Upload
isni-meisya-adzani
View
495
Download
20
Embed Size (px)
DESCRIPTION
farindus
Citation preview
BANGUNAN DAN FASILITAS
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Farmasi Industri
DISUSUN OLEH:
Kelompok: 2
Rohani L Sihite 260112150038
Fajwah Awaina 260112150046
Fersty Andini 260112150054
Merlitha P Dewi 260112150081
Megawati 260112150112
Isni M Adzani 260112150123
Veronica Noviani 260112150152
PROGRAM PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………………………….. .i
BAB I Pendahuluan …………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………… 1
BAB II Isi ………………………………………………………………. 2
2.1 Desain dan Tata Letak ………………………………………… 2
2.2 Persyaratan Bangunan dan Fasilitas ….………………………. 13
2.3 Kaskade Tekanan Udara ……………………………………… 29
2.4 Sistem Drainase dan Sistem Penerangan ……………………… 33
2.5 Kualifikasi Ruangan Berkelas ………………………………… 36
2.6 Kualifikasi Ruangan Umum ...………………………………… 37
BAB III Kesimpulan……………………………………………………. 42
Daftar Pustaka………………………………………………………………… 43
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aspek yang diatur di dalam CPOB 2001 terdiri dari 10 bidang, sedangkan
di CPOB 2006 terdiri dari 12 aspek dan 2012 terdiri dari 19 aspek, salah satu
bidang tersebut adalah bangunan dan fasilitas industri (Premises). Bangunan
industri adalah sesuatu yang didirikan oleh manusia (seperti: gedung, rumah, dan
lain-lain) yang digunakan untuk mengolah barang dengan menggunakan sarana
dan prasarana tertentu. Hal lain yang berhubungan dengan bangunan, yang juga
diatur di dalam CPOB adalah fasilitas industri. Berbeda dengan bangunan industri,
fasilitas industri dapat didefinisikan sebagai sarana yang digunakan untuk
melancarkan fungsi dari suatu industri, misalnya: transportasi, media komunikasi,
sumber tenaga listik, dan lain-lain.
Pengaturan mengenai persyaratan bangunan dan fasilitas (Premises)
industri dalam CPOB merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab
pemerintah Indonesia yang dibebankan kepada seluruh industri farmasi yang ada
di Indonesia agar dapat menghasilkan produk (obat) yang berkualitas (bermutu
baik). Pencapaian produk bermutu tentunya tidak hanya dipengaruhi oleh
bangunan dan fasilitas industri (Premises) saja, melainkan juga harus melibatkan
aspek-aspek lain dalam CPOB secara berkesinambungan.
1
BAB II
ISI
2.1 Desain Dan Tata Letak
Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain,
konstruksi, letak yang memadai dan kondisi yang sesuai serta perawatan yang
dilakukan dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata
letak dan desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil terjadinya
resiko kekeliruan, pencemaran silang dan kesalahan lain serta memudahkan
pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindari pencemaran
silang, penumpukan debu atau kotoran dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu
obat. Rancang bangunan hendaklah dibuat sehingga untuk kegiatan yang berhubungan
langsung dengan daerah luar sarananya dikelompokkan. Rancangan diatas perlu
ditekankan agar tidak berdampak negatif terhadap kegiatan produksi yang dilakukan
di area dengan kelas kebersihan lebih tinggi (BPOM 2009).
Tata letak ruang hendaklah dikaji sejak tahap perencanaan konstruksi
bangunan demi keefektifan semua kegiatan, kelancaran arus kerja, komunikasi, dan
pengawasan serta untuk menghindari ketidakteraturan. Bangunan dan fasilitas harus
dikonstruksi, dilengkapi dan dirawat dengan tepat agar memperoleh perlindungan dari
pengaruh cuaca, banjir, rembesan dari tanah serta masuk dan bersarangnya serangga,
burung, binatang pengerat, kutu atau hewan lain. Sebaiknya tersedia prosedur untuk
pengendalian binatang pengerat hama.
Bangunan dan fasilitas harus dirawat dengan cermat, dibersihkan dan jika
perlu didisinfektan sesuai prosedur tertulis yang rinci. Catatan pembersihan dan
disinfektan hendaklah disimpan sebagai dokumentasi. Seluruh bangunan dan fasilitas
termasuk area produksi, laboratorium, area penyimpanan, koridor dan lingkungan
sekeliling bangunan harus dirawat dalam kondisi bersih dan rapi. Kondisi bangunan
ditinjau secara teratur dan diperbaiki jika perlu. Perbaikan dan perawatan bangunan
dan fasilitas hendaklah dilakukan hati-hati agar kegiatantersebut tidak mempengaruhi
mutu obat. Misalnya dilakukan diluar waktu kegiatan produksi.
Tenaga listrik, lampu penerangan, suhu, kelembaban dan ventilasi harus tepat
agar tidak mengakibatkan dampak yang merugikan baik secara langsungmaupun tidak
2
terhadap produk selama proses pembuatan danpenyimpanan atau terhadap ketepatan
atau ketelitian fungsi dari peralatan.
Desain dan tata letak ruang hendaknya memastikan kompatibilitas dengan
kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan di dalam sarana yang sama atau
sarana yang berdampingan. Selain itu, pencegahan area produksi dimanfaatkansebagai
jalur lalu lintas umum bagi personil dan bahan atau produk atau sebagai tempat
penyimpanan bahan atau produk selain yang sedang diproses.
Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah masuknya personil yang
tidak berkepentingan. Area produksi, area penyimpanan dan area pengawasan mutu
tidak boleh digunakan sebagai jalur lalu lintas bagi personil yang tidak bekerja di area
tersebut. Untuk mencegah hal tersebut, hendaknya disediakan koridor dimana tiap
ruang produksi dapat dicapai tanpa harus melaluiruang produksi lain.
Beberapa kegiatan dilakukan di area yang telah ditentukan :
1. Penerimaan bahan
2. Karantina barang masuk
3. Penyimpanan bahan awal dan bahan pengemas
4. Penimbangan dan penyerahan bahan atau produk
5. Pengolahan
3
6. Pencucian peralatan
7. Penyimpanan peralatan
8. Penyimpanan produk ruahan
9. Pengemasan
10. Karantina produk jadi sebelum memperoleh pelulusan akhir
11. Pengiriman produk
12. Laboratorium pengawasan mutu
Rancang bangun hendaklah dibuat sehingga untuk kegiatan yang berhubungan
langsung dengan daerah luar sarananya dikelompokkan. Kegiatan yang berhubungan
langsung dengan kegiatan luar antara lain adalah (BPOM, 2009) :
Penerimaan bahan awal
Keluar masuk karyawan
Pemakaian seragam kerja
Mandi, cuci tangan dan buang air kecil
Penyerahan produk jadi untuk distribusi
Rancangan di atas perlu ditekankan agar tidak berdampak negatif terhadap
kegiatan produksi yang dilakukan di area dengan kelas kebersihan lebih tinggi.
Tata letak ruang hendaklah dikaji sejak tahap perencanaan konstruksi
bangunan demi keefektifan semua kegiatan, kelancaran arus kerja, komunikasi dan
pengawasan serta untuk menghindari ketidakteraturan. Peralatan produksi, barang,
dan fasilitas lain yang akan ditempatkan serta lalu-lintas barang dan orang hendaklah
digambarkan dengan benar pada tata letak ruang sesuai dengan ukuran yang
direncanakan (BPOM, 2009).
Untuk mencegah penggunaan daerah produksi sebagai lalu-lintas umum bagi
karyawan atau barang/bahan hendaklah disediakan koridor dari mana tiap ruang
produksi dapat dicapai tanpa harus melalui ruang produksi lain. Untuk mencegah
daerah produksi digunakan sebagai tempat penyimpanan hendaklah disediakan ruang
penyimpanan yang memadai (BPOM, 2009).
Bangunan dirancang dengan baik sehingga dapat terpelihara dan berfungsi
sebagaimana mestinya. Permukaan bagian dalam hendaknya licin, bebas dari
keretakan dan sambungan terbuka serta mudah dibersihkan dan didesinfektan. Lantai
dibuat dari bahan kedap air, permukaan rata dan memungkinkan pembersihan secara
cepat dan efisien. Sudut dinding hendaknya berbentuk lengkung (Putra et al, 2011).
4
Bangunan hendaknya mendapat penerangan dan ventilasi yang efektif dengan
fasilitas pengontrolan udara (suhu, kelembaban, filtrasi) sesuai dengan kegiatan diluar
dan didalam. Daerah penyimpan hendaknya dirancang, ditata dan mempunyai
kapasitas yang cukup sehingga memungkinkan pemisahan yang teratur dari berbagai
kelompok bahan yang disimpan serta memudahkan perputaran sediaan (Putra et al.,
2011).
Penentuan rancangan bangunan dan penataan gedung dipertimbangkan
kesesuaiannya dengan kegiatan lain untuk menjamin mutu obat dan kelangsungan
produksi. Untuk itu daerah pabrik dibagi atas tiga zona (Putra et al., 2011) :
1. Zona hitam
Zona yang bebas dimasuki sembarang petugas. Pada zona inidilakukan pekerjaan-
pekerjaan yang tidak memerlukan penjagaan ketat terhadap kontaminasi dari
udara luar.
2. Zona abu-abu
Zona tempat proses produksi non steril berlangsung. Pada zona inikebebasan
karyawan dan barang yang memasuki ruangan dikurangi.Untuk memasuki daerah
ini karyawan terlebih dahulu harus mencuci tangan dan memakai pakaian khusus
yang bersih. Barang yang memasuki daerah ini harus diganti kemasannya dengan
kemasan khusus.
3. Zona putih
Zona produksi aseptis, seperti pembuatan sediaan injeksi dan salep mata. Untuk
memasuki daerah ini karyawan harus mencuci tangan dan memakai pakaian
khusus yang steril. Semua peralatan yangdipakai harus disterilkan terlebih dahulu,
begitu juga ruangannya.
Area Penimbangan
Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata hendaklah dilakukan
diarea penimbangan terpisah yang didesain khusus untuk kegiatan tersebut. Area
ini dapat menjadi bagian dari area penyimpanan atau area produksi.
Area Produksi
Untuk memperkecil resiko bahaya medis yang serius akibat terjadinya
pencemaran silang, suatu sarana khusus dan self-container hendaklah disediakan
untuk produksi obat tertentu seperti produk yang dapat menimbulkan sensitif
tinggi, produk lainya seperti antibiotik tertentu (misal penisilin). Produk hormone
seks, produk sitotoksik, produk tertentu dengan bahan aktif berpotensi tinggi,
5
produk biologi (misal yang berasal dari mikroorganisme hidup) dan produk non-
obat hendaklah diprodukdsi di bangunan terpisah.
Luas area kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang dalam
proses hendaklah memadai untuk memungkinkan penempatan peralatan dan
bahan secara teratur dan sesuai dengan alur proses, sehingga dapat memperkecil
resiko terjadi kekeliruan antara produk obat atau komponen obat yang berbeda,
mencegah pencemaran silang dan memperkecil resiko terlewatnya atau salah
melaksanakan tahapan proses produksi atau pengawasan. Permukaan dinding,
lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan dimana terdapat bahan baku dan
bahan pengemas primer, produk antara atau ruahan yamg terpapar ke lingkungan
hendaklah halus, bebas retak dan sambungan terbuka. tidak melepaskan
praktikulat, serta memungkinkan pelaksanaan pembersihan (bila perlu disinfeksi)
yang mudah dan efektif.
Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air
permukaannya rata dan memungkinkan pelaksanaan pembersihan yang cepat dan
efisien apabila terjadi tumpahan bahan. sudut antara dinding dan lantai di area
pengolahan hendaklah berbentuk lengkungan.
Pipa, fiting lampu, titik ventilasi dan instalasi sarana penunjang lain hendaklah
dirancang sedemikian rupa untuk menghindari terbentuknya ceruk yang sulit
dibersihkan. Untuk kepentingan perawatan sedapat mungkin instalasi sarana
penujang seperti ini hendaklah dapat dijangkau dari luar area pengolahan.
Pipa yang terpasang di dalam ruangan tidak boleh menempel dinding tetapi
digantung dengan menggunakan siku-siku pada jarak cukup untuk memudahkan
pembersihan menyeluruh. Pemasangan rangka atap, pipa dan saluran udara di
dalam hendaklah dihindari. Apabila tidak terhindarkan, maka prosedur dan jadwal
pembersihan instalasi tersebut hendaklah dibuat dan diikuti. Lubang udara masuk
dan keluar serta pipa-pipa dan salurannya hendaklah dipasang sedemikian rupa
untuk mencegah pencemaran terhadap produk. Saluran pembuangan air hendaklah
cukup besar, dirancang dan dilengkapi dengan bak kontrol serta ventilasi yang
baik maupun mencegah aliran balik sedapat mungkin saluran terbuka dicegah
tetapi bila perlu hendaklah cukup dangkal untuk memudahkan pembersihan dan
disinfeksi.
Area produksi hendaklah diventilasi secara efektif dengan mengunakan sistem
pengendalian udara termasuk filter udara dengan tingkat efisiensi yang dapat
6
mencegah pencemaran dan pencemaran silang, pengendalian kelembaban udara
sesuai kebutuhan produk yang diproses dan kegiatan yang dilakukan di dalam
ruangan dan dampaknya terhadap lingkungan luar pabrik.
Area produksi hendaklah dipantau secara teratur baik selama ada maupun
tidak ada kegiatan produksi untuk memastikan pemenuhan terhadap spesifikasi
yang dirancang sebelumnya. Area dimana dilakukan kegiatan yang menimbulkan
debu misalnya pada saat pengambilan sempel, penimbangan bahan/produk,
pencampuran dan pengolahan bahan atau produk pengemasan produk serbuk,
memerlukan sarana penunjang khusus untuk mencegah pencemaran silang dan
memudahkan pembersihan.
Tata letak ruang area pengemasan dirancang khusus untuk mencegah campur
baur atau pencemaran silang. Area produksi hendaklah mendapat penerangan
yang memadai, terutama penerangan di mana pengawasan visual dilakukan pada
saat proses berjalan. Pengawasan selama proses dapat dilakukan di dalam area
produksi sepanjang kegiatan tersebut tidak menimbulkan resiko terhadap produksi
obat. Pintu area produksi yang berhubungan langsung ke lingkungan luar, separti
pintu bahaya kebakaran, hendaklah ditutup rapat. Pintu tersebut hendaklah
diamankan sedemikian rupa sehingga hanya dapat digunakan dalam keadaan
darurat sebagai pintu keluar. Pintu dalam area produksi yang berfungsi sebagai
barier terhadap pencemaran silang hendaklah selalu ditutup apabila sedang tidak
digunakan.
Area Sampling
Hendaklah disediakan area terpisah dengan lingkungan yang terkendali untuk
pengambilan sampel bahan awal. Apabila kegiatan tersebut dilakukan di area
penyimpanan, maka pengambilan sampel hendaklah dilakukan sedemikian rupa
untuk mencegah pencemaran atau pencemaran silang. Prosedur pembersihan yang
memadai bagi ruang pengambilan sampel hendaklah tersedia.
Area Penyimpanan
Area penyimpanan hendaklah memiliki kapasitas yang memadai
untuk menyimpan dengan rapi dan teratur berbagai macam bahan dan produk
seperti bahan awal dan bahan pengemasan, produk antara, produk ruahan dan
produk jadi, produk dalam status karantina, produk yang telah diluluskan, produk
yang di tolak, produk yang dikembalikan atau produk yang ditarik dari peredaran.
Area penyimpanan hendaklah di desain atau disesuaikan untuk menjamin kondisi
7
penyimpanan yang baik ; terutama area tersebut hendaklah bersih, kering dan
dapat penerangan yang cukup serta dipelihara dalam batas suhu yang ditetapkan.
Apabla kondisi penyimpanan khusus (misal suhu, kelembaban) dibutuhkan,
kondisi tersebut hendaklah disiapkan, dipantau dan dicatat dimana diperlukan.
Area penyimpanan dan pengiriman barang hendaklah dapat memberikan
perlindungan terhadap bahan dan produk terhadap cuaca. Area penerimaan
hendaklah didesain dan dilengkapi dengan pearalatan yang sesuai untuk
kebutuhan pembersihan wadah barang bila perlu. Apabila status karantina
dipastikan dengan cara penyimpanan area terpisah, maka area tersebut harus
diberi penandaan yang jelas dan akses ke area tersebut terbatas bagi personil yang
berwenang. Sistem lain untuk mengantikan sistem karantina barang secara fisik
hendaklah memberikan pengamanan yang setara
Hendaklah disediakan area terpisah dengan lingkungan yang terkendali untuk
pengambilan sampel bahan awal. Apabila kegiatan tersebut dialakukan
sedemikian rupa untuk mencegah pencemaran atau pencemran silang, maka
prosedur pembersihan yang memadai bagi ruang pengambilan sampel hendaklah
tersedia. Area terpisah dan terkunci hendaklah disediakan untuk menyimpan
bahan atau produk yang di tolak, atau yang ditarik kembali atau yang
dikembalikan. Bahan aktif berpotensi tinggi dan bahan radioaktif, narkotika, obat
berbahaya lain dan zat atau bahan yang mengandung resiko tinggi terhadap
penyalahgunaan, kebakaran atau ledakan hendaklah disimpan di area yang
terjamin keamananannya. Hendaklah disimpan di tempat terkunci Bahan
pengemasan cetakan merupakan bahan yang kritis karena menyatakan kebenaran
produk menurut penandaanya. Perhatian khusus hendaklah di berikan dalam
keamanannya. Bahan label hendaklah disimpan ditempat terkunci.
Sarana Pendukung
Ruangan istirahat dan kantin hendaklah dipisah dari area produksi dan
laboratorium Pengawasan Mutu. Sarana untuk mengganti pakaian kerja,
membersihkan diri dan toilet hendaklah disediakan dalam jumlah yang cukup dan
mudah diakses. Toilet tidak boleh berhubungan langsung dengan area produksi
atau area penyimpanan. Ruangan ganti pakaian hendaklah berhubungan langsung
dengan area produksi namun letaknya terpisah. Sedapat mungkin letak bengkel
perbaikan dan perawatan peralatan terpisah dari area produksi. Apabila suku
cadang, aksesoris mesin dan perkakas bengkel disimpan di area produksi,
8
hendaklah disediakan ruangan atau lemari khusus untuk penyimpanan tersebut.
Sarana pemeliharaan hewan hendaklah diisolasi dengan baik terhadap area lainya
dan dilengkapi dengan akses hewan serta unit pengendali udara yang terpisah.
Area Pengawasan Mutu
Laboratorium Pengawasan Mutu hendaklah terpisah dari area produksi,
area pengujian biologis, mikrobiologi dan radio isotop hendaklah dipisahkan satu
dengan yang lain. Laboratorium pengawasan mutu hendaklah didesain sesuai
dengan kegiatan yang dilakukan. Luas ruangan hendaklah memadai untuk
mencegah campur baur dan pencemaran silang. Hendaklah disediakan tempat
penyimpanan yang luas memadai untuk sempel, baku pembanding (bila perlu
dengan kondisi suhu terkendali) pelarut pereaksi dan catatan. Suatu ruangan yang
terpisah mungkin di perlukan untuk perlindungan istrumen terhadap gangguan
listrik, getaran, kelembaban yang berlebihan dan gangguan lain, atau bila perlu
untuk mengisolasi instrumen. Desain laboratorium hendaklah memperhatikan
kesesuaian bahan bangunan yang di pakai, ventilasi dan pencegahan terhadap
asap. Pasokan udara ke laboratorium hendaklah di pisah dari pasokan ke area
produksi. Hendaklah dipasang unit pengendali udara yang terpisah untuk masing
masing laboratorium biologi, mikrobiologi dan isotop.
a. Ukuran laboratorium dan tata ruang
Ukuran laboratorium ditentukan oleh jenis dan volume kegiatan, jumlah
peralatan dan personil laboratorium. Sebagai pedoman, luas laboratorium
dalam meter persegi sama dengan jumlah personil dikalikan 10 – 20.
Tata ruang laboratorium harus diatur sesuai dengan jenis kegiatan dan
untuk mencegah kontaminasi. Ketentuan hendaklah dibuat untuk melakukan
pengujian fisiko-kimia, biologi, mikrobiologi dan pengujian produk
radioisotop di tempat khusus. Di samping itu tempat-tempat khusus berikut ini
hendaklah tersedia dalam suatu laboratorium :
1. Ruang untuk instrumen
2. Tempat untuk menyimpan sampel yang akan diuji
3. Sampel hendaklah ditata dengan baik untuk menghindari campur baur
untuk sampel yang belum diuji dengan sampel yang telah diuji.
4. Tempat penimbangan bahan uji
5. Untuk timbangan analitik hendaklah diletakkan diatas meja tahan getar
dan ditempatkan di area dengan aliran udara serendah mungkin
9
6. Tempat penyimpanan pelarut dan pereaksi
7. Ruang penyimpanan sampel pertinggal (lokasi dapat di luar laboratorium)
8. Jarak antara meja kerja sekurang-kurangnya 1,2m.
b. Limbah dan residu
Limbah dan residu hendaklah ditampung dalam wadah yang tertutup
rapat dan diberi tanda jelas yang menyatakan jenis dan penggolongan risiko
limbah tersebut. Pemusnahan limbah dan residu hendaklah dilaksanakan tanpa
menimbulkan pencemaran lingkungan.Bahan beracun hendaklah disimpan
dalam lemari yang terkunci. Bahan mudah terbakar disimpan dalam lemari
khusus tahan api yang dibumikan.
c. Area laboratorium
Area laboratorium hendaklah terpisah secara fisik dari area produksi
agar bebas dari sumber cemaran maupun getaran yang dapat berpengaruh
terhadap hasil pengujian. Dianjurkan agar disediakan koridor yang lebarnya
tidak kurang dari 2m untuk memisahkan area laboratorium dari area produksi,
apabila keduanya berada di gedung yang sama.
Dalam suatu fasilitas pembuatan produk biologi, laboratorium hendaklah
dalam bangunan khusus yang terpisah dari area produksi. Laboratorium
pengawasan-selama-proses akan lebih memudahkan apabila letaknya di area
pemrosesan atau pengemasan dimana dilakukan pengujian fisik seperti
penimbangan dan uji pemantauan lainnya secara periodik. Dalam hal itu
tingkat kebersihan laboratorium pengawasan-selama-proses harus memenuhi
persyaratan standar lingkungan area produksi yang bersangkutan.
d. Laboratorium fisiko-kimia, mikrobiologi, dan radioisotop
Laboratorium fisiko-kimia, mikrobiologi, dan radioisotop hendaklah
memiliki ruang tersendiri karena perbedaan jenis pengujian, peralatan dan
bahan-bahan penguji yang terdapat di setiap laboratorium. Sistem tata udara di
laboratorium hendaklah terpisah dengan sistem tata udara ruang produksi. Di
dalam laboratorium mikrobiologi perlu disediakan meja kerja dengan aliran
udara laminar di dalam suatu ruang bersih (Kelas D atau lebih tinggi). Untuk
uji sterilitas, hendaklah disediakan ruang tersendiri dengan pengaliran udara
melalui saringan HEPA dengan efisiensi 99,995 % (EN 779 dan EN 1822:
H13 – H14).
10
Mengingat bahwa hewan merupakan sumber cemaran dan perlakuan
khusus diperlukan untuk hewan percobaan, maka laboratorium biologi dan
ruang hewan uji hendaklah terletak dalam ruang yang terpisah dengan sistim
pengendali udara sendiri dan dilengkapi dengan ruang antara yang berfungsi
sebagai ruang penyangga udara. Tempat pemeliharaan hewan hendaklah
berada dalam bangunan terpisah.
e. Faktor eksternal lain
Faktor eksternal lain yang perlu dipertimbangkan untuk ruang
instrumen misalnya menghindari sinar matahari langsung pada instrumen
untuk melindungi bagian yang sensitif dari instrumen serta menghindari
terjadinya pembacaan yang salah.
f. Bahan konstruksi dan perabot
Bahan konstruksi dan perabot yang dipakai di ruang laboratorium
hendaklah tahan terhadap asam, alkali, dan zat kimia lain.
Ruang laboratorium hendaklah dilengkapi dengan unit penanganan udara
khusus untuk mengkondisikan suhu 20 – 28ºC. Untuk instrumen yang sensitif
misal KCKT, inframerah, suhu dan kelembaban relatif di ruang tersebut
hendaklah dijaga pada 20 – 28ºC dan kelembaban 60 – 90%.
Jika diperlukan, sistem ventilasi hendaklah mampu menarik uap, gas,
asap, debu, bau dan panas dengan segera. Dalam hal ini, hendaklah disediakan
lemari asam yang dilengkapi sistem penghisap udara untuk menghindari
penetrasi asap toksis ke area laboratorium. Kecepatan penghisap udara
minimum 15 meter kubik udara per jam per meter kubik volume lemari asam
dan kecepatan aliran udara pada permukaan pipa penghisap (face velocity) 0,4
– 0,6 meter per detik. Kecepatan aliran udara hendaklah dipantau dan dicatat
secara periodik.
g. Pemasangan instalasi
Pemasangan instalasi pipa listrik, air, gas, udara vakum dan udara
tekan hendaklah diperhatikan kemudahan untuk pemeliharaan dan perbaikan,
misalnya dengan cara memasang dalam panel yang mudah dibuka atau
menempelkannya pada bagian luar dinding. Instalasi pipa hendaklah diberi
kode atau warna yang berbeda, misalnya hijau muda untuk pipa aqua
demineralisata dan abu-abu untuk pipa nitrogen serta tanda panah pada pipa
11
untuk menunjukkan arah aliran di dalamnya, sehingga kekeliruan dalam
pemakaian atau perbaikan saluran dapat dihindarkan.
12
2.2 Persyaratan Bangunan dan Fasilitas
Bangunan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki ukuran, rancang-
bangun, konstruksi serta letak yang memadai agar memudahkan dalam pelaksanaan
kerja, pembersihan dan pemeliharaan yang baik. Tiap sarana kerja hendaklah
memadai, sehingga setiap risiko terjadinya kekeliruan, pencemaran silang dan
berbagai kesalahan lain yang dapat menurunkan mutu obat dapat dihindarkan.
Dalam memilih lokasi bangunan hendaklah diperhatikan apakah ada sumber
pencemaran yang berasal dari lingkungan. Sebaiknya dipilih lokasi di mana tidak ada
risiko pencemaran lingkungan. Bila karena perubahan struktur tanah, atau
perencanaan kota, lingkungan pabrik tidak dapat dihindarkan dari pencemaran
hendaklah diambil tindakan sebagai berikut:
13
1. Area Pengawasan Mutu
a. Ukuran laboratorium dan tata ruang
Ukuran laboratorium ditentukan oleh jenis dan volume kegiatan, jumlah
peralatan dan personil laboratorium. Sebagai pedoman, luas laboratorium dalam meter
persegi sama dengan jumlah personil dikalikan 10 – 20.
Tata ruang laboratorium harus diatur sesuai dengan jenis kegiatan dan untuk
mencegah kontaminasi. Ketentuan hendaklah dibuat untuk melakukan pengujian
fisiko-kimia, biologi, mikrobiologi dan pengujian produk radioisotop di tempat
khusus. Di samping itu tempat-tempat khusus berikut ini hendaklah tersedia dalam
suatu laboratorium:
9. Ruang untuk instrumen
10. Tempat untuk menyimpan sampel yang akan diuji
11. Sampel hendaklah ditata dengan baik untuk menghindari campur baur untuk
sampel yang belum diuji dengan sampel yang telah diuji.
12. Tempat penimbangan bahan uji
13. Untuk timbangan analitik hendaklah diletakkan diatas meja tahan getar dan
ditempatkan di area dengan aliran udara serendah mungkin
14. Tempat penyimpanan pelarut dan pereaksi
15. Ruang penyimpanan sampel pertinggal (lokasi dapat di luar laboratorium)
16. Jarak antara meja kerja sekurang-kurangnya 1,2m.
b. Limbah dan residu
14
Limbah dan residu hendaklah ditampung dalam wadah yang tertutup rapat dan
diberi tanda jelas yang menyatakan jenis dan penggolongan risiko limbah tersebut.
Pemusnahan limbah dan residu hendaklah dilaksanakan tanpa menimbulkan
pencemaran lingkungan.Bahan beracun hendaklah disimpan dalam lemari yang
terkunci. Bahan mudah terbakar disimpan dalam lemari khusus tahan api yang
dibumikan.
c. Area laboratorium
Area laboratorium hendaklah terpisah secara fisik dari area produksi agar
bebas dari sumber cemaran maupun getaran yang dapat berpengaruh terhadap hasil
pengujian. Dianjurkan agar disediakan koridor yang lebarnya tidak kurang dari 2m
untuk memisahkan area laboratorium dari area produksi, apabila keduanya berada di
gedung yang sama.
Dalam suatu fasilitas pembuatan produk biologi, laboratorium hendaklah
dalam bangunan khusus yang terpisah dari area produksi. Laboratorium pengawasan-
selama-proses akan lebih memudahkan apabila letaknya di area pemrosesan atau
pengemasan dimana dilakukan pengujian fisik seperti penimbangan dan uji
pemantauan lainnya secara periodik. Dalam hal itu tingkat kebersihan laboratorium
pengawasan-selama-proses harus memenuhi persyaratan standar lingkungan area
produksi yang bersangkutan.
d. Laboratorium fisiko-kimia, mikrobiologi, dan radioisotop
Laboratorium fisiko-kimia, mikrobiologi, dan radioisotop hendaklah memiliki
ruang tersendiri karena perbedaan jenis pengujian, peralatan dan bahan-bahan penguji
yang terdapat di setiap laboratorium. Sistem tata udara di laboratorium hendaklah
terpisah dengan sistem tata udara ruang produksi. Di dalam laboratorium
mikrobiologi perlu disediakan meja kerja dengan aliran udara laminar di dalam suatu
ruang bersih (Kelas D atau lebih tinggi). Untuk uji sterilitas, hendaklah disediakan
ruang tersendiri dengan pengaliran udara melalui saringan HEPA dengan efisiensi
99,995 % (EN 779 dan EN 1822: H13 – H14).
Mengingat bahwa hewan merupakan sumber cemaran dan perlakuan khusus
diperlukan untuk hewan percobaan, maka laboratorium biologi dan ruang hewan uji
hendaklah terletak dalam ruang yang terpisah dengan sistim pengendali udara sendiri
15
dan dilengkapi dengan ruang antara yang berfungsi sebagai ruang penyangga udara.
Tempat pemeliharaan hewan hendaklah berada dalam bangunan terpisah.
e. Faktor eksternal lain
Faktor eksternal lain yang perlu dipertimbangkan untuk ruang instrumen misalnya
menghindari sinar matahari langsung pada instrumen untuk melindungi bagian yang
sensitif dari instrumen serta menghindari terjadinya pembacaan yang salah.
f. Bahan konstruksi dan perabot
Bahan konstruksi dan perabot yang dipakai di ruang laboratorium hendaklah
tahan terhadap asam, alkali, dan zat kimia lain.
Ruang laboratorium hendaklah dilengkapi dengan unit penanganan udara
khusus untuk mengkondisikan suhu 20 – 28ºC. Untuk instrumen yang sensitif misal
KCKT, inframerah, suhu dan kelembaban relatif di ruang tersebut hendaklah dijaga
pada 20 – 28ºC dan kelembaban 60 – 90%.
Jika diperlukan, sistem ventilasi hendaklah mampu menarik uap, gas, asap,
debu, bau dan panas dengan segera. Dalam hal ini, hendaklah disediakan lemari asam
yang dilengkapi sistem penghisap udara untuk menghindari penetrasi asap toksis ke
area laboratorium. Kecepatan penghisap udara minimum 15 meter kubik udara per
jam per meter kubik volume lemari asam dan kecepatan aliran udara pada permukaan
pipa penghisap (face velocity) 0,4 – 0,6 meter per detik. Kecepatan aliran udara
hendaklah dipantau dan dicatat secara periodik.
g. Pemasangan instalasi
Pemasangan instalasi pipa listrik, air, gas, udara vakum dan udara tekan
hendaklah diperhatikan kemudahan untuk pemeliharaan dan perbaikan, misalnya
dengan cara memasang dalam panel yang mudah dibuka atau menempelkannya pada
bagian luar dinding. Instalasi pipa hendaklah diberi kode atau warna yang berbeda,
misalnya hijau muda untuk pipa aqua demineralisata dan abu-abu untuk pipa nitrogen
serta tanda panah pada pipa untuk menunjukkan arah aliran di dalamnya, sehingga
kekeliruan dalam pemakaian atau perbaikan saluran dapat dihindarkan.
16
2. Pemilihan Lokasi
Dalam pemilihan lokasi bangunan industri farmasi harus memperhatikan
beberapa aspek, diantaranya adalah apakan ada sumber pencemaran yang berasal dari
lingkungan disekitarnya serta potensi pencemaran oleh industri terhadap lingkungan
disekitarnya. Lokasi bangunan hendaklah sedemikian rupa sehingga dapat mencegah
pencemaran lingkungan di sekelilingnya seperti pencemaran udara, tanah dan air
maupun terhadap kegiatan di sekitarnya.
Bangunan industri farmasi harus didirikan di daerah yang tidak ada sumber
pencemaran, misalnya bekas timbunan sampah, bahan kimia dan lain-lain. Sumber
pencemaran lainnya adalah debu jalan, debu industri lain dan partikel pestisida.
Apabila oleh karena adanya perbedaan struktur tanah atau perencanaan kota maka
perlu dilakukan langkah pencegahan yang sesuai, agar pencemaran tersebut tidak
mempengaruhi kualitas produk yang dibuat. Untuk itu bangunan industri farmasi
harus memiliki perlindungan yang memadai terhadap :
Cuaca, misalnya dengan memberikan cat tahan cuaca pada tembok, memasang
alat penyerap kelembaban udara secara pendinginan atau penyerapan oleh
bahan kimia yang higroskopis.
Banjir, misalnya letak bangunan dibuat cukup tinggi terhadap permukaan air
banjir atau dibuat saluran air secara tepat guna.
17
Rembesan air melalui tanah, misalnya dengan membuat pondasi bangunan
yang tahan terhadap rembesan air sesuai dengan teknik bangunan yang
berlaku.
Serangga dan binatang pengerat, misalnya pemberian saringan udara pada
saluran pengendali udara, pemasangan kawat kasa dan atau tirai plastik, serta
adanya program pengendalian hama (pest control) yang teratur, efektif dan
terdokumentasi.
3. Konstruksi Bangunan
Konstruksi bangunan hendaklah memenuhi syarat dan peraturan yang berlaku
untuk bangunan. Hendaklah diadakan sarana perlindungan seperlunya terhadap
(BPOM, 2006):
Lingkungan Tindakan pencegahan antara lain dengan:
Cuaca Memberikan cat tahan cuaca pada tembok;
Memasang alat penyerap kelembaban udara secara
pendinginan atau secara penyerapan oleh bahan
kimia yang higroskopis.
Banjir Mendesain letak bangunan dibuat lebih tinggi
daripada permukaan air banjir;
Memasang saluran pembuangan air yang efektif
Rembesan air Memasang saluran pembuangan air yang efektif;
Membuat pondasi dan lantai bangunan yang tahan
rembesan air sesuai dengan teknik bangunan yang
berlaku
Masuk dan bersarangnya
binatang kecil, tikus,
burung, serangga dan
hewan lain
Memasang saringan udara pada alat pengendali
udara;
Memasang kawat kasa dan/atau tirai plastik;
Melaksanakan pest control.
o Protap Pemusnahan Serangga, Lampiran 5.19a
o Protap Pemusnahan Tikus, Lampiran 5.19b.
18
Dalam line terakhir disebutkan bahwa masuknya dan bersarangnya binatang
kecil, tikus, burung, serangga dan hewan lain haruslah dicegah, dengan tiga cara yakni
(Cemani, 2011):
Memasang saringan udara pada alat pengendali udara yang di implementasikan di
HVAC
Memasang kawat kasa dan/atau tirai plastik, biasanya dipasang di pintu gudang
penyimpanan dengan warna kuning atau warna yang menyilaukan hewan
sehingga tidak mau masuk.
Melaksanakan Pest Control.
Pest Control merupakan sistem pengendalian hewan di area pabrik untuk menjaga
kebersihan lingkungan. Adapun pest control dibagi menjadi beberapa bagian
(Cemani, 2011):
Pest ControlPest Control
Outside BuildingOutside Building
Chemical Bait
Chemical Bait
FoggingFogging
SprayingSpraying
Inside Building
Inside Building
Glue trapGlue trap
Insect killerInsect killer
Flying catherFlying cather
19
Pembagian Pest Control
Chemical bait adalah cara menangkap tikus atau hewan pengerat lainnya dengan
menaruh kotak di sepanjang dinding bangunan pabrik yang diisi dengan racun
tikus.
Fogging dilakukan dengan pengasapan untuk membunuh nyamuk dan lalat.
Spraying adalah penyemprotan untuk membunuh kecoa.
Glue trap yakni pemasangan perangkap yang dilengkapi dengan lem.
Flying catcher berupa pemasangan kotak lampu dilengkapi lem akan menjebak
serangga yang masuk dan serangga itu akan tertempel di lampu tersebut. Biasanya
diletakkan sebelum masuk ruangan dan ruangan itu tidak boleh ada kotoran
serangga.
Insect killer berupa pemasangan kotak lampu yang dilengkapi dengan penyetrum
listrik untuk membunuh serangga. Biasanya diletakkan sebelum masuk ruangan.
Penggunaan lem agar hewan yang mati tidak terbawa kemana–mana, sehingga
mudah dibersihkan. Perlu diingat, bahwa ruang produksi tidak boleh ada pest
control, karena justru pest control itu zat kimianya akan dapat mengkontaminasi.
4. Desain dan tata letak ruang
Rancang bangun hendaklah dibuat sehingga untuk kegiatan yang berhubungan
langsung dengan daerah luar sarananya dikelompokkan. Kegiatan yang berhubungan
langsung dengan kegiatan luar antara lain adalah (BPOM, 2012):
penerimaan bahan awal
keluar masuk karyawan
pemakaian seragam kerja
mandi, cuci tangan dan buang air kecil
penyerahan produk jadi untuk distribusi
Rancangan di atas perlu ditekankan agar tidak berdampak negatif terhadap
kegiatan produksi yang dilakukan di area dengan kelas kebersihan lebih tinggi.
Tata letak ruang hendaklah dikaji sejak tahap perencanaan konstruksi
bangunan demi keefektifan semua kegiatan, kelancaran arus kerja, komunikasi dan
pengawasan serta untuk menghindari ketidakteraturan. Peralatan produksi, barang,
dan fasilitas lain yang akan ditempatkan serta lalu-lintas barang dan orang hendaklah
20
digambarkan dengan benar pada tata letak ruang sesuai dengan ukuran yang
direncanakan (BPOM, 2012).
Untuk mencegah penggunaan daerah produksi sebagai lalu-lintas umum bagi
karyawan atau barang/bahan hendaklah disediakan koridor dari mana tiap ruang
produksi dapat dicapai tanpa harus melalui ruang produksi lain. Untuk mencegah
daerah produksi digunakan sebagai tempat penyimpanan hendaklah disediakan ruang
penyimpanan yang memadai (BPOM, 2012).
Bangunan dirancang dengan baik sehingga dapat terpelihara dan berfungsi
sebagaimana mestinya. Permukaan bagian dalam hendaknya licin, bebas dari
keretakan dan sambungan terbuka serta mudah dibersihkan dan didesinfektan. Lantai
dibuat dari bahan kedap air, permukaan rata dan memungkinkan pembersihan secara
cepat dan efisien. Sudut dinding hendaknya berbentuk lengkung (Putra et al, 2011).
Bangunan hendaknya mendapat penerangan dan ventilasi yang efektif dengan
fasilitas pengontrolan udara (suhu, kelembaban, filtrasi)sesuai dengan kegiatan diluar
dan didalam. Daerah penyimpan hendaknya dirancang, ditata dan mempunyai
kapasitas yang cukup sehingga memungkinkan pemisahan yang teratur dari berbagai
kelompok bahan yang disimpan serta memudahkan perputaran sediaan (Putra et al,
2011).
Penentuan rancangan bangunan dan penataan gedung dipertimbangkan
kesesuaiannya dengan kegiatan lain untuk menjamin mutu obat dan kelangsungan
produksi. Untuk itu daerah pabrik dibagi atas tiga zona (Putra et al, 2011):
4. Zona hitam
Zona yang bebas dimasuki sembarang petugas. Pada zona inidilakukan
pekerjaan-pekerjaan yang tidak memerlukan penjagaan ketat terhadap kontaminasi
dari udara luar.
5. Zona abu-abu
Zona tempat proses produksi non steril berlangsung. Pada zona inikebebasan
karyawan dan barang yang memasuki ruangan dikurangi.Untuk memasuki daerah ini
karyawan terlebih dahulu harus mencuci tangan dan memakai pakaian khusus yang
bersih. Barang yang memasuki daerah ini harus diganti kemasannya dengan kemasan
khusus.
6. Zona putih
21
Zona produksi aseptis, seperti pembuatan sediaan injeksi dan salep mata.
Untuk memasuki daerah ini karyawan harus mencuci tangan dan memakai pakaian
khusus yang steril. Semua peralatan yangdipakai harus disterilkan terlebih dahulu,
begitu juga ruangannya.
5. Area Penimbangan
Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata produk dengan cara
penimbangan hendaklah dilakukan di area penimbangan terpisah yang didesain
khusus untuk kegiatan tersebut. Area ini dapat menjadi bagian dari area penyimpanan
atau area produksi.
6. Ruang Sampling
Hendaklah disediakan area terpisah dengan lingkungan yang terkendali untuk
pengambilan sampel bahan awal. Apabila kegiatan tersebut dilakukan di area
penyimpanan, maka pengambilan sampel hendaklah dilakukan sedemikian rupa untuk
mencegah pencemaran atau pencemaran silang. Prosedur pembersihan yang memadai
bagi ruang pengambilan sampel hendaklah tersedia.
Gambar 1. Desain ruang pengambilan sampel
22
7. Area Produksi
Area produksi hendaklah memenuhi persyaratan CPOB. Sangat dianjurkan
penggunaan bangunan dan fasilitas yang diperuntukkan hanya untuk sejenis
bahan/produk. Disamping itu sifat alamiah yang khas dari produksi obat tradisional
membutuhkan perhatian khusus yang harus diberikan kepada pemrosesan produk
yang menimbulkan debu. Jika pemanasan atau pemasakan bahan diperlukan,
mekanisme penghisap udara yang sesuai hendaklah dipasang untuk menghindarkan
penumpukan asap dan uap.
Untuk mempermudah pembersihan dan menghindarkan kontaminasi silang
tindakan pencegahan yang tepat hendaklah diambil saat mengambil sampel,
menimbang, menggiling, mencampur dan memproses produk, misalnya dengan
menggunakan sistem penghisap debu dan sistem penanganan udara untuk
memperoleh perbedaan tekanan dan aliran udara yang diinginkan.
Tata letak ruang produksi hendaklah dirancang sedemikian rupa untuk:
1. memungkinkan kegiatan produksi dilakukan di area yang saling berhubungan
antara satu ruangan dengan ruangan lain mengikuti urutan tahap produksi dan
menurut kelas kebersihan yang dipersyaratkan
2. mencegah kesesakan dan ketidakteraturan
3. memungkinkan komunikasi dan pengawasan yang efektif.
Luas area kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang dalam
proses hendaklah memadai untuk memungkinkan penempatan peralatan dan bahan
secara teratur dan sesuai dengan alur proses, sehingga dapat memperkecil risiko
terjadi kekeliruan antara produk atau komponen yang berbeda, mencegah pencemaran
silang dan memperkecil risiko terlewat atau salah melaksanakan tahapan proses
produksi atau pengawasan.
Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan dimana
terdapat bahan awal dan bahan pengemas primer, produk antara atau produk ruahan
yang terpapar ke lingkungan hendaklah halus, bebas retak dan sambungan terbuka,
tidak melepaskan partikulat, serta memungkinkan pelaksanaan pembersihan (bila
perlu disinfeksi) yang mudah dan efektif.
23
Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air,
permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan yang cepat dan efisien apabila
terjadi tumpahan bahan. Sudut antara dinding dan lantai di area pengolahan hendaklah
berbentuk lengkungan.
Pipa, fiting lampu, titik ventilasi dan instalasi sarana penunjang lain hendaklah
dirancang dan dipasang sedemikian rupa untuk menghindarkan terbentuk ceruk yang
sulit dibersihkan. Untuk kepentingan perawatan, sedapat mungkin instalasi sarana
penunjang seperti ini hendaklah dapat dijangkau dari luar area pengolahan. Pipa yang
terpasang di dalam ruangan tidak boleh menempel pada dinding tetapi digantungkan
dengan menggunakan siku-siku pada jarak cukup untuk memudahkan pembersihan
menyeluruh. Pemasangan rangka atap, pipa dan saluran udara di dalam ruangan
hendaklah dihindari. Apabila tidak terhindarkan, maka prosedur dan jadwal
pembersihan instalasi tersebut hendaklah dibuat dan diikuti. Lubang udara masuk dan
keluar serta pipa-pipa dan salurannya hendaklah dipasang sedemikian rupa untuk
mencegah pencemaran terhadap produk. Saluran pembuangan air hendaklah cukup
besar, dirancang dan dilengkapi dengan bak kontrol serta ventilasi yang baik untuk
mencegah aliran balik. Sedapat mungkin saluran terbuka dicegah tetapi bila
perlu hendaklah cukup dangkal untuk memudahkan pembersihan dan disinfeksi.
Area produksi di mana terdapat bahan awal dan bahan pengemas primer,
produk antara atau produk ruahan yang terpapar ke lingkungan hendaklah diventilasi
secara efektif dengan menggunakan sistem pengendali udara termasuk filter udara
dengan tingkat efisiensi yang dapat mencegah pencemaran dan pencemaran-silang,
pengendali suhu dan, bila perlu, pengendali kelembaban udara sesuai kebutuhan
produk yang diproses dan kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan dan dampaknya
terhadap lingkungan luar pabrik. Area produksi hendaklah dipantau secara teratur
baik selama ada maupun tidak ada kegiatan produksi untuk memastikan pemenuhan
terhadap spesifikasi yang dirancang sebelumnya.
Area dimana dilakukan kegiatan yang menimbulkan debu misalnya pada saat
pengambilan sampel, penimbangan bahan atau produk, pencampuran dan pengolahan
bahan atau produk, pengemasan produk serbuk, memerlukan sarana
penunjang khusus untuk mencegah pencemaran silang dan memudahkan
pembersihan.
24
Tata letak ruang area pengemasan hendaklah dirancang khusus untuk
mencegah campur baur atau pencemaran silang. Area produksi hendaklah mendapat
penerangan yang memadai, terutama dimana pengawasan visual dilakukan pada
saat proses berjalan.
Pengawasan selama-proses dapat dilakukan di dalam area produksi sepanjang
kegiatan tersebut tidak menimbulkan risiko terhadap produksi obat tradisional.
Pintu area produksi yang berhubungan langsung ke lingkungan luar, seperti
pintu bahaya kebakaran, hendaklah ditutup rapat. Pintu tersebut hendaklah diamankan
sedemikian rupa sehingga hanya dapat digunakan dalam keadaan darurat sebagai
pintu ke luar. Pintu di dalam area produksi yang berfungsi sebagai barier terhadap
pencemaran-silang hendaklah selalu ditutup apabila sedang tidak digunakan.
8. Area Penyimpanan
Area penyimpanan hendaklah rapi dan bersih. Perhatian khusus hendaklah
diberikan kepada kebersihan dan perawatan yang baik. Semua tumpahan akibat
kecelakaan hendaklah segera dibersihkan dengan menggunakan metode yang
meminimalkan risiko pencemaran silang oleh bahan lain dan hendaklah dilaporkan.
Konstruksi area penyimpanan tergantung dari bahan yang akan disimpan. Area
hendaklah diberi penandaan yang baik dan bahan hendaklah disimpan sedemikianrupa
untuk menghindarkan risiko kontaminasi silang. Hendaklah ditetapkan dan diberi
tanda suatu area karantina untuk semua bahan yang baru datang.
Tata letak area penyimpanan hendaklah sedemikian rupa untuk
memungkinkan pemisahan bahan dari berbagai kategori secara efektif dan teratur
serta memungkinkan rotasi stok. Bahan yang berbeda hendaklah disimpan pada area
yang terpisah. Untuk melindungi bahan yang disimpan dan untuk mengurangi risiko
serangan hama hendaklah diberi batas durasi penyimpanan semua bahan yang tidak
terbungkus.
Bahan segar yang baru tiba hendaklah diproses sedini mungkin kecuali
ditetapkan lain. Bila diperlukan, bahan tersebut hendaklah disimpan pada suhu antara
2 °Cdan 8 °C. Jika bahan disimpan dalam bentuk ruahan, untuk mengurangi risiko
pembentukan kapang atau fermentasi dianjurkan agar menyimpannya di ruangan atau
di dalam wadah yang diventilasi dengan baik. Area tersebut hendaklah juga
25
dilengkapi sedemikian rupa untuk memberi perlindungan terhadap gangguan serangga
atau binatang, terutama binatang pengerat. Tindakan yang efektif hendaklah
diambiluntuk membatasi penyebaran binatang dan mikroorganisme yang terbawa oleh
bahan dan untuk menghindarkan kontaminasi silang.
Bahan hendaklah tidak diletakkan di lantai meskipun dimasukkan ke dalam
tongfiber, kantong atau kotak dan hendaklah penyimpanannya diberi cukup ruang
untuk memungkinkan pembersihan dan pemeriksaan.
Penyimpanan bahan awal, ekstrak, tingtur dan sediaan lain mungkin
memerlukan kondisi khusus untuk kelembaban dan suhu atau perlindungan terhadap
cahaya; langkah yang sesuai hendaklah diambil untuk memastikan bahwa kondisi
tersebut disediakan, dijaga, dipantau dan dicatat.
Bahan awal, termasuk bahan mentah, hendaklah disimpan di area kering yang
dijaga terhadap kelembaban dan diproses menurut prinsip “pertama masuk,pertama
keluar” (FIFO).
Area terpisah dan terkunci hendaklah disediakan untuk penyimpanan bahan
dan produk yang ditolak atau yang ditarik kembali atau yang dikembalikan.
Bahan pengemas cetakan merupakan bahan yang kritis karena menyatakan
kebenaran produk menurut penandaannya. Perhatian khusus hendaklah diberikan
dalam penyimpanan bahan ini agar terjamin keamanannya. Bahan label hendaklah
disimpan di tempat terkunci.
9. Ruang Produksi Sediaan Steril
Daerah pengolahan produk steril harus dipisahkan dari daerah produksi lain
serta dirancang dan dibangun secara khusus. Ruangan harus bebas debu, dialiri udara
yang melewati saringan bakteri. Saringan tersebut harus diperiksa (di-verifikasi) pada
saat pemasangan serta dilakukan pemeriksaan secara berkala.
Tekanan udara di dalam ruang pengolahan produk steril harus lebih tinggi
dibanding dengan ruang sebelahnya yang dibuktikan dengan perbedaan tekanan yang
ditunjukkan oleh alat magnehelic dan dicatat secara teratur. Pembuatan produk steril
memerlukan 3 (tiga) kualitas ruangan yang berbeda, yaitu :
26
Ruang ganti pakaian
Ruang bersih, yaitu ruang persiapan komponen dan pembuatan larutan
serta ruang untuk produk yang akan disterilisasi akhir, dan
Ruang steril, digunakan untuk kegiatan steril
Dalam CPOB Terkini (cGMP), persyaratan standar lingkungan produksi adalah
sebagai berikut :
27
10. Sarana Pendukung
Ruangan istirahat dan kantin hendaklah dipisah dari area produksi dan
laboratorium Pengawasan Mutu.
Sarana untuk mengganti pakaian kerja, membersihkan diri dan toilet
hendaklah disediakan dalam jumlah yang cukup dan mudah diakses . Toilet tidak
boleh berhubungan langsung dengan area produksi atau area penyimpanan. Ruangan
ganti pakaian hendaklah berhubungan langsung dengan area produksi namun
letaknya terpisah.
Sedapat mungkin letak bengkel perbaikan dan perawatan peralatan terpisah
dari area produksi. Apabila suku cadang, aksesoris mesin dan perkakas bengkel
disimpan di area produksi, hendaklah disediakan ruangan atau lemari khusus untuk
penyimpanan tersebut. Sarana pemeliharaan hewan hendaklah diisolasi dengan baik
terhadap area lainya dan dilengkapi dengan akses hewan serta unit pengendali udara
yang terpisah.
28
2.3 Kaskade Tekanan Udara
Pada petunjuk CPOB Bab Bagunan dan Fasilitas, disebutkan bahwa untuk
mencegah kontaminasi silang (cross contamination) hendaklah diatur tekanan udara.
Udara akan mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah. Kelas
kebersihan yang lebih tinggi mempunyai tekanan yang lebih tinggi (bernilai positif)
dibandingkan dengan kelas kebersihan yang lebih rendah. Untuk kelas yang berbeda
antar ruangan (misal Ruang I, dan Ruang II, dimana Ruang I kelas C, dan Ruang II
kelas D, maka perbedaan tekanan antara 10 – 15 Pascal. Sedangkan untuk kelas yang
sama, hanya berbeda 5 Pascal. Untuk Ruang Produksi yang memproduksi sediaan
padat, tekanan didalam ruangan di setting lebih rendah daripada di koridor. Misalkan
ruang produksi positif dua, maka koridor haruslah positif tiga. Hal ini dimaksudkan
agar debu-debu yang berterbangan di ruang produksi akibat partikel-partikel dari
bahan baku tidak keluar koridor dan mencemari ruangan produksi lainnya. Jenis
sistem perbedaan tekanan ini disebut “clean Coridor”. Sedangkan untuk sediaan steril,
tekanan udara pada koridor harus lebih rendah dibandingkan dengan ruang produksi.
Hal ini bertujuan agar sediaan bebas partikel yang berasal dari koridor, namun
partikel dari ruang produksi tidak boleh punya peluang untuk keluar dari koridor
maka tidak bisa menggunakan sistem dirty coridor maupun clean corridor namun
menggunakan air lock. Dengan dikenalnya air lock ini maka udara akan terkurung
dalam suatu ruangan, dan diruangan yang mengunci udara tersebut telah ada
penghisap udara yang memiliki saringan sehingga udara yang dihisap dan di bawa
keluar gedung telah bersih/bebas partikel berbahaya maupun partikel ukuran tertentu.
29
Gambar 3. Kaskade Tekanan Udara sediaan solid Untuk Mencegah Kontaminasi
silang
Gambar 4. Kaskade Tekanan Udara injeksi untuk Melindungi dari mikroorganisme
dan partikel
Alat pengatur tekanan udara sangat di butuhkan di dalam ruang produksi. Hal
ini berkaitan dengan kontrol perbedaan tekanan antara ruangan didalam ruang
produksi dengan di koridor. Alat ini digunakan untuk mengatur tekanan di ruang
produksi, koridor, air lock, dan diluar lingkungan ruang produksi. Tujuannya adalah
menjaga proses produksi tetap dalam konsistensi mutu yang berkualitas. Hal ini
sangat penting karena apabila tekanan udara tidak diatur, maka aliran udara dapat
bergerak sekehendak hati sehingga partikel pun dapat masuk ke ruang produksi atau
keluar ruang dari ruang produksi. Misalnya ketika proses mixing diruang produksi.
Apabila tekanan udara tidak di kontrol, maka partikel dari bahan awal akan keluar ke
koridor dan partikel di koridor dapat masuk ke ruangan produksi lainnya seperti ruang
filling, coating dan ruang produksi jenis obat yang berbeda. Sehingga tekanan udara
perlu diperhatikan sehingga aliran udara dapat dikontrol karena udara mengalir dari
tekanan yang lebih tinggi ke rendah. Untuk menghindari masuknya partikel dari
koridor ke ruang produksi yang terbawa oleh personil, maka pesonil diwajibkan untuk
berganti pakaian ketika akan memasuki ruang produksi.
30
Gambar 4. Kaskade tekanan udara di area pengemasan
Pada ruang antara terdapat fasilitas air lock. Dengan adanya air lock tersebut, baik
udara yang berasal dari ruang produksi (misal primary packaging dan filling) akan
langsung masuk ke dalam ruangan air lock dan udara di koridor akan masuk ke
ruangan antara dulu sebelum masuk ke air lock. Dengan sistem tersebut maka udara
yang dari koridor tidak akan mencemari sediaan cair, dan partikel betalaktam tidak
akan keluar ke koridor apabila terjadi kebocoran karena berada di air lock. Dalam air
lock, penghisap udara di tambahi filter HEPA dengan efisiensi minimal 99,5 % (class
H12 EN1822) atau melalui suatu sistem yang sesuai sebelum dilepaskan ke atmosfer.
Terdapat beberapa jenis air lock, yaitu:
a. Sink Air lock
Pada sistem ini, tekanan pada ruang air lock berada di bawah tekanan di
Cleanroom dan koridor. sehingga air lock anak menarik udara keluar ruangan
melalui penyedot udara yang telah dilapisi HEPA
31
Gambar 5. Sink air lock
b. Bubble Air lock
Pada sistem ini, tekanan pada ruang air lock lebih tinggi dibanding udara
sekitarnya. Bubble Air lock men-supply udara bersih ke ruang di sekitarnya
Gambar 6. Bubble air lock
c. Combination Air lock
Pada sistem ini, udara di ruangan A dan B tidak boleh bercampur, sehingga
digunakan sistem kombinasi antara bubble dan zink air lock dimana air lock
disusun secara seri. Sistem ini cocok untuk pembuatan obat-obat betalaktam
sediaan padat
Gambar 7. Combination Air lock
32
d. Cascade Air lock
Tekanan airlock antara tekanan di Cleanroom dan koridor. Udara di ruang A lebih
bersih dibandingkan dengan udara di ruangan B sehingga udara mengalir dari
ruang A ke B melalui ruang air lock.
Gambar 8. Cascade Air lock
2.4 Sistem Penerangan dan Drainase
2.4.1 Sistem Penerangan
Tenaga listrik, lampu penerangan, suhu, kelembaban dan ventilasi hendaklah
tepat agar tidak mengakibatkan dampak yang merugikan baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap produk selama proses pembuatan dan penyimpanan,
atau terhadap ketepatan / ketelitian fungsi dari peralatan. Pencahayaan yang cukup
hendaklah tersedia di semua area untuk memudahkan pembersihan, perawatan dan
kegiatan yang benar.
Area produksi hendaklah mendapat penerangan yang memadai, terutama di
mana pengawasan visual dilakukan pada saat proses berjalan. Lampu penerangan,
lihat Rekomendasi Kekuatan Cahaya Untuk Ruangan /Daerah Kegiatan
Area penyimpanan hendaklah didesain atau disesuaikan untuk menjamin
kondisi penyimpanan yang baik; terutama area tersebut hendaklah bersih, kering dan
mendapat penerangan yang cukup serta dipelihara dalam batas suhu yang ditetapkan.
Area penyimpanan hendaklah diberikan pencahayaan yang memadai sehingga semua
kegiatan dapat dilakukan secara akurat dan aman.
Penerangan di industry farmasi hendaklah:
• Penerangan efektif dan mempunyai ventilasi yang baik
33
• Posisi lampu penerangan rata dengan plafond dan diberi silicon rubber agar
kedap udara
• Lampu penerangan diganti/diperbaiki melalui atas plafon agar tidak terjadi
pencemaran saat diperbaiki
Pencahayaan
Depkes RI (1992) mendefinisikan pencahayaan sebagai jumlah penyinaran
pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Sistem pencahayaan dan sistem tata udara hendaklah didesain untuk
mendapatkan suhu dan kelembaban nisbi yang tepat bagi personil yang bekerja
dengan pakaian pelindung. Bangunan hendaklah dalam kondisi terawat. Kondisi
bangunan hendaklah ditinjau secara teratur dan dilakukan perbaikan jika perlu.
Perhatian khusus hendaklah diberikan untuk menjamin bahwa kegiatan perbaikan atau
perawatan bangunan tidak menyebabkan dampak merugikan pada mutu produk.
Bangunan hendaklah memiliki ruangan yang memadai luasnya untuk kegiatan yang
dilakukan, memungkinkan alur kerja yang efisien serta komunikasi dan supervisi
yang efektif. Seluruh bangunan dan ruangan hendaklah bersih, higienis dan bebas
dari kontaminasi radioaktif.
Bahan awal, terutama yang dapat rusak karena terpapar panas, hendaklah
disimpan di dalam ruangan yang suhu udaranya dikendalikan dengan ketat; bahan
yang peka terhadap kelembaban dan/atau cahaya hendaklah disimpan di bawah
kondisi yang dikendalikan dengan tepat. Wadah terisi produk parenteral hendaklah
satu per satu diinspeksi terhadap kontaminasi oleh benda asing atau cacat lain. Bila
inspeksi dilakukan dengan cara visual hendaklah dilakukan dalam kondisi
34
pencahayaan dan latar belakang yang terkendali dan sesuai. Operator yang melakukan
inspeksi hendaklah lulus pemeriksaan mata secara berkala, dengan menggunakan
kacamata bila memakai, dan didorong untuk sering melakukan istirahat selama proses
inspeksi.
2.4.2 Sistem Drainase
Desain Sistem Drainase
Drainase hendaklah dilarang di area Kelas A/B. Di area lain, penyekat udara
hendaklah dipasang di antara mesin atau bak cuci dan drainase. Saluran pembuangan
untuk daerah yang lebih rendah tingkat kebersihannya, jika dipasang, hendaklah
dileng kapi dengan jebakan yang efektif atau penutup air untuk mencegah aliran balik.
Semua saluran air hendaklah terbuka dan mudah dibersihkan serta dihubungkan
dengan drainase luar dengan tepat untuk mencegah cemaran mikrobiologis masuk.
35
2.5 Kualifikasi Ruangan Berkelas
Berdasarkan CPOB, ruang diklasifikasikan menjadi kelas A, B, C, D dan E,
dimana setiap kelas memiliki persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba,
tekanan, kelembaban udara dan air change rate.
Ruang kelas A terdiri dari Laminar Air Flow (LAF), dimana dilakukan
pengisian ke dalam vial. Ruang kelas B meliputi locker, koridor kelas B, air
shower dan ruang staging steril. Ruang kelas C meliputi ruang timbang, ruang
staging, ruang campur, ruang cetak tablet, ruang karantina, ruang salut film, ruang
penyetripan, ruang isi kapsul, ruang isi sirup kering, ruang cuci vial, ruang botol
bersih, ruang simpan alat, ruang IPC, ruang janitor, loker kelas C wanita dan pria.
Ruang kelas D meliputi ruang coding, ruang kemas, ruang karantina obat jadi,
ruang gudang sejuk, ruang gudang botol/vial, ruang cuci botol, ruang simpan alat,
ruang laundry dan loker kelas D wanita dan pria.
Perbedaan Kelas Berdasarkan Jumlah Partikel
Hygine Zoning
Kelas
Jumlah partikel/m3
At rest In Operational
0,5 (µm)5,0 (µm)
0,5 (µm)5,0 (µm)
A 100 ≤ 3.520 ≤ 20 ≤ 3.520 ≤ 20B 100 ≤ 3.520 ≤ 29 ≤
352.000≤ 2.900
C 10.000 ≤ 352.000
≤ 2.900 ≤ 3.520.000
≤ 29.000
D/E 100.000 ≤ 3.520.000
≤ 29.000
NS NS
F UC NS NS NS NS
Perbedaan Kelas Berdasarkan Jumlah Kontaminasi Mikroba
Hygine Zoning
Class
Limit for Microbial contamination(In operation)Air sample (cfu/m3)
Settle plates diam. 90mm (cfu/4 hours)
Glove print, 5 fingers (cfu/glove)
A 100 < 1 < 1 < 1B 100 10 5 5C 10.000 100 50 NSD/E 100.000 200 100 NSF UC NS NS NSE2 UC NS NS NSE3 UC NS NS NS
36
KeteranganUC = UnclassifiedNS = No Specification
2.6 Kualifikasi Ruangan Umum
Ruangan di industri farmasi merupakan salah satu aspek yang harus dijaga
kebersihannya.
Untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antar produk maka ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Permukaan ruangan harus kedap air, tidak terdapat sambungan atau retakan,
tidak merupakan tempat pertumbuhan mikroba, mudah dibersihkan, bagian
37
sudut dan tepi dinding dibuat melengkung.
2. Pipa saluran udara, listrik dipasang diatas langit-langit.
3. Lampu penerangan harus dipasang rata dengan langit-langit.
4. Tahan terhadap bahan pembersih.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran yang berasal dari lingkungan dan
sarana maka perlu:
1. Disiapkan ruang antara yang dirancang khusus untuk menghindari
kontaminasi.
2. Kelas A atau kelas 100, berada di bawah aliran udara laminer dan memiliki
efisiensi saringan udara akhir sebesar 99.995%.
3. Kelas B atau kelas 100, merupakan ruangan steril, kelas ini adalah lingkungan
latar belakang untuk zona kelas A dan memiliki efisiensi saringan udara akhir
sebesar 99.995%.
4. Kelas C atau kelas 10.000, merupakan ruang bersih, memiliki efisiensi
saringan udara sebesar 99.95 %.
5. Kelas D atau kelas 100.000, adalah ruangan bersih, memiliki efisiensi saringan
udara sebesar 99.95 % bila menggunakan sistem resirkulasi ditambah make-up
air (10-20 % fresh air)
6. Kelas E adalah ruangan umum dan ruangan khusus, memiliki efisiensi
saringan udara sebesar 99.95% bila menggunakan sistem resirkulasi ditambah
make-up air (10-20 % fresh air).
7. Kelas F adalah ruangan pengemasan sekunder.
8. Kelas G adalah ruang gudang.
Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana masing-masing zona memiliki
spesifikasi tertentu. Empat zona tersebut meliputi :
a. Unclassified Area
Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan (Unclassified area)
tetapi untuk kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipantau.
38
Termasuk didalamnya adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang (suhu
terkontrol untuk cold storage dan cool room), kantor, kantin, ruang ganti dan
ruang teknik.
b. Black area
Area ini disebut juga area kelas E. Ruangan ataupun area yang termasuk
dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area
produksi, area staging bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap karyawan
wajib mengenakan sepatu dan pakaian black area (dengan penutup kepala)
c. Grey area
Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk
dalam kelas ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan
primer, ruang timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji
potensi dan inkubasi), ruang sampling di gudang. Setiap karyawan yang masuk ke
area ini wajib mengenakan gowning (pakaian dan sepatu grey). Antara black area
dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan airlock.
d. White area
Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan yang
masuk dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan
baku produksi steril, ruang mixing untuk produksi steril , background ruang filling
, laboratorium mikrobiologi (ruang uji sterilitas). Setiap karyawan yang akan
memasuki area ini wajib mengenakan pakaian antistatik (pakaian dan sepatu yang
tidak melepas partikel). Antara grey area dan white area dipisahkan oleh ruang
ganti pakaian white dan airlock.
Airlock berfungsi sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengan kelas
kebersihan yang berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruangan
dengan kelas kebersihan lebih rendah ke ruang dengan kelas kebersihan lebih
tinggi. Berdasarkan CPOB, ruang diklasifikasikan menjadi kelas A, B, C, D dan
E, dimana setiap kelas memiliki persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba,
tekanan, kelembaban udara dan air change rate.
39
Tabel pembagian kelas ruangan berdasarkan jumlah partikel
Hygine Zoning
Kelas
Jumlah partikel/m3
At rest In Operational
0,5 (µm) 5,0 (µm) 0,5 (µm) 5,0 (µm)
A 100 ≤ 3.520 ≤ 20 ≤ 3.520 ≤ 20
B 100 ≤ 3.520 ≤ 29 ≤ 352.000 ≤ 2.900
C 10.000 ≤ 352.000 ≤ 2.900 ≤ 3.520.000 ≤ 29.000
D 100.000 ≤ 3.520.000 ≤ 29.000 NS NS
E1 UC NS NS NS NS
E2 UC NS NS NS NS
E3 UC NS NS NS NS
Hygine Zoning
Class
Limit for Microbial contamination (In operation)
Air sample (cfu/m3)
Settle plates diam. 90mm (cfu/4 hours)
Glove print, 5 fingers (cfu/glove)
A 100 < 1 < 1 < 1
B 100 10 5 5
C 10.000 100 50 NS
D 100.000 200 100 NS
E1 UC NS NS NS
E2 UC NS NS NS
E3 UC NS NS NS
40
Keterangan : UC = Unclassified
NS = No Specification
Kondisi rest yaitu kondisi dimana tidak ada operator yang beraktivitas di
dalam ruangan, mesin dalam kondisi beroperasi, sedangkan kondisi in
operational yaitu kondisi dimana ada operator yang sedang bekerja di dalam ruangan
dan kondisi mesin sedang beroperasi.
41
BAB III
KESIMPULAN
Aspek bangunan dan fasilitas industri yang diatur di dalam CPOB baik 2001,
2006 ataupun 2012 pada prinsipnya memiliki desain, konstruksi dan letak yang
memadai, serta disesuaikan kondisinyadan dirawat dengan baik untuk
memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tujuannya adalah untuk
memperkecil risiko terjadinya kekeliruan, pencemaran silang dan kesalahan lain
dan memudahkan pembersihan, sanitasi dan perawatanyang efektif untuk
menghindari pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran dan dampak lain
yang dapat menurunkan mutu obat.
42
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2009. Petunjuk Operasional Penerapan
CPOB. Jakarta: Badan POM RI.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang
Baik. Jakarta: Badan POM RI.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2006. Petunjuk Operasional
Penetapan Cara Pembuatan Obat yang Baik. Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia. Jakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2012. Petunjuk Operasional Penerapan Cara
Pembuatan Obat yang Baik. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia. Jakarta
Putra, B. P., R. Y. Putri., V. Rachmawati., Y. H. Romauli dan Y. Afrianti. 2011.
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Lafial Drs. Mochamad Kamal
Jakarta Pusat. Jakarta : Universitas Pancasila.
43