85
S K R I P S I SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN RUANG ANGKASA SEBAGAI AKIBAT PENGGUNAAN RUANG ANGKASA SECARA DAMAI M 1 L I K. phrpusiakaan "UNITERS! 1 AS A1RLANOOA- SUR/ v B A Y A K xs kk I m J: . t 2 G / £ Os b FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANQQA SURABAYA 1993 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

  • Upload
    lamtram

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

S K R I P S I

SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN

LINGKUNGAN RUANG ANGKASA SEBAGAI AKIBAT

PENGGUNAAN RUANG ANGKASA SECARA DAMAI

M 1 L I K.

p h r p u s ia k a a n

"UNITERS! 1 AS A1RLANOOA-

S U R / v B A Y A ‘

K x s

k k

I m J: . t 2 G / £

O s

b

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANQQA S U R A B A Y A

1 9 9 3

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 2: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN

LINGKUNGAN RUANG ANGKASA SEBAGAI AKIBAT

PENGGUNAAN RUANG ANGKASA SECARA DAMAI

S K R I P S l

DIAJUKAN UNTUK M ELENGKAPI TUGAS

DAN MEMENUHl SYARAT-SYARAT

UNTUK MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM

OLEH

SR1E SARW1NDAH BARASWATI OESADI 038512218

DOSEN PEMBIMBING

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

S U R A B A Y A

1 9 93

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 3: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

DIUJI PADA TANGGAL 24 JU LI 1993

PAHOTA PENGUJI :

KEUJA ABDQEL RASJID, S.H., LL.M.

SKKHETARIS : EHAN RAHELAN, S.H., MS

AHGGOTA : 1. HERHAHAN Ps. NOTODIPOERD, S.H.,

2. I tfAYAN TITIB SULAKSAHA, S.H., MS

3. J . HfflDY TEDJOHAGORO, S.H.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 4: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

if first you don rt succeed, try, try again,

there is satisfaction in ffork iveil done

dedicated to :

Papi, Mami, Harry & Johnie

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 5: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

P E N G A N T A R

Assalanu alaikum wr. wb.

Majunya teknologi ruang angkasa dan banyaknya wahana ruang

angkasa yang diluncurkan ke ruang angkasa, yang mana dimaksudkan un­

tuk roenlngkatkan kesejahteraan manusia. seringkali tanpa disadari

mencemari lingkungan ruang angkasa. Hal ini disebabkan karena kece-

robohan manusia juga yang tidak memikirkan akan dampak eksplorasi

dan eksploitasi tersebut terhadap lingkungan ruang angkasa sebagai

wadah obyek yang diluncurkan tersebut. Padahal sampai sejauh ini be-

lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

lingkungan ruang angkasa dari kegiatan manusia di ruang angkasa se­

cara damai. Karena Indonesia merupakan partisipan aktif dalam kegia­

tan manusia di ruang angkasa, maka penulis selaku masyarakat kampus,

khususnya berkecimpung dalam hukum intemasional, merasa berkewaji-

ban untuk turut menyumbangkan pemikiran bagi perkembangan hukum in­

temasional khususnya dalam masalah tersebut.

Fuji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. karena

dengan rakhmat dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini sebagai tugas akhir guna menyelesaikan studi saya dan

sekaligus untuk memperoleh gelar sarjana hukum.

Banyak kesulitan dan hambatan yang saya alami dalam penulis­

an skripsi ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari banyak pihak,

akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan

ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

iv

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 6: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

1. Nani, Papi, Harry dan Johnie yang telah dengan tulus ikhlas mem­berikan semangat dan dukungan moril dan meteriel selama penyusu­nan skripsi ini;

2. Bapak Abdoel Rasjid, S.H., LL.M. selaku Ketua Jurusan Hukum In­ternasional Fakultas Hukum Universitas Airlangga, sekaligus Ke­tua Tim Penguji skripsi ini;

3. Bapak Hernawan Ps. Notodipoero, S.H., MS. selaku dosen pembim- bing dan penguji skripsi yang telah dengan sangat sabar membim­bing, bertukar pikiran, serta memberikan saran yang sangat ber- harga dalam penulisan skripsi ini;

4. Bapak I Wayan Titib Sulaksana, S.H., MS., Bapak Enan Ramelan, S.H., MS., dan Bapak J. Hendy Tedjonagoro, S.H. yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan bagi skripsi ini;

5. Ibu Toetik Rahayuningsih, S.H., sebagai dosen wali yang tidak bosan-bosannya mendorong untuk cepat menyelesaikan skripsi ini;

6. Segenap dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga yang telah membimbing dan mengajar selama masa kuliah, beserta para karya- wan;

7. Prof. DR. Endang Saefullah W., S.H., LL.M. dan Ibu DR. Tien E. Saefullah, S.H., MS. yang telah membimbing, menyediakan dan meminjamkan literatur koleksi pribadi dalam penelitian;

8. Oom Bambang dan Tante Anie yang telah menyediakan sarana selama saya mencari data di Jakarta;

9. Bapak dan Ibu Camadie yang telah memberi jalan dalam pencarian data di Departemen Luar Negri;

10. Bapak Eddy Poerwana, S.H., dari Direktorat Biro Perjanjian In­ternasional Departenen Luar Negri yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing saya dalam penulisan;

11. Bapak Yappi H. Manafe, S.H., Sekretaris Sekjen. Departenen Pari- wisata, Pos dan Telekonunikasi, yang telah meminjamkan literatur dan memberikan masukan yang sangat berguna bagi penulisan, serta mbak Nia Niscaya, S.H.;

12. Bapak John Helny, Bapak Drs. Cuk Hudoyo, Bapak Runan Sudradjat, 11, S.H., dan Bapak Sugiono, S.H. dari Lenbaga Penerbangan dan Antariksa Nasional;

13. Saudara Hani Qonifah serta para staf United Nations Information Centre, yang telah membantu mendapatkan United Nations Documents yang berkaitan langsung dengan masalah skripsi;

14. Bapak Tanwisna Sareh dari WILOP SKSD PT. Telkon Jakarta;

v

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 7: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

15. Staf Perpustakaan Roleksi Rhusus Fakultas Hukum Universitas Air- langga Surabaya, Ibu Yayuk Kanari, dan staf Perpustakaan Roleksi Khusus Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung, Ibu Aisah dan Bapak Nandang, atas bantuannya mencari literatur yang 'sangat berguna;

16. Tante Hj. Soes Harsono yang dengan setia raendorong dan mendoakan selama penulisan;

17. Sahabatku Hj. Susie Harsono, S.H. yang paling setia mendampingi dan tidak bosan-bosannya memberikan semangat untuk segera menye- lesaikan skripsi ini;

18. Sahabatku Dayu Kristi yang bersama-sama raerasakan suka dukanya menyusun skripsi ini;

19. Hade, Fifi, Esti, Denny, J. Denon de Bozari, Bapak 'Heneer' Soepamohadi, serta rekan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan semangat;

20. Dan last but not least, Agus Harianto, dengan dorongan semangat- nya selalu mengingatkan untuk berusaha membuat sesuatu yang 'lain'.

Kiranya hanya Allah S.W.T. yang akan melimpahkan berkah dan

rakhmatnya serta membalas segala kebaikan dan perhatian yang telah

diberikan kepada penulis.

Akhir kata, saya menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi

ini terdapat kekurangan-kekurangan, oleh karenanya segala saran dan

kritik yang membangun sangat saya harapkan. Semoga isi skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bidang hukum interna-

sional.

Wassalanm alaikum wr. wb.

Surabaya, 20 Juli 1993

Srie Sarwindah Baraswati Oesadi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 8: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

D A FT A R I S I

MOTTO........................................................ iii

KATA PENGANTAR............................................... iv

DAFTAR I S I ................................................... vii

BAB I : PENDAHULUAN

1. Permasalahan : Latar Belakang dan

Rumusannya...................................... 1

2. Penjelasan Judul................................ 7

3. Alasan Pemilihan Judul.......................... 10

4. Tujuan Penulisan................................ 11

5. Metodologi

5.1. Pendekatan Masalah......................... 11

5.2. Sumber Data................................ 12

5.3. Prosedur Pengumpulan Data.................. 13

5.4. Analisa Data............................... 13

6. Pertanggungjawaban Sistematika.................. 13

BAB II : LINGKUNGAN RUANG ANGKASA DAN PERLINDUNGAN HUKUMNYA

1. Batasan Air Space dan Outer Space............... 15

2. Pencemaran Lingkungan Ruang Udara (Air Space)

dan Ruang Angkasa (Outer Space)................. 22

3. Perkembangan Hukum Intemasional Tentang

Pencemaran Ruang Angkasa........................ 31

4. Aturan Hukum Intemasional yang Menyangkut

Perlindungan Lingkungan Ruang Angkasa........... 34

a. Hukum Kebiasaan Intemasional................ 35

b. Perjanjian Intemasional..................... 35

vii

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 9: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

BAB III: KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM INTERNASIONAL YANG

MENYANGKUT PERLINDUNGAN LINGKUNGAN RUANG ANGKASA

1. Peraturan Hukum Intemasional yang Mendasari

Peraturan-peratura yang Menyangkut

Ruang Angkasa.................................. 37

2, Peraturan Hukum Intemasional Lainnya yang

Mengatur Tentang Lingkungan Ruang Angkasa...... 38

a. Rescue Agreement............................ 39

b . Moon Treaty............................. 39

c. Liability Convention........................ 41

d. Registration Convention..................... 42

e . Test Ban Treaty............................. 43

f. ITU Convention.............................. 43

g. ENMOD Convention............................ 44

BAB IV : PENUTUP

1. Kesimpulan...................................... 46

2. Saran-saran..................................... 46

DAFTAR BACAAN

LAMPIRAN

viii

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 10: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

n i l i uI’fcKHLM AKArt i

"UNITEH!*! 1 AS AiKLA.NUOA*

S U R A B A Y A

BAB I

PENDAHULUAN

1. Penwsalahan : Latar Belakang dan Rnnismnnvn

Asal mula manusia beraktivitas di ruang angkasa berawal dari

keberhasilan mereka raengarungi ruang udara dan berusaha mengembang-

kan teknologinya hingga ruang angkasa. Konferensi internasional ten­

tang hukum udara pertama kali diselenggarakan pada tahun 1910 sete-

lah balon udara milik Jerman melintasi wilayah udara Perancis, yang

mana Perancis menganggap sebagai suatu ancaman terhadap keamanannya.

Kemudian disusul oleh Konvensi Paris 1919 yang dilandasi oleh ada-

gium Romawi: cuius est solun, eius usque ad coelun et ad inferos

yang berarti bahwa negara melaksanakan hak-haknya sampai pada suatu

ketinggian di mana ia masih memiliki kontrol efektif terhadap ruang

udaranya, sehingga jelas konvensi ini bertujuan untuk menegakkan ke­

daulatan negara terhadap ruang udara di atas wilayahnya. Sesudah itu

timbul aturan-aturan lainnya yang senantiasa melengkapi peraturan

yang terdahulu. Rasa keingintahuan manusia berlanjut hingga ruang

sesudah ruang udara yaitu ruang angkasa. Manusia berlomba untuk

mempelajari dan menguasainya hingga masa sekarang ini.

Penggunaan ruang angkasa oleh negara-negara telah menjadi

perhatian dunia dan diakui oleh hukum internasional. Kemajuan teknik

akan terus mengakibatkan peningkatan beragam kegiatan di ruang ang­

kasa, dan akan lebih banyak ketentuan yang harus dirumuskan serta

dipakai untuk mengikuti perkembangan ini. Demikian pula halnya de­

ngan hukum ruang angkasa. Berawal ketika pertama kali Sputnik dilun-

curkan oleh Uni Sovyet (dahulu) dan diikuti oleh pesawat ruang

1

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 11: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

2

angkasa Amerika Serikat. Setelah itu diikuti oleh peluncuran-pelun-

curan lainnya yang semakin lama tampak sebagai suatu persaingan di-

ngin dalam hal teknologi ruang angkasa di antara kedua negara, baik

itu pada satelit telekomunikasi, meteorologi, penginderaan jarak ja-

uh, persenjataan dan lain-lain yang menjurus pada hal pamer kekuatan

(show of force). Karena negara-negara lainnya kemudian menganggap

penguasaan ruang angkasa ini sebagai ancaman terhadap keamanan na-

sionalnya, sehingga terbentuklah pada tahun 1967 Treaty on Princi­

ples Governing the Activities of States in the Exploration and Use

of Outer Space, Including the Moon and Other Celestial Bodies

(selanjutnya dalam skripsi ini disingkat Outer Space Treaty 1967).

Perjanjian ini didasarkan pada konsep bahwa ruang angkasa harus

dipertahankan sebagai milik seluruh umat manusia, dan harus dieks-

plorasi dan digunakan bagi keuntungan serta kepentingan semua nega­

ra. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah tuntutan-tuntutan terhadap

kedaulatan negara di ruang angkasa oleh negara-negara secara indivi-

du dan untuk raembuat ketentuan-ketentuan bagi penggunaan ruang ang­

kasa secara damai.

Outer Space Treaty 1967 secara eksplisit memungkinkan peng­

gunaan dan eksplorasi ruang angkasa untuk kepentingan damai dan di-

manfaatkan oleh seluruh negara, tanpa melihat tingkat perkembangan

teknologi dan perekonomiannya. Ruang angkasa bebas untuk digunakan

dan dieksplorasi oleh setiap negara, tanpa diskriminasi, berdasar

atas persamaan dan sesuai dengan hukum intemasional.

Dilihat dari segi hukumnya, penggunaan ruang angkasa adalah

hak setiap negara, yaitu menurut Outer Space Treaty 1967, yang me-

nyatakan :

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 12: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

3

Pasal 1

The exploration and use of outer space, including the moon and other celestial bodies, shall be carried out for the benefit and in the interest of all countries, irrespective of their degrees of economic or scientific development and shall be province of all mankind. Outer space, including the moon and other celestial bodies, shall be free for exploration and use by all States without discrimination of any kind, on a basis of equality and in accordance with international law, and there shall be free access to all area of celestial bodies ___

Pasal 2

Outer space, including the moon and other celestial bodies, is not subject to national appopriation by claim of sover­eignty. by means of use or occupation, or by any other means.

Pada prakteknya, kemampuan untuk menggunakan ruang angkasa

tergantung pada fasilitas yang tersedia pada suatu negara. Diantara-

nya adalah apakah tersedianya sistem untuk meluncurkan awak atau

sistem operasional ruang angkasa dan kemudian meletakkannya di sua­

tu lokasi tertentu atau yang bergerak mengelilingi bumi, dan seba-

gainya. Saat ini fasilitas tersebut sudah bukan merupakan masalah

lagi, sebab terdapat beberapa negara yang menyediakannya agar dapat

dipergunakan oleh negara lain, dengan biaya atau suatu perjanjian

kerja sama tertentu. Meningkatnya ilmu pengetahuan manusia akan ru­

ang angkasa dan semakin pesatnya perkembangan teknologi ruang angka­

sa telah menimbulkan tantangan yang besar bagi umat manusia, yang

menyebabkan semakin berlombanya mereka untuk mempelajari, menjela-

jahi, dan kemudian kalau mampu menguasainya.

^United Nations Publication, The United Nations Treaties on Outer Space. New York, 1984, h. 4.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 13: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

4

Sejak pertama kalinya manusia meluncurkan benda-benda ke

ruang angkasa, teknologi ruang angkasa telah berkembang sangat pe-

sat. Banyak perkembangan yang telah terjadi dengan dioiptakan dan

diluncurkannya pesawat ruang angkasa (baik tanpa maupun beserta

awak), laboratorium ruang angkasa, stasiun-stasiun (platform/sta­

tion) ruang angkasa, termasuk peluncuran Space Shuttle.

Ilmu pengetahuan dan teknologi ruang angkasa telah banyak

memberikan keuntungan bagi kehidupan manusia, sebab satelit dan se-

gala sesuatu yang diluncurkan ke ruang angkasa adalah yang memiliki

fungsi-fungsi penting, misalnya dalam telekomunikasi, metereologi,

dan lain-lain.

Memang saat ini belum banyak negara yang berkecimpung dalam

kegiatan ruang angkasa, namun dapat diduga bahwa akan semakin banyak

di masa mendatang. Selain Amerika Serikat dan Uni Sovyet, telah mun-

cul negara lainnya sebagai negara peluncur, diantaranya Prancis,

Inggris, Jerman, Cina, India, Jepang, dan lain-lain. Dengan semakin

banyaknya negara yang mengeksplorasi dan mengeksploitasi ruang ang­

kasa harus kita pikirkan selain keselamatan wahana ruang angkasa,

juga keselamatan lingkungan ruang angkasa dari pengaruh eksplorasi

dan eksploitasi tersebut. Sejalan dengan meningkatnya kegiatan^nega-

ra-negara di ruang angkasa, muncul pula kebutuhan-kebutuhan akan

prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang lebih tegas.

Segala macam kegiatan manusia ini tentunya tidak mungkin ka-

lau tidak raembawa pengaruh bagi lingkungan ruang angkasa, baik itu

pengaruh yang baik untuk kemajuan pengetahuan manusia terhadap ruang

angkasa atau pengaruh yang buruk akibat pencemaran lingkungan ruang

angkasa yang dapat mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 14: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

5

pada kehidupan manusia di bumi. Selama beberapa tahun ini pengaruh

terhadap lingkungan ruang angkasa telah menjadi perhatian utama.

Baik itu pengaruh yang ditimbulkan oleh puing-puing benda ruang

angkasa atau pengaruh yang ditimbulkan oleh sumber-sumber tenaga

nuklir (Nuclear Power Sources / NPS).

Selain membawa keberuntungan, kemajuan teknologi ruang ang­

kasa juga membawa ancaman bagi umat manusia dan keseimbangan ling­

kungan. Pencemaran lingkungan ruang angkasa dapat dibedakan dalam

beberapa hal. Ada pencemaran yang timbul akibat terbawanya zat-zat

berbahaya yang terbawa ke ruang angkasa akibat kegiatan manusia di

ruang angkasa. Ada pula pencemaran terhadap bumi atau atmosfir bumi

akibat terbawanya eleraen-elemen asing pada waktu kembalinya pesawat

ruang angkasa. Dengan semakin banyak diluncurkannya satelit ruang

angkasa dengan sumber tenaga nuklir akan semakin besar pula ancaman

terhadap lingkungan pada ruas bumi maupun pada ruang angkasa. Pence­

maran ruang angkasa dapat disebabkan oleh emisi-emisi gelombang mi-

kro (microwave) dengan frekuensi tinggi, aerosol yang merusak lapi-

san ozone, aktivitas penyinaran laser dengan energi tinggi secara

terus-menerus dan tidak teratur, eksperimen yang dilakukan di ruang

angkasa, ledakan nuklir, space debris, kontaminasi biologi dan aki­

bat kegiatan keantariksaan lain yang akan terjadi di nasa menda

tang.2

Suyud Harsoyo Suyudi, Pencemaran Lingkunffan Antariksa dan Dampaknva Bagi Wahana Antariksa Serta Permasalahan Huknmnva. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Negara, Jakarta, 1989 (selanjutnya dising- kat Suyud Harsoyo Suyudi I), h. 3.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 15: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

6

Secara garis besar pencemaran yang terdapat di ruang angkasa

dapat dikelompokkan ke dalam 2 kategori yaitu:

1. Pencemaran Langsung (direct pollution)

a. Pencemaran Stratosfir akibat hasil buangan kendaraan ruang

angkasa (shuttle vehicle)

b. Pencemaran Radio-Active, Biologis, dan Kimia

2. Pencemaran Tidak Langsung (Indirect Pollution)

a. Peninggalan Satelit-satelit dan Roket-roket Mati

b. Pencemaran spektrum radiasi elektromagnetik oleh Satelit

Diperkirakan terdapat lebih dari 70.000 obyek yang diame-

ternya kurang lebih 1 cm terdapat di orbit. Selain itu terdapat pula

partikel-pertikel kecil yang ukurannya lebih kecil dari 1 mm yang

jumlahnya dapat mencapai ratusan ribu, yang mana karena raereka ber-

kecepatan sangat tinggi, di samping kecepatan pesawat ruang angkasa

yang tidak kalah tingginya, bila terjadi benturan dapat menyebabkan

kerusakan yang serius dan dapat merusak dinding luar pesawat ruang

angkasa, yang mana dapat mempengaruhi pengoperasiannya terutama pada

saat kembali ke bumi (re-entry). Ini memang masih perkiraan sebab

secara teknis yang selama ini dapat dilacak di orbit bumi tingkat

bawah hanyalah benda-benda yang berdiameter 10 cm dan sekitar diame­

ter 1 meter di orbit geostasioner. Dari sekian banyak obyek yang

dapat terdeteksi, sekitar 7250 obyek yang terdaftar berada di orbit,

kurang dari 5 X masih di bawah pengawasan negara peluncur, dan se­

kitar 95 % adalah potongan-potongan yang ukurannya lebih besar, mi-

salnya pecahan-pecahan yang berasal dari led akan, mur dan baut yang

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 16: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

7

terlepas, muatan-muatan dalam roket yang tidak berfungsi, dan lain-

lain.3

Dari sedikit uraian ini timbul beberapa permasalahan yaitu :

a. Peraturan hukum intemasional apakah yang dapat diterapkan da­

lam melindungi lingkungan ruang angkasa dan apakah sanksi bagi

negara pengeksplorasi serta pengeksploitasi ruang angkasa ter­

hadap pencemaran di ruang angkasa ?

b. Bagaimana peraturan hukum intemasional mengatur tentang keru-

gian yang ditimbulkan oleh pencemaran di ruang angkasa ?

2. Penjelasaa Judul

Skripsi ini berjudul: " Beberapa Aspek Yuridis Pencemaran

Lingkungan Ruang Angkasa Sebagai Akibat Penggunaan Ruang Angkasa

Secara Damai". Untuk penjelasan judul skripsi ini saya akan menje-

laskannya berdasarkan pengertian dari unsur-unsur yang terkandung di

dalamnya.

a. Beberapa aspek yuridis

Menurut kamus Bahasa Indonesia W. J. S. Poerwadarminta: 'Aspek'

berarti segi pandangan (terhadap sesuatu hal, peristiwa ter­

tentu), sedangkan 'yuridis' berarti hukum. Dengan demikian

'Beberapa aspek Yuridis' berarti segi pandang hukum terhadap

suatu masalah tertentu namun hanya beberapa saja. Di sini tidak

termasuk tanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan.

Nicholas L. Johnson, Hazards of the Artificial Space Debris Environment, dalam Proceedings of the Thirty-Second Colloquium on the Law of Outer Space, American Institute of Aeronautics and Astro­nautics, Washington, 1990 (selanjutnya disingkat Thirty-Second Qolloquium), h. 482.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 17: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

8

b. Pencesaran lingkungan

Terdapat dua istilah dalam bahasa Inggris yang dapat diterjemah-

kan sebagai pencemaran, yaitu contamination dan pollution. Menu-

rut Black's Law Dictionary, contauination adalah suatu keadaan

tidak bersih atau murni yang diakibatkan oleh suatu campuran atau

£kontak dengan zat asing ; sedangkan pollution adalah pencemaran

lingkungan oleh sumber-sumber yang beraneka raacam terraasuk dan

tidak terbatas pada zat-zat berbahaya, sampah-sampah organik, dan

bahan-bahan kimia yang beracun.5 Polusi terhadap atmosfir oleh

benda-benda di ruang angkasa dapat disebabkan oleh kegiatan ruang

angkasa tertentu, kebanyakan dari hasil pembuangan roket atau

kendaraan ruang angkasa buatan manusia.6 Dalam skripsi ini akan

digunakan istilah pencenaran sebagai terjemahan yang akan mencak-

up kedua istilah terdahulu tersebut. Kalau menurut Poerwadarminta

cenar berarti kotor, sehingga pencemaran berarti pengotoran.

Lingkungan berarti sekalian yang terlingkung di suatu daerah

(kekuasaan, golongan), tidak lebih dan tidak kurang dari segala

kondisi ruang tiga dimensi di mana manusia hidup dan atau melaku-

kan kegiatannya. Sedangkan dalam Black's Law Dictionary dinyata-

kan environment adalah "the surrounding conditions, influences or

forces which influnce or modify".

*Henry Campbell Black, Black's Law Dictionary. West Publish­ing Co., St. Paul, Minnasotta, 1990, h. 318.

5ihi£L, h. 1159.

6Gijsbertha Cornelia Maria Reijnen, Legal Aspects of Outer Space. Drukkerij Elinkwijk bv, Utrecht, h. 60.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 18: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

9

c. Ruang angkasa

'Ruang angkasa' menurut Poerwadarminta adalah ruangan di angkasa

luar atau luar angkasa. Memang hingga kini belum ada kesepakatan

sampai di mana batas ruang udara dan di mana di mulai ruang ang­

kasa. Kebanyakan pendapat mengatakan bahwa ada kaitannya dengan

pengaruh-pengaruh atmosfir pada benda atau pesawat yang melewati-

nya. Ruang udara dikatakan akan berakhir pada suatu ketinggian di

mana sudah tidak terdapat lagi daya angkat pada suatu pesawat

udara yang disebabkan karena berkurang atau habisnya udara atau

atmosfir. Seperti yang dikatakan oleh Philip C. Jessup dan Howard

J. Taubenfeld:

Above the stratosphere is the layer generally called iono­sphere, though it is sonetines divided into the nesosphere and the theraosphere. It extends for several hundred miles, perhaps 400 to 500 miles above the Earth. Next is the exosphere which gradually merges into interplanetary space.It is generally said to extend fo 10,000 to 18,000 miles beyond the Earth, though traces of atnospheric components as far out as 60,000 miles are reported. For our purposes, it nay well be that at least the exosphere should be joined with 'interplanetary space' when speaking of 'Outer Space'.7

d . Penggunaan ruang angkasa secara damai

Sesuai dengan pasal 3 Space Treaty 1967 yang menyatakan :

States Parties to the Treaty shall carry on activities in the exploration and use of outer space, including the noon and other celestial bodies, in accordance with internation­al law, including the Charter of the United Nations, in the interest of maintaining international peace and security and pronoting international co-operation and understanding.

Yang kemudian ditegaskan pula dalam pasal 4 :

States Parties to the Treaty undertake not to place in orbit around the earth any objects carrying nuclear weapons

7Priyatna Abdurrasyid, Pengantar Hukum Ruantf Angkasa Dan 'Space Treaty 1967\ BPHN, 1977, h. 2.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 19: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

10

or any other kinds of weapons of mass destruction, install such weapons on celestial bodies, or station such weapons in outer space in any other Banner.The noon and other celestial bodies shall be used by all States Parties to the Treaty exclusively for peaceful pur poses. The Establistnentof military bases, ___

Maksudnya menggunakan sarana ruang angkasa itu untuk tujuan-tuju-

an kemanusiaan dan bukannya untuk kepentingan diri (negara) sen-

diri, misalnya untuk memperkuat kedudukannya di dalam peperangan

dengan meletakkan senjata canggih tertentu dan lain sebagainya.

Tetapi harus untuk kepentingan seluruh umat manusia yaitu untuk

penelitian kesehatan, biologi, dan lain-lain, dengan cara yang

aman sehingga tidak menimbulkan akibat yang dapat merugikan manu-

sia juga di kemudian hari.

Jadi yang dimaksudkan dari judul skripsi ini adalah beberapa sudut

pandang hukum internasional tentang pencemaran ruang angkasa yang

disebabkan oleh penggunaan ruang angkasa untuk maksud damai.

3. Alnaan Pemilihan Judul

Semakin majunya teknologi ruang angkasa dan semakin banyak-

nya wahana ruang angkasa yang diluncurkan ke ruang angkasa untuk

berbagai keperluan, yang mana keseluruhan adalah untuk kepentingan

umat manusia juga, seringkali tujuan-tujuan baik tersebut mengalami

hambatan atau gangguan yang ternyata disebabkan oleh manusia juga,

yang menggunakan sarana ruang angkasa tersebut tidak dengan aturan

yang benar, sehingga mengkontaminasi ruang angkasa. Akibatnya meru­

gikan negaranya sendiri maupun negara lain, sebab wahana ruang

®Unxted Nations Publication, o p . cit.. h. 4-5.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 20: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

11

angkasa yang diluncurkannya tidak dapat berfungsi secara maksimal

atau rus&k saraa sekali. Padahal, semua eksperimen ataupun kegiatan

ruang angkasa tersebut sangat berguna bagi umat manusia. Oleh sebab

itu saya tertarik untuk sedikit mengungkapkan kelemahan-kelemahan

peraturan intemasional yang ada, yang menyangkut perlindungan ruang

angkasa dari pencemaran yang terjadi akibat eksplorasi dan eksploi-

tasi ruang angkasa yang pada dasarnya 'dengan maksud damai', serta

berusaha menyumbangkan pemikiran saya agar kita dapat mempersiapkan

diri (negara) kita agar tidak ketingggalan dan dirugikan secara

hukum dalam hidup secara damai di lingkungan masyarakat internasio-

nal dengan teknologi yang semakin canggih.

4. Taiuan Penulisan

Tujuan penulisan skripsi ini pertama-tama adalah untuk meme-

nuhi syarat kurikuler guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fa­

kultas Hukum Universitas Airlangga. Sedangkan yang kedua agar dapat

mengetahui sampai sejauh mana hukum berperan di dalam mengatur masa-

lah pencemaran yang terjadi di lingkungan ruang angkasa, serta mem­

berikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat kampus pada khususnya

dan awam pada umumnya dalam penanganan masalah pencemaran lingkungan

ruang angkasa.

Dalam usaha memperoleh kesimpulan dalam penulisan skripsi

ini, diambil langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pendekatan masalah.

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penulisan skrip-

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 21: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

M i L I ktfc.Kt'Cia* A*k.AA(t

"UNrVERSl i AS AlKLAftOOA"

S U R A B A Y A |

si ini adalah pendekatan yuridis historis politis serta deskrip-

tif analitis.

Pendekatan secara yuridis historis politis digunakan

dengan tujuan bahwa permasalahan dalam skripsi ini tinjauannya

adalah dari aspek hukumnya, yaitu sampai sejauh mana hukum inter­

nasional khususnya perjanjian internasional yang ada mengatur

tentang permasalahan. Oleh sebab itu digunakan pula pendekatan

sejarah untuk melihat latar belakang lahimya ketentuan-ketentuan

tentang ruang angkasa, sedangkan pendekatan politik untuk melihat

apakah ada kepentingan-kepentingan nasional suatu negara tertentu

saja yang diutamakan sehingga dapat merugikan negara lain. Selain

dari itu hukum, khususnya hukum internasional, dalam menerapkan

suatu peraturan tidak bisa lepas dari unsur politis, yang selalu

tnempengaruhi suatu negara dalam bertindak dengan tujuan menguta-

makan kepentingan nasionalnya.

Pendekatan deskriptif-analitis digunakan yaitu dengan

menjabarkan secara garis besar permasalahan yang akan dibahas,

kemudian dianalisa sehingga didapat suatu kesimpulan.

b. Sunber data.

Data diperoleh dari literatur-literatur berupa buku-

buku, tulisan-tulisan ilmiah lembaga-lembaga yang berkompeten,

serta tulisan-tulisan lainnya yang secara khusus membahas soal

pencemaran di lingkungan ruang angkasa.

Data yuridisnya diperoleh dari merapelajari perjanjian-

perjanjian internasional yang sekiranya mengatur tentang hal ini.

Sedangkan untuk memberikan pengertian-pengertian yang

lebih jelas saya peroleh dari wawancara dengan dosen-dosen hukum

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 22: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

13

international di Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya

dan Universitas Padjajaran Bandung serta dengan pejabat-pejabat

yang berwenang di Departemen Luar Negeri, Departemen Pariwisata,

Pos dan Telekomunikasi, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasio-

nal dan PT. Telkom.

c. Prosedur pengunpulan data dan pengolahan data.

Pertaraa-tama dikumpulkan sebanyak-banyaknya literatur

yang ada kaitannya termasuk peraturan-peraturan perjanjian inter-

nasional yang ada, dengan mengadakan studi kepustakaan.

Juga dilakukan wawancara dengan orang-orang yang say a

anggap berkompeten dan berwenang untuk memberikan keterangan

mengenai permasalahan. serta raenginventarisasikan bahan-bahan da-

ri sumber lainnya, kemudian diadakan pengolahan data dengan jalan

mengambil inti yang terkandung sehingga dapat dilaksanakan pernba-

hasan secara yuridis.

d. Analisa data.

Data yang telah terkumpul disusun dan digunakan untuk

membahas permasalahan. Demi memudahkan pembahasan, saya mengguna-

kan metode deskriptif analitis.

Analisa yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu

dengan jalan raenjabarkan dan kemudian menganalisakan sehingga

diperoleh suatu kesimpulan.

6. Pertangtfung.1 awaban Sistomtika

Penulisan skripsi ini dibagi dalam empat bab. Bab pertama

merupakan bab pendahuluan yang menggambarkan permasalahan secara

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 23: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

14

global yang akan dibahas. Pertama-tama akan diuralkan permasalahan

-latar belakang dan rumusannya-, kemudian penjelasan atas judul yang

saya pilih, alasan mengapa saya meniilih judul tersebut, tujuan penu-

lisan skripsi ini, metodologi penulisan serta pertanggungjawaban

sistematika, yang semuanya memberikan sedikit pandangan umum atas

materi yang akan saya tulis. Dengan kata lain bab pertama ini meru-

pakan pengantar pada pokok permasalahan.

Di dalam skripsi terdapat dua permasalahan, yang raana untuk

masing-masing masalah diuraikan dalam satu bab tersendiri. Sehingga

keseluruhan skripsi ini terdiri dari empat bab.

Pada bab kedua akan dibahas perlindungan hukum atas ling-

kungan ruang angkasa. Pada bab ini pertama-tama akan dijelaskan da-

hulu pendapat para sarjana tentang batasan antara ruang udara dan

ruang angkasa, kemudian baru raenginjak pada macam-macam pencemaran

di ruang angkasa termasuk segala kerugian yang mungkin ditimbulkan-

nya. Selanjutnya masih dalam bab kedua ini akan digambarkan perkem-

bangan hukum internasional yang menyangkut, khususnya, perlindungan

lingkungan ruang angkasa hingga terdapatnya hukum kebiasaan interna­

sional dan perjanjian internasional yang berwujud konvensi-konvensi.

Pada bab ketiga akan dibahas konvensi-kon vensi internasional

beserta pasal-pasalnya, khususnya konvensi-konvensi internasional

yang menyangkut perlindungan lingkungan ruang angkasa, di antaranya

Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Outer Space Treaty 1967, Moon

Treaty, Liability Convention, dan lain-lain.

Akhirnya pada bab keempat diletakkan kesimpulan dan saran

atas permasalahan yang telah ditulis.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 24: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

B A B II

LINGKUNGAN RUANG ANGKASA DAN PERLINDUNGAN HUKUMNYA

1. Batasan Antara Air_Space dan Outer Space

Sejak jaman dahulu kala manusia telah bercita-cita ittam u

meninggalkan permnkaan bumi dan bergerak bebas di udara. Pada jaman

cekarang ini telah menjadi jelas adanya perbedaan antara balon udara

dan pesawat udara di satu pihak dan dengan pesawat ruang angkasa di

lain pihak. Perbedaan yang nyata ialah bahwa balon dan pesawat udara

memperoleh kemampuan geraknya dari udara di sekelilingnya yang di-

manfaatkan sebagai gaya dorong dari mesin pesawat tersebut untuk me-

nimbulkan gaya angkat, sedangkan pesawat ruang angkasa harus mampu

bergerak tanpa bantuan apapun dari udara karena pesawat ruang angka­

sa mencukupi sendiri bahan bakar dan udara pembakaran, kecuali pada

saat ia akan mendarat, itupun tentunya dengan bantuan perencanaan

yang rumit dan akurat.

Priyatna Abdurrasyid menyatakan bahwa Konvensi Chicago 1944,

yang mencontoh istilah 'Air Space' pada Konvensi Paris 1919, mengar-

tikan 'Air Space' sebagai suatu ruang di angkasa yang terdekat pada

bumi kita di mana didapati unsur-unsur gas yang disebut "udara" yang

terdapat di lapisan atmosfir. Dapat disimpulkan dari Lampiran 6, 7,

dan 8 Konvensi Chicago 1944, ruang udara (air space) adalah jalur

ruang udara di atmosfir yang berisikan cukup udara di mana pesawat

15

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 25: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

16

udara dapat bergerak karena reaksi udara kepadanya sehingga menda-

pat gaya angkat (lift).9

Sebelun Perang Dunia I terdapat beberapa teori tentang sta­

tus ruang udara di atas wilayah darat dan perairan suatu negara. Ada

yang menyatakan bahwa ruang udara adalah bebas. Ada pula yang menya-

takan bahwa seperti halnya dengan wilayah laut teritorial demikian

pula dengan ruang udara, terdapat 'wilayah teritorial udara', dan

selebihnya adalah wilayah bebas. Pendapat yang ketiga menyatakan

bahwa ruang udara di atas suatu negara sepenuhnya adalah merupakan

kedaulatan negara tersebut, sedangkan pendapat yang keempat yang ma-

na merupakan perbaikan dari pendapat ketiga, menyatakan bahwa terda­

pat hak lintas damai (innocent passage) melalui udara untuk pesawat

terbang sipil.10

Setelah Perang Dunia I terdapat pendapat yang mengakui ter-

dapatnya perpanjangan kedaulatan negara ke ruang udaranya. Hal ini

tercermin dari hasil Konvensi Paris 1919 yang mengakui kedaulatan

penuh suatu negara atas ruang udara di atas wilayah darat dan laut

teritorialnya.11

Ada yang mengatakan kedaulatan suatu negara dianggap menga-

lami perpanjangan hingga jarak yang tidak terbatas ke ruang udara­

nya, walaupun hal ini kemudian diubah oleh aturan dalam Space Treaty

1967.

9Priyatna Abdurrasyid, Kedaulatan Negara_ _di Ruang Udara. Pusat Penelitian Hukum Angkasa, Jakarta, 1973, h. 102

10Suyud Harsoyo Suyudi, Masalah Batag Ruang Udara dan Ruang Angkasa# Lembaga Penerbangan dan Antariksa Negara, Jakarta, 1988 (selanjutnya disingkat Suyud Harsoyo Suyudi II), h. 2.

“ ihirt.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 26: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

17

Sudah jelas bahwa asas usque ad coelum yang memungkinkan

perpanjangan kedaulatan udara suatu negara hingga tanpa batas tidak

berlaku bila menyangkut eksplorasi ruang angkasa. Akan tampak betapa

tidak praktisnya apabila suatu negara harua mendapatkan persetujuan

negara lainnya atas jalur lintasan satelit atau kendaraan ruang ang-

kasanya yang mengorbit lebih dari 100 mil di atas. Secara diam-diam

negara-negara telah mengakui berlakunya pembatasan ini. Hal ini ber-

arti bahwa kedaulatan suatu negara atas wilayah udara terbatas ke-

tinggiannya hingga pertemuan antara ruang udara dengan ruang angka­

sa. Namun masih sulit untuk mengatakan di mana persisnya letak per-

batasan ini, hal ini tergantung pada kemajuan teknologi dan faktor-

faktor lainnya.

Banyak pesawat udara canggih yang telah diciptakan untuk

dapat mencapai ketinggian yang maksimal. Hal ini agar suatu negara

dapat memperpanjang wilayah udaranya. Karena masih terus dicipta-

kannya pesawat-pesawat udara yang dapat mencapai ketinggian maksi­

mal, yang berarti belum adanya suatu kepastian batas kedaulatan uda­

ra suatu negara, menyebabkan banyak negara menghalangi terciptanya

suatu perjanoian internasional untuk membatasi ruang udara.

Terdapat beberapa pendekatan/teori terhadap pembatasan enta-

ra ruang udara dan ruang angkasa, di antaranya yaitu:

A. Poafcatasan berdasarkan kriteria ilsiah dim teknis (Spatial Ap­

proach).

1) Aeronautical Ceiling Theory

Sekarang ini jarak ketinggian maksimuta pesawat udara adalah

sekitar 60 kilometer. Aktivitas keruang-angkasaan berada pada

jarak di atas 120 kilometer. Sehingga yang dipakai sebagai

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 27: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

18

perbatasan adalah pada jarak 80 kilometer, yaitu pertengahan

jarak antara kedua batas aktivitas tersebut. Tentu saja nanti-

nya dengan kemajuan teknis batas ketinggian untuk pesawat uda­

ra dapat bertambah.

2) Von Karnan Line

Netode ini roengusulkan suatu perbatasan pada batas teoritis

penerbangan aerodinamis pada suatu ketinggian di mana gaya

angkat aerodinamis ditambah oleh tekanan ke atas, yang pada

awalnya diperkirakan ada pada ketinggian 85 kilometer, tetapi

saat ini diduga terjadi pada ketinggian 100 kilometer. Sudah

barang tentu garis ini akan berubah sesuai dengan kemajuan

teknologi.

3) Pendapat Prof. De Jager dari OOSPAH

Penbatasan berdasarkan perigee terendah dari suatu orbit

satelit, yang diperkirakan berada pada ke-tinggian kira-kira

160 kilometer. Untuk pendekatan ini masih terus dilakukan

penelitian tentang Altitudes of Artificial Barth Satellites',

dengan memperhatikan kondisi perigee sebuah satelit yang dapat

ke-hilangan keseimbangan orbitnya sehingga menyebabkan jatuh-

12nya satelit itu ke bumi.

4) Batasan berdasarkan atas pengaruh gravitasi bumi

Batas ini tidak tetap sebab tarikan gravitasi bumi masih ada

sampai jarak 327000 kilometer ke arah bulan, dan 187000 kilom-

Suyud Harsoyo Suyudi II, o p . oit.. h. 5.12

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 28: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

19

eter ke arah matahari. Kemudian pengaruh gravitasi juga ter-

gantung pada kecepatan obyek ruang angkasa tersebut.

5) Batasan berdasarkan kontrol efektif

Teori ini mengatakan bahwa suatu negara dapat menentukan batas

tertinggi sesuai dengan kemampuannya secara efektif untuk

mengontrol ketinggian tersebut. Keberatan atas teori ini ada­

lah bahwa ia menguntungkan negara-negara kaya dan kuat serta

bertentangan dengan prinsip yang terkandung dalam pasal 1 ayat

2 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (selanjutnya disingkat

Piagam PBB), yang menyatakan "To develop friendly relations

anong nations based on respect for the principles of equal

rights and self-determination___

6) Pesnbagian ruang ke dalan zona-zona

Ruang angkasa dibagi-bagi ke dalam zona-zona atau lapisan-

lapisan, dengan suatu wilayah antara yang disebut Mesospace.

Teori ini mengatakan bahwa ruang angkasa mulai pada ketinggian

240 kilometer di atas permukaan laut, sedangkan ruang udara

mencakup ketinggian sampai 150 kilometer. Pada zona antara ke-

dua ketinggian ini akan berlaku semua ketentuan yang diterima

secara intemasional. Di mana pada daerah ini tidak ada pesa-

wat yang dapat terbang untuk waktu tertentu, satelit yang ber-

ada pada daerah ini akan turun ke bumi dalam beberapa waktu

saja, juga daerah tersebut tidak dapat dimasuki oleh pesawat

atau balon udara kecuali pesawat roket. Teori ini dapat memba-

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 29: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

20

wa kepada perselisihan penafsiran, khususnya menyangkut re­

ciprocal rights.13

Bagi negara-negara yang mengakui pembatasan dengan pendeka-

tan spatial ini, teori yang dipakai adalah pendapat Prof. De Jager

dari COSPAR yaitu pembatasan berdasarkan perigee terendah dari suatu

orbit satelit.1* Mereka mempunyai argumentasi untuk mendukung teori

ini yaitu pertama teori ini dapat memenuhi tuntutan akan free space

flight dan space exploration, karena teori ini menggambarkan ruang

angkasa sebagai suatu daerah di mana suatu satelit masih dapat me-

lintasi orbit penuhnya mengelilingi bumi. Sebab pada ketinggian di

bawah 100 - 110 kilometer hal ini tidak dimungkinkan karena satelit

tersebut dapat terbakar atau re-enter (masuk kembali) ke atmosfir

bumi akibat tarikan udara (air drag). Alasan yang kedua yaitu teori

ini menguntungkan penerbangan sipil internasional karena pembatasan-

nya berada jauh di atas kemarapuan maksimum suatu pesawat udara yaitu

sekitar 60 kilometer di atas permukaan laut. Sehingga dapat terhind-

ari kemungkinan terjadinya gangguan lalu lintas pesawat udara dengan

kegiatan ruang angkasa. Alasan yang ketiga yaitu teori ini sesuai

dengan keadaan yang sekarang tengah berjalan, sebab sampai sekarang

belum ada negara yang merasa keberatan dengan adanya pesawat ruang

angkasa yang melintasi wilayahnya pada ketinggian di atas 110 kilo­

I.H. Ph. Diederiks-Verschoor, Beberapa Persamaan dan.Perbe- daan Antara Hukum Udara dan Hukum Ruang Angkasa Khusus Dalam__ Bidantf Hukum Perdata Internasional. terjemahan Bambang Iriana D j ., Sinar Grafika, Jakarta, 1991, h, 14-16.

^Marietta Benko, Willem de Graaff dan Gijsbertha C.M. Reij- nen, Space Law in the United Nations. Martinus Nijhoff Publishers, Dordrecht, 1985, h. 127.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 30: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

21

meter (dalam keadaan biasa atau tidak ada kecelakaan tentunya).

Bagi penulis lebih raengena bila dikatakan bahwa ruang udara

adalah suatu tempat bagian dari daerah atmosfir di mana kendaraan

udara yang menggunakan udara sebagai sarana lintasannya dan masih

dapat terbang selama jangka waktu tertentu tanpa bantuan dorongan

dari roket atau yang sejenisnya. Ketinggian maksimum suatu balon

udara sekarang adalah 50 kilometer. Sedangkan untuk ruang angkasa

adalah wilayah atau daerah di mana satelit-satelit dapat berotasi

mengelilingi bumi dalam masa kerjanya menjalankan misi tertentu. Ba­

tas paling bawah agar satelit ini dapat berotasi adalah sekitar

ketinggian 100 kilometer dari permukaan laut. Di bawah ketinggian

ini satelit tersebut akan terkena pengaruh daya tarik udara (air

drag), bebannya akan semakin berat, dan sesuai dengan teori Von

Karman adalah keadaan di mana gaya sentrifugal tidak bisa memperta-

hankan beratnya hingga mendekati nol, semakin lama satelit ini akan

tertarik kembali ke bumi.

Dari sini tampak bahwa ketinggian maksimum ruang udara

adalah 50 kilometer sedangkan ruang udara di mulai minimum dari

ketinggian 100 kilometer, sehingga terdapat ruang setinggi 50 kilom­

eter yang bukan merupakan bagian dari ruang udara maupun ruang

angkasa. Ruang ini disebut sebagai Mesospace di mana pesawat atau

balon udara sudah tidak mampu lagi mempertahankan ketinggiannya dan

satelit pun akan jatuh tertarik bumi. Hingga saat ini belum ada

regime hukum tertentu yang mengatur wilayah mesospace ini.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 31: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

22

B. Peabatasan berdasarkan pendekatan fungsional (Functional Ap­

proach) .

Pendekatan ini mengatakan bahwa pembatasan haruslah didasar-

kan pada jenis dan tujuan kegiatan ruang angkasa yang bersangkutan.

Di sini dibedakan antara kegiatan aeronotik dan astronotik, di mana

dalam kegiatan astronotik harus tunduk pada hukum runag angkasa tan-

pa melihat pada ketinggian berapa kegiatan tersebut dilaksanakan.

Tetapi teori ini dapat membawa komplikasi-komplikasi dalam penera-

pannya, sehingga sampai saat ini belum ada usulan satu pun yang ma-

suk ke Sub Komisi Hukum dalam UNCOPUOS (United Nations Committee on

the Peaceful Uses of Outer Space). 15

2. Pflncamran Lingkungan Riiantf Udara (Air Spaced dan ftiang Amrtrnm

fftiter Soace^

Sampai sejauh ini memang belum ada masalah walaupun belum

dioapai kesepakatan mengenai pembatasan ruang udara dengan ruang

angkasa. Belum ada negara yang merasa keberatan dengan adanya sate-

lit-satelit yang melewati wilayahnya (dalam keadaan aman tentunya).

Mungkin saja hal ini disebabkan karena selama ini satelit-satelit

yang diluncurkan melewati wilayah suatu negara pada ketinggian

ratusan hingga ribuan kilometer, sebab ketinggian benda ruang angka­

sa tidak pernah di bawah 100 - 110 kilometer di atas pennukaan laut.

Sementara ini tempat peluncuran di dunia diteaqpatkan sodemikian rupa

sehingga benda-benda ruang angkasa dapat diluncurkan, kalau tidak

melalui laut bebas atau wilayah negara peluncur itu sendiri, sehing-

15Marietta Benko, Willem de Graaff dan Gijsbertha C.M. Reij- nen, o p . cit.. h. 129.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 32: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

M I L I Ki A a iaN

"UNIYIlKSn A5 AiRLANCXJA'

S U R A B A Y A ! 2

ga biasanya benda-benda tersebut dapat mencapai ketinggian lebih

'dari 110 kilometer sewaktu masih berada di atas laut bebas. Sehing­

ga sewaktu-waktu pesawat ruang angkasa harus kembali ke bumi (re­

entry), negara asing tidak akan dilewati di bawah ketinggian 100

kilometer. Namun hal ini bisa saja berubah di kemudian hari, di mana

kemajuan teknologi semakin canggih. Bila ternyata tempat-tempat pe-

luncuran baru terpaksa dibangun di lokasi yang tidak dimungkinkan di

dekat laut lepas sehingga terpaksa melewati wilayah udara negara

asing, atau terciptanya jenis-jenis pesawat raung angkasa baru di

mana pada waktu berangkat dan kembali harus melewati ruang udara

negara tetangga, yang mana bisa mengakibatkan gangguan pada lalu

lintas penerbangan sipil negara tersebut, keamanan negaranya dan

lain-lain. Ada kemungkinan negara-negara yang wilayahnya dikelilingi

oleh daratan akan mengajukan permohonan right of passage (hak lintas

udara) kepada negara-negara di sekitarnya.

Memang pencemaran udara lebih dapat dipantau dan dirasakan

efeknya daripada pencemaran ruang angkasa. Malah banyak di antara

para ahli kita, baik itu kalangan meraka yang menggunakan sarana

ruang angkasa secara langsung, apalagi yang tidak langsung, menging-

kari adanya ancaman pencemaran lingkungan ruang angkasa14. Namun

ternyata banyak pula para ahli yang telah mulai memikirkan perlin-

dungaan ruang angkasa dari pencemaran yang disebabkan oleh peraakai

bar ana ruang angkasa, yang ironisnya dimaksudkan untuk kepentingan

manusia juga. Sehingga dalam PBB telah terbentuk Sub Legal Committee

(Sub Komisi Hukum) yang bertugas menangani masalah penggunaan ruang

16Wawancara dengan Kepala Wilayah Operasi SKSD PT. Telkom, Jakarta, Agustus 1992.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 33: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

24

angkasa yaitu United Nations Comittee on the Peaceful Uses of Outer

Space (UHOTUOS).

Pencemaran lingkungan ruang angkasa dapat disebabkan oleh

kegiatan di ruang angkasa stricto sensu juga di ruangan dekat bumi.

Sejak pesawat ruang angkasa diluncurkan melalui ruang udara hingga

sarapai di ruang angkasa di mana mereka akan menjalankan misinya, da­

pat terjadi kerusakan, tidak saja pada permukaan bumi tetapi juga di

atmosfir dan bahkan lebih jauh lagi. Dikatakaan demikian dengan ang-

gapan bahwa lingkungan secara keseluruhan terdiri dari sejumlah kom-

ponen-komponen yang saling berkaitan erat, sehingga kerusakan pada

salah satu komponen tersebut akan mempengaruhi komponen lainnya, ba-

ik itu secara langsung maupun tidak. Hal ini menunjukkan bahwa pen­

cemaran lingkungan dapat melebihi batasan-batasan dan dalam hal yang

sama yaitu bahwa batas negara harus diabaikan bila pencemaran udara

mempengaruhi lebih dari satu negara.

Pencemaran lingkungan ruang angkasaa yang mungkin terjadi

diantaranya disebabkan oleh:

a. Pencemaran Langsung

(1) Pen cellar an Stratosfir akibat hasil buangan kendaraan ruang

angkasa (Shittle Vehicle)

Pencemaran bahan-bahan kimia dapat terjadi akibat di-

lepaskannya dengan sengaja gas-gas seperti sodium, barium,

stronthium dan lithium yang diperuntukan penelitian-peneli-

tian ilmiah, atau berasal dari asap pembuangan roket-roket

yang membakar bahan bakarnya guna mendapatkan tenaga. Bahan-

bahan kiraia ini dapat menetap di atmosfir selama berbulan-

bulan dan lama kelamaan akan mengakibatkan perubahan pada

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 34: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

25

lingkungan. Misalnya asap pembuangan roket-roket berupa kar-

bondioksida (CO2) dapat menyebakan efek "rumah kaca" sehing­

ga suhu bumi meningkat; Asap pembuangan Space Shuttle yang

berupa air pada ketinggian 100 - 200 kilometer di atas bumi

dapat raenimbulkan gangguan pada kondisi-kondisi ionosfir,

mengganggu saluran radio komunikasi.

(2) Penceuaran Radio-Active, Biologis dan Kinia

Sejak awalnya para pakar telah merasa prihatin dengan

dilepaskanya bahan-bahan kimia di atmosfir tingkat atas dan

ruang di dekat bumi, tidak saja karena raampu membawa penga-

ruh yang buruk pada penelitian-penelitian, tetapi dapat

mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lingkung­

an.

Pencemaran biologi dapat terjadi dengan terbawanya

mikroorganisma-mikroorganisma atau bakteri-bakteri dari bumi

ke lingkungan ruang angkasa yang berasal dari hasil-hasil

penelitian yang dilakukan di ruang angkasa, atau yang bera­

sal dari lingkungan ruang angkasa (dengan segala perubahan-

nya) dengan masuknya atau kembalinya pesawat atau benda ru­

ang angkasa tersebut dari misinya di ruang angkasa.

Pencemaran radiologi adalah sebagai akibat dari emisi

ge1ombang-gelombang elektromagnatik dan bahan-bahan radioak-

tif. Gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan oleh peman-

car-pemancar radio yang kuat yang terpancar dari stasiun bu­

mi atau pun ruang angkasa memancarkan medan-medan magnet dan

listrik pada permukaan yang luas sehingga dapat mengganggu

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 35: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

26

satelit telekomunikasi atau pemantauan radio astronorai. Yang

paling mencemaskan adalah ketergantungan pada reaktor nuklir

sebagai tenaga bagi satelit untuk mengorbit dan stasiun-

stasiun ruang angkasa di masa mendatang. Satelit-satelit

bertenaga nuklir dapat menyebabkan pencemaran lingkungan

yang berat sewaktu reaktor tersebut re-enter ke atmosfir dan

bagian-bagiannya yang bersifat radioaktif pecah di atas per­

mukaan bumi. Seperti kejadian satelit Uni Sovyet (dahulu),

Cosmos - 954 yang jatuh di Canada pada tahun 1978.

b. Pencenaran Tidak Langsung

(1) Peninggalan Satelit-satelit dan Roket-roket Mati (Space

Debris)

Apa sebenarnya yang diraaksud dengan space debris atau

debu ruang angkasa itu? Menurut Christol akan lebih mudah

untuk mengatakan apa saja yang bukan raerupakan space debris

daripada mengatakan apa yang tergolong sebagai space de­

bris. Alasannya adalah bahwa istilah tersebut tidak ada

definisinya pada suatu aturan hukum yang sah, misalnya

perjanjian internasional tertentu.17

Meraang istilah 'debu' ruang angkasa berkesan sebagai

suatu obyek yang berukuran kecil sekali, sedangkan untuk

yang lebih besar lebih cocok disebut sebagai 'pecahan'.

Dalam skripsi ini, untuk memudahkan, akan digunakan istilah

i7Nicolas Matessco Matte, Environmental. Implications___andResponsibility, dalam Thirty-Second Qolloquium, 1990, h. 490.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 36: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

27

'debu' ruang angkasa, baik untuk partikel yang kecil maupun

yang besar.

United States Space Survaillance Network, yang ditu-

gaskan untuk memantau semua satelit di orbit bumi, menyata-

kan terdapat lebih dari 7000 obyek yang tercatat dan cukup

besar sehingga dapat dipantau oleh radar bumi atau oleh

teleskop optik yang sangat sensitif. Namun hanya 5% dari

satelit ini yang beroperasi, selebihnya terdiri dari badan-

badan roket 14%, debu operasional 13%, muatan-muatan (pay­

loads) yang mati 20%, dan debu-debu yang berasal dari peca-

1Bhan-pecahan satelit sebanyak 48%. Jaringan ini hanya dapat

memantau obyek. berdiaiueter lebih besar dari 10 centimeter

pada ketinggian sekitar 1000 kilometer, atau diameter 4

centimeter pada ketinggian 400 kilometer. Debu-debu yang

berukuran lebih kecil tidak dapat dipantau. Diperkirakan ada

sekitar 20.000 - 70.000 ob-yek yang tidak terpantau.

Ada berbagai macam sumber debu ruang angkasa. Yang

pertama, debu dapat terjadi akibat di-tinggalkannya bagian-

bagian dari roket dan muatan pesawat ruang angkasa (pay­

loads) yang diluncurkannya ke ruang angkasa. Namun pada

umumnya debu ruang angkasa terjadi dari ledakan-ledakan dan

pecahan-pecahan pesawat ruang angkasa, yang seringkali aki­

bat kegagalan sistem tenaga pendorong atau sebab lainnya.

Ada pula ledaksn yang memang disengaja.

1SNicholas L. Johnson, loc. cit

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 37: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

28

Ada lagi sumber utama terjadinya debu ruang angkasa

yaitu saling bertabrakannya obyek-obyek ruang angkasa yang

sedang berorbit. Kecepatan rata-rata antara dua obyek di or­

bit adalah sekitar 10 kilometer per detik. Sehingga dalam

kecepatan ini benturan antara obyek yang sekecil apapun de­

ngan pesawat ruang angkasa dapat menimbulkan kerusakan yang

sangat serius. Contoh kejadiannya adalah tabrakan yang

terjadi pada Space Shuttle di tahun 1983, yaitu sewaktu

pesawat tersebut sedang mengorbit bumi, awak pesawatnya

mendeteksi sebuah lekukan di jendela luarnya yang diameter-

nya kurang lebih 5 milimeter yang mana raerupakan akibat dari

benturan dengan pecahan cat dari pecahan obyek lainnya yang

berdiameter 0,2 milimeter. Selain itu terdapat kejadian

lainnya yang diakibatkan oleh debu ruang angkasa, yaitu di

mana suatu kotak elektronik dari satelit Amerika Solar-Max

yang diambil oleh penerbangan shuttle menunjukkan terdapat

160 lubang yang disebabkan oleh pecahan cat. Kemudian Sate­

lit Uni Sovyet Cosmos-954 dan Cosmos-1275 yang rusak akibat

debu ruang angkasa. Tambahan lagi sel-sel surya dari ESA-

Geos-2 dan satelit balon milik Amerika Serikat, PAGEOS,

merupakan korban tabrakan dengan debu ruang angkasa.19

Ada tiga kemungkinan terjadinya tabrakan, antara dua

satelit yang masing-masing masih berfungsi, antara satelit

dengan suatu obyek yang ti-dak berfungsi (yang terpantau),

dan antara satelit dengan suatu obyek yang tidak terpantau.

Nicolas Mateesco Matte, loc. cit19

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 38: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

29

Satelit-satelit di orbit geostasioner berkedudukan di

antara 0,1° dari garis bujurnya. Namun kadangkala terdapat

lebih dari satu satelit pada bujur yang sama, sehingga

tinggal tergantung pada masing-masing pemandu untuk meng-

koordinasikan satelitnya agar tidak terjadi tabrakan. Sampai

sekarang belum ada peraturan khusus yang mengatur tentang

hal ini.

Debu ruang angkasa telah menjadi perhatian pakar-

pakar ilmu pengetahuan dan hukum, terutama karena keberada-

annya menimbulkan efek-efek yang sangat merugikan. Debu ter­

sebut dapat masuk kembali ke atmosfir dan jatuh di daratan

atau di laut, menimbulkan kerusakan terutama apabila mence-

mari daerah berpenghuni. Selain itu tabrakan dengan pesawat

ruang angkasa dapat menimbulkan kehilangan nyawa manusia

maupun kerugian secara ekonomis. Juga para pengamat astrono-

mi, dalam hasil pengamatannya terhadap benda ruang angkasa,

seringkali terganggu pandangannya oleh obyek-obyek yang se-

bagian besar pada dasarnya adalah buatan manusia juga.

Karena sifat atmosfir yang cenderung untuk menghan-

curkan segala sesuatu yang kembali atau masuk, maka hal ini

secara tidak langsung akan membersihkan lingkungan di daerah

dekat bumi. Namun hal ini tidak terjadi di orbit tingkat

atas seperti di orbit geostasioner, yang luasnya terbatas,

di mana raerupakan tempat khusus/penting untuk telekomunika-

si. Obyek-obyek atau satelit yang diluncurkan ke daerah ini

bila sudah habis masanya tidak akan hancur tetapi akan tetap

pada posisinya selamanya.“Sehingga daerah ini makin lama

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 39: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

akan semakin penuh dan kemungkinan terjadinya benturan atau

tabrakan akan semakin besar pula. Saat ini untuk menghindari

over crowded di ruang angkasa, International Telecomunica-

tion Union (ITU) mewajibkan setiap negara peluncur untuk

memprogram satelitnya agar menyisihkan bahan bakar yang

cukup, pada akhir masa kerja satelit, sebagai tenaga untuk

mendorong dirinya keluar orbitnya hingga sejauh mungkin.

Walau demikian ini hanya sebagai jalan keluar sementara saja

sebab belum ada pemecahan terhadap debu ruang angkasa yang

telah lebih dahulu berada di lokasi tersebut. Anehnya sudah

ada ketentuan semacsm ini masih ada saja negara peluncur

yang tidak mentaatinya. Negara-negara semacam inilah yang

mengotori ruang angkasa dengan debu ruang angkasa. Ironisnya

kadangkala justru merugikan dirinya sendiri.

(2) Pencemaran Spektrun Radiasi Elektrooagnetik oleh Satelit

Transmisi-transmisi ini dapat mengganggu gelombang-

gelombang penerima frekuensi yang digunakan oleh peralatan

yang sensitif seperti teleskop radio dalam penelitian. Ka-

rena terbatasnya lebar gelombang radio yang bisa diperguna-

kan, maka para pemakai benar-benar harus berlomba untuk

terlebih dahulu menempati gelombang tertentu. Kadangkala hal

ini bisa menuju ke seenaknya sendiri, tanpa konsultasi antar

pemakai atau dengan bad an yang ditugasi untuk mengatumya,

dalam hal ini ITU (International Telecommunication Union)

dan IUCAF (Inter Union Commission on the Allocation of

Frequencies), untuk membagi dan menentukan di mana lokasi

yang dapat dipergunakan oleh pemakai.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 40: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

31

3. Pftrkftthmman Peraturan Hnkim Intemaaional Tmtantf Pmnfflarm

Rnnnif Antfkaaa

Selama ini belum ada perjanjian internasional yang khusus

mengatur tentang perlindungan hukum lingkungan ruang angkasa. Ia

masih terpecah-pecah dalam pasal-pasal beberapa perjanjian. Ia ter-

tinggal dari kemajuan teknologi astronotika. Namun aturan-aturan

umum yang terkandung dalam perjanjian-perjanjian tersebut kadang ka-

la dapat diterapkan untuk masalah lingkungan ruang angkasa. Perlin­

dungan hukum lingkungan ruang angkasa merupakan masalah dunia se­

hingga memerlukan pendekatan dunia pula terhadap pengaturannya.

Pendekatan ini harus mengandung keseimbangan antara kebebasan indi-

vidu untuk beraktivitas di ruang angkasa dengan segala pembatasannya

dalam usaha untuk melindungi keinginan dan hak setiap negara.

Komisi dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani ten-

tang aktivitas manusia di ruang angkasa adalah UNCOPUOS (United

Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space). Terdapat

keunikan tersendiri dari komisi ini, yaitu bahwa dalam mengambil

keputusannya, ia menganut asas konsensus atau kesepakatan bersama.

Tidak dikenal adanya pemungutan suara. Sehingga para delegasi yang

berunding tentang suatu masalah tertentu, akan terus berunding hing­

ga tercapai suatu kesepakatan bersama. Kelemahan dari asas ini yaitu

dalam mencapai suatu keputusan akan memakan banyak waktu, sedangkan

kelebihannya yaitu karena keputusan yang dicapai merupakan suatu ke­

sepakatan bersama maka merupakan tanggung jawab bersama pula untuk

menegakkan pertaurannya.

Sejarah perkembangan hukum internasional yang menyangkut

penggunaan ruang angkasa secara damai bermula pada tahun 1959, di

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 41: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

32

mana sub komisi bidang hukum dalam UNCOPUOS menetapkan sebuah kelom-

pok kerja dengan tugas khusus yaitu membuat rancangan Outer Space

Treaty 1967. Hasil rundingan kelompok kerja ini yang pertama yaitu

Resolusi PBB 1962, yang pada tanggal 13 Desember 1963 mencetuskan

Declaration of Legal Principles Governing Activities of States in

the Exploration and Use of Outer Space, yang merupakan dasar Outer

Space Treaty 1967. Resolusi ini diikuti oleh Resolusi PBB 1963 ten-

tang International Cooperation in the Peaceful Uses of Outer Space.

Kemudian muncul Resolusi PBB 1884 tanggal 17 Oktober 1963, yang me­

rupakan hasil dari pembahasan masalah Question of General and Com­

plete Disamanent. Resolusi ini lebih dikenal sebagai Treaty Banning

Nuclear Weapon Tests in the Atnosphere, in Outer Space and Under

Water (selanjutnya disebut Test Ban Treaty). Retiga resolusi inilah

yang mendasari terbentuknya Outer Space Treaty 1967.M

Pasal-pasal dalam Outer Space Treaty 1967 kemudian menjadi

dasar dalam memecahkan permasalahan yang disebabkan oleh kemajuan

teknologi ruang angkasa. Sebagai hasil yang pertama, yaitu atas da­

sar pasal III, V, dan XIII Outer Space Treaty 1967 pada tanggal 3

Desember 1968 ditandatangani the United Nations Agreenent on the

Rescue of Astronauts, the Return of Astronauts and the Return of

Objects Launched into Oiter Space (Rescue Agreement). Kemudian atas

dasar pasal VI, VII, dan VIII Outer Space Treaty 1967 ditetapkan

Convention on International Liability for Damage Caused by the

Launching of Objects into Outer Space (selanjutnya disebut Liability

OAGijsbertha Cornelia Maria Reijnen, o p . cit.. h, 28*

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 42: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

Convention )pada tanggal 29 Maret 1072.21.

Setelah itu pada tanggal 12 November 1974, Majelis Umum

Perserikatan Bangsa-Bangsa menerima dalam sidangnya, Convention on

Registration of Objects Launched into Outer Space yang kemudian

22mulai berlaku tanggal 15 September 1975. Ada lagi perjanjian inter-

nasional yang ditandata-ngani pada tanggal 14 Desember 1979, namun

baru berlaku tanggal 11 Juli 1984, yaitu Agreenent Concerning the

Activities of States on the Moon and Other Celestial Bodies (Moon

Treaty). Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1977 terdapat Convention on

the Prohibition of Military or Any Other Hostile Use of Environmen­

tal Modification Techniques, serta the International Telecowinica'-

tion Convention.

Dari sekian banyak perjanjian internasional yang terbentuk

tidak satupun yang mengandung pasal khusus tentang pencemaran akibat

penggunaan ruang angkasa secara damai. Yang ada hanyalah negara di-

anjurkan untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap bumi dan bu-

kanlah terhadap lingkungan runag angkasa, hal ini terdapat pada pa­

sal 9 Outer Space Treaty 1967. Kebanyakan yang baru terpikirkan ada­

lah untuk menghindari pencemaran pada lingkungan bumi sedangkan un­

tuk lingkugan runag angkasa tidak.

33

21ibid, h. 29-30.

“ibid, h. 31.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 43: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

34

4. Aturan Hukum Tntgmasional yang Menyangkut P e r lindungan I.imrtmn-

gan Ruang Angkasa

Hukum internasional secara umum mengandung beberapa norma

yang dapat diterapkan pada peraturan hukum ruang angkasa, khususnya

untuk masalah ekologi. Hal ini dimungkinkan karena kebebasan untuk

melaksanakan kegiatan di ruang angkasa adalah tidak absolut. Seperti

yang tercantum dalam pasal 1 Space Treaty : " Outer Space including

the Moon and other celestial bodies, shall be free for exploration

and use by all States without discrimination of all kind ... and

there shall be free access to all areas of the celestial bodies "23.

Dan ternyata pasal 1 ini secara eksplisit menyatakan bahwa kebebasan

ini diterapkan atas dasar persamaan dan sesuai dengan hukum interna­

sional yaitu dengan maksud damai. Ketentuan ini juga didukung oleh

pasal 3 Space Treaty :

States Parties to the Treaty shall carry on activities in the exploration and use of outer space, including the noon and other celestial bodies, in accordance with international law, including the Charter of the United Nations, in the interest of naintaining international peace and security and pronoting international co-operation and understanding .

Oleh sebab itu, jika hukum internasional secara umura menye-

diakan norma yang menyangkut perlindungan lingkungan ruang angkasa,

maka norma-norma demikisn akan dapat diterapkan dan akan membatasi

kebebasan negara dalam menggunakan dan mengeksplorasi ruang angkasa.

Banyak perjanjian internasional yang menyangkut tentang masalah

23United Nations Publications, loc. cit

21 ibid.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 44: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

35

lingkungan, tetapi mereka hanya menyinggung masalah-masalah tertentu

saja, sehingga tidak bisa disirapulkan menjadi suatu aturan umura.

a. Hukum Kebiasaan Intemasional

Dalam hukum kebiasaan intemasional terdapat suatu norma/

aturan yang bisa dianggap telah diterima, yang mana menurut atur­

an ini para negara berkewajiban untuk raencegah kerusakan yang

serius terhadap lingkungan di luar yurisdiksi nasionalnya terma-

suk di dalamnya ruang angkasa. Dari aturan ini dapat diperoleh

suatu kewajiban bagi negara-negara untuk menggunakan lingkungan

alamiahnya, termasuk ruang angkasa secara merata sedemikian rupa

tiap negara mempunyai kesempatan yang sama. Prinsip persamaan ke­

daulatan negara yang penting ini dirumuskan dalam pasal 2 ayat 1

Piagam PBB.25

Dari sini tampak bahwa hukum kebiasaan international dan

Piagam PBB dapat berfungsi sebagai dasar hukum yang paling luas

untuk menetapkan kewajiban-kewajiban negara dalam kaitannya

dengan perlindungan lingkungan dari pengaruh-pengaruh buruk

kegiatan di ruang angkasa.

b Perjanjian Intemasional

Terdapat beberapa perjanjian intemasional yang menyangkut

kegiatan eksplorasi dan eksploitasi ruang angkasa. Namun yang

khusus mengatur tentang pencemaran lingkungan ruang angkasa belum

ada. Dalam perjanjian-perjanjian tersebut hanya mengandung bebe-

25Emil Konstantinov, The Outer Space Environment And Its Legal Protection, dalam Thirty-Second Qolloquium, h. 100.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 45: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

36

rapa pasal saja yang mengatumya, kadangkala itupun secara im-

plisit.

Perjanjian-perjanjian itu di antaranya adalah seperti yang

telah disebut di atas yaitu :

1. Outer Space Treaty 1967

2. Moon Treaty

3. Rescue Agreement

4. Liability Convention

5. Registration Convention

6. Test Ban Treaty

7. International Telecomunication Union Convention

8. ENMOD Convention

Suatu treaty atau perjanjian internasional akan raempunyai

kekuatan mengikat suatu negara bilamana negara tersebut telah me-

ratifikasi treaty tersebut dan telah diundangkan di negara terse­

but. Pada waktu penandatanganan treaty, ditentukan jumlah minimum

negara yang harus telah meratifikasi treaty tersebut sehingga da­

pat mengikat seluruh negara walaupun yang belum meratifikasi atau

mengundangkannya di negaranya. Contohnya Outer Space Treaty 1967.

Dari uraian bab II ini jelas kiranya bahwa aturan hukum

yang melindungi lingkungan ruang angkasa dan negara pengeksplora-

si serta pengeksploitasi terhadap pencemaran lingkungan ruang

angkasa masih sangat minim dan terpecah-pecah dalam beberapa per-

janjian internasional yang sudah ada, khususnya berpedoman pada

ketentuan-ketentuan Outer Space Treaty 1967 yang memang hanya

mengatur masalah-masalah umum saja.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 46: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

BAB III

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM INTERNASIOHAL YANG MENYANGKUT PERLINDUNGAN LINGKUNGAN RUANG ANGKASA

Peraturan hukum intemasional, yang terdapat dalam perjan-

jian-perjanjian intemasional, yang mengatur, baik itu secara lang­

sung atau tidak, mengenai perlindungan lingkungan ruang angkasa ser­

ta negara dari bahaya pencemaran lingkungan ruang angkasa masih se-

dikit dan terpisah-pisah dalam beberapa perjanjian intemasional.

Berikut ini saya akan berusaha untuk mengupas satu persatu perjanji­

an intemasional tersebut.

1. Peraturan Hiikrnn Intem asional vantf Hendaaari Peraturan-Peratura

yang-Maiyangkut Ruang Angkasa

Treaty on Principles Gonveming the Activities of States in

the Exploration and Use of Outer Space, Including the Moon and Other

Celestial Bodies (Outer Space Treaty 1967) dapat dianggap sebagai

Magna Carta hukum ruang angkasa yang menetapkan prinsip-prinsip

dasar yang kemudian dapat diperluas sesuai kebutuhan.

Peraturan utama yang menyangkut perlindungan ruang angkasa

adalah pasal 9 :

In the exploration of and use outer space, State Parties to the Treaty shall be guided by the principle of co-operation and mutual assitance and shall conduct all their activities in outer space, including the moon and other celestial bodies, with due regard to the corresponding interest of all States Parties to the Treaty. State Parties to the Treaty shall persue studies of outer space, including the moon and other celestial bodies, and conduct exploration of them as to avoid harmful contamination and also adverse changes in the environ­mental of the earth resulting from the introduction of extra terrestrial matter and, where necessary, shall adopt appropri­ate measures for this purpose . If a State Party to the Treaty has reason to believe that an activity or experiment planned

37

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 47: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

38

by it or its nationals in outer space, including the moon and other celestial bodies would cause potentially harmful inter­ference with activities of other State Parties in the peaceful exploration and use of outer space, including the moon and other celestial bodies it shall undertake appropriate interna­tional consultation before proceeding with any such activity or experiment. A State Party to the Treaty which have reason to believe that an activity or experiment planned by another State Party in outer space, including the moon and other celestial bodies, would cause potentially harmful interference with activities in the peaceful exploration and use of outer space, including the moon and other celestial bodies, jnay request consultation concerning the activity or experiment.

Pada dasarnya pasal ini hanya menekankan pada tiga hal yaitu

melaksanakan kegiatan di ruang angkasa dengan memperhatikan kepen-

tingan negara peserta lainnya; mengadakan penelitian dan eksplorasi

ruang angkasa sedemikian rupa tidak mencemari lingkungan bumi yang

dapat mengakibatkan perubahan di bumi; serta mengadakan konsultasi

dengan badan yang berwenang bila raereka percaya bahwa kegiatan di

ruang angkasa dapat menimbulkan pencemaran.

Kelemahan dari pasal ini adalah bahwa ia hanya menekankan

pada negara peserta perjanjian, sedangkan bagi negara bukan peserta

seakan-akan tidak ada kewajiban untuk menjaga lingkungan ruang ang­

kasa. Selain itu hanya mencegah pencemaran di bumi tanpa memperhati­

kan lingkungan ruang angkasa. Padahal bila terjadi pencemaran di

ruang angkasa dapat menghambat proses pengeksplorasi dan pengeks-

ploitasian tersebut.

United Rations Publication, o p, oit^, h. 6.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 48: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

39

2. Peraturan Hnkiin Intem agicnal Lainnya yang Mentfatur tentanrf Limt-

kuntfan Ruantf Antfkaaa

a. Agreement on the Rescue of Astronauts, the Return of Astro­

nauts, and the Return of Objects Launched into Outer Space

(Rescue Agreement).

Walaupun tidak secara langsung berkaitan dengan masalah per­

lindungan lingkungan ruang angkasa, namun kalau dilihat dari

tujuan perjanjian ini adalah untuk memberikan bantuan kepada

para astronot yang dalam kesulitan dan untuk menyediakan fasi-

litas untuk mendapatkan kembali benda ruang angkasa yang ja-

tuh. Dapat dilihat dari pasal 5, yaitu mengandung prinsip-

prinsip bahwa suatu negara yang merasa terancam oleh benda

rusng angkasa yang berada di yurisdiksinya dapat melakukan

tindakan-tindakan preventif yaitu menyingkirkan benda tersebut

77dengan bantuan negara peluncurnya.

Jelas perjanjian ini tidak menyinggung sama sekali seandainya

obyek ruang angkasa tersebut mengancam lingkungan ruang angka­

sa, apakah suatu negara yang mengetahuinya berhak untuk me-

nyingkir kannya.

b. Agreement Governing the Activities of States on the Moon and

Other Celestial Bodies (Moon Treaty)

Di dalam Moon Treaty, pasal yang menyangkut tentang perlindun­

gan ruang angkasa adalah pasal 7:

27Ihid. h. 30.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 49: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

40

1. In exploring and using the moon, States Parties shall take measures to prevent the disruption of the existing balance of its environment, whether by introducing adverse changes in that environment, by its harmful contamination through the introduction of extra-environmental matter or other­wise. State Parties shall also take measures to avoid harmfully affecting the environment of the earth through the introduction of extraterrestrial matter or otherwise.

2. States Parties shall inform the Secretary-General of the United Nations of the measures being adopted by them in accordance with paragraph 1 of this article and shall also, to the maximum extent feasible, notify him in ad­vance of all placements by them of radioactive materials on the moon and of the purposes of such placements.

3. States Parties shall report to other States Parties and to the Secretary-General concerning areas of the moon having special interest in order that, without prejudice to the rights of other States Parties, consideration may be given to the designation of such areas as international scien­tific preserves for which special protective arrangements are to be agreed upon in conpjltation with the competent bodies of the United Nations .

Menurut pasal 7 perjanjian ini mewajibksn setiap negara peser­

ta agar mengambil tindakan-tindakan untuk mencegah dengan ter-

jadinya kekacauan pada keseimbangan lingkungan bulan dan benda

angkasa lainnya; mencegah dengan membawa perubahan-perubahan

yang parah, dengan pencemaran berat, dan sebaliknya; akibat-

akibat buruk pada lingkungan bumi melalui masuknya benda luar

atau sebaliknya; memberitahu Perserikatan Bangsa-Bangsa ten­

tang cara-cara yang telah diterima untuk mencegah kerusakan

lingkungan bulan dan benda angkasa lainnya serta bumi serta

rencana untuk menempatkan bahan-bahan radioaktif di bulan. Pa­

sal 7 ini tnelengkapi pasal 9 Outer Space Treaty 1967. Dalam

pasal 7, yang menjadi kewajiban utama adalah pencegahan terja

28 ibid.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 50: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

41

dinya kekacauan pada keseimbangan lingkungan bulan dan benda

angkasa lainnya dan harus dihindarinya perubahan-perubahan

yang parah, dengan pencemaran berat, dan bentuk perubahan

lainnya. ^Namun sayangnya pasal 7 ini tidak menjelaskan apa

yang dimaksud dengan 'harmful contamination', 'adverse

changes', 'disruption', dan 'harmfully affecting' yang terda-

pat pada ayat 1. Serta ia hanya mencakup sebagian saja dari

lingkungan ruang angkasa yaitu bulan beserta orbitnya, linta-

san ke atau darinya serta benda angkasa lainnya, ia meninggal-

kan bagian lain dari lingkungan ruang angkasa yang tidak

tercakup pasal ini.

Walaupun tujuan Moon Treaty gtdalah melengkapi Outer Space

Treaty 1967, namun masih ada bagian-bagian yang belum terjang-

kau, lagipula pengaruhnya pun akan sedikit karena baru tujuh

negara yang meratifikasinya.

c. Convention on Intematioanl Liability for Danaged Caused by

Space Objects (Liability Convention)

Konvensi in secara tegas mewajibkan setiap negara peluncur,

secara mutlak, untuk mengganti rugi atas kerusakan yang dise-

babkan oleh benda ruang angkasanya terhadap bumi atau pesawat

udaranya yang sedang terbang hal ini tampak dalam pasal 2 yang

menyatakan :

A launching State shall be absolutely liable to pay compensa­

tion for damage caused by its space objects on the surface of

29the earth or to aircraft in flight .

^Ihid, h. 14.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 51: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

42

la juga menutup kerugian yang disebabkan karena tabrakan de­

ngan benda ruang angkasa di mana kesalahan ada di pihak benda

milik negara peluncur, sesuai dengan pasal 3 :

In the event of damage being caused elsewhere than on the surface of the earth to a space object of one launching State or to persons or property on board such a space object by a space object of another launching State, the latter shall be liable only if the damage is due to its fault or the fault of persons for whom it is responsible .

Pemberian bantuan ke negara yang sedang menghadapi bahaya yang

mengancara sejumlah besar nyawa rakyatnya sebagai akibat dari

kerusakan yang disebabkan oleh benda ruang angkasanya (pasal

21) :

If the damage caused by a space object presents a large- scale danger to human life or seriously interferes with the living conditions of the population or the functioning of vital centres, the State Parties, and in particular the launching State, shall examine the possibility of render­ing appropriate and rapid assistance to the State which have suffered the damage, when it so requests. However, nothing in this article shall affect the rights or obliga­tions of the State Parties under this Convention .

Namun konvensi ini tidak mengatakan bahwa suatu negara wajib

bertanggungjawab atas pencemaran yang ditimbulkan pada ling­

kungan ruang angkasa, sebab tujuannya hanyalah kerusakan fisik

saja. Juga konvensi ini tidak raenyinggung kerusakan yang

diakibatkan oleh space debris.

d. Convent ion on Registration o f Objects Launched into Outer

Space (Registration Convention)

Konvensi ini hanya raewajibkan suatu negara untuk raendaftarkan

^ Ibid. h. 15.

31 Ibid. h. 19.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 52: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

43

benda ruang angkasanya secara utuh pada waktu diluncurkan.

Tentu saja ini tidak mencakup space debris yang merupakan

pecahan dari benda ruang angkasa ini (pasal 3).

Terhadap konvensi ini bisa dimohonkan suatu amandemen yang

mewajibkan suatu negara untuk melaporkan benda ruang angkasa­

nya yang pecah, lokasi dan waktu pecahnya yang tepat, serta

perkiraan sampai berapa jumlah pecahan yang mungkin terjadi.

Hal ini akan sangat menolong dalam perlindungan lingkungan ru­

ang angkasa dan untuk pencegahan terhadap tabrakan di kemudian

hari.

e. Treaty Banning Nuclear Weapons in the Atnosphere, in Outer

Space, and Under Water (Test Ban Treaty).

Meraang perjanjian ini melarang negara peserta untuk mengadakan

peledakan nuklir di atmosfir, ruang angkasa, dan di bawah laut

dengan tujuan untuk menghindari pencemaran nuklir. Namun efek-

tivitasnya terbatas sebab negara-negara seperti Cina, Prancis

dan India bukan merupakan peserta sedangkan mereka melakukan

kegiatan yang dapat menyebabkan pencemaran nuklir ini.

f . International Telecooinication Union Convention

Pada pasal 35 menetapkan bahwa harus dihindarinya gangguan

yang merugikan dalam penggunaan spektrum radio dan terdapat

dua cara untuk melakukannya yaitu yang pertama adalah pemberi-

tahuan dan pendaftaran frekuensi-frekuensi yang digunakannya

di Master Register of the International Frequency Registra­

tion Board, sedang yang kedua adalah melalui koordinasi dan

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 53: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

konperensi-konperensi32.

Dari pasal 33 ayat 2 tampak bahwa ITU juga mengkhawatirkan

penuh sesaknya orbit geostasioner (GSO) oleh satelit-satelit

yang sudah mati dan yang masih berfungsi. Pasal ini menyatakan

bahwa GSO adalah merupakan 'sumber alam yang terbatas' yang

harus dipergunakan secara efisien dan ekonomis. Negara atau

kelompok negara boleh raenggunakannya, tetapi harus memperhati-

kan kebutuhan negara-negara berkembang dan kedudukan geografis

negara-negara tertentu33.

Dari sekian banyak aturan dalam perjanjian-perjanjian intema­

sional yang ada tidak ada satu pun yang khusus mengatur ten-

tang kewajiban negara untuk menjaga lingkungan ruang angkasa

dari pencemaran yang mungkin terjadi akibat penggunaan ruang

angkasa oleh negara-negara. Selain itu juga belum banyak atur­

an tentang perlindungan negara akibat opencemaran tersebut wa-

laupun ada sedikit di Liability Convention, namun itupun tidak

terhadap pencemaran yang disebabkan oleh suatu negara terten­

tu.

g. Convention on the Prohibition of Military or Any Other Hostile

Use of Environment Modification Techniques (ENMOD Convention)

Pasal 1 konvensi ini melarang "military or any other hostile

use of enviromental modifications techniques having wide-

44

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Telekomunikasi Sedunia, Konvensi Telekomunikasi Intemasional Nairobi 1982. Jeneva, h. 19.

sIhid, h. 18.

32

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 54: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

45

spread long lasting or severe effects". Kiranya hanya konvensi

ini yang secara tegas melarang tindakan yang dapat menyebabkan

terjadinya perubahan pada lingkungan ruang angkasa. Dan dalam

pasal 5 dimungkinkan dibentuknya 'Consultative Comittee' yang

terdiri dari para ahli untuk memberikan pengertian ataa defi-

nisi tentang istilah-istilah seperti 'widespread', 'long

lasting', 'severe', dan lain-lain yang sangat berguna dalam

penyelesaian masalah penting ini3*.

Dari sekian perjanjian yang ada sedikit sekali yang menying-

gung kekhawatiran kita akan pencemaran yang dapat terjadi di ruang

angkasa akibat kegiatan manusia di ruang angkasa secara damai demi

kemajuan pengetahuan manusia akan ruang angkasa beserta segala po-

tensinya. Sementara ini perjanjian yang ada hanya memikirkan dampak

kegiatan ruang angkasa bagi lingkungan bumi saja, padahal kalau di-

telaah lebih lanjut rusaknya lingkungan ruang angkasa dapat berpe-

ngaruh terhadap lingkungan bumi cepat atau lambat.

^Charles Chukwuma Okolie, Internasional Law Principes for the Protection of Outer Space, dalam Thirty-Second Colloquium, h. 124.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 55: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

BAB IV

P E H U T U P

1 . KesiiBulan

a. Prinsip yang terkandung dalam pasal 1 Outer Space Treaty 1967

menyatakan bahwa ruang angkasa, bulan dan benda ruang angkasa

lainnya bebas untuk digun akan dan dieksplorasi oleh setiap ne­

gara, dibatasi oleh prinsip intemasional lainnya yaitu kerja

sama intemasional dalam kegiatan ruang angkasa dan perlin­

dungan terhadap lingkungan bumi dan ruang angkasa. Hal-hal

inilah yang menjadi dasar kalau kita hendak menghilangkan ben-

tuk-bentuk pencemaran yang mempengaruhi ruang angkasa.

b. Belum ada perjanjian intemasional yang khusus raengatur ten-

tang perlindungan terhadap lingkungan ruang angkasa dari pen­

cemaran yang terjadi akibat kegiatan manusia secara damai. Ha­

nya ada satu konvensi yang raendekati pengaturannya yaitu ENMOD

Convention (Convention on the Prohibition of Military or Any

Other Hostile Use of Environmental Modification Techniques)

pasal 1 melarang penggunaan ruang angkasa untuk kepentingan

militer dan teknik-teknik memodifikasi lingkungan. Negara-

negara dilarang raanggunakan senjata atau cara lainnya yang da­

pat mengakibatkan perubahan pada lingkungan.

2. Saran

a. Bila menyangkut pencemaran lingkungan ruang angkasa perlu un­

tuk ditegaskan tentang hal-hal yaitu pertama, pengenalan ten-

tang pengaruh buruk spa saja yang akan terjadi akibat jenis-

jenis kegiatan manusia di ruang angkasa; kedua, memilih tin-

46

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 56: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

47

dakan pencegahan apa saja yang perlu dilakukan un-tuk mengatur

kegiatan berbahaya tersebut baik itu dengan cara pelarangan

sama sekali kegiatan yang bersangkutan atau menetapkan; keti-

ga, setelah terjadi pencemaran perlu ditetapkan tindakan-

tindakan perbaikan; dan keempat perlu ditetapkannya aturan

pertanggungjawaban bagi pelaku (yang salah).

b. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang pencemaran ling­

kungan ruang angkasa dan segala akibat hukumnya bagi negara-

negara. Terutama perlu adanya amandemen terhadap Liability

Convention dan Registration Convention atau suatu perjanjian

internasional yang sama sekali baru yang khusus mengatur ten­

tang hal perlindungan lingkungan ruang angkasa beserta sanksi-

nya. Hal ini tentu saja tidak bisa lepas dari pengaruh politik

internasional yang kadang kala lebih menonjol dalam penyele-

saian sengketa internasional.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 57: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

DAFTAR BACAAN

American Institute of Aeronautics and Astronautics, Proceedings nf the Thirty-Second Colloquium on the Law of tkiter Snaca. Wash­ington, 1890.

Benko, Marietta, Willem de Graaff dan Gijsbertha Reijnen, Spaca Law in the United Rations. Martinus Nijhshoff Publishers, Dor­drecht, 1985.

Black, Henry Campbell, Black's Lag Dictionary. West Publishing Co., Minnesota, 1990.

Christol, Carl Q., The Modem International T^m of Outers Space, Pergamon Press, New York, 1992.

Diederiks-Verschoor, I.H., Beberapa Pe r M w a n dan Perbedaan Antara Hukum Udara dan Hukum Ruang Angkasa Khusug Dalam Bidang Hukun Perdata Intemasicfial. Sinar Grafika, Jakarta, 1991.

Office of Public Information, Charter of the United Hations and Statute of the International Court of Justice. United Nations, New York.

Poerwadanninta, W.J.S., Kw— ig linn Rahaaa Indonesia. PN Balai Pusta- ka, Jakarta, 1976.

Priyatna Abdurrasyid, Kedaalatan Hetfara di Riiang Udara. Pusat Pene- litian Hukum Angkasa, Jakarta, 1973.

-> Pflngnntnr Hukinn Ruang Angkasa dan Space Treaty 1967. BPHN, Binacipta, Jakarta, 1977.

Reijnen, Gijsbertha C. M., Leflal A m ecta of Qiter Space, Drukkerij Elinkwijk bv., Utrecht.

Sekretaris Jendral Perhimpunan Telekomunikasi Sedunia, Kmvfgmi Tftlftkn— mikaai Tntemaaicnal Nairobi 1982. Jeneva, 1982

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 58: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

Shaw, Malcolm N., In te rn a tional Law. Grotius Publications Ltd., Cambridge, 1986

Starke, J. G., Tntmdiifttlon to International Law. Butterworths, London, 1984

Suyudi, Suyud Harsoyo, Maaalah Ratag Rnancf Udara dan Rnanff Antfkaga LAP AN, Jakarta, 1988.

PfinfiflmrflTi Lingkungan Antariksa dan Daipalmya Bagi Wahana Antariksa Serta Permsalahnn Hnkimnyn, LAP AN, Jakarta, 1989.

United Nation Publications, The United Nations Treaties on Outer Soace. New York, 1984

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 59: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

i hfi

Unite

d Na

tion

s T

reat

ies

on

Out

er

Sp

ace

ulr:lI-*/.c.'lu

o »•.

:d N

ati

on

sY

ork

. 19

84

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 60: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

■s 3 | I s S 5 8t i l l

w A£-3 y O W

■s

§0)

8 2 £ 2 « S &

i i i ^ r - iI p §o " i 8 5

l l l fSfl l lh 2 ClwTJ v,

I l l l s l l !a</>t*ioc

5-5 or;■ S I 5 1

g r 3 g | - s ? l

S I * M 5 sI l S r . S l I? I ? 3.8 4?inP w ^ c "o

l i i l l f i i . H S l i K ”S J h c c S

° m c „ ^S3

$ ( E s s - g i i s i t It 3£&£82.13

5>J2ra-o'| S g g• s is §

I* ’ iS M

8

I I I !t i l l j s .tt» i &■g c I - -i s ' S i sR S .S c o

35.H' I

I all aof g S1£ . 2 5 . 9

l i n t I

slgSti

s I £ I g•2 E R « I

S c 22 -2 o « £.2 v> S T5 •=* i f & !o (I ll)S

•S •*> <0 g8 ™g Ssi fi *” y « $ 5 s0 Q> "e t* ■ w c: c .fc9 > $ tj s5 8‘ 8 fi■* $ o s0 *» c< U » 0 )Si S ” k

o c jg o. o o ii1 8.-Dv*£ IS0 *1 « ? 7 ^S l o J , ^ci. Q> 4> c« S’8S1 S “5

? « $ h 5

o S . ? § r uj uj c o

M e l ?

o 5“, gt= s 5;2° S g /« o e - S ijC c w

M ld i g1? ^b ^ o O t= -co1/1 (A r*1-tBss1:1 o-l g S°S 5 « - a f, a,?! c o ls- fl) -■b 3 O T3C Q) _ fli fc (r tn *- c ‘tr- Jjo <l) c C - £ o *>c ^ <5 0) <5

S »* £ - w t/> ^ J*■c 7 2<• m | <'li £ *i> rviS § % *

w cS. c s :w o

I S s§ <5 8

\\ k. i- o> i? S 3 ™ P,3 c: !» J 6 o. o> n iy o, o </S

• — K n3 2

5S■5 «•Q £•a 5~j ^*83 6 c c O <WI? t) ojC J/N2 55* c o *“ — 13 C<u uc os *

TO £ i i 0 o92. CM

cc£» r> c O o O '»> oi O u t9! S '2 f ^ b; f-

2»cn o w •-

CO cr> r>

(nC0)

a

■D

IIU.

4) *05 C — ro.£ c w § 0) O To2 vso;

0 o> in Cv '*6 ; | |«■ 3u .£

^ 8 s a01 w C ^

, g 3 | S

£ ■'« . C l )

®i S* S -S g - Sw x S?w ui O

to

>»4>T30)3<3&aBfO

D«.o>N

.O•IS

<0

roc

1 fc w o

CMCM

0

1

3(/)

IXZO

2V)o »

I * C &

I I I S

m i

c .9•5c0) <D> o

8 *

KCNJ

? ■: (0 c

4)£

Co</)aCU(/)

ow0>

o <0

J?a>

^ CQ

O 01

O'Sc °>

15Q) w

<0

Tioh-<y o

m3a.<AZOI-<zQUJ

H23

vrCO

uioz

CO

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 61: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

CD02 .§ *

c o * q

i :. 9 " c3 —o> lu r 03C 0 ) 'os 8$(y) c Soo.) — ,0 - ^ & f£

.w€oM«<o

0.V )S>roCo2

.S ^ *> 75

$2 51 f*

2? fif *S|i If!» « .qi § s

<U

B a g

sis

8 “ 6 2 151

ll|?mi

.5 wj

- i t “ o) a>*5.5ilgw 1H2III!*“ ‘U ti n i/i o i 3 J

S! i S «»flit 5 w o

ill8 . 8 i — IA _5 OS .f ii

>>1OEcg3 fO

10 V. CD

3$

'«•£' XJum

| c % 5iimg £ ‘5 <=

8 1?£ 3 &

l b s m i

o c

_ ” L °co S

<u .ts € _O O

f ?

c a» 5 5«/> Qw w

= s|« |fs|'5 5 2 O.I??;t j s s

f s f ii I s | SI* IMf

(/> WP a> 10 U0> ft-o £sSi sU £ < 8*“ Q) g '£S c

6

3 7 ro8*HI'l 11 . * I s s s k ! £ ? rZ o to i/i

CD yV/j “. <1) QJ

cl q3

SJ g ? £ 3 <0 -gg rtJ

Q

cor55ax

UJ

.2

£ .2 2 o.€? J2 « « £ S H * 8*5 * £ ~

— « S3 2! ® w w <i> "O■•-

sfc jrlsgSS.s .«? S£g(/)c £ o o « O m 9 Z • =i w §? n w oi i! n y 2> r! (/> 2 - 33*S$S5fio* us ? = .c<5 S ‘8 f g 5 s 5 jcl § £ 3!u J r a - S S ^ E « £ v w 3 =< 2 oi 5 tj is - - m<-o °> <u3/2a £'is£'5 § s *£ a £"82l l l l l l l l i ! f « Hiu!i«I inI l f I I I *

gc3,2 §fcc 3?-*a g§~ j3S<w~3 ®,^ V P ^ ~ i_ •*:; M 8 * 2 5 1 8 1 5 S S 5 & ^ O p S o S S . I . u §«f wi W s i n Sfl SraB - w 5?o.ls|8l?sp f-| 68||

5 3 ? , S » „ S E . '»£« o ; S »

a ac 0)

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 62: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

•j > . VI.. J & Cl

rj T) u '0 V£ V w « S r o ® Z «• ci ? O Si e 8■ J i l l *a, ui « 3 41r .m ss rSs e |U o » «

O ' « ! 5 o §?. v> S(«9w id « 5! £«j oi " P m

J“ f- 3 x: *"• : o H h* 'S

l ? 8 i §

3 S I S 8f <jj o *5. *6

k ni C X X (U” e SV M 2 S ? |

£ !! sf S3O •— <0-c »v t «—oE^-° g

tflr°8l3

Q>

<*>

u m wC I W « C w- o

l | | f ! J i

l i s t ! * !

I I I ! ! i sJG « 5 V >3 S « 3 wis ■ " 5 g

V>0) k-

tSS ttO) 5

S c $ 02i°6§ V) O „ « -

I * 5

n m h t

S s f s t i l la . d c c „ v w viw 5» 5 o > ,

a

o Sc!!.£ o a .3

r

2 s 5>S * a s s>, O O w3**3 * * 1 !

js s g= g 9

I/) (fl 01 (0

Qj

,ot r

5 ™ & & £fn W W W

>> O .0) V> 0)

« 4) y

« « g ■ 5 E

s|S g ?_ £ c Q •£2 c I ™ 5.9 S §> f r« p o !S t : C o«ir. if

8 cfJia ^ S SIJ «J W M

n <u .2 ~ (0 c ~

;:' Q> A : v>

a, <u > .

O) o 5 w .£ d K nSE-g S:|

sES^Is « a E S> , U B flj £t : <u u» - • -

S « - S ! d £

>- * I f \

2 3 - i fS ■£ s f iw W « $ 5<1) 9# *_ £ o

g c °l- > f- V. _«o » fc a) .£ 0. o SJ > «-

« ™ i o> O

sgass</> -9 5 c t

u o > . g

IEO ■“■E U tto Q)

J o5 H -D3*5g o §S ' r E >; « - <0 0)

c

e co

O 2i! So

o» ;= Cl irt Xfc

w W D . - P 7* ~E | c n _e 8 « ? £ «S S ^ S - S s

raa

w w ^ «u #•C £3 0 H- r.

5 a o c e '5> °

O •$ o(U c J- Q)QJ § & fc-C

<1)

(J

8o v»ii «L»

r * a «

5 |£ 8 w .- QJ 0)a£l o

»> wo izin aQ) O£ £ c a> a c*¥ *";: u.(o G■c or d~ uTO C 0) -*S §*

^ Io w

U <0

>Si e b2 ° S-eCO —CO u £ 0)

w :8w c <u

Hu2x><j>

*it :

<s>$ . I> <AOCfi.'1z

$TZ<

S i

■«v:

9. 5 oS

*

S (0

3V)

g *.52 c vi J>.9* H

5 >*3 -O « .Q) C■jy.S><J $

I fQ W

c E c 9 >o <o

l f . 1

? . i i

I I c^ S. W c 9 >» •5. h*>8 & B

— c c -2

| | I

o MO X

I

•S?

TJ C C —’ (fl ' r J

o ® 3 ~~ Xi £10 Q ttl 3to o

&-I<U VIa>

3 % <[) <0a» j / <xj °j

tm ?n U l

r c ^ —• 2 ". *i 5> ^

£ » c S> o

S | | l !w w 5 «> Jr»- k - a> ojS g to S .sa § c .5 O*s " |s ° I s g

</5§ 8 |§ 3 n ) ^ a

Jt><7>

a) v> Cc c o— Q -T5 ft «)C n)D «) </>/N J* U2 *■ o

w* w a> • G p 5 o .5 o.9 - i fa I -9| g S k:

o ^ 'g cO « u c— X C *0o 5 O Ec c W J(.a i g l

w & o>vc (0

| S > ^

2J c a rait Qi « O«* S W w<i) -i. r »_>. C

*- — (U(0 u

w !2v« ^0) onj S'CL Ow 2r o> £~ COi2 cw c

<u 0)

Do c(/)

S§^ CVin 0>W sro _p £fc uo in

vi nj Q) ~

aVIdJ

o

«vCO

c 0) Er (/>

40 >•*2 213 10 ‘J 0)ai»8-

t -8 </> « <y 2 S ^ aM fc9> a■° -T o

w o

fl) i- £ Ss «

s i

8 >• £ S■ C l-

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 63: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

X

•jyo

m M

8 SI 8r k «) 3

® - 3 - 3 Sw « «

X

.O

*

5 f 5 S & S 9■* .1 o w -q * Zn /S ’C «

S i s S s l s Il s « 8 s t s 5 ?I«5l^i22"c ro | S -= a) >,c S S j g t t g S SSit4^M wS(5« ? s8 8 SEIf $ ~ f c £ o ) 03 2 c & 2 £ « o> « S . § Xv>oz £oy^

8 w 8 3 S 3 ~ cI* Egis.il

i 8 gsoHo ap u p i s

| S a g l 5 ? soS^^f „-:s|Sl i s l | | 5

X

•SJ

*

•a «/> ss mS § 3 « * r : ® w h.s

o >.

u__ '0* ~ <o n . ...

§ ih ia O ^ QJE J|-S S jB f iaj fc ty (v> -° c^ £ 75 nT ./V8 B § « C - <5

l l H j l£ XT C m C>S> tE G -s. ft -.!

S “4) (A CO W 81 ^ 5

& g y « XJc ________« -n o

4> & 6 3

O p& a |

9 §

®.s£

9 WIs

C>J2 y p f> o o <\i c

S S t i 2! £2

l« 5 !i r ~£ a>

a?y> -n

<u co _ > . « *>£ • > ca r> V to K £

»-s ®5£ w £ c .9 4> ~ o t; g S WiS o ,„ 01 w K a> ^ fc. 0) *-< 2

gg .* o £TO

f c i5 o a

S 3 *>& .=: o 0» o

? .s

T30)

5

ao

XQ>O

«i C <11 4J «e p H' f |£ £ s 4 '„ S “ ■» r;Si ~ c i « ip^83^ T> r\— 3 CJ 2' 1o 3 ® c r»*w y ? s >• ,a> £ (u 2 -•5 V ° 2 cI O 2! - oo S w v i s « S w Qj '5A t />» T“. c$! w w£ Si r <n o str ° o Q) £ * ,u cC O JfCL U o "» «r r J w j to t ) > 4 C 0) >.

<u £. r* n\ C 6

<o^ C 0 ) - —

m 2 € — <d S » ^ £H- >5 w.c t S£ X V:: «>SO <U — r-Wi £; .2 0)C c U*. n .9 - u>

>■ 4)> TO u >• fOO <u w “ *Q i l I

if £ 5

cOn

o s

(• l)» 6S

T>■S?W IQ 10 ,-^ O ifia> ivi

I IO x <U 0)c a» •= ,c

c .9 9 <*>

r o<U (u

i J » © «» ” H te o to S'

S S w £

c of5tvjCTOO)

O) O

■ §5C CTO 0) V)C O

Ec t_

•5 «/) a>3 CTTO

V ) U

OS>?cTOCoTOc5 ? -

t h < ?»

!

j s i s l ;

11-IlfIf!:I m i l l5S" ’I « 1

■ssfiSi? a) fli <0 .?? 5 g i « 3 s‘5o oO y i? 2 to 2 £

*2i.ot :

".rari ifl» w OoS'SrS}?"1'?I t l l t f f s

s l S f s & g g5 S? 0u w 2 Sl h « S | 8 ^S l I S S S s o ;

8 3 l | ^ 8 |„ r W IA £ £ « y ■D’8 ° ? II n {a « « c ® w o -

C c « w ? ?n 2 X S ^ J o t o

°a-?6S&3fi« « Z •£ £ 'H g 2 c * s * 'Q » w 2 -■* S b>>= i'— Ea. ^ -— - -- W> cC m T » # » W* .

*=. c *8 £ Q> 5 P.

i & S ^ I S sn * - i s * C

£ c to

"Q ft. « C ,D to 75 "J•s 8 | *1 S £ ’« gS a i l &>*:§ « V) g .£ s> £ y j52 W r 5 o t; p

wi w 2 r <U 5» 3 r r £ i/>

g « : | S T D 8 a i 3l'S5?c?" o.c

*1 ° ^ K ■*• C O .“. ; K l c - ; O . . i i 2

>• TO «£■ *« w* JR ?*» S - y t iS .s $ >i - i S S - i S B H S - issat ift s?

Si « s rn *5 S K *7

o S § 5 « g - 0 "

o> r. v,

,L If.*- (/> -;Q1 *j HiJ. J 119 'S cjCj. C. <),<15 ™ t w cSJ o S»u i- P or> or> o

L «i-sa

a c 0 a o cTO V>

O O.£ a» 1 1 1 c

o i>c n O fTO o <v » a>> . C 'I t i yi3 0 U L .

S«g ‘

E I £ S £w O -i 13 -

e: aCl X3

S5 *S?S‘«5n c d l ^ ' - n ?CO S 5 • = C . 1 ' TO C TO

IS 2 S C f i w8'jS >*

W. i- W Sai = ►”-ii!

* . S S 8 8 s j f II11* I 5 1£ .2 o S ^ ° - <o£ c ? o?Is> S - o£ « 8 5 g , a g * o

94 r- >

S' TO - 0 » S 8? 5 &, g | | U> £ | g

fc o,| S

^ ? S S ? S !C W - ~ a, »

a cf 5m £t OC T)s sK o2f o0 c t1 5>o

0)0

1 IS Ep ‘ Cl. ? c

I g f g S B S s :s- 9J <9 <D w ■£ -2 o

j o € ® 4 (5 c> • a >.E*-5 5S-s8e-s

8 '5 . s8 0 i S l§ «isg§ 'g:g

£ -f y 8« o , § 5 c c -S c a>* g23-5 S c

o . w h " > Q) £ 5J 3 a) U >, 3, w

S ll.'slfj

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 64: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

fOs .

0>coog

0)xtQ

wr</)

*too d £ o

I I<•> s a o VI cv> 2c £*y£ oE S

1 1nj o

12 « ■

*Q>.O

n

<D .1 ^ '‘O ViwflC

8 *12.' 6 c! f i B i s sn> flj cn 4: o is « w W o inl l s l S £ - w g { °

>*w_ ro cai c £ 1

c r ? S )

! | s a.c « o •-w o 0 o

*•*

f c g {2 2 S g£ & o E

•gio 1> «o w (5O >* C _ Jfl

. — 0) >* Q) £ flj n

J ? £ s wS w p O n H <i> > a.01

nQlCOi£5

si

S'KJ• Co•c

<0

3*0

O)

s

1u.2 (Z Uiys:£/>(/)Ul .

2 >• t «

I *- .£■C.

§ (0T J

L»C £ (0

I ?> is■0 3 C £ g *■

O b u cw —O -D

t : c«J

C a

l lo o>c

o

£3c<u

<0 o 5> >«s s

S s s ci s

g * d8 | 5

I ® 5 w

f i r (/)

S § t5E f t j y 8 * 0

<0a;£S9

St

Q) Q) 0) ^ tfȣ E 3 g t j

g g - g & f

O-H® 6S « 8 8'«. 5 £ S ' S S «f “ B fi s I s s ’S B

QJ W

0 vd * .3 b.* S S r«u .ip Jfl « <52? J <V r H r- 0 o &^ . y c ' n

Ss*.MsJSSS*2 1 E 1 Cj

N | b I•« c Q> e? ^ wO) TO V*

, C g ) . QJO. ££ 5

is 1/1 n 2g . f i r «O) 5 <y w w fl; w £ & 0 x: O ~ o, -•= O ii* a?

1 -s w S s*| ,5 S « |2 y j ' s ?

c —

1:o(0uo■a.X0)

4)U(0&0)

8oou

tSi c “ tt) 0> OI Se w

&** o oC3, O■S Q)

< 5 to JS JS

s s

■bW1K0)Icfl)Vi

£3

c"

0)nc0 •0 0)fiCJj<X3

aifu1

-•)

N

s f f °

0, 8 £ « S 8 -5 g 8-gz «5

i S B B c>> o ia (D ; { j S'

<§ tic I i*|2?

in «s S ? IV)

>sX)

O 0

g S IB

glojj

s g | I I«» m • <B C

»!*«!

» 2§ *5 2 '. <0a 3 ? -I?A; C V (0 fl’

W I 2 1 «

li*><

.OV:

| 6 ~ l -

o g - I §eS&Ii

g(0•dre o a g g

f i £ « S o !-”€>•,0

u p sai V i» is O c * <0*- r= 0) fi> -t)

S w « O £^ w £ 1? S c - iro 9> O. =? c ? <5 ^ ^|£2S>> c a « SC fli 0) 0) h*C u vC j i 4 ) <]J h

< | 8 3 ^< n> to £

X•SJ.y

a > q j

£ £I: o o *“•i: c « - g if « t o . 0

0 H <: oV c

t? §

p t) >, Z DC 0)0) y?. o o»^> s O

1 -

W c

2? 5w

<J3 «£ v.o r

i ’ “

TO C

00 ° >.5 w

< Q)

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 65: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

ni;OC i

C>rM

TulAu; .■ n

To 5 C. JZ

OJ JT TO yc/) 55K H>C ' r<U 0)75 £S'S

My 9>

.) c

i !

§ IS o

sojQ>

r o> as *r 2£ >2

s s ; a .<u w . t — w

ga^S

o => 5 o

III I‘5 « l £ Js

*§§°

O n j S j c c » -S

■2 a s 2, u a « n "S « £ 5 | 5 ’5 S. ■ iw o w£ | S |

i s * w o 12

% SIX

£ i s $.E 1 1 S

■Sff

a

« 8 T 3 « o. & s s |

CM w O’ O’« a s 8

‘J5* g <o j= at « w B ^

I : f p ®

S H I I ?

. J i l lS.JB? S«2 g s § . « £ # - s S s £

w S. 2* 2 2w .£ iS £

9>

O) CO

iS

<oQ)

.O c a

a c o» i* a> mr ?, 3 i? ‘? *;tv) «-*</) t* t* o,i: o> x oj ) - n . 03 p u j ..2 c 5. a* «> S 40 jyo> fi in£ £ o o,»: i1?c i .o §cc/tum'r £ 3 5 £ To lr.i-1 < o ? o w £ 5 a ^ i/> O2 8 "■ ?. « Vb “ ' ' l i :? •» ■*■ lu c cl t* c > q, w ni ~ > o

a » KC ^ g e « %

a u ^ ^W flj Q) C n . O*

r S ’® & S § £S . e S « « & |^ o « £ ™ ^ c xj 9 « £ c ° -55 ?5 K r- O CD <y5 . a *2 - ’-g w u 9 c Q> - 2 Q) 5& & 5 s €s «-S ? I ? & 8 SS l l ^ s S c® f,^o6 » e » » . * fj- a:

o|||Sl?ir p ^ a f «sW .0) £ * g £ C2! £ 2 o £ 52 §

Qjr>i :

a> a c 5 .c c - 2

U t i

V)

l l c W 3 C . .

Q V> (0c co -5

c-Hl■£?g|.el i s * «Si “ « g «

I js i 5w

C 2 y 10

sfoil? | 8 ' Ms w S m S

P W T ) w WW ^ At§

2 1 1 U

V )

£ a> fe £ 13

t f t i lC 3 C C ffl (02 ^.co

« s i s f>iI A C

CM

§

O i t l > ' O i O W i D ,D ' D O )

s . i s g i s s f f s g i

S lr. a o I % ™ 2. f, •§ T3o ni - u j : c s « , u ^ u

^ 3 §m‘5=?i5f»<y S «

w-E>2 B o 8 w .5 § cj

l l l l i l l l i i l ? g<? «

8 & 5 8 5 S 8 8.f«S£

r» « m w a«o 2 -jg q, IC f k- r- _

o n

co

. ot%

(U

a(U t:(r<n12 c Q>a

a> o tn a» o)s S S £ S S = « [ i !c3J M I9 TO a> = nj c c 3 ni 7 <U - O X.

(0 £ ua

s?o ( )v >

V

^ ,V2 t:

ci

o « W wi P5 co $ >h.I^ £ T 3 J1 Cogcif'D* 1 5 -J?o ^ n> , V) c r* %C <u (0 o o

}r a -S > , 5

! j § l ! i

%% JS*a! S “£ CQ « j £ J5 0)

p i P i

° £ 5 « £ ^

a s £ o w- ■£. « !? « S> „ ° ‘ co w ai > r |- to >. Q) S * c o c O c o S> a $> o x: nj03 «t c w « gi

5 c * S « ”— Q. —. >s 2 . 2 2 £ ? «>g .y 'w g r £q -p o 3 o w

5i TO .¥■'a

V) V) c aO k_ O Q)

v> .ji'o 5 iS Vi

o

I s

1 1

S y•O DC </l

I IC 0) 3 £

o 53

» § o> >.2 * 5<uE £ o 2

HXn tot i cr

. (0C u<L> 0)1 ) Uo TOO o .<0 w o w

i*-

5 1 o b• w ss ^

f l )a

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 66: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

o

Q>

U

■fj 0) U> 0)C C. Q c.« ~ s= *"r. o S ' S w i/> c•3 <D « </}

as SIw y g e- <0 q3 c

f i l lS - S < o

i i -=* i | !c S 8 5W — T> b

S f | !» E 5(3

o S a g 5'F ™ . irt in

C ,w o >»-_8 g o ^ E

< » ? s t

•» 1 1 E |f l a g se a s t

T)0)co>If)

sTO£ .

'6 Q) N

•eoc .5ra>*D

■G

i i

o>v»w<11

?30)£

U.

sffi

£Mu j g

2 s g f 5 W

.9 oo V)

1?IS</J «tX O

0 S-

S i

?£3l^a 2 ra uI § o

gfe 8i h a

!*;i “ i ‘ S v c

5 $5 -

8 * * 0 - 0 0)

S c £ . c 0) c ‘2 -* -

i U

ro

oc

8(A> .X)■O

SiD0J

l i * f

c 3s - s l s

2 .€ o

t :0) S3 c a T 33 . S §

u»c:

Q>£

CoT>Q>9?Oj‘0

fis

1^

5l>O

i/» £ <u —' o> s w c « (3

? o ® “ £

.8'BSE.S

.8SSS&s s f £ itsi.g^S 11 * .5 S"§ i= g 2

2*32*|IS«Ii i i l s*■3 | a IS3 o o ”5

« c S ^r* <u v **« _ * sr p . y*- c

£?£

<u

r « « l } j

I*!?S f l lIs 11</> m

&SaS•* n o

co<8?. o

$

S i t ?S 2 * & • §

x c p

S . f s *?™gS£» U « t S

gj S 8^ SI I I ! !P <j> <u w o § . <j £ £ W

‘ o ? ^§■ TO . i i — « SS c v£ 2 « l i e

Jj o c c

(Q &

C0> <U

p . C• J i ^ i j i i c

« ?S J2 » £ c “ £ £ 0 "

s ? E1« >■c S 9-r a) nj ? ?? co ^

cl G <5 cl ~

0)To 3s®- £ £ « £ w E | a «

I s s l s

o>

OJ

o

a*c- l l

5 5 ™ 3 O <u nj • - > .

CO ^b S?« -is O5 g c

tuv> c _ § ® c a>^ m > > 2 £) —0) «3 a> o -c

5, ^ w

5 )>>

§

o> Ul*. _ < < O CO

o r

i f 5 c n

t 5 T> c*" c

a» 5 nj_ W r y

8! * « 5m 5 O g> £j </> ■ c

^ TO ui w J l 5 c £ ±= ft) <l> * . o >* £ o r u e *><C S Q-C ° § «

I t !2 di »■ o to <u 2 ai>% 61 w toS <<■ Qi a, a)£ O £

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 67: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

L 8 vj sfl Q' ~ «j oiSS?g» c *5 Q>

P l f| f l l□ l l g IS 1 1s f i if i l lg§52I l f sc 3 5 wm z -O O8 " . s s

o .te W

S&« S

•5 X> >* 0) C fli

i f i l H I< u o y £ o ) c =

g ' a f 8 § £ g 2? « « « S 2 9 §>

S | S 8 S f f f !g g f i r a s « { |I S !> « u a w i 9 ®

f ? 2 * s s a £(0 O m ^ s C ^2 g f U S ! S & *

i l i l l l i lO? Iw'sr.e = .s

- ^ n c S 2

r . * 5M 8

0> o>

e E S ^

r £ £ * 2

- § 8 * gs i f - s ls 5*5 s>

c . ^ « j c a £ t

■ass s f s ; *<a n J2~ JJW 0-5a a * * . i s *= . £ 3 P ? *2 *njoj—

£ ? i * i i l l §(0c j v > £

1 1 i f i i i

st :

= C (D « C d i p

^ « B 1 B I 2 Q;W^Tt C (/) .S '•- -g,&Il«igs|«luo!:S3'5vg s v * 5 s > c > .

§ S f r s 3 s Sji- w f t w

<5JZVI•nJ!oc3(U

a s sc * - s S' « .tt■ s i y i * e ?

(/> T ?

a t n c O ) : s i S j e o>? - ^ £ CU C § .C

c o .s s?^ £ QJ -9.| | - 2 - S . S £ | 2| f «g.a°?S?«-b j e n s sa .£ M.S 58 2U w 7 C > . ^ c S

l l f l J l f l,y <0 p & § o 3S “ I » I o y w

® r & £ t= '5 '£ X

5 9 l f SP « Ow S ? 5 i o ) c3P a c J 5 . = - ™

3.S>| *2 £ £ £ b j S - - ^ c r c 2 _<■£ E S - I 8 ? » «

V) £( o y>. 5s nj o Z." • §5-5.ra

o c

c_ . CO

oi .9- w og e■5 to > a

E -(rt (0

QJ

:>0).O

' t :

r <i> c a).9 c> •■}C f ) - g«u 1:1*S£ «S

o j a * s u

•u.y t

« •*’ O

£ := % t b* In a a 5

S « 8

:< £ iuo r *£ *° w 7* 0)

o >«2 5

« !i> $ t s

nQ.<y

w oV) k -s o o Si

a H O V )

o S S o c w o>x: <0 roS ‘L1 0) c.2 JJ oj ra ro.52 s= w a

1 0 c £ g

j: Si O W w ri

S J o n

o i - 8 ** - ■“ n i c w

V,"iB o,~.4 1 . j ? </» * 1 :X ) ( 5 0 ) O ) o 3 <'> C. Qj ,„w 8 S c 8,X) W TO^ I" S jg E

o w r 10

01 0 ) " U

5ok.a

0 )

p a 0

«««■* ?.V

<u I u • £ « )

f W JB £S S’= i*% 2 - C

3 c | ^_ ^ A ^e 2 o. °- is c o(B H) Ol w 7 >.C ^c £j -5 a

S3oj"0 — 0 °* to o c

‘ “|EcTO Os = - o 2 c _ r o = ^1/1 n f l j t 1

W y . C 10

2 i£> ° wf l ) . s (0 ^

« ! £ < « . C o QJ ■ £

5 « c - o

si£s5 " 1 c

0 3 c ™

“ s ^ t ,O ? A O>- c7 0 o^ 10 o c

c .£ D~ 0,0

10 c i :

a >

1 .0

Q> w j: _

C QJ

O CO

a } fo £ w y

S «

O

CQJaot :nw

QJx :

0 )v *

0 )■D0 )

s10U

2H0)O P

«T5

c

Si0 )

QJ£

S 5 5 S

2 o(U * -

£5i!- - So > i T ' 0

c o vi x : ~

3 -_W (/>

O v i

§snj m Cl £

5 3s - ®

5 H I

Its*} ; *« 8 « o W "c*St : « ( 0 o < u o

" f 0 ) >

c ^ n j O

u

' t r

8 0

3 O C Q> 2 ^ 0

2 0 * 3 E f«i 5-- _ u <0

c o o t: Q» £O - 7

S 9 I * CO B - O

£ QJ o x: T3 T « QJ * " W QJQJ CO « -q s

5“SS S S s C w S is s ! « y w :

s p i f f s- - 0 ff, i ■i a u 0 -

o ir T ^

o ff0 ) r -

S £ £

?

8§? o

X 0 )

C)

Q J - £ Q) «

£ r x n j q j m Hu s ft O) C «•0 > . ® w w o / f to » b c w ^ C l w E !r .

( 0

» CJ 2 o>f. o a ? o « « . =

« l l 8- v ‘ T 3C (a 0 )

C V

= 2

1 % U) =QJ ( O •c r :c 0 o SI<u ra ro 65

0 0 •O ■ C =

i : qj

Q> £ £ « o r

« » =

- o 2 Si ~ id “ * S 6 2

“xS'5 ^£ ts co

. | R ^ S 5 i

u -•-:

8 > § 3 *5 a) '* u ^

c I0 £QJ -

- O £w <j>CU -=

* -

0 ) £01 —JS 7a fc h <0 y

13‘fi£ 2 _ k_ — o

CD ^

^ co 4 )

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 68: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

"o£'C

X

Clo*gro

>» <y «) o 40 £ c6 5 ° ?

- * S ? Pl) O) <U Q) tw s g j i L£ » n u v n *t “ 31 _ Z C®.» S ? « »?< £ £ J ^5*N i s i ' 6

s S 2 o $

S g .G 8 *5 £= P'S

£ § ! V) >0) «V)

2 o

b s w -g•2 £ ? 3 ? f s *.a - .g E•C t TO “f

O c j l<NJ ~s i « l

£ ^ 2 c g a £ T3.2 *S f t iM l * &» § ? 8 ? d m 41 w c> £ 2 S

I S f 1 1o » £

</>«£ * « ss ra C4>

P l i !

1 * 0 )5 ?

i f ! * *

^ • s P

" t i l l

50)

. y

Q •* » S 8 g 11| 8 5 S

r> § a> „w 2S s- = I ®

0)

TO

o w0 01 OJ qj£ «co c 25 - - - - W E < S J* I 8 5 -2 s © r ? c^ o w > •£ o h « ct o»o S <5 «J5*i‘£-§ ?w Sr aCgi a 2,wf b l E ' p

l i s l s s s> r= 9J iS C tO -Is gs 'Q y .s * .^ ,9 w c J JS o .51 g-S’S «.g .2 f f *&.«&€ i f f of ?il l f i p f £ c 7, s cm E o Sf c <v> c <u CNi t2 £ A) E 2 2?Q| m ti n s Oi Q. £ -O P £ (0

XQ).O

h £ £ « .a oV 5 l 5 i 5& 8 & 2 f 5 ; s

2l?5i&W — 4o <L» 6 «■

* £ 2§

i ^ . n i_ •- >; a> <u £

I ?5 9

s * s 8 i i0> E ■D ^ c 2 ill <B £ *5 9 Xcog * ** c *S 0)w04) g» w $ ro— >

£ 2 1 & ! | o _ =. to £2§ 5 ^ 1 S'3S w £ -o & ? .

f S M Ug f * I « u« S a -S a s£-? to « w 2►” - i f W ____

f I 5 S 5 jg g o .£ i/i 5 o. 8

ur•yco(><D£u<r.i>3Uc<uuTOat/j«u5Oo33t> c 10 t:9 w

s |UXUJ ,<y J trt^ <y

(3a! S5 SwO

4J>

<o>s•O■O

5O)o»i03"Uo

:«s = §

I f s 1» 1 & 8 >s<2 £ «J u v i U

. y

? I ^

« B .S 3J:!S W-S ‘wi l « 2 s .

<ui §

" i £ &

c.

C1> O Q> W <u| S 5 * f io E «C. o 5r

• Hr .V 'Q c c a co<0o *s 10 c

¥CU4. Q)S o» JJ

S 32 &25S?4J — C .

_ w w g f0 </>T) c IS 2> TO I* §f 2 => i u S "f , £ a i w u

g s S S ’TS S £

Ji§I 5 I.-so= yf ® a ri

to z;CO

2

« s “ 8 o E « 5 5 £5 2 c c 201 S 3

o i 2 5 •r to w I s i'S £73 o I “ zg a g s

JS I .- -Q. a> 4S x: w TO

*- -C £ £} r» <l> o? I ' 1 ? §

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 69: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

I l i s s n i s

f i l s i S i m !iS c ft 0) fi. a Q--SC. ro C <• r<A m n»

X3. wy S J. f cg Sm *s 5 *2 > <q </> fc 0 ,r.2 £wtrt.£«2

I l i l i f i l !o s i E j ^ o ! ! ?0 ^ 3 I ? 3 2 SI w £ ^ ^ c § r t £ | c

Mil*'S.Ejs

t!illss»9

a | o S f l s fa . S i i A m vi i n i : $

X

%

XXo;yt :sc

2oW'5!0)c

uuOJc

s(0c.v>cowtoeE

(/>E<5

°s

c «- (Q

0) *Q 0>C C £** « H518 I N

S L ’ S a ? § , - 2 l » I - s N = ^ "5 2 is o.£ w *2 c > - c J 5S - I S £ :§= .<2 ra ® (0 P £ o■C C W r«w c w 2c « t o ^ c b■gl&? I S i I

s M» I f 2£ o . S «. *o ‘S

O Oi® -, ;$ «j ^ « 8 8 2 ^

Ss?“|II

~I88

0)

w

S.O)

s 6 to c

S * reft V) O w « _

nj

0)

” c y « o>

XXQ)o

Stx<y

oS g« ' 8 2 ' g £ i

■I 3W <u

l es sw «>E -2ro0 °<u <uJC Mo c *“ 0) S £ (0 o8* a

w 3 <U . V ) wC <u

8 £ y IV£ a a> a>

f i-Q

XX

o

o c T 9

c n (u n. O Q0) a

<nr.w .O i: w ...

«J oW 1 2 c c o0) o<3 Jv*0.5

IIo c.<D -r O *5? </>S s» £

<u>•.S.s •<l> >.S s 8 .1 <1) Qi Oi wflj V-E °<y «1) O '£ U> ItL nj•is E rj

t:

a>rcfiCIS 8 S !

I III 216' | m lP c IS8 Xz.y vS 7s '_cj i?

I l l ii s * i

ftpor5 0> r

S r s Ic 6 n 3 ( 0 ± a O

If S!* . £

8 I ? i !

p... M ^ •« •*t» n cr i vi V ,3 c ‘-

I a.8

»B (Z>. c Ps i | : «

5 1 £ o ;y ic

X

. y

^ n

™ ® 1 y F * 3 1 . 8 8;

I l l ' l l|II!?2= o % *: cr

5>X$ )■Q ^11

8 1 1 f i nI'! i | |

ill! 8 f l Sg ^ S S ' 5

t~ I .? W S . 5 £ >.^” rati co £ a v

C l<«

CNJ 5 «>.'(5 « c E G

X0)

£«C

o £

a>5t?

V). «0)cEs0)•O

i ^ 2 15

5 S o0)c.h-

cn

‘to c -

n j EJZ o ;V)

E

o j a>

0 ) Oic

* M(/)

8

(U> >

ro O

a (OT J

oa>o« fU

a T 3 ,0 ) Cc . <u

i 8E w a

sa>

S -a To■o E

*5TO (U

£ > 0 )co '*5 wc (Qw n jo V )

o •

V )(A

E

c

E

V £ '

Eu03

c :

&w41) '5 .

<D C (Uo

r o Xh -

«

U J ■

t 3Cra

i n

v.Cj

U C) X3

- «

o >

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 70: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

XX

o

l l

s l | »±. aj

- S o

w • fllW g.B™2 ge-Sz w § rP l | I^ = C C ‘pS -fi*I-s5g

S>2 « 4i(3g » S <uv) .£ .fe & £ 0

<0 M O-

v « :h a> o « § ; £ > .o 'w ro y fji . v v> a> c . «

18*58s is o . y « STS g - § °

y « C C \j

■ f i * l Sa i ^ (u c « a . « g ,S‘Q) .2 C S (/)S ? 2 2 *

s f * a f§ ft S3 y» C.8 £ S * s # g s I «c w c g £

8SIJHli?|

xx0)

w fl) ' Ol£ *= .S.-S o o jf.S 2 7 £ 2w ni s c «J >> c ft? 0. -O .c . E f f l H i o -S a g S *

i ? a s s• o S t e . j i i r SW n) fl) O.§.&.* fi 8 §•— © «u y S <U C r m °- y 7 - z 1>*,2 6 c °

! i l ? l i l l ' l l3? fl> -g

< 3 1 i i.£ i2 o> ~ r c c So ^ g*JS v

J i l l ssaCO>>c<

O W c■ £

s i l l

XX■a?.0t :

y s w ^ a i ?w ^ a ^ b o cGO*.. *(5 O- c ro

to o , ai a cx

r . (/>I s i|Q —

_ * ? *5 « *o a;

w s> 9 £18 | c i 'E T" 0) c5 o > oo— £

. . * „ « 8 $5 1 O h o «O ^ c ^ c -s | > . | c S £ 0o j c f « w ( n Ho £ e * 2 gs'-E

£ o p

c ! 831SW 73

£CL)

C (UP f l ^ f Ih c < c r w >>5

e g J * * S S

5 S l l ™ g S =O £ «ai O -1 «*. oi £ *.. 13 « a o 2? w

S f c t

S i l t-• « *if ^O 0» C "Kj C C f l ’f

sills B ? 3

s ° I =SIS5 jjS « s

51 i 2P * ffi f i s 2 | . s S

t s M l

c ^ Xx

i <

r) m w

u & § £ $

S f l s sǤS|8S a S 8*

££SSg?£ 2 | § E I p— Si 2 v ^ uS | S . £ . S S ' g. S ^ S S bB I s s i §■*&X *S ^ f c t j!l1/1 f- ^ W » Q, 3

4 1 1 1 S 58i* - ai >«s ••A> £* O .S> P ro Vo S ™ s | a i Sc 2 S ? h v• 1 * 1 ? 5 | g& g » « S S c

I s l f i l l l| S u £ ° E “{ S

| i « 2 f i 5 8

f M s i rO s l S ? J b b«i««ju.u 5)wc

£ 2 ° s i £ !IA IU w V (A Q «•

<l» c t ) 0 ( / ) £ £

o •a m

■» = 6 S & B

' flit) w £ o) fl} 2 ax? c ~1 2 2 s

i j f ! ® f l l 10 g 2 g 0 . 9 % V■g f « « Sa>w■5 5 I. — > c -•> o o c c ,5i,O(0,-B S - I 5 si 5i .a

II1 1 ! i f sE£ H i sa s

t s - s o s s - ss i g f tv n £ j j? ns £: c v «

O f l l 'p Q- g ' S l

t 0) « *^ 9- c t 9 S C fl) c C c I * S ^ “ e?w g

. S a n> >^ ‘»5 o 5 <u a» >s,Q v i v o Q

XX3}

*

g og sflj o£ M1> 0)75 rr ^feCL •C </>o 2w ™% ft

£

<0 i S 3

IIII

<3 ^.2 eg -d 0 ^ 4 *V s V f - g

Os «

Q.U u Qj'c Cf II0) 0)• £> Q>

*" 5i b>R} n)

11 O C

g' Hi

i?s| Q St/i

5 ?2 c

I e

I*O. Q.

■5 •

I fIs ' fl)S a>

o ZJ 2 ?.»- 4) 8 2?£ S'o . _

o o2 'sc(V 4) O^ w li ft

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 71: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

t/t

£ *v c - W R Otj■Stis? 2 i l l

IjEg- S s '-l

52 ro

w

l i eS-ci? . « b ii ¥ ?

so4)r

O)<0$2

0).o$

d).o*<w<c

oco>.Xb

<0 0» <J

^ Si E: c m -c (Uw51 « g*§

isc^cum -J<u *2 -- 2 ~ O t j: « >, o cX) ID O

UJ It)—. S* ^•Ofg t) O ^ CO8 ’<5 ’£ Se,3

-c ~M Q12 £ y » * ? <11 V) -C 0)

! I f |u nj >. >ast/> 01

o>w 5 - a iS w ^ - g ?.g * a?5 £ Q. p eg

-■ggif, a ««.s 2

*231?

is.XXQlylr

V)

to

•= re £ w

«efia1*3 8,5

s a i

:>XX

y%•«<

o»-c s £ o r 0

* I S4 ,

ifslJ

S H t ’i

S?*s« SSwle*i l i i t 6 SS-S

St

si?

8

CO•wOQ)

■e a

■ P2 ^f e o

$%OC-Er * D 5 03 ^ x: c o

1 !u

8

|‘* s $• " V) HQ);;S ' d)

fi

8!5.KV

I?•c0)■C.Ti

-E » P s$ <c s Si « O t-j is05 5r, f: v>

■» I f £i s

e £ " ’ P -ri$5 si I

|I?!b?4? vt = &

! ! « ? »

I l l i l

Qj“i

1 If!V (\j £ 0) %'Q'Q fw*.8S&§ a | ‘2 w -2 £ S! o

56&S .M c l f

X;S S M 3 w ?

0 *2~ u _ w5 <u £ $ •|o|§ I

Sib-l£<2a§!2 i S * |

§ i£s i

I S § 6 £

f i t ! ! ■ §i§s

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 72: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

ui ^ w

a S ' f

S3?-5 ®*e

<D

T3 C W » -Q

l s s ! f i ™ 5 8 =

■ s s a i . E #c >‘ to t j ’s8 . 3 9 * 2SS fro sf 3 tr « o £o « § 5 g3 S 8 S £ *

lls-si*

! | | ^ 5| i “ I Si s

>.a £ S g e

' ? S i s S i_ »- * " •*

*£S. ?»S« 1 1? f ssssf-S;§! j f i l s » sQ *o 2 C £ Wf j ! s i ? g-

5 r q « S 'S~ w u ? ro5 t- S § 2

<*

UiJISS« * f i i l§1 g e J S "H S = ' © f i $§? 3 f 1 « fc w •? 3 w t: o

C. »- '"“ fK <U «2| | 0.$Ji I«^ i l e e sO rt 9 n 1 •£ co *

& s i S£ £“ * o •" t )

' tt) £ to Cre -S .a g>

,«?5»S8_ , r Eft w oj <0

o *n? 0) to £

•? o - TO 4s X) ro■S88®?B#2 « Ti ai « 3^8"S| P?^0) co — o c c C

* £ o g i « - 5v p - 5 g 2 2 ® s « s % J

O ^ )S <D w

£ 3 S | |— «. <D TO <yB c £ . i 3 a_ <y w ai

. I S S Ss' W t lI '5 M

2 B3 C

i s i i s s #« t . c 8 « " Z

s S M , ., ~ o o c e ! ,£ “ , ti S 0) I , . s C P 41

8 2 2 5 0. 1 . 9 ^ w w

t? 2 "oa> « ^3 c

H H f i S £ t ) 2 _ _

S3 w fi . 7? s £ s ? £

c « 3 3 “S ? m C p - a S2255£€ SE.2£fe

a “ 2 S

> *0 .. (0 fl) O) 3> rt * N S O

to 6 > Oi3 s

c w to O) Q» .9 £ .E c

i l ! l | lc _ _ rp “ (O o— *0X O2 ro _— c *-

o io u — .a <$

S * S i « 8s « *o o>4* <■» S f ' S h .9-ft

> 2 (A C

S *C *0(0 o

2 ^ e a.c E

> oo

y W t .

to' n 5

c O

>0)ot :<c

g & « « « S to gf 2 5iz a> rSS

J w« c3 °OJX5 M to

t s °» ? 5 « gi2 ,u fl} ^ c ^ io iv S o

t)(00)

.8

. 1 5C w§ ! Sc o

.52 3 •c W

to.

q7•5

P 8 «! 3) c oC 5 c*0 S ' CO « ° w w Q) p; to % h ( 0 “ v ^ ro o0) ti r" « to - c co S a

o |ro

c.5

C7>0) ro o nj

ac

ro to wM

c<0 Oj ro

-C

i g f s - s s<5 J! „ .a a te g S ^ £ s |

S' “ ? ° B © o » o » c * . S g r g *S t o ' H ( E | §

S s S S I I

* 8

5 o.ac o c

S | 8i | SC co ,£

to o ^toW0)r»E0)£

toroCn

cCO .2

= 2 ro(0

w y

co

| £c •*5 2u e

f\j w cc . 9

S g 3 u «

s J j | S . K |94 ^£,S 5 8 l *

o ! ? 2 & p ?

IQ

.Oi r%

$>. o

•2 «• s S^ ««*3 - O W O )•s ro •«= y c o £ o ? 0) w 2? p 5

C5o

I

3

%toEroz

w'6 >to

i!no

§ <0aV)<u£

5§.S]Uito■D

to(5'Ca t

I s" i52

c8

'U

ois

1totowQ

cncXio

roroa™ ? . •5 *c c

I

o ' to S * o0)os .

3

<i> <u 15„ m d d w o to e os O) 9ro % y R S tom 2 i= < a. . O

t? S’ S®!?? Sw W -V* •*-

‘Uc ro ? g

a o £ ° a) c:"o .Q

I f

2 3O

5.c

. 5 * 0 — 1JE f0o JZ

> . * <A? JO cnih v.£ % JS.» 2 '“

f l - o ' g .2 0) = ) t ro o o

o 3 I -W ro °

■ | 8 ^ s a

o &

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 73: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

01.c o

XS>o

5 8 5

| S I

i p | si0 5 5 g

a) E t5 c

1 £ 1 s

||«1» * » £

p S C £ £ £*•* ~ . g f § * t= <U 2 -3.

- • * 8

^ ft 5! 0f m e o £ a> — Hi

«5T 5«> . C flj Q

S?i?

f f g t : w S 8s i ?g £ S i§ 2 1 5^ V ) £

£ $ 9"m C * -S i * Ss S S S £ £.2# = re

to □

§1.1

s l l f 0<0 U) 4> V>S ? t 3

?£f2 1 $ b I

#!!■» * ' 5 8

I s

S

CO

0 )9>fc,

<C.w5

5v>S>(0**■V)

1

(0l_0 13 X 0)<u£1 (A Q>2coBg tf5 ^6 ? 0) ^. 5 "io

f e « w il>2 8 V» i_8 ' "

I °tU

(5C

.9•w.‘90 o.X(i) </tm 4?

Is§ s*3 In <U 0>

I s

II>, O

1 c £ « .y c

1 W fc3 o a> £

§5QJ (/>£ « - a

V 3t of: w*- 0)c: wO,™c 5

to <5 <u c © 0)

J=

D

iS

<*

(U

•» w

$IBi8S■ 3 r w

V« » V t

m tS S 8m is -s v 0 8 0

S * 5 p *P i S 8

*> ' o ' ’ " * « «

s l t f « *‘To *c ti -c.0 . ^ R g

I II"!JH!5-< 3 5 . y

Xto.0t :

2 2 * go o v ffl is 3 5 c j - o s S ^ - o v■2?2«)5tw2o)t o r , o ) ^ * - 3 a ) w w

5 a ^ § > ? £ « c/i

0 5 8 | S . S 8 ? £

S ^ S s s S s g Sn - O t C p . 3 (y8i-Bl-=3 § ^Sg5 a ^ S j « 9 8 8o f f £ £S S - S g S g c i f u

<3 S £ 5!,? o £ y S e < H c C l O o SS . I ; s S . 2 £ S a S &ki ^ di C F r« * £ ? "Sw w s e o

5 Jj </) SC 5 C1 1

2 c. ^ £ ,Q in c > X ~

o 4:o o ? ! £ O o c *=

« ft « ’s w s E 5 y x

" l i l i U H l

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 74: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

0) £ O <D 1 C c m

S t ,no e - g |

0) — -fe w

S o s B ‘

. • s i s

?!ri III ft)!S " S2 « c Sttf »«TJ g•* .« eg Jrf « | -e X

U> O

s io 2 ?

(A &

To c v

re

S Q t - «

Mlil< : o c ° ; - f f ldi

. o fi 4) o

‘"S i l l

g ' S S S o

I SI sito ot .9 -C 3

j i l i i

I f i l i8 £ e #*& .2 0 &f> 5

^ c - i 1■s § 1 w SUSila ? s | t -£ ro 2 a “ S 8 ^ 5

£* 5 « *>5 cw — Z > « v SI & s S S «

S . ? | S

. « ! s

•**

42. ys

■ 8? *- i S ,8

* i ; - s s

fi « O U1 « I» I 85 £a* -o a

^ c w/ a £ 2s s *s - S >

( 0 C « | ^

3 5 2 t b S £ "

q>

*g o 13 "

1 8-| o £

2 ro S |j .t#(1) r C a Ca o ai ^ w ? » 8 2 p » 6 s 5,2 O u 5 5 ’ r a - * - & ^ “ w

£ ~ I c

%

SMMi f i f t p

§ t> s 8.1 « 3? l l i 2 S l™ S'B’S S S b

i a l i s i is ^B' s i s s

* » S o ^ittlf!Hi

i . k O X c m 9? 6 5 X

W

s - s s

g f o 0) o c05 U CO

O O •O tfj c C x> ID - (5 J u o o

I l i p i p i i f l i f

t e l l i H I I I I

U-)

Q>1j i « « 2 2 "§

* 5 ? 2 “ 8 S S q o i S « .1 ~ o ~ 35 9'

§*MslsI S g l ? ° r. ^ "> fl» •£ « ro

- •« a 2 « g ■£ -o 5 B•H s? 'vi ft) w O- u j U c■» 2 £ § s ■•S £ = C s R ;SS|.g5l 1a_•. jb /n p »CL =

<D« 5

C5

X TO 12

~ 8 s - ° s a"To w J?2 8U>

• .2 o»£ x> o

£,5.9<d^ CO

i n s i s

i f d S o f o »>«>.x f,SSi

i | l i tm % u

t - S l f ' S S

" l i j Ha^sia

&IB

&8£

•32$t:n:

5*8

g ■■§ ©

f i l l0-8} w 12S 3 S £ ^ 6 «.?-I si

Or*S £ g

cy0),otr

<u-O o o

w> (U ■C

* ® 5 e >*2 c — fc xi —s ! °

(0£ (D .:c* iuw r o 13.& m CT. O

C « c 3 . e ^

*3 2 <5 S 3 & c

«0 3 5 T C b y c y 1 o | o iS t ? o « -

Scf i w^f l ) fts-o a « c a) io 2? o ft)

?T5Coa</>0)

ra

?SiS 3 Mgl

« is £ •* 3 £w m l ra ft) —* c c « £ .£ S'i5 8“ o o 5 ’■li ^ H E^ c yxi 4>°) § 4 m 10 C r *- w

I a n

o5(08* W

j u s i ? !" b S I S S ’S ?i s ? § ^ so

E i «2•J8 *® * —•4 c -5 - •f “ z «

I5I |8tA CO

I f®. c/> a © 5 c a)2 « (A Oa> <o

•1 b

1 1 1 i l l g » a

S l ^ a S l

3 tSO'

cn0)u

0)CJcoa>a

a) > w 3 OXft)w0)s<uC Lin0)TuCO«>.XJ■ao1/3Da)

X )

">yx: •tocooEQ>x:

(0

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 75: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

g i g

D ? o - 5 5 ~ >• ©■

1 i i 1 i£ P m 2

= P 1 *2 5 ? I S</i t) D a o

.8 8 3 - i

C H i is i l l ’sTO O T3 ?

I A (A _ A l in

,$ .£ 5 *f ^ p ' s

ro — w *2 «- aM ro « £ ra « •$ $SCL w a. °>

i f ! s

S5-g§

|§ I b , _5 f ' c c ? _s 5 2 1B st u n

l/) w cro c ^3 8 2m C i :

e.s(0 T3S S

£ s | l l §

. s f S s s sr c 5 c •* j

ooQ)yt:

•R IDTJCNJ° .c a»* c? s« s

i « a 1

. <0 “ .c1) C L g ro

o>8 aa s

£ *!'£« o> r. i » -S/-0* <u<u CO vi o* Jr» £ £ £ 2 2 ra i 0 ^ £

0) -c

*0 O W -v°- 5 & 9 •St'S; « r — 4> £!JS E .£ v> _ w ; . c o

15 = S “ I)I K I ^£ S i | s2 . 3 * 1 o

C _• D -. « 8 = n,a 5 ^ ?£ E o ro

O)<b,0$<3:

4) i'J m «> wr :: *9 c «c o _ ^ c0 £ £ 0 fcV . ;j : o V> O

X) 4 p P ft)

?

- 2 { » - o Q)

<H ••.! Jr 8 -V) ♦- <L> 5 5 _TS-SS “-S “ S r u V a Q' r:-? 2 ro = §g o I g 2£ .n .5 2 v>

S:3’b 5 5 2

■S'; s l i ^ 5 t2 « S s I «

i s * S * S *

S m s ? *

^ S 3 § -S § & :3 £ a! 2 K 5= S W w W Q

v) CC o o -5 3 JS * § E fc

s i

! !i sroS

S 5 Bvi ■q <y§ 5 2 g o w

£.52

* 3 5S S * « s i

B 1 w i/\

2 S§ ™« 1 o g|.a | .6 315 5 §>f “■ S 6 0$ « 8 i ro S c

| l | f E « 20) <0

i i *

f i l l | | | i'Z « > . 3

0 S .8 .2 --2

ro •£ o ? « o - bi y —

- f « * - ■ E I 3 Hn e ? ai»a c 1/1

<0Q)

£SC

ro o>£:

•Dce g

0 0 ro 5 2 -* «- n i n “ i l l 2 o> w ro o

0) W Jr. (Xo r 2 >> «o co

g c Q u5 - 5 - 2 )al0f §>f s - a l i s

lilllsilI l l l l s i lf c S l f g ? i £> ra Q. T)£ 55 E 2 I

; i j 8 8 | | g

c .^-t: w O « w .g

I S S ? | 2 W « S^ C p_ c - W -5 .2£ 9

ai ai o _ w Yt w c ro8 & -2 ecNi 5 ,# u 3 r c «

C C 3 ID 3 O pa o </) o a a t> ro o v W l>

ro^ .v;E u E

a) a> i a> tr .c8? c E £ 1- 3 | 2 | o . g S f o g f: S- o £ o p

ro■ s iin d> .2 vir «

2 1 &c »o o £

•2: ro

(L >

13ro

Jl) .0

c oi

gi'f C O *0

- C p .te o 2 i9 ? - WgccijJ

• X ) QJ 1 <uC „ ia

«A 8 <u 2

«u X - B E•* (u C) C jic ♦“ £. q roi « S 3 o

? | s | »ro a *r, .£ _Q» 2 > <D «2,E w o c £w -6 co - «•a " c O ) « !

0)££O*DO£rt:ro(i>a>£

f— 1- ar.sc8 i ' § l Sc ^ -n £ a

.-iifisQ- t t= ron > ro ^ c ±= 2 id CO)

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 76: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

r

Hn uH i ai s a ?

O 10

l & i I S'«> -8 Z ~ E § ~ S 2 >* 1 * 1 - ^

i |S § s,

IBS!“I III

0)

G <o cr£-8 Is“ K K m

iI IIIiA a.« 0

i l i , | S

s - <\>

:1 £ ? I) s «

i l l-Si

Y—

• f f io

S«45siflal«2l5 5 6 0 6 e 8 5“ S a g

g a? o c 5 Oiw *

s H :| §

$ <5 < oj

5 g 5? r;

I Ml$5 & . * £W U Q •

2 s o 8

® . 6 8 i

1111.3 i iBj rt c S']? &<£ 5 5 w uj<b «c o

2 I f i l l ?

o • - o t:

rlfflfS« * I .1 c .S •» >

( Q C L Q

“ i s p b sC £ p 5 * 1 W

° ” o V « ^ 1sSo^.SsS* § M « 2 O Z .

p i p i i tn ^ S c S g 15! ^ s 0- 5 a§5§11 IiJ M i l w5 c J ? » c ? £ a s to r> o O

Q)o

iS 52

& S

S-S of « 5 c a-a

s c» c e « : 8 g g<5§2Ug>£,S.J3. >, 2 -. w •= c <0

5 S 2 ?n 0 )

'S 2 E 8 » “3!'f~ J £ m c S ~ ° 9 ? ^ 0

8Si5**sf=2fljDEOTiiS^SC^

VSpsifcjgSgs?§Ss&g|as;S I ? ! . i l s l 2 i ^

to

c ■© — & o o <u 5r. S»~

» A\

OJ

s i<: o

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 77: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

5 S 3 - 2 2 S

S E£

oS < ~ c

u> « f 5 « '5r ft. 3 <3 w (o

i 2 | S S l~ 2 *§ 5 W Mf) r 2 s 8 ?

i f I 5 | *v> j o § 1 8 eS S g ^ s ly ^ S o £ o^.Ssg'fi- g S ’S i u•C O'cS.iy vuow.fic 2 — = T5 C ro

« e ? S ^

£ S So-S ga ojQlfiUja 5) Oi C S tfi fjiu ^ 5 co £ w

" S l S s J5 >.« 3 3 SI'S 5

s ; 5 o a t l- ° i 2 « i ' 5 ' V )

! & g s 3 S | { $ i

l l l i l l l i i il l f l l l f o l l li i 2is i8ss l i {

.sa; s i a l - S S - i l ^ S fs p ^ ™ s s l 3 § 5 f s £

" " “ 2 r s s l g E j i g - a a<£

I 8m . s s S l | :iS

iu <w0> ro Oc c - to d a. <

1?s l | i i 5§

r aiB=.— -C c m

ro •»

. to <y » a» 6 « ? 8 o a 8

N d c ^ F « fr :o g . t f o g S S S (j E p o E B w o l .

2 2 « c*r! C VI (0« S Si E E c -- 2Q) C (J P 0> TO <1> m *»&??> ^g'o5> o 0) •;: <£<=.S*c c £» g 8,-E 8 S 5 oc id <u t:S> S £ 12TO 0 ) Its | 0

o E w >

« ° ^ SO ~ o to ,9** k r o) wJ~ " >> O (J,^ </> a w jsa> a a n

o « w °‘5 o g «

o 0)? “s £ 8 :s'

2 "5 g Sf 8 o»w w (6

a>

- v '■’l ro 5 c

n u l lsliiS&i!TO 2 £ ~ «> ~ (/) — U> N W £<u 2» .fe t; <y 5to c n S. g gm L. f . k» a wI ? E S 8 5

S S j j a a ? I *3 « ? ~ o8* a (5! « 15 ™ o o w ” «> .£i - i l S s Si c 2 . l i j s SA ° 0 E S m

>. >H Q)_ <0 % f:E S! ui g

6 in

X— t— w' QJ f— o u»

<u. . o c 0)(JJ X} (Q

4) fti «J (U Q>g S g * 7! §»« « 2 g - *-

IU </>

S ^ y ro 0) r - S f S B

3 C Ql4) n) o o= -C ■S r

« w s a§ s s «S 2* 8W O (U

4/3 r S <•' C- woi c o o - - .c *° 9 u:i o H

•*u4i -.§ s .s /? t?

„ y> W JZ 0) —

03

tr'C

«> qj v . rji£ £ ‘j C

S 2 &5 >•£• E

0/

~ t: c «ogu.

? s 2 00

S S

0)

Jll

'& e:s «c:i« o ftu — yA| W. L.O O' W u «£ n « g o *■• w u o

ra

a» ,o

a C £ £>>6 c ^ o j - g c E o ? (0E - <2 c

‘-' c

S =a. ro< -cV)£ S

C

E Hi -0 J> c

ib<u £1

c u>E 0 )

!° o>

u a <

to § ra r: Q. E OCL -

£ 2 Se w «a> <u

v D ?• C

QJ

Kj if (/>

Q>m 41 cc 2> o> o- ~ 2 < < o w

f ' J

vU0

& V * l

s ? $ 9 W ft) s £< * * T J

£ 3 ?3 £ *9

CJ. y

<c

Q> Q <u

I I Ioi * r» —g l g « * ,S « <o S 5 .£ e

S o Oc S 2 | !

e g s S O 2 »S | B 1 S c ~S > a 5 5 o £8 s d s i§ 8‘5V) O' 0) TO >»JK &

9ls c j o ra E o 'jfl <y 0 ro P 4» a w O - J J ) o SPc S W . l ? 8 .?, o iS o O w o •-* g : 5 w £ o g « g

^ o Oto -o T3 0i£TO

0» c e TO V. ~ C W -o C Q) -D 0)C % | TO » 2 3“ •£ J Q S 2 5 1§ B § o E 5 <$ < 2 >* ° -2 £<u « jc <u —

i s : ? * I s ! ^ t § 8 l !,tt xj .£ o) oj) £ S. x) h 3 Q E

- = to « 5

i s s s i l i sTO Oi 'm Q-~ ® C *^ - T O g W C C r g - Qv» c c S ° 2 t v« t o(l 2 c e « ^t o' O c ^ . S o x : ?

2 c 3 E < 13

0)o$<C

in ata> c. c. <y

p 2 cLW

•n iy

(/) i - 's(Uc .

o 3

w Q)VS OS u t)

11 4) QJ O ' £ “ * O

(/>' Oa * =E - 0)

£ £ t3 ID

. S Io “O p

I. TO «u■e 5

0) o •1>•J o

2 g III .e

iO

a» oA > u>_ 0) q, d

TO TO O S=cn - «» 2£ g to w

§ E “ C

S I SC -O o QJ > .13 S ro cS s s

V> >>

TO ■- ..a To a

E o£ 8C cu<C‘J

if? qj a>2 £ « -g

TO

s i r s.tt o if*TO A , C

TO -— TOTO tO

PC toO <oO TO<D O

Ca to P to

w O . C! o a 9

15- 5 !

«i i .

S S ^ 8 8 S „• S S-™ S=?1E c p 12 i - .9 <u K? c « & -s to >c 0.13 a. S <c c m a. to Si ¥ .53 toID ® i ! CW 0) n °■C £ O TOy r O M TO .£ c UJ S w W w . 2 «

. .9 :« ; S o ' 0

£ tt .2

■? c o» 2

2 2 Sw S<uW (U O® •*> >. C 2 TO TO £ P

> ? £ ^ (U *5 §'-o O O O ^ S F c I>• 5 ^ D

O 12 °« ° - a> sk£

§IBQ-Sa ‘TO

E

18 f ° S c sCO - w

*? 8 .V? C3 ^

•PI « f sa. a E

eTOft.QJ

to a> (/) o.Qjr: .«»

o

a TO 0> c E Jp TO ■

:? ^ - . V tr = a> a <o o .c« Q) c ,=1 S 18 § s3 « B 5 g

s S 8 s 5

,u T\ no U R fi c e v> 2 -v«U TO TO O. s

o is to O

Iss ?0) 7)

o c

SIu)lU f=J!» mtn G2 Ic ¥y £

i f £ 10 2 #2 ? ' 2 TO W c

" 5

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 78: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

C\i<l>yV.

£ X> T>a.I-fip'g c

& | 80) * ? w O C o rt II c s Wc. « = n r «^ w £2 | f

I * * *® i s s£ 5 .2 wcBffl 5‘

i l i iI * 2 1| S £ «s « 5 f

*tS |ui to <y ws m

*2 Isf 1 ts 8?S*S

^ *>£ £ w 5 Q U- S U

S o ?a? 5 * 2 ? 3— 5; o ^ & £ a- .? 5 c o 5 S! «-•I t si-SE3 0. «

yf ? £

* 5 5 .

I l f■S’ S®m 5 o (Q V- * Z

I f * - - &-

8

V ui o r$ >nc o t u g

I sCOto 8Ui O r

_ c■* s £ 8* sa> <q z XJat

gi“Sf>.!e D 3

= III•O W C

v.g2 2 o « ^ 2 2 S w

,s | & o y

S -Sis s $ l j t ? g O- " - s £ 8 5 3 1 o> ra

s , y r :

..srsSiill;!

4! ^ I S S g l i S S l a f i£ 111s-1< 5 o>^ 'd w f £ c 9 fi-.S ct

| i I ? * S ? § ! l a | fSSS|ia.tfh?ii

i l i m p£ £.3 5 a> c 5 2 «S < E gfisf fw| g « 8 f f e 2 g 2 $

C i 2 a g 5 W

H '5 § ? £ S ~Si O a S O o

o>.4)yt:

c3Tov>£038flj*

M&C

IVs ft) 2 c

« ‘SII| 3I** <vc. X fr- w• I ^ *-a2

w».e <6«- « £~ s 8 ‘t rWO &|

o « *£ .5: <5 'O1 1 * £•&£ S 8 w«> :a* * 3 «

J l S i1 | | It P ;O & G 5* •■dl-Oifl

I I I S I

S e n &.gn ‘S -S c 3 w 5 S I Si*. £• Cfi <0 £ W w C w P i v ?* fti

£ 8 s ! ° I I

i s * , .

H ' 5 ’ 8* 5 8 s < ? £ 2 g S £ > -2 3 g 2.w 5 2 2>fu ^ U 'J U N c u « a

< w £ (/)

5

0y

13 9 B U S § e<U O CJ) I TO £ c - x>2 o I

oQ).Ot:

£ 2 C O t mi s ‘s g o IS£■«-

</>O C JJ<d't -a c .9 * § o S xj"j ?5 •<0^0 ^ V T) f . 5 . » 2

I ' ! S f.

I | - i 5« c 7 E c ^ aK ? I ‘SO) £ c a;< £ ^ -ra »>VI

O) v» isc c c

j. d) o '■£ <5 £ q>2 >■ o gs. fl> —c c g »S ° » £ ^ c S p aigog

” s1 5 * 5 &

£ w n

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 79: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

.J X llM liT lia J iir UJAH N i M i i n i HKMJflLIK INDONESIA

Jakarta, / *> / ° / 7 ^

Niaur i f e S / . 7 / ^ j Ktpada Yth.

L a / a p ira n i , , Bapak Dekan F a k u lta s HukumPsrihal t Pemberitahuan suvey. r

U n iv e rs ita s A irla n g g a d iS u r a b a y a .

s 1 " 'M envuijuk s u r a t S a u d a r a n#mor x297/ p t .03.h s .fh / n /1992

tanggal 1 18 Rgustus 1992 . perihal terseiut di atas

b e r s a m a i n i d e n g a n h o rm a t k a m i b e r i t a h u k a n b ah w a i

iN a 03 a i SRIE SARWENDAH BARASWATI OESADI

Nom<ir P o k o k M a h a sia w a .: 03851221U

T in g k a t / S o m e s t e r i s t r a t a *sa tu (s<1)

JUT Us a n ) m te rn a s io n a l

A 1 a fli a t J j i j arang Menur- <1-14 Surabaya

t o l o h d a t a n g k o D i r o k t o r a t V e r j a n j i a n I n 'fc u r n a s io n a l

D e p o rte u ie n L u a r N o g o r i d a la m r a n g k a . S u r v o y / P e n e l i t i a n

u n t u k p e m b u a ta n S J c r ip a i d e n g a n j u d u l :

"ASPEK YURIDIS DAN NQN YURIDIS PENGGUNAAN RUANG ANGKASA SECARA

DAMAI TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN RUANG ANGKASA".

Domikianloh agar Saudara maJclura adonya.

TembUDoni

Untuk ytiftfl .IwrflOiiijkutan

Kopala Bagian Tata Dsaha Direktorat Perjanjian International

■ X\i L - ' /

: i\ ^ ■

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 80: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

1

L E M B A Q A P E N E R B A N G A N DAN A N TA R IK S A N A S IO N A L ( L A P A N )

LN.PeWUOA PERS1LNO. \ AKAATA-T1MUR.0 . BOX. 20/JAT.

TELEX : TELP. :

4 9 1 7 54 6 9 2 6 0 2 4 6 9 4 9 4 1

omor : B/^M/X/92;.k,,u...7...October 1992

.<•1 : Biasa: —

.(ihti : Penelitian K • p • d •

vth. DEKAN FAKULXAS JiUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

DI .

S U A R A B A Y A

1. Dengan hormat diberitahukan bahwa Mahasisva Fakultas Hukum Jurusan Hukym Internasional, Universitas Airlangga Surabaya tersebut di bauah ini :

a.- N a m a : Srie Sarwindoh B. Oesadi

b. NRP/NIM ; 038512218

c. -: Program : Strata Satu ( SI ),

telah selesai melakukan penelitian di I4APAN dari tanggal 10 - 21 September 1992, dalam rangka mencari data guna penyusunan Skripsi dengan judul :MASPEK YURIDIS DAN NON-YUKIDIS PENGGUNAAN RUANG ANGKASA SECARA DAMAI TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN RUANG ANGKASA”, sebagai persyaratan untuk menejnpuh ujian terakhir.

Di samping itu yang bersangkutan telah dibimbing oleh Kepala Bidang Pengkajian Hukum Kedirgantaraan, Bapak Ruman Sudradjat.H, SH.

2. Demikian, atas perhatian kami mengucapkan terima kasih.

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 81: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

LC M D AC A PENEHDAfJOAW D AN A W T A R 1KOA IMABIONAL

( L A P A I U ]

Jin. Pemuda Penil No. 1 PO. BOX 20/JATTelp. 4392802-489494 M899469 Fgx.4894815 Tcl«.49P5JAKARTA TIMUR

NOTA DINAS

Kepada Yth.

D a r i Perihal Tanggal

aKAPUSSISGANA /tcq. Kabid tftikyrfTDirgantara f Kasubag. Humas fTV-''Ijin Penelitian /10 September 1992 //

Nomor______ £_!j5!§ / £ Y ^ _ / IX /92

Dengan hormat,

1. Bersama ini kami hadapkan seorang Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya untuk mengadakan penelitian dalam rangka pembuatan skripsi yang berjudul "Aspek Yuridis dan Non Yuridis Penqqunaan Ruang Angkasa SecaraDamai Ter- hafiap Fend^mar&n Gin^kung’an Ruang Angkasa" ' x“ ■ iy p — " . » . i ||ii i l l. y i - h m *> ■"> ■ .................

2. Mohon bantuan Bapak untuk memberikan penjelasan yang diperlukan oleh yajig bersangkutan.

3. Atas bantuan dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

D rs. Cuk Hoedoyo

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 82: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

U N 1 T E P N A T I O N S I N F O R M A T I O N C E N T R E • J A K A R T A

UNIHD NAItOMI

SURAjj:,siERA N g A N -

Dengan ini diberitahukan bahw a m ahasisw a yang namanya tercantum di bawahini:

Nama : S r l e Sarwendah BaraswaU Oesadi

No.Pokok . 036512218

Fakultas ; Hukum

Jurusan «. Hukum I n t e r n a s i o n a l

Universitas . U n i v e r s i t a s A i r la n g g a

Telah m elaksanakan pengunnpulan data/penelitian dalam rangka penyusunan skripsi di instansi kami pada tanggal 8 , 9 , dan 12 pktober 1992____________

Jakarta, 12 Oktober 1992

(Hani Qonitah) Reference Assistant

i’ O . D o t 2 )3 8

,'iedung Ocwin Peri

- J 4 J i l i n K c b o n S i r i h

h V i n i , I n d o n e s i t

T e l : 1 8 0 0 2 9 2

F a i 1 1 0 0 2 7 4

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 83: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

L/COM

Nomor : T e l . *7?//PR.21G/WSAT-QQ0/92

Tanggal : 29 September 1992

Kepada Vth :

Oekan fa k u lta s HukumU n iv e r s i ta s A ir langga

J 1 . Dharmawangsa Dalam Selatan

S U R A B A Y A

Periha l : Permohonan pengambilan data

1. Menunjuk su ra t Saudara no.l297/PT.Q3.H5.FH/N/1992 tanggal 18-8-1992 periha l kelengkapan data dalam penyusunan S k r ip s i , pada prlns lpnya kami menyetujul pengambilan data yang dlmaksud.

2. Pelaksanaan pengambilan data dapat mulai d ilaksanakan pada pertengahan Oktober 1992 di WHOP SKSD Jakarta dengan mengikuti peraturan yang berlaku di kantor kami.

3. Demikian yang dapat kami sampaikan.

Manager WILOP SKSO

TANW1SKA SAREHMT5301ZT-

Tembusan : l . S d r . PUSRENUTBANG

A G . : P

&/&///A f t /,

""0 5 o c n w 7Zj

• TELEKOMUNIKASI INDONESIA-KANTOR WILAYAH OPERAS! SKSD

SMA 6I8NII INDONESIA lantal • 7 S. Pirmin Kav. UIp.: |01U *301181, 5301100, $307191. S3078Q0, 5307869 i : IU6330, T«l«* : HS32. <3532 Jakaoa 11410 • INOONESIA

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 84: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimanakah batas antara Air Space dan Outer Space dan sampai

sejauh manakah batas wilayah udara suatu negara? Ada berapa

pendapat tentang hal ini dan pendapat mana-kah yang paling

banyak dianut oleh negara-negara ?

2. Apa saja tujuan suatu negara menggunakan Outer Space (Ruang

Angkasa) secara damai ditinjau dari aspek non yuridis (politik,

ekonomi, sosial, budaya dan Hankam)? Bagaimanakah bentuk realis-

asinya ?

3. Bagaimanakah dsonpak penggunaan Outer Space secara damai ditinjau

dari aspek-aspek non yuridis (aspek sosial, ekonomi, politik,

budaya, dan Hankam) ?

4. Apa sajakah bentuk pencemaran yang terdapat di ruang udara (Air

Space) dan apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran tersebut ?

5. Bagaimanakah bentuk pencemaran lingkungan Ruang Angkasa (Outer

Space) sebagai akibat penggunaan ruang angkasa secara damai dan

apa saja yang mungkin menjadi penyebab terjadinya pencemaran

ini?

6. Apakah dampak pencemaran lingkungan ruang angkasa tersebut pada:

a. peralatan sistim ruang angkasa (satelit) milik suatu negara

dan terhadap kelancaran transmisi informasi yang menjadi

tujuan diluncurkannya sistim tersebut ke negara pemilik dan

atau negara pemakai,

b. lingkungan hidup di dunia baik yang langsung maupun tidak

langsung.

7. Kegiatan ruang angkasa apa sajakah yang termasuk dalam kategori

'dengan maksud damai' ?

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI

Page 85: BEBERAPA ASPEK YURIDIS PENCEMARAN LINGKUNGAN …repository.unair.ac.id/11405/2/KKB KK-2 Int 186-93 Oes b.pdf · lum ada peraturan intemasional yang mengatur tentang perlindungan

8. Peraturan apa sajakah yang membatasi suatu negara dalam melaksa-

nakan haknya yaitu eksplorasi dan eksploitasi ruang angkasa yang

termasuk dalam kategori 'dengan maksud damai' ?

9. Apakah di antara peraturan-peraturan tersebut ada yang, baik itu

langsung maupun tidak langsung, berusaha mencegah terjadinya

pencemaran lingkungan ruang angkasa ?

10. Prinsip-prinsip apa sajakah yang dianut dalam mengatasi pencema­

ran lingkungan ruang angkasa ?

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI BEBERAPA ASPEK YURIDIS ... SRIE SARWINDAH BABASWATI OESADI