Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
i
LAPORAN AKHIR
PERWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN
UNGGULAN DAERAH MENDUKUNG
PENGEMBANGAN PERTANIAN
DI KAB. PENAJAM PASER UTARA
BIDANG EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2015
i
LAPORAN AKHIR
PERWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN
UNGGULAN DAERAH MENDUKUNG
PENGEMBANGAN PERTANIAN
DI KAB. PENAJAM PASER UTARA
BIDANG EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2015
i
LAPORAN AKHIR
PERWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN
UNGGULAN DAERAH MENDUKUNG
PENGEMBANGAN PERTANIAN
DI KAB. PENAJAM PASER UTARA
BIDANG EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2015
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
ii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Perwilayahan Komoditas Pertanian Unggulan DaerahMendukung Pengembangan Pertanian di KabupatenPenajam Paser Utara
2. Unit Pelaksana : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Kalimantan Timur
3. Alamat Jl. Pangeran M. Noor, Sempaja Samarinda - 75119
4. Penanggung Jawab : Ir. Tarbiyatul Munawwarah, MSi
5. Waktu Pelaksanaan : Maret – Desember 2015
6. Lokasi : Kec. Penajam dan Kec. BabuluKab.Penajam Paser Utara
7. Sumber Dana : Balitbangda Prov. Kaltim
Laporan Penelitian ini telah disahkan serta dinyatakan memenuhi syarat-
syarat keilmuan setelah diseminarkan di Samarinda pada tanggal 10
Desember 2015 dan dibahas oleh Pembahas Utama beserta pembahas
lain dalam seminar tersebut.
Samarinda, Desember 2015
Mengetahui:
Kepala Bidang Ekonomi dan
Pembangunan
Ketua Peneliti
Drs. Juraidi, MTP
Pembina Tingkat I
NIP. 19680207 198811 1 001
Ir.Tarbiyatul Munawwarah, MSi.
Penata
NIP. 19660117 200003 2 001
Disetujui Oleh:
Kepala Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur
Prof. Dr. H. Dwi Nugroho Hidayanto, M.Pd.
Pembina Utama
NIP. 19600216 198511 1 001
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
iii
SUSUNAN TIM PENELITI
No. Nama Jabatan
1. Prof. Dr. H. Dwi Nugroho Hidayanto, M.Pd Pengarah
2. Drs. Juraidi, MTP Koordinator
3. Dra. Ernawati AM, M.Si Wakil Koordinator
4. Drs. Syaiful Anwar Anggota
5. Rabiatul Adawiyah, SE Anggota
6. Dra. Usni Ad’hiyah Anggota
7. Rina Juliaty, S.Si Anggota
8. Ir. Rulliana Anggota
9. Samiran, M.Sc. Anggota
10. Heru Sutjahjo Anggota
11. Maftuhah, S.Sos, M.Si Anggota
12. Anwar Salim, A.Md Anggota
13. Eldin Ratno Pramata Anggota
14. Abdul Hayat Anggota
15. Irma Dewi Anggota
16. Bramantyo Adi Nugroho, SE, M.Ec.Dev. Ketua Tim Pelaksana
17. Adi Hendro Purnomo, SIP, MAP Anggota Tim Pelaksana
18. Eka Nor Santi, SP Anggota Tim Pelaksana
19. Puput Wahyu Budiman, ST Anggota Tim Pelaksana
20. Yuli Fitrianto, SAP Anggota Tim Pelaksana
21. Ratih Fenty AB, SAP Anggota Tim Pelaksana
22. Pebiansyah Hapsari, SH Anggota Tim Pelaksana
Samarinda, Desember 2015
Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan,
Drs. Juraidi, MTPPembina Tingkat I
NIP. 19680207 198811 1 001
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan ridho-Nya kami dapat melaksanakan dan menyusun laporan kegiatan
kerjasama Perwilayahan Komoditas Pertanian Unggulan Daerah
Mendukung Pengembangan Pertanian di Kabupaten Penajam Paser
Utara, dengan lokasi Kecamatan Babulu dan Kecamatan Penajam.
Keterbatasan data dan informasi sumberdaya lahan secara spasial dengan
kedalaman informasi sesuai dengan skala mendorong Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Timur untuk melaksanakan
pengkajian secara lebih detil. Berdasarkan informasi dari Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur, sampai dengan tahun 2014 telah
disusun peta perwilayahan komoditas pertanian berdasarkan karakterisasi dan
analisis zona agroekologi di Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Timur. Pada
tahun 2015 dengan menggunakan dana APBN disusun peta perwilayahan
komoditas pertanian untuk Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu.
Melalui kerjasama antara BPTP dan Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur
dengan menggunakan dana APBD, disusun peta perwilayahan komoditas
pertanian untuk Kabupaten Penajam Paser Utara (Kec. Penajam dan Kec.
Babulu).
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Tim pendamping dari Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP)
yang telah membimbing dan membantu pelaksanaan kegiatan di lapang maupun
analisis.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan, saran dan
kritik yang membangun akan sangat bermanfaat bagi perbaikan pengkajian
selanjutnya.
Samarinda, Desember 2015
Kepala Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur
Prof. Dr. H. Dwi Nugroho Hidayanto, M.PdPembina Utama
NIP. 19600216 198511 1 001BALI
TBANGDA P
ROV. K
ALTIM
v
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iiSUSUNAN TIM PENELITI ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
DAFTAR ISI .......................................................................................... vDAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viiiRINGKASAN ......................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................. 11.2. Dasar Pertimbangan...................................................................... 31.3. Tujuan dan Keluaran ..................................................................... 41.4. Keluaran....................................................................................... 41.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak...................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 6
2.1. Kerangka Teoritis .......................................................................... 62.2. Hasil-hasil Pengkajian ................................................................... 8
III. METODOLOGI................................................................................ 10
3.1. Pendekatan .................................................................................. 103.2. Ruang Lingkup Kegiatan ................................................................ 103.3. Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan........................................ 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 15
4.1. Keadaan umum wilayah................................................................. 154.1.1. Letak Geografi, Demografi dan Aksesibilitas.................................. 154.1.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ...................................... 184.1.3. Kondisi Wilayah dan Potensi Pertanian di daerah Pengkajian .......... 194.2. Iklim ............................................................................................ 284.3. Bentuk Wilayah, Bahan Induk dan Landform ................................... 324.3.1. Bentuk Wilayah ......................................................................... 324.3.2. Bahan induk............................................................................... 324.4. Potensi Pengembangan Komoditas Pertanian................................... 474.4.1. Kesesuaian Lahan Komoditas Pertanian........................................ 474.4.2. Arahan dan Rekomendasi Pengembangan Pertanian...................... 51
V. KESIMPULAN................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 57
LAMPIRAN............................................................................................ 59
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
vi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Luas wilayah per-kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara .......... 15
Tabel 2. Jumlah penduduk di Kab. Penajam Paser Utara................................... 17
Tabel 3. Jarak dari ibukota Kabupaten ke ibukota Kecamatan ........................... 17
Tabel 4. Luas wilayah per-desa di Kecamatan Babulu....................................... 19
Tabel 5. Luas lahan fungsional di Kec. Babulu.................................................. 20
Tabel 6. Luas fungsional padi sawah di Kec. Babulu ......................................... 22
Tabel 7. Luas tanam, Luas panen, produktivitas dan produksi palawijadi Kec. Babulu.................................................................................. 23
Tabel 8. Luas tanam dan produksi tanaman perkebunan di Kec. Babulu............. 23
Tabel 9. Luas wilayah per-desa di Kecamatan Penajam .................................... 24
Tabel 10. Luas penggunaan lahan di Kecamatan Penajam .................................. 26
Tabel 11. Luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi palawijadi Kec. Penajam ............................................................................... 26
Tabel 12. Luas tanam dan produksi tanaman perkebunan di Kec. Penajam .......... 27
Tabel 13. Data curah hujan Kec. Babulu, Kec. Penajam tahun 2013dan suhu di Kab. PPU ....................................................................... 27
Tabel 14. Data seri curah hujan Kec. Babulu tahun 2004 – 2013......................... 29
Tabel 15. Interpretasi zona agroklimat Oldeman ................................................ 31
Tabel 16. Bentuk wilayah Kecamatan Babulu dan Kecamatan Penajam Kab. PPU.. 32
Tabel 17. Bahan induk pembentuk grup landform di Kab. PPU ............................ 37
Tabel 18. Klasifikasi landform Kecamatan Babulu dan Penajam........................... 37
Tabel 19. Klasifikasi tanah Kecamatan Babulu dan Penajam Kab. Penajam PaserUtara menurut sistem Taksonomi Tanah (Soil Survey Staff, 2010). ....... 41
Tabel 20. Legenda peta tanah semi detil skala 1:50.000 Kecamatan Babulu ......... 45
Tabel 21. Legenda peta tanah semi detil skala 1:50.000 Kecamatan Penajam ...... 46
Tabel 22. Hasil evaluasi kesesuaian lahan di Kec. Babulu.................................... 48
Tabel 23. Hasil evaluasi kesesuaian lahan di Kec. Penajam ................................. 49
Tabel 24. Faktor pembatas pada kelas keseuaian lahan untuk pengembanganpertanian di Kec. Babulu dan Kec. Penajam. ....................................... 50
Tabel 25. Arahan perwilayahan komoditas pertanian di Kecamatan Babulu .......... 54
Tabel 26. Arahan perwilayahan komoditas pertanian di Kecamatan Penajam........ 55
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
vii
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Diagram alir penyusunan peta analisis ZAE skala 1:50.000....................... 13
2. Peta administrasi Kab. PPU.................................................................... 16
3. Penduduk dan Luas Wilayah Kab. Penajam Paser Utara ........................... 17
4. Laju pertumbuhan ekonomi Kab. Penajam Paser Utara ............................ 18
5. Penduduk dan Luas Wilayah Kab. Penajam Paser Utara ........................... 19
6. Penduduk dan luas wilayah Kec. Babulu ................................................. 20
7. Peta Administrasi Kec. Babulu Kab. PPU ................................................. 21
8. Luas panen dan produksi padi sawah di Kec. Babulu ............................... 22
9. Penduduk dan luas wilayah Kec. Penajam............................................... 24
10. Peta Administrasi Kec. Penajam Kab. PPU .............................................. 25
11. Luas Panen dan produksi Padi sawah di Kec. Penajam............................. 27
12. Peta zona agroklimat Kabupaten Penajam Paser Utara ............................ 30
13. Sebaran kelas lereng di Kec. Babulu dan Kec. Penajam Kab. PPU ............. 33
14. Peta Geologi Kab. PPU .......................................................................... 34
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Peta Satuan Lahan Kec. Babulu ............................................................. 82
2. Peta Satuan Lahan Kec. Penajam........................................................... 83
3. Peta Satuan Lahan Kec. Babulu ............................................................. 84
4. Peta Satuan Lahan Kec. Penajam........................................................... 85
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
ix
RINGKASAN
Perwilayahan Komoditas Pertanian Unggulan Daerah MendukungPengembangan Pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara. Keberhasilanpertanian sangat bergantung pada sumberdaya dan lingkungan, terutama tanah, air,dan fisiogafi yang perlu dipahami secara cermat. Dengan mengetahui karakteristiklahan dan kriteria tanaman maka dapat dinilai kelas kesesuaian lahannya. Penilaianterhadap kesesuaian lahan dan zonasi agroekologi akan memberikan output arahanpengembangan komoditas pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertaniantelah menghasilkan Atlas Zona Agroekologi skala 1:250.000 untuk Kalimantan padatahun 2011 sebagai arahan pengembangan pertanian secara nasional, sedangkanarahan untuk kabupaten yang bersifat operasional diperlukan skala semi detil(1:50.000). kegiatan ini bertujuan mengumpulkan data dan informasi sumberdayalahan (biofisik dan sosek) dalam mendukung perencanaan dan pengembangankawasan pertanian dan menyusun peta perwilayahan komoditas pertanian diKabupaten PPU khususnya Kec. Babulu dan Kec. Penajam. Metodologi pemetaansumberdaya lahan pertanian menggunakan pendekatan landform sebagai dasar untukpenyusunan satuan peta tanah; memperhatikan karakteristik tanah dan kriteria syarattumbuh tanaman; dan penilaian sosial ekonomi pada komoditas eksisting. Kegiatandilaksanakan dalam 4 tahap yaitu (1) persiapan data dasar, (2) pengumpulan data daninformasi, (3) pengolahan dan analisis data (biofisik dan sosek), dan (4)pembuatan/pencetakan peta. Hasil pengkajian yang diperoleh yaitu : (1) terdapat 17Satuan Peta Tanah (SPT) dengan 6 ordo tanah di Kec. Babulu dan 16 SPT dengan 4ordo tanah di Kec. Penajam; (2) Penilaian kesesuaian lahan 18 komoditaspertanian (pangan, hortikultura, buah-buahan dan tahunan), sebagaian besartergolong klas S3 (sesuai marjinal) dengan kendala retensi hara, hara tersedia, kondisiperakaran, bahaya erosi, ketersediaan oksigen, dan bahaya sulfidik; (3) Potensipeny-angga pangan di Kec. Babulu ada ± 21,3% sedangkan di Kec. Penajam hanyaterdapat ± 7,5%; (5) Rekomendasi arahan pengembangan pertanian pada Zona IIIdan IV dengan urutan Tanaman Pangan-Hortikultura-Tanaman Tahunan terdapat ±42%; (6) Rekomendasi Paket Teknologi Tanaman Pangan dengan masukan rendahberupa adaptasi tanaman, sedang dengan masukan tinggi (merubah kondisi tanah jadisesuai), antara lain pengapuran, pemupukan berimbang, pemberian pupuk organik(kompos dan hayati); (7) Rekomendasi Paket Teknologi Tanaman Perkebunan yaituKonservasi tanah, dengan alley cropping atau strip cropping, peningkatan kesuburantanah, pengelolaan bahan organik tanah dan pemanenan air dan irigasi suplemen.
Kata kunci : perwilayahan komoditas, skala 1:50.000, Kec. Babulu dan Penajam
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka setiap daerah dituntut untuk
berpacu menggali dan meningkatkan potensi sumber daya alamnya seoptimal
mungkin termasuk sektor pertanian, peternakan dan perikanan.
Keberhasilan pertanian sangat bergantung pada sumber daya dan
lingkungan, terutama lahan, air, dan fisiogafi yang perlu dipahami secara cermat.
Namun selama ini informasi tentang sumber daya alam dan lingkungan yang
dikumpulkan dan disintesis dengan tingkat kecermatan berbeda. Selain itu,
pembangunan pertanian tidak hanya untuk peningkatan kesejahteraan petani,
tetapi juga menjadi sarana dalam peningkatan integrasi nasional, melalui
perdagangan antar-wilayah dan menghindari persaingan, sehingga memperoleh
pasar yang lebih baik. Untuk itu harus dibangun pertanian tangguh yang secara
teknis mantap, secara ekonomi layak, aman terhadap lingkungan, secara sosial
dapat diterima.
Isu strategis dan permasalahan yang terkait dengan pembangunan
Kalimantan Timur, antara lain: (1) Rendahnya daya saing daerah yang diakibatkan
oleh rendahnya kualitas SDM; penguasaan dan pemanfaatan IPTEK; sedikitnya
produk-produk unggulan daerah yang kompetitif; tidak konsistennya perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan; rendahnya jiwa kewirausahaan daerah, dan
lemahnya jaringan pemasaran, (2) Pembangunan daerah perbatasan dengan
Malaysia yang belum memadai serta terdapatnya perbedaan yang mencolok dengan
wilayah Negara Malaysia yang dapat menimbulkan kerawanan-kerawanan di bidang
ekonomi, politik, keamanan, dan kedaulatan negara. Selain itu masih ditemukannya
kesenjangan antar wilayah, yang ditandai dengan pembangunan daerah pedalaman
yang relatif masih tertinggal dibandingkan daerah/wilayah pesisir.
Untuk mendukung pengembangan pertanian di Kalimantan Timur, Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur telah menghasilkan peta Zona
Agroekologi (ZAE) skala 1:250.000 pada tingkat kabupaten, termasuk di Kabupaten
Nunukan. Peta tersebut memberikan informasi tentang zonasi pada masing-masing
wilayah untuk pengembangan kehutanan, perkebunan, wanatani, pertanian
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
2
tanaman lahan kering maupun lahan basah, lahan gambut dan perikanan pada
tingkat kecamatan. Namun demikian Peta ZAE skala 1:250.000 ini belum dapat
menggambarkan wilayah pengembangan komoditas pertanian yang spesifik.
Dengan demikian, untuk mendukung pengembangan kawasan tersebut diperlukan
pemetaan yang lebih operasional atau semi detail yaitu skala 1:50.000.
Sektor pertanian merupakan salah satu peluang untuk meningkatkan
kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kalimantan Timur. Pengembangan berbagai
komoditas pertanian di kawasan ini sangat memungkinkan, karena didukung oleh
kondisi bio-fisik sumberdaya lahan yang memadai.
Sesuai dengan tugasnya sebagai institusi yang melaksanakan pengkajian,
perakitan dan pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Kaltim perlu mendukung program pengembangan
kawasan perbatasan tersebut agar selaras dengan spesifikasi wilayah sasaran
berdasarkan kondisi agroekosistem setempat, sifat komoditas unggulan yang
dikembangkan, kondisi infrastruktur dan peluang pasar serta situasi sosial
budayanya. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah menyediakan data dan informasi
tentang keadaan biofisik lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat sebagai
sumberdaya dalam pengembangan komoditas pertanian di daerah ini. Dukungan
kegiatan ini dapat dilakukan melalui karakterisasi dan analisis zona agroekologi semi
detail (skala 1 : 50.000), terutama pada kawasan pengembangan sentra produksi
dan wilayah-wilayah yang potensial lainnya.
Pemetaan semi detail skala 1: 50.000 akan dapat memberikan informasi
yang lebih spesifik mengenai sumberdaya lahan yang dapat diperoleh melalui
kegiatan survei biofisik dan sosial ekonomi. Kegiatan survei biofisik dilakukan
melalui pengamatan lapangan yang didukung oleh informasi dari sumber lain
melalui identifikasi, klasifikasi, interpretasi sifat-sifatnya dan prediksi kesesuaiannya
untuk komoditas pertanian. Kegiatan ini meliputi: pembagian kelas lereng, klasifikasi
tanah, tingkat kesuburan tanah dan pemilihan komoditas yang sesuai. Informasi
kegiatan sosial ekonomi dapat menghasilkan gambaran untuk profil usahatani pada
tingkat rumah tangga, luasan lahan potensial, komoditas pertanian unggulan dan
peluang pasar.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
3
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersedianya informasi tentang
daya dukung sumberdaya pertanian, sebagai landasan perencanaan pengembangan
komoditas pertanian unggulan yang sesuai kondisi agroekosistem dan sosia
ekonomi setempat. Dengan demikian, hasil studi ini dapat dijadikan acuan oleh
berbagai kalangan, baik pemerintah daerah, lembaga penelitian maupun swasta,
dalam menentukan arah dan prioritas program pengembangan pertanian sesuai
dengan kebutuhan.
1.2. Dasar Pertimbangan
Dalam rangka pencapaian Empat Sukses Pembangunan Pertanian yang
meliputi Pencapaian Swasembada dan Swasembada berkelanjutan, Peningkatan
Diversifikasi Pangan, Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor serta
Peningkatan Kesejahteraan Petani, memerlukan informasi sumber daya lahan yang
tepat dengan komoditas yang sesuai. Sektor pertanian merupakan salah satu
peluang untuk meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kalimantan
Timur. Pengembangan berbagai komoditas pertanian di Kalimantan Timur sangat
memungkinkan, karena didukung oleh kondisi bio-fisik sumber daya lahan yang
memadai. Peta ZAE skala 1:250.000 telah merangkum informasi dasar seperti
bentuk wilayah, iklim, dan tanah sehingga dapat memberikan gambaran alternatif
pilihan penggunaan lahan untuk pembanguan pertanian yang dapat lebih banyak
memberi keuntungan. Pemetaan tersebut merupakan peta zona agroekologi yang
memberikan informasi tentang zonasi pada masing-masing wilayah untuk
pengembangan kehutanan, perkebunan, wanatani, pertanian tanaman lahan kering,
lahan basah, danlahan gambut. Peta 1:250.000 belum memadai untuk menyususn
kebijakan operasional sehingga masih perlu didetilkan menjadi skala 1:50.000,
dimana peta tersebut dapat memberikan informasi yang lebih spesifik untuk
pemilihan komoditas yang sesuai, rekomendasi teknologi, dan profil analisis
usahatani terhadap pengembangan komoditas eksisting. Dengan memiliki informasi
yang lebih detil dari aspek biofisik, iklim dan kondisi sosial ekonomi maka
penggunaan lahan dapat sesuai dengan peruntukkannya dan dapat meningkatkan
pendapatan petani serta dapat menjaga keberlanjutan sumber daya lahan.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
4
1.3. Tujuan
Perwilayahan komoditas pertanian unggulan daerah mendukung pengembangan
pertanian di Kabupaten PPU bertujuan :
1. Menyusun data dan informasi kesesuaian beberapa jenis komoditas
pertanian sesuai dengan kondisi agroekosistem wilayah.
2. Menyusun peta perwilayahan komoditas pertanian berdasarkan zona
agroekologi skala 1:50.000 di Kabupaten Penajam Paser Utara.
3. Mengidentifikasi komoditas unggulan di Kalimantan Timur, khususnya Kec.
Penajam dan Kec. Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara.
1.4. Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan perwilayahan komoditas pertanian
unggulan daerah mendukung pengembangan pertanian di Kabupaten PPU yaitu :
1. Teridentifikasinya sumber daya lahan untuk pengembangan pertanian
2. Arahan tipe penggunaan lahan untuk sistem pertanian yang tepat sebagai
dasar pembangunan pertanian berkelanjutan
3. Tersedianya peta perwilayahan komoditas pertanian berdasarkan zona
agroekologi skala 1:50.000 di Kec. Penajam dan Kec. Babulu Kabupaten
Penajam Paser Utara.
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak
Perkiraan Manfaat
a. Dipergunakannya peta perwilayahan komoditas 1:50.000, data kesesuaian
lahan untuk mendukung perencanaan pengembangan komoditas pertanian di
Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur.
b. Memberikan bahan masukan dan arahan bagi pemerintah daerah untuk
penggunaan lahan pertanian yang sesuai dengan agroekologi setempat.
c. Mempermudah bagi pihak perencana atau pengkaji dalam merancang inovasi
teknologi yang dibutuhkan, sesuai dengan sumber daya lahan dan air serta
kondisi sosial ekonomi petani .BALI
TBANGDA P
ROV. K
ALTIM
5
Perkiraan Dampak
Pembangunan dan pengembangan pertanian di Kalimantan Timur akan lebih
efektif dan efisien, jika dilaksanakan sesuai dengan potensi zona agroekologi
setempat, oleh karena termanfaatkannya potensi sumber daya alam di Kalimantan
Timur. Dengan demikian dalam jangka panjang akan dapat dijadikan sebagai
kawasan pengembangan agribisnis atau kawasan sentra produksi, yang pada
akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan petani.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
Sektor pertanian diharapkan banyak menyerap lapangan kerja dan
memberikan kontribusi pendapatan domestik regional sehingga tugas dan
peranannya perlu ditingkatkan melalui efisiensi sumber daya pertanian dengan
pendekatan regionalisasi komoditas pertanian yang mempunyai keunggulan
kompetitif dan komparatif secara lentur, dinamis dan bersifat jangka panjang.
Untuk menetapkan strategi perencanaan tata ruang tersebut diperlukan
pemahaman terhadap karakteristik wilayah agar dapat mendukung pembangunan
pertanian yang tepat lokasi, sasaran dan teknologi, sehingga optimalisasi
pendayagunaan sumber daya pertanian dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Secara konsepsional pengembangan wilayah pertanian ditentukan oleh adanya
integrasi antara kondisi sumber daya lahan, lokasi, ekonomi, kebutuhan spesifik,
karakteristik budaya dan pusat-pusat pelayanan ekonomi.
Oleh karena itu diperlukan penilaian kesesuaian lahan agar sumber daya
lahan (biofisik dan iklim) dapat dimanfaatkan secara optimal, secara teknis sesuai
dengan persyaratan tumbuh tanaman sehingga memberikan produksi yang tinggi,
secara ekonomi mempunyai nilai tawar yang menjanjikan, dan secara sosial budaya
dapat diterima dan dikembangkan oleh masyarakat setempat.
Iklim dan tanah merupakan dua hal yang menjadi faktor pembatas produksi
suatu tanaman. Cukup banyak teknologi untuk meningkatkan kesuburan tanah,
sedangkan iklim tidak dapat dimanipulasi. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi lahan
(pendugaan tingkat kesesuaiaan lahan) untuk berbagai alternatif penggunaan
seperti; penggunaan untuk pertanian, kehutanan, pariwisata, tujuan konservasi atau
jenis penggunaan lainnya. Klasifikasi kesesuaian lahan adalah penilaian lahan secara
sistematik dan pengelompokkannya kedalam beberapa kategori berdasarkan sifat-
sifat yang merupakan faktor penghambat penggunaannya, yaitu dengan
memperbandingkan (matching) antara kualitas dan karakteristik lahan sebagai
parameter dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan
persyaratan penggunaan atau persyaratan tumbuh tanaman atau komoditas lainnya
yang dievaluasi.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
7
Sys (1980), menyatakan ada 4 (empat) klasifikasi kesesuaian lahan, dimana
kelas-kelas tersebut menyatakan secara terpisah antara masing-masing satuan peta
tanah dari areal sigi. Empat kategori kelas kesesuaian lahan tersebut, yaitu :
1. Ordo kesesuaian lahan menunjukkan kesesuaian secara global
2. Kelas kesesuaian lahan yang menunjukkan tingkat kesesuaian di dalam tingkat
order
3. Sub kelas kesesuaian lahan yang menunjukkan jenis dari faktor-faktor pembatas
atau macam utama dari perbaikan yang diperlukan di dalam kelas
4. Unit kesesuaian lahan yang menunjukkan perbedaan kecil dalam pengelolaan di
dalam sub kelas
Masing-masing order dinyatakan dengan simbol S dan N; dimana order S
berarti lahan tersebut dapat menunjang penggunaan sesuai dengan yang telah
ditetapkan dan diharapkan dapat diperoleh keuntungan yang memadai, tanpa
adanya resiko kerusakan sumber daya lahan setempat dan sekitarnya. Order N
berarti lahan memperlihatkan karakteristik yang dapat menghambat penggunaan
lahan, dikarenakan mungkin secara teknis tidak dapat dilakukan atau karena alasan
perhitungan ekonomi apakah pekerjaan ini menguntungkan atau tidak.
Kelas kesesuaian lahan pada tingkat kelas adalah mengetahui derajat
kesesuaian lahan. Dalam kelas kesesuaian lahan ini dianjurkan untuk menggunakan
tiga kelas dalam order S dan dua kelas pada order N. Pembagian kelas tersebut
adalah:
S1: Sangat sesuai (suitable), lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang
berarti dalam penggunaan lahan atau dengan pembatas sederhana yang
tidak akan menurunkan produksi secara nyata dan input yang ditambahkan
secara ekonomi menguntungkan.
S2: Cukup sesuai (moderately suitable), lahan mempunyai faktor pembatas yang
agak serius dalam mempertahankan tingkat manajemen yang diterapkan.
Faktor pembatas akan menyebabkan berkurangnya produksi dan besarnya
input yang diberikan.
S3: Sesuai terbatas (marginally suitable), faktor pembatas lebih serius dalam
mempertahankan tingkat manajemen yang diterapkan. Pembatas akan lebih
mengurangi produksi atau memerlukan input yang lebih besar.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
8
N: Tidak sesuai (unsuitable). Lahan mempunyai pembatas yang lebih serius,
tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan, pengelolaan dan biaya
sederhana.
Untuk kelas kesesuaian lahan pada tingkat sub kelas adalah refleksi dari
jenis pembatas yang timbul pada tingkat kelas maupoun order sehingga diperoleh
S1, S2, S3 dan N, dibelakangnya dicantumkan jenis pembatas yang harus diperbaiki
sebagai contoh S2-fh, S2-rn, S3-wa, Ns dan sebagainya.
2.2. Hasil-hasil pengkajian terkait
Hasil-hasil pengkajian terkait yang telah dilaksanakan Badan Litbang
Pertanian baik Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) dan BPTP Kaltim
yaitu sebagai berikut:
a. Pada tahun 2000, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian telah melaksanakan
pemetaan sumber daya lahan di Provinsi Kalimantan Timur melalui pendekatan
zona agroekologi yang merupakan pengelompokkan suatu wilayah berdasarkan
keadaan fisik dan lingkungan. Peta yang dihasilkan memberikan informasi
sebaran lahan potensial untuk pengembangan pertanian secara umum karena
pada skala 1: 250.000 (Heriansyah, et al., 2000).
b. Kajian untuk menghasilkan Peta Arahan Tata Ruang Pertanian skala 1:250.000
berdasarkan zona agroekologi telah dilaksanakan pada tahun 2006 dengan cara
melakukan tumpang tepat (overlay) dengan Peta Tata Ruang wilayah (RTRW)
Provinsi Kalimantan Timur tahun 1999. Hasil yang diperoleh yaitu peta arahan
tata ruang pertanian untuk 12 kabupaten kota yang ada di Kaltim, yaitu (1)
Kabupaten Paser; (2) Kabupaten Penanajam Paser Utara (PPU) dan Kota
Balikpapan; (3) Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Samarinda dan Bontang; (4)
Kabupaten Kutai Timur; (5) Kabupaten Kutai Barat; (6) Kabupaten Berau; (7)
Kabupaten Malinau; (8) Kabupaten Nunukan; dan (9) Kabupaten Bulungan
(Mastur et al., 2006).
c. Kegiatan Perwilayahan Komoditas Pertanian Unggulan berdasarkan Zona
Agroekologi dengan skala 1:50.000 baru dilaksanakan di wilayah perbatasan di
dua pulau yaitu P. Sebatik dan P. Nunukan pada tahun 2007 (Hidayanto, et al.,
2007).
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
9
d. Pada tahun 2008 dan 2009, pemetaan semi detil dilaksanakan di semua
Laboratorium Agribisnis kegiatan Program Rintisan dan Akselerasi
Pemasyarakatan Inovasi teknologi Pertanian (PRIMA TANI) yang tersebar di
enam Kabupaten Kota pada kecamatan tertentu juga pada skala 1:50.000.
e. Atlas Zona Agro Ekologi (ZAE) tingkat tinjau skala 1:250.000 yang dapat
dijadikan sebagai Peta Arahan Pengembangan Pertanian di Provinsi Kalimantan
Timur (Balitbangtan, 2013).
f. Pada tahun 2013 dan 2014, Penyusunan peta perwilayahan komoditas pertanian
unggulan pada tingkat semi detil skala 1:50.000 Kabupaten Paser (Tarbiyatul, et
al., 2013) dan Kabupaten Kutai Timur (Tarbiyatul, et al., 2014).
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
10
III. METODOLOGI
3.1. Pendekatan
Kegiatan ini merupakan survei lapangan, yang diawali dengan penyiapan data
dasar untuk pembangunan pertanian di kawasan potensial pengembangan
pertanian melalui inventarisasi dan kompilasi atlas digital ZAE Kalimantan Timur
1:250.000. Pengumpulan data pendukung meliputi peta-peta: peta topografi, rupa
bumi, peta geologi, peta landuse, peta jenis tanah, laporan dinas dan instansi
terkait, dll.
3.2. Ruang Lingkup Kegiatan
Lingkup dan rencana kegiatan meliputi persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan
sebagaimana tersaji pada diagram alir kegiatan penyusunan peta perwilayahan
komoditas pertanian skala 1:50.000 (Gambar 1).
a. Persiapan
Kegiatan ini meliputi penyusunan proposal, personalia/tim, pengadaan
alat dan bahan, perlengkapan kerja, studi pustaka, pengumpulan peta,
pengumpulan data, dan pembuatan peta analisis/lapang (penyusunan Peta
Satuan Lahan skala 1: 50.000).
b. Pelaksanaan
Kegiatan ini meliputi: 1) Pra survei dan 2) Survei biofisik (verifikasi
lapangan) dan sosek, 3) Analisis contoh tanah, dan (4) Pengolahan data dan
analisis sosek.
c. Pelaporan
Laporan kegiatan terdiri atas naskah laporan dan peta-peta (peta satuan
lahan dan peta perwilayahan komoditas) yang disusun berdasarkan
kecamatan dilakukan dengan komputerisasi menggunakan aplikasi GIS
(Geografic Information System).BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
11
3.3. Bahan dan Metode pelaksanaan kegiatan
3.3.1. Lokasi
Lokasi kegiatan karakterisasi dan analisis AEZ dilaksanakan di Kabupaten
Penajam Paser Utara.
3.3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang diperlukan dalam kegiatan ini meliputi:
a. Data iklim
b. Peta-peta, meliputi:
Seri Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:250.000 dari Badan
Informasi Geospasial;
Peta Wilayah Administrasi Indonesia dari Badan Pusat Statistik
(2010);
Peta tanah tinjau skala 1:250.000 dari Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP);
Peta sebaran lahan sawah Indonesia dari Kementerian Pertanian
(2012);
SRTM DEM resolusi 30m x 30m
Peta geologi skala 1:250.000 dan peta pendukung lainnya.
c. Lain-lain:
- Laporan tahunan yang dikeluarkan oleh Bappeda, Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Dinas Peternakan, Dinas Perkebunan, BPP, BIPP,
dll.
- pH lakmus
- Kantong palstik untuk contoh tanah
- Label
- HCl/H2O2/NaF (sesuai yang diperlukan)
- Blanko isian
Alat yang diperlukan dalam kegiatan ini meliputi:
a. Alat tulis menulis
b. Bor tanah, cangkul, sekop, pisau belati
c. GPS, meteran, Abney level, Kompas
d. Seperangkat komputer dengan software ArcView 3.3, ArcGIS 10, Global
Maper, dan SPKL.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
12
3.3.3. Metode Pelaksanaan
Metodologi kegiatan menggunakan kajian cepat (quick assesment)) yang
dapat menganalisis potensi sumberdaya lahan di lapangan secara cepat. Diagram
alir prosedur penyusunan Peta Arahan Perwilayahan Komoditas sebagaimana
disajikan pada Gambar 1.
Penyusunan Peta Satuan Lahan
Pendekatan analisis terrain menggunakan landform sebagai dasar untuk
menyusun satuan lahan. Klasifikasi landform mengacu pada Laporan Teknis LREPP
II No.5 (Marsoedi et al., 1997) dan LREP I (Balsem dan Buurman, 1990). Kegiatan
ini diawali dengan interpretasi peta kontur yang ditunjang dengan peta geologi,
menghasilkan delineasi satuan lahan. Satuan lahan adalah unit lahan yang
mempunyai unsur-unsur lahan yang sama atau hampir sama, antara lain: landform,
litologi, relief, lereng dan elevasi.
Pengamatan tanah dan lingkungan dengan mempertimbangkan variasi
landform, bahan induk, relief/lereng, landuse dan aksesibilitas. Pengamatan tanah
dan lingkungan lebih diutamakan untuk mengidentifikasi kendala lahan
untuk pengembangan komoditas pertanian unggulan, seperti tekstur, batuan di
permukaan, kedalaman tanah, teknik konservasi yang ada, kondisi tata air untuk
mendukung rekomendasi sumberdaya lahan.
Pengamatan morfologi tanah dilakukan dari minipit yang mewakili satu
subgrup tanah di dalam setiap satuan lahan, sedangkan pengambilan contoh tanah
komposit diambil dari sekitar lokasi minipit. Jumlah contoh komposit yang diambil
tergantung pada variasi sifat-sifat tanah serta penyebarannya dalam satuan lahan
dan selanjutnya contoh tanah komposit dianalisis di laboratorium.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
13
Gambar 1. Diagram alir penyusunan peta analisis ZAE skala 1:50.000
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
14
Analisis Contoh Tanah
Analisis contoh tanah di laboratorium meliputi penetapan sifat fisik dan kimia
tanah yang terdiri atas: tekstur (3 fraksi), pH, kadar bahan organik (C organik dan N
total), kadar P dan K, kadar kation basa-basa dapat tukar (Ca, Mg, K dan Na),
kapasitas tukar kation, dan kejenuhan basa. Metode analisis contoh tanah mengacu
pada Soil Survey Laboratory Staff (1991). Hasil analisis contoh tanah di laboratorium
digunakan untuk evaluasi lahan, pemantapan klasifikasi tanah dan evaluasi status
kesuburan tanah.
Pengolahan Data
Pengolahan data meliputi data lapangan dan data laboratorium. Data hasil
pengamatan lapangan dikorelasi dengan data hasil analisis laboratorium. Hasil
pengolahan data ini digunakan sebagai dasar untuk menyempurnakan satuan lahan
dan evaluasi kesesuaian lahan. Evaluasi lahan dilakukan secara terkomputerisasi
berdasarkan komoditas eksisting. Kegiatan evaluasi lahan dilakukan dengan cara
mencocokkan (matching) antara sifat, kualitas/karakteristik lahan dengan
persyaratan tumbuh tanaman. Metode penilaian kesesuaian lahan menggunakan
kerangka FAO (1976). dan kriteria kesesuaian lahan mengacu pada kriteria
kesesuaian lahan untuk komoditas pertanian (Djaenudin et al., 2000). Selanjutnya
pembuatan peta akhir dilakukan dengan komputerisasi/aplikasi GIS (Geografic
Information System). Untuk kegiatan perwilayahan komoditas perlu dilakukan
penilaian hasil evaluasi lahan yang menyajikan kelas kesesuaian lahan untuk
berbagai komoditas pertanian terpilih. Setiap satuan lahan dinilai kemungkinannya
sesuai untuk lebih dari satu komoditas pertanian, sehingga untuk memilih jenis
komoditas pertanian yang akan dikembangkan di suatu wilayah perlu
dipertimbangkan dari aspek sosial ekonominya. Untuk kegiatan ini menggunakan
program SPKL (Sistem Penilaian Kesesuaian Lahan).
Apabila evaluasi lahan telah selesai dilakukan, maka dilakukan penilaian
melalui modul perwilayahan komoditas dan hasil tersebut akan dituangkan dalam
bentuk data spasial atau peta semi detil skala 1:50.000 dengan memanfaatkan
Sistem Informasi Geografis (GIS). Untuk masing-masing satuan peta akan disajikan
hasil penilaian berbagai komoditas pertanian dalam bentuk basis data (tabular),
sedangkan penyajiannya dalam bentuk peta perwilayahan komoditas.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. KEADAAN UMUM WILAYAH
4.1.1. Letak Geografi, Demografi dan Aksesibilitas
Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) merupakan kabupaten baru hasil
pemekaran dari Kabupaten Paser berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2002 tanggal
10 April 2002. Kabupaten PPU terletak pada posisi 116o27’08” dan 116o40’54”
Bujur Timur dan diantara 00o54’78” Lintang Utara dan 01o30’00” Lintang Selatan.
Secara administratif, wilayah Kabupaten PPU berbatasan dengan beberapa
wilayah lain di Kalimantan Timur yaitu :
Sebelah Utara : Kec. Loa Kulu dan Loa Janan di Kab. Ku tai Kartanegara Sebelah Timur : Kec. Longkali Kab. Pasir dan Selat Maka sar Sebelah Selatan: Kec. Samboja Kab. Kutai Kartanegara, Kota Balikpapan
dan Selat Makasar Sebelah Barat : Kec. Bongan Kab. Kutai Barat dan Kec. Lo ngkali Kab.
Kutai Pasir
Secara geografis, letak Kabupaten PPU cukup strategis karena berbatasan
langsung dengan kota Balikpapan dan menjadi pintu gerbang arus barang dan
jasa dari Provinsi Kalimantan Selatan melalui Kabupaten Paser.
Kabupaten PPU mempunyai wilayah bervariasi berupa dataran landai,
bergelombang hingga berbukit-bukit dan daratan dan perairan laut. Wilayah
perairan laut tersebar di tiga kecamatan yaitu Babulu, Waru dan Penajam dimana
kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan Selat Makasar (Gambar 2).
Luas wilayah Kabupaten PPU yaitu 3.333,06 Km², yaitu terdiri dari
3.060,82 Km² luas darat dan 272,24 Km² luas lautan (Tabel 1). Adapun wilayah
Kecamatan yang terluas yaitu Kecamatan Penajam (36,22%) sedangkan wilayah
Kecamatan terkecil yaitu Kecamatan Babulu (11,99%).
Tabel 1. Luas wilayah per-kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara
KECAMATANLUAS Luas Wilayah (Km²)
(Km2) (%) Darat Laut
1 BABULU 399,45 11,99 355,71 43,74
2 WARU 553,88 16,62 496,05 57,83
3 PENAJAM 1.207,37 36,22 1.036,70 170,67
4 SEPAKU 1.172,36 35,17 1.172,36 0,00
JUMLAH 3.333,06 100 3.060,82 272,24
Sumber: Kabupaten PPU dalam angka 2014
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
17
Gambar 2. Peta administrasi Kab. PPU
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
18
Pada tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara
adalah 137.165 jiwa dan terus bertambah dan pada tahun 2013 berjumlah
157.944 jiwa, terdiri dari 83.143 jiwa laki-laki dan 74.811 jiwa perempuan.
Sebaran penduduk dan luas wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara dapat
dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 3).
Tabel 2. Jumlah penduduk di Kab. Penajam Paser Utara.
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jlh penduduk
1 Babulu 17,029 15,156 32,185
2 Waru 9,248 8,474 17,722
3 Penajam 40,337 36,086 76,423
4 Sepaku 16,518 15,095 31,613
JUMLAH 83,132 74,811 157,943
Sumber: Kabupaten PPU dalam angka
Gambar 3. Penduduk dan Luas Wilayah Kab. Penajam Paser Utara.
Akses antar kecamatan dan ke ibukota kabupaten dapat ditempuh melalui
darat. Kecamatan terjauh dari ibukota Kabupaten adalah Kecamatan Sepaku
yang berjarak, menyusul Kecamatan Babulu dan Kecamatan Waru (Tabel 3).
Tabel 3. Jarak dari ibukota Kabupaten ke ibukota Kecamatan.
No. Ibukota Kabupaten ke Ibukota Kecamatan Jarak (Km)
1. Penajam - Penajam 0
2. Penajam - Waru 23
3. Penajam - Babulu 55
5 Penajam - Sepaku 75
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
19
4.1.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Nilai PDRB merupakan hasil penjumlahan nilai tambah bruto seluruh
sektor ekonomi yang dihasilkan selama satu tahun. Hasil perhitungan sementara
besaran PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2013 sebesar
Rp. 4.106.817 juta. Bila dilihat perkembangannya dari tahun ke tahun nilai PDRB
ini selalu mengalami peningkatan. Kenaikan PDRB atas dasar harga berlaku ini
berpengaruh langsung terhadap pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten
Penajam Paser Utara. Penghitungan PDRB atas dasar harga konstan ditujukan
untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara riil tanpa dipengaruhi perubahan
harga barang dan jasa yang dihasilkan dalam proses kegiatan ekonomi.
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2013
atas dasar harga konstan (ADHK) sebesar 3,61%. Pada Gambar 4 dapat dilihat
laju pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun serta laju pertumbuhan masing-
masing sektor.
Gambar 4. Laju pertumbuhan ekonomi Kab. Penajam Paser Utara
Sektor yang mempunyai kontribusi terbesar adalah sektor Pertambangan
dan Penggalian dengan kontribusi sebesar 39,07%. Peringkat kedua yaitu sektor
Perdagangan, Hotel, dan Restoran dengan kontribusi sebesar 17,21% dan ketiga
dari sektor Pertanian sebesar 16,51 %.BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
20
N o Desa Lu as W ilayah (Km 2) Pen duduk (Jiw a)
1 Gunung M akm ur 24 .62 1 ,987
2 Gunung In tan 16 .04 2 ,573
3 Sum ber Sari 11 .65 1 ,588
4 Sri Raharja 9 .00 1 ,345
5 Rawa M u lia 10 .00 1 ,657
6 Se ba kung J aya 11 .61 1 ,722
7 Babu lu Lau t 129 .99 3 ,840
8 Babu lu Dara t 60 .02 8 ,794
9 Labangka 109 .95 3 ,705
10 R in tik 2 .70 1 ,831
11 Gunung M u lia 11 .19 2 ,434
12 Labangka Ba rat 2 .69 2 ,149
39 9.46 33,625Jum lah
Gambar 5. Laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan subsektor di Kab. PenajamPaser Utara.
4.1.3. Kondisi Wilayah dan Potensi Pertanian di daerah Pengkajian
4.1.3.a. Kecamatan Babulu
Keadaan umum wilayah Kec. Babulu
Kecamatan Babulu terletak pada posisi 116o27’40” Bujur Timur dan
diantara 00o30’00” Lintang Utara. Secara administratif, wilayah Kecamatan
Babulu berbatasan dengan daerah-daerah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kec. Waru- Sebelah Timur : Selat Makasar- Sebelah Selatan : Kec. Long kali Kab. Paser
- Sebelah Barat : Kec. Long Kali Kab. Paser dan Kec. Waru
Luas wilayah Kecamatan Babulu yaitu 399,46 Km² atau 39.946 ha dengan
jumlah penduduk 33.7625 jiwa, terdapat 12 desa Desa Babulu Laut merupakan
desa terluas (32,54%), sedangkan Labangka Barat dan Rintik adalah desa
terkecil (0,67%) di Kecamatan Babulu. Adapun wilayah dengan penduduk
terbanyak berada di Desa Babulu Darat sebagai ibukota kecamatan dan Desa Sri
Raharja dan Sumber Sari paling sedikit (Tabel 4 dan Gambar 6 dan 7).
Tabel 4. Luas wilayah per-desa di Kecamatan Babulu.
Sumber: BPS 2013
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
21
Gambar 6. Penduduk dan luas wilayah Kec. Babulu
Potensi Sumberdaya Lahan Kec. Babulu
Berdasarkan data Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kab. PPU,
luas lahan garapan atau fungsional Kec. Babulu yaitu 12.424,48 ha yang
diusahakan oleh 202 Gapoktan/Poktan. Komoditas yang dibudidayakan antara
lain : padi, palawija, hortikultura dan perkebunan (Tabel 5).
Tabel 5. Luas lahan fungsional di Kec. Babulu.
No DesaLuas Wilayah*)
LuasFungsional**)
(Ha)
1 Babulu darat 2.462 2.580,45
2 Labangka 1.604 558,75
3 Babulu Laut 1.165 1.111,10
4 Gunung Intan 900 986,88
5 Gunung Makmur 1.000 956,55
6 Sebakung Jaya 1.161 1.303,95
7 Rawa Mulia 12.999 693,35
8 Sri Raharja 6.002 576,75
9 Sumber Sari 10.995 1.134,50
10 Rintik 270 816,25
11 Gunung Mulia 1.119 1.213,75
12 Labangka Barat 269 492,2
TOTAL 39.946 12.424,48
Ket: *) BPS PPU 2013**) Kantor Ketapang Kab. PPU
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
22
Gambar 7. Peta Administrasi Kec. Babulu Kab. PPU
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
23
Sektor pertanian di Kec. Babulu
Kecamatan Babulu mempunyai andil terbesar menyediakan produksi padi
di Kab. Penajam Paser Utara. Berdasarkan data statistik tahun 2013 Kecamatan
Babulu memberikan kontribusi 54,27% dari total produksi padi sawah
Kabupaten. Lahan sawah fungsional di Kec. Babulu berdasarkan ekosistemnya
baru sekitar 48,15% yang dimanfaatkan sehingga masih besar peluang untuk
peningkatan produksi padi di Kab. PPU (Tabel 6). Sedangkan luas panen dan
produksi padi sawah di Kec. Babulu dari tahun 2009 sampai tahun 2013 disajikan
pada Gambar 8.
Tabel 6. Luas fungsional padi sawah di Kec. Babulu
Jenis SawahPotensial Fungsional
(Ha)
a. Irigasi sederhana 621 300
b. Sawah tadah hujan 14.285 6.584
c. Sawah pasang surut 740 650
Total 15.646 7.534
Sumber : BPP Kec. Babulu, 2015
Gambar 8. Luas panen dan produksi padi sawah di Kec. Babulu
Selain tanaman padi, Kec. Babulu juga penghasil palawija (jagung, ubi
jalar dan ubi kayu), sayuran, ternak (ayam, sapi dan kambing) maupun ikan
(bandeng, udang, mas, mujair dan nila) untuk memenuhi pasar lokal maupun
Kab/Kota sekitarnya seperti Kab. Paser dan Kota Balikpapan.
2009 2010 2011 2012 2013
Luas Panen 7.225 8.622 7.479 7.208 7.358
Produksi 36.802 44.608 38.442 36.333 37.147
7.225 8.622 7.479 7.208 7.358
36.802
44.608
38.44236.333 37.147
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
50.000
Padi Sawah
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
24
Tabel 7. Luas tanam, Luas panen, produktivitas dan produksi palawija di Kec.Babulu
KomoditasLuas tanam Luas Panen Produktivitas Produksi
(Ha) (ku/ha) (ton)
Jagung 224 2 15,79 35
Kedelai 30 21 12,05 25
Kacang Tanah - - - -
Kacang Hijau - - - -
Ubi Kayu 20 31 142,48 442
Ubi Jalar 49 50 100,97 431
Sumber : Distan Kab. Penajam Paser Utara
Jenis komoditas perkebunan (kebun masyarakat) yang dominan
dikembangkan oleh petani di Kec. Babulu yaitu terluas komoditas kelapa sawit,
kemudian komoditas karet (Tabel 8).
Tabel 8. Luas tanam dan produksi tanaman perkebunan di Kec. Babulu.
NO Komoditi2014
TBM TM TOTAL
1 Kelapa Sawit 2.167,45 2.482,55 4.650,00
Produksi 24.826,00
2 Karet 895,22 117,90 1.013,12
Produksi 97,00
3 Kelapa Dalam 89,93 453,35 543,29
Produksi 352,00
4 Lada 0,20 1,03 1,23
Produksi 0,80
5 Kakao 2,21 26,08 28,29
Produksi 20,60
6 Kopi 0,95 10,43 11,38
Produksi 5,90
7 Jarak Pagar - - -
Produksi
8 Nilam - - -
Produksi
9 Sereh Wangi - - -
Total luas (Ha) 6.424,41
Sumber : Dishutbun Kab. PPU 2015
4.1.1.b. Kecamatan Penajam
Luas wilayah Kecamatan Penajam yaitu 1.209,78 Km² dengan jumlah
penduduk 77.184 jiwa, terdiri dari 23 desa. Adapun wilayah Kecamatan yang
terluas yaitu Desa Riko (28,69%) sedangkan wilayah terkecil yaitu Desa Bukit
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
25
22.20
20.81
3.67
10.64
60.08
20.45
31.57
17.88
19.62
70.51
25.13
22.18
46.23
70.86
157.96
109.40
347.09
44.24
41.55
45.02
2.00
13.72
6.97
- 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00
Tanjung Tengah
Saloloang
Petung
Giri Mukti
Lawe-Lawe
Pejala
Kampung Baru
Sesumpu
Sungai Parit
Nipah-Nipah
Nenang
Gunung Sete leng
Penajam
Bulu Minung
Sotek
Sepan
Riko
Pantai Lango
Gersik
Jenebora
Bukit Subur
Sidore jo
Giripurwa
Luas W ilayah
-2,0004,0006,0008,00010,00012,00014,000
Tanjung Tengah
Saloloang
Petung
Giri Mukti
Lawe-Lawe
Pejala
Kampung Baru
Sesumpu
Sungai Parit
Nipah-Nipah
Nenang
Gunung Sete leng
Penajam
Bulu Minung
Sotek
Sepan
Riko
Pantai Lango
Gersik
Jenebora
Bukit Subur
Sidore jo
Giripurwa
Penduduk
Subur (0,17%). Penduduk tertinggi ada di Desa Penajam sebagai ibukota
kecamatan, dan terendah yaitu Desa Kampung Baru (Tabel 9 dan Gambar 9).
Tabel 9. Luas wilayah per-desa di Kecamatan Penajam.
Sumber: BPS Kab. PPU
Gambar 9. Penduduk dan luas wilayah Kec. Penajam
No Desa Luas Wilayah (Km2) Penduduk (Jiwa)
1 Tanjung Tengah 22.20 2,215
2 Saloloang 20.81 1,864
3 Petung 3.67 7,738
4 Giri Mukti 10.64 4,999
5 Lawe-Lawe 60.08 2,894
6 Pejala 20.45 1,100
7 Kampung Baru 31.57 633
8 Sesumpu 17.88 833
9 Sungai Parit 19.62 1,838
10 Nipah-Nipah 70.51 3,106
11 Nenang 25.13 5,052
12 Gunung Seteleng 22.18 5,081
13 Penajam 46.23 13,215
14 Bulu Minung 70.86 3,248
15 Sotek 157.96 5,417
16 Sepan 109.40 1,513
17 Riko 347.09 1,553
18 Pantai Lango 44.24 1,588
19 Gersik 41.55 3,201
20 Jenebora 45.02 3,951
21 Bukit Subur 2.00 910
22 Sidorejo 13.72 1,941
23 Giripurwa 6.97 3,294
1,209.78 77,184Jumlah
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
26
Gambar 10. Peta Administrasi Kec. Penajam Kab. PPU
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
27
Potensi Sumberdaya Lahan Kec. Penajam
Kecamatan Penajam merupakan kecamatan terluas di Kabupaten
Penajam Paser Utara yaitu 36,2%, sekitar 17,8% dari luas wilayah dimanfaatkan
untuk pertanian.
Tabel 10. Luas penggunaan lahan di Kecamatan Penajam
Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha)
I Lahan Pertanian 22.051
a Lahan Sawah 3.101
b Lahan Kering 18.950
Tegal/kebun 525
Ladang 866
Perkebunan 3.000
Hutan Rakyat/ditanami pohon 400
Tambak 1.532
Kolam 466
Padang Rumput 1.200
Lahan yang belum diusahakan 4.711
Lainnya (pekarangan yang ditanami pertanian) 6.250
II Lahan Non Pertanian 101.815
Rumah, bangunan dan halaman sekitarnya 2.625
Hutan Negara 7.219
Hutan Rawa 471
Lainnya (Jalan, Sungai dll) 1.500
J U M L A H 123.866
Sumber: BPS Kab. PPU, 2014
Kecamatan Penajam mempunyai andil dalam penyediaan pangan
terutama beras di Kabupaten Penajam Paser Utara. Sejumlah 23,19% produksi
padi sawah dan 38,06% produksi padi ladang di Kabupaten PPU berasal dari
Kecamatan Penajam, sehingga Kabupaten Penajam merupakan pemasok padi
kedua baik padi sawah maupun padi ladang. Berikut ini luas panen dan produksi
padi sawah di Kecamatan Penajam dari tahun 2009 sampai 2013 (Gambar 11).
Selain padi juga ada komoditas palawija (Tabel 11) dan komoditas perkebunan
rakyat yang dibudidayakan oleh masyarakat di Kecamatan Penajam (Tabel 12).BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
28
(Ton)
Gambar 11. Luas Panen dan produksi Padi sawah di Kec. Penajam
Tabel 11. Luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi palawija di Kec.Penajam
Komoditas
Luas tanam Luas Panen Produktivitas Produksi
(Ha) (ku/ha) (ton)
Jagung 83 14 15,79 22
Kedelai 17 - 12,05 -
Kacang Tanah 1 1 12,47 1
Kacang Hijau - - - -
Ubi Kayu 24 24 142,48 342
Ubi Jalar 26 14 100,97 98
Sumber: Distannak Kab. PPU 2014
Tabel 12. Luas tanam dan produksi tanaman perkebunan di Kec. Penajam
NO Komoditi2014
TBM TM TOTAL
1 Kelapa Sawit 2.185,09 2.565,91 4.751,00
Produksi 21.554,00
2 Karet 1.301,67 179,94 1.481,61
Produksi 135,00
3 Kelapa Dalam 535,56 3.191,08 3.726,64
Produksi 1.879,60
4 Lada 1,08 5,62 6,70
Produksi 7,30
5 Kakao 2,16 25,46 27,62
Produksi 18,70
6 Kopi 5,56 61,14 66,70
Produksi 32,40
Total luas (Ha) 10.497,60
Sumber: Dishutbun Kab. PPU 2015
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
29
4. 2. IKLIM
Kabupaten Penajam Paser Utara beriklim hutan tropika basah.
Berdasarkan data Statistik Kabupaten (2013), suhu udara rata-rata 26,30C,
dimana perbedaan suhu terendah dan tertinggi 50 – 70C. Curah hujan bervariasi
mulai dari wilayah pantai ke pedalaman semakin meningkat. Jumlah rata-rata
curah hujan tahunan di Kabupaten Penajam Paser Utara berkisar antara 2.000 –
3.000 mm.
Cuaca sangat menentukan naik turunnya produksi pertanian dalam satu
waktu tertentu sedangkan iklim lebih menentukan apa jenis tanaman yang cocok
atau sesuai untuk dikembangkan di suatu daerah. Di daerah tropis, unsur cuaca
utama yang sangat berperan penting dalam pertanian adalah curah hujan. Hal ini
disebabkan air sebagai pengangkut unsur hara dari tanah ke akar dan diteruskan
ke bagian-bagian lainnya. Fotosintesis akan menurun jika 30% kandungan air
dalam daun hilang, kemudian proses fotosintesis akan terhenti jika kehilangan air
mencapai 60%.
Unsur lain yang tidak kalah pentingnya adalah radiasi dan suhu. Radiasi
sangat berperan sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis. Suhu sangat
erat kaitannya dengan perkembangan tanaman (fenologi) yang diukur dengan
satuan panas. Setiap tanaman membutuhkan sejumlah panas untuk
menyelesaikan satu fase pertumbuhan. Hujan memegang peranan penting
dalam penyediaan air bagi pertumbuhan dan produksi tanaman.
Curah Hujan
Curah hujan merupakan faktor penting dalam pembentukan iklim suatu
wilayah. Curah hujan tahunan yang dilaporkan dari pos pengamatan manual
pada tahun 2013 di Kecamatan Babulu dan Penajam masing-masing yaitu 2.458
mm dan 2.067 mm (Tabel 13). Sedangkan berdasarkan data series 10 tahun
yang diambil dari Stasiun Cuaca Otomatis yang ada di Desa Gunung Intan Kec.
Babulu (Tabel 14), nilai rata-rata curah hujan tahunan yaitu sekitar 1.800 –
2.000 mm (BPTP Kaltim, 2014).
Klasifikasi iklim yang digunakan untuk menilai kesesuaian jenis tanaman
menggunakan kriteria klasifikasi Oldeman. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut
Oldeman, maka Kabupaten Penajam Paser Utara terbagi dalam 3 zona iklim
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
30
(Balitklimat, 2009) dan sebarannya dapat di lihat pada Gambar 12. Klasifikasi
iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan pada jumlah kebutuhan air oleh
tanaman, terutama pada tanaman padi dan palawija (Dwiyono, 2009).
Tabel 13. Data curah hujan Kec. Babulu, Kec. Penajam tahun 2013 dan suhu diKab. PPU.
Sumber : BPS Kab. PPU 2013
Tabel 14. Data seri curah hujan Kec. Babulu tahun 2004 - 2013
Sumber : AWS Babulu, BPTP Kaltim
CH (mm) HH (hari) CH (mm) HH (hari) Min Max Rerata
Januari 147 7 129 10 23,0 32,9 26,3
Februari 330 8 352 15 22,8 34,5 27,1
Maret 458 12 130 9 23,3 34,3 26,8
April 246 12 173 11 24,1 35,6 28,2
Mei 197 8 143 10 23,9 33,9 27,2
Juni 84 9 148 13 23,7 31,9 26,6
Juli 242 17 249 10 23,1 33,0 26,4
Agustus 135 10 94 8 22,9 23,5 28,6
September 96 10 109 9 14,1 20,8 16,7
Oktober 16 3 141 9 22,2 31,5 25,7
Nopember 205 14 188 11 23,0 32,2 26,1
Desember 302 20 211 12 26,0 37,8 30,2
Jumlah/Rerata 2,458 2,067 26,3
BulanBabulu Penajam Suhu Udara (oC)
Bulan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Januari 245 264 57 178 192 90 223 253 158 248
Februari 185 307 93 108 205 83 162 263 126 273
Maret 265 475 248 177 206 132 945 85 157 109
April 185 284 504 204 171 126 373 434 101 231
Mei 330 164 25 - 195 137 69 108 333 118
Juni 67 39 - 189 54 51 288 52 136 118
Juli - 230 - 194 77 91 66 65 89 193
Agustus - 71 - 45 25 24 34 44 24 43
September 29 12 16 - 92 42 236 127 112 29
Oktober 24 236 - - 132 - 50 152 117 72
Nopember 110 377 104 77 158 327 133 92 95 185
Desember 204 155 127 149 161 293 309 207 176 211
Jumlah 1,644 2,614 1,174 1,321 1,668 1,394 2,888 1,881 1,623 1,830BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
31
29
Gambar 12. Peta zona agroklimat Kabupaten Penajam Paser Utara.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
32
Berdasarkan zona agroklimat maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel 15. Interpretasi zona agroklimat Oldeman.
ZonaAgroklimat
Uraian Keterangan
C1 Tanam padi dapat sekali danpalawija dua kali setahun,dimana Bulan Basah 5–6 bulandan Bulan Kering 0–1 bulan
Kec. Babulu dan Kec.Penajam
D1 Tanam padi umur pendek satukali dan biasanya produksi bisatinggi karena kerapatan fluksradiasi tinggi waktu tanampalawija, dimana Bulan Basah3–4 bulan dan Bulan Kering0–1 bulan
Kec. Babulu dan Kec.Penajam
D2 Tanam padi umur pendek satukali dan biasanya produksi bisatinggi karena kerapatan fluksradiasi tinggi waktu tanampalawija, dimana Bulan Basah3–4 bulan dan Bulan Kering2–3 bulan
Kec. Penajam
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
33
4.3. BENTUK WILAYAH, BAHAN INDUK dan LANDFORM
4.3.1. Bentuk Wilayah
Kecamatan Babulu dan Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser
Utara mempunyai bentuk wilayah bervariasi dari datar sampai berbukit (Tabel 16
dan Gambar 13). Bentuk wilayah bergelombang (rolling, r) dengan lereng
8-15% yang mendominasi di dua kecamatan tersebut, luas ±33%. Walaupun
secara umum lereng di Kecamatan Babulu sesuai untuk pengembangan
pertanian (0-8%), sedang di Kecamatan Penajam persentase kelerengan < 8%
dan > 15% sama luasnya.
Tabel 16. Bentuk wilayah Kecamatan Babulu dan Kecamatan Penajam Kab. PPU.
Simbol ReliefLereng Babulu Penajam
(%) Ha % Ha %
f Datar < 1 9.040 19,98 12.441 13,54
n Agak datar 1 - 3 8.351 18,46 7.576 8,25
u Berombak 3 - 8 4.947 10,93 7.911 8,61
r Bergelombang 8 - 15 14.751 32,60 30.533 33,24
c Berbukit kecil 15 - 25 4.715 10,42 17.351 18,89
h Berbukit 25 - 40 3.225 7,13 12.305 13,39
m Bergunung > 40 - - 2.457 2,67
X2 Pemukiman - 141 0,31 72 0,08
X3 Badan Air - 74 0,16 1.216 1,32
J u m l a h 45.245 100 91.863 100
4.3.2. Bahan Induk
Berdasarkan peta geologi bersistem Indonesia skala 1:250.000 yang
tercakup dalam administrasi Kabupaten Penajam Paser Utara, daerah pengkajian
terdiri dari 7 formasi (Gambar 14 dan Tabel 17). Bahan induk pembentuk tanah
terdiri dari batuan sedimen masam dan non masam, batuan volkan serta bahan
endapan aluvium. Uraian formasi dan bahan induk yang dijumpai di lokasi
Kecamatan Babulu dan Penajam adalah sebagai berikut:
a) Formasi Aluvium (Qa), terbentuk pada zaman Kuarter berumur holosen
terdiri dari lempung, lanau, pasir, kerikil dan kerakal, terendapkan dalam
lingkungan sungai, rawa, delta dan pantai, menurunkan Grup Aluvial, Grup
Fluvio Marin, Grup Marin dan Grup Gambut.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
34
Gambar 13. Sebaran kelas lereng di Kec. Babulu dan Kec. Penajam Kab. PPU
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
35
Gambar 14. Peta Geologi Kab. PPU.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
36
b) Formasi Balikpapan (Tmbp), perselingan batupasir dan lempung dengan
sisipan lanau, serpih, batugamping dan batubara. Batupasir kuarsa, putih
kekuningan, tebal lapisan 1 – 3 m, disisipi lapisan batubara, tebal 0,5 – 5 m.
Batupasir gampingan, coklat, berstruktur sedimen lapisan bersusun dan
silang siur, tebal lapisan 20 – 40 cm, mengandung Foraminifera kecil, disisipi
lapisan tipis karbon. Lempung, kelabu kehitaman, setempat mengandung sisa
tumbuhan, oksida besi yang mengisi rekahan-rekahan setempat mengandung
lensa-lensa batupasir gampingan. Lanau gampingan, berlapis tipis; serpih
kecoklatan, berlapis tipis. Batugamping pasiran, mengandung Foraminifera
besar, moluska, menunjukan umur Miosen Akhir bagian bawah – Miosen
Tengah bagian atas. Lingkungan pengendapan delta, dengan ketebalan 1000
– 1500 m.
c) Formasi Bebuluh (Tomb), Batugamping terumbu dengan sisipan batu
gamping pasiran dan serpih, warna kelabu padat, mengandung foraminifera
besar, berbutir sedang. Setempat batu gamping menghablur, terkekar tak
beraturan. Serpih kelabu kecoklatan berseling dengan batupasir halus kelabu
tua kehitaman. Foraminifera besar yang dijumpai antara lain : Lepidocyclina
Sumatraensis Brady, Miogypsina Sp. Miogupsinaides SPP.., Operculina Sp.,
menunjukan umur Miosen awal – Miosen Tengah. Lingkungan pengendapan
laut dangkal dengan ketebalan sekitar 300 meter. Formasi Bebuluh tertindih
selaras oleh Formasi Pulau Balang.
d) Formasi Pulaubalang (Tmpb), Perselingan antara graywacke dan
batupasir kuarsa dengan sisipan batugamping, batu lempung, batubara, dan
tuf dasit. Batupasir graywacke, kelabu kehijauan, padat, tebal lapisan antara
50 – 100 cm. Batupasir kuarsa, kelabu kemerahan, setempat tufan muda
kekuningan, mengandung foraminifera besar. Batugamping, coklat muda
kekuningan, mengandung foraminifera besar, batugamping ini terdapat
sebagai sisipan atau lensa dalalm batupasir kuarsa, tebal lapisan 10 – 40 cm.
di S. Loa Haur, mengandung foraminifera besar antara lain Austrotrilina
howchina, Borelis sp., Lepidocyclina sp., Myogypsina sp., menunjukan umur
Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan laut dangkal. Batulempung,
kelabu kehitaman, tebal lapisan 1 – 2 cm. Setempat berselingan dengan
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
37
batubara, tebal ada yang mencapai 4 m. Tufa dasit, putih merupakan sisipan
dalam batupasir kuarsa.
e) Formasi Kampungbaru (Tpkb), Batupasir kuarsa dengan sisipan lempung,
serpih; lanau dan lignit; pada umumnya lunak, mudah hancur. Batupasir
kuarsa putih, setempat kemerahan atau kekuningan, tidak berlapis, mudah
hancur, setempat mengandung lapisan tipis oksida besi atau kongkresi, tufan
atau lanauan, dan sisipan batupasir konglomeratan atau konglomerat dengan
komponen kuarsa, kalsedon, serpih merah dan lempung, diameter 0.5 – 1
cm, mudah lepas. Lempung, kelabu kehitaman mengandung sisa tumbuhan,
batubara/ lignit dengan tebal 0,5 – 3 m, koral. Lanau, kelabu tua, menyerpih,
laminasi, teballl 1 – 2 m. Diduga berumur Miosen Akhir – Pilo Plistosen,
lingkungan pengendapan delta – laut dangkal, tebal lebih dari 500 m.
Formasi ini menindih selaras dan setempat tidak selaras terhadap Formasi
Balikpapan.
f) Formasi Pamaluan (Tmp), Batupasir dengan sisipan batulempung, serpih,
batugamping dan batulanau. (Tomp), Batulempung dan serpih dengan
sisipan napal, batupasir dan batugamping. (Tomp/Tom), Batupasir dgn
sisipan batulempung, serpih, napal, batulanau, tuf, batubara, oksida besi dan
lensa batugamping, batulempung bersisipan batupasir.
Batupasir kuarsa dengan sisipan batulempung, serpih, batugamping, dan
batulanau, berlapis sangat baik. Batupasir kuarsa merupakan batuan utama,
kelabu kehitaman kecoklatan, berbutir halus sampai sedang, terpilah baik,
butiran membulat-membulat tanggung, padat, karbonan dan gampingan.
Setempat dijumpai struktur sedimen silang-siur dan perlapisan sejajar. Tebal
lapisan antara 1 – 2 m. Batulempung tebal rata-rata 45 cm. Serpih kelabu
kecoklatan sampai kelabu tua, padat, tebal sisipan antara 10 – 20 cm.
Batugampig kelabu, pejal, berbutir sedang sampai kasar, setempat berlapis
dan mengandung foraminifera besar. Batulanau kelabu tua sampai
kehitaman. Tebal formasi lebih kurang 2000 m.
g) Formasi Tuyu (Toty), perselingan batupasir, grewake, serpih dan
batulempung. Umur Oligosen akhir.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
38
Tabel 17. Bahan induk pembentuk grup landform di Kab. PPU.
Bahan Induk Formasi
Endapan Aluvium (Qa)
Sedimen masam Formasi Tuyu (Toty)
Formasi Babuluh (Tomb)
Formasi Balikpapan (Tmbp)
Formasi Pamaluan (Tmp)
Formasi Kampungbaru (Tpkb)
Formasi Pulau Balang (Tmpb)
4.3.3. Landform
Analisis landform dilakukan melalui interpretasi citra dan kontur pada peta
RBI maupun DEM (SRTM), skala 1:50.000. Pengelompokan landform mengacu
pada klasifikasi landform yang dikemukakan Marsoedi et al. (1997). Berdasarkan
hasil interpretasi landform Kabupaten Penajam Paser Utara dikelompokan ke
dalam 7 (tujuh) Grup landform, yaitu: Grup Aluvial (A), Grup Fluvio Marin (B),
Grup Marin (M), Grup Gambut (G), Grup Karst (K), Grup Vulkan (V) dan Grup
Tektonik (T). Grup landform dibagi menjadi kelas-kelas landform yang lebih
rendah berdasarkan jenis litologi dan reliefnya. Pembagian landform lebih lanjut
disajikan pada Tabel 18.
Tabel 18. Klasifikasi landform Kecamatan Babulu dan Penajam.
No Grup Utama LandformBabulu Penajam
Ha % Ha %
1 Aluvial (A)Dataran aluvial dan Jaluraliran
2.885 6,38 3.708 4,04
2 Marin (M)Pesisir lumpur, Punggung dancekungan pesisir resen, dan
Dataran Pasang Surut pasir
5.786 12,79 11.738 12,78
3 Fluvio-Marin (B)Dataran esuarin sepanjangpantai/sungai dan Dataran
fluvio marin
6.747 14,91 4.572 4,98
4 Grup Gambut (G) Gambut topogen pasang surut 2.505 5,54 -
5 Grup Tektonik (T)
Punggung antiklin, Depresi
sinklin, Perbukitan paralellipatan, Dataran tektonik
datar, Perbukitan tektonik danPegunungan tektonik
27.107 59,91 70.557 76,81
222 X2 Pemukiman 141 0,31 72 0,08
333 X3 Badan Air/sungai/danau 74 0,16 1.216 1,32
J u m l a h 45.245 100 91.863 100
Sumber: Data Sekunder diolah, 2015
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
39
Grup landform Aluvial (A) adalah wilayah yang terbentuk akibat proses
fluvial dari bahan endapan sungai maupun laut, biasanya berlapis-lapis dengan
tekstur beragam. Grup ini menurunkan 9 subgrup landform yaitu : dataran
aluvial (A.13), jalur aliran (A.15), punggung dan cekungan pesisir resen (M.111),
punggung dan cekungan pesisir subres (M.112), pesisir lumpur (M.13), dataran
pasang surut pasir (M.21), dataran estuarin sepanjang muara pantai (B.02),
dataran fluvio marin (B.03) dan gambut topogen pasang surut (G.12).
Grup landform Tektonik/Struktural (T) merupakan landform yang
terbentuk akibat deformasi kulit bumi oleh proses angkatan, patahan dan atau
lipatan (proses tektonik). Landform ini menurunkan 7 landform, yaitu landform
punggung antiklin (T.81), depresi sinklin (T.82), perbukitan paralel lipatan
(T.92), dataran tektonik berombak (T.112), dataran tektonik bergelombang
(T.113), dan perbukitan tektonik berbukit (T.121) serta pegunungan (T.122).
Grup lain-lain (X), yaitu grup aneka bentuk akibat proses alam maupun campur
tangan manusia. Di Kecamatan Babulu dan Kecamatan Penajam grup tersebut
menurunkan bentukan pemukiman (X2) dan Badan air/sungai/laut (X3).
4.4. TANAH
4.4.1. Klasifikasi Tanah
Berdasarkan analisis terrain dengan bahan induk pembentuk tanah
sebagai pembeda utama dan pengamatan sifat morfologi tanah di lapangan
dalam survei utama didukung oleh data hasil analisis contoh tanah di
laboratorium, maka tanah di Kecamatan Babulu dan Penajam dapat
diklasifikasikan menurut Soil Taxonomy (Soil Survey staff, 2003) menjadi 6
(enam) Ordo tanah, yaitu: Entisols, Inceptisols, Spodosols, Alfisols, Histosols dan
Ultisols. Keenam ordo tanah tersebut menurunkan 8 sub ordo dengan 17 satuan
peta tanah (SPT) di Kecamatan Babulu dan 16 SPT di Kecamatan Penajam.
Klasifikasi grup tanah disajikan pada Tabel 19, sedangkan penyebaran satuan
lahan di Kecamatan Babulu dan Penajam disajikan pada album peta.
Entisols
Entisols merupakan tanah-tanah yang belum mengalami perkembangan
penampang morfologi atau tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu baru
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
40
tingkat permulaan dalam perkembangan, sehingga tidak memiliki horison
diagnostik atau tidak memiliki horison penciri kecuali epipedon ochrik, albik atau
histik. Kata Ent berarti recent atau baru. Tanah Entisols di lokasi pengkajian
dijumpai pada landform marin dan fluvio marin (M) yang terbentuk dari bahan
induk endapan pasir dan endapan liat marin di daerah dengan bentuk wilayah
datar sampai berombak, menurunkan jenis tanah Sulfaquents dan
Quartzipsamments.
Sulfaquents, tanah ini mempunyai kondisi akuik, selalu jenuh air,
matriknya tereduksi pada semua horison dibawah kedalaman 25 cm dan memiliki
bahan sulfidik didalam 50 cm dari permukaan tanah mineral.
Quartzipsamments, tanah ini pada seluruh lapisan didalam penampang
kontrol kelas besar butirnya mempunyai fragmen batuan sebesar kurang dari
35% (berdasarkan volume), dengan tekstur pasir halus berlempung atau lebih
kasar, mengandung mineral resisten > 90%.
Inceptisols
Tanah ini merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada
Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan.
Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut,
sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Sifat tanah ini sangat bervariasi
tergantung bahan induknya, diantaranya tekstur lebih halus dari pasir halus
berlempung, sangat masam sampai netral tergantung dari sifat bahan asal dan
keadaan lingkungannya. Banyak data menunjukkan penampang tanahnya
dangkal dan berbatu terutama di pegunungan atau perbukitan berlereng curam,
terdapat juga Inceptisols yang berbahaya untuk tanaman karena mengandung
pirit atau alumunium yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan lapang,
Inceptisol yang dijumpai di lokasi pengkajian diklasifikasikan sebagai Humic
Endoaquepts, Typic Endoaquepts, Psammentic Dystrudepts dan Typic
Dystrudepts.
Dystrudepts, mempunyai horison kambik yang batas atasnya di dalam
100 cm dan batas bawahnya pada kedalaman 25 cm atau lebih, memiliki
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
41
kejenuhan basa <60% pada satu horison atau lebih diantara kedalaman 25 cm
dan 75 cm dari permukaan tanah mineral, serta memiliki rejim kelembaban udik.
Endoaquepts, mempunyai horison kambik, pada lapisan diantara
kedalaman 40 cm dan 50 cm memiliki kondisi akuik selama sebagian waktu pada
tahun-tahun normal (atau telah di drainase), dan matrik dibawah epipedon atau
didalam 50 cm dari permukaan tanah mineral berkroma 2 atau kurang serta tidak
terdapat bahan sulfidik.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
Tabel 19. Klasifikasi tanah Kecamatan Babulu dan Penajam Kab. Penajam Paser Utara menurut sistem Taksonomi Tanah(Soil Survey Staff, 2010).
Ordo Subordo Grup SubgrupBabulu Penajam
(Ha) (%) (Ha) (%)
Entisols Aquents Sulfaquents Typic Sulfaquents 1.689 3,75 1.381 1,52
Psammment Quartzipsamments Typic Quartzipsamments 952 2,11 2.006 2,21
Inceptisols Aquepts Endoaquepts Humic Endoaquepts 1.280 2,84 -
Typic Endoaquepts 8.351 18,55 6.899 7,62
Udepts Dystrudepts Psammentic Dystrudepts 4.415 9,80 -
Typic Dystrudepts 3.225 7,16 10.031 11,08
Spodosls Orthods Haplorthods Typic Haplorthods 3.146 6,99 9.732 10,75
Ultisols Udults Hapludults Typic Hapludults 17.066 37,90 60.525 66,82
Alfisols Udalfs Hapludalfs Typic Hapludalfs 2.401 5,33 -
Histosols Saprists Sulfisaprists Typic Sulfisaprists 2.505 5,56 -
JUMLAH 45.030 100 90.575 100
Sumber: Data Sekunder diolah, 2015
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
43
51
Ultisols
Ultisols adalah tanah-tanah yang telah mengalami perkembangan lebih
lanjut, dicirikan dengan terbentuknya horison argilik dengan susunan horison A-
Bt-C. Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi
penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada
kedalaman 125 cm atau lebih dari permukaan tanah kurang dari 35%. Tanah
Ultisols dijumpai di daerah penelitian pada relief bergelombang (lereng 8-15%)
sampai berbukit kecil (lereng 15-25%). Tanah berkembang dari bahan induk
batuliat dan batupasir. Berdasarkan karakteristik yang ada ditunjang dengan
hasil analisa laboratorium, tanah Ultisols di lokasi pengkajian diklasifikasikan lebih
lanjut pada tingkat grup sebagai Hapludults.
Hapludults, tanah yang mempunyai horison kandik dan memiliki
kejenuhan basa sebesar kurang dari 35 persen pada kedalaman 125 cm dibawah
batas atas horison kandik. Tanah ini memiliki rejim kelembaban tanah yang
tergolong udik.
Alfisols
Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat
penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik) dan mempunyai
kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari
permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison
di atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air. Alfisols yang
dijumpai di lokasi pengkajian berdasarkan karakteristik morfologi dan kimianya
diklasifikasikan lebih lanjut pada tingkat grup sebagai Hapludalfs yang terbentuk
pada landform tektonik (T).
Hapludalfs, tanah yang mempunyai horison argilik yang berada di dalam
150 cm dari permukaan tanah mineral dan rejim kelembaban udik. Horison
argiliknya mempunyai penurunan liat sebesar 20 persen atau lebih (secara
relatif) dari kandungan liat maksimum dan 50 persen atau lebih pada setengah
bagian matriks bawahnya memiliki hue 10 YR atau lebih kuning.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
44
Histosols
Tanah yang kaya bahan organik, terdiri dari bahan saprik (matang),
hemik (tengahan), atau fibrik (mentah), tergantung tingkat dekomposisinya.
Tanah ini berkembang dari bahan tanah organik setebal 40 cm atau lebih,
biasanya jenuh air selama 30 hari atau lebih dalam setahun pada tahun-tahun
normal (kecuali telah didrainase). Berat jenis tanah dalam keadaan lembab
tergolong rendah (0.1 g/cm atau lebih). Tanah ini umumnya terdapat di daerah
rawa dan lebih dikenal sebagai tanah gambut. Gambut yang tipis biasanya
berupa gambut topogen dan bersifat subur (eutropik). Tanah gambut yang
terlalu tebal biasanya berbentuk kubah (dome), bersifat masam, dan sangat
miskin hara (terutama hara mikro). Apabila telah didrainase, tanah ini mengalami
subsiden dan termineralisasi secara cepat. Apabila drainase berlebihan, tanah
menjadi kering tak balik, mudah terbakar,dan peka erosi. Histosols di lokasi
pengkajian dengan grup Sulfisaprists bahan induk endapan organik dengan
landform gambut (G) yang dipengaruhi oleh pasang surut.
Sulfisaprists, tanah berkembang dari bahan tanah organik setebal 40 cm
atau lebih yang tergolong saprik dengan berat jenis, lembab, sebesar lebih dari
0.1g/cm. Bahan tanah saprik lebih tebal dibandingkan dengan bahan tanah
organik yang lain dan batas atas bahan tanah organik bagian tier bawah di
dalam tier bawah. Bahan tanah saprists lebih tebal dibandingkan dengan bahan
tanah organik yang lain dan memiliki bahan sulfidik yang mengandung pirit
didalam 100 cm dari permukaan tanah.
Spodosols
Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison
bawah terjadi penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik)
sedangkan dilapisan atasnya terdapat horison eluviasi (pencucian) yang
berwarna pucat yaitu horison E (albic). Horison spodiknya memiliki ketebalan 10
cm atau lebih dengan batas atas di dalam kurang dari 200 cm dan horison albik
berada langsung diatasnya. Spodosol merupakan tanah yang telah berkembang
lanjut, biasanya pada bahan induk pasir kuarsa, berdrainase tidak baik, struktur
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
45
tanah lepas atau masif, sangat miskin unsur hara,dan peka terhadap erosi.
Potensi tanah ini tergolong rendah dan tidak digunakan untuk usaha pertanian.
Penyebarannya di daerah peralihan antara rawa gambut dan tanah darat. Tanah
Spodosol yang terdapat di lokasi pengkajian menurunkan subgrup Haplorthods.
4.4.2. Peta Tanah
4.4.2.1. Satuan Peta Tanah/Satuan lahan
Komponen penyusun satuan peta tanah semi detil skala 1:50.000
Kecamatan Babulu dan Penajam terdiri dari : satuan landform, satuan relief
(lereng), satuan bahan induk, satuan tanah pada tingkat sub grup yang
dilengkapi dengan luas masing-masing satuan peta tanah dinyatakan dalam Ha
dan persentase terhadap luas total. Untuk menyatakan luas masing-masing jenis
tanah dalam satuan peta tanah dinyatakan secara kualitatif berdasarkan
proporsinya yaitu : D = dominan (50-75%) dan M = sedikit (10-25%).
4.4.2.2. Penyusunan Legenda Peta Tanah
Legenda peta tanah semi detil skala 1:50.000 Kecamatan Babulu dan
Penajam berdasarkan landform pada tingkat grup, dengan urutan sebagai
berikut: Grup Aluvial, Grup Marin, Grup Fluvio Marin, Grup Gambut, Grup Karst,
Grup Volkan, dan Grup Tektonik. Jumlah Satuan Peta Tanah (SPT) atau satuan
lahan yang terdapat di Kecamatan Babulu ada 17 SPT (Tabel 20), terdiri dari :
(1) Grup Aluvial, 1 SPT; (2) Grup Marin dan Fluvio Marin, 6 SPT; (3) Grup
Gambut, 1 SPT; (4) Grup Tektonik, 9 SPT. Sedangkan Kecamatan Penajam ada
16 SPT (Tabel 21), terdiri dari : (1) Grup Aluvial, 2 SPT; (2) Grup Marin dan
Fluvio Marin, 5 SPT; (3) Grup Tektonik, 9 SPT.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
No. Simbol Relief/ Pro
Satlah LANDFORM % lereng USFDA, 2014 Nasional, 2014 porsi Ha %
GRUP ALUVIAL (A)
1 Afq.13-n Dataran aluvial Agak datar Endapan liat dan pasir Typic Endoaquepts Gleisol Eutrik P 2.885 6,38
(1-3)
GRUP MARIN (M)
2 Mq.111-f Punggung dan cekungan pesisir resen Datar Endapan pasir Typic Quartzipsamments Regosol Kuarsik D 420 0,93
(< 1) Typic Udipsamments Regosol Distrik F
3 Mq.112-u Punggung dan cekungan pesisir subresen Berombak Endapan pasir Typic Quartzipsamments Regosol Kuarsik D 532 1,18
(3-8) Typic Haplorthods Podsol Ortik F
4 Mf.13-f Pesisir lumpur Datar Endapan liat masin Typic Sulfaquents Aluvial Tionik D 1.689 3,73
(< 1) Sulfic Endoaquents Aluvial Tionik F
5 Mf.21-f Dataran pasang surut pasir Datar Endapan liat marin Typic Haplorthods Podsol Ortik D 3.146 6,95
(< 1) Sulfic Endoaquepts GleisolTionik F
GRUP FLUVIO MARIN (M)
6 Bf.03-f Dataran fluvio marin Datar Endapan liat marine Humic Endoaquepts Gleisol Humik P 1.280 2,83
(< 1) -
7 Bf.03-n Dataran fluvio marin Agak datar Endapan liat marine Typic Endoaquepts Gleisol Distrik D 5.466 12,08
(1-3) Sulfic Endoaquepts GleisolTionik F
GRUP GAMBUT (G)
8 Go.12-f Gambut topogen pasang surut Datar Endapan organik dan liat marineTypic Sulfisaprists Organosol saprik D 2.505 5,54
(< 1) Sulfic Endoaquents Aluvial Tionik F
GRUP TEKTONIK/ STRUKTURAL (T)
9 Tfq.081-c Punggung antiklin Berbukit kecil Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 990 2,19
(15-25) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F
10 Tfq.082-r Depresi sinklin Bergelombang Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 544 1,20
(8-15) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F
11 Tfqc.092-c Perbukitan paralel lipatan Berbukit kecilBatuliat,batupasir dan batugampingTypic Hapludults Podsolik Haplik D 3.221 7,12
(15-25) Typic Eutrudepts Kambisol Eutrik F
12 Tfq.092-h Perbukitan paralel lipatan Berbukit Batuliat dan batupasir Typic Dystrudepts Kambisol Distrik D 3.225 7,13
(25-40) Typic Hapludults Podsolik Haplik F
13 Tfq.112-u Dataran tektonik Berombak Batuliat dan batupasir Psammentic Dystrudepts Kambisol Distrik D 4.415 9,76
(3-8) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F
14 Tf.113-r Dataran tektonik Bergelombang Batuliat,dan batugamping Typic Hapludults Podsolik Haplik D 5.279 11,67
(8-15) Typic Paleudults Nitosol Distrik F
15 Tfc.113-r Dataran tektonik Bergelombang Batuliat,dan batugamping Typic Hapludalfs Mediteran Haplik D 2.401 5,31
(8-15) Typic Eutrudepts Kambisol Eutrik F
16 Tfq.113-r Dataran tektonik Bergelombang Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 6.528 14,43
(8-15) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F
17 Tfq.121-c Perbukitan tektonik Berbukit kecil Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 504 1,11
(15-25) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F
GRUP LAIN-LAIN (X)
222 X2 Pemukiman - - - - - 158 0,35
333 X3 Badan air (sungai, danau, waduk) - - - - - 57 0,13
45.245 100,00
Landform Bahan IndukKlasifikasi Tanah L u a s
J u m l a h
Tabel 20. Legenda peta tanah semi detil skala 1:50.000 Satuan Lahan Kecamatan Babulu.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
No. Relief/ Pro
Satlah % lereng USDA, 2014 Nasional, 2014 porsi Ha %
GRUP ALUVIAL (A)
1 Afq.13-n Dataran aluvial Agak datar Endapan liat dan pasir Typic Endoaquepts Gleisol Distrik P 633 0,69
(1-3)
2 Afq.15-n Jalur aliran Agak datar Endapan liat dan pasir Typic Endoaquepts Gleisol Distrik D 3.075 3,35
(1-3) Typic Fluvaquents Aluvial Gleik F
GRUP MARIN (M)
3 Mq.111-f Punggung dan cekungan pesisir resen Datar Endapan pasir Typic QuartzipsammentsRegosol Kuarsik D 2.006 2,18
(< 1) Typic Udipsamments Regosol Distrik F
4 Mq.112-n Punggung dan cekungan pesisir subresenAgak datar Endapan pasir Typic Haplorthods Podsol Ortik D 3.868 4,21
(1-3) Typic QuartzipsammentsRegosol Kuarsik F
5 Mf.21-f Dataran pasang surut pasir Bergelombang Endapan ;liat marin Typic Haplorthods Podsol Ortik D 5.864 6,38
(8-15) Sulfic Endoaquepts Gleisol Tionik F
GRUP FLUVIO MARIN (B)
6 Bf.02-f Dataran esuarin sepanjang pantai/sungai Datar Endapan liat marine Typic Sulfaquents Aluvial Tionik D 1.381 1,50
(< 1) Sulfic Endoaquepts Gleisol Tionik F
7 Bf.03-f Dataran fluvio marin Datar Endapan liat marine Typic Endoaquepts Gleisol Distrik D 3.191 3,47
(< 1) Sulfic Endoaquepts Gleisol Tionik F
GRUP TEKTONIK (T)
8 Tfq.081-c Punggung antiklin Berbukit kecil Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 2.422 2,64
(15-25) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F
9 Tfq.092-c Perbukitan paralel lipatan Berbukit kecil Batuliat dan batupasir Typic Dystrudepts Kambisol Distrik D 4.054 4,41
(15-25) Typic Hapludults Podsolik Haplik F
10 Tfq.092-h Perbukitan paralel lipatan Berbukit Batuliat dan batupasir Typic Dystrudepts Kambisol Distrik D 3.521 3,83
(25-40) Typic Hapludults Podsolik Haplik F
11 Tfq.112-u Dataran tektonik Berombak Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 7.911 8,61
(3-8) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F
12 Tfq.113-r Dataran tektonik Bergelombang Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 30.532 33,24
(8-15) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F
13 Tfqc.121-c Perbukitan tektonik Berbukit kecil batuliat,batupasir dan batugampingTypic Hapludults Podsolik Haplik D 7.018 7,64
(15-25) Typic Eutrudepts Kambisol Eutrik F
14 Tfq.121-c Perbukitan tektonik Berbukit kecil Batuliat dan batupasir Typic Hapludults Podsolik Haplik D 3.858 4,20
(15-25) Typic Dystrudepts Kambisol Distrik F
15 Tfqc.121-h Perbukitan tektonik Berbukit batuliat,batupasir dan batugampingTypic Hapludults Podsolik Haplik D 8.784 9,56
(25-40) Typic Eutrudepts Kambisol Eutrik F
16 Tu.122-m Pegunungan tektonik Bergunung Campuran sed, volkan, plutonik Typic Dystrudepts Kambisol Distrik D 2.457 2,67
(> 40) Typic Hapludults Podsolik Haplik F
GRUP LAIN-LAIN (X)
222 X2 Pemukiman - - - - 72 0,08
333 X3 Badan air (sungai, danau, waduk) - - - - 1.216 1,32
91.863 100,00
Simbol Landform Bahan IndukKlasifikasi Tanah L u a s
J u m l a h
Tabel 21. Legenda peta tanah semi detil skala 1:50.000 Kecamatan Penajam.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
48
4.5. POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN
4.5.1. Kesesuaian Lahan Komoditas Pertanian
Karakteristik lahan, seperti landform, relief, litologi, landuse, dan
hidrologi, (atribut lahan) mempunyai kaitan erat dengan kesesuaian lahan untuk
komoditas pertanian, sehingga digunakan sebagai parameter dalam evaluasi
lahan. Evaluasi lahan telah dilakukan terhadap komoditas pertanian lahan kering
baik tanaman pangan, hortikultura maupun tanaman perkebunan yang
perhitungannya menggunakan program SPKL (Sistem Penilaian Kesesuaian
Lahan) versi 2.0 (BBSDLP, 2015). Hasil evaluasi kesesuaian lahan terhadap 18
komoditas tanaman yang terdiri dari 4 komoditas pangan, 3 komoditas
hortikultura, 6 komoditas buah-buahan dan 5 komoditas perkebunan pada 16
SPT yang ada di Kec. Babulu dan 17 SPT yang ada di Kec. Penajam disajikan
pada Tabel 22 dan 23.
Penilaian terhadap 18 komoditas menunjukkan bahwa semua komoditas
ada pada kelas S3 (sesuai marjinal) yaitu 26,8 – 81,2% di Kec. Babulu dan 7,5 –
81,6% di Kec. Penajam, sisanya tidak sesuai (N).
Kelas kesesuaian lahan S3 (sesuai marjinal) artinya tingkat pembatas
berat untuk penggunaanya dan faktor pembatas tersebut akan mempengaruhi
produktivitasnya, sehingga memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak
daripada lahan pada kelas S2 dan N (tidak sesuai) artinya penggunaannya tidak
memungkinkan (Djaenudin et al.,2003). Faktor-faktor pembatas dapat dilihat
pada Tabel 24.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
49
Tabel 22. Hasil evaluasi kesesuaian lahan di Kec. Babulu.
KomoditasSesuai Marjinal Tidak Sesuai
(S3) (SPT) (N)
Tanaman Pangan
1 Padi sawah 12.137 1,4,6,7,8 32.893
2 Padi gogo 28.798 1,6,7,10,14,15,16 16.232
3 Ubi Kayu 28.798 1,6,7,10,14,15,16 16.232
4 Ubijalar 28.798 1,6,7,10,14,15,16 16.232
Tanaman Hortikultura
5 Terung 28.798 1,6,7,10,14,15,16 16.232
6 Bawang Merah 28.798 1,6,7,10,14,15,16 16.232
7 Tomat 28.798 1,6,7,10,14,15,16 16.232
Tanaman Buah-buahan
8 Pisang 36.738 1,6 sd 17 8.292
9 Nenas 36.019 1,6 sd 11, 13 sd 17 9.011
10 Manggis 33.513 1,6,7,9,11,13 sd 17 11.517
11 Rambutan 33.513 1,6,7,9,11,13 sd 17 11.517
12 Pepaya 33.513 1,6,7,9,11,13 sd 17 11.517
13 Durian 33.513 1,6,7,9,11,13 sd 17 11.517
Tanaman Perkebunan
14 Karet 36.738 1,6,7,9 sd 17 8.292
15 Kelapa Dalam 36.738 1,6,7,9 sd 17 8.292
16 Kopi Robusta 33.513 1,6,7,9,11,13 sd 17 11.517
17 Kakao 33.513 1,6,7,9,11,13 sd 17 11.517
18 Lada 33.513 1,6,7,9,11,13 sd 17 11.517
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
50
Tabel 23. Hasil evaluasi kesesuaian lahan di Kec. Penajam.
KomoditasSesuai Marjinal Tidak Sesuai
(S3) (SPT) (N)
Tanaman Pangan1 Padi sawah 6.899 1,2,7 83.6762 Padi gogo 45.342 1,2,7,11,12 45.2333 Ubi Kayu 45.342 1,2,7,11,12 45.2334 Ubijalar 45.342 1,2,7,11,12 45.233
Tanaman Hortikultura5 Terung 45.342 1,2,7,11,12 45.2336 Bawang Merah 45.342 1,2,7,11,12 45.2337 Tomat 45.342 1,2,7,11,12 45.233
Tanaman Buah-buahan8 Pisang 71.808 1,2,8 sd 15 18.7679 Nenas 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.88210 Manggis 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.88211 Rambutan 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.88212 Pepaya 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.88213 Durian 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.882
Tanaman Perkebunan14 Karet 74.998 1,2,7 sd 15 15.57715 Kelapa Dalam 74.998 1,2,7 sd 15 15.57716 Kopi Robusta 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.88217 Kakao 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.88218 Lada 62.693 1,2,7,8,9,11 sd 14 27.882
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
51
Sesuai Marjinal (S3) Tidak Sesuai (N)
1 Padi Sawah nr/na/xs eh/rc/xs
2 Padi Ladang oa/nr/na/xs eh/rc/xs
3 Ubikayu oa/na/eh oa/eh/rc/xs
4 Ubi Jalar oa/na/eh oa/eh/rc/xs
5 Terong oa/na/eh oa/eh/rc/xs
6 Bawang merah oa/na/eh oa/eh/rc/xs
7 Tomat oa/na/eh oa/eh/rc/xs
8 Pisang oa/nr/na/eh oa/rc/xs
9 Nenas oa/na/eh eh/rc/xs
10 Manggis oa/na/eh oa/eh/rc/xs
11 Rambutan oa/na/eh oa/eh/rc/xs
12 Pepaya oa/na/eh oa/eh/rc/xs
13 Durian oa/na/eh oa/eh/rc/xs
14 Karet oa/na/eh oa/rc/xs
15 Kelapa dalam oa/na/eh oa/rc/xs
16 Kopi robusta oa/na/eh oa/eh/rc/xs
17 Kakao oa/na/eh oa/eh/rc/xs
18 Lada eh/na/nr/oa eh/oa/rc/xs
Ket:eh=lereng, na=hara tersedia, fh=gengan banjir, oa=ketersediaan oksigen,
rc=media perakaran, xs=bahaya sulfidik
Faktor Pembatas
Komoditas
Tanaman Pangan
Tanaman Hortikultura
Tanaman Buah-buahan
Tanaman Perkebunan
Tabel 24. Faktor pembatas pada kelas keseuaian lahan untuk pengembanganpertanian di Kec. Babulu dan Kec. Penajam.
Berdasarkan Tabel 24, beberapa faktor pembatas utama dalam
pengembangan pertanian di Kec. Babulu dan Kec. Penajam, yaitu :
- Bahaya erosi (eh), berkaitan erat dengan kelerengan. Luas wilayah yang
sesuai lereng untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura yaitu
<15% yang ada di dua kecamatan, yaitu 82% (37.090 ha) di Kec. Babulu
dan 64% (58.462 ha) di Kec. Penajam.
- Retensi hara (nr) dan hara tersedia (na), berkaitan erat dengan bahan induk
pembentuk tanah itu sendiri. Terdapat sekitar 88% (39.244 ha) di Kec.
Babulu dan 85% (78.836 ha) di Kec. Penajam, tanahnya terdiri dari sedimen
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
52
masam dengan bahan induk endapan liat dan pasir, batuliat, batupasir,
batuliat dan batupasir, batupasir berkapur, serta batuliat batupasir
batugamping.
- Media perakaran (rc), pada tanah-tanah dengan kedalaman tanah yang
dangkal dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu. Di Kec.
Babulu dan Kec. Penajam, tanah dengan kedalaman < 30 cm terdapat pada
daerah berbahan induk dataran estuarin sepanjang pantai, dengan luas
sekitar 28% (12.533 ha) di Kec. Babulu dan 18% (16.310 ha).
- Ketersediaan oksigen (oa), ketersediaan oksigen berkaitan dengan drainase
tanah (porositas tanah). Pada tanah yang cukup tersedia pori makro dan
mikro maka perakaran tanaman dapat tumbuh dengan baik demikian pula
kehidupan biologi tanah. Pada tanah yang sangat porus biasa terdapat pada
tanah dengan kandungan pasir yang tinggi seperti Quartzipsamment, akan
menjadi faktor pembatas. Sebaliknya pada tanah dengan drainase yang
sangat terhambat dengan kandungan liat > 70% seperti Endoaquepts, dan
Sulfaquents, tanah relatif muda yang berada di sepanjang muara pantai
akibat proses endapan pasir dan endapan liat. Luas tanah dengan faktor
penghambat ketersediaan oksigen di Kec. Babulu 12% (5.390 ha) dan Kec.
Penajam 9% (8.280 ha).
- Bahaya sulfidik atau pirit FeS2 (xs), umumnya terjadi pada tanah yang berada
di sepanjang pesisir lumpur dan dataran estuarin sepanjang pantai atau
muara sungaij. Di Kec. Babulu dan Kec. Penajam, wilayah yang rawan
dengan bahaya sulfidik berturut-turut seluas 3,73% (1.689 ha) dan 1,5%
(1.381 ha).
4.5.2. Arahan dan Rekomendasi Pengembangan Pertanian
Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui potensi
sumberdaya lahan untuk pengembangan komoditas pertanian, maka evaluasi
lahan dilakukan baik secara fisik maupun ekonomi dengan menggunakan
parameter karakteristik lahan yang berpengaruhi terhadap produktivitas
tanaman. Evaluasi lahan dilakukan dengan asumsi masukan (input) “sedang”,
yaitu dengan menerapkan teknologi petani yang ada saat ini (existing) dengan
65
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
53
didukung oleh bantuan pemerintah seperti kredit permodalan untuk penyediaan
sarana produksi dan teknik pengelolaan lahan, seperti pemupukan dan
konservasi tanah (CSR/FAO, 1983). Dalam penilaian kesesuaian lahan, parameter
kualitas lahan yang dipertimbangkan untuk dievaluasi lahannya dengan tipe
penggunaan lahan input sedang adalah bahaya erosi (eh), media perakaran (rc),
dan rejim suhu udara (tc), sedangkan ketersediaan air (wa), retensi hara (nr),
dan ketersediaan hara (na) dipertimbangkan pada penilaian lahan input rendah.
Dari parameter kualitas lahan tersebut, media perakaran, rejim suhu udara relatif
lebih sulit untuk diatasi, dibandingkan dengan kualitas lahan lainnya. Kualitas
bahaya erosi bisa tidak dipertimbangkan mengingat sebagian besar wilayah
berlereng <8%.
Berdasarkan kelerengannya, terdapat 6 zona agro ekologi baik di Kec.
Babulu maupun di Kec. Penajam, 3 zona (Zona I, VI dan VII) merupakan
kawasan kehutanan atau konservasi dan 4 zona (zona II, III, IV, dan V) untuk
pengembangan pertanian. Terdapat enam zona untuk masing-masing
kecamatan, yaitu Zona II, III, IV, V, VI, dan VII di Kecamatan Babulu,
sedangkan zona I, II, III, IV, VI dan VII di Kecamatan Penajam.
Berikut ini uraian masing-masing zona;
1. Zona I merupakan kawasan pegunungan dengan lereng >40%. Hanya
terdapat di Kec. Penajam dengan luas 2.457 ha (3%).
2. Zona II merupakan daerah perbukitan dengan lereng 15-40%, pada
kelerengan 15-25% masih sesuai untuk pengembangan pertanian terutama
tanaman tahunan, sebagian lagi (lereng 25-40%) tidak sesuai untuk
pengembangan pertanian sehingga diarahkan untuk kehutanan.
3. Zona III merupakan daerah dataran hingga perbukitan dengan lereng 8-
15%. Zona III mendominasi di Kec. Penajam, yaitu seluas 30.533 ha (33%),
sedangkan di Kec. Babulu merupakan urutan kedua dengan luas 14.751 ha
(33%).
4. Zona IV merupakan dataran aluvial dan datar dengan lereng dominan <8%.
Pada dasarnya zona ini dapat dibedakan atas lahan basah dan lahan kering.
Zona IV mendominasi di Kec. Babulu, seluas 22.339 ha (49%), sedang di
Kec. Penajam sekitar 27.928 ha (30,4%).
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
54
5. Zona V merupakan daerah datar hingga berombak (<8%) dengan klasifikasi
tanah Histosols. Zona V hanya ditemukan di Kec. Babulu dengan luas 2.505
ha (5,54%).
6. Zona VI merupakan dataran yang berkembang dari bahan endapan marin,
penyebarannya terdapat di daerah pantai yang langsung berhadapan dengan
lautan. Arah penggunaan lahan untuk zona VI yaitu untuk kehutanan atau
hutan lindung dengan alternatif komoditas vegetasi alami, sekitar 4% (1.689
ha) di Kec, Babulu dan 2% (1.381 ha) di Kec. Penajam.
7. Zona VII merupakan daerah dataran (<8%) dengan jenis tanah Fragiorthods
dan Quartzipsamment, dengan luas 9% (4.098 ha) diKec Babulu dan 13%
(11.738 ha) di Kec. Penajam. Walaupun berdasarkan reliefnya dapat
diarahkan untuk pengembangan pertanian namun karena berbahan induk
pasir kuarsa dan drainasenya tidak baik maka diarahkan untuk kehutanan.
Hasil zonasi arahan pengembangan pertanian dengan komoditas yang
dinilai diperoleh 6 arahan perwilayahan berdasarkan zonasinya, 3 zonasi
diarahkan untuk non pertanian (kehutanan) dan 3 zonasi untuk pengembangan
komoditas disajikan pada Tabel 25 dan Tabel 26. Secara spasial zonasi dapat
dilihat pada album peta yang terpisah dari naskah laporan ini.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
55
Tabel 25. Arahan perwilayahan komoditas pertanian di Kecamatan Babulu.
ZONASISTEM PERTANIAN/ALTERNATIF
KOMODITAS PERTANIAN
L U A S
Ha %
Pertanian Lahan Basah, tanaman pangan, hortikultura dan tanaman tahunan
IV/Wrfhe
Padi sawah, Padi gogo, Ubi kayu, Ubi jalar,
Terung, Bawang merah, Tomat sayur,
Nenas, Pepaya, Rambutan, Manggis,
Pisang, Durian, Setaria, Rumput Gajah,
lada, Kakao, Kelapa, Karet, Kelapa sawit
9.632 21,29
Pertanian Lahan Basah, tanaman pangan, hortikultura
V/Wrh Padi sawah, Nenas, Lidah buaya 2.505 5,54
Pertanian Lahan Kering, tanaman pangan, hortikultura dan tanaman tahunan
IV/Dfhe
Padi gogo, Ubi kayu, Ubi jalar, Terung,
Bawang merah, Tomat sayur, Nenas,
Pepaya, Rambutan, Manggis, Pisang,
Durian, lada, Setaria, Rumput Gajah, Kakao,
kopi, Kelapa, Karet, Kelapa sawit
4.415 9,76
III/Dfhe
Padi gogo, Ubi kayu, Ubi jalar, Terung,
Bawang merah, Tomat sayur, Nenas,
Pepaya , Rambutan, Manggis, Pisang,
Durian, lada, Setaria, Rumput Gajah, Kakao,
kopi, Kelapa, Karet, Kelapa sawit
14.751 32,60
Pertanian Lahan Kering, hortikultura dan tanaman tahunan
II/Dhe-1
Nenas, Pepaya, Rambutan, Manggis,
Durian, Pisang, Rumput Gajah, Setaria,
lada, Kakao, kopi, Kelapa, Karet, Kelapa
sawit
4.715 10,42
II/Dhe-2 Pisang, Kelapa, Karet, Kelapa sawit 3.225 7,13
Hutan Lahan Kering
VII/Dj Wilayah Konservasi 4.098 9,06
Hutan Lahan Basah
VI/Wj Wilayah Konservasi 1.689 3,73
Lain-Lain
X2 Kota/ Permukiman 158 0,35
X3 Badan air (sungai, danau, waduk) 57 0,13
J u m l a h 45.245 100,00
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
56
69
Tabel 26. Arahan perwilayahan komoditas pertanian di Kecamatan Penajam.
ZONASISTEM PERTANIAN/ALTERNATIF
KOMODITAS PERTANIAN
L U A S
Ha %
Pertanian Lahan Basah, tanaman pangan, hortikultura dan tanaman tahunan
IV/Wrfhe
Padi sawah, Padi gogo, Ubi kayu, Ubi jalar,
Tomat sayur, Bawang merah, Terung, Nenas,
Pepaya, Pisang, Rambutan, Manggis, Durian,
Setaria, Rumput Gajah, lada, Kakao, Karet,
Kelapa, Kelapa sawit
6.899 7,51
Pertanian Lahan Kering, tanaman pangan, hortikultura dan tanaman tahunan
IV/Dfhe
Padi gogo, Ubi kayu, Ubi jalar, Tomat sayur,
Bawang merah, Terung, Nenas, Pepaya,
Pisang, Rambutan, Manggis, Durian, Setaria,
Rumput Gajah, lada, Kakao, kopi, Karet,
Kelapa, Kelapa sawit
7.911 8,61
III/Dfhe
Padi gogo, Ubi kayu, Ubi jalar, Tomat sayur,
Bawang merah, Terung, Nenas, Pepaya,
Pisang, Rambutan, Manggis, Durian, Setaria,
Rumput Gajah, lada, Kakao, kopi, Karet,
Kelapa, Kelapa sawit
30.532 33,24
Pertanian Lahan Kering, hortikultura dan tanaman tahunan
II/Dhe-1
Nenas, Pepaya, Pisang, Rambutan, Manggis,
Durian, Rumput Gajah, Setaria, lada, Kakao,
Kopi, Karet, Kelapa, Kelapa sawit
17.351 8,89
II/Dhe-2 Pisang, Karet, Kelapa, Kelapa sawit 12.305 13,39
Hutan Lahan Kering
I/Dj Wilayah Konservasi 2.457 2,67
VII/Dj Wilayah Konservasi 11.738 12,78
Hutan Lahan Basah
VI/Wj Wilayah Konservasi 1.381 1,50
Lain-lain
X2 Kota/ permukiman 72 0,08
X3 Badan air (sungai, danau, waduk) 1.216 1,32
J u m l a h 91.863 100
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
57
V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari pengkajian Perwilayahan Komoditas Pertanian Unggulan
Daerah Mendukung Pengembangan Pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara
dengan lokasi Kec. Babulu dan Kec. Penajam dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat 17 Satuan Peta Tanah (SPT) di Kec. Babulu dan 16 SPT di Kec.
Penajam, dengan Grup Aluvial, Grup Marin dan Fluvio Marin, Grup Gambut,
dan Grup Tektonik.
2. Enam ordo tanah terdapat di Kec. Babulu (Entisols, Inceptisols, Alfisols,
Histosols, Ultisols dan Spodosols) dan empat Ordo tanah di Kec. Penajam
(Entisols, Inceptisols, Ultisols dan Spodosols). Ordo Ultisols atau Podsolik
mendominasi jenis tanah di dua kecamatan tersebut.
3. Penilaian kesesuaian lahan 18 komoditas pertanian (pangan, hortikultura,
buah-buahan dan tahunan), sebagaian besar tergolong klas S3 (sesuai
marjinal) dengan kendala retensi hara, hara tersedia, kondisi perakaran,
bahaya erosi, ketersediaan oksigen, dan bahaya sulfidik.
4. Seluas ± 21,3% merupakan Lahan Basah (Sawah Irigasi Sederhana, Sawah
Tadah Hujan, Sawah Pasang Surut dengan bahan induk mineral dan Gambut)
sebagai penyangga pangan di Kec. Babulu. Sedangkan di Kec. Penajam
hanya terdapat ± 7,5% potensi sawah dengan agroekosistem tadah hujan.
5. Rekomendasi arahan pengembangan pertanian pada Zona III dan IV dengan
urutan Tanaman Pangan-Hortikultura-Tanaman Tahunan terdapat ± 42%
baik di Kec. Babulu maupun di Kec. Penajam. Rekomendasi Paket Teknologi
Tanaman Pangan yaitu:
Masukan rendah : adaptasi tanaman Masukan tinggi : merubah kondisi tanah jadi sesuai, antara lain:
pengapuran, pemupukan berimbang dan pemberian pupukorganik (kompos dan hayati)
6. Rekomendasi Zona II dengan urutan Tanaman Hortikultura Buah-buahan-
Tanaman Tahunan terdapat 16% di Kec. Babulu dan 32% di Kec. Penajam.
Rekomendasi Teknologi Tanaman Tahunan:
Konservasi tanah, dengan alley cropping atau strip cropping Peningkatan kesuburan tanah
Pengelolaan bahan organik tanah Pemanenan air dan irigasi suplemen
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
58
DAFTAR PUSTAKA
Badan Koordinasi Survei Pemetaan Nasional. 1990, 1999. Peta Rupa BumiIndonesia Skala 1:250.000.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat, 2014. Kabupaten Kutai Barat DalamAngka 2013.
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2013. Petunjuk TeknisPenyusunan Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan AEZ padaSkala 1:50.000 dalam Rangka Pendampingan Litkaji Pemetaan SumberdayaLahan. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, BalitbangPertanian, Bogor.
Balai Penelitian Tanah 2003. Petunjuk Teknis Kriteria Kesesuaian Lahan untukPertanian. Balittanah, Bogor
Balai Penelitian Tanah 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air,dan Pupuk Balittanah, Bogor
Bappeda Kab. PPU. 2013. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten PenajamPaser Utara 2013-2033.
BPS Kab. PPU. 2015. Kabupaten Penajam Paser Utara dalam Angka 2014.
CSR/FAO Staff. 1983. Reconnaissance Land Resource Surveys 1:250.000 scaleAtlas Format Procedures. Ministry of Agriculture Government of Indonesia.
Djadja Subardja S., Sofyan Ritung, Markus Anda, Sukarman, Erna Suryani, dan
Rudi E. Subandiono. 2014. Petunjuk Teknis Klasifikasi Tanah Nasional. Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian,
Balitbangtan, Bogor.
Djaenudin, D., Marwan H., Subagjo H., dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis
Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah, Bogor.
FAO. 1976. A Framework of Land Evaluation. FAO Soil Bulletin No. 6, Rome.
FAO. 1978. Guidelines for Soil Profile Description. FAO/UNESCO, Rome.
Marsoedi, Ds., Widagdo, J. Dai, N. Suharta, Darul SWP, S. Hardjowigeno, J. Hofdan E.R. Jordens. 1997. Pedoman klasifikasi landfrom. LT 5 Versi 3.0.Proyek LREP II, CSAR, Bogor.
PPT, 1983. Klasifikasi Tanah Nasional. Proyek Penelitian Pertanian MenunjangTransmigrasi (P3MT). Pusat Penelitian Tanah.
Saefoel Bachri, Yiyi Sulaeman, Ropik Sugrawidjaya, Anny Mulyani, dan HapidHidayat. 2015. Petunjuk Pengoperasiaan SPKL versi 2.0 Sistem PenilaianKesesuaian Lahan. Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian, Balitbangtan,Bogor.
Schmidt, F.H., and J.H.A. Ferguson. 1951. Rainfall Types Based on Wet and Dry
Period Ratios for Indonesia with Western New Guinea. Verh. No. 42
Jawatan Meteorologi dan Geofisik, Jakarta.
Soekardi, M. 1992. Perwilayahan Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian Tanah,Bogor.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
59
Sofyan Ritung, Kusumo Nugroho, Anny Mulyani, dan Erna Suryani. 2011.
Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Balitbangtan,
Bogor.
Soil Survey Staff. 2003. Keys to Soil Taxonomy, 8th Edition. USDA NaturalResources Conservation Service. Washington DC.
Sukarman, M. Hidayanto, Tarbiyatul M., dan Lia Amalia. 2013. Peta ZonaAgroekologi Skala 1:250.000 Povinsi Kalimantan Timur. Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian, Jakarta.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
60
LAMPIRAN
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
LAMPIRAN
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
61
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults
- Nasional (2014) : Podsolik KromikLandform : Dataran tektonik (T.113)
Bahan induk : Batupasir
Bentuk wilayah (lereng %) : BrgelombangLereng site dan posisi : 14%, lereng tengah
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 29 m.dplDrainase Tanah : Baik
Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >107 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : Kebun campuranLokasi administrasi : Desa Rintik, Kec. Babulu, Kab. Penajam Paser
Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 30’ 03” LS - 116º 22’ 51” BT
Koordinat UTM : M 50; 431129 (X); 9834094 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-50/Profil/5 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
A 0 – 19 coklat gelap (7,5YR 3/4); tekstur lempung berliat; strukturcukup, sedang, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh
(lembab), agak lekat dan agak plastis (basah); perakaranhalus, sedang dan kasar banyak; reaksi tanah masam (pH
5,0); batas horison jelas dan rata
Bt1 19 – 42 Coklat kuat (7,5 YR 4/6); tekstur liat; struktur cukup,sedang dan kasar, gumpal bersudut; konsistensi teguh
(lembab), lekat dan plastis (basah); selaput liat cukup, jelas,
diantara ped;perakaran halus banyak, sedang dan halussedikit; reaksi tanah masam (pH 5,0); batas horison jelas
dan rata
Bt2 42 – 81 coklat kuat (7,5YR 5/8); tekstur liat; struktur cukup, kasar,gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekat dan
plastis (basah); selaput liat banyak, jelas, diantara ped;perakaran halus cukup, kasar sedikit; reaksi tanah masam
(pH 5,0); batas horison nyata dan rata
Bt3 81 – 107 Kuning kemerahan (7,5Y R 6/8); tekstur liat; struktur cukup,
kasar, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh (lembab),lekat dan plastis (basah); selaput liat banyak, jelas, diantara
ped; perakaran halus sedikit; reaksi tanah masam (pH 5,0);batas horison nyata dan rata
Cr 107 – 120 Kuning kemerahan (7,5Y R 6/8), kuning (10YR 7/8) dan
coklat sangat pucat (10YR 8/2); tekstur liat; struktur masif;konsistensi sangat teguh (lembab), lekat dan plastis
(basah); reaksi tanah masam (pH 5,0).
Catatan: - Dilapisan V banyak batuan induk batupasir
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
62
No. SPT :Klasifikasi Tanah
- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults- Nasional (2014) : Podsolik Haplik
Landform : Dataran tektonik (T.113)
Bahan induk : BatupasirBentuk wilayah (lereng %) : Brgelombang
Lereng site dan posisi : 15%, bagian puncakElevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 41m.dpl
Drainase Tanah : Baik
Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >78 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : - cmPenggunaan lahan/ vagetasi : Kebun sawit
Lokasi administrasi : Desa Rintik, Kec. Babulu, Kab. Penajam PaserUtara, Prov. Kalimantan Timur
Koordinat Geografis : 1º 26’ 33” LS - 116º 24’ 25” BT
Koordinat UTM : M 50; 434027 (X); 9840553 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-51/Profil/5 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
A 0 – 13 coklat gelap (10 YR 3/3); tekstur lempung berliat; struktur
lemah, halus, remah; konsistensi gembur (lembab), agaklekat dan agak plastis (basah); perakaran halus, sedang dan
kasar banyak; reaksi tanah sangat masam (pH 4,5); batas
horison nyata dan rata
AB 13 – 31 Coklat gelap kekuningan (10 YR 4/6); tekstur lempung liat
berdebu; struktur lemah, sedang, gumpal bersudut;
konsistensi teguh (lembab), agak lekat dan agak plastis(basah); perakaran sedang sedikit, kasar banyak; reaksi
tanah sangat masam (pH 4,0); batas horison jelas dan rata
Bt1 31 – 53 coklat kekuningan (10 YR 5/6); tekstur liat; struktur cukup,kasar dan sedang, gumpal bersudut; konsistensi teguh
(lembab), lekat dan plastis (basah); perakaran halus dan
sedang cukup; reaksi tanah sangat masam (pH 4,0); batashorison nyata dan rata
Bt2 53 – 78 coklat kekuningan (10 YR 5/8); tekstur liat; struktur cukup,
kasar, gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekatdan plastis (basah); selaput liat cukup, jelas, diantara ped;
perakaran halus cukup. sedang sedikit; reaksi tanah sangatmasam (pH 4,0); batas horison nyata dan rata
BC 78 – 100 Kuning kecoklatan (10 Y R 6/6), kuning kemerahan (7,5YR
7/8) dan putih (10 YR 8/1); tekstur liat berdebu; strukturlemh, sedang, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh
(lembab), lekat dan agak plastis (basah); reaksi tanah
sangat masam (pH 4,0).
Catatan: -
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
63
No. SPT :Klasifikasi Tanah
- Soil Taxonomy (2014) : Typic Paleudults- Nasional (2014) : Podsolik Haplik
Landform : Dataran tektonik (T.113)
Bahan induk : BatupasirBentuk wilayah (lereng %) : Bergelombang
Lereng site dan posisi : 10%, lereng bawahElevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 41m.dpl
Drainase Tanah : BaikPermeabilitas Tanah : Sedang
Kedalaman efektif (cm) : >150 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : - cmPenggunaan lahan/ vagetasi : Kebun karet
Lokasi administrasi : Desa Rintik, Kec. Babulu, Kab. Penajam PaserUtara, Prov. Kalimantan Timur
Koordinat Geografis : 1º 25’ 30” LS - 116º 24’ 48” BT
Koordinat UTM : M 50; 434729 (X); 9842490 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-52/Minipit/5 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
A 0 – 16 coklat (7,5 YR 4/4); tekstur lempung berliat; struktur cukup,
kasar, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh (lembab),agak lekat dan agak plastis (basah); perakaran halus,
sedang dan kasar banyak; reaksi tanah sangat masam (pH4,5); batas horison nyata dan rata
Bt1 16 – 36 Coklat gelap kekuningan (10 YR 4/6); tekstur liat; struktur
cukup, kasar, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh
(lembab), lekat dan plastis (basah); selaput liat sedikit,jelas, diantara ped; perakaran halus, sedang dan kasar
banyak; reaksi tanah agak masam (pH 5,5); batas horisonjelas dan rata
Bt2 36 – 70 coklat (7,5 YR 4/3); tekstur liat; struktur cukup, sanagat
kasar, gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekatdan plastis (basah); selaput liat cukup, jelas, diantara ped;
perakaran halus, sedang dan kasar banyak; reaksi tanah
masam (pH 5,0); batas horison jelas dan rata
Bt3 70 – 105 coklat kuat (7,5 YR 5/8); tekstur liat; konsistensi lekat danplastis (basah); reaksi tanah masam (pH 5,0)
Bt4 105 – 150 merah kekuningan (5YR 5/8); tekstur liat; konsistensi lekat
dan plastis (basah); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5).
Catatan: -BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
64
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludalfs
- Nasional (2014) : Mediteran HaplikLandform : Dataran tektonik (Tk.113)
Bahan induk : BatukapurBentuk wilayah (lereng %) : Bergelombang
Lereng site dan posisi : 10%, lereng bawah
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 37m.dplDrainase Tanah : Baik
Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >105 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : Lahan hortikultura (Bawang merah, terung, kc.panjang, jagung)
Lokasi administrasi : Desa Rintik, Kec. Babulu, Kab. Penajam PaserUtara, Prov. Kalimantan Timur
Koordinat Geografis : 1º 28’ 19 LS - 116º 24’ 10” BT
Koordinat UTM : M 50; 433552 (X); 9837300 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-53/bor/5 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
A 0 – 12 coklat gelap kekuningan (10YR 3/4); tekstur lempung liat
berdebu; konsistensi agak lekat dan agak plastis (basah);reaksi tanah netral (pH 7,0)
Bt1 12 – 35 Coklat gelap kekuningan (10 YR 4/6); tekstur liat berdebu;
konsistensi agak lekat dan agak plastis (basah); reaksitanah netral (pH 7,0)
Bt2 35 – 65 coklat kekuningan (10YR 5/8); tekstur liat; konsistensi lekat
dan plastis (basah); reaksi tanah netral (pH 7,0)
Bt3 65 – 100 coklat kekuningan (10YR 5/8) dan merah kekuningan (5YR4/6); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis (basah);
reaksi tanah netral (pH 7,0)
Bt4 100 – 105 kuning kecoklatan (10YR 6/6), merah n (10 YR 4/8) dancoklat sangat pucat (10YR 7/3); tekstur liat; konsistensi
lekat dan plastis (basah); reaksi tanah netral (pH 7,0).
Catatan :
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
65
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults
- Nasional (2014) : Podsolik HaplikLandform : Dataran tektonik (T.113)
Bahan induk : BatupasirBentuk wilayah (lereng %) : Bergelombang
Lereng site dan posisi : 5%, bagian puncak
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 96 m.dplDrainase Tanah : Baik
Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >70 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : Kebun sawitLokasi administrasi : Desa Labangka, Kec. Babulu, Kab. Penajam Paser
Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 24’ 33” LS - 116º 27’ 30” BT
Koordinat UTM : M 50; 439740 (X); 9844230 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-54/bor/6 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
A 0 – 15 coklat (7,5 YR 5/4); tekstur lempung; konsistensi tidak lekat
dan tidak plastis (basah); reaksi tanah masam (pH 5,5)
Bt1 15 – 40 coklat kuat (7,5 YR 5/6); tekstur liat liat berpasir;
konsistensi agak lekat dan agak plastis (basah); reaksitanah masam (pH 5,0)
Bt2 40 – 70 coklat kuat (7,5 YR 4/6); tekstur lempung berliat;
konsistensi agak lekat dan agak plastis (basah); reaksitanah sangat masam (pH 4,5)
C 70 – 80 coklat kuat (7,5 YR 5/8); tekstur lempung berliat;
konsistensi agak lekat dan agak plastis (basah); reaksitanah sangat masam (pH 4,5)
Catatan : Tanah sudah menhgalami tekanan alat berat akibat land clearing
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
66
No. SPT :Klasifikasi Tanah
- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults- Nasional (2014) : Podsolik Haplik
Landform : Dataran tektonik (T.113)
Bahan induk : BatuliatBentuk wilayah (lereng %) : Bergelombang
Lereng site dan posisi : 15%, lereng tengahElevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 40 m.dpl
Drainase Tanah : BaikPermeabilitas Tanah : Sedang
Kedalaman efektif (cm) : >115 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : - cmPenggunaan lahan/ vagetasi : Kebun kelapa sawit
Lokasi administrasi : Desa Labangka, Kec. Babulu, Kab. Penajam PaserUtara, Prov. Kalimantan Timur
Koordinat Geografis : 1º 25’ 06” LS - 116º 28’ 39” BT
Koordinat UTM : M 50; 441871 (X); 9843238 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-55/profil/6 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
A 0 – 5 coklat gelap (7,5 YR 3/4); tekstur lempung liat berdebu;
struktur cukup, sedang sampai kasar, gumpal agakbersudut; konsistensi gembur (lembab), agak lekat dan
agak plastis (basah); perakaran halus, sedang, kasarbanyak; reaksi tanah sangat masam (pH 4,0); batas lapisan
nyata dan rata
Bt1 5 – 23 coklat kuat (7,5YR 5/6); tekstur liat; struktur kuat, sedang,
gumpal agak bersudut; konsistensi gembur (lembab), lekatdan plastis (basah); selaput liat sedikit, baur, diantara
ped;perakaran halus, sedang, kasar banyak; reaksi tanahsangat masam (pH 4,0); batas lapisan nyata dan rata
Bt2 23 – 45 coklat kuat (7,5YR 5/8); tekstur liat; struktur kuat, sedang,
gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekat danplastis (basah); selaput liat banyak, jelas, diantara ped;
perakaran halus sedikit, sedang cukup, kasar banyak; reaksi
tanah sangat masam (pH 4,0); batas lapisan jelas dan rata;batas lapisan jelas dan rata
Bt3 45 – 73 kuning kemerahan (7,5YR 6/6); tekstur liat; struktur kuat,
kasar, gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekatdan plastis (basah); selaput liat banyak, jelas, diantara ped;
perakaran halus sedikit, sedang dan kasar banyak; reaksitanah sangat masam (pH 4,0); batas lapisan jelas dan rata
Bt4 73 – 115 Kuning kemerahan (7,5Y R 6/8); tekstur liat berdebu;
struktur cukup, sangat kasar, gumpal agak bersudut;
konsistensi teguh (lembab), lekat dan agak plastis (basah);perakaran kasar banyak; reaksi tanah sangat masam (pH
4,0);
BC 115 – 125 Kuning kemerahan (7,5Y R 6/8), putih pink (7,5YR 8/2);
merah kekuningan (5YR 5/8); tekstur liat berdebu;konsistensi lekat dan agak plastis (basah); reaksi tanah
sangat masam (pH 4,0)
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
67
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Dystrudepts
- Nasional (2014) : Kambisol DistrikLandform : Dataran tektonik (T.113)
Bahan induk : BatupasirBentuk wilayah (lereng %) : Bergelombang
Lereng site dan posisi : 8%, lereng bawah
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 49 m.dplDrainase Tanah : Baik
Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >115 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : Kebun kelapa sawitLokasi administrasi : Desa Labangka, Kec. Babulu, Kab. Penajam Paser
Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 26’ 35” LS - 116º 29’ 35” BT
Koordinat UTM : M 50; 443612 (X); 9840493 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-56/Minipit/6 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
A 0 – 17 coklat gelap kekuningan (10YR 3/4); tekstur lempung
berliat; struktur cukup, halus sampai sedang, gumpal agak
bersudut; konsistensi teguh (lembab), agak lekat dan agakplastis (basah); perakaran halus, sedang, kasar banyak;
reaksi tanah sangat masam (pH 4,5); batas lapisan jelasdan rata
Bw1 17 – 35 coklat kekuningan (10YR 5/8);tekstur lempung liat berdebu;
struktur lemah, kasar, gumpal agak bersudut; konsistensiteguh (lembab), agak lekat dan agak plastis (basah);
perakaran halus, sedang, kasar banyak; reaksi tanah sangat
masam (pH 4,0)
Bw2 35 – 60 kuning kecoklatan (10YR 6/8); tekstur liat berdebu;konsistensi lekat dan agak plastis (basah); reaksi tanah
sangat masam (pH 4,0)
BC 60 – 80 kuning kecoklatan (10YR 6/6); tekstur liat berdebu;konsistensi lekat dan agak plastis (basah); reaksi tanah
sangat masam (pH 4,0)
C 80 – 120 coklat (10YR 5/3) dan Kuning kecoklatan (10 YR 6/8);tekstur liat berdebu; konsistensi lekat dan agak plastis
(basah); reaksi tanah sangat masam (pH 4,0)
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
68
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults
- Nasional (2014) : Podsolik HaplikLandform : Dataran tektonik (T.113)
Bahan induk : BatupasirBentuk wilayah (lereng %) : Bergelombang
Lereng site dan posisi : 12%, lereng atas
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 51 m.dplDrainase Tanah : Baik
Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >125 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : Kebun kelapa sawit, karetLokasi administrasi : Desa Labangka, Kec. Babulu, Kab. Penajam Paser
Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 27’ 59” LS - 116º 30’ 04” BT
Koordinat UTM : M 50; 444506 (X); 9839739 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-57/profil/6 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
A 0 – 16 coklat gelap kekuningan (10YR 3/4) dan coklat sangat gelap
kekelabuan (10YR 3/2); tekstur lempung; struktur lemah,
halus sampai sedang, gumpal agak bersudut; konsistensiteguh (lembab), tidak lekat dan tidak plastis (basah);
perakaran halus, sedang dan kasar banyak; reaksi tanahsangat masam (pH 4,5); batas lapisan jelas dan rata
Bt1 16 – 37 Coklat gelap kekuningan (10 YR 4/6); tekstur lempung liat
berdebu; struktur cukup, kasar, gumpal agak bersudut;konsistensi sangat teguh (lembab), agak lekat dan agak
plastis (basah); perakaran halus, sedang, kasar banyak;
reaksi tanah sangat masam (pH 4,0); batas lapisan jelasdan rata
Bt2 37 – 68 coklat kuat (7,5YR 4/6); tekstur liat; struktur kuat, kasar,
gumpal bersudut; konsistensi sangat teguh (lembab), lekatdan plastis (basah); selaput liat sedikit, baur, diantara ped;
perakaran halus sedikit, sedang cukup, kasar banyak; reaksi
tanah sangat masam (pH 4,0); batas lapisan baur dan rata
Bt3 68 – 90 merah kekuningan (5YR 5/6); tekstur liat; struktur kuat,
kasar, gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekat
dan plastis (basah); selaput liat sedikit, baur, diantara ped;perakaran halus dan sedang sedikit; reaksi tanah sangat
masam (pH 4,0); batas lapisan baur dan rata
Bt4 90 – 125 merah kekuningan (5YR 5/8), tekstur liat; struktur cukup,sedang, gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab),
lekat dan plastis (basah); reaksi tanah sangat masam (pH4,0);
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
69
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Psammentic Dystrudepts
- Nasional (2014) : Kambisol ArenikLandform : Dataran tektonik (T.112)
Bahan induk : BatupasirBentuk wilayah (lereng %) : Berombak
Lereng site dan posisi : 5%, lereng tengah
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 25 m.dplDrainase Tanah : Agak cepat
Permeabilitas Tanah : Agak cepatKedalaman efektif (cm) : 68 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : Semak dan pemukimanLokasi administrasi : Desa Labangka, Kec. Babulu, Kab. Penajam Paser
Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 28’ 19” LS - 116º 29’ 29” BT
Koordinat UTM : M 50; 443416 (X); 9837288 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : FF-58/profil/6 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
A 0 – 18 coklat olive (2,5Y 4/3); tekstur lempung berpasir; struktur
lemah, halus sampai sedang, gumpal agak bersudut;
konsistensi teguh (lembab), tidak lekat dan tidak plastis(basah); perakaran halus banyak, sedang dan kasar sedikit;
reaksi tanah sangat masam (pH 4,5); batas lapisan jelasdan rata
Bw1 18 – 42 coklat sangat pucat (10YR 7/3); tekstur lempung berpasir;
struktur lemah, halus, gumpal agak bersudut; konsistensisangat teguh (lembab), tidak lekat dan tidak plastis (basah);
reaksi tanah sangat masam (pH 4,5); batas lapisan nyata
dan rata
Bw2 42 – 68 coklat pucat (10 YR 6/3); tekstur lempung berpasir; strukturlemah, halus sampai sedang, gumpal agak bersudut;
konsistensi gembur (lembab), agak lekat dan agak plastis(basah); perakaran halus dan sedang banyak, kasar sedikit;
reaksi tanah sangat masam (pH 4,5); batas lapisan nyata
dan rata
BC 68 – 100 coklat sangat pucat (10YR 7/3); tekstur pasir; struktur
masif; konsistensi gembur (lembab), tidak lekat dan tidak
plastis (basah); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
70
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults
- Nasional (2014) : Podsolik HaplikLandform : Dataran lipatan tunggal (T.08)
Bahan induk : Batuliat
Bentuk wilayah (lereng %) : Berbukit kecilLereng site dan posisi : 30%, lereng bawah
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 72 m.dplDrainase Tanah : Baik
Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >65 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : HTI SengonLokasi administrasi : Desa Sepan, Kec. Penajam, Kab. Penajam Paser
Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 10’ 33” LS - 116º 30’ 16” BT
Koordinat UTM : M 50; 444879 (IX); 9870023 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : PN-100/minipit/7 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
AB 0 – 9 coklat gelap kekuningan (10YR 3/4); tekstur liat; strukturcukup, sedang, gumpal bersudut; konsistensi teguh
(lembab), lekat dan plastis (basah); perakaran halus,sedang dan kasar banyak; reaksi tanah masam (pH 5,0);
batas lapisan jelas dan rata
Bt1 9 – 33 Coklat gelap kekuningan (10 YR 4/4); tekstur liat; strukturkuat, kasar, tiang; konsistensi sangat teguh (lembab), lekat
dan plastis (basah); selaput liat cukup dan jelas diantara
ped; perakaran halus dan sedang sedikit, kasar banyak;reaksi tanah masam (pH 5,0); batas lapisan jelas dan rata
Bt2 33 – 65 coklat kekuningan (10YR 5/4); tekstur liat; struktur kuat,
sedang sampai kasar, tiang; konsistensi sangat teguh(lembab), lekat dan plastis (basah); selaput liat banyak,
jelas, diantara ped; perakaran halus sedikit; reaksi tanahmasam (pH 5,0); batas lapisan baur dan rata
C 65 – 95 coklat gelap kekuningan (10 YR 4/6), coklat kekelabuan
(10YR 5/2) dan coklat (7,5YR 4/4); tekstur liat; konsistensi
lekat dan plastis (basah); reaksi tanah masam (pH 5,0)
Catatan : Tanah di permukaan retak pada musim kemarau, tetapi tidak mencirikan sifat vertik
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
71
No. SPT :Klasifikasi Tanah
- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults- Nasional (2014) : Podsolik Haplik
Landform : Dataran lipatan tunggal (T.08)
Bahan induk : BatuliatBentuk wilayah (lereng %) : Berbukit kecil
Lereng site dan posisi : 35%, lereng bawahElevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 103 m.dpl
Drainase Tanah : Baik
Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : >75 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : - cmPenggunaan lahan/ vagetasi : HTI Sengon
Lokasi administrasi : Desa Sepan, Kec. Penajam, Kab. Penajam PaserUtara, Prov. Kalimantan Timur
Koordinat Geografis : 1º 10’ 34” LS - 116º 30’ 17” BT
Koordinat UTM : M 50; 444897 (X); 9869985 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : PN-101/minipit/7 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
AB 0 – 9 coklat gelap kekuningan (10YR 4/4); tekstur liat berdebu;
struktur cukup, sedang, gumpal agak bersudut; konsistensiteguh (lembab), lekat dan plastis (basah); perakaran halus,
sedang dan kasar banyak; reaksi tanah masam (pH 5,0);
batas lapisan jelas dan rata
Bt1 9 – 27 Coklat gelap kekuningan (10 YR 4/4); tekstur liat; struktur
cukup, sedang, gumpal bersudut; konsistensi teguh
(lembab), lekat dan plastis (basah); selaput liat sedikit, jelasdiantara ped; perakaran halus dan sedang banyak, kasar
sedikit; reaksi tanah masam (pH 5,0); batas lapisan jelasdan rata
Bt2 27 – 55 Kuning kecoklatan (10YR 6/8); tekstur liat; struktur cukup,
kasar, gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekat
dan plastis (basah); selaput liat sedikit, jelas, diantara ped;perakaran halus sedikit; reaksi tanah masam (pH 5,0)
Bt3 55 – 75 coklat kekuningan (10YR 5/8); tekstur liat; konsistensi lekat
dan plastis (basah); reaksi tanah masam (pH 5,0)
C 75 – 100 coklat kekuningan (10 YR 5/6), coklat (10YR 5/3) dan coklatgelap (10YR 3/3); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis
(basah); reaksi tanah masam (pH 5,0)
Catatan : Tanah di permukaan retak pada musim kemarau, tetapi tidak mencirikan sifat vertikBALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
72
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults
- Nasional (2014) : Podsolik HaplikLandform : Dataran lipatan tunggal (T.08)
Bahan induk : Batuliat
Bentuk wilayah (lereng %) : Berbukit kecilLereng site dan posisi : 6%, Bagian puncak
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 129 m.dplDrainase Tanah : Baik
Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : 60 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : BelukarLokasi administrasi : Desa Sepan, Kec. Penajam, Kab. Penajam Paser
Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 10’ 24” LS - 116º 30’ 22” BT
Koordinat UTM : M 50; 445060 (X); 9870301 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : PN-102/Minipit/7 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
A 0 – 16 coklat terang kekuningan (10YR 6/4); tekstur liat berdebu;struktur lemah, kasar, gumpal agak bersudut; konsistensi
teguh (lembab), agak lekat dan agak plastis (basah);perakaran halus, sedang dan kasar banyak; reaksi tanah
masam (pH 5,0); batas lapisan jelas dan rata
Bt1 16 – 32 kuning kecoklatan (10YR 6/6); tekstur liat; struktur cukup,kasar, gumpal bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekat
dan plastis (basah); perakaran halus, sedang dan kasar
banyak; reaksi tanah masam (pH 5,0); batas lapisan nyatadan rata
Bt2 32 – 60 Kuning kecoklatan (10YR 6/8); tekstur liat; struktur cukup,
kasar, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh (lembab),lekat dan plastis (basah); selaput liat banyak, jelas, diantara
ped; perakaran halus cukup, kasar banyak; reaksi tanahmasam (pH 5,0)
Bt3 60 – 75 coklat kuat (7,5YR 4/6) dan merah gelap (2,5YR 4/8);
tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis (basah); reaksi
tanah masam (pH 5,0)
Catatan : -
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
73
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults
- Nasional (2014) : Podsolik HaplikLandform : Dataran tektonik (T.112)
Bahan induk : Batuliat
Bentuk wilayah (lereng %) : BerombakLereng site dan posisi : 6%, Lereng atas
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 25 m.dplDrainase Tanah : Baik
Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : 130 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : Kebun karetLokasi administrasi : Desa Sepan, Kec. Penajam, Kab. Penajam Paser
Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 09’ 30” LS - 116º 37’ 18” BT
Koordinat UTM : M 50; 457911 (X); 9871976 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : PN-103/profil/7 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
A 0 – 17 coklat gelap kekuningan (10 YR 4/6); tekstur liat berdebu;struktur cukup, halus, gumpal agak bersudut; konsistensi
teguh (lembab), agak lekat dan agak plastis (basah);perakaran halus, sedang dan kasar banyak; reaksi tanah
sangat masam (pH 4,5); batas lapisan nyata dan rata
Bt1 17 – 44 coklat kuat (7,5YR 5/6); tekstur liat berdebu; strukturlemah, kasar, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh
(lembab), agak lekat dan agak plastis (basah); perakaran
halus, sedang dan kasar banyak; reaksi tanah sangatmasam (pH 4,5); batas lapisan jelas dan rata
Bt2 44 – 78 kuning kemerahan (7,5Y R 6/8); tekstur liat; struktur kuat,
kasar, gumpal agak bersudut; konsistensi sangat teguh(lembab), lekat dan plastis (basah); selaput liat banyak,
jelas, diantara ped; perakaran halus, sedang dan kasarcukup; reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)
Bt3 78 – 109 kuning kemerahan (7,5YR 6/6) dan kuning kemerahan
(7,5YR 7/6); tekstur liat; struktur cukup, sedang, gumpal
agak bersudut; konsistensi sangat teguh (lembab), lekatdan plastis (basah); selaput liat banyak, jelas, diantara ped;
perakaran halus cukup; reaksi tanah sangat masam (pH4,5); batas lapisan jelas dan rata
BC 109 – 130 coklat kuat (7,5YR 5/8) dan kuning kecoklatan (10YR 6/6);tekstur liat; struktur sangat lemah, sedang, gumpal agak
bersudut; konsistensi sangat teguh (lembab), lekat dan
plastis (basah); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)
Catatan : -
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
74
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Hapludults
- Nasional (2014) : Podsolik HaplikLandform : Dataran tektonik (T.112)
Bahan induk : Batuliat
Bentuk wilayah (lereng %) : BerombakLereng site dan posisi : 5%, Lereng bawah
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 24 m.dplDrainase Tanah : Baik
Permeabilitas Tanah : SedangKedalaman efektif (cm) : 95 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : - cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : Kebun sawitLokasi administrasi : Desa Riko, Kec. Penajam, Kab. Penajam Paser
Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 08’ 03” LS - 116º 37’ 57” BT
Koordinat UTM : M 50; 459106 (X); 9874641 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : PN-104/minipit/7 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
A 0 – 17 coklat gelap (7,5YR 3/4); tekstur liat berdebu; strukturcukup, halus, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh
(lembab), agak lekat dan agak plastis (basah); perakaranhalus, sedang dan kasar banyak; reaksi tanah sangat
masam (pH 4,0); batas lapisan nyata dan rata
Bt1 17 – 33 coklat kuat (7,5YR 4/6); tekstur liat; struktur cukup, halussampai sedang, gumpal agak bersudut; konsistensi teguh
(lembab), agak lekat dan agak plastis (basah); perakaran
halus dan kasar kasar banyak, sedang cukup; reaksi tanahsangat masam (pH 4,0); batas lapisan jelas dan rata
Bt2 33 – 70 coklat kuat (7,5YR 5/6); tekstur liat; struktur cukup, sedang,
gumpal agak bersudut; konsistensi teguh (lembab), lekatdan plastis (basah); selaput liat banyak, jelas, diantara ped;
perakaran halus dan sedang cukup; reaksi tanah sangatmasam (pH 4,0)
Bt3 70 – 95 merah kekuningan (5YR 5/8, coklat sangat pucat (10YR 7/4)
dan kuning kemerahan (7,5YR 6/6) dan merah (2,5YR 5/6);
tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis (basah); reaksitanah sangat masam (pH 4,0)
BC 95 – 120 coklat terang kemerahan (5YR 6/4), coklat sangat pucat(10YR 7/4) dan merah gelap (2,5YR 4/8); tekstur liat;
konsistensi lekat dan plastis (basah); reaksi tanah sangatmasam (pH 4,0)
Catatan : -
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
75
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Endoaquepts
- Nasional (2014) : Gleisol DistrikLandform : Dataran Aluvial (A.13)
Bahan induk : Endapan liat
Bentuk wilayah (lereng %) : Agak datarLereng site dan posisi : 2%, Lereng sembarang
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 10 m.dplDrainase Tanah : Terhambat
Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 70 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : > 120 cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : Sawah beraLokasi administrasi : Desa Gunung Makmur, Kec. babulu, Kab. Penajam
Paser Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 33’ 01” LS - 116º 23’ 19” BT
Koordinat UTM : M 50; 431986 (X); 9828636 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-100/ bor/ 8 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
A 0 – 15 coklat sangat gelap kekelabuan (10YR 3/2); teksturlempung liat berdebu; konsistensi agak lekat dan agak
plastis (basah); karatan banyak, warna coklat kemerahan(5YR 5/4); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)
Bg1 15 – 45 coklat kekelabuan (10YR 5/2); tekstur liat; konsistensi lekat
dan plastis (basah); karatan banyak, warna merahkekuningan (5YR 5/6); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)
Bg2 45 – 70 kelabu (5Y 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis
(basah); karatan cukup, warna coklat kemerahan (5YR 4/4);
reaksi tanah masam (pH 5,0)
Cg1 70 – 110 kelabu kebiruan (5B 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan
plastis (basah); reaksi tanah netral (pH 6,5)
Cg2 110 – 120 kelabu gelap kebiruan (5B 4/1); tekstur liat; konsistensilekat dan plastis (basah);kematangan tanah setengah
matang (halfripe); reaksi tanah netral (pH 6,5)
Catatan : -
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
76
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Humic Endoaquepts
- Nasional (2014) : Gleisol HumikLandform : Dataran Aluvial (A.13)
Bahan induk : Endapan liat
Bentuk wilayah (lereng %) : Agak datarLereng site dan posisi : 1%, Lereng sembarang
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 5 m.dplDrainase Tanah : Terhambat
Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 95 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : - 70 cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : SawahLokasi administrasi : Desa Gunung Mulia, Kec. babulu, Kab. Penajam
Paser Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 32’ 01” LS - 116º 25’ 18 BT
Koordinat UTM : M 50; 435667 (X); 9830493 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-101/ bor/ 8 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
Ap 0 – 30 Hitam (10YR 2/1); tekstur lempung liat bergambut;konsistensi agak lekat dan tidak plastis (basah); reaksi
tanah sangat masam (pH 4,5)
Bg1 30 – 60 coklat kekelabuan (10YR 5/2); tekstur liat; konsistensi lekatdan plastis (basah); karatan banyak, warna merah
kekuningan (5YR 5/6); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)
Bg2 60 – 95 kelabu (5Y 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis(basah); reaksi tanah agak masam (pH 5,5)
Cg 95 – 120 kelabu (N 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis
(basah); kematangan tanah setengah matang (halfripe);reaksi tanah agak masam (pH 6,0)
Catatan : - Kondisi lahan masih cukup lembab dan tanaman padi masih cukup baik
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
77
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Endoaquepts
- Nasional (2014) : Gleisol DistrikLandform : Dataran Fluvio marin (B.03)
Bahan induk : Endapan liat dan liat marin
Bentuk wilayah (lereng %) : Agak datarLereng site dan posisi : 1%, Lereng sembarang
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 17 m.dplDrainase Tanah : Terhambat
Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 75 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : > 120 cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : Sawah beraLokasi administrasi : Desa Gunung Intan, Kec. babulu, Kab. Penajam
Paser Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 32’ 28” LS - 116º 26’ 07” BT
Koordinat UTM : M 50; 437197 (X); 9829653 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-102/ bor/ 8 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
A 0 – 15 coklat sangat gelap kekelabuan (10YR 3/2); tekstur liatberdebu; konsistensi agak lekat dan agak plastis (basah);
reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)
Bg1 15 – 45 kelabu (10YR 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis(basah); karatan banyak, warna merah kekuningan (5YR
4/6); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)
Bg2 45 – 75 kelabu (N 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis(basah); karatan cukup, warna coklat kemerahan (5YR 4/4);
reaksi tanah masam (pH 5,0)
2Cg1 75 – 105 kelabu kehijauan (5BG 6/1); tekstur liat; konsistensi lekatdan plastis (basah); karatan cukup, warna coklat kemerahan
(5YR 4/4); reaksi tanah agak masam (pH 6,0)
2Cg2 105 – 120 kelabu kebiruan (5B 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat danplastis (basah); kematangan tanah setengah matang
(halfripe); reaksi tanah agak masam (pH 6,0)
Catatan : -
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
78
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Endoaquepts
- Nasional (2014) : Gleisol DistrikLandform : Dataran Fluvio marin (B.03)
Bahan induk : Endapan liat dan liat marin
Bentuk wilayah (lereng %) : Agak datarLereng site dan posisi : 1%, Lereng sembarang
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 17 m.dplDrainase Tanah : Terhambat
Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 75 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : -90 cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : Sawah surjanLokasi administrasi : Desa Sri Raharja, Kec. babulu, Kab. Penajam Paser
Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 33’ 56” LS - 116º 26’ 55” BT
Koordinat UTM : M 50; 438651 (X); 9826960 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-103/ minipit/ 8 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
A 0 – 18 Kelabu sangat gelap (10 YR 3/1); tekstur lempung berliat;struktur lemah, sangat kasar, gumpal; konsistensi teguh
(lembab), agak lekat dan agak plastis (basah); karatansedikit, warna coklat kemerahan (5YR 4/4); reaksi tanah
sangat masam (pH 4,5)
Bg1 15 – 45 Kelabu gelap (10YR 4/1); tekstur liat; struktur lemah, kasar,gumpal; konsistensi gembur (lembab),
lekat dan plastis (basah); karatan banyak, warna coklat
kemerahan (5YR 4/4); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)
Bg2 45 – 75 kelabu (10YR 5/1) dan hitam (10YR 2/1); tekstur liat;konsistensi lekat dan plastis (basah); karatan cukup, warna
coklat (7,5YR 4/4); reaksi tanah masam (pH 5,0)
2Cg1 75 – 110 kelabu kebiruan (5B 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat danplastis (basah); reaksi tanah agak masam (pH 6,0)
2Cg2 110 – 120 kelabu (N 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis(basah); kematangan tanah setengah matang (halfripe);reaksi tanah agak masam (pH 6,0)
Catatan : -
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
79
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Endoaquepts
- Nasional (2014) : Gleisol DistrikLandform : Dataran Fluvio marin (B.03)
Bahan induk : Endapan liat dan liat marin
Bentuk wilayah (lereng %) : Agak datarLereng site dan posisi : 1%, Lereng sembarang
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 12 m.dplDrainase Tanah : Terhambat
Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 80 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : -100 cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : Sawah PusoLokasi administrasi : Desa Sumbersari, Kec. babulu, Kab. Penajam Paser
Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 34’ 31” LS - 116º 25’ 38” BT
Koordinat UTM : M 50; 436289 (X); 9825884 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-104/ bor/ 8 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
Ap 0 – 25 Kelabu sangat gelap (10 YR 3/1); tekstur lempung berliat;konsistensi agak lekat dan agak plastis (basah); karatan
sedikit, warna merah kekuningan (5YR 5/6); reaksi tanahsangat masam (pH 4,5)
Bg1 25 – 55 Kelabu gelap (10YR 4/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan
plastis (basah); karatan banyak, warna merah kekuningan(5YR 5/8); reaksi tanah sangat masam (pH 4,5)
Bg2 55 – 80 kelabu (10YR 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis
(basah); karatan cukup, warna merah kekuningan (5YR
5/8); reaksi tanah masam (pH 5,0)
2Cg1 80 – 110 kelabu (N 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis
(basah); reaksi tanah netral (pH 6,5)
2Cg2 110 – 120 kelabu kebiruan (5B 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat danplastis (basah); kematangan tanah setengah matang
(halfripe); reaksi tanah netral (pH 6,5)
Catatan : -
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
80
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Sulfisaprists
- Nasional (2014) : Organosol SaprikLandform : Dataran Fluvio marin (B.03)
Bahan induk : Endapan bahan organik dan liat marin
Bentuk wilayah (lereng %) : DatarLereng site dan posisi : 0%, Lereng sembarang
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 11 m.dplDrainase Tanah : Sangat Terhambat
Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 80 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : -80 cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : Sawah PusoLokasi administrasi : Desa Rawa Mulia, Kec. babulu, Kab. Penajam Paser
Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 34’ 09” LS - 116º 29’ 31” BT
Koordinat UTM : 443500 (X); 9826553 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-105/ bor/ 8 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
Ap 0 – 25 Kelabu sangat gelap (10 YR 3/1) dan coklat sangat gelap(10YR 2/2); tekstur liat bergambut; konsistensi agak lekat
dan tidak plastis (basah); reaksi tanah sangat masam (pH4,0)
Oa 25 – 80 Hitam (7,5YR 2/0); tekstur saprik; konsistensi tidak lekat
dan tidak plastis (basah); reaksi tanah sangat masam (pH4,0)
2Cg2 80 – 120 kelabu kebiruan (5B 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan
plastis (basah); kematangan tanah setengah matang
(halfripe); reaksi tanah masam (pH 5,0)
Catatan : - Kandungan sulfidik pada kedalaman 80 cm tercium dari aroma yang menyengat
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
81
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Endoaquepts
- Nasional (2014) : Gleisol DistrikLandform : Dataran Fluvio marin (B.03)
Bahan induk : Endapan liat dan liat marin
Bentuk wilayah (lereng %) : Agak datarLereng site dan posisi : 1%, Lereng sembarang
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 10 m.dplDrainase Tanah : Terhambat
Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 110 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : ->120 cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : Sawah BeraLokasi administrasi : Desa Babulu Laut, Kec. babulu, Kab. Penajam
Paser Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 30’ 59” LS - 116º 29’ 03” BT
Koordinat UTM : M 50; 442621 (X); 9832400 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-106/ bor/ 8 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
Ap 0 – 15 Kelabu gelap (10 YR 4/1); tekstur liat berdebu; konsistensiagak lekat dan agak plastis (basah); karatan banyak, warna
coklat (7,5YR 4/4); reaksi tanah sangat masam (pH 4,0)
Bg1 15 – 45 Kelabu (10YR 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis(basah); karatan banyak, warna merah kekuningan (5YR
5/8); reaksi tanah sangat masam (pH 4,0)
Bg2 45 – 85 kelabu (10YR 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis(basah); karatan cukup, warna coklat kemerahan (5YR 4/4);
reaksi tanah sangat masam (pH 4,0)
Bg3 85 – 110 kelabu (N 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis(basah); reaksi tanah masam (pH 5,0)
2Cg2 110 – 120 kelabu kebiruan (5B 5/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan
plastis (basah); kematangan tanah setengah matang(halfripe); reaksi tanah agak masam (pH 6,0)
Catatan : -
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
82
No. SPT :
Klasifikasi Tanah- Soil Taxonomy (2014) : Typic Endoaquepts
- Nasional (2014) : Gleisol DistrikLandform : Dataran aluvial (A.13)
Bahan induk : Endapan liat
Bentuk wilayah (lereng %) : Agak datarLereng site dan posisi : 2%, Lereng sembarang
Elevasi, m dpl. (GPS/kontur) : 10 m.dplDrainase Tanah : Terhambat
Permeabilitas Tanah : LambatKedalaman efektif (cm) : 110 cm
Kedalaman muka air tanah (cm) : -110 cm
Penggunaan lahan/ vagetasi : Sawah BeraLokasi administrasi : Desa Sebakung Jaya, Kec. babulu, Kab. Penajam
Paser Utara, Prov. Kalimantan TimurKoordinat Geografis : 1º 32’ 17” LS - 116º 26’ 57” BT
Koordinat UTM : M 50; 438713 (X); 9830005 (Y)
Kode/jenis pengamatan/tgl-bl-th : TM-107/ bor/ 8 Agustus 2015
Horison/
Lapisan
Kedalaman
(cm)
U r a i a n
Ap 0 – 15 Kelabu gelap (10 YR 4/1); tekstur liat berdebu; konsistensiagak lekat dan agak plastis (basah); karatan banyak, warna
merah kekuningan (5YR 4/6); reaksi tanah sangat masam(pH 4,0)
Bg1 15 – 40 Kelabu (10YR 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis
(basah); karatan banyak, warna merah kekuningan (5YR5/8); reaksi tanah sangat masam (pH 4,0)
Bg2 40 – 75 kelabu (5Y 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis
(basah); karatan cukup, warna coklat (7,5YR 4/4); reaksi
tanah sangat masam (pH 4,0)
Bg3 75 – 110 kelabu (N 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis
(basah); karatan cukup, warna coklat (7,5YR 4/4); reaksi
tanah sangat masam (pH 4,5)
2Cg 110 – 120 kelabu (N 6/1); tekstur liat; konsistensi lekat dan plastis
(basah); kematangan tanah setengah matang (halfripe);reaksi tanah masam (pH 5,0)
Catatan : -
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
GUBERNUR KALIMANTAI{ TIMUR
SALINANKEPUTUSAN GUE}ERNUR KALIMANTAN TIMUR
NOMOR 07A/K.197 /2015
TtrNTANG
PEMBENTUI{AN TIM PENGENDALI MUTU, PANITIA PELAKSANA, DAN TiMPELAKSANA KAJIAN PENGEMBANGAN (PERWILAYAHAN KOMODITAS
PERTANIAN UNGGULAN DAERAH MENDUKUNG PENGEMBANGANPERTANIAN DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA)
Menimbang
GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,
bahwa untuk memanfaatkan potensi sumber dayapertanian secara efektif dan efisien serta mendukungpembangunan dan pengembangan pertanian diKalimantan Timur, periu melakukan kqjianpengembangan (perwilayahan komoditas pertanianunggulan daerah mendukung pengembangan pertaniandi Kabupaten Penqjam Paser Utara);
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud huruf a, perlu membentuk Tim PengendaliMutu, Panitia Pelaksana dan Tim Pelaksana Kqjiandimaksud dengan menetapkannya dalam KeputusanGubernur Kalimantan Timur;
bahwa mereka yang nama dan jabatannya sebagaimanatercantum dalam lampiran keputusan ini sesuai fungsidan tugasnya dipandang mampu untuk ditetapkandalam Tim dan Kepanitiaan dimaksud;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956;2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2OO2;3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2AO9;4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OL4 jo. Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015;5. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2O14;6. Keputusan Presiden Nomor 137 /P Tahun 20L3;7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2O Tahun 2011;8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 76/Permentanf
OT.L4O / L2l2012 Tahun 2012;9. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 5lllKpts/PD.!IO/
e / 2oa6;10. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 09
Tahun 2OOB;6:_-_--_- I\I^*^- 1 Q
b.
b.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
MenetapkanKESATU
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
-2-
12. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 72A12;
13. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 472014 jo. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur67 Tahun 2OL4;
Tahun
TahunNomor
MEMUTUSKAN:
Membentuk Tim Pengendali Mutu, Panitia Pelaksana, DanTim Pelaksana Kqjian Pengembangan (PerwilayahanKomoditas Pertanian Unggulan Daerah MendukungPengembangan Pertanian Di Kabupaten Penajam PaserUtara) dengan susunan personil sebagaimana tercantumdalam lampiran keputusan ini;
Panitia dan Tim sebagaimana dimaksud dalam diktumKESATU mempunyai tugas:a. Tim Pengendali Mutu:
memberikan penilaian atas seluruh rangkaiankelitbangan, melakukan pengendalian sesuai dengantahapan kelitbangan, dan memberikan saran danmasukan guna penyernpurnaan kelittrangan;
b. Panitia Pelaksana:memberikan dukungan percepatan penyelenggaraankelitbangan; memberikan pelayanan administratif d.anman4ierial, bantuan, dan dorongan kepada timpelaksana demi kelancaran kelitbangan;
c. Tim Pelaksana:melaksanakan kegiatan keiitbangan sesuai dengannorma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Panitia dan Tim tersebutharus senantiasa berpedoman pada ketentuan peraturanperundang-undangan dan bertanggung jawab kepadaGubernur Kalimantan Timur.
lgS*ta - biaya yang dikeluarkan berkenaan d.enganditetapkannya keputusan ini dibebankan pada AnggaianPendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kaiimantan TrmurTahun Anggaran 2OL5 melalui Badan penelitian danPengembangan Provinsi Kalimantan Timur.
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
-3-
KELIMA Keputusan ini mulai beriaku pada tanggal ditetapkan,
dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki
sebagaimana mestinYa.
Ditetapkan di Samarindapada tanggal 8 April 2015
a,N. GUBERNUR KALIMANTAN TIMURWAKIL GUBERNUR,
trd
HM. MUKMIN FAISYAL HP
Tembusan :
1. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia di Jakarta;
2. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda;
3. Inspektur Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda;
4, Kepa,la Balitbangda Provinsi Kalirnantan Timur di Samarinda;
5. Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda;
6. Kepala BiioKeuangan Setda Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda;
Z. Kepaia Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Kalimantan Timur di
Samarinda;8. Yang bersangkutan.
Saiinan sesuai dengan aslinYa
SEKRETARIAT DAERAH PROV. KALTIM
.+l'{ffi&* "XHUKUM'liuil -Jiri$,sur-ffiqH]r! -j* I *:t;'rrli-t v*
\rk'i\. r
BINA TINGKAT I
198503 1 006*.qtrF
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR
o7o/K.197 l2AL5 TENTANG TIM PENGENDALT MUTU, PANITIA
PELAKSANA, DAN TIM PELAKSANA KAJIAN PENGEMBANGAN(PERWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH
MENDUKUNG PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA}
SUSUNAN PERSONIL TIM PENGENDALI MUTU, PANITIA
PELAKSANA, DAN TIM PELAKSANA KAJIAN PENGEMBANGAN(PERWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH
MENDUKUNG PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN
PENAJAM PASER UTARA)
TIM PENGEI{DALI MUTUPengendali 1. Gubernur Kalimantan Timur
2. Wakil Gubernur Kalimantan Timur3. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
PANITIA PELAKSANA
Pengarah
Koordinator
Wakil Koordinator
Anggota
Kepala Balitbangda Prov. Kaltim
Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan BalitbangdaProv. Kaltim
Kepala Sub Bidang Pembangunan Balitbangda Prov. Kaltim
1. Kabid. Produksi Dinas Perkebunan Prov. Kaltim2. Kasi, Pengembangan Padi Palawija Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Prov. Kaltim3. Dra. Hj. Ernawati. M.Si
Kasubid. Ekonomi dan Keuangan Balitbangda Prov.
Ka1tim4, Kasubag. Program Balitbangda Prov. Ikltim5. Kabid. Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Prov. Kaltim6. Mahdaleny. SH
Staf Biro Hukum Setda Prov. Kaitim7, Braqantyo Adi &teroho. SE. M,Ec,Dev
Peneliti Muda Baiitbangda Prov. Kaltim8. HusniJra&nur
Bendahara Balitbangda Prov. Kaltim9. Pupu! Wahyu Budiman. $T
Peneliti Pertama Balitbangda Prov. Kaltim10. Heru Sutiahjo. SE
Staf Pelaksana Balitbangda Prov, Kaltim11. Juliansyah
Staf Pelaksana Balitbangda Prov. Kaltim12. Anwar Salim. A.Md
Staf Pelaksana Balitbangda Prov. Kaltim13. Eldin Ratno Pramata
Staf Pelaksana Balitbangda Prov. Kaltim1A llr^l-:li (!La
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
TIM PELAKSANAKetuaAnggota
-2-
Kepala BPTP Kaltim1. Dr. Ro[q. S.Tp. MP
2.
3.
4.
5.
Peneliti BPTP KaltimIr. Tarbiyatul Munawgrah. MPeneliti BPTP KaltimDhyarrl Nastiti. SP.MEPeneliti BPTP KaltimYossita Fiana. SP.M,SiPeneliti BPTP Kaltim[r. RudharmonoDosen Unmui Samarinda
Samarinda, 8 April 2075
A.n. GUBERNUR KALIMANTAN TIMURWAKIL GUBERNUR,
ftd
HM. MUKMIN FAISYAL HP
Saiinan sesuai dengan aslinyaT DAERAH PROV. KALTIM
BIRO HUKUM,
A TINGKAT I27 L9B5A3 1 006
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM
BALITBAN
GDA P
ROV. K
ALTIM