2
SCREENING KASUS TB PARU BTA (+) PADA PENDERITA KONTAK SERUMAH DAN SUSPECT TB DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG KARAMBIA KOTA PAYAKUMBUH TAHUN2013 Ade Ria Nofrianti, Elsi Fitriana Sari, Elvamida Yuska, Nurzalia Safanta, Ricky Satria, Zulfikri, Zhurry H. F PENDAHULUAN Undang-undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 memberikan batasan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental dan spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. TB Paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Sampai hari ini belum ada satu negara di dunia yang bebas TB Paru. Diperkirakan TUJUAN 1. TUJUAN UMUM Diperolehnya pengalaman dan pemahaman belajar lapangan secara langsung dari masyarakat dan Puskesmas Padang Karambia tentang Permasa-lahan TB paru dan upaya mengatasi permasa-lahannya. 2. TUJUAN KHUSUS a. Mengetahui identifikasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Padang Karambia b. Menentukan prioritas masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Padang Karambia c. Menentukan penyebab masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Padang Krambia d. Merencanakan alternatif pemecahan masalah angka GAMBARAN SITUASI Puskesmas Padang Karambia berada di Kec. Payakumbuh Selatan, yang sudah beroperasi sejak tahun 2010, dengan jumlah penduduk pada tahun 2012, 9. 901 jiwa dengan ANALISIS MASALAH 1. Identifikasi masalah a. Rendahangka temuan penderita TB BTA (+) di tiga tahun terakhir, yaitu: 2010 ditemukan 6 orang (53%) BTA (+), Tahun 2011ditemukan 7 orang (46,6%) BTA (+), dan pada tahun 2012 ditemukan 4 orang (26,7%). b. UKK belum maksimal c. PKPR belum maksimal d. Pos Bindu belum maksimal e. Analisa ketenagaan tenaga puskesmas yang masih kurang 2. Penetapan prioritas masalah Masalah yang telah diidentifikasi lalu dinilai 4. Alternatif Pemecahan Masalah a. Meningkatkan SDM nakes dalam upaya meningkatkan Penyuluhan , pelatihan M ONEY M ATERIAL DANA PROM OSI KURANG KURANGNYA KREATIFITAS N AKES DALAM UPAYA PENYULUHAN PEM EGANG TB PARU BARU, BELUM ADA PELATIHAN KURANGNYA KERJASAM A TOM A DENGAN NAKES KURAN GNYA TINGKAT PENGETAHUAN M ASYARAKAT KADER TB PARU BELUM ADA KURANGNYA KESADARAN LEAFLET, POT SPUTUM , M EDIA RADIO M AN M ETHODE KURANG DIBERDAYAKANNYA PM O PENYULUHAN KURANG PELATIHAN TERHADAP KADER KURANG KURANGNYA PENJARINGAN TB PARU KURANGNYA KERJASAM A BEBERAPA NAKES DG PENDERITA TB (SEM BUH) KUALITAS SPUTUM TIDAK SESUAI LAM ANYA W AKTU TUNGGU HASILPEM ERIKSAAN 5. Intervensi a. Menyiapkan sarana dan prasana yang dibutuhkan untuk kegiatan penyuluhan b. Menyiapkan pot sputum sebanya 200 buah c. Membuat leaflet TB sebanyak 100 lembar d. Melakukan sreening penderita TB BTA (+) dengan door to door, terhadap kontak serumah dan suspect TB. e. Memberikan penyuluhan langsung PEMBAHASAN Setelah penjaringan terhadap suspect TB dengan batuk lebih dari 2 minggu dan pasien kontak serumah, diperoleh hanya sebagian kecil masyarakat yaitu 42, 85 % atau 15 orang dari 35 orang suspect yang bersedia memberikan sputum untuk diperiksa, sebagian A. Kesimpulan 1. Adapun masalah yang dapat diidentifikasikan adalah: a. Temuan angka paru BTA (+) masih rendah yaitu 26,7 % b. PKPR belum terbentuk (PKPR di sekolah, Pojok PKPR di puskesmas) c. Pos Bindu belum maksimal, baru menjangkau kelompok umur lansia d. Program UKK belum jalan e. SDM kurang, sehingga petugas berbeban ganda. 2. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, dapat ditentukan prioritas masalah dengan metode USG dan brainstrorming. 3. Setelah ditentukan prioritas masalah, dapat ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah, Setelah itu ditentukan penyebab masalah menggunakan diagram tulang ikan (fishbone diagram) yang ditinjau dari aspek manusia, metode, dana, lingkungan, dan material. B. Saran PENUTUP KEPUSTAKAAN DAFTAR PUSTAKA (1) Notoadmodjo,Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta; 2007.. (2) Crofton, Jhon. Dkk, Tuberkolosis Klinis.Widya Medika. Jakarta;2002. (3) WHO, Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Jakarta;1995 (4) Dinas Kesehatan Kota, Tb Paru, Payakumbuh; 2012. (5) Puskesmas Padang Karambia, Profil Puskesmas

BALIHO

Embed Size (px)

Citation preview

SCREENING KASUS TB PARU BTA (+) PADA PENDERITA KONTAK SERUMAH DAN SUSPECT TB DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG KARAMBIA KOTA PAYAKUMBUH

TAHUN2013Ade Ria Nofrianti, Elsi Fitriana Sari, Elvamida Yuska, Nurzalia Safanta, Ricky Satria,

PENDAHULUAN

Undang-undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 memberikan batasan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental dan spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

TB Paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Sampai hari ini belum ada satu negara di dunia yang bebas TB Paru. Diperkirakan penderita TB paru 95 % berada di negara berkembang dimana 75 % diantaranya adalah kelompok usia produktif (15-50 Tahun).

TUJUAN

1. TUJUAN UMUMDiperolehnya pengalaman dan pemahaman belajar lapangan secara langsung dari masyarakat dan Puskesmas Padang Karambia tentang Permasa-lahan TB paru dan upaya mengatasi permasa-lahannya.

2. TUJUAN KHUSUSa. Mengetahui identifikasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

Padang Karambiab. Menentukan prioritas masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

Padang Karambiac. Menentukan penyebab masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

Padang Krambiad. Merencanakan alternatif pemecahan masalah angka kejadian TB Paru di

wilayah kerja Padang Karambiae. Merencanakan program intervensi terhadap masalah angka kejadian TB

Paru dan Monev

GAMBARAN SITUASI

Puskesmas Padang Karambia berada di Kec. Payakumbuh Selatan, yang sudah beroperasi sejak tahun 2010, dengan jumlah penduduk pada tahun 2012, 9. 901 jiwa dengan 2584 KK

ANALISIS MASALAH

1. Identifikasi masalaha. Rendahangka temuan penderita TB BTA (+) di tiga tahun terakhir,

yaitu: 2010 ditemukan 6 orang (53%) BTA (+), Tahun 2011ditemukan 7 orang (46,6%) BTA (+), dan pada tahun 2012 ditemukan 4 orang (26,7%).

b. UKK belum maksimalc. PKPR belum maksimald. Pos Bindu belum maksimale. Analisa ketenagaan tenaga puskesmas yang masih kurang

2. Penetapan prioritas masalahMasalah yang telah diidentifikasi lalu dinilai berdasarkan Urgency, Seriousnes, dan growth (USG) dan diperoleh prioritas masalah yaitu: rendahnya penemuan suspect TB BTA (+)

3. Rumusan penyebab masalah (FISHBONE)

4. Alternatif Pemecahan Masalaha. Meningkatkan SDM nakes dalam upaya meningkatkan Penyuluhan ,

pelatihanb. Peningkatan Promosi Kesehatan berkenaan dengan TB Paru.c. Pemberdayaan Toma (Tokoh Masyarakat) secara aktif, melalui

pendekatan oleh kader dan berperan aktif dalam PMO d. Membentuk Kader TB Paru melalui organisasi masyarakat seperti PKK,

pengajian, arisan,dlle. Meningkatkan pelaksanaan penjaringan TB Paru 3% dari jumlah

penduduk BTA (+), Melaksanakan kujungan rumah, terutama kontak serumah dengan penderita

MONEY MATERIAL

DANA PROMOSI KURANG

KURANGNYA KREATIFITAS NAKES DALAM UPAYA

PENYULUHAN

PEMEGANG TB PARU BARU, BELUM

ADA PELATIHAN

KURANGNYA KERJASAMA TOMA

DENGAN NAKES

KURANGNYA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT

KADER TB PARU BELUM ADA KURANGNYA KESADARAN

MASY.

LEAFLET, POT SPUTUM, MEDIA RADIO

MAN

METHODE

KURANG DIBERDAYAKANNYA

PMO

PENYULUHAN KURANG

PELATIHAN TERHADAP KADER

KURANG

KURANGNYA PENJARINGAN TB PARU

KURANGNYA KERJASAMA BEBERAPA NAKES DG PENDERITA TB (SEMBUH)

KUALITAS SPUTUM TIDAK SESUAI

LAMANYA WAKTU TUNGGU HASIL PEMERIKSAAN

5. Intervensia. Menyiapkan sarana dan prasana yang dibutuhkan untuk kegiatan

penyuluhanb. Menyiapkan pot sputum sebanya 200 buahc. Membuat leaflet TB sebanyak 100 lembard. Melakukan sreening penderita TB BTA (+) dengan door to door,

terhadap kontak serumah dan suspect TB. e. Memberikan penyuluhan langsung f. Melakukan SPOT Radio (iklan layanan masyarakat) tentang resiko TB

Paru

PEMBAHASAN

Setelah penjaringan terhadap suspect TB dengan batuk lebih dari 2 minggu dan pasien kontak serumah, diperoleh hanya sebagian kecil masyarakat yaitu 42, 85 % atau 15 orang dari 35 orang suspect yang bersedia memberikan sputum untuk diperiksa, sebagian besar lainnya yaitu 57, 14 % atau 20 orang suspect tidak bersedia atau memilki sikap negative.

A. Kesimpulan 1. Adapun masalah yang dapat diidentifikasikan adalah:

a. Temuan angka paru BTA (+) masih rendah yaitu 26,7 %b. PKPR belum terbentuk (PKPR di sekolah, Pojok PKPR di puskesmas)c. Pos Bindu belum maksimal, baru menjangkau kelompok umur lansiad. Program UKK belum jalane. SDM kurang, sehingga petugas berbeban ganda.

2. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, dapat ditentukan prioritas masalah dengan metode USG dan brainstrorming.

3. Setelah ditentukan prioritas masalah, dapat ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah, Setelah itu ditentukan penyebab masalah menggunakan diagram tulang ikan (fishbone diagram) yang ditinjau dari aspek manusia, metode, dana, lingkungan, dan material.

B. Saran1. Bagi pihak Puskesmas Padang Karambia khususnya kepada pemegang

program TB Paru Diiharapkan terus melakukan penjaringan suspek TB Paru secara rutin, meningkatkan kerjasama lintas sector seperti pihak kecamatan, dalam upaya pencegahan dan penanggulangan TB Paru di wilyah kerja Puskesmas

2. Bagi masyarakat khususnya suspek yang kontak serumah dengan pasien BTA (+) untuk memeriksakan dahak (sputum) ke Puskesmas.

3. Bagi instansi terkait untuk lebih berperan aktif sesuai dengan tugas dan wewenangnya

PENUTUP

KEPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA(1) Notoadmodjo,Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta; 2007..(2) Crofton, Jhon. Dkk, Tuberkolosis Klinis.Widya Medika. Jakarta;2002.(3) WHO, Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Jakarta;1995(4) Dinas Kesehatan Kota, Tb Paru, Payakumbuh; 2012.(5) Puskesmas Padang Karambia, Profil Puskesmas Padang karambia, DKK Payakumbuh;Payakumbuh; 2012.(6) Bustami, Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya,. Erlangga, Jakarta; 2011

DIPRESENTASIKAN PADA AKHIR PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)MAHASISWA FAKULTAS SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS