23
BANTUAN HIDUP DASAR DAN BANTUAN HIDUP LANJUTAN Ellen Celcilia I11109036

Bantuan Hidup Dasar Dan Bantuan Hidup Lanjutan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anestesi

Citation preview

Bantuan Hidup Dasar dan Bantuan Hidup Lanjutan

Bantuan Hidup Dasar dan Bantuan Hidup LanjutanEllen CelciliaI11109036Henti NapasHenti nafas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernafasan dari korban atau pasien. Henti nafas dapat terjadi dalam keadaan seperti: Tenggelam atau lemas Stroke Obstruksi jalan nafas Epiglotitis Overdosis obat-obatan Infark Miokard TercekikTrauma

Henti JantungHenti jantung ketidaksanggupan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen ke otak dan organ vital lain secara mendadak dan dapat balik normal, kalau dilakukan tindakan yang tepat atau dapat menyebabkan kematian atau kerusakan otak menetap kalau tindakan tidak adekuat.Henti jantung ditandai :denyut nadi besar tak teraba disertai kebiruan atau pucat sekali, pernafasan berhenti atau satu-satu,dilatasi pupil tak bereaksi terhadap rangsang cahaya pasien tidak sadar Bantuan Hidup Dasar / Basic life supportBantuan Hidup DasarTujuan bantuan hidup dasar untuk oksigenasi darurat secara efektif pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigenasi dengan kekuatan sendiri secara normalBantuan hidup dasar terdiri dari:C (circulation): mengadakan sirkulasi buatan dengan kompresiA (airway): menjaga jalan nafas tetap terbukaB (breathing): ventilasi paru dan oksigenasi yang kuat

CirculationDapat dilakukan dengan:Precordial thump penolong melakukan pukulan pada tulang dada dari ketinggian 20-30cmkompresi jantung luar penolong melakukan penekanan dengan cara kedua telapak tangan ditumpuk di daerah 1/3 sternum dengan kedua lengan lurus dan memakai berat badan.Dalam melakukan kompresi jantung luar perlu diperhatikan:Jumlah kompresi 100-120 kali permenitKedalaman kompresi 5cmBerikan waktu recoil setelah tiap kompresiMinimalisasi gangguan yang dapat terjadi pada saat kompresi dilakukanPerbandingan kompresi:ventilasi = 30:2

Airway ControlLetakkan pasien dengan posisi terlentang pada alas kerasPeriksa jalan napas korban dengan membuka mulut, masukan 2 jari dan lihat jika ada benda asing atau darahTindakan atau perasat yang dapat dilakukan:Head tilt-chin lift maneuverJaw-thrust maneuverHead tilt-Chin lift manueverDilakukan bila tidak ada trauma leherSatu tangan mendorong dahi kebawah supaya kepala tengadah, tangan lain mendorong dagu2. Jaw-thrust manueverBila terdapat trauma leherRahang bawah diangkat, didorong kedepan pada sendinya tanpa menggerakan kepala-leher

Breathing SupportNapas buatan tanpa alat dapat dilakukan dengan cara:Mulut ke mulut: penolong menarik napas dalam, kemudian bibir penolong ditempelkan ke bibir pasien yang terbuka dengan erat supaya tidak bocor dan udara ekspirasi dihembuskan ke mulut pasien sambil menutup kedua lubang hidungMulut ke hidung : udara ekspirasi penolong dihembuskan ke hidung pasien sambil menutup mulut pasienMulut ke sungkupMulut ke stoma (lubang trakeostomi)

Bantuan hidup lanjutan advanced life supportBantuan Hidup LanjutanProsedur setelah bantuan hidup dasar yang ditambah dengan:D (drug): pemberian obat-obatanE (ECG diagnosis) F (Fibrillation treatment)

Drug Obat-obatan yang biasa diberikan:BikarbonatAdrenalinSulfat atropinAmiodaroneKortikosteroid ECGUntuk mengetahui adanya fibrilasi ventrikel ataupun takikardi ventrikelTerapi definitif untuk fibrilasi ventrikel dan takikardi ventrikel adalah syok listrikFibrillationTongkat pertama diletakan dibawah klavikula kanan dekat tulang dada atasTongkat kedua di iga kelima antara garis midklavikular kiri dan garis aksilar depan

Keputusan mengakhiri resusitasiKriteria terbaik adanya sirkulasi serebral dan adekuat adalah reaksi pupil, tingkat kesadaran, gerakan dan pernafasan spontan dan refleks. Keadaan tidak sadar yang dalam tanpa pernafasan spontan dan pupil tetap dilatasi 15-30 menit, biasanya menandakan kematian serebral dan usaha-usaha resusitasi selanjutnya biasanya sia-sia. Kematian jantung sangat memungkinkan terjadi bila tidak ada aktivitas elektrokardiografi ventrikuler secara berturut-turut selama 10 menit atau lebih sesudah RJP yang tepat termasuk terapi obat.