bappebti 36 revweb.bappebti.go.id/Annual_report_bappebti/download/... · badan pengawas perdagangan berjangka komoditi (bappebti) kementerian perdagangan republik indonesia ... b

B A P P E B T I A N N U A L R E P O R T 2 0 1 1 1

BAPPEBTIBadan Pengawas Perdagangan Berjangka KomoditiCommodity Futures Trading Regulatory Agency (CoFTRA)

Kementerian Perdagangan Republik IndonesiaMinistry of Trade of The Republic of Indonesia

2 0 1 1A N N U A L R E P O R T

Perdagangan sebagai Sektor Penggerak

Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi, serta

Penciptaan

Kemakmuran

Rakyat

2 B A P P E B T I L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 1

Diterbitkan oleh:BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (BAPPEBTI)KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIABAPPEBTI/AR/44/V/ 2012

CommodityFuturesTrading

WarehouseReceiptSystem

AuctionMarket


CONTENTSD A F T A R I S I

B A P P E B T I L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 1

VISI DAN MISI

SAMBUTAN KEPALA BAPPEBTI

ORGANISASI

KEBIJAKAN STRATEGIS

INDUSTRI PERDAGANGAN

BERJANGKA KOMODITI

1. Langkah-Langkah Strategis:

• Amandemen UU No. 32/97 • Perlindungan Nasabah • Peningkatan Likuiditas Pasar • Pengembangan Sistem Perijinan Online • Pembuatan Master Plan PBK2. Perkembangan Industri PBK

• Kondisi Pasar Berjangka dan Derivatif • Kinerja Pasar Berjangka dan Derivatif • Bursa Berjangka Jakarta • Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia • Perijinan Pelaku Pasar Berjangka • Pemantauan Perkembangan Harga di Bursa dan Pengembangan Sistem Informasi Harga • Pengembangan Kontrak • Pengembangan Komoditi Syariah3. Pembinaan dan Pengawasan

• Pelatihan Teknis • Kepatuhan Keuangan • Evaluasi Laporan Direktur Kepatuhan • Audit Pelaku Usaha • Pengawasan dan Evaluasi Transaksi Pelaku Usaha • Evaluasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bursa Berjangka • Evaluasi Kontrak Berjangka dan Peraturan Tata Tertib Bursa Berjangka4. Penunjang Pasar Berjangka

• Pasar Fisik CPO Terorganisir • Pasar Fisik Timah (INATIN) • Bank Penyimpan Dana Nasabah

VISION AND MISSION

MESSAGE OF THE HEAD FOR CoFTRA

ORGANIZATION

STRATEGIC POLICY

COMMODITY FUTURES

TRADING (CFT) INDUSTRY

1. Strategic Steps

• Amendment of Law no. 32/97 • Customer Protection • Increasing Market Liquidity • Development of Online Licensing System • Preparation of CFT Master Plan2. Development of CFT Industry

• Futures and Derivatives Market Condition • Futures and Derivatives Market Performance • Jakarta Futures Exchange • Indonesia Commodity and Derivatives Exchange • Licensing of Futures Market Performers • Monitoring of Price Movement in the Exchange and Development of Price Information System • Development of Contracts • Development of Sharia Commodity3. Guidance and Supervision

• Technical Training • Financial Compliance • Evaluation of Compliance Director Report • Audit of CFT Business Players • Monitoring and Evaluation of Business Players» Transactions • Evaluation of Exchange»s Work Program and Annual Budget • Evaluation of Exchange»s Contract and Rules and Regulations4. Supporting of Futures Market

• Organized CPO Physical Market • Tin Physical Market • Customer Funds Depositary Bank

6

8

18

24

26

28

28

31

33

34

35

35

35

37

38

39

43

48

50

53

55

55

55

59

61

62

63

64

65

65

65

66


CONTENTSD A F T A R I S I

SISTEM RESI GUDANG (SRG)

1. Langkah-Langkah Strategis

• Amandemen UU No. 9/2006 • Peningkatan Pelayanan Persetujuan Kelembagaan • Penambahan Komoditi dalam SRG • Penyiapan Sistem Perijinan Online2. Perkembangan SRG

• Kondisi dan Kinerja • Persetujuan Pelaku Usaha SRG • Pembangunan Gudang3. Pembinaan dan Pengawasan

• Pelatihan Teknis • Pertemuan Teknis • Kelompok Kerja SRG • Pelatihan Tenaga Pendamping • Asistensi Implementasi SRG • Pengawasan Kelembagaan • Monitoring Skema Subsidi Resi Gudang4. Penunjang SRG

• Penyiapan Sistem Pengawasan Online • Lembaga Pembiayaan SRGPASAR LELANG KOMODITI

1. Langkah-Langkah Strategis

• Rancangan Amandemen Peraturan Menperindag No. 650/2004 • Program Revitalisasi2. Perkembangan Pasar Lelang

• Kondisi dan Kinerja • Persetujuan Penyelenggara Pasar Lelang • Penyiapan Kelembagaan Revitalisasi Pasar Lelang • Penyiapan Peraturan dan Tata Tertib (PTT) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Penyelenggara Pasar Lelang • Penyusunan SOP Persetujuan Pasar Lelang3. Pembinaan dan Pengawasan

• Pelatihan Teknis • Pertemuan Teknis • Penempatan Tenaga Pendamping Pemasaran dan Manajemen Administrasi Pasar Lelang • Supervisi Revitalisasi Pasar Lelang • Pengawasan Penyelenggara4. Penunjang Pasar Lelang

• Penyusunan Database Pelaku Pasar Lelang

WAREHOUSE RECEIPT SYSTEM (WRS)

1. Strategic Steps

• Amendments of Law no. 9/2006 • Improvement of WRS Institutional Licensing Services • Addition of Commodity in WRS • Preparation of Online Licensing System2. Development of WRS

• Condition and Performance • Approval of WRS Business Players • Construction of Warehouse3. Guidance and Supervision

• Technical Training • Technical Meeting • WRS Working Group • Training of Assistance Staff • WRS Implementation Assistance • Supervision of WRS Institutions • Monitoring of Warehouse Receipt Subsidy Scheme4. Supporting Activities

• Preparation of Online Monitoring System • Financing Institution of Warehouse Receipt SystemCOMMODITY AUCTION MARKET

1. Strategic Steps

• Draft of Amendment of the Minister of Industry & Trade Decision No. 650/2004 • Revitalization Program2. Development of Auction Market

• Condition and Performance • Approval of Auction Market Organizer • Preparation of Institutions in Auction Market Revitalization • Preparation of Rules and Regulations (R/R) and Standard Operating Procedures (SOP) of Auction Market Organizer • Preparation of Auction Market Licensing SOP3. Guidance and Supervision

• Technical Training • Technical Meeting • Placement of Auction Market Marketing and Administration Management Facilitators • Auction Market Revitalization Supervision • Supervision of Auction Market Organizer4. Supporting of Auction Market

• Preparation of Auction Market Performers Database

68

71

71

73

73

74

74

74

76

79

80

80

82

82

83

83

83

84

85

85

85

86

86

86

88

89

89

93

93

95

95

96

96

96

97

97

97

98

98


PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN,

PELAYANAN DAN PENEGAKAN HUKUM

1. Peraturan Perundang-undangan2. Pelayanan Hukum dan Penanganan Litigasi3. Penegakan Hukum4. Penetapan Sanksi5. Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKTI)KEGIATAN PENUNJANG

1. Pengembangan Sumber Daya Manusia2. Sosialisasi dan Edukasi3. Ujian Profesi Calon Wakil Pialang

4. Kerjasama dan Partisipasi InternasionalLAIN-LAIN

1. Program dan Anggaran Bappebti2. Wilayah Tertib Administrasi (WTA)KALEIDOSKOP

LEGISLATION, LEGAL SERVICES

AND LAW ENFORCEMENT

1. Legislation2. Legal Services and Litigation3. Law Enforcement4. Determination of Sanctions5. Commodity Futures Trading Arbitration Agency

SUPPORTING ACTIVITIES

1. Human Resources Development2. Socialization and Education3. Profession Examination for Prospective Broker Representatives4. International Cooperation and ParticipationOTHER

1. CoFTRA»s Program and Budget2. Orderly Administrative AreaKALEIDOSCOPE

99

99

100

101

102

103

104

104

105

108

109

112

112

114

116


V I S ITerwujudnya Perdagangan Berjangka Komoditi(PBK), Sistem Resi Gudang (SRG), danPasar Lelang Komoditi (PLK) yang mendukungsistem perdagangan yang efisien dan efektif.

M I S IMengembangkan Perdagangan Berjangka Komoditisebagai sarana pengelolaan resiko harga atau lindungnilai dan sarana terbentuknya harga yang transparanyang dapat dijadikan sebagai referensi harga;

Mengembangkan Sistem Resi Gudang sebagaialternatif pembiayaan yang mudah diakses olehpelaku usaha terutama petani dan UKM;

Mengembangkan Pasar Lelang Komoditi sebagaisarana terbentuknya harga yang transparan danterbuka serta akses pemasaran produk hasilkomoditi primer.

V I S I O NTo realize the Commodity Futures Trading (CFT),Warehouse Receipt System (WRS), and CommodityAuction Market (CAM) that support the efficientand effective trading system.

M I S S I O NDeveloping Commodity Futures Trading as a meansto manage price risk or hedging and to establish atransparent price discovery that can be used as aprice reference;

Developing Warehouse Receipt System as analternative means of financing that is easilyaccessible by businessman especially farmers andSmall & Medium Scale Enterprises (SMEs);

Developing Commodity Auction Market as a meansto create transparent and openly price discovery andas a market access for primary commodity products.

VISION& MISSION

V I S I & M I S I


GITA IRAWAN WIRJAWAN

Menteri Perdagangan Republik Indonesia /Minister of Trade of The Republic of Indonesia

BAYU KRISNAMURTHI

Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia /Vice Minister of Trade of The Republic of Indonesia


MESSAGE OF THEHEAD FOR CoFTRA

S A M B U T A N K E P A L A B A P P E B T I

Tanpa terasa tahun 2011 telah kita lewati bersamadan seperti umumnya pada setiap pergantian tahun,kita juga perlu ≈menengok∆ ke belakang sebagaiacuan bagi kita dalam melangkah di tahun-tahunmendatang. Untuk itu kita perlu mengamati kembalidan melakukan analisa atas berbagai hal yang telahdilaksanakan Bappebti di tahun 2011.

Tahun 2011 dapat dikatakan merupakan tahun yangbersejarah bagi perkembangan industri PerdaganganBerjangka Komoditi dan Sistem Resi Gudang di masamendatang, dengan terbitnya 2 Undang-Undangyaitu Undang-Undang No. 10/2011 tentangPerubahan atas UU Nomor 32/1997 tentangPerdagangan Berjangka Komoditi dan Undang-undang No. 9/2011 tentang Perubahan atas UUNomor 9/2006 tentang Sistem Resi Gudang.Meskipun berbeda, kedua instrumen yang menjadifokus dari kedua UU tersebut memiliki keterkaitandan saling mendukung sehingga kita berharap agarperubahan kedua UU tersebut akan membawa anginsegar khususnya bagi perkembangan PerdaganganBerjangka Komoditi dan Sistem Resi Gudang diIndonesia serta memiliki kontribusi bagiperekonomian Indonesia pada umumnya.

Unconsciously, we have passed the year 2011 and,as usual, at every turn of year, we also need to ≈lookback∆ as a reference to step up in the coming years.With that in mind, we need to review and analyzeanything that CoFTRA (Commodity Futures TradingRegulatory Agency) has conducted in 2011.

The year 2011 was the historic year for thedevelopment of Commodity Futures Trading or CFTindustry and Warehouse Receipt System or WRS inthe future, as 2 laws have been issued, i.e.: Law No.10/2011 on Amendments of Law No. 32/1997 on theCommodity Futures Trading and Law No. 9/2011 onAmendment of Law No. 9/2006 on the WarehouseReceipt System. Although different, these twoinstruments being the focus of both laws have alinkage and mutual support, so we hope that bothamended laws would bring fresh air, especially forthe development of the Commodity Futures Tradingand Warehouse Receipt System in Indonesia andhave valuable contribution to the Indonesianeconomic growth in general.


Inti pokok dari perubahan peraturan

dalam UU tentang Perdagangan Berjangka

Komoditi yang baru adalah

pengembangan dan pengawasan.

The essence of theamendment of Law onCommodity Futures tradingis development andsurveillance.

SYAHRUL R. SEMPURNAJAYA

Kepala Bappebti /Head for CoFTRA

Inti pokok dari perubahan peraturan dalam UUtentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang baruadalah pengembangan dan pengawasan. Dari segipengembangan, aturan tersebut mencakup berbagaielemen penting bagi pengembangan perdaganganberjangka di masa mendatang, antara lain mencakupperluasan pengertian Komoditi, PerdaganganBerjangka Komoditi, dan Kontrak Berjangka,disamping adanya pengertian tentang KontrakDerivatif dan Kontrak Derivatif Syariah. Selain ituterdapat beberapa pengaturan baru yaitu mengenaiSistem Perdagangan Alternatif (SPA), DemutualisasiBursa Berjangka, Asosiasi Industri PerdaganganBerjangka, dan Transaksi Perdagangan Berjangkamelalui Elektronik. Dengan pengembangan tersebutterjadi perluasan pengertian dari beberapa aspekdengan tujuan agar dapat mengikuti perubahan duniausaha yang pesat.

Transaksi SPA, yang merupakan transaksi kontrakderivatif yang dilakukan secara bilateral, selamabeberapa tahun terakhir ini sangat mendominasitransaksi Kontrak Berjangka di Bursa. Karena itulahSPA dimasukkan menjadi bagian yang harusdiregulasi agar para pesertanya (investor)memperoleh perlindungan serta kepastian hukum.

The essence of the amendment of Law onCommodity Futures Trading is development andsurveillance. In terms of development, the lawcovers important elements of the development offutures trading in the future, among others,broadening of definition of Commodities,Commodity Futures Trading, and Futures Contract, inaddition to the new definition of Derivatives Contractand Sharia Derivatives Contract. In addition there aresome new rules on Alternative Trading System,Futures Exchange Demutualization, Association ofFutures Trading Industry, and Futures TradingTransactions through Electronic. With thatdevelopment, an expansion occurs on definitions ofsome aspects in order to follow the rapidlychanging in the business world.

Alternative Trading System (ATS) transaction, whichis a derivatives contract transaction conducted on abilateral basis, over the last few years has beendominant transactions in the Futures Exchange.That»s why ATS is inserted to be a part that shouldbe regulated so that its participants (investor) willobtain protection and legal certainty.


Dari segi pengawasan, perubahan UU mengatursecara sistematik prosedur penanganan kasusdengan memberikan penguatan dan perluasankewenangan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil(PPNS). Hal lain yang diatur adalah perluasan sanksipidana terhadap praktek kegiatan promosi,rekruitmen, pelatihan, dan seminar oleh pihak-pihakyang tidak memiliki izin dari Bappebti (illegal).Dengan berlakunya UU yang baru, pengawasantransaksi Sistem Perdagangan Alternatif dapatdilakukan secara sangat ketat dan komprehensif.

Perubahan peraturan dalam UU tentang Sistem ResiGudang bertujuan untuk memberikan landasanhukum yang kuat bagi keberadaan Lembaga JaminanResi Gudang dan modal awal lembaga jaminantersebut mengingat selama ini SRG belum mampumenjalankan fungsinya secara optimal. Hal itusebagai akibat dari belum adanya kepercayaan dalamsistem ini yang disebabkan oleh belum adanyasistem penjaminan terhadap kualitas dan kuantitaskomoditas yang disimpan di Gudang.

Diharapkan dengan adanya lembaga jaminan gantirugi, maka kepercayaan semua pihak, khususnyaperbankan, kepada sistem ini akan semakinmeningkat. Perubahan lainnya mencakup beberapasubtansi tambahan baru yaitu adanya mekanismepemberian sanksi, terbukanya kesempatan bagi parapetani untuk dapat meminjam uang ke bank denganagunan jaminan Resi Gudang, serta persyaratan bagiLembaga Penilai Kesesuaian dalam SRG di manaPengelola Gudang SRG dimungkinkan memilikikewenangan untuk dapat melakukan sendiripengujian mutu komoditi yang akan disimpan digudang SRG setelah memperoleh persetujuandari Bappebti.

Dalam tahun 2011, kedua Bursa Berjangka yang adayakni Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan BursaKomoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) tampakmenunjukkan kinerja yang menggembirakan,khususnya dalam hal menggerakkan para pelakupasar komoditi dalam negeri, yang dibuktikan dengandiluncurkannya sejumlah kontrak baru. Dimulai dariBBJ yang pada Oktober 2011 meluncurkanperdagangan komoditi syariah untuk kalanganperbankan syariah di tanah air dan pada Desember2011 meluncurkan Kontrak Berjangka Kakao.Demikian pula dengan BKDI yang pada Desember2011 meluncurkan Kontrak Berjangka Olein danmengembangkan pasar fisik timah.

In terms of surveillance, the amended lawsystematically provides a case handling procedure bystrengthening and expanding the authority of theCivil Servant Investigator (CSI). Another thing thatregulated by this new Law is the expansion ofcriminal sanctions against promotion, recruitment,training, and seminar activities conducted by partieswithout permission from CoFTRA. With theenactment of the new law, the supervision ofAlternative Trading System transactions can be donein a very rigorous and comprehensive.

The amendment of the Law on Warehouse ReceiptSystem (WRS) is intended to provide a strong legalfoundation for the existence of Warehouse ReceiptGuarantee Agency and the initial capital for theinstitution mentioned above, since WRS has notbeen in its optimal function. This is caused by thelack of trust in the system caused by theunavailability of the quality and quantity guaranteesystem of commodities stored in the warehouse.

With the existence of compensation guaranteeagency, all parties, particularly banks, could improvetheir trust to this system. Other changes includeseveral additions to the substance of the sanctioningmechanism, opportunity for farmers to borrowmoney from the bank with their warehouse receiptas collateral, and the requirements for theConformity Assessment Agency in the WRS whereWarehouse Operator may have an authority toconduct quality control by its own of commoditystored in their warehouse upon approval fromCoFTRA.

In 2011, both Futures Exchanges, i.e. JakartaFutures Exchange (JFX) and the IndonesianCommodity and Derivatives Exchange (ICDX)showed their encouraging performances, particularlyin driving domestic commodity market performers,as evidenced by the launch of a number of newcontracts. Starting from JFX that launched shariacommodity trading for domestic sharia banks inOctober 2011 and the Cocoa Futures Contract inDecember 2011. Similarly, ICDX also launched OleinFutures Contract and developed the Tin physicalmarket in December 2011.

S A M B U T A N K E P A L AB A P P E B T I


Apa yang dilakukan kedua Bursa Berjangka tersebutsejalan dengan pemikiran pimpinan KementerianPerdagangan yang mengharapkan Bursa BerjangkaKomoditi di masa mendatang harus menunjukkankontribusinya pada perekonomian nasional.Berkembangnya perdagangan Kontrak Berjangkakomoditi primer mencerminkan kepentingan petani,dan juga mencerminkan kebijakan pemerintahterhadap sejumlah komoditi unggulan. Hal itu berartibahwa setiap transaksi yang terjadi di BursaBerjangka akan mewakili kepentingan masyarakatIndonesia. Selain itu berkembangnya BursaBerjangka di masa-masa mendatang juga diharapkandapat menjadi indikator dan stabilitas harga dariberbagai komoditi Indonesia yang diperdagangkandi Bursa.

Meskipun jenis perdagangan dengan skema SPA(bilateral) masih mendominasi total volume transaksiKontrak Berjangka dan Derivatif yangdiperdagangkan di kedua Bursa, namun di tahun2011 transaksi Kontrak Berjangka (multilateral)menunjukkan peningkatan yang cukup signifikanyaitu dari 232.797 lot menjadi 951.328 lot ataukenaikan 3 kali lipat dari volume transaksi multilateralpada 2010. Transaksi SPA mencatat angka 7.508.084lot atau naik 39,2% dari tahun 2010, sementaratransaksi hasil Penyaluran Amanat Nasabah ke BursaBerjangka Luar Negeri (PALN) mengalami penurunansebesar -82,90% yaitu dari 7305 lot di tahun 2010menjadi hanya 1249 lot saja di tahun 2011.Penurunan volume transaksi PALN ini dikarenakanadanya Surat Edaran dari BBJ pada Mei 2011tentang penghentian perdagangan beberapakontrak dalam mekanisme PALN.

Dilihat dari sisi kontribusinya terhadap total volumetransaksi, transaksi Kontrak Berjangka, transaksiSPA, dan transaksi PALN di tahun 2011 mencatatprosentase masing-masing sebesar 11,24%,88,74%, dan 0,02%, yang berarti hanya transaksiKontrak Berjangka yang memperlihatkan kenaikandari tahun 2010 (4,13%) sedangkan transaksi SPAdan transaksi PALN mengalami penurunan dari95,74% dan 0,13%. Kenaikan tersebut tidak terlepasdari upaya yang dilakukan Bappebti melalui kegiatanpembinaan serta penerapan peraturan, disampingupaya yang dilakukan Bursa melalui peluncuranKontrak baru, sosialisasi, dan mengaktifkan parapenggerak pasar (market makers), baik daridalam maupun luar negeri.

What both Futures Exchanges done is in line withthe thought of the Minister of Trade who expectsthe Commodity Futures Exchanges coulddemonstrate their contribution to the nationaleconomic development. The growth of primarycommodity futures contracts trading reflects theinterests of farmers, and also reflects thegovernment»s policy toward a number ofcommodities. That means that any transaction heldin the Futures Exchange will represent the interestsof the people of Indonesia. Besides the growth ofthe Futures Exchanges in the future is also expectedto be an indicator of stability of prices of variousIndonesian commodities traded in the FuturesExchange.

Although the type of trading with ATS scheme(bilaterally) still dominates the total volume ofFutures and Derivatives Contracts transactionstraded in the Exchanges, but in 2011 FuturesContract transactions (multilaterally) showed asignificant increase, i.e. from 232,797 lots to951,328 lots or increasing 3 times of the multilateraltrading volume in 2010. ATS transaction records7,508,084 lots or increasing by 39.2% from 2010,while the transaction of Channeling Customer Orderto Foreign Futures Exchange decreased by -82.90%, i.e. from 7305 lots in 2010 to 1249 lots in2011. This decreased was due to the Circular Letterof JFX in May 2011 on cessation of trading in severalcontracts in mechanism of channeling customer»sorder to foreign exchanges.

Viewed from the side of their contribution to thetotal volume of transactions, Futures Contracttransactions, ATS transactions, and PALNtransactions in 2011 have recorded their percentageas many as 11.24%, 88.74%, and 0.02%respectively, which means that the Futures Contracttransactions shows an increased volume from 2010(4.13%) while the ATS transaction and PALNtransaction show a decreased volume, i.e. 95.74%and 0.13% respectively. Such increase is notindependently caused by CoFTRA»s efforts throughits counseling activities and a proper implementationof regulations, in addition to the efforts of theFutures Exchanges in the forms of launching of newFutures Contracts, socialization, and activation ofmarket makers from both domestic and overseas.

M E S S A G E O F T H EH E A D F O R C o F T R A


Pembinaan dan pengawasan di bidang perdaganganberjangka selama tahun 2011 dilakukan melaluikegiatan Pelatihan Teknis bagi Pelaku Usaha di 4daerah; audit terhadap 16 Pialang Berjangka yangterdiri dari 11 kali audit sewaktu-waktu dan 5 kaliaudit rutin; serta evaluasi atas 13 Kontrak Berjangkadan 5 Peraturan Tata Tertib Bursa.

Di bidang Sistem Resi Gudang, pada tahun 2011telah diterapkan kebijakan peningkatan layananpersetujuan kelembagaan SRG dalam rangkameningkatkan peran SRG. Melalui kebijakan ini,pemberian persetujuan lembaga dalam SRG yangsemula memakan waktu maksimal 32 haridipercepat hingga maksimal hanya selama 28 hari.Selain itu, untuk mendukung ketersediaaninfrastruktur Gudang dalam pelaksanaan Sistem ResiGudang di Indonesia, melalui Dana Alokasi KhususTA 2011, Bappebti telah membangun 14 Gudang flatdi 4 provinsi yang dilengkapi dengan sarana mesinpengering (dryer) agar mutu komoditi primer yangdisimpan dapat memenuhi ketentuan SNI sebagaisyarat yang harus dipenuhi oleh barang dalamGudang SRG.

Untuk mempercepat implementasi SRG, telahdibentuk Kelompok Kerja SRG yang terdiri dariberbagai lembaga terkait yaitu KementerianPerdagangan, Kementerian Pertanian, KementerianKelautan dan Perikanan, Kementerian Koperasi danUKM, PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), PT. Pertani(Persero), PT. Sucofindo (Persero), Perum BULOG,PT. BRI (Persero), dan PT. Kliring Berjangka Indonesia(Persero).

Guna meningkatkan integritas SRG agar sesuaidengan ketentuan dan peraturan yang berlaku,Bappebti terus melakukan pengawasan terhadaplembaga SRG dan evaluasi pelaksanaan SRG dilapangan. Pengawasan SRG dilakukan denganpemantauan melalui Sistem Informasi Resi Gudang(IS-WARE), yang mengintegrasikan lembaga-lembagadalam SRG yaitu Pengelola Gudang, LembagaPenilaian Kesesuaian (LPK), Pusat Registrasi, BadanPengawas, dan Bank/Lembaga Keuangan Non-Bank.Selain melalui sistem, pengawasan juga dilakukandengan cara turun langsung ke lapangan, baik secaraperiodik/terjadwal maupun sewaktu-waktu tanpapemberitahuan. Dengan demikian Bappebti dapatmemonitor dan mengawasi setiap transaksi ResiGudang secara online dan realtime.

Guidance and surveillance or supervision of futurestrading in 2011 were carried out through TechnicalTraining for Business Players held in four regions: 16Futures Brokers audit consisting of 11 surpriseaudits and 5 regular audits; and evaluation of 13futures contracts and 5 Rules and Regulations of theFutures Exchange.

In Warehouse Receipt System, in 2011, a policy ofimprovement of WRS institution approval servicehas been applied in order to improve WRS» roles.With this policy, the time of institutional approvalgranting in WRS can be accelerated to be maximum28 days from previously 32 days. In addition, throughthe Special Allocated Fund in Fiscal Year 2011CoFTRA has built 14 flat Warehouses in fourprovinces which are equipped with dryers so thatthe quality of primary commodities that are stored toalways comply with the Indonesian NationalStandard as a condition to be met by the goods inthe Warehouse. It was intended to support theavailability of Warehouse infrastructure in theimplementation of the WRS in Indonesia.

To accelerate the implementation of WRS, a WRSWorking Group has been formed consisting ofseveral institutions, namely the Ministry of Trade,Ministry of Agriculture, Ministry of Maritime andFisheries, Ministry of Cooperatives and Small andMedium Enterprises, PT. Bhanda Ghara Reksa(Persero), PT. Pertani (Persero), PT. Sucofindo(Persero), Perum BULOG, PT. BRI (Persero), andPT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero).

To improve the integrity of WRS to be in compliancewith the rules and regulations, CoFTRA continues tosupervise WRS institutions and evaluate itsimplementation in the field. The WRS supervision iscarried out by monitoring through InformationSystem of Warehouse Receipt (IS-WARE), whichintegrates the institutions in the WRS, i.e.Warehouse Operator, Conformity AssessmentAgency (CAA), Registration Center, SupervisoryBoard, and Bank/Non-Bank Financial Institutions.Other than through the system, the monitoring isalso done by way of direct field visit, eitherscheduled or unscheduled without notice. ThusCoFTRA can monitor and supervise everyWarehouse Receipt transactions online and inreal time.



Sepanjang tahun 2011 Bappebti telah menerbitkan24 (dua puluh empat) persetujuan dalam rangkamemperlancar implementasi SRG, yang terdiri dari 1persetujuan sebagai Lembaga Penguji MutuKomoditi dan 23 persetujuan untuk Gudang SRG.Dengan bertambahnya persetujuan lembaga dandicabutnya sejumlah persetujuan Gudang, makasejak diluncurkannya SRG pada tahun 2008 hinggatahun 2011 Bappebti secara kumulatif telahmemberikan 70 persetujuan yang terdiri dari 45persetujuan untuk Gudang, 6 persetujuan untukPengelola Gudang, 3 persetujuan untuk LPK InspeksiGudang, 1 persetujuan untuk LPK Manajemen Mutu,14 persetujuan untuk Uji Mutu Komoditi dan 1persetujuan untuk Pusat Registrasi.

Di bidang Pasar Lelang Komoditi (PLK), Bappebtimelakukan langkah strategis mempersiapkanrancangan amandemen Peraturan Menperindag No.650/2004 tentang Ketentuan Penyelenggaraan PasarLelang dengan Penyerahan Kemudian (Forward)Komoditi Agro. Amandemen bertujuan untukmenyusun suatu peraturan teknis Pasar Lelang yangmampu mengakomodir dinamika perkembangansektor perdagangan yang semakin pesat. Dalam halini direncanakan untuk membuat perubahan denganmempertimbangkan beberapa aspek utama dalampenyelenggaraan Pasar Lelang, di antaranya:kelembagaan, penjaminan, mekanisme transaksilelang, keanggotaan, dan penyelesaian perselisihan.

Langkah strategis lainnya adalah Program RevitalisasiPLK di 5 daerah percontohan yaitu Jawa Barat, JawaTengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan,dengan harapan agar penyelenggaraan PLK dapatberkembang lebih cepat. Program Revitalisasi PLKdifokuskan pada sistem keanggotaan yangterorganisir, standardisasi dari produk unggulan yangakan dilelang, adanya sistem penjaminan, sertasistem penawaran transaksi melalui penggunaanTeknologi Informasi (TI) yang lebih baik.

Di bidang penegakan hukum, selama tahun 2011Bappebti telah mengenakan 170 (seratus tujuhpuluh) kali peringatan tertulis, pembekuan kegiatanusaha terhadap 4 (empat) perusahaan PialangBerjangka, dan pencabutan izin usaha terhadap 2(dua) perusahaan Pialang Berjangka.

In 2011 CoFTRA has issued 24 (twenty four)approvals in order to expedite the implementation ofthe WRS, which consists of 1 approval as aCommodity Quality Testing Agency, and 23approvals for the Warehouses. With the increasednumber of approved agency and revocation ofwarehouse approval, since the launch of WRS in2008 until 2011 CoFTRA has cumulatively given 70approvals consisting of 45 approvals for Warehouse,6 approvals for Warehouse Operator, 3 approvals forCAA for Warehouse Inspection, 1 approval for CAAfor Quality Management, 14 approvals forCommodity Quality Testing and 1 approval forRegistration Centre.

In Commodity Auction Market sector, CoFTRA hasconducted a strategic step of preparing the draft ofamendment to the Minister of Industry and TradeDecree No. 650/2004 on Procedures of Organizationof Agricultural Commodity Auction Market withForward Delivery. This amendment aims to draw upa technical regulation of Auction Market that is ableto accommodate the dynamics of the rapidlyincreasing trade sector. In this case a change isplanned by considering some key aspects in theimplementation of the Auction Market, includinginstitutional, assurance, auction transactionmechanism, membership, and completion of adispute.

Another strategic step is the launching of AuctionMarket Revitalization Program in 5 pilot areas, i.e. inWest Java, Central Java, East Java, Bali, and SouthSulawesi, in order to accelerate the development ofthe implementation of Auction Market. RevitalizationProgram is focused on the organized membershipsystem, standardization of superior products to beauctioned, the guarantee system, and the biddingsystem by using better Information Technology (IT).

In the field of law enforcement, in 2011 CoFTRA hasissued 170 (one hundred seventy) warning letters,suspension of business license of 4 (four) FuturesBrokerage Firms, and revocation of business licenseof 2 (two) Futures Brokerage Firms.



Di sektor regulasi, selain ditandai dengandisahkannya UU Republik Indonesia Nomor 10 Tahun2011 tentang Perubahan atas UU Nomor 32/1997tentang Perdagangan Berjangka Komoditi dan UUNo. 9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas UUNomor 9/2006 tentang Sistem Resi Gudang pada 19Juli 2011, di tahun 2011 Bappebti juga telahmenerbitkan 3 (tiga) peraturan Kepala Bappebti dibidang PBK yang merupakan penyempurnaan danpenambahan peraturan yang baru.

Dalam rangka mendukung Reformasi Birokrasi yangdilakukan Kementerian Perdagangan RI dan untukmeningkatkan Public Trust Building, sejak tahun2010 Bappebti telah menerapkan program QuickWins dengan cara meningkatkan pelayanan perizinandi bidang PBK dan SRG dengan maksud agar parapelaku usaha mendapatkan hasil pelayanan yangmaksimal dan efisien. Salah satu hasilnya adalahditingkatkannya pelayanan publik dalam bentukpercepatan pemrosesan izin usaha di bidang PBK.Sebelumnya jumlah hari penyelesaian perizinanpelaku usaha PBK dan SRG adalah maksimal 32 (tigapuluh dua) hari, dan pada tahun 2011 menjadi 28(dua puluh delapan) hari terhitung setelahdokumen dinyatakan lengkap.

Dalam menghadapi kondisi ekonomi global yang barumemasuki tahap pemulihan dari krisis, maka peranPBK, SRG, dan PLK akan terus dimaksimalkan gunamendorong peningkatan perekonomian nasional. Halini menjadi penting karena peran ketiga kegiatantersebut diharapkan akan berdampak positif padapeningkatan kesejahteraan masyarakat. Untukmengintegrasikan ketiga kegiatan tersebut di atas,Bappebti terus berupaya untuk mewujudkan pasarberjangka yang likuid didukung oleh tersedianyakomoditas di pasar fisik dan penyerahan barangdalam bentuk Resi Gudang.

Perkembangan serta kemajuan yang sejauh ini telahdiraih Bappebti di bidang PBK, SRG, dan PLK, tidakterlepas dari partisipasi ataupun dukungan dariberbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan yang baikini saya ingin mengucapkan terima kasih kepadasemuanya, dan menyatakan komitmen saya untukterus melanjutkan berbagai program yang telahdipersiapkan dan dilaksanakan, utamanya yangterkait dengan upaya pengembangan berbagaibidang yang menjadi tugas dan fungsi Bappebti,melalui kegiatan edukasi dan pemberdayaan pelakuusaha, dengan harapan agar industri PBK, SRG, danPLK dapat lebih dikenal, dipahami, diterima olehmasyarakat, dan turut memberikan kontribusibagi perekonomian nasional.

In the regulatory sector, other than marked by theratification on July 19, 2011 of the Law Number 10Year 2011 on Amendment of Law No. 32/1997 onthe Commodity Futures Trading and the LawNumber 9 Year 2011 on Amendment of Law No. 9/2006 on the Warehouse Receipt System, in 2011CoFTRA has also published three (3) Regulations ofthe Head of CoFTRA on CFT which is improvementand addition of new regulations.

In order to support the Bureaucratic Reformundertaken by the Ministry of Trade to improve thePublic Trust Building, since 2010 CoFTRA hasimplemented Quick Wins program by way ofimproving licensing services in CFT and WRS withthe aim at providing maximum and efficient servicesto Business Players. One of the results is theimproved public services in the form of acceleratingthe processing of business permits in the field ofCFT. Previously, the time spent for completion ofbusiness permit of CFT and WRS is maximum 32(thirty two) days, and in 2011 it became 28 (twentyeight) days after the documents are received incomplete and correct manner.

In facing the global economic condition which hasbeen entering the recovery phase of the crisis, theroles of CFT, WRS, and Auction Market will beconsistently maximized in order to encourage anincrease in the national economic growth. This isimportant because the roles of those three activitiesare expected to have a positive impact on improvingpeople»s welfare. To integrate the three activitiesmentioned above, CoFTRA continues to strive torealize a liquid futures market which is supported bythe availability of goods/commodities in physicalmarket and the delivery of goods in the form ofWarehouse Receipt.

Development and progress that has been achievedin respect of CFT, WRS, and Auction Market are notapart from the participation or support from variousparties. With that in mind, on this auspiciousoccasion I would like to thank all of them, andexpress my commitment to continue the variousprograms that have been prepared andimplemented, primarily those related todevelopment efforts of various fields being tasks andfunctions of CoFTRA, through education andempowerment of Business Players, with theexpectation that CFT industry, WRS, and AuctionMarket can be more popular, understood, acceptedby society, and contributes to the nationaleconomic growth.



Akhir kata, saya atas nama seluruh karyawanBappebti dan seluruh pemangku usahamenyampaikan terima kasih dan memberikanapresiasi yang tinggi kepada Pemerintah dan parapelaku usaha atas dukungannya sehingga berbagaiprogram kerja Bappebti di tahun 2011 dapatterlaksana dengan baik. Dukungan yang sama jugakami yakini akan terus diberikan di tahun 2012 dantahun-tahun selanjutnya guna mewujudkan industriperdagangan berjangka, Sistem Resi Gudang, danPasar Lelang Komoditi yang mampu meningkatkanperekonomian nasional. Semoga laporan ini dapatmemberikan manfaat, baik bagi dunia usaha, instansipemerintah, maupun pihak lainnya. Sebagai penutup,mari kita songsong tahun 2012 dengan penuh rasaoptimisme, demi kepentingan bangsa dan negarakita tercinta.

Jakarta, Mei 2012

SYAHRUL R. SEMPURNAJAYA

Kepala Bappebti /Head for CoFTRA

Finally, on behalf of all employees and allstakeholders of CoFTRA, I would like to express mythanks and high appreciation to the Government andBusiness Players for their support so that variouswork programs of CoFTRA in 2011 could beperformed properly. We believe that the samesupports will continue in 2012 and subsequent yearsin order to realize the Futures Trading industry,Warehouse Receipt System, and CommodityAuction Market to be able to improve the nationaleconomic growth. Hopefully this report can providebenefits, both for business world, governmentagencies, and other parties. In closing, let»s welcomethe year 2012 with a full sense of optimism, for thesake of our beloved nation and country.



THEMANAGEMENT

M A N A J E M E N


SYAHRUL R. SEMPURNAJAYA Kepala Bappebti / Head for CoFTRA

NIZARLI Sekretaris Badan / Executive Secretary

ALFONS SAMOSIR Kepala Biro Hukum / Head for Legal Affairs Bureau

ROBERT JAMES BINTARYO Kepala Biro Perniagaan / Head for Commerce Bureau

ISMADJAJA TOENGKAGIE Kepala Biro Analisis Pasar / Head for Market Analysis Bureau

SUTRIONO EDI Kepala Biro Pasar Fisik & Jasa / Head for Physical & Services Market Bureau


ORGANIZATIONO R G A N I S A S I

S E K R E T A R I A T

Memiliki tugas memberikan pelayanan teknis danadministratif kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan Bappebti. Untuk melaksanakan tugastersebut, Sekretariat memiliki fungsi:pengkoordinasian dan penyusunan kebijakan teknis,rencana, dan program di bidang PerdaganganBerjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka,Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa;pengkoordinasian pelaksanaan evaluasi danpenyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan dibidang pengawasan Perdagangan Berjangka, PasarFisik Komoditi di Bursa Berjangka, Sistem ResiGudang, Pasar Lelang dan Jasa; pengelolaan urusandokumentasi dan perpustakaan; pengkoordinasianpengelolaan anggaran dan administrasi keuanganBadan; pelaksanaan urusan administrasikepegawaian, perlengkapan, rumah tangga,ketatausahaan, dan kearsipan, serta organisasi danketatalaksanaan Badan; pelaksanaan hubunganmasyarakat, kerja sama dan bimbingan teknis;pelaksanaan koordinasi pendidikan dan pelatihanPerdagangan Berjangka, publikasi dan informasi,serta hubungan dan kerja sama baik di dalammaupun di luar negeri; dan pelaksanaan ujian CalonWakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangkadan Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka.

S E C R E T A R I A T

Secretariat provides technical and administrativeservices to all organizational units within CoFTRA. Toperform the said duties, the Secretariat possess thefollowing functions: coordinating the development oftechnical policies, planning, and programs relating toFutures Trading as well as the Physical and ServicesMarket; coordinating the evaluation anddevelopment of reports on the outcome of theimplementation of Futures Trading as well as thePhysical and Services Market supervisory activities;management of the documentation and libraryaffairs; coordination of the agency»s budget andfinancial administration; implementation of staffingadministration, equipment, household,administrative, and filing affairs, as well as theorganization and working order of the Agency;carrying out human relations function, cooperationand technical guidance; coordination of FuturesTrading education and training activities, publicationand information, as well as international relations andcooperation; carrying out examinations for FuturesBroker Representative, Futures AdvisorRepresentative, and Futures Pool OperatorRepresentative candidates.

NIZARLI

Sekretaris Badan /Executive Secretary

SABRI USMAN

Kabag Program & Pelaporan /Head for Program & Report Division

SYARIFUDDIN PARHUSIP

Kabag Keuangan /Head for Financial Division

SENTOT KAMARUDDIN

Kabag Program & Umum /Head for Employee & public Division

NATALIUS NAINGGOLAN

Kabag Humas & Kerjasama /Head for Public Relation & Cooperation Division

Badan Pengawas PerdaganganBerjangka Komoditi atau Bappebtidipimpin seorang Kepala Badandan dibantu seorang SekretarisBadan serta 4 Kepala Biro yangterdiri dari: Kepala Biro Hukum,Kepala Biro Perniagaan, KepalaBiro Analisis Pasar, dan KepalaBiro Pasar Fisik dan Jasa.Organisasi Bappebti didasarkanpada Keputusan MenteriPerdagangan No. 31/M-DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi danTata Kerja KementerianPerdagangan.

Commodity Futures TradingRegulatory Agency or CoFTRA isled by a Head for the Agency, andassisted by a Secretary of theAgency and 4 Heads for Bureauconsisting of: Bureau for LegalAffairs, Bureau for Commerce,Bureau for Market Analysis, andBureau for Physical and ServicesMarket. The organizationalstructure of CoFTRA wasestablished by virtue of theMinister of Trade Decree No. 01/M-DAG/PER/3/2005 concerningthe Organization, Duties andFunctions of the Ministry of Trade.


B I R O H U K U M

Bertugas melaksanakan koordinasi perumusan danpenyusunan peraturan perundang-undangan,pemberian pelayanan hukum, litigasi, pemeriksaan,penyidikan dan penetapan sanksi terhadappelanggaran administratif di bidang PerdaganganBerjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka,Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa. Untukmelaksanakan tugas tersebut, Biro Hukum memilikifungsi: pelaksanaan pengkajian dan koordinasipenyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, interpretasi hukum, konsultasi hukum,litigasi, dan penyediaan sarana penyelesaianperselisihan di bidang Perdagangan Berjangka, PasarFisik Komoditi di Bursa Berjangka, Sistem ResiGudang, Pasar Lelang dan Jasa; pelaksanaanpemeriksaan dan penyidikan terhadap pelanggaranadministratif dan transaksi di bidang PerdaganganBerjangka dan pelanggaran di bidang Sistem ResiGudang; dan pelaksanaan penegakan peraturandan merekomendasikan penetapan sanksidi bidang Perdagangan Berjangka danSistem Resi Gudang.

B U R E A U F O R L E G A L A F F A I R S

Legal Bureau coordinates the formulation anddrafting of legislations, renders legal services,litigations, investigation and determines sanctionsfor administrative violations in the field of FuturesTrading, Commodity Physical Market in FuturesExchange, Warehouse Receipt System, and Physicaland Services Market. To perform the said duties, theLegal Bureau holds the following functions:reviewing and coordinating the drafting oflegislations, legal interpretation, legal consultation,litigation, and facilitating dispute settlements in thefield of Futures Trading as well as Physical andServices Market; examination and investigation ofadministrative violations in the field of PhysicalMarket in Futures Exchange, Warehouse ReceiptSystem, and Auction Market and Services;inspection and investigation of administrative andtransaction violations in the field of Futures Tradingand violations in the field of Warehouse ReceiptSystem; and enforcement of the regulations andissuing recommendation for the determination ofsanctions in the field of Futures Trading andWarehouse Receipt System.

ALFONS SAMOSIR

Kepala Biro Hukum /Head for Legal Affairs Bureau

MUALLIM SYUAIB

Kabag Pelanggaran Administratif /Head for Administrative Breach Division

HIMAWAN PURWADI

Kabag Pelanggaran Transaksi /Head for Transaction Breach Division

SRI HARYATI

Kabag Pelayanan Hukum /Head for Law Service Division


B I R O P E R N I A G A A N

Bertugas melaksanakan melaksanakan koordinasipembinaan usaha, pemantauan, pengawasan, auditkepatuhan dan keuangan serta evaluasi pelaksanaankegiatan usaha di bidang Perdagangan Berjangka.Untuk melaksanakan tugas tersebut, Biro Perniagaanmemiliki fungsi: pelaksanaan pembinaan pelakuusaha di bidang perdagangan berjangka; pelaksanaanpemantauan, pengawasan dan evaluasi kegiatantransaksi pelaku usaha di bidang PerdaganganBerjangka; dan pelaksanaan pemantauan,pengawasan, audit kepatuhan dan keuangan sertaevaluasi keuangan pelaku usaha di bidangPerdagangan Berjangka.

B U R E A U F O R C O M M E R C E

Commerce Bureau coordinates efforts to fosterbusinesses, monitoring, supervision, compliance andfinancial audits, as well as evaluation of theimplementation of business activities in the field ofFutures Trading. To perform the said duties, theCommerce Bureau holds the following functions:implementation of efforts to foster business playersin the field of Futures Trading; implementation ofmonitoring, supervisory and evaluation activities overthe futures contract transactions executed bybusiness players; as well as implementation ofmonitoring, supervision, compliance and financialaudit activities, as well as evaluation of the businessplayers» finances in the field of Futures Trading.

ROBERT JAMES BINTARYO

Kepala Biro Perniagaan /Head for Commerce Bureau

PANTAS LUMBAN BATU

Kabag Pengawasan Keuangan & Audit /Head for Financial & Auditing Monitoring Division

SUBAGYO

Kabag Pengawasan Transaksi /Head for Transaction Monitoring Division

TAUFIK

Kabag Pembinaan Usaha /Head for Venture Control Division



B I R O A N A L I S I S P A S A R

Bertugas melaksanakan koordinasi pengkajian pasar,pengembangan pasar, dan sistem informasi. Untukmelaksanakan tugas tersebut, Biro Analisis Pasarmemiliki fungsi: pelaksanaan pengamatan pasar danpenyerahan komoditi, posisi kepemilikan kontrakberjangka, pengkajian perkembangan harga di bidangPerdagangan Berjangka, Pasar Fisik Komoditi diBursa Berjangka, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelangdan Jasa; pelaksanaan pengkajian kelembagaan danproduk, pengkajian peraturan tata tertib BursaBerjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pasar FisikKomoditi di Bursa Berjangka, dan Pasar Lelang, sertapengkajian Kontrak Berjangka, Sistem Resi Gudang,Pasar Lelang dan Jasa; dan pelaksanaanpengembangan dan fasilitasi teknologi informasiserta pengelolaan data dan informasi.

B U R E A U F O R M A R K E T A N A L Y S I S

Market Analysis Bureau coordinates market reviews,market development and information system. To performthe said duties, the Market Analysis Bureau holds thefollowing functions: market reviews and delivery of goods/commodities; reviewing the ownership position of aFutures Contract; reviewing the price movement in the fieldof Futures Trading, Commodity Physical Market in FuturesExchange, Warehouse Receipt System, and Auction Marketand Services; conducting institutional and product analysis;reviewing Rules and Regulations of conducting FuturesTrading, Futures Clearing Houses, Commodity PhysicalMarket in Futures Exchange, and Auction Market, as wellas development and facilitation of information technologyfacilities as well as data and information management.

RIZALI WAHYUNI

Kabag Pengkajian Pasar /Head for Market Assesment Division

ISMADJAJA TOENGKAGIE

Kepala Biro Analisis Pasar /Head for Market Analysis Bureau

WIDIASTUTI

Kabag Pengembangan Pasar /Head for Market Development Division

RD. MOCH. YUSUF AFFANDI

Kabag Sistem Informasi /Head for Information System Division


SUTRIONO EDI

Kepala Biro Pasar Fisik & Jasa /Head for Physical & ServicesMarket Bureau

AGUS MUHARNI

Kabag Pengawasan Sistem Resi Gudang /Head for Warehouse Receipt SystemMonitoring Division

DHARMAYUGO HERMANSYAH

Kabag Pengawasan Pasar Lelang /Head for Auction Market Monitoring Division

CEPI SUMINTADIREDJA

Kabag Pembinaan Pasar Lelang & SRG /Head for Auction Market & WarehouseReceipt System Control Division

B I R O P A S A RF I S I K & J A S A

Bertugas melaksanakan koordinasi, pembinaan,pengawasan, pemantauan, evaluasi pelaksanaankegiatan usaha di bidang Pasar Lelang, Pasar FisikKomoditi di Bursa Berjangka, dan Sistem ResiGudang. Untuk melaksanakan tugas tersebut, BiroPasar Fisik dan Jasa memiliki fungsi: pelaksanaanpembinaan di bidang Pasar Lelang dan Sistem ResiGudang; pelaksanaan pemantauan, pengawasan, danevaluasi di bidang Pasar Lelang dan Pasar FisikKomoditi di Bursa Berjangka; serta pelaksanaanpemantauan, pengawasan, dan evaluasidi bidang Sistem Resi Gudang.

B U R E A U F O R P H Y S I C A L &S E R V I C E S M A R K E T

Physical and Services Market Bureau performscoordination, development, supervision, monitoring,and evaluation of the implementation of businessactivities in the field of Auction Market, CommodityPhysical Market in Futures Exchange, andWarehouse Receipt System. To perform the saidduties, Physical and Services Market Bureau holdsthe following functions: implementing guidance inthe field of Auction Market and Warehouse ReceiptSystem; undertaking supervision, monitoring andevaluation of the Auction Market and CommodityPhysical Market in Futures Exchange; andundertaking monitoring, supervision, andevaluation of the Warehouse Receipt System.



B A P P E B T I A N N U A L R E P O R T 2 0 1 1 23 B A P P E B T I A N N U A L R E P O R T 2 0 1 1 23


Setelah melalui perjalanan selama kurun waktusekitar 13 tahun, Undang-Undang (UU) No. 32/1997tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK)dinilai ternyata belum mampu mendinamisasi sektorPBK. Penilaian tersebut didasarkan antara lain padatransaksi perdagangan Kontrak Berjangka komoditi diIndonesia yang masih rendah yaitu pada tahun 2010hanya 4,3 % saja dari seluruh transaksi perdagangandi Bursa atau yang didaftarkan di Bursa. Hal ini terasaironis mengingat Indonesia sebagai negara produsendan pemasok utama dunia beberapa komoditi primerseperti kelapa sawit, kakao, karet, kopi, lada, timah,dan batubara. Tidak hanya karena masih kecilnyavolume transaksi Kontrak Berjangka komoditi, UUtersebut juga dinilai tidak dapat lagi mengakomodirkepentingan di lapangan karena sejumlah ketentuandi dalamnya kurang memadai untuk merespon ataumenampung dinamika industri PerdaganganBerjangka Komoditi, terutama belum tertampungnyasistem pengawasan yang tepat dalam rangkaperlindungan Nasabah.

Sementara itu Sistem Resi Gudang (SRG) sejauh inijuga dinilai belum mampu menjalankan fungsinyasecara optimal. Hal ini karena tidak adanya trustdalam sistem ini yang disebabkan oleh belum adanyasistem penjaminan terhadap kualitas dan kuantitaskomoditas yang disimpan di Gudang, yangmenyebabkan Resi Gudang yang diterbitkan menjadikurang dipercaya. Keberadaan Lembaga JaminanResi Gudang (LJRG) dan modal awal lembagajaminan tersebut, yang merupakan elemen utama

After a journey over about 13 years, the LawNumber 32/1997 on the Commodity Futures Trading(CFT) was in fact still unable to perform in line with adynamic in CFT sector. The assessment is basedamong others on the low volume of transaction ofcommodity futures contracts in Indonesia, only 4.3%of all trading transactions in the Exchanges or listedin the Exchanges in 2010. This was ironicconsidering Indonesia is a country being the world»smajor producer and supplier of some primarycommodities such as palm oil, cocoa, rubber, coffee,pepper, tin, and coal. Not only due to a small volumeof commodity futures contract transactions, the Lawwas also considered no longer accommodate theinterests in the field as some of its provisions areinadequate to respond to or accommodate thedynamics of the CFT industry, especially in term ofmonitoring system in order to protectthe Customer.

Meanwhile the Warehouse Receipt System (WRS)was also assessed so far unable to perform itsfunction optimally. This is because there is no trustin the system caused by the absence of a quality andquantity assurance system of commodities stored inthe Warehouse, which causes the WarehouseReceipt issued to be less reliable. The existence ofWarehouse Receipt Guarantee Agency and initialcapital of the Guarantee Agency, which is a majorelement in the development of WRS, is expected to

STRATEGICPOLICY

K E B I J A K A N S T R A T E G I S


dalam pengembangan SRG, diharapkan akanmeningkatkan kepercayaan dari semua pihak,khususnya perbankan, kepada sistem ini sehinggaSRG sebagai instrumen keuangan bagi petani,kelompok tani, dan usaha mikro pertanian dapatberfungsi dengan lebih efektif.

Karena itu perlu diambil kebijakan yang sangatstrategis berupa amandemen atas UU No. 32/1997dan amandemen atas UU No. 9/2006, dengandiajukannya Rancangan Undang-Undang (RUU)tentang Perubahan atas UU No. 32/1997 tentangPBK dan RUU tentang Perubahan atas UU No. 9/2006 tentang SRG ke pada DPR untuk dibahas.

Untuk memperlancar terlaksananya kebijakan di atas,kebijakan lain yang diambil adalah di bidang perijinanyang berupa percepatan pelayanan perijinan. Hal inidilakukan selain dalam rangka mendukung ReformasiBirokrasi yang dilakukan Kementerian Perdagangan,juga ditujukan untuk meningkatkan kepercayaanmasyarakat atau Public Trust Building. Kebijakan initelah diterapkan Bappebti sejak tahun 2010 melaluipenerapan Program Percepatan (Quick Wins) dengancara mempercepat pelayanan perijinan di bidang PBKdan Sistem Resi Gudang (SRG). Quick Winsdilakukan agar para pelaku usaha mendapatkanhasil pelayanan yang maksimal dan efisien.

increase the trust of all stakeholders, particularlybanks, to this system so that WRS as a financialinstrument for farmers, farmer groups, and agromicro-business can perform its function in moreeffective.

Therefore, it is necessary to take a very strategicpolicy, i.e. to amend Law Number 32/1997 and LawNumber 9/2006, and submitted the Bill onAmendments of Law No. 32/1997 on the CFT andthe Bill on Amendments of Law no. 9/2006 on theWRS to the House of People Representatives to beexamined.

To facilitate the implementation of the above policy,another policy taken is the acceleration of licensingservices. This is done other than to supportBureaucratic reform undertaken by the Ministry ofTrade, also aimed to increase the Public TrustBuilding. This policy has been adopted by CoFTRAsince 2010 through the Quick Wins program byspeeding up the licensing services in the field of CFTand WRS. Quick Wins program is applied in order togive a maximum and efficient service to theBusiness Players.

26 B A P P E B T I L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 126 B A P P E B T I L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 1

COMMODITY FUTURES TRADINGWAREHOUSE RECEIPT SYSTEMAUCTION MARKET

PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI - SISTEM RESI GUDANG - PASAR LELANG



1. LANGKAH - LANGKAH STRATEGIS

Dari waktu ke waktu Bappebti terus melakukanberbagai upaya pembenahan yang strategis.Beberapa di antaranya adalah Amandemen Undang-Undang (UU) No. 32/1997, pembenahan di bidangperlindungan Nasabah, peningkatan likuiditas pasarberjangka komoditi primer, pengembangan sistemperijinan online, dan pembuatan Rencana Induk atauMaster Plan PBK tahun 2012-2016.

AMANDEMEN UU NO. 32 / 97

Amandemen atas Undang-Undang No. 32 Tahun2007 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK)dilakukan dalam rangka untuk lebih menjaminkepastian hukum, keadilan, transparansi, danakuntabilitas publik. Tujuan lainnya adalah untukmendukung upaya peningkatan dan pengembanganperekonomian nasional yang berkaitan denganperdagangan global, disamping untuk meningkatkankegiatan PBK itu sendiri agar dapat terselenggarasecara teratur, wajar, efisien, efektif, sertaterlindunginya masyarakat dari tindakanyang merugikan.

Setelah mengalami pembahasan sekitar 7 bulan,pada 19 Juli 2011 DPR RI telah mengesahkan UURepublik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011 tentangPerubahan atas UU Nomor 32/1997 tentangPerdagangan Berjangka Komoditi. Ada 2 (dua) intipokok dari perubahan undang-undang tersebutyaitu pengembangan dan pengawasan.

1. STRATEGIC STEPS

From time to time the Commodity Futures TradingRegulatory Agency or CoFTRA consistently makesefforts to have strategic reform. Some of theseinclude Amendment of Law No. 32/1997,improvement in customer protection, increasingliquidity of primary commodities futures market,development of online licensing system, andpreparation of Commodity Futures TradingMaster Plan 2012-2016.

AMENDMENT OF LAW NO. 32/97

Amendment of Law No. 32 of 2007 on theCommodity Futures Trading (CFT) was conducted inorder to better ensure legal certainty, fairness,transparency, and public accountability. Another aimsare to support the improvement and development ofnational economic growth related to global trade,and to increase activities of CFT itself to be held on aregular, fair, efficient, and effective basis, and toprotect public from the adverse action.

After having discussed for about 7 months, on July19, 2011 the House of Representatives hasapproved the Law of the Republic of IndonesiaNumber 10 Year 2011 on Amendment of Law No.32/1997 on the Commodity Futures Trading. Thereare 2 (two) main cores of the change in the Law,namely development and surveillance or supervision.

COMMODITY FUTURESTRADING INDUSTRY

I N D U S T R I P E R D A G A N G A N B E R J A N G K A K O M O D O T I


Dari segi pengembangan, UU yang baru mencakupberbagai elemen penting bagi pengembanganperdagangan berjangka di masa mendatang. Di sisilain, dengan pengembangan itu terjadi perluasanpengertian dari beberapa aspek dengan tujuan agardapat mengikuti perubahan dunia usaha yang pesat.Perubahan UU ini diharapkan dapat mengakomodasikebutuhan terhadap praktik di bidang PerdaganganBerjangka Komoditi secara global.

Beberapa ketentuan dalam UU Nomor 32 Tahun1997 yang dirubah mencakup perubahan pengertianKomoditi, Perdagangan Berjangka Komoditi, danKontrak Berjangka; pengertian Kontrak DerivatifSyariah; pengaturan Sistem Perdagangan Alternatif;demutualisasi Bursa Berjangka; pengelolaan AsosiasiIndustri Perdagangan Berjangka yang profesional;transaksi Perdagangan Berjangka melalui elektronik(on line trading); dan sanksi pidana terhadap praktikkegiatan promosi, rekrutmen, pelatihan, seminaroleh pihak-pihak yang tidak memiliki izin dariBappebti (illegal).

Batasan Komoditi diperluas tidak hanya diartikansecara sempit seperti halnya komoditi pertanian dankomoditi pertambangan tetapi menjadi semuabarang, jasa, hak dan kepentingan lainnya, sertasetiap derivatif dari Komoditi, yang dapatdiperdagangkan dan menjadi subjek KontrakBerjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atauKontrak Derivatif lainnya.

In terms of development, the new law includes avariety of important elements of the development offutures trading in the future. On the other hand,there was a broadening of the meaning of someaspects in order to follow the rapidly changing in thebusiness world. Expectedly, this amended Law couldaccommodate the needs of practices in the field ofCommodity Futures Trading globally.

Several provisions of the amended Law No. 32 of1997 include a change in definitions of Commodity,Commodity Futures Trading and Futures Contract;definition of Sharia Derivatives Contract; setting upof Alternative Trading Systems; demutualization ofFutures Exchange: professional management ofFutures Industry Association; electronic (online)trading of Futures Contract Transactions; andcriminal sanctions against the practices ofpromotion, recruitment, training, and seminars byparties who do not have permission from CoFTRA.

The definition of Commodity is expanded not onlynarrowly defined as agricultural and miningcommodities, but includes all goods, services, rightsand other interests, as well as any derivatives of theCommodity which can be traded and become thesubject of the Futures Contract, Sharia DerivativesContract, and/or other Derivatives Contract.


Komoditi yang tidak berwujud (intangiblecommodities) seperti misalnya indeks saham, indekskomoditi, mata uang, derivatif syariah, jasakeuangan, dan lain sebagainya, juga termasuksebagai Komoditi.

Mengingat komoditi yang menjadi subjek KontrakBerjangka terus berkembang secara dinamis, makaagar perdagangan berjangka, khususnya terhadapkomoditi yang tidak berwujud tersebut, tidak ≈liar∆,maka dipandang perlu untuk diatur secarakomprehensif sebagaimana halnya di negara-negarayang saat ini memperdagangkan komoditi-komoditi sejenis.

Selain batasannya, penetapan Komoditi yang dapatdijadikan sebagai subjek Kontrak Berjangka, KontrakDerivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya,yang semula diatur melalui Keputusan Presidendirubah menjadi Peraturan Kepala Bappebti. Hal inidimaksudkan untuk memudahkan penetapan Kontraksehingga dapat dengan cepat meresponsperkembangan perdagangan berjangka yangbersifat global.

Di dalam UU yang baru, juga tercermin sifat BursaBerjangka yang tidak lagi berdasarkan keanggotaan(mutual) sebagaimana sebelumnya, melainkanbersifat demutual dan bersifat profit oriented. Hal inidimaksudkan agar Bursa Berjangka dapat bergerakcepat sesuai dengan perkembangan globalisasi yangbergerak cepat. Dengan sifat demutual, maka BursaBerjangka dapat menarik minat para investor besaryang memiliki peran besar untuk memajukan BursaBerjangka. Selama ini Bursa Berjangka dinilai tidakdapat berkembang karena sifat Bursa yang masihbersifat mutual nonprofit oriented. Dengan sifatdemutual profit oriented, Bursa Berjangkadimungkinkan menjadi perusahaan terbukauntuk umum.

Hal lain yang diatur dalam UU yang baru adalahtentang Asosiasi Industri Perdagangan Berjangkayang merupakan wadah berbadan hukum yangdidirikan dengan tujuan untuk memperjuangkankepentingan para anggotanya dan pengembanganindustri Perdagangan Berjangka. Para anggotaAsosiasi adalah setiap Pihak yang telah memperolehijin usaha, ijin, persetujuan, atau sertifikatpendaftaran dari Bappebti.

I N D U S T R I P E R D A G A N G A NB E R J A N G K A K O M O D O T I

Intangible commodities, such as stock indices,commodity indices, currencies, sharia derivatives,financial services, etc., are also defined asCommodity.

Considering that the commodities being the subjectof futures contracts continue to develop dynamically,it is necessary to apply a comprehensive regulationon futures trading in order that the futures trading,especially of intangible commodities, is not to be asa wild one, such as applied by those countriescurrently trading similar commodities.

In addition to its limit, the determination ofcommodities that can be used as the subject ofFutures Contract, Sharia Derivatives Contract, and/orother derivatives contract, which was previouslygoverned by Presidential Decree, has been changedinto the Regulation of the Head of CoFTRA. It isintended to facilitate the determination of Contractso it can quickly respond to the development ofthe global nature of futures trading.

The new Law also reflects the nature of the FuturesExchange which is no longer based on the mutual,but rather demutual and profit oriented. This isaimed at making Futures Exchange could movequickly in accordance with the fast growingdevelopment of globalization. By the nature ofdemutual, the Futures Exchange could attractattention of major investors with major role toadvance the Futures Exchange. So far, the FuturesExchange is viewed not developing because itsnature is mutual non-profit oriented. With the natureof demutual that is profit oriented, the FuturesExchange is possible to be an open companyfor public.

Another thing that the new Law regulates is theFutures Industry Trade Association, which is a legalentity established in order to fight for the interests ofits members and the development of FuturesTrading industry. The Association»s members consistof any party who has obtained business license,permit, approval, or certificate of registrationfrom CoFTRA.


Salah satu subtansi penting lainnya dari amandemenUU No. 32/1997 tentang PBK adalah dimasukkannyaSistem Perdagangan Alternatif (SPA) menjadi bagianyang harus diregulasi. Hal ini dimaksudkan untukmemberikan kepastian hukum serta memberikanperlindungan bagi para pesertanya (investor). Upayapenanganan SPA didasarkan pada realitas bahwacakupan komoditi yang menjadi subjek KontrakBerjangka yang diperdagangkan telahberkembang semakin luas.

Perubahan-perubahan ketentuan di atas juga dinilaisejalan dengan Keputusan Kepala Negara G-20dalam pembenahan sistem keuangan internasionalyang sedang giat-giatnya melakukan pembahasanmengenai perlunya pengaturan secara ketattransaksi di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi.Hal ini dikarenakan transaksi di bidang PerdaganganBerjangka Komoditi dianggap rentan mengganggusistem keuangan internasional dan dapatmenciptakan ≈financial bubble∆ yang dapatberdampak pada krisis finansial.

Dari segi pengawasan, UU yang baru tersebutmengatur secara sistematik prosedur penanganankasus-kasus dengan memberikan penguatan danperluasan kewenangan kepada Pejabat PegawaiNegeri Sipil (PPNS) serta perluasan sanksi pidanaterhadap praktek kegiatan promosi, rekrutmen,pelatihan, atau seminar, oleh pihak-pihak yang tidakmemiliki ijin dari Bappebti. Dengan demikiandiharapkan pengawasan transaksi di bidangPerdagangan Berjangka Komoditi dapat dilakukansecara sangat ketat dan komprehensif.

C O M M O D I T Y F U T U R E ST R A D I N G I N D U S T R Y

One of other important substances of the amendedLaw No. 32/1997 on CFT is the inclusion ofAlternative Trading System (ATS) as an element thatshould be regulated. It means that participants(investors) could obtain legal certainty andprotection. ATS management is based on the realitythat the scope of commodities being subject of thefutures contracts traded has been increasingly wider.

The changes in provisions above mentioned are alsoassessed in line with the Decree of the Treaty ofHeads of G-20 Countries in the international financialsystem reform who is actively discussing the needfor strict regulation of transactions of __theCommodity Futures Trading. This is because thetransactions in Commodity Futures Trading aredeemed to vulnerably disrupt the internationalfinancial system and could create a ≈financialbubble∆ that may impact on the financial crisis.

In terms of supervision, this new law provides asystematic procedure for the handling of cases forwhich the authority of Civil Servant Investigators isstrengthened and expanded and criminal sanctionsare expanded against the illegal practices ofpromotion, recruitment, training, or seminar.Expectedly, the monitoring of transactions in thefield of Commodity Futures Trading could be done ina very rigorous and comprehensive manner.


PERLINDUNGAN NASABAH

Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) merupakankegiatan bisnis yang kompleks dan beresiko tinggi.Hal ini antara lain karena adanya unsur leverage, dimana dengan penempatan dana (margin) yang kecildapat diperoleh keuntungan atau menderita kerugianyang besar. Untuk itu sebelum memasuki atauterlibat dengan bisnis ini para pesertanya, terutamamasyarakat, terlebih dahulu harus memilikipengetahuan, pengertian, serta pemahamanyang benar tentang PBK.

Ketentuan yang paling mendasar pada saatperusahaan Pialang mencari calon Nasabah adalahdiwajibkannya Pialang untuk terlebih dahulumenyampaikan Dokumen Keterangan Perusahaankepada calon Nasabahnya, yang antara lain memuatketerangan mengenai organisasi dan kepengurusanperusahaan mereka. Pialang juga wajib menjelaskansegala risiko yang mungkin dihadapi, sebagaimanatercantum dalam Dokumen Pemberitahuan AdanyaRisiko. Apabila calon Nasabahnya memahami dandapat menerima risiko tersebut, yang bersangkutanharus menandatangani dokumen tersebut yangmenunjukkan telah dipahaminya risiko yang akanmereka hadapi dan setuju menjadi Nasabah dariPialang tersebut.

Amandemen UU No. 32/97 tentang PBK menjadiUU No. 10/2011 tentang Perubahan UU No. 32/97tentang PBK antara lain didorong oleh kenyataanbahwa transaksi kontrak derivatif yang dilakukansecara bilateral atau yang dikenal dengan SPAselama beberapa tahun terakhir ini sangatmendominasi transaksi Kontrak Berjangka di Bursa.Disamping itu cakupan komoditi yang menjadisubjek Kontrak Berjangka yang diperdagangkan jugatelah berkembang semakin luas. Transaksi SPAsepanjang tahun 2011 mencapai hampir 90% darikeseluruhan transaksi yag terjadi di Bursa,sementara di tahun 2010 mencapai angka mendekati96%. Karena itulah SPA dimasukkan menjadi bagianyang harus diregulasi agar para pesertanya (investor)memperoleh perlindungan serta kepastian hukum.

Bentuk perlindungan yang diberikan dalam kaitandengan SPA adalah diterapkannya SistemPengawasan Tunggal (Supervisory System) danSistem Perdagangan dalam transaksi SPA. SistemPengawasan Tunggal merupakan sistem yangdigunakan dalam pengawasan terpadu secaraelektronik oleh Bappebti, Bursa Berjangka, danLembaga Kliring Berjangka terhadap integritas pasardan integritas keuangan dalam penyelenggaraan SPAyang terhubung secara on-line dan real time dengansetiap Sistem Perdagangan dalam transaksi SPA.


CUSTOMER PROTECTION

Commodity Futures Trading (CFT) is a complexbusiness activity and involves a high risk as itcontains leverage element, where smaller placementof funds (margin) can generate a significant profits aswell as a significant losses. As such, before enteringto or being involved with this business theparticipants, especially public, must first have correctknowledge and understanding on CFT.

The most fundamental provision of the law governsthat Brokerage Firms must require their brokers,when looking for potential customer, to provide theprospective customer with Company Data containingamong other data of organizational structure andmanagement board of their company. Brokers arealso required to explain any risks that may beencountered, as detailed in Risk DisclosureStatement. When the prospective client understandsand accepts these risks, he/she must sign suchdocument indicating that the prospective customerunderstands the risks they will face and agrees to bethe Client of the Broker.

The amended Law No. 32/97 on CFT into Law No.10/2011 concerning Amendment of Law No. 32/97on CFT was encouraged by the fact that thederivatives contract transactions conductedbilaterally or known as ATS during the last few yearswere very dominant in the Futures Exchange.Besides, the scope of commodities being thesubject of the traded Futures Contracts has alsobeen growing faster. In 2011, the volume of ATStransactions reached nearly 90% of all transactionsin the Futures Exchange, while in the year 2010 itreached about 96%. That»s why ATS is deemed asan element that should be regulated in order toprovide protection and legal certainty to theparticipants (investors).

The protection in connection with the ATS was in theform of the application of Supervisory System andATS Trading System in transaction process. TheSupervisory System is an electronic integratedsupervisory system adopted by CoFTRA, FuturesExchange, and Clearing House toward marketintegrity and financial integrity in the organization ofATS, which is connected in on-line and real timemanner to each Trading System in ATS transaction.


Sistem Perdagangan dalam transaksi SPA adalahsistem perdagangan elektronik yang digunakanoleh Penyelenggara dan Peserta SPA yangdiselenggarakan secara on-line dan real time, danminimal terdiri dari sistem kuotasi, sistem transaksi,dan sistem pelaporan. Sistem Perdagangan tersebutantara lain harus akurat, aktual, aman, terpercaya, on-line dan real-time serta compatible secara sistemmaupun aplikasi dengan Sistem PengawasanTunggal.

PENINGKATAN LIKUIDITAS PASAR

Upaya peningkatan likuiditas pasar dilakukan melaluipenerapan ketentuan yang mewajibkan Pialang danPedagang Berjangka untuk melaksanakan transaksiKontrak Berjangka minimal sebanyak 3500 lot perbulan, di mana 5% di antaranya harus merupakantransaksi Kontrak Berjangka komoditi di Bursa yangdilakukan secara multilateral. Hasilnya terlihat darimeningkatnya volume transaksi yang naik 308,65%dari volume transaksi multilateral yang tercatatpada tahun 2010.

Upaya lainnya adalah penetapan Penggerak Pasaratau market maker, yaitu pihak yang memasangamanat beli dan/atau amanat jual secara terusmenerus selama jam perdagangan berlangsung.Pihak yang dapat menjadi Penggerak Pasar tersebutadalah Pedagang Berjangka, Penyelenggara SPA, danPialang Berjangka yang ditetapkan oleh KepalaBappebti dapat melakukan transaksi KontrakBerjangka untuk rekeningnya sendiri. Penetapanpihak-pihak yang dapat menjadi Penggerak Pasardilakukan oleh Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka.

Selain itu peningkatan likuiditas pasar juga dilakukanBappebti melalui kajian komoditi potensial yang layakdiperdagangkan di Bursa dan memberi ijin kepadaBursa untuk memperdagangkan Kontrak Berjangkabaru. Hasil kajian yang dilakukan pada tahun 2011menunjukkan bahwa batubara merupakan komoditiyang layak diperdagangkan di Bursa. Di tahun 2011Bappebti juga telah memberikan ijin kepada BursaBerjangka Jakarta (BBJ) untuk memperdagangkankontrak berjangka Kakao dan kepada BursaKomoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) untukmemperdagangkan kontrak berjangka Olein.


Trading System in the ATS transaction is anelectronic trading system used by the Operators andParticipants of ATS held on-line and real time, and atleast consists of quotation, transaction, and reportingsystems. The Trading System should be accurate,current, safe, reliable, on-line and real-time as well ascompatible in either system or application with theSupervisory System.

INCREASING MARKET LIQUIDITY

Effort to increase market liquidity was made byrequiring Futures Brokers and Traders to conductFutures Contract transactions of at least 3500 lotsper month, 5% of which must be transactions ofcommodity futures contracts in the FuturesExchange conducted multilaterally. The result of thateffort can be seen from the increased volume oftransactions of 308.65% of the multilateraltransaction volume in 2010.

Another effort was the determination of MarketMakers who put buy order and/or sell ordercontinuously during the course of the trading hours.The Market Maker may be Futures Trader, ATSOperator, and Futures Broker who is established bythe Head of CoFTRA as being able to performFutures Contracts transactions for their ownaccount. Market Maker was stipulated by theFutures Exchange and the Clearing House.

In addition, the effort to increase the market liquiditywas also conducted by CoFTRA through analysis ofcommodities that can potentially be traded in theExchange and giving of permission to the Exchangeto trade a new futures contract. The result of theanalysis conducted in 2011 shows that Coal is acommodity that can be traded in the Exchange. In2011 CoFTRA also issued permit to the JakartaFutures Exchange (JFX) to trade Cocoa futurescontract and to the Indonesian Commodity andDerivatives Exchange (ICDX) to trade Oleinfutures contract.


Upaya lain yang dilakukan oleh Bursa adalahmemperkenalkan sistem pelaksanaan transaksi yangdapat dilakukan secara on-line oleh Nasabah atauyang disebut dengan sistem F-Trading. Hal ini untukmengakomodir keinginan para pelaku usaha di manatransaksi dapat dilakukan langsung oleh Nasabah dandapat dilakukan di mana saja dengan menggunakantelpon seluler.

PENGEMBANGAN SISTEM

PERIJINAN ONLINE

Sebagai tindaklanjut dari Program ReformasiBirokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan,telah ditetapkan 3 (tiga) program utama ReformasiBirokrasi Kementerian Perdagangan yang mencakuppenataan kelembagaan (organisasi), perubahanketatalaksanaan, dan peningkatan SDM aparatur. Halini sejalan dengan hakekat Program ReformasiBirokrasi yang bertujuan untuk melakukanpembaharuan dan perubahan, khususnya yangberkaitan dengan proses demokratisasi, efektifitas,efisiensi, transparansi, akuntabilitas, dantanggungjawab setiap aparatur di lingkunganKementerian Perdagangan.

Sejalan dengan Reformasi Birokrasi tersebut prioritasprogram utama yang ditetapkan KementerianPerdagangan adalah percepatan pelayanan perijinan(quick wins). Untuk itu Bappebti pada tahun 2011telah membangun Sistem Perijinan On-LinePerdagangan Berjangka Komoditi. Melalui sistemperijinan ini diharapkan pelayanan perijinan dapatberjalan dengan lebih cepat, transparan, wajar,efisien, dan efektif. Sistem Perijinan On-Line inimemungkinkan para pemohon perijinan (pelakuusaha) dapat memantau perkembangan perijinannyasecara langsung. Selain itu, sistem ini sangat efektifdalam meminimalkan berbagai pungutan tidak resmiyang dilakukan oleh oknum yang mengatasnamakanBappebti kecuali biaya perijinan resmi yangditetapkan sebagai Pendapatan NegaraBukan Pajak (PNBP).

Telah ditetapkan sebanyak 18 jenis perijinan yangdilakukan secara online, sebagai berikut:


Another effort made by the Exchange was theintroduction of transaction execution system orknown as F-Trading system by which Customer mayperform on-line transactions. It is intended toaccommodate the desire of the Business Playerswhere the transaction can be done directly by theCustomer and can be done anywhere usinga mobile phone.

DEVELOPMENT OF ONLINE

LICENSING SYSTEM

As a follow up of Bureaucratic Reform Program inthe Ministry of Trade, 3 (three) main BureaucraticReform Programs were established coveringorganizational reform, management reform, andhuman resources improvement. This is consistentwith the nature of Bureaucratic Reform Program thataims to make reform and change, particularly withrespect to the process of democratization,effectiveness, efficiency, transparency,accountability, and responsibility of each personnelof the Ministry of Trade.

In line with that Bureaucratic Reform Program, themain priority of the program set by the Ministry ofTrade was the acceleration of licensing services(quick wins). In 2011, CoFTRA built an OnlineLicensing System for Commodity Futures Trading.This licensing system is expected to have faster,transparent, fair, efficient, and effective licensingprocess. On-Line Licensing System allows thepermit applicants (Business Players) to directlymonitor the progress of licensing process. Inaddition, the system is very effective in minimizingthe various illegal charges other than legal charges oflicensing defined as a Non-Tax State Revenue.

There have been 18 licenses already issued in on-line manner, as follows:


PEMBUATAN MASTER PLAN PBK

Sejalan dengan semangat perubahan UU No. 32Tahun 1997 menjadi UU No. 10 Tahun 2011 tentangPerubahan atas UU Nomor 32/1997 tentangPerdagangan Berjangka Komoditi dan perkembanganindustri perdagangan berjangka sebagaimanadiamanatkan dalam UU No. 10 Tahun 2011 tersebut,Bappebti telah menyusun Master Plan PerdaganganBerjangka Periode 2012-2016.

Master Plan Perdagangan Berjangka Komoditi inimerupakan penjabaran strategis dalam mewujudkansistem perdagangan berjangka nasional yang teratur,wajar, transparan, efektif dan efisien. Dengantersusunnya Master Plan ini diharapkan seluruhstakeholder dapat mengimplementasikannya sesuaidengan peran masing-masing sehingga keseluruhansasaran yang telah dirumuskan sebagaimanatercantum pada Master Plan 2012-2016 tersebutdapat tercapai.

2. PERKEMBANGAN INDUSTRI PBK

KONDISI PASAR BERJANGKA

DAN DERIVATIF

Di dalam UU No. 10 Tahun 2011 tentang Perubahanatas UU Nomor 32/1997 tentang PerdaganganBerjangka Komoditi terdapat banyak perubahansubstansial yang menyangkut peristilahan sepertiPerdagangan Berjangka Komoditi, Komoditi, KontrakBerjangka, Bursa Berjangka dan lain-lain. MenurutUU yang baru, Perdagangan Berjangka Komoditiadalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jualbeli Komoditi dengan penarikan Margin dan denganpenyelesaian kemudian berdasarkan KontrakBerjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau


PREPARATION OF CFT MASTER PLAN

In line with spirit of the change of Law No. 32 of1997 into Law no. 10 of 2011 on Amendment ofLaw No. 32 or 1997 on Commodity Futures Tradingand development of futures trading industry asmandated by the Law No. 10 of 2011, CoFTRA hasprepared a Futures Trading Master Plan 2012-2016.

The Master Plan constitutes a strategic elaborationin realizing an orderly, fair, transparent, effective andefficient national futures trading system. With thisMaster Plan, expectedly all stakeholders couldimplement it in accordance with their respectiveroles so that the overall targets outlined in theMaster Plan 2012-2016 could be achieved.

2. DEVELOPMENT OF CFT INDUSTRY

FUTURES AND DERIVATIVES

MARKET CONDITIONS

In Law No. 10 of 2011 on Amendment to Law No.32/1997 on the Commodity Futures Trading thereare many substantial changes in terminology such asCommodity Futures Trading, Commodities, FuturesContract, Futures Exchange, etc. According to thenew Law, Commodity Futures Trading is defined aseverything related to buying and selling ofcommodity with a placement of Margin and latersettlement based on Futures Contract, ShariaDerivatives Contract, and/or other DerivativesContract, while Commodity is defined as all goods,


Kontrak Derivatif lainnya, sedangkan Komoditi adalahsemua barang, jasa, hak dan kepentingan lainnya,dan setiap derivatif dari Komoditi, yang dapatdiperdagangkan dan menjadi subjek KontrakBerjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atauKontrak Derivatif lainnya.

Pada garis besarnya, dalam ketentuan umum UU No.32/1997 yang di dalamnya mengandung istilah≈Kontrak Berjangka∆, dalam UU yang baru berubahmenjadi ≈Kontrak Berjangka, Kontrak DerivatifSyariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya∆.Pengertian Kontrak Berjangka juga berubah menjadisuatu bentuk kontrak standar untuk membeli ataumenjual Komoditi dengan penyelesaian kemudiansebagaimana ditetapkan di dalam Kontrak yangdiperdagangkan di Bursa Berjangka.

Definisi Bursa Berjangka berubah menjadi badanusaha yang menyelenggarakan dan menyediakansistem dan/atau sarana untuk kegiatan jual beliKomoditi berdasarkan Kontrak Berjangka, KontrakDerivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.Pialang Berjangka didefinisikan sebagai badan usahayang melakukan kegiatan jual beli Komoditiberdasarkan Kontrak Berjangka, Kontrak DerivatifSyariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya atasamanat Nasabah dengan menarik sejumlah uangdan/atau surat berharga tertentu sebagai Marginuntuk menjamin transaksi tersebut.

Tugas pokok Bappebti juga mengalami tambahandengan adanya unsur pengembangan, sehinggamenjadi lembaga pemerintah yang tugas pokoknyamelakukan pembinaan, pengaturan, pengembangan,dan pengawasan Perdagangan Berjangka.Kelembagaan dalam industri PBK hingga berakhirnyatahun 2011 terdiri dari Badan Pengawas (Bappebti)selaku otoritas tertinggi di bidang PBK; 2 (dua) BursaBerjangka yaitu PT BBJ dan PT BKDI; 2 (dua)Lembaga Kliring Berjangka yaitu PT Kliring BerjangkaIndonesia (KBI) dan PT Identrust SecurityInternational (ISI); 64 (enam puluh empat) PialangBerjangka; 57 (lima puluh tujuh) Pedagang Berjangka;5 (lima) Bank Penyimpan Dana; 2012 (dua ribu duabelas) Wakil Pialang Berjangka; 2 Asosiasi yaituAsosiasi Pialang Berjangka Indonesia (APBI) danIkatan Perusahaan Pedagang Berjangka Indonesia(IP2BI); serta Badan Arbitrase PerdaganganBerjangka Komoditi Indonesia (BAKTI) yangdidirikan pada akhir tahun 2008.


services, rights and other interests, and each derivativesof Commodity, which can be traded and become thesubject of Futures Contract, Sharia Derivatives Contract,and/or other Derivatives Contract.

In essence, the terms ≈Futures Contract∆ contained in thegeneral terms of Law no. 32/1997 in the new Law arechanged into ≈Futures Contract, Sharia DerivativesContract, and/or other Derivatives Contract∆. Thedefinition of Futures Contract was also changed into astandard form of contract to buy or sell commodity withlater settlement as stipulated in the contracts traded in theFutures Exchange.

Definition of Futures Exchange has been changed into abusiness entity that organizes and provides a system and/or facilities for trading of commodity based on FuturesContract, Sharia Derivatives Contract, and/or otherDerivatives Contracts. Futures Broker is defined as abusiness entity that performs activities of buying or sellingcommodity based on Futures Contract, Sharia DerivativesContract, and/or other Derivatives Contract uponCustomer Order by withdrawing a certain amount ofmoney and/or certain securities as a margin to secure thetransaction.

A development element was also added to the mainduties of CoFTRA so that CoFTRA becomes a governmentagency with main duties of performing guidance,regulation, development, and supervision ofFutures Trading. By the end of 2011, institutions in CFTindustry consisted of the Regulatory Body (CoFTRA) as thehighest authority in the field of CFT; 2 (two) FuturesExchanges, i.e. Jakarta Futures Exchange (JFX) andIndonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX); 2(two) Clearing Houses, i.e. PT Kliring Berjangka Indonesia(KBI) and PT Identrust Security International (ISI); 64 (sixtyfour) Futures Brokerage Firms; 57 (fifty seven) FuturesTraders; 5 (five) Fund Depositary Banks; 2012 (twothousand and twelve) Futures Broker Representatives; 2Associations, i.e. Indonesian Futures Broker Associationand Indonesian Futures Traders Association; and theIndonesian Commodity Futures Trading Arbitration Agency(BAKTI), which was established in the end of 2008.


Sepanjang tahun 2011 tercatat sebanyak 69 (enampuluh sembilan) pelaku pasar yang aktif melakukantransaksi Kontrak Berjangka Komoditi di BursaBerjangka (secara multilateral), terdiri dari 50 (limapuluh) Pialang Berjangka dan 19 (sembilan belas)Pedagang Berjangka. Dibandingkan dengan tahun2010 yang hanya mencatat 38 (tiga puluh delapan)Pialang yang aktif, maka terlihat adanya peningkatansebanyak 12 (sebelas) Pialang Berjangka yangmelakukan transaksi secara multilateral.

Kegiatan transaksi yang dibina dan diawasi Bappebtimencakup transaksi Kontrak Berjangka yangdiperdagangkan di Bursa (secara multilateral);penyaluran amanat Nasabah ke Bursa Berjangka LuarNegeri (PALN); transaksi Kontrak Derivatif yangdiperdagangkan secara bilateral berdasarkan SistemPerdagangan Alternatif atau SPA; dan perdaganganfisik yang terorganisir.

Sama dengan tahun sebelumnya, selama tahun 2011BBJ masih tetap memperdagangkan 6 (enam)Kontrak Berjangka yaitu Olein, Emas, Kontrak IndeksEmas (KIE), Kontrak Gulir Emas (KGE), KGE dalammata uang US Dollar (KGE-USD), dan Emas LocoLondon. Pada tahun 2011 BBJ mendapatkanpersetujuan untuk Kontrak baru yaitu KontrakBerjangka Kakao, Kontrak Gulir Mini Emas US Dollar(KGE-USD 01), dan KGE US Dollar (fixed rate).

KINERJA PASAR BERJANGKA

DAN DERIVATIF

a. Transaksi Multilateral

Secara keseluruhan, transaksi Kontrak Berjangkayang dilakukan secara multilateral di kedua Bursa(Bursa Berjangka Jakarta dan Bursa Komoditi danDerivatif Indonesia) selama tahun 2011 menunjukkanperkembangan yang pesat. Hal ini terlihat darivolume transaksi sebesar 951.328 lot, yang berartimeningkat 718.532 lot (308,65%) dari 232.797 lotyang tercatat pada tahun 2010. Dari total volumetransaksi yang terjadi, kontribusi transaksimultilateral di tahun 2011 mencapai 11,24%, yangberarti meningkat 172% dari tahun 2010 dengankontribusi sebesar 4,13%. Kontrak Gulir Emasmerupakan kontrak komoditi yang mengalamipeningkatan tertinggi sebesar 2.208,32%.


Throughout the year 2011 there were 69 (sixty nine)active market performers who conductedcommodity futures contract transactions in FuturesExchange (multilaterally), consisting of 50 (fifty)Futures Brokers and 19 (nineteen) Futures Traders.Compared to 2010, which was only 38 (thirty eight)active Brokers, there is 12 increase in number ofBrokers performing transaction multilaterally.

The transaction activities that are guided andsupervised by CoFTRA cover transactions in FuturesContracts traded in the Futures Exchange(multilateral); channeling of Customer»s order to theForeign Futures Exchanges (in Bahasa Indonesia isshortened as PALN); Derivative Contract transactionsthat are traded bilaterally under Alternative TradingSystem or ATS; and organized commodity physicaltrading in the exchange.

Same as the previous year, during the year 2011 JFXstill trades 6 (six) Futures Contracts, i.e: Olein, Gold,Gold Index Contracts, Gold Revolving Contract(GRC), GRC in U.S. Dollar (GRC-USD), and GoldContract of London Loco. JFX in 2011 approved anew contract for Cocoa Futures Contract, Gold MiniRevolving Contract in U.S. Dollar (GRC-USD 01), andGRC in U.S. Dollar (fixed rate).

FUTURES AND DERIVATIVES MARKET

PERFORMANCE

a. Multilateral Transactions

In overall, Futures Contract transactions which werecarried out multilaterally in both Futures Exchanges(Jakarta Futures Exchange and IndonesiaCommodity and Derivatives Exchange) during theyear 2011 showed a rapid growth. This can be seenfrom the volume of transactions amounting to951,328 lots, increased 718,532 lots (308.65%) from232,797 contracts in 2010. Of the total volume oftransactions, the contribution of multilateraltransactions in 2011 reached 11.24%, increased172% from 4.13% in 2010. Gold RevolvingContracts are contracts that experienced the highestincrease of 2208.32%.


Kontribusi transaksi melalui skema PenyaluranAmanat Nasabah ke Bursa Berjangka Luar Negeri(PALN) menurun drastis hingga hanya 0.02% daritotal volume transaksi yang terjadi. Berkaitan dengantransaksi PALN, sampai dengan akhir tahun 2011Bappebti telah menetapkan 26 Bursa Berjangka LuarNegeri dan 178 Kontrak Berjangka sebagaiKontrak PALN.

Terdapat 6 (enam) Kontrak Berjangka baru yangdiperdagangkan pada tahun 2011, masing-masing 3Kontrak di BBJ dan 3 Kontrak di BKDI. Kontrak-kontrak baru tersebut adalah Kontrak Gulir MiniEmas US$ (GU1TF), Kontrak Gulir Mini Emas US$Fixed Rate (GU1H10), dan Cacao (CC5) yangdiperdagangkan di BBJ, serta Kontrak Tunda SerahEmas dalam mata uang Rupiah (GOLDID), KontrakTunda Serah Emas dalam mata uang US$(GOLDUD), dan Kontrak OLEIN dalam mata uangRupiah (OLEINTR) yang diperdagangkan di BKDI.

BURSA BERJANGKA JAKARTA

PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) menutup tahun2011 dengan kenaikan volume transaksi sebesar40,1%. Dari total transaksi tersebut, volumeperdagangan berjangka yang dilakukan secaramultilateral mengalami kenaikan yang pesat yaitu4,92 kali dari 15.949 lot di tahun 2010 menjadi78.506 lot di tahun 2011. Pada bulan Desember2011 volume transaksi perdagangan komoditi primerini menembus angka psikologis 10.000 lot yaitumencapai 10.920 lot, atau naik 49,4 kali dibandingkandengan volume transaksi pada Juli 2010, saat mulaibekerjanya tim manajemen yang baru.

Peningkatan transaksi tersebut dipicu olehmengkilapnya perdagangan kontrak berjangka emas(KB Emas) yang mencatat kenaikan sebesar 437,5%dari 5.418 lot pada tahun 2010 menjadi 29.126 lot ditahun 2011. Kontrak Gulir Emas dalam US (KG EmasUS) juga mencatat kenaikan yang signifikan dari4.033 lot di tahun 2010 menjadi 13.660 lot padatahun 2011 atau meningkat sebesar 238,7%. Hal inimerupakan dampak dari kenaikan harga emas duniayang trendnya dimulai sejak triwulan I sampaidengan triwulan III tahun 2011 yang telah memicutransaksi kontrak emas. Volume transaksi multilateralemas tercatat 42.786 lot atau 54,5% dari totaltransaksi multilateral yang diperdagangkan di BBJ.

Transaksi multilateral lainnya yang meningkat pesatadalah Kontrak Berjangka Olein (minyak curah) yangmelonjak dari 1.754 lot di tahun 2010 menjadi 13.099lot pada akhir tahun 2011 atau melonjak 646,8%.


Contribution of transactions scheme through a channelingof Customer»s Order to Foreign Exchanges (PALN)decreased dramatically to only 0.02% of the total volumeof transactions. In connection with PALN transactions,until the end of 2011 CoFTRA has determined 26 ForeignFutures Exchanges and 178 Futures Contracts asthe PALN Contract.

There were 6 (six) new futures contracts traded in 2011,i.e. 3 contracts in JFX and 3 contracts in ICDX. The newcontracts were Mini Gold Revolving Contract in USD, MiniGold Revolving Contract in USD (Fixed Rate), and CacaoContract traded in JFX; and Gold Delayed DeliveryContract in Rupiah, Gold Delayed Delivery Contract inUSD, and OLEIN Contract in Rupiah traded in ICDX.

JAKARTA FUTURES EXCHANGE

Jakarta Futures Exchange (JFX) closed in the year 2011with the increase in the volume of transactions amountedto 40.1%. Of the total transaction volume, the volume ofmultilateral transaction of futures trading rapidly increasedof 4.92 times of 15,949 lots in 2010 to 78,506 lots in 2011.In December 2011 this volume of transaction of primarycommodities trading reached psychological figure of10,000 lots, which reached 10,920 lots, an increase of49.4 times compared to the volume of transactions in July2010, when the new management team began to work.

The increased transaction was triggered by a super-shinyof gold futures contracts trading (Gold Futures) whichincreased by 437.5% of 5,418 lots in 2010 to 29,126 lotsin 2011. Gold rolling contract in USD also significantlyincreased from 4,033 lots in 2010 to 13,660 lots in 2011,or 238.7% increase. This was the impact of the global goldprice increase, whose trend started from the first quarterto the third quarter of 2011, which had triggered goldcontract transaction. Multilateral transaction volume ofgold reached 42,786 lots of 54.5% of the total volume ofmultilateral transactions in JFX.

Another fast growing multilateral transaction was OleinFutures Contract, which jumped from 1,754 lots in 2010 to13,099 lots at the end of year 2011, or 646.8% increase.The Cocoa Futures Contract which was recently launched


Adapun kontrak Kakao (dengan simbol CC5) yangbaru diluncurkan pada 15 Desember 2011tampaknya memperoleh respon yang positif dari parapelaku pasar, di mana telah terjadi transaksisebanyak 1.762 lot atau setara dengan 8.810 tonkakao yang telah diperdagangkan hanya dalam waktu2 minggu sejak kontrak diluncurkan.

Transaksi Nasabah yang disalurkan oleh BBJ keberbagai Bursa Berjangka di luar negeri melaluiskema PALN selama tahun 2011 tampak menurundrastis menjadi hanya 539 lot dari 7305 lot di tahun2010 atau penurunan sebesar 92,6%. Penurunanvolume transaksi PALN ini disebabkan oleh adanyaSurat Edaran BBJ Nomor SE/159/JFX/DIR/05/2011tanggal 18 Mei 2011 tentang PenghentianPerdagangan Beberapa Kontrak DalamMekanisme PALN.

Salah satu faktor meningkatnya transaksi multilateralBBJ adalah berkat peran aktifnya para market makerdan pelaksanaan perdagangan yang dilakukan secaraon-line. Hal ini juga merupakan indikasi bahwainvestor telah teredukasi mengenai PerdaganganBerjangka Komoditi.

BURSA KOMODITI DAN

DERIVATIF INDONESIA

Transaksi multilateral di PT Bursa Komoditi danDerivatif Indonesia (BKDI) selama tahun 2011tercatat sebesar 872.823 lot atau mengalamikenaikan 302,5% dari tahun sebelumnya sebesar216.848 lot. Kenaikan tersebut berasal dari transaksikontrak minyak sawit mentah CPOTR yang mencapai771.979 lot atau naik 299% dari tahun 2010 sebesar193.563 lot. Transaksi multilateral di BKDI berasaldari 3 jenis Kontrak yaitu Emas, minyak sawitmentah (CPO), dan Olein. Kontrak emas dengankode GOLDGR yang diperdagangkan sejak 2 tahunlalu, di tahun 2011 mengalami penurunan dari 23.285lot (tahun 2010) menjadi 12.873 lot atauturun 44,7%.

Berkaitan dengan perdagangan Kontrak BerjangkaCPO di BKDI ini, satu hal yang patut menjadi catatanadalah bahwa selain harga yang terjadi di BursaBerjangka Malaysia dan pasar fisik CPO Rotterdam,harga komoditi CPO yang terjadi di BKDI telahditetapkan oleh Pemerintah menjadi harga acuandalam penetapan bea keluar CPO sejak bulanOktober 2011. Pengakuan pemerintah terhadapinformasi harga yang terjadi di BKDI ini tentunyamenjadi angin segar bagi pelaku perdaganganberjangka komoditi di dalam negeri, utamanyaindustri kelapa sawit Indonesia, karena informasi


on December 15, 2011 seemed to get a positiveresponse from market participants, where thetransaction volume was 1,762 lots or equivalent to8,810 ton of cocoa which has been trade within twoweeks since the launching date.

Customer transactions channeled by JFX to variousoverseas Exchanges through PALN scheme duringthe year 2011 appeared to have declineddramatically to only 539 lots from the 7305 lots in2010 or 92.6% decrease. This decreased wascaused by the JFX»s Circular Letter No. SE/159/JFX/DIR/05/2011 dated May 18, 2011 on Termination ofTrading of Some Futures Contracts in PALN Scheme.

Factors that have increased the volume ofmultilateral transaction in JFX were the active role ofmarket makers and online trading system. It is alsoan indication that investors have been educatedabout the Commodity Futures Trading.

INDONESIA COMMODITY AND

DERIVATIVES EXCHANGE

The volume of multilateral transactions in theIndonesia Commodity and Derivatives Exchange(ICDX) during the year 2011 was 872,823 lots or302.5% increase from the previous year of 216,848lots. The increase was derived from transaction ofcrude palm oil contract CPOTR, which reached771,979 lots or increased by 299% of 193,563 lots in2010. Multilateral transactions in ICDX derived fromthree types of contracts, i.e. gold, crude palm oil(CPO), and Olein. The volume of transaction of goldfutures contract (GOLDGR), which had been tradedsince two years ago, decreased from 23,285 lots in2010 to 12,873 lots in 2011, or 44.7% decrease.

With respect to this CPO Futures Contract trading inICDX, one thing should be noted is that in addition tothe price applicable in the Malaysia FuturesExchange and the CPO physical market ofRotterdam, CPO commodity price applicable in ICDXhas been defined by the Government as a referenceprice in determination of CPO export duty sinceOctober 2011. This government»s recognition ofprice applicable in ICDX certainly becomes a fresh airfor commodity futures traders in this country,primarily in Indonesian palm-oil industry, as this price information is reflected in activities of


harga itu merupakan cerminan aktivitas para pelakupasar komoditi. Oleh karenanya, baik pemerintahmaupun pihak Bursa Berjangka senantiasamengharapkan para pelaku pasar untuk lebih aktifmelakukan kegiatan risk management di BursaBerjangka sehingga harga yang tercipta diBursa menjadi lebih signifikan.

Strategi penetapan perhitungan bea keluar CPOini akan dilakukan secara bertahap, di manaperkembangan harga CPO dari Bursa dalam negeriakan terus dipantau untuk dievaluasi lagi apakahsudah bisa menggunakan referensi harga hanya daridalam negeri. Dalam hal harga dari Bursa dalamnegeri cukup signifikan, maka akan digunakan hanyasumber harga dari Bursa dalam negeri.

Skema transaksi melalui penyaluran amanat Nasabahke Bursa Berjangka di Luar Negeri (PALN) barudiselenggarakan oleh BKDI pada tahun 2011dengan total volume transaksi 710 lot.

b. Transaksi Bilateral

Selain memperdagangkan kontrak komoditi secaramultilateral, BBJ juga memfasilitasi transaksi yangdilakukan secara bilateral yang dikenal denganSistem Perdagangan Alternatif (SPA). Dari tabel dibawah terlihat bahwa selama tahun 2011 transaksiSPA masih tetap mendominasi transaksi PBK diIndonesia dengan kontribusi sebesar 88,74% daritotal volume transaksi yang terjadi. Berlawanandengan meningkatnya kontribusi transaksimultilateral, kontribusi transaksi SPA terhadap totalvolume transaksi yang terjadi di tahun 2011 menurun7,3% dari tahun sebelumnya.

Selama tahun 2011 transaksi bilateral secarakeseluruhan terlihat meningkat 39,2% menjadi7.508.084 lot dari 5.393.768 lot pada tahun 2010.Transaksi didominasi oleh transaksi perdaganganEmas Loco London yang naik 759,87% menjadi3.351.874 lot dari 389.810 lot pada tahun 2010.Sementara itu, sampai dengan akhir tahun 2011BKDI dilaporkan belum menyelenggarakantransaksi SPA.

Adapun jumlah Kontrak Derivatif yangdiperdagangkan secara bilateral berdasarkan SPAselama tahun 2011 tidak mengalami perubahan daritahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2011 jumlahKontrak Derivatif yang diperdagangkan masih tetapsebanyak 41 (empat puluh satu) kontrak, yang terdiridari 25 (dua puluh lima) kontrak mata uang asing,


the commodity market participants. Therefore, both thegovernment and the Futures Exchange always expecttraders to be more active in risk management activities sothat the price discovered in the exchanges could bemore significant.

This CPO export duty pricing strategy will be donegradually, in which the CPO price development fromdomestic Exchange will be continuously monitored to beevaluated again to ensure whether it has been consistentor not with price reference from domestic exchange only.If the price from domestic exchange is significant, theprice source from domestic exchange will be used.

Transaction scheme through channeling of the customer»sorder to Foreign Exchanges (PALN) was recently carriedout by ICDX in 2011 with a total transactionvolume of 710 lots.

b. Bilateral Transactions

In addition to the multilateral trade commodity contracts,JFX also facilitates bilateral transactions known asAlternative Trading System (ATS). The table below showsthat during the year 2011 ATS transactions was stilldominant in CFT transactions in Indonesia with acontribution of 88.74% of the total volume of transactions.Contrary to the increased contribution of multilateraltransactions, ATS transaction contribution toward the totalvolume of transactions in 2011 decreased by 7.3% of thepreceding year.

During the year 2011 the overall volume of bilateraltransactions shown to increase by 39.2% or totaling7,508,084 lots from 5,393,768 lots in 2010. Thetransactions were dominated by the Loco London Goldtrading which rose 759.87% or totaling 3,351,874 lotsfrom 389,810 lots in 2010. Meanwhile, until the end of2011 no ATS transaction reported by ICDX.

The number of bilateral derivatives contracts based on ATSin 2011 was still similar to the preceding year. During theyear 2011 the number of derivatives contracts traded wasstill 41 (forty-one) contracts consisting of 25 (twenty five)foreign currency contracts, 13 (thirteen) index contracts,and 3 (three) Loco London contracts. Compared to theyear 2009, there was a reduction of 3 (three) derivative


13 (tiga belas) kontrak indeks, dan 3 (tiga) kontrakLoco London. Dibandingkan dengan tahun 2009terdapat pengurangan sebanyak 3 (tiga) KontrakDerivatif yang diperdagangkan, di mana kontrak matauang asing tetap, kontrak indeks berkurang 6kontrak, dan adanya tambahan 3 kontrak LocoLondon.

Tabel berikut menunjukkan volume transaksi yangdilakukan pelaku pasar (Pialang dan PedagangBerjangka) secara multilateral pada tahun 2011.


contracts traded, where the foreign currencycontract did not change, reduction of 6 indexcontracts, and addition of 3 (three) Loco Londoncontracts.

Table below shows the volume of multilateraltransactions done by Futures Brokers and FuturesTraders during the year 2011.





PERIJINAN PELAKU PASAR BERJANGKA

a. Pembukaan Kantor Cabang

Dalam rangka pemberian persetujuan pembukaanKantor Cabang Pialang Berjangka, selama tahun2011 telah diterbitkan sebanyak 35 (tiga puluh lima)Penetapan Kantor Cabang Perusahaan PialangBerjangka setelah melalui penelitian yang seksamaatas dokumen permohonan dan pemeriksaan atasPrasarana serta Sarana Fisik calon Kantor CabangPialang Berjangka yang bersangkutan sebagaimanayang dipersyaratkan. Sebagai hasilnya adalahsebagaimana tercantum pada Tabel 5 berikut:

LICENSING OF FUTURES MARKET PERFORMERS

a. Branch Office Opening

In order to give approval for the Opening of FuturesBrokerage Branch Office, in 2011 CoFTRA hasissued approval for the opening of 35 (thirty five)Futures Broker Branch Offices based on an accurateevaluation of application documents and inspectionof physical infrastructure and facilities of theapplicants as per the requirement. The approvals inquestion are as presented in Table 5 below:




b. Persetujuan Perubahan Pengurus/

Pemegang Saham

Sesuai dengan permohonan perubahan namapengurus/pemegang saham yang diajukanperusahaan Pialang Berjangka, selama tahun 2011Bappebti telah menerbitkan persetujuan perubahanPengurus/Pemegang Saham kepada 14 perusahaanPialang sebagai berikut:

c. Persetujuan Perubahan Nama

Pialang Berjangka

Selain permohonan persetujuan perubahanPengurus/Pemegang Saham perusahaan, Bappebtijuga menerima permohonan perubahan nama danalamat Pialang Berjangka. Setelah melaluipemeriksaan yang seksama atas dokumenpermohonan yang disampaikan, selama tahun 2011Bappebti juga telah menerbitkan persetujuanperubahan nama Pialang Berjangka kepada:1) PT. Buana Artha Futures (nama lama: PT. Buana Artha Berjangka), dengan Persetujuan Nomor: 03/ BAPPEBTI/PN-PA/01/2011 tanggal 31 Januari 2011; dan

2) PT. Soegee Futures (nama lama: PT. Harum Dana Berjangka), dengan Persetujuan Nomor: 60/ BAPPEBTI/PN/08/2011 tanggal 25 Agustus 2011.


b. Approval for Change in Management Board/

Shareholders

Based on Futures Brokerage Firm»s application forchange in management board/shareholders, in 2011CoFTRA has issued approval for change inmanagement board/shareholders to 14 FuturesBrokerage Firms as follows:

c. Approval for Change in Futures

Brokers Name

In addition to the approval for change inManagement Board/Shareholders of the FuturesBrokerage Firms, CoFTRA also received applicationsfor change in name and address of FuturesBrokerage Firms. After a careful examination of theapplication documents, in the year 2011 CoFTRAalso had issued approvals for change in name ofFutures Brokerage Firms as follows:1) PT. Buana Artha Futures (previous name: PT. Buana Artha Berjangka), with the Approval Number: 03/BAPPEBTI/PN-PA/01/2011 dated January 31, 2011; and

2) PT. Soegee Futures (previous name: PT. Harum Dana Berjangka), with the Approval Number: 60/ BAPPEBTI/PN/08/2011 dated August 25, 2011.


d. Persetujuan Perubahan Nama

Pedagang Berjangka

Permohonan perubahan nama perusahaan jugadiajukan oleh Pedagang Berjangka. Setelah melaluipemeriksaan yang cermat atas dokumenpermohonan yang bersangkutan, di tahun 2011Bappebti telah menerbitkan persetujuan perubahannama Pedagang Berjangka, sekaligus sebagaiPedagang Penyelenggara SPA kepada:1) PT. Soegee Commodity (nama lama: PT. Globex Indonesia), dengan Persetujuan Nomor: 34/ BAPPEBTI/PN/06/2011 tanggal 7 Juni 2011; Untuk SPA dengan Nomor: 33/BAPPEBTI/PN/06/ 2011 tanggal 7 Juni 2011.

2) PT. Surya Anugrah Mulya (nama lama: PT. Monex Investindo), dengan Persetujuan Nomor: 64/ BAPPEBTI/PN/08/2011 tanggal 25 Agustus 2011; Untuk SPA dengan Nomor: 63/BAPPEBTI/PN/09/ 2011 tanggal 16 September 2011.

e. Persetujuan perubahan alamat

Kantor Pialang

Persetujuan perubahan alamat Kantor PialangBerjangka diberikan setelah dilakukan pemeriksaanyang cermat atas dokumen permohonan danpengecekan yang seksama atas prasarana sertasarana fisik calon kantor Pialang yang diajukan.Sebagai hasilnya, pada tahun 2011 telah diterbitkanpersetujuan perubahan alamat kepada 10 (sepuluh)Kantor Pialang Berjangka dan 18 (delapan belas)Kantor Cabang Pialang Berjangka.

f. Penerbitan dan Pencabutan ijin

Wakil Pialang

Ijin selaku Wakil Pialang Berjangka selama tahun2011 telah diberikan kepada 655 (enam ratus limapuluh lima) Wakil Pialang, naik 16% dari tahun 2010sehingga total kumulatif ijin Wakil Pialang Berjangkayang telah diterbitkan Bappebti sampai dengan akhirtahun 2011 adalah sebanyak 3501 (tiga ribu limaratus satu). Rincian jumlah penerbitan ijin WakilPialang Berjangka di tahun 2011 per bulannyatercantum dalam tabel berikut:


d. Approval for Change in Futures

Traders Name

CoFTRA also received applications for approval for changein name of Futures Traders. After a careful examination ofthe application documents, in the year 2011 CoFTRA hadissued approvals for change in names of FuturesTraders and ATS Operator as follows:1) PT. Soegee Commodity (previous name: PT. Globex Indonesia), with the Approval Number 34/BAPPEBTI/ PN/06/2011 dated June 7, 2011; Approval Number for ATS: 33/BAPPEBTI/PN/06/2011 dated June 7, 2011.

2) PT. Surya Anugrah Mulya (previous name: PT. Monex Investindo), with the Approval Number: 64/BAPPEBTI/ PN/08/2011 dated August 25, 2011; Approval Number for ATS: 63/BAPPEBTI/PN/09/2011 dated September 16, 2011.

e. Approval for change in Futures

Broker Office Address

CoFTRA had issued approvals for change of Broker Officeaddress upon a careful examination of the applicationdocuments and accurate inspection of infrastructure andphysical facilities of the applicants. As a result, in 2011CoFTRA granted approval for change in address of 10 (ten)Futures Broker Offices and 18 (eighteen) Futures BrokerBranch Offices.

f. Issuance and Cancellation of Broker

Representatives» License

In 2011, there have been 655 (six hundred fifty five)Broker Representatives» licenses issued by CoFTRA,which increased by 16% of the preceding year. Totalcumulative Broker Representatives» license issued byCoFTRA until the end of 2011 was 3,501 (three thousandfive hundred one) licenses. In detail, the BrokerRepresentatives» license issued by CoFTRA in 2011can be seen in the table below:



Disamping menerbitkan ijin, sepanjang tahun 2011Bappebti juga melakukan pencabutan sebanyak 350(tiga ratus lima puluh) ijin Wakil Pialang Berjangka.Secara kumulatif, jumlah ijin Wakil Pialang yang telahdicabut hingga akhir tahun 2011 mencapai 1461(seribu empat ratus enam puluh satu) ijin. Jumlah ijinWakil Pialang Berjangka yang dicabut pada tahun2011 per bulannya tercantum dalam tabel berikut:

In addition to issuing the license, during the year2011 CoFTRA had also cancelled 350 (three hundredfifty) Broker Representatives» license. Cumulatively,the number of Broker Representatives» licenserevoked by CoFTRA until the end of 2011 was 1461(one thousand four hundred sixty one) licenses.Recapitulation of the cancelled BrokerRepresentatives» licenses in 2011 can be seenin the following table:



PEMANTAUAN PERKEMBANGAN HARGA DI

BURSA DAN PENGEMBANGAN SISTEM

INFORMASI HARGA

Agar harga yang terbentuk di Bursa Berjangka wajardan transparan, diperlukan pengawasan ataspergerakan harga yang terjadi secara cermat dankontinyu. Untuk itu sebagai lembaga yang mengaturdan mengawasi Bursa Berjangka, Bappebtiberwenang melakukan pemantauan setiap hariterhadap ≈posisi∆ Pialang atas Kontrak Berjangkayang masih ≈terbuka∆ yang ditanganinya, gunamencegah terbentuknya harga yang tidak wajar.Setiap pelaku transaksi di Bursa memiliki batas≈posisi terbuka∆ yang berbeda tergantung padabonafiditas mereka. Selain itu Bappebti jugamelakukan pemantauan terhadap pergerakan hargayang terjadi di Bursa. Hal ini perlu dilakukan untukmengetahui kemungkinan terjadinya perubahanharga di Bursa yang tidak wajar atau kemungkinanadanya pelaku transaksi yang ≈mengendalikan∆posisi ≈kontrak terbuka∆ yang melampaui batasposisi yang ditetapkan untuknya.

Untuk menunjang kegiatan Perdagangan Berjangka,Pasar Lelang, dan khususnya Sistem Resi Gudang,saat ini Bappebti sedang mengembangkan SistemInformasi Harga. Melalui sistem ini Bappebtimencoba menyediakan informasi harga yangdiperoleh dari para kontributor setiap level dilapangan (Petani, Pedagang Pengumpul, PedagangPerantara, Prosesor dan Eksportir) untuk komoditiBeras, Gabah, Kakao, Jagung, Kedelai, Lada, danKopi. Sistem ini dimaksudkan untuk terciptanyainformasi harga yang reliable, yang dapat digunakansebagai salah satu referensi harga dalam rangkamendukung kegiatan Sistem Resi Gudang, sertatersebar luasnya informasi harga yang dapatdijangkau oleh jaringan komunikasi dan informasimelalui media elektronik maupun media cetak.

Kegiatan yang dilakukan di tahun 2011 ini merupakankelanjutan pelaksanaan di tahun 2009 dan 2010.Kegiatan dilaksanakan di 8 (delapan) daerah yaituLampung, Indramayu, Banyumas, Surabaya,Jombang, Makassar, Gorontalo, dan Gowa. Ada 6(enam) komoditi yang menjadi subjek dari SistemInformasi Harga yang dikembangkan yaitu Gabah,Beras, Jagung, Kakao, Kopi, dan Kedelai. Informasiharga komoditi ini dapat diakses melalui website:infoharga.bapebti.go.id atau pesan singkat (SMS) kenomor: 081314302222.

MONITORING OF PRICE MOVEMENT IN THE

EXCHANGE AND DEVELOPMENT OF PRICE

INFORMATION SYSTEM

In order to establish a fair and transparent price in theExchange, an accurate and continuous monitoring of pricemovement is required. As the Regulator and Supervisor offutures trading activities, CoFTRA has the authority toconduct daily monitoring of the Brokers ≈open position∆ ofFutures Contracts they hold, in order to avoid an unfairprice. Every transaction performer in the Exchange has an≈open position∆ limit that varies depending on theirreliability. In addition, CoFTRA also conducts monitoring ofthe price movement in the Exchange. These measures arerequired to identify a possibility of an unreasonable changeof price occurred in the Exchange or a possibility of marketperformer who ≈control∆ the ≈open position∆ ofcontract they hold beyond the limits set for them.

To support the Futures Trading, Auction Market, andespecially the Warehouse Receipt System activities,CoFTRA was developing a Price Information System.Through this system CoFTRA attempts to provide priceinformation obtained from the contributor of each level inthe field (Farmers, Collectors, Middleman, Brokers,Processors and Exporters) for un-hulled rice, rice, cocoa,corn, soybean, pepper, and coffee. This system isdesigned to create a reliable price information, which canbe used as a reference price in order to support theactivities of Warehouse Receipt System, as well as tospread out the price information accessible viacommunication and information network throughelectronic and printed media.

These activities undertaken in 2011 were a continualimplementation of activities in 2009 and 2010. Theactivities were carried out in 8 (eight) regions, including:Lampung, Indramayu, Banyumas, Surabaya, Jombang,Makassar, Gorontalo, and Gowa. There were 6 (six)commodities that become the subject of the developedPrice Information System covering un-hulled rice, rice,corn, cocoa, coffee, and soybean. This commodity priceinformation system may be accessed via the website:infoharga.bapebti.go.id or a short message system (SMS)to the cellular number: 081314 302222.



Reliabilitas harga diperoleh melalui metodologipengambilan data dari para kontributor terpilih danmembandingkan kecenderungan harga yang tersediadi aplikasi sistem ini dengan harga yang terjadi diBursa luar negeri. Hasilnya adalah sistem ini layakmenjadi referensi harga yang mendukung kegiatanResi Gudang.

Selain Sistem Informasi Harga, Bappebti jugamelakukan analisis perkembangan harga komoditiyang untuk selanjutnya secara berkesinambungandisajikan kepada masyarakat, terutama para pelakuusaha di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi,Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang. Hal inidimaksudkan agar para pelaku usaha memilikiinformasi harga beserta analisis tentangperkembangannya, yang dapat menjadi acuanmereka dalam pengambilan keputusan untukmelakukan penjualan/pembelian. Analisis meliputiunsur-unsur yang mempengaruhi perkembanganharga suatu komoditi seperti karakteristik komoditi,daerah sentra produksi, jumlah produksi, nilai ekspordan impor, peraturan pemerintah, volumeperdagangan, likuiditas pasar, termasuk trendperkembangan harga komoditi yang bersangkutanyang sumbernya berasal dari Bursa di dalam dan luarnegeri, para penyedia informasi data hargakomoditi, dan para pelaku usaha.

Sama halnya dengan tahun 2010, di tahun 2011Bappebti melakukan analisis perkembangan harga 10(sepuluh) komoditi yaitu Gabah, Beras, Kopi, Kakao,Jagung, Lada, CPO/Olein/Sawit, Emas, Kedelai, danKaret. Di tahun-tahun mendatang, cakupankomoditinya akan diupayakan untuk terus ditambahsesuai dengan kebutuhan para pelaku pasar dalamrangka pelaksanaan dan pengembanganPerdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudangdan Pasar Lelang.

The reliability of price was obtained by collectingdata from selected contributors and comparing thetrend of prices available in the application of thissystem to the price taking place in overseasexchanges. As a result, this system is feasible to bea reference price that supports the activities ofWarehouse Receipt.

In addition to the Price Information System, CoFTRAalso conducted an analysis of commodity pricemovement, which thereafter was continuouslypresented to public, especially Business Players inthe field of Commodity Futures Trading, WarehouseReceipt System, and the Auction Market. It was inorder that businessmen have price information alongwith the analysis of its movement, which could be areference for them in making a sale/purchasedecision. The analysis includes elements thatinfluence the movement of the price of a commoditysuch as the characteristics of commodities,production centers, production capacity, exports andimports value, government regulation, tradingvolume, market liquidity, including the developmenttrend of the commodity price concerned the sourceof which comes from domestic and overseasexchanges, commodity price data informationproviders, and Business Players.

Similar with in 2010, in the year 2011 CoFTRA alsoanalyzed the price movement of 10 (ten)commodities namely: Un-hulled Rice, Rice, Coffee,Cocoa, Corn, Pepper, CPO/Olein/Palm Oil, Gold,Soybeans, and Rubber. In the coming years, thescope of the commodity will be continually added asper the needs of market participants in the framework of the implementation and development ofFutures Trading, Warehouse Receipt System,and Auction Market.


Jenis informasi harga komoditi lainnya adalahinformasi yang disebarluaskan melalui TVRI berupaharga spot di pasar fisik lokal serta harga forward danberjangka (futures) di pasar internasional. Hargaforward dan futures di pasar internasional bersumberdari Reuters, sedangkan harga spot di pasar fisikmerupakan hasil olahan Bappebti denganmenggunakan formula tertentu berdasarkan hargaforward/futures di pasar internasional. Hargakomoditi yang disebarluaskan adalah harga CPO,Olein, Kopi Robusta, Kopi Arabika, Jagung, MinyakKelapa, Karet, Kakao, Lada Putih, dan Lada Hitam.Informasi tersebut ditayangkan setiap hari Selasa,Rabu, dan Jumat pada pukul 07.00 WIB. Pada tahun2011, terhitung sejak tanggal 1 Juli 2011 sampaidengan 30 Desember 2011 telah dilaksanakansebanyak 75 kali penayangan informasi hargakomoditi.

PENGEMBANGAN KONTRAK

Sebagai salah satu negara penghasil utama beberapakomoditi primer, sebetulnya Indonesia berpeluangmenjadi penentu harga komoditi tersebut. Namundemikian kenyataan menunjukkan hal yangsebaliknya. Indonesia belum dapat berperan secaraoptimal dalam mewujudkan harga acuan bagikomoditi yang diproduksinya dan masih tergantungpada pasar di luar negeri. Untuk itu diperlukanadanya upaya yang sungguh-sungguh, antara lainmelalui pengembangan kontrak, baik yangdiperdagangkan di Bursa maupun di pasar fisik yangterorganisir. Keberhasilan memperdagangkan satuKontrak Berjangka akan mendorong kontrak-kontrakkomoditi primer lainnya untuk diperdagangkan diBursa sehingga dalam beberapa waktu yang akandatang Bursa Berjangka di Indonesia dapat menjadireferensi harga komoditi primer dunia sepertiyang dicita-citakan selama ini.


Another type of commodity price information wasinformation disseminated through TVRI broadcasting in theform of spot price applicable in the local physical marketand forward and futures prices applicable in theinternational markets. The forward and futures prices inthe international market come from Reuters, while thespot price applicable in the local physical market was theprice processed by CoFTRA using a specific formula basedon the price of forward/futures prices applicable in theinternational markets. The disseminated price ofcommodities covers the prices of CPO, Olein, RobustaCoffee, Arabica Coffee, Corn, Coconut Oil, Rubber, Cocoa,White Pepper, and Black Pepper. Such information wasaired every Tuesday, Wednesday, and Friday at 07.00 am.In 2011, starting from July 1, 2011 to December 30, 2011the commodity information price was exposed 75 times.

DEVELOPMENT OF CONTRACTS

As one of the country which produces a number ofprimary commodities, Indonesia actually has opportunityto be a determinant of price of those commodities.However, the reality indicates otherwise. Indonesia hasnot been able to play its optimal role in realizing thereference price for the commodities it produces and stilldepends on overseas markets. As such, a serious effort isrequired, including the development of contracts, eithertraded or not in the exchange and in the organized physicalmarket within the exchange. The success of a FuturesContract will drive other primary commodity contracts tobe traded in the exchange so that the Indonesian FuturesExchanges could be a global reference price for primarycommodities as desired.


1. Kontrak multilateral

Di akhir tahun 2011, Bursa Berjangka Jakarta (BBJ)meluncurkan Kontrak Berjangka Kakao, yangmerupakan produk ke-9 dari BBJ. Bagi industri yangbergerak di bidang komoditi kakao, baik lokalmaupun asing, diperdagangkannya kakao di Bursadapat memberikan dukungan sekaligus komitmendalam meningkatkan kualitas komoditi kakaoIndonesia, selain bermanfaat sebagai sarana lindungnilai, price discovery, dan investasi. Selama ini mutuproduk kakao Indonesia masih berada di bawahnegara-negara produsen lainnya seperti PantaiGading maupun Ghana karena sebagian besar kakaoIndonesia dalam bentuk tidak difermentasi. Denganpeningkatan kualitas tersebut, diharapkan kakaoIndonesia memberikan nilai tambah yang lebih besar,tidak hanya sekedar menjadi komoditi campuran(blending).

Harga acuan komoditi kakao di dunia umumnyaberasal dari New York Board of Trade (NYBOT) yangtelah berdiri selama 129 tahun. Dibandingkan denganusia operasional BBJ yang baru 11 tahun, diperlukankemauan, dukungan, serta komitmen dari seluruhstakeholeder industri kakao Indonesia untukmendukung terwujudnya referensi harga kakaodunia dari Indonesia.

Industri berbasis kakao di Indonesia tumbuh pesatsetelah diberlakukannya penerapan bea keluar kakaodi tahun 2009. Kehadiran perdagangan KontrakBerjangka Kakao di BBJ juga diharapkan dapatdimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para pelakuusaha, baik produsen, pedagang, maupun industrikakao dan cokelat sehingga tercipta pasar yangefisien, efektif, wajar, dan transparan.

Di bulan yang sama dengan peluncuran KontrakBerjangka Kakao, Bursa Komoditi dan DerivatifIndonesia (BKDI) juga meluncurkan KontrakBerjangka Olein (minyak goreng) dengan simbolkontrak OLEINTR. Produk dari kontrak ini adalahsalah satu turunan dari minyak sawit mentah (CrudePalm Oil - CPO) yang merupakan produk andalanBKDI, dan melengkapi kontrak Olein yang telahdiperdagangkan lebih dahulu yaitu OLE dan OLE10.

Selain kakao, untuk mendukung pengembanganPerdagangan Berjangka Komoditi di tahun 2011Bappebti juga telah menyelesaikan Studi KelayakanKontrak Berjangka Batubara di Indonesia denganhasil: (1) bahwa batubara memenuhi persyaratanyang cukup layak untuk dijadikan sebagai subjek


1. Multilateral Contracts

At the end of 2011, the Jakarta Futures Exchange(JFX) launched the Cocoa Futures Contract, which isthe 9th product from the JFX. For local industriesengaged in cocoa commodity, both local andoverseas, the trading of cocoa in the Exchange canprovide support and commitment in improving thequality of Indonesian cocoa commodity, in addition tobe useful means of hedging, price discovery, andinvestment. So far, the quality of Indonesian cocoaproducts is still lower than that of other producingcountries like Ivory Coast and Ghana because mostof the Indonesian cocoa products are sold in theform of unfermented product. With the improvedquality, expectedly, Indonesian cocoa could provide agreater added value, not just serving as a blendingcommodity.

The global commodity reference price of cocoausually comes from the New York Board of Trade(NYBOT), which has been established over 129years. Considering the 11-year age of JFX,willingness, support, and commitment of allstakeholders of Indonesian cocoa industry arerequired to support the establishment of globalcocoa price reference from Indonesia.

Cocoa-based industries in Indonesia grew rapidlyafter the implementation of the cocoa tax in 2009.The presence of Cocoa Futures Contract in JFX isalso expected to be utilized, as maximum aspossible by the Business Players, bothmanufacturers, traders and industries of cocoa andchocolate in order to establish an efficient, effective,fair, and transparent market.

In the same month of the Cocoa Futures Contractlaunching, the Indonesian Commodity andDerivatives Exchanges (ICDX) also launched Olein(cooking oil) Futures Contract with a symbolOLEINTR. The product of this contract is one ofderivatives of Crude Palm Oil which is a primaryproduct of ICDX, and completed Olein contracts thathave been traded earlier, namely OLE and OLE10.

In addition to cocoa, in supporting the developmentof Commodity Futures Trading, in 2011 CoFTRA hasalso completed a Feasibility Study of Coal FuturesContract in Indonesia with the following results: (1)that the coal is eligible to be the subject of a futurescontract, (2) a harmonious supporting policy


Kontrak Berjangka; (2) diperlukan adanya dukungankebijakan yang harmonis antara KementerianPerdagangan, Kementerian Energi dan Sumber DayaMineral (ESDM), dan Kementerian Negara BadanUsaha Milik Negara (BUMN); dan (3) PerdaganganKontrak Berjangka batubara dapat dirintis denganmemperdagangkan kuota Domestic MarketObligation (DMO) di BBJ.

2. Kontrak bilateral

Selama tahun 2011 tidak ada penambahan KontrakDerivatif yang diperdagangkan secara bilateralberdasarkan Sistem Perdagangan Alternatif (SPA).Dengan demikian sampai dengan akhir tahun 2011Kontrak Derivatif yang diperdagangkan masih samadengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 41 (empatpuluh satu) kontrak, yang terdiri dari 25 (dua puluhlima) kontrak mata uang asing, 13 (tiga belas) kontrakindeks, dan 3 (tiga) kontrak Loco London.

3. Kontrak perdagangan fisik

Diresmikannya pasar fisik timah di Bursa Komoditidan Derivatif Indonesia (BKDI) pada 15 Desember2011 memperlihatkan tekad Indonesia yangsungguh-sungguh menginginkan agar hargakomoditas utama Indonesia menjadi harga acuandunia untuk komoditas yang bersangkutan,khususnya timah.

4. Kontrak dan Bursa Berjangka dalam rangka

Penyaluran Amanat Nasabah

ke Luar Negeri (PALN)

Guna menampung minat masyarakat/Nasabah yangingin melakukan transaksi Kontrak Berjangka, baikuntuk kebutuhan lindung-nilai ataupun investasi,namun Kontrak Berjangkanya belum diperdagangkandi Bursa di dalam negeri, Pialang Berjangkadimungkinkan untuk dapat menyalurkan amanatNasabahnya tersebut ke Bursa Berjangka di LuarNegeri sesuai dengan Daftar Kontrak Berjangka danBursa Berjangka Luar Negeri yang ditetapkanoleh Bappebti.

Sampai dengan akhir tahun 2011 Bappebti telahmenetapkan 178 Kontrak Berjangka sebagai KontrakPALN yang diperdagangkan di 26 Bursa Berjangka.Kontrak dan Bursa tersebut terdiri dari: 44 Kontrakdari Chicago Mercantile Exchange - CME; 10 Kontrakdari International Continental Exchange - ICE; 11Kontrak dari NYSE LIFFE EURONEXT; 5 Kontrakdari NYSE LIFFE US; 10 Kontrak dari


between the Ministry of Trade, Ministry of Energy andMineral Resources, and the Ministry of State OwnedEnterprises is required, and (3) Coal Futures Trading can beinitiated by trading the quota of Domestic MarketObligation (DMO) in JFX.

2. Bilateral Contracts

During the year 2011 no new derivatives contract wastraded bilaterally under the Alternative Trading System(SPA). Therefore, until the end of 2011 the volume ofDerivatives Contracts traded was similar to that of thepreceding year, i.e. 41 (forty-one) contracts consisting of25 (twenty five) foreign currency contracts, 13 (thirteen)index contracts, and 3 (three) Loco London contracts.

3. Physical Trading Contract

Inauguration of physical market for the Tin product in theIndonesian Commodities and Derivatives Exchanges(ICDX) on December 15, 2011 reflects the Indonesia»scommitment to seriously establish a global reference pricefor primary commodities of Indonesia, especially tinproduct.

4. Contracts and Futures Exchanges in the framework

of the Channeling of Customer»s Order to Overseas

Exchanges (PALN scheme)

In order to accommodate the interests of the community/customers who want to perform Futures Contractstransactions, either for hedging or investment purpose,but their futures contract have not been traded in thedomestic Exchange, Futures Broker may channel itsCustomer»s order to overseas Exchanges in accordancewith the List of Overseas Futures Contracts and FuturesExchanges established by CoFTRA.

Until the end of 2011 CoFTRA has determined 178Futures Contracts as PALN Contract traded in 26 OverseasFutures Exchanges. The Contracts and Exchangescomprised of: 44 contracts from the Chicago MercantileExchange - CME; 10 contracts from the InternationalContinental Exchange - ICE; 11 contracts from NYSELIFFE EURONEXT, 5 contracts from NYSE LIFFE US; 10contracts from the Tokyo Commodity Exchange - TOCOM;


International Continental Exchange - ICE; 11 Kontrakdari NYSE LIFFE EURONEXT; 5 Kontrak dari NYSELIFFE US; 10 Kontrak dari Tokyo CommodityExchange - TOCOM; 8 Kontrak dari Tokyo GrainExchange - TGE; 3 Kontrak dari Singapore CommodiyExchange - SICOM; 1 Kontrak dari AgricultureFutures Exchange of Thailand - AFET; 3 Kontrak dariEuropean Exchange - EUREX; 12 Kontrak dariLondon Metal Exchange - LME; 4 Kontrak dari DalianCommodity Exchange - DCE; 6 Kontrak dariShanghai Futures Exchange - SHFE; 6 Kontrak dariZhangzhong Commodity Exchange - ZCE; 12 Kontrakdari Multi Commodity Exchange of India - MCX; 2Kontrak dari Singapore Exchange - SGX; 1 Kontrakdari Singapore Mercantile Exchange - SMX; 9Kontrak dari Australian Securities Exchange - ASX; 5Kontrak dari Kansas Commodities Exchange - KEX; 7Kontrak dari Bolsa de Valores, Mercadorias &Futuros de São Paulo - BM & F BOVESPA; 1 Kontrakdari Minneapolis Grain Exchange - MGEX; 4 Kontrakdari European Energy Exchange - EEX; 1 Kontrak dariDubai Mercantile Exchange - DME; 5 Kontrak dariDubai Gold and Commodity Exchange - DGCX; 2Kontrak dari National Commodity Exchange Limitedof Pakistan - NCEL; 4 Kontrak dari South AfricaFutures Exchange - SAFEX; dan 2 Kontrak dariTurkish Derivatives Exchange - Turdex.

PENGEMBANGAN

KOMODITI SYARIAH

Pertumbuhan perbankan syariah yang pesat di tanahair dalam kurun waktu lima tahun terakhir, menjadisumber motivasi bagi Bursa Berjangka Jakarta (BBJ)untuk mengembangkan perdagangan komoditiberbasis syariah. Tingkat pertumbuhan perbankansyariah pada tahun 2010 mencapai 47 persen,sedangkan untuk tahun 2011 diperkirakan akanmengalami pertumbuhan hingga mencapai 40-45%,sementara pertumbuhan bank konvensional hanyasekitar 10 hingga 20% per tahun.

Sebagai negara berpenduduk muslim terbesarsekaligus produsen utama beberapa komoditi primerdi dunia, Indonesia berpeluang memiliki potensipasar syariah terbesar di dunia. Berdasarkan hal ituIndonesia harus mampu memanfaatkan keunggulanini demi peningkatan daya saing di kancah global.Kebutuhan perdagangan komoditi syariah saat inisangat diperlukan mengingat semakinberkembangnya perbankan syariah yangmembutuhkan produk-produk berbasis syariah,selain untuk mengatasi likuiditasnya.


8 Contracts from the Tokyo Grain Exchange - TGE; 3contracts from the Singapore Commodity Exchange -SICOM; 1 contract from the Agriculture FuturesExchange of Thailand - AFET; 3 contracts from theEuropean Exchange - EUREX; 12 contracts from theLondon Metal Exchange - LME; 4 Contracts fromDalian Commodity Exchange - DCE; 6 Contractsfrom Shanghai Futures Exchange - SHFE; 6Contracts from Zhang Zhong Commodity Exchange -ZCE; 12 Contracts from Multi Commodity Exchangeof India - MCX; 2 Contracts from the SingaporeExchange - SGX; 1 Contract from the SingaporeMercantile Exchange - SMX; 9 contracts from theAustralian Securities Exchange - ASX; 5 Contractsfrom Kansas Commodities Exchange - KEX; 7Contracts from Bolsa de Valores, Mercadorias &Futuros de São Paulo - BM & F BOVESPA; 1Contract from the Minneapolis Grain Exchange -MGEX; 4 Contracts from the European EnergyExchange - EEX; 1 Contract from the DubaiMercantile Exchange - DME; 5 Contracts from theDubai Gold and Commodity Exchange - DGCX; 2Contracts from the National Commodity ExchangeLimited of Pakistan - NCEL; 4 Contracts from theSouth Africa Futures Exchange - SAFEX; and 2Contracts from the Turkish Derivatives Exchange -Turdex.

DEVELOPMENT OF

SHARIA COMMODITY

The rapid growth of sharia banks within five years inIndonesia becomes a source of motivation for theJakarta Futures Exchange (JFX) to develop sharia-based commodity trading. The growth rate of shariabanks in 2010 was 47%, which is expected to reachby 40-45% in 2011, while the annual growth rate ofconventional banks was about 10 to 20% only.

As the largest Moslem country and at the same timeas a main commodity producing country in theworld, Indonesia has an opportunity to have apotential largest sharia market in the world. Withthat in mind, Indonesia should be able to utilize thisadvantage in order to increase its competitiveness inthe global arena. Today, the sharia commodity tradeis highly needed considering the rapid growth ofsharia banks which requires sharia-based products,other than to address their liquidity problem.


Pada tahun 2010, Dewan Syariah Nasional - MajelisUlama Indonesia (DSN-MUI) membuka wacana agarBBJ dapat menjalankan transaksi murabahahkomoditi, yang diperlukan oleh perbankan syariahuntuk mengatasi masalah likuiditas. Perkembanganperbankan syariah yang pesat namun tidak diikutidengan perkembangan produk-produk syariahmengakibatkan perbankan syariah kekuranganinstrumen syariah untuk memperoleh atau≈melepas∆ dana dalam hal mereka kekurangan ataukelebihan likuiditas. Meskipun transaksi komoditimurabahah sudah diperdagangkan di negaratetangga Malaysia, namun pihak DSN-MUI ingin agartransaksi sejenis yang lebih sesuai dan memenuhiprinsip-prinsip syariah dapat diperdagangkan diIndonesia.

Untuk itu DSN-MUI, bersama-sama dengan BBJserta dukungan Bank Indonesia, menciptakan produksyariah baru yaitu Komoditi Syariah. Produk yangdianggap DSN-MUI lebih memenuhi prinsip-prinsipsyariah dibandingkan dengan negara lain inidiharapkan dapat membantu perbankan Syariahdalam mengelola likuiditas sehingga pada akhirnyadapat membuat Indonesia menjadi pemimpin dalamperkembangan keuangan yang islami di AsiaTenggara.

Pada tahap awal, perdagangan komoditi berdasarkanprinsip syariah ini ditujukan bagi kalangan perbankansyariah nasional. Namun demikian, tidak menutupkemungkinan bila di kemudian hari peserta retail atauinvestor umum juga dapat bertransaksi komoditisyariah melalui BBJ setelah terbitnya peraturan lebihlanjut dari Bank Indonesia, Bappebti, maupun BBJ.

Guna menjamin agar kegiatan perdagangan komoditisyariah di BBJ benar-benar memenuhi prinsip-prinsipsyariah yang berlaku, BBJ akan membentuk unitkhusus usaha syariah sebagaimana halnya dengankalangan perbankan nasional yang memiliki unitsyariah, disamping adanya pengawasan yang aktifdari DSN-MUI.

Landasan hukum produk komoditi syariah ini adalahUU N0.10/2011 tentang Perdagangan BerjangkaKomoditi, Fatwa Dewan Syariah Nasional MajelisUlama Indonesia (DSN-MUI) No. 82/2011 tentangPerdagangan Komoditi Berdasarkan Prinsip Syariah,dan Peraturan Bank Indonesia. Adapun produkkomoditi syariah yang telah siap diperdagangkan diBBJ adalah kakao dan kopi. Sementara bank-bankyang telah menyatakan minatnya melakukantransaksi komoditi syariah antara lain adalah BankMuamalat dan Bank Syariah Mandiri.


In 2010, the National Sharia Council - Indonesian UlamaCouncil (DSN-MUI) opened a discourse, which allows JFXto operate commodity murabaha transactions, which isrequired by sharia banks to overcome their liquidityproblems. A rapid growth of sharia banks, but not followedby the development of sharia products will result inshortage of instruments of sharia banks to obtain or≈release∆ the fund when they encounter deficit or excessof liquidity. Despite the murabaha commodity had beentraded in Malaysia, but the DSN-MUI wants a type oftransaction which is more appropriate and fulfills theprinciples of sharia can be traded in Indonesia.

To this end, DSN-MUI, together with the JFX andsupported by Bank Indonesia, has created new shariaproduct, i.e. Sharia commodity. Expectedly, this productthat the DSN-MUI deems to be more appropriate withsharia principles than those traded in another countrycould help sharia banks in managing their liquidity, whichin turn can make Indonesia to be a leader in Islamicfinancial development in Southeast Asia.

At the initial stage, this sharia-based commodity tradingwas designed for the national Islamic banks. Nevertheless,it is not impossible for retail participants or public investorsto also make transaction of sharia commodity in JFX ifthey are allowed to do so under a regulation issued laterby Bank Indonesia, CoFTRA, or JFX.

To ensure that the sharia commodity trading in the JFXtruly meets the Sharia principles, JFX will establish aspecific sharia business unit such as done by nationalbanks, in addition to the active control by the DSN-MUI.

The legal basis of this sharia commodity product is LawNo.10/2011 on Commodities Futures Trading, the NationalSharia Council Guidance of the Indonesian Ulama Council(DSN-MUI) No. 82/2011 on Commodities Trading Based onSharia Principles, and the Regulation of Bank Indonesia.The sharia commodity product that have been ready to betraded in JFX are cocoa and coffee. While banks that haveexpressed their interest in sharia commodity transactionsare Bank Syariah Mandiri and Bank Muamalat.After going through the various processes above, onOctober 13, 2011 JFX launched its sharia commodity


Setelah melalui berbagai proses di atas, pada 13Oktober 2011 BBJ meluncurkan perdagangankomoditi syariahnya yang pertama di Indonesia.Berbeda dengan produk-produk BBJ lainnya, inisiatifpengembangan komoditi syariah ini bukan berasaldari BBJ melainkan dari DSN-MUI. Keberadaanproduk komoditi syariah pertama di BBJ inidiharapkan dapat memenuhi kebutuhanperkembangan perbankan syariah yang semakinpesat dan memanfaatkan potensi Indonesia sebagaisalah satu produsen utama sejumlah komoditidi dunia.

3. AKTIVITAS PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

PELATIHAN TEKNIS

Dalam upaya pengembangan dan pembinaan kepadapara Pelaku Usaha PBK, di tahun 2011 Bappebtitelah melakukan 4 (empat) kali kegiatan pelatihanteknis, yang masing-masing telah dilaksanakan diSemarang, Bandung (2 kali), dan Surabaya. Pelatihanteknis yang dilakukan di Semarang diperuntukkanbagi staf keuangan yang bertugas melakukanpencatatan mengenai keuangan perusahaan, ModalBersih Disesuaikan, dan Dana Nasabah. Materi yangdiberikan terkait dengan isi SK Kepala BappebtiNomor 46 dan 47 tentang Pedoman AkuntansiPialang Berjangka dan Persyaratan KeuanganMinimum serta Kewajiban Pelaporan KeuanganPialang Berjangka. Sementara itu pelatihan teknisyang dilaksanakan di Bandung dan Surabaya terkaitdengan kegiatan Transaksi Keuangan Mencurigakan(TKM), dengan materi pelatihan yang menyangkuttentang pengertian TKM, contoh-contoh TKM, danidentifikasi terhadap kegiatan TKM. Para pembicaradalam pelatihan TKM berasal dari Bappebti dan PusatPelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

KEPATUHAN KEUANGAN

Kegiatan Pengawasan dan Uji Kepatuhan terhadappara Pelaku Usaha PBK merupakan kewenanganBappebti selaku otoritas di bidang pengawasan PBK.Pengawasan dilakukan antara lain melalui kegiatanaudit, sementara uji Kepatuhan dilakukan antara lainmelalui kegiatan pemantauan, evaluasi, dan analisisterhadap Laporan Keuangan Pialang Berjangka,Pemenuhan Nilai MBD Pialang Berjangka, danLaporan Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka.


trading for the first time in Indonesia. Unlike theother products of JFX, the initiatives of this shariacommodity development did not come from JFX,instead of DSN-MUI. Expectedly, the existence ofthe sharia commodity products for the first time inJFX could meet the needs of the fast growingIslamic banks and exploit the potency of Indonesiaas one of the major commodity producing countriesin the world.

3. GUIDANCE AND SUPERVISION

TECHNICAL TRAINING

In the frame work of development and guidance ofthe CFT Business Players, in the year 2011 CoFTRAhas held 4 (four) technical trainings in Semarang,Bandung (2 times), and Surabaya. The technicaltraining in Semarang was designed to finance staffswho perform their duties in terms of corporatefinancial records, Adjusted Net Capital, andCustomer Funds. The materials of this training link tothe contents of the Head of CoFTRA»s Decision No.46 and 47 on Guidelines for Accounting Guidance forFutures Brokerage Accounting and MinimumFinancial Requirements as well as MandatoryFinancial Reporting for Futures Brokerage Firms.Meanwhile, the technical training held in Bandungand Surabaya was in respect of suspicious financialtransaction, with training materials concerning thedefinition of suspicious financial transaction, itsexamples, and identification of suspicious financialtransaction activities. The speakers of this trainingcame from CoFTRA and the Center for Reportingand Analysis of Financial Transactions.

FINANCIAL COMPLIANCE

Supervision and Testing of Compliance of CFTBusiness Players are the authority of CoFTRA as asupervisory authority holder of CFT. The supervisionwas conducted by audit, while the compliancetesting was conducted through monitoring,evaluation, and analysis of the Financial Statementsof Futures Broker, Futures Broker»s Adequacy ofAdjusted Net Capital value, and Report of theFutures Broker Compliance Director.


(1) Ketepatan Waktu Penyampaian

Laporan Keuangan Bulanan

Dari hasil evaluasi, persentase Pialang Berjangkayang menyampaikan Laporan Keuangan Bulanannyatepat waktu rata-rata mencapai 93,2% setiapbulannya, meningkat dari 91% di tahun 2010. Padabulan September 2011 terlihat bahwa seluruhPialang menyampaikan laporannya secara tepatwaktu. Pialang yang terlambat menyampaikanlaporan setiap bulannya rata-rata mencapai 6%, turundari tahun lalu sebesar 8%, sedangkan Pialang yangtidak menyampaikan laporan rata-rata hanya 0.8%,yang juga berarti turun dari tahun 2010 (1%). Dengandemikian dapat dikatakan bahwa selama tahun 2011kepatuhan Pialang Berjangka dalam menyampaikanlaporan keuangan bulanannya ke Bappebti terlihatmeningkat dari tahun sebelumnya.

(2) Pemenuhan Nilai Modal Bersih

Disesuaikan Bulanan

Sesuai dengan SK Kepala Bappebti nomor 47/BAPPEBTI/KP/IX/2003 tentang PersyaratanKeuangan Minimum dan Kewajiban PelaporanKeuangan Pialang Berjangka, Pialang Berjangkadiwajibkan untuk mempertahankan nilai ModalBersih Disesuaikan (MBD) sebesar nilai absolut atau10% dari total dana Nasabah yang dikelolanya.Berdasarkan hasil evaluasi, nilai MBD tersebutdikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: MBDsesuai ketentuan, MBD pada peringatan dini, danMBD di bawah ketentuan.


(1) Timeliness of Submission of Monthly

Financial Reports

Based on the evaluation result, it was found that anaverage of 93.2% of Brokers submitted their financialreport on time, increasing from 91% of the preceding year.In September 2011, all Brokers were seemed to submittheir reports on time. An average of 6% of Brokersdelayed in submitting their monthly report, lower than thepreceding year (8%), while an average of only 0.8% ofBrokers did not submit their monthly reports, which wasalso lower than the preceding year (1%). Thus it can besaid that in the year 2011 compliance level of Brokers insubmission of their monthly financial reports to CoFTRA ishigher than that of the preceding year.

(2) Monthly Adequacy of Adjusted

Net Capital Value

Pursuant to the Head for CoFTRA»s Decision No. 47/BAPPEBTI/KP/IX/2003 on Minimum FinancialRequirements and Financial Reporting Obligations forFutures Brokers, Futures Brokers were required tomaintain the absolute value of their Adjusted Net Capital(ANC) of 10% of the total amount of Customer funds theymanage. Based on the evaluation results, the ANC wasclassified into 3 groups, namely: ANC as required, ANC onearly warning, and ANC under its provisions.



Berdasarkan hasil evaluasi terhadap nilai MBDPialang Berjangka dapat disimpulkan bahwadibandingkan dengan tahun sebelumnya, tingkatpemenuhan MBD Bulanan Pialang Berjangka padatahun 2011 tampak meningkat, di mana rata-rata90,7% Pialang Berjangka memiliki nilai MBD sesuaiketentuan; 4,4% memiliki MBD di bawah ketentuan;dan 4,5% memiliki MBD pada peringatan dini.Persentase Pialang yang memiliki MBD sesuaiketentuan tertinggi (95,1%) terjadi di kwartal terakhir(September sampai dengan Desember) danpersentase terendah (85,5%) terjadi di bulan Februaridan April. Persentase Pialang yang memiliki MBDpada peringatan dini tertinggi (8,1%) terlihat di bulanApril dan yang terendah (1,6%) terlihat di bulanDesember. Sementara itu persentase Pialang yangmemiliki MBD di bawah ketentuan tertinggi (11,3%)sedangkan persentase terendah (0%) terlihat dibulan September. Selama tahun 2011 hanya terdapat1 (satu) Pialang yang tidak menyampaikan laporanyaitu pada bulan-bulan April, Mei, dan Desember.


Laporan Keuangan Triwulanan

Sesuai pasal 95 ayat 2 PP Nomor 9 Tahun 1999,Pialang Berjangka wajib menyampaikan LaporanKeuangan setiap triwulan kepada Bappebti denganbatas waktu maksimum penyampaian 45 (empatpuluh lima) hari. Berdasarkan hasil evaluasi terhadapkepatuhan penyampaian Laporan KeuanganTriwulanan Pialang Berjangka sepanjang tahun 2011,terlihat trend yang stabil di mana sebanyak 56 (limapuluh enam) Pialang Berjangka menyampaikanlaporannya secara tepat waktu pada triwulan IV.

Based on the result of the evaluation of the ANCvalue of Brokers, it can be concluded that comparedto the previous year, the percentage of Brokers»Monthly Adequacy of ANC value in 2011 seemed toincrease, where an average 90.7% of Brokers haveANC as required; 4.4% of Brokers have ANC underits provisions; 4.5% of Brokers have ANC on earlywarning. The highest rate of Brokers with ANC asrequired (95.1%) took place in the last quarter(September to December) and the lowest rate(85.5%) took place in February and April. The highestrate of Brokers with ANC on early warning (8.1%)took place in April and the lowest (1.6%) took placein December. Meanwhile, the highest rate ofBrokers with ANC under its provisions (11.3%) andthe lowest rate (0%) took place in September.During the year 2011 there was only one Broker whodoes not submit its monthly reports, i.e. April, May,June, and December reports.

(3) Timeliness of Quarterly Financial Report

Submission

In accordance with article 95 paragraph 2 of theGovernment Regulation No. 9 of 1999, the Brokershall submit quarterly financial statements toCoFTRA with a maximum time limit of submission of45 (forty five) days following the end of the year.Based on the evaluation of compliance with thesubmission of Brokers» Quarterly Financial Report inthe year 2011, seen a steady trend in whichamounting to 56 (fifty six) Brokers submitted theirreport in a timely manner in the fourth quarter.


(4) Pemenuhan nilai Modal Bersih

Disesuaikan Triwulanan

Modal Bersih Disesuaikan atau MBD merupakanlaporan yang menunjukan perhitungan modal kerjaPialang Berjangka yaitu selisih antara aktiva lancardengan total kewajiban (berdasarkan peraturanperdagangan berjangka) yang selanjutnya dilakukanpenyesuaian sehingga jumlah modal kerja yangdilaporkan merupakan aktiva yang benar-benar lancar.Informasi Modal Bersih Disesuaikan tergambardalam laporan Modal Bersih Disesuaikan yangdisajikan pada catatan atas laporan keuangan.Adapun nilai absolut Modal Bersih Disesuaikan yangharus dipertahankan adalah sebesarRp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) bagi Pialangyang menyalurkan amanat Nasabah untuk KontrakBerjangka dalam negeri. Hasil evaluasi terhadapkepatuhan penyampaian Laporan KeuanganTriwulanan Pialang Berjangka selama tahun 2011menunjukkan trend yang meningkat di mana padaTriwulan IV terlihat sebanyak 57 (lima puluh tujuh)Pialang Berjangka memiliki MBD sesuai denganketentuan, yang merupakan jumlah terbesardibandingkan dengan triwulan-triwulan sebelumnya.


(4) Quarterly Adequacy of Adjusted

Net Capital Value

The Adjusted Net Capital or ANC is a report whichindicates the calculation of working capital of Broker whichis the difference between current assets and totalliabilities (based on the regulation of futures trading),which is subsequently adjusted so that the amount ofworking capital reported is the actual current assets.Adjusted Net Capital information is reflected in theAdjusted Net Capital report which is presented in thenotes to the financial statements. The absolute value ofthe Adjusted Net Capital to be maintained isRp.500,000,000.- (five hundred million rupiah) for Brokerswho handle Customer»s Order of domestic FuturesContracts. The result of evaluation of Quarterly Adequacyof Adjusted Net Capital Value of Futures Brokers in 2011shows an increased trend where in the fourth quarter,there were 57 (fifty seven) Brokers with ANC as required,which is the largest rate compared to the previousquarters.



Laporan Keuangan Tahunan

Sesuai pasal 95 ayat 3 PP Nomor 9 Tahun 1999,bahwa Pialang Berjangka wajib menyampaikanlaporan keuangan tahunan harus diaudit olehAkuntan Publik dan diserahkan paling lambat 90(sembilan puluh) hari. Berdasarkan hasil evaluasiterhadap kepatuhan penyampaian laporan keuangantahunan Pialang Berjangka selama tahun 2011,terlihat adanya peningkatan yang baik, baik dalam halpenyampaian tepat waktu maupun yang terlambat.Hal yang sama terlihat dari pemenuhan nilai ModalBersih Disesuaikan yang sesuai dengan ketentuandan nilai MBD di bawah ketentuan.

EVALUASI LAPORAN

DIREKTUR KEPATUHAN

Dari hasil evaluasi terhadap laporan DirekturKepatuhan Pialang Berjangka selama tahun 2011dapat disimpulkan bahwa pada umumnya paraDirektur Kepatuhan telah menjalankan tugas dantanggungjawabnya sesuai dengan yang diamanatkandalam Peraturan Kepala Bappebti Nomor 67/BAPPEBTI/I/Per/2009 tentang Penugasan DirekturKepatuhan Pialang Berjangka.

Namun demikian masih terdapat beberapakekurangan, di mana laporan yang disampaikanbelum didukung oleh data yang lengkap sepertiposisi keuangan perusahaan dan Nasabah,rekapitulasi penanganan pengaduan Nasabah danproses penyelesaiannya, rekapitulasi penerimaanNasabah lama dan baru, serta program kerja DirekturKepatuhan. Selain itu masih terdapat laporan yangdisampaikan tidak tepat waktu dan bahkan masih adayang tidak menyampaikan laporannya.


(5) Timeliness of Annual Financial

Statements Submission

Pursuant to article 95 paragraph 3 of theGovernment Regulation No. 9 of 1999, FuturesBrokers shall submit their annual financialstatements already audited by a public accountantwithin no later than 90 (ninety) days after the end ofthe year. The result of the evaluation of the Brokers»compliance with submission of annual financialstatements in the year 2011 shown a goodimprovement, both in terms of on-time and latesubmissions. The same performance was also foundin the fulfillment of the Adjusted Net Capital value asrequired and under its provisions.

EVALUATION OF COMPLIANCE

DIRECTOR REPORT

The result of evaluation of the Futures Broker»sCompliance Director report in the year 2011 showsthat in general the Brokers» Compliance Directorshave performed their duties and responsibilities asper the Head of CoFTRA Decision No. 67/BAPPEBTI/I/Per/2009 on Assignment of Brokers» ComplianceDirector.

Nevertheless, there were still some shortcomings,where the submitted reports were not supported bya complete data such as the financial position of thecompany and the Customers, the recapitulation ofhandling and settlement of Customers» complaints,recapitulation of old and new customers, and workprogram of Compliance Director. In addition, therewere Brokers that delayed in submitting their reportand event there were still Brokers that did notsubmit their report.



Tabel berikut adalah tingkat kepatuhan para DirekturKepatuhan dalam menyampaikan laporannyaselama tahun 2011:

Di bulan Agustus terlihat persentase tertinggiDirektur Kepatuhan yang menyampaikan laporannyatepat waktu (88,9%), dan juga persentase tertinggi(11,1%) di mana Direktur Kepatuhan tidakmenyampaikan laporannya. Persentase terendahpenyampaian laporan Direktur Kepatuhan secaratepat waktu tercatat di bulan Februari (67,7%),sedangkan persentase terendah (6,3%) di manaDirektur Kepatuhan tidak menyampaikan laporannyatercatat di bulan-bulan September, November, danDesember. Sementara itu persentase tertinggiDirektur Kepatuhan yang menyampaikan laporannyatepat waktu (88,9%), dan juga persentase tertinggi(11,1%) di mana Direktur Kepatuhan tidakmenyampaikan laporannya. Persentase tertinggiDirektur Kepatuhan yang terlambat menyampaikanlaporannya (25,8%) terlihat di bulan Februari,sedangkan persentase terendah (0%) tercatatdi bulan Agustus.

Perusahaan Pialang, dalam hal ini DirekturKepatuhan, yang terlambat atau tidak menyampaikanlaporan bulanan mengenai pelaksanaan tugasnyasebagaimana yang ditentukan, dikenakan sanksiadministratif oleh Bappebti sesuai denganketentuan yang berlaku.

The following table shows compliance rate of ComplianceDirectors in presenting their report in 2011:

In August, the highest percentage of on-time submissionof Compliance Director Report (88.9%) took place, andalso the highest percentage (11.1%) where theCompliance Directors did not submit their report. Thelowest percentage of the on-time submission of theCompliance Director reports took place in February(67.7%), while the lowest percentage (6.3%) in which theCompliance Directors did not submit their report tookplace in September, November, and December.Meanwhile, the highest percentage of on-time submissionof Compliance Directors» report was 88.9%, and also thehighest percentage (11.1%) of Compliance Director whodid not submit their report. The highest percentage of thelate submission of the Compliance Directors» report(25.8%) took place in February, while the lowestpercentage (0%) took place in August.

Futures Brokerage Firms, in this case the ComplianceDirectors, that delayed or failed in submitting their monthlyreports on the performance of their duties as requiredwere liable to administrative sanctions by CoFTRA inaccordance with applicable regulations.



AUDIT PELAKU USAHA

Dalam rangka meningkatkan kepatuhan terhadappara Pelaku Usaha di bidang Perdagangan Berjangka,sesuai dengan kewenangannya Bappebti melakukankegiatan audit terhadap pihak-pihak yangmemperoleh persetujuan/ijin usaha di bidangPerdagangan Berjangka. Audit yang dilaksanakanmeliputi audit rutin dan sewaktu-waktu. Pelaksanaanaudit terlihat pada tabel berikut:

Kegiatan audit pada tahun 2011 dilakukan terhadap22 perusahaan, yang berarti frekwensinya naik37,5% dari tahun sebelumnya di mana hanya 16perusahaan yang diaudit. Dari jumlah tersebut, auditrutin dilakukan terhadap 5 perusahaan dan auditsewaktu-waktu terhadap 17 perusahaan,dibandingkan dengan tahun 2010 di mana audit rutindilakukan terhadap 5 perusahaan dan audit sewaktu-waktu dilakukan terhadap 11 perusahaan.

Fokus audit rutin mencakup (1) Manajemen danOrganisasi Perusahaan; (2) Penerimaan Nasabah; (3)Pelaksanaan Transaksi; (4) Pengelolaan DanaNasabah; dan (5) Integritas Keuangan, sedangkanaudit sewaktu-waktu mencakup aspek-aspek (1)Aktivitas Operasional Perusahaan; (2) PengelolaanDana Nasabah; (3) Pelaksanaan Prinsip MengenalNasabah; dan (4) Pembukaan RekeningTransaksi Nasabah.

Dari hasil audit umumnya masih ditemukan adanyapelaksanaan kegiatan Pialang Berjangka yang tidaksesuai dengan peraturan di bidang PBK, seperti: (a)masih digunakannya tenaga marketing dalammencari Nasabah dan berhubungan denganNasabah; (b) tenaga marketing Pialang Berjangkapada umumnya bukan merupakan karyawan PialangBerjangka dan tidak memiliki kontrak kerja denganPialang Berjangka; (c) masih dirangkapnya tenagabagian Back Office oleh bagian Dealling; (d) masihterdapat Pialang Berjangka yang tidak memiliki unitkhusus pelatihan bagi Nasabah dan unit penangananpengaduan Nasabah; (e) masih terdapat KepalaKantor Cabang yang belum memiliki ijin WakilPialang; (f) masih didapati adanya Kantor Cabangyang jumlah Wakil Pialangnya kurang dari tiga

AUDIT OF CFT BUSINESS PLAYERS

In order to improve the Business Players»compliance with the regulations in respect ofFutures Trading, CoFTRA, as per its authority,conducted an audit toward those parties possessingbusiness licenses/approvals in the field of FuturesTrading. The Audit consists of routine audit andsurprise audit. The audit results can be seen in thefollowing table:

Audit activity in 2011 was conducted on 22companies, which means the frequency is higher37.5% of the previous year (16 companies). Of thisamount, a routine audit was conducted on 5companies and surprise audit was conducted on 17companies, compared to the audit in 2010 where aroutine audit was conducted on 5 companies andsurprise audit was conducted on 11 companies

The routine audit was focused on the followingaspects: (1) Management and Organization of theCompany, (2) Customer Acceptance, (3)Implementation of Transaction, (4) Management ofCustomer»s Funds, and (5) Integrity of Finance, whilethe surprise audit was focused on the followingaspects: (1) Company»s operational activities, (2)Management of Customers» Funds, (3)Implementation of Know Your Customer Principle,and (4) Opening of Customer Transaction Account.

In general the audit result shows incompliance ofFutures Brokers with the CFT regulations, such as:(a) Brokers still use their internal marketingpersonnel in looking for, and dealing with theCustomers, (b) Brokers» marketing personnel aregenerally not employees of Futures Broker Futuresand have no employment contract with the Broker,(c) Brokers» Back Office personnel also performDealing works; (d) there were still Futures Brokerswho have no a special training unit for theCustomers and the Customer complaints handlingunit, (e) there were still Branch Managers of Brokershaving no brokerage license; (f) there were Brokers»Branch Office whose number of BrokerRepresentatives is less than three representatives asrequired; (g) there were still Customer Agreement



sebagaimana yang dipersyaratkan; (g) masih terdapatDokumen Perjanjian Nasabah yang tidak diisi secaralengkap; (h) masih terdapat Pialang Berjangka yangmendokumentasikan bukti-bukti pencatatan secaratidak baik dan tidak benar; (i) masih terdapat PialangBerjangka yang memungut setoran margin atauDeposit Margin dari Nasabah yang besarnya tidaksesuai sebagaimana yang tercantum dalam TradingRules; (j) masih terdapat Pialang Berjangka yangmenggunakan Dana Nasabah yang ada dalamRekening Terpisah atau Segregated Account; (k)masih terdapat Nasabah yang melakukan transaksitanpa margin; (l) didapati adanya Pialang yangmenalangi kerugian Nasabah; (m) masih terdapattransaksi SPA yang tidak dilakukan langsung olehNasabah namun dilakukan oleh tenaga marketingberdasarkan kuasa dari Nasabah.

Sehubungan dengan berbagai temuan tersebut diatas, Bappebti telah melakukan pembinaan kepadaperusahaan yang bersangkutan agar mengambillangkah-langkah perbaikan sesuai dengan hasiltemuan audit. Dari langkah-langkah perbaikan yangdilakukan, terlihat adanya upaya yang serius dariperusahaan untuk memperbaiki kekeliruannya.

PENGAWASAN DAN EVALUASI

TRANSAKSI PELAKU USAHA

Dalam rangka terwujudnya pelaksanaan transaksiPerdagangan Berjangka yang sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku,diperlukan adanya pengawasan dan evaluasi ataskegiatan transaksi yang dilakukan oleh pelaku usaha.Pengawasan dan evaluasi yang dilakukan Bappebtidilaksanakan dengan 2 (dua) cara, yaitu: (1)Pengawasan dan evaluasi melalui SPT-SPA (SistemPengawasan Tunggal - Sistem PerdaganganAlternatif) dan (2) Pengawasan langsung/lapangan(on the spot).

Dari hasil pengawasan dan evaluasi yang dilakukanmelalui SPT-SPA diperoleh hasil sebagai berikut: (1)masih terdapat sistem perdagangan PedagangPenyelenggara yang tidak terkoneksi dengan SPT-SPA; (2) masih ditemui adanya transaksi yang tidakdisertai dengan kode Pialang dan/atau kode Nasabah;(3) masih adanya transaksi yang tidak disertai denganjumlah lot dan/atau harga yang wajar; (4) seringditemui adanya penundaan pelaporan transaksi SPA.

Sementara itu frekwensi pengawasan ataupemeriksaan lapangan terhadap pelaku pasar yangdilakukan Bappebti selama 2 tahun terakhiradalah sebagai berikut:

documents that have not been filled out completely; (h)there were still Futures Brokers who conduct theirbookkeeping improperly; (i) there were still Brokers whocollect margin deposit from Customers the amount ofwhich is inconsistent with the Trading Rules; (j) there werestill Brokers who use Customers» fund in the SegregatedAccount (k) there were still Customers who conducttransactions with not sufficient or even no margin; (l) itwas found that there were Brokers who cover theirCustomers» loss; (m) there were still ATS transactionswhich are not done directly by the customer but byBrokers» marketing personnel based on Customers»authorize.

In connection with the above findings, CoFTRA has madeguidance to the companies concerned to take correctivemeasures in accordance with the audit findings. Of thecorrective measures undertaken, it was observed thatserious efforts were taken by the company to fix theirmistakes.

MONITORING AND EVALUATION OF BUSINESS

PLAYERS» TRANSACTION

In order to realize the implementation of the FuturesTrading transactions are in compliance with its prevaillegislation, monitoring and evaluation activities oftransactions conducted by the business players isrequired. CoFTRA»s monitoring and evaluation activities arecarried out through 2 (two) ways, i.e. (1) monitoring andevaluation through the Single Control Systems of theAlternative Trading Systems (ATS» SCS), and (2) direct oron the spot supervision.

Of the monitoring and evaluation carried out through (ATS»SCS) it were obtained the following results: (1) there wasstill a trading system of Trader as the ATS Operators whichis not connected with the (ATS» SCS), (2) a transactionwhich is not accompanied by a code of Broker and/or codeof Customer was still found, (3) a transaction that is notaccompanied by the number of lots and/or reasonableprice was still also found, (4) A delay of the ATStransaction reporting is often happened.

Meanwhile, a frequency of monitoring or field inspectionto market participants which were done by CoFTRA overthe past 2 years is as follows:


Dari tabel di atas terlihat adanya penurunanfrekwensi pengawasan dan evaluasi kegiatantransaksi pelaku usaha sebesar 14% dibandingkandengan aktivitas pengawasan dan evaluasi yangdilakukan di tahun 2010. Hasil dari pelaksanaanpengawasan lapangan antara lain adalah: (1) masihditemui adanya Pialang Berjangka yang menawarkankontrak SPA dengan kode yang tidak sesuai dengankode kontrak SPA yang telah memperolehpersetujuan; (2) masih terdapat pelaku usaha yangmenunda pelaporan transaksi SPA; (3) masihterdapat pelaku usaha yang melakukan transaksi SPAdi atas 20 lot untuk 1 kali transaksi.

EVALUASI RENCANA KEGIATAN DAN

ANGGARAN TAHUNAN (RKAT)

BURSA BERJANGKA

Salah satu bentuk pembinaan dan pengawasan yangdilakukan Bappebti adalah melalui evaluasi terhadapRencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) BursaBerjangka. Tujuan dilakukannya evaluasi adalah untukmemastikan apakah program kerja yang diajukanoleh Bursa Berjangka telah disusun dengan tepat,sistematis, akurat, dan memuat secara tegas visi,misi, tujuan yang ingin dicapai, strategi perusahaan,sasaran dan rencana kerja serta tolok ukur (outputdan outcome) yang jelas, realistis, serta perencanaanke depan. Evaluasi juga dimaksudkan untukmengetahui apakah ada program-program yang tidaksesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi.Selain itu diharapkan pula agar Bursa dapat lebihfokus pada pengembangan komoditi primer danmeningkatkan transaksi multilateral.

Selama tahun 2011, BAPPEBTI telah melakukanevaluasi terhadap RKAT Tahun 2012 yang diajukanoleh PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan PT. BursaKomoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI). Dari hasilevaluasi secara umum disimpulkan bahwa Bappebtidapat menyetujui program-program kegiatan yangdiajukan, kecuali program pendirian Lembaga Kliringyang diajukan oleh BBJ. Program tersebut belumdapat disetujui dan disarankan agar ditinjau kembali.Bappebti juga meminta agar BKDI menghapusprogram yang menjadikan BKDI sebagai tempatpelaporan transaksi SPA karena peraturan mengenaiSPA masih dalam proses pembahasan.


The above table shows a decrease in the frequencyof monitoring and evaluation of business playertransactions by 14% compared to the sameactivities conducted in 2010. The results of a fieldsupervision includes among other: (1) it was stillfound that a Broker offers ATS contract with thecode that is not in accordance with the approvedcode of an offered contract, (2) there were still abusiness players that delayed reporting of ATStransactions, (3) there were still a business playersthat conduct ATS transactions more than 20 lots inone transaction.

EVALUATION OF EXCHANGE»S

WORK PROGRAM AND

ANNUAL BUDGET

A guidance and supervision conducted by CoFTRA isamong other through an evaluation of theExchange»s Work Program and Annual Budget, toascertain whether the work program proposed bythe Exchanges have been prepared with appropriate,systematic, accurate, and expressly includes thevision, mission, objectives, company strategy, target,action plans and its clear measures (output andoutcome), realistic, and planning ahead. Theevaluation is also aimed to determine whether thereare programs that are not in accordance with theprevailed laws and regulations in the field of theCommodity Futures Trading. In addition it is alsoexpected that the Exchange may be more focusedon the development of primary commodities andincreasing the multilateral transactions.

During the year 2011, COFTRA has conductedevaluation of the 2012 Work Program and AnnualBudget proposed by the Jakarta Futures Exchange(JFX) and the Indonesia Commodity and DerivativesExchange (ICDX). The results of the evaluation weregenerally concluded that CoFTRA can approve all ofthe proposed programs, unless the program of aClearing House establishment proposed by the JFX.The mentioned program can not be approved andrecommended to be reviewed. The program whichrequested ICDX to be a place of registration of ATStransactions was asked to be removed since theregulation on ATS was still under discussion.



EVALUASI KONTRAK BERJANGKA DAN

PERATURAN TATA TERTIB BURSA BERJANGKA

Evaluasi atas Kontrak Berjangka dan Peraturan TataTertib Bursa Berjangka merupakan salah satukegiatan Bappebti untuk mengetahui sejauh manaKontrak Berjangka serta Peraturan Tata Tertib Bursayang diusulkan oleh Bursa Berjangka memenuhisemua ketentuan serta persyaratan yang berlakusebagaimana diatur dalam UU tentang PerdaganganBerjangka Komoditi beserta seluruh peraturanpelaksanaannya.

1. Evaluasi Kontrak Berjangka

Sepanjang tahun 2011, Bappebti telah menyetujui 13(tiga belas) Kontrak Berjangka di mana 4 (empat) diantaranya merupakan usulan Kontrak baru. Kontrak-kontrak tersebut adalah:a. Kontrak Gulir Emas (floating) (revisi spesifikasi) dari BBJ;b. Kontrak Indeks Emas (revisi spesifikasi) dari BBJ;c. Kontrak Gulir Emas US Dollar (revisi spesifikasi) dari BBJ;d. Kontrak Gulir Mini Emas US Dollar (usulan baru) dari BBJ;e. Kontrak Gulir Emas US Dollar (fixed rate) (usulan baru) dari BBJ;f. Kontrak Berjangka Kakao (usulan baru) dari BBJ;g. Kontrak CPOTR (revisi spesifikasi) dari BKDI;h. Kontrak GOLDGR (revisi spesifikasi) dari BKDI;i. Kontrak GOLDUD (revisi spesifikasi) dari BKDI;j. Kontrak GOLDID (revisi spesifikasi) dari BKDI;k. Kontrak GOLDTD (revisi spesifikasi) dari BKDI;l. Kontrak GOLDTI (revisi spesifikasi) dari BKDI;m. Kontrak Berjangka OleinTR (usulan baru) dari BKDI.

Dari data di atas BBJ telah mengusulkan 3 (tiga)kontrak baru yaitu Kontrak Berjangka Kakao, KontrakGulir Emas US Dollar (fixed rate), dan Kontrak GulirMini Emas US Dollar, sementara BKDI mengusulkan1 (satu) kontrak baru yaitu kontrak KontrakBerjangka OleinTR.

2. Evaluasi Peraturan Tata Tertib

Pada 2011 Bappebti juga telah menyetujui 5 (lima)Peraturan Tata Tertib (PTT) yang diusulkan BBJ danBKDI, di mana 2 (dua) di antaranya merupakanusulan PTT Baru. Persetujuan PTT tersebut adalah:a. Revisi PTT Bab 3 tentang Sistem Perdagangan di Bursa yang diajukan BBJ;b. Usulan PTT Pasar Komoditi Syariah dari BBJ;c. Usulan PTT Kontrak Berjangka Kakao dari BBJ;d. Revisi Bab 1 tentang Definisi yang diajukan BKDI; dane. Revisi Bab 2 tentang Ketentuan Umum yang diajukan BKDI.

EVALUATION OF EXCHANGE»S

CONTRACT AND RULES AND REGULATIONS

Evaluation of the Contract and Rules and Regulations ofthe Exchanges is one of CoFTRA»s activities in order tofind out how far the Contract and Rules and Regulationsproposed to CoFTRA meet all the prevailed conditions andrequirements as stipulated in the Law on CommodityFutures Trading and its all implementing regulations.

1. Contract Evaluation

Throughout the year 2011, CoFTRA has approved 13(thirteen) Contracts in which 4 (four) of them were aproposal of a new contracts. These contracts were:a. Gold Revolving Contract (floating) (revision of spesification) from JFX;b. Gold Index Contract (revision of spesification) from JFX;c. Gold Revolving Contract in US$ (revision of spesification) from JFX;d. Mini Gold Revolving Contract (new proposal) from JFX;e. Gold Revolving Contract in US$ (fixed rate) (new proposal) from JFX;f. Cacao Futures Contract (new proposal) from JFX;g. CPOTR Contract (revision of spesification) from ICDX;h. GOLDGR Contract (revision of spesification) from ICDX;i. GOLDUD Contract (revision of spesification) from ICDX;j. GOLDID Contract (revision of spesification) from ICDX;k. GOLDTD Contract (revision of spesification) from ICDX;l. GOLDTI Contract (revision of spesification) from ICDX;m.OleinTR Ftures Contract (new proposal) from ICDX.

From the above data JFX had proposed 3 (three) newcontracts, i.e. the Cocoa Futures Contract, Gold RevolvingContract in U.S. Dollar (fixed rate), and Gold MiniRevolving Contract in U.S. Dollar, while ICDX proposedone new contract namely OleinTR Futures Contract.

2. Evaluation of Rules and Regulations

In 2011 CoFTRA had also approved 5 (five) Rules andRegulations (R/R) proposed by and JFX and ICDX, 2 (two)of which were a proposed new R/R. The approvals wereconsist of:a. Revision of R/R Chapter 3 on the Exchange Trading System proposed by JFX;b. Proposed R/R on Sharia Commodity Market from JFX;c. Proposed R/R on Cocoa Futures Contract from JFX;d. Revision of Chapter 1 on Definition proposed by ICDX; ande. Revision of Chapter 2 on General Provisions proposed by ICDX.



4. PENUNJANG PASAR BERJANGKA

PASAR FISIK CPO TERORGANISIR

Pasar Fisik CPO yang terorganisir di Bursa BerjangkaJakarta (BBJ) resmi beroperasi sejak tanggal 23 Juni2009. Selain untuk menunjang kegiatan perdaganganKontrak Berjangka di Bursa, diluncurkannya pasar inijuga dimaksudkan untuk membuka peluang bagiIndonesia, sebagai negara produsen terbesar minyaksawit mentah (CPO) di dunia, menjadi negara acuanpenetapan harga CPO internasional. Hal ini diharapkandapat diikuti oleh komoditi unggulan Indonesia lainnyaseperti kakao, timah, dan lain lain. Keberadaan pasarfisik yang terorganisir ini akan memudahkan parapelaku pasar untuk dapat melakukan pengelolaanresiko harga (price risk management) atas barangproduksi atau barang siap serahnya (deliverable stock)dengan metodologi bisnis yang bersifatmarket based approach.

Jumlah peserta yang terdaftar sebagai anggota pasarfisik CPO ini tercatat sebanyak 16 perusahaan, di mana11 perusahaan bertindak sebagai penjual dan 5perusahaan sebagai pembeli, serta 2 perusahaan diantaranya bertindak selaku penjual sekaligus pembeli.Dibandingkan dengan tahun 2010, perkembanganPasar Fisik CPO di tahun 2011 menunjukkanpenurunan, baik dalam hal volume produk yangditawarkan maupun transaksi yang terjadi. Dari725.000 ton volume CPO yang ditawarkan pada 2010,turun menjadi 232.500 ton pada 2011. Dari 15.000 tontransaksi senilai Rp. 115,2 Milyar yang terjadi di tahun2010, turun menjadi hanya 2.500 ton atau senilaiRp. 20,3 Milyar saja di tahun 2011. Terjadinyapenurunan ini kemungkinan oleh adanya persaingandengan PT. Astra Agro Lestari dan PT. KharismaPemasaran Bersama (KPB) PTPN yang jugamenyelenggarakan pasar sejenis.

PASAR FISIK TIMAH (INATIN)

Pada 15 Desember 2011 atau hari yang sama denganperesmian Kontrak Berjangka Kakao oleh BBJ, BKDIjuga meresmikan Pasar Fisik Timah di gedung BKDI.Pendirian pasar fisik timah ini dilatarbelakangi olehposisi Indonesia sebagai eksportir timah terbesar didunia namun tidak mampu mengontrol harga timahdunia untuk mendapatkan harga yang layak, bahkanjustru tergantung pada negara asing. Meskipunmerupakan eksportir terbesar di dunia, di mana hampir40% kebutuhan timah dunia berasal dari Indonesia,sebenarnya cadangan timah Indonesia hanyamenempati urutan keempat setelah Cina,Amerika Latin, dan Peru.

4. SUPPORTING OF FUTURES MARKETS

ORGANIZED CPO PHYSICAL MARKET

Since 23 June 2009, the organized CPO physical marketat Jakarta Futures Exchange was officially launched intooperations. The purpose of this market is to support thefutures contracts trading activity at the exchange, and toprovide opportunities to Indonesia as the world»s largestCrude Palm Oil (CPO) producer to follow the internationalCPO price references. It is expected to be followed byother main Indonesian commodities such as cocoa, tin,and others. The existence of an organized physicalmarket will make it easier for market participants tomanage price risk (price risk management) for theirgoods or deliverable stock with a market-basedapproach business methodology.

The number of participants registered as the CPOPhysical Market members amounts to 16 companies,which consist of 11 companies acting as a seller and 5companies as a buyer, and two companies of which actas a seller as well as a buyer. Compared to 2010, CPOphysical market developments in 2011 showed adecline, both in terms of volume of products offered orits transactions. Out of 725.000 ton of CPO volumeoffered in 2010, it was fell to only 232.500 ton in 2011.Out of 15,000 tons transaction occurred in 2010 with avalue of Rp115,2 billion, dropped to 2,500 tons or onlyRp 20,3 billion in 2011. The decrease is likely occurred asthere was a competition between PT. Astra Agro Lestariand PT. Kharisma Pemasaran Bersama which werealso organizing a similar physical market.

TIN PHYSICAL MARKET

On December 15, 2011 or at the same day where theCocoa Futures Contract launched by JFX, ICDX alsoofficially announced the Tin Physical Market in ICDXbuilding. The establishment of this physical market ismotivated by the position of Indonesia as the world»slargest tin exporter but was unable to influence a worldprice of tin to get a fair price, and even just depend toforeign countries. Despite being the largest exporter inthe world, where almost 40% of the world»s tin comefrom Indonesia, Indonesia»s tin reserves is actually justranked as the fourth after China, Latin America,and Peru.



BKDI menjadwalkan transaksi perdananya akandiselenggarakan pada bulan Januari 2012. Kontraktimah yang diperdagangkan akan diberi kode INATIN,dalam mata uang US Dolar (USD) dengan besarankontrak 5 metrik ton per lot dan kelipatan sebesar 5USD per ton. Penggunaan mata uang dolar dalamtransaksi ini karena mayoritas pelakunya merupakaninvestor asing. Perdagangan INATIN akandilaksanakan secara lelang terbuka. BKDImentargetkan dalam jangka pendek volumetransaksinya berkisar antara 50-100 lot per hari.

BKDI juga telah menjalin kerjasama strategis denganPT. Banda Graha Reksa (BGR) selaku gudangpenyimpan timah. Kerjasama ini merupakan salahsatu kunci keberhasilan penyelenggaran pasar fisiktimah karena BGR memiliki peran yang pentingsebagai tempat penyelesaian penyerahan fisikINATIN. Selain itu juga akan dilakukan kerja samadengan penguji mutu independen untuk memastikankualitas timah yang akan diserahkan agar sesuaidengan spesifikasi kontrak yaitu timah yang berkadarkemurnian minimum 99,85%. Salah satu pemasokproduk fisik timah untuk kontrak ini adalahPT Timah Tbk (TINS).

BANK PENYIMPANAN DANA NASABAH

Berdasarkan UU No. 10/2011 10 Tahun 2011tentang Perubahan atas UU Nomor 32/1997tentang Perdagangan Berjangka Komoditi,dana milik Nasabah wajib disimpan dalam rekeningyang terpisah dari rekening Pialang Berjangka padabank yang disetujui oleh Bappebti. Bank PenyimpanDana adalah bank umum berstatus bank devisa.Selama tahun 2011 Bappebti telah memberikanpersetujuan sebagai bank Penyimpan Dana Nasabahkepada Standard Chartered Bank dan persetujuanpembukaan nomor rekening terpisah (segregatedaccount) kepada 17 Pialang Berjangka untuk 22nomor rekening terpisah. Dengan demikian sampaidengan tahun 2011 tercatat ada 6 (enam) bankPenyimpan Dana Nasabah, yaitu PT Bank CentralAsia Tbk, PT Bank Niaga Tbk, PT Bank Sinarmas,PT Bank Windu Kentjana International Tbk, PT BNI(Persero) Tbk, dan Standard Chartered Bank.

ICDX scheduled their initial transaction to be held inJanuary 2012. The tin contracts traded will be codedINATIN, denominated in U.S. Dollar (US$), and with acontract size of 5 metric ton per lot and a multiple of 5US$ per ton. The US Dollar is used in transaction as it isconsidered that the majority of its prospective participantsare foreign investors. The INATIN trade will be conductedin an open auction manner. ICDX targeted its volume oftransaction for the short term ranging from 50-100 lotsper day.

ICDX has also established a strategic partnership withPT. Banda Graha Reksa (BGR) as the tin storage place.This cooperation is one key to the success of theorganizing of a tin physical market because BGR has animportant role as a place of settlement of INATIN physicaldelivery. There will be also a collaboration with anindependent quality testing agency to ensure that thequality of tin to be delivered is in accordance with contractspecifications that is a tin purity of minimum 99.85%. Oneof the supplier of tin for the related contract isPT Timah Tbk (TINS).

CUSTOMER FUNDS DEPOSITORY BANK

According to Law No. 10/2011 Year 2011 on Amendmentof Law No. 32/1997 on the Commodity Futures Trading,Customer»s funds must be deposited in a separateaccount from Broker»s account at a bank approved byCoFTRA. Fund Depositary Bank is a commercial bankholding a status as a foreign exchange bank. During theyear 2011 CoFTRA has issued one approval as CustomerFunds Depositary Bank to Standard Chartered Bank andapproval of opening separate account number (segregatedaccount) amounted to 22 separate account numbers of 17Brokerage Firms. So until end of 2011, there were 6 (six)Customer Funds Depositary Banks i.e. PT Bank CentralAsia Tbk, PT Bank Niaga Tbk, PT Bank Sinarmas, PT BankWindu Kentjana International Tbk, PT BNI (Persero) Tbk,and Standard Chartered Bank.



Selama periode tahun 2011 jumlah Dana Nasabahpada Rekening Terpisah yang tersimpan setiap akhirbulan rata-rata mencapai Rp. 1.348.000.000.000(satu trilyun tiga ratus empat puluh delapan milyar).Perkembangan dana Nasabah setiap bulannyatergambar pada tabel berikut:

During the period of 2011 the amount of Client Funds inthe Segregated Account saved at the end of each monthwas at an average of Rp. 1.348.000.000.000 (one billionand three hundred forty-eight billion rupiah). Thedevelopment of the fund per month is reflectedin the following table:

68 B A P P E B T I L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 168 B A P P E B T I L A P O R A N T A H U N A N 2 0 1 1

COMMODITY FUTURES TRADINGWAREHOUSE RECEIPT SYSTEMAUCTION MARKET

PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI - SISTEM RESI GUDANG - PASAR LELANG



Sebagai instrumen pembiayaan alternatif pascapanen, Resi Gudang dikembangkan pemerintah sejaktahun 2006 yang ditandai dengan terbitnya Undang-Undang No. 9/2006 tentang Sistem Resi Gudang.Untuk memberikan kepastian serta jaminanpembiayaan SRG yang dilakukan lembaga keuangan,pemerintah telah melakukan amandemen Undang-Undang No. 9/2006 menjadi Undang-UndangNo. 9/2011.

Instrumen ini dikembangkan pemerintah untukmemberi kemudahan kepada petani dalammemperoleh pembiayaan murah dengan jaminankomoditi, selain merupakan solusi bagi petani gunamenghindari rendahnya harga jual pada saat panenraya. SRG tidak hanya dapat dimanfaatkan olehpetani tetapi juga oleh pelaku usaha lainnya sepertipedagang, eksportir, prosesor, atau pabrikan.

Resi Gudang dapat menambah cash flow gunameningkatkan modal kerja yang telah dimiliki. Bagieksportir, Resi Gudang dapat berfungsi sebagai tradefinancing untuk melengkapi dokumen transaksiekspor yang menggunakan Letter of Credit sepertiinvoice, bill of lading, dan certificate of insurance,sehingga menambah keyakinan importir dan issuingbank di luar negeri. Selain itu, melalui data yangterintegrasi antar daerah lokasi gudang yang tersebardi wilayah Indonesia, Resi Gudang menjadi salahsatu instrumen pemerintah dalam mengukurketersediaan pangan nasional seperti komoditi beras,gabah, atau jagung, sehingga dapat mendukungprogram Ketahanan Pangan Nasional.

WAREHOUSERECEIPT SYSTEM

S I S T E M R E S I G U D A N G ( S R G )

As an alternative of post-harvest financinginstrument, Warehouse Receipt System wasdeveloped since 2006 which was marked by thestipulation of Law No. 9/2006 on the WarehouseReceipt System (WRS). To provide certainty and givea strong legal foundation for the existence of acollateral agency, the government has madeamendments of the Law No. 9/2006 to Law No. 9/2011.

This instrument was developed by the governmentto provide convenience to farmers in obtaining low-cost financing with the guarantee of their commodityand as a solution to farmers in order to avoid lowselling price of their product at the time of harvest.WRS can be utilized not only by farmers but also byother business community such as traders,exporters, processors, or manufacturers.

Warehouse Receipt can increase cash flow in orderto increase working capital that has been owned. Forexporters, warehouse receipt can serve as tradefinancing to complete an export transactiondocuments that use Letter of Credit such as invoice,bill of lading, and certificate of insurance, therebyincreasing importer and issuing bank abroadconfidence. In addition, through inter-regionalintegrated data among warehouse locations spreadacross the territory of Indonesia, Warehouse Receiptbecome one of government instrument in measuringnational food security such as rice, grain, or corn, soas to support the National Food Security program.



Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-UndangNomor 9 Tahun 2006, Bappebti terus melakukanberbagai kegiatan yang terkait dengan pengaturan,pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaanSistem Resi Gudang di Indonesia. Pada tahun 2011,Bappebti melakukan berbagai kegiatan yang bersifatstrategis dalam mendorong pelaksanaan SRG diIndonesia, meliputi:

AMANDEMEN UU NO. 9/2006

Sistem Resi Gudang (SRG) diterapkan dandikembangkan dengan tujuan yang mulia, yaitu untukmemperkuat posisi tawar petani dari price takermenjadi price maker atas komoditas pertanian.Dengan SRG, petani dapat memiliki pilihan untukmenunda penjualan hasil panennya dan menungguuntuk mendapatkan harga yang lebih baik. Sebagaiprice taker, petani umumnya memiliki posisi tawaryang lemah dan harga yang rendah untuk produkpertaniannya. Hal ini terjadi karena karakteristikkomoditi pertanian yang tidak tahan lama sertabersifat musiman dan adanya kebutuhan modal bagipetani untuk masa tanam berikutnya. Dengan adanyaSRG maka petani dapat memiliki fleksibilitas danposisi tawar yang lebih kuat karena tidak perlumenjual produknya saat panen guna mendapatkanmodal untuk masa tanam berikutnya. Sebagaigantinya, mereka dapat menyimpan produknya diGudang dan menggadaikan Resi Gudangnya ke bank.

1. STRATEGIC STEPS

As mandated by Law No. 9 of 2006, CoFTRAcontinue to carry out various activities related withregulating, guiding, and supervising ofimplementation of Warehouse Receipt System inIndonesia. In 2011, CoFTRA performed variousstrategic activities to encourage implementation ofWarehouse Receipt System in Indonesia, including:

AMENDMENT OF LAW NO. 9/2006

Warehouse Receipt System (WRS) is applied anddeveloped with a noble aim to strengthen thefarmers» bargaining position from price taker to pricemaker of agricultural commodities. With WRS,farmers may have the option to delay the sale oftheir crops and wait to get a better price. As a pricetaker, farmers generally have a weak bargainingposition and low prices for their agricultural products.This happens because the characteristics of theagricultural commodities that are perishable andseasonal, and there is a need of farmers for capitalfor their next planting season. With the WRSfarmers can have flexibility and a stronger bargainingposition because they do not have to sell theirproducts at harvest time in order to obtain capital forthe next planting season. Instead, they can storetheir products in warehouse and the WarehouseReceipt can be mortgaged to a bank.


Produknya baru dijual kemudian pada saat hargakomoditi membaik. Resi Gudang dapat dijadikanagunan kepada perbankan atau sebagai alatpenyelesaian dalam transaksi perdagangan berjangkakomoditi di Bursa Berjangka. Dengan demikian padaintinya SRG dikembangkan sebagai sarana ataupunsistem pembiayaan (trade financing), sehinggamemudahkan akses bagi petani, kelompok tani, danusaha mikro/kecil di bidang pertanian, ke dalamsistem perbankan, guna melindungi kepentinganpetani ketika harga cenderung turun. Petani jugadiarahkan untuk menghasilkan komoditi yangberkualitas, karena hanya komoditi berkualitas yangbisa diterima di gudang-gudang SRG.

Namun demikian, selama ini SRG belum mampumenjalankan fungsinya secara optimal. Hal ini karenatidak adanya trust dalam sistem ini yang disebabkanoleh belum adanya sistem penjaminan terhadapkualitas dan kuantitas komoditas yang disimpan diGudang. Ketiadaan penjaminan ini menyebabkanResi Gudang yang diterbitkan menjadi kurangdipercaya. Oleh karena itu perlu adanya suatulembaga penjamin (indemnity fund) yang berfungsimenjamin hak pemegang Resi Gudang. Denganadanya lembaga penjaminan ini diharapkanperbankan akan lebih banyak menyalurkan uangkepada sektor pertanian dengan Resi Gudangsebagai agunan.

Keberadaan Lembaga Jaminan Resi Gudang (LJRG)dan modal awal lembaga jaminan tersebut, yangmerupakan elemen utama dalam pengembanganSRG, diharapkan akan meningkatkan kepercayaandari semua pihak, khususnya perbankan, kepadasistem ini sehingga SRG sebagai instrumenkeuangan bagi petani, kelompok tani, dan usahamikro pertanian dapat berfungsi dengan lebih efektif.Hal ini tentunya akan meningkatkan daya tawarpetani dan meningkatkan harga perolehan bagiproduk pertanian mereka sehingga akan berdampaklangsung, luas, dan positif kepada peningkatanpendapatan rakyat.

Untuk itu dirasa perlu untuk melakukan perubahanUU No. 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang.Perubahan ini dilakukan bersamaan denganperubahan UU No. 32 Tahun 1997 tentangPerdagangan Berjangka Komoditi. Selain adanyalembaga penjaminan, di dalam UU baru No. 9 Tahun2011 yang disahkan pada 19 Juli 2011 itu juga adabeberapa subtansi tambahan baru. Antara lainadanya mekanisme pemberian sanksi danterbukanya kesempatan bagi para petani untukdapat meminjam uang ke bank dengan agunanjaminan Resi Gudang.

S I S T E MR E S I G U D A N G

The products will then be sold as its prices getting better.Warehouse Receipt can be used as collateral to banks oras an instrument of transaction settlement in commodityfutures trading in the Exchange. Thus in essence WRSwas developed as a mean or system of financing (tradefinancing), thus facilitating an access of farmers, farmergroups, and micro/small business in agriculture sector intothe banking system, in order to protect farmers» interestswhen prices tend to fall. Farmers are also directed toproduce quality commodities, because only an acceptablequality of commodities can be stored inwarehouses of WRS.

However, WRS has so far not been able to functionoptimally. This is because there is still no trust in thesystem caused by the absence of a quality and quantityassurance system of commodities stored in thewarehouse. The absence of such assurance leads to alesser reliability of an issued warehouse receipt. Hencethere is a need for a guarantor institution (indemnity fund)to ensure the rights of the warehouse receipt holders.With the existence of a guarantee agency it is expectedthat there will be more money channeled to theagricultural sector through banks with warehousereceipt as collateral.

The existence of Warehouse Receipt Collateral Agenciesand providing initial capital for that agencies, which is amajor element in the development of WRS, are expectedto increase the confidence of all parties particularly banksto this system so that the WRS as a financial instrumentfor farmers, farmer groups, and micro businesses inagricultural sector can function more effectively. Thiscourse will increase the bargaining power of farmers andincrease their agricultural products» price that will have adirect, broad, and positively impact to people»sincome increasing.

Therefore it is necessary to amend Law No. 9 Year 2006on the Warehouse Receipt System. This change was donein conjunction with a change of Law No. 32 of 1997 on theCommodity Futures Trading. In addition to collateralagency, in the new Law No. 9 of 2011 which was passedon July 19, 2011 there is also a few new additionalsubstances. Among others, the mechanism of sanctionsand opening opportunities for farmers to be able to borrowmoney from bank with collateral of theirwarehouse receipt.


Selain itu perubahan penting lainnya adalahmengenai persyaratan bagi Lembaga PenilaiKesesuaian (LPK) dalam SRG. Hal ini dilatarbelakangioleh masih sangat terbatasnya ketersediaan lembagapenguji mutu komoditi di berbagai wilayah Indonesia,yang menjadi salah satu penghambat pelaksanaanSRG. Guna mengatasi hal ini, melalui amandemenUU Nomor 9/2006 tentang SRG, Pengelola GudangSRG yang memperoleh persetujuan dari Bappebtisebagai Penguji Mutu Komoditi diberi kewenanganuntuk dapat melakukan sendiri pengujian mutukomoditi yang akan disimpan di gudang SRG.

PENINGKATAN PELAYANAN

PERSETUJUAN KELEMBAGAAN

Dalam rangka melakukan tertib administrasi danmeningkatkan efektifitas pelaksanaan pemberian ijinlembaga dalam Sistem Resi Gudang, Bappebti telahmelakukan penyempurnaan prosedur operasi standar(standard operating procedure - SOP) dan tingkatlayanan (service level arrangement) dalam prosespemberian persetujuan lembaga dalam SRG, baikuntuk Pengelola Gudang, Gudang SRG, LembagaPenilaian Kesesuaian, maupun Pusat Registrasi.Melalui langkah ini, pemberian persetujuan lembagadalam SRG yang semula dilakukan dalam waktumaksimal 32 hari dipercepat menjadi maksimal28 hari.

PENAMBAHAN KOMODITI DALAM SRG

Komoditi yang termasuk dalam barang SRGmerupakan barang yang bersifat strategis, unggulan,bertujuan ekspor dan/atau yang dapat menunjangketahanan pangan. Dengan adanya perkembangankebutuhan pelaku usaha terhadap instrumen untukmengatasi resiko dan akses pembiayaan, makapenambahan jenis barang yang dapat disimpan diGudang SRG sangat dimungkinkan. Pada tahun2011, rotan menjadi salah satu komoditi dalam SRGsehingga secara keseluruhan jumlah komoditi dalamSRG menjadi 9 komoditi yaitu Gabah, Beras, Jagung,Kopi, Kakao, Lada, Karet, Rumput Laut, dan Rotan.

Penambahan komoditi rotan dalam SRG sejalandengan kebijakan Pemerintah dalam pelaranganekspor Rotan. Tujuan dimasukkannya rotan ke dalamkomoditi SRG adalah agar produksi rotan yangdihasilkan di daerah sentra produksi dapat diserapdengan mudah oleh industri rotan dalam negeri danmutunya tetap terjamin dengan cara penyimpanan/pengumpulan stock rotan di daerah-daerahsentra produksi.

W A R E H O U S ER E C E I P T S Y S T E M

Besides, other important change is on regulations forConformity Assessment Agency in WRS. What formsthe background of this change is a fact that there is avery limited of availability of a commodity quality testingbody in various areas of Indonesia, which also hampersan implementation of WRS. To overcome this, throughthe amendment of Law No. 9/2006 on the WRS, aWarehouse Operator who has obtained approval fromCoFTRA as a commodity quality examiner is entitled toconduct commodity quality testing by their own ofcommodity to be stored in his warehouses.

IMPROVEMENT OF WRS INSTITUTIONAL

LICENSING SERVICES

In order to conduct orderly administration and improvethe effectiveness of licensing of institutions in theWarehouse Receipt System, CoFTRA has completed astandard operating procedures and service levelarrangement in the licensing process of institutions inthe WRS, either for Warehouse Operators, Warehouses,Conformity Assessment Agencies, or RegistrationCentre. Through this step, the licensing of institutions inthe WRS which previously taken 32 days of completionwas accelerated to a maximum of 28 days.

ADDITION OF COMMODITIES IN WRS

Commodities included in WRS goods are goods that areconsidered as strategic, considered superior, aimed forexport and/or to support food security. An increasingneed of business players for an instrument to overcomerisks and access to financing, then the addition of goodswhich can be stored in WRS» warehouses is verypossible. In 2011, rattan was included in commodities inWRS so that the overall number of commodity in WRSscheme are 9 commodities namely un-hulled rice, rice,corn, coffee, cocoa, pepper, rubber, seaweed, and rattan.The addition of rattan as commodity in WRS is in linewith government policy in banning the export of rattan.

The purpose of putting rattan into commodities in WRSis in order that rattan products produced in its productioncenters can be easily absorbed by the domestic rattanindustry and its quality assured by a manner of itsstorage/collection of rattan stocks in productioncenters» areas.


PENYIAPAN SISTEM PERIJINAN ONLINE

Pencapaian sasaran dan tujuan pelaksanaan SRG diIndonesia banyak tergantung pada seberapa banyakjumlah pelaku usaha yang terlibat secara aktif sertaseberapa luas sistem ini dapat diimplementasikansecara nasional. Untuk itu, kemudahan pengajuanpermohonan pelaku usaha untuk ikut serta dalamSRG sangat diperlukan, selain kecepatan prosespemberian persetujuan yang juga menjadi halyang perlu ditingkatkan.

Dalam rangka mempercepat dan memperluaspelaksanaan SRG maka proses pemberianpersetujuan kepada para pelaku usaha sebagailembaga dalam SRG seperti Pengelola Gudang atauLembaga Penilaian Kesesuaian perlu diintegrasikanmelalui suatu teknologi informasi. Denganmenggunakan teknologi informasi, pengajuanpersetujuan dapat dilakukan oleh calon pelaku usahatanpa adanya kendala waktu dan lokasi, selain dapatdilakukan secara cepat dan efisien sehinggapertumbuhan kelembagaan SRG diharapkan dapatsemakin meningkat dan meluas.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tahun 2011Bappebti melakukan pengembangan SistemInformasi Persetujuan Pelaku Usaha SRG secaraelektronik yang akan diintegrasikan denganINATRADE Kementerian Perdagangan (SistemPelayanan Persetujuan) sebagai salah satu wujudnyata dari upaya Bappebti dalam meningkatkanpelayanan kepada publik.

2. PERKEMBANGAN SRG

KONDISI DAN KINERJA

Sampai dengan tahun 2011, pelaksanaan SRG telahdilakukan di Gudang-gudang yang dibangunPemerintah atau milik Swasta di 23 Kabupaten yangtersebar di Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah,Jawa Timur, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, NTB, danKalimantan Selatan. Lokasinya berada di KabupatenBener Meriah, Banyumas, Karanganyar, Jombang,Indramayu, Cianjur, Banyuwangi, Sidrap, Pinrang,Subang, Probolinggo, Bantul, Mojokerto, Jepara,Nganjuk, Madiun, Tulungagung, Ngawi, Kudus,Pasuruan, Gowa, Lombok Timur, dan Barito Kuala.Komoditi yang telah diimplementasikan adalahGabah, Beras, Jagung, dan Kopi.

Penerbitan Resi Gudang di tahun 2011 telahdilakukan di 20 Kabupaten, mencakup komoditiGabah, Beras, Jagung, dan Kopi.


PREPARATION OF WRS ONLINE LICENSING SYSTEM

Achievement of the objectives and purpose of the WRSimplementation in Indonesia is depends a lot on howmany of business circle who are actively involved and howextensive that this system can be implemented nationally.For that reason, ease of submission of the application toparticipate in the WRS business is necessary, in additionto speed the licensing process which is also a thing thatneeds to be improved.

In order to accelerate and expand the implementation ofWRS, the licensing process to be approved as an WRS»institution such as Warehouse Operator or ConformityAssessment Agency need to be integrated through aninformation technology. By using information technology,application can be submitted by prospective businessplayers without constraints of time and location, and canbe done quickly and efficiently so that WRS institutionalgrowth is expected to be increased and expanded.

To achieve this goal, in 2011 CoFTRA developed theLicensing Information System electronically which isintegrated with INATRADE of the Ministry of Trade(Licensing Service System), as a concrete manifestation ofCoFTRA efforts in improving services to the public.

2. DEVELOPMENT OF WRS

CONDITION AND PERFORMANCE

During 2011, implementation of WRS has been carried outin warehouses built by government or private ownedwarehouses scattered in 23 districts in the provinces ofAceh, West Java, Central Java, East Java, Yogyakarta,South Sulawesi, West Nusa Tenggara, and SouthKalimantan. They were located in Districts of BenerMeriah, Banyumas, Karanganyar, Jombang, Indramayu,Cianjur, Banyuwangi, Sidrap, Pinrang, Subang,Probolinggo, Bantul, Mojokerto, Jepara, Nganjuk, Madiun,Tulungagung, Ngawi, Kudus, Pasuruan, Gowa, EastLombok, and Barito Kuala. Commodities that have beenimplemented were un-hulled rice, rice, corn, and coffee.

The issuance of Warehouse Receipts in the year 2011 hasbeen conducted in 20 districts, covering un-hulled rice,rice, corn, and coffee.



Data akumulatif jumlah Resi Gudang yang telahditerbitkan sampai dengan tahun 2011 tercatatsebanyak 357 Resi dengan total volume komoditi11.918,50 ton senilai Rp. 50,7 milyar, terdiri dariGabah 10,7 ton, Beras 832,25 ton, Jagung 371,35ton, dan Kopi 0,9 ton. Nilai pembiayaan yang telahdiberikan oleh Lembaga Keuangan mencapaiRp. 28,59 milyar.

Accumulative amounts of Warehouse Receipts thathas been issued up to end of 2011 were recorded357 Receipts with a total volume 11.918,50 tons ofcommodities in the amount of IDR 50.7 billion,consisting of 10.7 tons of un-hulled rice, 832.25 tonsof rice, 371.35 tons of corn, and 0.9 tons of coffee.The financing value awarded by a financialinstitutions reached IDR 28.59 billion.


Dengan semakin berkembangnya implementasiSRG pada tahun 2011, transaksi Resi Gudang jugamenunjukkan pertumbuhan yang signifikan.Dibandingkan dengan total penerbitan Resi Gudangsepanjang tahun 2010 yang hanya 57 Resi, di tahun2011 penerbitan Resi Gudang mencapai 268 Resi,atau kenaikan sebesar 370%. Peningkatan jugaterlihat pada volume komoditi (287%), nilai komoditi(362%), dan nilai pembiayaan yang diberikan olehLembaga Keuangan (Bank/Non-bank) yaitusebesar 468%.

PERSETUJUAN PELAKU USAHA SRG

Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraanSistem Resi Gudang sebagaimana yang diharapkan,diperlukan kelembagaan SRG yang handal dan dapatdipercaya serta memiliki kapabilitas untukmenjalankan tugas dan fungsinya sebagai Lembagadalam Sistem Resi Gudang, seperti PengelolaGudang, Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK), PusatRegistrasi, termasuk Gudang SRG.

Sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk dapatturut serta sebagai lembaga dalam SRG maka paracalon pelaku Sistem Resi Gudang harus memperolehpersetujuan terlebih dahulu dari Bappebti. Padatahun 2011 Bappebti telah menerbitkan 24 (duapuluh empat) persetujuan yaitu 1 persetujuansebagai Lembaga Penguji Mutu Komoditi dan23 persetujuan sebagai Gudang SRG.


With a growing implementation of WRS in 2011, thewarehouse receipt transactions also showed a significantgrowth. Compared to only 57 Warehouse Receipts of totalissuance during the year 2010, it reached 268 Receipts in2011, or an increase of 370%. An increase was also seenin the volume of commodities (287%), the value ofcommodities (362%), and the value of financing (468%)provided by Financial Institutions (Banks/Non-Banks).

APPROVAL OF WRS BUSINESS PLAYERS

In order to realize the implementation of WarehouseReceipt System as expected, a reliable and trustworthyand have the capability to perform its duties and functionsas an institutions in the WRS are needed, such asWarehouse Operators, Conformity Assessment Agencies,Registration Center, including its Warehouses.

In accordance with existing regulations, to be a WRSinstitution, applicant must first obtain approval fromCoFTRA. In 2011 CoFTRA has issued 24 (twenty four)approval, which were consist of one approval as theCommodity Quality Testing Agency and23 approvals as WRS» Warehouse.



Pada tahun 2011 terdapat 3 Gudang dalam SRG yangmengalami perubahan lembaga Pengelola Gudang.Untuk itu Bappebti telah mencabut 3 persetujuanGudang SRG dan menerbitkan 3 persetujuan GudangSRG baru. Gudang yang berubah PengelolaGudangnya terletak di Demak (desa Mulyorejo dandesa Dempet) dan Madiun (desa Muneng).

Dengan bertambahnya persetujuan kelembagaandan dicabutnya sejumlah persetujuan Gudang, makasejak diluncurkannya SRG pada tahun 2008 hinggaakhir tahun 2011 secara kumulatif Bappebti telahmemberikan 70 persetujuan yang terdiri dari 45persetujuan untuk Gudang, 6 persetujuan untukPengelola Gudang, 3 persetujuan untuk LPK InspeksiGudang, 1 persetujuan untuk LPK Manajemen Mutu,14 persetujuan untuk Uji Mutu Komoditi, dan 1persetujuan untuk Pusat Registrasi.

In 2011 there were 3 Warehouses changed itsWarehouse Operator. For this reason CoFTRS hasrevoked 3 WRS Warehouse approvals and issued 3new Warehouse approvals. The Warehouses locatedin Demak (at Mulyorejo and Dempet villages) andMadiun (at Muneng village).

With increasing of institutional approval andrevocation of a Warehouse approval, since thelaunch of WRS in 2008 until end of 2011 CoFTRAhas overall issued 70 approvals which consists of 45approvals as Warehouse in WRS, 6 approvals asWarehouse Operator, 3 approvals as ConformityAssessment Agency (CAA) for WarehouseInspection, 1 approval as CAA for QualityManagement, 14 approvals as Commodity QualityTesting Agency, and one approval as theRegistration Center.





PEMBANGUNAN GUDANG

Untuk mendukung ketersediaan infrastruktur Gudangdalam pelaksanaan Sistem Resi Gudang diIndonesia, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) TahunAnggaran (T.A.) 2011, Bappebti membangun 14gudang flat yang dilengkapi dengan sarana mesinpengering (dryer) agar mutu komoditi primer yangakan disimpan dapat memenuhi ketentuan StandardNasional Indonesia (SNI) sebagai syarat yang harusdipenuhi oleh barang dalam gudang SRG.

Gudang yang dibangun melalui DAK tersebuttersebar di 14 Kabupaten, meliputi:1. Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara;2. Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara;3. Kabupaten Lampung Selatan, Lampung;4. Kabupaten Lampung Tengah, Lampung;5. Kabupaten Lampung Timur, Lampung;6. Kabupaten Tanggamus, Lampung;7. Kabupaten Tulang Bawang, Lampung;8. Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah;9. Kabupaten Blitar, Jawa Tengah;10. Kabupaten Lamongan, Jawa Tengah;11. Kabupaten Probolinggo, Jawa Tengah;12. Kabupaten Situbondo, Jawa Tengah;13. Kabupaten Tuban, Jawa Tengah;14. Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.

CONSTRUCTION OF WAREHOUSE

To support the availability of warehouseinfrastructure in the implementation of WarehouseReceipt System in Indonesia, through the SpecialAllocation Fund (DAK) Fiscal Year 2011, CoFTRA built14 flat warehouses equipped with dryer so that thequality of primary commodities stored to meetprovisions of the National Standard of Indonesia(SNI) as a condition to be met by goods storedin WRS» warehouse.

Warehouses that were built through the DAK arespread across 14 districts, i.e.:1. Tanah Karo, North Sumatra;2. Simalungun District, North Sumatra;3. South Lampung District, Lampung;4. Central Lampung District, Lampung;5. East Lampung District, Lampung; etc.6. Tanggamus District, Lampung;7. Tulang Bawang District, Lampung;8. Wonogiri District, Central Java;9. Blitar District, Central Java;10. Lamongan District, Central Java;11. Probolinggo District, Central Java;12. Situbondo District, Central Java;13. Tuban District, Central Java;14. Pohuwato District, Gorontalo.


Keberadaan gudang-gudang yang dibangun tersebutdiharapkan menjadi solusi bagi para pelaku usahamikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta petanidalam mengakses pembiayaan. Skema Sistem ResiGudang diyakini mampu menjamin para petani danpelaku UMKM dapat memiliki aset tetap yang dapatdijadikan agunan untuk pinjaman uang dariLembaga Keuangan (bank maupun non-bank).

3. AKTIVITAS PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SRG

PELATIHAN TEKNIS

a. Pelatihan Calon Pengelola Gudang

Pengelola Gudang merupakan salah satu komponenkelembagaan dalam Sistem Resi Gudang yangmemiliki peran sangat penting. Pengelola Gudangadalah pihak atau lembaga yang melakukan usahapergudangan, baik Gudang milik sendiri, pemerintah,maupun milik orang lain, yang melakukanpenyimpanan, pemeliharaan, dan pengawasanbarang yang disimpan/dititipkan oleh pemilik barangserta berhak menerbitkan Resi Gudang.

Sehubungan dengan hal di atas, guna mendukungkelancaran implementasi Sistem Resi Gudang didaerah, pada November 2011 Bappebti melakukankegiatan Pelatihan Calon Pengelola Gudang di Batamuntuk mempersiapkan SDM calon Pengelola Gudangyang handal dan professional, yang akan mengelolagudang-gudang SRG yang telah dibangunpemerintah melalui dana Stimulus Fiskal T.A. 2009maupun APBN-P T.A. 2010.

b. Pelatihan Penyuluh Lapangan

Keberhasilan implementasi dan optimalisasipemanfaatan SRG oleh para petani maupun pelakuusaha juga tidak terlepas dari tertibnyapenatausahaan SRG dan peran serta masyarakat,khususnya petani dan para pelaku usaha tersebut,dalam mengetahui dan memahami teknispelaksanaan Sistem Resi Gudang. Kemudahan aksesterhadap informasi tentang SRG juga menjadi salahsatu hal yang perlu mendapatkan perhatian.

Untuk mempercepat perluasan informasi tentangteknis pelaksanaan SRG, pada bulan Juni 2011Bappebti kembali melakukan Pelatihan TenagaPenyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bekerjasamadengan Kementerian Pertanian. Pelatihandilaksanakan di Bali, diikuti oleh 47 orang pesertayang terdiri dari Dinas Kabupaten/Kota yangmembidangi perdagangan, Penyuluh PertanianLapangan, dan Pengurus Gapoktan yang berasal dari11 daerah lokasi Gudang SRG yang dibangun melaluidana APBN-P tahun 2010 serta PengelolaGudang SRG.


The existence of those warehouses are expected to be asolution for the micro, small and medium enterprises(SMEs), and farmers in accessing financing. Through WRSscheme it is believed that farmers and SMEs will be ableto have a fixed asset that can be used as collateral toborrow money from financial institutions (bank andnon-bank).


TECHNICAL TRAINING

a. Training of Warehouse Operator Candidates

Warehouse Operator is one of the institutionalcomponents in Warehouse Receipt System which has avery important role. Warehouse Operator is a party orinstitution conducting business in warehousing, either self-owned warehouse, government-owned, or warehouseowned by others, who do storing, maintenance, andsupervision of goods stored/deposited by the goodsowner, and has the right to issue Warehouse Receipt.

In relation with above matter, in November 2011 CoFTRAconducting Training for Warehouse Operator Candidates inBatam in order to support a smooth implementation ofWRS in the region. The training was carried out to preparea reliable and professional Warehouse Operatorcandidates, who will operate warehouses built by eitherthe government Stimulus Fund 2009 or by the APBN-P2010.

b. Training of WRS» Field Counselor

The successful of implementation and optimization of theutilization of WRS by farmers and entrepreneurs is notapart from the orderly administration of WRS andparticipation of the community, especially farmers andbusiness people, in knowing and understanding thetechnical implementation of WRS. Ease of access toinformation on WRS is also one thing to get attention.

To accelerate the expansion of information about thetechnical implementation of WRS, in June 2011 CoFTRAheld training of the Field Agricultural Counselors incooperation with the Ministry of Agriculture. Training washeld in Bali and attended by 47 participants consisting ofDistrict/City Regional Offices in charge of Trade, FieldAgricultural Counselors, the Board of Joint Farmers Groupof 11 regions where warehouses constructed through thestate budget funds in 2010 are located, and theWarehouse Operators.


Tenaga PPL yang dimiliki Kementerian Pertanianmerupakan ujung tombak program sosialisasi bidangpertanian. Dengan demikian diharapkan programsosialisasi SRG kepada para petani melalui PPL akansangat efektif karena merekalah yang secaralangsung dan intensif berhadapan dengan petani,baik secara individu maupun kelompok, khususnyadi daerah-daerah lokasi kerja mereka.

c. Pelatihan Pengujian Mutu Komoditi

Salah satu penghambat dalam rangka implementasiSRG adalah terbatasnya ketersediaan lembagapenguji mutu komoditi di berbagai wilayah Indonesia.Untuk itu dalam UU yang baru tentang Perubahanatas UU No. 9/2006 tentang SRG, Pengelola GudangSRG yang memperoleh persetujuan dari Bappebtisebagai Penguji Mutu Komoditi diberi kewenanganuntuk dapat melakukan sendiri pengujian mutukomoditi yang akan disimpan di gudang SRG.

Guna mempersiapkan kemampuan para PengelolaGudang untuk dapat melakukan pengujian mutukomoditi, Bappebti bekerjasama dengan lembagaterkait seperti Balai Pengujian Mutu Barang (BPMB)atau Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang(BPSMB) - Kementerian Perdagangan melakukanserangkaian pelatihan di bidang pengujian mutukomoditi untuk Gabah, Beras, Jagung, dan Kopi.Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membekali paraPengelola Gudang dengan kemampuan teknis dalampengujian mutu komoditi sesuai dengan ketentuandan persyaratan yang berlaku, sebelum nantinyadiberikan persetujuan sebagai Lembaga PenilaianKesesuaian untuk menguji mutu komoditi.

Pelatihan bagi pelaku SRG dari daerah yang belummemiliki lembaga sertifikasi uji mutu komoditi telahdilakukan di Jakarta pada bulan November 2011.Pelatihan ini khusus diselenggarakan Bappebti untuk2 (dua) daerah yang belum memiliki lembaga ujimutu yaitu untuk komoditi kopi dari Kab. Gayo, Acehdan untuk komoditi jagung dari Nusa Tenggara Barat.Pemilihan kedua daerah itu karena di daerah-daerahtersebut terdapat gudang SRG namun mereka belummemiliki lembaga uji mutu komoditi. Pelatihandilakukan dengan mengundang narasumber dariBPMB - Kementerian Perdagangan. Denganmengikuti pelatihan uji mutu komoditi tersebut,peserta akan diberi sertifikat dari BPMB yangmenyatakan bahwa peserta tersebut memilikikompetensi dalam uji mutu komoditi tertentu.Pengujian mutu komoditi sesuai SNI merupakansalah satu syarat penting bagi bank dalammeluluskan pembiayaan SRG.


By utilizing the Field Agricultural Counselors ofMinistry of Agriculture it is expected that WRSsocialization programs which is addressed to farmerswill be very effective because they directly andintensively deal with farmers, either individually or ingroups, especially in areas of their work locations.

c. Training of Quality Testing of Commodity

One obstacle in the framework of WRS»implementation is the limited availability of a qualityexamining body of commodity in various parts ofIndonesia. For it in the new Law on Amendments ofLaw no. 9/2006 on the WRS, there is a possibilitythat Warehouse Operator who has obtained approvalfrom CoFTRA will have an authorization asCommodity Quality Tester to conduct testing bythemselves of quality of the commodity to bestored in a WRS» warehouse.

In preparing the Warehouse Operators to be able toperform quality testing of commodities, CoFTRA incooperation with relevant institutions such as theAgency for Testing of Quality of Goods or Agency forTesting and Certification of Quality of Goods withinThe Ministry of Trade, conducted a series oftrainings in the field of quality testing ofcommodities for un-hulled rice, rice, corn, andcoffee. The purpose of this activity is to provideWarehouse Operators with technical ability in testinga quality of commodity in accordance with theprevailed terms and conditions, before being grantedapproval as a Conformity Assessment Agency totest the quality of the commodity.

Training for WRS performers from areas that do nothave an agency for issuing certificate of quality ofcommodity has been done in Jakarta in November2011. This training was specifically organized byCoFTRA for 2 (two) areas, namely Gayo District inAceh for coffee and a district in Nusa Tenggara Baratfor corn. Those 2 areas were chosen because thereare WRS» warehouses but they still do not have anagency for quality testing of commodity. Trainingwas carried out by inviting instructors from Agencyfor Testing of Quality of Commodity - Ministry ofTrade. After following the training, participantsobtained a certificate stating that the participant hasa competence in quality testing of a particularcommodity. Quality testing of commodity accordingto the Indonesian National Standard is one importantrequirement for banks to grant financing of the WRS.


PERTEMUAN TEKNIS

Sejak pertama kali dimulainya pelaksanaan proyekpercontohan di Indramayu dan Jombang pada tahun2008, implementasi Sistem Resi Gudang diIndonesia tampak terus berkembang. Semakinmeluasnya cakupan wilayah pelaksanaan SRG tidakterlepas dari peran aktif pemerintah daerahsetempat, khususnya Satuan Kerja PemerintahDaerah (SKPD) yang membidangi perdagangan,dalam melakukan langkah-langkah persiapanmaupun pelaksanaan SRG.

Untuk menciptakan wadah komunikasi dankoordinasi yang dapat mendorong pelaksanaan SRGdi daerah, pada bulan Maret 2011 Bappebtimenyelenggarakan Pertemuan Teknis PelaksanaanSistem Resi Gudang yang diikuti oleh para KepalaDinas yang membidangi perdagangan dari 45Kabupaten lokasi pembangunan gudang SRG. Ke-45Kabupaten tersebut terdiri dari 34 Kabupaten tempatdibangunnya lokasi Gudang melalui Stimulus FiskalT.A. 2009 dan 11 Kabupaten tempat dibangunnyalokasi Gudang melalui APBN-P T.A. 2010.

Pertemuan Teknis juga diikuti oleh 4 Kepala DinasPropinsi tempat lokasi pembangunan gudang SRGberada yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,dan Sulawesi Selatan, disamping para PengelolaGudang SRG, Lembaga Penilaian Kesesuaian, sertaPerbankan penyalur S-SRG yaitu Bank BRI, BankBJB, dan Bank Jatim.

KELOMPOK KERJA SRG

Untuk memudahkan koordinasi kebijakanantar kementerian/lembaga dan mempercepatimplementasi SRG di Indonesia, sejak tahun 2010Bappebti telah menggagas dan membentukKelompok Kerja (Pokja) Sistem Resi Gudang yanganggotanya terdiri dari berbagai Kementeriandan lembaga terkait. Lembaga-lembaga tersebutadalah Kementerian Perdagangan, KementerianPertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan,Kementerian Koperasi dan UKM, PT. Bhanda GharaReksa (Persero), PT. Pertani (Persero), PT. Sucofindo(Persero), Perum BULOG, PT. BRI (Persero), dan PT.Kliring Berjangka Indonesia (Persero). KelompokKerja ini melakukan pertemuan secara rutin danberkala untuk mensinergikan kebijakan dari masing-masing lembaga tersebut dalam mendukungpenyelenggaraan SRG di Indonesia dan mencarikansolusi terhadap berbagai permasalahan SRG dilapangan.

Di tahun 2011 pertemuan para anggota Pokja SRGtelah dilakukan di Jakarta pada bulan Septemberdengan mengundang Guru Besar UniversitasLampung sebagai pembahas. Pokja SRG juga


TECHNICAL MEETING

Since its commencement of the implementation of pilotprojects in Indramayu and Jombang in 2008,implementation of the WRS in Indonesia seems constantlyevolving. The ever-expanding coverage of theimplementation of WRS is inseparable from the active roleof local government, particularly the Local GovernmentWorking Unit in charge of trade, in performing the steps ofpreparation and implementation of WRS.

To create communication and coordination that can drivethe implementation of WRS in the regions, in March 2011CoFTRA held a Technical Meeting on Implementation ofWarehouse Receipt System, participated by the Head ofRegional Offices in charge of trade from 45 Districts ofWRS» warehouses construction site. Those districts arecomprised of 34 districts where the construction ofwarehouses through Fiscal Stimulus Fund in the FiscalYear 2009 located and 11 districts where the constructionof warehouses through the state budget for the fiscalyear 2010 located.

The Technical Meetings were also attended by 4 Head ofProvince Offices in charge of trade where the warehouseswere constructed, i.e. West Java, Central Java, East Java,and South Sulawesi; Warehouse Operators; ConformityAssessment Agencies; as well as banking circle, i.e.Bank BRI, Bank BJB, and Bank Jatim.

WRS WORKING GROUP

To facilitate coordination of policies between Ministries/Agencies and expedite the implementation of WRS inIndonesia, since 2010 CoFTRA has initiated andestablished the WRS Working Group which is comprisedof various Ministries and agencies. Such institutions arethe Ministry of Trade, Ministry of Agriculture, Ministry ofMaritime Affairs and Fisheries, Ministry of Cooperativesand SMEs, PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), PT.Agricultural (Persero), PT. Sucofindo, Perum BULOG, BRI,and PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero).The Working Group met regularly and frequently tosynergize the policy of each institution in supporting WRSin Indonesia and to find solutions of problems inthe field of WRS.

In the year 2011 the meeting between WRS WorkingGroup members had been conducted in Jakarta inSeptember by inviting a professor of the University ofLampung as a discussant. The Working Group is also


diharapkan sebagai motor penggerak kebijakan dimasing-masing instansi dan lembaga terkait.

PELATIHAN TENAGA PENDAMPING

Dalam rangka mendorong pelaksanaan SRG didaerah dan membantu petani serta pelaku usahamemanfaatkan SRG, pada bulan Agustus 2011Bappebti bekerjasama dengan Konsultan Pelatihanmelakukan pelatihan Tenaga PendampingPelaksanaan SRG di Bandung, Surabaya, danMakassar. Pelatihan di Bandung diselenggarakanuntuk wilayah Sumatera dan Jawa Barat, diMakassar untuk wilayah Sulawesi Selatan, SulawesiUtara, dan Gorontalo, sedangkan pelatihan diSurabaya untuk wilayah Kalimantan Selatan, JawaTengah, dan Jawa Timur. Para peserta pelatihanantara lain adalah para Penyuluh Pertanian Lapanganyang wilayah kerjanya di sekitar Kecamatan lokasiGudang SRG, perwakilan dari Dinas yangmembidangi perdagangan di Kabupaten, dan tenagaKonsultan yang berpengalaman dari 34 Kabupatenyang tersebar di Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat,Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, SulawesiUtara, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.

Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkanSumber Daya Manusia di daerah setempat yangmampu memberikan informasi, mengajak,menggerakkan, dan mendampingi petani, KelompokTani, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), sertapelaku usaha untuk memanfaatkan Sistem ResiGudang melalui penyimpanan komoditi di gudang-gudang yang telah dibangun pemerintah.

ASISTENSI IMPLEMENTASI SRG

Dalam rangka untuk mempercepat implementasiSRG secara nasional dan meningkatkan pemanfaatanSRG sebagai alternatif pembiayaan bagi petani,UKM, dan pelaku usaha lainnya, Bappebti terusmelakukan pembinaan dan asistensi teknis tentangSRG kepada instansi terkait dan para pelaku usaha(Petani, Koperasi, UKM) di daerah. Selama tahun2011, selain memberikan edukasi mengenai SRG didaerah, Bappebti juga sekaligus melakukanidentifikasi berbagai kendala yang muncul dalampelaksanaan SRG dan memberikan petunjuk sertamencarikan solusinya apabila terdapat permasalahanteknis yang belum terpecahkan.

PENGAWASAN KELEMBAGAAN

Untuk menjaga integritas SRG agar sesuai denganketentuan dan peraturan yang berlaku, Bappebtisecara berkesinambungan terus melakukanpengawasan terhadap lembaga SRG dan evaluasiatas pelaksanaan SRG di lapangan. PengawasanSRG dilakukan dengan pemantauan melalui SistemInformasi Resi Gudang (IS-WARE) yang bersifat


synergy in supporting the implementation ofWarehouse Receipt System.

TRAINING OF ASSISTANCE STAFF

In order to encourage the implementation of WRS inthe area and assist farmers and entrepreneurs totake advantage of WRS, in August 2011 CoFTRA incollaboration with Training Consultants conductedtraining on Implementation of the WRS in Bandung,Surabaya and Makassar. Training in Bandung washeld to cover those who are located in Sumatra andWest Java areas, in Makassar to cover SouthSulawesi, North Sulawesi, and Gorontalo areas,while training in Surabaya to cover South Kalimantan,Central Java, and East Java areas. The participantsinclude Field Agricultural Counselor whose workingarea around the warehouses in Sub-district location,representatives from the District Offices in charge oftrade, and an experienced staffs of 34 Consultantsspread across Aceh, West Sumatra, West Java,Yogyakarta, Central Java, East Java, North Sulawesi,South Sulawesi, and Gorontalo Districts.

The training aims to prepare human resources in thelocal area who can provide information, invite,motivate, and accompany farmers, Farmer Groups,Joint of Farmer Groups, as well as businesses circleto take advantage of Warehouse Receipt System bystoring commodity in warehouses which have beenbuilt by the government.

WRS IMPLEMENTATION ASSISTANCE

In order to accelerate implementation of WRSnationally and to increase the utilization of WRS asan alternative financing for farmers, SMEs and otherbusiness circle, CoFTRA continue to provideguidance and technical assistance on the WRS tofarmers, Cooperatives, SMEs and the relevantagencies in the area. During the year 2011, inaddition to providing education about the WRS in thearea, CoFTRA also identified a various obstacles thatarise in the implementation of WRS and provideddirection and solution if there were unresolvedtechnical issues.

SUPERVISION OF WRS INSTITUTIONS

To maintain the integrity of the WRS in conform tothe prevailed rules and legislations, CoFTRAcontinue to supervise the WRS institutions and toevaluate the implementation of WRS. Supervision isdone by monitoring through Warehouse ReceiptInformation System (IS-WARE) that is online and inreal time. This system integrates the institutions


online dan realtime. Sistem ini mengintegrasikanlembaga-lembaga dalam SRG yang meliputiPengelola Gudang, Lembaga Penilaian Kesesuaian,Pusat Registrasi, Badan Pengawas, dan Bank/Lembaga Keuangan Non-Bank.

Selain melalui IS-WARE, pengawasan juga dilakukandengan cara berkunjung langsung ke lapangan, baiksecara periodik/terjadwal atau sewaktu-waktu tanpapemberitahuan. Pengawasan di lapangan meliputipemeriksaan terhadap kuantitas dan kualitas barangyang disimpan di Gudang, manajemen pengelolaanbarang, dan dokumen-dokumen yang terkait denganpenerbitan Resi Gudang. Selain pengawasanterhadap SRG, Bappebti juga melakukanpemantauan terhadap penyaluran SkemaSubsidi Resi Gudang.

MONITORING SKEMA SUBSIDI

RESI GUDANG

Pada tahun 2009 Pemerintah melalui MenteriKeuangan dan Menteri Perdagangan meluncurkanprogram kredit bersubsidi untuk mendukungpelaksanaan Sistem Resi Gudang, dikenal denganSkema Subsidi Resi Gudang, yang diatur melaluiPeraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2009 dan Peraturan Menteri Perdagangan nomor 66/M-DAG/PER/12/2009.

Peraturan tersebut mengatur tentang penyalurankredit yang mendapat subsidi bunga dari pemerintahdengan jaminan Resi Gudang. Dalam peraturandimaksud, disebutkan kegiatan yang bisa dibiayaimelalui skema subsidi ini adalah usaha produktifuntuk mendukung kegiatan produksi pertanian yanghanya dimanfaatkan oleh Petani, Kelompok Tani danGabungan Kelompok Tani, serta Koperasi Tani.Memperhatikan amanat yang tertuang dalam keduaPeraturan Menteri tersebut di atas dan sesuaidengan tugas dan fungsi Bappebti, maka perludilakukan monitoring dan pengawasan terhadappelaksanaan subsidi S-SRG agar tepat guna dantepat sasaran. Dengan pengawasan yangdilaksanakan Bappebti ini diharapkan penyaluranSkema Subsidi Resi Gudang dapat berjalan denganlancar, tertib, teratur, dan tepat sasaran sesuaidengan peraturan dan perundang-undanganyang berlaku.

Di tahun 2011 pelaksanaan pemantauan (monitoring)penyaluran S-SRG telah dilakukan di 18 daerah yangtelah mengimplementasikan SRG yaitu Sidrap,Pinrang, Probolinggo, Bantul, Subang, Mojokerto,Indramayu, Banyuwangi, Nganjuk, Jombang, Cianjur,Tulungagung, Madiun, Pasuruan, Ngawi, LombokTimur, Barito Kuala, dan Bener Meriah. Monitoringdilakukan melalui wawancara dengan PemilikBarang, Pengelola Gudang, Satuan Kerja Perangkat


included in the WRS i.e. Warehouse Operators,Conformity Assessment Agencies, Registration Center,Supervisory Agency, and Bank/Non-Bank FinancialInstitutions.

Other than through the IS-WARE, supervision is also doneby a direct visit to the field, both in periodic/scheduled orat any time without notice. In the field supervisionincludes an examination of quantity and quality of goodsstored in warehouse, management of goods, anddocuments relating to the issuance of Warehouse Receipt.In addition to the supervision of the WRS, CoFTRA alsomonitors the distribution of Warehouse ReceiptSubsidy Scheme.

MONITORING OF WAREHOUSE RECEIPT

SUBSIDY SCHEME

In 2009 Government through the Minister of Finance andMinister of Trade launched a program of subsidized loansto support the implementation of the Warehouse ReceiptSystem, known as Warehouse Receipt Subsidy Scheme(WR-SS), which is set up through the Minister of FinanceRegulation No. 171/PMK.05/2009 and the Minister ofTrade Regulation No. 66/M-DAG/PER/12/2009.

The rules govern which credit distribution/channel will getsubsidy of interest from the government with theguarantee of Warehouse Receipt. The regulation statesthat the activities which could be financed through thissubsidy scheme is a productive activities supportingagricultural production which is only utilized by farmers,Group of Farmers and Joint Group of Farmers, andFarmer Cooperatives. Noting that the mandate containedin both the Ministerial Regulation mentioned above and inaccordance with the duties and functions of CoFTRA, it isnecessary to monitor and supervise the implementation ofWR-SS in order to be appropriate and well targeted. Bymonitoring the distribution, it is expected thatimplementation of WR-SS can be run smoothly, orderly,organized, and targeted in accordance with legislation andregulations in force.

In 2011 monitoring of the distribution of WarehouseReceipt Subsidy Scheme has been carried out in 18 areasthat have implemented WRS, i.e. Sidrap, Pinrang,Probolinggo, Bantul, Subang, Mojokerto, Indramayu,Banyuwangi, Nganjuk, Jombang, Cianjur, Tulungagung,Madiun, Makati, Ngawi, Lombok Timur, Barito Kuala, andBener Meriah. Monitoring was conducted throughinterviews with goods owners, Warehouse Operators,Local Government Working Units in charge of trade,


Daerah (SKPD) bidang Perdagangan, dan LembagaKeuangan penyalur S-SRG, serta melalui pemeriksaandokumen yang ada di Lembaga Penyalur S-SRG yangtelah mendapat persetujuan dari KementerianKeuangan antara lain Bank BRI, Bank Jatim, BankKalsel, dan Bank BJB (Bank Jabar Banten).

4. PENUNJANG SRG

PENYIAPAN SISTEM

PENGAWASAN ONLINE

Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk mendukungperan dan tugas Bappebti dalam menjaga integritasSRG menjadi hal yang sangat penting seiring denganluasnya cakupan wilayah pelaksanaan SRG dan terusmeningkatnya jumlah transaksi serta kelembagaanSRG. Dengan perkembangan tersebut diperlukanpengawasan yang efektif agar implementasi SRGberjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dantujuan serta sasaran yang telah ditetapkan. Untukmendukung fungsi pengawasan SRG oleh Bappebti,pada tahun 2011 telah dikembangkan SistemPengawasan SRG yang bersifat online, realtime, danterintegrasi dengan Sistem Informasi Resi Gudang (IS-WARE) yang dikembangkan oleh Pusat Registrasi.Sistem Pengawasan SRG digunakan oleh Bappebtidalam melakukan pengawasan secara online maupunpada saat melakukan pengawasan langsung dilapangan.

LEMBAGA PEMBIAYAAN SRG

Selama ini para petani dan pelaku usaha menghadapimasalah dalam akses pembiayaan atau mendapatkankredit dari lembaga perbankan, karena adanyapersyaratan jaminan berupa fixed asset. Untuk itu gunamemberikan kemudahan dalam memperolehpembiayaan, pemerintah mengembangkan Sistem ResiGudang dimana Resi Gudang dapat dipakai sebagaijaminan untuk memperoleh pembiayaandari bank. Melalui upaya yang sungguh-sungguhdengan melibatkan otoritas tertinggi bidang perbankan,sebagai hasilnya beberapa bank dan lembaga non-bank,telah bersedia menyalurkan pembiayan dalam rangkaimplementasi SRG. Adapun perbankan yang telahmenyalurkan pembiayaan melalui SRG adalah: BankBRI, Bank Jatim, Bank BJB, Bank Jateng, dan BankKalsel. Kelima Bank tersebut juga menyalurkan SubsidiBunga Resi Gudang (S-SRG) dimana para pelaku usahahanya membayar suku bunga kredit sebanyak 6%pertahun. Pemberian S-SRG ini ditujukan kepada parapetani, kelompok tani, Gapoktan, dan Koperasi. Selainlembaga perbankan, juga terdapat Lembaga KeuanganNon Bank (LKNB) yang menyalurkan pembiayaan SRGyaitu: Lembaga Penyaluran Dana Bergulir (LPDB) -Kemenkop dan UKM dan Program Kemitraan BinaLingkungan (PKBL) - PT Kliring Berjangka Indonesia.


and Financial Institutions which distributed WR-SS, aswell as through the examination of documents ininstitutions which distribute WR-SS and have receivedapproval from the Ministry of Finance, among othersBank BRI, Bank Jatim, Bank Kalsel, and Bank BJB (BankJabar Banten).

4. SUPPORTING OF WRS

PREPARATION OF WRS ONLINE

MONITORING SYSTEM

Utilization of Information Technology in supporting therole and tasks to maintain the integrity of WRS becomevery important along with the expanding of the scope ofareas of WRS» implementation as well as the increasingnumber of transactions and institutions of WRS. Withsuch development, an effective supervision is necessaryso that the implementation of WRS run in accordancewith the prevailed regulations, its goals and itsobjectives. To support the oversight function on WRS, in2011 CoFTRA has developed a WRS monitoring systemwhich is online, realtime, and integrated with WarehouseReceipt Information Systems (IS-WARE) developed bythe Center for Registration. WRS monitoring system areused by CoFTRA in conducting online surveillance or atthe time of direct supervision in the field.

FINANCING INSTITUTION OF

WAREHOUSE RECEIPT SYSTEM

Farmers and business people in regions are so far facingproblems in getting access to financing or credit frombanking institutions, because of the fixed asset collateralrequirements. Therefore the Warehouse Receipt Systemwas developed to provide farmers and business peoplementioned above in obtaining financing, in whichWarehouse Receipt can be used as collateral to obtainbank financing. Through the earnest efforts to involvethe highest authority of the banking sector, as a result,some banks and non-bank institutions, have been willingto channel financing within the framework of the WRSimplementation. The banks already distributing orchanneling funding through WRS are: Bank BRI, BankJatim, BJB Bank, Bank Jawa Tengah and BankKalimantan Selatan. Those banks also channelWarehouse Receipt interest rate subsidy throughWarehouse Receipt Subsidy Scheme program (WR-SS)in which a fund receiver only to pay interest rate asmuch as 6% per year. WR-SS provision is addressed tofarmers, Farmers Groups, Joint of Farmers Group, andCooperatives. Aside from banking institutions, there arealso a non-bank financial institutions to channel financingof WRS, namely: Revolving Funds Distribution Agency ofMinistry of Cooperatives and SMEs and Partnership andCommunity Development Program of PT KliringBerjangka Indonesia.


Pasar Lelang Komoditi (PLK) merupakan saranabertemunya penjual dan pembeli yang menggunakansistem lelang dengan penyerahan kemudian. Tujuandari PLK adalah untuk mendapatkan harga yangwajar, adil, dan transparan. Kehadiran PLK diharapkandapat memperpendek mata rantai perdagangansehingga perdagangan menjadi lebih efisien,disamping mendukung perekonomian daerah danperekonomian nasional sebagai sarana pembentukanharga. Manfaat lain dari adanya PLK adalah petanidapat melakukan perencanaan pola tanam yang lebihbaik serta mendorong petani untuk berproduksisecara lebih baik yang dapat meningkatkanpendapatan mereka, dan pada akhirnya masyarakatdapat menikmati harga yang lebih kompetitif.


RANCANGAN AMANDEMEN KEPUTUSAN

MENPERINDAG NO. 650/2004

Penyempurnaan ketentuan Teknis Pasar Lelang yangdiwujudkan melalui revisi atas Keputusan MenteriPerindustrian dan Perdagangan Nomor 650/MPP/Kep/10/2004 tentang Ketentuan PenyelenggaraanPasar Lelang dengan Penyerahan Kemudianbertujuan untuk menyusun suatu peraturan teknisPasar Lelang yang mampu mengakomodir dinamikaperkembangan sektor perdagangan yang semakinpesat. Perubahan dilakukan denganmempertimbangkan beberapa aspek utama dalampenyelenggaraan Pasar Lelang, di antaranya:kelembagaan, penjaminan, mekanisme transaksilelang, keanggotaan, dan penyelesaian perselisihan.

COMMODITYAUCTION MARKET

P A S A R L E L A N G K O M O D I T I

Commodity Auction Market is a means of sellers andbuyers to meet each other and use auction systemwith a forward delivery. The purpose of the auctionmarket is to get a fair price, fair, and transparent. Theexistence of an auction market is expected toshorten trade chains so that trade becomes moreefficient, in addition to supporting the local economyand the national economy as a means of pricediscovery. Another benefit of an auction market isthat farmers are able to plan better cropping patternsas well as encouraging farmers to produce morebetter in order to increase their income, andultimately the public may enjoy morecompetitive prices.

1. STRATEGIC STEPS

DRAFT OF AMENDMENT OF THE MINISTER OF

INDUSTRY AND TRADE DECISION NO.650/2004

Completion of Auction Market technical provisionswhich is realized through a revision of the Minister ofIndustry and Trade Decision No. 650/MPP/Kep/10/2004 concerning Provisions of Organizing AuctionMarket on Forward Basis is aimed to develop atechnical regulation of Auction Market which is ableto accommodate a rapidly increasing of the dynamicdevelopment in trade sector. The change was made__by considering some key aspects in theimplementation of Auction Market, among others:institution, guarantee, transaction mechanism,membership, and dispute resolution. Based onthe results of the discussion it has


Berdasarkan hasil pembahasan telah terbentuk suatukonsep revisi dengan rincian perubahan atas aspek-aspek tersebut, sebagai berikut:a. Kelembagaan Pasar Lelang siap dilaksanakan oleh badan usaha berbentuk Koperasi, Perseroan Terbatas (PT), atau Dinas yang membidangi perdagangan dengan membentuk Unit Pelaksana Teknis.b. Mekanisme transaksi yang pada awalnya mempertemukan penjual dengan pembeli secara langsung, akan berubah di mana penjual mewakilkan amanat jualnya kepada Penyelenggara Pasar Lelang.

c. Pengaturan sistem keanggotaan yang bersifat lokal/nasional dan internasional.

d. Sistem penjaminan yang selama ini dilakukan oleh Penyelenggara Pasar Lelang, dalam konsep revisi Penyelenggara Pasar Lelang dapat melakukan kerjasama dengan Lembaga Penjaminan Pasar Lelang.

e. Dalam hal terjadi perselisihan, berdasarkan ketentuan yang berlaku, penyelesaiannya dapat dilakukan dengan pembentukan Komite Arbitrase oleh Penyelenggara Pasar Lelang. Namun seiring dengan perkembangan yang terjadi, penyelesaian perselisihan dapat dilakukan melalui Badan Aribtrase Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (BAKTI) yang dibentuk pada tahun 2008.

compiled a draft of revision with the details ofchanges to those aspects, as follows:a. Auction Market institutions ready to be implemented by Cooperatives, Limited Liability Company, or Regional Office in charge of trade by establishing a Technical Unit.

b. Transaction mechanism which is originally brought sellers and buyers to meet directly, will be changed where sellers will give mandate to the Market Operator to sell their goods.

c. There will be a local, national and/or international membership system.

d. Guarantee system that has so far been held by the Auction Market Organizer, in the draft revision it could be held by the Auction Market Organizer in cooperation with an Auction Market Collateral Agency.

e. In case of a dispute happened, according to the existing regulation it can be settled through Arbitration Committee which is formed by the Market Organizer. But along with the development, dispute resolution can be made __through the Indonesia Commodity Futures Trading Arbitration Agency (BAKTI) which was established in 2008.


Pada dasarnya revisi atau amandemenPermenperindag tersebut dilakukan untukmenyempurnakan peraturan yang ada dan untukmemperkuat kelembagaan Pasar Lelang.

PROGRAM REVITALISASI

Untuk menjaga kredibilitas Pasar Lelang, Bappebtimelakukan upaya Revitalisasi Pasar Lelang. Melaluiprogram Revitalisasi Pasar Lelang, penyelenggaraanPasar Lelang nantinya akan dilaksanakan secaramandiri oleh pihak yang profesional denganmenerapkan bentuk kelembagaan, sistemkeanggotaan yang terorganisir, standardisasi dariproduk unggulan yang akan dilelang, adanya sistempenjaminan, terlaksananya mekanisme penyelesaiantransaksi, serta penggunaan Teknologi Informasi (IT)yang lebih baik dalam sistem penawaran transaksi.

Tujuan dari pelaksanaan Revitalisasi Pasar Lelangadalah untuk membentuk Penyelenggara PasarLelang yang mandiri dan profesional. Dengan mandiridimaksudkan bahwa penyelenggaraan pasar lelangsedapat mungkin tidak lagi mengandalkan APBNatau APBD karena Penyelenggara Pasar Lelangdiharapkan memiliki sumber anggaran sendiri yangberasal dari fee yang dikenakan kepada anggotalelang. Sedangkan profesional berarti bahwapenyelenggaraan pasar lelang dilakukan oleh pihakyang memang fokus untuk menyelenggarakanpasar lelang.

Keberhasilan suatu Pasar Lelang dapat dilihat daritolok ukur antara lain catatan total transaksi yangcukup tinggi dari setiap kali penyelenggaraan lelang,banyaknya peserta lelang, rendahnya gagal serah,komoditi yang diperdagangkan mencerminkankomoditi unggulan daerah, serta frekuensipenyelenggaraan yang cukup banyak setiaptahunnya. Aspek lain yang juga menjadi sorotanBappebti adalah adanya bentuk perhatian daripemangku kepentingan di daerah tersebut dalammengembangkan Pasar Lelang.

Dari Pasar Lelang yang ada telah dipilih 5 (lima)Penyelenggara Pasar Lelang untuk direvitalisasi,yaitu PLKA Jatim, Jabar, Jateng, Bali, dan Sulsel.Pemilihan kelima daerah itu karena dalam praktiknyadinilai cukup berhasil dalam mengembangkan pasarlelang sesuai dengan konsep yang ada.

P A S A R L E L A N GK O M O D I T I

Basically the revision or amendment of the Minister ofIndustry and Trade decision is made to improve existinglegislation and to strengthen institutions of AuctionMarket.

REVITALIZATION PROGRAM

To maintain the Auction Market credibility, CoFTRA wascarrying out an Auction Market Revitalization program.Through this program, the Auction Market operation willbe conducted independently by a professional partythrough formation of institutions, organized membershipsystem, standardization of products that will be auctioned,guarantee system, implementation of a settlementmechanism, as well as the use of a better InformationTechnology (IT) in its bidding and offering system.

The purpose of the revitalization program is to establish anindependent and professional Auction Market Organizer.≈Independent∆ means that the auction market will be nolonger rely on the state or regional government as theMarket Organizer is expected to have its own budgetaryresources derived from fees charged to members of theauction. While ≈professional∆ means that the organizing ofthe market is carried out by a party which is onlyfocus in organizing the auction market.

The success of an auction market can be seen from thebenchmarks, among others, the record of its high numberof transactions at every auction, its high number ofparticipants, its low of failure to deliver goods, commoditytraded reflects the superior of commodity from the marketarea, as well as the frequency of the market operation ispretty much every year. Another aspect highlighted byCoFTRA is attention from stakeholders in theregion in developing the auction market.

Of the existing auction markets it has selected 5 (five)Auction Market Organizers to be revitalized, namely thosewhich are located in East Java, West Java, Central Java,Bali, and South Sulawesi. The selection of those fiveregions because in practice it was considered quitesuccessful in developing the auction market inaccordance with the concept.


2. PERKEMBANGAN PASAR LELANG

KONDISI DAN KINERJA

Berdasarkan frekuensi pelaksanaan lelang, ragamatau jenis komoditas yang dilelang, total transaksi,dan jumlah pesertanya, pelaksanaan lelang selamaperiode 2011 tampak mengalami penurunan,selain terjadinya pergeseran ragam komoditasdibandingkan dengan kondisi di tahun 2010.

Dalam perjalanannya sejak tahun 2003 hingga tahun2010, lalu, jumlah PLKA mencapai sebanyak 21Pasar Lelang. Namun di tahun 2011, sebanyak2 (dua) Pasar Lelang dihentikan kegiatanpenyelenggaraannya yaitu PLKA Agam di Sumbardan Barlingmascakab di Jateng. Penutupan keduaPLKA tersebut karena dinilai kurang berkembang,baik dari segi volume transaksi maupun rendahnyafrekuensi penyelenggaraan lelang. Selain itu komoditiyang diikutsertakan dalam penyelenggaraan PasarLelang tersebut juga tidak mencerminkan komoditiunggulan daerah yang bersangkutan. Penutupantersebut juga dimaksudkan untuk memusatkankegiatan pasar lelang di ibukota provinsi masing-masing, yaitu di Padang, Sumbar dan di Soropadan,Jateng.

a. Frekuensi Pelaksanaan Lelang

Dilihat dari frekuensi pelaksanaan lelang,pelaksanaan Pasar Lelang selama periode 2011secara kumulatif sedikit lebih banyak dibandingkandengan periode sebelumnya, meskipun ada 2 daerahdi antaranya yang ditutup. Tabel-tabel berikutmenunjukkan frekuensi pelaksanaan Pasar Lelangpada tahun 2011 di 19 daerah sebagai berikut:

C O M M O D I T YA U C T I O N M A R K E T

2. DEVELOPMENT OF AUCTION MARKET

CONDITION AND PERFORMANCE

Based on the frequency of the auction, various ofcommodities auctioned, total transaction, and thenumber of participants, a implementation of the auctionmarket during 2011 seems to have decreased, besides ashift in a range of commodities transacted comparedwith conditions in 2010.

From the year 2003 until the year 2010, number of theauction market reached as many as 21 markets, but in2011 the operation of 2 (two) of them has beendiscontinued. The location of the closed markets wereAgam in West Sumatra and Barlingmascakab in CentralJava. The closure of those two markets was becauseconsidered that they were less developed, both in termsof transaction volume and its low frequency of theauction operation. In addition, commodities that wereoffered in the market are also not reflect the commodityof surrounding area. The closure is also intended tofocus the activities of the auction market only in itsprovincial capital, that is in Padang, West Sumatra andin Soropadan, Central Java.

a. Frequency of the Market Operation

Viewed from the frequency of the auction,implementation of the Auction Market in 2011 was seenslightly more than the previous period, although twomarkets of which were closed. The following tableshows the frequency of the Auction Market operation in 2011 in 19 regions as follows:


b. Jenis Komoditas dan

Volume Transaksi

Selama tahun 2011 komoditas yang ditransaksikan diPasar Lelang tercatat sebanyak 131 (seratus tigapuluh satu) jenis komoditas di mana 10 (sepuluh)komoditas di antaranya tergolong dalam 10 besarproduk dengan nilai transaksi terbesar. Dari gambardi bawah, kesepuluh komoditi tersebut berturut-turutadalah beras, sapi, jagung, kentang, pinang, kemiri,cabe, kopi, pala, dan cengkeh. Tiga komoditi yangnilai transaksinya tertinggi merupakan komoditi yangjuga memegang peranan penting dalam perdagangankomoditi secara nasional, yaitu beras, sapi, danjagung, masing-masing dengan nilai transaksiRp. 303,8 M (35%), Rp. 162,1 M (18%), danRp. 82,3 M (9%).


b. Sort of Commodities and its

Transactions Volume

During the year 2011 commodities traded in auctionmarkets were as many as 131 (one hundred thirty-one) sorts of commodity in which 10 (ten) of themincluded in the top 10 products with the highesttransaction value. From the picture below, the tenthconsecutive commodities are rice, beef, corn,potatoes, nuts, pecans, peppers, coffee, nutmeg,and cloves. The three commodities with the highesttransaction value are commodities which also playsan important role in the national commodity trade,such as rice, beef, and corn, each with a transactionvalue of Rp. 303.8 M (35%), Rp. 162.1 M (18%),and Rp. 82.3 M (9%).


Dibandingkan dengan tahun 2010, terjadi pergeseranragam komoditas yang menempati 10 besar produkdengan nilai transaksi terbesar. Urutan pertama dankedua masih tetap ditempati oleh beras dan sapi,namun urutan berikutnya banyak mengalamiperubahan. Gula pasir yang di tahun 2010menempati urutan ketiga, di tahun 2011 bahkan tidakberada lagi di kelompok 10 besar, sama halnyadengan buah-buahan, minyak nilam, dan coklat.

Menurunnya nilai transaksi tersebut disinyalirdisebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya cuacaekstrim yang melanda sebagian besar daerah sentraproduksi komoditi di masing-masing daerahPenyelenggara Pasar Lelang yang membuat produksikomoditi relatif menurun, sulitnya Penyelenggaramempertemukan para pelaku pasar (pembeli danpenjual), serta menurunnya jumlah frekuensipenyelenggaraan Pasar Lelang.

c. Pelaku Pasar

Para penjual maupun pembeli yang terlibat dalamkegiatan pasar lelang umumnya masih didominasioleh peserta lelang yang berasal dari daerahPenyelenggara Pasar Lelang yang bersangkutan.Interkonektivitas antar pelaku Pasar Lelang antardaerah masih belum dapat terwujud dengan baik,karena untuk menghadirkan penjual atau pembelidari luar daerah penyelenggaraan masih tergantungpada anggaran yang tersedia di masing-masing DinasPenyelenggara Pasar Lelang. Untuk itu perludilakukan langkah-langkah perbaikan melaluiRevitalisasi Pasar Lelang agar peserta Pasar Lelangdapat bersifat mandiri tanpa mengandalkan anggarandari Dinas Penyelenggara Pasar Lelang.


Compared to 2010, there was a shift of commoditythat occupy the top 10 products with the highesttransaction value. The first and the secondsequences is still occupied by rice and beef, but thenext sequence undergone many changes. Whitesugar in 2010 was the third, and in the year 2011 areno longer even in the top 10, as well as fruits,patchouli oil, and brown.

The declined of the transaction value is alleged to becaused by various factors, including extremeweather that hit most commodity production centersin each auction market region which makes a relativedecline of commodity production, the difficulty facedby the market organizers to bring together buyersand sellers, and the decrease of a frequencyof the market operation.

c. Market Performers

The seller and buyer involved in the auction marketsare still largely dominated by auction participants thatcome from the relevant market organizer.Interconnectivity between Auction MarketPerformers across the regions can not be realizedyet, considering that inviting sellers and buyers fromother regions depend on the available budgetprovided by each market organizer. Therefore, it isnecessary to take corrective measures throughrevitalization of the Auction Market, so that theparticipants can be independent without relying onthe budget from the organizer.


Dalam kaitan ini, Bappebti akan melakukansosialisasi kepada para pelaku untuk diarahkankepada kegiatan edukasi dan pelatihan dalam rangkameningkatkan pengetahuan pelaku pasar dalam halkualitas komoditas, sistem pemasaran, danpembinaan komunitas pelaku usaha.

Hingga berakhirnya tahun 2011, jumlah pelaku pasaryang terlibat dalam keseluruhan pelaksanaan lelangtercatat sebanyak 1.649 peserta dengan perincian395 peserta bertindak sebagai pembeli dan 1.254peserta sebagai penjual. Dari jumlah tersebutpeserta terbanyak berasal dari Jawa Timur dengan591 peserta, terdiri dari 148 peserta yang bertindaksebagai pembeli dan 443 peserta sebagai penjual.

d. Penyelenggaraan Pasar Lelang

oleh Pihak Swasta

Sejak diterbitkannya persetujuan kepada PT. iPASARIndonesia sebagai Penyelenggara Pasar Lelang padaOktober 2010, perusahaan tersebut tercatat masihmerupakan satu-satunya pihak swastapenyelenggara Pasar Lelang dengan PenyerahanKemudian (Forward) yang memperoleh persetujuanBappebti. Pelaksanaan Pasar Lelang oleh PT. iPASARdilakukan melalui sistem online di mana AnggotaLelang yang ingin melakukan transaksi cukupmelakukan login ke website iPASAR dan dapatlangsung melakukan transaksi. Kategori produkutama yang diperdagangkan sejauh ini mencakupkomoditi pertanian (jagung pipilan), komoditikehutanan (kayu jati bundar), dan komoditi kelautan(cottonii atau rumput laut).

Transaksi yang berhasil dibukukan PT. iPASAR sejakmulai beroperasi sampai dengan akhir 2010 tercatatsebesar Rp. 565.450.064,-. Di tahun 2011 total nilaitransaksinya mencapai Rp. 11.202.165.360,-, dengantransaksi terbesar terjadi berturut-turut pada bulanDesember, Oktober, dan November 2011, masing-masing sebesar Rp 3.237.477.000.-,Rp. 2.709.186.000.-, dan Rp. 1.660.774.000.-.Rincian transaksi bulanan selengkapnyadapat dilihat pada tabel berikut:


In this connection, CoFTRA will arrange socializationto market performers to be directed towardeducation and training activities in order to improveknowledge of market participants on quality ofcommodities, marketing system, and guidingbusiness circle.

Until the end of 2011, the number of marketparticipants involved in the entire auctionimplementation were 1649 participants whichconsist of 395 participants act as buyer and 1254participants as seller. Of those the most participantscame from East Java with 591 participants,consisted of 148 participants act as buyer and 443participants as seller.

d. Implementation of the Auction Market by

Private Sector

Since the issuance of approval to PT. iPASARIndonesia as Auction Market Organizer in October2010, the company is still recorded as the onlyprivate organizer of the auction market on forwarddelivery basis which received approval fromCoFTRA. The operation of the auction market byPT iPASAR is performed electronically (onlinesystem) where members of auction who want toconduct transactions may log onto the iPASARwebsite and they can immediately make a deal. Themain product category traded so far includeagricultural product (dry shelled corn), forestryproduct (round teak), and marine product (seaweedor cottonii).

Since it began operations until end of 2010PT. iPASAR recorded a transaction in the amount ofRp. 565 450 064, -. In 2011 the total value oftransactions reached Rp. 11.202.165.360, -, with thelargest transaction in a row in December, Octoberand November 2011, amounting toRp 3.237.477.000. -, Rp. 2.709186 billion. -, AndRp. 1.660774 billion. -. Monthly transaction detailscan be seen in the table below:


PERSETUJUAN PENYELENGGARA

PASAR LELANG

Selama ini penyelenggaraan Pasar Lelang dilakukanoleh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) diPemerintah Provinsi yang membidangi perdagangan,sedangkan pembinaan, pengawasan, sertapembiayaannya diperoleh melalui DanaDekonsentrasi APBN Bappebti. Jumlahpenyelenggara Pasar Lelang yang mendapatpersetujuan dari Bappebti sampai dengan akhir tahun2011 tercatat sebanyak 19 daerah penyelenggara di19 provinsi. Ke-19 penyelenggara tersebut adalahSumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi,Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, JawaTengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB,Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara,Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,dan Gorontalo.

PENYIAPAN KELEMBAGAAN

REVITALISASI PASAR LELANG

Penyiapan pelaksanaan Revitalisasi Pasar Lelangtelah dicanangkan sejak tahun 2010 di lima daerahyaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,dan Sulawesi Selatan dengan tujuan untukmenciptakan penyelenggaraan Pasar Lelang yangmandiri dan profesional. Pada tahun 2011, revitalisasiPasar Lelang masih berlanjut dengan beberapakegiatan yang dilakukan antara lain:1. Penyusunan ketentuan teknis Pasar Lelang yang terdiri dari Peraturan Tata Tertib (PTT) dan Standard Operasional Procedure (SOP).

2. Pembentukan Tim Marketing dan Manajemen Administrasi.


APPROVAL OF AUCTION MARKET

ORGANIZER

The operation of Auction Market was so farorganized by the Regional Government Unit of Workat the Provincial Government handling trade sector,whereas guidance, supervision, and financingthereof were acquired through the DeconcentrationFund of CoFTRA. The number of auction marketorganizers that received approval from CoFTRA untilend of 2011 were 19 organizers in 19 provinces. The19 organizers are North Sumatra, West Sumatra,Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, WestJava, Central Java, Yogyakarta, East Java, Bali, NTB,West Kalimantan, East Kalimantan, North Sulawesi,South Sulawesi, Southeast Sulawesi,and Gorontalo.

PREPARATION OF INSTITUTIONS IN AUCTION

MARKET REVITALIZATION

Preparation of the implementation of Auction MarketRevitalization have been proclaimed since the year2010 in five areas, i.e. West Java, Central Java, EastJava, Bali and South Sulawesi, with the goal ofcreating an independent and professional AuctionMarket Organizer. In 2011, the revitalization of theAuction Market was continuing with carrying outactivities such as:1. Preparation of the technical provisions of the Auction Markets consisting of the Rules and Regulations (R/R) and Standard Operating Procedure (SOP).2. Formation of the Team of Marketing and Administrative Management.


3. Pendampingan bagi daerah dalam rangka pembentukan kelembagaan Penyelenggara Pasar Lelang.

Hasil dari kegiatan penyiapan pelaksanaan revitalisasiPasar Lelang ini berbeda-beda untuk setiap daerahPenyelenggara karena disesuaikan dengan kondisidan kebutuhan masing-masing Penyelenggara,dengan rincian sebagai berikut:


3. Assistance for the regions in order to establish an Auction Market Organizer.

The results of the preparation of auction marketrevitalization implementation mentioned above isdifferent for each Organizer as it were adapted tothe conditions and needs of each Organizer, with thefollowing details:


PENYIAPAN PERATURAN DAN TATA TERTIB

(PTT) DAN STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR (SOP) PENYELENGGARA

PASAR MODAL

Peraturan Tata Tertib (PTT) merupakan dasar dalampenyelenggaraan Pasar Lelang (PL) karena PTTmengatur tentang konsep kelembagaan, mekanismetransaksi, hak dan kewajiban, penyelesaianperselisihan, dan lain lain. Meskipun PTT memegangperan yang sangat penting dalam penyelenggaraanPL namun pada kenyataannya banyak Penyelenggarayang belum memiliki PTT tersebut sehingga di tahun2011 perlu dilakukan penyiapan PTT yang bersifatnasional bagi para Penyelenggara Pasar Lelang.

Penyusunan PTT PL secara nasional dilakuan melaluipengumpulan berbagai informasi yang terkait denganpenyelenggaraan Pasar Lelang di daerah, kemudianhasilnya diolah lebih lanjut untuk disusun menjadisuatu PTT PL Nasional. PTT PL Nasional ini nantinyadapat digunakan sebagai acuan oleh daerah sebagaidasar dalam penyelenggaraan Pasar Lelang, di manadaerah dapat melakukan penyesuaian dengan situasidan kondisi daerah yang bersangkutan.

PENYUSUNAN SOP

PERSETUJUAN PASAR LELANG

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)Persetujuan Pasar Lelang dilakukan untuk dijadikansebagai suatu panduan bagi Bappebti dalammemberikan persetujuan kepada PenyelenggaraPasar Lelang. Pemberian persetujuan sebagaiPenyelenggara Pasar Lelang dapat diberikan kepadacalon Penyelenggara Pasar Lelang yang terdiri dariDinas yang membidangi perdagangan, PerseroanTerbatas (PT), atau Koperasi. SOP ini mengaturtentang tata cara ketika calon pemohon mengajukanpermohonan sebagai penyelenggara pasar lelang,prosedur yang dilakukan untuk memprosespermohonan tersebut sampai dengan terbitnyapersetujuan. SOP Persetujuan Pasar Lelang jugamerupakan salah satu langkah yang dilakukanBappebti dalam rangka pemberian pelayananprima kepada masyarakat.


PREPARATION OF RULES AND REGULATIONS

(R/R) AND STANDARD OPERATING

PROCEDURES (SOP) OF

AUCTION MARKET ORGANIZER

The Rules and Regulations (R/R) in theimplementation of the Auction Market isfundamental as R/R regulates institutional concept,transaction mechanisms, rights and obligations,dispute settlement, and others. Although R/R holds avery important role in the organization of the auctionmarket but in reality there were still organizers whodo not have the R/R so that in the year 2011 it wasnecessary to make a preparation of a national R/R forAuction Market Organizer.

Preparation of a national R/R was carried out througha collection of information relating to the executionof the auction market in the area, then the resultswas processed further to become a national R/R.This national R/R will later be used as a reference bythe region as a basis for the implementation of theauction market, where the regions can makeadjustments to the circumstances ofthe relevant region.

PREPARATION OF AUCTION MARKET

LICENSING SOP

Preparation of Standard Operating Procedures (SOP)of Auction Market Licensing was made __to serve asa guide for CoFTRA in issuing license to the AuctionMarket Organizer candidates. License or approval asAuction Market Organizer may be provided tocandidates which consists of the Regional Office incharge of trade, Limited Liability Company (PT), orCooperatives. This SOP sets out procedures forapplicants in proposing application to be a marketorganizer, procedures of processing the application,until the issuance of approval. SOP on AuctionMarket Approval is also one of the steps taken byCoFTRA in order to give an excellent serviceto the community.


3. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

PELATIHAN TEKNIS

Pelatihan teknis Pasar Lelang dimaksudkan untukmenjaga kualitas penyelenggaraan Pasar Lelang dandilakukan secara rutin. Pelatihan ini pada dasarnyaditujukan untuk menghasilkan calon Operator Pasardan Pemandu atau Juru Lelang. Pelatihan untukmenjadi calon Operator Pasar bertujuan untukmempersiapkan tenaga teknis pencatatan danpengiriman laporan transaksi lelang, sedangkanpelatihan untuk calon Pemandu Lelang bertujuanuntuk menciptakan tenaga Juru Lelang yang handal.Selama tahun 2011 telah dilakukan sebanyak 6 kalipelatihan bertempat di Jawa Tengah, Yogyakarta,Jawa Timur, Barat, Kalimantan Barat, SulawesiUtara, dan Sulawesi Tenggara.

PERTEMUAN TEKNIS

Untuk menciptakan wadah komunikasi dankoordinasi yang dapat mendorong pelaksanaanRevitalisasi Pasar Lelang, pada tahun 2011 Bappebtitelah menyelenggarakan Pertemuan TeknisRevitalisasi Pasar Lelang yang diikuti oleh daerahyang menjadi pilot-project Revitalisasi Pasar Lelang.Pesertanya terdiri dari Dinas Provinsi yangmembidangi perdagangan, Tim Promotor, dan pihakperbankan dengan materi pembahasan yangdifokuskan pada hal-hal berikut:- Perkembangan Pasar Lelang di Belanda dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam pengembangan konsep Pasar Lelang ke depan;- Tehnik pemasaran dan negosiasi Pasar Lelang;- Peran perbankan dalam penjaminan dan pembiayaan Pasar Lelang;- Penggunaan website sebagai sarana pendukung Pasar Lelang;- Peran Pasar lelang sebagai penguat perdagangan domestik;- Konsep Amandemen Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 650/MPP/ Kep/10/2004 dan penyusunan Peraturan Tata Tertib (PTT) Pasar Lelang secara Nasional.

PENEMPATAN TENAGA PENDAMPING

PEMASARAN DAN MANAJEMEN

ADMINISTRASI PASAR LELANG

Dalam rangka pelaksanaan revitalisasi Pasar Lelang,setiap daerah yang menjadi pilot-project dalamRevitalisasi Pasar Lelang (Jawa Barat, Jawa Tengah,Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan) telahmemperoleh dukungan berupa Tim Marketing Pasar



TECHNICAL TRAINING

Auction Market Technical Training is intended tomaintain the quality of the Auction Market and iscarried out routinely. The training is basicallyintended for a prospective operator and auctioneer.Training to be an operator is designed to prepare atechnical officer for recording and sending auctiontransactions report, whereas training to be anauctioneer is aimed to create a reliable auctioneer inregions. During the year 2011 CoFTRA hasperformed 6 times of technical training which weretook place in Central Java, Yogyakarta, East Java,West Java, West Kalimantan, North Sulawesi andSoutheast Sulawesi.

TECHNICAL MEETING

To create communication and coordination that candrive the implementation of the Auction Marketrevitalization, in the year 2011 CoFTRA has organizeda Technical Meeting on Auction Market Revitalizationwhich was participated by regions where the pilot-project is located. Participants consist of RegionalOffice in charge of trade, Promoter Team, and thebanking circles, with the matter of discussionfocused on the following matters:- Development of Auction Market in the Netherlands can be used as a reference in the development of the next Auction Market concept;- Marketing and negotiating techniques of Auction Market;- The role of banks in guaranteeing and financing Auction Market;- The use of website as a means of supporting Auction Market;- The role of auction market in strengthening domestic trade;- Draft Amendment of the Minister of Industry and Trade Decree No. 650/MPP/Kep/10/2004 and preparation of the Rules and Regulations (R/R) of Auction Market which is nationally adapted.

PLACEMENT OF AUCTION MARKET MARKETING

AND ADMINISTRATION MANAGEMENT

FACILITATORS

In the framework of the implementation of theAuction Market revitalization, every area that haves apilot-project in revitalization of the Auction Market(West Java, Central Java, East Java, Bali, and SouthSulawesi) has obtained support in the form of


Lelang dan Manajemen Administrasi, dengan tugasuntuk melakukan promosi/mencari pelaku usahayang potensial untuk ikut serta dalampenyelenggaraan Pasar Lelang dan melakukanmonitoring atas realisasi transaksi yang terjadidi Pasar Lelang.

SUPERVISI REVITALISASI

PASAR LELANG

Untuk mewujudkan Penyelenggara Pasar Lelangyang mandiri dan profesional, pada tahun 2011Bappebti melakukan kegiatan Supervisi RevitalisasiPasar Lelang. Supervisi dilakukan melaluipendampingan kepada Tim Promotor di Jawa Barat,Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatanuntuk melakukan penguatan kelembagaan PasarLelang. Dari kegiatan supervisi ini Tim Promotordiharapkan dapat memperoleh pandangan yangkomprehensif mengenai arah dan kebijakanrevitalisasi Pasar Lelang.

PENGAWASAN PENYELENGGARA

Pengawasan Pasar Lelang dilakukan terhadapPenyelenggara dari Dinas dan Penyelenggaraswasta. Pengawasan terhadap Penyelenggara Dinasdilakukan secara bertahap di mana PenyelenggaraPasar Lelang menjadi ujung tombak pengawasan.Setiap kali berakhirnya penyelenggaraan lelang, datatransaksi langsung dikirimkan ke Bappebti melaluiback office Pasar Lelang sebagai salah satu bahanpengawasan. Pengawasan juga dilakukan melaluikunjungan on the spot ke lokasi-lokasipenyelenggaraan lelang. Pengawasan terhadapPenyelenggara swasta dilakukan melaluisistem online.

Berdasarkan pengawasan serta evaluasi yang telahdilakukan, ditemukan beberapa tantangan dalampelaksanaan Pasar Lelang di daerah yaitu: (1) belumlengkapnya kelembagaan Pasar Lelang karena belumadanya Lembaga Penjaminan Transaksi dan belumterbentuknya Komite Pasar Lelang sebagaimanaditetapkan dalam Keputusan Menperindag Nomor650/MPP/Kep/10/2004 tentang KetentuanPenyelenggaraan Pasar Lelang Komoditi AgroDengan Penyerahan Kemudian; (2) komoditas yangditransaksikan belum memiliki standar mututertentu; dan (3) pada umumnya Pasar Lelang belumditangani oleh petugas khusus yang menanganiPasar Lelang karena masih minimnya Sumber DayaManusia yang dimiliki pihak Penyelenggara danseringnya terjadi perpindahan SDM di daerah, sepertipetugas operator lelang, pemandu lelang, danpengelola back office.


Auction Market Marketing and ManagementAdministration Team, with a task to promote or tosearch for potential entrepreneurs to participate inthe auction market and monitor the realization of itstransactions.

AUCTION MARKET REVITALIZATION

SUPERVISION

To realize an independent and professional AuctionMarket Organizer, in 2011 CoFTRA supervised theimplementation of Auction Market Revitalization.Supervision is done through assistance activity tothe Promoter Team in West Java, Central Java, EastJava, Bali, and South Sulawesi to strengthen theAuction Market institutional. It is expected that fromsupervision activities Promoter Team will get acomprehensive view of the direction of auctionmarket revitalization and what kind of policy shouldbe taken in revitalizing the Auction Market.

SUPERVISION OF AUCTION MARKET

ORGANIZER

Auction market supervision is conducted on theOrganizer of Regional Government Office and ofprivate Organizer. Supervision is performed graduallywhere the market organizer is the spearhead ofsupervision. When an auction is finished, thetransaction data should be sent to CoTFRA throughauction market back office as material to be usedlater for supervision. The supervision was alsoperformed by on the spot visit to the auctionlocations. Oversight of the private organizers ismade __through online system.

Based on the supervision and evaluation which hasbeen carried out, there were several constraints andchallenges found in the Auction Marketimplementation in regions, namely: (1) incompleteauction market institutions because of the absenceof the Transaction Guarantee Agency and un-established Auction Market Committee as stipulatedin the Minister of Industry and Trade Decree No.650/MPP/Kep/10/2004 on Regulations of OrganizingAuction Market With Forward Delivery Basis ForAgricultural Commodity; (2) commodities traded atthe auction market do not have any particularstandard of quality; and (3) Auction Market wasgenerally not handled yet by a special officer due torare human resources owned by the Organizer, suchas auction operator, auction guide, and backoffice manager.


Dari hasil pengawasan dan evaluasi terhadapkeseluruhan Penyelenggara Pasar Lelang selamaperiode 2011, telah diputuskan untuk menghentikanpenyelenggaraan 3 Pasar Lelang yaitu yang berada diSumatera Utara, Bengkulu, dan Kalimantan Timur.Dengan demikian Penyelenggara Pasar Lelang yangsemula berjumlah 19 Penyelenggara pada tahun2011 akan berkurang menjadi 16 Penyelenggaradi tahun 2012.

4. PENUNJANG PASAR LELANG

PENYUSUNAN DATABASE

PELAKU PASAR LELANG

Tantangan yang dihadapi oleh Penyelenggara PasarLelang pada umumnya berkisar pada sulitnyamencari pelaku baru untuk ikut berpartisipasi dalampenyelenggaraan Pasar Lelang. Pemerintah meyakinibahwa masih banyak pelaku usaha potensial yangmembutuhkan pemasaran komoditasnya melaluiPasar Lelang. Untuk itu pada 2011 telah dilakukankegiatan survey potensi komoditas dan komunitaspelaku usaha yang menghasilkan database bagiPenyelenggara Pasar Lelang.

Pelaksanaan survei potensi komoditas dankomunitas pelaku usaha bertujuan untuk mengetahuipotensi komoditas unggulan dari 5 (lima) daerahpercontohan Revitalisasi Pasar Lelang sekaligusuntuk mendata potensi calon pelaku potensial yangbaru untuk mengikuti kegiatan Pasar Lelang. Hasildari survey ini akan dijadikan sebagai databaseterintegrasi bagi 5 (lima) daerah percontohanRevitalisasi Pasar Lelang tersebut.


From the results of an overall monitoring andevaluation of the Auction Market Organizers duringthe period of 2011, it was decided to halt theimplementation of 3 Auction Markets which arelocated in North Sumatra, Bengkulu, and EastKalimantan. Thus Auction Market Organizers whichoriginally amount to 19 organizers in 2011 willdecrease to 16 organizers in the year 2012.

4. SUPPORTING OF AUCTION MARKET

PREPARATION OF AUCTION MARKET

PERFORMERS DATABASE

Challenges faced by the Auction Market Organizergenerally revolve around the difficulty of finding newplayers to participate in the implementation of theAuction Market. The Government believes that manypotential entrepreneurs who need to market theircommodities through Auction Market. In 2011 CoFTRAhas conducted a survey regarding commodity andbusinesses community which is potential for auctionmarket and which for commodity survey activities andthat generate a database for Auction Market Organizer.

The survey of potential commodity and businesscommunity aims to determine the potential of superiorcommodities of 5 (five) auction market revitalizationpilot areas to assess potential of new players toparticipate in the auction market. The results of thissurvey will serve as an integrated database for 5 (five)pilot areas of the auction market revitalization.


PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, PELAYANAN, DANPENEGAKAN HUKUM

1. Peraturan Perundang-undangan

Penyempurnaan dan penambahan

peraturan Kepala Bappebti

Untuk memberikan perlindungan bagi masyarakatdan meningkatkan kepastian hukum, selama tahun2011 Bappebti telah menerbitkan sebanyak 3 (tiga)peraturan di bidang PBK yang merupakanpenyempurnaan dan penambahan peraturan KepalaBappebti. Peraturan-peraturan tersebut adalahsebagai berikut:a. Peraturan Kepala Bappebti Nomor: 88/BAPPEBTI/Per/01/2011 tentang Sistem Pengawasan Tunggal(Supervisory System) dan Sistem Perdagangandalam Transaksi Sistem Perdagangan Alternatif.Peraturan ini dimaksudkan untuk memberikanperlindungan kepada masyarakat dalampenyelenggaraan transaksi SPA yang wajar dantransparan.

b. Peraturan Kepala Bappebti Nomor: 89/BAPPEBTI/Per/09/2011 tentang Penetapan Jenis KontrakDerivatif dalam Sistem Perdagangan Alternatif yangdilaporkan ke Bursa Berjangka dan didaftarkan keLembaga Kliring Berjangka. Peraturan ini ditetapkanuntuk mempermudah tugas pengawasan kegiatantransaksi perdagangan Kontrak Derivatif selainKontrak Berjangka dalam Sistem PerdaganganAlternatif dengan adanya pembagian tugas BursaBerjangka dan/atau Lembaga Kliring Berjangka yangakan menerima pelaporan dan/atau pendaftarantransaksi Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangkadalam Sistem Perdagangan Alternatif.

c. Peraturan Kepala Bappebti Nomor: 90/BAPPEBTI/Per/10/2011 tentang Komoditi yang dapat dijadikansubjek Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah,dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yangdiperdagangkan di Bursa Berjangka. Peraturan iniditetapkan sebagai tindak lanjut daridiamandemennya Undang-Undang No. 32 Tahun1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi,dimana Komoditi yang dapat diperdagangkan diBursa Berjangka tidak hanya mencakup Komoditiyang dapat dijadikan sebagai subjek KontrakBerjangka, tetapi juga Komoditi yang dapat dijadikansebagai subjek Kontrak Derivatif Syariah dan/atausubjek Kontrak Derivatif lainnya.


LEGISLATION, LEGAL SERVICES,AND LAW ENFORCEMENT

1. Legislation Improvements and

additions of Head for CoFTRA

Regulations

To provide protection for the community andincrease legal certainty, in the year 2011 CoFTRAhas issued 3 (three) regulations in the field ofCommodity Futures Trading which is a refinementand additions to the Head for CoFTRA regulations.These regulations are as follows:a. Head for CoFTRA Regulation No. 88/COFTRA/Per/01/2011 on Single Monitoring System (SupervisorySystem) and the System of Trade in the AlternativeTrading System (ATS) Transactions. This rule isintended to provide protection to the public inimplementing an orderly, fair, and transparent ATStransactions.

b. Head for CoFTRA Regulation No. 89/COFTRA/Per/09/2011 on the Determination of DerivativesContract Type in the Alternative Trading Systemwhich is reported to the Futures Exchange andregistered with the Clearing House. This regulation isset out to simplify the task of supervision ofderivatives contract other than futures contractstrading in Alternative Trading System with regardthat there is a division of tasks in the FuturesExchange and/or the Clearing House which willaccept a reporting and/or a registration of derivativescontract transaction other than futures contracts inthe Alternative Trading System.

c. Head for CoFTRA Regulation No. 90/COFTRA/Per/10/2011 on Commodity which can be used as thesubject of Futures Contract, Sharia DerivativesContract, and/or other Derivatives Contracts tradedin the Futures Exchange. This rule is set as a follow-up of the Amendment of Law No. 32 of 1997 on theCommodity Futures Trading, where the definition ofcommodity is expanded not only narrowly defined ascommodity which can be the subject of a FuturesContract but also to be the subject of a ShariaDerivatives Contract, as well as subject of otherDervatives Contract.


2. Pelayanan Hukum dan

Penanganan Litigasi

Di bidang pelayanan hukum, Bappebti menerimadan menangani pengaduan yang berkaitan dengankegiatan PBK serta memberikan asistensi hukumseperti menjawab pertanyan baik melalui surat ataukontak pembaca di website Bappebti, memenuhipermintaan sebagai saksi ahli, dan melakukanpertemuan koordinasi dengan aparat penegakhukum.

Pengaduan Nasabah

Selama tahun 2011, Bappebti telah menerimapengaduan dari 53 (lima puluh tiga) orang anggotamasyarakat terhadap 23 perusahaan PialangBerjangka. Pengaduan tersebut sedang ditangani danbeberapa pengaduan tersebut telah dapatdiselesaikan oleh Bappebti, Bursa Berjangka Jakarta,dan/atau pihak Kepolisian.

Saksi Ahli

Keterangan sebagai saksi ahli kepada pihakkepolisian atas dugaan tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan dan/atau tindak pidana lainnyayang dilakukan oleh perusahaan Pialang baik yangmemiliki ijin maupun yang illegal selama tahun 2011telah diberikan sebanyak 28 (dua puluh delapan) kali.

Rapat Koordinasi dengan

Aparat Penegak Hukum

Kegiatan penegakan dan pelayanan hukum yangdilakukan Bappebti tidak hanya berupa pemeriksaan,penyidikan, dan pengenaan sanksi ataupunmemberikan asistensi hukum, tetapi secarakonsisten Bappebti juga melakukan kerjasama danpersamaan persepsi dengan aparat penegak hukumdi seluruh Indonesia. Kerjasama dan persamaanpersepsi tersebut dilakukan melalui kegiatan RapatKoordinasi dengan Aparat Penegak Hukum. Padatahun 2011 Rapat Koordinasi dilakukan sebanyak 2(dua) kali dan telah dilaksanakan di Yogyakartadan Pontianak.

Rapat Koordinasi ini menjadi penting dengansemakin berkembangnya kegiatan finansial, terutamadi bidang PBK, yang terjadi di berbagai daerahdengan berbagai modus yang merugikan, baik yangdilakukan oleh perusahaan yang memiliki ijin dariBappebti maupun oleh perusahaan illegal. Meskipunkewenangan penyidikan kasus PBK merupakankewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)Bappebti namun karena keterbatasan Sumber Daya


2. Legal Services and

Litigation

With regard of legal services, CoFTRA receives andhandles complaints relating to the CFT activities, andprovide legal assistance such as answering questionsabout legal issues concerning CFT, either by mail,contact with readers on CoFTRA website or fulfillingrequest as an expert witness and coordination withother Law Enforcement Officials.

Customer Complaint

During 2011, CoFTRA has received complaints from 53(fifty three) persons against 23 Brokerage firms. Thecomplaints were still being handled and some of themhave been resolved by CoFTRA, the Exchange, and/orlaw enforcer.

Expert Witness

CoFTRA also provide testimony as an expert witnessto the police on suspicion of criminal fraud and/or fraudand/or other criminal acts committed by either alicensed or illegal Brokerage firm. In 2011 CoFTRA hasgiven testimony as expert witness as many as 28(twenty eight) times.

Coordination Meeting with

Law Enforcement Officials

Law enforcement and legal services activitiesperformed by CoFTRA not only in the form ofexamination, investigation, and imposition of sanctionsor providing legal assistance, but consistently also inthe form of cooperation and shared understanding withlaw enforcement agencies throughout Indonesia.Cooperation and common perception is carried outthrough coordination meeting with Law EnforcementOfficials. Coordination meeting in 2011 has been held 2times in Yogyakarta and Pontianak.

Coordination meeting become important in line withthe growing development of financial activities,especially in CFT sector, which occurred in differentregions with different modes of harm, whetherconducted by a company that has license fromCoFTRA as well as illegal company. CoFTRA realizethat Civil Servant Investigator within CoFTRA has anauthority to investigate cases of violation in CFT sector,but due to limited human resources and funds then


Manusia dan dana, maka jalinan kerjasama antaraBappebti dengan aparat penegak hukum di daerah-daerah merupakan suatu jalan keluar untukmenyelesaikan kasus-kasus yang ada dan melindungimasyarakat dari praktik yang merugikan.

Sebagai salah satu instansi yang memiliki PPNS,Bappebti senantiasa berkoordinasi dengan KepolisianRepublik Indonesia. Salah satu forum koordinasiadalah melalui Rapat Koordinasi PPNS denganBareskrim Polri, yang merupakan kegiatan rutinBareskrim POLRI. Koordinasi ditujukan untukmengevaluasi penegakan hukum oleh PPNS yangtelah diamanatkan oleh Undang-undang No. 8 Tahun1981 tentang KUHAP dengan tujuan akhir untukmeningkatkan sinergitas kinerja PPNS denganPenyidik POLRI serta terselenggaranya fungsikontrol yang tepat dan efektif dalam sistempenyidikan.

Di bidang litigasi, Bappebti sebagai salah satulembaga administrasi negara juga menghadapigugatan baik perdata maupun Tata Usaha Negara(TUN) dari para pelaku pasar yang merasa tidak puasdengan keputusan atau ketetapan yang telah dibuatBappebti.

Selama tahun 2011 Bappebti terlibat dalam 11(sebelas) perkara gugatan hukum terkait dengankegiatan PBK di Pengadilan Negeri Bogor, PengadilanTata Usaha Negara Jakarta Timur, Pengadilan NegeriJakarta Selatan, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,Pengadilan Negeri Jakarta Utara, dan PengadilanNegeri Pekanbaru. Gugatan hukum yang diajukanberkaitan dengan perkara perdata dan tata usahanegara yang diajukan oleh perusahaan Pialang ataupihak lain kepada Bappebti, maupun oleh Nasabahkepada perusahaan Pialang.

3. Penegakan Hukum

Sebagai salah satu cara untuk lebih meningkatkankepercayaan dunia usaha terhadap PBK, secarakonsisten Bappebti terus berupaya melakukanpenegakan hukum terhadap para pihak yang terbuktimelakukan pelanggaran terhadap peraturanperundang-undangan yang berlaku. Dalammelaksanakan fungsi penegakan hukum dimaksud,Bappebti memiliki kewenangan untuk melakukanpemeriksaan, penyidikan, serta ≈undercover∆ ataupenyamaran terhadap para pihak yang didugamelakukan pelanggaran terhadap ketentuan


cooperation between CoFTRA with law enforcementofficials in regions is a way out for resolving suchcases and protecting public from harmful practices.

As one of the agency that has investigators, CoFTRAcontinuously coordinating with the IndonesianNational Police. The coordination meeting is aroutine activity between CoFTRA»s Civil ServantInvestigator with Criminal Investigator of BadanReserse dan Kriminal (Bareskrim) POLRI. Themeeting is aimed to evaluate the law enforcementcarried out by Civil Servant Investigator as mandatedby Law No. 8 of 1981 on Code of Criminal Procedure(KUHP), with the ultimate goal to improve a synergybetween performance of Civil Servant Investigatorsand Police Investigators and to implement anappropriate and effective control functions ininvestigation system.

As one of a state administrative agency, CoFTRAremain susceptible to lawsuits, both civil oradministratively, from market participants or partiesdissatisfied with the decision or determination madeby CoFTRA.

During the year 2011 CoFTRA involved in 11 (eleven)lawsuits associated with Commodity Futures Trading(CFT) activities i.e. in Bogor District Court, EastJakarta Administrative Court, South Jakarta DistrictCourt, District Court of Central Jakarta, North JakartaDistrict Court and District Court of Pekanbaru. Thelawsuits relating to civil and administrative casesfiled by a Brokerage firm or other party to CoFTRA,as well as by customer to a Brokerage firm.

3. Law Enforcement

To further improve confidence of businesscommunity in Commodity Futures Trading (CFT),CoFTRA consistently continued enforcing law andregulations against those who were proven involvedin violating prevailing law and regulations in CFTsector. In performing its functions referred to lawenforcement, CoFTRA has an authority to conductinspections, investigations, and undercover activityagainst parties who allegedly violating the provisionsof law and/or its implementing regulations in CFTsector. During the year 2011 CoFTRA has conducted


perundang-undangan tentang PBK dan/atauperaturan pelaksanaannya. Selama tahun 2011,Bappebti telah melakukan undercover terhadap16 (enam belas) perusahaan, pemeriksaan terhadap16 (enam belas) perusahaan, dan penyidikanterhadap 13 (tiga belas) perusahaan.

4. Penetapan Sanksi

Pengenaan Sanksi Administratif

Selama tahun 2011, Bappebti telah mengenakan 170(seratus tujuh puluh) kali sanksi administratif berupaPeringatan Tertulis, Peringatan Keras, PembekuanKegiatan Usaha, Pencabutan Ijin Usaha, Pencabutanijin Wakil Pialang Berjangka, sebagai berikut:1) 88 (delapan puluh delapan) kali Peringatan Tertulis atas keterlambatan dalam penyampaian Laporan Keuangan;2) 20 (dua puluh) kali Peringatan Keras kepada 19 perusahaan Pialang Berjangka;3) Pembekuan Kegiatan Usaha terhadap 4 (empat) perusahaan Pialang Berjangka;4) Pencabutan Ijin Usaha terhadap 2 (dua) perusahaan Pialang Berjangka; dan5) Pencabutan ijin Wakil Pialang Berjangka (WP) terhadap 56 (lima puluh enam) WP.

MONITORING PENGENAAN SANKSI

ADMINISTRATIF BERUPA DENDA

ADMINSTRASI

Selain mengenakan sanksi administratif berupadenda administratif, dalam menjalankan fungsinyaBappebti juga melakukan pemantauan ataumonitoring atas pengenaan sanksi administratifberupa denda yang telah diberikan kepada pelakuusaha. Tujuan dilakukannya Monitoring PengenaanSanksi Administratif Berupa Denda Administrasiadalah untuk sinkronisasi data pengenaan sanksiadministratif berupa denda atas keterlambatanpenyampaian laporan keuangan (piutang PNBP),sinkronisasi penyusunan program kerja timoptimalisasi pengenaan sanksi denda administratif dibidang PBK, bahan pembahasan rencana penerapanAplikasi Program Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP), dan bahan pembahasan dalam rangka upayapenghapusan piutang tidak tertagih terhadapperusahaan Pialang Berjangka yang telahdicabut ijin usahanya.

Dalam melakukan kegiatan Monitoring PengenaanSanksi Denda Administratif di Bidang PerdaganganBerjangka Komoditi, di tahun 2011 telah diadakan 2(dua) kali rapat pembahasan hasil monitoring yangdiselenggarakan di Jakarta dan Bogor.


undercover activity against 16 (sixteen) Brokeragefirms, and investigation against 13 (thirteen) firms.

4. Determination of Sanctions

Imposition of Administrative Sanctions

During 2011, CoFTRA has imposed 170 (one hundredseventy) administrative sanctions in the form of letterof warning, stern warning, suspension of businesslicense, revocation of business license, revocation ofBroker Representative license, as follows:1) 88 (eighty eight) letter of warning for late submission of financial statements;2) 20 (twenty) times of stern warning against 19 (nineteen) Brokerage firms;3) Suspension of 4 (four) Brokerage firm business licenses;4) Revocation of 2 (two) Brokerage firm business licenses;5) Revocation of 56 (fifty six) Broker Representative licenses.

MONITORING AND IMPOSITION OF

ADMINISTRATIVE SANCTIONS IN THE FORM OF

ADMINISTRATIVE PENALTY

In addition to administrative sanctions in the form ofadministrative fines, in carrying out its functionsCoFTRA also conduct monitoring on the imposition ofadministrative fines which had been given to thebusiness players. The purpose of monitoring onimposition of administrative sanctions in the form ofadministrative penalties is for data synchronization ofthe imposition of administrative fines for latesubmission of financial statements (accounted asgovernment receivable non-tax revenues),synchronization of preparation of teamworkprogramming in optimization of imposition ofadministrative fines in the field of CFT, as a material fora discussion of an application plan of the Application ofNon-tax Revenue Program, and as a discussionmaterial in the context of efforts to eliminate doubtfulaccounts of futures brokerage firms which theirbusiness licenses have been revoked.

In monitoring activities of the imposition ofadministrative penalty sanctions in the field ofCommodity Futures Trading, in the year 2011 thediscussion meeting of the results of monitoring hasbeen held 2 (two) times in Jakarta and Bogor.


5. Badan Arbitrase Perdagangan

Berjangka Komoditi (BAKTI)

BAKTI yang didirikan pada akhir 2008 oleh BBJ, KBI,APBI dan IP2BI serta didukung penuh oleh Bappebtimerupakan salah satu wadah penyelesaianperselisihan di bidang PBK. Tujuan pendiriannyaadalah untuk menyelesaikan perselisihan perdata dibidang PBK. Manfaat penyelesaian melalui BAKTI iniadalah karena bersifat transparan, waktupenyelesaian yang lebih cepat, efektif dan efisien,independen, dan berada di luar peradilan umum.Keuntungan tersebut sangat diperlukan dalamperkembangan bisnis perdagangan berjangka yangsangat cepat dan dapat mengakomodir kebutuhandari pelaku dan pengguna Bursa.

Keberadaan BAKTI dalam industri PBK diyakini akanmemberikan kepastian hukum bagi masyarakat daripihak-pihak yang melakukan praktik perdaganganyang merugikan, serta menjadi badan yangkompeten untuk menyelesaikan sengketaperdagangan di antara pelaku dan pengguna Bursaapabila upaya mediasi secara musyawarahdi antara mereka gagal dilakukan.

Setelah lebih dari 3 tahun berdirinya BAKTI,kenyataannya keberadaan BAKTI belumdimanfaatkan secara maksimal oleh para pihak. Halini diperkirakan karena minimnya kegiatan sosialisasimengenai BAKTI dalam mendukung kegiatan PBKbagi masyarakat. Kenyataan tersebut juga diharapkanmerupakan dorongan untuk dapat lebihmeningkatkan peran BAKTI di masa mendatang.


5. Commodity Futures Trading

Arbitration Agency

The Commodity Futures Trading Arbitration Agencyin Indonesia (shortened in Bahasa Indonesia asBAKTI) was established at the end of 2008 under theinitiatives of JFX, Indonesian Derivatives ClearingHouse (KBI), Indonesian Futures Brokers Association(APBI), Indonesian Futures Traders Association(AP2BI), and strongly supported by CoFTRA. Thepurpose of this establishment is to finishing civilcases in Commodity Futures Trading sector whichoccurred more frequently throughout the years. Theadvantages of settling matters through BAKTIconsist of its transparency, shorter period,effectiveness and efficiency, independence, and itstands outside of the general justice.

The existence of BAKTI in the Commodity FuturesTrading will result in a permanent legal decision toprotect public from parties who commitdisadvantageous trade practices, as well as theestablishment of a competent institution which isable to settle civil cases disputes if consensusmediation has failed.

After more than three years of its establishment, theexistence of BAKTI is in fact not fully utilized by theparties concerned. This is because of the lack ofsocialization of BAKTI to public in supporting CFT.This fact is expected to be an impetus to furtherenhance the role of BAKTI in the future.


1. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Tujuan pengembangan sumber daya manusia (SDM)adalah untuk meningkatkan kemampuan,keterampilan, dan sikap karyawan/anggota organisasimaupun pelaku usaha, pejabat dinas daerah,akademisi, dan masyarakat sehingga lebih efektifdalam mencapai sasaran-sasaran program ataupuntujuan Bappebti. Pendidikan dan pelatihanmerupakan unsur terpenting dalam pengembanganSDM. Dalam tahap pengembangan SDM ini terdapatdua aspek kegiatan penting yang tidak dapatdipisahkan satu sama lain, yakni kegiatan pelatihandan kegiatan pengembangan SDM itu sendiri.

a. Eksternal

Pengembangan SDM yang bersifat eksternaldilakukan untuk meningkatkan pengetahuan sertaketerampilan SDM yang menangani kegiatan PBK,SRG, maupun PLK. Kelompok SDM yang menjaditarget pengembangan terutama adalah pelaku usaha,pejabat dinas daerah, aparat penegak hukum, atauakademisi. Pengembangan dilakukan melaluikegiatan pelatihan teknis seperti pelatihan teknistentang PBK bagi para pelaku usaha, pejabat Dinasdaerah, aparat penegak hukum atau akademisi;pelatihan teknis tentang SRG bagi para PenyuluhPertanian Lapangan (PPL) dan Gabungan KelompokTani; serta pelatihan teknis bagi para pemandu danoperator Pasar Lelang. Kepada pihak yang telah

SUPPORTINGACTIVITIES

K E G I A T A N P E N U N J A N G

1. HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT

The purpose of human resources development isimproving capability, skill, and attitude of employees/members of organization as well as businessperformers, regional government officials, academiccircle, and the public so that they are more effectiveand efficient in attaining targets of program orpurpose of organization. Education and training arethe most important elements in human resourcesdevelopment. In this human resources developmentphase, there are two aspects of important activitiesthat can be separated from one another, namelytraining and development of human resources,which are intended that potentials of employeescan be used effectively.

a. External

External human resources development isperformed to improve human resources skill andknowledge in handling Commodity Futures Trading,Warehouse Receipt System, and CommodityAuction Market. The target group of this humanresources development are business circles, officialsof related Regional Offices, law enforcers, oracademic circles. Development is carried outthrough technical training activities such as: technicaltraining on Commodity Futures Trading for businesscircles, officials of related Regional Offices, lawenforcers, or academic circles; technical training onWarehouse Receipt System is intended for FieldAgricultural Counselors and Joint Group


memperoleh pelatihan diharapkan dapatmengembangkannya kepada masyarakat,petani, atau pihak terkait lainnya.

b. Internal

Pengembangan SDM yang bersifat internaldimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan danketrampilan SDM di kalangan Bappebti yangmenangani kegiatan PBK, SRG, PLK, dan kegiatanpenunjang lainnya. Kegiatan pengembangan antaralain berupa pengiriman pegawai untuk mengikutipelatihan antara lain di bidang kehumasan, komputer,atau bahasa asing; kerjasama dengan instansipemerintah lain dan lembaga pendidikan; sertapengiriman pegawai ke luar negeri untuk mengikuti≈on the job training∆, workshop, seminar,konperensi, atau pertemuan.

2. SOSIALISASI DAN EDUKASI

Kegiatan sosialisasi dan edukasi bagi para pelakuusaha dan masyarakat, baik yang berkaitan denganPerdagangan Berjangka Komoditi, Sistem ResiGudang, ataupun Pasar Lelang Komoditi, senantiasadilakukan setiap tahun. Melalui kegiatan inidiharapkan terbangunnya kesadaran masyarakatmengenai kegiatan Perdagangan Berjangka, SistemResi Gudang, dan Pasar Lelang, baik secara konsepsimaupun implementasinya, dengan tujuan utamaagar pengembangan serta penerapan kegiatan-kegiatan tersebut di Indonesia dapat terwujud.

of Farmers; whereas technical training on AuctionMarket is intended for its operators and auctioneers.For those who have received such training areexpected to forward it to public, farmers,or other related parties.

b. Internal

Internal human resources development is performedto improve human resources skill and knowledgeamong staffs of CoFTRA handling Commodity FuturesTrading, Warehouse Receipt System, and CommodityAuction Market and other supporting activities. Thedevelopment activities are among others: employees»sending to follow trainings in the field of publicrelations, computer, foreign languages; cooperationwith other government agencies and educationalinstitutions; and including employees» sendingoverseas to follow ≈on the job training∆, workshop,conference, or meeting.

2. SOCIALIZATION AND EDUCATION

Socialization and education activities for business/market players and public, either in relation toCommodity Futures Trading, Warehouse ReceiptSystem, or Commodity Auction Market, are alwaysperformed every year. Through this activity,expectedly, similarity of perception can be created,mainly among business/market players and the public,to encourage and materialize the main purpose ofdevelopment and application of Commodity FuturesTrading, Warehouse Receipt System, andCommodity Auction Market in Indonesia.


Untuk itu Bappebti telah melakukan berbagaikegiatan sosialisasi dan edukasi dalam berbagaibentuk seperti sosialisasi, dialog interaktif,konperensi pers, penyebaran informasi, ataubimbingan teknis maupun pertemuan teknis tentangPerdagangan Berjangka Komoditi, Sistem ResiGudang, atau Pasar Lelang Komoditi, serta edukasibagi para Wakil Pilang Berjangka.

Kegiatan sosialisasi dan edukasi yang telahdilaksanakan sampai dengan akhir tahun 2011 secaraakumulatif telah mencapai sebanyak 175 kali yangtersebar di 26 Kabupaten/Kota di 19 propinsi.

a. Sosialisasi

Sepanjang tahun 2011 Bappebti telah melaksanakan10 (sepuluh) kali kegiatan sosialisasi mengenaikebijakan Bappebti yang difokuskan pada bidangPerdagangan Berjangka Komoditi dan Sistem ResiGudang. Kegiatan dilaksanakan di daerah Tk I/Provinsi.

Pelaksanaan sosialisasi dilakukan bekerjasamadengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan didaerah serta melibatkan aparat Pemerintah Daerahsetempat. Sosialisasi dihadiri oleh sekitar 100 orangyang umumnya terdiri dari para pelaku usaha dibidang Perdagangan Berjangka Komoditi, SistemResi Gudang, Pasar Lelang, kalangan perbankan,Perguruan Tinggi, serta instansi terkait. Sosialisasidilakukan dalam bentuk seperti seminar. Pembicaraatau nara sumber dalam sosialisasi terdiri daripejabat Bappebti dan didampingi oleh pihak yangberkompeten seperti pejabat daerah, Direksi BursaBerjangka, Lembaga Kliring Berjangka, PT. BhandaGhara Reksa (untuk SRG), serta anggota legislatif.Khusus mengenai Sistem Resi Gudang, pesertasosialisasinya diutamakan para kelompok tani daninstansi terkait. Minat mereka yang cukup tinggiditunjukkan dari tingkat kehadiran peserta dan dariberbagai pertanyaan yang disampaikan. Daerahsosialisasi untuk PBK adalah Semarang dan Bogor,sedangkan untuk SRG dipilih Bantaeng, Palembang,Grobogan, Majalengka, Sumedang, Ngawi, Tuban,dan Lombok.

DIALOG INTERAKTIF

Untuk memperkenalkan sekaligus memberikaninformasi lebih lanjut tentang PerdaganganBerjangka, Sistem Resi Gudang, dan Pasar LelangKomoditi kepada masyarakat luas, pelaku usaha, danpihak-pihak terkait, dilakukan kegiatan berupa dialoginteraktif yang dilakukan melalui media elektronik,baik televisi maupun radio. Pada tahun 2011

K E G I A T A NP E N U N J A N G

Therefor CoFTRA has undertaken socialization andeducation activities in various forms such associalization, interactive dialogue, press conference,dissemination of information, or technical assistanceand technical meetings regarding Commodity FuturesTrading, Warehouse Receipt System, or CommodityAuction Market, as well as educationfor the Futures Broker Representatives.

Until end of 2011, cumulatively 175 times ofsocialization and education activities have beenperformed by CoFTRA in 26 districts/cities in 19provinces.

a. Socialization

During 2011, CoFTRA held 10 (ten) socializationactivities in provinces, concerning CoFTRA policyfocused on Commodity Futures Trading, WarehouseReceipt System, and Commodity Auction Marketsectors.

The socialization was performed in cooperation with theRegional Industry and Trade Office, involving the localgovernment»s apparatuses. The participants were about100 people, generally consisting of business players inCommodity Futures Trading, Warehouse ReceiptSystem, and Commodity Auction Market, banking,university, and relevant agencies. Socialization wasperformed in the form such as seminars. The speakersor resource persons consist of CoFTRA officialsaccompanied with the competent parties such as LocalGovernment officials, Board of Directors of theExchange and Clearing House, PT Bhanda Ghara Reksa,and member of legislative body.Concerning Warehouse Receipt System, thesocialization participants were especially given priority togroups of farmers and relevant agencies. Theparticipants» interests were quite high, as indicated bytheir attendance level and questions filed. Thesocialization areas for Commodity Futures Trading wereSemarang and Bogor, whereas Bantaeng, Palembang,Grobogan, Majalengka, Sumedang, Ngawi, Tuban, andLombok were chosen for Warehouse Receipt System.

INTERACTIVE DIALOGUE

In order to provide information on Commodity FuturesTrading, Warehouse Receipt System, and CommodityAuction Market for public, business players, andrelevant parties, interactive dialogue is performedthrough electronic media, both television and radio.In 2011, interactive dialogue was focused more onsocialization on the Amendments of the Law on


kegiatan dialog interaktif lebih difokuskan padasosialisasi tentang amandemen Undang-UndangPerdagangan Berjangka Komoditi dan Sistem ResiGudang yang baru disahkan pada pertengahantahun 2011.

Pelaksanaan dialog interaktif melalui televisi danradio selama tahun 2011 telah dilaksanakansebanyak 8 (delapan) kali yaitu di Palembang (2 kali),Semarang (2 kali), Jakarta (2 kali), Bandung, danBogor. Dalam beberapa kesempatan, pimpinanBappebti juga diundang sebagai nara sumber olehperusahaan Pialang Berjangka dalam rangka acaradialog interaktif di televisi yang berkaitandengan PBK.

KONPERENSI PERS

Kegiatan Konperensi Pers dimaksudkan untukmemberikan informasi yang tepat dan jelas secaralangsung kepada publik yang berkaitan dengankebijakan baru Bappebti mengenai PBK, SRG, danPLK. Dengan demikian masyarakat dan para pelakuusaha akan memperoleh informasi secaraberkesinambungan tentang hal-hal yang berkaitandengan ketiga kegiatan tersebut.

Di tahun 2011 Konperensi Pers telah dilaksanakansebanyak 15 (lima belas) kali yaitu di Jakarta (5 kali),Bantaeng, Palembang, Grobogan, Majalengka,Sumedang, Ngawi, Tuban, Semarang, Lombok,dan Bogor.

PENYEBARAN INFORMASI

Disamping berbagai kegiatan seperti disebutkan diatas, Bappebti juga melakukan berbagai programkegiatan dalam rangka penyampaian dan penyebaraninformasi terkait dengan tugas pokok dan fungsinya,melalui:1. Buletin Kontrak Berjangka, yang terbit setiap awal bulan. Materi yang disajikan menyangkut informasi dan edukasi tentang PBK, SRG, dan PLK.

2. Leaflet, brosur, dan booklet, sebagai sarana publikasi tentang PBK, SRG, dan PLK yang dapat diperoleh secara gratis oleh masyarakat luas dari Bappebti.

3. Iklan layanan masyarakat, sebagai sarana penyampaian informasi dan publikasi mengenai kebijakan Bappebti dalam hal PBK, SRG, dan PLK melalui media cetak dan elektronik.

S U P P O R T I N GA C T I V I T I E S

Commodity Futures Trading and the WarehouseReceipt System Law which has been passed in mid2011. Through this activity, people, especiallyfarmers and small-scale businessmen, are expectedto know and apply Warehouse Receipt System asalternative facility for their business financing.

In 2011, interactive dialogue through television andradio has been held 8 (eight) times, namely inPalembang (2 times), Semarang (2 times), Jakarta (2times), Bandung, and Bogor. On several occasions,CoFTRA was also invited as resource persons byBroker Firms in interactive dialogue on televisionconcerning Commodity Futures Trading.

PRESS CONFERENCE

Press conference is intended to give accurate andclear information on new policy of CoFTRA regardingCommodity Futures Trading, Warehouse ReceiptSystem, and Commodity Auction Market. Therefore,people and business players will gain informationcontinuously on the matters relating tothose three activities.

In 2011, press conference was held 15 (fifteen)times i.e. in Jakarta (5 times), in Bantaeng,Palembang, Grobogan, Majalengka, Sumedang,Ngawi, Tuban, Semarang, Lombok, dan Bogor.

DISSEMINATION OF INFORMATION

In addition to various activities as mentioned above,CoFTRA also performed several activity programs inorder to deliver and disseminate information on itsmain tasks and functions, through:1. Futures Contract Bulletin, issued in the beginning of the month. The materials presented were information and education on Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System, and Commodity Auction Market.

2. Leaflet, brochure, and booklet, as publication facility on Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System, and Commodity Auction Market can be obtained for free by public from CoFTRA.

3. Community service advertisement, as facility of delivery of information and publication on CoFTRA policy on Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System, and Commodity Auction Market, through printed and electronic media.


4. Buku Statistik PBK, yang terbit setiap triwulan. Informasi yang disajikan berupa data transaksi harian yang terjadi di Bursa Berjangka, data harga harian di pasar lokal dan internasional, dan data transaksi PLK. Buku ini disebarluaskan ke universitas/perguruan tinggi di seluruh indonesia dan dapat diperoleh secara gratis oleh masyarakat luas atau dapat diakses melalui website Bappebti.

b. Edukasi

Kegiatan edukasi dilakukan dalam rangkameningkatkan pengetahuan dan keterampilan paraWakil Pialang Berjangka yang merupakan unsurpenting dalam pelaksanaan Perdagangan BerjangkaKomoditi. Di tahun 2011 Bappebti telah melakukankegiatan Penataan dan Penyegaran Wakil PialangBerjangka sebanyak 3 kali di Semarang, Surabaya,dan Bandung, dengan jumlah keseluruhanpeserta sebanyak 525 orang.

3. UJIAN PROFESI CALON WAKIL PIALANG

Meskipun kegiatannya sangat kompleks danberesiko tinggi namun PBK banyak diminati olehsebagian masyarakat, baik pengusaha, produsen,pabrikan, ataupun investor/perorangan. Agar kegiatanPBK berjalan dengan tertib, wajar, efektif, efisien,dan dilaksanakan oleh pelaku pasar yang profesional,maka diperlukan seleksi yang ketat bagi mereka yangingin berperan sebagai Wakil Pialang Berjangka,Wakil Penasehat Berjangka, atau Wakil PengelolaSentra Dana Berjangka.

Dalam rangka pemberian ijin sebagai Wakil PialangBerjangka, Wakil Penasihat Berjangka atau WakilPengelola Sentra Dana Berjangka, kepada pemohonijin dipersyaratkan untuk terlebih dahulu dinyatakanlulus dalam ujian profesi yang dilaksanakan Bappebti.Ujian profesi ini dimaksudkan untuk memberikankesempatan yang seluas-luasnya kepada parapeminat yang ingin mengembangkan profesinya dibidang perdagangan berjangka.

Penyelenggaraan Ujian Profesi yang telahdilaksanakan sejak tahun 2001 masih diperuntukkanbagi calon Wakil Pialang Berjangka, sedangkan untukcalon Wakil Penasihat Berjangka dan Wakil PengelolaSentra Dana Berjangka belum dilaksanakanmengingat belum adanya pengaturan legalitaskedua lembaga tersebut.


4. Statistic book of Commodity Futures Trading, issued quarterly. The information presented was in the form of daily transaction data that occurred in the Futures Exchange, data on daily price at local and international markets, and data on transaction of Commodity Auction Market. This book is distributed and spread to universities throughout Indonesia, and can be obtained freely by public or accessed through CoFTRA website.

b. Education

Educational activity is carried out in order to improveknowledge and skills of Broker Representativeswhich is an important element in the implementationof the Commodity Futures Trading. In the year 2011CoFTRA had engaged 3 times of a BrokerRepresentatives» Refresher Course in Semarang,Surabaya, and Bandung, with a total of 525participants.

3. PROFESSION EXAMINATION FOR PROSPPECTIVE BROKER REPRESENTATIVES

Despite of a very complex and highly risky activities,Commodity Futures Trading is commonly chosen bysome community, businessmen, producers,manufacturers, or individuals/investors. In order thatCommodity Futures Trading proceeds orderly,reasonably, effectively, efficiently, and is performedby professional market players, tight selection isrequired for those who play a role as Futures BrokerRepresentatives, Futures Advisor Representatives,or Pools Operator Representatives.

For the purpose of granting a license as FuturesBroker Representative, Futures AdvisorRepresentative, or Pools Operator Representative,applicant is required to pass the professionexamination held by CoFTRA. The examination isheld to give a broadest opportunity to thoseinterested parties that wish to develop theirprofessions in futures trading sector.

Since 2001 until end of 2010, CoFTRA only held aprofession examination for Futures BrokerRepresentatives, whereas the one for FuturesAdvisor Representative and Pools OperatorRepresentative was not held yet, considering thatlegality of the two institutions is not regulated yet.



Dari tabel berikut, terlihat jumlah peserta sertakelulusan peserta ujian profesi yang dilakukanBappebti pada 2 tahun terakhir, sebagai berikut:

Sepanjang tahun 2011, Bappebti telahmenyelenggarakan 6 (enam) kali Ujian Profesi bagicalon Wakil Pialang Berjangka yang telahdilaksanakan di Surabaya, Yogyakarta, Bandung,Medan, Semarang, dan Bogor. Dari 1078 pesertayang mengikuti ujian, 685 orang atau 63,5% diantaranya dinyatakan lulus. Prosentase kelulusan inilebih rendah dari prosentase kelulusan pada tahunsebelumnya yang berada di atas angka 70%.

4. KERJASAMA DAN PARTISIPASI INTERNASIONAL

Mengingat kegiatan PBK memiliki ruang lingkupinternasional, baik menyangkut komoditi yangdiperdagangkan, institusi, para profesional yangterlibat, maupun wilayah perdagangan danpengawasannya, maka Sumber Daya Manusia dilingkungan Bappebti harus memiliki wawasan sertapengetahuan di bidang PBK yang luas dan setiapsaat harus selalu ditingkatkan. Berbagaiperkembangan yang terjadi di mancanegaradiupayakan agar dapat diantisipasi secara cepat dantepat untuk pengembangan Pasar Berjangka, SistemResi Gudang, dan Pasar Lelang Komoditi diIndonesia.

Selain mengikuti workshop/seminar, sidang/conference, melakukan kerjasama dengan berbagailembaga terkait di luar negeri, serta mengikuti ≈onthe job training∆, Bappebti juga melakukan studibanding ke Bursa Berjangka di luar negeri. Studibanding dilakukan tidak hanya dalam rangkapenyempurnaan UU PBK dan SRG ataupun untukpengembangan PLK, tetapi juga sebagai ajangsosialisasi Bappebti secara tidak langsung kepadadunia internasional disamping untuk menambahpengetahuan bagi karyawan Bappebti.Dalam tahun 2011 kegiatan internasionalyang diikuti meliputi:

The following table presents the number andpassing grade of profession examination participantsthat were held in 2009 and 2010, as follows:

In 2011, CoFTRA held 6 (six) times professionexamination for prospective Futures BrokerRepresentative in Surabaya, Yogyakarta, Bandung,Medan, Semarang, dan Bogor. From 1078participants, 685 or about 63,5% passed theexamination. Percentage of this passing grade islower than that of the previous year thatwas above 70%.

4. INTERNATIONAL COOPERATION AND PARTICIPATION

Considering that Commodity Futures Trading hasinternational scope, either concerning commoditythat is traded, institutions, professionals involved, orits area of trade and its supervision thereof, humanresources within CoFTRA have to own wide insightand knowledge in Commodity Futures Trading fieldand must always be improved at anytime. Thedevelopment taking place in other countries shouldbe anticipated quickly and accurately for thedevelopment of Commodity Futures Trading,Warehouse Receipt System, and CommodityAuction Market in Indonesia.

Besides participating in workshops/seminars,sessions/conferences, building cooperation withrelevant institutions overseas, and participating in≈on the job training∆, CoFTRA also held acomparative study to several Futures Exchanges inother countries. The comparative study wasperformed not only for the purpose of improvementof the Law on Commodity Futures Trading andWarehouse Receipt System, or development ofCommodity Auction Market, but also as a place tosocialize CoFTRA indirectly in international world,and to increase knowledge for CoFTRA employees.In 2011, international events followed were:


1. Workshop, Sidang, dan Kerjasama

Internasional

a. Mengikuti 36th Annual International FuturesIndustry Conference di Boca Raton, Amerika padatanggal 14-19 Maret 2011, diikuti oleh 3 orang staffBappebti;

b. Pembahasan Rancangan Undang-UndangPerdagangan Berjangka (Amandemen) mendampingiKomisi VI DPR RI di Hongkong pada tanggal 2-8 April2011, diikuti oleh 3 orang staff Bappebti;

c. Mengikuti FIA Clearing 2011: A Derivatives Forum,New York Amerika pada tanggal 12-13 April 2011,diikuti oleh 3 orang staff Bappebti;

d. Mengikuti 2011 IOSCO Annual Conference diCapetown, Afrika Selatan pada tanggal 17-21 April2011, diikuti oleh 3 orang staff Bappebti;

e. Pembahasan Rancangan Undang-UndangPerdagangan Berjangka (Amandemen) MendampingiKomisi VI DPR - RI di Malaysia pada tanggal 25-30April 2011, diikuti oleh 3 orang staff Bappebti;

f. L&C 2011 - 33rd Annual Law & ComplianceDivision Conference on the Regulation of Futures,Derivatives and OTC Products Maryland, AmerikaSerikat pada tanggal 2-7 Mei 2011, diikuti oleh 3orang staff Bappebti;

g. Pembahasan Rancangan Undang-UndangPerdagangan Berjangka (Amandemen),mendampingi Komisi VI DPR RI di Bulgaria padatanggal 8-14 Mei 2011, diikuti oleh 3 orang staffBappebti;

h. Mengikuti 4th Annual FIA/FOA InternationalDerivatives Expo London, Inggris pada tanggal 7-8juni 2011, diikuti oleh 3 orang staff Bappebti;

i. Mengikuti Sidang International Tripartite RubberCouncil (ITRC) dan Pertemuan Expert Group onEstablishment of Regional Rubber Market(EGERRM) di Malaysia pada tanggal 3-9 Juli 2011,diikuti oleh 2 orang staff Bappebti;

j. Mengikuti Expert Group on Establishment ofRegional Rubber Market (EGERRM) di Bangkok,Thailand, pada tanggal 23-27 Agustus 2011, diikutioleh 3 orang staff Bappebti;

k. Mengikuti 31st International SFOA BurgenstockMeeting di Burgenstock, Swiss pada tanggal 6-10September 2011, diikuti oleh 2 orang staff Bappebti;


1. Workshops, Sessions, and International

Cooperation

a. 3 staffs of CoFTRA attended 36th AnnualInternational Futures Industry Conference in BocaRaton, USA, on March 14-19, 2011;

b. 3 staffs of CoFTRA participated in discussion on thedraft of Law regarding the Amendment of the Law onthe Commodity Futures Trading in Hong Kong on April 2-8, 2011, in accompanying a team of the IndonesianHouse of Representative Commission VI;

c. 3 staffs of CoFTRA attended the FIA Clearing 2011: ADerivatives Forum in New York, USA, on April 12-13,2011;

d. 3 staffs of CoFTRA attended the 2011 IOSCO AnnualConference in Capetown, South Africa, on April 17-21,2011;

e. 3 staffs of CoFTRA participated in discussion on thedraft of Law regarding the Amendment of the Law onthe Commodity Futures Trading in Kuala Lumpur,Malaysia, on April 25-30, 2011, in accompanying a teamof Commission VI of the Indonesian House ofRepresentative;

f. 3 staffs of CoFTRA attended 33rd Annual Law andCompliance (L & C) Division Conference on theRegulation of Futures, Derivatives and OTC Productsin Maryland, USA, on May 2-7, 2011;

g. 3 staffs of CoFTRA participated in discussion on thedraft of Law regarding the Amendment of the Law onthe Commodity Futures Trading in Bulgaria, on May 8-14, 2011, in accompanying a team of Commission VI ofthe Indonesian House of Representative;

h. 3 staffs of CoFTRA attended the 4th Annual FIA/FOAInternational Derivatives Expo in London, UK, on June 7-8, 2011;

i. 2 staffs of CoFTRA participated in the InternationalTripartite Rubber Council (ITRC) Session and the ExpertGroup on Establishment of Regional Rubber Market(EGERRM) Meeting in Malaysia, on July 3-9, 2011;

j. 3 staffs of CoFTRA participated in the Expert Group onEstablishment of Regional Rubber Market (EGERRM)Meeting in Bangkok, Thailand, on August 23-27, 2011;

k. 2 staffs of CoFTRA attended the 31st InternationalSFOA Bürgenstock Meeting in Bürgenstock,Switzerland, on September 6-10, 2011;


l. Mengikuti Turkish Derivatives Conference Istanbul,Turki pada tanggal 18-22 September 2011, diikutioleh 3 orang staff Bappebti;

m. Kunjungan Kerja ke Bursa Komoditi dan LembagaTerkait Perdagangan Berjangka dan SRG di Inggrispada tanggal 23-26 September 2011, diikuti oleh 2orang staff Bappebti;

n. Mengikuti 27th Annual Futures and Options Expodi Chicago pada tanggal 9-14 Oktober 2011, diikutioleh 3 orang staff Bappebti;

o. Menghadiri Pertemuan ke 4 Expert Group onEstablishment of Regional Rubber Market(EGERRM) di Phuket, Thailand, pada tanggal 12-16Oktober 2011 diikuti oleh 2 orang staff Bappebti;

p. Mengikuti 7th Annual FIA Asia DerivatifConference St. Regis Singapore pada tanggal 29Nov-1 Des 2011, diikuti oleh 3 orang staff Bappebti;

q. Mengikuti Pertemuan dengan Beijing CapitalFutures dan China Securities RegulatoryCommission di Beijing pada tanggal 26-30 Desember2011, diikuti oleh 3 orang staff Bappebti;

r. Menghadiri Pertemuan dengan Great ChinaBrokerage Limited di Hongkong pada tanggal 26-31Desember 2011, diikuti oleh 3 orang staff Bappebti.

2. On the Job Training di Luar Negeri

a. On the Job Training Sistem Resi Gudang diNational Commodity and Derivatives Exchange(NCDEX) Mumbai, India pada tanggal 22-28 Mei2011, diikuti oleh 3 orang staff Bappebti;

b. On the Job Training Sistem Resi Gudang diWarehouse Lab Hyderabad Jaipur, India pada tanggal22-28 Mei 2011, diikuti oleh 3 orang staff Bappebti;

c. On the Job Training Perdagangan BerjangkaKomoditi di School of Futures NYMEX, New York,Amerika pada tanggal 17-23 Juli 2011, diikuti oleh 3orang staff Bappebti;

d. On the Job Training Perdagangan BerjangkaKomoditi di Dubai Gold & Commodities Exchange(DGCX) di Dubai pada tanggal 21-24 November 2011,diikuti oleh 3 orang staff Bappebti;

e. On the Job Training Perdagangan BerjangkaKomoditi di Kansai Commodity Exchange di Osaka,Jepang pada tanggal 10-14 Desember 2011, diikutioleh 3 orang staff Bappebti;


l. 3 staffs of CoFTRA attended the TurkishDerivatives Conference in Istanbul, Turkey, onSeptember 18-22, 2011;

m. 2 staffs of CoFTRA visited the Futures Exchangeand institutions related to Commodity FuturesTrading and Warehouse Receipt System in England,UK, on September 23-26, 2011;

n. 3 staffs of CoFTRA attended the 27th AnnualFutures and Options Expo in Chicago, USA, onOctober 9-14, 2011;

o. 2 staffs of CoFTRA participated in the 4th ExpertGroup on Establishment of Regional Rubber Market(EGERRM) Meeting in Phuket, Thailand, on October12-16, 2011;

p. 3 staffs of CoFTRA attended the 7th Annual FIAAsia Derivatives Conference in St. Regis, Singapore,on November 29th - December 1st, 2011;

q. 3 staffs of CoFTRA visited the Beijing CapitalFutures and the China Securities RegulatoryCommission in Beijing, China, on December 26-30,2011;

r. 3 staffs of CoFTRA visited the Great ChinaBrokerage Limited in Hong Kong, on December 26-31, 2011.

2. On The Job Training overseas

a. On the job training on Warehouse Receipt Systemin the National Commodity and Derivatives Exchange(NCDX) in Mumbai, India, on December 22-28, 2011,participated by 3 staffs of CoFTRA;

b. On the job training on Warehouse Receipt Systemat Warehouse Lab in Hyderabad, India, on December22-28, 2011, participated by 3 staffs of CoFTRA;

c. On the job training at the Commodity FuturesTrading School of NYMEX in New York, USA, onDecember 17-23, 2011, participated by 3 staffsof CoFTRA;

d. On the job training on Commodity Futures Tradingat the Dubai Gold & Commodity Exchange in Dubai,on November 21-24, 2011, participated by 3 staffsof CoFTRA;

e. On the job training on Commodity Futures Tradingat the Kansai Commodity Exchange in Osaka, Japan,on December 10-14, 2011, participated by 3 staffsof CoFTRA;


f. On the Job Training Perdagangan BerjangkaKomoditi di Tokyo Commodity Exchange (TOCOM) diTokyo, Jepang pada tanggal 11-15 Desember 2011,diikuti oleh 3 orang staff Bappebti;

g. On the Job Training Perdagangan BerjangkaKomoditi di Vietnam Commodity Exchange (VNX) diHo Chin Minh, Vietnam pada tanggal 13-17Desember 2011, diikuti oleh 3 orang staff Bappebti.

LAIN-LAIN

1. Program dan Anggaran Bappebti

Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU)Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor171/PMK.05/2007, Menteri/pimpinan lembaga selakuPengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusundan menyampaikan Laporan Keuangan KementerianNegara/Lembaga (LKKL) yang meliputi LaporanRealisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atasLaporan Keuangan kepada Menteri Keuangan selakupengelola fiskal, dalam rangka penyusunan LaporanKeuangan Pemerintah Pusat (LKPP).

Laporan Keuangan Tahunan Unit AkuntansiPembantu Pengguna Anggaran/Barang TingkatEselon-1 (UAPPA/B-E.1) Badan PengawasPerdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI)Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2011telah disusun dan disajikan sesuai dengan PeraturanPemerintah Nomor 24 Tahun 2005 yang telah diubahdengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP),sebagai berikut:

Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkanperbandingan antara Daftar Isian PelaksanaanAnggaran (DIPA) T.A 2011 dengan realisasinya, yangmencakup unsur-unsur pendapatan dan belanjaselama periode (1 Januari s/d 31 Desember 2011).

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada T.A2011 terdiri dari Penerimaan Pajak sebesar Rp 0.-atau 0%, Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesarRp 2.541.117.689.-, dan Penerimaan Hibah sebesarRp 0.- atau 0% dari yang dianggarkan.


f. On the job training on Commodity Futures Tradingat the Tokyo Commodity Exchange (TOCOM) inTokyo, Japan, on December 11-15, 2011,participated by 3 staffs of CoFTRA;

g. On the job training on Commodity Futures Tradingat the Vietnam Commodity Exchange (VNX) in HoChi Minh, Vietnam, on December 13-17, 2011,participated by 3 staffs of CoFTRA.

OTHERS

1. Program and Budget of CoFTRA

Pursuant to Article 55 paragraph (2) of LawNo. 1 Year 2004 on State Treasury and the Ministerof Finance Decree No. 171/PMK.05/2007, it is statedthat Minister/Head of Institution as the BudgetUsers/User of Goods shall prepare and submit aFinancial Report of a State Ministry/Institution whichincludes a report of Budget Realization, BalanceSheet, and Notes of Financial Statements to theMinister of Finance as fiscal management, in orderto prepare the Central Government FinancialStatements.

CoFTRA has prepared Annual Financial Report ofBudget User/Goods User of Assistant AccountingUnit of Echelon I Level (Fiscal Year 2011) andpresented in accordance with the GovernmentRegulation No. 24 of 2005 as amended by theGovernment Regulation No. 71 of 2010 on theGovernmental Accounting Standards,as follows:

Budget Realization Report

The Budget Realization Report describes acomparison between the List of ImplementationBudget (DIPA) of Fiscal Year 2011 with therealization, which includes items of income andexpenditure during the period (January 1 - December31, 2011).

Realization of the State Revenue and Grants in FiscalYear 2011 consists of Tax Revenue amounting to $0.- or 0%, Non-Tax Revenue of Rp 2.541.117.689.-,and acceptance of Grant of $ 0.- or 0%of budgeted.



Realisasi Belanja Negara pada laporan keuanganTahunan T.A. 2011 mencapai Rp 75.371.917.174.-atau 86,99% dari dana yang dianggarkan sebesarRp 86.646.650.000.-. Jumlah realisasi belanjatersebut terdiri dari realisasi Belanja Rupiah Murnisebesar Rp 75.371.917.174.- atau mencapai 86,99%dari yang dianggarkan sebesar Rp 86.646.650.000.-dan Belanja Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp 0.-atau 0% dari yang dianggarkan, dan Belanja Hibahsebesar Rp 0.- atau 0% dari yang dianggarkan.

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran per31 Desember 2011 dan per 31 Desember 2010dapat dilihat dari tabel berikut:

Selain yang dianggarkan dalam DIPA, tidak terdapatPenerimaan Hibah yang belum dianggarkan dalamDIPA T.A 2011 atau sebesar Rp 0.-.

Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitasmengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana padatanggal pelaporan dan dibandingkan dengantanggal pelaporan sebelumnya.

Jumlah Aset tercatat sebesar Rp 203.594.589.840.-,terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp 680.058.147.-,Aset Tetap sebesar Rp 197.584.826.293.-, danAset Lainnya sebesar Rp 5.329.705.400.-.

Jumlah Kewajiban adalah sebesar Rp 4.200.000.-yang merupakan Kewajiban Jangka Pendek.Sementara itu jumlah Ekuitas Dana tercatat sebesarRp 203.598.789.840.-, terdiri dari Ekuitas DanaLancar sebesar Rp 684.258.147.- dan Ekuitas DanaInvestasi sebesar Rp 202.914.531.693.-.

Realization of State Expenditure in Annual FinancialStatements of Fiscal Year 2011 reachedRp 75.371.917.174.- or 86.99% of the budgetedfunds of Rp 86.646.650.000.-. Amount ofexpenditure realization consists of the realization ofPure Rupiah Expenditure Rp 75.371.917.174.- orreached 86.99% of the budgeted amount of Rp86.646.650.000.- and Foreign Loans Expenditures of$ 0.- or 0% of budgeted, and Expenditures ofGrants of $ 0.- or 0% of budgeted.

Summary of Budget Realization Report perDecember 31, 2011 and per December 31, 2010 canbe seen from the following table:

Apart from that budgeted in DIPA, there is no grantrevenue that has not been budgeted in DIPA ofFiscal Year 2011 of $ 0. -

Balance Sheet

Balance Sheet illustrates the financial position of theentity»s assets, liabilities, and equity funds at thereporting date and compared with the previousreporting date.

Total Assets stood at Rp 203.594.589.840.-,consisting of Rp 680.058.147.- Current Assets.-,Fixed Assets amounting to Rp 197.584.826.293.-,and other Assets amounting to Rp 5,329,705,400.-.

Total Liabilities amounted to Rp 4.200.000.-which is a Short-Term Liabilities.Meanwhile the number of Equity Fund reachedRp 203.598.789.840.-, consisting of Current EquityFund of Rp 684.258.147.- and the Equity InvestmentFund of Rp 202.914.531.693.-.



Ringkasan Neraca per 31 Desember 2011 dan31 Desember 2010 dapat dilihat dari tabelsebagai berikut:

2. Wilayah Tertib Administrasi (WTA)

Reformasi Birokrasi, yang dicanangkan pemerintahpasca reformasi, pada hakikatnya merupakan upayauntuk melakukan pembaharuan dan perubahanmendasar terhadap sistem penyelenggaraanpemerintahan terutama yang menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan(business process), dan sumber daya manusiaaparatur. Melalui reformasi birokrasi sekurang-kurangnya ingin diperoleh suatu implementasibirokrasi yang di dalamnya menggambarkan prosesdemokratisasi, efektivitas dan efisiensi birokrasi,transparansi dan akuntabilitas, serta tanggungjawabdalam kerangka memberikan pelayanan primakepada masyarakat. Hasil akhir reformasi birokrasiadalah tumbuh kembangnya pelayanan prima.

Untuk itu, dalam rangka memperbaiki kinerjapenyelenggaraan pemerintahan, setiap tahunKementerian Perdagangan (Kemendag) melakukanpenilaian Wilayah Tertib Administrasi (WTA) diseluruh Unit Eselon I di lingkungan KementerianPerdagangan pada tingkat Eselon II. Aspek penilaianWTA tersebut didasarkan atas keputusan MenteriPerdagangan No. 30/M-DAG/PER/7/2010 tentangWilayah Tertib Administrasi di lingkungan

Summary of Balance Sheet per December 31, 2011and December 31, 2010 can be seen fromthe table as follows:

2. Orderly Administrative Area

Bureaucratic reform, post-reform launched by thegovernment, in essence is an attempt to reform andfundamental change to the system of governanceespecially concerning institutional aspects(organization), management (business process), andhuman resources personnel. Through thebureaucratic process it is expected at least to obtainan implementation of bureaucracy within whichdescribes a process of democratization,effectiveness and efficiency of bureaucracy,transparency and accountability, and responsibilitywithin the framework of providing excellent serviceto the community. The final result of bureaucraticreforms is the growth excellent service.

Therefore, in order to improve performance ofgovernmental administration, every year the Ministryof Trade assessing an Orderly Administrative Area (inBahasa Indonesia: Wilayah Tertib Administrasi -WTA) across the Echelon I Unit withinthe Ministry of Trade at Echelon II.Aspects of the WTA ratings are based on theMinister of Trade Decision No. 30/M-DAG/PER/7/2010 on Orderly Administrative Area


Kementerian Perdagangan yang selanjutnya akandiatur dalam Petunjuk Teknis Penetapan danPenilaian Wilayah Tertib Administrasi di LingkunganKementerian Perdagangan. Aspek penilaian dalamWTA tersebut meliputi 5 unsur, yaitu: (1)pelaksanaan kinerja; (2) pengelolaan keuangan danbarang milik negara; (3) pengelolaan Sumber DayaManusia; (4) hasil pengawasan oleh unitpengawasan, baik internal Kemendag maupuneksternal yang dilakukan oleh Badan PemeriksaKeuangan (BPK) dan Pengawasan Masyarakat(Wasmas); dan (5) pelaksanaan percepatanpemberantasan korupsi sehingga terwujud tata-kelola pemerintahan yang baik (good governance)serta pemerintahan yang bersih dari KKN.

Dari hasil penilaian WTA yang dilakukan terhadap 9(sembilan) unit Eselon II Kementerian Perdagangan,termasuk 2 (dua) unit Eselon II di lingkunganBappebti yakni unit Sekretariat dan Biro Perniagaan,kedua unit Bappebti tersebut memperoleh predikatBaik, masing-masing kategori B untuk SekretariatBappebti dan kategori C untuk Biro Perniagaan.

Dalam rangka mewujudkan percepatanpemberantasan korupsi, pada tahun 2011 Bappebtitelah melakukan langkah-langkah menuju perbaikanantara lain melalui penyebaran dan perluasankegiatan anti korupsi dalam bentuk media sosialisasibanner, leaflet, brosur, dan penyusunan standaroperasional prosedur serta menyampaikan PenilaianInisiatif Anti Korupsi (PIAK) yang di koordinir olehInspektorat Jenderal untuk selanjutnya dilaporkanke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


within the Ministry of Trade which would then be setin the Determination and Assessment TechnicalGuidance Orderly Administrative Area within theMinistry of Trade. Assessment aspects in the WTAinclude 5 elements, i.e.: (1) implementation ofperformance, (2) financial and goods management ofstate property, (3) management of HumanResources, (4) supervision results by the supervisoryunit, both internal of Ministry of Trade and externalwhich is conducted by the State Audit Board andSupervision by Community, and (5) implementationof the accelerated eradication of corruption toward agood and clean governance.

From the results of the WTA assessment made __to9 (nine) units of the Ministry of Trade of Echelon II,including 2 (two) units within CoFTRA namelySecretariat and the Bureau for Commerce, both unitsof CoFTRA are predicated as good, that is category Bfor the Secretariat of CoFTRA and category C for theBureau for Commerce.

In order to realize the acceleration of corruptioneradication, in 2011 CoFTRA has taken steps towardimprovement, among others, through thedeployment and expansion of anti-corruptionactivities in the form of socialization media banners,leaflets, brochures, and preparation of standardoperating procedures and submit the AssessmentInitiative Against Corruption which is coordinated bythe Inspectorate-General of Ministry of Trade and toreport further to the Corruption EradicationCommission (KPK).


KALEIDOSCOPECoFTRA 2011

K A L E I D O S K O P B A P P E B T I 2 0 1 1

Rapat Kerja Pemerintah

dengan Komisi

VI DPR RI, Jakarta,

2 Pebruari 2011

Menteri Perdagangan dan MenteriHukum dan HAM mewakili Presidenmelakukan Rapat Kerja dengan KomisiVI DPR RI, didampingi Pejabat Eselon1 dilingkungan Kemendag

Pertemuan Kepala Bappebti

dengan Tim The World Bank,

18 Februari 2011

Kepala Bappebti, Syahrul RSempurnajaya menerima kunjungandari The World Bank yang diwakili olehMr. Srinivas (Lead Financial Economist),Mr. Enrique Aldaz Carroll (SeniorEconomist) dan Mr. The Fei Ming(Private Sector Development Specialis)

Penyelenggaraan Pasar Lelang

Agro Jawa Timur ke 78

di Puspa Agro,

22 Pebruari 2011

Kepala Bappebti,Syahrul R. Sempurnajaya menghadiripenyelenggaraan Pasar Lelang AgroJawa Timur ke 78 dan sekaligusmenghadiri penyelenggaraanPasar Lelang Agro Perdanadi Puspa Agro Taman Sidoarjo yangsebelumnya di selenggarakandi Provinsi Jawa Timur.

Coordination Meeting with

Commission VI of the House of

Representatives in Jakarta,

February 2, 2011

Minister of Trade and Minister forJustice and Human Rights representingthe President held a coordinationmeeting with Commission VI of theHouse of Representatives,accompanied by Heads of Echelon Iwithin the Ministry of Trade.

Head for CoFTRA met

the World Bank Team,

February 18, 2011

Sempurnajaya, received a visit fromthe World Bank, represented byMr. Srinivas (Lead, FinancialEconomist), Mr. Enrique Aklaz Carroll(Senior Economist) andMr. The Fei Ming (Private SectorDevelopment Specialist).

The 78th Agro Auction Market of

East Java in Puspa Agro was

attended by Head for CoFTRA,

February 22, 2011

Head for CoFTRA,Syahrul R. Sempurnajaya, attendingthe 78th Agro Auction Market of EastJava and at the same time attendingthe First Auction Market in PuspaAgro Taman Sidoarjo, which waspreviously held in East JavaProvince.


Peresmian Sistem Resi Gudang

(SRG) di Kabupaten Probolinggo

Propinsi Jawa Timur,

5 Maret 2011

Kepala BappebtiSyahrul R. Sampuranajaya,menghadiri peresmian SistemResi Gudang di KabupatenProbolinggo PropinsiJawa Timur

Kunjungan Kerja Menteri Perdagangan

ke Gudang Komoditi SRG Di Kabupaten

Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan,

18 Maret 2011

Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestubersama Bupati Kabupaten Bantaeng, HM NurdinAbdullah, dan didampingi Kepala BappebtiKemendag, Syahrul R Sempurnajaya, serta jajaranEselon I dan II Kementerian Perdaganganmelakukan kunjungan kerja ke Gudang SRGyang terletak di Kabupaten BantaengPropinsi Sulawesi Selatan.

Launching Produk

Kontrak Tunda Serah Emas

Goldud dan Goldid Di PT. BKDI,

11 April 2011

Kepala Bappebti, Syahrul RSempurnajaya, menghadiri acarapeluncuran perdana Kontrak TundaSerah Emas GOLDUD danGOLDID di PT. BKDI

The Inauguration of the

Warehouse Receipt System in

Probolinggo District, East Java

Province, March 05, 201

Head for CoFTRA,Syahrul R. Sempurnajaya,attended the inauguration of theWarehouse Receipt System inProbolinggo District, East JavaProvince

WRS» warehouse in Bantaeng District,

South Sulawesi Province was visited by

Minister of Trade, March 18, 2011

Minister of Trade, Mari Elka Pangestu, withRegent of Bantaeng, HM Nurdin Abdullah,accompanied by the Head for CoFTRA of Ministryof Trade, Syahrul R. Sempurnajaya, and Heads ofEchelon I and II within the Ministry of Tradevisited the WRS» warehouses located inBantaeng District, South Sulawesi Province.

Launching of Gold Delayed

Delivery Contract GOLDUD

and GOLDID at ICDX,

April 11, 2011

Head for CoFTRA,Syahrul R. Sempurnajaya,attended the launching of GoldDelayed Delivery ContractGOLDUD and GOLDIDat ICDX.


Pelaksanaan Penataan dan

Penyegaran Wakil

Pialang Berjangka,

14-15 April 2011

Kepala BappebtiKementerian PerdaganganSyahrul R. Sempurnajayadidampingi Sekretaris BappebtiNizarli, mebuka PelaksanaanPenataan dan Penyegaran WakilPialang Berjangka,

Pertemuan Teknis Sistem

Informasi Harga Dalam Rangka

Pembinaan dan Evaluasi Kinerja

Kontributor Komoditi Jagung

di Gowa, 2 Mei 2011

Sekretaris Bappebti, Nizarlimembuka pertemuan teknisevaluasi kinerja kontributor sisteminformasi harga komoditi jagung diGowa, Sulawesi Selatan yangdiadakan oleh Biro AnalisisPasar,Bappebti.

Rapat Gabungan Bappebti,

Bapepam, BI, PPATK dengan

Komisi XI DPR RI Membahas

Aliran Dana Elnusa,

25 Mei 2011

Kepala Bappebti,Syahrul R. Sempurnajayamenghadiri rapat gabunganbersama Bapepam, BI, PPATK,dengan komisi XI DPR RI gunamembahas aliran dana Elnusa.

Training of Restructuring and

Refreshment of Brokers»

Representatives,

April 14-15, 2011

Head for CoFTRA of the Ministryof Trade, Syahrul R. Sempurnajaya,opened the Training ofRestructuring and Refreshment ofBrokers» Representatives.

Opening of the Technical

Meeting on Evaluation of the

Commodity Price Information

System Performance for Corn in

Gowa, May 02, 2011

Secretary of CoFTRA, Nizarli,opened the Technical Meeting onEvaluation of the Commodity PriceInformation System Performancefor Corn in Gowa, South Sulawesi,which was held by the Bureau forMarket Analysis of CoFTRA.

Joint coordination meeting CoFTRA,

BAPEPAM, BI, PPATK with Commission

VI of the House of Representatives,

discussing Elnusa»s flow of funds,

May 25, 2

Head for CoFTRA,Syahrul R. Sempurnajaya, andrepresentatives of the Indonesian CapitalMarket and Financial InstitutionsSupervisory Agency, BI, the FinancialTransactions Reports and AnalysisCenter,attended a joint coordinationmeeting with Commission VI of theHouse of Representatives, to discussElnusa»s flow of funds.




Pelatihan Teknis Penyuluh

Lapangan Sistem Resi Gudang,

12 Juni 2011

Kepala Badan PengawasPerdagangan Berjangka Komoditi(BAPPEBTI)Kementerian PerdaganganSyahrul R. Sempurnajayadidampingi Kepala Disperindag BaliGde Darmaja dan Para PejabatEselon II BAPPEBTI membukasecara resmi Pelatihan TeknisPenyuluh Lapangan SRG.

Rapat Kerja Pemerintah

dengan Komisi VI DPR RI, 14 Juli 2011

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu danMenteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar,mewakili Pemerintah menghadiri Rapat Kerjadengan Komisi VI DPR RI, anggota Panja PBKdan SRG, anggota TIMUS dan TIMSIN, gunamelakukan pengambilan Keputusan Tingkat I danpenandatanganan Draft UU tentang Perubahanatas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006tentang Sistem Resi Gudang (SRG) dan Draft UUtentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor32 Tahun 1997 tentang PerdaganganBerjangka Komoditi.

Pengambilan Keputusan dan

Pengesahan Perubahan

Undang - Undang Tentang Sistem

Resi Gudang dan Tentang Perdagangan

Berjangka Komoditi, 19 Juli 2011

Menteri PerdaganganMari Elka Pangestu, mewakili pemerintahmenghadiri Sidang Paripurna DPR RI dalam rangkapengambilan keputusan dan pengesahan dua RUUyaitu RUU tentang Perubahan atas UU No, 9Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang (SRG)dan RUU tentang Perubahan atas UU No. 32Tahun 1997 tentang PerdaganganBerjangka Komoditi (PBK).

Technical Training of WRS»

Field Counselors,

June 12, 2011

Head for CoFTRA of theMinistry of Trade,Syahrul R. Sempurnajaya,accompanied by Head of RegionalOffice in charge of trade andindustry, Gde Darmaja, andEchelon II official of CoFTRAopened the Technical Training ofWRS» Field Counselors.

Coordination meeting with Commission VI of

the House of Representatives, July 14, 2011

Minister of Trade, Mari Elka Pangestu, andMinister of Justice and Human Rights, PatrialisAkbar, representing government, attended thecoordination meeting with Commission VI of theHouse of Representatives, members of WorkingCommittee for CFT and WRS, and members ofthe Formulation and Synchronization Teams, inorder to make a level I decision and the signingof the Draft of Law on Amendments to LawNumber 9 Year 2006 on the Warehouse ReceiptSystem and the Draft of Law on Amendmentsto Law No. 32 of 1997 on the CommodityFutures Trading.

Decision Making and Ratification of the

Amendments to Law on the Warehouse

Receipt System and Amendments to Law on

the Commodity Futures Trading,

July 19, 2011

Minister of Trade, Mari Elka Pangestu,representing the government attended theParliament plenary session in the framework ofdecision making and ratification of the 2 Bills, i.e.on Amendments to Law No. 9 Year 2006 on theWarehouse Receipt System and on Amendmentsto Law No. 32 of 1997 on the CommodityFutures Trading.


CEO Gathering Dewan

Syariah Nasional-MUI dan

Perbankan Syariah Jakarta,

8 Agustus 2011

Kepala BappebtiSyahrul R Sempurnajayamenghadiri dan sekaligusmemberikan arahan dalam acaraCEO Gathering Dewan SyariahNasional-MUI dan PerbankanSyariah di Hotel MandarinOriental, Jakarta

Unit Eselon II Bappebti

Menerima Penghargaan WTA,

17 Agustus 2011

Menteri Perdagangan,Mari Elka Pangestu pada UpacaraPeringatan HUT RI KE 66Menyerahkan PiagamPenghargaan Wilayah TertibAdministrasi (WTA) Tahun 2011kepada Sekretaris Bappebti, Nizarlidan Kepala Biro PerniagaanBappebti, Robert J Bintaryo.

Delegasi Bappebti Menghadiri

Pertemuan International

Tripartite Rubber Council (ITRC) dan

Expert Group on Establish of Regional

Rubber Market (EGERRM) di Bangkok -

Thailand, 23 - 27 Agustus 2011

Kepala Biro Analisis Pasar BappebtiIsmadjaja Toengkagie mewakili Kepala Bappebtimenghadiri Sidang lanjutan ITRC dan EGERRMguna membahas Cost of Production (CoP) andEstablishment of a Regional Rubber MarketThailand, Indonesia dan Malaysia yangdilaksanakan di Bangkok

CEO Gathering of the National

Islamic Council - MUI and Sharia

Banking, Jakarta,

August 08, 2011

Head for CoFTRA,Syahrul R. Sempurnajaya,attended as well as providingdirection in the CEO Gathering ofthe National Islamic Council - MUIand Sharia Banking at the HotelMandarin Oriental, Jakarta.

Awarding of WTA Award to

CoFTRA»s Echelon II,

August 17, 2011

Minister of Trade,Mari Elka Pangestu, on theCommemoration Ceremony forthe 66th anniversary of theRepublic of Indonesia awarded anAppreciation on Area of OrderlyAdministrative in 2011 to theSecretary of CoFTRA, Nizarli, andHead for Bureau for Commerce ofCoFTRA Robert J Bintaryo.

CoFTRA»s Delegation Attending International

Tripartite Rubber Council (ITRC) dan Expert

Group on Establishment of a Regional Rubber

Market (EGERRM) in Bangkok, Thailand,

August 23-27, 2011

Head for Market Analysis of CoFTRA, IsmadjajaToengkagie, representing the Head for CoFTRAattended the Continuation Session of ITRC andEGERRM to discuss the Cost of Production (CoP)and the Establishment of a Regional RubberMarket between Thailand, Indonesia, andMalaysia, which was held in Bangkok.




Bappebti Menyelenggarakan Ujian Profesi

Calon Wakil Pialang Berjangka di Medan,

Sumatera Utara, 16 - 17 September 2011

Sekretaris Bappebti, Nizarli memberikan katasambutan sekaligus membuka secara resmikegiatan Ujian Profesi Calon Wakil PialangBerjangka yang diselenggarakan di Medan,Peserta yang mengikuti ujian berjumlah 137orang, berasal dari berbagai kota di tanah airantara lain: Jakarta, Pontianak, Medan,Pekanbaru, Riau dan Batam.

Kepala Bappebti Menerima

Kunjungan Managing Director &

CEO of Multi Commodity

Exchange of India (MCX),

20 September 2011

Kepala Bappebti,Syahrul R Sempurnajaya menerimakunjungan kerja Managing Director& CEO of Multi CommodityExchange of India (MCX),Mr. Lamon Rutten

Wamendag Membuka Seminar

Perdagangan Berjangka Komoditi,

22 September 2011

Wakil Menteri Perdagangan,Mahendra Siregar, didampingiKepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajayamembuka secara resmi seminar dengantopik The Roles of Commodity FuturesIndustry in Enhancing Quality andSustainability of Economic Developmentyang berlangsung di HotelGran Melia Jakarta.

Profession Examination for Brokers»

Representative Candidates in Medan,

North Sumatera, September 16-17, 2011

Secretary of CoFTRA, Nizarli, gave a speechand officially opened the ProfessionExamination for Brokers» RepresentativeCandidates which was held in Medan. Therewere 137 participants taking the test whichcame from various cities in the country,among others: Jakarta, Pontianak, Medan,Pekanbaru, Riau and Batam.

Head for CoFTRA received a

visit of Managing Director &

CEO of the Multi Commodity

Exchange of India (MCX),

September 20, 2011

Head for CoFTRA, Syahrul R.Sempurnajaya, received a visit ofManaging Director & CEO of theMulti Commodity Exchange ofIndia (MCX), Mr. Lamon Rutten.

Opening of the Commodity Futures

Trading Seminar in Jakarta,

September 22, 2011

Deputy Minister of Trade, Mahendra Siregar,accompanied by Head for CoFTRA,Syahrul R. Sempurnajaya, officially openedthe Seminar on The Roles of CommodiyFutures Industry in Enhancing Quality andSustainability of Economic Development,which took place at the HotelGran Melia Jakarta.


Kunjungan Kepala Bappebti

ke NYSE Liffe di London dan

Menghadiri FOW»s 18th Derivaties World

Asia Conference di Suntec Centre

Singapura, 26 September 2011

Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya,didampingi Kepala Biro Perniagaan BappebtiRobert J. Bintaryo melakukan kunjungan keKantor NYSE LIFFE (New York Stock Exchange,London International Financial FuturesExchange).

Mendag dan Wamendag Bersepeda

Santai (Fun Bike) dengan Masyarakat

Industri Perdagangan Berjangka Komoditi

dan Sistem Resi Gudang,

8 Oktober 2011

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestuberkesempatan mengikuti kegiatan sepedasantai (Fun Bike) bersama dengan KepalaBappebti, yang menempuh jarak 10km denganrute dari hall Niaga JiExpo Kemayoran danberakhir di Ecopark Ancol.

Mendag Menghadiri

Peluncuran Perdagangan

Komoditi Syariah,

13 Oktober 2011

Mendag Mari Elka Pangestu bersama MenteriPerencanaan Pembangunan - Kepala BAPPENAS,Armida Alisjahbana didampingi Kepala Bappebti,Syahrul R Sempurnajaya, Dirut JFX MadeSukarwo, Ketua DSN MUI, Ma»ruf Amin, DirekturPerbankan Syariah Bank Indonesia Mulia E.Siregar meresmikan peluncuran perdagangankomoditi berbasis syariah pertama Indonesia,di Jakarta Futures Exchange.

Visiting of Head for CoFTRA to

NYSE in London and Attending FOW»s

18th Derivatives World Asia

Conference in Singapore,

September 26, 2011

Head for CoFTRA, Syahrul R. Sempurnajaya,accompanied by Head for Bureau for Commerceof CoFTRA, Robet J. Bintaryo, visited the NYSELIFFE (New York Stock Exchange, LondonInternational Financial FuturesExchange).

Minister of Trade and Deputy Minister of

Trade taking part in fun bike activity with the

Community of the Commodity Futures

Trading and Warehouse Receipt System,

October 08, 2011

Minister of Trade, Mari Elka Pangestu, andDeputy Minister of Trade, Mahendra Siregar,along with Head for CoFTRA,Syahrul R. Sempurnajaya, were taking partin fun bike activity of 10 km distance with a routefrom Jakarta Commercial Expo Hall and endsat the Ecopark, Ancol.

Minister of Trade inaugurated

the launch of the Sharia-based

Commodity Trading,

October 13, 2011

Minister of Trade, Mari Elka Pangestu,with the Minister of Development Planning/Head of Bappenas, Armida Alisjahbana,accompanied by Head for CoFTRA,Syahrul R. Sempurnajaya, Managing Director ofJFX Made Sukarwo, Chairman of DSN-MUI,Ma»ruf Amin, Director of Sharia Banking of BankIndonesia, Mulia Siregar, inaugurated thelaunch of the first Sharia-based CommodityTrading in Indonesia, at the JakartaFutures Exchange.




Seminar Nasional

Perdagangan Berjangka

Komoditi di Makassar,

26 Oktober 2011

Kepala BappebtiSyahrul R Sempurnajayamemberikan sambutan sekaligusmembuka Seminar NasionalPerdagangan Berjangka Komoditidi Makassar

Kunjungan Kerja Mendag

ke Industri Rotan di Cirebon,

28 Oktober 2011

Menteri PerdaganganGita Irawan Wirjawan bersamaMenteri Perindustrian MS. Hidayat,Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan,Wakil Ketua Komisi VI DPR RILilik Asdjudiredja, Gubernur Sulawesi BaratAnwar Adnan Saleh, Kepala BappebtiKemendag Syahrul R Sempurnajaya danPejabat Eselon I dan II dilingkunganKemendag, melakukan kunjungan kerjake Kabupaten Cirebon, Jawa Barat

Penyerahan Investor Awards

Pialang Berjangka 2011,

24 November 2011

Majalah Investor memberikanpenghargaan Investor Awards 2011kepada Tujuh Perusahaan Pialang BerjangkaKomoditi terbaik tahun 2011 yang diserahkan oleh Sekjen KemendagArdiansyah Parman dan Kepala Bappebti,Syahrul R Sempurnajaya.

National Commodity

Futures Trading Seminar

in Makassar,

October 26, 2011

Head for CoFTRA,Syahrul R. Sempurnajaya, gave aspeech and opened at once theNational Commodity FuturesTrading Seminar inMakassar.

Visiting of the Minister of Trade

to Rattan Industry in Cirebon,

October 28, 2011

Minister of Trade, Gita Irawan Wirjawan,together with Minister of Industry,MS Hidayat, Minister of Forestry,Zulkifli Hasan, Vice Chairman of CommissionVI of the House of Representatives,Lili Asdjudiredja, Governor of West Sulawesi,Anwar Adnan Saleh, Head for CoFTRA ofMinistry of Trade, Syahrul R. Sempurnajaya,and Head of Echelon I and II within theMinistry of Trade, visited a rattan industryin Cirebon, West Java.

Awarding of Investor Award 2011

to Futures Brokers,

November 24, 2011

Investor Magazine awarded InvestorAward 2011 to 7 best Futures BrokeragesFirms of the year 2011, which weredelivered by the Secretary General ofthe Ministry of Trade, Ardiansyah Parman,and Head for CoFTRA,Syahrul R. Sempurnajaya.


Penyegaran Penyidik Pegawai

Negeri Sipil (PPNS) Bappebti,

24 November 2011

Bappebti bekerjasamadengan Pusdik Reskrim Polrimenyelenggarakan PenyegaranPegawai Negeri Sipil (PPNS)yang dibuka langsungoleh Kepala BappebtiSyahrul R Sempurnajayadi Hotel Lorin Sentul, Bogor.

Outbound Bappebti Kalicaa Villa

Tanjung Lesung Banten,

2-3 Desember 2011

Badan Pengawas Perdagangan BerjangkaKomoditi, Kemendag menyelenggarakankegiatan outbound dalam rangkapeningkatan kinerja di Kalicaa Villa TanjungLesung, Serang, Provinsi Banten.Yang dihadiri oleh Pejabat dan Stafdi Lingkungan Bappebti.

Peresmian Perdagangan Pasar

Fisik Timah (INATIN) di

PT. Bursa Komoditi dan

Derivatif Indonesia,

15 Desember 2011

Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI)atau Indonesia Commodity and DerivativesExchange (ICDX) meluncurkan Pasar TimahIndonesia atau lebih dikenal dengan Indonesia TinMarket. Peresmian Pasar Timah Indonesia (PTI)dilakukan oleh Wakil Menteri Perdagangan,Bayu Krisnamurthi, didampingi Kepala Bappebti,Syahrul R Sempurnajaya. Dalam acara peresmiantersebut turut hadir Gubernur Bangka Belitung ,Eko Maulana Ali, Pejabat Eselon II Bappebti,Komite Timah, Ketua Harian ATI, sertapara pelaku pasar timah.

CoFTRA»s Outbound Activity to Kalicaa,

Tanjung Lesung, Banten,

December 2-3, 2011

CoFTRA of the Ministry of Trade held anoutbound activity in order to improveperformance in Kalicaa Villa TanjungLesung, Serang, Banten Province, whichwas attended by officials and staffsBappebti.

Launching of Indonesia

Tin Market (INATIN) at ICDX,

December 15, 2011

The Indonesia Commodity and DerivativesExchange (ICDX) launched Indonesia Tin Market.The market was inaugurated by Deputy Ministerof Trade, Krisnamurthi, accompanied byHead for CoFTRA, Syahrul R. Sempurnajaya.The inauguration ceremony was also attended byGovernor of Bangka Belitung, Eko Maulana Ali,Head of echelon II of CoFTRA, Tin Committee,Head of ATI, as well as the business circleof Tin Market.

Refreshment of CoFTRA»s Civil

Servants Investigators,

November 24, 2011

CoFTRA in collaboration withPusdik Reskrim Polri organized theCivil Servants InvestigatorsRefreshment which was openedby the Head for CoFTRA,Syahrul R. Sempurnajaya,at the Hotel Lorin Sentul, Bogor.




Menteri Perdagangan

Mengunjungi Unit Bappebti

dan Inspektorat Jenderal,

21 Desember 2011

Menteri PerdaganganGita Irawan Wirjawan mengunjungiruang kerja unit Bappebti dan Itjen,di gedung KemendagJl. Kramat Raya No. 172, Jakarta

Visiting of the Minister

of Trade to Offices of CoFTRA

and Inspectorate General,

December 21, 2011

Minister of Trade,Gita Irawan Wirjawan, visited officesof CoFTRA and Inspectorate Generalat the Ministry of Trade BuildingJl. Kramat Raya. 172, Jakarta.



ORANGE. CIRCLE. DESIGN / 0 8 1 6 4 8 2 0 2 9 5 - 7 6 9 3 6 7 6


BAPPEBTIBadan Pengawas Perdagangan Berjangka KomoditiCommodity Futures Trading Regulatory Agency (CoFTRA)

Kementerian Perdagangan Republik IndonesiaMinistry of Trade of The Republic of Indonesia

GEDUNG BAPPEBTI, Lt.3 - Lt.5Jl. Kramat Raya No. 172 Jakarta PusatTelp (021) 31924744Fax (021) 31923704website www.bappebti.go.id

Documents

bappebti 36 revweb.bappebti.go.id/Annual_report_bappebti/download/... · badan pengawas perdagangan berjangka komoditi (bappebti) kementerian perdagangan republik indonesia ... b