197
PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTs. AL-ISTIKMAL DESA PRENDUAN KEC. PRAGAAN KAB. SUMENEP TAHUN 2006-2007 SKRIPSI Oleh: BAIJURI Nim: 2005 9603 2328 Nimko: 2005.4.037.0101.1.00607 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN (IDIA) PRENDUAN SUMENEP MADURA TAHUN 2007

baijuri [edited]

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: baijuri [edited]

PENGARUH METODE INKUIRI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

DI MTs. AL-ISTIKMAL DESA PRENDUAN

KEC. PRAGAAN KAB. SUMENEP

TAHUN 2006-2007

SKRIPSI

Oleh:

BAIJURI

Nim: 2005 9603 2328

Nimko: 2005.4.037.0101.1.00607

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN (IDIA)

PRENDUAN SUMENEP MADURA

TAHUN 2007

Page 2: baijuri [edited]

PENGARUH METODE INKUIRI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

DI MTs. AL-ISTIKMAL

DESA PRENDUAN KEC. PRAGAAN KAB. SUMENEP

TAHUN 2006-2007

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien

Untuk Memenuhi Salah-Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana S-1

Illmu Tarbiyah

Oleh:

BAIJURI

Nim: 2005 9603 2328

Nimko: 2005.4.037.0101.1.00607

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN (IDIA)

Page 3: baijuri [edited]

PRENDUAN SUMENEP MADURA

TAHUN 2007

Page 4: baijuri [edited]

NOTA KONSULTASI

Nomor :

Lampiran : 0 Eksemplar

Perihal : Naskah Skripsi

Sdr. Baijuri

Kepada Yth.

Rektor Institut Dirosat Islamiyah al-Amien (IDIA) Prenduan

Sumenep Madura

Di

Prenduan

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu,

Setelah meniliti dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka kami kirimkan dengan hormat naskah skripsi Saudara :

Nama : Baijuri

Nimko : 2005. 4. 037. 0101.1. 00607

Judukl skripsi : Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Prestasi Belajar Siswa di MTs. Al-Istikmal Desa Prenduan Kec.

Pragaan Kab. Sumenep Tahun Penelitian 2006/2007

Dengan ini kami mohon agar skripsi Saudara tersebut segera dimunaqasyahkan.

Page 5: baijuri [edited]

Demikianlah, harap menjadi maklum dan tak lupa kami sampaikan terima kasih

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu,

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Drs. KH. Syarqowi Dhafir, M.Pd.) (Drs. Taufiqurrahman, M.Ag)

Page 6: baijuri [edited]

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Tarbiyah Institut Dirosat Islamiyah

Al-Amien ( IDIA ) Prenduan

Untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat

Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

Hari/Tanggal: Kamis, 15 Juni 2007

Dewan Penguji

Penguj I : KH.Drs.Syarqowi Dhofir, M.Pd. (……………………………)

Penguji II : Drs. Zainal Alim, MM. (……………………………)

Penguji III : KH. Mujammi’ Abd. Musyfi, Lc. (……………………………)

Mengesahkan

Rektor Institut Dirosat Islamiyah Al Amien ( IDIA ) Prenduan

( Drs. KH. Maktum Jauhari, MA )

Page 7: baijuri [edited]

MOTTO

..... .......... ...... .... ..... ..... .... .... , ..... .... .........)...... : ..........(

“Allah SWT. akan mengangkat derajat

orang-orang yang beriman di antara kamu sekalian

dan derajat orang-orang yang berilmu dengan

beberapa derajat. Sungguh Allah mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan” .

(Q.S. Al-Mujadalah: 11)

Page 8: baijuri [edited]

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

.. Almarhum Ayahanda dan ibunda yang saya mulyakan,

.. Para guruku yang terhormat,

.. Sesepuh YASISI KH. Ali Mazid,

.. Saudara-saudaraku yang saya cinta-sayangi,

.. Istriku tercinta

.. Dan kedua anakku tersayang yang banyak memberikan support dalam hidupku dan merelakan semua waktunya untuk ditinggal "sebentar" dalam mengadakan penelitian

demi terselesaikannya skripsi ini.

.. Paman dan bibi penulis sebagai pengganti kedua orang tua penulis,

.. Sahabat-sahabatku yang seprofesi dan seperjuangan yang telah banyak memberikan solusi dan masukan Thank's

Vorever, atas kebaikan ANTUM

Page 9: baijuri [edited]

KATA PENGANTAR

Dengan ucapan syukur Al-Hamdulillah yang sedalam-dalamnya, penulis haturkan kehadirot Allah swt. karena berkat Rahmat, Taufiq serta hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sekalipun isinya masih jauh dari sempurna.

Shalawat dan salam-Nya semoga senantiasa terlimpahkan keharibaan Nabi kita Muhammad Saw. serta segenap keluarga dan shabat-sahabatnya yang telah

membimbing kami menuju jalan yang penuh keislaman.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak mungkin kami melupakan jasa-jasa dari berbagai pihak yang telah banyak membantu di dalam proses penyelesaiannya.

Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak. Drs. KH. Maktum Jauhari, MA. selaku Rektor Instiutut Dirosat Islamiyah ( IDIA ) Al-Amien Prenduan.

2. Bapak. Drs. KH. Syarqowi Dhafir, M.Pd. selaku pembimbing I dan Drs. Taufiqurrahman, M.Ag. selaku pembimbing II, yang selalu sudi dan ikhlas

membimbing dan mengarahkan penulis ke arah terselesainya skripsi ini dengan baik.

3. Bapak. KH. Syuja’ Hasyim selaku ketua Yayasan dan perintis MTs. Al-Istikmal yang tidak henti-hentinya memberikan bimbingan dan do’a kepada

penulis.

Page 10: baijuri [edited]

4. Bapak Drs. Mahtum. S. selaku kepala MTs. Al-Istikmal beserta staf-stafnya yang telah banyak memberikan kemudahan dalam penelitian penulis.

5. Al-Marhum Ayahanda dan Bunda yang selalu memotivasi dan menyelesaikan pendidikan penulis, serta seluruh keluarga yang banyak memberikan dukungan moral terhadap penulis.

6. Istriku dan Anakku tercinta yang telah merelakan diri untuk ditinggal sementara guna penulisan dan penyelesaian penelitian skripsi ini.

7. Semua sahabat dan rekan-rekan serta semua pihak yang tak mungkin penulis sebut satu-perstu yang juga telah banyak memberikan bantuan demi terselesainya skripsi ini, baik bantuan moral atupun finansial.

Mudah-mudahan segala bantuan berupa apapun yang diberikan kepada penulis tersebut, menjadi amal kebajikan dan mendapatkan imbalan pahala dari Allah SWT. JAZAKUMULLAH KHAIRAL JAZA’. Amin. Ya Mujibassaailin.

Penulis yakin bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna bahkan banyak terdapat kekurangan di sana-sini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif selalu penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini yang nantinya dapat bermanfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Sumenep, 25 Mei 2007

Penulis

BAIJURI

Page 11: baijuri [edited]

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………..…………………………………………i

HALAMAN PERSETUJUAN .………………………………………………..ii

NOTA KUNSULTASI .………………………………………………………..iii

HALAMAN PENGESAHAN . . ……………………………………………..iv

HALAMAN MOTTO ..………………………………………………………....v

HALAMAN PERSEMBAHAN .….…………………………………………...vi

KATA PENGANTAR .………………………………………………………vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………ix

DAFTAR TABEL ...………………………………………………………...xii

ABSTRAKSI …………………………………………………………………..xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……..………………………………1

B. Rumusan Masalah …...………………………………………4

C. Tujuan Penelitiaan ………………………………………….. 4

D. Kegunaan Penelitian …………………………………………5

E. Alasan Pemilihan Judul …………………………………….. 5

F. Asumsi …….…………………………………………………6

G. Hipotesis …..…………………………………………………7

H. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………...8

I. Batasan Istilah dalam Judul …..…………………………….10

Page 12: baijuri [edited]

J. Metodologi Penelitian ……………………………………. 12

K. Sistematika Pembahasan …...………………………………17

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis tentang Metode Inkuiri………...……..19

1. Definisi Metode Inkuiri ………………………………. 19

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri………...20

3. Syarat-syarat Penggunaan Metode Inkuiri……………..21

Page 13: baijuri [edited]

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri……………22

B. Tinjauan Teoritis tentang Prestasi Belajar Siswa.……... 26

1. Definisi Prestasi Belajar…..……………………………26

2. Prestasi Belajar sebagai Hasil Standar Evaluasia………30

a. Tujuan Evaluasi …………………………………… 31

b. Fungsi Evaluasi……………………………………..32

c. Subjek dan Objek Evaluasi…………………………32

d. Alat Evaluasi……………… ..….…………………. 33

e. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar……… 38

C. Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Prestasi Belajar Siswa…………………………………………..………….. 42

1. Tumbuhnya Semangat Kreativitas pada Siswa ……… 43

2. Tumbuhnya Sikap Kritis dan Otonomi Belajar………...43

3. Materi tidak Mudah Hilang …………………..………. 45

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Page 14: baijuri [edited]

A. Tahap Persiapan …………..…………………………..…46

B. Tahap Pelaksanaan ………………………………………47

C. Tahap Penyajian Data ……………………………………49

BAB IV : ANALISIS DATA ………………………………………….. 56

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ...…………………………………………… 61

B. Saran-Saran ……………………………….…………….. 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: baijuri [edited]

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah Siswa ………...………………………………………...34

Tabel 2 : Skor Angket Variabel X………………………………….…….53

Tabel 3 : Skor Angket Variabel Y …………………………….…………54

Tabel 4 : Perhitungan Korelasi Product Moment…...…………………….57

Tabel 5 : Ukuran Konservatif …………………………………………….60

Page 16: baijuri [edited]
Page 17: baijuri [edited]

ABSTRAKSI

Baijuri, 2007, pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep

Pembimbing I : Drs. KH. Syarqowi Dhafir, M.Pd.

Pembimbing II : Drs. Taufiqurrahman, M.Ag

Pada hakikatnya, dalam proses interaksi belajar mengajar, guru adalah sosok yang memegang peranan penting dalam memberikan pelajaran dan siswa adalah anak yang menerima pelajaran. Dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa diperlukan pengetahuan atau kecakapan atau keterampilan sebagai guru. Tanpa ini semua, tidak mungkin proses interaksi belajar mengajar dapat berjalan secara kondusif dan profesional. Disinilah posisi idealisme kompetensi (kemampuan) guru mutlak diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Tugas guru tidak hanya berputar dalam skop sebagai tenaga profesi yaitu mendidik (mentransfer nilai-nilai hidup), mengajar (mengembangkan disiplin ilmu pengetahuan) dan melatih (mengembangkan keterampilan), tetapi juga sebagai tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan yang ikut proaktif terhadap kebutuhan masyarakat, bangsa dan agama.

Sedangkan ruh sebuah lembaga pendidikan adalah kualitas proses belajar-mengajar yang diciptakan dan kualitas produks yang dihasilkan. Sebuah upaya membangun lembaga pendidikan yang efektif dan bonavid, apapun bentuknya, menjadi tidak bermakna bila tidak diikuti dengan upaya menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi setiap siswa. Sebab suasana kundusif itu-lah merupakan bagian dari embrio pendidikan yang akan berakibat pada prestasi belajar.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasi, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa dan seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep. Penelitian ini menggunakan teknik populasi sampling dengan jumlah 44 siswa dari kelas I dan II di MTs. Al-Istikmal. Teknik pengumpulan datanya menggunakan angket dan dokumentasi.

Dari hasil analisa data dengan menggunakan rumus statistik Product Moment angka simpangan diperoleh r hitung 0.330. Setelah dikonsultasikan dengan r tabel harga kritik Product Moment pada N= 44 dengan taraf signifikansi 5% = 0.297, maka

Page 18: baijuri [edited]

diperoleh kesimpulan bahwa metode inkuiri berperan dalam peningkatan prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal desa Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep dengan pengaruh rendah.

Page 19: baijuri [edited]

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an sebagai salah-satu di antara dua kekuatan sumber Islam (sebelum hadits) oleh seorang pemikir kontemporer asal Pakistan yang bernama Fazlurrahman, dianggap sebagai dokumen untuk manusia. (Fazlurrahman, 1996:1). Hal ini dikarenakan al-Qur’an bukan hanya memuat kandungan hukum normatif dan sejarah an-sich, tetapi lebih jauh di dalamnya juga memuat berbagai konsep-konsep kehidupan, salah-satunya menyentuh tentang ilmu pengetahuan.

Asumsi Islam sebagai pengangkis umat dari kehidupan yang gelap ke arah kehidupan yang bercahaya merupakan lukisan konkret tentang pemaknaan tertinggi kedatangan Islam. Rasulullah yang dalam hal ini bertindak sebagai penerima al-Qur’an, berperan untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk tersebut yaitu menyucikan dan mengajarkan manusia, sebgaimana firman Allah yang berbunyi :

........ ......... ..................... ... ...... ........ .... ............... ............... ...... .......... .........

....... ....... ..... ...... .... ........ ...... ............. ..........)...... :.(

Artinya: “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata., (Q.S. Al-Jumuah:2) (Depag,1987: 126)

Page 20: baijuri [edited]

Konsep al-Qur’an tentang menyucikan di sini dapat diidentikkan dengan mendidik, sedangkan mengajar tidak lain kecuali mengisi anak didik dengan pengatahuan yang berkaitan dengan alam metafisika serta fisika (Shihab, 1992:172).

Dari kedua diktum yang diproklamirkan oleh al-Qur’an antara menyucikan dan mengajarkan di atas, pada hakikatnya menjadi tugas utama yang harus diperankan oleh seorang guru dalam mentransfer ilmu pengatahuan kepada anak didik. Hal ini mengingat sebagian besar waktu dalam kehidupan siswa di sekolah adalah bersama guru, sehingga dalam konteks ini tidak mengherankan jika tuntutan kapabilitas, profesionalitas, kompetensi dan kemapanan serta kesiapan secara personal (life skill personality) menjadi suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk diaplikasikan.

Hasil penelitian tokoh pendidikan dari USA, John Goodlad menunjukkan bahwa peran guru amat signifikan bagi setiap keberhasilan proses pembelajaran dan prestasi mereka (Trianto, 2005:36). Pendapat ini jelas dapat diterima karena ketika para guru telah memasuki ruang kelas dan menutup pintu kelas, maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak ditentukan oleh para guru. Dan hal ini sangat logis karena ketika proses pembelajaran berlangsung, guru dapat melakukan apa saja di kelas. Ia dapat tampil sebagai sosok yang menarik siswa sehingga perannya dapat menebarkan motivasi prestasi.

Page 21: baijuri [edited]

Posisi guru ibarat sosok arsitektur yang dapat membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Tugas guru tidak hanya berputar dalam skop sebagai tenaga profesi yaitu mendidik (mentransfer nilai-nilai hidup), mengajar (mengembangkan disiplin ilmu pengetahuan) dan melatih (mengembangkan keterampilan), tetapi juga sebagai tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan yang ikut proaktif terhadap kebutuhan masyarakat, bangsa dan agama (Djamarah, 1994:37).

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa, baik secara individual atau-pun kolektif-klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Semua ini berarti memberi penegasan bahwa seorang guru minimal memiliki dasar-dasar kompetensi (kecakapan) sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas (Djamarah, 2000:33).

Oleh karena itu, seorang guru perlu memiliki kepribadian, menguasai bahan pelajaran dan menguasai metode-metode mengajar sebagai dasar kompetensi. Sebab ketika guru tidak punya bekal kompetensi yang cukup memadai, maka tidak heran jika kemudian harus diklaim telah gagal dalam mobilitas proses belajar mengajar.

Dengan demikian, keberhasilan suatu pembelajaran berakar kuat pada proses substansial bagaimana metode dan model pembelajaran yang dikembangkan sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang menakjubkan, terutama dalam mencapai target kunci membangun manusia yang seutuhnya.

Page 22: baijuri [edited]

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang pengaruh metode, utamanya metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep tahun pelajaran 2006-2007.

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep tahun pelajaran 2006-2007?.

2. Seberapa besar pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep tahun pelajaran 2006-2007?.

C. Tujuan Penelitian

Ada beberapa hal yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini, anatara lain:

1. Ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep Tahun Pelajaran 2006-2007.

2. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep tahun pelajaran 2006-2007.

Page 23: baijuri [edited]

D. Kegunaan Peneltian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. Lembaga MTs. Al-Istikmal Prenduan Kec. Pragaan; sebagai sumbangan pemikiran dan bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam melaksanakan program pembelajaran yang akan datang.

2. Guru; sebagai input dan bahan pertimbangan yang kritis untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya dalam mentransfer materi pada siswa.

3. Siswa; sebagai motivasi agar senantiasa meningkatkan prestasi belajarnya.

4. Ilmuwan; sebagai konstribusi untuk memperluas dan memperdalam wawasan keilmuan dalam mengkaji masalah-masalah yang berhubungan dengan metode dan prestasi-prestasi siswa.

E. Alasan Memilih Judul

1. Secara Objektif

a. Guru memiliki peranan yang sangat penting terhadap perkembangan dan peningkatan belajar anak, karena kesuksesan anak juga merupakan kesuksesan guru.

b. Metode inkuiri dapat memberikan kontribusi pada siswa untuk selalu aktif dan inovatif, saling bekerja-sama, menyenangkan, belajar dengan bergairah dan dengan menggunakan berbagai sumber.

2. Secara Subjektif

a. Judul ini selain sesuai dengan bidang dan kompetensi penulis sebagai mahasiswa IDIA, Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam

Page 24: baijuri [edited]
Page 25: baijuri [edited]

(PAI), juga disebabkan judul ini, selama dalam penelusuran penulis, belum ada yang membahas secara tuntas, utamanya berkaitan dengan pengaruh aplikasi metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa.

b. Penulis melihat bahwa lokasi yang akan diteliti mudah dijangkau dan dapat menghemat materi maupun immateri.

F. Asumsi

Asumsi disebut juga postulat. Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M. Sc. adalah “Sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti “( Arikunto, 1992:55).

Dalam penelitian, keberadaan asumsi sangat vital dan menempati posisi yang signifikan, karena dengan adanya asumsi tersebut, peneliti mempunyai dasar pijakan yang kokoh terhadap masalah yang diteliti sekaligus berfungsi untuk mempertegas variabel.

Dari penjelasan ini, peneliti dapat merumuskan tentang asumsi sebagai berikut :

1. Inkuiri adalah metode yang memberikan kesempatan pada anak didik untuk menemukan sendiri materi atau teori yang sedang dipelajari sehingga mereka merasa tidak bosan dan jenuh. Karena itu, sifat yang demikian dapat mengembangkan prestasi akademik anak.

2. Metode ini mempunyai pengaruh untuk memicu dan memacu prestasi belajar siswa dikarenakan mereka senantiasa terlibat aktif dalam pembelajaran.

Page 26: baijuri [edited]

G. Hipotesis

Hipotesis adalah “alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah. Hal ini disebabkan hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, dan sebaliknya pengamatan dengan teori” (Hadi, 2002:32).

Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, Surakhmad (1990:68) mengemukakan bahwa hipotesis adalah “sebuah kesimpulan yang belum final dan harus dibuktikan kebenarannya”.

Eksistensi hipotesis dalam penelitian ini sangat signifikan, karena ia “merupakan instrumen kerja dari teori. Sebagai hasil teori atau proposisi, hipotesis lebih spesifik sifatnya sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris (Singarimbun, 1989:43).

Berangkat dari asumsi di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut:

1. Hipotesis kerja ( Ha )

Ada pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan tahun pelajaran 2006-2007.

2. Hepotesis nihil ( Ho )

Tidak ada pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan Tahun Pelajaran 2006-2007.

Page 27: baijuri [edited]

H. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian secara efektif-efesien dan valid, maka penulis memandang perlu memberikan ruang lingkup penelitian yang dalam hal ini penulis rumuskan sebagai berikut :

Variabel X: Metode Inkuiri

Sub Variabel

Indikator

1. Proses Mengajar Inkuir

1. Observasi dan bertanya

2. Mengajukan dugaan dan pengumpulan data

3. Menyimpulkan

2. Tujuan Penggunaan Inkuiri

1. Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk menemukan sendiri materi atau teori yang sedang dipelajari

2. Siswa aktif menguji dan menafsirkan problema secara sanitifik yang memberikan konklusi berdasarkan pada pembuktian

3. Memberi kontribusi pada siswa untuk aktif dan inovatif, bekerja-sama, menyenangkan, belajar dengan bergairah yang menggunakan bermacam-macam sumber.

Page 28: baijuri [edited]

3. Dampak Instruksional Inkuiri

1. Siswa merasa tidak bosan

2. Motivasi belajar semakin meningkat

3. Prestasi yang memuaskan

Page 29: baijuri [edited]

Variabel Y: Prestasi Belajar

Sub Variabel

Indikator

1. Prestasi bidang ilmu eksakta

2. Prestasi bidang ilmu humaniora

3. Prestasi bidang ilmu sosial

8 – 10 = 3 (A: Amat Baik)

5 – 7 = 2 (B: Baik)

1 – 4 = 1 (C: Cukup)

I. Batasan Istilah dalam Judul

Untuk memperjelas pemahaman penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Prestasi Siswa di MTs. Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep”, maka penulis perlu mengemukakan batasan-batasan istilah sebagai berikut:

a. Pengaruh

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Tim Penyusun, 1990:644).

Dari pengertian di atas, penulis dapat mengambil suatu benang merah bahwa yang di maksud pengaruh dalam skripsi ini adalah hubungan kausalitas antara realisasi metode inkuiri dengan prestasi siswa di MTs. Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep.

b. Metode Inkuiri

Metode inkuiri adalah “metode belajar yang memberikan kesempatan

Page 30: baijuri [edited]

kepada siswa untuk aktif menguji dan menafsirkan problema secara saintifik

Page 31: baijuri [edited]

yang memberikan konklusi berdasarkan pembuktian” (Nasution, 1996:124). Metode inkuiri yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah metode yang mendorong dan mengarahkan siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar-mengajar dengan melakukan berbagai kegiatan belajar. Kegiatan tersebut dapat berupa mengumpulkan data melalui pengamatan, memberikan hipotesa, mencatat dan menafsirkan data serta mengambil kesimpulan. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.

c. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar (teaching learning process) atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program pengajaran (Syah, 1999:176). Demikian juga, prestasi belajar adalah penilain hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau simbol yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar yaitu hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar yang berupa nilai 7-9. Sebab angka 7 yang diperoleh siswa sudah termasuk kategori nilai yang lebih dari cukup, angka 8 termasuk kategori prestasi baik dan angka 9 adalah nominal yang dikategorikan mencapai prestasi baik sekali (Arikunto, 1994:200).

Page 32: baijuri [edited]

J. Sistematika

Sistematika penulisan skripsi ini adalah dengan cara membagi beberapa bab, masing-masing bab meliputi sub-sub yang merupakan bagian. Untuk lebih jelasnya, penulis akan menguraikan sebagaimana di bawah ini;

Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kegunaan penelitian, alasan pemilihan judul, asumsi, hipotesis, ruang lingkup penelitian, batasan istilah dalam judul, metodologi penelitian dan diakhiri dengan sistematika pembahasan.

Pada bab II bagian pertama penulis menjelaskan tentang kajian pustaka yang membahas tinjauan teoritis metode inkuiri yang meliputi; definisi metode inkuiri, langkah-langkah pelaksanaan metode inkuiri, syarat-syarat penggunaan metode inkuiri, kelebihan dan kekurangan metode inkuiri. Sedangkan bagian kedua menjelaskan tinjauan teoritis tentang prestasi belajar; definisi prestasi belajar, prestasi belajar sebagai hasil standar evaluasi, dengan lima pembahasan; tujuan evaluasi, fungsi evaluasi, subjek dan objek evaluasi, alat evaluasi, dan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Yang ketiga membahas masalah pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar, dengan tiga pembahasan; tumbuhnya semangat kreativitas pada siswa, tumbuhnya sikap kritis dan otonomi belajar, dan materi tidak mudah hilang.

Selanjutnya bab III adalah laporan hasil penelitian. Dalam bab ini, penulis menjabarkan tentang; tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyajian data.

Page 33: baijuri [edited]

Sedangkan pada bab IV penulis membahas tentang analisis data. Dalam metode ini penulis menggunakan teknik analisis korelasi product moment.

Skripsi ini diakhiri dengan bab V yaitu berisi penutup yang terdiri dari; kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran.

Page 34: baijuri [edited]

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis tentang Metode Inkuiri

1. Definisi Metode Inkuiri

Adapun definisi inkuiri secara etimologis berasal dari Bahasa Inggris “Inquiry” yang berarti pemeriksaan dan penemuan (Wodjowasito, 1982:87). Dengan demikian, inkuiri adalah menemukan atau penemuan terhadap suatu hal atau masalah-masalah yang dihadapi oleh sesorang.

Sedangkan definisi secara terminologis menurut Suryobroto, (1985:81-82), “metode inkuiri adalah suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan percobaan lain, sebelum sampai kepada generalisasi. Sebelum sisiwa sadar akan pengertian, guru tidak menjelaskan dengan kata-kata”.

Dengan demikian dapadt dikatakan bahwa metode inkuiri adalah suatu metode di mana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.

Pada konteks ini, para guru tidak perlu menjejalkan seluruh informasi ke dalam benak anak. Sebab anak sendiri pada hakikatnya telah memiliki potensi dalam dirinya untuk menemukan sendiri informasi itu. Informasi yang

Page 35: baijuri [edited]

disampaikan guru hendaknya hanya dibatasi pada informasi yang benar-benar mendasar dan “memancing” siswa untuk “menggali” informasi selanjutnya. Jika kepada siswa diberikan peluang untuk mencari dan menemukan sendiri, maka mereka akan merasakan gerakan pikiran, perasaan dan hati. Gerakan-gerakan dalam diri anak ini akan membuat kegiatan belajar itu tidak akan membosankan tetapi justeru semakin menggairahkan (Smiawan,1985:13).

Pada metode inkuiri, guru hanya menampilkan faktor atau kejadian atau demonstrasi. Siswa berusaha mengumpulkan informasi dan mencari sendiri dari buku, teks, dokumen, data statistik, publikasi dan sebagainya (Usman, 2002:122).

Dengan demikian, metode inkuiri menuntut siswa untuk mengembangkan aktivitasnya sendiri baik secara berkelompok atau secara sendiri-sendiri tergantung pada setting yang ditentukan sebelumnya.

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri

Mengajar bukan sekedar ceramah dan berdiri di depan kelas, akan tetapi bagaimana teknik dan strategi guru dalam mengkomunikasikan pesan/materi pengajaran, berinteraksi, mengorganisir dan mengelola siswa sehingga dapat berhasil dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Salah-satu kunci keberhasilan pengajaran bilamana guru memiliki dan menguasai metodologi pengajaran secara baik. Oleh karenanya, dalam sub bab ini penulis akan menguraikan tentang langkah-langkah dan proses

Page 36: baijuri [edited]

aplikatif metode inkuiri sebagaimana dijabarkan oleh Suryobroto (1985:46-47) berikut ini:

a. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.

b. Menyeleksi pendahuluan terhdap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi yang akan dipelajari.

c. Menyeleksi bahan dan problem.

d. Membantu memperjelas tugas atau problem yang akan dipelajari dan peranan-peranan masing-masing siswa.

e. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan.

f. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa.

g. Memberi kesempatan pada siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa.

h. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.

i. Membantu siswa dengan informasi data jika diperlukan oleh siswa.

j. Memimpin analisa sendiri (self analiysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses.

k. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa yang lain.

l. Memuji dan membesarkan siswa yang aktif dan giat dalam penemuan.

m. Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya. (Suryobroto, 1985: 46-47).

Page 37: baijuri [edited]

Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk mengaplikasikan metode inkuiri membutuhkan beberapa langkah yang harus dipersiapkan oleh guru agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif-efesien, optimal dan totalitas.

Adapun langkah-langkah tersebut yang sudah dijabarkan di atas, menurut penulis yang paling urgen adalah obsevasi, bertanya, mengajukan dugaan atau hipotesis, mengumpulkan data dan yang terakhir adalah menyimpulkan atau membrikan konklusi.

Page 38: baijuri [edited]

3. Syarat-syarat Penggunaan Metode Inkuiri

Pendekatan inkuiri dalam mengajar mencakup pendekatan modern yang sangat didambakan untuk dilaksanakan di setiap sekolah. Adanya tuduhan bahwa sekolah menciptakan “kultur bisu” tidak akan terjadi apabila pendekatan ini digunakan.

Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut; (a) guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan besumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa atau yang problematis) dan sesuai dengan daya nalar siswa; (b) guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; (c) adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup; (d) adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi; (e) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar; dan (f) guru tidak banyak intervensi terhadap kegiatan siswa (Sudjana, 1989:74).

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri

Berangkat dari suatu paradigma bahwa setiap segala sesuatu pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian juga halnya dengan metode inkuiri. Adapun kekurangan dan kelebihan metode ini menurut Suryobroto (1986:48-49) adalah:

Page 39: baijuri [edited]

a. Kelebihan Metode Inkuiri

1) Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan; jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu.

2) Pengetahuan yang diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kokoh; dalam arti pendalaman dari pengertian, retensi dan transfer.

3) Strategi inkuiri membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan.

4) Metode ini memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.

5) Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus.

6) Metode ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses penemuan. Demikian juga dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan.

Page 40: baijuri [edited]

7) Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang “jawaban”-nya belum diketahui sebelumnya.

8) Membatu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.

b. Kekurangan Metode Inkuiri

1) Metode ini disyaratkan harus ada persiapan mental untuk cara belajar ini. Mislanya siswa yang lamban mungkin merasakan kebingungan dalam usahanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Sementara siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain.

2) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas yang kwantitas siswanya dalam jumlah besar. Misalnya sebagian besar siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.

3) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.

Page 41: baijuri [edited]

4) Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan. Sedangkan sikap keterampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional-sosial secara keseluruhan pada anak.

5) Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA), fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide mungkin jarang tersedia.

6) Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti. Pemecahan masalah dapat bersifat membosankan mekanistis, formalitas dan pasif seperti bentuk terburuk dari metode ekspositoris verbal.

5. Peran Guru dalam Metode Inkuri

Keberhasilan suatu apapun adalah tergantung pada metode yang digunakan. Sebab jika metode yang digunakan tidak realibel dan aplikatif, maka apa saja yang kita harapkan tidak akan berhasil. Demikian pula halnya dengan proses belajar mengajar yang dalam hal ini bagaimana dan metode apa yang digunakan serta bagaimana pula metode tersebut digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.

Page 42: baijuri [edited]

Adapun peranan guru ketika menggunakan metode inkuiri adalah sebagai berikut:

a. Guru sebagai Fasilitator

Tugas guru sebagai fasilitator adalah dituntut untuk mempunyai kapabilitas dalam mengupayakan fasilitas sumber pelajaran yang akan diterapkan untuk dijadikan bahan motivasi dalam mencapai tujuan proses belajar mengajar yang baik dalam bentuk keynote speaker, buku, majalah, koran dan lain sebagainya (Usman, 2000:9).

Demikian pula, tugas guru sebagai fasilitator dalam metode inkuiri adalah menyiapkan tugas atau problem yang akan dipecahkan oleh siswa, memberikan klarifikasi-klarifikasi, menyiapkan setting kelas, menyiapkan alat-alat dan fasilitas belajar yang diperlukan, memberikan kesempatan pelaksanaan, sumber informasi jika diperlukan dan membantu siswa agar dapat sendiri merumuskan kesimpulan dan implikasi-implikasinya (Suryobroto, 1986:45).

b. Guru sebagai Dinamisator

Adapun tugas guru sebagai dinamisator dalam metode inkuiri adalah merangsang terjadinya self analysis, merangsang terjadinya interaksi, memuji dan membesarkan hari siswa untuk lebih bergairah dalam kegiatan-kegiatannya (Suryobroto, 1986:45).

Page 43: baijuri [edited]

B. Tinjauan Teoritis tentang Prestasi Belajar

1. Definsi Prestasi Belajar

Prestasi Belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari dua kata, yakni “prestasi” dan “belajar”. Dari kedua kata tersebut mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian “prestasi belajar” dibicarakan ada baiknya pembahasan ini penulis akan mengarahkan pada pembahasan yang pertama untuk mendapatkan pemahaman yaang autentik lebih jauh mengenai makna kata “prestasi” dan “belajar”. Hal ini juga untuk memudahkan pemahaman lebih mendalam tentang pengertian “prestasi belajar” itu sendiri.

Kata prestasi adalah berarti hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok (Djamarah, 1994:19). Oleh karena itu, prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak bisa melakukan kegiatan. Dalam kenyataannya, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi dengan hati tabah dan tekun untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan sikap optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapai impian besarnya.

Hanya saja Djamarah (1994:20) memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka setelah nilai-nlai yang terdapat dalam kurikulum.

Page 44: baijuri [edited]

Adapun definisi belajar adalah "suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian" (Purwanto, 1991:84).

Sementara menuurut pandangan modern sebagimana dikemukakan oleh Soeparto, bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungannya (Soeparto, 1983:55).

Sejalan dengan itu, Djamarah (1994:21) mengemukakan suatu rumusan, bahwa belajar sebagai rangkaian jiwa-raga, psikofisik menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Sebagai hasil dari aktivitas belajar ini akan dapat dilihat dan dibuktikan dari perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Disamping itu pula, belajar tidak hanya mempengaruhi pada perubahan yang terjadi dalam diri individu sebagai hasil dari pengalaman, tetapi juga merupakan usaha dari individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Interaksi dimaksud tidak lain adalah interaksi edukatif yang memungkinkan terjadinya proses interaksi belajar mengajar.

Postulat di atas, memberikan indikasi yang sangat jelas bahwa belajar tidak selamanya terjadi dalam proses interaksi belajar mengajar, tetapi bisa juga terjadi di luar proses itu. Individu yang belajar sendiri di rumah adalah aktivitas belajar yang terlepas dari proses interaksi belajar mengajar. Namun

Page 45: baijuri [edited]

walau bagaimanapun belajar tetap meerupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungannya (Soemanto, 1990:98).

Dengan demikaian, bisa dipastikan bahwa esensi dari aktivitas belajar adalah serangkaian aktivitass jiwa-raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang terkait erat dengan kapabilitas kognitif, afektif dan psikomotorik yang pada puncak akhirnya akan memberikan efek pada pola pikir individu dalam berbuat dan bertindak.

Dari semua eksplorasi tentang makna kata prestasi dan belajar di atas, maka kita memperoleh gambaran yang jelas tentang definisi “prestasi” dan “belajar”. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan tingkah laku baik dalam bentuk evolusioner maupun revolusioner dalam diri individu.

Berdasarkan paradigma di atas, prestasi belajar dapat dirumuskan sebagaimana berikut :

a. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah/madrasah.

Page 46: baijuri [edited]

b. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.

c. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya (Tu'u, 2004:75).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar secara terminologis yaitu berarti adalah alat-alat yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar (teaching learning process) atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program pengajaran (Syah, 1999:176).

Demikian pula, prestasi belajar dapat diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

2. Prestasi Belajar Sebagai Hasil Standar Evaluasi

Jika perubahan tingkah laku merupakan satu-satunya tujuan dan jaminan yang akan dicapai dari aktifitas belajar, maka perubahan tingkah laku itu-lah sebagai salah satu dari sekian indikator yang akan menjamin autentisitas dan validitasnya untuk dijadikan tolak ukur tentang progresifitas dan kapabilitas seseorang dalam segala hal yang diperoleh di sekolah/madrasah dengan cara melaksanakan evaluasi beserta instrumennya.

Page 47: baijuri [edited]

Sebab, melalui media evaluasi, target yang akan dicapai adalah untuk melakukan cek and ricek pada penguasaan mata pelajaran yang telah ditransfer oleh seseorang, sehingga muncullah di kemudian hari sebagai sinyal akan adanya prestasi belajar.

Terminologi evaluasi sendiri adalah suatu kegiatan untuk menentukan kemajuan suatu pekerjaan di dalam pembelajaran, baik hal-hal yang berkaitan dengan metode pengajaran guru maupun daya serap pelajaran yang diterima oleh siswa (Zuhairini, 1983:154).

Sehubungan dengan atrikulasinya evaluasi sebagai bagian dari barometer prsetasi belajar, maka uraian tentang tujuan, fungsi dan alat evaluasi mutlak diperlukan oleh penulis sebagaimana berikut :

a. Tujuan Evaluasi

Adapun tujuan dari eveluasi adalah :

1) Sebagai fungsi selektif. Fungsi ini bertujuan untuk menentukan apakah siswa bisa naik kelas atau harus mengulang, diterima di kelas tertentu, mendapat beasiswa dan juga untuk mengetahui apakah siswa tersebut berhak untuk keluar (alumni) dari sekolah.

2) Sebagai fungsi diagnostik. Artinya, evaluasi ini digunakan sebagai media untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan siswa.

3) Sebagai fungsi penempatan posisi siswa baik dalam intern kelas maupun ekstern kelas.

Page 48: baijuri [edited]

4) Sebagai barometer keberhasilan siswa. Dalam hal ini, barometer digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan dan diserap oleh siswa. Keberhasilan ini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem administrasi (Arikunto, 1994:7-8).

Dari tujuan-tujuan yang di kemukakan di atas, maka pelaksanaan evaluasi mempunyai manfaat dan kontribusi yang sangat besar. Manfaat itu dapat ditinjau dari pelaksanaannya dan ketika akan memprogram serta melaksanakan proses belajar mengajar di masa mendatang (Ali, 1992:113).

b. Fungsi Evaluasi

1) Untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru sebagai dasar untuk memeprbaiki proses belajar mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.

2) Untuk memberikan angka (skor) yang objektif tentang progresifitas siswa, antara lain digunakan dalam rangka pemberian laporan kemajuan belajar pada murid kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas, serta penentuan lulus tidaknya seorang murid.

3) Untuk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

4) Untuk mengenal latar belakang siswa baik menyangkut psikologi, fisik maupun lingkungan siswa yang mengalami kesulitan belajar yang

Page 49: baijuri [edited]

nantinya dapat digunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesulitan-kesulitan belajar yang timbul (Ahmadi dan Widodo, 1991:189).

c. Subjek dan objek evaluasi

Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi sesuai dengan aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. Artinya, jika pelaksanaan evaluasi itu berkaitan dengan prestasi belajar, maka subyeknya adalah guru. Sebaliknya, jika evaluasi itu berkaitan dengan kepribadian di mana menggunakan sebuah alat ukur yang sudah distandarisir maka subyeknya adalah ahli psikologi (Arikunto, 1994:18). Sedangkan objek dari evaluasi, sebagaimana dijelaskan oleh Sudjana yang dikutip oleh Djamarah, bahwa pada umumnya ada tiga sasaran pokok evaluasi, yaitu :

1) Segi tingkah laku yang menyangkut sikap, minat, perhatian, dan keterampilan siswa sebagai akibat dari proses belajar mengajar.

2) Segi sisi pendidikan atas penguasaan bahan pelajaran yang diberikan guru dalam proses belajar mengajar.

3) Segi yang menyangkut proses belajar mengajar itu sendiri. Proses mengajar dan belajar perlu penilaian secara objektif dari guru, sebab baik dan tidaknya proses tersebut akan menentukan baik dan tidaknya hasil belajar yang dicapai oleh siswa (Djamarah, 2000:213).

Page 50: baijuri [edited]

d. Alat Evaluasi

Secara garis besar, alat evaluasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu tes dan non-tes. Adapun teknik pelaksanaannya sebagai berikut :

1) Teknik non-tes. Teknik ini menggunakan skala bertingkat (rating scale), kuesioner (questionair), daftar cocok (check list), wawancara (interview), pengamatan (observation), dan riwayat hidup (Arikunto, 1994:19-21).

2) Teknik tes. Tehnik ini ada tiga macam, sebagaimana penjelasan di bawah ini :

2.a. Tes diagnostik, yaitu untuk mengetahui apakah bantuan yang diberikan pada siswa yang menemukan kesulitan sudah memadai, maka diadakan suautu penilaian.

2.b. Tes formatif, yaitu untuk mengetahui hasil belajar mengajar pada setiap akhir satuan mata pelajaran.

2.c. Tes Sumatif, yaitu untuk mengetahui hasil belajar mengajar pada akhir catur wulan atau akhir tahun ajaran dari keseluruhan program (Zuhairini, 1983:155-156).

3. Peranan dan Kompetensi Guru Terhadap Perkembangan Prestasi Belajar

Pada hakikatnya, dalam proses interaksi belajar mengajar, guru adalah sosok yang memegang peranan penting dalam memberikan pelajaran dan siswa adalah anak yang menerima pelajaran. Dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa diperlukan pengetahuan atau kecakapan atau keterampilan

Page 51: baijuri [edited]

sebagai guru. Tanpa ini semua, tidak mungkin proses interaksi belajar mengajar dapat berjalan secara kondusif dan profesional. Disinilah posisi idealisme kompetensi (kemampuan) guru mutlak diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual atau-pun kolektif-klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Semua ini berarti memberi penegasan bahwa seorang guru minimal memiliki-dasar-dasar kompetensi (kecakapan) sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas (Djamarah, 1999:33).

Oleh karena itu, seorang guru perlu memiliki kepribadian, menguasai bahan pelajaran dan menguasai cara-cara mengajar sebagai dasar kompetensi. Namun ketika guru tidak punya bekal kompetensi yang cukup memadai, maka tidak heran jika kemudian harus diklaim telah gagal dalam mobilitas proses belajar mengajar.

Tiap orang yang memiliki naluri guru yang murni akan lebih senang hidup terus dengan buku-bukunya daripada dalam perutnya. Suatu perasaan kemerdekaan intelektual sangat penting artinya bagi pemenuhan yang sesungguhnya dari fungsi-fungsi guru, sebab memang sudah tugasnya untuk menanamkan pengetahuan serta daya nalar (reasonableness) yang dimilikinya ke dalam proses pembentukan pendapat umum (Russel, 1991:5).

Page 52: baijuri [edited]

Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Tugas guru tidak hanya berputar dalam skop sebagai tenaga profesi yaitu mendidik (mentransfer nilai-nilai hidup), mengajar (mengembangkan disiplin ilmu pengetahuan) dan melatih (mengembangkan keterampilan), tetapi juga sebagai tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan yang ikut proaktif terhadap kebutuhan masyarakat, bangsa dan agama (Djamarah, 1999:37).

Kiprah seorang guru merupakan elemen penting dan punya peran yang cukup signifikan dan strategis dalam sebuah sistem pendidikan baik menyangkut metode, karisma, maupun tingkah laku. Hal ini disebabkan sosok yang akan mendidik, mengajar daan melatih siswa adalah tugas dan tanggung jawab guru.

Selain kepribadian guru seperti memberi perhatian, hangat, dan suportif diyakini bisa memberi motivasi yang pada gilrannya bisa meningkatkan prestasi siswa. Empati yang tepat seorang guru kepada siswanya juga dapat membantu perkembangan prestasi belajar mereka secara signifikan. Demkian pula, tidak kalah pentingnya guru perlu membangun citra positif tentang dirinya jika ingin agar siswanya memberi respon dan bisa diajak bekerja sama dalam proses pembelajaran (Jamaluddin, 2000:37).

Adapun peranan seorang guru baik dalam menciptakan iklim edukatif di internal lembaga sekolah maupun di masyarakat dan juga peranan dalam

Page 53: baijuri [edited]

meningkatkan prestasi belajar siswa, penulis akan mengutip pendapat Usman (2000:9) secara spesifik dan menjabarkannya sebagaimana berikut :

a. Guru sebagai demonstrator

b. Guru sebagai mediator dan fasilitator

c. Guru sebagai organisator

d. Guru sebagai evaluator

Pada kenyataannya, ketika seorang guru mengajar di depan kelas, ia telah berkiprah sebagai demonstrator yang mendemonstrasikan pengetahuannya pada siswa. Dengan demikian, sebagai demonstrator, guru harus mempunyai skil dan kemampuan untuk memformulasikan dengan cermat tujuan instruksional pelajaran yang ia berikan, juga harus mampu memahami kurikulum dan metode yang akan diaplikasikan pada siswa. Disamping itu pula, guru harus selalu waspada untuk selalu terus menerus meningkatkan pengetahuannya sebagai syarat dalam melakukan tugas sebagai guru dan demonstrator.

Sebagai mediator guru dituntut untuk mempunyai kapabilitas dan harapan jangkauan waktu terutama tentang persoalan pedagogikal. Demikian pula, tugas guru sebagai mediator adalah harus mempunyai kemampuan untuk memilih, menggunakan dan mengusahakan media pembelajaran yang baik bagi siswa.

Sedangkan tugas guru sebagai fasilitator adalah dituntut untuk mempunyai kapabilitas dalam mengupayakan fasilitas sumber pelajaran yang

Page 54: baijuri [edited]

akan diterapkan untuk dijadikan bahan motivasi dalam mencapai tujuan proses belajar mengajar yang baik dalam bentuk keynote speaker, buku, majalah, koran dan lain sebagainya.

Sebagai evaluator, tentunya guru dituntut punya kapabilitas dan keterampilan dalam memberikan nilai. Sebab prestasi belajar yang telah dicapai oleh siswa bisa diketahui dengan nilai yang diberikan oleh gurunya. Informasi prestasi yang diberikan melalui nilai setelah diadakan evaluasi akan mempunyai pengaruh umpan balik (fedd back) untuk dijadikan letak dasar korektif dan peningkatan proses belajar mengajar di masa yang akan datang.

4. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Setiap sesuatu memiliki ruh atau esensi. Ruh sebuah lembaga pendidikan adalah kualitas proses belajar-mengajar yang diciptakan dan kualitas produks yang dihasilkan. Sebuah upaya membangun lembaga pendidikan yang efektif dan bonavid, apapun bentuknya, menjadi tidak bermakna bila tidak diikuti dengan upaya menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi setiap siswa. Sebab suasana kundusif itu-lah merupakan bagian dari embrio pendidikan yang akan berakibat pada prestasi belajar.

Fenomena yang sering kali terjadi dalam dunia pendidikan bahwa kontribusi dan peranan guru, ternyata bukanlah satu-satunya alasan yang harus dijadikan domain atas prestasi belajar siswa, tetapi juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Untuk itu, mengingat akan artikulasi dan signifikansi dari prestasi belajar, maka pokok bahasan dalam sub bab ini,

Page 55: baijuri [edited]

penulis akan mengkonsentrasikan dan mengeksplorasi tentang beberapa faktor yang akan mempengaruhi pada prestasi siswa, di antaranya adalah :

a. Faktor kecerdasan

b. Faktor bakat

c. Faktor minat dan perhatiian

d. Faktor motif

e. Faktor metode belajar

f. Faktor lingkungan keluarga

g. Faktor sekolah (Tu’u, 2004:79-81).

Dari ketujuh faktor tersebut di atas, agar dapat dipahami secara konkrit, penulis akan mengutip pendapat Tu’u (2004:79-81) dan menjabarkannya satu-persatu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagaimana terungkap di bawah ini :

a. Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki oleh siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar. Tetapi faktor kecerdasan siswa ini, juga penting sekali diketahui oleh guru mengingat kecerdasan antara siswa yang satu dengan yang lain sangat variatif. Dengan demikian, guru harus mampu menekuni dan mengetahui aneka ragam metode mengajar untuk diaplikasikan secara kondisional dan kontekstual.

b. Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak lahir yang diterima sebagai warisan dari orang tua. Bagi siswa bakat bisa berbeda dengan siswa lain. Ada siswa yang berbakat dalam bidang ilmu sosial, ada yang ilmu pasti. Karena itu, siswa yang berbakat dalam ilmu sosial akan sukar berprestasi tinggi di bidang ilmu pasti, dan sebaliknya.

Page 56: baijuri [edited]
Page 57: baijuri [edited]

Bakat-bakat yang dimiliki siswa tersebut apabila diberi kesempatan dikembangkan dalam pembelajaran, akan dapat mencapai prestasi tinggi.

c. Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat dan perhatian biasanya punya relasi yang sangat erat sekali. Apabila siswa menaruh minat pada suatu mata pelajaran tertentu, hal ini biasanya cenderung memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatain inilah yang nantinya akan memberi dampak yang baik bagi prestasi siswa.

d. Motif adalah dorongan yang membuat seseorang untuk berbuat sesuatu. Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar, jika siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya untuk mencapai prestasi yang tinggi.

e. Keberhasilan studi siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar siswa. Cara belajar yang efesien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efesien.

f. Sebagian waktu seseorang siswa berada di rumah. Orang tua, dan adik-kakak siswa adalah orang yang paling dekat dengan dirinya. Oleh karena itu, keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi siswa.

g. Selain keluarga, sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, sekolah

Page 58: baijuri [edited]

merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.

Selain tujuh faktor di atas, juga yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu; Pertama, peer-group. Artinya, hubungan yang baik dengan sesama teman mempengaruhi capaian prestasi mereka melalui stimulasi dan kondisi belajar yang inklusif yang mendorong siswa untuk berkonsentrasi dan memberikan yang terbaik yang bisa dilakukan. Kedua, kesehatan. Artinya, kesehatan fisik maupun psikis seringkali menjadi faktor krusial yang mepengaruhi aktivitas belajar. Sebab siswa yang tidak sehat, selain mengakibatkan minimnya konsentrasi, juga akan berdampak buruk untuk menerima pelajaran secara baik dan optimal. Hanya saja, persoalan kesehatan dan pendidikan selalu dipandang sebagai topik terpisah baik dalam penelitian maupun dalam perspektif kebijakan. Padahal, hampir setiap hari seorang guru maupun orang tua harus berhadapan dengan akibat negatif gangguan kesehatan dan makanan, seperti anak tidak masuk sekolah atau kurang bisa konsentrasi dalam belajar. Ketiga, single sex class, yaitu untuk menganjurkan kelas dengan kelamin tunggal (single sex class) tanpa mencampurkan laki-laki dan perempuan. Alasannya, sejauh ini pencampuran antara laki-laki dan perempuan dalam kelas (coeducational system) telah gagal memberikan manfaat kepada mereka secara seimbang (Jamaluddin, 2002:47-59).

Page 59: baijuri [edited]

Sebaliknya, sistem single sex class ini pada kenyataannya hanya menjadi alat mempertegas privilege laki-laki, atau siswa laki-laki diberikan perhatian yang lebih dari pada perempuan yang pada akhirnya mendominasi diskusi dan interaksi dalam kelas. Di bagian lain, single sex class diyakini bisa memberikan perhatian dan keleluasaan yang cukup memadai bagi perempuaan untuk berekspresi dan pada gilirannya secara signifikan meningkatkan prestasi mereka (Jamaluddin, 2002:60).

Dari semua faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yang telah penulis jabarkan ini tidak bisa direalisasikan secara optimal jika tidak mendapat respon positif dan dukungan dari semua pihak baik menyangkut orang tua, pihak sekolah, masyarakat maupun siswa sendiri.

C. Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar

Sebagaiman telah banyak disinggung di atas bahwa kunci sukses dalam belajar adalah tergantung seberapa besar dan metode apa yang digunakan oleh seorang guru dalam mentransmisikan meteri pembelajran. Hanya saja penentuan adanya prestasi belajar ini juga dipengaruhi oleh variabel lain, seperti kompetensi afektif dan psikomotorik. Sedangkan metode inkuiri itu hanya ditekankan pada kemampuan kognitifnya saja.

Adapun tujuan umum penggunaan metode inkuiri adalah menolong anak didik mengembangkan diisiplin intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa

Page 60: baijuri [edited]

kuriositas atau problema yang menimbulkan “teka-teki” yang dapat memotivasi anak untuk pemecahannya.

Sedangkan pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa adalah menumbuhkan semangat kreativitas pada siwa, menumbuhkan sikap kritis dan otonomi belajar dan materi yang diterima siswa tidak mudah hilang (Nasutio, 1996:124). Jika dari beberapa pengaruh tersebut di atas telah mengakar kuat dalam kepribadian siswa, maka hal yang demikian dapat dipastikan bahwa prestasi mereka akan meningkat tajam dari kondisi sebelumnya.

Dari beberapa pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa di atas, penulis akan menguraikannya sebagaimana berikut:

1. Tumbuhnya Semangat Kreativitas Pada Siswa.

Siswa pada hakikatnya belajar sambil bekerja atau melakukan aktivitas. Bekerja adalah tuntutan pernyataan siswa. Karena itu, siswa perlu diberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan yanta yang melibatkan otot dan pikirannya. Semakin siswa bertumbuh, maka semakin berkurang kadar bekerja dan semakin bertambah pula kadar berpikir. Apa yang diperoleh anak melalui kegiatan bekerja, mencari, dan menemukan sendiri tak akan mudah dilupakan. Hal itu akan tertanam dalam hati sanubari dan pikiran anak. Para siswa akan bergembira kalau diberi kesempatan untuk menyalurkan kemampuan kreativitasnya (Semiawan, 1989:11).

2. Tumbuhnya Sikap Kritis dan Otonomi Belajar

Page 61: baijuri [edited]

Dalam dekade terakhir ini, sekolah dalam titik jenuhnya (saturation of point) telah gagal pula mengaktualisasikan metode Androgoginya, yaitu metode pendidikan yang memposisikan anak didik sebagai orang dewasa yang harus diasumsikan memiliki kemampuan aktif untuk memformulasikan arah futuristiknya, menganalisis dan mengambil manfaat dari pendidikan yang -telah atau sedang- ditempuhnya. Sementara metode Pedagogi yang -memposisikan siswa secara pasif; guru aktif, siswa dievaluasi; guru mengevaluasi dan siswa digurui; guru menggurui- selalu menjadi lokomotif paling utama yang tidak pernah hengkang dari dunia pendidikan. Betapa banyak sekali yang telah dilakukan oleh para guru yang menganggap siswanya sebagai sosok setengah manusia (subhuman) dan jarang memperlakukan mereka sebagai sosok yang benar-benar manusia (human).

Semestinya guru harus merasa bangga dan memberikan iklim tumbuhnya daya kritis agar mereka lebih potensial. Apalagi jika ada anak yang mempertanyakan masalah Agama secara kritis, seringkali seorang guru serta-merta dirundung rasa over worried (khawatir yang berlebihan) dan phobi, jangan-jangan sikap kritis tadi akan merusak akidah dan keimanan teologi anak. Anak-anak akhirnya tidak memperoleh wawasan keagamaan yang kritis dan independen. Tatkala dengan wujud kepatuhan Agama yang kita berikan itu dibenturkan dengan realitas hukum yang problematis-dilematis (musykilat), mereka akhirnya tidak memiliki daya tahan banting religiusitas yang tangguh untuk menghadapinya. Sebab mereka memang

Page 62: baijuri [edited]

belum terbiasa mempergumulkan pandangan teologisnya dengan kenyataan empiris (Abdurrohman, 1999:167).

Semua realitas di atas dapat berubah jika guru menggunakan metode inkuiri. Sebab metode ini adalah menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam pemecahan masalah, siswa betul-betul ditempatkan sebagi subjek yang belajar. Sedangkan model komunikasi yang digunakan dalam metode ini adalah bukan model komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi, tetapi komunikasi banyak arah atu komunikasi sebagai transaksi. Peran guru dalam metode inkuiri adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh sisiwa sendiri. Tugas guru berikutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka pemecaha masalah. Sudah barang tentu bimbingan dan pengawasan guru masih tetap diperlukan, namun intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi (Sudjana, 1998:74-75).

3. Materi Tidak Mudah Hilang

Ketika siswa telah menerima materi dari gurunya, pada dasarnya mereka telah memiliki sejumlah pengetahuan, namun banyak pengetahuan itu diterima dari guru sebagai informsi, sedangkan mereka sendiri tidak dibiasakan untuk mencoba menemukan sendiri pengetahuan atau informasi itu. Dalam konteks yang demikian, maka akibatnya pengetahuan itu menjadi

Page 63: baijuri [edited]

tidak bermakna dalam kehidupan sehari-hari dan otomatis informasi atau materi yang diterima akan mudah hilang (Semiawan, 1989:6).

Semua ini dapat terjadi jika dalam proses pembelajaran tidak pernah menggunakan model pembelajaran partisipatif yang mencoba membawa anak ke dalam sistuasi yang memberikan kesempatan pada dirinya untuk menggunakan apa yang telah diketahui dan menyadari apa yang mereka lakukan itu adalah hasil perolehan mereka sendiri dan bukan perolehan guru.

Page 64: baijuri [edited]

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Tahap Persiapan

Dengan berbekal ilmu yang diperoleh dari kuliah di Fakultas Tarbiyah Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA) Prenduan dan ilmu-ilmu yang diperoleh dari mengkaji buku-buku atau literatur yang penulis baca, maka penulis mempersiapkan diri untuk menyusun skripsi ini. Demikian juga dalam hal persiapan-persiapan untuk melaksanakan penelitian dalam rangka memperoleh data yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini.

Adapun persiapan dalam rangka penyusunan skripsi ini dapat penulis kemukakan langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Langkah pertama pada tanggal 11 Pebruari 2007 adalah pengajuan judul kepada dosen pembimbing, dan setelah diseleksi dan disetujui, maka pada tanggal 15 Pebruari 2007 penulis kemudian menyusun proposal penelitian.

2. Langkah kedua pada tanggal 19 Maret 2007 adalah pengajuan proposal dari judul yang telah disetujui kepada dosen pembimbing untuk mendapat persetujuan dan pada tanggal 02 Maret 2007 penulis mengikuti seminar proposal.

3. Langkah ketiga adalah merevisi proposal yang telah diseminarkan dan diteliti oleh dosen pembimbing tepat pada tanggal 20 Maret 2007. Dari beberapa

Page 65: baijuri [edited]

langkah tersebut, maka tersusunlah suatu proposal yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan skripsi ini.

4. Langkah keempat pada tanggal 21 Maret 2007 adalah merevisi proposal yang telah diseminarkan dan menyerahkan proposal yang telah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing dengan dilampiri surat tugas penyusunan skripsi yang telah ditandatangani oleh dosen pembimbing kepada pembimbing I dan pembimbing II, kemudian meyerahkan surat pengantar penelitian yang ditandatangani oleh Rektor IDIA Prenduan kepada kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Istikmal Prenduan.

5. Langkah kelima yang dilakukan penulis adalah pada tanggal 25 Maret 2007 memulai mengadakan penyusunan pada bab pendahuluan yang dilanjutkan dengan cara bertahap pada bab berikutnya.

6. Langkah keenam pada tanggal 27 Maret 2007 adalah menyusun teknik pengumpulan data berupa; nilai pedoman, wawancara dan observasi. Hal ini dilakukan karena akan digunakan untuk memperoleh data-data yang diperlukan.

B. Tahap Pelaksanaan

Setelah proposal penelitian disusun dengan baik dan sudah dikonsultasikan kepada pembimbing skripsi, maka dengan segala persiapan penulis mulai terjun langsung ke lapangan penelitian, yakni di MTs. Al-Istikmal untuk mengadakan penelitian.

Page 66: baijuri [edited]

Adapun proses yang telah ditempuh oleh penulis adalah terdiri dari beberapa tahap, yakni sebagai berikut :

1. Tahap pertama adalah mengurus surat izin penelitian dari IDIA pada tanggal 28 Maret 2007.

2. Tahap kedua pada tanggal 29 Maret 2007 adalah mengantarkan surat penelitian kepada kepala MTs. Al-Istikmal Prenduan, sekaligus mengadakan orientasi dan ramah tamah dengan segenap guru dan karyawan di MTs. Al-Istikmal. Dan dalam hal ini penulis mendapat pengarahan-pengarahan untuk melaksanakan penelitiaan.

3. Tahap kedua adalah mengadakan konsultasi dengan kepala MTs. Al-Istikmal Prenduan dan dewan guru, dan minta petunjuk untuk lebih efektifnya pelaksanaan penelitian ini tepat pada tanggal 29 Maret 2007.

4. Tahap ketiga adalah pada tanggal 01 April 2007 mengadakan konsultasi dengan kepala TU dan segenap staf-stafnya untuk memperoleh dokumentasi yang ada hubungannya dengan sasaran penelitian.

5. Tahap keempat adalah pada tanggal 02 April 2007 adalah mengumpulkan nilai raport siswa kelas I dan II.

6. Tahap kelima adalah pada tanggal 03 April 2007 mengadakan perhitungan terhadap nilai rata-rata prestasi siwa dan memasukkannya ke dalam tabel perhitungan yang diperlukan dalam penyelesaian analisis data dengan menggunakan metode analisis data product moment.

Page 67: baijuri [edited]

C. Tahap Penyajian Data

1. Latar Belakang Objek Penelitian

a. Sejarah Berdirinya

Madrasah Tsanawiyah Al-Istikmal yang berlokasi di Dusun Ceccek Laok, Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep baru berdiri pada 12 Juli 2005. Lembaga ini berada di bawah naungan Yayasan Al-Istikmal (YASIS) yang saat ini diketuai oleh seorang kiyai muda, K.H. Syuja’ Hasyim (Hamzah, 2005:2)

Madrasah ini didirikan oleh Yayasan Al-Istikmal yang bergerak di dalam bidang pemberdayaan pendidikan dan sosial lewat pengabdian masyarakat dan panti asuhan. Yayasan ini berdiri pada taggal 24 Januari 2004 yang sampai saat ini sudah membawahi beberapa lembaga pendidikan, yaitu Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Diniyah (MD). Disamping itu pula, yayasan ini ikut aktif mengasuh dan mendidik anak yatim.

Sementara Madrasah Tsanawiyah sendiri dibangun di atas tanah seluas 7500 m2 yang merupakan tanah wakaf dari salah seorang warga masyarakat sekitar komplek YASIS yang peduli terhadap pengembangan pendidikan tersebut. Sementara pembangunan gedungnya dibangun dari hasil swadaya masyarakat bersama para wali santri dan wali murid (Hamzah, 2005:43).

Page 68: baijuri [edited]

Kondisi Madrasah Tsanawiyah Al-Istikmal, -yang menjadi obyek penelitian penulis dalam skripsi ini- perkembangan kegiatan proses belajar mengajar (PBM) dalam dua tahun ini semakin dirasa adanya peningkatan-peningkatan, di mana pada awal berdirinya tahun 2005 hanya mempunyai siswa sebanyak 15 orang, jumlah guru 8 orang, lokal yang dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar berjumlah 2 lokal di tambah ruang kantor 1 lokal.

Namun pada tahun pelajaran 2006/2007, jumlah siswa tersebut secara keseluruhan sudah mencapai 42 orang (Pa/Pi) dan jumlah guru sebanyak 15 orang. Madrasah ini sudah mengikuti akreditasi pada Depag sehingga tepat pada tanggal 30 Agustus 2006 sudah berstatus terdaftar dengan SK. Kw.13.4/4/PP.03.2/2611/2006.

b. Keadaan Guru

Guru merupakan salah-satu lima faktor pendidikan, yang mana ia harus ada dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Dengan demikian, masalah baik secara kualitas maupun kuantitas harus mendapatkan perhatian yang intensif.

Guru yang aktif mengajar di Madrasah Tsanawiyah Al-Istikmal sebanyak 15 orang dengan 1 orang tenaga sebagai tata usaha. Di antara mereka ada yang latar belakang pendidikannya dari pendidikan tinggi dan telah memperoleh gelar kesarjanaan, baik dari fakultas syari’ah, tarbiyah dan ekonomi.

Page 69: baijuri [edited]

c. Keadaan Siswa

Siswa merupakan faktor kedua yang harus ada dalam pendidikan. Untuk mengetahui keadaan siswa di MTs. Al-Istikmal tahun pelajaran 2006-2007 dapat dilihat pada lampiran.

d. Keadaan Sarana Pendidikan

Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan maka diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, di antara sarana dan prasarana yang ada di MTs. Al-Istikmal Prenduan Sumenep cukup baik.

e. Struktur Organisasi MTs. Al-Istikmal

Untuk mengetahui struktur organisasi MTs. Al-Istikmal, maka dapat dilihat pada lampiran.

2. Tahap Penyajian Data

Pada tahap ini, penulis sajikan data-data hasil angket yang penulis sebarkan pada responden, sebagai berikut:

TABEL 4

Skor Angket Variabel (X)*

Metode Inkuiri

No. Resp.

Skor Angket Variabel X

Jumlah

1

2

Page 70: baijuri [edited]

3

4

5

6

7

8

9

10

11

01

1

2

1

2

1

2

3

3

1

1

2

19

02

2

1

Page 71: baijuri [edited]

2

2

1

1

2

2

1

1

2

17

03

1

1

2

3

1

2

3

1

3

2

1

20

Page 72: baijuri [edited]

04

1

3

1

2

2

1

1

1

2

3

3

20

05

2

1

2

1

1

2

1

2

3

2

1

18

Page 73: baijuri [edited]

06

2

1

1

2

1

2

1

1

1

2

1

15

07

1

2

1

1

2

1

1

2

1

2

1

15

Page 74: baijuri [edited]

08

1

2

1

2

1

1

1

1

1

1

1

13

09

2

1

2

1

2

2

1

2

1

1

1

16

Page 75: baijuri [edited]

10

1

1

1

1

1

1

2

1

1

1

2

13

11

1

2

1

1

1

1

2

1

1

1

2

14

Page 76: baijuri [edited]

12

2

3

1

2

1

1

3

1

2

1

1

18

13

1

1

2

1

1

2

2

1

1

2

1

15

Page 77: baijuri [edited]

14

1

1

1

2

2

1

1

1

2

1

2

15

15

1

2

1

1

1

1

3

1

1

2

3

17

Page 78: baijuri [edited]

16

2

1

2

2

2

2

2

2

3

1

2

21

17

2

2

1

3

1

1

1

1

1

1

2

16

Page 79: baijuri [edited]

18

1

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

13

19

2

1

1

1

2

2

3

2

1

1

2

18

Page 80: baijuri [edited]

20

1

3

1

1

1

1

2

1

3

2

2

18

21

1

2

2

1

3

1

1

1

1

1

2

16

Page 81: baijuri [edited]

22

2

1

1

3

2

1

2

2

2

1

1

20

23

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

2

13

Page 82: baijuri [edited]

24

2

3

3

1

1

1

2

2

1

2

1

19

25

1

2

1

2

2

3

1

1

2

1

2

18

Page 83: baijuri [edited]

26

1

1

1

1

1

3

2

2

1

1

2

16

27

2

1

2

1

3

1

1

1

2

1

3

18

Page 84: baijuri [edited]

28

2

1

1

2

1

2

2

2

1

1

1

16

29

1

2

2

1

2

1

2

2

1

1

2

17

Page 85: baijuri [edited]

30

2

1

1

2

1

2

1

3

1

1

1

16

Page 86: baijuri [edited]

31

1

2

1

1

1

1

2

1

1

1

2

14

32

2

1

2

2

2

2

1

1

3

1

1

18

Page 87: baijuri [edited]

33

1

1

1

1

1

1

1

1

2

2

1

13

34

2

1

1

1

2

1

1

2

1

2

1

15

Page 88: baijuri [edited]

35

1

2

2

1

1

2

2

1

2

1

1

16

36

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

13

Page 89: baijuri [edited]

37

1

2

3

2

1

2

1

1

1

2

1

17

38

1

1

1

1

1

1

1

1

2

1

2

13

Page 90: baijuri [edited]

39

2

3

2

1

2

2

2

1

1

2

3

21

40

2

1

1

2

1

1

1

1

1

1

2

14

Page 91: baijuri [edited]

41

1

1

2

1

2

1

1

1

1

1

2

14

42

1

1

1

1

1

1

2

2

3

1

2

16

Page 92: baijuri [edited]

43

2

2

1

2

2

3

2

1

3

1

1

20

44

1

1

2

1

1

1

1

2

2

2

1

15

Page 93: baijuri [edited]

Jumlah

719

*Sumber Data: Hasil Angket Siswa MTs. Al-Istikmal 2006/2007

Page 94: baijuri [edited]

TABEL 4

Skor Angket Variabel (Y)*

Prestasi Belajar

No. Resp.

Skor Angket Variabel Yang

Jumlah

Ilmu Eksakta

Ilmu Sosial

Ilmu Humaniora

01

7

7

8

22

02

8

8

9

25

03

8

7

8

23

Page 95: baijuri [edited]

04

6

4

4

14

05

8

9

7

24

06

7

9

9

25

07

6

5

6

17

08

8

8

8

24

09

Page 96: baijuri [edited]

9

9

8

26

10

3

5

6

14

11

6

7

7

20

12

8

7

8

23

13

5

6

6

17

14

8

Page 97: baijuri [edited]

7

8

23

15

6

7

9

22

16

8

9

8

25

17

4

6

9

19

18

6

4

3

13

19

7

8

Page 98: baijuri [edited]

9

24

20

6

7

5

18

21

8

8

9

25

22

8

9

8

25

Page 99: baijuri [edited]

23

3

6

5

14

24

8

9

9

26

25

7

8

8

23

26

7

8

9

24

27

8

9

9

26

28

Page 100: baijuri [edited]

7

7

8

22

29

8

7

8

23

30

7

9

8

24

31

8

9

9

26

32

8

8

9

25

33

6

Page 101: baijuri [edited]

4

7

17

34

7

8

9

24

35

8

9

8

25

36

8

9

9

26

37

6

5

7

20

38

8

6

Page 102: baijuri [edited]

7

21

39

9

8

8

25

40

9

8

7

24

41

3

4

7

14

42

8

7

8

23

43

7

8

8

Page 103: baijuri [edited]

23

44

7

9

9

25

Jumlah

968

*Sumber Data: Hasil Angket Siswa MTs. Al-Istikmal 2006/2007

Page 104: baijuri [edited]

BAB IV

ANALISIS DATA

Dalam analisis data ini penulis menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment, dengan rumus:

rXY = N S XY – (SX) (SY)

v {N (S X2 - (S X)2 } { (N S Y2 – (S Y)2 }

dengan keterangan sebagai berikut:

N = Jumlah sampel

rxy = Koefesiensi korelasi variabel x dengan variabel y

XY = Hasil perkalian variabel X dengan varibel Y

X2 = Jumlah kuadrat dari variabel X

Y2 = Jumlah kuadrat dari variabel Y

SX = Hasil jumlah dari variabel X

SY = Hasil jumlah dari variabel Y

S X2 = Hasil jumlah dari nilai variabel X2

SY2 = Hasil jumlah dari nilai variable Y2

SXY = Hasil jumlah dari variabel XY, (Arikunto, 1998: 256)

Sebelum memasukkan data yang ada ke dalam rumus di atas, maka penulis akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

N : 44

S X : 719

Page 105: baijuri [edited]

S Y : 968

S X2 : 11,993

S Y2 : 21,942

S XY : 15,949

Tabel 4

Perhitungan Korelasi Product Moment

Metode Inkuiri (Variabel X) dan

Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y)

No.

X

Y

X2

Y2

XY

01

19

22

361

484

418

02

17

25

289

625

Page 106: baijuri [edited]

425

03

20

23

400

529

460

04

20

14

400

196

280

05

18

24

324

576

432

06

15

25

225

625

375

07

Page 107: baijuri [edited]

15

17

225

289

255

08

13

24

169

576

312

09

16

26

256

676

416

10

13

14

169

196

182

11

14

20

Page 108: baijuri [edited]

196

400

280

12

18

23

324

529

414

13

15

17

225

289

255

14

15

23

225

529

345

15

17

22

289

484

Page 109: baijuri [edited]

374

16

21

25

441

625

525

17

16

19

256

361

304

18

13

13

169

169

169

Page 110: baijuri [edited]

19

18

24

324

576

432

20

18

18

324

324

324

21

16

25

256

625

400

22

20

25

400

625

500

23

13

Page 111: baijuri [edited]

14

169

196

182

24

19

26

361

676

494

25

18

23

324

529

414

26

16

26

256

676

416

27

18

22

324

Page 112: baijuri [edited]

484

396

28

16

23

256

529

368

29

17

23

289

529

391

30

16

24

256

576

384

31

14

26

196

676

364

Page 113: baijuri [edited]

32

18

25

324

625

450

33

13

17

169

289

221

34

15

24

225

576

360

35

16

25

256

625

400

36

13

Page 114: baijuri [edited]

26

169

676

338

37

17

20

289

400

340

38

13

21

169

441

273

39

21

26

441

676

546

40

14

24

196

Page 115: baijuri [edited]

576

336

41

14

14

196

196

196

42

16

23

256

529

368

43

20

23

400

529

460

44

15

25

225

625

375

Page 116: baijuri [edited]

Jumlah

719

968

11.993

21.942

15.949

Page 117: baijuri [edited]

Dari hasil penghitungan di atas, maka selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:

rXY = N S XY – (SX) (SY)

v {N (S X2 - (S X)2 } { (N S Y2 – (S Y)2 }

rXY = 44 ( 15,949 ) – ( 719 ) ( 968 )

v { 44 ( 11,993 ) – ( 719 )2 } { 44 ( 21,942 ) – ( 968 )2 }

rXY = 701,756 – 695,992

v { 527,692 – 516,961 } { 965,448 – 937,024 }

rXY = 5,764

v ( 10,731 ) ( 28,424)

rXY = 5,764

v 305,02

rXY = 5,764

0,330

17,465

rXY = 0,330

KD = r2X 100%

= 0,3302X 100%

Page 118: baijuri [edited]

= 0,1089 X 100%

= 10,89%

db = N

N = 44 dengan taraf signifikansi 5 % maka nilai r tabel = 0,297.

Page 119: baijuri [edited]

Dari r hitung yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan tabel harga kritik Product Moment, sebagai berikut yaitu pada N = 44 dengan taraf signifikansi r hitung 5% = 0,330 dan taraf signifikansi r tabel = 0,297.

Dengan perincian di atas, karena r hitung lebih besar dari pada r tabel baik pada taraf signifikansi 5%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja (H1), yang menyatakan penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep, DITERIMA.

Sedangkan hipotesis nihil (H0) yang menyatakan penerapan metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep, DITOLAK.

Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana hubungan tersebut, maka perlu dikonsultasikan dengan interpretasi nilai “r” sebagai berikut:

Tabel 5

Tabel Ukuran Konservatif

Besarnya nilai r

Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi

Cukup

Agak rendah

Rendah

Sangat rendah

(tak berkorelasi) (Arikunto, 1998: 260)

Page 120: baijuri [edited]

Oleh karena itu, menurut tabel interpretasi nilai “r” ternyata dapat diketahui bahwa r kerja =0,330 berada antara 0,200 s/d 0,400 yang kategori rendah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep, termasuk kategori rendah.

Page 121: baijuri [edited]

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa pada bab IV di atas dan juga dari beberapa sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan terhadap penelitian ini, di antaranya adalah:

1. Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal desa Prenduan, Kec. Pragaan Kab. Sumenep.

2. Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal desa Prenduan, Kec. Pragaan Kab. Sumenep, termasuk kategori rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya profesionalitas dan kompetensi guru di mana posisi mereka juga tidak bisa dinafikan yaitu merupakan bagian dari faktor yang dapat membantu dan membentuk prestasi belajar siswa.

B. Saran-saran

Setelah melihat hasil penelitian ini, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada kepala MTs. Al-Istikmal disarankan agar selalu memberikan motivasi kepada guru dan siswa untuk selalu menciptakan kondisi yang kondusif agar pelaksanaan belajar mengajar berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang menjadi target dan harapan dari berbagai pihak.

Page 122: baijuri [edited]

2. Kepada para guru diharapkan memberikan metode belajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa agar dalam proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efesian sehigga dapat menciptakan kondisi yang kondusif, inovati, kritis, transformatif dan bergairah dalam proses belajar mengajar. Sebab kesuksesan siswa juga merupakan kesuksesan guru.

3. Kepada orang tua diharapkan selalu memperhatikan perkembangan prestasi belajar anak, dengan cara memberikan motivasi dan support anaknya, seperti memberikan hadiah kepada anak didik yang prestasinya meningkat. Hal ini menjadi urgen disebabkan motivasi mereka dapat menjadi bahan kesenangan anaknya.

4. Kepada semua pihak yang dalam hal ini penulis maksudkan yaitu masyarakat agar juga ikut aktif dan berperan serta dalam memantau proses berjalannya proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan posisi mereka juga meruapakan bagian dari tanggung jawab bersama sebagai warga masyarakat untuk mencerdaskan anak bangs

Page 123: baijuri [edited]

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad, 1992, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Arikunto, Suharsimi, 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Aksara.

_______, 1994. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Abdurrohman, Muslim, 1999. Islam Inklusi. Jakarta: Paramadina.

Djamarah, Syaiful Bahri, 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

_______, 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

_______, 1994. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Dhofir, Syarqawi, 2000. Pengantar Metodologi Riset Dengan Spektrum Islam. Prenduaan: Iman Bela.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Fazlurrahman, 1996. Tema Pokok Al-Qur’an. Bandung: Penerbit Pustaka.

Faisal, Sanapiah, 1982. Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi.

Page 124: baijuri [edited]

Jakarta: Rajawali.

Hadi, Sutrisno, 2004. Statistik. Yogyakarta: Andi.

____, 2002. Statistik. Yogyakarta: Andi.

Hamzah, Muhammad, 2005. Sejarah Berdirinya YASIS. Prenduan: MTs.

Jamaluddin, 2002. Pembelajaran Yang Efektif. Jakarta: Depag RI.

Moleong, Lexy, J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nasution, Noehi, 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Page 125: baijuri [edited]

Nazir, Muhammad, 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Purwanto, Ngalim, 1991. Psikologi Pendidikaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Russell, Bertrand, 1988. Pergolakan Pemikiran. Jakarta: Gramedia.

Soemanto, Wasty, 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Surakhmad, Winarno, 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.

Syah, Muhibbin, 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo.

Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian. (ed.), 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Shihab, M. Quraisy, 1995. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.

Smiawan, Conny, 1985. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.

Suryobroto, 1985. Metode Pengajaran di Sekolah. Yogyakarta: Amarta.

Sudjana, Nana, 1989. Cara Belajar Siswa Akitif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Ofset.

Soeparto, 1983. Metode Mengajar Dan Alat Pengajaran. Jember: Fak. Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jember.

Page 126: baijuri [edited]

Trianto, Profesionalitas Guru Masa Depan, dalam Majalah Mimbar Pembangunan Agama. No. 223, April 2005.

Tu’u, Tulus, 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta: Raja Grafindo.

Usman, Basyiruddin, 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers.

Usman, Moh. Uzer, 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wodjowasito, 1982. Kamus Lengkap Inggris Indonesia. Bandung: Hasta.

Zuhairini, 1983. Methodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional.

Page 127: baijuri [edited]

PEDOMAN ANGKET PENELITIAN

PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

DI MTs. AL-ISTIKMAL

DESA PRENDUAN KEC. PRAGAAN KAB. SUMENEP

TAHUN PENELITIAN 2006-2007

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : ……………………………………...

Kelas : ……………………………………...

Alamat : ……………………………………...

PETUNJUK

Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang anda pilih

Setiap kejujuran harus dijawab dengan satu jawaban saja

Kejujuran anda, sangat kami harapkan

DAFTAR PERTANYAAN

Pertanyaan Variabel X (Metode Inkuiri)

1. Apakah guru di sekolah anda memberikan materi dengan cara praktek?

a. Ya menggunakan b. Kadang-kadang c. Tidak

Page 128: baijuri [edited]

2. Materi apa yang sering menggunakan cara praktek?

a. Ilmu Fisika b. Ilmu Sosial c. Ilmu Agama

3. Apakah anda sering bertanya jika anda punya permasalahan yang tidak dapat dipecahkan secara perseorangan?

a. Ya sering b. Kadang-kadang c. Tidak

4. Apakah anda bisa mencari sendiri jawaban apabila guru melemparkan pertanyaan?

a. Ya Bisa b. Kadang-kadang c. Tidak

5. Apakah guru selalu memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah?

a. Ya memberikan b. Kadang-kadang c. Tidak

6. Bagaimana perasaan anda jika guru memberikan tugas pekerjaan rumah?

a. Senang b. Kadang-kadang c. Tidak

Page 129: baijuri [edited]

7. Apakah guru memberikan arahan jika memberikan tugas perseorangan?

a. Ya memberikan b. Kadang-Kadang c. Tidak

8. Apakah tugas perseorangan yang diberikan guru bisa anda selesaikan dengan baik?

a. Ya baik b. Kadang-kadang c. Tidak

9. Apakah belajar anda semakin meningkat ketika guru memberikan tugas?

a. Ya, meningkat b. Sedang-sedang c. Tidak

10. Apkah anda merasakan bosan dan jenuh ketika guru mengajarkan dengan cara praktek atau tugas?

a. Tidak bosan b. Kadang-kadang c. Bosan

11. Apakah anda bisa mengingat dengan baik materi yang diberikan dalam bentuk praktek?

a. Ya bisa b. Kadang-kadang c. Tidak

Page 130: baijuri [edited]
Page 131: baijuri [edited]

NAMA-NAMA RESPONDEN

No. Responden

Nama

Kelas

01

Muarrif

I

02

Bahrul Widad

I

03

Ismail

I

04

Widadi

I

05

Syaiful Bahri

I

06

Jamil

I

07

Page 132: baijuri [edited]

Hairiyah

I

08

Royyanah

I

09

Masrurah

I

10

Najmatul Mamluah

I

11

Nailaturrohmah

I

12

Qaiyinah

I

13

Istianah

I

14

Khamaidah

I

15

Dakwatul Khairat

I

Page 133: baijuri [edited]

16

Ummul Khairat

I

17

Mubassyarah

I

18

Mubayyinah

I

19

Nur Fadilah

I

20

Mufid

I

21

Ach. Bahri

I

22

Mufidah

I

23

M. Islam

II

24

Abusiri

Page 134: baijuri [edited]

II

25

Turmudzi

II

26

M. Syamsul Arifin

II

27

A. Qusyairi

II

28

A. Suaidi

II

29

Zainul Fatah

II

30

Raihanah

II

31

Muzayyadah

II

32

Hasanah

II

33

Page 135: baijuri [edited]

Munawwarah

II

34

Zahroh

II

35

Ifatus Sholehah

II

36

Latifah

II

Page 136: baijuri [edited]

37

Zaitunah

II

38

Mamluatul Hasanah

II

39

Faridatul Hasanah

II

40

Habib

II

41

Afifi

II

42

Fathullah

II

43

Ach. Fauzi

II

44

Muayyanah

II

Page 137: baijuri [edited]
Page 138: baijuri [edited]

YAYASAN AL-ISTIKMAl (YASIS)

MTs. Al-ISTIKMAL

Desa Penduan Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep

Surat Keterangan Penelitian

No. 37/Yasis/MTs. X/VI/2007

Yang bertanda tangan di bawah ini, kepala MTs. Al-Istikmal Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep menerangkan dengan sebenarnya bahwa :

Nama : Baijuri

Tetala : Sumenep, 10 Oktober 1968

Nim : 200596032328

Nimko : 2005.4.037.0101.1.00607.

Alamat : Prenduan

Status : Mahasiswa IDIA Prenduan

Fakultas : Tarbiyah

Jurusan : PAI

telah mengadakan penelitian pendidikan dengan sebenarnya, dengan judul "Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Prestasi Belajr Siswa di MTs. Al-Istikmal mulai tanggal 1 Mei 2007 sampai dengan Juli 2007.

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan bila diperlukan.

Prendua, 03 Mei 2007

Page 139: baijuri [edited]

Kepala MTs.

Al-Istikmal

(Mahtum, S.Ag)

Page 140: baijuri [edited]