31
Tabel Data Teknis Bendungan Bendungan Sutami, Bendungan Wlingi & Bendungan Selorejo No Uraia n sat 1 Tipe Zone Type 2 Luas DAS (km2) 236 3 Tinggi Bendungan (m) 49 4 Panjang (m) 450 5 Tampungan - Gross (juta 62. - Netto (juta 54. 6 Debit Rencana (m3/ 720 7 Muka Air - HWL (m) + - LWL (m) + - FWL (m) + 622,6 8 Manfaat - PLTA (MW) 5. - Pengendalian v - Pasokan Air v 9 Tahun Selesai 1972

Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

Tabel Data Teknis Bendungan

Bendungan Sutami, Bendungan Wlingi & Bendungan Selorejo

No Uraian sat Bendungan Selorejo

1 TipeZone TypeRock Fill

2 Luas DAS (km2) 236

3 Tinggi Bendungan (m) 49

4 Panjang (m) 450

5 Tampungan

- Gross (juta m3) 62.3

- Netto (juta m3) 54.6

6 Debit Rencana (m3/dtk) 720

7 Muka Air

- HWL (m) + 620,00

- LWL (m) + 598,00

- FWL (m) + 622,6

8 Manfaat

- PLTA (MW) 5.6

- Pengendalian Banjir v

- Pasokan Air Baku v

9 Tahun Selesai 1972

Page 2: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

I. BENDUNGAN SUTAMI

A. Lokasi

Bendungan Sutami (Bendungan Karangkates) terletak di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Lokasi bendungan berada pada Kali Brantas, 14 km di hilir Bendungan Sengguruh dan 35 km disebelah selatan Kota Malang. Pembangunan Bendungan Sutami dilaksanakan mulai tahun 1961 sampai tahun 1972.

Gambar 1. Bendungan Sutami

Gambar 2. Peta Lokasi Bendungan Sutami

Page 3: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

B. Manfaat Bendungan Sutami

Manfaat Bendungan Sutami adalah untuk :

1. Pengendalian banjir

Banjir maksimum (1.000 tahunan) sebesar 4.200 m3/det dapat dikendalikan menjadi

1.580 m3/det, banjir 200 tahun sebesar 3.000 m3/det dapat dikendalikan menjadi 1.060 m3/det, banjir 10 tahun sebesar 1.540 m3/det dapat dikendalikan menjadi 350 m3/det.

2. Pemberian air irigasi

Dengan mengatur / mengendalikan air Waduk Sutami bersama – sama Waduk Lahor dapat diperoleh tambahan debit untuk air irigasi di daerah hilir pada musim kemarau

sebesar 24 m3/det. Ini berarti bahwa waduk – waduk tersebut dapat memberi air untuk irigasi secara kontinyu sepanjang tahun pada daerah persawahan seluas 34.000 Ha.

3. Pembangkit tenaga listrik

Pembangkit tenaga listrik dengan daya terpasang sebesar 2 x 35.000 kW dapat menghasilkan energi listrik sebesar 400 juta kWh per tahun. Bersama – sama dengan Waduk Lahor (berikut terowong penghubungnya) daya terpasang bertambah dengan 1 x 35.000 kW, sehingga total daya terpasang menjadi 3 x 35.000 kW dan menghasilkan energi listrik total sebesar 488 juta kWh per tahun.

4. Penyediaan air baku

Kekurangan air baku untuk air minum, air industri, air pemeliharaan sungai, dll, di daerah hilir pada musim kemarau dapat dipenuhi dari Waduk Sutami.

5. Manfaat lain

Manfaat lain dari Waduk Sutami yaitu untuk perikanan darat dan pariwisata.

Gambar 3. PLTA Bendungan Sutami

Page 4: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

C. Sejarah Pembangunan

P e re n c a n aan

Perencanaan Bendungan Sutami merupakan bagian dari Perencanaan Induk I Pengembangan Wilayah Sungai Kali Brantas (Master Plan I) yang dilaksanakan oleh Nippon Koei Co. Ltd. (Jepang) berdasarkan surat perjanjian kerja (kontrak) No.16.MISPRI – 33, tanggal 12 Mei 1959 dengan Pemerintah Indonesia.

Tahapan dari laporan adalah sebagai berikut :

a. The Reconaissance Report – Oktober 1959

b. The Interim Report – Agustus 1960

c. The Preliminary Report – September 1960

Sesuai dengan surat perjanjian tersebut, laporan hasil studi berisikan :

1. Rencana pengembangan Kali Brantas secara menyeluruh.

2. Perencanaan teknis Bendungan Sutami (Karangkates) dan pembangkit listrik tenaga air.

Kajian lebih lanjut menghasilkan 2 alternatif lokasi bendungan sebagai berikut :

1. Lokasi Pohgajih yaitu dibagian hilir pertemuan Kali Brantas dan Kali Lahor (di desaPohgajih).

2. Lokasi Karangkates di desa Karangkates dengan membangun satu bendungan lagi di Kali Lahor (di desa Ngreco) beserta terowongan penghubung antara kedua waduk yang terjadi.

Berdasarkan kajian di atas dipilih alternatif kedua (lokasi Karangkates – Lahor) dengan pertimbangan sebagai berikut :

- Kondisi dam site lebih bagus Karangkates – Lahor

- Daerah tergenang lebih luas di Pohgajih sehingga diperlukan biaya yang lebih besar untuk relokasi jalan raya, jalan Kereta Api dan kompensasi tanah

- Kapasitas air yang tertampung relatif tidak jauh berbeda

Langkah selanjutnya dibuatlah rencana detail dan gambar – gambar pelaksanaan olehNippon Koei Co. Ltd. sesuai dengan kontrak No: MISPRI – 178 (62).

P e la k sa n aan

Setelah Nippon Koei Co. Ltd. membuat rencana detail dan gambar – gambar pelaksanaan maka ditunjuklah Kajima Construction Co. Ltd. sebagai pelaksana pekerjaan sipil dengan kontrak No.MISPRI – 191 (’62).

1. Terowong Pengelak (Diversion Tunnel)

Terowong Pengelak mulai dilaksanakan pada bulan Januari 1963 dan dapat diselesaikan pada bulan Mei 1964. Pada 30 April 1963 terjadi longsoran di dalam terowong sehingga menimbulkan korban 3 orang Jepang dan 2 orang Indonesia meninggal dunia.

Page 5: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

Pada tahun 1968 terjadi banjir besar di Kali Amprong (anak sungai K. Brantas) yang mengakibatkan jebolnya Bendung Kedung Kandang yang dibangun pada tahun 1854. Banjir besar ini menghanyutkan pohon – pohon yang tumbang dari lereng – lereng bukit di daerah hulu Kali Amprong.

Setelah menjebolkan Bendung Kedung Kandang, banjir mengalir ke Kali Brantas sampai ke coffer dam Bendungan Sutami dan menyumbat terowong pengelak sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Untuk mengatasi penyumbatan di terowong pengelak digunakan alat berat (crane) namun hasilnya masih kurang baik, kemudian digunakanlah dinamit untuk menghancurkannya.

2. Anak Bendungan (Coffer Dam)

Sebelum pelaksanaan pekerjaan penimbunan dimulai, dilaksanakan percobaan penimbunan (trial and test embankment) sesuai dengan spesifikasi teknis (technical specification) sampai diperoleh suatu hasil yang memenuhi standar masing – masing jenis material timbunan (rock, filter, core, dan campuran / random).

Pelaksanaan pembuatan anak bendungan dimulai setelah aliran K. Brantas dialihkan lewat Terowong Pengelak pada 15 Mei 1964. Pekerjaan tersebut diselesaikan pada28 Nopember 1964 dan diresmikan oleh Menteri PU & T Soeprajogi.

3. Bendungan Utama (Main Dam)

Setelah pembuatan Anak Bendungan selesai, dilanjutkan dengan pelaksanaan pembuatan Bendungan Utama pada 17 November 1964 yang diawali dengan pekerjaan penggalian (excavation) pada bagian pondasi.

Pembetonan pada pondasi (concrete pad) dimulai pada 28 Agustus 1965 dan diselesaikan pada 26 April 1966. Pekerjaan penimbunan diawali dengan suatu lapisan pengikat (binding layer) antara batuan pondasi (concrete pad ) dengan lapisan timbunan yang berada diatasnya (filter, core, rock). Pekerjaan penimbunan Bendungan Utama diselesaikan pada 6 Oktober 1971 dengan volume timbunansebesar 6.150.000 m3.

Peresmian Bendungan Sutami dilaksanakan pada 2 Mei 1972 oleh Presiden Soeharto.

Page 6: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

Gambar 4. Denah Bendungan Sutami

Gambar 5. Potongan Melintang Bendungan Sutami

4. Bangunan Pelimpah (Spillway)

Pelaksanaan bangunan pelimpah (spillway) dimulai dengan pekerjaan penggalian pondasi (excavation works) di daerah intake menuju ke outlet dibagi menjadi 2 tahap, yaitu :

Tahap I : Dimulai pada bulan Juni sampai dengan Oktober 1970

Tahap II : Dimulai pada bulan Februari sampai dengan Agustus 1972

Antara outlet spillway dan outlet diversion terdapat tebing sungai (K. Brantas) sepanjang 137 m yang tergerus aliran dari outlet diversion sehingga membahayakan konstruksi outlet spillway. Untuk mengatasi hal ini konstruksi diperkuat dengan dinding penahan (retainning wall) yang mulai dilaksanakan tanggal 30 Juni 1972 dan

dapat diselesaikan pada tanggal 7 Agustus 1972 dengan volume 2.351 m3. Untukpelaksanaan dinding penahan K. Brantas sebelah kanan dapat diselesaikan pada 29Agustus 1972 dengan volume sebesar 1.215 m3.

Page 7: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

Pelaksanaan pembetonan jembatan spillway dimulai pada 16 Oktober 1971 sampai dengan 17 Pebruari 1972 terdiri dari 2 jenis konstruksi, yaitu :

1. Jembatan beton yang memiliki panjang bentang 12,00 m, lebar bentang 9,30 m, volume beton 67,00 m3, dapat diselesaikan pada 26 Desember 1971.

2. Jembatan composite (balok dari baja dengan lantai beton) yang memiliki panjang bentang 22,00 m, lebar bentang 9,30 m dapat diselesaikan pada 17Pebruari 1972.

Gambar 7. Bangunan Pelimpah Bendungan Sutami di lihat dari hulu

Gambar 8. Bangunan Pelimpah Bendungan Sutami di lihat dari hilir

Page 8: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

5. Bangunan Pengangkut Air (Water Way)

a. Intake

Penggalian intake tower dilaksanakan bulan Nopember 1968 sampai dengan April1969, yang dibagi dalam 2 shift selama 9 jam dan pada bulan Desember 1969 penggalian intake conduit selesai dilaksanakan. Penggalian surge tank – penstock dimulai bulan Pebruari 1970, untuk penggalian pondasi surge tank dilaksanakan dari dua arah (kanan dan kiri) pada bulan September sampai dengan Oktober 1971. Penggalian lereng tebing peluncur pipa pesat dengan volume 107.800

m3 diselesaikan selama 3 bulan (Mei s/d Juni 1970) yang dilanjutkan dengan penggalian pondasinya pada bulan Juli 1971.

Pelaksanaan pembetonan dihentikan sementara pada bulan Mei 1971 saat mencapai El.268.05, penghentian ini dikarenakan pekerjaan pembetonan intake tower lebih cepat dari timbunan bendungan. Pembetonan dilanjutkan kembali pada bulan Juli1971.

b. Head Race

Pembetonan high line conduit dilaksanakan setelah diselesaikannya pembetonan replacement, penuangan beton pembungkus pipa dilaksanakan setelah pemasangan pipa oleh Sakai Iron Work bulan Juni sampai dengan Oktober 1970. Sehubungan dengan schedule timbunan core yang harus mencapai El.248.00 maka pembetonan dilaksanakan secara bertahap, untuk tahap pertama pada daerah yang tertimbun core dan transisi serta tahap selanjutnya di daerah timbunan batu.

Pelaksanaan penuangan beton pertama di high line conduit, dilakukan pada bulan Agustus 1970 dalam lima step dengan total ketebalan sebesar 5,20 m. Pembetonan diselesaikan pada bulan September 1970.

c. Bangunan Pendatar Tekanan Air (Surge Tank)

Pembetonan surge tank diawali dari pembetonan replacemant yang diperkuat dengan pembetonan temporary wall protection dari beton. Untuk selanjutnya pembetonan dibagi dalam 2 (dua) bagian, yakni :

- Base concrete setinggi 5,60 m (El.231.10 s/d 236.70) dengan volume sebesar2.265,40 m3

- Pembetonan pondasi setinggi 3,30 m (El.236.70 s/d 240.00) dengan volume beton sebesar 1.022,70 m3

Page 9: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

Gambar 7. Potongan Memanjang Water Way

6. Bangunan PLTA (Power House)

Pelaksanaan pekerjaan Gedung PLTA dimulai pada tahun 1970, sedangkan untuk pengerjaannya dibagi menjadi sub structure (mulai dari pondasi sampai dengan El.187.500) dan super structure (mulai dari El.187.500 sampai dengan pembetonan atap).

a. Turbin

Pemasangan turbin Unit I pada tanggal 16 Juni 1972 s.d 4 Mei 1973 dan pemasangan turbin Unit II pada tanggal 30 Agustus 1972 s.d 23 Mei 1973. Penyetelan dan pemasangan turbin dilaksanakan sebelum pembetonan dan sesudah pembetonan, hal ini dikarenakan pemasangan 2 unit mesin pembangkit yang dilakukan secara bersamaan. Pembetonan dilaksanakan oleh Proyek dengan petunjuk Nippon Koei dan Kajima.

b. Generator

Pemasangan generator dimulai dengan penyatuan bingkai rangka stator di atas lantai kerja pada tanggal 28 Agustus 1972 s.d 5 Maret 1973 untuk Unit I dan tanggal 2 Nopember 1972 s.d 23 Mei 1973 untuk Unit II. Pekerjaan pemasangan generator secara garis besar berupa penyetelan bingkai stator, pemasangan coil stator, penyetelan rotor dan pemasangan total generator di atas pondasi.

Dengan diselesaikannya pemasangan turbin dan generator pada gedung PLTA, maka pada 4 September 1973 dilaksanakanlah peresmian PLTA Unit I dan II oleh Presiden Soeharto yang ditandai dengan mengalirnya listrik ke Gardu Induk Waru Surabaya.

Page 10: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

Gambar 6. Penampang PLTA Bendungan Sutami

Gambar 7. Bangunan Power House PLTA Bendungan Sutami

Page 11: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

7. Relokasi Jalan Kereta Api (KA)

Karena sebagian jalan Kereta Api yang ada jurusan Malang – Blitar termasuk dalam rencana daerah genangan waduk, maka jalur Kereta Api tersebut harus dipindahkan. Setelah melalui beberapa kajian maka dipilih satu alternatif jalur Kereta Api yang terpendek, aman, kompensasi tanah/bangunan dan biaya operasi yang murah serta cara pemeliharaannya yang mudah.

Jalur Kereta Api lama panjangnya 2.750 m, sedangkan alternatif jalur baru yang dipilih panjangnya 3.980 m termasuk pembuatan bangunan sebagai berikut :

- Jembatan kerangka baja panjang 87,50 m

- Jembatan persilangan (viaduct) jalan raya Malang – Blitar

- Terowong berjendela panjang 145 m

- Terowong I panjang 600 m

- Terowong II panjang 440 m

Jalur Kereta Api baru ini menyilang jalur jalan raya jurusan Malang – Blitar, sehingga perlu dibuat bangunan persilangan (viaduct). Penggalian pondasi bangunan dimulai 5 Mei 1969 dan dilanjutkan dengan pelaksanaan pemancangan tiang pada 11Agustus 1969. Setelah pemasangan balok jembatan dan pembetonan lantai serta pelaksanaan perlengkapan lainnya selesai, pada 20 Oktober 1969 diresmikan berfungsinya persilangan (viaduct) jurusan Malang – Blitar.

Peledakan pertama Terowong Kereta Api I dimulai pada 20 Pebruari 1965 oleh Menteri Pengawasan, Pemeriksaan dan Perbendaharaan Negeri, kemudian penggalian separuh bagian atas (upper half) Terowong Kereta Api I tembus dan diteruskan dengan penggalian separuh bagian bawah (lower half) yang dimulai 31 Agustus1965 dan selesai pada 30 Nopember 1967. Pekerjaan pembetonan berjalan seiring mengikuti pekerjaan penggalian, sehingga pelaksanaan Terowong Kereta Api I selesai total pada 30 Maret 1968.

Jenis tanah pada 100 m setelah akhir terowong Kereta Api I arah ke Malang adalah lampung abu – abu (gray clay) yang sangat rawan terhadap longsor, oleh karena itu diputuskan untuk membentuk suatu konstruksi yang dapat menahan longsoran tanah. Bentuk konstruksi yang dilaksanakan adalah Terowong Berjendela (circular shellter) sepanjang 145 m.

Terowong Kereta Api II penggaliannya dimulai pada 5 Agustus 1968, dimana separuh bagian atas (upper half) dapat diselesaikan pada 17 April 1969. Dengan selesainya pelaksanaan pembetonan dan pemasangan konstruksi rel Kereta Api II, maka pelaksanaan Terowong Kereta Api II secara keseluruhan dinyatakan selesai pada 6 Desember 1969. Sebagai jalur baru yang akan digunakan untuk jangka waktu yang lama, maka dilakukan suatu percobaan yang pertama pada 25 Maret 1970 dengan melewatkan rangkaian Kereta Api. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil yang memuaskan, sehingga pada 1 April 1970 dilaksanakan peresmian relokasi jalan Kereta Api oleh Menteri PUTL Ir Sutami dan Menteri Perhubungan Drs Frans Seda.

Page 12: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

P e nd a n aan

Jumlah dana/biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan Bendungan Sutami ini meliputi :

1. Bendungan Sutami

a. Dana APBN sebesar Rp. 9.966.953.550,-

b. Dana bantuan dan pampasan perang dari Pemerintah Jepang berupa :

- Loan sebesar : US $11,136,245

- Mispri sebesar : US $16,514,000

2. PLTA Sutami Unit I & II

a. Dana dari APBN : Rp. 125.573.150,-

b. Dana Loan (Jepang) : US $10,319,514

D. Data Teknis

1. Waduk

Daerah Aliran Sungai : 2.050 km2

Daerah terendam : 15,00 km2

Kapasitas maksimum : 343.000.000 m3 (data tahun 1972)

175.000.000 m3 (data tahun 2004)

Kapasitas efektif : 253.000.000 m3 (data tahun 1972)

146.000.000 m3 (data tahun 2004)

Muka Air Tinggi : El. 272,50 m

Muka Air Rendah : El. 246,00 m (untuk turbin)

El. 242,00 m (untuk irigasi)

Muka Air Banjir : El. 277,00 m

Debit masuk rata – rata : 55,20 m3/det

Debit banjir rencana : 1.600,00 m3/det

Erosi lahan DAS rencana : 0,18 mm/tahun

2. Terowong Pengelak / Diversion Tunnel

Panjang : 604,00 m

Diameter Inlet : 5,50 m

Diameter Outlet : 8,00 m

3. Anak Bendungan / Coffer Dam

Tipe : Timbunan batu / Rock fill

Volume : 488.600.000 m3

Tinggi : 50,00 m

Lebar puncak : 12,00 m

Page 13: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

Lebar dasar : 147,00 m

Elevasi puncak : El. 230,00 m

Elevasi dasar : El. 180,00 m

4. Bendungan Utama / Main Dam

Tipe : Timbunan batu dengan inti tanah

Volume : 6.156.000 m3

Tinggi : 100,00 m

Panjang puncak : 823,50 m

Lebar puncak : 13,70 m

Lebar dasar : 400,00 m

Elevasi puncak : El. 279,00 m

Elevasi dasar : El. 179,00 m

5. Pelimpah / Spillway

Tipe : Pelimpah bebas dan pelimpah

berpintu

Panjang saluran : 460,00m

El. ambang pelimpah tanpa pintu : El. 272,50 m

Lebar ambang pelimpah tanpa pintu : 50,00 m

Elevasi ambang pelimpah berpintu : El. 267,00 m

Lebar ambang pelimpah berpintu : 10,00 m

Kapasitas : 1.600,00 m3/det

Panjang jembatan beton : 12,00 m

Lebar jembatan beton : 9,30 m

Panjang jembatan baja : 22,00 m

Lebar jembatan baja : 9,30 m

P intu Spil l way

- Jumlah : 1 buah

- Tipe : Simple girder

- Ukuran : 10 x 5,8 m

- Motor : 380 V ; 7,5 kW

G e n e rator s e t ( c a d a n g a n)

- Jumlah : 1 buah

- Rated output : 60 kVA

- Rated voltage & rated current : 380 V 54 A

- Frekuensi : 50 Hz

- Rotasi : 1.400 rpm

Page 14: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

6. Pendatar Tekanan Air / Surge Tank

Jumlah : 3 buah

Tinggi : 50,00 m

Diameter : 7,00 m

7. Pipa Pesat / Penstock

Jumlah : 3 buah

Diameter : 3,40 m

8. Terowong Penghubung / Connection Tunnel

Tipe : Bentuk bundar dari beton

Diameter : 3,00 m sepanjang 610,30 m

2,50 m sepanjang 211,70 m, termasuk bagian transisi.

Panjang : 822,00 m

Kemiringan : 1 : 732

Elevasi dasar : El. 251,00 m pada inlet (di Lahor)

El. 247,00 m pada outlet (di Sutami)

Pintu : Pintu gelinding / Roller gate,1buah

2,50 m x 2,50 m

9. Turbin

Jumlah : 3 buah

Tipe : Vertical Francis

Tinggi Efektip : 85,40 m

Debit maksimum : 51,80 m3/det

Kapasitas maksimum : 36.000,00 kW

Putaran : 250,00 rpm

10. Generator

Jumlah : 3 buah

Tipe : Payung / Umbrella

Kapasitas : 39.000,00 kVA

Output maksimum : 35.000,00 kW

Voltage : 11.000,00 V

Frekuensi : 50,00 Hz

Putaran : 250,00 rpm

Page 15: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

11. Relokasi Jalan Kereta Api

Jalan Kereta Api lama : 2.750,00 m

Jalan Kereta Api baru : 3.980,00 m

Terowong Kereta Api I : 600,00 m

Terowong Kereta Api II : 440,00 m

Terowong berjendela : 145,00 m

Jembatan rangka baja : 87,50 m

13. Saluran Akhir / Tailrace

Elevasi muka air banjir rencana : El. 187,00 m

Elevasi muka air tailrace minimum : El. 179,00 m

14. Terowong Inspeksi / Inspection Gallery

Tipe : Tapal Kuda

Panjang : 318 m 108 m

Diameter : 2 m x 3 m & 1,5 m x 1,8 m

15. Hollow Jet Valve

Debit maksimum : 92 m3/det

Elevasi ambang : El. 186,60 m

16. Peralatan Monitoring

Duga muka air : 1 buah

Peralatan klimatologi : Pengukuran curah hujan, kelembaban, kecepatan angin, evaporasi

Pemantau keamanan tubuh bendungan : Ground water level, leakage water,

pore pressure meter, spring water surface settlement, strong motion accelerograph

E. Hasil Analisa Terkait PLTADari data teknis yang diperoleh, output maksimum yang dihasilkan dari

generator PLTA Bendungan Sutami adalah sebesar 35.000,00 kW. Dengan

kapasitas maksimum waduk sebesar 175.000.000 m3 (data tahun 2004), masih mungkin dilakukan beberapa optimasi pengoperasian waduk untuk menghasilkan output yang maksimum dari output yang sudah ada.

Beberapa optimasi yang dapat dilakukan adalah dengan mencoba daya turbin yang lebih besar atau lebih kecil dari daya turbin yang sudah ada dengan mempertimbangkan analisa sosial-ekonomi.

Page 16: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo

S umber :

Anonim. 2008. Paper Bendungan dan Waduk Sutami Manfaat, Masalah dan Upayanya.

Perum Jasa Tirta I. Malang.

www.j a s a ti r t a 1 . c o.id www.pust a k a pu . g o.id

Page 17: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo
Page 18: Bend Di DAS Brantas Sutami Wlingi Selorejo