23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Indonesia sebagai bank sentral didirikan pada tanggal 1 Juli 1953, berdasarkan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia atau Undang-Undang No. 11 Tahun 1953, hampir delapan tahun sesudah Proklamasi Kemerdekaan. Kelahiran Bank Indonesia merupakan hasil proses nasionalisasi De Javasche Bank NV, sebuah bank Belanda yang pada masa kolonial diberi tugas oleh pemerintah Belanda sebagai bank sirkulasi Hindia Belanda dan berdasarkan keputusan Konferensi Medja Bundar (KMB) tahun 1949 ditunjuk lagi sebagai bank sentral. Sementara itu sejarah mencatat pula bahwa sejak tahun 1946, Bank Negara Indonesia, bank pertama yang didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia, telah ditetapkan pula sebagai bank sentral. Bank Sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali, dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredarterlalu banyak maka Bank Sentral dengan menggunakan instrumen antara lain namun tidakterbatas pada base money, suku bunga, giro wajib minimum mencoba menyesuaikan jumlahuang beredar 1

Bank Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bank Indonesia sebagai bank sentral didirikan pada tanggal 1 Juli 1953, berdasarkan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia atau Undang-Undang No. 11 Tahun 1953, hampir delapan tahun sesudah Proklamasi Kemerdekaan. Kelahiran Bank Indonesia merupakan hasil proses nasionalisasi De Javasche Bank NV, sebuah bank Belanda yang pada masa kolonial diberi tugas oleh pemerintah Belanda sebagai bank sirkulasi Hindia Belanda dan berdasarkan keputusan Konferensi Medja Bundar (KMB) tahun 1949 ditunjuk lagi sebagai bank sentral. Sementara itu sejarah mencatat pula bahwa sejak tahun 1946, Bank Negara Indonesia, bank pertama yang didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia, telah ditetapkan pula sebagai bank sentral.

Citation preview

Page 1: Bank Indonesia

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangBank Indonesia sebagai bank sentral didirikan pada tanggal 1 Juli 1953,

berdasarkan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia atau Undang-Undang No. 11

Tahun 1953, hampir delapan tahun sesudah Proklamasi Kemerdekaan. Kelahiran

Bank Indonesia merupakan hasil proses nasionalisasi De Javasche Bank

NV, sebuah bank Belanda yang pada masa kolonial diberi tugas oleh pemerintah

Belanda sebagai bank sirkulasi Hindia Belanda dan berdasarkan keputusan

Konferensi Medja Bundar (KMB) tahun 1949 ditunjuk lagi sebagai bank sentral.

Sementara itu sejarah mencatat pula bahwa sejak tahun 1946, Bank Negara

Indonesia, bank pertama yang didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia,

telah ditetapkan pula sebagai bank sentral.

Bank Sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk

menjaga stabilitas harga yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi. Bank

Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali, dengan mengontrol keseimbangan

jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredarterlalu banyak maka

Bank Sentral dengan menggunakan instrumen antara lain namun tidakterbatas

pada base money, suku bunga, giro wajib minimum mencoba menyesuaikan

jumlahuang beredar sehingga tidak berlebihan dan cukup untuk menggerakkan

roda perekonomian(low/zero inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah

uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka bank

sentral dengan menggunakan instrumen danotoritas yang dimilikinya.

B. Rumusan Masalaha. Apa pengertian bank?b. Apa Fungsi, Tujuan, Peranan serta Tugas dari pada Bank Indonesia itu?

1

Page 2: Bank Indonesia

2

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Bank

Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan

bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak.

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank

merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas

perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.

Bank didirikan oleh Prof. Dr. Ali Afifuddin, SE. inilah beberapa manfaat

perbankan dalam kehidupan :

- Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan

sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya

merupakan jenis investasi jangka pendek (yield enhancement).

- Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi

sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung

nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk management.

- Informasi Harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai

sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi

tertentu dikemudian hari (price discovery). Fungsi spekulatif, yang berarti,

transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan spekulasi (untung-

untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu

sendiri. 

- Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti,

transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen

produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan

pasar pada masa mendatang.

Page 3: Bank Indonesia

3

B. Fungsi Bank Indonesia

Fungsi Utama dari Bank Indonesia ialah :

a. Sebagai Bank kepada Pemerintah

Pemerintah dapatlah dipandang sebagai suatu perusahaan raksasa.

Setiap harinya ia harus membuat pengeluaran-pengeluaran dan menerima

berbagai jenis pendapatan seperti pendapatan dari pajak pendapatan, pajak

penjualan dan pajak impor.

Adakalanya pemerintah berbelanja lebih banyak daripada

pendapatan yang diperolehnya, oleh sebab itu pemerintah harus

meminjam. Di negara-negara maju, seperti inggris, salah satu cara adalah

dengan mengeluarkan treasury bill,  yaitu  pinjaman pemerintah yang

akan dibayar kembali di dalam jangka pendek. Treasury bill   itu biasanya

berjangka tiga bulan, tetapi ada juga yang berjangka enam bulan, sembilan

bulan atau satu tahun. Treasury bill  tersebut akan dijual kepada lembaga-

lembaga keuangan dan masyarakat, dan juga kepada bank sentral. Di

dalam penjualan treasury bill bank sentral memegang peranan yang sangat

penting. Misalnya bank sentral diberi kekuasaan oleh pemerintah untuk

menentukan dan mengubah tingkat bunga dari treasury bill  tersebut.

Cara lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk membiayai

defisit dalam pengeluaran adalah dengan mengeluarkan surat pinjaman

(obligasi) jangka panjang atau dengan meminjam langsung dari bank

sentral. Apabila peminjaman kepada bank sentral itu sangat berlebih-

lebihan, maka bank sentral harus mencetak lebih banyak uang. Langkah

yang demikian dapat menimbulkan inflasi. Untuk menghindari keadaan

yang tidak diinginkan ini beberapa negara membuat undang-

undang  mengenai besarnya pinjaman yand dapat diambil pemeritah dari

bank sentral. Peraturan tersebut bertujuan untuk membatasi hak bank

sentral mencetak uang dan meminjamkannya kepada pemerintah.

2

Page 4: Bank Indonesia

4

b. Sebagai Bank kepada Bank Umum

Bank sentral selalu disebut juga sebagai “bank kepada bank”

(bankers’ bank”) atau sumber pinjaman terakhir” (“leader of last

resort”). Artinya bank sentral adalah bank dari bank-bank lainnya dan ia

merupakan sumber terakhir dari pinjaman apabila bank-bank umum tidak

dapat memperoleh lagi pinjaman dari sumber lainnya.

Bank sentral disebut juga bank dari bank-bank lainya karena jasa-

jasa yang diberikan kepada bank umum adalah sama sifatnya dengan jasa

bank umum kepada masyarakat.

c. Mengawasi Bank Umum dan Institusi Keuangan lain

Lembaga-lembaga keuangan, termasuk bank umum, merupakan

perusahaan yang mencari keuntungan dari meminjamkan uang yang

dimilikinya atau yang ditabungkan kepadanya. Untuk memperoleh

keuntungan yang maksimal mereka haruslah meminjamkan kepada

perusahaan-perusahaan dan perorangan-perorangan sebanyak yang

mungkin mereka pinjamkan. Apabila tujuan ini terlalu ditekankan oleh

lembaga-lembaga keuangan tersebut, maka akan timbul akibat-akibat

buruk kepada masyarakat dan perekonomian.

Lembaga-lembaga keuangan mungkin memberi terlalu banyak

pinjaman sehingga uang tunai yang ditunggalkan sebagai cadangan tidak

mencukupi lagi. Pada ketika masyarakat menarik lebih banyak uangnya

dari lembaga-lembaga keuangan tersebut, mereka tidak akan mempunyai

cukup dana untuk melakukan pembayaran tersebut. Keadaan tersebut akan

menghilangkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga-lembaga

keuangan. Disamping itu, pinjaman yang tidak diawasi akan menyebabkan

badan keuangan meminjamkan uangnya kepada usaha-usaha yang sangat

tinggi resikonya. Apabila usaha itu gagal mereka tidak akan dapat

memperoleh kembali uang mereka yang mereka pinjamkan. Keadaan

demikian dapat menyebabkan lembaga keuangan tersebut menutup

Page 5: Bank Indonesia

5

usahanya dan tidak dapat membayar kembali tabungan dari para

langganannya. Disamping itu, apabila pemerintah tidak mengawasi

kegiatan mereka, lembaga-lembaga keuangan memberi pinjaman yang

berlebih-lebihan pada masa perekonomian mencapai kemakmuran yang

tinggi dan perekonomian sedang mengalami masalah inflasi. Tindakan ini

memperburuk masalah inflasi yang sedang dihadapi.

d. Mengawasi Kesetabilan Kurs Valuta Asing

Salah satu usaha yang perlu dilakukan untuk menciptakan

kesetabilan ekonomi adalah dengan mempertahankan kesetabilan nilai

kurs mata uang asing. Untuk mencapai tujuan ini pertama-tama haruslah

dijaga agar terdapat keseimbangan di antara ekspor dan aliran masuk

modal satu pihak, dengan impor dan aliran ke luar modal di lain pihak.

Selanjutnya harus pula dijaga agar terdapat cukup cadangan mata uang

asing yang dapat sewaktu-waktu digunakan untuk membiayai pembayaran

uang asing yang berlebihan ke negara-negara lain karna aliran ke luar

untuk pembayaran impor dan kebutuhan lain adalah lebih besar daripada

aliran yang masuk yang diterima dari ekspor dan pendapatan dari luar

lainnya.

e. Mencetak Uang Logam dan Uang Kertas

Mata uang yang beredar dalam perekonomian dikeluarkan oleh

bank sentral. Pemerintah memberi kekuasaan kepada bank sentral untuk

mencetak uang yang diperlukan untuk melancarkan kegiatan perdagangan

dan produksi. Di dalam menjalankan tugas ini bank sentral haruslah

menentukan besarnya jumlah uang yang harus disediakannya pada suatu

waktu tertentu. Di samping itu dari satu waktu ke waktu lainnya ia harus

pula menentukan pertambahan jumlah uang yang perlu dilakukan agar

kegiatan perdagangan dan produksi tetap dapat berjalan dengan lancar, dan

perkembangan ekonomi yang teguh harus berlangsung.

C. Tujuan Bank Indonesia

Page 6: Bank Indonesia

6

Tujuan Bank Indonesia dalam Undang-undang Bank Indonesia secara

tegas dinyatakan dalam Pasal 7 bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai

dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang merupakan single objective Bank

Indonesia. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah

terhadap barang dan jasa yang tercermin dari perkembangan laju inflasi serta

kestabilan terhadap mata uang negara lain yang tercermin pada perkembangan

nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan Bank

Indonesia dalam bentuk single objective ini dimaksudkan untuk memperjelas

sasaran yang akan dicapai dan batasan tanggung jawab yang harus dipikul oleh

Bank Indonesia. Hal ini berbeda dengan tujuan Bank Indonesia dalam Undang‐undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral yang dirumuskan secara

umum yaitu “meningkatkan taraf hidup rakyat”.

D. Peranan Bank Indonesia

Dalam menjalankan kegiatannya bank mempunyai peran penting dalam

sistem keuangan, yaitu :

1. Pengalihan Aset (asset transmutation)

Yaitu pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit devisit. Dimana

sumber dana yang diberikan pada pihak peminjam berasal pemilik dana

yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan

keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank berperan sebagai pangalih aset

yang likuid dari unit surplus (lender) kepada unit defisit (borrower).

2. Transaksi (transaction)

Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk

melakukan transaksi. Dalam ekonomi modern, trnsaksi barang dan jasa

tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan. Untuk itu produk-produk

yang dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan, depsito, saham dan

sebagainya)merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat

pembayaran.

Page 7: Bank Indonesia

7

3. Likuiditas (liquidity)

Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk

produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-

produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang

berbeda-beda. Untuk kepentingn likuiditas para pemilik dana dapat

menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya.

Dengan demikian bank memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada

pihak yang mengalami surplus likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak

yang mengalami kekurangan likuiditas.

4. Efisiensi (efficiency)

Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna

modal tanpa mengubah produknya. Disini bank hanya memperlancar dan

mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi

yang tidak simetris (asymmetric information) antara peminjam dan investor

menimbulkan masalah insentif. Peran bank menjadi penting untuk

memecahkan masalah insentif tersebut. Untuk itu jelas peran bank dalam

hal ini yaitu menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk

menyamakan informasi yang tidak sempurna, sehingga terjadi efisiensi

biaya ekonomi.

Peranan Bank Indonesia dalam Perbankan

Pada Bab II Pasal 4 point 1 UU Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank

Indonesia, dikatakan bahwa Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik

Indonesia.

Secara umum, fungsi bank sentral dalam sistem perbankan antara lain:

1. Melaksanakan kebijakan moneter dan keuangan

2. Memberi nasehat pada pemerintah untuk soal-soal moneter dan keuangan

3. Melakukan pengawasan, pembinaan,dan pengaturan perbankan

4. Sebagai banker’s bank atau lender of last resort

5. Memelihara stabilitas moneter

6. Melancarkan pembiayaan pembangunan ekonomi

Page 8: Bank Indonesia

8

7. Mendorong pengembangan perbankan dan sistem keuangan yang sehat.

E. Tugas Bank Indonesia

Tugas Bank Indonesia dalam rangka mencapai tujuan untuk mencapai dan

memelihara kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar

yang merupakan 3 bidang utama tugas Bank Indonesia yaitu:

- Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,

- Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,

- Serta mengatur dan mengawasi bank.

Agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah tersebut

dapat dicapai secara efektif dan efisien, maka ketiga tugas tersebut harus

diintegrasikan.

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

Dalam hal ini, Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia

menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan

memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada

sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai

sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah,

maupun panjang. Implementasi kebijakan moneter dilakukan dengan

menetapkan suku bunga (BI Rate). Perkembangan indikator tersebut

dikendalikan melalui piranti moneter tidak langsung, yaitu menggunakan

operasi pasar terbuka, penentuan tingkat diskonto, dan penetapan cadangan

wajib minimum bagi perbankan. Pendekatan pegendalian moneter secara

tidak langsung ini telah dilakukan sejak 1983 dengan mekanisme

operasional yang disesuaikan dengan dinamika perkembangan pasar uang

di dalam negeri.

a. Operasi Pasar Terbuka

Operasi Pasar Terbuka (OPT) dilaksanakan untuk mempengaruhi

likuiditas rupiah di pasar uang, yang pada gilirannya akan

mempengaruhi tingkat suku bunga. OPT dilakukan melalui dua cara,

yaitu melalui penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Intervensi

Page 9: Bank Indonesia

9

Rupiah. Penjualan SBI dilakukan melalui lelang sehingga tingkat

diskonto yang terjadi benar-benar mencerminkan kondisi likuiditas

pasar uang. Sedangkan kegiatan intervensi rupiah dilakukan oleh Bank

Indonesia untuk menyesuaikan kondisi pasar uang, baik likuiditas

maupun tingkat suku bunga.

b. Penetapan Cadangan Wajib Minimum

Kebijakan ini mewajibkan setiap bank mencadangkan sejumlah

aktiva lancar yang besarnya adalah persentasi tertentu dari kewajiban

segeranya. Saat ini, kebijakan ini tertuang dalam ketentuan Giro Wajib

Minimum (GWM) sebesar 5% dari dana pihak ketiga yang diterima

bank, yang wajib dipelihara dalam rekening bank yang bersangkutan di

Bank Indonesia. Apabila Bank Indonesia memandang perlu untuk

mengetatkan kebijakan moneter maka cadangan wajib tersebut dapat

ditingkatkan, dan demikian pula sebaliknya. \

c. Peran sebagai Lender of The Last Resort

Bank Indonesia juga berfungsi sebagai lender of the last resort.

Dalam melaksanakan fungsi ini, Bank Indonesia dapat memberikan

kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada bank yang

mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek yang disebabkan oleh

terjadinya mismatch dalam pengelolaan dana. Pinjaman tersebut

berjangka waktu maksimal 90 hari, dan bank penerima pinjaman wajib

menyediakan agunan yang berkualitas tinggi serta mudah dicairkan

dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah pinjaman.

d. Kebijakan Nilai Tukar

Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting

dalam rangka tercapainya stabilitas moneter dan dalam mendukung

kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk terciptanya

iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan dunia usaha. Secara

garis besar, sejak tahun 1970, Indonesia telah menerapkan tiga sistem

nilai tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap mulai tahun 1970 sampai tahun

1978, sistem nilai tukar mengambang terkendali sejak tahun 1978, dan

Page 10: Bank Indonesia

10

sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate

system) sejak 14 Agustus 1997. Dengan diberlakukannya sistem yang

terakhir ini, nilai tukar rupiah sepenuhnya ditentukan oleh pasar

sehingga kurs yang berlaku adalah benar-benar pencerminan

keseimbangan antara kekuatan penawaran dan permintaan. Untuk

menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu-waktu

tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya pada saat

terjadi gejolak kurs yang berlebihan.

e. Pengelolaan Cadangan Devisa

Cadangan devisa merupakan posisi bersih aktiva luar negeri

Pemerintah dan bank-bank devisa, yang harus dipelihara untuk

keperluan transaksi internasional. Dalam mengelola cadangan devisa

ini, Bank Indonesia lebih mengutamakan tercapainya tujuan likuiditas

dan keamanan daripada keuntungan yang tinggi. Walaupun demikian,

Bank Indonesia tetap mempertimbangkan perkembangan yang terjadi di

pasar internasional, sehingga tidak tertutup kemungkinan terjadinya

pergeseran dalam portfolio komposisi jenis penempatan cadangan

devisa. Dalam mengelola cadangan devisa yang optimal, Bank

Indonesia menerapkan sistem diversifikasi, baik berdasarkan jenis

valuta asing maupun berdasarkan jenis investasi surat berharga. Dengan

cara tersebut diharapkan penurunan nilai dalam salah satu mata uang

dapat dikompensasi oleh jenis mata uang lainnya atau penempatan lain

yang mempunyai nilai yang lebih baik.

f. Kredit Program

Dengan status Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang

independen, pemberian kredit program yang selama ini dilakukan

selanjutnya berada di luar lingkup tugas Bank Indonesia. Tugas

pemberian kredit program akan dilakukan oleh Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) yang ditunjuk Pemerintah. Pengalihan tugas ini

dimaksudkan agar Bank Indonesia dapat lebih memfokuskan perhatian

pada pencapaian sasaran-sasaran moneter serta agar dapat tercipta

Page 11: Bank Indonesia

11

pembagian tugas yang baik antara Pemerintah dan Bank Indonesia.

Bank Indonesia di beri kewenangan untuk melakukan kebijakan

moneter melalui penetapan sasaran moneter dengan memperhatikan

sasaran laju inflasi serta melakukan pengendalian jumlah uang yang

beredar dengan menggunakan berbagai intrumen kebijakan moneter.

2. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran

Sesuai dengan Undang- Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank

Indonesia, salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga

kelancaran sistem pembayaran. Di bidang sistem pembayaran Bank

Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk

mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan

memusnahkan uang dari peredaran. Disisi lain dalam rangka mengatur dan

menjaga kelancaran sistem pembayaran Bank Indonesia berwenang

melaksanakan, memberi persetujuan dan perizinan atas penyelenggaraan

jasa sistem pembayaran seperti sistem transfer dana baik yang bersifat real

time, sistem kliring maupun sistem pembayaran lainnya misalnya sistem

pembayaran berbasis kartu. Untuk mewujudkan suatu sistem pembayaran

yang efisien, cepat, aman dan handal, Bank Indonesia secara terus menerus

melakukan pengembangan sesuai dengan acuan yang ditetapkan yaitu Blue

Print Sistem Pembayaran Nasional. Pengembangan tersebut direalisasikan

dalam bentuk kebijakan dan ketentuan yang diarahkan pada pengurangan

risiko pembayaran antar bank dan peningkatan efisiensi pelayanan jasa

sistem pembayaran.

Pada sistem pembayaran non tunai, saat ini penyediaan layanan

jasa pembayaran sebagian besar dilakukan oleh perbankan baik melalui

rekening bank di Bank Indonesia, hubungan bilateral antar bank maupun

melalui jaringan internal bank yang dimilikinya. Layanan pembayaran

dana antar nasabah tersebut biasanya dilakukan melalui transfer elektronik,

sistem kliring maupun melalui sistem Bank Indonesia Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS). Dari sisi piranti pembayaran, secara historis sistem

pembayaran non tunai di Indonesia didominasi oleh piranti pembayaran

Page 12: Bank Indonesia

12

berbasis warkat, namun dalam perkembangannya piranti elektronik mulai

banyak berperan terutama sejak dioperasikannya sistem BI-RTGS pada

bulan November untuk penyelesaian transaksi bernilai besar atau urgent.

Sementara itu dalam kaitannya dengan pengawasan sistem

pembayaran, Bank Indonesia memiliki tanggung jawab agar masyarakat

luas dapat memperoleh jasa sistem pembayaran yang efisien, cepat, tepat

dan aman. Fungsi pengawasan sistem pembayaran ini selain berwenang

untuk memberikan izin operasional terhadap pihak yang

menyelenggarakan kegiatan di bidang sistem pembayaran juga berwenang

untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem

pembayaran baik yang dilakukan oleh Bank Indonesia maupun pihak lain

di luar Bank Indonesia.

Dengan menerapkan system pembayaran yang lancar dan aman

merupakan salah satu prasayarat dalam keberhasilan pencapaian  tujuan

kebijakan moneter. Sehubungan dengan hal tersebut Bank Indonesia

mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran melalui system

kewenangan dalam  menetapkan penggunaaan alat pembayaran dan

mengatur penyelenggaraan jasa system pembayaran.

3. Tugas Mengatur dan Mengawasi Bank

Tugas mengatur dan mengawasi bank merupakan salah satu tugas

yang  penting khususnya dalam rangka menciptakan system perbankan

yang pada akhirnya dapat mendorong efektivitas kebijkan moneter.

Perbankan selain menjalankan fungsi intermediasi, juga berfungsi sebagai

media transmisi kebijakan moneter serta pelayan jasa system pembayaran.

Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi perbankan, Bank Indonesia

menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan

atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas

bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

Page 13: Bank Indonesia

13

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai

rupiah yang merupakan single objective Bank Indonesia. Kestabilan nilai rupiah

yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang

tercermin pada perkembangan nilai tukarrupiah terhadap mata uang negara

lain.Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang

merupakantiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah:

a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 

b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

c. Mengatur dan mengawasi Bank

Dan Bank Indonesia memiliki Fungsi utama yakni :

a. Sebagai Bank kepada Bank Umum

b. Mengawasi Bank Umum dan Institusi Keuangan lain

c. Mengawasi Kesetabilan Kurs Valuta Asing

d. Mencetak Uang Logam dan Uang Kertas

Saran

Setiap Mahasiswa diharapkan dapat mengerti tentang tugas-tugas, fungsi,

peran serta tujuan dari Bank Indonesia tersebut dan dapat menjelaskat kepada

masyarakat sekitar yang masih banyak salah mengerti tentang Bank Indonesia ini.

13

Page 14: Bank Indonesia

14

DAFTAR PUSTAKA

http://pandusamamaya.wordpress.com/2012/04/08/fungsi-dan-peranan-bank-

peranan-bank-indonesia-bank-sentral-dalam-perbankan-indonesia/ di akses

29 September 2014

http://safrilblog.wordpress.com/2013/03/11/tugas-dan-fungsi-bank-indonesia-

dalam-perbankan-indonesia/ di akses 29 September 2014

http://rhestisyahdania.blogspot.com/2012/01/tujuan-dan-tugas-bank-sentral-

bank.html di akses 29 September 2014

http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/fungsi-bi/tujuan/Contents/Pilar1.aspx# di akses

29 September 2014

http://amirsyampa.blogspot.com/2012/01/makalah-tugas-fugsi-serta-peran-

dbank.html di akses 29 September 2014

http://cenk-smart.blogspot.com/2011/08/fungsi-dan-tugas-bank-indonesia.html di

akses 29 September 2014