40

BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita
Page 2: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita
Page 3: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

SALA

M B

AK

TI

Daftar Isi

No.288THXXIIIApril - Juni 2016

Salam BaktiIftitahLaporan UtamaLaporan KhususArtikelOrbituari Kemenag BantulBerita KanwilBerita KankemenagJendela MadrasahPsikologiKesehatanCerpenPuisiProfil RemajaRenunganBuka BukuTTS

3458

12131419242930313233363738

Hal. 5Laporan Utama

Hal. 33Profil Remaja

N K R ISEBUAH AMANAH

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, BAKTI triwulan kedua dapat menjumpai anda semua. Marhaban ya Ramadan…

Tamu agung Ramadan pun telah tiba. Segenap kaum muslimin dituntut untuk menahan diri: selama sebulan penuh dan harapannya nanti

dapat lebih mengontrol diri pada sebelas bulan berikutnya.

Pembaca budiman, BAKTI edisi ini hadir dengan ragam begitu rupa. Kami tetap konsisten

menampilkan Laporan Utama yang sangat khas sejak majalah ini kali pertama diterbitkan; lalu ada Laporan Khusus, Jendela Madrasah, Profil Remaja

dan sebagainya.

Profil remaja kami mengangkat kisah Waskito Jati—alumnus Pondok Pesantren juga madrasah yang kini mendapat beasiswa master degree di

Harvard University. Waskito mampu mematahkan stigma banyak orang bahwa siswa madrasah tak mampu berbuat lebih. Nyatanya tentu tidak. Ia

telah membuktikannya.

Rubric Buka-Buku kami menghadirkan buku Santri Cengkir. Sebuah buku biografi mantan Dirjen Haji

Slamet Riyanto yang ditulis apik oleh Abidah El Khalieqy. Bagaimana kisahnya, simak saja di rubrik

Buka Buku.

Pamungkas, segenap redaksi Majalah Bakti mengucapkan selamat menjalankan Ibadah puasa

di bulan Ramadan. Semoga kita semua dapat melalui dengan baik, paripurna dan mendapat keridloan dari Allah Swt. Juga teriring ucapan mohon maaf atas segala khilaf dan salah yang

pernah terukir selama ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Waskito JatiAlumnus MA Ali Maksum Peraih Beasiswa Master Harvard University

Page 4: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

Oleh: H. Arief Gunadi

Iftitah Laporan Utama

4 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 5BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

I nnalillahi wa inna ilaihi raji’un. Musibah meninggalnya seseorang kerap tak terduga. Ia seperti pencuri yang masuk ke rumah, kehadirannya justru tidak kita nantikan,

tapi tetap datang menguras harta. Terlebih saat seorang ‘alim, sosok kiai yang mampu mengayomi umat pergi meninggalkan kita. Indonesia berduka atas wafatnya Prof. Dr. KH. Ali Mustofa Ya’qub. Imam besar Masjid Istiqlal (2006-2016) ini menghadap Sang Khalik pada Kamis pagi akhir April lalu di RS Hermina, Ciputat, Jakarta. Puluhan buku telah Pak Kiai—demikan sapaan akrab santri kepadanya—tulis. Seolah kebiasaan menulis telah mendarah daging dalam dirinya. Kerap, Pak Kiai ingatkan para santri, “wa laa tamuutunna illa wa anntum kitaabun…” Jangan sekali-kali mati, sebelum menulis buku.

Sosok Pak Kiai dikenal sebagai ulama yang tegas, dengan pemikiran tak kenal kompromi dan terkadang melabrak arus utama. Ditambah satu lagi: tanpa tedheng aling-aling. Pak Kiai tak pernah takut menyampaikan pemikirannya ke hadapan public, tak pernah takut popularitasnya menurun, sebab yang ia cari memang bukan popularitas. Ia tak butuh pengakuan sebagai ulama yang disegani, karena ia memang tak butuh pengakuan. Sebagai pakar hadis, kepakarannya diakui di seantero negeri jiran hingga melanglang buana sampai Amerika. Kita ingat, pada 10 November 2010, Pak Kiai menemani Presiden USA Barrack Obama dan first lady Michelle Obama, mengajak mereka berdua mengelilingi Istiqlal dan menjelaskan ornamen dan bangunan masjid tersebut.

Keteladanan Pak Kiai

Selain sikap tegas yang kerap ditunjukkan Pak Kiai, keteladanan lain yang merupakan bukti kealiman sosok kelahiran Batang (Jawa Tengah) 2 Maret 1952 itu adalah keberaniannya melakukan otokritik bagi kaum muslim. Utamanya bagi mereka yang berkeinginan (atau malah bernafsu) untuk naik haji berkali-kali dan umrah puluhan kali.

Menurut Pak Kiai, setelah ibadah haji mulai diwajibkan pada tahun 6 Hijriyah, Nabi SAW memiliki kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji pada tahun 8 H usai berhasil menguasai kembali kota Mekkah pada bulan Ramadan, tapi Nabi tidak melakukannya. Bukan pula pada 9 H. Nabi baru melakukannya pada 10 H, tiga bulan sebelum Nabi wafat. Itu artinya, lanjut Pak Kiai, Nabi punya kesempatan 3 kali melakukan

ibadah haji, tapi hanya melakukannya sekali. Bagaimana dengan umrah? Nabi SAW punya kesempatan umrah ribuan kali, namun beliau hanya melakukan umrah sunah tiga kali dan umrah wajib bersama haji sekali.

Pak Kiai, dengan sikap lantang dan tegas kerap bertanya: lalu mereka yang setiap tahun naik haji, tiap bulan umrah ke Tanah Suci ingin meniru siapa? Sebab, tambah Pak Kiai, selama tiga kali Ramadan, Nabi SAW juga tidak pernah mondar-mandir menggiring jamaah umrah.

Tentu tak sedikit kalangan yang merasa tersinggung, atau paling tidak merasa ‘kena’ dengan ketegasan Pak Kiai, tapi memang begitulah adanya. Terlebih belakangan ini, Kementerian Agama tengah menggalang dukungan untuk mengkampanyekan naik haji (selain petugas haji yang memang sudah terlatih melayani jamaah) cukup sekali. Kita lihat, antrean waiting list haji saat ini sudah mencapai belasan tahun. Di DIY, jika anda mendaftar hari ini, kemungkinan—jika tidak ada penambahan kuota—baru akan berangkat pada 2034 atau 18 tahun lagi. Tentu menjadi tidak adil jika masih banyak kaum muslim yang belum pernah sekalipun naik haji, kalah antre dengan mereka yang sudah berkali-kali naik haji.

Padahal di luar sana, masih banyak yatim yang perlu santunan, tak sedikit orang dilanda kelaparan, menderita kemiskinan, kesulitan membayar biaya sekolah anak dan masalah hidup lainnya. Inilah problem sosial yang mesti mendapat perhatian dari sesama kaum muslim. Dan Pak Kiai menegaskan pentingnya hal itu.

Pak Kiai seolah mengingatkan kita, bahwa jam terbang iblis menggoda manusia sudah sangat lama. Iblis paham betul kelemahan manusia. Iblis, menurut Pak Kiai, tidak akan pernah menggoda orang yang suka beribadah dengan minum khamr. Tapi iblis merayu, antara lain, dengan dorongan nafsu beribadah haji berkali-kali. Inilah yang menjadi catatan khusus Pak Kiai untuk menyadarkan umat bahwa al-muta’addiyah afdholu min al-qasirah (ibadah sosial lebih utama daripada ibadah individual).

Selamat jalan, Pak Kiai. Semoga kami dapat meneruskan perjuanganmu, kendati itu tak mudah. Selamat datang wahai jiwa-jiwa yang tenang dalam keridhoan Allah Swt…

Mengenang KH Ali Mustofa Ya’qub(2 Maret 1952-28 April 2016)

Page 5: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

Iftitah Laporan Utama

4 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 5BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Setelah Sekutu menjatuhkan bom di Hiroshima tanggal 6 Agustus 1945 dan bom kedua di Nagasaki tanggal 9 Agustus 1945, kekuasaan Jepang menjadi

lemah di seluruh wilayah pasifik, termasuk di Indonesia. Atas kenyataan tersebut, maka pada dini hari tanggal 15 Agustus 1945 tersiar berita bahwa

Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu.

Page 6: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

LAPORAN UTAMA Laporan Utama

6 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 7BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

D i Jakarta, berita tersebut diterima melalui siaran radio dan para pemuda seperti Chaerul Saleh bersama kawan-kawan segera mengambil kesempatan untuk mendorong

di proklamirkannya kemerdekaan Indonesia. Gerakan ini didukung oleh Sukarni, B.M Diah, Adam Malik, Yusuf Kunto, Sayuti Melik dan lain-lainnya.

Namun hal ini mendapatkan tantangan dari kalangan senior seperti Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. Mohammad Yamin, Dr. Buntaran, Mr. Iwa Kusumasumantri, Dr. Syamsi dan lain-lainnya. Tokoh-tokoh senior ini mengharapkan agar langkah tersebut diputuskan melalui rapat PPKI.

Kalangan muda menolak proses yang terlalu lama dan dilihat bahwa keberadaan kalangan senior berada dalam pengaruh Jepang. Setelah mengadakan pertemuan singkat pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB di kantor Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta, Chaerul Saleh dan kawan-kawan menyampaikan tuntutannya dengan menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hal dan soal rakyat Indonesia sendiri, tidak dapat digantungkan kepada bangsa lain.

Tuntutan para pemuda tetap ditolak Ir. Soekarno dan hal ini menyababkan para pemuda berkesimpulan, bahwa pengaruh Jepang masih kuat terhadap kalangan tua ini. Lalu tanggal 15 Agustus 1945 itu juga yaitu pada pukul 24.00 WIB, para pemuda mengadakan rapat lagi di Jalan Cikini 71 Jakarta. Keputusannya bahwa mereka harus membawa Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta keluar Jakarta dan dipilihlah Rengasdengklok.

Atas kejadianl tersebut, tokoh-tokoh senior pada waktu itu menjadi semakin gelisah karena nasib bangsa yang tidak menentu. Tapi mereka berpikir, bahwa jika proklamasi kemerdekaan harus dilaksanakan, maka kedua tokoh tersebut (Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta) harus berada di Jakarta.

Akhirnya Ahmad Subardjo, Yusuf Kunto, Sudiro, dan lain-lainnya, berangkat menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta ke Rengasdengklok. Ahmad Soebardjo dan kawan-kawan berhasil membujuk para pemuda dan meyakinkan Komandan Kompi PETA, Subeno, bahwa jika proklamasi kemerdekaan harus segera disampaikan, maka Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta harus kembali ke Jakarta.

Sesampainya di Jakarta, Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta langsung menuju ke rumah Laksamana Muda Maeda, di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta untuk menyusun teks proklamasi. Naskah proklamasi tersusun dan diketik oleh Sajuti Melik dan kedua tikoh tersebut

(Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta) kembali ke kediaman masing-masing dan Ir. Soekarno ke Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.

Sesuai kesepakatan dan setelah dengan berbagai pertimbangan, maka pada pukul 10.00 WIB bertempat di jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, diproklamirkanlah Proklamsasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang disiarkan pula melalui radio.

Peristiwa ini kemudian tersebar ke seluruh wilayah nusantara dan radio terus mengulang-ngulang proklamsasi kemerdekaan ini, sehingga membangkitkan semangat segenap putra bangsa untuk bersikap dan bertindak untuk mendukung upaya kemerdekaan sebagaimana yang telah diproklamirkan.

Waktu terus berjalan, tantanganpun terus bermunculan, baik dari sisa tentara Jepang yang masih berada di Indonesia maupun atas kedatangan tentara sekutu. Namun tekat anak bangsa yang sudah lama berjuang untuk kemerdekaan tidak bisa dibendung.

Di samping mendapat dukungan dari seluruh komponen bangsa untuk menuju pada sebuah negara merdeka, aspek yang cukup penting lainnya adalah bergabungnya Kerajaan-Kerajaan yang ada diberbagai daerah ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai pemersatu bangsa.

Raja Bone misalnya. Pernyataannnya untuk mendukung Republik Indonesia kemudian diikuti oleh seluruh raja-raja suku Makasar dan Bugis. Di susul empat kerajaan besar di Jawa yaitu Kesultanan Mataram, Paku Alaman, Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran.

Sisi yang cukup penting adalah apa yang dilakukan oleh Kesultanan Mataram Ngayogyokarto Hadiningrat melalui Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Raja yang menjadi teladan bagi rakyatnya ini, pada tanggal 5 September 1945 menyampaikan maklumatnya, bahwa Negeri Ngayogyokarto Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah sebagai Daerah Istimewa dalam Negara Republik Indonesia.

Pernyataan tersebut menunjukkan kebesaran hati seorang raja dan rakyatnya. Dengan bergabungnya Kesultanan Mataram dalam Negara Republik Indonesia, di satu sisi menunjukkan bahwa ia rela untuk hanya menjadi raja yang tidak memiliki kekuasaan sebagaimana layaknya seorang kepala negara. Di sisi lain. Kesediaan bergabung mempunyai makna bahwa kita di bumi nusantara ini, setelah proklamasi kemerdekaan hanya memiliki satu negara yaitu NKRI.

Dari sini kita memahami bahwa NKRI adalah sebuah

Page 7: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

LAPORAN UTAMA Laporan Utama

6 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 7BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

amanah dari para pendiri negara ini. Sejak awal mereka sudah mempertimbangkan bahwa persatuan dan kesatuan adalah yang utama. Kesepakatan dan kesediaan menghapus sejumlah kata dalam Piagam Jakarta dan mengganti penetapan bahwa Presiden RI harus muslim dengan asli pribumi Indonesia, menjadi titik penting terbentuknya Indonesia bersatu.

Gerakan Pemecah-belah

Sejak lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai pemersatu, telah mengalami sejumlah peristiwa besar yang dapat diintepretasikan sebagai pemecah belah. Pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948, gerakan DI/TII, G30S PKI tahun 1965 atau gerakan yang menamakan dirinya NII dan berbagai sempalan lainnya, merupakan bukti nyata yang ingin merubuhkan NKRI.

Pada kurun waktu terakhir, gerakan yang bermaksud merongrong kedaulatan NKRI, baik yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri sendiri, kembali muncul. Hal ini harus dijawab cepat dengan penolakan tegas dan konsisten oleh segenap komponen bangsa yang setia kepada NKRI.

Siapapun kita sudah merasa nyaman, aman dan tenteram dalam NKRI dengan ideologi Pancasila dan UUD 1945 dan menolak segenap ideologi lain yang tidak sesuai dengan tujuan berdirinya NKRI. “Sebagai satu negara, kita memang belum sempurna, belum mampu menyejahterakan rakyat secara keseluruhan, masih ada korupsi, sektor perekonomian dan juga politik belum stabil sepenuhnya, tapi NKRI ini dibangun dengan darah dan kebesaran jiwa para pendahulu kita, sehingga harus dimaknai dengan sikap kesediaan mempertahankannya”, jelas Prof. Dr. Nizar, M.Ag., dalam wawancara dengan Bakti.

Lebih lanjut, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY. ini menjelaskan bahwa setelah diperjuangkan oleh para pendahulu kita, lalu negara ini diserahkan kepada kita semua untuk kita kelola, kita majukan demi kesejahteraan rakyat di segala aspek. “Nah, itu amanah, sebagai orang yang beragama kita cukup mengerti makna sebuah amanah”, tegas Pak Nizar, begitu beliau sering disapa.

Lantas mengapa kini banyak gerakan-gerakan sangat terbuka yang terindikasi sebagai langkah memecah-belah bangsa?. “Ooo itu, yang bermaksud menggantikan ideologi NKRI dengan agama tertentu, itu gerakan dari Timur Tengah, sedangkan gerakan baru dari dalam negeri tapi dengan identitas lama, itu karena mereka menerapkan reformasi dan demokrasi yang kebablasan,

padahal itu berbahaya bagi NKRI yang kita sepakati sebagai amanah”, kata Prof. Nizar.

Berkaitan dengan hal tersebut, Prof. Nizar mengingatkan agar segenap komponen bangsa ini jangan lalai, terlena dan harus bersama-sama memperkuat kembali pemahaman tujuan berdirinya NKRI, apalagi bagi generasi muda, agar sejarah tidak terputus. “Oleh karena itu, saya sangat setuju adalah pendidikan bela negara, bahkan kalau perlu sebagai bidang studi tersendiri dalam kurikulum di madrasah/sekolah”, tegas Prof. Nizar.

Menurut guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebelum menjadi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, pola penataran P4 dengan segala kelebihan dan kekurangannya yang pernah ada pada masa Orde Baru, merupakan hal yang bagus sebagai langkah penggalian potensi cinta negara. “Mungkin sekarang melalui pola lain dengan metode yang lebih sempurna, yang bahkan dapat memperbaiki mental, termasuk aspek anti penyalahgunaan narkoba yang kini juga cukup menggelisahkan”, papar Prof. Nizar.

Tentang gerakan-gerakan yang pada akhirnya bermaksud menyerang ideologi negara kita, dalam pandangan Prof. Nizar, khususnya di DIY frekuensinya rendah, tapi bukan tidak ada. “Oleh karenanya kita harus hati-hati dan tetap waspada, karena gerakan-gerakan semacam itu bisa tiba-tiba muncul, meskipun saya yakin bahwa masyarakat DIY tidak suka perpecahan”, jelas Prof. Nizar mengingatkan.

Dalam menanggapi adanya gerakan-gerakan baru dengan identitas lama dengan berbagai argumentasi untuk tujuan dan sararan tertentu, Prof. Nizar menghimbau kepada masyarakat beragama di DIY umumnya dan keluarga besar Kementerian Agama pada khususnya, agar mengedepankan sifat dan sikap kritis dalam melihat fenomena tersebut dan selalu kembali pada prinsip untuk memperkuat persatuan dan kesatuan.

Di akhir wawancara dengan Bakti, dengan mengutip dan menerjemahkan Maklumat Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada tanggal 5 September 1945, Prof. Nizar mengatakan bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara kita yang satu dan ini rumah besar kita semua. “Sri Sultan Hamengku Buwono IX adalah teladan kita semua, sebagaimana juga ditunjukkan penerusnya Sri Sultan Hamengku Bawono X dan karena itu, NKRI adalah tumpah darah yang harus kita pertahankan untuk selama-lamanya”, tegas Prof. Nizar.

MuslihDari berbagai sumber

Page 8: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

LAPORAN KHUSUS Laporan KHUSUS

8 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 9BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

G ubernur DIY dalam sambutannya yang dibacakan Sulistyo mengatakan, MTQ merupakan salah satu wahana untuk menumbuhkembangkan semangat membaca dan mempelajari Al Qur’an. Sehingga

Al Qur’an benar-benar dijadikan pedoman hidup dalam menghadapi derasnya pengaruh globalisasi bagi umat Islam, terutama bagi generasi muda, karena mereka merupakan generasi penerus perjuangan bangsa.

“Pemerintah berharap adanya sebuah panggilan moral dari para orang tua, pengurus, majelis guru, seluruh masyarakat dan aparat, untuk bersama-sama memotivasi generasi muda belajar Al Qur’an, serta memakmurkan masjid dan mushola dengan berbagai aktivitas keagamaan, sehingga ke depan akan lahir generasi yang mencintai masjid dan gemar membaca Al Qur’an,” ungkap Gubernur DIY.

Gubernur menilai, yang terpenting dalam MTQ ini adalah tumbuhnya kesadaran dan semangat untuk mempelajari kandungan Al Qur’an. “Hakikat dari kegiatan ini adalah bagaimana kita mampu memahami, menghayati dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Marilah kita jadikan momentum MTQ ini menjadi era kebangkitan generasi Qur’ani di Kabupaten Gunungkidul khususnya, danDIY pada umumnya,” katanya. (and/win)

Gunungkidul (Inmas) – Kafilah dari Kabupaten Bantul

berhasil meraih juara umum Musabaqoh Tilawatil Quran

(MTQ) tingkat DIY tahun 2016 yang diadakan di Kabupaten

Gunungkidul pada Jumat-Minggu (22-24/4) dengan skor 138.

Didampingi Wabup Gunungkidul Dr Immawan Wahyudi MH dan Ketua Panitia Tommy Harahap,

Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda DIY Drs Sulistyo SHCN MSi

menyerahkan trofi juara umun kepada perwakilan kafilah

Kabupaten Bantul di halaman Masjid Al Ikhlas Wonosari,

Minggu sore (24/4).

Bantul Juara Umum MTQ DIY 2016

Page 9: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

LAPORAN KHUSUS Laporan KHUSUS

8 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 9BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Galeri KegiatanMTQ Daerah Istimewa Yogyakarta 2016

Kabag TU Drs. H. Zainal Abidin, MPdI. saat mengikuti rapat kerja LPTQ, Jumat (22/4)

Stan Kanwil Kemenag DIY ikut memeriahkan MTQ DIY di Kabupaten Gunungkidu, Jumat (22/4)

Suasana lomba MTQ DIY, Sabtu (23/4)

Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda DIY Drs. Sulistyo, SHCN., MSi. memukul bedug tanda dibukanya MTQ DIY, Jumat (22/4)

Dewan juri memberikan penilaian dalam salah satu cabang lomba di MTQ DIY, Sabtu (23/4)

Page 10: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

LAPORAN KHUSUS Laporan KHUSUS

10 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 11BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

A jang yang diikuti 250 siswa RA se-DIY ini terdiri dari beberapa cabang lomba, yaitu tari Islami, paduan suara, senam anak sholeh, binaus-sholah, menyanyi tunggal, adzan, mewarnai putra dan putri, tafhimul Quran, cerdas

ceria, dolanan, da’i cilik putra dan putri, serta hafalan surat pendek putra dan putri.

Sebelumnya, Kabag TU Drs H Zainal Abidin MPdI mengatakan bahwa momen AKSARA ini tepat dalam menyambut hari pendidikan nasional pada Senin (2/5). “Mudah-mudahan dapat memacu anak-anak untuk bersaing secara sportif dalam seni dan olahraga serta menumbuhkan kreativitas siswa,” ungkapnya.

Sementara itu, Kabid Pendidikan Madrasah Drs H Noor Hamid MPdI mengatakan salah satu tujuan kegiatan ini adalah menggali potensi dan kreativitas siswa RA. “Usia siswa RA merupakan usia emas untuk mendidik karakter mereka. Kurikulum RA berbeda dengan TK karena selain kurikulum umum seperti bermain dan menyanyi, juga kurikulum keagamaan,” katanya seraya menjelaskan RA sudah memprogramkan tahfidz Al Quran dengan target hafal juz 30.

Dalam kesempatan ini peserta AKSARA juga mendapat bantuan buku pendidikan dari Asia Foundation. (and/win)

Yogyakarta (Inmas) – Kabupaten Bantul berhasil menjadi juara umum pada Ajang Kreativitas Seni dan Olahraga Siswa Raudhatul

Athfal (AKSARA) DIY tahun 2016 yang diadakan Bidang

Pendidikan Madrasah di Kanwil Kementerian

Agama DIY, Sabtu (30/4). Trofi juara umum

diserahkan Kasi Kesiswaan Fahrudin SAg MA kepada

perwakilan Pimpinan Daerah Ikatan Guru RA (PD IGRA)

Kabupaten Bantul.

SAMBUT HARDIKNAS, KEMENAG DIY GELAR AKSARA 2016

Page 11: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

LAPORAN KHUSUS Laporan KHUSUS

10 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 11BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

M agelang (Inmas) – Agama-agama yang ada di Indonesia memiliki sikap saling menghormati, sehingga masyarakat dapat hidup bahagia dan damai dalam persatuan bangsa. Hal ini harus dijaga karena kedamaian memiliki tujuan

memberi kesejahteraan bagi masyarakat. Demikian disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menghadiri Dharmasanti Waisak Nasional 2560 BE tahun 2016 di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu malam (21/5).

Wapres mencontohkan sikap saling menghormati dengan terpeliharanya Candi Borobudur yang merupakan warisan bangsa, tetap dijaga oleh masyarakat tanpa memandang apapun agamanya. “Sikap saling menghormati ini menjadi tonggak penting persatuan bangsa,” ungkap Wapres seraya mengajak bangsa Indonesia untuk menjadikan berbagai pandangan yang ada di masyarakat sebagai modal kuat untuk memajukan bangsa.

Sebelumnya, Kepala Vihara Mendut Magelang, Bhikku Sri Pannyavaro Mahathera, dalam pesan Waisaknya mengatakan cinta kasih merupakan landasan moralitas Dharma. Moral cinta kasih menumbuhkan kepedulian kepada sesama yang menderita. “Moral cinta kasih menghargai dan menerima perbedaan, melahirkan ketulusan toleransi dan membuat kita mengendalikan diri dari perilaku buruk,” tuturnya.

Menurutnya, andai kebencian dan kemarahan sulit dibendung, umat diharap mengingat pesan Guru Agung Buddha Gautama yang mengatakan, jangan karena marah dan benci lalu mengharapkan yang lain celaka.

“Seorang pujangga Buddhis, Mpu Tantular, menerjemahkan moral cinta kasih dengan ungkapan bersejarah, Bhinneka Tunggal Ika. Moral cinta kasih yang mengejawantah pada Bhinneka Tunggal Ika menjadi perekat kebersamaan disemua lini kehidupan bangsa,” katanya.

Turut hadir dalam acara ini Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kakanwil Kemenag DIY Nizar dan Kakanwil Kemenag Jawa Tengah Ahmadi. (and/win)

Hadiri Waisak, Jusuf Kalla Berpesan untuk Saling

Menghormati

Yogyakarta (Inmas) – Waisak merupakan hari Buddha karena memperingati tiga peristiwa agung terkait perjalanan hidup Sidharta Gautama mulai dari lahir, mencapai pencerahan sempurna hingga wafat. Sebagai hari besar, Waisak juga dirayakan secara rutin di DIY.

“Umat Buddha yang berjumlah sekitar 14 ribu orang menyambut Waisak tahun 2016 dengan berbagai kegiatan keagamaan, bakti sosial, budaya, kepedulian lingkungan hidup, kesehatan dan sebagainya,” kata Pembimbing Masyarakat Buddha Kanwil Kemenag DIY Wisnu Widiyanto kepada Inmas DIY, Jumat (20/5).

Rangkaian kegiatan yang bertema Indahnya Kebersamaan dalam Buddha Dharma ini berlangsung selama sebulan penuh sejak 21 April-21 Mei 2016 yang dilaksanakan dimasing-masing vihara se-DIY yang berjumlah 22 vihara maupun kegiatan gabungan antarvihara. “Rencananya pada 4 Juni 2016 akan diadakan upacara Dharmasanti Waisak di Kepatihan yang diikuti umat Buddha se-DIY,” pungkas Wisnu. (and/win)

Umat Buddha DIY Gelar

Berbagai Kegiatan Menyambut Waisak

Page 12: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

ARTIKEL Orbituari KemenaG bantul

12 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 13BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

T ulisan ini dibuat bertolak dari keprihatinan terhadap beberapa orang atau kelompok di belahan bumi yang membungkus kekerasan atas nama agama (terutama Islam). Sungguh

merupakan satu hal yang perlu direnungkan bagaimana akar fundamentalis itu terbentuk. Kondisi yang membuat miris karena fakta menunjukkan bahwa kelompok tersebut telah berhasil menyeret sebagian orang untuk terjebak pada tataran awal Islam yang bermuara pada kekakuan meng-adonteks suci sehingga menjadi kelat dan keras. Hal ini tentu jauh dari makna islam yang seharusnya menjadi pengayom seluruh ummat manusia di dunia, yang mencintai kedamaian, kelembuatan perilaku, dan menghargai perbedaan demi terciptanya kehidupan yang harmonis antar sesame makhluk hidup.

Sudah saatnya ummat muslim mengingat kembali dan mendalami bahwa sejatinya ciptaan Tuhan yang ada di bumi ini bertajuk keragaman (pluralitas). Pluralitas adalah keniscayaan, sebuah situasi yang tidak terelakkan bagi manusia. Beberapa isyarat “Ilahiyah” sudah menuntun kita pada pengakuan bahwa alam semesta ini terbentuk dari keragaman, menuju keanekaragaman dan berakhir seragam. Perbedaan diciptakan bukan untuksaling memusuhi, namun dimaksudkan untuk bias menjalin interaksi yang sinergis, salingmengisi, menghargai, danmenerima perbedaan sebagai fitrah. Yang terpenting, akidah dan tauhid yang ada dalam hati tetap terjaga, dan itu bersifat personal, hanya hati dan diri kitalah yang tahu seberapa dalam keyakinan kita terhadap Tuhan yang kita yakini.

Demikian juga ummat lainnya, urusan kepercayaan terhadap Tuhan adalah urusan pribadi mereka. Karena jelas telah tertulis dalam ayat “Lakum dii nukum waliyadiin” . Bagimu agamamu, bagiku agamaku. Singkatnya, urusan keyakinan adalah urusan dalam hati yang tidak bias dipaksakan apalagi menjadi penyebab kekerasan bahkan peperangan. Terlebih lagi, pada sesama ummat, tidaklah layak jika sampai terjadi pertumpahan darah hanya karena perselisihan faham.

Ada fenomena yang menarik ketika nabi Muhammad SAW masih dalam fase pertama berdakwah di Makkah, ketika kaum muslimin disiksa oleh para penguasa waktu itu (karena alasan agama). Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk berhijrah kenegeri Habasyah (Ethiopia) yang dipimpin oleh raja Najasyi yang beragama Nasrani. Menarik untuk disimak alas an nabi Muhammad memilih raja Najasyi bukan karena agamanya tetapi karena sang raja mempunyai akhlak dan perilaku yang adil dan baik. Inilah sejatinya tuntunan Alqur’an dan hadist, dimana Islam sesungguhnya adalah agama aplikatif yang merujuk kepada akhlak dan perilaku mulia. Dalam Al-Quran mengkonstruk akhlak mulia adalah raison d’etre diutusnyaNabi Muhammad SAW ((HR: Bukhari dalam shahih Bukhari kitab adab, Baihaqi dalam kitab syu’bil Iman dan Hakim)

Sekali lagi Islam berbasis akhlak inilah yang menjadi tawaran semua ummat muslim untuk menjadi muslim sejati. Islam yang dikonstruk berbahan baku perilaku dan dimasak secara “Rahmatanlilalamin” (universal). Mendidik generasi manusia untuk memiliki standar moral tinggi (al-akhlaq al-karimah). Nabi Muhammad SAW mengajar para sahabat dengan menggunakan seluruh perilaku keteladanannya, yang merefleksikan citra etiko-edukatif. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada manusia untuk berusaha mentaati segala yang diperintahkan oleh-Nya dan menjauhi segala yang menjadi larangan-Nya (QS. Al-Hasyr : 7), dengan mengambil contoh teladan dari kehidupan beliau. Sebuah model Islam yang dibangun jauh sebelum Rasulullah membangun masyarakat madani di Madinah.

Demikianlah, betapa indahnya islam menuntun ummatnya untuk selalu berperilaku baik, sopan, sabar, rendah hati, pemaaf, menghargai, peduli, saling membantu, cinta damai, dan menjadi khalifah di muka bumi untuk bisa mencintai sesama serta menjaga kelestarian semua makhluk di bumi ini.

*) Penulis, Guru di MTsN Maguwoharjo, Depok, Sleman

Pendidikan Islam Berbasis Akhlaq

Nur Hasanah Rahmawati, S Ag, MM *)

Page 13: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

ARTIKEL Orbituari KemenaG bantul

12 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 13BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BANTUL

S ejak dilantik menjadi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul pada tanggal 8 Maret 2011, Drs. H. Abdul Madjid, MA langsung akrab dengan pegawainya. Tidak pernah

membedakan mana atasan dan mana bawahan, bahkan terhadap cleaning service-pun sikapnya sama, bersahabat, penuh kekeluargaan. Hal ini merupakan langkah awal yang baik, untuk membangun kesadaran pegawainya dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya, bukan sebuah keterpaksaan karena merasa takut pada atasannya.

Alumni pondok pesantren Gontor (1980) ini meyakini bahwa menjadi pejabat adalah amanah, bukan untuk dinikmati. Bahkan sejak menjadi CPNS (1991) sebagai staf KUA Mlati Sleman, mempunyai tekad akan senantiasa memberikan pengabdian yang terbaik, berkhidmat melayani umat. Pernah suatu ketika saat menjabat Kepala KUA Kalasan (1997), diminta untuk menikahkan calon pengantin (catin) pada pukul 05.30 WIB, ada juga yang minta pukul 23.00 WIB., karena itu permintaan masyarakat tidak boleh menolak tetap dilayani dengan baik, meski mengorbankan kepentingan pribadi, kenangnya.

Suami Hj. Noor Imanah, MSI yang gemar olahraga tenis meja ini, berharap agar pegawai Kementerian Agama selalu meningkatkan kedisiplinan serta melaksanakan tugas pokok, dan fungsi masing-masing dengan baik. Sehingga masing-masing pegawai bisa menjadi teladan, karena satu teladan lebih berharga dari pada seribu nasehat.

Saat ditanya mengenai pemberitaan yang menyudutkan Kementerian Agama sebagai lembaga/

instansi terkorup? Dijawab dengan entheng, “Kalau memang benar, itu hanya dilakukan segelintir oknum, yang tidak ingat akhirat saja, masih banyak pegawai Kemenag yang berprestasi, yang mempunyai dedikasi, serta loyalitas tanpa cela, dan ini yang jarang diekspose”. imbuhnya. Sehingga karena nila setitik rusak susu sebelanga. Hidup itu harus seimbang antara kepentingan dunia dan akherat. Jadikanlah dunia dalam genggaman tanganmu, tapi jangan jadikan dunia dalam genggaman hatimu. Apa yang kita perbuat pasti akan diminta pertanggungjawabannya kelak. Siapa menanam pasti mengetam. Hidup hanya sekali, sesudah itu mati. Maka harus berarti, dan memberikan manfaat bagi orang lain.

Untuk memajukan Kementerian Agama Kabupaten Bantul, santri dari Jombang ini punya visi dapat memberikan pelayanan prima. Untuk mencapainya dengan mengupayakan tata kelola kantor yang baik, transparansi, meningkatkan SDM pegawai, memupuk kebersamaan dan kekeluargaan, serta memberikan pelayanan yang cepat, mudah, dan murah. Semoga dapat mengangkat citra Kemenag.

Selamat jalan Ayahanda Abdul Madjid, Jajaran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul sangat merasa kehilangan kader terbaik, selama bertugas memiliki dedikasi, integritas dan relasi yang baik dengan rekan-rekan sejawat. Semoga Allah SWT., menganugerahkan hidayah husnul khatimah, menerima segala amal shalihnya, mengampuni segala dosa dan kesalahannya, serta di alam barzah mendapat rahmatNya, dimuliakan derajatnya, diringankan hisabnya, terang benderang dan diluaskan kuburnya, Amin. (Jojo)

KENANGAN BERSAMA DRS. H. ABDUL MADJID, MA

Page 14: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

berita kanwil Berita kanwil

14 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 15BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Outbound PAKIS, Peserta Diajak Membatik dan

Bersepeda Onthel

Magelang (Inmas) – Sebanyak 90 orang yang terdiri dari pegawai seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS), seksi Pendidikan Diniyah dan Pontren, seksi PAIS, perwakilan POKJAWAS PAI, MGMP PAI (SLB, SMP, SMA, SMK), KKG, FKG, FKDT, FKPP dan Badko TPA kabupaten/ kota dan DIY mengikuti outbound peningkatan motivasi SDM yang diselenggarakan Bidang PAKIS Kanwil Kementerian Agama DIY di Magelang, Senin (16/5).

Kakanwil Prof Dr H Nizar MAg dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan ini dalam rangka menjalin dan menjaga hubungan sebagai wujud kebersamaan. “Ini penting karena niat yang baik belum tentu diterima dengan baik pula,” kata pejabat nomor satu di lingkungan Kanwil Kemenag DIY ini.

Senada dengan kakanwil, Kabid PAKIS Drs H Bardan MPdI mengungkapkan kegiatan ini untuk memperkuat kerja sama diantara kita. “Ikatan kita itu ibarat amben dan longan-nya (tempat tidur dan kolongnya) yang tidak terpisahkan,” tuturnya.

Sebelumnya, Kasi Sistem Informasi PAKIS selaku ketua panitia, Drs HM Fahrurrozi MPdI dalam laporannya menjelaskan outbound ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi dan motivasi serta kerja sama dibidang PAKIS.

Selain outbound, peserta juga diajak belajar membatik tulis, membuat kerupuk rengginang, membuat pensil berhias boneka dan lomba memasak yang dibagi menjadi berbagai kelompok atau tim. Ada yang menarik dalam outbound ini, setiap menuju lokasi kegiatan di sekitar kawasan candi Pawon yang masih wilayah candi Borobudur ini, peserta menggunakan sepeda onthel yang telah disediakan. (win/and)

Nur Kholis: Ada Tiga Tipologi Madrasah Aliyah

Yogyakarta (Inmas) – Berdasar Peraturan Menteri Agama No 60 tahun 2015, ada tiga tipologi Madrasah Aliyah (MA), yaitu Madrasah Akademik, Madrasah Keterampilan dan Madrasah Keagamaan. Demikian disampaikan Direktur Pendidikan Madrasah Prof

Dr M. Nur Kholis Setiawan pada rapat koordinasi kebijakan wajib belajar 12 tahun di lingkungan Kementerian Agama di Hotel Horison Ultima Riss, Kamis (21/4).

Dalam PMA ini dijelaskan bahwa Madarasah Akademik adalah prototipe madrasah aliyah berbentuk madrasah aliyah negeri insan cendekia atau madrasah aliyah lainnya yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang mengembangkan keunggulan kompetitif dibidang akademik, riset dan sains.

Madrasah Keterampilan adalah prototipe madrasah aliyah yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang mengembangkan keunggulan kompetitif dibidang keterampilan atau kejuruan atau keterampilan hidup.

Sedangkan Madrasah Keagamaan adalah prototipe madrasah aliyah yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang mengembangkan keunggulan kompetitif dibidang keahlian kajian keagamaan (tafaqquh fiddin).

“Mengapa diklasifikasikan seperti ini? Hal ini dikarenakan potensi madrasah beragam,” ungkap Nur Kholis seraya mengatakan pada tahun 2016 ini akan ada 17 MAN Insan Cendekia di Indonesia”.

Terkait kebijakan wajib belajar 12 tahun, Kakanwil Prof Dr H Nizar MAg mengatakan, jika dilihat dari ketepatan, sangat sesuai dengan cita-cita bangsa, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. “Dengan adanya wajib belajar 12 tahun, masyarakat yang kurang mampu juga bisa merasakan pemerataan pendidikan,” paparnya.

Kakanwil menilai pendidikan menengah universal penting karena usia lulus SMP atau sederajat masih belum layak bekerja, sehingga bila tidak sekolah akan memiliki dampak sosial yang kurang baik. “Selain itu, wajib belajar memiliki korelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi, daya saing, kesehatan dan pendapatan,” tambah pejabat kelahiran Jepara ini.

Turut hadir dalam kegiatan ini Kabag TU Drs H Zainal Abidin MPdI, Kabid Pendidikan Madrasah Drs H Noor Hamid MPdI beserta jajarannya dan para pejabat di Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam. (and/win)

Page 15: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

berita kanwil Berita kanwil

14 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 15BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Yogyakarta (Inmas) – Permasalahan hisab rukyat merupakan bagian dari persoalan ubudiyah umat Islam yang terkait ilmu astronomi. Metode hisab merupakan formulasi perhitungan secara matematis dan astronomis yang berfungsi untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah. Metode ini digunakan untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi.

Sedangkan rukyat adalah suatu metode yang bersumber dari adanya aktivitas mengamati visibilitas (terlihatnya) hilal setelah terjadinya ijtima’ (konjungsi), baik dengan menggunakan mata langsung maupun dengan bantuan alat bantu visual. Demikian disampaikan Kakanwil Prof Dr H Nizar MAg saat menjadi narasumber

pada rapat koordinasi penetapan kalender Hijriyah, jadwal sholat dan imsakiyah di ruang rapat 1 kanwil, Selasa (17/5).

Dalam penentuan awal bulan qomariah, lanjut kakanwil, kriteria hisab rukyat adalah hasil penggalian antara metode hisab dan rukyat untuk mendapatkan interpretasi astronomis atas dalil fiqh yang digunakan. Kriteria hisab rukyat merupakan masalah ijtihadiyah,

bukan masalah dalil fiqh. Akan tetapi permasalahan ini telah menjadikan dua metode ini seolah-olah tidak dapat dipersatukan. “Dalam hal ini pemerintah berupaya untuk meminimalisir perbedaan yang terjadi agar ukhuwah Islamiyah tetap terjaga dengan baik, walau kemungkinan untuk meniadakan polemik tersebut mustahil dilakukan,” paparnya.

Terkait penetapan awal bulan qomariah, pemerintah menggunakan dua metode, yaitu rukyatul hilal dan penetapan (Itsbat). Mengenai otoritas keputusan pemerintah, kakanwil mengutip fatwa MUI nomor 2 tahun 2004 tentang penentuan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah yang menyatakan bahwa seluruh umat Islam di Indonesia wajib menaati ketetapan

pemerintah RI tentang penetapan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah.

Sedangkan Madzhab Syafi’I mensyaratkan bahwa penetapan (itsbat) awal bulan qomariah , khususnya awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah harus dilakukan oleh pemerintah/ qodli dan umat Islam wajib menaatinya.

“Bila masyarakat Indonesia mengikuti keputusan qodli, maka tidak akan ada perbedaan. Tetapi karena menyangkut keyakinan, maka kita harus menghargainya,” terang kakanwil.

Sebelumnya, Kasi Pembinaan Syariah dan Sistem Informasi Bidang Urais Binsyar, Ahmad Fauzi SAg MSI, menjelaskan ada beberapa kalender, jadwal sholat dan imsakiyah yang diterbitkan oleh beberapa pihak berbeda satu sama lain dan beredar dimasyarakat, termasuk untuk kepentingan bisnis, promosi, maupun sosialisasi produk. “Oleh karena itu, diperlukan kalender, jadwal sholat dan imsakiyah yang dapat dijadikan pedoman resmi masyarakat dan diterbitkan oleh lembaga resmi, yaitu Kementerian Agama,” kata Ahmad Fauzi. (and/win)

Rukyatul Hilal dan Itsbat, Metode Pemerintah Tentukan Awal Bulan Qomariah

Yogyakarta (Inmas) – Keberhasilan DIY menjadi juara 1 KUA teladan nasional selama 3 tahun berturut-turut menjadikannya sebagai referensi bagi daerah lain untuk mengikuti jejaknya

dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Tidak terkecuali Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan RI yang memilih DIY sebagai lokasi studi lapangan bagi peserta diklat teknis fungsional kewidyaiswaraan.

Rombongan yang dipimpin oleh Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Dr HM Kosasih MPd ini

diterima langsung Kakanwil Kemenag DIY Prof Dr H Nizar MAg yang didampingi Kabag TU Drs H Zainal Abidin MPdI di ruang rapat 1 kanwil, Senin (25/4).

Rencananya rombongan akan mengunjungi Kankemenag Kabupaten Sleman, KUA Pakem, KUA Depok dan KUA Piyungan untuk menimba ilmu langsung di lokasi penelitian, Selasa (26/4).

Terkait Zona Integritas (ZI), Kasi Kepenghuluan Drs H Sa’ban Nuroni MA mengatakan, di tahun 2016 ini dilakukan upaya penguatan ZI dari masyarakat dengan cara mewawancarai langsung masyarakat yang menerima layanan kepenghuluan. “Alhamdulillah dari beberapa sampel, tidak ada penghulu dan kepala KUA yang meminta atau menerima tambahan biaya dari masyarakat,” ungkapnya. (and/win)

Perkuat Zona Integritas, Kanwil Wawancara Langsung Masyarakat Terkait Layanan Kepenghuluan

Page 16: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

BERITA KANWIL BERITA KANWIL

16 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 17BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Cibubur (Inmas DIY)—Perkemahan Rohis SMA /SMK Tingkat Nasional II tahun 2016 digelar di Cibubur pada 2-6 Mei 2016. Kasubbag Informasi dan Humas H. Arief Gunadi saat itu tengah mendampingi Kakanwil Kemenag DIY Prof. Nizar berada di sana. Berikut laporannya.

Tema perkemahan kali ini adalah Membangun Generasi Emas Ramah dan Bermartabat. Resmi dibuka oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin di Bumi Perkemahan dan Wisata Cibubur Jakarta Timur pada Selasa (3/5) pagi ini. Tampak hadir mendampingi menteri Agama RI dalam acara tersebut Dirjen Pendis Prof.Dr.Phil.H.Kamarudin Amin MA, sekaligus sebagai penanggung jawab panitia penyelenggara, para Kakanwil Kemenag se-Indonesia termasuk Kakanwil

Kemenag DIY Prof Dr. H.Nizar Ali MAg.

Dalam laporannya Dirjen Pendis menyampaikan bahwa perkemahan ini merupakan alat untuk menjadi perekat nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa dengan seluruh elemen bangsa. “Kegiatan tingkat nasional kedua ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali, dan diikuti kafilah dari 33 provinsi se-Indonesia,” ujar Kamaruddin Amin. “Jumlah peserta dan pendamping adalah 2.000 orang,” imbuhnya.

Di samping itu, masih menurut Kamaruddin Amin, perkemahan rohis ini diharapakan mampu mengembangkan wawasan Islam yang rahmatan lil alamin, menumbuhkan silap tasamuh dan ta’awun yang tercermin dari sikap hidup generasi bangsa.

Sementara Menteri Agama RI dalam sambutannyamengapresiasi kegiatan perkemahan rohis ini dengan sangat bangga. “Kerohanian Islam yang ada di setiap sekolah diharapkan mampu menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan mampu menunjukkan kepada bangsa dan dunia bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin, damai dan toleran, cinta kepada

negeri tercinta RI,” tegas Menag.

Menag juga berharap dan memastikan bahwa anak-anak rohis adalah anak-anak yang cerdas dan mampu menunjukkan kepada dunia agar rohis adalah generasi yang mampu menolak berbagai paham radikal, paham yang berwatak intoleran. “Karena terdapat informasi bahwa rohis adalah lahan paling nyaman bagi komunitas tertentu yang akan mentransfer doktrin yang intoleran dan radikal, serta tidak nemiliki kearifaan dalam berinerakasi antar masyarakat,” sambungnya.

Lebih lanjut Menag berharap agar tahun emas 2045 untuk diisi dengan prestasi, dan mampu menjadi pemimpin yang bermanfaat bagi masyarakat bangsa Indonesia. Menag menginstruksiakan kepada seluruh pembina rohis di semua tingkatan agar selalu membimbing dengan baik anak-anak rohis, dan mengenali dengan baik teknologi informasi. “Dan yang paling diharapkan adalah mencegah disintegrasi bangsa,” pungkas Menag.

Sementara, kafilah rohis dari DIY yang mengikuti acara ini berjumlah 88 orang peserta. (arief)

Buka Perkemahan Rohis SMA/SMK Tingkat Nasional 2016, Menag: Rohis Junjung Tinggi Nilai-nilai Islam

Yogyakarta (Inmas) – Seksi Pendidikan Diniyah dan Al Quran Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kanwil Kementerian Agama DIY mengadakan rapat koordinasi (rakor) FKDT yang diadakan di ruang LPTQ kanwil, Kamis (17/3).

Kasi Pendidikan Diniyah dan Al Quran Drs H Kaharuddin Noor mengungkapkan rakor ini dalam rangka memaparkan kegiatan yang akan diadakan di 2016 dan kerja sama yang akan dilakukan antara Kankemenag kabupaten/ kota dengan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT). “Melalui rakor ini diadakan penjadwalan bersama sehingga tidak ada kegiatan yang bersamaan waktunya, baik di tingkat DIY maupun daerah,” ungkapnya.

Disela-sela rakor,diserahkan trofi bagi Madrasah DIniyah Takmiliyah unggulan tingkat DIY tahun 2015. Mereka adalah Hidayatus Shibyan Bantul, Baitul Makmur Kota Yogyakarta, Raudlatul Muttaqin Sleman, Sirukem Kulon Progo dan Abdullah bin Mas’ud Gunungkidul. (and/win).

Berikut Lima Madrasah Diniyah Takmiliyah Unggulan DIY

Page 17: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

BERITA KANWIL BERITA KANWIL

16 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 17BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Naikkan Omzet Pendapatan Dengan Sertifikat Halal

Yogyakarta (Inmas) – Kesadaran warga negara Indonesia yang mayoritas beragama Islam untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang baik dan dijamin kehalalannya semakin meningkat. UU Jaminan Produk Halal merupakan instrumen hukum yang memberikan

perlindungan dan menjamin masyarakat dalam mengonsumsi dan menggunakan produk halal, serta dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia.

Demikian disampaikan Kakanwil Prof Dr H Nizar MAg saat menjadi narasumber sosialisasi UU No. 33 Tahun 2014 tentang jaminan produk halal di ruang rapat 3 kanwil, Rabu (27/4). Menurutnya, ada beberapa manfaat dengan adanya undang-undang ini, yaitu adanya kepastian hukum yang jelas karena ada jaminan halal. “Ada bukti fisik kalau produk yang Anda keluarkan adalah halal. Berupa sertifikat dan pemasangan label halal dikemasan produk Anda,” paparnya.

Selanjutnya, kata kakanwil, adanya sertifikat halal dapat menaikkan omzet pendapatan pelaku usaha. “Akan ada bedanya antara pelaku usaha yang sudah memiliki sertifikat dengan yang belum memiliki sertifikat. Bila ada sertifikat halal yang terpasang di dinding rumah makan Anda, akan membuat konsumen menjadi lebih tenang makan di sana. Apalagi orang Jawa biasanya getok tular, bila ada jaminan halal, apalagi makanannya enak, pasti diceritakan ke orang lain,” ungkap kakanwil.

Mengenai proses untuk mendapat sertifikat halal, kakanwil menjelaskan bahwa pelaku usaha dapat mengajukan permohonan secara tertulis kepada Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dalam hal ini Bidang Urais dan Binsyar Kanwil Kementerian Agama DIY, yang dilengkapi dengan dokumen berupa data pelaku usaha, nama dan jenis produk, daftar bahan produk yang digunakan, dan proses pengolahan produk. “Selanjutnya Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) atas perintah BPJPH melakukan pemeriksaan dan/ atau pengujian kehalalan produk dalam waktu lima hari kerja, terhitung sejak dokumen permohonan dinyatakan lengkap,” terangnya.

Terkait sanksi dan hukuman pidana, kakanwil mengatakan, bagi pelaku usaha yang tidak menjaga kehalalan produk yang telah bersertifikat halal, dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2 milyar.

Sebelumnya, Kasi Produk Halal Hj Retno Siwi Dwikaningrum SHI menjelaskan sosialisasi ini diadakan dalam rangka menumbuhkan kesadaran pelaku usaha akan pentingnya produk halal. (and/win)

Yogyakarta (Inmas) – Mulai 4-22 April 2016, Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren membuka pendaftaran Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB). Pendaftar adalah santri dari pondok pesantren yang telah memiliki Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP) dan telah terdata di kemenag.go.id dengan data yang telah diisi lengkap. Demikian disampaikan Kasi Pondok Pesantren Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kanwil Kemenag DIY, H Rohwan SAg MSI, pada sosialisasi PBSB di ruang rapat III kanwil, Senin (11/4).

Rohwan menjelaskan, calon peserta PBSB adalah santri yang bersekolah pada tingkat akhir dan lulus pada tahun 2016 di Madrasah Aliyah (MA) yang berada dinaungan pondok pesantren; atau santri lulusan pesantren muadalah/ pesantren salafiyah dan ijazah paket C pada tahun 2015 dan 2016 yang diselenggarakan oleh pondok pesantren, khusus pilihan studi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. “Sedangkan syarat khusus bagi pilihan studi pada UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, ditambah hafal (hafidz) minimal 10 juz,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskan, untuk mengetahui informasi selengkapnya dan universitas apa saja yang bekerja sama dengan PBSB, dapat dilihat di http://pbsb.ditpdpontren.kemenag.go.id/. Sedangkan untuk pendaftaran, dapat mengunjungi situs http://103.7.12.157/pendaftaran/

“Sebaiknya data-data yang hendak diisi, disiapkan terlebih dahulu. Akan lebih baik bila dikoordinir pembuatannya hingga siswa tidak keliru dalam mengisi data aplikasi pendaftarannya,” saran Rohwan.

Usai mencetak kartu peserta, tambah Rohwan, silakan mengirim fotokopinya ke Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kanwil Kemenag DIY untuk dipersiapkan ujiannya, yang rencananya akan diadakan di Gedung Rektorat lama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. “UjianPBSB ini akan diadakan secara online dan rentang waktunya antara 3-15 Mei 2016,” pungkasnya. (and/win)

Kanwil Adakan Sosialisasi Program

Beasiswa Santri Berprestasi

Page 18: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

BERITA KANWIL BERITA KANKEMENAG

18 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 19BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Kakanwil Prof. Nizar Kukuhkan Pengurus PPMYogyakarta (Inmas)—Kakanwil

Prof.Nizar menilai kepengurusan Pusat Pengembangan Madrasah (PPM) yang sedang berjalan paruh waktu kurang berkembang. Untuk itu, pihaknya meminta Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag DIY untuk segera bergerak menentukan personil baru guna mengisi lembaga non-struktural yang dianggap sebagai think tank madrasah DIY.

Terlebih adanya SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 721 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan PPM, yang seolah memberikan nafas baru bagi PPM. Demikian ungkap Kakanwil Prof.Nizar saat mengukuhkan kepengurusan PPM periode 2014-2018 di Ruang Rapat VI Kanwil Kemenag DIY, Senin (25/4) lalu. Posisi kepengurusan baru ini semakin kuat dengan adanya SK Kakanwil Nomor 33 Tahun 2016 sebagai perubahan SK Kakanwil Nomor 153 Tahun 2014 tentang susunan pengurus PPM periode yang sama.

“Untuk sekretariat sementara bisa menempati ruangan Forum Kerukunan

Umat Beragama (FKUB) yang ada di pojok atas parkiran roda dua Kanwil,” terang Prof. Nizar. Guru besar Ilmu Hadist UIN Sunan Kalijaga itu juga menyoroti terkait peningkatan kualitas guru. “Termasuk pengawas, jangan sampai pengawas masih S1 bertugas mengawasi guru yang sudah S3,” terangnya lagi.

Kabid Dikmad Noor Hamid juga mengakui, karena PPM lembaga non-struktural maka biasanya kurang optimal. “Inilah yang perlu kita ubah, karena SK Dirjen Pendis Nomor 721 Tahun 2016 memberikan peluang menguatkan peran PPM,” ujarnya. Melalui kesempatan ini, Noor Hamid juga mengingatkan tanggung jawab besar DIY sebagai tuan rumah Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (AKSIOMA) dan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tingkat Nasional pada 2017 mendatang. “Tentu ini perlu masukan banyak dari PPM,” tandasnya.

Sementara ketua PPM yang baru, Dr. Imam Machali, menyampaikan beberapa catatan. “Kepengurusan PPM yang lalu tidak punya daya jangkau di wilayah

eksekusi, ini yang tampaknya membuat gerak PPM kurang optimal,” katanya. Fungsi PPM, imbuhnya, memang strategis tetapi kurang kuat. Imam pun membuat rangkaian kinerja PPM. Dimulai dari brainstorming dan Restukturasi PPM; Capacity Building; Sinkronisasi PPM dan Bidang Dikmad; Transformasi PPM dan Establishing PPM menuju madrasah lebih baik, lebih baik madrasah.

Dalam kesempatan ini juga mengemuka beberapa masukan dari peserta rapat. Yang paling menonjol adalah reposisi pengurus baru agar lebih optimal. ‘’Setelah ini akan dibentuk Tim 5 yang bertugas membuat pokja/bidang baru dan menempatkan anggota lebih sesuai dengan bidangnya,’’ kata Imam Machali. Ia juga meminta kepada pengurus, sedapat mungkin meluangkan waktu Jumat pekan terakhir tiap bulan usai ibadah jumat untuk berkordinasi, berbagi informasi dan ide untuk pengembangan madrasah kedepan. Semoga madrasah lebih baik, lebih baik madrasah! (bap)

Buka Sosialiasi KMA Nomor 9/2016, Kabag TU Ingatkan Urgensi Tata Naskah Dinas

Sleman (Inmas)—Sebagaimana diketahui good governance merupakan jalan menuju clean governance. Salah satu upaya mewujudkan good govarnance adalah perbaikan tata persuratan. Di lingkungan Kementerian Agama baru saja dikeluarkan 3 (tiga) keputusan terkait tata persuratan. Yakni PMA Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pencabutan PMA Nomor 16 Tahun 2006; KMA Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Kode Jabatan, Singkatan, dan Akronim pada Kementerian Agama; dan KMA Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas pada Kementerian Agama.

Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag DIY Drs.H.Zainal Abidin,M.Pd.I menyampaikan hal tersebut saat membuka Sosialisasi KMA RI Nomor 9 Tahun 2016 Angkatan I di lingkungan Kanwil Kemenag DIY. Kegiatan ini dihelat di Asrama Haji Yogyakarta, Jalan Lingkar Utara Sinduadi Mlati Sleman, Sleman (19/4).

“Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan pemahaman

yang sama serta kejelasan dan kemudahan komunikasi bagi satuan organisasi, satuan kerja dan unit pelaksana teknis pada Kemenag serta pemangku kepentingan,” papar Kabag TU. Selain itu, imbuhnya, juga melancarkan komunikasi organisasi dalam pemanfaatan teknologi informasi.

Selain itu, Kabag TU juga menyoroti urgensi penggunaan gabungan singkatan. “Gabungan singkatan dan akronim yang dibakukan dalam KMA Nomor 8 Tahun 2016 untuk menghindari tumpang tindih penggunaan singkatan, akronim dan gabungan singkatan,” jelas orang nomor dua di Kanwil Kemenag DIY itu. Di samping itu, penggunaan akronim menurut Kabag, juga harus memperhatikan kesesuaian dengan kesantunan dalam berbahasa dan tidak menimbulkan ejekan.

Untuk materi selanjutnya disampaikan Kasubbag Umum Kemenag DIY Herry Gatot Widodo,SH dan Arsiparis Kankemenag Bantul Merpati Giras Suherjanji. (bap)

Page 19: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

BERITA KANWIL BERITA KANKEMENAG

18 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 19BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Tim Kerja Zona Integritas

Kankemenag Kota Yogyakarta

Dikukuhkan

Yogyakarta (Kankemenag) – Dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2015, penyusunan rencana operasional kegiatan tahun 2016 dan penyusunan rencana program dan kegiatan tahun 2017, Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta menyelenggarakan Rapat Kerja di aula kantor setempat, Selasa (29/3).

Rapat Kerja dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Drs. H. Sigit Warsita, MA dan diikuti oleh 50 orang pejabat di lingkungan Kantor Kemenag Kota Yogyakarta. Dalam sambutan pengarahannya, Sigit Warsita mengingatkan bahwa pada tahun ini Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta ditetapkan sebagai Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBK). Untuk itu jajaran Kementerian Agama Kota Yogyakarta diharap untuk melaksanakan tugas-tugas yang mendukung keberhasilan pembangunan Zona Integritas tersebut.

Sebelum sesi pembinaan dan pengarahan oleh Kakanwil Prof. Dr. H. Nizar, M.Ag, serta penjelasan dan informasi dari KPPN Yogyakarta tentang Kiat dan Strategi Mewujudkan Layanan Publik yang Bersih dan Akuntabel, terlebih dahulu dilakukan Pengukuhan Tim Kerja Zona Integritas menuju WBK dan WBBM oleh Kepala Kantor Kemenang Kota Yogyakarta didampingi oleh Kakanwil Kemenag DIY.( rh ).

Kunjungan Silaturahmi Kemenag Kota Banjarmasin

Yogyakarta (Kankemenag) - Sebanyak 50 pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Banjarmasin melakukan kunjungan silaturahmi di Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Rabu (4/5). Peserta studi banding terdiri dari pejabat Kankemenag Kota Banjarmasin termasuk Kepala KUA, Kepala Madrasah

serta Pengurus Dharma Wanita. Rombongan diterima oleh Kepala Kankemenag, Kasubbag Tata Usaha, Kepala Seksi di lingkungan Kemenag Kota Yogyakarta serta Ketua FKUB Kota Yogyakarta Drs. Andreas Joko Wicoyo, M.Si, Ph.D.

Menurut Kepala Kankemenag Kota Banjarmasin Drs. H. Sofrayani, M.Pd.I kunjungan ini bertujuan untuk melihat dari dekat keberhasilan program pembinaan kerukunan umat beragama di Kota Yogyakarta.

Kepada rombongan, Kepala Kankemenag Kota Yogyakarta Drs. H. Sigit Warsita, MA memaparkan serangkaian kegiatan yang terkait dengan Kerukunan Umat Beragama di Kota Yogyakarta. Acara dilanjutkan dialog dengan Ketua FKUB Kota Yogyakarta. (rh)

KUA Danurejan Maju Lomba KUA Tingkat DIY

Yogyakarta (Kankemenag) - Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Danurejan menjadi wakil Kota Yogyakarta maju lomba KUA Teladan tingkat DIY tahun 2016. Penilaian oleh Tim Evaluasi Lomba KUA Teladan DIY dilaksanakan Selasa (10/5). Kedatangan tim evaluasi diterima segenap panitia lomba KUA

Kecamatan Danurejan serta jajaran Kankemenag Kota Yogyakarta.

Walikota Yogyakarta, Drs. H. Haryadi Suyuti dalam sambutannya berharap melalui penilaian ini, semoga KUA Kecamatan Danurejan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat sekaligus dapat meraih yang terbaik, sehingga dapat maju ke tingkat nasional.

Menurut Kepala Kanemenag Kota Yogyakarta, Drs. H. Sigit Warsita, MA, dibawah kepemimpinan Tarso, SAg, M.Si, KUA Kecamatan Danurejan memiliki visi, misi dan motto yang jelas dalam kinerjanya serta sistem dan prosedur pelayanan yang baku dan mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Dalam pelaksanaannya, KUA Kecamatan Danurejan telah melakukan berbagai inovasi, improvisasi dan kreasi dalam tugas dan fungsinya baik yang bersifat administratif, fisik, dan personalia dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. (rh)

KANKEMENAG

KO

TA

Page 20: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

BERITA KANKEMENAG BERITA KANKEMENAG

20 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 21BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

FGD FKUB Sebagai Upaya Menjaga Kerukunan Umat Beragama

Bantul (Kankemenag) - Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, menggelar Focus Group Discussion (FGD) Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Bantul, Selasa (12/4). Bertempat di Gedung Induk Pemda Bantul, FGD yang mengambil tema membangun kerukunan umat beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini diikuti 54 peserta dari Pengurus FKUB Kecamatan dan Kabupaten, Dewan Penasehat FKUB, SKPD terkait, serta unsur Kemenag dan Kesbangpol Bantul.

Wakil Bupati Bantul H. Abdul Halim Muslih saat membuka acara mengatakan, Kerukunan beragama di tengah keanekaragaman budaya merupakan asset dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah bangsa, Pancasila telah teruji sebagai alternatif yang paling tepat untuk mempersatukan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dibawah suatu tatanan yang inklusif dan demokratis. Sayangnya, wacana mengenai Pancasila seolah lenyap seiring dengan berlangsungnya reformasi. “Atas nama Bupati Bantul, saya mengapresiasi atas terselenggaranya FGD ini, semoga kerukunan umat beragama di Bantul selalu terjaga, ”imbuhnya

Kepala Kantor Kemenag Bantul Drs. H. Abdul Madjid, MA dalam sambutannya mengemukakan tujuan diadakannya FGD FKUB ini sebagai sarana silaturrahmi, dialog dan diskusi Pengurus FKUB Kecamatan dan Kabupaten Bantul dengan Dewan Penasehat FKUB serta SKPD terkait, penguatan peran pengurus FKUB dalam membina kerukunan antar umat beragama, membangun komunikasi dialogis antar pengurus FKUB agar terjaga kerukunan antar umat beragama, serta sebagai langkah antisipasi terhadap timbulnya konflik antar umat beragama.

FGD FKUB menyepakati beberapa hal, pentingnya menjaga kerukunan umat beragama merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Pemerintah melalui Kementerian Agama dan Kesbangpol berkomitmen untuk terus melakukan pembinaan kerukunan umat beragama. Polre sbersama Satpol PP mengupayakan tindakan preventif terjadinya disharmoni di tengah masyarakat. Biaya operasional FKUB ditingkat kecamatan akan diusulkan dalam APBD tahun 2017, serta penyusunan rancangan Perda tentang pemakaman. (Jojo)

Kemenag Bantul Adakan Rekrutmen Petugas Haji

Bantul (Kankemenag) – Rekrutmen petugas haji merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji yang profesional. Melalui seleksi petugas haji diharapkan dapat menghasilkan petugas yang kompeten, memiliki komitmen, loyal dan berakhlakul karimah. Petugas haji mempunyai tugas dan tanggungjawab yang berat, oleh karenanya diperlukan seleksi untuk menentukan tingkat profesionalitas, baik dari aspek administrasi, kompetensi dan juga kapabilitas.

Hal ini disampaikan Kasubbag TU Kantor Kemenag Bantul HM. Wahib Jamil, S.Ag.,M.Pd saat memberikan pengarahan pada peserta rekrutmen petugas haji, Rabu (27/4) di aula Koperasi ADIL kantor setempat.

Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Drs. H. Bambang Inanta melaporkan bahwa seleksi petugas haji Kantor Kemenag Bantul diikuti 11 peserta. Untuk formasi Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) sebanyak 9 peserta, dan Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) sebanyak 2 peserta. Dari sejumlah peserta tersebut akan memperebutkan formasi TPHI 1 orang dan TPIHI 1 orang.

“Seleksi tahap pertama ini dilaksanakan ujian tulis dan lisan (wawancara). Akan menentukan 4 orang, 2 orang calon TPHI, dan 2 orang calon TPIHI, untuk seterusnya berhak mengikuti seleksi tahap kedua yang diselenggarakan Kantor Wilayah Kemenag DIY pada tanggal 12 Mei 2016, di Asrama Haji Yogyakarta,” tegas Bambang. (Jojo)

KANKEMENAG

BA

NT

UL

Page 21: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

BERITA KANKEMENAG BERITA KANKEMENAG

20 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 21BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Ketua MUI Kulon Progo Sampaikan 10 Kriteria

Aliran Sesat

Kulon Progo (Kankemenag) – Aliran sesat merupakan istilah khas dari kaum muslim Indonesia untuk sebuah kelompok agama atau pemikiran yang menyatakan diri bagian dari Islam tetapi menyimpang dari Islam. Hal ini dikatakan Ketua MUI Kulon Progo, Drs. H. Muntachob, M.H.I. saat menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) Musyawarah dan Pembentukan Gugus Tugas Penanganan Masalah Umat Berbasis Majelis Taklim yang berlangsung di Kantor Kemenag Kulon Progo, Selasa (22/3).

Dalam FGD ini Muntachob menyampaikan 10 kriteria aliran sesat yang telah dirumuskan oleh MUI. “Mengingkari salah satu rukun iman dan rukun Islam, meyakini aqidah yang tidak sesuai dalil syar’i, meyakini turunnya wahyu sesudah Al Qur’an, mengingkari otentisitas dan kebenaran Al Qur’an serta menafsirkan Al Qur’an tidak berdasar kaidah-kaidah tafsir. Selanjutnya mengingkari hadits nabi sebagai sumber ajaran Islam, menghina dan melecehkan atau merendahkan nabi dan rasul, mengingkari Nabi Muhammmad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir, mengubah, menambah dan mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syari’at serta mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i,” katanya.

Lebih lanjut, Muntachob menyampaikan bahwa di Indonesia pernah ada aliran-aliran yang dinilai sesat, antara lain Syiah, Ahmadiyah, Salamullah, Al Qiyadah Al Islamiyah, Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara), NII KW IX (Komandemen Wilayah IX), Wahidiyah dan Ingkar Sunah.

“Karena itu pemahaman agama harus ditanamkan dengan benar melalui pendidikan formal (sekolah/madrasah) maupun non formal (majelis taklim, TPA, madin dan lain-lain). Pemerintah juga harus membimbing dan memfasilitasi peningkatan pemahaman umat terhadap agamanya secara sungguh-sungguh, mencegah berkembangnya aliran sesat serta meningkatkan taraf hidup/ekonomi umat secara adil dan merata,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Penaiszawa Kanwil Kemenag DIY, Drs. H. Masrudin, M.Pd.I. mengajak seluruh warga terlebih umat Islam untuk bisa menerima kembali eks pengikut aliran sesat tersebut untuk hidup di lingkungan masyarakatnya. Akan tetapi kewaspadaan juga harus tetap dijaga. Tokoh masyarakat dan tokoh agama melalui majelis taklim harus terus berusaha mengembalikan pemahaman agama mereka untuk kembali ke ajaran agama yang benar. (abi)

Buka Raker, Kepala Kankemenag Pesan Optimalkan

Pelaksanaan DIPAKulon Progo

(Kankemenag) – Pelaksanaan penyerapan DIPA tahun 2015 yang lalu, Kantor Kemenag Kulon Progo meraih peringkat pertama se-DIY dengan capaian target sebesar 94,58 persen. Keberhasilan ini tentunya atas kerja

keras semua pegawai di Kemenag Kulon Progo. Ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Apalagi satker MAN 1 Kalibawang juga bisa meraih prestasi yang sama. Penyerapan DIPA sebesar 100,22 persen berhasil diraihnya. Demikian disampaikan Kepala Kantor Kemenag Kulon Progo, Drs. H. Edhi Gunawan, M.Pd.I, saat mengawali sambutannya dalam acara Rapat Kerja Kankemenag Kulon Progo yang berlangsung di Hotel Kusuma Wates, Rabu (30/3).

“Target sasaran kita di tahun 2016 ini adalah meningkatkan kinerja dengan menaikkan capaian penyerapan DIPA. Hal ini akan kita raih dengan mengoptimalkan pelaksanaan DIPA dengan percepatan pelaksanaan kegiatan. Namun demikian, kegiatan yang kita laksanakan haruslah secara efektif dan efisien. Penilaian kinerja kita akan baik jika penyerapan DIPA tinggi, minim revisi dan sedikit retur,” tuturnya.

Raker ini, kata Edhi, harus bisa memberikan kontribusi yang besar bagi pelaksanaan kegiatan sesuai Rencana Strategis Kemenag tahun 2015-2019. Untuk itulah pada tahun 2016 ini akan dirumuskan langkah-langkah strategis. Perhatikan dan fokus pada prioritas kegiatan. “Optimalkan pelaksanaan DIPA dengan efisiensi biaya perjalanan dinas dan kegiatan di luar kantor. Meminimalkan kegiatan yang tidak jelas dan kurang konkrit. Kemenag Pusat juga berpesan agar membatasi tim-tim kegiatan yang kurang efektif,” tegasnya.

Lebih lanjut dikatakan, target 2016 adalah pencapaian predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) tanpa adanya embel-embel yang lain. Meski demikian diakui Edhi, bahwa saat ini di Kulon Progo masih ada satker yang belum menggunakan tanah milik sendiri. Hal ini bisa juga menjadi pertimbangan yang membebani untuk meraih predikat WTP. “Namun demikian pelaksanaan kinerja harus selalu meningkat dengan optimalisasi pengelolaan anggaran. Selain itu pengadaan barang dan jasa melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) harus nol temuan seperti harapan Menteri Agama. Revolusi mental harus benar-benar dilaksanakan dengan mengacu pada lima nilai budaya kerja menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM). Ini semua bisa diraih dengan kerjasama dari semua pihak,” pungkasnya. (abi)

KANKEMENAG

KU

LO

N P

RO

GO

Page 22: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

BERITA KANKEMENAG BERITA KANKEMENAG

22 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 23BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Semarak Hari Kartini

Gunungkidul (Kankemenag) - Suasana di Kantor Kemenag Gunungkidul unit II pada Rabu (27/4), tampak berbeda. Ada yang berpakaian ala koki, sorjan, juga berseragam dinas. Ternyata Dharma Wanita Unit Kemenag Gunungkidul dalam rangka memperingati Hari Kartini sedang mengadakan lomba memasak yang pesertanya khusus laki-laki. Dua lomba lainnya adalah merangkai bunga plastik dan tilawatil Qur’an. Peserta berasal dari pegawai Kankemenag Gunungkidul, baik staf, guru, pengawas maupun tenaga fungsional lainnya.

Lomba memasak dengan menu khas kuliner Gunungkidul seperti bakmi jawa goreng, diikuti 8 regu dari perwakilan seksi/ sub unit Dharma Wanita. Setiap regu terdiri dari dua orang dengan juri dari Dharma Wanita Kemenag DIY dan kabupaten. Sedangkan lomba merangkai bunga plastik dan tilawatil Qur’an diikuti peserta perempuan. Adapun juri berasal dari PKK Gunungkidul, akademisi dan praktisi.Menurut Ketua Panitia Hj. Sri Kusrini, M.Pd.I selain untuk memperingati hari Kartini, kegiatan ini dilaksanakan untuk mengasah kemampuan, bakat dan minat keluarga besar Kemenag Gunungkidul, tak terkecuali kaum laki-laki.

Untuk juara memasak bakmi jawa goreng dengan kriteria penilaian rasa, nilai gizi dan penyajian diraih regu dari seksi/Darma Wanita sub unit Bimas Islam. Juara merangkai bunga perwakilan Dharma Wanita Sub Unit Pendidikan Madrasah dan Sub Unit Pendidikan Agama Islam meraih juara tilawatil Qur’an. Kepada masing-masing juara mendapatkan trofi yang langsung diberikan oleh Kepala Kantor Kemenag Gunungkidul, Drs. H. Nur Abadi, MA. @min

PORSADIN : Ajang Silaturahmi, Kompetisi dan Prestasi Santri

Gunungkidul (Kankemenag) - Untuk lebih terukurnya Pekan Olah Raga dan Seni Santri Diniyah (PORSADIN) yang merupakan ajang silaturahmi, kompetisi, prestasi, motivasi dan kreativitas bagi santri, guru dan penggiat Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT), perlu dilakukan berkesinambungan di berbagai tingkatan. Demikian pernyataan Kasi PD dan Pontren Kemenag Gunungkidul H. Mukotip, S.Ag.,M.Pd.I pada laporan pembukaan PORSADIN Tingkat Kabupaten di Masjid Agung Al Ikhlas Wonosari, Ahad (8/5). Lebih lanjut disampaikan, MDT sebagai lembaga pendidikan non formal setelah diundangkannya Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mendapat perhatian yang menggembirakan, baik dari masyarakat maupun pemerintah. Masyarakat menaruh perhatian sekaligus harapan kepada MDT, mengingat kedudukannya sebagai suplemen pendidikan keagamaan Islam akan mampu berperan banyak dalam membimbing anak-anak dari pengaruh perkembangan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi teknologi.

PORSADIN diikuti 278 santri yang berasal dari 31 MDT, mempertandingkan 9 cabang, baik perorangan maupun beregu. Tahfidz, cerdas cermat diniyah, pidato Bahasa Arab dan Indonesia, kaligrafi, murottal wal imla’, atletik, puisi islami dan futsal dengan juara umum MDT Abdullah bin Mas’ud Wonosari. Para pemenang setelah melalui pembinaan dan pelatihan ditetapkan menjadi kafilah Gunungkidul yang akan dikirim ke PORSADIN DIY Tahun 2016. @min

Seleksi Pimpinan BAZNAS

Gunungkidul (Kankemenag) - Salah satu tuntutan dengan diberlakukannya PP No 14 Tahun 2014 yang merupakan peraturan pelaksanaan dari UU No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat adalah perubahan kepengurusan. Dalam struktur kepengurusan BAZDA terdiri dari Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas dan Badan Pelaksana. Sedang kepengurusan BAZNAS struktur di daerah hanya terdiri dari unsur pimpinan sebanyak 5 orang yang dibantu unsur pelaksana yang diangkat oleh pimpinan BAZNAS. Hal inilah yang melandasi BAZNAS Gunungkidul melakukan rekruitmen pimpinan baru.

Rekruitmen dilakukan oleh Tim Seleksi yang dibentuk oleh Bupati beranggotakan 5 orang dan diketuai Kepala Kankemenag Gunungkidul. Pada tahap awal penjaringan peserta seleksi yang mendaftar belum memenuhi kuota minimal 10 orang atau dua kali jumlah pimpinan. Padahal pengumuman sudah disampaikan baik di tempat umum, perkantoran juga lewat berbagai media sosial di internet. Baru saat perpanjangan terdaftar 11 orang yang berasal dari berbagai latar belakang, baik ulama, tenaga profesional maupun tokoh masyarakat Islam. Materi pada tahapan tes pada Selasa (10/5) meliputi tertulis (psikologi) dan wawancara dengan format FGD (Forum Group Discussion) dengan memperbincangkan dan mencari solusi persoalan zakat baik masalah fiqh, manajamen dan permasalahan zakat kekinian.

Diharapkan dari pimpinan BAZNAS yang nanti diangkat oleh Bupati atas rekomendasi dan pertimbangan BAZNAS Pusat akan membantu terlaksananya tugas dan fungsi BAZNAS sebagai mitra pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan dan masalah sosial lainnya. Tentu atas dukungan anggaran dari pemerintah daerah yang telah dialokasikan di APBD sesuai amanat undang-undang. @min

KANKEMENAG

GU

NU

NG

KID

UL

Page 23: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

BERITA KANKEMENAG BERITA KANKEMENAG

22 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 23BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Biopori di lingkungan Kemenag Sleman

Sleman (Kankemenag) – Kasi Pendidikan Madrasah (Dikmad) Kantor Kementerian Agama Sleman Drs. H. Abdul Haris Nufika, M. Pd. melakukan ground breaking 50 lubang biopori di lingkungan Kemenag Sleman, Jumat (18/3). Biopori merupakan salah satu solusi untuk menjaga agar air tanah tetap tersedia dengan memberi ruang air hujan terserap ke dalam tanah.

Kegiatan ini bekerja sama dengan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Sleman.

Haris berharap apa yang telah dilakukan mampu menginspirasi madrasah, kantor dan lembaga lain serta masyarakat pada umumnya untuk bisa ikut berpartisipasi. Laju pembangunan perumahan dan perkantoran membuat semakin sempitnya permukaan tanah yang bisa menjadi daerah resapan air. Karena banyak tertutup bangunan, konblok, serta area jalan beraspal. Kondisi ini membuat air hujan sulit meresap ke tanah. Akibatnya air terbuang ke selokan dan sungai tanpa bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Dimasa depan Dikmad Sleman ingin berperan sebagai leading sector yang menggerakkan, khususnya unit dan satuan kerja yang ada di Kemenag Sleman untuk lebih peduli terhadap lingkungan, salah satunya dengan memasyarakatkan biopori. (Azr).

Menikah sambil Menanam

Sleman (Kankemenag) –Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Sleman menerima rombongan peserta diklat widyaiswara Training Of Trainer (TOT) Penghulu se-Indonesia dari Balai Diklat Keagamaan Jakarta, di aula kantor setempat, Selasa (25/4). Peserta TOT Penghulu yang datang sejumlah 60 orang dan pendamping 5 orang

Pada kesempatan ini Kepala Kankemenag Sleman Drs, H. Muhammad Lutfi Hamid, M.Ag menyampaikan bahwa di Sleman saat ini sedang berjalan program “Menikah Menanam”, artinya pasangan yang akan menikah di Sleman dianjurkan menjadikan bibit pohon sebagai salah satu mas kawin yang mesti disediakan calon pengantin.

Pada pidato sambutannya, Lutfi Hamid mengatakan, “Jangan tinggalkan air mata untuk anak cucu, tapi tinggalkanlah mata air,”. Lebih lanjut Lutfi memaparkan, sedekah menanam pohon akan lebih bermakna, sebab memiliki fungsi jangka panjang, dan bisa dirasakan manfaatnya oleh banyak orang.

Kemenag Sleman terus berkomitmen melanjutkan program menikah menanam, karena posisi Sleman yang menjadi daerah penyangga air bagi kebutuhan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul sangatlah strategis. Sehingga perlu kesadaran dan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan, diantaranya dengan menanam pohon.

Kepala Kantor Kemenag Sleman menegaskan program yang telah dirintis sejak tiga tahun lalu tersebut akan terus dikembangkan dengan menjalin kemitraan lintas sektoral. Diantaranya bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sleman, khususnya Badan Lingkungan Hidup (BLH), sehingga diharapkan gerakan Menikah Menanam akan menjadi gerakan masif.(Azr).

PORSADIN: Menumbuhkan Kreatifitas dan Sportifitas

Sleman (Kankemenag) – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sleman menggelar Pekan Olah Raga dan Seni Santri Diniyah Takmiliyah (Porsadin).bertempat di Kantor Kemenag Sleman, Kamis (5/5). Kegiatan yang mengambil tema Menanamkan Jiwa Kreatif, Sportif dan Kompetitif Santri Diniyah tersebut dibuka langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Sleman, Drs. H. M. Lutfi Hamid, M.Ag. Pada tahun ini cabang yang dilombakan lebih banyak dibanding Porsadin tahun lalu. Cabang yang dilombakan meliputi Cerdas Cermat, Tahfidz Murrotal wal Imla’,Pidato Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, Kaligrafi, dan Puisi Islami. Sedangkan pada cabang olah raga meliputi futsal dan atletik.

Lutfi Hamid berharap agar kegiatan Porsadin tidak sebagai rutinitas tahunan saja, melainkan sebagai bentuk kegiatan yang dapat dijadikan wadah peningkatan prestasi yang terukur, sehingga tidak sekedar berprestasi di Sleman saja, tapi lebih jauh dari itu. “Oleh karena itu, prestasi besar akan lahir, dimulai dari prestasi-prestasi kecil yang diwadahi perlombaan-perlombaan seperti ini,” ungkapnya.

Acara ditutup oleh Kepala Seksi Pendidikan dan Pondok Pesantren, Halili, S.Ag. M.SI. Dalam sambutannya, Halili memberikan motivasi agar para santri tetap bersemangat apapun hasil yang diperoleh. “Apapun hasil yang kalian peroleh, sebenarnya, dengan mengikuti kegiatan ini kalian tetap menjadi juara,” katanya. Selanjutnya ia menambahkan, untuk masing-masing kategori lomba, juara pertama akan mewakili Kabupaten Sleman ke tingkat DIY, kecuali futsal yang akan diadakan seleksi pemain.(Azr)

KANKEMENAG

SL

EM

AN

Page 24: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

Jendela Madrasah JENDELA MADRASAH

24 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 25BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

MAN Godean Kukuhkan Pramuka

Tingkat Laksana

Sleman (MAN Godean)—Kegiatan pramuka menumbuhkan pribadi mandiri, kuat lahir batin dan memiliki kreatifitas tinggi dengan penuh kemandirian. Berbagai kegiatan untuk mewujudkan pribadi tersebut harus diikuti dengan ikhlas dan kesungguhan. “Kami berharap kalian mampu menjadi pelajar yang tangguh dan kreatif dalam berbagai hal. Kegiatan malam ini merupakan tempaan bagi kalian, fisik maupun psikis. Semua harus kalian jalani dengan tegar dan sungguh-sungguh serta ikhlas,” pesan Kepala MAN Godean Drs. H. Ulul Ajib,M.Pd sekaligus sebagai Kamabigus saat pelepasan menuju tempat pelantikan.

Sebanyak 35 siswa mengikuti jalan malam dari MAN Godean menuju ke Taman Denggung Beran Sleman mulai pukul 19.30 hingga pagi hari ba’da shubuh Rabu (5/5). Selama berada di Taman Denggung dilakukan pelantikan Pramuka tingkat Laksana diantaranya Ainur Khasanah, Puguh Dwi Wicaksono, Haura Hayatul Ulya. Pelantikan dilakukan oleh Pembina Kepramukaan Kak Ristiyan dengan didampingi Pembina H. Anis Syafa’at,S.Ag,M.Pd.I dan Asri Widyawati,S.Pd,M.Si selaku Wakil Kepala Urusan Kesiswaan.

Setelah berada di Taman Denggung, seluruh peserta kembali ke MAN Godean dengan tetap berjalan kaki. Karena semangat membara, lelah dan letih tidak mereka rasakan. Mereka mampu kembali ke kampus dalam keadaan sehat. Padahal keesokan harinya mereka yang tergabung dalam kepanitiaan wisuda dan pensi masih harus kerja lagi. Semua mengikuti kegiatan dengan riang gembira. (eds/bap)

Guru dari Sidney Donasikan Buku ke MTsN Yogyakarta 1

Sleman (MTsN Yogyakarta 1)—Suada Bilali adalah seorang guru di Kingsgrove North High School, 2 St Albans Rd Kingsgrove 2208, Sidney Australia. yang pernah berkunjung di MTsN Yogyakarta 1 pada bulan Pebruari lalu. Beliau sangat tertarik dengan kehidupan para siswa di MTsN Yogyakarta 1 yang merupakan

sekolah berbasis Islam. Dengan datang sendiri pada waktu itu ke madrasah yang berlokasi di Jalan Magelang ini, beliau membuktikan bahwa siswa di sekolah Islam sangat ramah dan menghargai keberagaman budaya.

Suada Bilali sangat terkesan dengan kunjungan ke MTsN Yogayakarta 1 sehingga beliau berjanji untuk datang pada bulan April ini pada saat beliau mengunjungi putrinya Halley Bilali yang sedang melanjutkan studi di Fakultas Filsafat UGM. Beliau juga akan mendonasikan sejumlah buku berbahasa Inggris untuk perpustakaan madrasah. “I’ll be back on April and I promise I ‘ll donate English books for your library. I’m looking forward to seeing you again,” kata Suada Bilali pada waktu itu sambil berpamitan pada warga MTsN Yogyakarta 1.

Ternyata Suada Bilali menepati janjinya untuk mendonasikan buku-buku untuk perpustakaan MTsN Yogyakarta 1. Sabtu (30/2) Pengawas MTsN Yogyakarta 1 Hj. Ida Uswatun Hasanah datang ke madrasah untuk menyerahkan sejumlah buku dari Suada Bilali untuk perpustakaan madrasah. Sebagian buku adalah buku lama koleksi keluarga Bilali dan sebagian lagi adalah buku-buku baru. Beliau minta maaf karena kesibukannya tidak bisa menyampaikan sendiri buku-buku tersebut dan hanya menitipkannya pada ibu Hj. Ida Uswatun Hasanah yang merupakan sahabat beliau.

Hj. Ida Uswatun Hasanah menyerahkan buku-buku tersebut pada kepala MTsN Yogyakarta 1, H. Abdul Hadi, disaksikan oleh Kepala Perpustakaan Hj. Sri Muhayanah. Lewat Hj. Ida Uswatun Hasanah, mewakili keluarga MTsN Yogyakarta 1 H. Abdul Hadi menyampaikan rasa terima kasih pada Suada Bilali. “Buku-buku sumbangan ini akan menambah koleksi perpustakaan madrasah dan tentu saja akan menambah khasanah bacaan anak-anak,” jelas H. Abdul Hadi kemudian.

Bagi MTsN Yogyakarta 1, keberadaan buku berbahasa Inggris sangat diperlukan untuk menambah jenis bacaan sekaligus meningkatkan penguasaan bahasa Inggris para siswa. Harapannya dengan keberadaan buku bahasa Inggris di perpustakaan madrasah akan membuat para siswa semakin mencintai buku. (luf/bap)

Page 25: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

Jendela Madrasah JENDELA MADRASAH

24 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 25BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Gunungkidul (Matsani)—Hari pertama Ujian Nasional tingkat SMP/MTs tahun pelajaran 2015/2016 MTs Negeri Wonosari mendapat kunjungan dari bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, S.Sos. Bupati hadir bersama rombongan dari pemerintah daerah kabupaten Gunungkidul didampingi beberapa pihak dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten Gunungkidul dalam rangka monitoring pelaksanaan UN jenjang SMP/MTs. Dan sudah selayaknya pemerintah daerah sebagai pemangku kebijakan untuk turut serta mensukseskan pelaksanaan UN pada tahun ini.

Bupati hadir bersama rombongan pada pukul 09.30 WIB tepat pada saat siswa keluar dari ruang ujian. Para siswa pun dengan

senang hati dan penuh hormat memberi salam dengan berjabat tangan kepada orang nomor satu di kabupaten Gunungkidul itu di halaman depan madrasah. Dengan senyum khasnya bupati Gunungkidul menyapa para siswa yang baru saja menyelesaikan soal ujian Bahasa Indonesia pada hari pertama tersebut.

Di ruang pengawas dan penyelanggara Hj.Badingah, S.Sos. menyampaikan harapannya semoga pelaksanaan UN tahun ini berjalan lancar dari awal sampai nanti hari terakhir. “Semoga hasilnya pun memuaskan,” katanya. Setelah dirasa cukup Bupati berpamitan untuk melanjutkan tugas di tempat lain.

Sementara di hari kedua, MTs Negeri Wonosari kembali mendapat kunjungan dari pemerintah daerah setempat, yakni kepala Disdikpora kabupaten Gunungkidul, Drs. Sudodo, M.M. Saat monitoring tersebut ia menyampaikan apresiasi terhadap pendidikan madrasah yang memang memiliki kekhasan dan keunggulannya. Sudodo juga berterima kasih pada perkembangan prestasi madrasah di berbagai kejuaraan yang memberikan andil dalam prestasi pendidikan di Gunungkidul. “Semoga ke depan madrasah semakin memberi warna dalam berbagai prestasi di kabupaten Gunungkidul,” imbuhnya. (ed:bap)

Bupati dan Kepala Disdikpora Monitoring Pelaksanaan UN di MTsN Wonosari

Yogyakarta (MA Muallimin)—Sejak tanggal 11-20 April Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah mengadakan serangkaian acara Darul Arqam Purna dan Ujian Kader

Muhammadiyah. Acara Darul Arqam Purna ini merupakan Finishing Touch dari Mu’allimin kepada para siswa Mu’allimin sebagai bekal berkiprah di masyarakat

kelak. Darul Arqam Purna merupakan tahap terakhir dari rangkaian pendidikan kader selama 6 tahun di Mu’allimin.

Darul Arqam Purna 2016 mengusung tema “Kader Mu’allimin sebagai kader Kemanusiaan, kader Ummat, Kader Bangsa dan Kader Persyarikatan”. Sejumlah pembicara seperti Buya Syafi’i Ma’arif, Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Dr. Agung Danarto turut serta menjadi pembicara dalam rangkaian acara Darul Arqam purna kali ini. Tegas Andrian S Nugroho selaku ketua panitia.

Harapan besar ditujukan kepada 121 calon kader ini bahwa di masa mendatang alumni Mu’allimin bisa menjadi kader Kemanusiaan, kader Ummat, kader Bangsa dan kader Persyarikatan lewat kiprahnya di masing-masing bidang keahlian yang dimiliki.(mar)

Beri Sentuhan Akhir Kelas 6, Muallimin Gelar Darul Arqam Purna

Page 26: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

JENDELA MADRASAH JENDELA MADRASAH

26 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 27BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Wisuda Purna Siswa Kelas XII MAN Yogyakarta I

Yogyakarta (MAN YK I)—Sejumlah 213 siswa kelas XII MAN Yogyakarta I mengikuti prosesi Wisuda Purna Siswa, Sabtu (7/5), di Gedung Balai Pamungkas, Jl. Yos Sudarso Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tampak para wisudawati menggunakan kebaya muslimah, sedangkan wisudawan menggunakan jas warna hitam dan berdasi. Mereka berbaris rapi memanjang, memasuki balai pamungkas dengan iringan gamelan Gending Kebo Giro.

Ketua Panitia Singgih Sampurno, MA. berharap agar acara ini, bukan sekedar perpisahan tetapi bisa menguatkan tali silaturrohmi. “Semoga apa yang didapatkan oleh ananda sekalian bermanfaat,” harap Singgih, yang juga Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan itu.

Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta Drs.H.Noor Hamid, M.Pd.I. menyambut baik acara ini, apalagi setelah menyaksikan beberapa perfomance dari siswa, “Ini sangat membanggakan,” katanya. Noor Hamid melanjutkan, “Apa yang ditampilkan anak-anak tadi merupakan bagian dari panca prestasi madrasah yang dicanangkan oleh Kementerian Agama,” ungkapnya. Lantas, ia menunjukkan 5 prestasi madrasah yaitu, prestasi dalam akhlaq mulia, ilmu keagamaan, sains dan teknologi, bahasa dan budaya, olah raga dan seni. Sementara itu, Kepala MAN Yogyakarta I Drs.H.Suharto usai mendengarkan pembacaan ikrar para wisudawan. Ia menyampaikan, “Selama tiga tahun, kalian mengenyam pendidikan di MAN Yogyakarta I, semoga ananda tetap bisa mempertahankan nilai-nilai Islami,” harapnya.

Pada kesempatan ini pula, terdapat 26 siswa berprestasi mendapat penghargaan dari madrasah. Piagam Penghargaan diberikan langsung kepada siswa beserta wali murid masing-masing. Turut memeriahkan acara ini beberapa performance para siswa yaitu Grup Paduan Suara, Grup Mansakustik, Grup Hadroh Kasyiful Kurob, danTarian Traditional, serta sumbangan beberapa lagu dari bapak guru dan siswa kelas XII. Prosesi Wisuda Purna siswa yang berlangsung hikmat dan meriah ini, membuat para hadirin bergeming dari tempat duduk mereka, hingga acara berakhir pukul 12.00 WIB, kemudian ditutup dengan doa dan jabat tangan. (dzl/bap)

MAN 1 Kalibawang Adakan CTL

dan Wawasan Kebangsaan

Kulon Progo (MAN 1 Kalibawang)—Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang berbasis pada fakta terhadap objek yang dipelajari. Pembelajaran ini dimaksudkan agar siswa mengenal objek secara langsung. Untuk itu MAN 1 Kalibawang mengupayakan pembelajaran kontekstual yang lebih dikenal dengan Contekstual Teaching and Learning (CTL). Kegiatan ini diadakan pada Senin (2/5) dalam bentuk kunjungan ke Museum Ranggawarsita, Kuil Sam Poo Kong, dan Lawang Sewu. Kegiatan diikuti oleh seluruh siswa kelas X dan XI, sebagian siswa Kelas XII dan seluruh guru dan pegawai MAN 1 Kalibawang sebanyak 270 orang.

Kepala madrasah, Mardi Santosa dalam wawancara Selasa (3/5) menjelaskan, “Kegiatan CTL ini dimaksudkan untuk memberi pengalaman langsung kepada siswa agar mengenal sejarah dan bukti-bukti peradaban manusia dari zaman pra sejarah, masa kolonial, hingga saat ini.” Sedangkan Asliman, S.Ag selaku panitia menyatakan bahwa kegiatan CTL ini sebagai wahana belajar rekreatif dan meningkatkan wawasan kebangsaan untuk meningkatkan cinta tanah air dengan mengenal sejarah perjuangan Indonesia. Asliman menambahkan bahwa kegiatan diakhiri dengan kunjungan dan shalat berjamaah magrib di Masjid Agung Semarang untuk meningkatkan ukhuwah Islamiah dan ketakwaan kepada Allah SWT. (nur/bap)

Page 27: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

JENDELA MADRASAH JENDELA MADRASAH

26 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 27BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Bantul (MAN Lab UIN) – Dalam rangka menumbuhkan budaya riset pada sekolah-sekolah di DIY, Pemerintah menyelenggarakan pameran penelitian. Pameran yang bertajuk Sagasitas Research Exhibition (SRE) ini dimotori oleh Kelompok Sagasitas yang merupakan mitra Dikpora DIY. Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Klinik Riset yang telah berlangsung sejak Februari 2016.

Dalam kegiatan SRE 2016 ini peserta pameran melakukan unjuk karya penelitian. Pada kesempatan ini peserta dari seluruh DIY menampilkan 270-an karya penelitian dari pelbagai bidang ilmu.

Pameran riset diselenggarakan selama 2 hari, yaitu Senin, (9/5) dan Selasa, (10/5) bertempat di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosumantri (PKKH) Bulaksumur. MAN Lab UIN menerjunkan 6 tim dalam pameran ini. Selama kegiatan tersebut para peserta pameran memperoleh umpan balik dari para mentor Sagasitas dan para pengunjung pameran.

“Saya merasa senang bisa mengikuti pameran ini, ilmu kami bisa bertambah. Selama dua hari kami bisa belajar, baik dari para mentor maupun dari para peserta dari sekolah lain,” ujar Amar Ma’ruf, peserta pameran dari MAN Lab UIN.

Sementara itu, pembimbing riset MAN Lab UIN, Ahmad Arif Ma’ruf, ketika dimintai komentarnya mengatakan, “Pokoknya sesuatu banget. Acara ini hanya ada di Jogja. Jogja memang istimewa. Istimewa bagi para peneliti belia. Insyaallah kelak akan makin banyak bermunculan para peneliti dari Jogja, khususnya dari MAN Lab UIN. Aamiin,” pungkasnya. (rif/bap)

Peneliti Belia MAN Lab UIN Ikuti Sagasitas Research Exhibition 2016

Gunungkidul (MTsN Sumbergiri) – Sebanyak 94 siswa kelas IX MTsN Sumbergiri Ponjong mengikuti outbound di obyek wisata Gua Pindul Karangmojo, Sabtu (23/4). Mereka tampak antusias mengikuti seluruh aktivitas outbound dipandu instruktur dari Dewa Bejo, salah satu operator penyelenggara paket obyek wisata di Gua Pindul.

Sebelunya, Muhammad Iriyadi selaku kepala madrasah dalam sambutannya berharap agar seluruh peserta bisa sportif dan

optimal dalam mengikuti semua kegiatan outbound, sehingga tujuannya untuk membangun karakter yang jujur dan sportif dapat tercapai. Peserta juga diminta untuk mengamati dan mentadaburi keindahan Gua Pindul sebagai salah satu ciptaan Allah.

Sujak Iskandar selaku ketua panitia menjelaskan tujuan kegiatan ini, yaitu untuk membangun karakter dan memotivasi siswa sukses UN 2016. Siswa kelas IX selama lebih dari dua minggu dihadapkan pada UAMBN, Ujian Madrasah dan try out UN secara berturut-turut. “Agar siswa tidak merasa jenuh, kami memprogramkan outbound ini dengan berbagai permainan dan wisata rafting di Gua Pindul,” paparnya.

Beberapa siswa peserta outbound yang ditemui tampak merasa gembira dan puas dengan kegiatan ini. “Permainannya sungguh menantang dan menyenangkan,” kata Anggit. Hal senada disampaikan oleh Hasan, yang mengatakan kerjasama dan kekompakan kelompoknya diuji dan mereka telah belajar banyak untuk itu. Kegembiraan mereka terlengkapi dengan susur gua yang diakui sebagian peserta belum pernah mengikutinya. (ed:and)

MTsN Sumbergiri Gelar Outbound di Gua Pindul

Page 28: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

JENDELA MADRASAH PSIKOLOGI

28 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 29BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Bantul (MTs Al Falaah)—Indonesia saat ini menyatakan perang terhadap narkotika dan obat terlarang. Hal ini dikarenakan telah merajalelanya narkoba di semua kalangan di Negara kita. Bahkan menurut data dari BNN pada tahun 2015 menyatakan ada 5,1 juta orang. Bahkan jumlah angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba cukup mengkhawatirkan yaitu sekitar 104.000 orang yang berada di umur 15 tahun.

Jika kita melihat data tersebut tentunya persebaran narkoba dikalangan remaja sudah sangat mengkawatirkan. Remaja disini tentunya termasuk pelajar dan santri remaja. Madrasah, sebagai lembaga pendidikan yang berbasis pada agama diharpkan mampu menjadi benteng yang mampu mencegah perdaran narkoba ini. MTs Al Falaah Pandak bekerjasama dengan Kepolisian Sektor Pandak dan mahasiswa KKN dari Stikes A. Yani Yogyakarta menyelenggarakan penyuluhan Narkoba bagi para siswa MTs. Penyuluhan ini diikuti oleh sekitar 250 siswa kelas VII dan VIII.

Kepala Madrasah, H. Ahmad Murod, S.Ag menyatakan bahwa kegiatan ini sangat positif dan diharapkan mampu nenambah wawasan dan peringatan bagi siswa untuk ikut berperan dalam memerangi narkoba. Para siswa yang sekaligus juga santri pondok pesantren Al-Imdad diharapkan menjadi kader anti narkoba demi keselamatan dan kemajuan bangsa. Narasumber pada acara ini

terdiri dari unsur kepolisian sektor Pandak dan juga mahasiswa KKN dari Stikes A.Yani.

Narasumber menyatakan, remaja dan pelajar perlu mengetahui dan mendapat penyuluhan tentang bahayanya narkoba, madrasah dan pesantren tidak boleh lengah dengan situasi yang terjadi akhir-akhir ini. Karena narkoba bisa masuk dan menyerang dimana saja dan kapan saja. Selain itu narasumber juga mnyampaikan materi yang berkaitan dengan dampak narkoba bagi masa depan remaja dan masa depan bangsa.

“Karena pelajar yang menggunakan narkoba akan memiliki kerugian yang sangat besar, mereka tidak akan mampu menggapai cita-cita namun justru menurukan prestasi serta akan merusak kestabilan psikologi mereka,” ujar narasumber. Selama acara berlangsung, para siswa terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Selain memperhatikan presentasi dari para nara sumber, mereka juga aktif dalam berinteraksi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan dari siswa mengenai ciri fisik pengguna narkoba, pesebaran narkoba, bentuk narkoba yang sering beredar di kalangan remaja, dan dampak narkoba baik fisik maupun psikis. (har/bap)

Pentingnya Penyuluhan Narkoba bagi Kader Anti Narkoba di MTs Al Falaah

Page 29: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

JENDELA MADRASAH PSIKOLOGI

28 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 29BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

S angat meresahkan, berbagai kasus kekerasan pada anak terus mengemuka. Belum lagi redup-nyala lilin untuk Yuyun (14), kasus tragis senada juga dialami oleh seorang anak perempuan berumur 10 tahun

di Lampung Timur. Dua kasus kejahatan seksual pada anak perempuan ini hanyalah sedikit dari yang sesungguhnya terjadi. Ibarat fenomena gunung es, kejahatan seksual terus mengancam keselamatan anak perempuan. Mirisnya, bukan saja orang-orang asing yang dapat menjadi tersangka, kejahatan seksual pada anak perempuan juga dilakukan oleh orang-orang terdekat.

Tidak dapat dipungkiri, kita telah memasuki fase darurat kekerasan pada anak perempuan. Harus diakui bahwa menjaga anak perempuan tidak sama dengan menjaga anak laki-laki. Pada point of view inilah penguatan peran keluarga harus menjadi benteng utama bagi anak perempuan. Keluarga harus mampu memproteksi anak perempuan dari potensi kejahatan seksual. Terutama para orangtua, mereka diharapkan mampu menjalankan peran keayah-bundaan dengan optimal.

Salah satu indikator keberhasilan orangtua dalam memproteksi anak perempuan adalah kemampuan mereka dalam membekali self protection untuk anak perempuan. Para orangtua memiliki tugas moral untuk membekali self protection bagi anak perempuan sehingga terjaga dari ancaman kejahatan seksual. Maria Ulfah dan Abdullah Ghalib (2010) mengemukakan bahwa dalam konteks pengasuhan dan perlindungan anak, orangtua dan keluarga memiliki peran sentral karena anak sangat bergantung pada orang dewasa. Bagi anak yang memiliki orangtua, pengasuhan anak menjadi tanggung jawab orangtuanya.

Bekal Soft Skill

Dalam menyikapi kejahatan seksual, para orangtua hendaknya mengekspresikan kesadaran secara nyata. Anak perempuan perlu dibekali dengan soft skill yang dapat memproteksi diri mereka ketika tidak bersama orangtua. Konsekuensi positifnya, para orangtua tidak perlu merasa was-was apabila melepas putrinya ke sekolah dan lingkungan sekitar untuk mengasah kecerdasan interpersonal maupun intrapersonal. Minimal, ada dua aspek yang perlu dibekalkan pada anak perempuan, yakni self protection berupa keterampilan fisik dan psikis.

Secara fisik, anak perempuan harus diberi support untuk

Sarjana Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

‘Self Protection’ bagi Anak Perempuan

mengembangkan keterampilan psikomotorik. Meski kultur tradisi kurang memperhatikan hal ini, para orangtua mesti menyadari bahwa keterampilan fisik diperlukan sebagai self protection. Keterampilan berlari, bela diri, dan keterampilan serumpun lainnya penting dimiliki oleh anak perempuan. Sama pentingnya dengan keterampilan fisik, keterampilan psikis seperti kemampuan membaca situasi yang mengancam sangat mendesak dikuasai oleh anak perempuan. Untuk membekali keterampilan psikis anak perempuan orangtua hanya perlu membangun pondasi kepribadian yang good and smart pada anak.

Di tengah kondisi yang penuh pergolakan, ancaman, dan situasi tidak nyaman, keluarga harus memiliki kelentingan dalam menghadapi berbagai problema. Keluarga dipimpin para orangtua harus bertahan dan bangkit dari tantangan kehidupan yang mengganggu (Walsh, 2006). Perspektif kelentingan melihat fenomena kejahatan terhadap anak perempuan bukan hanya sebagai distress, namun juga sebagai starting point melihat potensi keluarga untuk tumbuh dan melakukan perbaikan. Maraknya kejahatan seksual merupakan alarm sosial yang harus disadari oleh para orangtua agar mereka dapat memberikan pengasuhan positif dan bekal self protection untuk anak perempuan.

Dalam konteks hubungan dengan anak, para orangtua perlu menjaga komunikasi dan mampu menjadi sumber rasa aman pada anak. Ketika anak merasa aman berkomunikasi dengan orangtua, maka secara alami anak akan mampu menilai situasi keamanan di sekitarnya. Sebaliknya, jika orangtua tidak mampu menjalin komunikasi yang hangat dengan anak, maka anak pun cenderung mencari kenyamanan di lingkungan luar rumah dan mudah menaruh kepercayaan pada orang asing yang berpotensi bersikap jahat. Oleh karena itu, self protection pada anak dimulai dengan upaya orangtua membangun rasa aman.

Ketika seorang anak memiliki kepiawaian menilai situasi kemanan di sekitarnya, maka ia akan memiliki kemampuan alamiah untuk menjaga diri. Misalnya, ia bisa berpaling dari lingkungan tidak aman atau secara preventif akan cenderung menghindari lingkungan yang sepi dan rentan terhadap bahaya. Pada prinsipnya, kejahatan terhadap anak dapat ditanggulangi dengan meningkatkan kelentingan keluarga. Seiring dengan prinsip ini, orangtua perlu meningkatkan kualitas pengasuhan untuk mencetak anak-anak yang pandai menjaga diri, baik secara fisik maupun psikis. Wallahu’alam.

Nurul Lathiffah, S. Psi

Oleh :

Page 30: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

Diasuh oleh : dr. H. Tejo Katon, S.Ked, S.Si, Stats, MBA

Pembaca dapat berpartisipasi dengan m

engirimkan pertanyaan seputar kesehatan m

elalui SMS dengan nom

or 08164224411, atau lew

at email dengan alam

at : majalahbhakti@

yahoo.com

?Jawab :

KESEHATAN CERPEN

30 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 31BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Bp. H. Slamet, Bantul yang terhormat.

Puasa sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia, bahkan dapat mengatasi berbagai penyakit. Beberapa kiat yang baik dijalankan untuk mencapai tujuan sehat saat berpuasa 1437 H, antara lain :

a. Jangan lupa makan diwaktu sahur

Makan diwaktu sahur sangat penting karena dapat memberikan asupan gizi dan simpanan energi untuk beraktifitas saat berpuasa. Menu sahur sebaiknya makanan berserat dan berprotein tinggi, hindari makanan yang manis-manis. Makanan berserat menjadikan proses pencernaan lebih lambat, sedangkan makanan manis lebih cepat proses pencernaannya sehingga membuat lebih cepat lapar di siang hari. Jika tidak sahur akan mudah menjadi hipoglikimia dimana kadar gula dalam darah turun. Hal ini menyebabkan tubuh cepat menjadi lesu, letih dan mengantuk, bahkan mudah marah. Makanan dan minuman yang terlalu banyak mengandung gula akan memacu tubuh memproduksi insulin untuk segera menetralkan kadar gula dalam darah. Akibatnya rasa lapar akan cepat timbul dan badanpun menjadi cepat lemas dan lesu. Perbanyak makanan berprotein tinggi karena protein akan diolah lebih lambat. Tambah porsi minum, termasuk susu, buah-buahan dan makanan yang berkuah. Teh dan kopi dihindari pada saat sahur.

b. Berbuka Puasa Dengan Pola Benar

Jangan menunda berbuka puasa jika sudah waktunya. Makan dan minum yang manis, karena mudah dicerna. Olahraga ringan seperti jalan kaki, senam, lari kecil, sangat dianjurkan menjelang berbuka puasa. Perbanyak makan buah dan sayur.

c. Untuk penderita sakit maag agar menghindari jenis makanan seperti :

Makanan yang mengandung banyak gas seperti 1.

RAMADHAN 1437H

KIAT-KIATPUASA Ass.wr.wb. dr. Tejo Katon,S.

Si, MBA yth, tolong dijelaskan kiat-kiat untuk menjalani

puasa Ramadhan 1437 H dari pandangan kesehatan.

Wassalam.

(Bp. H. Slamet, Bantul 085737165xxx )

sawi, kol, nangka, pisang ambon, kedondong dan minuman bersoda.

Makanan yang merangsang pengeluaran asam 2. lambung, seperti kopi dan minuman beralkohol.

Makanan yang sulit dicerna dan mem-perlambat 3. pengosongan lambung, seperti yang berlemak, kue tart, serta keju.

Makanan yang merusak dinding lambung 4. seperti cuka, cabe, merica dan bumbu yang merangsang.

d. Untuk penderita penyakit jantung koroner, Aspirin, sebaiknya diminum setelah berbuka puasa sebelum makan besar. Begitu juga dengan obat penurun kolesterol, sebaiknya diminum malam hari atau mau tidur. Sedangkan untuk obat antihipertensi yang untuk golongan diuretik (yang mengeluarkan kencing, seperti furosemide) dihindari atau diminum saat berbuka untuk mencegah dehidrasi.

e. Untuk penderita diabetes, hipoglikemi atau kekurangan kadar gula dalam darah jauh lebih berbahaya daripada hiperglikemi atau kelebihan. Karena itu, waspadai gejala khas hipoglikemi yang dapat menyebabkan ketidaksadaran bagi penderita seperti lemas, keringat dingin dan gemetar. Begitu mendapati gejala itu, untuk segera berbuka puasa dengan langsung minum yang manis. Bagi penderita diabetes, disarankan makan sahur di akhir waktu dan segera konsumsi minuman manis saat berbuka. Saat berbuka puasa sebaiknya meminum teh hangat. Tujuannya, agar kalori yang masuk kedalam tubuh tidak terlalu tinggi. Karena saat puasa aktivitas metabolisme tubuh berkurang. Kemudian awali makan dengan memakan sayuran atau buah-buahan yang banyak mengandung air, seperti pepaya, belimbing, melon, semangka, kemudian baru makan nasi dengan lauk pauknya.

Page 31: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

KESEHATAN CERPEN

30 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 31BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Lisa&WaktuOleh : Salsabila Syadza Az-Zahra *)

“ Lisa, kapan kamu akan mengumpulkan tugas karangan?” tanya Bu Nadia. Lisa hanya cengengesan mendengar pertanyaan Bu Nadia.

“ Hehe, iya bu, nanti Lisa kerjakan deh. Habis, Lisa capek bu, pulang sekolah kan sore. Terus malamnya Lisa belajar bu, kalau Lisa pakai buat mengerjakan tugas, kapan belajarnya dong?” jawab Lisa penuh alasan.

“Ibu tahu kamu capek Lisa, teman-teman kamu pasti juga. Tapi lihat mereka, meskipun capek mereka tetap mengerjakan tugasnya kan? Lisa, tugas kamu ini penting untuk nilai kamu dan kenaikan kelas. Jangan biasakan menunda, ibu beri waktu sampai besok. Kalau tidak dikumpulkan, ibu akan panggil orang tua kamu, mengerti?” Lisa mengangguk mengiyakan. Dia kembali ke tempat duduknya sambil bersungut-sungut.

“Dan jangan lupa anak-anak, besok kita akan study tour ke Semarang. Jadi kalian harus sudah sampai di sekolah jam 06.45. Bagi yang terlambat, akan ditinggal!”

Sebenarnya, itu bukanlah kali pertama Lisa kena tegur dari Bu Nadia. Dia sudah sering sekali menunda setiap tugasnya, hampir semua guru pernah menegurnya. Lisa adalah anak yang malas dan memiliki kebiasaan menunda yang susah diubah. Meskipun sudah sering ditegur guru, namun dia tidak pernah kapok dengan kebiasaannya itu.

*****

“Lisa bangun, sudah subuh!” teriakan ibu memenuhi seisi rumah. Seperti biasa, ibu selalu berteriak setiap pagi, jika bukan karena Lisa.

“Hmm iya bu, lima menit lagi.” balas Lisa seraya merapatkan selimutnya kembali.

“Lisa, ini sudah siang. Nanti kamu terlambat ke

sekolah, ayo bangun Lisa!”

Namun Lisa memilih untuk melanjutkan tidurnya dan berpura-pura tidak mendengar perkataan ibunya. Ibu yang melihat hal tersebut hanya geleng-geleng kepala dan kembali sibuk di dapur dengan pekerjaannya.

Beberapa menit kemudian, tiba-tiba Lisa terbangun dan tersadar akan sesuatu. Ia melihat ke arah jam yang sudah menunjukan pukul 06.15. Dengan tergesa, Lisa segera menyambar handuknya dan mandi secepat kilat.

“Bu, ayo berangkat. Lisa sudah terlambat nih!” kata Lisa sambil memasukkan barang-barang dengan masih tergesa.

“Iya, salah siapa dari tadi ibu bangunkan tidak mau. Ya sudah ini makan dulu nasi gorengnya,” kata ibu dengan santai. Lisa menggeleng dengan cepat dan segera menarik tangan ibunya.

*****

Sesampainya di sekolah, Lisa terbengong kaget. “Pak, teman-teman di mana?” tanya Lisa dengan

cemas.

“Lho, sudah berangkat Mbak. Ke Semarang tho? Bisnya sudah berangkat sejak jam 06.45 tadi. Sekarang sudah jam 07.15 Mbak, duh kasihan ketinggalan ya?” jawab pak satpam sedikit menyindir.

“Aduh...”

Lisa menyesal, karena tadi pagi dia tidak segera bangun. Ini semua karena akibat dari kebiasaannya yang suka menunda waktu. Dia kapok, namun mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi. Dia memang suka menunda waktu, namun waktu tak akan berputar kembali.

*) SiswaKelas XI IBB / MAN Yogyakarta I

Page 32: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

PUISI PROFIL REMAJA

32 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 33BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

TruntumOleh Siska Yuniati

Guru Bahasa Indonesia MTsN Giriloyo

Ungu menunggu di kamar kalbu, jinggasinggah menelikung wajah, garis lengkung

mengalir tawa gadis kampung

Malam beku, canting mematri layu pendarlintang di langit kuyu

Rinduku bergelut sepi dan kepulanganmupagi ini, di sebalik harem putih yang sunyi

Berulang, kuteduh pandang sebagai baktitak ingin kugores luka di wajahmu walau setitik

meski dari rahim kerontangmenunggu orok tak kunjung datang

Tegaplah kanda, ambil dia yang terpilihuntuk kau sanding tanpa ku menjadi tersisih

tak akan kuanggap ia lawan tandingapalagi pesaing dari negeri asing

Kedatangannya adalah penawar dahagacinta kita sejak awal bersua, biarlah anak-anak

lahir dari rahimnya agar cerita negeri ini terus berjejak

Usah kau resah dengan mataku yang memerah tetes air ini adalah laku pasrah usai tetirah

menjalani takdir Sang Maha Mirah kiranya kita diberi berkah

Lihatlah kanda, lihatlah telah kulabuh segala gundah

dalam kain hitam bertabur bintang, terang meski tanpa bulankusemat garuda di antaranya

tuk kepakkan sayap menerjang rintang

Pergilah kanda, pergilah aku truntum, permaisuri agung, memangku titah raja

Bantul, Mei 2016

Catatan:Puisi ini menjadi juara 1 Lomba Cipta Puisi tingkat nasional untuk kategori umum dalam Festival Sastra UGM 2016.

Page 33: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

PUISI PROFIL REMAJA

32 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 33BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Bagaimana awalnya anda bermimpi bisa kuliah ke luar negeri?

Tujuh tahun yang lalu, setelah membaca doa witir di pojok Masjid al Munawwir di Pondok Pesantren Krapyak, saya menggumamkan doa yang saya sendiri sedikit tidak yakin jika doa ini masuk akal. Saya meminta kepada Allah agar saya diberikan kesempatan untuk berkuliah di universitas terbaik di dunia. Mengingat ibu saya yang hanya lulus SD dan ayah saya yang hanya lulus SMP, wajarlah jika saya berpikir mungkin doa ini agak terlalu berlebihan. Walaupun begitu, doa dan usaha saya untuk mencapai mimpi tersebut tidaklah berhenti hanya karena keraguan itu. Man jadda wa jada, sering kali diucapkan oleh kyai saya untuk memberi semangat kepada para santrinya agar terus berusaha sekuat tenaga untuk mencapai mimpinya.

Alumnus MA Ali Maksum Peraih Beasiswa Master Harvard University

Siapa bilang siswa madrasah tak dapat ukir prestasi internasional?

Siapa bilang anak madrasah hanya bisa mengaji dan menjadi marbot? Kalau masih

ada yang menganggap lulusan madrasah hanya

bisa berkiprah seperti itu, mohon maaf, 100 persen

salah. Ini dia Waskito Jati. Alumnus MA Ali Maksum Krapyak, Bantul, DIY. Ia mampu menumbangkan

stigma negatif yang sejauh ini masih dipercaya

sebagian masyarakat. Berikut kami turunkan hasil wawancara dengan pemuda

26 tahun itu.

Waskito Jati

Page 34: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

PROFIL REMAJA PROFIL REMAJA

34 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 35BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Lalu apa yang terjadi kemudian?

Setelah bertahun-tahun membanting tulang untuk bekerja sembari kuliah dan berorganisasi, saya mendapatkan email dari Harvard University yang memberikan selamat kepada saya atas diterimanya saya sebagai salah satu dari sedikit mahasiswa yang lolos dalam program Master of Theological Studies (MTS) di Harvard Divinity School dengan jurusan Islamic Studies. Tidak hanya diterima, saya bahkan dibebaskan dari biaya kuliah yang bisa mencapai ratusan juta rupiah karena Harvard juga menawarkan saya beasiswa yang akan mencakup biaya kuliah dan sedikit uang saku untuk saya. Ternyata doa saya menjadi kenyataan, dan ternyata usaha saya adalah tidak sia-sia.

Bagaimana anda memaknai keberhasilan yang diperoleh?

Satu hal yang saya pelajari dalam perjalanan saya menggapai mimpi ini adalah bahwa tidak ada mimpi yang terlalu tinggi. Semua mimpi itu dapat diraih asalkan kita dapat menuliskan proses untuk mencapai mimpi itu dalam kalender sehari-hari kita. Berapa jam saya akan membaca satu buku dihari ini, berapa vocabulary yang akan saya hafalkan setiap hari dan berapa essay yang akan saya tulis setiap harinya. Itulah yang saya lakukan selama bertahun-tahun ini. Berusaha untuk membangun kualitas diri yang setidaknya mendekati kualifikasi yang diinginkan oleh sekolah yang saya tuju. Proses ini tidaklah cukup hanya tiga atau empat bulan. Dalam pengalaman saya, proses ini memakan waktu kurang lebih delapan tahun.

Selain proses, apa resep anda bisa menembus Harvard University?

Kualitas yang dicari oleh semua universitas di luar negeri pastinya adalah kemampuan bahasa asing. Saya tahu ini pasti akan disyaratkan untuk mendaftar kuliah di luar negeri sejak saya kelas satu di MA Ali Maksum. Oleh karena itu saya bergabung dengan organisasi debat Bahasa Inggris di sekolah saya. Saya sangat bersyukur dengan MA Ali Maksum karena keikhlasan guru-gurunya yang tiada tara. Pelatih debat Bahasa Inggris saya yang bernama Bapak Abu Ali al-Hussein, melatih kami satu tim setiap hari dari ba’da Isya’ dan seusai mengaji sorogan hingga tengah malam tanpa diberikan bayaran tambahan. Hanya dengan memasak mie instan bersama-sama pun kami merasa puas. Hasil kerja keras kami juga mengantar kami untuk menjadi juara satu dalam lomba

debat Bahasa Inggris se-DIY di tahun 2008 mengalahkan banyak SMA favorit lainnya di Yogyakarta.

Belajar di madrasah yang juga pondok pesantren, apakah menguntungkan bagi anda?

Sangat menguntungkan. Saya justru bersyukur dapat tinggal satu asrama dengan teman-teman yang nantinya akan menjadi teman seumur hidup. Tidak hanya itu, di Pondok Pesantren Krapyak itulah saya berkenalan dengan banyak buku dan pemikiran yang tidak akan saya dapat jika saja saya tinggal di rumah sendiri. Saya sering kali terlibat diskusi hangat dengan teman-teman satu kamar saya untuk membahas masalah-masalah besar di dunia. Pada saat saya dihadapkan dengan interview untuk program pertukaran pelajar di tahun 2008, saya tidak kaget dan kesulitan berkat semua diskusi yang telah saya lakukan di asrama. Walhasil, saya berhasil mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar ke Amerika Serikat selama satu tahun di tahun 2008-2009.

Apakah anda pernah merasa gagal?

Setiap proses untuk menuju kesuksesan tentunya akan diiringi dengan beberapa kegagalan. Sepulang dari program pertukaran pelajar, saya harus mulai memikirkan kemana akan berkuliah. Saya tidak memiliki banyak pilihan saat itu karena ayah saya baru saja meninggal dunia dua tahun sebelumnya sedangkan biaya kuliah tidaklah murah. Saya pun mendaftar program beasiswa pesantren, dan juga beasiswa dari Universitas Paramadina. Namun tidak diterima. Saya juga mendaftar dan sudah diterima di Fakultas Hukum UII dan bermaksud untuk mendaftar beasiswa pesantren yang disediakan oleh UII. Namun saya harus melakukan registrasi dahulu dan membayar Rp 8 juta sebelum bisa mengikuti seleksinya.

Lantas, apa yang terjadi?

Jelas saya tidak mampu untuk membayar sejumlah itu dan pupus juga harapan saya untuk kuliah di UII. Akhirnya, hanya ada satu kampus yang akan dapat memberikan saya pendidikan yang terjangkau, yaitu kampus UIN Sunan Kalijaga. Bismillah, saya memilih jurusan Jinayah Siyasah di UIN Sunan Kalijaga. Meski sedikit kecewa, namun saya masih yakin bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih baik. Saya jalani masa kuliah dengan serius. Duduk selalu di depan dosen, aktif dalam riset dan organisasi, dan menjaga nilai IP agar tetap diatas 3,8.

Page 35: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

PROFIL REMAJA PROFIL REMAJA

34 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 35BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Siapa yang selama ini membimbing anda menekuni riset?

Dalam dunia riset dan akademis, saya belajar dengan bimbingan Prof. Noorhaidi Hasan, direktur program pasca sarjana UIN Sunan Kalijaga dalam pembahasan mengenai hukum perang dalam Islam dan jihad diandingkan dengan Hukum Humaniter Internasional.

Apa yang anda peroleh dari riset tersebut?

Hasil dari riset ini, nantinya dapat digunakan untuk menganalisa keabsahan strategi perang ISIS serta untuk memberikan counter argument terhadap tuduhan yang diarahkan kepada Islam berkaitan dengan terorisme dengan menunjukkan kesamaan prinsip antara Islam dengan peraturan PBB. Dalam studi saya nantinya, saya berkeinginan untuk mengembangkan lagi diskursus peraturan perang dalam Islam ini.

Selain kuliah S1 di UIN Sunan Kalijaga, apa kesibukan anda?

Selain berkuliah, saya juga aktif dalam organisasi di luar kampus. Selama tahun 2010-2014 saya menjadi volunteer di organisasi Bina Antarbudaya yang juga organisasi yang mengirim saya ke Amerika dulu saat saya SMA. Dimulai dengan volunteer biasa hingga akhirnya saya diangkat menjadi Vice President untuk chapter Yogyakarta. Saya biasa rapat berkali-kali setiap minggunya dan mengurus banyak agenda organisasi. Juga menjadi Presiden dari asosiasi alumni program pertukaan pelajar saya yang bernama IYAA. Selama memimpin organisasi ini, saya membuat proyek yang berskala nasional seperti pengumpulan buku di 15 kota di Indonesia, donor darah massal, hingga hari mengajar nasional. Bersama dengan organisasi saya ini, saya seringkali diundang untuk mengikuti training dan rapat di luar negeri mulai dari Filipina, hingga Yordania dan Ghana.

Bagaimana anda bisa melakukan begitu banyak aktivitas?

Terkadang saya juga tidak percaya bagaimana saya bisa melakukan hal itu semua selama saya kuliah. Saya harus memenuhi semua kebutuhan saya pribadi, sehingga saya berkerja sebagai guru privat Bahasa Inggris. Dengan semua kegiatan ini, saya berangkat ke kampus pukul 8 pagi dan pulang sampai rumah pukul 9 malam.

Bagaimana tanggapan orang tua, dalam hal ini Ibu terhadap keberhasilan anda menembus Harvard?

Pada saat saya memberi tahu ibu bahwa diterima di Harvard University, ibu bertanya dengan lugunya “Opo kuwi, Le? (Apa itu, Nak?)”, maklumlah karena ibu mungkin belum pernah dengar apa Harvard itu. Setelah saya terangkan, ibu bangga dan bahagia tentunya. Mungkin ibu tidak berdoa secara spesifik supaya saya diterima di Harvard, namun apapun doa beliau, saya yakin itulah yang mengantar saya dititik sekarang ini.

Bagi anda pribadi, apakah kisah anda sudah selesai?

Tentu saja belum selesai. Saya harus mencari dana tambahan untuk biaya hidup di Harvard nantinya. Walaupun saya sudah tidak harus membayar pendidikannnya, biaya hidup disana belum terpenuhi, sedangkan beasiswa LPDP, walaupun misalnya nantinya diterima, tidak dapat memberangkatkan saya tahun ini karena prosedur jarak waktu yang dimiliki.

Saya saat ini sedang berusaha agar ada donatur yang berkenan membantu saya mewujudkan mimpi saya dan keluarga agar saya dapat meneruskan pendidikan di Harvard. Fase ini sejujurnya adalah fase yang lebih menakutkan, apakah saya bisa benar-benar berangkat ke Harvard? Saya tidak lagi bisa berusaha sendiri dalam tahap ini. Semoga ini juga termasuk rencana Allah, seperti rencana-rencananya di masa lalu, entah apa ujungnya nanti semoga saya dapat dengan ikhlas dan kuat menghadapinya. (bap)

Page 36: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

Oleh : Ja’far Arifin, S.Ag.,MA

RENUNGAN BUKA BUKU

36 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 37BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

S etiap manusia dalam dirinya terdapat dua unsur, jasad dan ruh. Jasad atau jasmani memerlukan kebutuhan. Karena jasad berupa materi maka kebutuhannya juga berupa

materi seperti makan, minum, tidur dan olahraga. Sedangkan ruh atau ruhani karena bukan materi, maka kebutuhannya juga berupa non materi. Unsur kebutuhan terpenting bagi ruh adalah agama, seperti dzikir dan berdo’a. Ada yang mengartikan ruh itu adalah jiwa atau nafs. Ada juga yang mengartikan ruh atau jiwa itu sama dengan qalb.

Setiap makhluk hidup berupa manusia memiliki jiwa. Jiwa sangat menentukan kesehatan badan. Pepatah mengatakan di dalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat. Artinya, jiwa sangat mempengaruhi kesehatan tubuh. Jiwa yang sakit akan membuat tubuh rapuh. Namun tidak sebaliknya, tidak dipastikan bahwa tubuh yang sakit membuat lemah jiwanya. Dalam Kitab Minhaj Al-Muslim disebutkan kiat-kiat memelihara jiwa.

Pertama, dengan Taubat Nashuha

Taubat nashuha adalah taubat yang sebenar-benarnya. Yaitu kembali ke jalan Allah, dari yang tadinya menyimpang di jalan-Nya. Upaya taubat diawali dengan memohon ampun atas segala dosa, seperti dengan memperbanyak istighfar dan beramal shaleh. Perintah untuk taubat nashuha telah disebutkan dalam ayat : Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang mukmin yang bersama Dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS.At-Tahrim : 8)

Kedua, dengan Muhasabah

Muhasabah adalah introspeksi diri sendiri terhadap perbuatan yang telah dilakukan. Termasuk introspeksi dalam arti mawas diri. Setiap pribadi yang mengharapkan jiwa selalu terjaga, maka sangat perlu untuk mau mengoreksi diri sendiri. Koreksi sejauh mana amal kebaikan yang telah dilakukan dan seberapa banyak keburukan yang telah dilakukan. Dengan

sikap introspeksi ini akan lebih berhati-hati dalam berbuat, dan berupaya untuk selalu berbuat yang baik saja. Rasul SAW mengingatkan untuk menghitung-hitung amal diri sendiri sebelum dihitung oleh orang lain. Bahkan seseorang yang mau bermuhasabah maka baginya tidak ada lagi kesibukan mengoreksi orang lain. Ketiadaan muhasabah melahirkan seseorang berlaku sombong, dengki, benci, riya dan lainnya.

Ketiga, dengan Muqarrabah

Muqarrabah adalah merasa diawasi oleh Allah SWT. Merasa diawasi oleh Allah SWT sangat memberi arti dalam upaya ke arah yang baik. Seorang yang dirinya merasa diawasi Allah akan menjadikan dirinya memiliki benteng kuat menangkal keburukan. Ia akan lebih hati-hati, baik dalam berbuat atau berucap. Karena tidaklah ada sesuatu yang terucap oleh lisan dan terbesit dalam hati, melainkan padanya diketahui oleh Allah SWT. Allah akan memperhitungkan setiap perbuatan ataupun ucapan hamba-Nya. Disebutkan dalam ayat : Artinya : “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS.Qaff : 18)

Keempat, dengan berjihad

Makna jihad yang sebenarnya adalah besungguh-sungguh dalam menjalankan perintah Allah. Perintah untuk berjihad dengan sebenar-benar jihad adalah sebagaimana disebutkan dalam firman Allah : Artinya : “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.” (QS.Al-Hajj : 78)

Dengan penjelasan atau uraian di atas, maka dapatlah diambil kesimpulan bahwa untuk memelihara jiwa dilakukan dengan taubat naushuha, muhasabah, muqarrabah, dan berjihad. Jiwa yang terpelihara akan mendapatkan ketenangan, mendapatkan keridhaan Allah SWT dan dimasukkan sebagai hamba-Nya serta surga.

Perhatikan Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an al-Karim surat Al-Fajr ayat 27-30 :

Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku.

MEMELIHARA JIWA (HIFDZUN NAFS)

Page 37: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

RENUNGAN BUKA BUKU

36 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016 37BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

Seluruh pegawai Kementerian Agama dipastikan tak asing dengan nama ini: Slamet Riyanto. Ia mantan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah. Puluhan tahun ia berkecimpung mengabdi di

instansi bermotto Ikhlas Beramal itu. Dan sebagian besar ia habiskan di direktorat yang melayani jamaah haji. Bahkan, Slamet menjadi orang Kemenag pertama yang menduduki kursi empuk komisaris perusahaan Garuda Indonesia. Maka, Slamet acap bergegas dari satu tempat ke tempat lain, juga dari Tanah Air menuju Tanah Suci, ribuan kali, dengan maskapai penerbangan plat merah itu.

Kemudahan hidup yang ia terima, berikut aneka rupa fasilitas tentu tak mudah ia raih, semudah membalik telapak tangan. Jalan terjal, sulit nan berliku, dengan tempaan agama yang begitu kuat dari orang tua, guru dan kyai, Slamet tumbuh menjadi pribadi tangguh. Terlebih saat jabatan ada di tangan, dimana rongrongan datang tiada tandingan.

Buku yang ditulis Abidah El Khalieqy, penulis novel Perempuan Berkalung Surban, ini menjadi penanda, pengingat dan monumen abadi perjuangan Slamet Riyanto. Acara peluncuran buku ini digelar cukup meriah beberapa waktu lalu di auditorium UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Di sana, saat peluncuran, bak ajang reuni bagi kawan-kawan Slamet: semenjak di pedalaman Cigaru, Majenang; kawan kuliah; kolega dan teman sesama birokrat hingga mahasiswa S1 semua berkumpul bersama. Mendengar pengakuan seorang Slamet Riyanto tentang asmara, pahit-manis hidup, dan beberapa

perubahan yang pernah ia torehkan di Kemenag. Slamet, saat peluncuran buku, tampil begitu dekat, bersahaja, dan ia memperkenalkan semua anak-anaknya kepada hadirin, baik yang sudah menikah ataupun belum. Dan, bagian terakhir, membuat siulan panjang terus bergema.

Salah satu resep yang membuat Slamet sukses menapaki hidup adalah ajaran Ibunda tercinta. Apa itu? Agar Slamet senantiasa memegang teguh ‘cengkir’: kenceng pikir. Selalu berpikir keras. Selalu belajar tiada henti. Belajar dari pengalaman, baik pengalaman sukses terlebih kegagalan. Dan Slamet kecil hingga remaja terus melakukannya. Apalagi saat ia melakukan aneka rupa kesalahan. Maklum, Slamet kecil dikenal sangat usil khas kenakalan bocah: mencuri mangga atau ikan milik tetangga, berpetualang dan sebagainya. Itulah Slamet, yang kelak dipuncak kariernya mengurusi jutaan jamaah haji. Dimana keisengan tak pantas lagi diperagakan.

Bersama tasbih kokaknya, ia terus berputar dalam wirid yang khusyuk. Menggetar, syahdu, merasuk ke ulu-rindu. Hingga akhirnya tasbih kokak ini hilang tak terlihat wujudnya lagi. Batin Slamet, “Inilah saatnya aku mengakhiri pengabdianku.”

Purnatugas dari Kemenag, kini Slamet mengajar di STAIN Purwokerto. Sembari membesarkan Pondok Pesantren Miftahul Huda Cigaru yang didirikan KH Abdul Majid bin Sananom—kakek Slamet—pada 1902.

Siti Khulashoh,Sekolah Pascasarjana UGM

Judul : Santri CengkirPenulis : Abidah El KhalieqyPenerbit : Ar-Ruzz Media (Yogyakarta)Cetakan : I, Januari 2016Tebal : 460 halaman

Biografi Mantan Dirjen HajiSantri Cengkir:

Page 38: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita

TTS Majalah BAKTI No. 288- THXXIII - April-Juni 2016

MENDATAR

MENURUN

MENDATAR

1. Bersama 4. Pelesir 7. Roi 8. Mepet 10. Lemah 13. Oja 14. Aba 15. Sus 16. Serenade 18. Upa 19. Drink 20. Eternit 23. Ragunan 26. Tanam 27. Rue 28. Adikuasa 31. Ter 32. Ich 33. Aus 34. Erata 36. Inset 38. Nus 39. Kampung 40. Imogiri

MENURUN 1. Borobudur 2. She 3. Artisan 4. Pilar 5. Era 6. Raja 8. Masjid Gedhe 9. Pasukan 11. Min 12. Hadiningrat 17. Eat 21. Estetis 22. Taman sari 24. Anu 25. Tradisi 28. AC 29. Kia 30. Alang 32. Ijuk 35. Rap 37. Egg

TTS Majalah BAKTI No. 287- THXXIII - Januari-Maret 2016

LAPORAN UTAMA

38 BAKTI No.288 THXXIII April-Juni 2016

5. Sufi dari Konya 7. Makmur 9.Paham 10. Khayalan 12. Satuan berseragam dng tugas khusus 13. Perbuatan 14. Kata seru 15. Pemberian dr pihak laki-laki 17. Pangkalan 20. Titik (Ingg) 21. Terowongan 23. Kata tanya 24. Bahan utama tempe 27. Punuk 29. Mudah menguap pd temperatur yg relatif rendah 30. Sekarang SKCK 32. Suci tak bernoda 33. Saya 34. Kusir 35. Hari kelima 37. Pura

1. Pemberian salam 2. Sahutan panggilan 3. Atas pinggul 4. Berimbang 5. Besar 6. Perayaan setelah puasa ramadan 8. 24 jam 11. Tonsil 12. Pemimpin (Ingg) 16. Jalan (Ingg) 18. Jenis kopi 19. Perkenan 22. Pernyataan setuju dari semua 25. Hasil dari menggambar 26. Jenis senam 28. Perunggu 29. Cukup 31. Kapan 36. Satuan jarak astronomis

Page 39: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita
Page 40: BAKTI - yogyakarta2.kemenag.go.id fileSALAM BAKTI Daftar Isi No.288 THXXIII April - Juni 2016 Salam Bakti Iftitah Laporan Utama Laporan Khusus Artikel Orbituari Kemenag Bantul Berita