kegiatan-kegiatan yang secara terbuka mengusung isu komunisme.Budiman Sujatmiko, Rieke "Oneng" Pitaloka, Ribka Tjiptaning, Adian Napitupulu dll, gencar bikin acara-acara usung dan sosialisasikan komunisme. Celakanya, banyak aktifis, tokoh-tokoh, politisi-politisi, akademisi, bahkan ulama, tanpa sadar ikut terlibat dan membantu gerakan komunis ini. Mereka sadar atau tanpa sadar mendukung bangkitnya komunis Indonesia yang membonceng isu HAM, demokrasi, hak-hak buruh, anti SARA dst.Komunis Indonesia mendapat angin hidup kembali ketika Presiden Gus Dur intensif kampanyekan pencabutan TAP MPR Pelarangan Komunisme /PKI. Ditambah lagi sikap dan pandangan keliru banyak Tokoh Indonesia, yang menyamakan larangan terdhadap komunisme sebagai pelanggaran HAM & demokrasi.Komunisme yang agung-agungkan ateisme, selalu benturkan agama vs negara, raih kekuasaan melalui cara-cara kekerasan = anti Pancasila dan anti agama. Paham komunis era pasca kemerdekaan beda degan komunisme era pra kemerdekaan, dimana saat itu tokoh-tokoh komunis banyak yang kuat agamanya.Paska kemerdekaan, menguatnya komunisme Soviet dan China, komunis "hijau" sudah lenyap. Yang dominan adalah komunis merah. Musuh Pancasila. Pada 1945 - 1965 komunis menyusup ke TNI, berkuasa di Birokrasi, dominan politik, berpengaruh terhadap Presiden dan meraih simpati rakyat.Kini, komunisme Indonesia mendapat dukungan dari sejumlah jendral purnawirawan, eksis di politik, dan mulai meraih simpati rakyat. Sejumlah jendral purn binaan atau kader LB Moerdani memanfaatkan tokoh-tokoh komunis Indonesia untuk mewujudkan rencana mereka = hancurkan IslamUpaya hancurkan Islam adalah bagian dari rencana menguasai Indonesia. Karena Islam adalah kekuatan riel di Indonesia, bersama TNI/Polri.Anda dapat lihat bagaimana maraknya sentimen anti islam dilancarkan melalui konspirasi global, agen-agennya AWaS, kader-kader Moerdani & komunis. Lihat bagaimana oknum-oknum KPK ditunggangi mereka untuk menghancurkan simbol-simbol islam melalui kasus-kasus korupsi yang melibatkan tokoh partai islam.Anda lihat bgmn media-media massa dimanfaatkan utk membonsai tokoh-tokoh islam dan mengorbitkan tokoh-tokoh sekuler sebagai IKON di tengah-tengah masyarakat. Anda lihat bagamana media massa sangat gencar mengeksploitasi aib para ulama, ustad dan tokoh islam, baik yg riel atau pun jadi-jadian. Karena Indonesia sekarang anut demokrasi liberal dimana kekuasaan harus diraih melalui partai politik, aktifis-aktifis komunis ramai-ramai masuk partai.Partai yang paling mengakomodir para tokoh-tokoh komunis ini adalah PDIP. Karena romantisme sejarah atau pun karena pertimbangan praktis. Tokoh-tokoh eks PRD, FORKOT dan ormas-ormas lain berpaham kiri, sosialis utopis, komunis, ramai-ramai masuk PDIP. Sekarang mereka mau kuasai PDIP.Faksi komunis di PDIP semakin menguat ketika PDIP bekerjasama dengan Partai Komunis China (PKC). PDIP mengirim kader-kadernya belajar ke PKC. Sedikitnya tiga kali atau 3 gelombang pengiriman kader-kader PDIP belajar PKC China. Disana mereka belajar & merevitalisasi ideologi komunis.Ini delegasi ketiga >> 15 Kader PDIP studi di Partai Komunis China | http://t.co/ANM5lrOxHd http://t.co/QcIRr3YZ2X lewat @merdekadotcomSebentar lagi PDIP akan dirikan sekolah Partai. Sebagai follow up hasil studi di Partai Komunis China. Waspadalah http://t.co/YoSy63UsKwKerjasama PDIP dan Partai Komunis China ini sudah terjalin serius sejak 2011 lalu http://t.co/ptjuaEwN4yKebangkitan Komunisme Indonesia dapat dicermati dari statementpolitisi senior PDIP alumnus Partai Komunis China Eva K Sundari akhir-akhir ini.Eva K Sundari berani serukan:1. "kader PDIP wajib awasi & inteli kutbah Shalat Jumat"2. "Situs Islam lebih bahaya daripada situs porno"Kita tunggu, apakah Eva K Sundari cs berani serukan :"Islam agama paling berbahaya di Indonesia""Umat Islam Indonesia = teroris"Budiman Sudjatmiko minggu lalu terbang ke Timor Leste temui tokoh partai komunis Fretilin Mari Alkatiri minta dukungan untuk capres Jokowi. Ribuan warga Giriroto Ngemplak Boyolali, Napak Tilas beri dukungan capres Jokowi. Giriroto Boyolali Basis PKI http://t.co/1iv6TNGWSaBoyolali adalah Basis Terbesar dan Terkuat PKI tahun 60an. Disanalah Pemuda Rakyat, Gerwani, BTI, Girwis, dan ormas-ormas sayap PKI dilatih. Boyolali pusat pengasingan Pasukan Tentara Rakyat dari Batalion Pasopati, yang berontak dan perangi TNI - Pemerintah pasca rasionalisasiSegitiga Klaten - Solo - Boyolali adalah daerah Basis PKI terkuat dan terbesar di Indonesia. Pusat gerakan komunis. Kini bangkit kembali. Tokoh sesepuh komunis Boyolali, bernama Mbah Pardi pensiunan polisi, kini aktif kembali membina kader-kader muda PKI.Celakanya, para satgas PDIP Solo dibentuk dan diberi pembekalan pemantapan ideologi oleh Mbah Pardi cs ini. Waspadalah !! Bahkan tanpa diketahui rakyat dan aparat, Partai Komunis Indonesia (PKI) Boyolali pun sudah dirikan dan dilantik http://t.co/1pcmcH68DxPKI nyamar jadi komunitas spiritualis jawa yang menyebut dirinya Komunitas Gondosuli (KG). Mereka rutin rapat-rapat gelap sebarkan komunisme. Hasil pengamatan kami, komunitas Gondosuli ini adalah bagian dari faksi komunis aliran sovyet yang bergerilya di bawah tanah/klandestain.Komunitas Gondosuli jadi kader inti PKI, mereka menyebar kemana-mana : jadi ketua tim sar merapi, jadi kuncen, jadi politisi PDIP dst. Para sesepuh PKI lainnya menyebar dan membaur di sekitar Kota Solo di daerah Joglo Kadipiro, Pajang dst. Di Kota Klaten juga membaur.Tokoh2 PKI ini berkumpul rutin setiap peringatan G30SPKI, berziarah di lokasi pembantaian PKI dulu, Jembatan Bacem, di selatan Kota Solo. Bagaimana kekuatan PKI di Kota Solo SEKARANG ini? Mari kita ungkap dan bongkar tuntas.Kebangkitan PKI Solo terkait dengan lengsernya Walikota Solo Slamet Suryanto, yang didukung faksi komunis di PDIP Solo. Tokoh / Kader PDIP yang terkuat menggantikan Slamet Suryanto dan ikut Pilwakot adalah FX Rudyatmo. Namun terbentur agama. Rudy Katolik.Jika dipaksakan maju sebagai Calon walikota, Rudy pasti kalah. Maka dicarilah figur lain untuk jadi calon walikota. Ditemukanlah Joko Widodo. Siapa yang usulkan nama Joko Widodo pertama kali? Namanya Heru, anggota BIN Jateng, kakak Bupati Boyolali Seno Samudro.Siapa kepala BIN saat itu? Namanya Jend Purn Hendropriyono. Apa hubungannya?Maka direstuilah Jokowi dan FX Rudyatmo oleh PDIP Solo terutama oleh Faksi Komunis untuk maju di Pilwalkot Solo thn 2005 lalu. faksi komunis di PDIP Solo itu nyaru / nyamar jadi Faksi Katolik di PDIP Solo. Sudah jadi rahasia umum di Solo.Siapa ketua Timsesnya? Namanya Michael BIMO Putranto yg adalah "Presiden Pasopati" BIMO PUTRANTO anak Slamet Suryanto eks walikota Solo. Jadi tertawa sendiri ingat Jokowi bilang ke rakyat "Saya Ga Kenal Bimo Putranto. Banyak yang ngaku-ngaku dekat sama saya.Bimo Putranto orang yang sangat berjasa besar pada Jokowi, dia ditugaskan bapaknya (eks walikota Solo) untuk minta restu ke Heru & Seno. Di samping menjabat Presiden Pasopati, Bimo juga Ketua Jong Indonesia Solo. Grup Preman yang menjadi kaki tangan Walikota Solo.Jadi, ketika menjabat Walikota Solo, Jokowi sebenarnya hanya jongos Heru, Seno, Slamet Suryanto, Bimo cs Faksi Komunis di PDIP. Walikota Solo Defacto ya FX Rudy Rudiatmo. Jokowi hanya boneka mereka dan tugasnya blusukan kemana-mana, sekalian membangun pencitraan semu.Rudy di dukung seorang preman tua Pur Wisanggeni, dulu pemilik perjudian besar di Solo Barat yaitu judi capjikia wisanggeni. Selain itu, Jokowi dan Rudy juga didukung penuh eks ormas komunis cina solo : Hoo Hap organisasi persaudaraan rahasia etnis china. Pastinya rakyat Solo ga tahu ormas Hop Hap Karena ini organisasi cina rahasia, klandestain. Kalau PMS kenal ga ? Tahu ga ?PMS : Perkumpulan Masyarakat Surakarta. Pasti warga Solo tahu PMS ini. Tapi tahu ga ?PMS adalah kamuflase Hop Hap ! Jadi, PETA KEKUATAN KOMUNIS Di SOLO menyebar di PDIP dan ormas-ormas kamuflase - nya. Sudahkah anda jadi komunis hari ini ?---EPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bahaya laten Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi perhatian Direktur CICS, Arukat DJ. Menurut dia, kendati tidak lagi mengedepankan aksi dengan angkat senjata, namun PKI kini sudah bermetamorfosa kemana-mana."Kita bisa melihat, dimana-mana ada konflik di situ juga ada bekas tokoh-tokoh PKI," kata Arukat di Denpasar, Bali, Ahad (25/1).Hal itu dikemukakan Arukat dalam ceramahnya pada kegiatan Reuni Akbar Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PKB PII). Kegiatan yang dihadiri para aktivis Angkatan 66 dan aktifis PII dari beberapa generasi itu mengambil tema "Revitalisasi Peran KB PII Dalam Menghadapi Indonesia Baru."Dalam ceramahnya, Arukat mengatakan, PKI dengan faham komunismenya bisa ada di mana-mana. Selain ada yag terang-terangan membanggakan partai komunis itu, ada juga yang melakukan gerakan secara tersamar atau penyusupan-penyusupan.Komunis gaya baru, kata Arukat, telah banyak mengalami perubahan dari bentuk dan ideologi aslinya. Dulu, orang-orang PKI selalu menyuarakan kepentingan rakyat tertindas dan tidur di rumah-rumah gubuk, namun sekarang mereka sudah berdasi, rapat dan tidur di hotel-hotel mewah."Namun yang diperjuangkannya di Indonesia tetap, salah satunya yakni bagaimana menguasai pemerintahan," katanya.Arukat juga menyoroti pemberontakan yang dilakukan PKI pada 1948 dan 1965 yang menimbulkan banyak korban. Karena itu, terkait desakan agar pemerintah membuat permohonan maaf atas peristiwa G30S PKI 1965, Arukat menyatakan akan menentangnya habis-habisan. "Kami dari Jawa Timur yang paling pertama menentang jika pemerintah berencana mengajukan permohonan maaf," kata Arukat.Pembicara lainnya, H Ahmad Hasan Ali BA mengemukakan hal senada. Menurut Hasan Ali, kader-kader PKI bisa menyusup kemana-mana, bahkan ke lembaga-lembaga berazaskan Islam. "Karenanya harus diwaspadai hingga di lingkungan terkecil, jangan sampai ummat Islam terprovokasi oleh orang yang ternyata penyusup," katanya.----~ Waspada Bahaya Latent PKI Gaya Baru ! ~--------------------------------------------------------Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, yang mengingatkan pada jenderal-jenderal TNI yang dibunuh dengan sadis oleh PKI.Ketika meletus pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) pada 1948, Indonesia gempar. Dan ketika terjadi kembali pemberontakan PKI pada 1965, Indonesia kembali gempar. Pemberontakan 1965 berakhir dengan pembubaran PKI, atas tuntutan berbagai pihak. Para ulama NU termasuk pihak yang paling getol menyuarakan pembubaran PKI itu.Belakangan, setelah 40 tahun lebih kematiannya, muncul tanda-tanda (upaya) bangkitnya PKI gaya baru atau Neo PKI. Terkait Hari Peringatan G 30 S/PKI pada 30 September, ada baiknya kita mempelajari dan mengantisipasi bangkitnya PKI gaya baru itu.Dosa-Dosa PKIAda dua dosa atau kesalahan utama PKI. Pertama, pada agama dan ulama. PKI identik dengan Ateisme, paham yang tidak mengakui adanya Tuhan. Dan dalam realitanya, PKI sering melakukan penghinaan terhadap agama, tempat ibadah, kiai, dan ulama. Penghinaan itu di antaranya dimunculkan dalam lakon ludruk Lekra (Lembaga Kesenian Rakyat, underbow PKI) dengan judul Gusti Allah Mantu atau Malaikat Kawin. Tentu saja lakon itu dirasakan sangat menghina umat beragama di Indonesia. (Soeleiman Fadeli, 2007)Rakyat pada tahun 1965 menuntut bubarkan PKI. (foto ebay.com)Selain melakukan penghinaan agama, PKI juga banyak membunuh para ulama, haji, dan umat Islam. Ribuan Kiai di Ponorogo, Magetan, Madiun, dan lain-lain dibantai, dimasukkan dalam sumur, dan ditimbuni hidup-hidup. Salah satu kiai besar yang tidak ketahuan kuburnya adalah Kiai Mursyid dari Pesantren Takeran, sahabat karib KHA Wahid Hasyim, ayahanda Gus Dur. (Lupa, refleksi AULA edisi Mei 2007)Dosa kedua, pada bangsa dan negara. Dua kali PKI melakukan pengkhianatan dan pemberontakan, pada 1948 di Madiun dan 1965 di Jakarta. Pada pemberontakan-pemberontakan itu PKI banyak membuat kekacauan dan membunuh warga yang tak sepaham dengannya, bahkan pada 1965 PKI juga membunuh jenderal-jenderal ABRI.Karena dua dosa utama tersebut, tak heran setelah G 30 S/PKI banyak tuntutan untuk membubarkan PKI dari berbagai pihak. Pada 5 Oktober 1965, NUyang warganya banyak dibunuh PKIadalah yang pertama menuntut pemerintah untuk membubarkan PKI, ketika belum ada ormas lain yang melakukannya. Akhirnya dikeluarkan TAP XXV/MPRS/1966 tentang pelarangan PKI dan penyebarluasan Marxisme, Leninisme, dan Komunisme.PKI Bangkit dari Kubur?Majalah AULA terbitan PW NU Jawa Timur pada edisi Mei 2007 telah mengangkat topik utama Awas PKI. Di edisi tersebut, beberapa tokoh ulama dan pengurus NU memberikan kesaksiannya akan adanya upaya untuk membangkitkan kembali PKI di Indonesia. Juga disebutkan 9 indikasi bangkitnya PKI dalam artikel Indikasi Gerakan PKI Tak Pernah Mati. Sembilan indikasi itu adalah:1. Pada masa pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid banyak permintaan untuk mencabut TAP XXV/MPRS/1966 tentang pelarangan paham komunis di Indonesia. Presiden Gus Dur setuju pencabutan Tap itu. Namun gagal dilaksanakan karena banyak pihak menentangnya.2. Ada usaha dari LSM tertentu untuk menggali apa yang mereka klaim sebagai kuburan massal PKI di Selopuro, Blitar Selatan, sekaligus dengan mengajak keluarga para korban meminta pengakuan dari Pemda setempat bahwa nenek moyang mereka dimakamkan di situ. Namun usaha itu ditolak oleh pemerintah setempat.3. Pernah juga dilakukan usaha pengajian gabungan peringatan tragedi di bawah patung Trisula di daerah Suruh Wadang. Namun kali ini juga berhasil digagalkan pemerintah setempat. Di antara sebabnya, KH M Yusuf Hasyim mendatangi bupati dan seluruh jajaran di bawahnya untuk menolak rencana peringatan itu.Anti PKI. (foto buletininfo.com)4. Beredarnya majalah RUAS yang banyak memaparkan kisah orang-orang bekas anggota PKI dan organisasi di bawahnya. Mereka digambarkan sebagai orang-orang yang tidak bersalah dalam kasus itu. Majalah ini banyak menggunakan jaringan di bawah NU, misalnya Lakpesdam, LPBH, dan Fatayat daerah tertentu.5. Banyaknya permintaan rehabilitasi nama seseorang yang tersangkut PKI. Termasuk di antaranya sastrawan Pramudya Ananta Tur (alm), tokoh Lekra.6. Ada seorang anggota DPR RI yang menulis buku Aku Bangga sebagai Orang PKI, dan anak DN Aidit (Ketua Umum CC PKI) yang mengaku bangga sebagai anak orang PKI.7. Sobron Aidit, adik dari DN Aidit, banyak menulis tentang kisah perjalanan dirinya dan kakaknya, ketidakadilan pemerintah, serta usaha-usaha untuk kembali ke Indonesia. Namun sampai saat ini belum berhasil.8. Banyak buku sejarah yang sudah menghilangkan kata PKI dalam peristiwa G 30 S 1965. Kejaksaan Agung sudah menarik kembali buku-buku itu.9. Munculnya partai Papernas, yang banyak memiliki kesamaan dengan langkah-langkah PKI di masa lalu.Selain 9 indikasi di atas, masih banyak indikasi lain akan adanya gerakan sistematis PKI gaya baru. Di antaranya adalah:10. Pamflet dan atribut bergambar palu arit (lambang PKI) beredar di wilayah Bogor pada Senin 17 April 2006. Simbol yang pernah digunakan PKI itu dilukis dengan menggunakan cat semprot. Sedikitnya ada lima lambang itu di badan jalan, tepat di depan Istana Bogor.11. Munculnya LSM-LSM berhaluan kiri yang menggugat keabsahan sejarah G 30 S/PKI dan menyebarkan paham PKI dengan berbagai cara dan media. Mereka juga kerap mempertentangkan antara masyarakat dan pemerintah.12. Diterbitkannya buku-buku bertema Komunisme, Marxisme, dan Leninisme serta perlawanan terhadap ketidakadilan pemerintah oleh penerbit-penerbit kiri, di antaranya ResistBook dan Hasta Karya.13. Diadakannya berbagai seminar dan diskusi seputar PKI dan G 30 S/PKI dan perlawanan terhadap ketidakadilan pemerintah.14. Banyaknya tulisan dan reportase yang mempertanyakan dan berupaya mengubah sejarah seputar PKI. Baik buku, media cetak, maupun media online (internet).15. Sejarawan dan peneliti LIPI bernama Dr Asvi Warman Adam banyak memaparkan sejarah seputar G 30 S/PKI dalam bentuk buku, artikel, dan makalah. Namun pandangannya sering tidak sejalan dengan sejarah yang dipahami bangsa Indonesia. Dalam bahasa AULA, Asvi cenderung membela PKI.16. Diputarnya film bertema PKI berjudul Shadow Play: Indonesias Years of Living Dangerously. Film ini diproduksi Milton Cordel/Vagabons Film (2001), dengan sutradara Chris Hilton. Film yang diproduseri Walter Slamer dan Lexi Rambadeta ini banyak ditayangkan di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia sejak 2001. Juga di Indonesia, di kantor-kantor LSM yang mengaku pembela HAM, kampus-kampus, dan di depan pelajar SMU dan anak-anak muda. Film ini dinilai banyak kalangan sebagai propaganda menyesatkan guna membalik sejarah kesalahan PKI yang banyak berlumuran darah. (Hidayatullah.com, 15/12/06)17. Majalah TEMPO edisi khusus hari kemerdekaan, 11-17 Agustus 2008, mengangkat topik utama tentang tokoh PKI Tan Malaka dengan judul cover Bapak Republik Yang Dilupakan.18. Pangdam Jaya Mayjen TNI Agustadi Sasongko Purnomo meminta masyarakat mewaspadai bangkitnya kembali gerakan komunisme. Hal itu bisa dilihat dari kegiatan mereka yang makin nyata. Menurutnya, kegiatan seperti pameran budaya di TIM yang digelar korban stigma PKI pada 22 Februari 2006 dan bedah buku sejarah BTI dan PKI karangan Pramoedya Ananta Toer, adalah bentuk konsolidasi PKI. Selain itu, indikasi bangkitnya PKI bisa dilihat dari banyaknya aksi demo buruh tani dan sejumlah aktivis mahasiswa dari kelompok kiri yang intinya minta pencabutan Tap MPR 25/1966 tentang Pembubaran PKI, menghidupkan kembali organisasi komunis, dan membubarkan Komando Teritorial (Koter) TNI. Konsolidasi PKI itu, ungkap Pangdam Jaya, dalam rangka menyusun kekuatan dan memulihkan nama baik sebagai persiapan menghadapi Pemilu 2009. Targetnya, PKI bisa masuk dalam percaturan politik Indonesia. (detiknews.com, 07/03/06)Demi Agama dan NegaraMenurut mantan Ketua MPR Amien Rais, kemunculan kembali PKI bisa dimengerti. Karena Mahkamah Konstitusi (MK)peradilan tertinggi di Indonesiatelah mengabulkan permohonan pengujian Pasal 60g UU No 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum, dan menyatakan eks PKI mempunyai hak pilih dan dipilih pada Pemilu 2009. (detiknews.com, 18/04/06)Demo menolak Komunisme. (foto antarafoto.com)Memang eks PKI bisa bertaubat, dan orang-orang yang punya hubungan keluarga dengan eks PKI belum tentu juga berpaham atau mendukung PKI. Bagi yang demikian, barangkali tidak masalah. Namun apabila mereka berusaha untuk membangkitkan kembali PKI dan memutarbalikkan fakta sejarah, tentu mereka yang melakukannya patut dicurigai dan diwaspadai.Mereka mengarahkan opini, seakan orang-orang PKI tahun 1965 itu tidak bersalah. Mereka hanya korban, bukan pelaku, kata KH Abdul Muchit Muzadi, kiai sepuh yang kini Mustasyar PB NU. Yang jelas, mereka tidak akan menggunakan nama PKI lagi, karena sudah tidak populer, hanya misinya saja yang terus dibawa, tegas Drs HA Chalid Mawardi, mantan Ketua PB NU (1989-1994) dan Sekjen PP GP Ansor (1959-1967).Chalid menjelaskan, Kalau kita baca dari teori-teori komunis, fase-fase itu dari membentuk opini, kemudian mematangkan suasana revolusi, lalu membuat eksperimen-eksperimen gerakan revolusioner. Terus memaksakan konflik antara masyarakat dengan pemerintah, dengan aparatur negara. Digesekkan terus. Sekarang sudah banyak ini kita lihat. Apa saja yang dilakukan pemerintah selalu disalahkan. Terus dipertajam. Apapun yang menyangkut militer disalahkan, dipertajam terus. Dan akhirnya, lanjut Chalid, akan muncul tokoh-tokoh besar/tua mereka, untuk memimpin revolusi. Demikianlah, bahaya laten PKI masih mengancam. Tentu kita tak ingin terjadi pemberontakan PKI (baca: PKI gaya baru) yang ketiga kalinya. Sebab akan mencederai agama, bangsa, dan negara. Karena itu, tampaknya kewaspadaan harus ditingkatkan Lagi dalam bentuk Apapun!!!-----ISTIQLAL ( 8/12/98) # PKI MALAM LEBIHBERBAHAYA : SEBUAH CATATAN(http://law.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/msg015559.html,12/10/98)Oleh : Sulangkang Suwalu Media Dakwah (No 292, Jumadil Akhir 1419 h/Okt 1998 M) memuatbeberapa tulisan tentang komunisme, diantaranya "Gerakan Komunisme, PRDdan Forkot", "Ini Baunya Adalah Bau PKI", "PKI Sekarang LebihBerbahaya". Menarik apa yang dikatakan KH Kholil Ridwan Lc (Ketua BadanKerjasama Pondok Pesantren se Indonesia) melalui wawancaranya denganMedia Dakwah, dengan judul "PKI Sekarang Lebih Berbahaya" . Di dalamnyaKH Kholil antara lain mengatakan : "Sebenarnya memang selama ini kita tidak menyadari pada hakikatnyaorang-orang komunis itu masih banyak di setiap lini geraknya. Yangistilahnya dulu PKI malam hari. Dimana gerakannya dilakukan secaraunderground atau bawah tanah, sehingga sulit ditelusuri jejak danmanuver-manuvernya. Gerakan itu kita rasa ada, tapi kita tidak bisamenunjuk hidung siapa dia sebenarnya. Setelah gerakan 30 S, kemudianPKI secara resmi dilarang, keberadaan PKI menjadi tidak jelas. Sebelum30 S, PKI itu jelas, underbow-nya Pemuda Rakyat, BTI, Lekra dansebagainya. Kalau di show of forse, ada tantangan buat kita di PII,Banser dan lain-lain. Saya melihat tantangan yang jelas itu, sekarangtidak ada, sehingga kita cenderung pasif. Maka perlu menyadarkan umatIslam bahwa PKI malam itu lebih berbahaya_kan golongan PKI sekarangyang terkadang memakai bendera Islam, kadang pakai Jilbab, tapi tahu-tahu dia komunis kiri" Dengan kata lain KH Kholil Ridwan hendak mengatakan PKI yang legalkurang berbahaya dibandingkan dengan PKI yang underground, yang bekerjadi bawah tanah. PKI yang legal gerak-geriknya dapat dilihat mata.KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI YANG TINGGI Apakah fakta lain yang menunjang penilaian KH Kholil tersebut ?Dalam Laporan Utama Media Dakwah di atas, antara lain dikatakan, "PKIboleh bubar atau dibubarkan pemerintah Indonesia. Uni Sovyet bolehruntuh dan berkeping-keping menjadi negara kecil. Tapi apakah komunismesebagai sebuah paham politik, musnah ? Jawabnya, tidak ! " Menurut Taufik Abdullah, "Salah satu strategi PKI yang terkenalampuh mempengaruhi rakyat adalah tampilannya yang 'easy solution'terhadap berbagai persoalan. "Artinya, menurut Taufik Abdullah, seakan-akan semua masalah bisa diselesaikan ketika persatuan di bawah pimpinanPKI. Kata Taufik selanjutnya, "Salah satu keunggulann PKI adalahkemampuan berkomunikasi yang sangat tinggi. Kalau dilihat retorikapolitik PKI selama 1950-an, kita seakan-akan bertemu dengan PKI yangbanyak. Karena di setiap daerah, waktu atau situasi, PKI akanmemperkenalkan rumusan yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Satu-satunya landasan ideologis yang ditampilkan adalah penguasaankata 'rakyat'. Rakyat adalah PKI, PKI adalah rakyat. Selebihnya setiaptokoh lokal bisa mengatakan apa saja. Penguasaan kata seperti ituadalah suatu strategi wacana PKI." Keunggulan PKI seperti yang disimpulkan Taufik Abdullah tersebut,tentu juga akan dipergunakannya pula di kala bekerja di bawah tanah.Malah mungkin kualitasnya lebih tinggi lagi.DILARANG, MAKIN DICARI Tulisan Taufik Ismail yang berjudul " Ini Baunya Adalah BauPKI " , juga menunjang apa yang disimpulkan KH Kholil di atas bahwa PKImalam lebih berbahaya dari PKI legal. Inilah diantaranya yang dikatakanTaufik Ismail : "Sekitar 6-7 tahun yang lalu," kata Taufik Ismail, "ketika itumasih dalam pemerintahan Orba, di rumah saya ketika itu anak angkatsaya menyampaikan bahwasannya di kalangan mahasiswa ada kelompok yangmempelajari Marxisme-Leninisme pada malam hari, mulai pukul 11 sampaipukul 1 malam. Dari pukul 8-11 mereka mempelajari bahan-bahan kuliahdan dari pukul 11-1 mereka mempelajari itu (Marxisme). Saya (mulanya)tidak bisa percaya. Waktu itu (kabar itu) adalah cerita yang fantastis,tidak masuk akal. Kemudian saya katakan apa iya, apa mungkin, itu kandilarang oleh MPR dan dinyatakan sebagai ideologi yang tidak dapatdisebar luaskan. Kemudian saya minta itu dibuktikan." Kira-kira sebulan kemudian, datanglah bukti itu. Datanglahmahasiswa dengan membawa setumpuk diktat yang digunakan oleh kelompoktersebut. Diktat itu isinya adalah Manifesto Komunis dalam bahasaIndonesia terjemahan, kemudian riwayat hidup Mao Tse Tung, sebuahtulisan filsafat yang ditulis oleh Foyerbach. Dialah yang meletakkandasar filsafat materialisme, kemudian dianut oleh Marx. Yang ketigaadalah bukunya Manipol Usdek, dalam satu tumpukan fotokopi, barangkaligenerasi keenam. Maksudnya sudah difotokopi, kemudian difotokopi lagi.Sehingga hurufnya sudah putus-putus, susah untuk membacanya. Kemudianbaru saya percaya, hal itu terjadi. Tapi apa yang terjadi 4-5 tahunyang lalu itu, betul-betul tidak masuk akal." "Apa sebabnya mereka membaca dengan tekun ? Karena pertama-tamaitu adalah ideologi yang dilarang. Karena sesuatu yang dilarang, anak-anak muda ingin tahu mengapa dilarang. Kemudian ingin tahu, membaca dankemudian mereka mencari kesana kemari dapat lalu baca. Kelompok-kelompok itu kemudian tumbuh dan orang-orang PKI lama yang tidakseluruhnya belum tentu terbasmi itu, membina mereka, ikut dalam diskusiitu, mengarahkan dan seterusnya. Kemudian saya lihat ini, kalau beginibetul, apa yang dikatakan Amien Rais dalam bukunya 'Cakrawala Islam',ideologi yang semacam ini akan bertahan terus, strukturnya bolehdiruntuhkan, bangunan organisasinya bisa dinyatakan terlarang, akantetapi ideologi itu punya kaki yang banyak dan mereka berjalan kemana-mana."Demikian Taufik Ismail". Ya, fakta yang dikemukakan Taufik Ismail ini menunjukkan kepadakita bahwa makin dilarang penyebaran Marxisme-Leninisme itu, makindicari-cari dan dipelajari oleh generasi muda. Menurut logikanya,generasi muda tersebut tentu belum tentu akan mencari-cari danmempelajari buku-buku Marxisme-Leninisme, sekiranya tidak ada laranganpenyebarannya.ISU KOMUNIS GENERASI KE EMPAT DAN OTB Karena sulitnya menelusuri jejak manuver-manuver politik PKI yangbekerja di bawah tanah, seperti dikatakan KH Kholil Ridwan di atas,maka Try Sutrisno selaku Pangab pada tanggal 16 November 1992, waktuapel komandan-komandan Korem dan Kodim se Indonesia mengatakan, "unsur-unsur komunis generasi ke empat telah berusaha mengubah aksinya melaluijalur konstitusional, yaitu dengan jalan memanfaatkan kelompok-kelompoktertentu melalui isu keterbukaan, demokratisasi, hak azasi manusia,lingkungan hidup, dikotomi sipil dan militer, pri non-pri, depolitisasiABRI dan berbagai isu kekinian".(Kompas, 17/11) Komunis generasi keempat yang dimaksud Try Sutrisno ini, tentubukan kaum komunis yang telah ditahan belasan tahun tanpa proses hukum,tetapi adalah generasi baru komunis, yang lahir sesudah PKI dilarang.Keterangan Try Sutrisno itu mempunyai dua arti. Pertama, sebagaipengakuan bahwa sistem Orde Baru yang kapitalis, yang bersembunyi dibelakang Demokrasi Pancasila dan UUD 1945 bukannya telah mamatikan PKI,malah telah melahirkan komunis generasi ke empat. Ke dua, sebagai peringatan bagi kelompok-kelompok gerakan pro-demokrasi untuk jangan melanjutkan tuntutan keterbukaan, demokratisasi,hak azasi manusia dan sebagai, agar jangan sampai dicap pula sebagaikomunis generasi ke empat. Bila peringatan itu tidak digubris olehgerakan pro-demokrasi, mereka bisa ditindak, seperti ditindaknya PKI. Yang jelas Try Sutrisno merasa ada gerakan komunis, tetapi tidakbisa menunjuk hidung siapa yang disebut komunis generasi ke empat itu. Selanjutnya pada tahun 1995 karena gerakan pro-demokrasi bergerakterus, tak mundur akan dicap sebagai komunis generasi ke empat, makaPresiden Soeharto melalui Haryono Isman meisukan OTB (Organisasi TanpaBentuk) yang dilakukan door to door (dari pintu kepintu) untuk menjejalmahasiswa dengan ajaran Marxisme. Masyarakat menolak isu OTB tersebut, karena tak ada dasar, taksesuai dengan logika umum. Jika organisasi, tentu ada bentuknya. IsuOTB tersebut dianggap hanya sebagai taktik dan intrik penguasa untukmenimbulkan ketakutan dikalangan masyarakat, agar jangan berani-beranimengeluarkan pendapat yang bertentangan dengan pendapat penguasa. IsuOTB pun kemudian melenyap. Setelah penyerbuan ke Kantor DPP PDI Megawati di Jl Diponegoro 27Juli 1996, Menko Polkam Susilo Sudarman mengatakan: bila dulu masihbernama OTB, kini telah berbentuk PRD.PRD dianggapnya komunis. Dalamperkembangan di pengadilan, ternyata PRD bukan komunis. PRD kini punlegal. Kenyataan tersebut hanya menunjukkan betapa ngawurnya SusiloSudarman yang mengatakan seperti itu.KESIMPULAN Jelas kiranya, dilarangnya PKI ternyata lebih berbahaya bagi umatIslam dibandingkan bila PKI bekerja secara legal, terbuka. Karenadengan PKI bekerja di bawah tanah, underground, sulit menelusuri jejakmanuver-manuver politiknya. Gerakannya terasa ada, tetapi sulit untukmenunjuk batang hidungnya. Isu komunis generasi ke empat dari TrySutrisno dan OTB dari Soeharto berlalu begitu saja. Fakta yang dikemukakan Taufik Ismail, yang berpadu denganpenilaian KH Kholil Ridwan bahwa larangan terhadap ideologi komunisserta larangan penyebaran ajaran Marxisme- Leninisme, justru mendoronggenerasi muda mencari dan mempelajari Marxisme-Leninisme dengan tekun. Untuk lebih memudahkan bagi umat Islam menghadapi sepak terjangPKI, maka yang terbaik hak hidup PKI dipulihkan kembali dan itu sesuaidengan Pancasila dan UUD 1945. Dengan dilegalkan kembali PKI, makaperjuangan umat Islam untuk membumikan surat Al Humazah yang mengutukorang-orang yang menumpuk-numpuk harta kekayaan (yaitu kaum kapitalis),mendapat tambahan kekuatan. Karena PKI programnya jelas untukmenghapuskan sistem kapitalisme, supaya tegak keadilan. Dengan dilegalkannya kembali PKI, maka perjuangan umat Islam untukmembumikan surat Al Qashash: 5-6 yang mengatakan agar kaum mustadafhin(miskin dan tertindas) menjadi pemimpin dibumi dan mewarisi bumi, akandapat direalisasi. Karena program PKI hendak menghapuskan penindasansesama manusia, hendak menegakkan keadilan, seperti yang hendakditegakkan surat Al Qashash: 5-6 tersebut.***----- End of forwarded message from YPKP 65/66 ----- erdeka.com - Bagi sebagian rakyat Indonesia, mendengar kata Partai Komunis Indonesia (PKI) seolah mendengar sebuah hantu yang sangat menakutkan. Bahkan sebagian menganggap PKI adalah bahaya laten (terpendam) bagi republik ini.Kebencian terhadap PKI tentu bukan tanpa alasan. Ketika Orde baru berkuasa, PKI seolah menjadi organisasi 'haram' di republik ini. Kampanye anti PKI pun dilakukan dengan berbagai cara. Termasuk dengan film.Film G 30 S/PKI menjadi salah satu alat propaganda efektif pemerintah orde baru untuk menyematkan label pemberontak kepada PKI. Melalui film tersebut rakyat Indonesia 'dipaksa' untuk mengamini bahwa PKI adalah sebuah partai yang ingin menggulingkan pemerintahan yang sah dengan cara keji.Salah satu adegan yang paling keji dari film besutan Arifin C Noer adalah penculikan 7 jenderal. Mereka dibawa ke Lubang Buaya lalu disiksa dan mayatnya dimasukan ke dalam sumur tua."Penderitaan itu pedih jenderal. Sekarang rasakan sayatan silet ini. Pedih!. Tapi tidak sepedih penderitaan rakyat," ujar seorang wanita dengan dingin.Adegan selanjutnya tak kalah sadis. Para jenderal dipukuli dan disiksa hingga tewas. Sementara para penyiksanya tertawa-tawa bengis sambil menyanyikan lagu 'Genjer-genjer'."Teken jenderal, teken!" bentak para tentara pro-komunis dan para aktivis pemuda rakyat dan Gerwani itu.Kisah di atas merupakan penggalan dari adegan film G30S/PKI. Saking menyeramkannya, film G 30 S/PKI konon mengalahkan film horor Indonesia mana pun. Musik latarnya yang pelan dan menyayat, yang digubah oleh Embi C Noor, terasa mencekam dan berbanding lurus dengan narasi film tersebut yang sangat kaku dan dingin.Tak heran banyak generasi yang ketika film ini diputar akhirnya menjadi membenci PKI. PKI bak hantu yang menakutkan dan wajib dimusnahkan dari bumi pertiwi.Generasi yang sempat menonton film tersebut telah berhasil dicuci otaknya lewat film yang selalu di putar pada 30 September malam. PKI dibenci dan dimaki, bukan karena ajaran atau faham yang diajarkan tetapi karena film.Benarkah PKI sekejam apa yang digambarkan dalam film berdurasi 3 setengah jam itu?Setelah rezim Soeharto tumbang, film tersebut kemudian dilarang diputar. Tumbangnya rezim Soeharto juga membuat alat propaganda itu berhenti mencuci otak.Tak hanya sekedar berhenti, pelurusan tentang sejarah kelam tragedi 1965 juga perlu dikaji untuk diluruskan. Bahkan tidak sedikit yang meminta agar dibuat film baru sebagai kontra atas film tersebut.Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengusulkan agar film Pengkhianatan G 30 S/PKI diluruskan dan diperbaiki. Pelurusan itu dinilai penting dilakukan agar tidak lagi menimbulkan kontroversi."Boleh saja diperbaiki kalau tujuannya lebih menggambarkan sejarah yang sesungguhnya," kata Priyo di Gedung DPR Jakarta, Jumat (28/9).Menurut Priyo, jika ada pandangan untuk menyempurnakan film G 30 S/PKI perlu diberi ruang. Apalagi ada temuan sejarah baru yang dilakukan oleh ahlinya. "Harus dihargai sebagai kesaksian sejarah," ujar politisi Golkar ini.Lalu perlukah dibuat film tandingan atas film G 30 S/PKI?----Penolakan diskusi buku tentang Tan Malaka kembali terjadi.Kali ini terjadi pekan lalu di sekretariat penggiat seni di Semarang, Jawa Tengah. Pelakunya kelompok masyarakat yang menamakan dirinya Masyarakat Peduli Nasib Bangsa (Mapenab).Beruntung ada pihak kampus yakni Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro yang memberikan ruang diskusi. Ratusan orang hadir, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.Menarik untuk mencermati alasan penolakan diskusi Tan Malaka oleh Mapenab yakni soal adanya unsur komunisme dan marxisme. Tan Malaka, kata Sucipto Koordinator Mapenab, adalah tokoh yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Menurut Sucipto, ajaran komunisme dianggap membahayakan bangsa Indonesia dan bisa merusak pemikiran masyarakat.Saya tidak begitu memahami sosok Tan Malaka karena saya tidak begitu banyak membaca tulisan mengenai sosok yang disebutkan sangat berperan dalam era perjuangan Indonesia merdeka tersebut. Satu-satunya frasa kalimat yang paling saya ingat ketika ada yang menyebut nama Tan Malaka adalah Madilog yang merupakan singkatan dari Materialisme, Dialektika dan Logika. Jika mengacu pada frasa tersebut, tentu saja pemikiran Tan Malaka memang sangat dekat dengan pemikiran Marxisme yakni materialisme dan dialektika. Madilog adalah buah pikiran dari Tan Malaka yang juga tertuang dalam salah satu bukunya dengan judul yang sama.Kembali ke soal penolakan diskusi buku tentang Tan Malaka yang ditulis Harry A Poeze.Saya tidak mengetahui apakah orang-orang yang demo menolak diskusi Tan Malaka pernah memahami apa itu komunisme dan apa itu marxisme dengan baik. Atau jangan-jangan mereka sama saja dengan saya yang tidak begitu paham juga apa itu komunisme dan marxisme. Bedanya, mereka takut, saya sih tidak.Tetapi yang jelas, saya sangat terheran-heran karena di masa seperti sekarang ini, masih saja ada orang yang begitu ketakutan dengan komunisme dan marxisme. Saya tidak habis pikir ketika ada yang dengan keras menyebut bahwa komunis dan marxis sangat membahayakan. Bukankah paham keagamaan yang terlalu fanatik bisa jadi lebih membahayakan? Atau kekuasaan negara yang pura-pura demokratis tapi korupnya minta ampun, sepertinya lebih super-super berbahaya?Apa sebenarnya yang sedang mereka pikirkan sehingga mengatakan komunisme sangat berbahaya? Apakah karena catatan sejarah bangsa Indonesia soal PKI di tahun 1965? Apa mereka tidak mengetahui bahwa justru kekejaman yang dilakukan oleh negara kepada warga negara yang dituding PKI jauh lebih dahsyat?Kritik Terhadap KetidakadilanKomunisme, sepanjang pengetahuan saya adalah sebuah paham. Cita-cita yang ingin diwujudkannya adalah mulia, yakni masyarakat yang lebih sejahtera, sejahtera secara bersama-sama. Karl Marx, melahirkan Marxisme diabad ketika kehidupan rakyat begitu timpang, alias penuh ketidakadilan dan penderitaan bagi kaum proletar.Karl Marx pada konsep marxisme nya menyatakan bahwa sistem kapitalisme akan tumbang dengan sendirinya karena di dalamnya terkandung kekuatan yang mengahancurkan dirinya sendiri. Akumulasi modal yang menjadi tujuan utama kapitalisme akan menghisap habis daya hidup kaum proletar (buruh). Padahal buruh adalah konsumen utama dari para pemilik modal (borjuis).Nah, kalau kaum proletar tak lagi sanggup membeli produk yang diproduksi kaum borjuis, dan itu berarti kondisi kaum buruh makin terdesak dan terjepit, ketika itulah kemudian, menurut Marx, kapitalisme akan runtuh karena kaum proletar akan melakukan revolusi. Lalu sistem apa yang akan menggantikannya?Di sinilah Marx mengajukan argumentasi dengan menganalisis persoalan mendasar mengapa terjadi ketidakadilan dibidang kesejahteraan. Marx menyakini bahwa adanya hak kepemilikan atas faktor-faktor produksi di tangan segelintir manusia (kaum borjuis) adalah penyebab utama ketidakadilan tersebut. Jika saja hak milik atas faktor-faktor produksi ditiadakan, maka dengan sendirinya akan tercipta keadilan. Semua bisa menikmati secara bersama-sama kesejahteraan.Kesamaan, itulah sebenarnya asal mula kata komunisme yakni dari kata common yang kurang lebih berarti sama atau bersama. Kata komunikasi misalnya juga berasal dari kata common yakni sama. Karena komunikasi akan terjadi kalau saja ada kesamaan pemahaman mengenai apa yang dibicarakan.Jadi Marx memimpikan bahwa manusia akan hidup setara dan berkeadilan. Tidak ada yang kaya dan tidak ada yang miskin. Bukankah indah hidup penuh kesetaraan?Tetapi pemikiran Marx bahwa kapitalisme akan tumbang dengan lahirnya revolusi proletariat sebagai takdir sejarah yang tidak terbantahkan ternyata tidak terbukti dengan mudah. Maka, Vladimir Lenin di Rusia mencoba melakukan langkah mempercepat takdir sejarah tanpa menunggu terjadinya revolusi proletariat. Lenin menggunakan pendekatan politik. Ini beda dengan Marx yang meyakini kekuatan ekonomi sebagai factor penumbangan borjuasi. Lenin pun melakukan pemaksaan kejatuhan kapitalisme dengan merebut kekuasaan dari kaum borjuis.Dengan jalan apa? Ya.. dengan jalan revolusi yang diawali langkah membentuk apa yang disebut sebagai kediktatoran proletariat. Pemikiran Lenin, diterjemahkan secara tegas oleh Stalin yang bagi sejumlah kalangan justru dianggap menyimpangkan penerapan komunisme seperti apa yang ditulis Karl Marx atau dipikirkan oleh Lenin.Sayangnya langkah-langkah membangun masyarakat komunisme bukan perkara mudah. Tidak heran kalau bagi sejumlah kalangan, komunisme dianggap sebagai pemikiran yang utopis (indah tapi hanya dalam mimpi). Sifat-sifat dasar manusia seperti kerakusan menjadi penghalang utama. Maka otoritaianisme pun tidak terhindarkan untuk diterapkan karena setiap warga karena memang warga negara harus dipaksa melenyapkan nafsu kerakusan, ingin memiliki sebanyak-banyaknya materi.Ini menjawab pertanyaan mengapa dalam sistem negara komunis, pemerintahannya sering bersikap kejam dan keras kepada warganya.PKI-1925-Commisariate_BataviaSudah Diramalkan KegagalannyaTetapi yang lebih sering menjadi ironi dari kekuasan negara yang menganut komunisme adalah para pemimpinnya yang justru memanfaatkan kesempatan untuk mereguk kenikmatan duniawi atau memenuhi dirinya dengan kepuasaan berlebih. Sementara rakyatnya dipaksa hidup sama rasa dan bekerja lebih banyak. Kekuasannya pun biasanya diturunkan kepada keluarganya.Korea Utara misalnya, pemimpinya diturunkan dari ayah ke anak dan sang anak kini sering digambarkan hidup dengan gaya seorang borjuis.Sebenarnya, sistem komunisme yang akan gagal sudah pernah ditulis pengarang sastra bernama George Orwell melalui sebuah buku yang berjudul Animal Farm pada tahun 1945. Kisahnya merupakan satire dari komunisme di Uni Soviet. Orwell menggambarkan kaum komunis seperti kumpulan hewan dalam sebuah peternakan yang telah berhasil menumbangkan kekuasaan sang tuan pemilik peternakan (simbol kekaisaran Rusia).Pemberontakan para hewan diinspirasi oleh pemikiran seekor babi tua dengan panggilan Mayor Tua (Diasosiasikan sebagai sosok Lenin). Setelah di Mayor Tua mati, para hewan dipimpin oleh dua Babi yakni Napoleon (diasosiasikan sebagai sosok Stalin) dan Snowball (penggambaran sosok Trotsky) merancang pemberontakan para hewan dalam peternakan tersebut dan akhirnya berhasil. Mister John, sang pemilik peternakan pun diusir.Pasca diusirnya Mister John, kehidupan para hewan di peternakan itu lebih baik. Mereka membagi pekerjaan untuk menciptakan kesejahteraan bersama. Semua nya mendapatkan hak dan kewajiban yang sama. Tetapi ternyata sang Babi bernama Napoleon yang juga telah berhasil mengusir Babi lainnya yakni si Snowball, disebutkan sebagai pemimpin yang berkhianat dan menjalin kerjasama dengan manusia yang sebelumnya sudah ditumbangkan. Sang Babi menikmati kemewahan hidup sama dengan manusia.Di akhir cerita, para hewan di peternakan yang melihat kelakuan babi Napoleon sulit membedakan, apakah napoleon itu babi atau manusia? Kisah Animal Farm ini menggambarkan bagaimana gagalnya sistem komunisme di Rusia (uni soviet) karena pengkhianatan justru terjadi oleh pemimpinnya sendiri. Animal Farm juga menggambarkan bahwa sistem komunisme tidak akan mampu menjadi sistem politik yang ideal.Hanyalah HantuPada era kekinian, Komunisme sebenarnya bisa diibaratkan seperti hantu, antara ada dan tiada tetapi menakutkan. Francis Fukuyama di The End Of History menuliskan, bahwa dengan tumbangnya Uni Soviet dan sejumlah negara komunis di Eropa Timur, komunisme telah memasuki kematiannya yang panjang. Kapitalisme telah menang telak melawan komunisme. Negara yang kini masih menganut komunisme tidak menjadi model yang diimpikan oleh manusia dimuka bumi ini. Kuba misalnya, mungkin tidak banyak yang ingin benar-benar hidup di negara yang dipimpin Fidel Castro tersebut.Siapa yang mau hidup di negara dengan pengaturan yang begitu ketat?Cina, kalaupun kekuasaannya dipegang partai komunis, kini telah lebih kapitalistis. Bisa jadi Cina adalah contoh sukses dari sistem komunisme yang terpaksa agak menyimpang. Tetapi tetap saja, Cina sekarang bukanlah cina yang benar-benar komunis karena sudah menjadi negara yang lebih terbuka. Jikalaupun Cina mau dipakai sebagai contoh negara komunis, bukankah rakyatnya bisa hidup sejahtera? Lalu apakah masih tetap takut dengan komunisme?Herbert Marcuse, salah satu pemikir aliran Frankfrut Scholl dan seorang neo Marxian mengatakan bahwa komunisme di era teknologi komunikasi tanpa batas akan mengalami pelumpuhan yang kuat. Kapitalisme telah dengan cerdik menggunakan kemajuan teknologi komunikasi untuk menyebarkan paham-pahamnya. Paham utamanya yang paling berhasil melumpuhkan komunisme adalah belilah, dan teruslah membeli, meski kamu tak membutuhkannya. Manusia tidak lagi membeli atau mengkonsumsi sebatas apa yang dibutuhkan (need) tetapi juga apa yang diinginkan (want).Sebaran iklan diberbagai media yang didukung dengan kecanggihan teknologi, mempengaruhi alam bawah sadar manusia modern, bahwa semua yang diproduksi mesin kapitalisme adalah kebutuhan. Maka semua produk dari mesin kapitalisme bisa terus laku dijual. Kapitalisme pastinya akan terus Berjaya. Marcuse yang khawatir dengan kondisi ini seperti ini lalu memikirkan bahwa penting untuk melakukan apa yang disebutnya dengan perang Semesta melawan Kapitalisme.Tetapi perang melawan kapitalisme, jelas bukan perkara mudah. Apalagi mau melawan kapitalisme dengan komunisme, paham yang sudah gagal total membuktikan keampuhannya.Masak mau melawan kapitalisme pakai hantu?? Hehehe..Jadi, masih takut dengan komunisme? [b]INILAH.COM, Jakarta - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), pada 1966, ketika masih berstatus MPR Sementara (MPRS) mengeluarkan sebuah ketetapan (TAP) yang sangat penting. Disebut demikian, sebab TAP tersebut menimbulkanimplikasi luas bagi kehidupan bangsa Indonesia.Dampak dari TAP tersebut dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia, walaupun tidak semua rakyat mengerti bagaimana sejarahnya sampai TAP tersebut menjadi sebuah produk konstitusional. Produk itu adalah TAP MPRS No.25/1966 yang melarang berdirinya Partai Komunis Indonesia (PKI).TAP tersebut langsung menuai kontroversi dan perdebatan, begitu pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto berakhir Mei 1998. Artinya setelah 32 tahun komunisme dilarang di Indonesia, barulah muncul keberanian untuk bereaksi dari masyarakat. Inilah salah satu hasil reformasi.Kontroversi tentang TAP tersebut digugat relevansinya sebab sejumlah alasan dan fakta baru ditunjukkan oleh para pelaku dan saksi sejarah. Sejumlah testimoni menunjukkan banyaknya kesamaan. Yaitu pemberontakan PKI dengan tujuan untuk merebut kekuasaan dari tangan Soekarno (Presiden Pertama), sesungguhnya tidak pernah ada.Kalaupun ada kemelut politik yang menyebabkan terbunuhnya sejumlah jenderal, pembunuhan itu lebih dikarenakan adanya konflik internal di lingkungan TNI Angkatan Darat. PKI hanya dijadikan "kambing hitam".Sehingga alasan untuk menuduh PKI sebagai otak pemberontakan tidak masuk akal. Dan pelarangan PKI, tidak punya alasan yang kuat. Intinya komunisme atau PKI bukanlah sesuatu yang berbahaya bagi keselamatan dan eksistensi NKRI !Argumentasi lain Perang Dingin yang berakhir 20 tahun lalu,yang dimenangkan oleh Blok Non-Komunis, sekaligus menandai kekalahan dan kematian idelogi komunis. Sehingga setelah 20 tahun, komunisme di Indonesia yang pahamnya berasal negara-negara Blok Komunis, juga sudah ikut mati. Tidak perlu ada kekhawatiran komunisme di Indonesia, bakal bangkit lagi. Komunisme bangkit bila keadilan sosial tidak tercapai.Kekalahan atau kegagalan komunis tersebut diawali di Uni Sovyet. Negara komunis yang membentang dari zone Eropa Barat hingga ke Asia Timur, pecah menjadi beberapa negara merdeka. Semua negara bagian Uni Soviet yang memerdekaan wilayah mereka, menolak komunisme sebagai sebuah sistem politik, ekonomi ataupun demokrasi.Negara tersebut antara lain Estonia, Latvia, Georgia Kazakhtan dan Uzbekistan. Yang masih eksis sebagai negara induk Uni Sovyet adalah Rusia. Negara induk inipun, tidak lagi menggunakan komunisme sebagai ideologinya.Sementara RRC yang selama Perang Dingin berada dalam satu blok dengan Uni Sovyet, walaupun tidak pernah menanggalkan komunisme, tetapi secara terbuka sudah menerapkan sistem ekonomi liberal, sistem yang sangat ditentang oleh komunisme.RRC juga menjadi contoh baru dimana komunisme sebetulnya sudah mati. Karena sekalipun pimpinan puncak pemerintahan di negara tersebut masih dirangkap oleh pengurus Komite Sentral Partai Komunis RRC, namun dalam berbagai kebijakan politik dan ekonomi yang mereka cetuskan, para pimpinan komunis RRC tersebut, tidak lagi mengedepankan komunisme.Di bagian lain di Asia di luar RRC, juga ada negara eks komunis yaitu Vietnam, Laos dan Kamboja. Tapi kini, seluruh pemimpin di tiga negara Indochina itu, tidak lagi mempropagandakan komunisme sebagai ideologi yang paling benar.Sebab mereka pun menyadari komunisme, bukanlah ideologi yang dapat membuat negara maju. Mereka merupakan kader-kader dan pengikut komunisme, tetapi dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak lagi menjadikan komunisme sebagai falsafah hidup.Sehingga muncul pandangan bahwa pelarangan komunisme di Indonesia atas alasan komunis merupakan ideologi yang berbahaya, sudah tidak relevan lagi. Kita sebagai bangsa pun tidak bisa mengelak bergaul dengan orang-orang komunis dari Indochina, RRC dan Rusia.Diperdebatkan, melarang seseorang menganut sebuah paham, sebuah isme, sebuah ideologi, di sebuah negara demokrasi, merupakan sebuah pelanggaran atas HAM (Hak Azasi Manusia). Kalau Indonesia mengaku sebagai negara demokrasi, tidak pantas melarang komunisme !Oleh sebab itu pandangan yang menyebut komunisme sebagai ideologi yang berbahaya juga tidak masuk akal. Referensi lain yang menjadi rujukan misalnya buku karya Brian May, The Indonesia Tragedy. Brian May, seorang warga negara Amerika Serikat yang pernah bertugas di Jakarta sebagai koresponden kantor berita Prancis, Agence France Press (AFP).Secara biologis, penulis berasal dari negara yang anti-komunis. Tetapi ia bisa memilah-milah peran PKI dalam peristiwa G30S/PKI tahun 1965 di Indonesia secara jernih. Tidak lama setelah menyelesaikan tugasnya di Indonesia, Brian May menulis tentang Indonesia.Tulisannya pertama kali dibukukan pada 1978. Isinya selain kesaksian sejumlah tokoh yang pernah diwawancarainya selaku jurnalis digabung dengan analisa dan logikanya sebagai wartawan asing. Intinya buku ini membalikkan hampir semua fakta yang terjadi di sekitar pemberontakan PKI tahun 1965 yang sudah terlanjur menjadi Sejarah Indonesia. Buku ini oleh pemerintahan Orde Baru dinyatakan tidak boleh beredar di Indonesia.Namun sekalipun dilarang masuk ke Indonesia, di bandara Changi, Singapura, buku ini laris manis dibeli oleh orang-orang Indonesia. Sehingga pelarangan itu tidak efektif bahkan semakin dilarang, semakin banyak yang mencarinya. Terbukti sejak terbit, buku tersebut sudah mengalami cetak ulang beberapa kali : 1979, 1981, 1984, 1988, 1991 dan 2001.Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan sebuah buku karya orang asing. Juga tidak untuk membenarkan komunisme. Namun mencoba memberi perspektif baru tentang komunisme atau PKI dari konteks demokrasi Indonesia pasca Orde Baru. Apalagi sejak 2010, pimpinan MPR-RI telah melakukan berbagai upaya untuk "menyatukan" kembali bangsa Indonesia.Sebagai awal dari kegiatan penyatuan itu, pada 1 Oktober 2010, MPR-RI mempertemukan para korban G.30.S/PKI. Yaitu anak-anak dari keluarga PKI dan anak-anak dari orangtua mereka yang dibunuh oleh PKI.Dari pihak keluarga PKI antara lain diwakili Ilham Aidit, putera Ketua Umum PKI, DN Aidit sementara dari non-PKI, Amelia Yani, puteri almarhum Jenderal Ahmad Yani, dan Tommy Soeharto, putera Presiden Orde Baru, Jenderal Soeharto.Dari para anak-anak keluarga dan korban PKI ini, sudah muncul sebuah keinginan yang sangat kuat agar generasi muda bangsa Indonesia melupakan masa lalu yang kelam. Dalam konteks era terorisme, pelarangan PKI dan komunisme, justru telah menyuburkan kelompok atheis dengan menggunakan label Islam sebagai alat perjuangan.Jika para teroris tersebut benar-benar penganut Islam,mereka tidak akan melakukan pembunuhan membabi buta. Sebab Islam tidak mengajarkan pembunuhan melainkan kedamaian. Itu sebabnya mungkin ada baiknya komunisme dibiarkan hidup agar secara hakiki dan hak azasi, setiap orang bisa memilih ideologinya.Bagi kelompok agama adanya pengikut atheis, komunis, justru (mungkin) bisa menciptakan hubungan yang lebih harmonis antar agama. Sebab Islam dan Non-Islam memiliki musuh bersama. Demokrasi pun memerlukan "musuh" agar kualitasnya tetap terasa dan teruji. [mdr/bersambung] - See more at: http://nasional.inilah.com/read/detail/1597102/komunisme-bahaya-laten-wajarkah-#sthash.z0AjCGat.dpufSatuNusaNews Indonesia kini harus mewaspadai bangkitnya bahaya komunis. Gejala Komunis Gaya Baru (KGB) telah ada sejak era reformasi, bahkan tokoh-tokohnya kini telah berhasil menduduki kursi empuk di pemerintahan dan parlemen dengan memanfaatkan setiap situasi dan kondisi yang terjadi di Indonesia.Dalam Pengajian Politik Islam (PPI) yang digelar di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Ahad (12/4/2015) lalu, Brigjen TNI (Purn) Adityawarman Thaha mempertegas akan bahaya bangkitnya komunisme di Indonesia. Dan ia mengatakan bahwa apa yang ia sampaikan bukanlah sekedar menakut-nakuti, karena ia berbicara dengan fakta dan data yang telah ia kumpulkan.Adityawarman mengingatkan kepada masyarakat dan terutama kepada aparat agar tidak lalai dengan bahaya laten komunis. Kalau kita bicara tentang komunis dengan masyarakat yang tidak paham, atau jangankan masyarakat biasa dengan aparat saja mereka ketawa. Kenapa? Sebab, para penganut komunis sengaja menebar pengaruh di tengah masyarakat bahwa seolah paham komunis tidak lagi berbahaya atau sudah tidak ada, terangnya.Itu yang mereka kembangkan di tengah masyarakat, sehingga kita terninabobokan dan satu persatu mereka nyalip masuk di dalam pemerintahan, lanjutnya.Mantan staf ahli Panglima TNI yang kini didaulat sebagai Ketua Pengurus Pusat (PP) Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) ini mengatakan kalau gejala tersebut terlihat dengan mulai tak dibahas lagi kekejaman PKI dalam buku-buku sejarah di sekolah. Apalagi di dalam buku-buku pelajaran sengaja dihilangkan, tidak lagi disebut PKI. Dengan inilah kami akan mencoba menemui Mendikbud supaya sejarah itu diteruskan, tuturnya.Komunis Gaya Baru ini memanfaatkan setiap situasi dan kondisi yang ada. Di era reformasi inilah mereka berhasil mendudukkan orangnya di DPR dan di MPR. Ini tidak fitnah, saya dapat data-datanya dan bisa dipertanggungjawab, terang Brigjen Adityawarman Thaha dalam kajian tersebut.Melihat gejala kebangkitan Komunis Gaya Baru (KGB) Adityawarman menegaskan bahwa Indonesia dalam bahaya. Saya berani mengatakan situasi kita hampir sama dengan tahun 1965, tegasnya.Ia pun menyerukan kepada seluruh elemen bangsa Indonesia untuk waspada. Mereka itu sudah ada di mana-mana! tandasnya.-----YURIDIS KOMUNISMEANALISISAda pendapat bahwa komunisme pada saat ini bukan lagi ancaman bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia, karena komunisme sebagai ideologi saat ini sudah tidak punya kekuatan dan aktualitas lagi setelah negara-negara Blok Timur meninggalkan sosialisme dan membuka diri dengan kapitalisme. Disamping itu ada upaya dari mantan Tapol dan Napol untuk memutar balikan fakta sejarah menyangkut peristiwa G.30.S/PKI.Pendapat yang menyatakan bahwa komunisme bukan lagi sebagai ancaman menunjukkan adanya indikasi mulai melemahnya penangkalan terhadap komunisme. Sedangkan upaya pemutaran balikan fakta sejarah menyangkut peristiwa G.30.S/PKI adalah usaha tokoh-tokoh PKI untuk membersihkan diri dan legalisasi gerakan pemberontakan yang terjadi tahun 1965.Bagaimanapun komunisme masih merupakan ajaran yang berbahaya dan bangsa Indonesia belum bisa melupakan sejarah bagaimana kebiadaban komunisme di Indonesia telah menelan korban jiwa yang mencapai ratusan ribu jumlahnya, yang diantaranya putra-putri terbaik bangsa.Pendapat bahwa biar saja masyarakat yang menilai baik buruknya ajaran komunis untuk bisa atau tidaknya dihidupkan kembali di Indonesia adalah pendapat yang sangat tidak tepat. Bangsa Indonesia memiliki Pancasila sebagai Dasar Negara dan bangsa kita masih belum mapan dalam penerapan demokrasi, sehingga sistem instruksional dengan cara dipandu oleh negara secara jelas dan tegas mengenai ajaran yang membahayakan kehidupan bangsa masih perlu dilakukan.TAP MPRS No.XXV/MPRS/1966 telah melarang kegiatan menyebarkan atau mengembangkan paham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme, kecuali untuk dipelajari secara ilmiah diberbagai perguruan tinggi dalam rangka mengamankan Pancasila.Pelaksanaan TAP MPRS tersebut, semula di back up oleh UU No. 11/Pnps/1963 tentang Pemberantasan kegiatan Subversi yaitu setiap kegiatan penyebaran atau pengembangan paham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme ditentukan sebagai tindak pidana subversi dan ketentuan ini cukup efektif untuk menangkal bahaya komunisme.Perkembangan diera reformasi memunculkan tuntutan penghapusan Undang-undang Subversi, karena Undang-undang ini dianggap sebagai alat penguasa untuk menekan lawan politik dan substansinya dianggap bertentangan dengan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.Pencabutan UU No.11/Pnps/1963 tentang Pemberantasan Kegiatan Subversi berkaitan hilangnya sanksi hukum bagi pelaku penyebar atau pengembang paham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme. Oleh karena itu, pada saat pengajuan RUU Pencabutan UU No.11/Pnps/1963 tentang Pemberantasan Kegiatan Subversi, sekaligus Pemerintah mengajukan RUU tentang Perubahan KUHP yang berkaitan dengan kejahatan terhadap Keamanan Negara, yang didalamnya diatur delik-delik mengenai penyebaran dan pengembangan ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme.Setelah melalui pembahasan di DPR, maka UU Pencabutan UU No.11/Pnps/1963 tentang Pemberantan Kegiatan Subversi telah diundangkan melalui UU No.26 tahun 1999 , sedangkan perubahan KUHP yang berkaitan dengan kejahatan terhadap Keamanan Negara telah diundangkan melalui UU No. 27 tahun 1999. UU tentang Perubahan KUHP yang berkaitan dengan kejahatan terhadap Keamanan Negara berisi 6 pasal tambahan yang disisipkan antara pasal 107 dan pasal 108 KUHP yaitu pasal 107A, 107B, 107C, 107D, 107E dan 107F. Dari 6 pasal tersebut, 4 pasal mengatur delik menyebarkan dan mengembangkan ajaran komunisme/leninisme sebagai berikut :1. Pasal 107A mengancam pidana penjara paling lama 12 tahun terhadap barangsiapa secara melawan hukum dimuka umum, baik dengan lisan, tulisan dan atau melalui media apapun , menyebarkan atau mengembangkan ajaran komunisme/marxisme-leninisme dalam segala bentuk dan perwujudannya.2. Pasal 107C mengancam pidana penjara paling lama 15 tahun terhadap barangsiapa secara melawan hukum dimuka umum, baik dengan lisan, tulisan dan atau melalui media apapun, menyebarluaskan ajaran komunisme/marxisme-leninisme yang berakibat timbulnya kerusuhan dalam masyarakat, atau menimbulkan korban jiwa atau kerugian harta benda.3. Pasal 107D mengancam pidana penjara paling lama 20 tahun terhadap barangsiapa secara melawan hukum dimuka umum, baik lisan, tulisan dan atau melalui media apapun, menyebarluaskan atau mengembangkan ajaran komunisme/marxisme-leninisme dengan maksud mengubah atau mengganti Pancasila sebagai dasar negara.4. Pasal 107E mengancam pidana penjara paling lama 15 tahun terhadap :a. Barangsiapa mendirikan organisasi yang diketahui atau patut diduga menganut paham komunisme/marxisme-leninisme dalam segala bentuk dan perwujudannya.b. Barangsiapa mengadakan hubungan dengan atau memberikan bantuan kepada organisasi, baik didalam negeri maupun diluar negeri, yang diketahui berasaskan komunisme/marxisme-leninisme dalam segala bentuk dan perwujudannya dengan maksud mengubah dasar negara atau menggulingkan pemerintah yang sah.Apabila dikaji lebih jauh maka Pasal 107A, 107C dan 107D mengandung substansi yang sama yaitu larangan terhadap penyebaran atau pengembangan ajaran komunisme/marxisme-leninisme dalam segala bentuk dan perwujudannya dilakukan dimuka umum baik secara lisan, tulisan dan atau melalui media apapun. Perbedaannya adalah bahwa Pasal 107A merupakan delik formal, sehingga penerapan pasal ini tidak mensyaratkan terjadinya akibat dari perbuatan menyebarkan atau mengembangkan ajaran komunisme/marxisme-leninisme tersebut. Sedang Pasal 107C merupakan delik material, sehingga untuk penerapan pasal ini harus terjadi akibat dari perbuatan menyebarkan atau mengembangkan ajaran komunisme/marxisme-leninisme, yaitu berupa kerusuhan, menimbulkan korban jiwa atau kerugian harta benda. Selanjutnya Pasal 107D mensyaratkan bahwa perbuatan penyebaran atau pengembangkan ajaran komunisme/marxisme-leninisme tersebut dilakukan dengan maksud untuk mengubah atau mengganti Pancasila sebagai dasar negara. Pengertian " dengan maksud" pada pasal ini, selain mununjukkan unsur kesengajaan (dolus) si pelaku, juga merupakan "tujuan" dari si pelaku, sehingga dalam penerapan pasal ini tidak perlu harus sudah benar-benar terjadi perubahan atau penggantian Pancasila tersebut.Memperhatikan kualitas perbuatan dan akibat yang terjadi, maka ancaman pidana pada Pasal 107A, 107C dan 107D menunjukkan gradasi yang semakin meningkat yaitu pidana penjara paling lama 12 tahun, 15 tahun dan 20 tahun.Pasal 107E terdiri dari dua delik yaitu :1. Delik mendirikan organisasi yang diketahui atau patut diduga menganut paham komunisme/marxisme-leninisme.2. Delik mengadakan hubungan dengan atau memberikan bantuan kepada organisasi didalam atau diluar negeri yang diketahui berdasarkan komu-nisme/marxisme-leninisme dengan maksud mengubah dasar negara atau menggulingkan pemerintah yang sah.Perumusan unsur kesalahan dalam Pasal 107E ayat (1) adalah "yang diketahui atau patut diduga" (pro partus dolus, pro partus culpa) mengandung arti bahwa pelaku mengetahui (sengaja) mendirikan organisasi yang menganut paham komunisme/marxisme-leninisme atau pelaku dapat menduga (culpa) bahwa organisasi yang didirikannya menganut paham komunisme/marxisme-leninisme, misalnya karena kealpaan, kurang hati-hati, kurang waspada atau kesembronoan.Sedangkan pada Pasal 107E ayat (2) ditentukan bahwa mengadakan hubungan dengan atau memberikan bantuan kepada organisasi yang berdasarkan komunisme/marxisme-leninisme harus diketahui (dilakukan dengan sengaja) oleh pelaku dan tujuannya untuk mengubah dasar negara atau menggulingkan pemerintah yang sah.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dari aspek yuridis, kendati Undang-undang Subversi telah dicabut, namun upaya penangkalan terhadap bahaya laten komunis dapat dilakukan dengan menerapkan Pasal 107A, 107C, 107D dan 107E KUHP terhadap para pelaku yang menyebarkan atau mengembangkan ajaran komunisme/marxisme-leninisme, pelaku yang mendirikan organisasi yang menganut paham komunis/marxisme-leninisme, maupun pelaku yang mengadakan hubungan atau memberikan bantuan kepada organisasi yang berasaskan komunisme/marxisme-leninisme.----Gerakan Balas Dendam PKI? Permintaan maaf Gus Dur terhadap para eks PKI, konon, diniatkan untuk mencegah terjadinya aksi balas dendam kepada NU dan TNI. Benarkah ada milisi bersenjata yang dilatih untuk tujuan teror? Seusai lohor Senin (27/3) lalu, teras ruang Nusantara II di Gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, mendadak berubah mirip arena tablig akbar. Ditingkah alunan musik Islami dan takbir silih-berganti, barisan sekitar seribu lelaki berjubah putih bersurban hijau menguasai gedung, menenggelamkan demo para petani tebu dan aktivis kemerdekaan Riau yang sudah lebih dulu menduduki area itu. Demonstran hijau-putih itu gabungan dari Front Pembela Islam (FPI) dan Front Pembela Islam Surakarta (FPIS). Keduanya menggelar tuntutan berbeda: FPI menyatakan perang melawan narkoba dan kemaksiatan, FPIS siap berjihad menghancurkan komunisme. Toh, tak berarti kedua tema tak berhubungan. "Maraknya narkoba dan kemaksiatan merupakan peluang bagi PKI (Partai Komunis Indonesia) untuk menyusupi umat," ujar Warsito Adnan, ketua FPIS. Menurut Warsito, pihaknya menuntut Presiden Abdurrahman Wahid mencabut pernyataan maaf yang disampaikannya kepada para eks PKI yang menjadi korban tragedi G-30-S/PKI, beberapa waktu lalu. Pada saat yang hampir bersamaan, di Semarang, Gus Dur - yang digugat - malah menegaskan kembali sikapnya terhadap para eks PKI. Di depan peserta Kongres I PDI Perjuangan, Gus Dur, yang berbicara dalam konteks perlunya menyelaraskan asas kebangsaan dan keagamaan, menceritakan nasihat seorang kiai yang dihormatinya. Sang Kiai menasihati presiden kiai itu untuk tak buru-buru mengambil sikap tentang PKI. Tetapi negara, kata Gus Dur, terikat pada asas demokrasi, yang tidak mengenal perbedaan antara komunis dan bukan komunis. "Bila ada yang tak setuju, silakan mendidik rakyat agar tak tertarik dengan komunisme. Bukan dengan memanfaatkan pemerintah," tegasnya. Tak pelak lagi, isu komunisme dan PKI itu (lagi-lagi) menegangkan hubungan antara sang Presiden dan kalangan Islam serta pihak militer. Kali ini, hampir semua kelompok Islam bersatu sikap: menolak permintaan maaf sang Presiden. Bahkan, Ketua Umum PBNU K.H. Hasyim Muzadi terang-terangan menentang sikap pendahulunya itu. Sementara, MUI (Majelis Ulama Indonesia) pekan lalu merilis statemen mengecam sikap Gus Dur. Dan, meskipun tak menyatakan penolakan terbuka, sikap militer juga senada. "Kalau ingin berdamai dengan PKI, hilangkan dulu TNI yang ada sekarang ini," tukas seorang jenderal, sengit. Maklum, TNI dan kalangan Islam-lah yang pada kurun 1965 itu berhadapan langsung dengan PKI dan aktif dalam gerakan pembersihan seluruh anasirnya ketika aksi G-30-S/PKI digagalkan. Tetapi - seperti biasa - ada misteri di balik sikap kontroversial Gus Dur. Menurut sumber-sumber Tajuk di sebuah organisasi kepemudaan yang dekat dengan Presiden, langkah itu diambil Gus Dur justru untuk mencegah terjadinya aksi "balas dendam" dari para eks PKI tadi. Menurut mereka, pada sekitar pukul 10.00 WIB, Senin, 13 Maret - beberapa hari sebelum ia merilis permintaan maaf itu - sebuah "dokumen" yang ditulis tangan sampai ke meja kerja Gus Dur. Isi dokumen yang tak mencantumkan pengirimnya itu lumayan seram: ada gerakan balas dendam PKI terhadap NU dan TNI - yang ikhtisar ringkasnya bisa Anda baca di halaman ini. Tujuan gerakan itu beragam: mulai dari menggelar aksi teror bersenjata, sampai melakukan gugatan hukum - di dalam dan di luar negeri - atas terjadinya tragedi 1965. Pertanyaannya: Sahihkah isi dokumen itu? Kalangan intelijen yang dihubungi Tajuk mengaku tak tahu-menahu tentang keberadaan dokumen tadi, apalagi mengklarifikasi kebenaran informasinya. "Tetapi tak semua informasi itu