Click here to load reader
Upload
hmm
View
16
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Bedah Mayat Dan Otopsi dari Sudut Pandang Islam
Citation preview
Bedah Mayat dan Otopsi
Bedah disebut juga operasi atau bedel. Dalam Bahasa arab disebut al-Tasyrih, al-Jirahah atau al-amaliyyah bil jirahah (operasi pembedahan)
Otopsi adalah pemeriksaan tubuh dengan jalan pembedahan untuk mengetahui penyebab kematian
Pengertian
Pembagian bedah
Bedah mayat anatomis : dengan tujuan menerapkan teori yang diperoleh mahasiswa fakultas kedokteran sebagai ilmu anatomi
Bedah mayat keilmuan : bedah mayat yg dilakukan terhadap mayat yang meninggal di rumah sakit setelah mendapat perawatan yang cukup dari dokter
Bedah mayat kehakiman : bertujuan mencari kebenaran hokum dari suatu peristiwa yang terjadi
Bedah mayat yang bertujuan menyelamatkan janin atau mengeluarkan benda berharga
Hukum terkait bedah mayat
Tidak ada nash yang sharih dalam al quran atau hadis tentang hukumnya
ل� ك� ى� ل� ل ك �� ل ل� ل� ل� ل� ب� ب� ك� ل� ك� ل� ل� ل� � �ك� �ل ك� ك �� ل ل� ك� �ك ل� ل� � ل ل! ل" ل� ى� "� ل ل# ك� �ب ب$ ك% ك� ل� ب'ي ل� ب) ل'ا آ* ك, ب'ي ل-ا ب. ل�ا آ ك� �ب ب�� ك- ل/ د0 �ب ل2 ء3 كي ل2
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (Q.s.fushshilat 53)
Pengertian ‘dalam diri manusia’ pada ayat diatas menurut para mufassir, berarti di dalam tubuh manusia terkandung nilai ilmu pengetahuan dan kebenaran untuk diteliti.
Manusia harus diperlakukan secara terhormat dan adil, baik saat hidup maupun mati. Keharusan berbuat adil, anatara lain, ditegaskan dalam ayat :
ر� ب6 ل� ر7ا ب8 ل/ ل9 ل�ا ل �� ل � ل�9 ب: � ب ب� ك� ك� ك; ب7 ل� ل�8ا ب7 ب� ل �� ل � ل�9 ب: � ب= ك0 ل7 ك� ب�ا ك8و ك� �ك ل. ك9 ل� ب? �-ا ل � ل� ك ل� ك� ك" ك8 ل� ل# ل@ ب: ل� ل�ا ب� Aك ل� ى� ل� ب: Bب ل�ا لCا ل�* ك, �D�ك Eل ك. ك9 ل� ك� ك� ك� Cك ك�ا ل� ل �� ل � ل�9 ب:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hokum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesunggunya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat (Q.s An-Nisa’ (4):58).
Hukum terkait bedah mayat
Untuk menyingkap dan mengungkap kebenaran suatu objek tertentu, manusia memerlukan ilmu khusus yang terkait dengan objek tertentu. Mengingat keterbatasan manusia untuk dapat menguasai semua cabang ilmu pengetahuan, maka diperlukan yang ahli di bidang ilmu tertentu. Hal ini sejalan dengan penegasan ayat Alquran :
4م7ون4 4ع:ل ت ال4 7م: :ت 7ن ك Bن: إ Bر: الذEك 4ه:ل4 أ 7وا 4ل أ …وف4اس:
…maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui (Q.s. al-Nahl (16) : 43)
Hukum terkait bedah mayat
Pendapat ulama klasik tentang bedah mayat Ulama klasik dari berbagai mazhab berbeda pendapat tentang hukumnya,
sebagaimana dikutip dan disimpulak dalam fatwa Dar al-Ifta’ al-Mishriyyah pada 31/10/1937, kemudian diperkuat lagi pada 23/10/1966, dan 5/12/1979 bahwa mayoristas ulama membolehkannya.
Pendapat ulama klasik tentang bedah mayat Menurut Ahmad bin Hanbal dan Ulama kalangan Mazhab Maliki, perut
mayat tidak boleh dibedah. Hal tersebut sesuai dengan larangan dalam hadist yang bersumber dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya mematahkan tulang mayat itu sama (dosanya) dangan mematahkannya pada waktu hidupnya." (HR Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah) ini masih umum, lalu secara khusus kepada mayit mukmin)
Pendapat ulama kontemporer tentang bedah mayat Syeikh jad al haqq dari mesir memperbolehkan memanfaatkan
sebgian tubuh mayat yang tidak diketahui identitasnya untuk pengobatan praktikum mahasiswa kedokteran
Hasanain Muhammad makhluf, karena belajar ilmu kedokteran hukumnya fardhu kifayah, maka segala ilmu yang dapat menjujung kesempurnaanya menjadi wajib pula
Fatwa lembaga fatwa tentang bedah mayatLembaga-lembaga fatwa seperti al-Majma’ al –Fiqh al-Islami it Rabithah al-’Alam al-islami yang bersidang di Mekkah. Haiah kibar al’Ulama’ al-Sa’iidiyah, Majma’ al-Fiqh al-Islami, Lajnah al Ifta’ di kerjaan Ordon al-hasyimiyyah, dan Lajnah al-ifta’ al-azhar di Mesir sepakat membolehkan bedah mayat untuk tujuan ilmiah dan praktik kedoteran dengan alasan darurat dan demi kemaslahatan yang luas.
Bedah mayat pendidikan dan otopsi
MPKS mengeluarkan fatwa no.7/1957 tentang “mayat pendidikan”
1) Mayat yang di kamar mayat suatu RS harus diselubungi kain bersih sehingga kehormatan nya terpelihara
2) Sebelum dikirim ke ruang anatomi harus di suntikan obat pengawet kepadanya
3) Harus diperlakukan dengan penuh penghormatan oleh mahasiswa FK
4) Bila telah selesai, kumpulkan serta susun kembali bagian suatu badan tersebut
5) Sesudah di kafani segera kuburkan seperti mayat muslim
6) Jangka masa antara saat dishalatkannya dengan dikuburkan itu sedapat-dapatnya dibatasi dengan sependek-pendeknya
Bedah mayat pendidikan dan otopsi
MUI termasuk yang membolehkan otopsi karena alasan darurat dan kemaslahatan, namun harus tetap dalam koridor menghormati jenazah
1. Hukum mengubur mayat orang orang islam adalah wajib
2. Dalam hal penyelidikan ilmiah terhadap mayat, tidak dilarangkan dalam islam
3. Sesudah penyidikan tersbut mayat wajib dikuburkan
4. Lamanya penundaan/penguburan untuk penyelidikan ilmiah diharapkan berhubungan dengan MPKS
5. Adapun untuk memumifikasikan dan untuk dimusiumkan, MUI berpendapat tidak dapat dibenarkan
Kesimpulan
Hukum asal bedah mayat adalah haram. Tindakan tersebut berarti penistaan manusia yang sangat dimuliakan allah.
Namun para ulama cenderung menghalalkan nya apabila untuk tujuan yang baik seperti: bedah mayat pendidikan, keilmuan dll.
Karena kebolehannya semata-mata alasan darurat, maka dalam praktik pembedahan mayat mesti dilakukan hanya sebatas diperlukan, tidak berlebihan, dan tetap dalam koridor menghormatinya.
Terimakasih