16
Grafik Barber Johnson - Daerah Efisiensi - Statistik Rumah Sakit- Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang juga mengedepankan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat. Rumah sakit dapat diibaratkan sebagai sebuah perusahaan. Untuk itu, Rumah sakit juga memerlukan sebuah manajemen yang baik sehingga kegiatan pelayanan dapat berjalan dengan baik. Dalam hal tersebut rumah sakit memerlukan beberapa indikator untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang dimiliki. Pada tulisanku kali ini kita akan membahas mengenai Grafik Barber Johnson . Grafik Barber Johnson merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan rumah sakit. Grafik barber Johnson sendiri diperoleh dari hasil perhitungan beberapa data statistic rumah sakit. Dan dalam hal ini, tentu saja medical recorder memegang peran penting. Beberapa data statistic tersebut antara lain: BOR – berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh RS digunakan oleh masyarakat dan seberapa jauh masyarakat menggunakan pelayanan rawat inap. BOR ini akan sangat penting dalam pengambilan keputusan perencanaan rumah sakit. BOR, AvLOS, TOI, dan BTO – merupakan indikator yang digunakan untuk menilai efisiensi pengelolaan RS. Selain itu merupakan dasar dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan sebab ketidakefisiensian untuk perbaikan selajutnya. Untuk menilai efisiensi dibutuhkan keempat data tersebut, atau dengan kata lain bukan hanya salah satu data yang digunakan untuk menilai efisiensi. Rumus BOR, AvLOS, TOI, dan BTO sudah dibahas di tulisan sebelumnya . Function of Barber Johnson chart antara lain: Untuk perbandingan efisiensi dalam kurun waktu tertentuMemonitor terhadap standar/target yang telah ditentukan Perbandingan efisiensi antar ruang Mengecek kesesuaian laporan Grafik BOR makin dekat dengan sumbu Y maka BOR semakin tinggi Grafik BTO mendekati titik sumbu maka pasien keluar makin

Barber Johnson1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Barber Johnson1

Grafik Barber Johnson - Daerah Efisiensi - Statistik Rumah Sakit-

Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang juga mengedepankan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat. Rumah sakit dapat diibaratkan sebagai sebuah perusahaan. Untuk itu, Rumah sakit juga memerlukan sebuah manajemen yang baik sehingga kegiatan pelayanan dapat berjalan dengan baik. Dalam hal tersebut rumah sakit memerlukan beberapa indikator untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang dimiliki. Pada tulisanku kali ini kita akan membahas mengenai Grafik Barber Johnson .

Grafik Barber Johnson merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan rumah sakit. Grafik barber Johnson sendiri diperoleh dari hasil perhitungan beberapa data statistic rumah sakit. Dan dalam hal ini, tentu saja medical recorder memegang peran penting. Beberapa data statistic tersebut antara lain:

BOR – berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh RS digunakan oleh masyarakat dan seberapa jauh masyarakat menggunakan pelayanan rawat inap. BOR ini akan sangat penting dalam pengambilan keputusan perencanaan rumah sakit.BOR, AvLOS, TOI, dan BTO – merupakan indikator yang digunakan untuk menilai efisiensi pengelolaan RS. Selain itu merupakan dasar dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan sebab ketidakefisiensian untuk perbaikan selajutnya. Untuk menilai efisiensi dibutuhkan keempat data tersebut, atau dengan kata lain bukan hanya salah satu data yang digunakan untuk menilai efisiensi.

Rumus BOR, AvLOS, TOI, dan BTO sudah dibahas di tulisan sebelumnya.

Function of Barber Johnson chart antara lain:Untuk perbandingan efisiensi dalam kurun waktu tertentuMemonitor terhadap

standar/target yang telah ditentukanPerbandingan efisiensi antar ruang

Mengecek kesesuaian laporan

Grafik BOR makin dekat dengan sumbu Y maka BOR semakin tinggiGrafik BTO mendekati titik sumbu maka pasien keluar makin tinggi

Apabila TOI tetap, AvLOS berkurang, BOR akan turun

Batasan nilai efisienBOR – 75%-85%

TOI – 1-3 hariAvLOS – 3-12 hari

BTO >30

Apabila titik temu antara BOR, AvLOS, TOI dan BTO berada di luar daerah efisiensi maka system kurang efisien.

Untuk kesempatan kali ini, kita akan membahas terlebih dahulu mengenai bagaimana menggambarkan daerah batas-batas efisiensi pada diagram kartesius secara manual dan konsepsi perhitunganya. Berikut ini penjelasannya.

Page 2: Barber Johnson1

Pembuatan Garis BOR 75% dilakukan dengan mencari angka Avlos dan TOI nya. Pencarian dilakukan dengan persamaan-persamaan berikut:

Kita UmpamakanA adalah TT tersedia

O adalah Rata TT terisi danD adalah jumlah pasien keluar

TOI = TAvLOS = L

BOR 75% maka rata-rata penggunaan tempat tidur (TT) adalah sebesar

= 75/100 = 3/4 A

Sehingga L= (O x 365/D)L= 3/4 A x (365/D)

SedangkanT=(A - O) x (365 /D)

T =(A-(3/4)A) x (365/D)T = ¼ A x (365/D)

Dari hal ini perlu kita ingat bahwa L=T, sehingga

L:T = ¾ A x (365/D) : ¼ A x (365/D)

L:T = ¾ : ¼

L:T = 3:1

Sehingga angka L adalah 3 dan T adalah 1. Angka ini dimasukkan dalam diagram kartesius dimana x adalah L atau sebesar 1 sedangkan y adalah T atau sebesar 3. Titik tersebut dapat ditarik garis lurus dari titik potong sumbu x dan y ke tak terhingga yang merupakan Garis BOR 75%

Perpotongan antara BOR 75% dengan batas-batas TOI ( 1hingga 3 hari) dan AvLOS (1 hingga 12 hari) membentuk daerah efisiensi (efficiency area) diatas. Daerah efisiensi tersebut merupakan pedoman untuk melihat efisensi pengelolaan RS nantinya.

Apabila titik perpotongan antara BOR dan BTO berada diluar area tersebut maka dikatakan kurang efisien.

Page 3: Barber Johnson1

Untuk pembuatan garis BTO dan pembahasan kasus-kasus akan dibahas dalam tulisan berikutnya.TUnggu ya!!

Latar BelakangPembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk tercapainya kehidupan yang sehat bagi tiap penduduk agar dapat tercapai derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari pembangunan nasional. Dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan perlu adanya unsur penyedia pelayanan kesehatan, salah satunya adalah rumah sakit. Rumah Sakit adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan dalam memenuhi tujuan pembangunan kesehatan dan saat ini rumah sakit menghadapi berbagai tantangan untuk dapat melaksanakan fungsinya memberikan pelayanan kesehatan. RSUD Kelet merupakan lembaga yang dipimpin oleh seorang direktur yang secara teknis medis juga operasional bertanggung jawab kepada provinsi.Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut rumah sakit menerapkan pelayanan yang bersifat sosio-ekonomi, yaitu suatu usaha yang walau bersifat sosial namun diusahakan agar bisa mendapat surplus keuangan dengan cara pengelolaan yang bersifat profesional dengan memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi.RSUD Kelet merupakan lembaga yang dipimpin oleh seorang kepala yang secarateknis medis juga operasional bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan provinsi yang kemudian diberikan kepada Departemen Kesehatan.Guna mencapai tujuan RSUD Kelet diperlukan evaluasi dari kegiatan–kegiatan yang sudah terlaksana. Evaluasi tersebut meliputi penilaian tingkat keberhasilan atau gambaran tentang keadaan pelayanan di rumah sakit. Kegiatan evaluasi ini memerlukan suatu indikator penilaian pelayanan rumah sakit yang meliputi tingkat pemanfaatan sarana pelayanan, mutu pelayanan, dan tingkat efisiensi pelayanan. Kegiatan evaluasi tentu tidak lepas hubungannya dengan fungsi administratif rumah sakit yang dalam hal ini diperankan oleh sub bagian Rekam Medik (RM). Data atau informasi yang lengkap, akurat, dan tepat waktu sangat bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan di berbagai tingkat administrasi.Perhitungan Bed Occupancy Rate (BOR) sebagai salah satu indikator yang menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Menurut Barber Johnson nilai ideal BOR adalah 75-85% sedangkan DinKes menentukan nilai ideal sebesar 60-85%. Untuk perhitungan BOR ini maka data-data yang lengkap dan akurat sangat dibutuhkan.Oleh karena hal-hal tersebut di atas, maka pada kesempatan ini kami akan memaparkan evaluasi pelayanan medis RSUD Kelet melalui hasil perhitungan BOR tahun 2009.

TujuanMengetahui perhitungan BOR di RSUD Kelet Kabupaten Jepara 2009Mengetahui tingkat keberhasilan dari sisi perhitungan BOR RSUD Kelet Kabupaten Jepara 2009

Bed Occupancy Rate (BOR)Persentase pemakaian tempat tidur pada waktu tertentu yang didefinisikan sebagai rasio jumlah hari perawatan RS terhadap jumlah tempat tidur dikalikan dengan jumlah hari dalam satuan waktu. Standar nilai BOR menurut Barber Johnson adalah 75% - 85% (Standar Internasional), sedangkan standar nilai DepKes RI adalah 60% - 85%.RSUD KeletLembaga milik Pemerintah Kabupaten Jepara yang berfungsi menyelenggarakan pelayanan di bidang kesehatan melalui upaya kegiatan peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan serta melaksanakan upaya rujukan.BOR= (jumlah hari perawatan)/(jumlah TT ×hari perhitungan)×100%

Page 4: Barber Johnson1

Hasil BOR diatas menunjukkan bahwa pelayanan RSUD Kelet, Jepara masih efisien ( acuan Depkes : 60 – 85% ). Apabila rata-rata tingkat penggunaan tempat tidur di bawah 60% berarti tempat tidur yang tersedia di rumah sakit belum dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan apabila lebih dari 85% kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial akan meningkat dan juga akan mengurangi cadangan tempat tidur bila terjadi KLB.BOR merupakan salah satu indikator untuk mengevaluasi efisiensi pengelolaan rumah sakit secara garis besar dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi medis meninjau efisiensi dari sudut mutu pelayanan medis dan dari segi ekonomi meninjau efisiensi dari sudut pendayagunaan sarana yang ada.Pada umumnya BOR diambil dalam kurun waktu satu tahun sebagai target dari standar nilai depkes hal itu dikarenakan untuk mengantisipasi ketidakseimbangan faktor lingkungan yang berbeda setiap bulannya yang mempengaruhi banyaknya jumlah pasien yang dirawat per bulan, salah satu contoh faktor lingkungan seperti perubahan cuaca atau musim.Suatu pengelolaan rumah sakit dikatakan efektif jika rumah sakit mendapat keuntungan atau benefit sebesar-besarnya yang dapat juga diartikan semakin tinggi persentase BOR semakin tinggi juga keuntungan suatu rumah sakit. Tetapi nilai BOR mempunyai standar nilai yang dapat mengatakan efisiensi pengelolaan rumah sakit sudah efisien yaitu jika pengelolaan rumah sakit menggunakan sumber daya sekecil-kecilnya yaitu yang dimaksud dengan sumber daya disini dapat berupa jumlah tempat tidur maupun jumlah tenaga medis. Jadi suatu rumah sakit yang efektif belum berarti rumah sakit tersebut sudah dikelola efisien, dan begitu juga sebaliknya. Dan berarti yang dimaksud suatu rumah sakit sudah dikelola secara efektif dan efisien jika dengan sumber daya yang ada dipakai sekecil-kecilnya tetapi mendapat juga keuntungan yang besar.Persentase BOR 60% - 85% per tahun merupakan standar nilai dari departemen kesehatan RI, Apabila rata-rata tingkat penggunaan tempat tidur di bawah 60% berarti tempat tidur yang tersedia di rumah sakit belum dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan apabila lebih dari 85% maka hal itu akan mengakibatkan tempat tidur yang seharusnya bisa digunakan untuk kejadian luar biasa (KLB) akan terisi penuh sehingga rumah sakit tidak akan mampu menampung pasien yang akan dirawat dengan Kejadian luar biasa (KLB) tersebut. Selain itu juga untuk menghindari ketidak adaan nya waktu untuk pembersihan kamar pasien yang dirawat karena hampir semua tempat tidur per harinya lebih 85 persen sehingga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan infeksi nosokomial.

INDIKATOR KINERJA RUMAH SAKIT

STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT.

1. Standar Pelayanan Rumah Sakit Daerah adalah penyelenggaraan pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit.

2. Indikator

Merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat menunjukkan indikasi-indikasi terjadinya perubahan tertentu. Untuk mengukur kinerja rumah sakit ada beberapa indikator, yaitu:

a. Input, yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau orang yang memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap dan lain-lain.

b. Proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan yang misalnya kecepatan pelayanan, pelayanan dengan ramah dan lain-;ain.

c. Output, yang dapat menjadi tolok ukur pada hasil yang dicapai, misalnya jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan.

Page 5: Barber Johnson1

d. Outcome, yang menjadi tolok ukur dan merupakan dampak dari hasil pelayanan sebagai misalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadap pelayanan dan lain-lain.

e. Benefit, adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit maupun penerima pelayanan atau pasien yang misal biaya pelayanan yang lebih murah, peningkatan pendapatan rumah sakit.

f. Impact, adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas misalnya angka kematian ibu yang menurun, meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, meningkatnya kesejahteraan karyawan.

3. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam melakukan kegiatan. Standar ini dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan propinsi, kabupaten/kota sesuai dengan evidence base.

4. Bahwa rumah Sakit sesuai dengan tuntutan daripada kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh rumah sakit propinsi/kabupaten/kota, maka harus memberikan pelayanan untuk keluarga miskin dengan biaya ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

5. Secara khusus selain pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat wilayah setempat maka rumah sakit juga harus meningkatkan manajemen di dalam rumah sakit yaitu meliputi:

a. Manajemen Sumberdaya Manusia.

b. Manajemen Keuangan.

c. Manajemen Sistem Informasi Rumah Sakit, kedalam dan keluar rumah sakit.

d. Sarana prasarana.

e. Mutu Pelayanan.

PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (Hospital by Laws)

Dalam rangka melindungi penyelenggaraan rumah sakit, tenaga kesehatan dan melindungi pasien maka rumah sakit perlu mempunyai peraturan internal rumah sakit yang bias disebut hospital by laws. Peraturan tersebut meliputi aturan-aturan berkaitan dengan pelayanan kesehatan, ketenagaan, administrasi dan manajemen. Bentuk peraturan internal rumah sakit (HBL) yang merupakan materi muatan pengaturan dapat meliputi antara lain: Tata tertib rawat inap pasien, identitas pasien, hak dan kewajiban pasien, dokter dan rumah sakit, informed consent, rekam medik, visum et repertum, wajib simpan rahasia kedokteran, komete medik, panitia etik kedokteran, panitia etika rumah sakit, hak akses dokter terhadap fasilitas rumah sakit, persyaratan kerja, jaminan keselamatan dan kesehatan, kontrak kerja dengan tenaga kesehatan dan rekanan. Bentuk dari Hispital by laws dapat merupakan Peraturan Rumah Sakit, Standar Operating Procedure (SOP), Surat Keputusan, Surat Penugasan, Pengumuman, Pemberitahuan dan Perjanjian (MOU). Peraturan internal rumah akit (HBL) antara rumah sakit satu dengan yang lainnya tidak harus sama materi muatannya, hal tersebut tergantung pada: sejarahnya, pendiriannya, kepemilikannya, situasi dan kondisi yang ada pada rumah sakit tersebut. Namun demikian peraturan internal rumah sakit tidak boleh bertentangan dengan peraturan diatasnya seperti Keputusan Menteri, Keputusan Presiden, Peraturan Pemerintah dan Undang-undang. Dalam bidang kesehatan pengaturan tersebut harus selaras dengan Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan peraturan pelaksanaannya.

PENGHITUNGAN EFISIENSI

Indikator penilaian efisiensi pelayanan adalah:

Page 6: Barber Johnson1

- Bed occupancy rate.

- Bed turn over.

- Length of stay.

- Turn over interval.

Bed occupancy rate (BOR) atau Pemakaian Tempat Tidur dipegunakan untuk melihat berapa banyak tempat tidur di rumah sakit yang digunakan pasien dalam suatu masa.

Jumlah hari perawatan

BOR = ————————————– x 100%

Jumlah TT x hari perawatan

Prosentase ini menunjukkan sampai berapa jauh pemakaian tempat tidur yang tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Bila nilai ini mendekati 100 berarti ideal tetapi bila BOR Rumah Sakit 60-80% sudah bias dikatakan ideal.

BOR antara rumah sakit yang berbeda tidak bisa dibandingkan oleh karena adanya perbedaan fasilitas rumah sakit, tindakan medik, perbedaan teknologi intervensi. Semua per bedaan tadi disebut sebagai “case mix”.

Turn over internal (TOI), waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi oleh pasien lain.

(Jumlah TT x 365) – hari perawatan

TOI = ——————————————– x 100%

Jumlah semua pasien keluar hidup + mati

TOI diusahakan lebih kecil daripada 5 hari.

Bed turn over (BTO), berpa kali satu tempat tidur ditempati pasien dalam satu tahun. Usahakan BTO lebih besar dari 40.

Length of stay yang baik 5-13 hari atau maksimum 12 hari, 6-10 hari.

Infant mortality rate (angka kematian bayi). Standar 20%

Jumlah kematian bayi yang lahir di RS

IMR = ————————————————- x 100%

Jumlah bayi yang lahir di RS dalam waktu tertentu

Maternal Mortality Rate (MMR) atau angka kematian ibu melahirkan. Standard 0,25% atau antara 0,1-0,2%

Jumlah pasien obstetri yang meninggal

MMR = —————————————————— x 100%

Jumlah pasien obstetri dalam jangka waktu tertentu

Foetal Death Rate (FDR) atau angka bayi lahir mati. Standar 2%.

Page 7: Barber Johnson1

Jumlah kematian bayi dengan umur kandungan 20 minggu

FDR = ————————————————————- x 100%

Jumlah semua kelahiran dalam jangka waktu tertentu

Post Operative Death Rate (FODR) atau angka kematian pasca bedah. Standar 1%.

Jumlah kematian setelah operasi dalam satu periode

FODR = —————————————————— x 100%

Jumlah pasien yang dioperasi dalam periode yang sama

Angka kematian sectio caesaria. Standar 5%.

Dalam usaha memperkecil pengaruh “case mix” untuk menilai tingkat efisiensi digunakan indikator yang lebih tajam, indikator yang dimaksud adalah:

Av LOS pasien prabedah

Pasien yang akan dioperasi biasanya harus menjalani pemeriksaan radiologi dan laboratorium serta perlu observasi terhadap keadaan tertentu. Jadi sebelum operasi pasien telah menggunakan jasa rumah sakit yang tidak sedikit. Lebih banyak pemeriksaan atau lebih lama observasi tentunya lebih banyak menggunakan sumber daya rumah sakit. Agar efisiensi maka pemborosan harus ditekan. Bertambah singkat Av LOS prabedah, bertambah hemat atau bertambah efisien pelayanan yang diberikan.

Av LOS penyakit tertentu atau tracer conditions.

Telah disusun kelompok-kelompok diagnosis penyakit yang tidak berbeda banyak cara penganannya mediknya, tidak berbeda banyak Av LOS-nya, dan hampir sama menyerap sumber dayanya. Kelompok penyakit ini disebut Diagnosis Related Group (DRG). Dalam DRG ini ada 83 kelompok diagnesis yang masih terbagi lagi menjadi 383 subkelompok.

INDIKATOR PENILAIAN

Untuk menilai pemanfaatan tenaga dipergunakan indikator:

- Rasio kunjungan dengan jumlah tenaga perawat jalan.

- Rasio jumlah hari perawatan dengan jumlah tenaga perawat inap.

- Rasio jumlah paisien intensif dengan jumlah tenaga perawat yang melayani.

- Rasio persalinan dengan tenaga bidan yang melayani.

Indikator untuk penilaian cakupan pelayanan adalah:

- Rata-rata kunjungan per hari

- Rata-rata kunjungan baru per hari

- Rasio kunjungan baru dengan total kunjungan

- Jumlah rata-rata pasien ugd per hari

- Rata-rata pasien intensif per hari

Page 8: Barber Johnson1

- Rata-rata pasien intensif perhari

- Rata-rata pemeriksaan radiologi per hari

- Prosentase r/ yang dilayani terhadap r/ rumah sakit

- Prosentase item obat dalam formularium

- Jumlah pelayanan ambulans

- Rasio banyaknya cucian dengan pasien rawat inap

- Prosentase penyediaan makanan khusus

- Rasio pasien rawat jalan terhadap jumlah penduduk dalam, catchment area

- Admission use rate

- Hospitalization rate

Mutu pelayanan ditinjau dari GDR & NDR

1. Angka Kematian Kasar/CDR (%) = <45%

2. Angka Kematian Netto/NDR (%) = <25%

   192,5 L = 7,5 TJadi jikaAverage Of Occupied Beds (O) = 75%, maka 2,5 kaliLength Of Stay (L) sama dengan 7,5 kaliTurn Over Interval (T).Dengan kata lain grafikAverage Of Accupied Beds (O) = 75%adalah garis penghubung antara titik (0, 0) dan titik (2.5 , 7.5).c. Gambarlah grafikthroughput = 30 pasien, yaitu berbentuk garis (121/6,121/6)Penjelasan :RumusLength of Stay : L = O x 365/DL = 121/6hari

Page 9: Barber Johnson1

 O = 1 Tempat tidur, karenathroughput  adalah jumlah pasien yang keluar per tempat tidur selama setahun.D = 30 PasienRumusTurn Over Interval : T = (A – O) x 365/DT = 121/6hariA – O = 1 Tempat tidur, karenathroughput  adalah jumlah pasien yang keluar per tempat tidur selama setahun.D = 30 Pasien

   20Jadi jikaLength Of Stay (L) adalah 121/6hari danTurn Over Interval (T) adalah 121/6hari, makathroughput (B) = 30 pasien.Dengan kata lain grafikthroughput (B) = 30 pasien adalah garis(121/6,121/6)Keterangan : penghitungan diatas menggunakan contoh periode 1tahun.d. Gambarlah daerah efisien dengan membuat garis yang membatasi TOI1 – 3 hari, LOS 3-12 hari dan BOR diatas 75%.4. Gambar dan makna Grafik Barber JohnsonGambar Grafik Barber Johnson dapat disajikan sebagai berikut :GAMBAR 2.1 GRAFIK BARBER JOHNSON

Page 10: Barber Johnson1

   21Makna dari grafik adalah :a. Makin dekat grafik BOR dengan Y – ordinat, maka BOR makin tinggi.b. Makin dekat grafik BTO dengan titik sumbu,discharges dandeaths per  available (BTO) menunjukkan makin tinggi jumlahnya.c. Jika rata – rata TOI tetap, tapi LOS berkurang, maka BOR akan menurun.d. Bilamana TOI tinggi, kemungkinan disebabkan karena organisasi yangkurang baik, kurangnya permintaan tempat tidur. TOI yang tinggi dapatditurunkan dengan mengadakan perbaikan organisasi tanpamempengaruhi LOS.e. Bertambahnya LOS disebabkan karena kelambatan administrasi(administrative delay ) di rumah sakit, kurang baiknya perencanaan dalammemberikan pelayanan kepada pasien (patient scheduling 

Page 11: Barber Johnson1

) atau kebijakandi bidang medis (medical policy )5. Penggunaan Grafik Barber Johnsona. Perbandingan Dalam Kurun WaktuMenunjukkan perkembangan produktifitas dari rumah sakit dalam kurunwaktu tertentu. Dalam hal ini menggambarkan adanya perbaikan dari waktu kewaktu dan menilai masing – masing indikator apakah cenderung naik, turun, atautetap.b. Memonitor KegiatanKecenderungan perkembangan kegiatan dalam beberapa tahun dapatdilihat pada grafik dengan jalan membandingkan terhadap standard yang telahditetapkan.   c. Perbandingan Antar Rumah SakitPerbandingan kegiatan antar bagian yang sama di beberapa rumah sakitatau antar bagian di suatu rumah sakit dapat digambarkan pada satu grafik.Dengan jelas dan mudah diambil kesimpulan, rumah sakit mana atau bagianmana yang pengelolaannya efisien.

 Angka Kematian Kasar Halaman 1 dari 4Konsep Dasar

Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang me-nunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.

Kegunaan

Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.

Bed Turn Over Rate (BTO)Ukuran lainnya yang juga digunakan mengukur utilisasi rumah sakit adalah bed turn over rate. Indikator ini berguna untuk melihat berapa kali tempat tidur rumah sakit digunakan. Beberapa formula menggunakan rate dan tidak ada persetujuan umum yang mengatakan bahwa indikator ini tepat untuk mengukur utilitas rumah sakit, tetapi bagaimanapun administrator rumah sakit masih menggunakannya karena mereka ingin juga mellihat keselarasan dari indikator lainnya yang terkait seperti length of stay dan bed occupancy rate. Ketika occupancy rate bertambah dan length of stay memendek maka akan tampak efek dari perubahan atau bed turn over rate.Di Amerika terdapat dua cara perhitungan, yaitu:a. Direct bed turn over rate, adapun contoh perhitungannya adalah total jumlah penggunaan (termasuk kematian) dalam satu periode dibagi dengan tempat tidur yang tersedia dalm satu periode tersebut.b. Indirect bed turn over rate, dengan contoh perhitungannya adalah occupancy rate (dalam desimal) dikali dengan jumlah hari dalam satu periode dibagi dengan rata-rata lama perawatan.

Lama perawatan atau length of stayLama perawatan yang dihitung dari setiap pasien masuk inap sampai hari keluar dari rumah sakit. Dapat dihitung dengan mengurangi tanggal pasien tersebut keluar dengan tanggal pasien itu masuk, bila ada pada periode/bulan yang sama. Misalnya masuk tanggal 5 Mei dan keluar pada tanggal 8

Index ArtikelAngka Kematian Kasar Definisi Rumus Contoh AKK

Page 12: Barber Johnson1

Mei, maka lama hari rawat adalah (8-5) atau 3 hari. Tetapi bila tidak ada bulan yang sama, maka perlu adanya penyesuaian, misalnya masuk tanggal 28 Mei dan keluar tanggal 6 Juni, maka perhitungannya adalah 31 (Mei) – 28 (Mei) + menjadi 9 hari. Dan bila pasien masuk dan keluar pada hari yang sama, lama hari rawatnya adalah 1 hari.Total dari lama hari rawat dapat diartikan sebagai jumlah hari rawat yang didapat pada pasien, sampai pasien keluar atau meninggal. Rata-rata lama hari rawat adalah total dari lama hari rawat pasien dalam satu periode tertentu dibagi dengan jumlah pasien yang keluar pada periode yang sama. Sama seperti dengan BOR dan sensus, bayi baru lahir juga dihitung terpisah dengan anak dan dewasa.

Angka kematian di rumah sakit

GDR (Gross Death Rate)Hitungan rate untuk kematian didasari pada jumlah pasien yang keluar, hidup atau meninggal. Kematian merupakan akhir dari periode perawatan. Pada kematian dibedakan kematian secara keseluruhan atau gross death rate, kematian yang telah disesuaikan dengan lebih dari 48 jam perawatan dikenal sebagai net death rate, kemudian kematian bayi baru lahir atau yang dikenal dengan newborn death rate, lalu kematian bayi lahir meninggal atau fetal death rate, kematian atas ibu melahirkan atau kematiannya yang berhubungan dengan melahirkan atau selama masa kehamilan, dikenal maternal death rate.Dasar dari angka kematian kasar rumah sakit adalah merupakan kematian dari fasilitas kesehatan. Perhitungannya didapat dengan cara:

Jumlah pasien rawat yang meninggal termasuk bayi baruLahir dalam satu periode waktu tertentu_____________________________________________ x

Jumlah pasien yang keluar (dewasa+anak, bayi baru lahiryang meninggal) pada waktu yang sama