45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek dalam pembelajaran adalah media pembelarean proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Untuk menciptakan suasan belajar yang aktif dan kreatif maka media perlu memberikan anifas-anifasi dan kreasi yang berkembang didunia sekarang tidak terbatas itu barang bagus dan berkualitas serta harganya maha tetapi juga barang-barang yang berasal dari barang bekas Untuk itu dalam makalah ini akan dijelaskan salah satu pemanfaatan barang bekas sebagai salah satu media dalam pembelajaran matematika. B. Rumusan Masalah Makalah ini berisi penjelasan tentang Barang Bekas yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika. C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memperlihatkan salah satu pemanfaatan kotak bekas dalam pembelajaran matematika.

Barang bekas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hahahaaha

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar BelakangSalah satu aspek dalam pembelajaran adalah media pembelareanproses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satukomponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.Untuk menciptakan suasan belajar yang aktif dan kreatif maka media perlu memberikan anifas-anifasi dan kreasi yang berkembang didunia sekarang tidak terbatas itu barang bagus dan berkualitas serta harganya maha tetapi juga barang-barang yang berasal dari barang bekasUntuk itu dalam makalah ini akan dijelaskan salah satu pemanfaatan barang bekas sebagai salah satu media dalam pembelajaran matematika.

B.Rumusan MasalahMakalah ini berisi penjelasan tentang Barang Bekas yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika.

C.Tujuan PenulisanAdapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memperlihatkan salah satu pemanfaatan kotak bekas dalam pembelajaran matematika.

BAB IIPEMBAHASAN

A.Pemanfaatan Kotak Bekas Dalam Belajar Bangun RuangBahan- bahan:1.Kotak bekas, misalnya (kotak obat nyamuk, kotak mie, kotak lampu, kotak teh, kaleng susu, topi ulang tahun, dll2.Gunting

Cara Penggunaan:1.Untuk sifat-sifatbangun ruanga.Sisi adalah bidang yang membentuk suatu bangun ruangb.Rusuk adalah garis yang merupakan pertemuan antara dua sisi.c.Titik sudut adalah titik yang merupakan pertemuan dua rusuk atau lebihContohnya Kubus seperti ( kotak pasta gigi, kotak lampu dll)

2.Untuk jaring-jaring bangun ruangGunting kotak bekas bagian tutupnya yang tidak perlu sehingga menutup keseluruhan dan tidak ada sisa nya, kemudian membentukjaring-jaring bangun ruang,

B.Pemanfaatan Koran Dalam Belajar Bangun DatarBahan- bahan1.Koran bekas2.Pensil3.Penggaris4.Kardus bekas5.Gunting6.Lem

Persiapan1.Ambil Koran, dibuat sketsa gambar bangun datar yang akan dibuat lalu gunting.2.Buat juga sketsa nya pada kardus dan digunting.3.Selanjutnya Koran tadi dilengketkan pada kardus yang telah digunting sehingga bentuknya lebih tebal.

PeragaanKoran disini berfungsi sebagai alat peragaan. Guru memperagakan bangun-bangun datar tadi dan memperkenalkannya satu-satu sehingga anak menjadi tahu apa-apa saja bangun datar tersebut.Dalam bentuk permainan:Dalam satu kelas dibagi menjadi 2 kelompok atau lebih. Masing- masing kelompok dibagi 5 buah gambar bangun datar yang telah yang masing- masing gambar telah tertera soal-soal. Didepan kelas letakkan sebanyak mungkin gambar bangun datar yang ditaruh didalam kardus. Setelah itu intruksikan kepada siswa untuk mencari gambar yang sama dalam kardus yang berada didepan dengan catatan gambar tersebut harus berisi jawaban dari soalyang tertera pada gambar yang diberikan tadi. Waktunya juga harus ditentukan. Misalnya hanya 2-3 menit saja. Setiap kelompok juga tidak perlu semunya maju kedepan tetapi hanya utusannya saja yaitu2-3 orang.Catatan:untuk lebih menarik juga bisa menggunakan kertas lain misalnya kertas majalah bekas atau tabloid dll.

C.Pemanfaatan Sendal Bekas Untuk Penjumlahan Dalam Matematika Dengan Hasil PenjumlahanAlat yang di gunakan1.30 buah bulatanyang terbuat dari sandal yang di potong potongbulat2.Paralon , di sini sebagai tiang cempoa3.Tali

Cara membuatnyaAmbil sandal yang tidak di gunakan lagi , sebaiknya sandal jepit , kemudian potong bulat sehingga mudah untuk menghitungnya , bulatan bulat tersebut di bagi 3 , kemudian bulatan itu di lobangi dan masukkan tali kedalam lobang bulatan kemudian di ikatkan ke paralon yang telah di sediakan . begitu seterusnya .

Aturan Permainan1.10 bulatanyang pertama untuk Ratusan 2.10 bulatan yang ke dua untukPuluhan 3.10 bulatan yang ke tiga untukSatuan

Cara bermainGeser bulatan sebanyak penjumlahan yang di inginkan . Geserannya seperti sempoh biasa 1.Sempoahyang pertama untuk ratusan 2.Sempoah yang ke dua untukpuluhan 3.Sempoah yang ke tiga untuksatuan Misalnya :323 + 355a.Ambil3buah bulatan yang pertama pada baris pertama , ambil2buah bulatan yang kedua pada baris ke dua .dan3buah bulatan yang ke tiga pada baris ke tiga.b.Kemudian , ambil lagi3buah bulatan yang pertama pada baris pertama, 5 buah bulatan yang kedua pada baris kedua, dan 5 buah bulatan yang ke tigapada baris ke tiga.c.satukan semua bulatan , kemudian jumlah kan ,maka hasil nya adalah 678

CATATANApabilahasil penjumlahan bulatan itu sama dengan 10 maka tambahkan 1 bulatan ke atas kemudian , bulatan yang samadengan 10 tadidianggapnol.

D.Pemanfaatan Tutup Botol Untuk Perkalian Lima dan SembilanTujuan1.Untuk menimbulkan minat siswa dalam belajar perkalian lima dan sembilan2.Mempermudah siswa berhitung perkalian lima dan sembilan3.Sebagai media yang dapat membantu siswa berpikir lebih kritis

Alat dan Bahan1.Tutup botol sebanyak yang anda butuhkan2.Pewarna tutup botol sesuai dengan keinginan anda

Cara Membuat Tutup Botol Untuk Perkalian Lima1.Tutup botol dibedakan menjadi dua bagian yaitu 2 buah tutup botol bernilai limadan lima buah tutup botol bernilai sepuluh2.Warnai bagian dalam tutup botol , untuk tutup botol yang bernilai lima misalnya anda mewarnai dengan warna merah, dan yang bernilai sepuluh warnai dengan warna biru.

Cara Membuat Tutup Botol Untuk Perkalian Sembilan1.Pilih tutup botol yang mempunyai jenis sama sebanyak 102.Warnai bagian dalam tutup botol sesuai keinginan, tetapi harus berbeda dengan warna pada bagian luar tutup botol.

Cara Penggunaan Tutup Botol Untuk Perkalian Lima1.Jika dalm hasil perkalian terdapat dua tutup botol yang bernilai lima, maka kita harus mengganti denagan satu tutup botol yang bernilai sepuluh.2.Misalnya 3 * 5, berarti pertam siswa akan menggunakan tutup botol yang brnilai lima, kemudian tutupbotol kedua juga bernilai lima, karna sudah ada dua tutup botol yang bernilai lima dapat diganti dengan tutup botol bernilai sepuluh, kemudian terakhir tutup botol bernilai lima, jadi tutup botol ada yang bernilai 10 satu dan bernilai 5 satu, jadi jumlahnya 10 + 5 = 15

Cara Penggunaan Tutup Botol Untuk Perkalian Sembilan 1.Tutup botol yang berada pada bagian kiri tutup botol yang tertutup akan bernilai puluhan dan pada bagian kanan tutup botol yang tertutup bernilai satuan. 2.Susun tutup botol dalam keadaan terbuka bagian dalam menghadap keatas 3.Jika tutup botol yang tertutup berada pada baris5 ke 3 maka banyak tutup botol pada bagian kiri tutup botol yng tertutup ada dua puluhan,begitu juga dengan yang lainnya. 4.Misalnya 3 * 9, berarti tutup botol akan di tutup pada baris ketiga , lihat gambar tutup botol dibawah. 5.Pada sebalah kiri ada dua, dan pada sebelah kanan ada tujuh , berarti 3*9

BAB IIIPENUTUP

A.KesimpulanDalam pembelajaran media pembelajaran juga merupakan aspek yang penting. Karena media pembelajarn juga menjadi perantara komunikasi dalm proses belajar. Dalam bentuknya media pembelajaran tidak harus bersumber oleh teknologi yang canggih dan mutahir. Tetapi juga bias menggunakan barang-barang yang sering kita jumpai sehari-hari. Contohny barang bekas, banyak barng-barng bekas yang kita jumpai sehari, ayng sering dubuang dan tidak dipedulikan oarng tetapi malah sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran.

B.SaranGunakanlah media pembelajaran sebagai salah satu penunjang kelancaran proses belajar, tidak mesti harus mahal, tetapi dengan kreativitas kita bisa menciptakan apapun menjadi media belajar. Dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan oleh karena itu kami masih membutuhkan saran dan kritik dari teman-teman.

DAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang B.Rumusan Masalah C.Tujuan Penulisan D.Metode Penulisan E.Sistematika PenulisanBAB II PEMBAHASANPemanfaatan Barang Bekas 1.Pemanfaatan Tutup Botol Bekas 2.Pemanfaatan Kalender Bekas 3.Pemanfaatan Kardus BekasBAB III PENUTUP AKesimpulan B.Saran

BAB 1PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Salah satu aspek dalam pembelajaran adalah media pembelajaran,proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem,maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran.Tanpa media,komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal.Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.Untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan kreatif maka media perlu memberikan anifas-anifasi dan kreasi yang berkembang didunia sekarang tidak terbatas itu barang bagus dan berkualitas serta harganya maha tetapi juga barang-barang yang berasal dari barang bekas.Untuk itu dalam makalah ini,penulis menjelaskan beberapa pemanfaatan barang bekas sebagai salah satu media dalam pembelajaran matematika.

B.Rumusan MasalahMakalah ini berisi penjelasan tentang pemanfaatan barang bekas yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran matematika.

C.Tujuan Penulisan Makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mandiri dari mata kuliah workshop matematika dan juga untuk menambah pengetahuan kita dalam memahami materi pemanfaatan barang bekas sebagai media pembelajaran matematika.

D.Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode perpustakaan dan pengambilan dari sumber buku yang berkaitan,serta sumber dari internet.

E.Sistimatika Penulisan

Pada BAB 1 sistematika penulisan makalah terdiri dari Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah,rumusan masalah,tujuan penulisan,metode penulisan,serta sistematika penulisan makalah.BAB II sistematika penulisan makalah yang membahas tentang isi makalah yang terdiri dari pemanfaatan barang bekas yang terdiri dari pemanfaatan tutup botol bekas,kalender bekas,serta kardus bekas.BAB III sistematika penulisan makalah terdiri dari Penutup yang membahas tentang Kesimpulan dan saran.

BAB IIPEMBAHASAN

PEMANFAATAN BARANG BEKAS

Kesulitan pada matematika disebabkan karena pembelajaran matematika kurang bermakna, siswa masih belum aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran sehingga pemahaman siswa tentang konsep matematika sangat lemah.Hal ini terjadi karena pembelajaran matematika pada saat ini pada umumnya siswa menerima begitu saja apa yang disampaikan guru.Padahal pada umumnya siswa telah mengenal ide-ide matematika sejak dini.Siswa memiliki pengalaman belajar,sehingga siswa mempunyai kemampuan untuk berkembang.Dengan demikian, pembelajaran di sekolah akan lebih bermakna jika guru mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman yang dimiliki siswa.Salah satu kompetensi dasar pembelajaran matematika di sekolah dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan kelas 1 SD adalah melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.Dalam mengajarkan konsep penjumlahan dan pengurangan pada siswa SD kelas 1,terdapat beberapa langkah dalam proses pembelajarannya,yaitu:1.langkah pengalaman sosial.2.langkah manipulasi konkrit,semi konkrit,dan abstrak.Pada umumnya,guru cenderung memperkenalkan konsep-konsep tarsebut dengan langkah manipulasi konkrit saja yaitu menggunakan bahan-bahan sebagai media berhitung seperti lidi.Dalam mengenalkan obyek yang lebih abstrak diperlukan suatu media pembelajaran.Salah satunya dengan memanfaatkan tutup botol bekas,kalender bekas,serta kardus bekas.Kelebihan dari media ini yaitu mudah didapatkan oleh para siswa dan siswi serta lebih terjangkau.

1.Pemanfaatan Tutup Botol Bekas.Tutup botol merupakan salah satu barang bekas yang bisa dimanfaatkan.Tutup botol yang dibuang ke tong sampah,dan dibakar oleh kebanyakan orang,ternyata bisa kita manfaatkan dan memiliki fungsi yang begitu besar dalam proses belajar mengajar.Salah satu contohnya dalam proses pembelajaran matematika.Tutup botol bekas dapat digunakan sebagai media pembelajaran ditingkat sekolah Dasar (SD),terutama dalam,penjumlahan,pengurangan,serta perkalian bilangan bulat.Tujuan dari pemanfaatan tutup botol bekas ini dalam pembelajaran matematika adalah untuk memudahkan pemahaman siswa-siswi terhadap perkalian,penjumlahan,pengurangan,serta untuk menghilangkan rasa jenuh dalam proses belajar mengajar.Biasanya anak sekolah dasar baru belajar penjumlahan dan perkalian akan melakukan beberapa cara untuk berhitung yaitu: a .Dihapal diluar kepala b.Menggunakan konsep matematika yaitu penjumlahan berulang.Untuk cara yang kedua ini yaitu menggunakan konsep matematika penjumlahan berulang,seorang guru dapat memberikan konsep dasar kepada siswa,cara pembelajarannya sebagaiberikut:Siswa disuruh mencari 10 sampai 20 tutup botol bekas,seperti teh botol,aqua,coca-cola,dan sebagainya,kemudian membawahnya kesekolah.Setelah itu,barulah siswa disuruh mengeluarkan tutup botol yang sudah mereka bawa,kemudian siswa disuruh untuk menyusun tutup botol tiga-tiga kebawah atau dua-dua kebawah sebanyak lima atau enam susun.Tanyakan ada berapa susun atau berapa kali tiganya,kemudian berapa jumlahnya.Dan mereka disuruh berulang ulang melakukanya dengan jumlah yang berbeda-beda,misalnya duadua ke bawah sebanyak lima atau enam susun.Dengan seperti ini anak menemukan sendiri konsep dasar perkalian,dan yang lebih penting dari itu pelajaran matematika menjadi bermakna.

Pemanfaatan tutup botol bekas pada konsep bilangan bulatPada bilangan bulat dapat menggunakan tutup botol yang warnanya berbeda.Misalnya untuk bilangan bulat negatif digunakan tutup botol berwarna merah,sedangkan untuk bilangan bulat positif menggunakan tutup botol berwarna putih.Jika pada penjumlahan bilangan bulat positif, kita cukup menjumlahkan bilangan positif yang akan dijumlahkan.Caranya,dengan mengambil tutup botol berwarna putih.

Contoh aplikasinya dalam Penjumlahan dan Pengurangan yaitu: a.4 + 2 =6Ambil empat buah tutup botol berwarna putih susun satu baris.Selanjutnya ambil dua buah tutup botol berwarna putih,lalu tambahkan pada barisan tutup botol tadi.Terlihat bahwa tutup botol tersebut berjumlah enam buah.

b.6+(-4)=2Ambil enam buah tutup botol berwarna putih susun satu baris.Selanjutnya ambil empat buah tutup botol berwarna merah susun satu baris dibawah barisan tutup botol berwarna putih tadi.Terlihat bahwa ada dua buah tutup botol yang tidak mempunyai teman,itulah hasilnya.

c.53=2Ambil lima buah tutup botol berwarna putih susun satu baris,dari barisan tersebut ambil kembali tiga buah tutup botol.Terlihat bahwa tutup botol tersebut berjumlah dua buah.

d.-7+(3)=-10Pada contoh ini pengurangan tersebut harus diganti dengan menjumlahkan dengan kebalikannya.Sehingga soal berubah menjadi -7 + (-3).Ambil tujuh buah tutup botol berwarna merah susun satu baris.Lalu ambil tiga buah lagi tutup botol berwarna merah dan tambahkan pada barisan tutup botol tadi,terlihat bahwa tutup botol tersebut berjumlah sepuluh buah.

2.Pemanfaatan kalender bekasKalender adalah sebuah sistem untuk memberi nama pada sebuah periode waktu,seperti hari,minggu,dan tahun.Nama-nama ini dikenal sebagai tanggal kalender. Tanggal ini bisa didasarkan dari gerakan-gerakan benda angkasa seperti matahari dan bulan.Ketika berganti tahun baru, maka kita mengganti kalender-kalender di sekitar kita dengan kalender tahun yang baru. Akan tetapi,kebanyakan dari kita membuang kalender tahun lama ini karena tidak terpakai lagi. Sebenarnya,kalender-kalender bekas ini bermanfaat sebagai media pengajaran matematika di tingkat sekolah dasar salah satu manfaatnya adalh untuk mengenalkan hari,minggu dan tahun kepada para siswa.Kalender bekas sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan yaitu: a.Praktis karena mudah disimpan. b.Mudah diaplikasikan karena menampilkan dan mengenalkan lambang bilangan secara langsung. c.Mudah didapat karena setiap rumah dan sekolah mempunyai kalender. d.Lebih terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat karena untuk mendapatkan kalender bekas tidak memerlukan biaya. e.Selain itu,dengan menggunakan media kalender bekas,siswa sekolah dasar,khususnya anak kelas satu dan dua akan lebih mudah mengenal bilangan serta urutan-urutan bilangan.Manfaat dari kalender bekas yaitu:Pemanfaatan kalender bekas sebagai media pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa sekolah dasar khususnya kelas satu dan dua,akan mempermudah siswa dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan sehingga siswa dapat memenuhi standar kompetensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar yaitu melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan sampai bilangan 20.1. Dengan adanya kelender bekas yang bisa dimanfaatkan sebagai media pelajaran akan mempermudah seorang guru dalam memperkenalkan berapa hari dalam seminggu,berapa minggu dalam sebulan, berapa bulan dalam setahun,berapa hari dalm sebulan,dan berapa hari dalm setahun.2. Membedakan tahun,apakah itu tahun kabisat maupun tahun tidak kabisat.3. Pemanfaatan kalender bekas juga dapat membuat siswa lebih mengenal angka - angka, urutan-urutan angka dan kwantitas.4. Bentuk pemanfaatan kalender bekas yaitu dengan memotong kalender pada bagian tanggal dalam satu bulan.5. Sedangkan,bentuk pengoperasian kalender bekas sebagai media pembelajaran menggunakan prinsip garis bilangan,yaitu berpindah ke bilangan yang lebih besar ketika menyelesaikan operasi penjumlahan dan berpindah ke bilangan yang lebih kecil ketika menyelesaikan operasi bilangan bulat,baik itu pengurangan maupun penjumlahan.

Contoh aplikasinya dalam matematika yaitu:

a.Misalkan siswa diperintahkan untuk menyelesaikan operasi penjumlahan 9 + 4. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain guru dapat memerintahkan siswa: 1.Menunjuk angka 9 dikalender bekas. 2.Menunjuk empat angka setelah angka 9 dengan berurutan,menunjuk angka yang lebih besar. Dalam contoh ini,menunjuk angka 10,11,12,dan berakhir pada angka 13. 3.Angka yang ditunjuk terakhir merupakan hasil dari operasi penjumlahan tersebut. 4.Jadi hasil operasi dari penjumlahan 9 + 4 = 13

b.Pada hari senin menunjukkan tanggal 12,hari apa tepat 5 hari yang akan datang ? Jawab:Pada kalender menunjukkan tanggal 12,maka dihitung maju sebanyak 5 kali yaitu menunjukkan angka 13,14,15,dan berakhir pada angka 17.Jadi,penjumlahan 12 + 5 =17,dan pada tanggal 17 iru jatuh pada hari sabtu.

c.Pada hari jumat adalah tanggal 15,tanggal berapa dan hari apa tepat 4 hari yang lalu ?Jawab:Pada kalender menunjukkan angka 15,dihitung mundur sebanyak 4 kali yaitu menunjukkan angka 14,13,12,dan berakhir pada angka 11.Jadi pengurangan 15 4 = 11,dan jatuh pada hari senin.Jadi,dengan memanfaatkan kalender bekas sebagai media pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa sekolah dasar,khususnya kelas 1 SD,siswa akan lebih memahami konsep penjumlahan dan pengurangan sehingga siswa dengan mudah dapat memenuhi standar kompetensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar yaitu melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan sampai bilangan 20.

3.Pemanfaatan kardus bekas sebagai media pembelajaran matematika Pemanfaatan Kardus untuk membuat jaring-jaring Kubus dan balok Alat dan Bahan: 1.Kardus Bekas seperti : kardus indomie, kardus aqua dan sebagainya . 2.Gunting. 3.Kawat pengikat . 4.Penggaris,Pensil,Carter,dan Kardus

Langkah-langkah: Kardus dipotong sesuai dengan sisi-sisi bangun ruang yang akan dibuat jaring-jaringnya.Kemudianbuatjaring-jaring pada kardus denganukuran yang telah ditetapkan.Setelah itu jaring-jaring tersebut dipotong dengan pisau carter. Setelah di potong maka bentuklah jaring-jaring tersebut sesuai dengan bentuknya. Kemudian dilobangkan pinggir-pinggrir setiap potongan kardus. Sediakan potongan kawat-kawat pengikat yang kecil.Bentuk jaring-jaring bangun ruang dengan cara mengikat pinggir-pinggir sisi yang telah dilobangkan dengan menggunakan kawat pengikat.Bentuk jaring-jaring sesuai dengan bangum ruang yang di inginkan. Apabila kita ingin membentuk jaring-jaring yang baru dari bangun ruang yang sama kita bisa membuka kaawat pengikat pada jaring-jaring yang telah kita buat untuk membuat jaring-jaring baru dari bangun ruang yang sama. Siswa dapat melepas setiap kawat yang ada di pinggir jaring-jaring kubus dan membentuk jaring-jaring yang baru yang dapat membentuk kubus.Dalam hal ini di perlukan kelihaian siswa untuk merangkai jaring-jaring yang baru.Tanpa merusak media yang di gunakan oleh para siswa. Contoh gambar jaring-jaring dari kardus berkas setelah jadi yaitu:

Tujuan dari pemanfaatan barang bekas kardus ini adalah untuk menciptakan kreatifitas siswa dan siswi,bahwa kardus bekas yang biasanya berada dalam tong sampah dan banyak dibuang oleh banyak orang ternyata memiliki fungsi yang begitu besar dalam proses belajar,seperti pembuatan jaring-jaring kubus dan balok.Selain itu,kardus bekas ini mudah didapatkan dan terjangkau oleh para siswa.

BAB IIIPENUTUP A.Kesimpulan.Dalam pembelajaran,media pembelajaran juga merupakan aspek yang penting.Karena media pembelajarn juga menjadi perantara komunikasi dalm proses belajar.Dalam bentuknya media pembelajaran tidak harus bersumber dari teknologi yang canggih dan mutahir.Tetapi juga bisa menggunakan barang-barang yang sering kita jumpai dtalam kehidupan sehari-hari.Contohny barang bekas.Banyak barng-barng bekas yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yang sering dubuang dan tidak dipedulikan orang tetapi malah sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran.Salah satu pemanfaatan barang bekas tersebut yaitu tutup botol bekas,kalender bekas,serta kardus bekas. B.SaranGunakanlah media pembelajaran sebagai salah satu penunjang kelancaran proses belajar, tidak mesti harus mahal,tetapi dengan kreativitas kita bisa menciptakan apapun menjadi media belajar.Dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan,oleh karena itu saya sebagai penulis masih membutuhkan saran dan kritik dari teman-teman.

Pemanfaatan Barang Bekas untuk Media Pembelajaran

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar BelakangDalam kehidupan kita, banyak kita temukan barang-barang yang terbuang begitu saja dikarenakan tidak ada manfaatnya lagi. Sehingga sampah-sampah barang yang tidak digunakan tersebut mencemari lingkungan sekitar kita, merusak ekosistem tanah karena sampah yang tidak bisa diuraikan oleh tanah.Pada saat sekarang ini sudah banyak kita lihat pemanfaatan barang bekas yang menghasilkan barang baru yang sangat memiliki nilai, bahkan dalam proses pemasaran juga memiliki harga yang cukup tinggi. Selain diproduksi untuk pemasaran dan menghasilkan uang, pemanfaatan barang bekas ini juga bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Karena barang-barang bekas tersebut bisa dimanfaatkan untuk media pembelajaran, seorang guru akan merasa lebih dimudahkan karena media pembelajaran tidak harus menggunakan alat-alat yang mahal dan sulit didapat sehingga proses pembelajaran akan berlangsung dengan efektif tanpa memberatkan salah satu pihak.Dengan begitu, anak didik lebih merasa bersemangat apabila ia juga dilibatkan dalam pembuatan media itu sebelum digunakan sebagai media pembelajaran.

B.Rumusan MasalahMakalah ini berisi penjelasan tentang barang bekas yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika.

C.TujuanTujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas dari Dosen pengampu dalam mata kuliah workshop pendidikan matematika dan untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada mahasiswa.

BAB IIPEMBAHASAN

A.Pengertian Barang BekasSebelum kita beranjak pada pemanfaatan barang bekas, terlebih dahulu kita bahas secara singkat apa pengertian dari barang bekas tersebut.Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, barang diartikan sebagai benda yang berwujud sedangkan arti kata bekas adalah sisa habis dilalui, sesuatu yang menjadi sisa dipakai.[1]Jadi dapat disimpulkan bahwa barang bekas adalah benda yang sudah pernah dipakai baik sekali maupun lebih dari satu kali.

B.Pemanfaatan Barang Bekas Menjadi Media PembelajaranJika kita memperhatikan sekeliling kita, maka kita dapat menemukan begitu banyak sumber belajar yang bias dimanfaatkan. Sekarang tergantung apakah kita bisa mengembangkannya menjadi suatu media yang menarik, kreatif dan mempermudah proses belajar mengajar sehingga kita tidak akan kekurangan sumber belajar. Guru yang kreatif akan menjadi begitu antusias melihat sumber belajar yang tidak terhingga.Untuk mengembangkan atau memunculkan kreativitas guna mengembangkan barang bekas yang ada, berikut disajikan beberapa cara yang harus dilakukan, diantaranya:[2]1. Sebelum menentukan media sederhana yang akan dikembangkan dari barang bekas maka rencanakannlah terlebih dulu program pengembangan yang akan dilakukan berdasarkan garis-garis besar program pengajaran.2. Analisislah kematangan dan kemampuan peserta didik yang akan mengikuti pelajaran.3. Amatilah lingkungan sekolah dan rumah peserta untuk menemukan barang bekas yang bisa digunakan.4. Membeli atau meminjam media sederhana yang telah ada adalah jalan terakhir guru jika lingkungan sekitar kurang mampu memberikan solusi yang tepat.C.Contoh Pemanfaatan Barang Bekas Beberapa pemanfaatan barang bekas yang dapat diterapkan:[3] 1. Kardus BekasKardus bekas susu dapat kita ubah menjadi kartu suku kata. Caranya kita potong-potong kardus bekas susu tersebut kemudian kita tulisi dengan kata atau juga suku kata. Tulislah dengan krayon warna-warni sehingga menarik. Dapat pula ditambahkan dengan gambar.Pembelajarannya:a.Kartu kata: mencari padanan kata yang sama, mengelompokkan kata kata yang sejenis.b.Kartu suku kata: mengelompokkan suku kata awal atau akhir yang sama. c.Kartu yang berisi angka: pengenalan angka dan bilangan kepada peserta didik.

2. Tempat minuman gelas Tempat minuman gelas seperti ale-ale dan sebagainya bagian atas dapat kita gunakan dalam permainan fisik motorik kasar yang dipadu dengan berhitung. Sebelumnya rapikan dulu ring yang telah kita gunting. Kemudian siapkan tiang kecil dari kayu atau bambu. Usahakan tiang dapat berdiri. Berilah angka pada tiang tersebut.Pembelajarannya: suruh anak menghitung ring bekas gelas dengan melemparkannya pada tiang pancang yang telah disiapkan.

3.Bagian Bawah Tempat Minuman Gelas Bagian bawahan gelas yang telah di potong kita tulisi dengan huruf atau angka. Tulislah dengan spidol permanen agar tulisannya tidak hilang.Pembelajarannya: dapat digunakan untuk membuat kata-kata atau angka dengan menyusun huruf demi huruf atau angka demi angka.

4.Kalender atau majalah bekas. Dapat digunakan untuk aplikasi bangun ruang yaitu kubus dan balok. Potong kalender dalam bentuk persegi, lipat ditiap unjungnya dan lengketkan dengan menggunakan lem, buat dua buah bentuk kotak untuk alas dan tutupnya. Jika ingin lebih menarik, balut dengan menggunakan kertas kado.

5. Kulit kerang Cat dengan warna-warni menarik atau dapat juga dibiarkan tetap alami. Kulit kerang dapat digunakan untuk mengelompokkan benda-benda berdasarkan ukuran, warna, menyortir ataupun berhitung.

[1]Tanti Yuniar, (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Agung Media aulia, hal.76[2]http://serambi-ilmu-shaliha.blogspot.com/2012/02/pemanfaatan-barang-bekas-menjadi-media.html. Diunduh pada Kamis, 14 maret 2013, pukul 17.28 WIB[3]http://wahyuti4tklarasati.blogspot.com/2010/09/pemanfaatan-barang-bekas-sebagai-alat.html. Dengan beberapa perubahan dan pengeditan. Diunduh pada Kamis, 14 Maret 2013, pukul 17.28 WIB

Barang Bekas dan Barang Sederhana sebagai Media PembelajaranPendahuluanBarang bekas dan barang sederhana merupakan solusi mengatasi kendala biaya dalam pengadaan media pembelajaran. Disini guru dituntut untuk kreatif untuk membuat dan mengembangkan sendiri media pembelajaran yang berasal dari barang bekas dan barang sederhana, dengan berpedoman kepada rambu-rambu berikut :1. Gunakan barang bekas atau barang sederhana yang murah dan mudah didapat,2. Media yang dibuat hendaklah yang bisa meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa,3. Bahan yang dikembangkan hendaklah yang bisa menciptakan siswa berpikir kritis, mengundang siswa selalu ingin bertanya, ingin tahu dan ingin mencari kebenaran.4. Bahan yang digunakan hendaklah yang bisa merujuk kepada upaya mendorong kemampuan siswa untuk memahami dan mengingat secara tegas dan jelas materi pembelajaran yang disajikan,5. Media yang dibuat harus mampu memberikan kebersamaan bagi siswa dengan kondisi yang menyenangkan dalam mengikuti pelajaran,6. Siswa mencatat atau menulis segala hal yang ia dengar dan mengamati selama guru mempergunakan media ciptaannya guna meningkatkan daya ingat siswa.Dalam proses pembelajaran ini minimal ada 4 komponen yang ada dalam proses mendengarkan, yaitu:-HEARING= Kemampuan mendengarkan guru dari setiap siswa pada waktu pembelajaran berlangsung,-ATTENDING =Kemampuan fokus perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan,-UNDERSTANDING =Kemampuan memahami siswa secara lebih seksama terhadap materi pelajaran yang diberikan,-REMEMBERING =Kemampuan mengingat siswa mengenai materi pelajaran yang diterimanyaMedia yang dikembangkan juga hendaknya dilengkapi dengan buku teks,hand-out,, tugas, lembar kerja, soal, dan lain-lain yang berhubungan.Penggunaan media sederhana juga harus mempertimbangkan berbagai kendala antara lain :a) Keterbatasan waktu yang tersedia dikaitkan dengan luasnya materi dan tujuan pembelajaran,b) keterbatasan bahan sederhana yang dibutuhkan dan tidak ada penggantinya,c) Ketidaktersediaan alat-alat yang akan digunakan membuat dan mengembangkan media,d) Keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan komunikasi lisan,e) Lingkungan belajar yang kurang memadai,f) Keterbatasan perbendaharaan kata yang dikuasai siswa,g) Latar belakang dan tingkat kemampuan siswa yang heterogen,h) Banyaknya siswa yang harus dibimbing oleh seorang guru,i) Tidak adanya teman sejawat yang akan dimintai bantuan teknis dalam pembuatan dan pengembangan mediaOleh karena itu seorang guru minimal harus memiliki 2 kompetensi yang terkait dengan penggunaan media sederhana, yaitu :1) Kemampuan menyeleksi media dari bahan-bahan sederhana yang telah tersedia secara tepat dan relevan dengan program pelajaran,2) Kemampuan untuk menyusun sendiri dan menggunakannya secara baik dan benarPenetapan medianyapun minimal harus berdasarkan 5 hal, yaitu :1) memiliki keterkaitan yang jelas antara tujuan dengan proses pembelajaran2) materi yang tersaji di dalam media menyenangkan, memiliki daya tarik dan minat untuk dipelajari, dicoba dan dipraktekkan3) berkaitan dengan kpentingan dan proses pembelajaran yang dilaksanakan4) bahasa yang digunakan dalam media dan komunikasi lisan mudah difahami, runtut, sederhana, jelas, tegas dan terarah5) terjangkau oleh kemampuan intelektual siswaAdapun tujuan pembuatan media sederhana yaitu :1) Membangun komunitas berbasis pendidikan kreatif2) Mengembangkan berbagai alternatif media sederhana yang kreatif dan berkesinambungan sedemikian rupa sehingga mampu membantu anak didik tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kritis, kraetif, mandiri dan peduli terhadap lingkungan3) membangun jaringan kerja dalam upaya mengembangkan berbagai media alternatif yang kreatif, sederhana dan murah yang mandiri dan peduli terhadap lingkunganPemanfaatan Barang Bekas dan Barang Sederhana sebagai Media Pembelajaran1. Sampah Kertasa) Sampah kertas diolah menjadi bubur kertas lalu dibuat suatu bentuk baru sebagai media pembelajaran, misalnya bentuk wajah/topeng atau bentuk lainnya.b) Sampah kertas yang masih baik dapat langsung dimanfaatkan untuk membuat barang keperluan baru seperti amplop surat umpamanyac) Sampah kertas dapat diolah sedemikian rupa dengan keterampilan khusus dibuat berbagai bentuk barang sederhana sebagai media pembelajaran2. Kaos kaki bekasKaos kaki bekas dapat dibentuk dan dihiasi sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk boneka untuk sandiwara boneka atau bentuk lain yang dibutuhkan.3. Magneta) Magnet dapat dibuat kompas dengan mengkombinasikannya dengan jarum, gabus, dan air dalam baskom (lihat BMP IDIK4403 hlm 5.20).b) Membuat magnet buatan dengan mengkombinasikannya dengan peraltan lain (lihat BMP IDIK4403 hlm 5.21).4. Berbagai barang sederhana untuk permainan, diantaranya :- Permainan manipulatif untuk mengajarkan konsep bilangan, pengukuran dan sebagainya- Permainan imajinatif untuk latihan pengembangan imajinasi dan kreasi siswa- Permainan membaca, membentuk model bangunan, nyanyian, membentuk pasir, dan sebagainya.PenutupTernyata sangat banyak bahan yang bisa dijadikan sebagai media pembelajaran jika guru mau kreatif, tentunya pihak penyelenggara pendidikan juga harus mensupport dengan dukungan yang riel.

http://susantotutor.wordpress.com/

PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAUPEKANBARU2013

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan MakalahMedia Pembelajaran ini. Sholawat beserta salam di hadiahkan untuk Nabi Besar Muhammad SAW., berkat beliaulah kita di bimbing dari zaman kebodohan ke zaman yang serba canggih seperti sekarang ini.Ucapan terima kasih kami haturkan untuk dosen pembimbingDefi S.Pd danseluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunanMakalahini, baikmelalui pikiran maupun materi.Kami juga sangat menyadari atas kekurangan dari isi Penyusunan Makalah ini, maka dari itu Kami sangat mengharapkandan menjadi suatu kehormatan bagi Kami atas kritik dan saran dari pembaca supaya menjadi pedoman bagi Kami untuk kedepannya, dan bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Pekanbaru, Maret 2013

Penulis

BAB IPENDAHULUANA.LatarBelakangSalah satu aspek dalam pembelajaran adalah media pembelaran proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Untuk menciptakan suasan belajar yang aktif dan kreatif maka media perlu memberikan anifas-anifasi dan kreasi yang berkembang didunia sekarang tidak terbatas itu barang bagus dan berkualitas serta harganya maha tetapi juga barang-barang yang berasal dari barang bekasUntuk itu dalam makalah ini akan dijelaskan salah satu pemanfaatan barang bekas sebagai salah satu media dalam pembelajaran matematika.

B.Rumusan MasalahMakalah ini berisi penjelasan tentang pemanfaatan barang bekas yaitu kardus bekas yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran matematika

C.Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mandiri yang diberikan oleh dosen pengampu Workshop Matematika dan bisa menambah pengetahuan bagi mahasiswa.

BAB IIPEMBAHASANPenggunaan alat peraga memang bukan hal yang baru, tapi penggunaan barang bekas untuk membuat alat peraga merupakan hal yang baru dan mempunyai banyak keuntungan. Karena dibuat dengan menggunakan barang-barang yang sudah tidak di maanfaatkan lagi, maka bahan-bahan yang digunakan mudah diperoleh dan biaya pembuatannya pun jauh lebih murah. Selain itu, bahan yang mudah diperoleh dan biaya pembuatan yang murah membuka peluang bagi setiap guru untuk bisa memiliki atau membuat sendiri alat-alat peraga tersebut, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk para siswa untuk memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi, yang masih bisa dimanfaatkan untuk membuat alat peraga yang berguna atau dapat membantu proses pembelajaran didalam kelas.Salah satu pemanfaatan barang bekas disekitar kita yaitu seperti kardus bekas. Dengan menggunakan kardus bekas kita dapat membuat beberapa media peraga yang berguna untuk pembelajaran matematika.

A.Pemanfaatan Kardus Bekas Untuk Membuat Jaring-Jaring Balok dan Kubus.

1.Fungsi Kardus BekasFungsi alat ini adalah untuk membantu memudahkan siswa SD mengenal berbagai bentuk jarring-jaring dari sebuah bangun ruang. 2.Manfaat Kardus Bekasa)Dengan menggunakan media ini, siswa lebih mudah mengenal bentuk-bentuk bangun ruang serta jaring-jaringnya.b)Membuat siswa lebih kreatif, dimana mereka dapat membuat jarring-jaring baru yang dapat membentuk bangun ruang tertentu.

3.Pembuatan Media Peragaa)Alat dan BahanKardus Bekas seperti : kardus indomie, dan sebagainyaGunting.Kawat pengikat

b)Langkah-langkahKardus dipotong sesuai dengan sisi-sisi bangun ruang yang akan dibuat jaring-jaringnya .Kemudian dilobangkan pinggir-pinggrir setiap potongan kardus .Sediakan potongan kawat-kawat pengikat yang kecil .Bentuk jaring-jaring bangun ruang dengan cara mengikat pinggir-pinggir sisi yang telah dilobangkan dengan menggunakan kawat pengikat .Bentuk jaring-jaring sesuai dengan bangum ruang yang di inginkan.Apabila kita ingin membentuk jaring-jaring yang baru dari bangun ruang yang sama kita bisa membuka kawat pengikat pada jaring-jaaring yang telah kita buat untuk membuat jaring-jaring baru dari bangun ruang yang sama. Siswa dapat melepas setiap kawat yang ada di pinggir jarring-jaring kubus dan membentuk jarring-jaring yang baru yang dapat membentuk kubus. Dalam hal ini di perlukan kelihaian siswa untuk merangkai jaring-jaring yang baru. Tanpa merusak media yang di gunakan oleh para sisiwa.

B.Pemanfaatan Kardus Bekas Untuk Membuat Puzzle Bangun Datar

1.FungsiFungsi alat ini adalah untuk membantu memudahkan siswa SD (terutama anak-anak kelas 1 dan 2 ) mengenal berbagai bentuk bangun datar beserta namanya. Selain itu siswa juga diajak untuk dapat memanfaatkan barang bekas yang berada di sekitar kita.2.ManfaatAnak didik akan menjadi lebih paham karena ia mendapat contoh yang nyata mengenai bangun datar.Dengan kata lain, mereka tidak menghayal lagi mengenai bagaimana bentuk persegi(misalnya) tetapi dapat menunjuk secara langsung benda yang berbentuk persegi.

3.Membuat Alat Peragaa)Alat dan BahanGuntingKarton bekasPenggarisLemPensil.

b)Langkah-Langkah PembuatanGambarlah beberapa jenis bangun datar di atas karton dengan menggunakan pensil dan penggaris seperti : persegi, persegi panjang, segitiga, jajargenjang, trapesium, layang-layang,belah ketupat dan lingkaranLalu gunting bangun datar tersebut mengikuti pola yang telah dibuatSetelah digunting, pisahkan bidang datar tersebut. Dan sisa karton yang bolong jangan dibuang tetapi di temple karton lain dengan menggunakan lem.Lalu berikan nama didalam pola yang bolong tersebut sesuai dengan nama dan bentuknya.Kemudian siap dimainkan, perintahkan siswa untuk menyusun !

4.Cara Menggunakan Alat PeragaSiapkan terlebih dahulu puzzle bangun datar yang terbuat dari karton bekas tsb, kemudian ajak siswa anda secara begiliran untuk menyusun bagian puzzle yang masih hilang. Misalkan siswa pertama memilih bangun persegi panjang maka ia akan mencari bangun yang sama dengan bangun yang dia pegang,secara tidak langsung membantu siswa mengingat nama dan bentuk bangun datar tersebut. Lakukan secara berulang sampai siswa menjadi paham.

BAB IIIPENUTUPA.Kesimpulan Jadi, dapat disimpulkan belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan media pembelajaran, sehingga membuat siswa menjadi lebih tertarik dalam belajar matematika.Oleh karena itudiharapkan mampu menggunakan alat peraga yang konkret untuk memperjelas materi matematika yang abstrak.Namun, tidak semua alat peraga tersebut harus mahal. Salah satunya dengan menggunakan bahan-bahan atau alat-alat bekas yang ada disekitar kita yang mungkin dianggap sudah tidak berguna lagi. Namun, dengan sedikit kreatifitas bisa menjadikan bahan-bahan ataupun alat-alat tersebut bisa menjadi yang sangat berguna baik sebagai barang untuk diri sendiri maupun untuk yang lainnya. Salah satunya untuk media pembelajaran matematika. Seperti pemanfaatan kardus bekas yang kemudian menjadi bentuk-bentuk jarring-jaring dari bangun ruang maupun berupa puzzle untuk mengenal bangun datar.

B.SaranGunakanlah media pembelajaran sebagai salah satu penunjang kelancaran proses belajar, tidak mesti harus mahal, tetapi dengan kreativitas kita bisa menciptakan apapun menjadi media belajar. Salah satunya yaitu dengan pemanfaatan barang bekas ini. Selain untuk penunjang pembelaran namun juga kita dapat mengajarkan kepada siswa bagaimana memanfaatkan barang-barang bekas yang ada disekitarnya.

REFERENSIEkamath91.http://ekamath91.wordpress.com/2012/01/29/karton-bekas-sebagai-media-belajar-matematika/, diakses tanggal 10 Maret 2013Riko.http://riko-pirmansah.blogspot.com/2010/05/pemanfaatan-barang-bekas-sebagai-media.html,diakses tanggal 10 Maret 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam berbagai proses pembelajaran di Indonesia, peranan guru masih sangat dominan walaupun sebagian dari mereka telah berupaya untuk menjadi fasilitator disamping sebagai sumber informasi. Hingga saat ini guru masih dianggap sebagai orang yang mempunyai jawaban terhadap semua pertanyaan siswanya sehingga seringkali guru merasa dirinya sebagai satu-satunya sumber informasi. Namun pada kenyataannya pengetahuan manusia sangat terbatas sehingga kita perlu sumber-sumber informasi lainnya baik dalam belajar maupun membelajarkan orang lain. Guru sebagai penyampai materi (fasilitator) pelajaran tidak hanya menyampaikan bahan ajar yang sesuai dengan rancangan program pembelajaran. Namun guru juga dituntut untuk bias memberikan kemudahan bagi para siswa dengan proses pembelajaran yang mudah dipahami dan menyenangkan. Siswa diharapkan memperoleh dan menemukan nilai ilmu pengetahuan yang disampaikan guru . oleh sebab itu pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam menyajikan pelajaran perlu diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan dan pengharapan siswa dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Namun untuk menciptakan suasana pembelajaran seperti itu bukan persoalan yang mudah. Diperlukan komponen-komponen lain untuk mendukung proses pembelajaran agar mudah dan menyenangkan. salah satu komponen yang bias memudahkan siswa belajar adalah pemanfaatan media. Media mempunyai klasifikasi mulai dari yang sederhana hingga yang canggih.

Pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana sebagai media bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan. Sebelum media modern hadir, para guru telah menggunakan berbagai media dan alat peraga buatannya sendiri untuk menjelaskan materi pelajarannya. Para guru terdahulu mungkin lebih banyak memiliki kreativitas karena dipaksa oleh keadaan yang masih serba terbatas. Mereka harus bekerja keras agar siswanya bias belajar dan menyerap materi pelajaran semaksimal mungkin. Dengan datangnya media berteknologi modern menyebabkan berbagai masalah yang selama ini tidak dapat dipecahkan telah mampu dipecahkan dan memungkinkan mata ajaran apapun diajarkan dan dijelaskan dengan sebaik-baiknya. Namun, banyak guru di kota-kota besar yang telah terlena dengan kemajuan teknologi yang digunakan dalam dunia pendidikan. Media modern telah memudahkan mereka memecahkan berbagai masalah didalam proses belajar mengajar. Ketika dalam keadaan tertentu mereka harus jauh dari media tersebut mereka menjadi bingung karena ketergantungan pada media tersebut. Mereka telah melupakan media yang bias dikembangkan dari bahan-bahan sederhana disekitar mereka. Akibatnya mereka menjadi kurang peka terhadap potensi disekitar lingkungan mereka. Sehingga menyebabkan guru tidak mempunyai banyak ide tentang media apa yang harus dibuat untuk memudahkan siswa belajar, guru juga tidak mengerti bahan apa yang harus digunakan untuk membuat media yang diinginkan sehingga guru tidak mempunyai cukup keterampilan untuk membuat suatu media. Sebenarnya, kreativitas seorang guru bias terlihat ketika ia mencoba memanfaatkan bahan-bahan sederhana yang bias dijadikan suatu media didalam mata pelajarannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang terkait dengan isi makalah ini, diantaranya :

1. Bagaimanakah cara memanfaatkan barang bekas dan peralatan sederhana menjadi sebuah media?

2. Apa saja yang harus diperhatikan guru untuk memanfaatkan media yang ada disekitarnya?

3. Kemampuan apa saja yang harus dimiliki guru ketika ia hendak menggunakan barang bekas dan peralatan sederhana sebagai media pembelajaran?

4. Bagaimanakah efektifitas media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana terhadap siswa?

5. Apa saja barang bekas dan peralatan sederhana yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran?

C. Pembatasan Masalah

Pembahasan dalam makalah ini hanya berbatas pada pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana yang ada dilingkungan sekitar yang mudah didapatkan dan hanya dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran disekolah.

D. Tujuan Penyusunan Makalah

Makalah yang berjudul Pemanfaatan Barang Bekas dan Peralatan Sederhana Sebagai Media Pembelajaran, ditujukan untuk memenuhi tugas akhir semester ganjil, mata kuliah Media Pembelajaran yang di bimbing oleh Bapak Dr. H. Faiz Rafdhi. M,kom.

Tujuan dari pembahasan dalam makalah ini diantaranya adalah:

1. Membangun komunitas berbasis pendidikan kreatif. Dalam hal ini, guru dan siswanya.

2. Mengembangkan berbagai alternative media sederhana yang kreatif dan berkesinambungan sedemikian rupa, sehingga mampu membantu anak didik tumbuh dn berkembang menjadi pribadi yang kritis, kreatif, mandiri dan peduli terhadap lingkungannya.

3. Membangun kerja sama antar guru dalam upaya mengembangkan berbagai media alternative yang kreatif, sederhana dan murah sebagai guru mandiri yang peduli lingkungan sekitar sekolah dan masyarakat.

E. Metode Penyusunan

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini berupa tinjauan pustaka dengan menggunakan beberapa literatur yang berhubungan dengan media pembelajaran.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Definisi Media Pembelajaran

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah , perantara, atau pengantar dalam bahasa arab media berarti perantara. Atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Adapun pengertian media menurut sebagian para ahli diantaranya :

1). Fleming ( 1987: 234). Beliau mengartikan media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya.

2). Heinich , dan kawan kawannya, mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima . jadi seperti telivisi , foto , radio , rekaman audio , gambar yang diproyeksikan , bahan bahan cetakan dan sejenisnya . adalah media komunikasi.

3). Hamijojo dalam latuheru ( 1993), memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang di gunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyampaikan ide, , gagasan atau pendapat. Sehingga ide , gagasan dan pendapat itu sampai kepada penerima yang dituju.

4). Gerlach & Ely ( 1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia , materi , atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan , keterampilan , atau sikap ,dalam pengertian ini guru , buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

2. Pengertian Pembelajaran

UU No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut Sutomo (1993), pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula.1

Gagne dan Briggs (1979:3), instruction atau pembelajaran adalah suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar yang bersifat internal.

Secara implisit Gagne dan Briggs ( 1975), mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran , yang terdiri antara lain buku , tape recorder, kaset video camera , video recorder, film slide ( gambar bingkai ), foto gambar , grafik , telivisi dan computer .

Berdasarkan pengertian media dan pembelajaran diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, informasi atau pesan-pesan penting dari guru kepada muridnya dalam suatu pembelajaran, sehingga proses belajar menjadi efektif dan efisien.

B. Barang Bekas dan Peralatan Sederhana

1. Pengertian Barang Bekas

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, barang diartikan sebagai benda yang berwujud sedangkan arti kata bekas adalah sisa habis dilalui, sesuatu yang menjadi sisa dipakai.2

Jadi, barang bekas bisa diartikan sebagai benda-benda yang pernah dipakai (sisa), yang kegunaannnya tidak sama seperti benda yang baru.

2. Peralatan Sederhana

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia peralatan sederhana adalah sesuatu yang dipakai untuk mencapai tujuan, maksud, dan keinginan (alat) yang bentuknya tidak terlalu rumit dan mudah digunakan(sederhana).

1 Denny Setiawan,dkk. (2008). Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka, hal. 28

2 Tanti Yuniar, (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Agung Media aulia, hal.76

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pemanfaatan Barang Bekas dan Peralatan Sederhana Menjadi Media Pembelajaran

1. Cara Mengembangkan dan Memunculkan kreativitas Guna Mengembangkan Barang Bekas menjadi Media

Jika kita memperhatikan sekeliling kita, maka kita dapat menemukan begitu banyak sumber belajar yang bias dimanfaatkan. Sekarang tergantung apakah kita bias mengembangkan menjadi suatu media yang menarik, kreatif dan mempermudah proses belajar mengajar sehingga kita tidak akan kekurangan sumber belajar. Guru yang kreatif akan menjadi begitu antusias melihat sumber belajar yang tidak terhingga.

Untuk mengembangkan atau memunculkan kreativitas guna mengembangkan barang bekas yang ada, berikut disajikan beberapa cara yang harus dilakukan.

a. Sebelum menentukan media sederhana yang akan dikembangkan dari barang bekas maka rencanakannlah terlebih dulu program pengembangan yang akan dilakukan berdasarkan garis-garis besar program pengajaran.

b. Analisislah kematangan dan kemampuan peserta didik yang akan mengikuti pelajaran.

c. Amatilah lingkungan sekolah dan rumah peserta untuk menemukan barang bekas yang bisa digunakan.

d. Membeli atau meminjam media sederhana yang telah ada adalah jalan terakhir guru jika lingkungan sekitar kurang mampu memberikan solusi yang tepat.

2. Beberapa pedoman yang harus diperhatikan ketika akan mengembangkan media dari barang bekas dan peralatan sederhana.

a) Gunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh disekitar lingkungan sekolah, tempat tinggal guru dan siswa, ataupun bahan-bahan yang bias diperoleh ditoko atau pasar terdekat.

b) Penggunaan media yang dibuat guru hendaknya bias meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa melalui pendengarannya. Penggunaan media yang sesuai akan mengakibatkan siswa menjadi lebih berminat dan mendengarkan serta memperhatikan setiap hal yang dikatakan guru.

c) Kembangkan bahan-bahan yang bias menciptakan siswa berpikir kritis, mengundang siswa selalu ingin bertanya, ingin tahu, dan ingin mencari kebenaran. Media yang tercipta diharapkan akan mendorong siswa untuk melakukan penilaian dan analisis terhadap kredibilitas dan keabsahan materi pelajaran yang diterimanya.

d) Buatlah media yang mampu memberikan kebersamaanbagi siswa dengan kondisi yang menyenangkan dalam mengikuti pelajaran.

e) Tugaskan mereka mencatat atau menuliskan setiap hal yang di dengar, amati selama guru memanfaatkan media sederhana ciptaannya. Hal ini dilakukan agar daya ingat siswa dapat digunakan lebih baik. Mendengar atau mengamati sambil mencatat adalah lebih baik ketimbang siswa hanya mendengar tanpa adanya aktivitas komunikasi tertulis.

3). Kendala-kendala

Alangkah lebih baik jika media yang dikembangkan telah dilengkapi dengan buku teks, tugas-tugas dan lembaran kerja. Hal itu perlu dilengkapi dengan pertimbangan dan kemungkinan guru akan menghadapi berbagai kendala ketika menggunakan media yang terbuat dari bahan-bahan sederhana.

Kendala-kendala tersebut, misalnya:

a. Keterbatasan waktu yang tersedia,dikaitkan dengan luasnya materi pelajaran dan sasaran/tujuan perkuliahan.

b. Keterbatasan bahan-bahan sederhana yang dibutuhkan dan tidak ada bahan pengganti.

c. Ketidaktersediaan alat-alat yang akan digunakan dalam membuat dan mengembangkan media.

d. Keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan komunikasi lisan.

e. Lingkungan belajar yang kurang memadai bagi siswa untuk menyimak penjelasan guru secara lisan maupun ketika dia akan praktek atau demonstrasi.

f. Keterbatasan perbendaharaan kata yang dikuasai siswa sehingga mereka kurang mampu mencerna penjelasan dari gurunya.

g. Latar belakang dan tingkat kemampuan siswa yang heterogen sehingga menambah beban guru selama menjelaskan materi pelajaran.

h. Banyaknya siswa yang harus dibimbing oleh seorang guru dalam suatu waktu pelajaran sehingga beban guru terlalu berat.

i. Tidak adanya teman sejawat atau orang lain yang akan diminta bantuan dalam seggi teknis maupun pengembangan materinya.

Kompetensi yang harus dimiliki guru terkait dengan keterlibatannya dalam memanfaatkan media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana, yaitu:

1. Kemampuan menyeleksi media dari bahan-bahan sederhana yang telah tersedia secara tepat dan relevan dengan program pelajaran.

2. Kemampuan untuk menyususn sendiri dan menggunakannya secara baik dan benar.

Lima hal yang terkait dengan pemilihan media yang dibuat dari barang bekas dan peralatan sederhana adalah;

1. Memiliki keterkaitan yang jelas antara tujuan dengan proses pembelajaran.

2. Materi yang tersaji dalam media tersebut menyenangkan, memiliki daya tarik dan minat untuk dipelajari, dicoba dan dipraktekkan.

3. Keterkaitan dengan kepentingan dan proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

4. Bahasa yang digunakan didalam media dan komunikasi lisan mudah dipahami,sederhana jelas, tegas dan terarah.

5. Terjangkau oleh intelektual siswa.

B. Barang Bekas dan Peralatan Sederhana yang Bisa Dijadikan Media Pembelajaran

Sampah ada dimana-mana. Berbagai macam sumber sampah dapat kita temukan diberbagai tempat di lingkungan kita. Di rumah, di pasar, di sekolah di perkantoran adalah tempat-tempat yang sering kita jumpai sampah. Kita bias menemukan sampah organik dan nonorganik.

Arti sampah adalah sesuatu benda yang tidak berguna lagi. Sampah dapat menimbulkan masalah yang bias menggangu kesehatan, kebersihan dan keindahan lingkungan.

1. Sampah Kertas

Dari berbagai sampah yang ada ternyata sampah kertas lebih banyak jumlahnya daripada bentuk sampah lain. Kertas memang merupakan bahan baku yang banyak digunakan untuk keperluan hidup manusia. Walaupun sudah disebut ternyata sampah kertas masih bias dimanfaatkan untuk berbagai hal.

Sampah kertas bias dijadikan media yang sangat baik untuk meningkatkan kesadaran lingkungan yang bersih dan sehat. Siswa bias diajarkan tentang bagaimana sampah bisa menurunkan kualitas d n merusak lingkungan hidupnya. Disamping itu siswa juga diajarkan bagaimana memanfaatkan kertas sebagai medium pembelajaran mereka.

a) Membuat barang-barang berguna

Sampah kertas bisa dimanfaatkan tanpa harus diolah menjadi bubur kertas tetapi langsung dirancang dan diolah kedalam aplikasi kebutuhan manusia seperti kertas surat,amplop, hiasan dinding dan lain-lain. Manfaat bagi siswa ketika mereka diajarkan membuat barang-barang dari sampah kertas adalah mereka akan belajar mengenal dan menggunakan berbagai alat dan bahan seperti pisau potong, gunting kertas, penggaris siku/lurus, pensil, penghapus, karton tebal, lem, muka/kaca dan sebagainya. Mereka juga belajar memotong, mengukur, menggaris, membuat lingkaran, melipat, membuat lubang, memadukan berbagai unsur agar barang yang dibuatnya menjadi lebih menarik dan indah. Mereka juga bisa belajar tentang seni mewarnai, memilih hiasan yang sesuai, menciptakan suatu model dari hasil pemikirannya. Begitu banyak keterampilan yang akan diperoleh hanya dari kertas sampah.

b) Membuat sandiwara boneka

Contoh lain adalah membuat sandiwara boneka dengan menggunakan bahan kaos kaki yang sudah tidak digunakan lagi (kaos kaki bekas). Media ini memberikan pendidikan sekaligus hiburan yang menyegarkan dengan cerita-cerita lucu. Pengetahuan juga bias disajikan dalam bentuk boneka dengan cara ringan sehingga anak tidak merasa seperti belajar. Kalau misalnya ada siswa yang takut menghadapi dokter, maka boneka ini bisa menyajikan profil dokter yang bisa dijadikan kawan, ramah dan tidak menakutkan. Pengembangan cerita dalam tampilan boneka dapat menambah wawasan anak dengan informasi IPTEK, berita dunia, dan berita-berita unik.

Cara membuat:

a. Bahan yang diperlukan:

Kaos kaki bekas yang bersih

Gunting

Spidol

b. Cara membuatnya:

Siapkan kapas yang dibuat bulatan untuk mengisi bagian kepala,

Gambarlah mukanya dengan memakai spidol,

Gunting sedikit sisi kiri dan kanan sebagai tempat jari-jari,

Buat beberapa boneka dengan karakter wajah yang berbeda.

2. Bermain Dengan Magnet

Magnet merupakan benda yang berguna dalam kehidupan kita. Daya yang terjadi di antara magnet-magnet disebut magnetisme. Magnetisme adalah kekuatan alam yang luar biasa. Ada aneka bentuk dan ukuran magnet. Magnet digunakan pada telepon, pesawat teletivi, radio, dan barang-barang elektronik lain. Magnet dapat menggerak-gerakkan mesin-mesin besar, menunjukkan arah dan menimbulkan daya listrik. Dengan magnet guru dapat menunjukkan berbagai hal yang menarik pada siswa. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan magnet.

a) Membuat kompas

a. Bahan yang dibutuhkan:

Sebuah baskom/piring yang berisi air

Sebuah jarum jahit

Sebuah gabus

Sebuah magnet

b. Cara membuatnya:

Isilah baskom/piring dengan air bersih sehingga setengan penuh. Pukul-pukulkanlah jarum sambil digosok dengan magnet, sedikitnya lima puluh kali. Pukulan magnet pada jarum harus selalu searah dan angkatlah magnet dari jarum setiap kali memukul. Sekarang jarum telah menjadi magnet tetap. Tancapkanlah jarum pada gabus secara mendatar sehingga gabus dapat mengambang di air dengan seimbang. Biarkan airnya tenang. Jarum akan mencari arah utara kutub bumi dan menunjuk ke utara. Guru dapat menjelaskan kepada siswa mengapa hal itu bias terjadi. Selama jarum bergerak, jaga jangan sampai ada benda dari besi atau bermuatan magnet didekatinya agar gerak jarum tidak terpengaruh.

b) Membuat magnet buatan

a. Bahan yang dibutuhkan:

Baut besar dengan murnya

Kabel dan kawat berisolasi

Dua buah batu baterai

Sakelar

b. Cara membuat;

Lilitkan kabel pada baut dengan rapi sehinggan membentuk beberapa lapis lilitan. Sisakan ujung kabel sehingga terdapat dua ujung. Sementara itu susunlah dua baterai( beri nama A dan B) dengan susunan seperti kereta api dan tempelkan ujung positif (kepala baterai) A dengan ujung negatif ( dasar baterai) B. kemudian tempelkan ujung kabel yang lain pada ujung negatif pada baterai A dan ujung kabel yang lain pada ujung positif baterai B.pada saat kedua ujung kabel menempel pada baterai, maka baut telah menjadi magnet listrik. Dekatkan benda-benda yang terbuat dari besi, seperti paku, jarum dan lain-lain. Mintalah siswa untuk mengamati apa yang terjadi. Lepaskan salah satu ujung kabel, mintalah siswa mengomentasi apa yang dilihatnya. Dengan demikian guru telah membuat siswa aktuf dalam belajarnya.

C. Efektifitas Manfaat Media Sederhana dari Barang Bekas dan Peralatan Sederhana terhadap Siswa

Media pada intinya adalah memberikan kemudahan dalam menyampaikan materi pelajaran pada siswa. Hal itu berarti media yang digunakan guru adalah untuk kepentingan siswa. Sepintas memang kegiatan tersebut seperti bermain dan tidak melakukan proses belajar mengajar, namun pada hakikatnya, kegiatan-kegiatan tersebut telah membuat mereka berpikir mengenai kejadian alam yang terjadi disekitar mereka.bahkan dalam sebuah percobaan sering kali mereka mencoba berbagai imajinasi, ide dan gagasan.melemparkan pertanyaan kepada gguru dan siswa, serta berusaha mendapatkan jawaban atas persoalan dan pertanyaan mereka. Jadi pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana menjadi media sederhana dalam pembelajarn juga cukup efektif untuk membantu siswa memahami materi yang disampaikan. Melalui belajar sambil bermain, siswa berkesempatan untuk mengembangkan berbagai kemampuannya.

Cara belajar seperti ini berarti menerapkan Integrated Learning dengan pendekatan prinsip belajar sambil bekerja dan bermain, sesuai dengan kematangan dan perkembangan fisik dan psikologis anak, dan disajikan secara atraktif, kreatif, aman, dan menyenangkan.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

1. Proses belajar dapat merupakan yang sangat membosankan untuk dikerjakan oleh siswa, untuk itu guru harus memiliki kreativitas untuk mengembangkan materi yang disampaikan agar lebih menarik dan membuat siswa berminat untuk belajar.

2. Kreativitas guru dapat dilihat dari kemampuannya membuat media sederhana dari bahan-bahan yang ada disekitarnya.

3. Pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana dapat dijadikan media dalam pembelajaran dengan memperhatikan kebutuhan siswa. Menyesuaikan media dengan materi yang akan disampaikan. Dan harapan yang diinginkan dari pembelajaran tersebut. Guru dapat memilih dan membuat media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana yang ada disekitar lingkungannya.

4. Banyak barang bekas yang bisa dijadikan media sederhana contohnya sampah kertas, kaos kaki bekas dan peralatan sederhana seperti jarum, baskom/piring, gabus, gunting, baut dan lain sebagainya.

5. Media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana cukup efektif untuk membantu siswa memahami materi yang disampaikan guru, mereka bisa belajar sambil berkarya.Selain belajar mereka juga bisa mengembangkan kemampuannya menuangkan ide dan mengembangkan kreativitasnya karena ikut serta dalam pembuatan media tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Robson, Pam (1995). Bengkel Kreativitas Magnetisme. Jakarta : Taman Garaha

Sadiman, Arief S, dkk. 2005. Media Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Setiawan, Denny,dkk. (2008). Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka

Yuniar, Tanti, (1997). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta ;PT Agung Melia Utama

http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/