2
THE BEGGAR’S PLAY: POVERTY, COERCION, AND PERFORMANCE IN SHENYANG, CHINA Karya Eric Henry (Anthropological Quarterly, Vol. 82, No.1 2009) Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini tidak dijelaskan secara implisit, namun jika melihat kajian yang disajikan oleh Eric tentang sandiwara pengemis lebih condong pada jenis penelitian postmodern; yang menampilkan aktifitas mengemis bukan sebagai tanda kemiskinan. Eric tidak menyebutkan teknik analisis yang digunakan, namun dengan melihat sumber data, dapat dipastikan Eric menggunakan analisis discourse. Penelitian ini menarik; khalayak akan menemukan fakta yang unik, fakta tentang aktifitas mengemis yang hidup berdampingan dengan pembangunan dan modernisasi kota Shenyang. Eric berargumen bahwa pengemis tidak menunggu uang koin tetapi menunjukan kemiskinan, membuat shock dan memaksa pemberi. Originilitas penelitian ini terletak pada analisa data yang digunakan yaitu menggunakan cerita dari pertemuan antara pengemis jalanan dan guru bahasa inggris asing. Dari cerita tersebut, Eric ingin meampilkan bahwa pertemuan antara keduanya melainkan bukan hanya pertemuan personal di jalan, namun menimbulkan pembentukan interaksi sosial yang lebih besar dan budaya. Ia mengaitkan aktifitas mengemis kedalam konteks yang lebih besar yakni perilaku moral Negara china. Eric menggunakan teknik analisis discourse dengan mengamati interaksi antara pengemis dan pejalan kaki. Penggambaran tentang sisi lain dari aktifitas mengemis diuraikan dengan jelas oleh eric

Beggar Play

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Beggar Play

THE BEGGAR’S PLAY: POVERTY, COERCION, AND PERFORMANCE IN SHENYANG, CHINA

Karya Eric Henry(Anthropological Quarterly, Vol. 82, No.1 2009)

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini tidak dijelaskan secara implisit, namun jika melihat kajian yang disajikan oleh Eric tentang sandiwara pengemis lebih condong pada jenis penelitian postmodern; yang menampilkan aktifitas mengemis bukan sebagai tanda kemiskinan. Eric tidak menyebutkan teknik analisis yang digunakan, namun dengan melihat sumber data, dapat dipastikan Eric menggunakan analisis discourse. Penelitian ini menarik; khalayak akan menemukan fakta yang unik, fakta tentang aktifitas mengemis yang hidup berdampingan dengan pembangunan dan modernisasi kota Shenyang. Eric berargumen bahwa pengemis tidak menunggu uang koin tetapi menunjukan kemiskinan, membuat shock dan memaksa pemberi.

Originilitas penelitian ini terletak pada analisa data yang digunakan yaitu menggunakan cerita dari pertemuan antara pengemis jalanan dan guru bahasa inggris asing. Dari cerita tersebut, Eric ingin meampilkan bahwa pertemuan antara keduanya melainkan bukan hanya pertemuan personal di jalan, namun menimbulkan pembentukan interaksi sosial yang lebih besar dan budaya. Ia mengaitkan aktifitas mengemis kedalam konteks yang lebih besar yakni perilaku moral Negara china. Eric menggunakan teknik analisis discourse dengan mengamati interaksi antara pengemis dan pejalan kaki. Penggambaran tentang sisi lain dari aktifitas mengemis diuraikan dengan jelas oleh eric yang dimulai dari sejarah kembalinya pengemis di perkotaan, kritik terhadap moralitas, praktik mengemis, hingga bentuk penipuan dan kecurangan.

Eric menyajikan sebuah interpretasi yang sangat menarik; yang berusaha untuk menyajikan fakta unik dari perspektif pengemis dan perspektif orang asing pemberi. Ia menampilkan berbagai interaksi yang dibangun antara john sebagai orang asing dan Xiaoping sebagai pengemis dari pertemuan mereka. Pada bagian kesimpulan, Eric kembali mengajak pembaca untuk melihat cerita antara john dan Xiaoping, menceritakan strategi untuk menambah jumlah pemberian dengan melihat pemberi yang berpotensi. Eric menguatkan topik yang dibicarakan diawal artikel yakni ketika Ia menyebut mengemis sebagai bentuk teater jalanan,