9

BEASISWA TNI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

beasiswa

Citation preview

Page 1: BEASISWA TNI
Page 2: BEASISWA TNI
Page 3: BEASISWA TNI
Page 4: BEASISWA TNI
Page 5: BEASISWA TNI
Page 6: BEASISWA TNI

s/d

Page 7: BEASISWA TNI

WAKTU PENDAFTARAN : 1 s/d 31 DESEMBER 2011

PENJELASAN LEBIH LANJUT DAPAT DITANYAKAN DITEMPAT PENDAFTARAN.

WEBSITE : WWW.REKRUTMEN_TNI.ILMCI.COM

RS Militer Kekurangan Dokter   

Page 8: BEASISWA TNI

Senin, 07 Jun 2004 09:05:07 

Pdpersi, Jakarta - Kepala Pusat Kesehatan TNI Marsma Dr A Hidayat Sp.B, menyebutkan minat dokter baru lulusan perguruan tinggi dalam negeri untuk mendaftar sebagai perwira TNI belakangan ini cenderung menurun. Sehingga TNI kesulitan memenuhi target jumlah dokter untuk ditugaskan di batalion-batalion pasukan dan 104 rumah sakit militer.

Penyebabnya adalah adanya kemudahan bagi dokter baru untuk langsung melanjutkan pendidikan ke jenjang spesialis dan seringnya penugasan dokter-dokter militer ke daerah-daerah konflik di Indonesia. Selain itu, kemudahan mendapatkan izin praktek juga berpengaruh terhadap menurunnya minat dokter baru menjadi perwira TNI. 

Ia mengungkapkan hal itu menanggapi pertanyaan wartawan seusai Rakor Kesehatan bidang Dukungan Kesehatan Operasi dan Pelayanan Kesehatan Integrasi di Jakarta, akhir pekan lalu. 

Ia menyebutkan jumlah dokter dan tenaga paramedis sekitar 60 persen dari kebutuhan. Sehingga saat ini digiatkan sosialisasi penerimaan dokter baru melalui ikatan dinas di berbagai perguruan tinggi Indonesia. 

Misalnya, memberikan bea siswa kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan Sarjana Kedokterannya. Kemudian, setelah lulus menjadi dokter baru mengikuti ikatan dinas sebagai militer. 

Dia menyebutkan keterbatasan anggaran berpengaruh terhadap kemampuan TNI untuk menyekolahkan dokter-dokter militer ke jenjang spesialis. Misalnya untuk TNI AU, dokter tentara setidak-tidaknya telah bertugas selama 4 tahun baru bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang spesialis. 

"Sedangkan sekarang ini, dokter lulusan baru tanpa harus mengikuti PTT atau Wajib Militer, bisa langsung sekolah ke jenjang spesialis. Karenanya, di kalangan dokter baru ada pemikiran kenapa harus masuk militer," katanya. 

Untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis, katanya, sekarang ini ada wacana untuk merekrut dokter spesialis menjadi tentara. "Namun, pangkat yang akan menjadi kendala, karena tidak mungkin pangkat dokter spesialis dan dokter umum sama," katanya. 

Ia menyebutkan sekitar tahun 1960-an, lulusan sarjana yang masuk militer diberi pangkat kapten, sedang sekarang ini hanya Letda. 

Untuk memenuhi kebutuhan dokter tentara, memang idealnya ada fakultas kedokteran militer, sebagaimana di China, India, dan Thailand. Namun kendalanya adalah biayanya sangat mahal, dan undang- undang sistem pendidikan nasional mengharuskan semua perguruan tinggi dibawah Departemen Pendidikan Nasional. 

"Karenanya, untuk memenuhi kebutuhan dokter militer, sosialisasi penerimaan dokter baru yang ditingkatkan saat ini, terutama setelah lulus sebagai sarjana kedokteran," katanya. (iis)