17
BENEFIT COST RATIO Dibuat Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Teknik Disusun oleh : Nama : Vachri Muhammad NPM : 1141177003040 UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2014

BENEFIT COST RATIO.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BENEFIT COST RATIO.pdf

BENEFIT COST RATIO Dibuat Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Teknik

Disusun oleh :

Nama : Vachri Muhammad

NPM : 1141177003040

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2014

Page 2: BENEFIT COST RATIO.pdf

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

selesainya makalah yang berjudul "Benefit Cost Ratio" atas perkenannya penulis

dapat menyusun makalah ini sebagai salah satu tugas dari mata kuliah ekonomi

teknik. Didalam makalah ini penulis berusaha memberikan materi sederhana namun

komprehensif sehingga diharapkan pembaca dapat memahami dengan mudah dan

benar.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu segala masukan dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Selain itu,

kedepan pasti ada upaya revisi dan perbaikan terhadap isi materi yang disampaikan

demi perbaikan terus menerus.

Terakhir, selamat membaca dan mempelajarinya. Semoga ilmu yang

diperoleh bermanfaat, Amien.

Karawang, Juni 2014

Penulis,

Vachri Muhammad

Page 3: BENEFIT COST RATIO.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian

Pengertian benefit cost ratio menurut pendapat para ahli antara lain:

a) Menurut Mare J. Schniederjans, Jamie L. Hamaker, Ashlyn M. Schiederjans

(2004), Benefit Cost Ratio adalah suatu teknik untuk menganalisis biaya dan

manfaat yang melibatkan estimasi dan mengevaluasi dari manfaat yang

terkait dengan alternative tindakan yang akan dilakukan. Teknik ini

membandingkan nilai manfaat kini dengan investasi dari biaya investasi

yang sama sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan.

b) Menurut Keen (2003), mendefinisikan Benefit Cost Ratio sebagai analisis

yang menjabarkan alasan bisnis, kenapa atau kenapa tidak pilih spesifik

suatu investasi harus dipilih.

c) Menurut Siegel dan Shimp (1994), Benefit Cost Ratio adalah cara untuk

menentukan apakah hasil yang menguntungkan dari sebuah alternatif, akan

cukup untuk dijadikan alasan dalam menentukan biaya pengambilan

alternatif. Analisa ini telah dipakai secara luas dalam hubungannya dengan

proyek pengeluaran modal.

Berdasarkan pengertian Benefit Cost Ratio yang disampaikan para ahli di

atas, kelompok kami menyimpulkan, bahwa Benefit Cost Ratio memiliki

pengertian suatu analisis sistematis yang berupa perbandingan antara manfaat

dan biaya yang dikeluarkan dalam menyelenggarakan kegiatan atau proyek.

Page 4: BENEFIT COST RATIO.pdf

1.2 Tujuan

Tujuan Benefit Cost Ratio yaitu menetukan atau mengukur apakah

kemanfaatan suatu proyek, program atau kegiatan merupakan suatu investasi (

biaya ) yang baik atau tidak. BCR juga betujuan untuk memberikan dasar untuk

membandingkan suatu proyek. Termasuk membandingkan biaya total yang

diharapkan dari setiap pilihan dengan total keuntungan yang diharapkan, untuk

mengetahui apakah keuntungan melampaui biaya serta berapa banyaknya.

1.3 Manfaat

Manfaat Benefit Cost Ratio yaitu memasukkan keuntungan dan biaya

sosial. Juga sebagai dasar yang kuat guna mempengaruhi keputusan legislatif

atau sumber dana dan meyakinkan untuk menginvestasikan dana dalam

berbagai proyek

Page 5: BENEFIT COST RATIO.pdf

BAB II

ISI MATERI

2.1 Prinsip Dasar

Benefit Cost Ratio digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber

ekonomi agar sumber yang langka tersebut dapat digunakan secara efisien.

Penyedia pelayanan kesehatan (Health Provider) mempunyai banyak program

atau proyek yang harus dilaksanakan sedangkan biaya yang tersedia sangat

terbatas. Dengan analisis ini Health Provider menjamin penggunaan sumber-

sumber ekonomi yang efisien dengan memilih program-program yang memenuhi

kriteria efisiensi. Benefit Cost Ratio merupakan alat bantu untuk membuat

keputusan publik dengan mempertimbangkan kesejahteraan pasien atau

konsumen. Ada dua pihak yang menaruh perhatian pada analisis ini, yaitu

pertama, para praktisi teknis dan ekonom yang berperan dalam mengembangkan

metode analisis, pengumpulan data, dan membuat analisis serta rekomendasi.

Kedua, pemegang kebijakan yang berwenang untuk membuat peraturan dan

prosedur untuk melaksanakan keputusan tersebut.

Benefit Cost Ratio ini hanya menitikberatkan pada efisiensi penggunaan

faktor produksi tanpa mempertimbangkan masalah lain seperti distribusi,

stabilisasi ekonomi dan sebagainya. Analisis ini hanya menentukan program dari

segi efisiensi sedangkan pemilihan pelaksanaan program berada di tangan

pemegang kebijakan yang dalam memilih juga mempertimbangkan faktor lain.

Saat ini, Benefit Cost Ratio merupakan alat utama dalam membuat evaluasi

program atau proyek untuk kepentingan konsumen, seperti penambahan fasilitas

penunjang pelayanan dan pengembangan program.

Keterbatasan anggaran merupakan hal yang umum ditemui. Di sisi lain,

Health Provider dihadapkan pada berbagai alternatif program yang akan

dilaksanakan. Hal tersebut menyebabkan Health Provider harus jeli dalam

menentukan program yang diprioritaskan. Pemilihan suatu proyek tidak mudah.

Dalam memutuskan kelayakan suatu proyek yang berhubungan dengan sektor

Page 6: BENEFIT COST RATIO.pdf

publik, Health Provider dihadapkan pada banyak pertimbangan dan

permasalahan. Dalam hal ini, prioritas yang dipilih harus mempertimbangkan

kepentingan pasien atau konsumen. Terkait dengan proses pengambilan

keputusan mengenai kelayakan suatu proyek atau program, Health Provider

memerlukan suatu alat analisis yang mampu digunakan dalam meminimalkan

kesalahan dalam pemilihan keputusan. Salah satu analisis yang dapat digunakan

sebagai alat untuk memilih program yang layak diprioritaskan adalah dengan

menggunakan Benefit Cost Ratio atau disebut juga analisis manfaat dan biaya.

Berikut adalah prinsip dasar dalam melakukan Benefit Cost Ratio antara lain:

1. Mencapai keuntungan yang maksimal ( termasuk kesejahteraan sosial ) dan

biaya yang minimal.

2. Meningkatkan keuntungan dari serangkaian tindakan dan mengurangi

biaya yang terkait dengan serangkaian tindakan tersebut dalam suatu periode

tertentu ( membutuhkan ukuran khusus, biasanya adalah uang ).

3. Pareto improvement.

Sebuah proyek dikatakan pareto improvement jika proyek tersebut

meningkatkan kualitas hidup dari beberapa orang, tapi tidak membuat orang

lain rugi. Jelasnya masyarakat harus dapat mencapai Pareto improvement,

sebab mereka menolong orang lain, tapi juga tidak menyakiti yang lainnya.

Namun demikian, dalam masyarakat yang kompleks, setiap proyek atau

kebijakan pasti akan membuat orang lain merugi. Sebuah proyek atau

kebijakan dikatakan menciptakan Pareto improvement yang potensial jika

yang untung lebih banyak daripada yang rugi.

2.2 Kelebihan Dan Kekurangan

Kelebihan Benefit Cost Ratio antara lain :

1. Dapat mengkur efisiensi ekonomi (ketika satu pilihan dapat meningkatkan

efisiensi, pilihan tsb hrs diambil)

2. Tidak hanya membantu mengambil kebijakan untuk memilih alternatif terbaik

dari pilihan yang ada, yang dalam hal ini pemilihan alternatif terbaik dilakukan

berdasarkan alasan perbandingan antara life cycle’s benefit dengan biaya

yang dikeluarkan, melainkan juga dapat membandingkan alternatif-alternatif

tersebut.

Page 7: BENEFIT COST RATIO.pdf

3. Dapat mengontrol perkembangan dari proyek yang bersangkutan pada tahun-

tahun ke depan.

4. Dapat mengkuantifikasikan biaya dan manfaat yang bersifat kualitatif maupun

intangible

5. Merupakan alat yang berharga dalam pengambilan keputusan. Hal ini

berguna karena memberikan titik awal dari mana untuk memulai evaluasi

proyek.

Kekurangan Benefit Cost Ratio antara lain :

1. Penghitungan ekonomi untuk Public Good dengan menggunakan BCR sulit

untuk dilakukan.

2. Tidak dapat mengukur aspek multidimensional seperti keberlangsungan,

etika, partisipasi publik dalam pembuatan keputusan dan nilai-nilai sosial yg

lain.

3. BCR juga lebih berfungsi memberikan informasi kepada pengambil

keputusan, tapi tidak dengan sendirinya membuat keputusan.

4. Potensi Ketidakakuratan dalam Mengidentifikasi dan Mengukur Biaya dan

Manfaat Sebuah analisis biaya manfaat mensyaratkan bahwa semua biaya

dan manfaat diidentifikasi dan diukur tepat. Sayangnya, kesalahan manusia

sering menyebabkan kesalahan umum biaya analisis manfaat seperti sengaja

menghilangkan biaya tertentu dan manfaat karena ketidakmampuan untuk

meramalkan hubungan kausal langsung. Selain itu, ambiguitas, dan

ketidakpastian yang terlibat dalam mengukur dan menetapkan nilai moneter

untuk item berwujud mengarah ke analisis biaya manfaat akurat. Kedua

kecenderungan mengarah pada analisis akurat, yang dapat menyebabkan

peningkatan risiko dan efisien pengambilan keputusan.

5. Peningkatan Subjektivitas untuk Biaya tidak berwujud dan Manfaat.

Kelemahan lain dari analisis biaya manfaat adalah jumlah subjektivitas yang

terlibat ketika mengidentifikasi, mengukur, dan memperkirakan biaya dan

manfaat yang berbeda. Sejak beberapa biaya dan manfaat non-moneter di

alam, seperti peningkatan pelanggan dan kepuasan karyawan , mereka

sering memerlukan satu untuk subyektif menetapkan nilai moneter untuk

tujuan menimbang total biaya dibandingkan dengan manfaat keuangan

secara keseluruhan dari suatu usaha tertentu. Ini estimasi dan peramalan

Page 8: BENEFIT COST RATIO.pdf

sering didasarkan pada pengalaman masa lalu dan harapan, yang sering

dapat menjadi bias. Langkah-langkah subjektif lanjut menghasilkan analisis

biaya manfaat tidak akurat dan menyesatkan.

6. Perhitungan akurat Present Value Menghasilkan Analisis Menyesatkan.

Karena metode ini evaluasi memperkirakan biaya dan manfaat untuk proyek

selama periode waktu, maka perlu untuk menghitung nilai sekarang. Ini

menyetarakan semua biaya sekarang dan masa depan dan manfaat dengan

mengevaluasi semua item dalam hal masa kini nilai-nilai, yang

menghilangkan kebutuhan untuk memperhitungkan inflasi atau keuntungan

finansial spekulatif. Sayangnya, hal ini menimbulkan kerugian yang signifikan

karena, bahkan jika salah satu akurat dapat menghitung nilai sekarang, tidak

ada jaminan bahwa tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan

tersebut realistis. Sebuah analisis biaya manfaat Template telah

dikembangkan untuk membantu mengurangi kemungkinan salah menghitung

nilai sekarang dari biaya dan manfaat, dan tersedia untuk di-download di

Galeri Proyek Manajemen Media.

7. Sebuah Analisis Manfaat Biaya Mungkin Serahkan ke Anggaran Proyek.

Kelemahan lain terlihat ketika memanfaatkan analisis biaya manfaat adalah

kemungkinan bahwa mekanisme evaluatif berubah ke anggaran yang

diusulkan. Ketika seorang manajer proyek menempatkan bersama-sama

analisis manfaat biaya dan menyajikan kepada tim kepemimpinan, tim

kepemimpinan mungkin melihat biaya yang diharapkan sebagai sebenarnya

daripada estimasi, yang dapat menyebabkan menggelapkan biaya dan

menetapkan tujuan realistis ketika menyetujui dan melaksanakan anggaran

proyek. Hal ini dapat menempatkan seorang manajer proyek dalam situasi

yang tidak menguntungkan ketika ia mencoba untuk mengendalikan biaya

untuk mempertahankan margin keuntungan yang diharapkan.

2.3 Langkah-langkah Pengukuran

Untuk dapat melakukan Benefit Cost Ratio ada beberapa langkah yang

harus dilakukan, sebagai berikut:

1. Identifikasi Program atau Proyek yang Akan Dianalisis

Program atau proyek yang dipilih untuk dilakukan analisis dapat lebih

dari dua. Semakin banyak program atau proyek yang akan dianalisis

Page 9: BENEFIT COST RATIO.pdf

semakin baik hasilnya karena akan memberikan pilihan yang bervariasi

dan analisis yang lebih lengkap. Definisi operasional dari masing- masing

program atau proyek harus dijabarkan agar tampak perbedaan dari

masing-masing intervensi yang akan dianalisis.

2. Identifikasi Biaya dari Tiap Program atau Proyek

Dalam melakukan identifikasi biaya terlebih dahulu dilakukan

pengklasifikasian seluruh komponen biaya keseluruhan dari masing-

masing program. Semua komponen biaya harus diidentifikasi baik yang

bersumber dari anggaran internal program atau proyek maupun dari

anggaran lainnya. Klasifikasi biaya bisa dilakukan menurut kategori lain

seperti biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan, biaya

risiko kehilangan dan kerusakan.

3. Menghitung Total Biaya dari Masing-Masing Program atau Proyek

Setelah seluruh komponen biaya bisa teridentifikasi dan sudah

diklasifikasikan kemudian dilakukan penghitungan total seluruh biaya setiap

program.

4. Identifikasi dan Mentransformasi Benefit dalam Bentuk Uang

Dalam mengidentifikasi manfaat dari masing-masing biaya program

terdapat dua komponen, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak

langsung. Manfaat langsung adalah nilai kepuasan yang dirasakan oleh

penerima manfaat terkait baik dalam bentuk nyata ( barang ) atau tidak

nyata ( jasa ). Sedangkan manfaat tidak langsung adalah manfaat yang

dirasakan oleh pihak lain yang bukan penerima manfaat utama dari

aktivitas atau produk atau program tersebut.

5. Menghitung Total Benefit

Mengubah manfaat dalam bentuk uang, untuk manfaat langsung kita

dapat menghitung dengan menguangkan biaya keuntungannya.

Sedangkan manfaat tidak langsung dapat menguangkan biaya akibat

kerugian yang ditimbulkan. Hasil dari tahap ini adalah jumlah dari benefit

langsung dan tidak langsung yang berupa Total Benefit.

6. Menghitung Discounting

Cara penyesuain nilai atau uang dengan menghitung berapa nilai uang

saat ini dikemudian hari dengan memperhitungkan bunga pada akhir setiap

tahun . Untuk ini digunakan discount rate,yg disesuaikan dg interest (suku

Page 10: BENEFIT COST RATIO.pdf

bunga dlm peminjaman Bank). Dalam menghitung manfaat tentunya harus

mempertimbangkan discount rate bila manfaatnya akan diperoleh untuk

periode waktu kedepan.

Discount rate (DR) adalah suatu angka yang menggambarkan nilai

uang pada tahun tertentu dengan nilai uang yang sama pada tahun

berikutnya atau tahun sebelumnya Discount rate disesuaikan dengan

interest rate (suku bunga) yang berlaku dlm peminjaman uang.

Menghitung Discount factor yaitu:

Discount factor :

( )

Ket : i = Inflasi

t = tahun

7. Melakukan Analisis Pilihan dari program yang Paling Menguntungkan.

Untuk menentukan kriteria investasi apakah layak atau tidak layak,

maka dapat dilakukan dengan pendekatan atau menghitung Benefit Cost

Ratio untuk tiap program atau proyek. Apabila program atau proyek yang

akan dianalisis lebih dari dari dua maka lebih mudah penghitungannya

diletakkan dalam bentuk table. Hal ini akan memudahkan proses analisis.

Cara menghitung rasio biaya manfaat adalah sebagai berikut:

Rasio B/C = ∑

( )

( )

Prinsip benefit-cost ratio yaitu benefit –cost mempunyai penekanan

dalam perhitungan tingkat keuntungan / kerugian suatu progam atau suatu

rencana dengan mempertimbangkan biaya yang kana dikeluakan serta

manfaat yang akan dicapai. Penerapan analisis ini banyak digunakan oleh

para health provider atau investor dalam upaya mengembangkan

bisnisnya. Berdasarkan hal diatas, makan penekanan yang digunakan

pada analisis ini adalah pada rasio finansial atau keuangan.

Benefit-Cost Ratio didefinisikan sebagai B/C. Sebuah proyek akan

menghasilkan net benefit jika B/C>1. B/C > 1 maka dikatakan program atau

investasi tersebut layak, sedangkan B/C < 1 maka dikatakan program atau

investasi tidak layak.

Page 11: BENEFIT COST RATIO.pdf

Beberapa jenis analisis lainnya juga dapat digunakan dalam analisis

pilihan program yang paling menguntungkan melalui pendekatan

discounted yang diperlukan dalam menghitung investasi dengan

menghitung beberapa indikator yaitu :

a. Net Present Value ( NPV ) yaitu menghitung nilai netto saat ini

b. Internal rate of return ( IRR ) yaitu menghitung tingkat bunga saat NPV = 0

c. Profitability ratio yaitu membandingkan present value dari net benefit

dengan present value dari investasi

d. Least Cost yaitu digunakan untuk memilih proyek bila keuntungan tidak

dapat dikuantifikasi, sehingga yang menjadi acuan hanyalah proyek mana

yang biayanya paling kecil.

CONTOH IMPLEMENTASI BENEFIT COST RATIO

Rumah Sakit “BUNDA SEJATI” mempunyai keinginan untuk berinvestasi di

bidang pelayanan spesialis jantung atau pengembangan ruang rawat inap VIP. Data

yang ada untuk kedua program tersebut adalah sebagai berikut: (Asumsi tingkat

inflasi = 14% ; jangka waktu analisis 10 tahun)

1. Pendirian Poli Spesialis Jantung

a. Bangunan, tanah dan seluruh fasilitasnya Rp. 1.000.000.000, membutuhkan

waktu pembangunan 1 tahun.

b. Biaya operasional tetapnya adalah Rp. 25.000.000 per tahun.

c. Biaya operasional variabelnya adalah Rp. 15.000 per pasien

d. Tarif per pasien Rp. 100.000 dan selalu meningkat sebesar Rp. 10.000 setiap

dua tahunnya.

e. Jumlah pasien rata-rata per hari 15 pasien untuk tahun pertama operasional

dan terus meningkat 10% setiap tahunnya.

f. Pendapatan lain-lain adalah 25% dari total pendapatan.

Page 12: BENEFIT COST RATIO.pdf

Perhitungan Benefit Cost Rasio Pendirian Poli Spesialis Jantung

Tabel 2.1 Total Benefit Untuk Pendirian Poli Spesialis Jantung

Tahun

Peningkatan

Jumlah

Pasien

Jumlah

hari

Jumlah

Pasien

Tarif /

pasien Pendapatan

Nominal

Pendapatan

lain

Total Benefit df Benefit

2014 0 300 4500 100.000 450.000.000 112.500.000 562.500.000 1,14 493.421.053

2015 10% 300 4950 100.000 495.000.000 123.750.000 618.750.000 1,30 476.108.033

2016 10% 300 5445 110.000 598.950.000 149.737.500 748.687.500 1,48 505.342.737

2017 10% 300 5990 110.000 658.900.000 164.725.000 823.625.000 1,69 487.652.118

2018 10% 300 6589 120.000 790.680.000 197.670.000 988.350.000 1,93 513.318.019

2019 10% 300 7248 120.000 869.760.000 217.440.000 1.087.200.000 2,19 495.313.694

2020 10% 300 7973 130.000 1.036.490.000 259.122.500 1.295.612.500 2,50 517.775.110

2021 10% 300 8770 130.000 1.140.100.000 285.025.000 1.425.125.000 2,85 499.590.473

2022 10% 300 9647 140.000 1.350.580.000 337.645.000 1.688.225.000 3,25 519.142.596

2023 10% 300 10612 140.000 1.485.680.000 371.420.000 1.857.100.000 3,71 500.941.228

TOTAL 5.008.605.064

Tabel 2.2 Total Cost Untuk Pendirian Poli Spesialis Jantung

Tahun Peningkatan

Jumlah Pasien

Jumlah

hari

Jumlah

Pasien

Biaya

Operasional

Tetap

Total Biaya

operasional

variabel

Total Cost

(Rp) df

Total Cost

(Rp)

2013 0 0 0 1.000.000.000 0 1.000.000.000 1 1.000.000.000

2014 0 300 4500 25.000.000 67.500.000 92.500.000 1,14 81.140.351

2015 10% 300 4950 25.000.000 74.250.000 99.250.000 1,30 76.369.652

2016 10% 300 5445 25.000.000 81.675.000 106.675.000 1,48 72.002.586

2017 10% 300 5990 25.000.000 89.850.000 114.850.000 1,69 68.000.420

2018 10% 300 6589 25.000.000 98.835.000 123.835.000 1,93 64.316.019

2019 10% 300 7248 25.000.000 108.720.000 133.720.000 2,19 60.921.033

2020 10% 300 7973 25.000.000 119.595.000 144.595.000 2,50 57.785.559

2021 10% 300 8770 25.000.000 131.550.000 156.550.000 2,85 54.880.020

2022 10% 300 9647 25.000.000 144.705.000 169.705.000 3,25 52.185.635

2023 10% 300 10612 25.000.000 159.180.000 184.180.000 3,71 49.681.415

TOTAL 1.637.282.690

Rasio benefit : cost = 5.008.605.064 : 1.637.282.690

= 3,05 : 1

Page 13: BENEFIT COST RATIO.pdf

Pada rasio 3,05 : 1 , menunjukkan bahwa penambahan keuntungan lebih besar

dari penambahan biaya. Jadi rekomendasi yang kami berikan adalah pendirian poli

spesialis jantung memiliki prospek yang baik karena karena keuntungannya lebih

besar dari biaya.

2. Pengembangan Ruang VIP

a. Bangunan, tanah dan seluruh fasilitasnya Rp. 500.000.000 per kamar dan

direncanakan membangun 5 kamar. Membutuhkan waktu 1 tahun untuk

membangunannya.

b. Biaya operasional tetap adalah Rp. 3.000.000 per tahun per kamar

c. Biaya operasional variabel adalah Rp 10.000 per pasien per hari

d. Tarif ruang VIP Rp. 650.000 per pasien per hari.

e. BOR pada tahun pertama operasional: 20%

Pada tahun ke-2 : 25%

Pada tahun ke-3 : 30%

Pada tahun ke-4 : 35%

Pada tahun ke-5 : 40%

Pada tahun ke-6 : 45%

Pada tahun ke-7 : 50%

Pada tahun ke-8 : 55%

Pada tahun ke-9 : 60%

Pada tahun ke-10 : 65%

f. Fee institusi dari dokter spesialis adalah 10% dari tarif visite (Rp. 100.000)

per pasien per hari.

g. Pendapatan lain-lain adalah 45% dari total pendapatan tarif saja.

Page 14: BENEFIT COST RATIO.pdf

Perhitungan Benefit Cost Ratio Pengembangan Ruang VIP

Tabel 2.3 Total Benefit Untuk Pengembangan Ruang VIP

Tahun BOR Jumlah TT

Jumlah

hari

perawatan

Tarif Ruang

VIP

Fee Dokter

Spesialis

Pendapatan

lain-lain Total Benefit df Benefit

2014 20 5 365 237.250.000 3.650.000 106.762.500 347.662.500 1,14 304.967.105

2015 25 5 457 297.050.000 4.570.000 133.672.500 435.292.500 1,30 334.943.444

2016 30 5 548 356.200.000 5.480.000 160.290.000 521.970.000 1,48 352.314.882

2017 35 5 639 415.350.000 6.390.000 186.907.500 608.647.500 1,69 360.368.181

2018 40 5 730 474.500.000 7.300.000 213.525.000 695.325.000 1,93 361.130.017

2019 45 5 822 534.300.000 8.220.000 240.435.000 782.955.000 2,19 356.703.765

2020 50 5 913 593.450.000 9.130.000 267.052.500 869.632.500 2,50 347.537.604

2021 55 5 1004 652.600.000 10.040.000 293.670.000 956.310.000 2,85 335.243.130

2022 60 5 1095 711.750.000 10.950.000 320.287.500 1.042.987.500 3,25 320.726.941

2023 65 5 1187 771.550.000 11.870.000 347.197.500 1.130.617.500 3,71 304.977.072

TOTAL 3.378.912.140

Tabel 2.4 Total Cost Untuk Pengembangan Ruang VIP

Tahun BOR Jumlah

TT

Jumlah

Hari

Perawatan

Biaya Tetap Biaya

Variabel Total Cost df Cost

2013 0 0 0 2.500.000.000

2.500.000.000 1 2.500.000.000

2014 20 5 365 15.000.000 3.650.000 18.650.000 1,14 16.359.649

2015 25 5 457 15.000.000 4.570.000 19.570.000 1,30 15.058.480

2016 30 5 548 15.000.000 5.480.000 20.480.000 1,48 13.823.417

2017 35 5 639 15.000.000 6.390.000 21.390.000 1,69 12.664.597

2018 40 5 730 15.000.000 7.300.000 22.300.000 1,93 11.581.921

2019 45 5 822 15.000.000 8.220.000 23.220.000 2,19 10.578.720

2020 50 5 913 15.000.000 9.130.000 24.130.000 2,50 9.643.249

2021 55 5 1004 15.000.000 10.040.000 25.040.000 2,85 8.777.999

2022 60 5 1095 15.000.000 10.950.000 25.950.000 3,25 7.979.831

2023 65 5 1187 15.000.000 11.870.000 26.870.000 3,71 7.248.016

TOTAL 2.613.715.878

Page 15: BENEFIT COST RATIO.pdf

Rasio benefit : cost = 3.378.912.140 : 2.613.715.878

= 1,3 : 1

Pada rasio 1,3 ; 1 masih masuk criteria 1 : 1, menunjukkan bahwa

penambahan keuntungan masih sama dengan penambahan biaya.

Rekomendasi untuk pihak Rumah Sakit : tidak perlu melakukan

pengembangan ruang VIP karena rasio keuntungan dan biaya masih dalam kategori

sama.

Page 16: BENEFIT COST RATIO.pdf

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Benefit Cost Ratio merupakan suatu analisis sistematis yang berupa

perbandingan antara manfaat dan biaya yang dikeluarkan dalam

menyelenggarakan kegiatan atau proyek.

Benefit Cost Ratio digunakan untuk mengevaluasi penggunaan sumber

ekonomi agar sumber yang langka tersebut dapat digunakan secara efisien.

Selain itu, Benefit Cost Ratio digunakan untuk membuat keputusan publik

dengan mempertimbangkan kesejahteraan pasien atau konsumen. Ada dua

pihak yang menaruh perhatian pada analisis ini, yaitu pertama, para praktisi

teknis dan ekonom yang berperan dalam mengembangkan metode analisis,

pengumpulan data, dan membuat analisis serta rekomendasi. Kedua,

pemegang kebijakan yang berwenang untuk membuat peraturan dan prosedur

untuk melaksanakan keputusan tersebut.

Dalam banyak hal, BCR lebih luas ruang lingkupnya jika dibandingkan

dengan CEA/CUA. Dalam BCR, tidak hanya mengkonversi biaya dan manfaat

ke dalam bentuk uang dan membandingkan program-program dalam

pelayanan kesehatan sehingga dapat diambil keputusan, namun BCR juga

dapat digunakan memberikan informasi sumber daya yang dibutuhkan.

Page 17: BENEFIT COST RATIO.pdf

DAFTAR PUSTAKA

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Aula%20Ahmad%20Hafidh%20Saif

ul%20Fikri,%20SE.,M.Si./Cost%20Benefit%20Analysis.pdf

http://www.scribd.com/doc/218577595/Benefit-Cost-Ratio

http://www.scribd.com/doc/2903436/Modul-9-Benefit-Cost-Ratio-Analysis

http://www.slideshare.net/derisetiana/savedfiles?s_title=benefit-cost-ratio-

persentasi&user_login=Fachturrizki

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/198008022008012-

DEWI_YUSTIARINI/pertemuan_13-TC_326.pdf

http://id.scribd.com/doc/127739460/Cost-Benefit-analysis