98
BALITBANGDA PROV. KALTIM

BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 2: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

i

LAPORAN AKHIR

PERWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN

UNGGULAN DAERAH MENDUKUNG

PENGEMBANGAN PERTANIAN

DI KAB. PENAJAM PASER UTARA

BIDANG EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2015

i

LAPORAN AKHIR

PERWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN

UNGGULAN DAERAH MENDUKUNG

PENGEMBANGAN PERTANIAN

DI KAB. PENAJAM PASER UTARA

BIDANG EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2015

i

LAPORAN AKHIR

PERWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN

UNGGULAN DAERAH MENDUKUNG

PENGEMBANGAN PERTANIAN

DI KAB. PENAJAM PASER UTARA

BIDANG EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2015

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 3: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Perwilayahan Komoditas Pertanian Unggulan DaerahMendukung Pengembangan Pertanian di KabupatenPenajam Paser Utara

2. Unit Pelaksana : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Kalimantan Timur

3. Alamat Jl. Pangeran M. Noor, Sempaja Samarinda - 75119

4. Penanggung Jawab : Ir. Tarbiyatul Munawwarah, MSi

5. Waktu Pelaksanaan : Maret – Desember 2015

6. Lokasi : Kec. Penajam dan Kec. BabuluKab.Penajam Paser Utara

7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim

Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-

syarat keilmuan setelah diseminarkan di Samarinda pada tanggal 10

Desember 2015 dan dibahas oleh Pembahas Utama beserta pembahas

lain dalam seminar tersebut.

Samarinda, Desember 2015

Mengetahui:

Kepala Bidang Ekonomi dan

Pembangunan

Ketua Peneliti

Drs. Juraidi, MTP

Pembina Tingkat I

NIP. 19680207 198811 1 001

Ir.Tarbiyatul Munawwarah, MSi.

Penata

NIP. 19660117 200003 2 001

Disetujui Oleh:

Kepala Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur

Prof. Dr. H. Dwi Nugroho Hidayanto, M.Pd.

Pembina Utama

NIP. 19600216 198511 1 001

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 4: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

iii

SUSUNAN TIM PENELITI

No. Nama Jabatan

1. Prof. Dr. H. Dwi Nugroho Hidayanto, M.Pd Pengarah

2. Drs. Juraidi, MTP Koordinator

3. Dra. Ernawati AM, M.Si Wakil Koordinator

4. Drs. Syaiful Anwar Anggota

5. Rabiatul Adawiyah, SE Anggota

6. Dra. Usni Ad’hiyah Anggota

7. Rina Juliaty, S.Si Anggota

8. Ir. Rulliana Anggota

9. Samiran, M.Sc. Anggota

10. Heru Sutjahjo Anggota

11. Maftuhah, S.Sos, M.Si Anggota

12. Anwar Salim, A.Md Anggota

13. Eldin Ratno Pramata Anggota

14. Abdul Hayat Anggota

15. Irma Dewi Anggota

16. Bramantyo Adi Nugroho, SE, M.Ec.Dev. Ketua Tim Pelaksana

17. Adi Hendro Purnomo, SIP, MAP Anggota Tim Pelaksana

18. Eka Nor Santi, SP Anggota Tim Pelaksana

19. Puput Wahyu Budiman, ST Anggota Tim Pelaksana

20. Yuli Fitrianto, SAP Anggota Tim Pelaksana

21. Ratih Fenty AB, SAP Anggota Tim Pelaksana

22. Pebiansyah Hapsari, SH Anggota Tim Pelaksana

Samarinda, Desember 2015

Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan,

Drs. Juraidi, MTPPembina Tingkat I

NIP. 19680207 198811 1 001

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 5: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan ridho-Nya kami dapat melaksanakan dan menyusun laporan kegiatan

kerjasama Perwilayahan Komoditas Pertanian Unggulan Daerah

Mendukung Pengembangan Pertanian di Kabupaten Penajam Paser

Utara, dengan lokasi Kecamatan Babulu dan Kecamatan Penajam.

Keterbatasan data dan informasi sumberdaya lahan secara spasial dengan

kedalaman informasi sesuai dengan skala mendorong Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Timur untuk melaksanakan

pengkajian secara lebih detil. Berdasarkan informasi dari Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur, sampai dengan tahun 2014 telah

disusun peta perwilayahan komoditas pertanian berdasarkan karakterisasi dan

analisis zona agroekologi di Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Timur. Pada

tahun 2015 dengan menggunakan dana APBN disusun peta perwilayahan

komoditas pertanian untuk Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu.

Melalui kerjasama antara BPTP dan Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur

dengan menggunakan dana APBD, disusun peta perwilayahan komoditas

pertanian untuk Kabupaten Penajam Paser Utara (Kec. Penajam dan Kec.

Babulu).

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Tim pendamping dari Balai

Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP)

yang telah membimbing dan membantu pelaksanaan kegiatan di lapang maupun

analisis.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan, saran dan

kritik yang membangun akan sangat bermanfaat bagi perbaikan pengkajian

selanjutnya.

Samarinda, Desember 2015

Kepala Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur

Prof. Dr. H. Dwi Nugroho Hidayanto, M.PdPembina Utama

NIP. 19600216 198511 1 001BALI

TBANGDA P

ROV. K

ALTIM

Page 6: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

v

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iiSUSUNAN TIM PENELITI ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR................................................................................ iv

DAFTAR ISI .......................................................................................... vDAFTAR TABEL ..................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viiiRINGKASAN ......................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang.............................................................................. 11.2. Dasar Pertimbangan...................................................................... 31.3. Tujuan dan Keluaran ..................................................................... 41.4. Keluaran....................................................................................... 41.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak...................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 6

2.1. Kerangka Teoritis .......................................................................... 62.2. Hasil-hasil Pengkajian ................................................................... 8

III. METODOLOGI................................................................................ 10

3.1. Pendekatan .................................................................................. 103.2. Ruang Lingkup Kegiatan ................................................................ 103.3. Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan........................................ 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 15

4.1. Keadaan umum wilayah................................................................. 154.1.1. Letak Geografi, Demografi dan Aksesibilitas.................................. 154.1.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ...................................... 184.1.3. Kondisi Wilayah dan Potensi Pertanian di daerah Pengkajian .......... 194.2. Iklim ............................................................................................ 284.3. Bentuk Wilayah, Bahan Induk dan Landform ................................... 324.3.1. Bentuk Wilayah ......................................................................... 324.3.2. Bahan induk............................................................................... 324.4. Potensi Pengembangan Komoditas Pertanian................................... 474.4.1. Kesesuaian Lahan Komoditas Pertanian........................................ 474.4.2. Arahan dan Rekomendasi Pengembangan Pertanian...................... 51

V. KESIMPULAN................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 57

LAMPIRAN............................................................................................ 59

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 7: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

vi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Luas wilayah per-kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara .......... 15

Tabel 2. Jumlah penduduk di Kab. Penajam Paser Utara................................... 17

Tabel 3. Jarak dari ibukota Kabupaten ke ibukota Kecamatan ........................... 17

Tabel 4. Luas wilayah per-desa di Kecamatan Babulu....................................... 19

Tabel 5. Luas lahan fungsional di Kec. Babulu.................................................. 20

Tabel 6. Luas fungsional padi sawah di Kec. Babulu ......................................... 22

Tabel 7. Luas tanam, Luas panen, produktivitas dan produksi palawijadi Kec. Babulu.................................................................................. 23

Tabel 8. Luas tanam dan produksi tanaman perkebunan di Kec. Babulu............. 23

Tabel 9. Luas wilayah per-desa di Kecamatan Penajam .................................... 24

Tabel 10. Luas penggunaan lahan di Kecamatan Penajam .................................. 26

Tabel 11. Luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi palawijadi Kec. Penajam ............................................................................... 26

Tabel 12. Luas tanam dan produksi tanaman perkebunan di Kec. Penajam .......... 27

Tabel 13. Data curah hujan Kec. Babulu, Kec. Penajam tahun 2013dan suhu di Kab. PPU ....................................................................... 27

Tabel 14. Data seri curah hujan Kec. Babulu tahun 2004 – 2013......................... 29

Tabel 15. Interpretasi zona agroklimat Oldeman ................................................ 31

Tabel 16. Bentuk wilayah Kecamatan Babulu dan Kecamatan Penajam Kab. PPU.. 32

Tabel 17. Bahan induk pembentuk grup landform di Kab. PPU ............................ 37

Tabel 18. Klasifikasi landform Kecamatan Babulu dan Penajam........................... 37

Tabel 19. Klasifikasi tanah Kecamatan Babulu dan Penajam Kab. Penajam PaserUtara menurut sistem Taksonomi Tanah (Soil Survey Staff, 2010). ....... 41

Tabel 20. Legenda peta tanah semi detil skala 1:50.000 Kecamatan Babulu ......... 45

Tabel 21. Legenda peta tanah semi detil skala 1:50.000 Kecamatan Penajam ...... 46

Tabel 22. Hasil evaluasi kesesuaian lahan di Kec. Babulu.................................... 48

Tabel 23. Hasil evaluasi kesesuaian lahan di Kec. Penajam ................................. 49

Tabel 24. Faktor pembatas pada kelas keseuaian lahan untuk pengembanganpertanian di Kec. Babulu dan Kec. Penajam. ....................................... 50

Tabel 25. Arahan perwilayahan komoditas pertanian di Kecamatan Babulu .......... 54

Tabel 26. Arahan perwilayahan komoditas pertanian di Kecamatan Penajam........ 55

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 8: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

vii

DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Diagram alir penyusunan peta analisis ZAE skala 1:50.000....................... 13

2. Peta administrasi Kab. PPU.................................................................... 16

3. Penduduk dan Luas Wilayah Kab. Penajam Paser Utara ........................... 17

4. Laju pertumbuhan ekonomi Kab. Penajam Paser Utara ............................ 18

5. Penduduk dan Luas Wilayah Kab. Penajam Paser Utara ........................... 19

6. Penduduk dan luas wilayah Kec. Babulu ................................................. 20

7. Peta Administrasi Kec. Babulu Kab. PPU ................................................. 21

8. Luas panen dan produksi padi sawah di Kec. Babulu ............................... 22

9. Penduduk dan luas wilayah Kec. Penajam............................................... 24

10. Peta Administrasi Kec. Penajam Kab. PPU .............................................. 25

11. Luas Panen dan produksi Padi sawah di Kec. Penajam............................. 27

12. Peta zona agroklimat Kabupaten Penajam Paser Utara ............................ 30

13. Sebaran kelas lereng di Kec. Babulu dan Kec. Penajam Kab. PPU ............. 33

14. Peta Geologi Kab. PPU .......................................................................... 34

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 9: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Peta Satuan Lahan Kec. Babulu ............................................................. 82

2. Peta Satuan Lahan Kec. Penajam........................................................... 83

3. Peta Satuan Lahan Kec. Babulu ............................................................. 84

4. Peta Satuan Lahan Kec. Penajam........................................................... 85

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 10: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

ix

RINGKASAN

Perwilayahan Komoditas Pertanian Unggulan Daerah MendukungPengembangan Pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara. Keberhasilanpertanian sangat bergantung pada sumberdaya dan lingkungan, terutama tanah, air,dan fisiogafi yang perlu dipahami secara cermat. Dengan mengetahui karakteristiklahan dan kriteria tanaman maka dapat dinilai kelas kesesuaian lahannya. Penilaianterhadap kesesuaian lahan dan zonasi agroekologi akan memberikan output arahanpengembangan komoditas pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertaniantelah menghasilkan Atlas Zona Agroekologi skala 1:250.000 untuk Kalimantan padatahun 2011 sebagai arahan pengembangan pertanian secara nasional, sedangkanarahan untuk kabupaten yang bersifat operasional diperlukan skala semi detil(1:50.000). kegiatan ini bertujuan mengumpulkan data dan informasi sumberdayalahan (biofisik dan sosek) dalam mendukung perencanaan dan pengembangankawasan pertanian dan menyusun peta perwilayahan komoditas pertanian diKabupaten PPU khususnya Kec. Babulu dan Kec. Penajam. Metodologi pemetaansumberdaya lahan pertanian menggunakan pendekatan landform sebagai dasar untukpenyusunan satuan peta tanah; memperhatikan karakteristik tanah dan kriteria syarattumbuh tanaman; dan penilaian sosial ekonomi pada komoditas eksisting. Kegiatandilaksanakan dalam 4 tahap yaitu (1) persiapan data dasar, (2) pengumpulan data daninformasi, (3) pengolahan dan analisis data (biofisik dan sosek), dan (4)pembuatan/pencetakan peta. Hasil pengkajian yang diperoleh yaitu : (1) terdapat 17Satuan Peta Tanah (SPT) dengan 6 ordo tanah di Kec. Babulu dan 16 SPT dengan 4ordo tanah di Kec. Penajam; (2) Penilaian kesesuaian lahan 18 komoditaspertanian (pangan, hortikultura, buah-buahan dan tahunan), sebagaian besartergolong klas S3 (sesuai marjinal) dengan kendala retensi hara, hara tersedia, kondisiperakaran, bahaya erosi, ketersediaan oksigen, dan bahaya sulfidik; (3) Potensipeny-angga pangan di Kec. Babulu ada ± 21,3% sedangkan di Kec. Penajam hanyaterdapat ± 7,5%; (5) Rekomendasi arahan pengembangan pertanian pada Zona IIIdan IV dengan urutan Tanaman Pangan-Hortikultura-Tanaman Tahunan terdapat ±42%; (6) Rekomendasi Paket Teknologi Tanaman Pangan dengan masukan rendahberupa adaptasi tanaman, sedang dengan masukan tinggi (merubah kondisi tanah jadisesuai), antara lain pengapuran, pemupukan berimbang, pemberian pupuk organik(kompos dan hayati); (7) Rekomendasi Paket Teknologi Tanaman Perkebunan yaituKonservasi tanah, dengan alley cropping atau strip cropping, peningkatan kesuburantanah, pengelolaan bahan organik tanah dan pemanenan air dan irigasi suplemen.

Kata kunci : perwilayahan komoditas, skala 1:50.000, Kec. Babulu dan Penajam

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 11: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka setiap daerah dituntut untuk

berpacu menggali dan meningkatkan potensi sumber daya alamnya seoptimal

mungkin termasuk sektor pertanian, peternakan dan perikanan.

Keberhasilan pertanian sangat bergantung pada sumber daya dan

lingkungan, terutama lahan, air, dan fisiogafi yang perlu dipahami secara cermat.

Namun selama ini informasi tentang sumber daya alam dan lingkungan yang

dikumpulkan dan disintesis dengan tingkat kecermatan berbeda. Selain itu,

pembangunan pertanian tidak hanya untuk peningkatan kesejahteraan petani,

tetapi juga menjadi sarana dalam peningkatan integrasi nasional, melalui

perdagangan antar-wilayah dan menghindari persaingan, sehingga memperoleh

pasar yang lebih baik. Untuk itu harus dibangun pertanian tangguh yang secara

teknis mantap, secara ekonomi layak, aman terhadap lingkungan, secara sosial

dapat diterima.

Isu strategis dan permasalahan yang terkait dengan pembangunan

Kalimantan Timur, antara lain: (1) Rendahnya daya saing daerah yang diakibatkan

oleh rendahnya kualitas SDM; penguasaan dan pemanfaatan IPTEK; sedikitnya

produk-produk unggulan daerah yang kompetitif; tidak konsistennya perencanaan

dan pelaksanaan pembangunan; rendahnya jiwa kewirausahaan daerah, dan

lemahnya jaringan pemasaran, (2) Pembangunan daerah perbatasan dengan

Malaysia yang belum memadai serta terdapatnya perbedaan yang mencolok dengan

wilayah Negara Malaysia yang dapat menimbulkan kerawanan-kerawanan di bidang

ekonomi, politik, keamanan, dan kedaulatan negara. Selain itu masih ditemukannya

kesenjangan antar wilayah, yang ditandai dengan pembangunan daerah pedalaman

yang relatif masih tertinggal dibandingkan daerah/wilayah pesisir.

Untuk mendukung pengembangan pertanian di Kalimantan Timur, Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur telah menghasilkan peta Zona

Agroekologi (ZAE) skala 1:250.000 pada tingkat kabupaten, termasuk di Kabupaten

Nunukan. Peta tersebut memberikan informasi tentang zonasi pada masing-masing

wilayah untuk pengembangan kehutanan, perkebunan, wanatani, pertanian

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 12: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

2

tanaman lahan kering maupun lahan basah, lahan gambut dan perikanan pada

tingkat kecamatan. Namun demikian Peta ZAE skala 1:250.000 ini belum dapat

menggambarkan wilayah pengembangan komoditas pertanian yang spesifik.

Dengan demikian, untuk mendukung pengembangan kawasan tersebut diperlukan

pemetaan yang lebih operasional atau semi detail yaitu skala 1:50.000.

Sektor pertanian merupakan salah satu peluang untuk meningkatkan

kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kalimantan Timur. Pengembangan berbagai

komoditas pertanian di kawasan ini sangat memungkinkan, karena didukung oleh

kondisi bio-fisik sumberdaya lahan yang memadai.

Sesuai dengan tugasnya sebagai institusi yang melaksanakan pengkajian,

perakitan dan pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi, Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Kaltim perlu mendukung program pengembangan

kawasan perbatasan tersebut agar selaras dengan spesifikasi wilayah sasaran

berdasarkan kondisi agroekosistem setempat, sifat komoditas unggulan yang

dikembangkan, kondisi infrastruktur dan peluang pasar serta situasi sosial

budayanya. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah menyediakan data dan informasi

tentang keadaan biofisik lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat sebagai

sumberdaya dalam pengembangan komoditas pertanian di daerah ini. Dukungan

kegiatan ini dapat dilakukan melalui karakterisasi dan analisis zona agroekologi semi

detail (skala 1 : 50.000), terutama pada kawasan pengembangan sentra produksi

dan wilayah-wilayah yang potensial lainnya.

Pemetaan semi detail skala 1: 50.000 akan dapat memberikan informasi

yang lebih spesifik mengenai sumberdaya lahan yang dapat diperoleh melalui

kegiatan survei biofisik dan sosial ekonomi. Kegiatan survei biofisik dilakukan

melalui pengamatan lapangan yang didukung oleh informasi dari sumber lain

melalui identifikasi, klasifikasi, interpretasi sifat-sifatnya dan prediksi kesesuaiannya

untuk komoditas pertanian. Kegiatan ini meliputi: pembagian kelas lereng, klasifikasi

tanah, tingkat kesuburan tanah dan pemilihan komoditas yang sesuai. Informasi

kegiatan sosial ekonomi dapat menghasilkan gambaran untuk profil usahatani pada

tingkat rumah tangga, luasan lahan potensial, komoditas pertanian unggulan dan

peluang pasar.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 13: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

3

Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersedianya informasi tentang

daya dukung sumberdaya pertanian, sebagai landasan perencanaan pengembangan

komoditas pertanian unggulan yang sesuai kondisi agroekosistem dan sosia

ekonomi setempat. Dengan demikian, hasil studi ini dapat dijadikan acuan oleh

berbagai kalangan, baik pemerintah daerah, lembaga penelitian maupun swasta,

dalam menentukan arah dan prioritas program pengembangan pertanian sesuai

dengan kebutuhan.

1.2. Dasar Pertimbangan

Dalam rangka pencapaian Empat Sukses Pembangunan Pertanian yang

meliputi Pencapaian Swasembada dan Swasembada berkelanjutan, Peningkatan

Diversifikasi Pangan, Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor serta

Peningkatan Kesejahteraan Petani, memerlukan informasi sumber daya lahan yang

tepat dengan komoditas yang sesuai. Sektor pertanian merupakan salah satu

peluang untuk meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kalimantan

Timur. Pengembangan berbagai komoditas pertanian di Kalimantan Timur sangat

memungkinkan, karena didukung oleh kondisi bio-fisik sumber daya lahan yang

memadai. Peta ZAE skala 1:250.000 telah merangkum informasi dasar seperti

bentuk wilayah, iklim, dan tanah sehingga dapat memberikan gambaran alternatif

pilihan penggunaan lahan untuk pembanguan pertanian yang dapat lebih banyak

memberi keuntungan. Pemetaan tersebut merupakan peta zona agroekologi yang

memberikan informasi tentang zonasi pada masing-masing wilayah untuk

pengembangan kehutanan, perkebunan, wanatani, pertanian tanaman lahan kering,

lahan basah, danlahan gambut. Peta 1:250.000 belum memadai untuk menyususn

kebijakan operasional sehingga masih perlu didetilkan menjadi skala 1:50.000,

dimana peta tersebut dapat memberikan informasi yang lebih spesifik untuk

pemilihan komoditas yang sesuai, rekomendasi teknologi, dan profil analisis

usahatani terhadap pengembangan komoditas eksisting. Dengan memiliki informasi

yang lebih detil dari aspek biofisik, iklim dan kondisi sosial ekonomi maka

penggunaan lahan dapat sesuai dengan peruntukkannya dan dapat meningkatkan

pendapatan petani serta dapat menjaga keberlanjutan sumber daya lahan.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 14: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

4

1.3. Tujuan

Perwilayahan komoditas pertanian unggulan daerah mendukung pengembangan

pertanian di Kabupaten PPU bertujuan :

1. Menyusun data dan informasi kesesuaian beberapa jenis komoditas

pertanian sesuai dengan kondisi agroekosistem wilayah.

2. Menyusun peta perwilayahan komoditas pertanian berdasarkan zona

agroekologi skala 1:50.000 di Kabupaten Penajam Paser Utara.

3. Mengidentifikasi komoditas unggulan di Kalimantan Timur, khususnya Kec.

Penajam dan Kec. Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara.

1.4. Keluaran

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan perwilayahan komoditas pertanian

unggulan daerah mendukung pengembangan pertanian di Kabupaten PPU yaitu :

1. Teridentifikasinya sumber daya lahan untuk pengembangan pertanian

2. Arahan tipe penggunaan lahan untuk sistem pertanian yang tepat sebagai

dasar pembangunan pertanian berkelanjutan

3. Tersedianya peta perwilayahan komoditas pertanian berdasarkan zona

agroekologi skala 1:50.000 di Kec. Penajam dan Kec. Babulu Kabupaten

Penajam Paser Utara.

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak

Perkiraan Manfaat

a. Dipergunakannya peta perwilayahan komoditas 1:50.000, data kesesuaian

lahan untuk mendukung perencanaan pengembangan komoditas pertanian di

Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur.

b. Memberikan bahan masukan dan arahan bagi pemerintah daerah untuk

penggunaan lahan pertanian yang sesuai dengan agroekologi setempat.

c. Mempermudah bagi pihak perencana atau pengkaji dalam merancang inovasi

teknologi yang dibutuhkan, sesuai dengan sumber daya lahan dan air serta

kondisi sosial ekonomi petani .BALI

TBANGDA P

ROV. K

ALTIM

Page 15: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

5

Perkiraan Dampak

Pembangunan dan pengembangan pertanian di Kalimantan Timur akan lebih

efektif dan efisien, jika dilaksanakan sesuai dengan potensi zona agroekologi

setempat, oleh karena termanfaatkannya potensi sumber daya alam di Kalimantan

Timur. Dengan demikian dalam jangka panjang akan dapat dijadikan sebagai

kawasan pengembangan agribisnis atau kawasan sentra produksi, yang pada

akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan petani.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 16: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis

Sektor pertanian diharapkan banyak menyerap lapangan kerja dan

memberikan kontribusi pendapatan domestik regional sehingga tugas dan

peranannya perlu ditingkatkan melalui efisiensi sumber daya pertanian dengan

pendekatan regionalisasi komoditas pertanian yang mempunyai keunggulan

kompetitif dan komparatif secara lentur, dinamis dan bersifat jangka panjang.

Untuk menetapkan strategi perencanaan tata ruang tersebut diperlukan

pemahaman terhadap karakteristik wilayah agar dapat mendukung pembangunan

pertanian yang tepat lokasi, sasaran dan teknologi, sehingga optimalisasi

pendayagunaan sumber daya pertanian dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Secara konsepsional pengembangan wilayah pertanian ditentukan oleh adanya

integrasi antara kondisi sumber daya lahan, lokasi, ekonomi, kebutuhan spesifik,

karakteristik budaya dan pusat-pusat pelayanan ekonomi.

Oleh karena itu diperlukan penilaian kesesuaian lahan agar sumber daya

lahan (biofisik dan iklim) dapat dimanfaatkan secara optimal, secara teknis sesuai

dengan persyaratan tumbuh tanaman sehingga memberikan produksi yang tinggi,

secara ekonomi mempunyai nilai tawar yang menjanjikan, dan secara sosial budaya

dapat diterima dan dikembangkan oleh masyarakat setempat.

Iklim dan tanah merupakan dua hal yang menjadi faktor pembatas produksi

suatu tanaman. Cukup banyak teknologi untuk meningkatkan kesuburan tanah,

sedangkan iklim tidak dapat dimanipulasi. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi lahan

(pendugaan tingkat kesesuaiaan lahan) untuk berbagai alternatif penggunaan

seperti; penggunaan untuk pertanian, kehutanan, pariwisata, tujuan konservasi atau

jenis penggunaan lainnya. Klasifikasi kesesuaian lahan adalah penilaian lahan secara

sistematik dan pengelompokkannya kedalam beberapa kategori berdasarkan sifat-

sifat yang merupakan faktor penghambat penggunaannya, yaitu dengan

memperbandingkan (matching) antara kualitas dan karakteristik lahan sebagai

parameter dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan

persyaratan penggunaan atau persyaratan tumbuh tanaman atau komoditas lainnya

yang dievaluasi.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 17: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

7

Sys (1980), menyatakan ada 4 (empat) klasifikasi kesesuaian lahan, dimana

kelas-kelas tersebut menyatakan secara terpisah antara masing-masing satuan peta

tanah dari areal sigi. Empat kategori kelas kesesuaian lahan tersebut, yaitu :

1. Ordo kesesuaian lahan menunjukkan kesesuaian secara global

2. Kelas kesesuaian lahan yang menunjukkan tingkat kesesuaian di dalam tingkat

order

3. Sub kelas kesesuaian lahan yang menunjukkan jenis dari faktor-faktor pembatas

atau macam utama dari perbaikan yang diperlukan di dalam kelas

4. Unit kesesuaian lahan yang menunjukkan perbedaan kecil dalam pengelolaan di

dalam sub kelas

Masing-masing order dinyatakan dengan simbol S dan N; dimana order S

berarti lahan tersebut dapat menunjang penggunaan sesuai dengan yang telah

ditetapkan dan diharapkan dapat diperoleh keuntungan yang memadai, tanpa

adanya resiko kerusakan sumber daya lahan setempat dan sekitarnya. Order N

berarti lahan memperlihatkan karakteristik yang dapat menghambat penggunaan

lahan, dikarenakan mungkin secara teknis tidak dapat dilakukan atau karena alasan

perhitungan ekonomi apakah pekerjaan ini menguntungkan atau tidak.

Kelas kesesuaian lahan pada tingkat kelas adalah mengetahui derajat

kesesuaian lahan. Dalam kelas kesesuaian lahan ini dianjurkan untuk menggunakan

tiga kelas dalam order S dan dua kelas pada order N. Pembagian kelas tersebut

adalah:

S1: Sangat sesuai (suitable), lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang

berarti dalam penggunaan lahan atau dengan pembatas sederhana yang

tidak akan menurunkan produksi secara nyata dan input yang ditambahkan

secara ekonomi menguntungkan.

S2: Cukup sesuai (moderately suitable), lahan mempunyai faktor pembatas yang

agak serius dalam mempertahankan tingkat manajemen yang diterapkan.

Faktor pembatas akan menyebabkan berkurangnya produksi dan besarnya

input yang diberikan.

S3: Sesuai terbatas (marginally suitable), faktor pembatas lebih serius dalam

mempertahankan tingkat manajemen yang diterapkan. Pembatas akan lebih

mengurangi produksi atau memerlukan input yang lebih besar.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 18: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

8

N: Tidak sesuai (unsuitable). Lahan mempunyai pembatas yang lebih serius,

tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan, pengelolaan dan biaya

sederhana.

Untuk kelas kesesuaian lahan pada tingkat sub kelas adalah refleksi dari

jenis pembatas yang timbul pada tingkat kelas maupoun order sehingga diperoleh

S1, S2, S3 dan N, dibelakangnya dicantumkan jenis pembatas yang harus diperbaiki

sebagai contoh S2-fh, S2-rn, S3-wa, Ns dan sebagainya.

2.2. Hasil-hasil pengkajian terkait

Hasil-hasil pengkajian terkait yang telah dilaksanakan Badan Litbang

Pertanian baik Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) dan BPTP Kaltim

yaitu sebagai berikut:

a. Pada tahun 2000, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian telah melaksanakan

pemetaan sumber daya lahan di Provinsi Kalimantan Timur melalui pendekatan

zona agroekologi yang merupakan pengelompokkan suatu wilayah berdasarkan

keadaan fisik dan lingkungan. Peta yang dihasilkan memberikan informasi

sebaran lahan potensial untuk pengembangan pertanian secara umum karena

pada skala 1: 250.000 (Heriansyah, et al., 2000).

b. Kajian untuk menghasilkan Peta Arahan Tata Ruang Pertanian skala 1:250.000

berdasarkan zona agroekologi telah dilaksanakan pada tahun 2006 dengan cara

melakukan tumpang tepat (overlay) dengan Peta Tata Ruang wilayah (RTRW)

Provinsi Kalimantan Timur tahun 1999. Hasil yang diperoleh yaitu peta arahan

tata ruang pertanian untuk 12 kabupaten kota yang ada di Kaltim, yaitu (1)

Kabupaten Paser; (2) Kabupaten Penanajam Paser Utara (PPU) dan Kota

Balikpapan; (3) Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Samarinda dan Bontang; (4)

Kabupaten Kutai Timur; (5) Kabupaten Kutai Barat; (6) Kabupaten Berau; (7)

Kabupaten Malinau; (8) Kabupaten Nunukan; dan (9) Kabupaten Bulungan

(Mastur et al., 2006).

c. Kegiatan Perwilayahan Komoditas Pertanian Unggulan berdasarkan Zona

Agroekologi dengan skala 1:50.000 baru dilaksanakan di wilayah perbatasan di

dua pulau yaitu P. Sebatik dan P. Nunukan pada tahun 2007 (Hidayanto, et al.,

2007).

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 19: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

9

d. Pada tahun 2008 dan 2009, pemetaan semi detil dilaksanakan di semua

Laboratorium Agribisnis kegiatan Program Rintisan dan Akselerasi

Pemasyarakatan Inovasi teknologi Pertanian (PRIMA TANI) yang tersebar di

enam Kabupaten Kota pada kecamatan tertentu juga pada skala 1:50.000.

e. Atlas Zona Agro Ekologi (ZAE) tingkat tinjau skala 1:250.000 yang dapat

dijadikan sebagai Peta Arahan Pengembangan Pertanian di Provinsi Kalimantan

Timur (Balitbangtan, 2013).

f. Pada tahun 2013 dan 2014, Penyusunan peta perwilayahan komoditas pertanian

unggulan pada tingkat semi detil skala 1:50.000 Kabupaten Paser (Tarbiyatul, et

al., 2013) dan Kabupaten Kutai Timur (Tarbiyatul, et al., 2014).

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 20: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

10

III. METODOLOGI

3.1. Pendekatan

Kegiatan ini merupakan survei lapangan, yang diawali dengan penyiapan data

dasar untuk pembangunan pertanian di kawasan potensial pengembangan

pertanian melalui inventarisasi dan kompilasi atlas digital ZAE Kalimantan Timur

1:250.000. Pengumpulan data pendukung meliputi peta-peta: peta topografi, rupa

bumi, peta geologi, peta landuse, peta jenis tanah, laporan dinas dan instansi

terkait, dll.

3.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Lingkup dan rencana kegiatan meliputi persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan

sebagaimana tersaji pada diagram alir kegiatan penyusunan peta perwilayahan

komoditas pertanian skala 1:50.000 (Gambar 1).

a. Persiapan

Kegiatan ini meliputi penyusunan proposal, personalia/tim, pengadaan

alat dan bahan, perlengkapan kerja, studi pustaka, pengumpulan peta,

pengumpulan data, dan pembuatan peta analisis/lapang (penyusunan Peta

Satuan Lahan skala 1: 50.000).

b. Pelaksanaan

Kegiatan ini meliputi: 1) Pra survei dan 2) Survei biofisik (verifikasi

lapangan) dan sosek, 3) Analisis contoh tanah, dan (4) Pengolahan data dan

analisis sosek.

c. Pelaporan

Laporan kegiatan terdiri atas naskah laporan dan peta-peta (peta satuan

lahan dan peta perwilayahan komoditas) yang disusun berdasarkan

kecamatan dilakukan dengan komputerisasi menggunakan aplikasi GIS

(Geografic Information System).BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 21: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

11

3.3. Bahan dan Metode pelaksanaan kegiatan

3.3.1. Lokasi

Lokasi kegiatan karakterisasi dan analisis AEZ dilaksanakan di Kabupaten

Penajam Paser Utara.

3.3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang diperlukan dalam kegiatan ini meliputi:

a. Data iklim

b. Peta-peta, meliputi:

Seri Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:250.000 dari Badan

Informasi Geospasial;

Peta Wilayah Administrasi Indonesia dari Badan Pusat Statistik

(2010);

Peta tanah tinjau skala 1:250.000 dari Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP);

Peta sebaran lahan sawah Indonesia dari Kementerian Pertanian

(2012);

SRTM DEM resolusi 30m x 30m

Peta geologi skala 1:250.000 dan peta pendukung lainnya.

c. Lain-lain:

- Laporan tahunan yang dikeluarkan oleh Bappeda, Dinas Pertanian

Tanaman Pangan, Dinas Peternakan, Dinas Perkebunan, BPP, BIPP,

dll.

- pH lakmus

- Kantong palstik untuk contoh tanah

- Label

- HCl/H2O2/NaF (sesuai yang diperlukan)

- Blanko isian

Alat yang diperlukan dalam kegiatan ini meliputi:

a. Alat tulis menulis

b. Bor tanah, cangkul, sekop, pisau belati

c. GPS, meteran, Abney level, Kompas

d. Seperangkat komputer dengan software ArcView 3.3, ArcGIS 10, Global

Maper, dan SPKL.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 22: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

12

3.3.3. Metode Pelaksanaan

Metodologi kegiatan menggunakan kajian cepat (quick assesment)) yang

dapat menganalisis potensi sumberdaya lahan di lapangan secara cepat. Diagram

alir prosedur penyusunan Peta Arahan Perwilayahan Komoditas sebagaimana

disajikan pada Gambar 1.

Penyusunan Peta Satuan Lahan

Pendekatan analisis terrain menggunakan landform sebagai dasar untuk

menyusun satuan lahan. Klasifikasi landform mengacu pada Laporan Teknis LREPP

II No.5 (Marsoedi et al., 1997) dan LREP I (Balsem dan Buurman, 1990). Kegiatan

ini diawali dengan interpretasi peta kontur yang ditunjang dengan peta geologi,

menghasilkan delineasi satuan lahan. Satuan lahan adalah unit lahan yang

mempunyai unsur-unsur lahan yang sama atau hampir sama, antara lain: landform,

litologi, relief, lereng dan elevasi.

Pengamatan tanah dan lingkungan dengan mempertimbangkan variasi

landform, bahan induk, relief/lereng, landuse dan aksesibilitas. Pengamatan tanah

dan lingkungan lebih diutamakan untuk mengidentifikasi kendala lahan

untuk pengembangan komoditas pertanian unggulan, seperti tekstur, batuan di

permukaan, kedalaman tanah, teknik konservasi yang ada, kondisi tata air untuk

mendukung rekomendasi sumberdaya lahan.

Pengamatan morfologi tanah dilakukan dari minipit yang mewakili satu

subgrup tanah di dalam setiap satuan lahan, sedangkan pengambilan contoh tanah

komposit diambil dari sekitar lokasi minipit. Jumlah contoh komposit yang diambil

tergantung pada variasi sifat-sifat tanah serta penyebarannya dalam satuan lahan

dan selanjutnya contoh tanah komposit dianalisis di laboratorium.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 23: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

13

Gambar 1. Diagram alir penyusunan peta analisis ZAE skala 1:50.000

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 24: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

14

Analisis Contoh Tanah

Analisis contoh tanah di laboratorium meliputi penetapan sifat fisik dan kimia

tanah yang terdiri atas: tekstur (3 fraksi), pH, kadar bahan organik (C organik dan N

total), kadar P dan K, kadar kation basa-basa dapat tukar (Ca, Mg, K dan Na),

kapasitas tukar kation, dan kejenuhan basa. Metode analisis contoh tanah mengacu

pada Soil Survey Laboratory Staff (1991). Hasil analisis contoh tanah di laboratorium

digunakan untuk evaluasi lahan, pemantapan klasifikasi tanah dan evaluasi status

kesuburan tanah.

Pengolahan Data

Pengolahan data meliputi data lapangan dan data laboratorium. Data hasil

pengamatan lapangan dikorelasi dengan data hasil analisis laboratorium. Hasil

pengolahan data ini digunakan sebagai dasar untuk menyempurnakan satuan lahan

dan evaluasi kesesuaian lahan. Evaluasi lahan dilakukan secara terkomputerisasi

berdasarkan komoditas eksisting. Kegiatan evaluasi lahan dilakukan dengan cara

mencocokkan (matching) antara sifat, kualitas/karakteristik lahan dengan

persyaratan tumbuh tanaman. Metode penilaian kesesuaian lahan menggunakan

kerangka FAO (1976). dan kriteria kesesuaian lahan mengacu pada kriteria

kesesuaian lahan untuk komoditas pertanian (Djaenudin et al., 2000). Selanjutnya

pembuatan peta akhir dilakukan dengan komputerisasi/aplikasi GIS (Geografic

Information System). Untuk kegiatan perwilayahan komoditas perlu dilakukan

penilaian hasil evaluasi lahan yang menyajikan kelas kesesuaian lahan untuk

berbagai komoditas pertanian terpilih. Setiap satuan lahan dinilai kemungkinannya

sesuai untuk lebih dari satu komoditas pertanian, sehingga untuk memilih jenis

komoditas pertanian yang akan dikembangkan di suatu wilayah perlu

dipertimbangkan dari aspek sosial ekonominya. Untuk kegiatan ini menggunakan

program SPKL (Sistem Penilaian Kesesuaian Lahan).

Apabila evaluasi lahan telah selesai dilakukan, maka dilakukan penilaian

melalui modul perwilayahan komoditas dan hasil tersebut akan dituangkan dalam

bentuk data spasial atau peta semi detil skala 1:50.000 dengan memanfaatkan

Sistem Informasi Geografis (GIS). Untuk masing-masing satuan peta akan disajikan

hasil penilaian berbagai komoditas pertanian dalam bentuk basis data (tabular),

sedangkan penyajiannya dalam bentuk peta perwilayahan komoditas.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 25: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. KEADAAN UMUM WILAYAH

4.1.1. Letak Geografi, Demografi dan Aksesibilitas

Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) merupakan kabupaten baru hasil

pemekaran dari Kabupaten Paser berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2002 tanggal

10 April 2002. Kabupaten PPU terletak pada posisi 116o27’08” dan 116o40’54”

Bujur Timur dan diantara 00o54’78” Lintang Utara dan 01o30’00” Lintang Selatan.

Secara administratif, wilayah Kabupaten PPU berbatasan dengan beberapa

wilayah lain di Kalimantan Timur yaitu :

Sebelah Utara : Kec. Loa Kulu dan Loa Janan di Kab. Ku tai Kartanegara Sebelah Timur : Kec. Longkali Kab. Pasir dan Selat Maka sar Sebelah Selatan: Kec. Samboja Kab. Kutai Kartanegara, Kota Balikpapan

dan Selat Makasar Sebelah Barat : Kec. Bongan Kab. Kutai Barat dan Kec. Lo ngkali Kab.

Kutai Pasir

Secara geografis, letak Kabupaten PPU cukup strategis karena berbatasan

langsung dengan kota Balikpapan dan menjadi pintu gerbang arus barang dan

jasa dari Provinsi Kalimantan Selatan melalui Kabupaten Paser.

Kabupaten PPU mempunyai wilayah bervariasi berupa dataran landai,

bergelombang hingga berbukit-bukit dan daratan dan perairan laut. Wilayah

perairan laut tersebar di tiga kecamatan yaitu Babulu, Waru dan Penajam dimana

kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan Selat Makasar (Gambar 2).

Luas wilayah Kabupaten PPU yaitu 3.333,06 Km², yaitu terdiri dari

3.060,82 Km² luas darat dan 272,24 Km² luas lautan (Tabel 1). Adapun wilayah

Kecamatan yang terluas yaitu Kecamatan Penajam (36,22%) sedangkan wilayah

Kecamatan terkecil yaitu Kecamatan Babulu (11,99%).

Tabel 1. Luas wilayah per-kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara

KECAMATANLUAS Luas Wilayah (Km²)

(Km2) (%) Darat Laut

1 BABULU 399,45 11,99 355,71 43,74

2 WARU 553,88 16,62 496,05 57,83

3 PENAJAM 1.207,37 36,22 1.036,70 170,67

4 SEPAKU 1.172,36 35,17 1.172,36 0,00

JUMLAH 3.333,06 100 3.060,82 272,24

Sumber: Kabupaten PPU dalam angka 2014

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 26: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

17

Gambar 2. Peta administrasi Kab. PPU

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 27: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

18

Pada tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara

adalah 137.165 jiwa dan terus bertambah dan pada tahun 2013 berjumlah

157.944 jiwa, terdiri dari 83.143 jiwa laki-laki dan 74.811 jiwa perempuan.

Sebaran penduduk dan luas wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara dapat

dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 3).

Tabel 2. Jumlah penduduk di Kab. Penajam Paser Utara.

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jlh penduduk

1 Babulu 17,029 15,156 32,185

2 Waru 9,248 8,474 17,722

3 Penajam 40,337 36,086 76,423

4 Sepaku 16,518 15,095 31,613

JUMLAH 83,132 74,811 157,943

Sumber: Kabupaten PPU dalam angka

Gambar 3. Penduduk dan Luas Wilayah Kab. Penajam Paser Utara.

Akses antar kecamatan dan ke ibukota kabupaten dapat ditempuh melalui

darat. Kecamatan terjauh dari ibukota Kabupaten adalah Kecamatan Sepaku

yang berjarak, menyusul Kecamatan Babulu dan Kecamatan Waru (Tabel 3).

Tabel 3. Jarak dari ibukota Kabupaten ke ibukota Kecamatan.

No. Ibukota Kabupaten ke Ibukota Kecamatan Jarak (Km)

1. Penajam - Penajam 0

2. Penajam - Waru 23

3. Penajam - Babulu 55

5 Penajam - Sepaku 75

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 28: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

19

4.1.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Nilai PDRB merupakan hasil penjumlahan nilai tambah bruto seluruh

sektor ekonomi yang dihasilkan selama satu tahun. Hasil perhitungan sementara

besaran PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2013 sebesar

Rp. 4.106.817 juta. Bila dilihat perkembangannya dari tahun ke tahun nilai PDRB

ini selalu mengalami peningkatan. Kenaikan PDRB atas dasar harga berlaku ini

berpengaruh langsung terhadap pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten

Penajam Paser Utara. Penghitungan PDRB atas dasar harga konstan ditujukan

untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara riil tanpa dipengaruhi perubahan

harga barang dan jasa yang dihasilkan dalam proses kegiatan ekonomi.

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2013

atas dasar harga konstan (ADHK) sebesar 3,61%. Pada Gambar 4 dapat dilihat

laju pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun serta laju pertumbuhan masing-

masing sektor.

Gambar 4. Laju pertumbuhan ekonomi Kab. Penajam Paser Utara

Sektor yang mempunyai kontribusi terbesar adalah sektor Pertambangan

dan Penggalian dengan kontribusi sebesar 39,07%. Peringkat kedua yaitu sektor

Perdagangan, Hotel, dan Restoran dengan kontribusi sebesar 17,21% dan ketiga

dari sektor Pertanian sebesar 16,51 %.BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 29: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

20

N o Desa Lu as W ilayah (Km 2) Pen duduk (Jiw a)

1 Gunung M akm ur 24 .62 1 ,987

2 Gunung In tan 16 .04 2 ,573

3 Sum ber Sari 11 .65 1 ,588

4 Sri Raharja 9 .00 1 ,345

5 Rawa M u lia 10 .00 1 ,657

6 Se ba kung J aya 11 .61 1 ,722

7 Babu lu Lau t 129 .99 3 ,840

8 Babu lu Dara t 60 .02 8 ,794

9 Labangka 109 .95 3 ,705

10 R in tik 2 .70 1 ,831

11 Gunung M u lia 11 .19 2 ,434

12 Labangka Ba rat 2 .69 2 ,149

39 9.46 33,625Jum lah

Gambar 5. Laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan subsektor di Kab. PenajamPaser Utara.

4.1.3. Kondisi Wilayah dan Potensi Pertanian di daerah Pengkajian

4.1.3.a. Kecamatan Babulu

Keadaan umum wilayah Kec. Babulu

Kecamatan Babulu terletak pada posisi 116o27’40” Bujur Timur dan

diantara 00o30’00” Lintang Utara. Secara administratif, wilayah Kecamatan

Babulu berbatasan dengan daerah-daerah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kec. Waru- Sebelah Timur : Selat Makasar- Sebelah Selatan : Kec. Long kali Kab. Paser

- Sebelah Barat : Kec. Long Kali Kab. Paser dan Kec. Waru

Luas wilayah Kecamatan Babulu yaitu 399,46 Km² atau 39.946 ha dengan

jumlah penduduk 33.7625 jiwa, terdapat 12 desa Desa Babulu Laut merupakan

desa terluas (32,54%), sedangkan Labangka Barat dan Rintik adalah desa

terkecil (0,67%) di Kecamatan Babulu. Adapun wilayah dengan penduduk

terbanyak berada di Desa Babulu Darat sebagai ibukota kecamatan dan Desa Sri

Raharja dan Sumber Sari paling sedikit (Tabel 4 dan Gambar 6 dan 7).

Tabel 4. Luas wilayah per-desa di Kecamatan Babulu.

Sumber: BPS 2013

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 30: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

21

Gambar 6. Penduduk dan luas wilayah Kec. Babulu

Potensi Sumberdaya Lahan Kec. Babulu

Berdasarkan data Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kab. PPU,

luas lahan garapan atau fungsional Kec. Babulu yaitu 12.424,48 ha yang

diusahakan oleh 202 Gapoktan/Poktan. Komoditas yang dibudidayakan antara

lain : padi, palawija, hortikultura dan perkebunan (Tabel 5).

Tabel 5. Luas lahan fungsional di Kec. Babulu.

No DesaLuas Wilayah*)

LuasFungsional**)

(Ha)

1 Babulu darat 2.462 2.580,45

2 Labangka 1.604 558,75

3 Babulu Laut 1.165 1.111,10

4 Gunung Intan 900 986,88

5 Gunung Makmur 1.000 956,55

6 Sebakung Jaya 1.161 1.303,95

7 Rawa Mulia 12.999 693,35

8 Sri Raharja 6.002 576,75

9 Sumber Sari 10.995 1.134,50

10 Rintik 270 816,25

11 Gunung Mulia 1.119 1.213,75

12 Labangka Barat 269 492,2

TOTAL 39.946 12.424,48

Ket: *) BPS PPU 2013**) Kantor Ketapang Kab. PPU

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 31: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

22

Gambar 7. Peta Administrasi Kec. Babulu Kab. PPU

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 32: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

23

Sektor pertanian di Kec. Babulu

Kecamatan Babulu mempunyai andil terbesar menyediakan produksi padi

di Kab. Penajam Paser Utara. Berdasarkan data statistik tahun 2013 Kecamatan

Babulu memberikan kontribusi 54,27% dari total produksi padi sawah

Kabupaten. Lahan sawah fungsional di Kec. Babulu berdasarkan ekosistemnya

baru sekitar 48,15% yang dimanfaatkan sehingga masih besar peluang untuk

peningkatan produksi padi di Kab. PPU (Tabel 6). Sedangkan luas panen dan

produksi padi sawah di Kec. Babulu dari tahun 2009 sampai tahun 2013 disajikan

pada Gambar 8.

Tabel 6. Luas fungsional padi sawah di Kec. Babulu

Jenis SawahPotensial Fungsional

(Ha)

a. Irigasi sederhana 621 300

b. Sawah tadah hujan 14.285 6.584

c. Sawah pasang surut 740 650

Total 15.646 7.534

Sumber : BPP Kec. Babulu, 2015

Gambar 8. Luas panen dan produksi padi sawah di Kec. Babulu

Selain tanaman padi, Kec. Babulu juga penghasil palawija (jagung, ubi

jalar dan ubi kayu), sayuran, ternak (ayam, sapi dan kambing) maupun ikan

(bandeng, udang, mas, mujair dan nila) untuk memenuhi pasar lokal maupun

Kab/Kota sekitarnya seperti Kab. Paser dan Kota Balikpapan.

2009 2010 2011 2012 2013

Luas Panen 7.225 8.622 7.479 7.208 7.358

Produksi 36.802 44.608 38.442 36.333 37.147

7.225 8.622 7.479 7.208 7.358

36.802

44.608

38.44236.333 37.147

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

50.000

Padi Sawah

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 33: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

24

Tabel 7. Luas tanam, Luas panen, produktivitas dan produksi palawija di Kec.Babulu

KomoditasLuas tanam Luas Panen Produktivitas Produksi

(Ha) (ku/ha) (ton)

Jagung 224 2 15,79 35

Kedelai 30 21 12,05 25

Kacang Tanah - - - -

Kacang Hijau - - - -

Ubi Kayu 20 31 142,48 442

Ubi Jalar 49 50 100,97 431

Sumber : Distan Kab. Penajam Paser Utara

Jenis komoditas perkebunan (kebun masyarakat) yang dominan

dikembangkan oleh petani di Kec. Babulu yaitu terluas komoditas kelapa sawit,

kemudian komoditas karet (Tabel 8).

Tabel 8. Luas tanam dan produksi tanaman perkebunan di Kec. Babulu.

NO Komoditi2014

TBM TM TOTAL

1 Kelapa Sawit 2.167,45 2.482,55 4.650,00

Produksi 24.826,00

2 Karet 895,22 117,90 1.013,12

Produksi 97,00

3 Kelapa Dalam 89,93 453,35 543,29

Produksi 352,00

4 Lada 0,20 1,03 1,23

Produksi 0,80

5 Kakao 2,21 26,08 28,29

Produksi 20,60

6 Kopi 0,95 10,43 11,38

Produksi 5,90

7 Jarak Pagar - - -

Produksi

8 Nilam - - -

Produksi

9 Sereh Wangi - - -

Total luas (Ha) 6.424,41

Sumber : Dishutbun Kab. PPU 2015

4.1.1.b. Kecamatan Penajam

Luas wilayah Kecamatan Penajam yaitu 1.209,78 Km² dengan jumlah

penduduk 77.184 jiwa, terdiri dari 23 desa. Adapun wilayah Kecamatan yang

terluas yaitu Desa Riko (28,69%) sedangkan wilayah terkecil yaitu Desa Bukit

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 34: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

25

22.20

20.81

3.67

10.64

60.08

20.45

31.57

17.88

19.62

70.51

25.13

22.18

46.23

70.86

157.96

109.40

347.09

44.24

41.55

45.02

2.00

13.72

6.97

- 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Tanjung Tengah

Saloloang

Petung

Giri Mukti

Lawe-Lawe

Pejala

Kampung Baru

Sesumpu

Sungai Parit

Nipah-Nipah

Nenang

Gunung Sete leng

Penajam

Bulu Minung

Sotek

Sepan

Riko

Pantai Lango

Gersik

Jenebora

Bukit Subur

Sidore jo

Giripurwa

Luas W ilayah

-2,0004,0006,0008,00010,00012,00014,000

Tanjung Tengah

Saloloang

Petung

Giri Mukti

Lawe-Lawe

Pejala

Kampung Baru

Sesumpu

Sungai Parit

Nipah-Nipah

Nenang

Gunung Sete leng

Penajam

Bulu Minung

Sotek

Sepan

Riko

Pantai Lango

Gersik

Jenebora

Bukit Subur

Sidore jo

Giripurwa

Penduduk

Subur (0,17%). Penduduk tertinggi ada di Desa Penajam sebagai ibukota

kecamatan, dan terendah yaitu Desa Kampung Baru (Tabel 9 dan Gambar 9).

Tabel 9. Luas wilayah per-desa di Kecamatan Penajam.

Sumber: BPS Kab. PPU

Gambar 9. Penduduk dan luas wilayah Kec. Penajam

No Desa Luas Wilayah (Km2) Penduduk (Jiwa)

1 Tanjung Tengah 22.20 2,215

2 Saloloang 20.81 1,864

3 Petung 3.67 7,738

4 Giri Mukti 10.64 4,999

5 Lawe-Lawe 60.08 2,894

6 Pejala 20.45 1,100

7 Kampung Baru 31.57 633

8 Sesumpu 17.88 833

9 Sungai Parit 19.62 1,838

10 Nipah-Nipah 70.51 3,106

11 Nenang 25.13 5,052

12 Gunung Seteleng 22.18 5,081

13 Penajam 46.23 13,215

14 Bulu Minung 70.86 3,248

15 Sotek 157.96 5,417

16 Sepan 109.40 1,513

17 Riko 347.09 1,553

18 Pantai Lango 44.24 1,588

19 Gersik 41.55 3,201

20 Jenebora 45.02 3,951

21 Bukit Subur 2.00 910

22 Sidorejo 13.72 1,941

23 Giripurwa 6.97 3,294

1,209.78 77,184Jumlah

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 35: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

26

Gambar 10. Peta Administrasi Kec. Penajam Kab. PPU

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 36: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

27

Potensi Sumberdaya Lahan Kec. Penajam

Kecamatan Penajam merupakan kecamatan terluas di Kabupaten

Penajam Paser Utara yaitu 36,2%, sekitar 17,8% dari luas wilayah dimanfaatkan

untuk pertanian.

Tabel 10. Luas penggunaan lahan di Kecamatan Penajam

Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha)

I Lahan Pertanian 22.051

a Lahan Sawah 3.101

b Lahan Kering 18.950

Tegal/kebun 525

Ladang 866

Perkebunan 3.000

Hutan Rakyat/ditanami pohon 400

Tambak 1.532

Kolam 466

Padang Rumput 1.200

Lahan yang belum diusahakan 4.711

Lainnya (pekarangan yang ditanami pertanian) 6.250

II Lahan Non Pertanian 101.815

Rumah, bangunan dan halaman sekitarnya 2.625

Hutan Negara 7.219

Hutan Rawa 471

Lainnya (Jalan, Sungai dll) 1.500

J U M L A H 123.866

Sumber: BPS Kab. PPU, 2014

Kecamatan Penajam mempunyai andil dalam penyediaan pangan

terutama beras di Kabupaten Penajam Paser Utara. Sejumlah 23,19% produksi

padi sawah dan 38,06% produksi padi ladang di Kabupaten PPU berasal dari

Kecamatan Penajam, sehingga Kabupaten Penajam merupakan pemasok padi

kedua baik padi sawah maupun padi ladang. Berikut ini luas panen dan produksi

padi sawah di Kecamatan Penajam dari tahun 2009 sampai 2013 (Gambar 11).

Selain padi juga ada komoditas palawija (Tabel 11) dan komoditas perkebunan

rakyat yang dibudidayakan oleh masyarakat di Kecamatan Penajam (Tabel 12).BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 37: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

28

(Ton)

Gambar 11. Luas Panen dan produksi Padi sawah di Kec. Penajam

Tabel 11. Luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi palawija di Kec.Penajam

Komoditas

Luas tanam Luas Panen Produktivitas Produksi

(Ha) (ku/ha) (ton)

Jagung 83 14 15,79 22

Kedelai 17 - 12,05 -

Kacang Tanah 1 1 12,47 1

Kacang Hijau - - - -

Ubi Kayu 24 24 142,48 342

Ubi Jalar 26 14 100,97 98

Sumber: Distannak Kab. PPU 2014

Tabel 12. Luas tanam dan produksi tanaman perkebunan di Kec. Penajam

NO Komoditi2014

TBM TM TOTAL

1 Kelapa Sawit 2.185,09 2.565,91 4.751,00

Produksi 21.554,00

2 Karet 1.301,67 179,94 1.481,61

Produksi 135,00

3 Kelapa Dalam 535,56 3.191,08 3.726,64

Produksi 1.879,60

4 Lada 1,08 5,62 6,70

Produksi 7,30

5 Kakao 2,16 25,46 27,62

Produksi 18,70

6 Kopi 5,56 61,14 66,70

Produksi 32,40

Total luas (Ha) 10.497,60

Sumber: Dishutbun Kab. PPU 2015

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 38: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

29

4. 2. IKLIM

Kabupaten Penajam Paser Utara beriklim hutan tropika basah.

Berdasarkan data Statistik Kabupaten (2013), suhu udara rata-rata 26,30C,

dimana perbedaan suhu terendah dan tertinggi 50 – 70C. Curah hujan bervariasi

mulai dari wilayah pantai ke pedalaman semakin meningkat. Jumlah rata-rata

curah hujan tahunan di Kabupaten Penajam Paser Utara berkisar antara 2.000 –

3.000 mm.

Cuaca sangat menentukan naik turunnya produksi pertanian dalam satu

waktu tertentu sedangkan iklim lebih menentukan apa jenis tanaman yang cocok

atau sesuai untuk dikembangkan di suatu daerah. Di daerah tropis, unsur cuaca

utama yang sangat berperan penting dalam pertanian adalah curah hujan. Hal ini

disebabkan air sebagai pengangkut unsur hara dari tanah ke akar dan diteruskan

ke bagian-bagian lainnya. Fotosintesis akan menurun jika 30% kandungan air

dalam daun hilang, kemudian proses fotosintesis akan terhenti jika kehilangan air

mencapai 60%.

Unsur lain yang tidak kalah pentingnya adalah radiasi dan suhu. Radiasi

sangat berperan sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis. Suhu sangat

erat kaitannya dengan perkembangan tanaman (fenologi) yang diukur dengan

satuan panas. Setiap tanaman membutuhkan sejumlah panas untuk

menyelesaikan satu fase pertumbuhan. Hujan memegang peranan penting

dalam penyediaan air bagi pertumbuhan dan produksi tanaman.

Curah Hujan

Curah hujan merupakan faktor penting dalam pembentukan iklim suatu

wilayah. Curah hujan tahunan yang dilaporkan dari pos pengamatan manual

pada tahun 2013 di Kecamatan Babulu dan Penajam masing-masing yaitu 2.458

mm dan 2.067 mm (Tabel 13). Sedangkan berdasarkan data series 10 tahun

yang diambil dari Stasiun Cuaca Otomatis yang ada di Desa Gunung Intan Kec.

Babulu (Tabel 14), nilai rata-rata curah hujan tahunan yaitu sekitar 1.800 –

2.000 mm (BPTP Kaltim, 2014).

Klasifikasi iklim yang digunakan untuk menilai kesesuaian jenis tanaman

menggunakan kriteria klasifikasi Oldeman. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut

Oldeman, maka Kabupaten Penajam Paser Utara terbagi dalam 3 zona iklim

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 39: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

30

(Balitklimat, 2009) dan sebarannya dapat di lihat pada Gambar 12. Klasifikasi

iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan pada jumlah kebutuhan air oleh

tanaman, terutama pada tanaman padi dan palawija (Dwiyono, 2009).

Tabel 13. Data curah hujan Kec. Babulu, Kec. Penajam tahun 2013 dan suhu diKab. PPU.

Sumber : BPS Kab. PPU 2013

Tabel 14. Data seri curah hujan Kec. Babulu tahun 2004 - 2013

Sumber : AWS Babulu, BPTP Kaltim

CH (mm) HH (hari) CH (mm) HH (hari) Min Max Rerata

Januari 147 7 129 10 23,0 32,9 26,3

Februari 330 8 352 15 22,8 34,5 27,1

Maret 458 12 130 9 23,3 34,3 26,8

April 246 12 173 11 24,1 35,6 28,2

Mei 197 8 143 10 23,9 33,9 27,2

Juni 84 9 148 13 23,7 31,9 26,6

Juli 242 17 249 10 23,1 33,0 26,4

Agustus 135 10 94 8 22,9 23,5 28,6

September 96 10 109 9 14,1 20,8 16,7

Oktober 16 3 141 9 22,2 31,5 25,7

Nopember 205 14 188 11 23,0 32,2 26,1

Desember 302 20 211 12 26,0 37,8 30,2

Jumlah/Rerata 2,458 2,067 26,3

BulanBabulu Penajam Suhu Udara (oC)

Bulan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Januari 245 264 57 178 192 90 223 253 158 248

Februari 185 307 93 108 205 83 162 263 126 273

Maret 265 475 248 177 206 132 945 85 157 109

April 185 284 504 204 171 126 373 434 101 231

Mei 330 164 25 - 195 137 69 108 333 118

Juni 67 39 - 189 54 51 288 52 136 118

Juli - 230 - 194 77 91 66 65 89 193

Agustus - 71 - 45 25 24 34 44 24 43

September 29 12 16 - 92 42 236 127 112 29

Oktober 24 236 - - 132 - 50 152 117 72

Nopember 110 377 104 77 158 327 133 92 95 185

Desember 204 155 127 149 161 293 309 207 176 211

Jumlah 1,644 2,614 1,174 1,321 1,668 1,394 2,888 1,881 1,623 1,830BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 40: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

31

29

Gambar 12. Peta zona agroklimat Kabupaten Penajam Paser Utara.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 41: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

32

Berdasarkan zona agroklimat maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 15. Interpretasi zona agroklimat Oldeman.

ZonaAgroklimat

Uraian Keterangan

C1 Tanam padi dapat sekali danpalawija dua kali setahun,dimana Bulan Basah 5–6 bulandan Bulan Kering 0–1 bulan

Kec. Babulu dan Kec.Penajam

D1 Tanam padi umur pendek satukali dan biasanya produksi bisatinggi karena kerapatan fluksradiasi tinggi waktu tanampalawija, dimana Bulan Basah3–4 bulan dan Bulan Kering0–1 bulan

Kec. Babulu dan Kec.Penajam

D2 Tanam padi umur pendek satukali dan biasanya produksi bisatinggi karena kerapatan fluksradiasi tinggi waktu tanampalawija, dimana Bulan Basah3–4 bulan dan Bulan Kering2–3 bulan

Kec. Penajam

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 42: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

33

4.3. BENTUK WILAYAH, BAHAN INDUK dan LANDFORM

4.3.1. Bentuk Wilayah

Kecamatan Babulu dan Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser

Utara mempunyai bentuk wilayah bervariasi dari datar sampai berbukit (Tabel 16

dan Gambar 13). Bentuk wilayah bergelombang (rolling, r) dengan lereng

8-15% yang mendominasi di dua kecamatan tersebut, luas ±33%. Walaupun

secara umum lereng di Kecamatan Babulu sesuai untuk pengembangan

pertanian (0-8%), sedang di Kecamatan Penajam persentase kelerengan < 8%

dan > 15% sama luasnya.

Tabel 16. Bentuk wilayah Kecamatan Babulu dan Kecamatan Penajam Kab. PPU.

Simbol ReliefLereng Babulu Penajam

(%) Ha % Ha %

f Datar < 1 9.040 19,98 12.441 13,54

n Agak datar 1 - 3 8.351 18,46 7.576 8,25

u Berombak 3 - 8 4.947 10,93 7.911 8,61

r Bergelombang 8 - 15 14.751 32,60 30.533 33,24

c Berbukit kecil 15 - 25 4.715 10,42 17.351 18,89

h Berbukit 25 - 40 3.225 7,13 12.305 13,39

m Bergunung > 40 - - 2.457 2,67

X2 Pemukiman - 141 0,31 72 0,08

X3 Badan Air - 74 0,16 1.216 1,32

J u m l a h 45.245 100 91.863 100

4.3.2. Bahan Induk

Berdasarkan peta geologi bersistem Indonesia skala 1:250.000 yang

tercakup dalam administrasi Kabupaten Penajam Paser Utara, daerah pengkajian

terdiri dari 7 formasi (Gambar 14 dan Tabel 17). Bahan induk pembentuk tanah

terdiri dari batuan sedimen masam dan non masam, batuan volkan serta bahan

endapan aluvium. Uraian formasi dan bahan induk yang dijumpai di lokasi

Kecamatan Babulu dan Penajam adalah sebagai berikut:

a) Formasi Aluvium (Qa), terbentuk pada zaman Kuarter berumur holosen

terdiri dari lempung, lanau, pasir, kerikil dan kerakal, terendapkan dalam

lingkungan sungai, rawa, delta dan pantai, menurunkan Grup Aluvial, Grup

Fluvio Marin, Grup Marin dan Grup Gambut.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 43: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

34

Gambar 13. Sebaran kelas lereng di Kec. Babulu dan Kec. Penajam Kab. PPU

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 44: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

35

Gambar 14. Peta Geologi Kab. PPU.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 45: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

36

b) Formasi Balikpapan (Tmbp), perselingan batupasir dan lempung dengan

sisipan lanau, serpih, batugamping dan batubara. Batupasir kuarsa, putih

kekuningan, tebal lapisan 1 – 3 m, disisipi lapisan batubara, tebal 0,5 – 5 m.

Batupasir gampingan, coklat, berstruktur sedimen lapisan bersusun dan

silang siur, tebal lapisan 20 – 40 cm, mengandung Foraminifera kecil, disisipi

lapisan tipis karbon. Lempung, kelabu kehitaman, setempat mengandung sisa

tumbuhan, oksida besi yang mengisi rekahan-rekahan setempat mengandung

lensa-lensa batupasir gampingan. Lanau gampingan, berlapis tipis; serpih

kecoklatan, berlapis tipis. Batugamping pasiran, mengandung Foraminifera

besar, moluska, menunjukan umur Miosen Akhir bagian bawah – Miosen

Tengah bagian atas. Lingkungan pengendapan delta, dengan ketebalan 1000

– 1500 m.

c) Formasi Bebuluh (Tomb), Batugamping terumbu dengan sisipan batu

gamping pasiran dan serpih, warna kelabu padat, mengandung foraminifera

besar, berbutir sedang. Setempat batu gamping menghablur, terkekar tak

beraturan. Serpih kelabu kecoklatan berseling dengan batupasir halus kelabu

tua kehitaman. Foraminifera besar yang dijumpai antara lain : Lepidocyclina

Sumatraensis Brady, Miogypsina Sp. Miogupsinaides SPP.., Operculina Sp.,

menunjukan umur Miosen awal – Miosen Tengah. Lingkungan pengendapan

laut dangkal dengan ketebalan sekitar 300 meter. Formasi Bebuluh tertindih

selaras oleh Formasi Pulau Balang.

d) Formasi Pulaubalang (Tmpb), Perselingan antara graywacke dan

batupasir kuarsa dengan sisipan batugamping, batu lempung, batubara, dan

tuf dasit. Batupasir graywacke, kelabu kehijauan, padat, tebal lapisan antara

50 – 100 cm. Batupasir kuarsa, kelabu kemerahan, setempat tufan muda

kekuningan, mengandung foraminifera besar. Batugamping, coklat muda

kekuningan, mengandung foraminifera besar, batugamping ini terdapat

sebagai sisipan atau lensa dalalm batupasir kuarsa, tebal lapisan 10 – 40 cm.

di S. Loa Haur, mengandung foraminifera besar antara lain Austrotrilina

howchina, Borelis sp., Lepidocyclina sp., Myogypsina sp., menunjukan umur

Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan laut dangkal. Batulempung,

kelabu kehitaman, tebal lapisan 1 – 2 cm. Setempat berselingan dengan

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 46: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

37

batubara, tebal ada yang mencapai 4 m. Tufa dasit, putih merupakan sisipan

dalam batupasir kuarsa.

e) Formasi Kampungbaru (Tpkb), Batupasir kuarsa dengan sisipan lempung,

serpih; lanau dan lignit; pada umumnya lunak, mudah hancur. Batupasir

kuarsa putih, setempat kemerahan atau kekuningan, tidak berlapis, mudah

hancur, setempat mengandung lapisan tipis oksida besi atau kongkresi, tufan

atau lanauan, dan sisipan batupasir konglomeratan atau konglomerat dengan

komponen kuarsa, kalsedon, serpih merah dan lempung, diameter 0.5 – 1

cm, mudah lepas. Lempung, kelabu kehitaman mengandung sisa tumbuhan,

batubara/ lignit dengan tebal 0,5 – 3 m, koral. Lanau, kelabu tua, menyerpih,

laminasi, teballl 1 – 2 m. Diduga berumur Miosen Akhir – Pilo Plistosen,

lingkungan pengendapan delta – laut dangkal, tebal lebih dari 500 m.

Formasi ini menindih selaras dan setempat tidak selaras terhadap Formasi

Balikpapan.

f) Formasi Pamaluan (Tmp), Batupasir dengan sisipan batulempung, serpih,

batugamping dan batulanau. (Tomp), Batulempung dan serpih dengan

sisipan napal, batupasir dan batugamping. (Tomp/Tom), Batupasir dgn

sisipan batulempung, serpih, napal, batulanau, tuf, batubara, oksida besi dan

lensa batugamping, batulempung bersisipan batupasir.

Batupasir kuarsa dengan sisipan batulempung, serpih, batugamping, dan

batulanau, berlapis sangat baik. Batupasir kuarsa merupakan batuan utama,

kelabu kehitaman kecoklatan, berbutir halus sampai sedang, terpilah baik,

butiran membulat-membulat tanggung, padat, karbonan dan gampingan.

Setempat dijumpai struktur sedimen silang-siur dan perlapisan sejajar. Tebal

lapisan antara 1 – 2 m. Batulempung tebal rata-rata 45 cm. Serpih kelabu

kecoklatan sampai kelabu tua, padat, tebal sisipan antara 10 – 20 cm.

Batugampig kelabu, pejal, berbutir sedang sampai kasar, setempat berlapis

dan mengandung foraminifera besar. Batulanau kelabu tua sampai

kehitaman. Tebal formasi lebih kurang 2000 m.

g) Formasi Tuyu (Toty), perselingan batupasir, grewake, serpih dan

batulempung. Umur Oligosen akhir.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 47: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

38

Tabel 17. Bahan induk pembentuk grup landform di Kab. PPU.

Bahan Induk Formasi

Endapan Aluvium (Qa)

Sedimen masam Formasi Tuyu (Toty)

Formasi Babuluh (Tomb)

Formasi Balikpapan (Tmbp)

Formasi Pamaluan (Tmp)

Formasi Kampungbaru (Tpkb)

Formasi Pulau Balang (Tmpb)

4.3.3. Landform

Analisis landform dilakukan melalui interpretasi citra dan kontur pada peta

RBI maupun DEM (SRTM), skala 1:50.000. Pengelompokan landform mengacu

pada klasifikasi landform yang dikemukakan Marsoedi et al. (1997). Berdasarkan

hasil interpretasi landform Kabupaten Penajam Paser Utara dikelompokan ke

dalam 7 (tujuh) Grup landform, yaitu: Grup Aluvial (A), Grup Fluvio Marin (B),

Grup Marin (M), Grup Gambut (G), Grup Karst (K), Grup Vulkan (V) dan Grup

Tektonik (T). Grup landform dibagi menjadi kelas-kelas landform yang lebih

rendah berdasarkan jenis litologi dan reliefnya. Pembagian landform lebih lanjut

disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18. Klasifikasi landform Kecamatan Babulu dan Penajam.

No Grup Utama LandformBabulu Penajam

Ha % Ha %

1 Aluvial (A)Dataran aluvial dan Jaluraliran

2.885 6,38 3.708 4,04

2 Marin (M)Pesisir lumpur, Punggung dancekungan pesisir resen, dan

Dataran Pasang Surut pasir

5.786 12,79 11.738 12,78

3 Fluvio-Marin (B)Dataran esuarin sepanjangpantai/sungai dan Dataran

fluvio marin

6.747 14,91 4.572 4,98

4 Grup Gambut (G) Gambut topogen pasang surut 2.505 5,54 -

5 Grup Tektonik (T)

Punggung antiklin, Depresi

sinklin, Perbukitan paralellipatan, Dataran tektonik

datar, Perbukitan tektonik danPegunungan tektonik

27.107 59,91 70.557 76,81

222 X2 Pemukiman 141 0,31 72 0,08

333 X3 Badan Air/sungai/danau 74 0,16 1.216 1,32

J u m l a h 45.245 100 91.863 100

Sumber: Data Sekunder diolah, 2015

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 48: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

39

Grup landform Aluvial (A) adalah wilayah yang terbentuk akibat proses

fluvial dari bahan endapan sungai maupun laut, biasanya berlapis-lapis dengan

tekstur beragam. Grup ini menurunkan 9 subgrup landform yaitu : dataran

aluvial (A.13), jalur aliran (A.15), punggung dan cekungan pesisir resen (M.111),

punggung dan cekungan pesisir subres (M.112), pesisir lumpur (M.13), dataran

pasang surut pasir (M.21), dataran estuarin sepanjang muara pantai (B.02),

dataran fluvio marin (B.03) dan gambut topogen pasang surut (G.12).

Grup landform Tektonik/Struktural (T) merupakan landform yang

terbentuk akibat deformasi kulit bumi oleh proses angkatan, patahan dan atau

lipatan (proses tektonik). Landform ini menurunkan 7 landform, yaitu landform

punggung antiklin (T.81), depresi sinklin (T.82), perbukitan paralel lipatan

(T.92), dataran tektonik berombak (T.112), dataran tektonik bergelombang

(T.113), dan perbukitan tektonik berbukit (T.121) serta pegunungan (T.122).

Grup lain-lain (X), yaitu grup aneka bentuk akibat proses alam maupun campur

tangan manusia. Di Kecamatan Babulu dan Kecamatan Penajam grup tersebut

menurunkan bentukan pemukiman (X2) dan Badan air/sungai/laut (X3).

4.4. TANAH

4.4.1. Klasifikasi Tanah

Berdasarkan analisis terrain dengan bahan induk pembentuk tanah

sebagai pembeda utama dan pengamatan sifat morfologi tanah di lapangan

dalam survei utama didukung oleh data hasil analisis contoh tanah di

laboratorium, maka tanah di Kecamatan Babulu dan Penajam dapat

diklasifikasikan menurut Soil Taxonomy (Soil Survey staff, 2003) menjadi 6

(enam) Ordo tanah, yaitu: Entisols, Inceptisols, Spodosols, Alfisols, Histosols dan

Ultisols. Keenam ordo tanah tersebut menurunkan 8 sub ordo dengan 17 satuan

peta tanah (SPT) di Kecamatan Babulu dan 16 SPT di Kecamatan Penajam.

Klasifikasi grup tanah disajikan pada Tabel 19, sedangkan penyebaran satuan

lahan di Kecamatan Babulu dan Penajam disajikan pada album peta.

Entisols

Entisols merupakan tanah-tanah yang belum mengalami perkembangan

penampang morfologi atau tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu baru

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 49: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

40

tingkat permulaan dalam perkembangan, sehingga tidak memiliki horison

diagnostik atau tidak memiliki horison penciri kecuali epipedon ochrik, albik atau

histik. Kata Ent berarti recent atau baru. Tanah Entisols di lokasi pengkajian

dijumpai pada landform marin dan fluvio marin (M) yang terbentuk dari bahan

induk endapan pasir dan endapan liat marin di daerah dengan bentuk wilayah

datar sampai berombak, menurunkan jenis tanah Sulfaquents dan

Quartzipsamments.

Sulfaquents, tanah ini mempunyai kondisi akuik, selalu jenuh air,

matriknya tereduksi pada semua horison dibawah kedalaman 25 cm dan memiliki

bahan sulfidik didalam 50 cm dari permukaan tanah mineral.

Quartzipsamments, tanah ini pada seluruh lapisan didalam penampang

kontrol kelas besar butirnya mempunyai fragmen batuan sebesar kurang dari

35% (berdasarkan volume), dengan tekstur pasir halus berlempung atau lebih

kasar, mengandung mineral resisten > 90%.

Inceptisols

Tanah ini merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada

Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan.

Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut,

sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Sifat tanah ini sangat bervariasi

tergantung bahan induknya, diantaranya tekstur lebih halus dari pasir halus

berlempung, sangat masam sampai netral tergantung dari sifat bahan asal dan

keadaan lingkungannya. Banyak data menunjukkan penampang tanahnya

dangkal dan berbatu terutama di pegunungan atau perbukitan berlereng curam,

terdapat juga Inceptisols yang berbahaya untuk tanaman karena mengandung

pirit atau alumunium yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan lapang,

Inceptisol yang dijumpai di lokasi pengkajian diklasifikasikan sebagai Humic

Endoaquepts, Typic Endoaquepts, Psammentic Dystrudepts dan Typic

Dystrudepts.

Dystrudepts, mempunyai horison kambik yang batas atasnya di dalam

100 cm dan batas bawahnya pada kedalaman 25 cm atau lebih, memiliki

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 50: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

41

kejenuhan basa <60% pada satu horison atau lebih diantara kedalaman 25 cm

dan 75 cm dari permukaan tanah mineral, serta memiliki rejim kelembaban udik.

Endoaquepts, mempunyai horison kambik, pada lapisan diantara

kedalaman 40 cm dan 50 cm memiliki kondisi akuik selama sebagian waktu pada

tahun-tahun normal (atau telah di drainase), dan matrik dibawah epipedon atau

didalam 50 cm dari permukaan tanah mineral berkroma 2 atau kurang serta tidak

terdapat bahan sulfidik.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 51: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

Tabel 19. Klasifikasi tanah Kecamatan Babulu dan Penajam Kab. Penajam Paser Utara menurut sistem Taksonomi Tanah(Soil Survey Staff, 2010).

Ordo Subordo Grup SubgrupBabulu Penajam

(Ha) (%) (Ha) (%)

Entisols Aquents Sulfaquents Typic Sulfaquents 1.689 3,75 1.381 1,52

Psammment Quartzipsamments Typic Quartzipsamments 952 2,11 2.006 2,21

Inceptisols Aquepts Endoaquepts Humic Endoaquepts 1.280 2,84 -

Typic Endoaquepts 8.351 18,55 6.899 7,62

Udepts Dystrudepts Psammentic Dystrudepts 4.415 9,80 -

Typic Dystrudepts 3.225 7,16 10.031 11,08

Spodosls Orthods Haplorthods Typic Haplorthods 3.146 6,99 9.732 10,75

Ultisols Udults Hapludults Typic Hapludults 17.066 37,90 60.525 66,82

Alfisols Udalfs Hapludalfs Typic Hapludalfs 2.401 5,33 -

Histosols Saprists Sulfisaprists Typic Sulfisaprists 2.505 5,56 -

JUMLAH 45.030 100 90.575 100

Sumber: Data Sekunder diolah, 2015

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 52: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

43

51

Ultisols

Ultisols adalah tanah-tanah yang telah mengalami perkembangan lebih

lanjut, dicirikan dengan terbentuknya horison argilik dengan susunan horison A-

Bt-C. Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi

penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada

kedalaman 125 cm atau lebih dari permukaan tanah kurang dari 35%. Tanah

Ultisols dijumpai di daerah penelitian pada relief bergelombang (lereng 8-15%)

sampai berbukit kecil (lereng 15-25%). Tanah berkembang dari bahan induk

batuliat dan batupasir. Berdasarkan karakteristik yang ada ditunjang dengan

hasil analisa laboratorium, tanah Ultisols di lokasi pengkajian diklasifikasikan lebih

lanjut pada tingkat grup sebagai Hapludults.

Hapludults, tanah yang mempunyai horison kandik dan memiliki

kejenuhan basa sebesar kurang dari 35 persen pada kedalaman 125 cm dibawah

batas atas horison kandik. Tanah ini memiliki rejim kelembaban tanah yang

tergolong udik.

Alfisols

Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat

penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik) dan mempunyai

kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari

permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison

di atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air. Alfisols yang

dijumpai di lokasi pengkajian berdasarkan karakteristik morfologi dan kimianya

diklasifikasikan lebih lanjut pada tingkat grup sebagai Hapludalfs yang terbentuk

pada landform tektonik (T).

Hapludalfs, tanah yang mempunyai horison argilik yang berada di dalam

150 cm dari permukaan tanah mineral dan rejim kelembaban udik. Horison

argiliknya mempunyai penurunan liat sebesar 20 persen atau lebih (secara

relatif) dari kandungan liat maksimum dan 50 persen atau lebih pada setengah

bagian matriks bawahnya memiliki hue 10 YR atau lebih kuning.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 53: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

44

Histosols

Tanah yang kaya bahan organik, terdiri dari bahan saprik (matang),

hemik (tengahan), atau fibrik (mentah), tergantung tingkat dekomposisinya.

Tanah ini berkembang dari bahan tanah organik setebal 40 cm atau lebih,

biasanya jenuh air selama 30 hari atau lebih dalam setahun pada tahun-tahun

normal (kecuali telah didrainase). Berat jenis tanah dalam keadaan lembab

tergolong rendah (0.1 g/cm atau lebih). Tanah ini umumnya terdapat di daerah

rawa dan lebih dikenal sebagai tanah gambut. Gambut yang tipis biasanya

berupa gambut topogen dan bersifat subur (eutropik). Tanah gambut yang

terlalu tebal biasanya berbentuk kubah (dome), bersifat masam, dan sangat

miskin hara (terutama hara mikro). Apabila telah didrainase, tanah ini mengalami

subsiden dan termineralisasi secara cepat. Apabila drainase berlebihan, tanah

menjadi kering tak balik, mudah terbakar,dan peka erosi. Histosols di lokasi

pengkajian dengan grup Sulfisaprists bahan induk endapan organik dengan

landform gambut (G) yang dipengaruhi oleh pasang surut.

Sulfisaprists, tanah berkembang dari bahan tanah organik setebal 40 cm

atau lebih yang tergolong saprik dengan berat jenis, lembab, sebesar lebih dari

0.1g/cm. Bahan tanah saprik lebih tebal dibandingkan dengan bahan tanah

organik yang lain dan batas atas bahan tanah organik bagian tier bawah di

dalam tier bawah. Bahan tanah saprists lebih tebal dibandingkan dengan bahan

tanah organik yang lain dan memiliki bahan sulfidik yang mengandung pirit

didalam 100 cm dari permukaan tanah.

Spodosols

Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison

bawah terjadi penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik)

sedangkan dilapisan atasnya terdapat horison eluviasi (pencucian) yang

berwarna pucat yaitu horison E (albic). Horison spodiknya memiliki ketebalan 10

cm atau lebih dengan batas atas di dalam kurang dari 200 cm dan horison albik

berada langsung diatasnya. Spodosol merupakan tanah yang telah berkembang

lanjut, biasanya pada bahan induk pasir kuarsa, berdrainase tidak baik, struktur

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 54: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

45

tanah lepas atau masif, sangat miskin unsur hara,dan peka terhadap erosi.

Potensi tanah ini tergolong rendah dan tidak digunakan untuk usaha pertanian.

Penyebarannya di daerah peralihan antara rawa gambut dan tanah darat. Tanah

Spodosol yang terdapat di lokasi pengkajian menurunkan subgrup Haplorthods.

4.4.2. Peta Tanah

4.4.2.1. Satuan Peta Tanah/Satuan lahan

Komponen penyusun satuan peta tanah semi detil skala 1:50.000

Kecamatan Babulu dan Penajam terdiri dari : satuan landform, satuan relief

(lereng), satuan bahan induk, satuan tanah pada tingkat sub grup yang

dilengkapi dengan luas masing-masing satuan peta tanah dinyatakan dalam Ha

dan persentase terhadap luas total. Untuk menyatakan luas masing-masing jenis

tanah dalam satuan peta tanah dinyatakan secara kualitatif berdasarkan

proporsinya yaitu : D = dominan (50-75%) dan M = sedikit (10-25%).

4.4.2.2. Penyusunan Legenda Peta Tanah

Legenda peta tanah semi detil skala 1:50.000 Kecamatan Babulu dan

Penajam berdasarkan landform pada tingkat grup, dengan urutan sebagai

berikut: Grup Aluvial, Grup Marin, Grup Fluvio Marin, Grup Gambut, Grup Karst,

Grup Volkan, dan Grup Tektonik. Jumlah Satuan Peta Tanah (SPT) atau satuan

lahan yang terdapat di Kecamatan Babulu ada 17 SPT (Tabel 20), terdiri dari :

(1) Grup Aluvial, 1 SPT; (2) Grup Marin dan Fluvio Marin, 6 SPT; (3) Grup

Gambut, 1 SPT; (4) Grup Tektonik, 9 SPT. Sedangkan Kecamatan Penajam ada

16 SPT (Tabel 21), terdiri dari : (1) Grup Aluvial, 2 SPT; (2) Grup Marin dan

Fluvio Marin, 5 SPT; (3) Grup Tektonik, 9 SPT.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 55: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

No. Simbol Relief/ Pro

Satlah LANDFORM % lereng USFDA, 2014 Nasional, 2014 porsi Ha %

GRUP ALUVIAL (A)

1 Afq.13-n Dataran aluvial Agak datar Endapan liat dan pasir Typic Endoaquepts Gleisol Eutrik P 2.885 6,38

(1-3)

GRUP MARIN (M)

2 Mq.111-f Punggung dan cekungan pesisir resen Datar Endapan pasir Typic Quartzipsamments Regosol Kuarsik D 420 0,93

(< 1) Typic Udipsamments Regosol Distrik F

3 Mq.112-u Punggung dan cekungan pesisir subresen Berombak Endapan pasir Typic Quartzipsamments Regosol Kuarsik D 532 1,18

(3-8) Typic Haplorthods Podsol Ortik F

4 Mf.13-f Pesisir lumpur Datar Endapan liat masin Typic Sulfaquents Aluvial Tionik D 1.689 3,73

(< 1) Sulfic Endoaquents Aluvial Tionik F

5 Mf.21-f Dataran pasang surut pasir Datar Endapan liat marin Typic Haplorthods Podsol Ortik D 3.146 6,95

(< 1) Sulfic Endoaquepts GleisolTionik F

GRUP FLUVIO MARIN (M)

6 Bf.03-f Dataran fluvio marin Datar Endapan liat marine Humic Endoaquepts Gleisol Humik P 1.280 2,83

(< 1) -

7 Bf.03-n Dataran fluvio marin Agak datar Endapan liat marine Typic Endoaquepts Gleisol Distrik D 5.466 12,08

(1-3) Sulfic Endoaquepts GleisolTionik F

GRUP GAMBUT (G)

8 Go.12-f Gambut topogen pasang surut Datar Endapan organik dan liat marineTypic Sulfisaprists Organosol saprik D 2.505 5,54

(< 1) Sulfic Endoaquents Aluvial Tionik F

GRUP TEKTONIK/ STRUKTURAL (T)

9 Tfq.081-c Punggung antiklin Berbukit kecil Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 990 2,19

(15-25) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F

10 Tfq.082-r Depresi sinklin Bergelombang Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 544 1,20

(8-15) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F

11 Tfqc.092-c Perbukitan paralel lipatan Berbukit kecilBatuliat,batupasir dan batugampingTypic Hapludults Podsolik Haplik D 3.221 7,12

(15-25) Typic Eutrudepts Kambisol Eutrik F

12 Tfq.092-h Perbukitan paralel lipatan Berbukit Batuliat dan batupasir Typic Dystrudepts Kambisol Distrik D 3.225 7,13

(25-40) Typic Hapludults Podsolik Haplik F

13 Tfq.112-u Dataran tektonik Berombak Batuliat dan batupasir Psammentic Dystrudepts Kambisol Distrik D 4.415 9,76

(3-8) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F

14 Tf.113-r Dataran tektonik Bergelombang Batuliat,dan batugamping Typic Hapludults Podsolik Haplik D 5.279 11,67

(8-15) Typic Paleudults Nitosol Distrik F

15 Tfc.113-r Dataran tektonik Bergelombang Batuliat,dan batugamping Typic Hapludalfs Mediteran Haplik D 2.401 5,31

(8-15) Typic Eutrudepts Kambisol Eutrik F

16 Tfq.113-r Dataran tektonik Bergelombang Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 6.528 14,43

(8-15) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F

17 Tfq.121-c Perbukitan tektonik Berbukit kecil Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 504 1,11

(15-25) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F

GRUP LAIN-LAIN (X)

222 X2 Pemukiman - - - - - 158 0,35

333 X3 Badan air (sungai, danau, waduk) - - - - - 57 0,13

45.245 100,00

Landform Bahan IndukKlasifikasi Tanah L u a s

J u m l a h

Tabel 20. Legenda peta tanah semi detil skala 1:50.000 Satuan Lahan Kecamatan Babulu.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 56: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

No. Relief/ Pro

Satlah % lereng USDA, 2014 Nasional, 2014 porsi Ha %

GRUP ALUVIAL (A)

1 Afq.13-n Dataran aluvial Agak datar Endapan liat dan pasir Typic Endoaquepts Gleisol Distrik P 633 0,69

(1-3)

2 Afq.15-n Jalur aliran Agak datar Endapan liat dan pasir Typic Endoaquepts Gleisol Distrik D 3.075 3,35

(1-3) Typic Fluvaquents Aluvial Gleik F

GRUP MARIN (M)

3 Mq.111-f Punggung dan cekungan pesisir resen Datar Endapan pasir Typic QuartzipsammentsRegosol Kuarsik D 2.006 2,18

(< 1) Typic Udipsamments Regosol Distrik F

4 Mq.112-n Punggung dan cekungan pesisir subresenAgak datar Endapan pasir Typic Haplorthods Podsol Ortik D 3.868 4,21

(1-3) Typic QuartzipsammentsRegosol Kuarsik F

5 Mf.21-f Dataran pasang surut pasir Bergelombang Endapan ;liat marin Typic Haplorthods Podsol Ortik D 5.864 6,38

(8-15) Sulfic Endoaquepts Gleisol Tionik F

GRUP FLUVIO MARIN (B)

6 Bf.02-f Dataran esuarin sepanjang pantai/sungai Datar Endapan liat marine Typic Sulfaquents Aluvial Tionik D 1.381 1,50

(< 1) Sulfic Endoaquepts Gleisol Tionik F

7 Bf.03-f Dataran fluvio marin Datar Endapan liat marine Typic Endoaquepts Gleisol Distrik D 3.191 3,47

(< 1) Sulfic Endoaquepts Gleisol Tionik F

GRUP TEKTONIK (T)

8 Tfq.081-c Punggung antiklin Berbukit kecil Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 2.422 2,64

(15-25) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F

9 Tfq.092-c Perbukitan paralel lipatan Berbukit kecil Batuliat dan batupasir Typic Dystrudepts Kambisol Distrik D 4.054 4,41

(15-25) Typic Hapludults Podsolik Haplik F

10 Tfq.092-h Perbukitan paralel lipatan Berbukit Batuliat dan batupasir Typic Dystrudepts Kambisol Distrik D 3.521 3,83

(25-40) Typic Hapludults Podsolik Haplik F

11 Tfq.112-u Dataran tektonik Berombak Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 7.911 8,61

(3-8) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F

12 Tfq.113-r Dataran tektonik Bergelombang Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 30.532 33,24

(8-15) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F

13 Tfqc.121-c Perbukitan tektonik Berbukit kecil batuliat,batupasir dan batugampingTypic Hapludults Podsolik Haplik D 7.018 7,64

(15-25) Typic Eutrudepts Kambisol Eutrik F

14 Tfq.121-c Perbukitan tektonik Berbukit kecil Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 3.858 4,20

(15-25) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F

15 Tfqc.121-h Perbukitan tektonik Berbukit batuliat,batupasir dan batugampingTypic Hapludults Podsolik Haplik D 8.784 9,56

(25-40) Typic Eutrudepts Kambisol Eutrik F

16 Tu.122-m Pegunungan tektonik Bergunung Campuran sed, volkan, plutonik Typic Dystrudepts Kambisol Distrik D 2.457 2,67

(> 40) Typic Hapludults Podsolik Haplik F

GRUP LAIN-LAIN (X)

222 X2 Pemukiman - - - - 72 0,08

333 X3 Badan air (sungai, danau, waduk) - - - - 1.216 1,32

91.863 100,00

Simbol Landform Bahan IndukKlasifikasi Tanah L u a s

J u m l a h

Tabel 21. Legenda peta tanah semi detil skala 1:50.000 Kecamatan Penajam.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 57: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

48

4.5. POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN

4.5.1. Kesesuaian Lahan Komoditas Pertanian

Karakteristik lahan, seperti landform, relief, litologi, landuse, dan

hidrologi, (atribut lahan) mempunyai kaitan erat dengan kesesuaian lahan untuk

komoditas pertanian, sehingga digunakan sebagai parameter dalam evaluasi

lahan. Evaluasi lahan telah dilakukan terhadap komoditas pertanian lahan kering

baik tanaman pangan, hortikultura maupun tanaman perkebunan yang

perhitungannya menggunakan program SPKL (Sistem Penilaian Kesesuaian

Lahan) versi 2.0 (BBSDLP, 2015). Hasil evaluasi kesesuaian lahan terhadap 18

komoditas tanaman yang terdiri dari 4 komoditas pangan, 3 komoditas

hortikultura, 6 komoditas buah-buahan dan 5 komoditas perkebunan pada 16

SPT yang ada di Kec. Babulu dan 17 SPT yang ada di Kec. Penajam disajikan

pada Tabel 22 dan 23.

Penilaian terhadap 18 komoditas menunjukkan bahwa semua komoditas

ada pada kelas S3 (sesuai marjinal) yaitu 26,8 – 81,2% di Kec. Babulu dan 7,5 –

81,6% di Kec. Penajam, sisanya tidak sesuai (N).

Kelas kesesuaian lahan S3 (sesuai marjinal) artinya tingkat pembatas

berat untuk penggunaanya dan faktor pembatas tersebut akan mempengaruhi

produktivitasnya, sehingga memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak

daripada lahan pada kelas S2 dan N (tidak sesuai) artinya penggunaannya tidak

memungkinkan (Djaenudin et al.,2003). Faktor-faktor pembatas dapat dilihat

pada Tabel 24.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 58: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

49

Tabel 22. Hasil evaluasi kesesuaian lahan di Kec. Babulu.

KomoditasSesuai Marjinal Tidak Sesuai

(S3) (SPT) (N)

Tanaman Pangan

1 Padi sawah 12.137 1,4,6,7,8 32.893

2 Padi gogo 28.798 1,6,7,10,14,15,16 16.232

3 Ubi Kayu 28.798 1,6,7,10,14,15,16 16.232

4 Ubijalar 28.798 1,6,7,10,14,15,16 16.232

Tanaman Hortikultura

5 Terung 28.798 1,6,7,10,14,15,16 16.232

6 Bawang Merah 28.798 1,6,7,10,14,15,16 16.232

7 Tomat 28.798 1,6,7,10,14,15,16 16.232

Tanaman Buah-buahan

8 Pisang 36.738 1,6 sd 17 8.292

9 Nenas 36.019 1,6 sd 11, 13 sd 17 9.011

10 Manggis 33.513 1,6,7,9,11,13 sd 17 11.517

11 Rambutan 33.513 1,6,7,9,11,13 sd 17 11.517

12 Pepaya 33.513 1,6,7,9,11,13 sd 17 11.517

13 Durian 33.513 1,6,7,9,11,13 sd 17 11.517

Tanaman Perkebunan

14 Karet 36.738 1,6,7,9 sd 17 8.292

15 Kelapa Dalam 36.738 1,6,7,9 sd 17 8.292

16 Kopi Robusta 33.513 1,6,7,9,11,13 sd 17 11.517

17 Kakao 33.513 1,6,7,9,11,13 sd 17 11.517

18 Lada 33.513 1,6,7,9,11,13 sd 17 11.517

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 59: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

50

Tabel 23. Hasil evaluasi kesesuaian lahan di Kec. Penajam.

KomoditasSesuai Marjinal Tidak Sesuai

(S3) (SPT) (N)

Tanaman Pangan1 Padi sawah 6.899 1,2,7 83.6762 Padi gogo 45.342 1,2,7,11,12 45.2333 Ubi Kayu 45.342 1,2,7,11,12 45.2334 Ubijalar 45.342 1,2,7,11,12 45.233

Tanaman Hortikultura5 Terung 45.342 1,2,7,11,12 45.2336 Bawang Merah 45.342 1,2,7,11,12 45.2337 Tomat 45.342 1,2,7,11,12 45.233

Tanaman Buah-buahan8 Pisang 71.808 1,2,8 sd 15 18.7679 Nenas 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.88210 Manggis 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.88211 Rambutan 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.88212 Pepaya 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.88213 Durian 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.882

Tanaman Perkebunan14 Karet 74.998 1,2,7 sd 15 15.57715 Kelapa Dalam 74.998 1,2,7 sd 15 15.57716 Kopi Robusta 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.88217 Kakao 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.88218 Lada 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.882

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 60: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

51

Sesuai Marjinal (S3) Tidak Sesuai (N)

1 Padi Sawah nr/na/xs eh/rc/xs

2 Padi Ladang oa/nr/na/xs eh/rc/xs

3 Ubikayu oa/na/eh oa/eh/rc/xs

4 Ubi Jalar oa/na/eh oa/eh/rc/xs

5 Terong oa/na/eh oa/eh/rc/xs

6 Bawang merah oa/na/eh oa/eh/rc/xs

7 Tomat oa/na/eh oa/eh/rc/xs

8 Pisang oa/nr/na/eh oa/rc/xs

9 Nenas oa/na/eh eh/rc/xs

10 Manggis oa/na/eh oa/eh/rc/xs

11 Rambutan oa/na/eh oa/eh/rc/xs

12 Pepaya oa/na/eh oa/eh/rc/xs

13 Durian oa/na/eh oa/eh/rc/xs

14 Karet oa/na/eh oa/rc/xs

15 Kelapa dalam oa/na/eh oa/rc/xs

16 Kopi robusta oa/na/eh oa/eh/rc/xs

17 Kakao oa/na/eh oa/eh/rc/xs

18 Lada eh/na/nr/oa eh/oa/rc/xs

Ket:eh=lereng, na=hara tersedia, fh=gengan banjir, oa=ketersediaan oksigen,

rc=media perakaran, xs=bahaya sulfidik

Faktor Pembatas

Komoditas

Tanaman Pangan

Tanaman Hortikultura

Tanaman Buah-buahan

Tanaman Perkebunan

Tabel 24. Faktor pembatas pada kelas keseuaian lahan untuk pengembanganpertanian di Kec. Babulu dan Kec. Penajam.

Berdasarkan Tabel 24, beberapa faktor pembatas utama dalam

pengembangan pertanian di Kec. Babulu dan Kec. Penajam, yaitu :

- Bahaya erosi (eh), berkaitan erat dengan kelerengan. Luas wilayah yang

sesuai lereng untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura yaitu

<15% yang ada di dua kecamatan, yaitu 82% (37.090 ha) di Kec. Babulu

dan 64% (58.462 ha) di Kec. Penajam.

- Retensi hara (nr) dan hara tersedia (na), berkaitan erat dengan bahan induk

pembentuk tanah itu sendiri. Terdapat sekitar 88% (39.244 ha) di Kec.

Babulu dan 85% (78.836 ha) di Kec. Penajam, tanahnya terdiri dari sedimen

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 61: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

52

masam dengan bahan induk endapan liat dan pasir, batuliat, batupasir,

batuliat dan batupasir, batupasir berkapur, serta batuliat batupasir

batugamping.

- Media perakaran (rc), pada tanah-tanah dengan kedalaman tanah yang

dangkal dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu. Di Kec.

Babulu dan Kec. Penajam, tanah dengan kedalaman < 30 cm terdapat pada

daerah berbahan induk dataran estuarin sepanjang pantai, dengan luas

sekitar 28% (12.533 ha) di Kec. Babulu dan 18% (16.310 ha).

- Ketersediaan oksigen (oa), ketersediaan oksigen berkaitan dengan drainase

tanah (porositas tanah). Pada tanah yang cukup tersedia pori makro dan

mikro maka perakaran tanaman dapat tumbuh dengan baik demikian pula

kehidupan biologi tanah. Pada tanah yang sangat porus biasa terdapat pada

tanah dengan kandungan pasir yang tinggi seperti Quartzipsamment, akan

menjadi faktor pembatas. Sebaliknya pada tanah dengan drainase yang

sangat terhambat dengan kandungan liat > 70% seperti Endoaquepts, dan

Sulfaquents, tanah relatif muda yang berada di sepanjang muara pantai

akibat proses endapan pasir dan endapan liat. Luas tanah dengan faktor

penghambat ketersediaan oksigen di Kec. Babulu 12% (5.390 ha) dan Kec.

Penajam 9% (8.280 ha).

- Bahaya sulfidik atau pirit FeS2 (xs), umumnya terjadi pada tanah yang berada

di sepanjang pesisir lumpur dan dataran estuarin sepanjang pantai atau

muara sungaij. Di Kec. Babulu dan Kec. Penajam, wilayah yang rawan

dengan bahaya sulfidik berturut-turut seluas 3,73% (1.689 ha) dan 1,5%

(1.381 ha).

4.5.2. Arahan dan Rekomendasi Pengembangan Pertanian

Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui potensi

sumberdaya lahan untuk pengembangan komoditas pertanian, maka evaluasi

lahan dilakukan baik secara fisik maupun ekonomi dengan menggunakan

parameter karakteristik lahan yang berpengaruhi terhadap produktivitas

tanaman. Evaluasi lahan dilakukan dengan asumsi masukan (input) “sedang”,

yaitu dengan menerapkan teknologi petani yang ada saat ini (existing) dengan

65

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 62: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

53

didukung oleh bantuan pemerintah seperti kredit permodalan untuk penyediaan

sarana produksi dan teknik pengelolaan lahan, seperti pemupukan dan

konservasi tanah (CSR/FAO, 1983). Dalam penilaian kesesuaian lahan, parameter

kualitas lahan yang dipertimbangkan untuk dievaluasi lahannya dengan tipe

penggunaan lahan input sedang adalah bahaya erosi (eh), media perakaran (rc),

dan rejim suhu udara (tc), sedangkan ketersediaan air (wa), retensi hara (nr),

dan ketersediaan hara (na) dipertimbangkan pada penilaian lahan input rendah.

Dari parameter kualitas lahan tersebut, media perakaran, rejim suhu udara relatif

lebih sulit untuk diatasi, dibandingkan dengan kualitas lahan lainnya. Kualitas

bahaya erosi bisa tidak dipertimbangkan mengingat sebagian besar wilayah

berlereng <8%.

Berdasarkan kelerengannya, terdapat 6 zona agro ekologi baik di Kec.

Babulu maupun di Kec. Penajam, 3 zona (Zona I, VI dan VII) merupakan

kawasan kehutanan atau konservasi dan 4 zona (zona II, III, IV, dan V) untuk

pengembangan pertanian. Terdapat enam zona untuk masing-masing

kecamatan, yaitu Zona II, III, IV, V, VI, dan VII di Kecamatan Babulu,

sedangkan zona I, II, III, IV, VI dan VII di Kecamatan Penajam.

Berikut ini uraian masing-masing zona;

1. Zona I merupakan kawasan pegunungan dengan lereng >40%. Hanya

terdapat di Kec. Penajam dengan luas 2.457 ha (3%).

2. Zona II merupakan daerah perbukitan dengan lereng 15-40%, pada

kelerengan 15-25% masih sesuai untuk pengembangan pertanian terutama

tanaman tahunan, sebagian lagi (lereng 25-40%) tidak sesuai untuk

pengembangan pertanian sehingga diarahkan untuk kehutanan.

3. Zona III merupakan daerah dataran hingga perbukitan dengan lereng 8-

15%. Zona III mendominasi di Kec. Penajam, yaitu seluas 30.533 ha (33%),

sedangkan di Kec. Babulu merupakan urutan kedua dengan luas 14.751 ha

(33%).

4. Zona IV merupakan dataran aluvial dan datar dengan lereng dominan <8%.

Pada dasarnya zona ini dapat dibedakan atas lahan basah dan lahan kering.

Zona IV mendominasi di Kec. Babulu, seluas 22.339 ha (49%), sedang di

Kec. Penajam sekitar 27.928 ha (30,4%).

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 63: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

54

5. Zona V merupakan daerah datar hingga berombak (<8%) dengan klasifikasi

tanah Histosols. Zona V hanya ditemukan di Kec. Babulu dengan luas 2.505

ha (5,54%).

6. Zona VI merupakan dataran yang berkembang dari bahan endapan marin,

penyebarannya terdapat di daerah pantai yang langsung berhadapan dengan

lautan. Arah penggunaan lahan untuk zona VI yaitu untuk kehutanan atau

hutan lindung dengan alternatif komoditas vegetasi alami, sekitar 4% (1.689

ha) di Kec, Babulu dan 2% (1.381 ha) di Kec. Penajam.

7. Zona VII merupakan daerah dataran (<8%) dengan jenis tanah Fragiorthods

dan Quartzipsamment, dengan luas 9% (4.098 ha) diKec Babulu dan 13%

(11.738 ha) di Kec. Penajam. Walaupun berdasarkan reliefnya dapat

diarahkan untuk pengembangan pertanian namun karena berbahan induk

pasir kuarsa dan drainasenya tidak baik maka diarahkan untuk kehutanan.

Hasil zonasi arahan pengembangan pertanian dengan komoditas yang

dinilai diperoleh 6 arahan perwilayahan berdasarkan zonasinya, 3 zonasi

diarahkan untuk non pertanian (kehutanan) dan 3 zonasi untuk pengembangan

komoditas disajikan pada Tabel 25 dan Tabel 26. Secara spasial zonasi dapat

dilihat pada album peta yang terpisah dari naskah laporan ini.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 64: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

55

Tabel 25. Arahan perwilayahan komoditas pertanian di Kecamatan Babulu.

ZONASISTEM PERTANIAN/ALTERNATIF

KOMODITAS PERTANIAN

L U A S

Ha %

Pertanian Lahan Basah, tanaman pangan, hortikultura dan tanaman tahunan

IV/Wrfhe

Padi sawah, Padi gogo, Ubi kayu, Ubi jalar,

Terung, Bawang merah, Tomat sayur,

Nenas, Pepaya, Rambutan, Manggis,

Pisang, Durian, Setaria, Rumput Gajah,

lada, Kakao, Kelapa, Karet, Kelapa sawit

9.632 21,29

Pertanian Lahan Basah, tanaman pangan, hortikultura

V/Wrh Padi sawah, Nenas, Lidah buaya 2.505 5,54

Pertanian Lahan Kering, tanaman pangan, hortikultura dan tanaman tahunan

IV/Dfhe

Padi gogo, Ubi kayu, Ubi jalar, Terung,

Bawang merah, Tomat sayur, Nenas,

Pepaya, Rambutan, Manggis, Pisang,

Durian, lada, Setaria, Rumput Gajah, Kakao,

kopi, Kelapa, Karet, Kelapa sawit

4.415 9,76

III/Dfhe

Padi gogo, Ubi kayu, Ubi jalar, Terung,

Bawang merah, Tomat sayur, Nenas,

Pepaya , Rambutan, Manggis, Pisang,

Durian, lada, Setaria, Rumput Gajah, Kakao,

kopi, Kelapa, Karet, Kelapa sawit

14.751 32,60

Pertanian Lahan Kering, hortikultura dan tanaman tahunan

II/Dhe-1

Nenas, Pepaya, Rambutan, Manggis,

Durian, Pisang, Rumput Gajah, Setaria,

lada, Kakao, kopi, Kelapa, Karet, Kelapa

sawit

4.715 10,42

II/Dhe-2 Pisang, Kelapa, Karet, Kelapa sawit 3.225 7,13

Hutan Lahan Kering

VII/Dj Wilayah Konservasi 4.098 9,06

Hutan Lahan Basah

VI/Wj Wilayah Konservasi 1.689 3,73

Lain-Lain

X2 Kota/ Permukiman 158 0,35

X3 Badan air (sungai, danau, waduk) 57 0,13

J u m l a h 45.245 100,00

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 65: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

56

69

Tabel 26. Arahan perwilayahan komoditas pertanian di Kecamatan Penajam.

ZONASISTEM PERTANIAN/ALTERNATIF

KOMODITAS PERTANIAN

L U A S

Ha %

Pertanian Lahan Basah, tanaman pangan, hortikultura dan tanaman tahunan

IV/Wrfhe

Padi sawah, Padi gogo, Ubi kayu, Ubi jalar,

Tomat sayur, Bawang merah, Terung, Nenas,

Pepaya, Pisang, Rambutan, Manggis, Durian,

Setaria, Rumput Gajah, lada, Kakao, Karet,

Kelapa, Kelapa sawit

6.899 7,51

Pertanian Lahan Kering, tanaman pangan, hortikultura dan tanaman tahunan

IV/Dfhe

Padi gogo, Ubi kayu, Ubi jalar, Tomat sayur,

Bawang merah, Terung, Nenas, Pepaya,

Pisang, Rambutan, Manggis, Durian, Setaria,

Rumput Gajah, lada, Kakao, kopi, Karet,

Kelapa, Kelapa sawit

7.911 8,61

III/Dfhe

Padi gogo, Ubi kayu, Ubi jalar, Tomat sayur,

Bawang merah, Terung, Nenas, Pepaya,

Pisang, Rambutan, Manggis, Durian, Setaria,

Rumput Gajah, lada, Kakao, kopi, Karet,

Kelapa, Kelapa sawit

30.532 33,24

Pertanian Lahan Kering, hortikultura dan tanaman tahunan

II/Dhe-1

Nenas, Pepaya, Pisang, Rambutan, Manggis,

Durian, Rumput Gajah, Setaria, lada, Kakao,

Kopi, Karet, Kelapa, Kelapa sawit

17.351 8,89

II/Dhe-2 Pisang, Karet, Kelapa, Kelapa sawit 12.305 13,39

Hutan Lahan Kering

I/Dj Wilayah Konservasi 2.457 2,67

VII/Dj Wilayah Konservasi 11.738 12,78

Hutan Lahan Basah

VI/Wj Wilayah Konservasi 1.381 1,50

Lain-lain

X2 Kota/ permukiman 72 0,08

X3 Badan air (sungai, danau, waduk) 1.216 1,32

J u m l a h 91.863 100

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 66: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

57

V. KESIMPULAN

Kesimpulan dari pengkajian Perwilayahan Komoditas Pertanian Unggulan

Daerah Mendukung Pengembangan Pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara

dengan lokasi Kec. Babulu dan Kec. Penajam dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat 17 Satuan Peta Tanah (SPT) di Kec. Babulu dan 16 SPT di Kec.

Penajam, dengan Grup Aluvial, Grup Marin dan Fluvio Marin, Grup Gambut,

dan Grup Tektonik.

2. Enam ordo tanah terdapat di Kec. Babulu (Entisols, Inceptisols, Alfisols,

Histosols, Ultisols dan Spodosols) dan empat Ordo tanah di Kec. Penajam

(Entisols, Inceptisols, Ultisols dan Spodosols). Ordo Ultisols atau Podsolik

mendominasi jenis tanah di dua kecamatan tersebut.

3. Penilaian kesesuaian lahan 18 komoditas pertanian (pangan, hortikultura,

buah-buahan dan tahunan), sebagaian besar tergolong klas S3 (sesuai

marjinal) dengan kendala retensi hara, hara tersedia, kondisi perakaran,

bahaya erosi, ketersediaan oksigen, dan bahaya sulfidik.

4. Seluas ± 21,3% merupakan Lahan Basah (Sawah Irigasi Sederhana, Sawah

Tadah Hujan, Sawah Pasang Surut dengan bahan induk mineral dan Gambut)

sebagai penyangga pangan di Kec. Babulu. Sedangkan di Kec. Penajam

hanya terdapat ± 7,5% potensi sawah dengan agroekosistem tadah hujan.

5. Rekomendasi arahan pengembangan pertanian pada Zona III dan IV dengan

urutan Tanaman Pangan-Hortikultura-Tanaman Tahunan terdapat ± 42%

baik di Kec. Babulu maupun di Kec. Penajam. Rekomendasi Paket Teknologi

Tanaman Pangan yaitu:

Masukan rendah : adaptasi tanaman Masukan tinggi : merubah kondisi tanah jadi sesuai, antara lain:

pengapuran, pemupukan berimbang dan pemberian pupukorganik (kompos dan hayati)

6. Rekomendasi Zona II dengan urutan Tanaman Hortikultura Buah-buahan-

Tanaman Tahunan terdapat 16% di Kec. Babulu dan 32% di Kec. Penajam.

Rekomendasi Teknologi Tanaman Tahunan:

Konservasi tanah, dengan alley cropping atau strip cropping Peningkatan kesuburan tanah

Pengelolaan bahan organik tanah Pemanenan air dan irigasi suplemen

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 67: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

58

DAFTAR PUSTAKA

Badan Koordinasi Survei Pemetaan Nasional. 1990, 1999. Peta Rupa BumiIndonesia Skala 1:250.000.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat, 2014. Kabupaten Kutai Barat DalamAngka 2013.

Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2013. Petunjuk TeknisPenyusunan Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan AEZ padaSkala 1:50.000 dalam Rangka Pendampingan Litkaji Pemetaan SumberdayaLahan. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, BalitbangPertanian, Bogor.

Balai Penelitian Tanah 2003. Petunjuk Teknis Kriteria Kesesuaian Lahan untukPertanian. Balittanah, Bogor

Balai Penelitian Tanah 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air,dan Pupuk Balittanah, Bogor

Bappeda Kab. PPU. 2013. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PenajamPaser Utara 2013-2033.

BPS Kab. PPU. 2015. Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Angka 2014.

CSR/FAO Staff. 1983. Reconnaissance Land Resource Surveys 1:250.000 scaleAtlas Format Procedures. Ministry of Agriculture Government of Indonesia.

Djadja Subardja S., Sofyan Ritung, Markus Anda, Sukarman, Erna Suryani, dan

Rudi E. Subandiono. 2014. Petunjuk Teknis Klasifikasi Tanah Nasional. Balai

Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian,

Balitbangtan, Bogor.

Djaenudin, D., Marwan H., Subagjo H., dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis

Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah, Bogor.

FAO. 1976. A Framework of Land Evaluation. FAO Soil Bulletin No. 6, Rome.

FAO. 1978. Guidelines for Soil Profile Description. FAO/UNESCO, Rome.

Marsoedi, Ds., Widagdo, J. Dai, N. Suharta, Darul SWP, S. Hardjowigeno, J. Hofdan E.R. Jordens. 1997. Pedoman klasifikasi landfrom. LT 5 Versi 3.0.Proyek LREP II, CSAR, Bogor.

PPT, 1983. Klasifikasi Tanah Nasional. Proyek Penelitian Pertanian MenunjangTransmigrasi (P3MT). Pusat Penelitian Tanah.

Saefoel Bachri, Yiyi Sulaeman, Ropik Sugrawidjaya, Anny Mulyani, dan HapidHidayat. 2015. Petunjuk Pengoperasiaan SPKL versi 2.0 Sistem PenilaianKesesuaian Lahan. Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian, Balitbangtan,Bogor.

Schmidt, F.H., and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall Types Based on Wet and Dry

Period Ratios for Indonesia with Western New Guinea. Verh. No. 42

Jawatan Meteorologi dan Geofisik, Jakarta.

Soekardi, M. 1992. Perwilayahan Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian Tanah,Bogor.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 68: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

59

Sofyan Ritung, Kusumo Nugroho, Anny Mulyani, dan Erna Suryani. 2011.

Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Balitbangtan,

Bogor.

Soil Survey Staff. 2003. Keys to Soil Taxonomy, 8th Edition. USDA NaturalResources Conservation Service. Washington DC.

Sukarman, M. Hidayanto, Tarbiyatul M., dan Lia Amalia. 2013. Peta ZonaAgroekologi Skala 1:250.000 Povinsi Kalimantan Timur. Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian, Jakarta.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 69: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

60

LAMPIRAN

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 70: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

LAMPIRAN

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 71: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

61

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults

- Nasional (2014) : Podsolik KromikLandform : Dataran tektonik (T.113)

Bahan induk : Batupasir

Bentuk wilayah (lereng %) : BrgelombangLereng site dan posisi : 14%, lereng tengah

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 29 m.dplDrainase Tanah : Baik

Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >107 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : Kebun campuranLokasi administrasi : Desa Rintik, Kec. Babulu, Kab. Penajam Paser

Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 30’ 03” LS - 116º 22’ 51” BT

Koordinat UTM : M 50; 431129 (X); 9834094 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-50/Profil/5 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

A 0 – 19 coklat gelap (7,5YR 3/4); tekstur lempung berliat; strukturcukup, sedang, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh

(lembab), agak lekat dan agak plastis (basah); perakaranhalus, sedang dan kasar banyak; reaksi tanah masam (pH

5,0); batas horison jelas dan rata

Bt1 19 – 42 Coklat kuat (7,5 YR 4/6); tekstur liat; struktur cukup,sedang dan kasar, gumpal bersudut; konsistensi teguh

(lembab), lekat dan plastis (basah); selaput liat cukup, jelas,

diantara ped;perakaran halus banyak, sedang dan halussedikit; reaksi tanah masam (pH 5,0); batas horison jelas

dan rata

Bt2 42 – 81 coklat kuat (7,5YR 5/8); tekstur liat; struktur cukup, kasar,gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekat dan

plastis (basah); selaput liat banyak, jelas, diantara ped;perakaran halus cukup, kasar sedikit; reaksi tanah masam

(pH 5,0); batas horison nyata dan rata

Bt3 81 – 107 Kuning kemerahan (7,5Y R 6/8); tekstur liat; struktur cukup,

kasar, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh (lembab),lekat dan plastis (basah); selaput liat banyak, jelas, diantara

ped; perakaran halus sedikit; reaksi tanah masam (pH 5,0);batas horison nyata dan rata

Cr 107 – 120 Kuning kemerahan (7,5Y R 6/8), kuning (10YR 7/8) dan

coklat sangat pucat (10YR 8/2); tekstur liat; struktur masif;konsistensi sangat teguh (lembab), lekat dan plastis

(basah); reaksi tanah masam (pH 5,0).

Catatan: - Dilapisan V banyak batuan induk batupasir

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 72: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

62

No. SPT :Klasifikasi Tanah

- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults- Nasional (2014) : Podsolik Haplik

Landform : Dataran tektonik (T.113)

Bahan induk : BatupasirBentuk wilayah (lereng %) : Brgelombang

Lereng site dan posisi : 15%, bagian puncakElevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 41m.dpl

Drainase Tanah : Baik

Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >78 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : - cmPenggunaan lahan/ vagetasi : Kebun sawit

Lokasi administrasi : Desa Rintik, Kec. Babulu, Kab. Penajam PaserUtara, Prov. Kalimantan Timur

Koordinat Geografis : 1º 26’ 33” LS - 116º 24’ 25” BT

Koordinat UTM : M 50; 434027 (X); 9840553 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-51/Profil/5 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

A 0 – 13 coklat gelap (10 YR 3/3); tekstur lempung berliat; struktur

lemah, halus, remah; konsistensi gembur (lembab), agaklekat dan agak plastis (basah); perakaran halus, sedang dan

kasar banyak; reaksi tanah sangat masam (pH 4,5); batas

horison nyata dan rata

AB 13 – 31 Coklat gelap kekuningan (10 YR 4/6); tekstur lempung liat

berdebu; struktur lemah, sedang, gumpal bersudut;

konsistensi teguh (lembab), agak lekat dan agak plastis(basah); perakaran sedang sedikit, kasar banyak; reaksi

tanah sangat masam (pH 4,0); batas horison jelas dan rata

Bt1 31 – 53 coklat kekuningan (10 YR 5/6); tekstur liat; struktur cukup,kasar dan sedang, gumpal bersudut; konsistensi teguh

(lembab), lekat dan plastis (basah); perakaran halus dan

sedang cukup; reaksi tanah sangat masam (pH 4,0); batashorison nyata dan rata

Bt2 53 – 78 coklat kekuningan (10 YR 5/8); tekstur liat; struktur cukup,

kasar, gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekatdan plastis (basah); selaput liat cukup, jelas, diantara ped;

perakaran halus cukup. sedang sedikit; reaksi tanah sangatmasam (pH 4,0); batas horison nyata dan rata

BC 78 – 100 Kuning kecoklatan (10 Y R 6/6), kuning kemerahan (7,5YR

7/8) dan putih (10 YR 8/1); tekstur liat berdebu; strukturlemh, sedang, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh

(lembab), lekat dan agak plastis (basah); reaksi tanah

sangat masam (pH 4,0).

Catatan: -

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 73: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

63

No. SPT :Klasifikasi Tanah

- Soil Taxonomy (2014) : Typic Paleudults- Nasional (2014) : Podsolik Haplik

Landform : Dataran tektonik (T.113)

Bahan induk : BatupasirBentuk wilayah (lereng %) : Bergelombang

Lereng site dan posisi : 10%, lereng bawahElevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 41m.dpl

Drainase Tanah : BaikPermeabilitas Tanah : Sedang

Kedalaman efektif (cm) : >150 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : - cmPenggunaan lahan/ vagetasi : Kebun karet

Lokasi administrasi : Desa Rintik, Kec. Babulu, Kab. Penajam PaserUtara, Prov. Kalimantan Timur

Koordinat Geografis : 1º 25’ 30” LS - 116º 24’ 48” BT

Koordinat UTM : M 50; 434729 (X); 9842490 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-52/Minipit/5 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

A 0 – 16 coklat (7,5 YR 4/4); tekstur lempung berliat; struktur cukup,

kasar, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh (lembab),agak lekat dan agak plastis (basah); perakaran halus,

sedang dan kasar banyak; reaksi tanah sangat masam (pH4,5); batas horison nyata dan rata

Bt1 16 – 36 Coklat gelap kekuningan (10 YR 4/6); tekstur liat; struktur

cukup, kasar, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh

(lembab), lekat dan plastis (basah); selaput liat sedikit,jelas, diantara ped; perakaran halus, sedang dan kasar

banyak; reaksi tanah agak masam (pH 5,5); batas horisonjelas dan rata

Bt2 36 – 70 coklat (7,5 YR 4/3); tekstur liat; struktur cukup, sanagat

kasar, gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekatdan plastis (basah); selaput liat cukup, jelas, diantara ped;

perakaran halus, sedang dan kasar banyak; reaksi tanah

masam (pH 5,0); batas horison jelas dan rata

Bt3 70 – 105 coklat kuat (7,5 YR 5/8); tekstur liat; konsistensi lekat danplastis (basah); reaksi tanah masam (pH 5,0)

Bt4 105 – 150 merah kekuningan (5YR 5/8); tekstur liat; konsistensi lekat

dan plastis (basah); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5).

Catatan: -BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 74: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

64

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludalfs

- Nasional (2014) : Mediteran HaplikLandform : Dataran tektonik (Tk.113)

Bahan induk : BatukapurBentuk wilayah (lereng %) : Bergelombang

Lereng site dan posisi : 10%, lereng bawah

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 37m.dplDrainase Tanah : Baik

Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >105 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : Lahan hortikultura (Bawang merah, terung, kc.panjang, jagung)

Lokasi administrasi : Desa Rintik, Kec. Babulu, Kab. Penajam PaserUtara, Prov. Kalimantan Timur

Koordinat Geografis : 1º 28’ 19 LS - 116º 24’ 10” BT

Koordinat UTM : M 50; 433552 (X); 9837300 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-53/bor/5 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

A 0 – 12 coklat gelap kekuningan (10YR 3/4); tekstur lempung liat

berdebu; konsistensi agak lekat dan agak plastis (basah);reaksi tanah netral (pH 7,0)

Bt1 12 – 35 Coklat gelap kekuningan (10 YR 4/6); tekstur liat berdebu;

konsistensi agak lekat dan agak plastis (basah); reaksitanah netral (pH 7,0)

Bt2 35 – 65 coklat kekuningan (10YR 5/8); tekstur liat; konsistensi lekat

dan plastis (basah); reaksi tanah netral (pH 7,0)

Bt3 65 – 100 coklat kekuningan (10YR 5/8) dan merah kekuningan (5YR4/6); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis (basah);

reaksi tanah netral (pH 7,0)

Bt4 100 – 105 kuning kecoklatan (10YR 6/6), merah n (10 YR 4/8) dancoklat sangat pucat (10YR 7/3); tekstur liat; konsistensi

lekat dan plastis (basah); reaksi tanah netral (pH 7,0).

Catatan :

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 75: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

65

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults

- Nasional (2014) : Podsolik HaplikLandform : Dataran tektonik (T.113)

Bahan induk : BatupasirBentuk wilayah (lereng %) : Bergelombang

Lereng site dan posisi : 5%, bagian puncak

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 96 m.dplDrainase Tanah : Baik

Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >70 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : Kebun sawitLokasi administrasi : Desa Labangka, Kec. Babulu, Kab. Penajam Paser

Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 24’ 33” LS - 116º 27’ 30” BT

Koordinat UTM : M 50; 439740 (X); 9844230 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-54/bor/6 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

A 0 – 15 coklat (7,5 YR 5/4); tekstur lempung; konsistensi tidak lekat

dan tidak plastis (basah); reaksi tanah masam (pH 5,5)

Bt1 15 – 40 coklat kuat (7,5 YR 5/6); tekstur liat liat berpasir;

konsistensi agak lekat dan agak plastis (basah); reaksitanah masam (pH 5,0)

Bt2 40 – 70 coklat kuat (7,5 YR 4/6); tekstur lempung berliat;

konsistensi agak lekat dan agak plastis (basah); reaksitanah sangat masam (pH 4,5)

C 70 – 80 coklat kuat (7,5 YR 5/8); tekstur lempung berliat;

konsistensi agak lekat dan agak plastis (basah); reaksitanah sangat masam (pH 4,5)

Catatan : Tanah sudah menhgalami tekanan alat berat akibat land clearing

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 76: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

66

No. SPT :Klasifikasi Tanah

- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults- Nasional (2014) : Podsolik Haplik

Landform : Dataran tektonik (T.113)

Bahan induk : BatuliatBentuk wilayah (lereng %) : Bergelombang

Lereng site dan posisi : 15%, lereng tengahElevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 40 m.dpl

Drainase Tanah : BaikPermeabilitas Tanah : Sedang

Kedalaman efektif (cm) : >115 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : - cmPenggunaan lahan/ vagetasi : Kebun kelapa sawit

Lokasi administrasi : Desa Labangka, Kec. Babulu, Kab. Penajam PaserUtara, Prov. Kalimantan Timur

Koordinat Geografis : 1º 25’ 06” LS - 116º 28’ 39” BT

Koordinat UTM : M 50; 441871 (X); 9843238 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-55/profil/6 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

A 0 – 5 coklat gelap (7,5 YR 3/4); tekstur lempung liat berdebu;

struktur cukup, sedang sampai kasar, gumpal agakbersudut; konsistensi gembur (lembab), agak lekat dan

agak plastis (basah); perakaran halus, sedang, kasarbanyak; reaksi tanah sangat masam (pH 4,0); batas lapisan

nyata dan rata

Bt1 5 – 23 coklat kuat (7,5YR 5/6); tekstur liat; struktur kuat, sedang,

gumpal agak bersudut; konsistensi gembur (lembab), lekatdan plastis (basah); selaput liat sedikit, baur, diantara

ped;perakaran halus, sedang, kasar banyak; reaksi tanahsangat masam (pH 4,0); batas lapisan nyata dan rata

Bt2 23 – 45 coklat kuat (7,5YR 5/8); tekstur liat; struktur kuat, sedang,

gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekat danplastis (basah); selaput liat banyak, jelas, diantara ped;

perakaran halus sedikit, sedang cukup, kasar banyak; reaksi

tanah sangat masam (pH 4,0); batas lapisan jelas dan rata;batas lapisan jelas dan rata

Bt3 45 – 73 kuning kemerahan (7,5YR 6/6); tekstur liat; struktur kuat,

kasar, gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekatdan plastis (basah); selaput liat banyak, jelas, diantara ped;

perakaran halus sedikit, sedang dan kasar banyak; reaksitanah sangat masam (pH 4,0); batas lapisan jelas dan rata

Bt4 73 – 115 Kuning kemerahan (7,5Y R 6/8); tekstur liat berdebu;

struktur cukup, sangat kasar, gumpal agak bersudut;

konsistensi teguh (lembab), lekat dan agak plastis (basah);perakaran kasar banyak; reaksi tanah sangat masam (pH

4,0);

BC 115 – 125 Kuning kemerahan (7,5Y R 6/8), putih pink (7,5YR 8/2);

merah kekuningan (5YR 5/8); tekstur liat berdebu;konsistensi lekat dan agak plastis (basah); reaksi tanah

sangat masam (pH 4,0)

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 77: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

67

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Dystrudepts

- Nasional (2014) : Kambisol DistrikLandform : Dataran tektonik (T.113)

Bahan induk : BatupasirBentuk wilayah (lereng %) : Bergelombang

Lereng site dan posisi : 8%, lereng bawah

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 49 m.dplDrainase Tanah : Baik

Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >115 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : Kebun kelapa sawitLokasi administrasi : Desa Labangka, Kec. Babulu, Kab. Penajam Paser

Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 26’ 35” LS - 116º 29’ 35” BT

Koordinat UTM : M 50; 443612 (X); 9840493 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-56/Minipit/6 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

A 0 – 17 coklat gelap kekuningan (10YR 3/4); tekstur lempung

berliat; struktur cukup, halus sampai sedang, gumpal agak

bersudut; konsistensi teguh (lembab), agak lekat dan agakplastis (basah); perakaran halus, sedang, kasar banyak;

reaksi tanah sangat masam (pH 4,5); batas lapisan jelasdan rata

Bw1 17 – 35 coklat kekuningan (10YR 5/8);tekstur lempung liat berdebu;

struktur lemah, kasar, gumpal agak bersudut; konsistensiteguh (lembab), agak lekat dan agak plastis (basah);

perakaran halus, sedang, kasar banyak; reaksi tanah sangat

masam (pH 4,0)

Bw2 35 – 60 kuning kecoklatan (10YR 6/8); tekstur liat berdebu;konsistensi lekat dan agak plastis (basah); reaksi tanah

sangat masam (pH 4,0)

BC 60 – 80 kuning kecoklatan (10YR 6/6); tekstur liat berdebu;konsistensi lekat dan agak plastis (basah); reaksi tanah

sangat masam (pH 4,0)

C 80 – 120 coklat (10YR 5/3) dan Kuning kecoklatan (10 YR 6/8);tekstur liat berdebu; konsistensi lekat dan agak plastis

(basah); reaksi tanah sangat masam (pH 4,0)

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 78: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

68

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults

- Nasional (2014) : Podsolik HaplikLandform : Dataran tektonik (T.113)

Bahan induk : BatupasirBentuk wilayah (lereng %) : Bergelombang

Lereng site dan posisi : 12%, lereng atas

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 51 m.dplDrainase Tanah : Baik

Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >125 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : Kebun kelapa sawit, karetLokasi administrasi : Desa Labangka, Kec. Babulu, Kab. Penajam Paser

Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 27’ 59” LS - 116º 30’ 04” BT

Koordinat UTM : M 50; 444506 (X); 9839739 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-57/profil/6 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

A 0 – 16 coklat gelap kekuningan (10YR 3/4) dan coklat sangat gelap

kekelabuan (10YR 3/2); tekstur lempung; struktur lemah,

halus sampai sedang, gumpal agak bersudut; konsistensiteguh (lembab), tidak lekat dan tidak plastis (basah);

perakaran halus, sedang dan kasar banyak; reaksi tanahsangat masam (pH 4,5); batas lapisan jelas dan rata

Bt1 16 – 37 Coklat gelap kekuningan (10 YR 4/6); tekstur lempung liat

berdebu; struktur cukup, kasar, gumpal agak bersudut;konsistensi sangat teguh (lembab), agak lekat dan agak

plastis (basah); perakaran halus, sedang, kasar banyak;

reaksi tanah sangat masam (pH 4,0); batas lapisan jelasdan rata

Bt2 37 – 68 coklat kuat (7,5YR 4/6); tekstur liat; struktur kuat, kasar,

gumpal bersudut; konsistensi sangat teguh (lembab), lekatdan plastis (basah); selaput liat sedikit, baur, diantara ped;

perakaran halus sedikit, sedang cukup, kasar banyak; reaksi

tanah sangat masam (pH 4,0); batas lapisan baur dan rata

Bt3 68 – 90 merah kekuningan (5YR 5/6); tekstur liat; struktur kuat,

kasar, gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekat

dan plastis (basah); selaput liat sedikit, baur, diantara ped;perakaran halus dan sedang sedikit; reaksi tanah sangat

masam (pH 4,0); batas lapisan baur dan rata

Bt4 90 – 125 merah kekuningan (5YR 5/8), tekstur liat; struktur cukup,sedang, gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab),

lekat dan plastis (basah); reaksi tanah sangat masam (pH4,0);

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 79: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

69

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Psammentic Dystrudepts

- Nasional (2014) : Kambisol ArenikLandform : Dataran tektonik (T.112)

Bahan induk : BatupasirBentuk wilayah (lereng %) : Berombak

Lereng site dan posisi : 5%, lereng tengah

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 25 m.dplDrainase Tanah : Agak cepat

Permeabilitas Tanah : Agak cepatKedalaman efektif (cm) : 68 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : Semak dan pemukimanLokasi administrasi : Desa Labangka, Kec. Babulu, Kab. Penajam Paser

Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 28’ 19” LS - 116º 29’ 29” BT

Koordinat UTM : M 50; 443416 (X); 9837288 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-58/profil/6 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

A 0 – 18 coklat olive (2,5Y 4/3); tekstur lempung berpasir; struktur

lemah, halus sampai sedang, gumpal agak bersudut;

konsistensi teguh (lembab), tidak lekat dan tidak plastis(basah); perakaran halus banyak, sedang dan kasar sedikit;

reaksi tanah sangat masam (pH 4,5); batas lapisan jelasdan rata

Bw1 18 – 42 coklat sangat pucat (10YR 7/3); tekstur lempung berpasir;

struktur lemah, halus, gumpal agak bersudut; konsistensisangat teguh (lembab), tidak lekat dan tidak plastis (basah);

reaksi tanah sangat masam (pH 4,5); batas lapisan nyata

dan rata

Bw2 42 – 68 coklat pucat (10 YR 6/3); tekstur lempung berpasir; strukturlemah, halus sampai sedang, gumpal agak bersudut;

konsistensi gembur (lembab), agak lekat dan agak plastis(basah); perakaran halus dan sedang banyak, kasar sedikit;

reaksi tanah sangat masam (pH 4,5); batas lapisan nyata

dan rata

BC 68 – 100 coklat sangat pucat (10YR 7/3); tekstur pasir; struktur

masif; konsistensi gembur (lembab), tidak lekat dan tidak

plastis (basah); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 80: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

70

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults

- Nasional (2014) : Podsolik HaplikLandform : Dataran lipatan tunggal (T.08)

Bahan induk : Batuliat

Bentuk wilayah (lereng %) : Berbukit kecilLereng site dan posisi : 30%, lereng bawah

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 72 m.dplDrainase Tanah : Baik

Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >65 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : HTI SengonLokasi administrasi : Desa Sepan, Kec. Penajam, Kab. Penajam Paser

Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 10’ 33” LS - 116º 30’ 16” BT

Koordinat UTM : M 50; 444879 (IX); 9870023 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : PN-100/minipit/7 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

AB 0 – 9 coklat gelap kekuningan (10YR 3/4); tekstur liat; strukturcukup, sedang, gumpal bersudut; konsistensi teguh

(lembab), lekat dan plastis (basah); perakaran halus,sedang dan kasar banyak; reaksi tanah masam (pH 5,0);

batas lapisan jelas dan rata

Bt1 9 – 33 Coklat gelap kekuningan (10 YR 4/4); tekstur liat; strukturkuat, kasar, tiang; konsistensi sangat teguh (lembab), lekat

dan plastis (basah); selaput liat cukup dan jelas diantara

ped; perakaran halus dan sedang sedikit, kasar banyak;reaksi tanah masam (pH 5,0); batas lapisan jelas dan rata

Bt2 33 – 65 coklat kekuningan (10YR 5/4); tekstur liat; struktur kuat,

sedang sampai kasar, tiang; konsistensi sangat teguh(lembab), lekat dan plastis (basah); selaput liat banyak,

jelas, diantara ped; perakaran halus sedikit; reaksi tanahmasam (pH 5,0); batas lapisan baur dan rata

C 65 – 95 coklat gelap kekuningan (10 YR 4/6), coklat kekelabuan

(10YR 5/2) dan coklat (7,5YR 4/4); tekstur liat; konsistensi

lekat dan plastis (basah); reaksi tanah masam (pH 5,0)

Catatan : Tanah di permukaan retak pada musim kemarau, tetapi tidak mencirikan sifat vertik

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 81: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

71

No. SPT :Klasifikasi Tanah

- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults- Nasional (2014) : Podsolik Haplik

Landform : Dataran lipatan tunggal (T.08)

Bahan induk : BatuliatBentuk wilayah (lereng %) : Berbukit kecil

Lereng site dan posisi : 35%, lereng bawahElevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 103 m.dpl

Drainase Tanah : Baik

Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >75 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : - cmPenggunaan lahan/ vagetasi : HTI Sengon

Lokasi administrasi : Desa Sepan, Kec. Penajam, Kab. Penajam PaserUtara, Prov. Kalimantan Timur

Koordinat Geografis : 1º 10’ 34” LS - 116º 30’ 17” BT

Koordinat UTM : M 50; 444897 (X); 9869985 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : PN-101/minipit/7 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

AB 0 – 9 coklat gelap kekuningan (10YR 4/4); tekstur liat berdebu;

struktur cukup, sedang, gumpal agak bersudut; konsistensiteguh (lembab), lekat dan plastis (basah); perakaran halus,

sedang dan kasar banyak; reaksi tanah masam (pH 5,0);

batas lapisan jelas dan rata

Bt1 9 – 27 Coklat gelap kekuningan (10 YR 4/4); tekstur liat; struktur

cukup, sedang, gumpal bersudut; konsistensi teguh

(lembab), lekat dan plastis (basah); selaput liat sedikit, jelasdiantara ped; perakaran halus dan sedang banyak, kasar

sedikit; reaksi tanah masam (pH 5,0); batas lapisan jelasdan rata

Bt2 27 – 55 Kuning kecoklatan (10YR 6/8); tekstur liat; struktur cukup,

kasar, gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekat

dan plastis (basah); selaput liat sedikit, jelas, diantara ped;perakaran halus sedikit; reaksi tanah masam (pH 5,0)

Bt3 55 – 75 coklat kekuningan (10YR 5/8); tekstur liat; konsistensi lekat

dan plastis (basah); reaksi tanah masam (pH 5,0)

C 75 – 100 coklat kekuningan (10 YR 5/6), coklat (10YR 5/3) dan coklatgelap (10YR 3/3); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis

(basah); reaksi tanah masam (pH 5,0)

Catatan : Tanah di permukaan retak pada musim kemarau, tetapi tidak mencirikan sifat vertikBALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 82: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

72

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults

- Nasional (2014) : Podsolik HaplikLandform : Dataran lipatan tunggal (T.08)

Bahan induk : Batuliat

Bentuk wilayah (lereng %) : Berbukit kecilLereng site dan posisi : 6%, Bagian puncak

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 129 m.dplDrainase Tanah : Baik

Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : 60 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : BelukarLokasi administrasi : Desa Sepan, Kec. Penajam, Kab. Penajam Paser

Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 10’ 24” LS - 116º 30’ 22” BT

Koordinat UTM : M 50; 445060 (X); 9870301 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : PN-102/Minipit/7 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

A 0 – 16 coklat terang kekuningan (10YR 6/4); tekstur liat berdebu;struktur lemah, kasar, gumpal agak bersudut; konsistensi

teguh (lembab), agak lekat dan agak plastis (basah);perakaran halus, sedang dan kasar banyak; reaksi tanah

masam (pH 5,0); batas lapisan jelas dan rata

Bt1 16 – 32 kuning kecoklatan (10YR 6/6); tekstur liat; struktur cukup,kasar, gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekat

dan plastis (basah); perakaran halus, sedang dan kasar

banyak; reaksi tanah masam (pH 5,0); batas lapisan nyatadan rata

Bt2 32 – 60 Kuning kecoklatan (10YR 6/8); tekstur liat; struktur cukup,

kasar, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh (lembab),lekat dan plastis (basah); selaput liat banyak, jelas, diantara

ped; perakaran halus cukup, kasar banyak; reaksi tanahmasam (pH 5,0)

Bt3 60 – 75 coklat kuat (7,5YR 4/6) dan merah gelap (2,5YR 4/8);

tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis (basah); reaksi

tanah masam (pH 5,0)

Catatan : -

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 83: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

73

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults

- Nasional (2014) : Podsolik HaplikLandform : Dataran tektonik (T.112)

Bahan induk : Batuliat

Bentuk wilayah (lereng %) : BerombakLereng site dan posisi : 6%, Lereng atas

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 25 m.dplDrainase Tanah : Baik

Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : 130 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : Kebun karetLokasi administrasi : Desa Sepan, Kec. Penajam, Kab. Penajam Paser

Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 09’ 30” LS - 116º 37’ 18” BT

Koordinat UTM : M 50; 457911 (X); 9871976 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : PN-103/profil/7 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

A 0 – 17 coklat gelap kekuningan (10 YR 4/6); tekstur liat berdebu;struktur cukup, halus, gumpal agak bersudut; konsistensi

teguh (lembab), agak lekat dan agak plastis (basah);perakaran halus, sedang dan kasar banyak; reaksi tanah

sangat masam (pH 4,5); batas lapisan nyata dan rata

Bt1 17 – 44 coklat kuat (7,5YR 5/6); tekstur liat berdebu; strukturlemah, kasar, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh

(lembab), agak lekat dan agak plastis (basah); perakaran

halus, sedang dan kasar banyak; reaksi tanah sangatmasam (pH 4,5); batas lapisan jelas dan rata

Bt2 44 – 78 kuning kemerahan (7,5Y R 6/8); tekstur liat; struktur kuat,

kasar, gumpal agak bersudut; konsistensi sangat teguh(lembab), lekat dan plastis (basah); selaput liat banyak,

jelas, diantara ped; perakaran halus, sedang dan kasarcukup; reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)

Bt3 78 – 109 kuning kemerahan (7,5YR 6/6) dan kuning kemerahan

(7,5YR 7/6); tekstur liat; struktur cukup, sedang, gumpal

agak bersudut; konsistensi sangat teguh (lembab), lekatdan plastis (basah); selaput liat banyak, jelas, diantara ped;

perakaran halus cukup; reaksi tanah sangat masam (pH4,5); batas lapisan jelas dan rata

BC 109 – 130 coklat kuat (7,5YR 5/8) dan kuning kecoklatan (10YR 6/6);tekstur liat; struktur sangat lemah, sedang, gumpal agak

bersudut; konsistensi sangat teguh (lembab), lekat dan

plastis (basah); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)

Catatan : -

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 84: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

74

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults

- Nasional (2014) : Podsolik HaplikLandform : Dataran tektonik (T.112)

Bahan induk : Batuliat

Bentuk wilayah (lereng %) : BerombakLereng site dan posisi : 5%, Lereng bawah

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 24 m.dplDrainase Tanah : Baik

Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : 95 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : Kebun sawitLokasi administrasi : Desa Riko, Kec. Penajam, Kab. Penajam Paser

Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 08’ 03” LS - 116º 37’ 57” BT

Koordinat UTM : M 50; 459106 (X); 9874641 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : PN-104/minipit/7 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

A 0 – 17 coklat gelap (7,5YR 3/4); tekstur liat berdebu; strukturcukup, halus, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh

(lembab), agak lekat dan agak plastis (basah); perakaranhalus, sedang dan kasar banyak; reaksi tanah sangat

masam (pH 4,0); batas lapisan nyata dan rata

Bt1 17 – 33 coklat kuat (7,5YR 4/6); tekstur liat; struktur cukup, halussampai sedang, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh

(lembab), agak lekat dan agak plastis (basah); perakaran

halus dan kasar kasar banyak, sedang cukup; reaksi tanahsangat masam (pH 4,0); batas lapisan jelas dan rata

Bt2 33 – 70 coklat kuat (7,5YR 5/6); tekstur liat; struktur cukup, sedang,

gumpal agak bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekatdan plastis (basah); selaput liat banyak, jelas, diantara ped;

perakaran halus dan sedang cukup; reaksi tanah sangatmasam (pH 4,0)

Bt3 70 – 95 merah kekuningan (5YR 5/8, coklat sangat pucat (10YR 7/4)

dan kuning kemerahan (7,5YR 6/6) dan merah (2,5YR 5/6);

tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis (basah); reaksitanah sangat masam (pH 4,0)

BC 95 – 120 coklat terang kemerahan (5YR 6/4), coklat sangat pucat(10YR 7/4) dan merah gelap (2,5YR 4/8); tekstur liat;

konsistensi lekat dan plastis (basah); reaksi tanah sangatmasam (pH 4,0)

Catatan : -

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 85: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

75

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Endoaquepts

- Nasional (2014) : Gleisol DistrikLandform : Dataran Aluvial (A.13)

Bahan induk : Endapan liat

Bentuk wilayah (lereng %) : Agak datarLereng site dan posisi : 2%, Lereng sembarang

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 10 m.dplDrainase Tanah : Terhambat

Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 70 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : > 120 cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : Sawah beraLokasi administrasi : Desa Gunung Makmur, Kec. babulu, Kab. Penajam

Paser Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 33’ 01” LS - 116º 23’ 19” BT

Koordinat UTM : M 50; 431986 (X); 9828636 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-100/ bor/ 8 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

A 0 – 15 coklat sangat gelap kekelabuan (10YR 3/2); teksturlempung liat berdebu; konsistensi agak lekat dan agak

plastis (basah); karatan banyak, warna coklat kemerahan(5YR 5/4); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)

Bg1 15 – 45 coklat kekelabuan (10YR 5/2); tekstur liat; konsistensi lekat

dan plastis (basah); karatan banyak, warna merahkekuningan (5YR 5/6); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)

Bg2 45 – 70 kelabu (5Y 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis

(basah); karatan cukup, warna coklat kemerahan (5YR 4/4);

reaksi tanah masam (pH 5,0)

Cg1 70 – 110 kelabu kebiruan (5B 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan

plastis (basah); reaksi tanah netral (pH 6,5)

Cg2 110 – 120 kelabu gelap kebiruan (5B 4/1); tekstur liat; konsistensilekat dan plastis (basah);kematangan tanah setengah

matang (halfripe); reaksi tanah netral (pH 6,5)

Catatan : -

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 86: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

76

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Humic Endoaquepts

- Nasional (2014) : Gleisol HumikLandform : Dataran Aluvial (A.13)

Bahan induk : Endapan liat

Bentuk wilayah (lereng %) : Agak datarLereng site dan posisi : 1%, Lereng sembarang

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 5 m.dplDrainase Tanah : Terhambat

Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 95 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : - 70 cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : SawahLokasi administrasi : Desa Gunung Mulia, Kec. babulu, Kab. Penajam

Paser Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 32’ 01” LS - 116º 25’ 18 BT

Koordinat UTM : M 50; 435667 (X); 9830493 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-101/ bor/ 8 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

Ap 0 – 30 Hitam (10YR 2/1); tekstur lempung liat bergambut;konsistensi agak lekat dan tidak plastis (basah); reaksi

tanah sangat masam (pH 4,5)

Bg1 30 – 60 coklat kekelabuan (10YR 5/2); tekstur liat; konsistensi lekatdan plastis (basah); karatan banyak, warna merah

kekuningan (5YR 5/6); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)

Bg2 60 – 95 kelabu (5Y 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis(basah); reaksi tanah agak masam (pH 5,5)

Cg 95 – 120 kelabu (N 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis

(basah); kematangan tanah setengah matang (halfripe);reaksi tanah agak masam (pH 6,0)

Catatan : - Kondisi lahan masih cukup lembab dan tanaman padi masih cukup baik

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 87: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

77

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Endoaquepts

- Nasional (2014) : Gleisol DistrikLandform : Dataran Fluvio marin (B.03)

Bahan induk : Endapan liat dan liat marin

Bentuk wilayah (lereng %) : Agak datarLereng site dan posisi : 1%, Lereng sembarang

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 17 m.dplDrainase Tanah : Terhambat

Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 75 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : > 120 cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : Sawah beraLokasi administrasi : Desa Gunung Intan, Kec. babulu, Kab. Penajam

Paser Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 32’ 28” LS - 116º 26’ 07” BT

Koordinat UTM : M 50; 437197 (X); 9829653 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-102/ bor/ 8 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

A 0 – 15 coklat sangat gelap kekelabuan (10YR 3/2); tekstur liatberdebu; konsistensi agak lekat dan agak plastis (basah);

reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)

Bg1 15 – 45 kelabu (10YR 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis(basah); karatan banyak, warna merah kekuningan (5YR

4/6); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)

Bg2 45 – 75 kelabu (N 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis(basah); karatan cukup, warna coklat kemerahan (5YR 4/4);

reaksi tanah masam (pH 5,0)

2Cg1 75 – 105 kelabu kehijauan (5BG 6/1); tekstur liat; konsistensi lekatdan plastis (basah); karatan cukup, warna coklat kemerahan

(5YR 4/4); reaksi tanah agak masam (pH 6,0)

2Cg2 105 – 120 kelabu kebiruan (5B 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat danplastis (basah); kematangan tanah setengah matang

(halfripe); reaksi tanah agak masam (pH 6,0)

Catatan : -

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 88: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

78

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Endoaquepts

- Nasional (2014) : Gleisol DistrikLandform : Dataran Fluvio marin (B.03)

Bahan induk : Endapan liat dan liat marin

Bentuk wilayah (lereng %) : Agak datarLereng site dan posisi : 1%, Lereng sembarang

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 17 m.dplDrainase Tanah : Terhambat

Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 75 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : -90 cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : Sawah surjanLokasi administrasi : Desa Sri Raharja, Kec. babulu, Kab. Penajam Paser

Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 33’ 56” LS - 116º 26’ 55” BT

Koordinat UTM : M 50; 438651 (X); 9826960 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-103/ minipit/ 8 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

A 0 – 18 Kelabu sangat gelap (10 YR 3/1); tekstur lempung berliat;struktur lemah, sangat kasar, gumpal; konsistensi teguh

(lembab), agak lekat dan agak plastis (basah); karatansedikit, warna coklat kemerahan (5YR 4/4); reaksi tanah

sangat masam (pH 4,5)

Bg1 15 – 45 Kelabu gelap (10YR 4/1); tekstur liat; struktur lemah, kasar,gumpal; konsistensi gembur (lembab),

lekat dan plastis (basah); karatan banyak, warna coklat

kemerahan (5YR 4/4); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)

Bg2 45 – 75 kelabu (10YR 5/1) dan hitam (10YR 2/1); tekstur liat;konsistensi lekat dan plastis (basah); karatan cukup, warna

coklat (7,5YR 4/4); reaksi tanah masam (pH 5,0)

2Cg1 75 – 110 kelabu kebiruan (5B 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat danplastis (basah); reaksi tanah agak masam (pH 6,0)

2Cg2 110 – 120 kelabu (N 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis(basah); kematangan tanah setengah matang (halfripe);reaksi tanah agak masam (pH 6,0)

Catatan : -

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 89: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

79

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Endoaquepts

- Nasional (2014) : Gleisol DistrikLandform : Dataran Fluvio marin (B.03)

Bahan induk : Endapan liat dan liat marin

Bentuk wilayah (lereng %) : Agak datarLereng site dan posisi : 1%, Lereng sembarang

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 12 m.dplDrainase Tanah : Terhambat

Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 80 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : -100 cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : Sawah PusoLokasi administrasi : Desa Sumbersari, Kec. babulu, Kab. Penajam Paser

Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 34’ 31” LS - 116º 25’ 38” BT

Koordinat UTM : M 50; 436289 (X); 9825884 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-104/ bor/ 8 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

Ap 0 – 25 Kelabu sangat gelap (10 YR 3/1); tekstur lempung berliat;konsistensi agak lekat dan agak plastis (basah); karatan

sedikit, warna merah kekuningan (5YR 5/6); reaksi tanahsangat masam (pH 4,5)

Bg1 25 – 55 Kelabu gelap (10YR 4/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan

plastis (basah); karatan banyak, warna merah kekuningan(5YR 5/8); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)

Bg2 55 – 80 kelabu (10YR 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis

(basah); karatan cukup, warna merah kekuningan (5YR

5/8); reaksi tanah masam (pH 5,0)

2Cg1 80 – 110 kelabu (N 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis

(basah); reaksi tanah netral (pH 6,5)

2Cg2 110 – 120 kelabu kebiruan (5B 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat danplastis (basah); kematangan tanah setengah matang

(halfripe); reaksi tanah netral (pH 6,5)

Catatan : -

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 90: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

80

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Sulfisaprists

- Nasional (2014) : Organosol SaprikLandform : Dataran Fluvio marin (B.03)

Bahan induk : Endapan bahan organik dan liat marin

Bentuk wilayah (lereng %) : DatarLereng site dan posisi : 0%, Lereng sembarang

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 11 m.dplDrainase Tanah : Sangat Terhambat

Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 80 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : -80 cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : Sawah PusoLokasi administrasi : Desa Rawa Mulia, Kec. babulu, Kab. Penajam Paser

Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 34’ 09” LS - 116º 29’ 31” BT

Koordinat UTM : 443500 (X); 9826553 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-105/ bor/ 8 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

Ap 0 – 25 Kelabu sangat gelap (10 YR 3/1) dan coklat sangat gelap(10YR 2/2); tekstur liat bergambut; konsistensi agak lekat

dan tidak plastis (basah); reaksi tanah sangat masam (pH4,0)

Oa 25 – 80 Hitam (7,5YR 2/0); tekstur saprik; konsistensi tidak lekat

dan tidak plastis (basah); reaksi tanah sangat masam (pH4,0)

2Cg2 80 – 120 kelabu kebiruan (5B 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan

plastis (basah); kematangan tanah setengah matang

(halfripe); reaksi tanah masam (pH 5,0)

Catatan : - Kandungan sulfidik pada kedalaman 80 cm tercium dari aroma yang menyengat

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 91: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

81

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Endoaquepts

- Nasional (2014) : Gleisol DistrikLandform : Dataran Fluvio marin (B.03)

Bahan induk : Endapan liat dan liat marin

Bentuk wilayah (lereng %) : Agak datarLereng site dan posisi : 1%, Lereng sembarang

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 10 m.dplDrainase Tanah : Terhambat

Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 110 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : ->120 cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : Sawah BeraLokasi administrasi : Desa Babulu Laut, Kec. babulu, Kab. Penajam

Paser Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 30’ 59” LS - 116º 29’ 03” BT

Koordinat UTM : M 50; 442621 (X); 9832400 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-106/ bor/ 8 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

Ap 0 – 15 Kelabu gelap (10 YR 4/1); tekstur liat berdebu; konsistensiagak lekat dan agak plastis (basah); karatan banyak, warna

coklat (7,5YR 4/4); reaksi tanah sangat masam (pH 4,0)

Bg1 15 – 45 Kelabu (10YR 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis(basah); karatan banyak, warna merah kekuningan (5YR

5/8); reaksi tanah sangat masam (pH 4,0)

Bg2 45 – 85 kelabu (10YR 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis(basah); karatan cukup, warna coklat kemerahan (5YR 4/4);

reaksi tanah sangat masam (pH 4,0)

Bg3 85 – 110 kelabu (N 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis(basah); reaksi tanah masam (pH 5,0)

2Cg2 110 – 120 kelabu kebiruan (5B 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan

plastis (basah); kematangan tanah setengah matang(halfripe); reaksi tanah agak masam (pH 6,0)

Catatan : -

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 92: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

82

No. SPT :

Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Endoaquepts

- Nasional (2014) : Gleisol DistrikLandform : Dataran aluvial (A.13)

Bahan induk : Endapan liat

Bentuk wilayah (lereng %) : Agak datarLereng site dan posisi : 2%, Lereng sembarang

Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 10 m.dplDrainase Tanah : Terhambat

Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 110 cm

Kedalaman muka air tanah (cm) : -110 cm

Penggunaan lahan/ vagetasi : Sawah BeraLokasi administrasi : Desa Sebakung Jaya, Kec. babulu, Kab. Penajam

Paser Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 32’ 17” LS - 116º 26’ 57” BT

Koordinat UTM : M 50; 438713 (X); 9830005 (Y)

Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-107/ bor/ 8 Agustus 2015

Horison/

Lapisan

Kedalaman

(cm)

U r a i a n

Ap 0 – 15 Kelabu gelap (10 YR 4/1); tekstur liat berdebu; konsistensiagak lekat dan agak plastis (basah); karatan banyak, warna

merah kekuningan (5YR 4/6); reaksi tanah sangat masam(pH 4,0)

Bg1 15 – 40 Kelabu (10YR 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis

(basah); karatan banyak, warna merah kekuningan (5YR5/8); reaksi tanah sangat masam (pH 4,0)

Bg2 40 – 75 kelabu (5Y 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis

(basah); karatan cukup, warna coklat (7,5YR 4/4); reaksi

tanah sangat masam (pH 4,0)

Bg3 75 – 110 kelabu (N 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis

(basah); karatan cukup, warna coklat (7,5YR 4/4); reaksi

tanah sangat masam (pH 4,5)

2Cg 110 – 120 kelabu (N 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis

(basah); kematangan tanah setengah matang (halfripe);reaksi tanah masam (pH 5,0)

Catatan : -

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 93: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

GUBERNUR KALIMANTAI{ TIMUR

SALINANKEPUTUSAN GUE}ERNUR KALIMANTAN TIMUR

NOMOR 07A/K.197 /2015

TtrNTANG

PEMBENTUI{AN TIM PENGENDALI MUTU, PANITIA PELAKSANA, DAN TiMPELAKSANA KAJIAN PENGEMBANGAN (PERWILAYAHAN KOMODITAS

PERTANIAN UNGGULAN DAERAH MENDUKUNG PENGEMBANGANPERTANIAN DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA)

Menimbang

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

bahwa untuk memanfaatkan potensi sumber dayapertanian secara efektif dan efisien serta mendukungpembangunan dan pengembangan pertanian diKalimantan Timur, periu melakukan kqjianpengembangan (perwilayahan komoditas pertanianunggulan daerah mendukung pengembangan pertaniandi Kabupaten Penqjam Paser Utara);

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud huruf a, perlu membentuk Tim PengendaliMutu, Panitia Pelaksana dan Tim Pelaksana Kqjiandimaksud dengan menetapkannya dalam KeputusanGubernur Kalimantan Timur;

bahwa mereka yang nama dan jabatannya sebagaimanatercantum dalam lampiran keputusan ini sesuai fungsidan tugasnya dipandang mampu untuk ditetapkandalam Tim dan Kepanitiaan dimaksud;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956;2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2OO2;3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2AO9;4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OL4 jo. Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015;5. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2O14;6. Keputusan Presiden Nomor 137 /P Tahun 20L3;7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2O Tahun 2011;8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 76/Permentanf

OT.L4O / L2l2012 Tahun 2012;9. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 5lllKpts/PD.!IO/

e / 2oa6;10. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 09

Tahun 2OOB;6:_-_--_- I\I^*^- 1 Q

b.

b.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 94: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

MenetapkanKESATU

KEDUA

KETIGA

KEEMPAT

-2-

12. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 72A12;

13. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 472014 jo. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur67 Tahun 2OL4;

Tahun

TahunNomor

MEMUTUSKAN:

Membentuk Tim Pengendali Mutu, Panitia Pelaksana, DanTim Pelaksana Kqjian Pengembangan (PerwilayahanKomoditas Pertanian Unggulan Daerah MendukungPengembangan Pertanian Di Kabupaten Penajam PaserUtara) dengan susunan personil sebagaimana tercantumdalam lampiran keputusan ini;

Panitia dan Tim sebagaimana dimaksud dalam diktumKESATU mempunyai tugas:a. Tim Pengendali Mutu:

memberikan penilaian atas seluruh rangkaiankelitbangan, melakukan pengendalian sesuai dengantahapan kelitbangan, dan memberikan saran danmasukan guna penyernpurnaan kelittrangan;

b. Panitia Pelaksana:memberikan dukungan percepatan penyelenggaraankelitbangan; memberikan pelayanan administratif d.anman4ierial, bantuan, dan dorongan kepada timpelaksana demi kelancaran kelitbangan;

c. Tim Pelaksana:melaksanakan kegiatan keiitbangan sesuai dengannorma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Panitia dan Tim tersebutharus senantiasa berpedoman pada ketentuan peraturanperundang-undangan dan bertanggung jawab kepadaGubernur Kalimantan Timur.

lgS*ta - biaya yang dikeluarkan berkenaan d.enganditetapkannya keputusan ini dibebankan pada AnggaianPendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kaiimantan TrmurTahun Anggaran 2OL5 melalui Badan penelitian danPengembangan Provinsi Kalimantan Timur.

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 95: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

-3-

KELIMA Keputusan ini mulai beriaku pada tanggal ditetapkan,

dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata

terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki

sebagaimana mestinYa.

Ditetapkan di Samarindapada tanggal 8 April 2015

a,N. GUBERNUR KALIMANTAN TIMURWAKIL GUBERNUR,

trd

HM. MUKMIN FAISYAL HP

Tembusan :

1. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia di Jakarta;

2. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda;

3. Inspektur Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda;

4, Kepa,la Balitbangda Provinsi Kalirnantan Timur di Samarinda;

5. Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda;

6. Kepala BiioKeuangan Setda Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda;

Z. Kepaia Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Kalimantan Timur di

Samarinda;8. Yang bersangkutan.

Saiinan sesuai dengan aslinYa

SEKRETARIAT DAERAH PROV. KALTIM

.+l'{ffi&* "XHUKUM'liuil -Jiri$,sur-ffiqH]r! -j* I *:t;'rrli-t v*

\rk'i\. r

BINA TINGKAT I

198503 1 006*.qtrF

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 96: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR

o7o/K.197 l2AL5 TENTANG TIM PENGENDALT MUTU, PANITIA

PELAKSANA, DAN TIM PELAKSANA KAJIAN PENGEMBANGAN(PERWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH

MENDUKUNG PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN

PENAJAM PASER UTARA}

SUSUNAN PERSONIL TIM PENGENDALI MUTU, PANITIA

PELAKSANA, DAN TIM PELAKSANA KAJIAN PENGEMBANGAN(PERWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH

MENDUKUNG PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN

PENAJAM PASER UTARA)

TIM PENGEI{DALI MUTUPengendali 1. Gubernur Kalimantan Timur

2. Wakil Gubernur Kalimantan Timur3. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur

PANITIA PELAKSANA

Pengarah

Koordinator

Wakil Koordinator

Anggota

Kepala Balitbangda Prov. Kaltim

Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan BalitbangdaProv. Kaltim

Kepala Sub Bidang Pembangunan Balitbangda Prov. Kaltim

1. Kabid. Produksi Dinas Perkebunan Prov. Kaltim2. Kasi, Pengembangan Padi Palawija Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Prov. Kaltim3. Dra. Hj. Ernawati. M.Si

Kasubid. Ekonomi dan Keuangan Balitbangda Prov.

Ka1tim4, Kasubag. Program Balitbangda Prov. Ikltim5. Kabid. Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Prov. Kaltim6. Mahdaleny. SH

Staf Biro Hukum Setda Prov. Kaitim7, Braqantyo Adi &teroho. SE. M,Ec,Dev

Peneliti Muda Baiitbangda Prov. Kaltim8. HusniJra&nur

Bendahara Balitbangda Prov. Kaltim9. Pupu! Wahyu Budiman. $T

Peneliti Pertama Balitbangda Prov. Kaltim10. Heru Sutiahjo. SE

Staf Pelaksana Balitbangda Prov, Kaltim11. Juliansyah

Staf Pelaksana Balitbangda Prov. Kaltim12. Anwar Salim. A.Md

Staf Pelaksana Balitbangda Prov. Kaltim13. Eldin Ratno Pramata

Staf Pelaksana Balitbangda Prov. Kaltim1A llr^l-:li (!La

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 97: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

TIM PELAKSANAKetuaAnggota

-2-

Kepala BPTP Kaltim1. Dr. Ro[q. S.Tp. MP

2.

3.

4.

5.

Peneliti BPTP KaltimIr. Tarbiyatul Munawgrah. MPeneliti BPTP KaltimDhyarrl Nastiti. SP.MEPeneliti BPTP KaltimYossita Fiana. SP.M,SiPeneliti BPTP Kaltim[r. RudharmonoDosen Unmui Samarinda

Samarinda, 8 April 2075

A.n. GUBERNUR KALIMANTAN TIMURWAKIL GUBERNUR,

ftd

HM. MUKMIN FAISYAL HP

Saiinan sesuai dengan aslinyaT DAERAH PROV. KALTIM

BIRO HUKUM,

A TINGKAT I27 L9B5A3 1 006

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM

Page 98: BALITBANGDA PROV. KALTIM...7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-syarat keilmuan setelah diseminarkan di

BALITBAN

GDA P

ROV. K

ALTIM