11
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu. Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan salah satu komponen pokok dari kegiatan pembelajaran. Seperti sebuah sistem pada umumnya, bila ada salah satu komponennya yang tidak berfungsi dengan baik maka keseluruhan kerja sistem pun akan terganggu. Demikian juga pada kegiatan pembelajaran, bila dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran prinsip- prinsip pembelajaran diabaikan maka sudah jelas pembelajaran tersebut tidak akan maksimal hasilnya. Adapun prinsip-prinsip pembelajaran tersebut, yaitu perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. Pada makalah ini, kami hanya membahas mengenai prinsip belajar keterlibatan langsung/berpengalaman, serta bagaimana pengaplikasiannya di dalam pelajaran Kimia. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana prinsip pembelajaran keterlibatan langsung/berpengalaman? 1

BDP Prinsip belajar Keterlibatan Langsung.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Prinsip Belajar Keterlibatab langsung

Citation preview

Page 1: BDP Prinsip belajar Keterlibatan Langsung.docx

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun

individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk

berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun

perubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah

obyek atau subyek tertentu. Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan salah satu komponen

pokok dari kegiatan pembelajaran. Seperti sebuah sistem pada umumnya, bila ada salah

satu komponennya yang tidak berfungsi dengan baik maka keseluruhan kerja sistem pun

akan terganggu. Demikian juga pada kegiatan pembelajaran, bila dalam melakukan suatu

kegiatan pembelajaran prinsip-prinsip pembelajaran diabaikan maka sudah jelas

pembelajaran tersebut tidak akan maksimal hasilnya. Adapun prinsip-prinsip pembelajaran

tersebut, yaitu perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,

pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. Pada makalah

ini, kami hanya membahas mengenai prinsip belajar keterlibatan langsung/berpengalaman,

serta bagaimana pengaplikasiannya di dalam pelajaran Kimia.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana prinsip pembelajaran keterlibatan langsung/berpengalaman?

1.2.2 Bagaimana implikasi prinsip-prinsip belajar keterlibatan langsung/berpengalaman

bagi siswa dan guru?

1.2.3 Bagaimana penerapan prinsip belajar keterlibatan langsung/berpengalaman dalam

pembelajaran kimia?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip pembelajaran keterlibatan

langsung/berpengalaman.

1.3.2 Mahasiswa mampu menjelaskan implikasi prinsip-prinsip belajar keterlibatan

langsung/berpengalaman bagi siswa dan guru

1.3.3 Mahasiswa mampu menjelaskan penerapan prinsip belajar keterlibatan

langsung/berpengalaman dalam pembelajaran kimia.

1

Page 2: BDP Prinsip belajar Keterlibatan Langsung.docx

BAB II

Pembahasan

2.1 Prinsip Pembelajaran Keterlibatan Langsung

Belajar secara langsung dalam hal ini tidak sekedar mengamati secara langsung

melainkan harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab

terhadap hasilnya. Belajar harus dilakukan siswa secara aktif, baik individual maupun

kelompok dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Guru bertindak sebagai

pembimbing dan fasilitator. Keterlibatan siswa di dalam belajar tidak hanya keterlibatan

fisik semata, tetapi juga keterlibatan emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif

dalam pencapaian perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai

dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam

pembentukan keterampilan.

Pentingnya keterrlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey

yang menyebutkan “learning by doing” (belajar dengan berbuat). Menurutnya, belajar

dengan berbuat adalah merupakan cara yang lebih efektif. Dengan kata lain, dalam

mempelajari sesuatu itu tidak hanya mendengar dan membaca, melainkan harus aktif

membuat ringkasan, gambar maupun membuat adegan dengan benda-benda konkrit atau

sambil berpraktek. Belajar bukan hanya aktifitas mendengar dan melihat tetapi juga

aktifitas berbuat. Dengan berbuat maka akan lebih sempurna dalam menguasai apa yang

dipelajari.

Menurut Edgar Dale, dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan

dalam kerucut pengalamannya, mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah

belajar dari pengalaman langsung. Maka peserta didik dapat mempelajari sendiri apa yang

dijelaskan pengajar dengan praktek/terlibat langsung dalam proses belajar sehingga peserta

didik akan memiliki pengalaman. Dan perlu diingat kembali Hal apapun yang dipelajari

siswa, maka ia harus mempelajari nya sendiri. Tidak ada seorang pun dapat melakukan

kegiatan belajar tersebut untuknya (Davies, 1972). Dengan keterlibatan secara langsung,

logisnya siswa akan memiliki pengalaman.

Berbicara tentang media dan pengalaman-pengalaman yang dibangunnya, kita dapat

berpedoman pada Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Cone of Experience). Pada gambar di

2

Page 3: BDP Prinsip belajar Keterlibatan Langsung.docx

bawah ini juga diperlihatkan keterkaitan dengan konsep Bruner (enactive, iconic, and

symbolic learning).

 

"The cone of Experience" from Audio-Visual Methods in Teaching, 1st Edition, by Edgar

Dale, 1969.

Edgar Dale berkeyakinan bahwa symbol dan gagasan yang abstrak dapat lebih mudah

dipahami dan diserap manakala diberikan dalam bentuk pengalaman konkrit. Kerucut

pengalaman merupakan awal untuk memberikan alasan tentang kaitan teori belajar dengan

komunikasi audiovisual.

Pengalaman Langsung

Dasar dari pengalaman kerucut Dale ini adalah merupakan penggambaran realitas

secara langsung sebagai pengalaman yang kita temui pertama kalinya. Ibarat ini seperti

fondasi dari kerucut pengalaman ini, dimana dalam hal ini masih sangat konkrit.Dalam

tahap ini pembelajaran dilakukan dengan cara memegang, merasakan atau mencium secara

langsung materi pelajaran. Maksudnya seperti anak Taman Kanak-Kanak yang masih kecil

dalam melakukan praktik menyiram bunga. Disini anak belajar dengan memegang secara

langsung itu seperti apa, kemudian menyiramkannya kepada bunga.

Pengalaman Tiruan

3

Page 4: BDP Prinsip belajar Keterlibatan Langsung.docx

Tingkat kedua dari kerucut ini sudah mulai mengurangi tingkat ke-konkritannya.

Dalam tahap ini si pebelajar tidak hanya belajar dengan memegang, mencium atau

merasakan tetapi sudah mulai aktif dalam berfikir. Contohnya seperti seorang pebelajar

yang diinstruksikan membuat bangunan atau gedung. Disini pebelajar tidak membuat

gedung sebenarnya melainkan gedung dalam artian suatu model atau miniature dari

gedung yang sebenarnya.

Hubungannya dengan Media Belajar

Bermacam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran

kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang

masih mengkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Untuk memahami

peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale

melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman

Edgar Dale.

Kerucut pengalaman ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media

apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut

pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa

pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami

sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati, dan mendengarkan melalui media tertentu

dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan

pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyak pengalaman

yang diperolehnya. Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya

hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan

diperoleh siswa .

Dale berkeyakinan bahwa simbol dan gagasan yang abstrak dapat lebih mudah

dipahami dan diserap manakala diberikan dalam bentuk pengalaman yang kongkrit.

Kerucut Edgar Dale ini menyatukan teori pendidikan John Dewey dengan gagasan-gagasan

dalam bidang psikologi yang tengah populer pada masa itu. Kerucut pengalaman

merupakan upaya awal untuk memberikan alasan tentang kaitan teori belajar dengan

komunikasi audio visual (Dale, 1946).

Kegiatan pembelajaran di kelas-kelas sekolah, kampus, hingga pascasarjana amat

rentan dihinggapi kebosanan yang disertai wajah-wajah lesu mengantuk para pesertanya.

Tapi kalau diamati, pelatihan, seminar, workshop, dan yang lainnya terlihat begitu laris

4

Page 5: BDP Prinsip belajar Keterlibatan Langsung.docx

manis disaat tema dan materi kegiatannya merupakan hal-hal baru dan praktis. Fenomena

tersebut memberikan sebuah makna bahwa bukan sekedar wawasan atau pengetahuan yang

dibutuhkan saat ini, tapi juga sejumlah hal yang dikenal dengan kata pengalaman langsung.

2.2 Implikasi Prinsip Belajar Keterlibatan langsung/berpengalaman

1. Implikasi Prinsip Belajar Keterlibatan langsung/berpengalaman bagi Siswa

Hal apa pun yang dipelajari siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak

ada seorang pun dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya (Davies, 1987 : 32).

Pernyataan ini, secara mutlak menuntuk adanya keterlibatan langsung dari setiap siswa

dalam kegiatan belajar pembelajaran. Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar

tidak segan-segan mengerjakan segala tugas belajar yang diberikan kepada mereka.

Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan menyebabkan mereka memperoleh

pengalaman atau berpengalaman. Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi

prinsip keterlibatan langsung bagi siswa misalnya adalah siswa ikut dalam pembuatan

lapangan bola-voli, siswa melakukan reaksi kimia, siswa berdiskusi untuk membuat

laporan, siswa membaca puisi di depan kelas, dan perilaku sejenis lainnya. Bentuk perilaku

keterlibatan langsung siswa tidak secara mutlak menjamin terwujudnya prinsip keaktifan

pada diri siswa. Namun demikian, perilaku keterlibatan siswa secara langsung dalam

kegiatan belajar pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa.

2. Implikasi Prinsip Belajar Keterlibatan langsung/berpengalaman bagi Guru

Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan langsung siswa

dalam kegiatan pembelajaran. Namun demikian, perlu diingat bahwa keterlibatan langsung

secara fisik tidak menjamin keaktifan belajar. Untuk dapat melibatkan siswa secara fisik,

mental emosional, dan intelektual dalam kegiatan pembelajaran, maka guru hendaknya

merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangkan

karakteristik siswa dan karakteristik isi pelajaran. Perilaku sebagai implikasi prinsip

keterlibatan langsung/ berpengalaman diantaranya adalah :

1) Merancang kegiatan pembelajaran yang lebih banyak pada pembelajaran individual dan

kelompok kecil.

2) Mementingkan eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan dengna demonstrasi.

3) Menggunakan media yang langsung digunakan oleh siswa.

5

Page 6: BDP Prinsip belajar Keterlibatan Langsung.docx

4) Memberikan tugas kepada siswa untuk mempraktekkan gerakan psikomotorik yang

dicontohkan.

5) Melibatkan siswa mencari informasi/pesan dari sumber informasi di luar kelas atau luar

sekolah.

6) Melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan pembelajaran.

Implikasi lain dari adanya prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman bagi guru

adalah kemampuan guru untuk bertindak sebagai manajer/pengelola kegiatan pembelajaran

yang mampu mengarahkan, membimbing, dan mendorong siswa ke arah tujuan pengajaran

yang ditetapkan.

2.3 Penerapan Prinsip Belajar Keterlibatan Langsung/Berpengalaman dalam

Pembelajaran Kimia

Penerapan prinsip belajar keterlibatan langsung/berpengalaman dalam

pembelajaran kimia, contohnya pada materi asam dan basa, pada penentuan pH.

Pertama guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai materi tersebut,

kemudian agar siswa lebih paham, siswa dilibatkan langsung dalam praktik mengenai

larutan asam basa. Melalui praktik tersebut siswa diajak untuk terlibat langsung dalam

penentuan pH larutan asam atau basa. siswa dapat tahu secara langsung bagaimana pH

larutan asam atau basa jika diukur dengan kertas indikator pH.

Pada praktiknya, siswa dapat membuat sendiri larutan basa dengan membuat

larutan basa dari sabun dan untuk larutan asam siswa dapat menggunakan cuka makan.

Pada kedua larutan tersebut siswa dapat mengukur sendiri pH larutan dengan

menggunakan kertas indikator pH yang dicelupkan ke dalam larutan tersebut kemudian

menyesuaikannya dengan indikator yang telah ada. Dengan begitu siswa dapat mengetahui

secara langsung dan membuktikan kebenaran dari teori yang telah dijelaskan oleh guru,

mengenai larutan asam yang memiliki pH dibawah 7 dan larutan basa yang memiliki pH

di atas 7.

Dengan keterlibatan langsung siswa akan lebih paham terhadap materi yang

dijelaskan, bukan sekedar melihat atau hanya mendengarkan saja. Dengan terlibat langsung

siswa dapat membuktikan dan akan lebih paham terhadap kebenaran teori yang telah ada.

6

Page 7: BDP Prinsip belajar Keterlibatan Langsung.docx

BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

1. Belajar secara langsung dalam hal ini tidak sekedar mengamati secara langsung

melainkan harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung

jawab terhadap hasilnya.

2. Bentuk- bentuk perilaku siswa yang merupakan implikasi dari prinsip belajar

keterlibatan langsung/berpengalaman ini adalah siswa terdorong aktif untuk

mengalami sendiri dalam melakukan aktivitas pembelajaran dan siswa dituntut untuk

aktif mengerjakan tugas-tugas.

3. Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator. Belajar harus dilakukan oleh

siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan

masalah (prolem solving).

4. Dengan keterlibatan langsung siswa akan lebih paham terhadap materi yang

dijelaskan, bukan sekedar melihat atau hanya mendengarkan saja. Dengan terlibat

langsung siswa dapat membuktikan dan akan lebih paham terhadap kebenaran teori

yang telah ada.

3.2 Saran

Guru harus mampu bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa. Dan

siswa dapat secara aktif, baik individual maupun kelompok dalam memecahkan masalah

(problem solving). Dengan adanya keterlibatan langsung siswa melalui pengalaman

langsung, diharapkan siswa dapat memahami dan mengingat lebih baik mengenai materi

yang diajarkan oleh guru.

7