1
menggarap pasar Indonesia Timur lebih atau sebanyak 1.841 unit terfokus di kelompok bank. oleh industri keuangan lainnya. - - a - n n a - t m - a n f n , s a - r n L . i g k p h n r i r - - i , d n n /

Bank Ramai-ramai Hijrah ke Kawasan Timur …bigcms.bisnis.com/file-data/1/1565/26ac3eba_Des15...bia yaan korporasi pa da awal tahun dan ke bi jak an perbankan yang se lek tif untuk

Embed Size (px)

Citation preview

PERBANKANSenin, 25 April 2016 23P E R B A N K A N

Annisa Sulistyo Rini [email protected]

Bukan rahasia lagi Indonesia masih menjadi sasaran empuk para investor asing untuk ekspan si bis-nis, terutama di industri per bank an.

Potensi perbankan yang masih sangat ter-buka, karena masih banyak daerah yang be lum tergarap dengan maksimal, begitu pu la dengan akses atau inklusi keuangan yang rendah menjadi salah alasannya. Saat ini, akses keuangan masih banyak ter kon-sent rasi di Pulau Jawa.

Data Otoritas Jasa Keuangan juga me-nun jukkan dari total kredit bank yang di sa lurkan sepanjang tahun lalu senilai Rp4.057,90 triliun, hampir separuh atau se-be sar 48,83% berputar di wilayah Daerah Khu sus Ibukota Jakarta.

Di kawasan timur Indonesia, rata-rata penyaluran kredit masih di bawah 5% dibandingkan total nilai pembiayaan.

Melihat hal tersebut, beberapa bank mulai ber ekspansi ke kawasan timur Indonesia (KTI). Salah satunya, PT Bank Negara

Indo nesia Tbk. Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto mengatakan pada tahun ini per se-ro an akan menambah jaringan kantor baru, ter utama di wilayah timur.

“Tahun ini kami akan tambah jaringan kan tor sebanyak 70 unit, terutama di blank spot. Wilayah timur, misal di Papua,” ujar-nya di Jakarta baru-baru ini.

Sampai dengan akhir tahun 2015, BNI te lah memiliki 1.826 outlet yang tersebar di 34 provinsi dan 420 kabupaten/kota. Selain mem bangun jaringan kantor di wilayah timur, BBNI juga mengandalkan program la-yan an keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai) yang di ini-siasi oleh OJK.

Pembukaan agen Laku Pandai merupakan salah satu program OJK untuk mempercepat pe ningkatan literasi keuangan di daerah yang selama ini sulit dijangkau oleh per-bank an. Adapun, BNI menamai agen Laku Pan dainya dengan Agen BNI46. Saat ini BNI telah memiliki lebih dari 5.700 Agen BNI46 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia

Selain BNI, PT Bank Bukopin Tbk. juga fo kus menggarap pasar Indonesia Timur

pada 2016. Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi menuturkan orientasi per usa-ha an mulai mengarah ke kawasan timur Indo nesia setelah melihat pulau Jawa yang di nilai telah padat.

“Timur kan masih kosong, November 2015 kami buka di Palu, sekaligus lakukan Laku Pandai,” jelas Glen.

Selama ini, lanjut Glen, di kawasan timur, per se roan baru hadir di Makassar dan Mana-do. Usai membuka jaringan kantor di Palu, Glen mengungkapkan perusahaan juga akan mem buka kantor di Sorong.

Terkait dengan program Laku Pandai, Glen menargetkan pada tahun ini jumlah agen yang dimiliki perseroan sekitar 400 agen. Agen-agen tersebut, sebutnya, se ba gi an besar berada di KTI, seperti di Palu, Ma ta-ram, dan Kupang.

FOKUS DI JAWASementara itu, Statistik Perbankan Indo ne-

sia yang diterbitkan OJK menunjukkan, dari total jumlah kantor cabang bank umum yang ada di Indonesia sebanyak 3.619 unit, se paruh lebih atau sebanyak 1.841 unit ter fokus di

Pulau Jawa. Sekitar 879 kantor ca bang, berada di KTI yang terdiri dari Pulau Kali mantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali, Maluku, dan Papua.

Pihak regulator sen diri juga terus men do rong perbankan untuk dapat menjangkau wila yah timur de ngan membuat atur an zonasi. Kepala Ek se kutif Pengawas Per bankan OJK Nelson Tampubolon me nga ta-kan untuk pembukaan kantor di zona 6 atau kawasan timur, tambahan modalnya le bih rendah dibandingkan zona lainnya.

Peraturan tersebut tertuang dalam POJK Nomor 6/POJK.03/2016 tentang Kegiatan Usa ha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, di mana disebutkan per-hitungan ketersediaan alokasi modal inti untuk pembukaan jaringan kantor diper-oleh dari hasil perkalian antara koefisien zona dengan biaya investasi sesuai dengan kelompok bank.

Koefisien pada masing-masing zona didasarkan pada tingkat kejenuhan zona, dengan koefisien tertinggi berada pada zona paling jenuh.

Nelson menyebutkan selama ini yang menjadi hambatan distribusi akses keuangan yang tidak berimbang dan tidak optimalnya pertumbuhan ekonomi adalah tingkat literasi dan tingkat utilitas produk dan jasa keuangan masyarakat

Indonesia yang masih rendah.“ Sektor perbankan yang penetrasinya

paling besar dibandingkan industri keu-angan yang lain, tingkat utilitasnya baru 57,28% dengan tingkat literasi sebesar 21,80%,” katanya.

Dengan melihat penetrasi yang lebih besar dibandingkan industri keuangan lain, diharapkan industri perbankan dapat menjadi pintu untuk menyentuh masyarakat yang selama ini belum terjangkau layanan keuangan, yang pada saatnya, akan diikuti oleh industri keuangan lainnya.

Tahun Unit

2012 3.298 unit

2013 3.461 unit

2014 3.611 unit

2015 3.605 unit

2016* 3.619 unit

Jaringan Kantor Cabang Bank

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, Otoritas Jasa Keu-angan Februari 2016, diolah

KREDIT BERMASALAH

NPL Disebut Mulai Terkendali

JAKARTA — Bank Indo nesia optimistis rasio kre dit bermasalah pada in dustri perbankan pada tahun ini bisa dijaga pada le vel aman.

Direktur Eksekutif Ke bijakan Ekonomi dan Mo neter Bank Indonesia Juda Agung mengatakan me masuki triwulan II/2016, rasio kredit ber-ma sa lah atau non per form-ing loan (NPL) in dus tri perbankan masih stabil.

“NPL masih stabil walau pun di ban ding kan dengan kuar tal se be-lumnya masih dalam tren sedikit me ning kat. Saat ini seki tar 2,7% sampai 2,8% gross,” Ujar Juda di Kompleks Bank Indo-nesia, Jakarta, pekan lalu.

Menurut catatan Bank Indonesia, rasio NPL perbankan hingga Fe bruari 2016 berada pa da kisaran 2,9% gross atau 1,5% net.

Bank Sentral mem per-ki ra kan, kondisi in dus-tri perbankan di pe rio de selanjutnya akan mem baik seiring dengan ter ja ga nya kestabilan rasio NPL.

Ambang batas aman rasio NPL perbankan ber-ada pada kisaran 5%. Per bankan diharapkan bisa menjaga rasio kredit ber ma salahnya agar tetap ber ada di bawah ambang ba tas tersebut.

Rasio NPL tersebut di-ra sa kan sejalan dengan

kon disi penyaluran kre-dit pada triwulan per ta-ma tahun ini yang ju ga menunjukkan tren per-lam batan per tum buh an di ban dingkan dengan pe rio de yang sama pada ta hun lalu.

Perlambatan per min-ta an kredit baru tersebut di duga disebabkan belum ting ginya kebutuhan pem-bia yaan korporasi pa da awal tahun dan ke bi jak an perbankan yang se lek tif untuk menekan ke naikan rasio kredit ber ma sa lah.

Menurut catatan Bis nis, Kepala Eksekutif Peng awas Perbankan Oto ri tas Jasa Keuangan Nelson Tam pu-bo lon mengatakan sek tor pertambangan ma sih akan menjadi pe nyum bang NPL terbesar pada per bankan. Di sisi lain, NPL dari sektor properti cen derung menurun.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk. ber ha rap NPL tahun ini bisa lebih rendah di ban ding tahun lalu. Beberapa sek tor yang tahun lalu men jadi penyumbang NPL terbesar tahun ini bakal dihindari.

Direktur Bank May-bank Henky Sulistyo me-nga takan sektor korporasi seper ti pertambangan, shipping, serta oil and gas akan dievaluasi tahun ini dalam hal penyaluran kredit. (Eka chandra Septarini/

Abdul Rahman)

EKSPANSI USAHA

Bank Ramai-ramai Hijrah ke Kawasan Timur

pusdok
Typewritten Text
Bisnis Indonesia, 25 April 2016