6
Bayu setyo nugroho 2013730130 9. Jelaskan kadar normal dari masing masing pemeriksaan penunjang yang didapatkan p scenario! 1. Pemeriksaan Glukosa Tes ample Bukan " #mg$dl% Belum pasti " #mg$dl% " #mg$dl% & 'lasma (ena )100 110*199 + 200 arah kapiler )90 90*199 +200 &' 'lasma (ena )100 110*12, +12- arah kapiler )90 90*109 +110 & 2'' arah (ena )1 0 1 0*200 /200 arah kapiler )120 120*200 /200 'ada skenerio sendiri pasien datang dengan tidak sadarkan diri sehingga haya melakukan tes &lukosa darah se aktu#& % saja dengan kadar ,30 mg$dl maka pas mengalami " 2. Pemeriksaan Elektrolit a. Natrium (Na+) ilai normal 13, 1 m45$6 unit 13, 1 mmol$6 eskripsi atrium merupakan kation yang 8anyak terdapat di dalam cairan ekstraselule Berperan dalam memelihara tekanan osmotik keseim8angan asam*8asa dan mem8antu rangkaian transmisi impuls sara:. ;onsentrasi serum natrium diatur ginjal sistem sara: pusat #'% dan sistem endokrin. Implikasi klinik : <iponatremia dapat terjadi pada kondisi hipo(olemia #kekurangan caira tu8uh% eu(olemia atau hiper(olemia #kele8ihan cairan tu8uh%. <ipo(ol terjadi pada penggunaan diuretik de:isiensi mineralokortikoid hipoaldosteronism luka 8akar muntah diare pankreatitis. 4u(olemi pada de:i siensi glukokortikoid = < hipotirodism dan penggunaan manitol. edangkan hyper(olemia merupakan kondisi yang sering terjadi gagal jantung penurunan :ungsi ginjal sirosis sindrom ne:rotik. = < #yndrome o: nappropriate =ntidiuretik <ormon% menunjukan peningkatan cairan tu8uh dan hyponatremia. ;eadaan ini mungkin dise8a oleh tumor dan 8e8erapa o8at #diuretik tia>id klorpropamid kar8ama> klo:i8rat siklo:os:amid% mungkin dan juga 8erhu8ungan dengan 8e8erap penyakit paru*paru #TB? 'neumonia%. 'asien dengan = < 8iasanya memiliki konsentrasi natrium urin yang tinggi dan osmolaritas urin ya se8anding dengan osmolaritas serum.

Bayu Setyo Nugroho Kadar Normal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sdfsd

Citation preview

Bayu setyo nugroho20137301309. Jelaskan kadar normal dari masing masing pemeriksaan penunjang yang didapatkan pada scenario!1. Pemeriksaan GlukosaTesSampleBukan DM(mg/dl)Belum pasti DM(mg/dl)DM (mg/dl)

GDSPlasma vena7,55

Deskripsi : serum pH menggambarkan keseimbangan asam basa dalam tubuh. Sumber ion hidrogen dalam tubuh meliputi asam volatil dan campuran asam (seperti asam laktat dan asam keto) Implikasi Klinik: Umumnya nilai pH akan menurun dalam keadaan asidemia (peningkatan pembentukan asam) Umumnya nilai pH meningkat dalam keadaan alkalemia (kehilangan asam) Bila melakukan evaluai nilai pH, sebaiknya PaCO2 dan HCO3 diketahui juga untuk memperkirakan komponen pernafasan atau metabolik yang mempengaruhi status asam basa4. Sistem Buffer Bikarbonat Nilai normal : 21-28 mEq/L

Deskripsi: Sistem buffer bikarbonat terdiri atas asam karbonat (H2CO3) dan bikarbonat (HCO3). Secara kuantitatif, sistem buffer ini merupakan sistem buffer utama dalam cairan ektraseluler. Digambarkan dalam hubungan sebagai berikut :Total CO2 mengandung : asam karbonat + bikarbonat

Implikasi Klinik: Peningkatan bikarbonat menunjukan asidosis respiratori akibat penurunan ventilasi Penurunan bikarbonat menunjukan adanya alkalosis respiratori (akibat peningkatan ventilasi alveolar dan pelepasan CO2 dan air) atau adanya asidosis metabolik (akibat akumulasi asam tubuh atau hilangnya bikarbonat dari cairan ekstraseluler).5. Kreatinin Nilai normal : 0,6 1,3 mg/dL SI : 62-115 mol/L

Deskripsi : Tes ini untuk mengukur jumlah kreatinin dalam darah. Kreatinin dihasilkan selama kontraksi otot skeletal melalui pemecahan kreatinin fosfat. Kreatinin diekskresi oleh ginjal dan konsentrasinya dalam darah sebagai indikator fungsi ginjal. Pada kondisi fungsi ginjal normal, kreatinin dalam darah ada dalam jumlah konstan. Nilainya akan meningkat pada penurunan fungsi ginjal. Serum kreatinin berasal dari masa otot, tidak dipengaruhi oleh diet, atau aktivitas dan diekskresi seluruhnya melalui glomerulus. Tes kreatinin berguna untuk mendiagnosa fungsi ginjal karena nilainya mendekati glomerular filtration rate (GFR). Kreatinin adalah produk antara hasil peruraian kreatinin otot dan fosfokreatinin yang diekskresikan melalui ginjal. Produksi kreatinin konstan selama masa otot konstan. Penurunan fungsi ginjal akan menurunkan ekskresi kreatinin.

Implikasi klinik : Konsentrasi kreatinin serum meningkat pada gangguan fungsi ginjal baik karena gangguan fungsi ginjal disebabkan oleh nefritis, penyumbatan saluran urin, penyakit otot atau dehidrasi akut. Konsentrasi kreatinin serum menurun akibat distropi otot, atropi, malnutrisi atau penurunan masa otot akibat penuaan. Obat-obat seperti asam askorbat, simetidin, levodopa dan metildopa dapat mempengaruhi nilai kreatinin pada pengukuran laboratorium walaupun tidak berarti ada gangguan fungsi ginjal. Nilai kreatinin boleh jadi normal meskipun terjadi gangguan fungsi ginjal pada pasien lanjut usia (lansia) dan pasien malnutrisi akibat penurunan masa otot. Kreatinin mempunyai waktu paruh sekitar satu hari. Oleh karena itu diperlukan waktu beberapa hari hingga kadar kreatinin mencapai kadar normal untuk mendeteksi perbaikan fungsi ginjal yang signifikan. Kreatinin serum 2 - 3 mg/dL menunjukan fungsi ginjal yang menurun 50 % hingga 30 % dari fungsi ginjal normal. Konsentrasi kreatinin serum juga bergantung pada berat, umur dan masa ototReferensi Soegondo, S, Soewondo, Pradana. Subekti, Imam, editors. 2011. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi 2. Jakarta : Badan Penerbit FKUIPedoman Interpretasi Data Klinik. 2011. Kemenrian Kesehatan Republik Indonesia