Upload
yesica-septianty
View
59
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/17/2018 Bell's Palsy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bells-palsy-55b07e667e04e 1/9
BELL’S PALSY
Oleh:
DEVITA WIJAYANTI NIM I1A010033
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU2011
5/17/2018 Bell's Palsy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bells-palsy-55b07e667e04e 2/9
I. PENDAHULUAN
Sir Charles Bell, demikian nama seorang ahli bedah Skotlandia yang pertama kali
menemukan penyakit ini pada abad 19. Penyakit ini menimbulkan derajat keluhan klinis yang
beragam. Kendati demikian wajah yang tidak simetris, kelopak mata yang tidak dapat menutupsempurna, gangguan pengecapan serta sensasi mati rasa (baal/kebas) pada salah satu sisi wajahmerupakan keluhan yang sering terjadi. Pada beberapa kasus disertai adanya hiperakusis (sensasi
pendengaran yang berlebihan), telinga berdenging, nyeri kepala dan perasaan melayang. Keluhan
tersebut terjadi mendadak dan mencapai puncaknya dalam 2 hari. Keluhan yang terjadi diawalioleh nyeri pada telinga yang seringkali dianggap sebagai infeksi.
Berbeda dengan serangan stroke, pada Bell’ s palsy tidak disertai dengan kelemahan
anggota gerak. Hal ini disebabkan oleh letak kerusakan saraf yang berbeda. Pada stroke
disebabkan oleh rusaknya bagian otak yang mengatur pergerakan salah satu sisi tubuh, termasuk
wajah. Bell's Palsy adalah suatu gangguan neurologi yang disebabkan oleh kerusakan saraf kranial ke 7, atau disebut juga sebagai saraf fasialis, yang menyebabkan kelemahan atau paralisis
pada satu sisi wajah. Paralisis ini menyebabkan distorsi wajah serta mengganggu fungsi normal,seperti menutup mata dan makan .
Gangguan dalam fungsi motorik akibat parese nervus radialis lebih menimbulkan kecacatan daripada parese nervus medianus atau nervus ulnaris (1).
II. ANATOMI
Saraf fasialis, demikian nama serabut saraf yang mengurus bagian wajah dan merupakanbagian dari 12 pasang saraf otak. Saraf ini berasal dari bagian batang otak yang disebut pons.
Dalam perjalanannya menuju kelenjar parotis, saraf fasialis ini harus melalui suatu lubang sempit
dalam tulang tengkorak yang disebut kanalis Falopia. Setelah mencapai kelenjar parotis, saraf
fasialis ini akan bercabang menjadi ribuan serabut saraf yang lebih kecil yang mempersarafidaerah wajah, leher, kelenjar liur, kelenjar air mata, 60% bagian depan lidah dan sebagian
telinga.
Nervus radialis berjalan ke depan di dalam substansi glandula parotidea. Saraf ini terbagiatas lima cabang terminal yaitu :
Tabel-1. Lima cabang terminal Asal mula
1. Ramus temporalis Muncul dari pinggir atas glandula danmempersarafi m. auricularis anteriordan superior, venter frontalis m.occipitofrontalis, m. orbicularis oculi danm. oculi supercili
2. Ramus Zygomaticus Muncul dari pinggir anterior glanduladan mempersarafi M. Orbicularis oculi
3. Ramus Buccalis Muncul dari pinggir anterior glandula dibawah ductus parotideus danmempersarafi M. Buccinator dan otot-otot bibir atas serta nares
4. Ramus Mandibularis Muncul dari pinggir anterior glanduladan mempersarafi otot-otot bibir bawah
5/17/2018 Bell's Palsy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bells-palsy-55b07e667e04e 3/9
5. Ramus Cervicalis Muncul dari pinggir bawah glandula danberjalan ke depan di leher di bawahmandibula untuk mempersarafi M.Platysma. Saraf ini dapat menyilangpinggir bawah mandibula untukmempersarafi M. depressor anguli oris.
III. ETIOLOGI
Bell’ s palsy dapat terjadi pada pria atau wanita segala usia dan disebabkan oleh kerusakansaraf fasialis yang disebabkan oleh radang, penekanan atau pembengkakan. Penyebab kerusakan
ini tidak diketahui dengan pasti, kendati demikian para ahli meyakini infeksi virus Herpes
Simpleks- sebagai penyebabnya. Sehingga terjadi proses radang dan pembengkakan saraf. Pada
kasus yang ringan, kerusakan yang terjadi hanya pada selubung saraf saja sehingga prosespenyembuhannya lebih cepat, sedangkan pada kasus yang lebih berat dapat terjadi jeratan pada
kanalis falopia yang dapat menyebabkan kerusakan permanen serabut saraf.
Neuropati radialis dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor mana mungkin terjadi sendiri-sendiri atau secara bersamaan (multiple factors). Misalnya, suatu diabetes melitus yang pada mulanyasubklinis akan menjadi simptomatis sesudah adanya suatu trauma atau kompresi yang mengenai saraf.1. Trauma
Pada fraktur dan dislokasi, neuropati terjadi karena penekanan safar oleh fragmen tulang,hematom, kallus yang berbentuk sesudah fraktur, atau karena peregangan sarar akibat suatudislokasi. Neuropati radialis sering terjadi pada fraktur kaput humerus. Presis nervus radialis dapatterjadi akibat tidur dengan menggantungkan lengan diatas sandaran kursi (Saturday night palsy),atau tidur dengan kepala diatas lengan atas. Akibat penekanan pada waktu saraf ini menembusseptum intermuskularis lateralis. Pada tempat mana saraf ini terletak agak superfisial dan menempelpada tulang (Dyck 1987). Disamping itu trauma pada waktu olah raga, kerja, pemakain kruk, atauposisi tangan pada waktu operasi dapat menyebabkan terjadinya parese NR.
2. Infeksi.
Dapat terjadi karena: sifilis, herpes zoster, lepres dan TBC. Bisa mengenai saraf atau banyak saraf3. Toksi.
Lebih spesifik mengenai nervus radialis adalah pada lead intoxication4. Penyakit vaskuler5. Neoplasma (8, 9)
IV. LOKALISASI LESI DAN GEJALA KLINIS
Lesi penyebab neuropati radialis dapat mengenai saraf disepanjang perjalanannya. Gejala yangtimbul dipengaruhi oleh lokasi lesi:
A. Pada level lengan atas lesi pada n.radialis dapat terjadi pada aksila, pada waktu melilit humerusdi musculoradialis groove, atau sewaktu berjalan superficial pada sisi lateral lenga atas.Menyebabkan parese semua otot yang diper sarafinya yaitu triseps, ekstensor pergelangan
tangan, ekstensor jari dan brakhioradialis, dan disertai defisit sensorik pada daerah yangdipersarafi yaitu sisi lateral-dorsal tangan, ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Lesi pada aksiladapat disebabkan kompresi oleh kruk, dislokasi sendi bahu, fraktur humerus dan luka tembus.
B. Lesi neuropati radialisLesi neuropati radialis sewaktu melilit humerus atau sewaktu berjalan seperfisial pada aspeklateral lengan atas, sering akibat kelamaan menggantung lengan diatas sandaran kursi (Saturdaynigth palsy), akibat tertekannya lengan karena posisi yang tidak tepat selama anestesi atau tidur,penggunaan tomiket yang tidak benar atau akibat iritasi dan kompresi oleh kallus sesudah frakturtulang.Gejalanya:
5/17/2018 Bell's Palsy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bells-palsy-55b07e667e04e 4/9
- tidak dapat ekstensi siku karena parese triseps- tidak dapat fleksi siku pada posisi lengan bawah antara pronasi dan supinasi karena paresem.brakhioradialis- tidak dapat supinasi lengan bawah karena parese m.brakhioradialis- tidak dapat supinasi lengan bawah karena parese m. supinator- wrist drop dan finger drop karena parese ekstensor pergelangan tangan dan jari
- gangguan abduksi ibu jari tangan- refleks trispes negatif atau menurun- gangguan sensorik berupa parestesi atau baal pada bagian dorsal distal lengan bawah, sisileteral dan dorsal tangan, ibu jari, telunjuk dan jari tengah.
C. Lesi pada bagian saraf yang berjalan antara septum intermuskularis lateralis dan tempat dimanan.interosseus posterior menembus m.supinator mengakibatkan jari yang dipersarafi oleh nerpusini.Gejalanya:- tidak dapat supinasi dan meluruskan jari- tidak ada wrist drop- refleks triseps positif- gangguan sensorik tidak ada
D. Lesi pada punggung pergelangan tangan, hanya akan menimbulkan gejala sensorik, tanpa defisitmotorik (2, 3, 8).
V. NEUROPATI RADIALIS PADA INTOKSIKASI TIMAH (LEAD)Lntoksikasi timah (lead) sering menyebabkan neuropati radialis dan memberikan gejala klinis
yang khas dibandingkan dengan keracunan metal lainnya. Pada dewasa lebih sering mengakibatkanneuropati yang mengenai lengan, tidak selalu simetris, dan ekstensor tangan lebih lemah dari pada ototlainnya (6, 7).Gejala Klinis:
Biasanya tanpa gejala sensorik dan tidak ada nyeri pada saraf. Paresenya yang mengenainervus radialis mengakibatkan suatu gambaran wirst drop yang khas dan tidak mesti simetris. Dalamkasus wrist drop yang tipikal, parese diawali pada bagian proksimal ekstensor jari tengah dan jari manis,kemudian diikuti parese jari telunjuk dan kelingking, dan akhirnya parese ekstemal ibu jari. Pada tahap
lanjut juga terjadi parese ekstensor tangan (6).Parese dan atrofi sering tidak mengikuti distribusi nervus radialis. Dapat mengenai otot-otot
thenar, terutama abduktor pollicis brevis yf dpr meluas ke interosseus (6).
VI. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
1. Pemeriksaan laboratorium2. Pemeriksaan radiologi3. Pemeriksaan EMG (8)
VII. DIAGNOSA
Tes dilakukan dengan pemeriksaan darah, MRI atau CT-scan. Pemeriksaan ini dilakukan untukmembantu dokter dalam menegakan diagnose bell’s palsy .
VIII. TERAPI DAN DIAGNOSA
1. Pengobatan utama dari Bell palsy atau tipe kelumpuhan wajah yang lain adalah dengan
menghilangkan sumber dari kerusakan saraf secepat mungkin. Kompresi ringan dalam
5/17/2018 Bell's Palsy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bells-palsy-55b07e667e04e 5/9
jangka waktu yang singkat dapat menyebabkan kerusakan yang ringan. Obat-obatan dapat
menolong menghilangkan kompresi (prednisone dan antiviral) dan ini harus dilakukan
sesegera mungkin. "The window of opportunity" untuk memulai pengobatan adalah 7 hari
dari onset Bell palsy. Prednisone dapat diberikan jika muncul tanda-tanda inflamasi. Istirahat
sangat penting. Badan yang cedera akan dapat sembuh dengan efisien jika disertai istirahat
yang cukup untuk mengumpulkan tenaga dan daya tahan tubuh.
Dalam penelitian di the Quality Standards Subcommittee of the American Academy of
Neurology tentang penggunaan steroid dan antiviral dan bedah dekompresi terhadap pasien
Bell palsy, menyimpulkan steroid aman dan mungkin efektif dalam meningkatkan fungsi
wajah dari hasil pengobatan terhadap pasien Bell palsy. Sampai sekarang belum ada bukti
kuat bahwa obat-obatan menguntungkan untuk pasien bell's palsy. Obat-obatan efektif hanya
jika diberikan sesegera mungkin setelah onset dimana window periode untuk Bell's palsy
adalah 7 hari. Pemberian obat-obatan setelah 7 hari akan memberikan hasil yang kurang
efektif.
2. Sekitar 80-85% kasus dapat sembuh spontan dalam 3 bulan. Akan tetapi beberapa penelitianmengatakan obat antivirus dan antiinflamasi efektif mempercepat proses penyembuhan
apalagi jika pemberiannya sedini mungkin. Sedangkan nyeri dapat diatasi dengan analgetik
seperti parasetamol dan ibuprofen, untuk pertumbuhan serabut saraf yang rusak dapat
digunakan terapi vitamin dengan menggunakan vitamin B6 dan B12. Evaluasi terhadap
derajat kerusakan saraf dapat dilakukan setelah melewati fase akut dengan menggunakan
pemeriksaan elektromiografi (EMG) pada minggu kedua dengan memeriksa refleks kedip
(blink reflex). Dengan demikian pemeriksaan ini dapat digunakan untuk memprediksi
prognosis penyakit.
3. Botolinum toxin type A atau yang lebih dikenal dengan botox merupakan alternatif terapi
yang dapat digunakan dan berfungsi untuk relaksasi otot-otot wajah. Alternatif terapi lainnya
berupa akupuntur, stimulasi galvanik dan biofeedback.
4. Selain terapi utama, hal penting yang menjadi perhatian dalam tatalaksana penyakit ini
adalah mata. Kelopak mata yang tidak dapat menutup sempurna akan dapat menimbulkan
masalah baru, iritasi serta infeksi mata akan rentan terjadi jika tidak dilakukan perhatian
khusus pada masalah ini. Hal yang dapat dilakukan berupa pemberian air mata buatan,
mengedipkan mata secara manual, penggunaan pemberat kelopak mata hingga tindakan
operatif. Pemakaian kacamata dengan lensa berwarna atau sunglasses kadang diperlukan
untuk menjaga mata tetap lembab saat bekerja dengan computer karena akan cenderung
kurang berkedipsaat menggunakan computer. Mata yang kering karena ketidakmampuandalam mengedipkan mata akan menjadikan ini suatu masalah. Pemberian obat tetes mata
sangat diperlukan. Jika terjadi gangguan pada suara dalam hal nyeri maupun volumenya, ini
tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena ini merupakan bagian dari ge jala Bell’s Palsy.
5. Fisioterapi tidak perlu dilakukan segera. Memaksakan fisioterapi sebelum ada tanda saraf
mulai bekerja akan membuat masalah yang lebih jauh lagi. Pemijatan terhadap wajah boleh
5/17/2018 Bell's Palsy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bells-palsy-55b07e667e04e 6/9
dilakukan. Untuk rasa nyeri atau tidak nyaman , pemanasan dapat membantu. Untuk
pengobatan dapat dicoba pemanasan dengan herbal.
6. Latihan wajah :
Komponen lain yang tidak kalah pentingnya dalam optimalisasi terapi adalah latihan wajah.
Latihan ini dilakukan minimal 2-3 kali sehari, akan tetapi kualitas latihan lebih utama
daripada kuantitasnya. Sehingga latihan wajah ini harus dilakukan sebaik mungkin. Pada fase
akut dapat dimulai dengan kompres hangat dan pemijatan pada wajah, hal ini berguna
mengingkatkan aliran darah pada otot-otot wajah. Kemudian latihan dilanjutkan dengan
gerakan-gerakan wajah tertentu yang dapat merangsang otak untuk tetap memberi sinyal
untuk menggerakan otot-otot wajah. Sebaiknya latihan ini dilakukan di depan cermin.
Gerakan yang dapat dilakukan berupa:
* Tersenyum
* Mencucurkan mulut, kemudian bersiul
* Mengatupkan bibir* Mengerutkan hidung
* Mengerutkan dahi
* Gunakan telunjuk dan ibu jari untuk menarik sudut mulut secara manual
* Mengangkat alis secara manual dengan keempat jari
* Menutup mata
Prognosis dari Bell’s palsy :
Secara umum penyakit ini dapat disembuhkan, kendati tergantung dari derajat kerusakan
sarafnya. Pada minggu kedua perbaikan sudah mulai dirasakan dan dalam 3-6 bulan wajahdapat kembali normal. Pasien biasanya memiliki prognosis yang baik, hampir 80-90% pasien
sembuh tanpa kelainan. Pasien berusia 60 tahun atau lebih memiliki hampir 40% kesempatan
untuk sembuh dan memiliki kemungkinan besar menjadi sekuele. Bell’s palsy dapat kambuhpada 10-15% pasien. Hal ini dapat terjadi pada sisi ipsilateral atau kontralateral dari palsy
pertama.
5/17/2018 Bell's Palsy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bells-palsy-55b07e667e04e 7/9
DAFTAR PUSTAKA1. Adam RD ;Victor M. Principles of neurology. 4th ed. New York: McGraw Hill, 19892. Chusid JG and deGroot J. Correlative neuroanatomy. 20th ed. A Lange Medical Book, 1988:p.92-
963. DeJOng. The Neurological examination.4t ed. 1979:p.576-5884. Dyck Pl, Low PA. Disease of peripheral nerves, in Clinical neurology, Baker (ed). Philadelphia:
Harper & Row, 19875. Gilroy, J. Basic neurology. New York: Pergamon, 1992:p. 363-3646. Goldstein NP. Metal neuropathy, in Peripheral neuropathy. Dyck PJ (ed.). Philadelphia: WB
Sounders, 1975:p. 1240-12487. Patten J. Neurological differential diagnosis, London: Harold Starke, 1977: p.194- 2028. Thomas PK. Symptomatoly and differential diagnosis of peripheral neuropathy, in peripheral
neuropathy. Dyck P. (ed.). philadelphia; WB Saunders, 19759. Walton IN. Brain's diseases of the nervus system. 8th ed. New York: Oxford University, 1977:
779-781 dan 949-95210. WHO. Peripheral neuropathies, Report of WHO Study Group, Jeneva, 1980
5/17/2018 Bell's Palsy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bells-palsy-55b07e667e04e 8/9
Kejadian Bell's Palsy biasanya mendadak. Banyak orang setelah bangun pagi menemukan bahwa salah
satu sisi wajahnya mencong. Pasien sering merasa takut kalau mereka terkena stroke, namun Bell's Palsy
tidak berhubungan sama sekali dengan stroke. Gejala awal yang ringan seperti tingling di sekitar bibir
atau mata kering biasanya cepat menjadi parah dalam waktu 48 jam atau kurang.
Bell's palsy banyak mengenai orang dewasa muda, terutama orang Jepang yang memiliki insidens tinggi
terhadap kondisi ini. Infeksi virus seperti herpes, mumps dan HIV, serta infeksi bakteri seperti penyakit
Lyme atau tuberkulosis dapat menyebabkan inflamasi dan pembengkakan pada saraf Fasialis hingga
mengakibatkan terjadinya Bell's Palsy. Fraktur tengkorak, tumor, atau kondisi neurologi yang disebabkan
oleh penyakit kronis seperti diabetes dan sindroma Guillain Barre dapat juga menyebabkan Bell's Palsy.
Kondisi yang menekan sistem imun seperti HIV meningkatkan resiko terjadinya Bell's Palsy. Stress,
kehamilan dan diabetes juga merupakan faktor resiko. Orang yang mengidap diabetes memiliki
kecenderungan 4X lebih besar untuk menjadi Bell's Palsy dibanding pada orang normal (1).
Bell's Palsy mengenai sekitar 40.000 orang di Amerika setiap tahunnya. Hal ini terjadi pada hampir 1
banding 65 orang selama hidupnya. Penyakit ini lebih sering mengenai orang dewasa muda dan orang
Jepang memiliki insiden yang sedikit lebih tinggi dari kondisi seperti ini. Bell's palsy adalah penyebab
paling sering dari paralisis wajah dan salah satu gangguan neurologi yang paling sering yang melibatkan
nervus kranial.
Penyebab paling sering dari paralisis wajah adalah Bell's palsy. Bell's palsy adalah "virus" idiopatik yang
menyerang saraf fasial
Virus yang paling sering berhubungan dengan Bell\'s palsy adalah virus herpes simplex - 1. studi terbaru
menunjukkan bukti klinis yang kuat bahwa HS1 adalah penyebab utama Bell's palsy yang idiopatik.
Hampir 80% dari semua pasien Bell's palsy ditemukan adanya virus ini.
Ada banyak manifestasi klinis yang berhubungan dengan paralisis wajah. Masing-masing individu
memiliki manifestasi yang berbeda-beda, tergantung dari derajat dan lokasi kerusakan nervus.
Apa gejala Bell's Palsy ? Kelemahan atau paralisis otot, Kerutan dahi menghilang, Tampak seperti orang
letih, Tidak mampu atau sulit mengedipkan mata, Hidung terasa kaku terus - menerus, Sulit berbicara,
Sulit makan dan minum, Sensitive terhadap suara ( hiperakusis ), Salivasi yang berlebih atau berkurang,
Pembengkakan wajah , Berkurang atau hilangnya rasa kecap, Nyeri didalam atau disekitar telinga, Air
liur sering keluar, Sulit atau tidak mampu menutup mata, Air mata berkurang, Alis mata jatuh, Kelopak
mata bawah jatuh, Sensitif terhadap cahaya
Pada kunjungan pertama kali ke dokter, pertanyaan akan ditanyakan dan test mungkin akan dilakukan.Prosedur ini akan menolong dokter menentukan penyebab dari kelemahan wajah, atau menyingkirkan
kondisi, dimana diketahui berhubungan dengan kelumpuhan wajah. Ketika tidak ada penyebab yang
ditemukan, Bell's palsy dijadikan diagnosa. Sebagai contoh bisul didalam telinga atau mulut, dizziness
atau pendengaran yang berkurang pada sisi yang terganggu mungkin diduga sebagai sindrom Ramsey
Hunt.
Paralisis yang berlangsung lambat, kelemahan di beberapa area selain dimuka, pembesaran glandula