14
Nama : Ardi Kristanto NIM : 12.02.0072 Beberapa Pengertian dan Definisi Motivasi 1. Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Mr. Donald : 1950). 2. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif- motif menjadi perbuatan / tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. (Drs. Moh. Uzer Usman : 2000) 3. Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas (Davies, Ivor K : 1986) 4. Motivasi adalah usaha – usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi sehingga anak itu mau melakukan sesuatu (Prof. Drs. Nasution : 1995) 5. Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Samsudin (2005) memberikan pengertian bahwa yang dimaksud

Beberapa Pengertian Dan Definisi Motivasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manajeme

Citation preview

Nama : Ardi KristantoNIM : 12.02.0072

Beberapa Pengertian dan Definisi Motivasi

1. Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Mr. Donald : 1950).2. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan / tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. (Drs. Moh. Uzer Usman : 2000)3. Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas (Davies, Ivor K : 1986)4. Motivasi adalah usaha usaha untuk menyediakan kondisi kondisi sehingga anak itu mau melakukan sesuatu (Prof. Drs. Nasution : 1995)5. Robbinsdan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Samsudin (2005) memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan.6. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan.Mangkunegara (2005,61) menyatakan : motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal.

Sujono Trimo memberikan pengertian motivasi adalah suatu kekuatan penggerak dalam prilaku individu dalam prilaku individu baik yangakammenentukan arah maupun daya ahan (perintence) tiap perilaku manusia yang didalamnya terkandung pula ungsur-ungsur emosionalinsane yang berasangkutan

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. (http://expresisastra.blogspot.com/2013/12/pengertian-dan-definisi-motivasi.html)

Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah- laku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu.Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). menurut Wexley & Yukl (dalam Asad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Sedangkan menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu. Sedangkan menurut Gray (dalam Winardi, 2002) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends of such behavior ). McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwamotivasiadalah merupakan sejumlah proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasiMotivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.Faktor-faktor tersebut antara lain :1. Faktor EksternLingkungan kerjaPemimpin dan kepemimpinannyaTuntutan perkembangan organisasi atau tugasDorongan atau bimbingan atasan

2. Faktor InternPembawaan individuTingkat pendidikanPengalaman masa lampauKeinginan atau harapan masa depan.

Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksud meliputi :a)Individu dengan segala unsur-unsurnya : kemampuan dan ketrampilan, kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman traumatis, latar belakang kehidupan sosial budaya, tingkat kedewasaan, dsb.b)Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan: persepsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam keja itu sendiri, persepsi bagaimana kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan timbulnya perasaan cemas, perasaan bahagia yang disebabkan oleh pekerjaan.c)Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing individu terhadap pelaksanaan pekerjaannya.d)Pengaruh yang datang dari berbagai pihak : pengaruh dari sesama rekan, kehidupan kelompok maupun tuntutan atau keinginan kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai hubungan di luar pekerjaane)Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individuf)Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individug)Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan

Beberapa faktor yang dapat mempngaruhi motivasi kelompok (teamwork) dalam bekerja dapat dikategorikan sebagai berikut:

TujuanVisi, misi dan tujuan yang jelas akan membantu team dalam bekerja. Namun hal tersebut belum cukup jika visi., misi dan tujuan yang ditetapkan tidak sejalan dengan kebutuhan dan tujuan para anggota..

TantanganManusia dikarunia mekanisme pertahanan diri yang di sebut fight atau flight syndrome. Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, secara naluri manusia akan melakukan suatu tindakan untuk menghadapi tantangan tersebut (fight) atau menghindar (flight). Dalam banyak kasus tantangan yang ada merupakan suatu rangsangan untuk mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan tersebut justru merupakan motivator.Namun demikian tidak semua pekerjaan selalu menghadirkan tantangan. Sebuah team tidak selamanya akan menghadapi suatu tantangan. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya memberikan suatu tugas atau pekerjaan yang menantang dalam interval. Salah satu criteria yang dapat dipakai sebagai acuan apakah suatu tugas memiliki tantangan adalah tingkat kesulitan dari tugas tersebut. Jika terlalu sulit, mungkin dapat dianggap sebagai hal yang mustahil dilaksanakan, maka team bisa saja menyerah sebelum mulai mengerjakannya. Sebaliknya, jika terlalu mudah maka team juga akan malas untuk mengerjakannya karena dianggap tidak akan menimbulkan kebanggaan bagi yang melakukannya.

KeakrabanTeam yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota team.

Tanggung jawabSecara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggungjawab. Tanggungjawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat perubahan atau mengambil suatu keputusan. Team yang diberi tanggungjawab dan otoritas yang proporsional cenderung akan memiliki motivasi kerja yag tinggi.

Kesempatan untuk majuSetiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan diri, mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju kehidupan yang lebih baik. Jika dalam sebuah team setiap anggota merasa bahwa team tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka untuk melakukan hal-hal tersebut di atas maka akan tercipta motivasi dan komitment yang tinggi. Hal ini penting mengingat bahwa perkembangan pribadi memberikan nilai tambah bagi individu dalam meningkatkan harga diri.

KepemimpinanTidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan penting dalam mendapatkan komitment dari anggota team. Leader berperan dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang dan harmonis. Seorang leader yang baik juga dapat memahami 6 faktor yang dapat menimbulkan motivasi seperti yang disebutkan diatasMenurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.Lima (5) kebutuhan dasar Maslow disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :1.Kebutuhan FisiologisContohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.2.Kebutuhan Keamanan dan KeselamatanContoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.3.Kebutuhan SosialMisalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.4.Kebutuhan PenghargaanContoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.Analisis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan lazim disebut analisis SWOT. Dalam ilmu menajemen dikenal istilah analisis SWOT, yang merupakan singkatan dari kataStrenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats.Analisis ini digunakan untuk mengetahui potensi organisaisi melalui evaluasi diri (self evaluation) untuk menentukan peluang yang dapat diraih, kekuatan yang harus dipertahankan, kelemahan yang harus dihapuskan, dan tantangan yang sedang dan akan dihadapi. Pengertian dari keempat istilah tersebut adalah (a) kekuatan-kekuatan yang dipunyai oleh kesatuan yang akan melaksanakan rencana(strenghts);(b) kelemahan-kelamahan yang dimiliki oleh kekuatan yang akan melaksanakan renacana(weaknesses); (c) peluang-peluang yang dapat dinmanfaatkan(opportunities); dan (d) ancaman atau tantangan yang akan dihadapi(threats).Analisis SWOT di atas merupakan analisis dalam bidang ekonomi dan berkaitan dengan penentuan strategi perusahaan untuk meningkatkan kinerja manejerial. Meskipun dalam analisis SWOT ini penulis tidak membuat gambaran posisi sebagaimana yang diajarkan pada analisis SWOT. Tujuan analisis ini hanya untuk memudahkan pehamaman, bukan semata-mata menentukan strategi penanggulangan sebagaimana diformulasikan dalam ilmu manajemen.Berdasarkan pendapat Muladi, analisis SWOT atas pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesiaadalah sebagai berikut.1. Kekuatan (strength), pemberantasan korupsi di Indonesiaselama inin adalah secara struktural dan substantif telah terjadi penyempurnaan, antara lain dalam bentuk keberadaan KPK dan pelbagai pembaharuan perundang-undangan tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Di samping itu, adanya suasana kondusif berupa strongpolitical willpemerintahan baru yang didukung kehendak masyarakat untuk memberantas KKN yang luar biasa, dan keberadaan RAN (Rencana Aksi Nasional) pemberantasan korupsi.2. Kelemahan (weakness) adalah membentuk semangat profesionalisme (expertise, social responsibility and corporateness) SDM yang lemah, belum mantapnya reformasi birokrasi yang menjamin keberadaan nilai-nilai efektivitas, kebersihan dan demokrasi, sangat lemahnya koordinasi antarlembaga penegak hukum (arogansi sektoral), kepemimpinan sektoral yang seringkali mendemonstrasikan kemiskinan moral dan intelektual. Kemudian, mengakibatkan disiplin aparat yang lemah, kerjasama internasional yang lemah (ekstradisi),Mutual Legal Assistance(MLA),transfer of proceeding, joint investigation, pelatihan, sosialisasi hukum tentang tindak pidana korupsi yang kurang, kesadaran yang lemah terhadap asas-asas (principles) tentanggood governancedangeneral principles of good administrationdi lingkungan sektor publik serta asas-asasgoodcorporate governancedi lingkungan sektor privat; lemahnya budaya anti korupsi (contohmoney politicsyang merebak) dan budaya malu, dan kurangnya kesadaran untuk mengembangkanpreventive anti corruption strategydan hanya memfokuskan diri pada langkah-langkah represif.3. Peluang (opportunity) pemberantasan korupsi cukup besar berkat kepemimpinan nasional yang memiliki legitimasi sosial yang kuat karena dipilih langsung rakyat yang committed pada pemberantasan korupsi. Selain itu, keberadaan UNConventionAgainst Corruption 2003 menjanjikan kerjasama internasional yang lebih baik dan menguntungkan negara-negara berkembang; kesediaan pakar-pakar hukum pidana perguruan tinggi dan NGO's yang belum dimanfaatkan secara optimal.4. Tantangan (threat)antara lain, masih adanya kekuatan-kekuatan yang tidak reformis dan cenderung bermental KKN, merosotnya citra penegak hukum karena belum menunjukkan kinerja pemberantasan korupsi yang memuaskan, kekuasaan kehakiman yang merdeka (independence of judiciary) yang seolah-olah untouchable namun kurang didukung oleh integritas, profesionalisme dan akuntabilitas yang memadai; 'fragmentasi' dan citra negatif terhadap sistem rekrutmen, promosi dan mutasi di lingkungan penegak hukum; kesejahteraan pegawai yang rendah (underpaid), melibatkan partai politik dalam pemerintahan tanpa konsep yang jelas antara tugas-tugaspolitical apponiteedan pejabat karir, lemahnya pembenahan di lingkunganprivate sector, masih adanya ketentuan perundang-undangan yang menghambat pemberantasan tindak pidana korupsi, kepemimpinan penegak hukum di segala lini yang lemah, dan praktik-praktik selective law enforcementyang masih terjadi.Strategi pemberantasan tindak pidana korupsi mencakup dimensi yang luas, mengingat korupsi di Indonesiasudah dalam taraf yang sangat memprihatinkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, di samping beberapa hal yang sudah dikemukakan di atas adalah:a. Rekrutmen kepemimpinan di segala lini yang anti KKN.b. Penguatan dan reformasi kelembagaan baik publik maupun privat terus menerus.c. Penguatan hukum, praktik hukum dan acaranya.d. Pembentukan lingkungan luas yang berbudaya anti korupsi, baik sektor publik maupun sektor privat.e. Pengembangan strategi yang proporsional antara langkah represif dan langkah preventif. Harmonisasi hukum terhadap perkembangan internasional (UNConvention Against Corruption, 2003).