2
BEGAL DI UNNES LAYAKNYA PSN SABTU-MINGGU LIBUR Oleh Gondo Asmoro, mahasiswa UNNES jurusan sejarah semester 6 Pembegalan akhir-akhir ini merebak seperti jamur dimusim hujan. Tidak di desa maupun di kota begal pun selalu ada, sasaran pembegalan baik didesa maupun dikota sama-sama mengincar sepeda motor kebanyakan. Hal tersebut dibuktikan dengan pembegalan sepeda motor Beat FI warna merah yang terjadi di PKMU Pusat UNNES yang terjadi pada hari jumat, 21 Maret 2015. Uajar Beny (22/03) seorang mahasiswa jurusan sejarah 2012 yang menjadi salah satu korban pembegalan di PKMU Pusat UNNES, ia nengatakan bahwa ada lima motor bermerek Beat FI yang menjadi korban dan dari kelima motor tersebut kontak motornya rusak semua lantas salah satu motornya berhasil dibawa lari oleh pembegal. Sebenarnya pembegalan bisa terjadi karena beberapa faktor. Pertama, kelalaian dari pemilik motor. Hal tersebut dikarenakan apabila pemilik motor sembrono dalam memarkirkan dan tidak mengunci stang motornya maka hal tersebut akan mempermudah pembegal motor untuk beraksi. Kedua, kemahiran dari pembegal. Mungkin bisa dikatakan “bawaan lahir”, hal tersebut bisa terjadi seperti pembegal membaur dengan mahasiswa lantas apabila ada kesempatan maka begal tersebut beraksi. Ketiga, lemahnya pengawasan dari pihak Keamanan UNNES. Hal tersebut bisa dikatakan karena pihak keamanan UNNES hanya melakukan penjagaan dengan cara cek STNK dari hari senin-jumat saja sedangkan week end libur. Mungkin para petugas keamanan beranggapan bahwa begal pada week end itu libur. Namun hal semacam itu sebaiknya tidak dikakukan, karena walaupun week end tetap saja pada daerah Rektorat dan sekitarnya ramai, oleh karena itu untuk menghindari hal- hal yang tidak diinginkan seperti pembegalan maka penjagaan harus tetap dilakukan pada saat week end juga. Jika ditelisik lebih dalam para pembegal juga tidak bercita-cita untuk menjadi begal, akan tetapi mereka terpaksa membagal mungkin hanya sekali akan tetapi dalam aksi membegal yang pertama itu tidak ketahuan maka lama- kelamaan akan menjadi rutinitas/profesi. Sebenarnya profesi

BEGAL DI UNNES LAYAKNYA PSN SABTU.doc

  • Upload
    teslar

  • View
    255

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

BEGAL DI UNNES LAYAKNYA PSN SABTU-MINGGU LIBUR

Oleh

Gondo Asmoro, mahasiswa UNNES jurusan sejarah semester 6

Pembegalan akhir-akhir ini merebak seperti jamur dimusim hujan. Tidak di desa maupun di kota begal pun selalu ada, sasaran pembegalan baik didesa maupun dikota sama-sama mengincar sepeda motor kebanyakan. Hal tersebut dibuktikan dengan pembegalan sepeda motor Beat FI warna merah yang terjadi di PKMU Pusat UNNES yang terjadi pada hari jumat, 21 Maret 2015.

Uajar Beny (22/03) seorang mahasiswa jurusan sejarah 2012 yang menjadi salah satu korban pembegalan di PKMU Pusat UNNES, ia nengatakan bahwa ada lima motor bermerek Beat FI yang menjadi korban dan dari kelima motor tersebut kontak motornya rusak semua lantas salah satu motornya berhasil dibawa lari oleh pembegal.

Sebenarnya pembegalan bisa terjadi karena beberapa faktor. Pertama, kelalaian dari pemilik motor. Hal tersebut dikarenakan apabila pemilik motor sembrono dalam memarkirkan dan tidak mengunci stang motornya maka hal tersebut akan mempermudah pembegal motor untuk beraksi. Kedua, kemahiran dari pembegal. Mungkin bisa dikatakan bawaan lahir, hal tersebut bisa terjadi seperti pembegal membaur dengan mahasiswa lantas apabila ada kesempatan maka begal tersebut beraksi. Ketiga, lemahnya pengawasan dari pihak Keamanan UNNES. Hal tersebut bisa dikatakan karena pihak keamanan UNNES hanya melakukan penjagaan dengan cara cek STNK dari hari senin-jumat saja sedangkan week end libur. Mungkin para petugas keamanan beranggapan bahwa begal pada week end itu libur. Namun hal semacam itu sebaiknya tidak dikakukan, karena walaupun week end tetap saja pada daerah Rektorat dan sekitarnya ramai, oleh karena itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti pembegalan maka penjagaan harus tetap dilakukan pada saat week end juga. Jika ditelisik lebih dalam para pembegal juga tidak bercita-cita untuk menjadi begal, akan tetapi mereka terpaksa membagal mungkin hanya sekali akan tetapi dalam aksi membegal yang pertama itu tidak ketahuan maka lama-kelamaan akan menjadi rutinitas/profesi. Sebenarnya profesi begal juga tidak lepas dari imbas kebijakan pemerintah yang menaikkan harga segala macam kebutuhan hidup lantas pemerintah tidak mampu untuk membuka lapangan pekerjaan. Mungkin bagi orang desa hal tersebut tidak terlalu berefek, karena mereka bisa bekerja disawah dan dikebun. Akan tetapi bagi orang yang tinggal diperkotaan hal tersebut sangat sulit, maka mereka mengambil jalan pintas untuk menyambung hidup mungkin dengan cara membegal.

Apabila dilihat akhir-akhir ini penumpasan begal sudah digencarkan dimana-mana. Ada begal yang tertangkap dibakar hidup-hidup, akan tetapi hal tersebut tidak selamanya menimbulkan jera justru bisa juga menimbulkan dendam dikalangan para begal lainya. Seharusnya apabila ada begal yang tertangkap langsung saja diserahkan kepada pihak yang berwajib lantas diberi hukuman yang setimpal dan selama proses tahanan diberisi sosialisasi beserta ketrampilan untuk bekerja. Lantas kita sebagai masyarakat sebaiknya lebih berhati-hati dan selalu peka terhadap keadaan yang ada disekitar kita.