25
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1-3 Vertigo merupakan keluhan yang paling sering dijumpai dalam praktek yang sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tidak stabil atau pusing. Deskripsi keluhan tersebut penting diketahui agar tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau sefalgia karena dikalangan awam kedua keluhan tersebut ( pusing dan sakit kepala) sering digunakan secara bergantian.Verigo merupakan keluhan yang sangat mengganngu aktivitas kehidupan sehari-hari. Sampai saat ini sangat banyak hal yang menimbulkan keluhan vertigo. Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat masih terus disempurnakan. Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang artinya memutar-mutar merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan gangguan system keseimbangan. Benign artinya suatu kondisi yang tidak gawat. Paroksisimal terjadi tiba-tiba dan onsetnya mendadak. Positional munculnya pada saat perubahan posisi kepala. Vertigo menimbulkan rasa berputar. Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV) adalah gangguan keseimbangan perfifer yang sering dijumpai. Gejala yang 1

Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapsus

Citation preview

Page 1: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG1-3

Vertigo merupakan keluhan yang paling sering dijumpai dalam praktek

yang sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tidak stabil atau

pusing. Deskripsi keluhan tersebut penting diketahui agar tidak dikacaukan

dengan nyeri kepala atau sefalgia karena dikalangan awam kedua keluhan tersebut

( pusing dan sakit kepala) sering digunakan secara bergantian.Verigo merupakan

keluhan yang sangat mengganngu aktivitas kehidupan sehari-hari. Sampai saat ini

sangat banyak hal yang menimbulkan keluhan vertigo. Diagnosis dan

penatalaksanaan yang tepat masih terus disempurnakan.

Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang artinya memutar-mutar

merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan

seseorang, umumnya disebabkan gangguan system keseimbangan. Benign artinya

suatu kondisi yang tidak gawat. Paroksisimal terjadi tiba-tiba dan onsetnya

mendadak. Positional munculnya pada saat perubahan posisi kepala. Vertigo

menimbulkan rasa berputar.

Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV) adalah gangguan

keseimbangan perfifer yang sering dijumpai. Gejala yang dikeluhkan adalah

vertigo yang datang tiba-tiba pada perubahan posisi kepala. BPPV termasuk

vertigo perifer karena kelainannya terdapat pada telinga dalam yaitu system

vestibularis.

1

Page 2: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI ALAT KESEIMBANGAN1-3

Alat vestibuler (alat keseimbangan) terletak ditelinga dalam (labirin),

terlindung oleh tulang yang paling keras. Labiri secara umum adalah telinga

dalam, tetapi secara khusus dapat diartikan sebagai alat keseibangan. Labirin

terdiri atas labirin tulang dan labirin membrane. Labirin membrane terletak di

dalam labirin tulang dan bentuknya hempir menurut bentuk labirin tulang. Antara

labirin membrane dan labirin tulang terdapat perilimfa, sedang endolimfa terdapat

di dalam labirin membrane. Berat jenis cairan endolimfe lebih tinggi daripada

perilimfe. Setiap labirin terdiri dari 3 kanalis semisirkularis (KSS) yaitu KSS

horizontal (lateral) , KSS anterior (superior) dan KSS posterior (inferior. Selain 3

kanalis terdapat pula urtikulus dan sakulus.

Keseimbangan dan orientasi tubuh seseorang terhadap lingkungan

disekitarnya tergantunga pada input sensorik dari reseptor vestibuler dilabirin,

organ visual dan propioseptif.

2

Page 3: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

2.2 FISIOLOGI ALAT KESEIMBANGAN 4-7

Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan perpindahan

cairan endolimfa di labirin dan selanjutnyasilia sel rambut akan menekuk.

Tekukan silia menyebabkan permeabilitas membrane sel berubah, sehingga ion

kalsium akan masuk ke dalam sel yang menyebabkan terjadinya proses

depolarisasi dan akan merangsang pelepasan neurotransmitter eksitator yang

selanjutnya akan meneruskan impuls sensorik melalui saraf aferen ke pusat

keseimbangan di otak. Sewaktu berkas sillia terdorong kea rah berlawanan , maka

terjadi hiperpolarisasi.

Organ vestibuler berfungsi sebagai tranduser yang mengubah energy

mekanik akibat rangsangan otolit dan gerakan endolimfa di dalam kanalis

semisirkularis menjadi energy biolistrik, sehingga dapat member informasi

mengenai perubahanposisi tubuh akibat percepatan sudut. Dengan demikian dapat

member informasi mengenai semua gerak tubuh yang sedang berlangsung

Gejala yang timbul akibat kelainan system vestibuler berupa vertigo, rasa

mual, muntah. Pada jantung berupa bradikardi atau takikardi dan pada kulit

reaksinya keringat dingin

3

Page 4: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

2.3 DEFINISI8-12

Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV) adalah ganguan

keseimbangan perifer yang sering dijumpai gejala yang sering dikeluhkan adalah

vertigo yang datang tiba-tiba pada perubahan posisis kepala, beberapa pasien

dapat mengatakan dengan tepat posisi tertentu yang menimbulkan keluhan

vertigonya.

Biasanya vertigo dirasakan sangat berat, berlangsung singkat hanya

beberapa detik saja walaupun perderita merasakannya lebih lama . Keluhan dapat

disertai dengan mual bahkan muntah, sehinggapenderita sangat khawatir akan

berulang lagi serangannya, hal ini menyebabkan penderita sangat hati-hati dalam

posisi tidurnya.

2.4 ETIOLOGI8-12

1. Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV) merupakan penyakit

degenerative yang idiopatik yang sering ditemuakn pada usia dewasa

muda dan usia lanjut.

2. Trauma kepala

3. Labirinitis virus

4. Neuritis vestibuler

5. Pasca stapedectomy

6. Fistula perilimfa

7. Penyakit menier

2.5 EPIDEMIOLOGI8-12

BPPV adalah gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai, kira-

kira 107 kasus per 100.000 penduduk, dan lebih banyak pada perempuan serta

4

Page 5: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

usis tua (51-57 tahun). Jarang ditemukan pada orang berusia dibawah 35 tahun

yang tidak memiliki riwayat cidera kepala.

2.6 PATOGESIS8-12

Patogenesis BPPV dapat dibagi menjadi 2 antara lain:

Teori kopulolithiasis

Pada tahun 1962 Horald Schuknecht mengemukakan teori ini untuk

menerangkan BPPV. Dia menemukan partikel-partikel basofilik yang berisi

kalsium karbonat dari fragmen otokonia (otolith) yang terlepas dari macula

utriculus yang sudah berdegenerasi, menempel pada permukaan kopula. Dia

menerangkan bahwa kanalis semisirkularis posterior menjadi sensitive akan

gravitasi akibat partikel yang melekat pada kopula. Hal ini analog dengan keadaan

benda berat diletakkan dipuncak tiang, bobot ekstra ini menyebabkan tiang sulit

untuk tetap stabil, malah cenderung miring. Pada saat miring partikel tadi

mencegah tiang ke posisi netral. Ini digambarkan oleh nistagmus dan rasa pusing

ketika kepala penderita dijatuhkan ke belakang posisi tergantung (seperti pada tes

Dix-Hallpike). KSS posterior berubah posisi dari inferior ke superior, kopula

bergerak secara utrikulofugal, dengan demikian timbul nistagmus dan keluha

pusing (vertigo). Perpindahan partikel ortolith tersebut membutuhkan waktu. Hal

ini menyebabkan adanya masa laten sebelum timbulnya pusing dan nistagmus.

Teori canalithiasis

Tahun 1980 Epley mengemukakan teori canalithiasis, partikel otolith

bergerak bebas di dalam KSS. Ketika kepala dalam posisi tegak, endapan partikel

ini berada pada posisi yang sesuai dengan gaya gravitasi yang paling bawah.

Ketika kepala direbahkan ke belakang partikel ini berotasi ke atas sampai ± 900 di

sepanjang lengkung KSS. Hal ini menyebabkan cairan endolimfe mengalir

5

Page 6: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

menjauhi ampula dan menyebabkan kupula membelok (deflected). Hal ini

menimbulkan nistagmus dan pusing. Pembalikan rotasi waktu kepala ditegakkan

kembali, terjadi pembalikan pembelokan kupula, muncul pusing dan nistagmus

yang bergerak kea rah berlawanan. Model gerakan partikel begini seolah-olah

seperti kerikil yang berada di dalam ban, ketika ban bergulir, kerikil terangkat

sebentar lalu jatuh kembali karena gaya gravitasi. Jatuhnya kerikil tersebut

memicu organ saraf dan menimbulkan pusing. Dibanding dengan teori

cupulolithiasis teori ini lebih dapat menerangkan keterlambatan nistagmus

transient, karena partikel butuh waktu untuk bergerak.

2.7 MANIFESTASI KLINIS8-12

Pasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut kurang dari 10-20

detik akibat perubahan posisi kepala. Posisi yang memicu adalah berbalik

ditempat tidur pada posisi lateral, bangun dari tempat tidur, melihat ke atas dan

belakang dan membungkuk. Vertigo disertai dengan mual.

2.8 DIAGNOSIS8-12

Diagnosis Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV) dapat dilakukan

dengan melakukan tindakan provokasi dan menilai timbulnya nistagmus pada

posisi tersebut. Kebanyakan kasus Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV)

saat ini disebabkan oleh kanalitiasis bukan kupulolitiasis. Dikenal 3 parasat untuk

memprovokasi timbulnya nistagmus yaitu: parasat Dix Hallpike, perasat side

lying dan perasat roll. Parasat Dix Hallpike test merupakan perasat yang sering

digunakan. Perasat side lying test digunakan untuk menilai BPPV pada kanal

posterior dan anterior. Perasat roll untuk menilai vertigo yang melibatkan kanal

horizontal.

6

Page 7: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

Untuk melakukan perasat Dix-Hallpike kanan, pasien pasien duduk tegak

pada meja pemeriksaan dengan kepala menoleh 45◦ ke kanan. Dengan cepat

pasien di baringkan dengan kepala tetap miring 45◦ ke kanan sampai kepala

pasien menggantung 20-30◦ pada ujung meja pemeriksaan, tunggu 40 detik

sampairespon abnormal timbul. Penilaian respon pada monitor dilakukan selama

± 1 menit atau sampai respon menghilang. Setelah tindakan pemeriksaan ini dapat

langsung dilanjutkan dengan Canalith Repositioning Treatment (CRT). Bila tidak

ditemukan respon abnormal atau bila perasat tersebut tidak diikuti dengan CRT,

pasien secara perlahan-lahan didudukan kembali. Lanjutkan pemeriksaan dengan

perasat Dix Hellpike kiri dengan kepala pasien di hadapkan 45◦ ke kiri, tunggu

maksimal 40 detik sampai respon abnormal hilang. Bila ditemukan adanya respon

abnormal, dapat dilakukan dengan CRT, bila tidak ditemukan respon abnormal

atau bila tidak di lanjutkan dengan tindakan CRT, pasien secara perlahan-lahan

didudukan kembali.

7

Page 8: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

Perasat Sidelying juga terdiri dari 2 gerakan yaitu perasat Sidelying kanan

yang menempatkan kepala pada posisi dimana kanalis anterior kiri/kanalis

posterior kanan pada bidang tegak lurus garis horizontal dengan kanal posterior

pada posisi paling bawah dan perasat sidelying kiri yang menempatkan kepala

pada posisi dimana kanalis anterior kanan dan kanalis posterior kiri pada bidang

tegak lurus garis horizontal dengan kanal posterior pada posisi paling bawah.

Pasien duduk pada meja pemeriksaan dengan kaki menggantung di tepi

meja, kepala ditegakkan ke sisi kanan, tunggu 40 detik sampai timbul respon

abnormal. Paien kembali ke posisi duduk untuk dilakukan perasat sidelying kiti,

pasien secara cepat dijatuhkan kesisi kiri, pasien secara cepat dijatuhkan kesisi

kiri dengan kepala ditolehkan 45◦ ke kanan (menempatkan kepala pada posisi

kanalis anterior kanan/kanalis posterior kiri). Tunggu 40 detik sampai timbul

respon abnormal.

Respon Abnormal

Pada orang normal nistagmus dapat timbul pada saat gerakan provokasi ke

belakang, namun saat gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi nistagmus.

Pada pasien BPPV setelah provokasi ditemukan nistagmus yang timbulnya

lambat ± 40 detik, kemudian nistagmus menghilang kurang dari 1 menit bila

sebabnya kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari satu

menit, biasanya serangan vertigo berat dan timbul bersamaan dengan nistagmus.

Pemeriksa dapat mengidentifikasi jenis kanal yang terlibat dengan

mencatat arah fase cepat nistagmus yang abnormal dengan mata pasien menatap

lurus ke depan.

1. Fase cepat ke atas, berputar ke kanan menunjukkan BPPV pada kanalis

posterior kanan.

2. Fase cepat ke atas , berputar ke kiri menunjukkan BPPV pada kanalis

posterior kiri.

8

Page 9: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

3. Fase cepat ke bawah, berputar ke kanan menunjukkan BPPV pada kanalis

anterior kanan.

4. Fase cepat ke bawah berputar ke kiri menunjukkan BPPV pada kanalis

anterior kiri.

Respon abnormal di provokasi oleh perasat Dix-Hallpike Sidelying pada

bidang sesuai dengan kanal yang terlibat.

Perlu diperhatikan jika respon nistagmus sangat kuat, dapat diikuti oleh

nistagmus sekunder dengan arah fase cepat berlawanan dengan nistagmus

pertama. Nistagmus sekunder terjadi oleh karena proses adaptasi system

ventibuler sentral.

Perlu dicermati bila pasien kembali ke posisi duduk setelah mengikuti

pemeriksaan dengan hasil respon positif pada umumnya pasien mendapat

serangan nistagmus dan vertigo kembali. Respon tersebut menyerupai respon

yang pertama namun lebih lemah dan nistagmus fase cepat timbul dengan arah

yang berlawanan, hal tersebut disebabkan oleh gerakan kanalith ke kupula.

2.9. DIAGNOSIS BANDING8-12

BPPV VESTIBULAR NEURITIS MENIERE DISEASE

Timbul vertigo

yang tiba-tiba

karena perubahan

posisi kepala dapat

disertai mual

bahkan muntah

pusing berat di sertai mual, muntah

yang hebat setra tidak mampu berdiri

atau berjalan tidak ada perubahan

pendengaran

Tias

1. Gangguan pendengaran

2. Vertigo disertai muntah

berlangsung 15 menit

sampai beberapa jam

berangsur membaik

3. Tinnitus

9

Page 10: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

2.10 PENATALAKSANAAN8-12

Empat macam perasat dilakukan untuk menanggulangi BPPV yaitu;

CRT (Canalith repositioning Treatment), rolling/ barbeque manueuver, perasat

Liberatory dan latihan Brandt-Daroff.

1. Latihan CRT

Gambar latihan CRT

Keterangan gambar

1. Posisi duduk kepala menoleh ke kiri (pada gangguan keseimbangan /

vertigo telinga kiri) kemudian langsung tidur sampai kepala menggantung

di pinggir tempat tidur

2. Tunggu sampai vertigo menghilang kemudian putar kepala kearah kanan

(sebaliknya) perlahan sampai muka menghadap ke lantai

3. Tunggu sampai hilang rasa vertigo, kemudian duduk dengan kepala tetap

pada posisi menoleh ke kanan dan kemudian kea rah lantai.

4. Masing-masing gerakan di tunggu 30-60 detik. Dapat dilakukan juga

untuk sisi yang lain berulang kali sampai terasa vertigo hilang. Akhirnya

pasien kembali ke posisi duduk dengan kepala menghadap ke depan.

10

Page 11: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

Setelah terapi ini pasien dilengkapi dengan menahan leher dan disarankan

untuk tidak menunduk, berbaring, membungkukkan badan selama satu hari.

Pasien harus tidur pada posisi duduk dan harus tidur pada posisi yang sehat untuk

5 hari.

Pada saat perasat Dix- Hellpike kanan dilakukan, kanalit meluncur ke

bawah menjauhi kupula. Bersamaan dengan munculnya otolith terjadi juga

gerakan aliran endolimfa secara bersamaan, hal ini menyebabkan defleksi kupula,

merangsang reseptor kanal, menimbulkan vertigo dan nistagmus dengan arah fase

cepat ke atas, berputar ke kanan. Respon tersebut menghilang jika kanalith di

posisi terbawah dari kanal. Ketika kepala di rendahkan dan diputar ke kiri ,

kanalith meluas ke puncak kanal . Sekali lagi pasien mengalami vertigo dan

nistagmus dengan arah fase cepat ke atas dan berputar ke kanan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kanalith bergerak sesuai dengan arah yang berlawanan,

berarti kanalith bergerak mundur kembali menuju kupula). Pada akhirnya pada

saat pasien dibantu untuk kembali ke posisi duduk, kanalith jatuh kembali

memasuki krus komunis ke urtikulus, dimana kanalith-kanalith tidak

menimbulkan gejala vertigo.

Kunci keberhasilan perasat tersebut adalah dengan memposisikan kepala

pada posisi terbalik/melihat ke bawah sehingga kanalith akan meluncur ke

puncak kanal. Herdman dkk mengemukakan bahwa bila kepala pasien hanya

diputar ke sisi kontralateral saja sebelum kembali ke posisi duduk remisinya

hanya 50%, bila diputar ke kontralateral dengan kepala diputar 45◦ kea rah lantai

angka remisi 83%.

Gejala-gejala remisi yang terjadi setelah CRT kemungkinan disebabkan

oleh perasat itu sendiri, bukan oleh perasat pada saat pasien duduk tegak.

2. Rolling/ barbeque maneuver

Dilakukan dengan cara berguling sampai 360 derajat mula-mula posisi tiduran

kepala menghadap ke atas, jika vertigo kiri, mulai berguling ke kiri (kapala dan

badan) secara berlahan-lahan, bila timbul vertigo berhenti dahulu tapi jangan

11

Page 12: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

balik lagi, sampai hilang, setelah hilang berguling diteruskan, sampai akhirnya

kembali ke posisi semula.

3. Latihan semont liberatory

Gambar Latihan semont liberatory

Keterangan gambar

1. Posisi duduk untuk gangguan vertigo kanan, kepala menoleh ke kiri,

kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur

2. Dengan posisi kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-60 detik),

kemudian tanpa merubah posisi kepala berbalik arah ke posisi kiri

3. Tunggu 30-60 detik lalu kembali ke posisi semula.

Perasat liberatory, yang dikembangkan oleh Semont, juga dibuat untuk

memindahkan otolit (debris/kotoran) dari kanal semisirkularis. Tipe perasat yang

12

Page 13: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

dilakukan tergantung dari jenis kanal mana yang terlibat, apakah kanal anterior

atau posterior.

Bila terdapat keterlibatan kanal posterior kanan, dilakukan perasat

liberatory kanan perlu dilakukan. Perasat dimulai dengan penderita diminta untuk

duduk pada meja pemeriksaan dengan kepala diputar menghadap ke kiri 45◦.

Pasien yang duduk dengan kepala menghadap ke kiri secara cepat dibaringkan ke

sisi kanan dengan kepala menggantung ke bahu kanan. Setelah 1 menit pasien

digerakkan secara cepat ke posisi duduk awal dan untuk ke posisi duduk awal dan

untuk ke posisi side lying kiri dengan kepala menoleh 45◦ ke kiri. Pertahankan

penderita dalam posisis ini selama 1 menit dan perlahan-lahan kembali ke posisi

duduk. Penompang leher kemudian dikenakan dan diberi instruksi yang sama

dengan pasien yang diterapi dengan CRT.

Bila kanal anterior kanan yang terlibat, perasat yang dilakukan sama,

namun kepala diputar menghadap ke kanan.

Bila kanal posterior kiri yang terlibat, perasat liberatory kiri yang terlibat,

perasat liberatory kiri harus dilakukan, (pertama pasien bergerak ke posisi side

lying kanan) dengan kepala menghadap ke kanan.

Bila kanal anterior kiri yang terlibat, perasat liberatory kiri dilakukan

dengan kepala diputar menghadap ke kiri.

Semont et al melaporkan angka kesembuhan 70-84 % setelah terapi

tunggal perasat liberatory, 3% setelah perasat ke dua dilakukan study terakhir

memeriksa keefektifitasan perasat ini pada saat permulaan, pertama-tama pasien

di terapi dengan perasat liberatory pada sisi yang tidak terlibat. Bila vertigo tidak

di temukan pasien-pasien di sarankan untuk meletakkan kepala dalam posisi tegak

selama 48 jam, tidur dalam posisi tegak. Pada akhir hari ke 7 tidak ada gejala-

gejala yang ditemukan dilanjutkan dengan perasat liberatory pada sisi yang sakit.

Latihan Brandt dan daroff dapat dilakukan oleh pasien di rumah tanpa bantuan

therapist. Pasien melakukan gerakan-gerakan dari duduk ke samping yang dapat

13

Page 14: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

mencetuskan vertigo (dengan kepala menoleh kea rah yang berlawanan) dan tahan

selama 30 detik, lalu secar cepat duduk kembali. Pasien melakukan latihan secara

rutin 10-20 kali. 3 x sehari sampai vertigo hilang paling sedkit 2 hari.

Angka remisi 98% remisi timbul akibat latihan-latihan akan melepaskan

otokonia dari kapula dan keluar dari kanalis semisirkularis, dimana tidak akan

menimbulkan gejala, remisi juga timbul akibat adaptasi system veatibuler sentral.

Lebih baik, kanalitiasis pada anterior dan posterior kanal diterapidengan

CRT. Bila terdapat kopulolitiasis, kita dapat menggunakan perasat liberatory.

4. Latihan Brand- Darroff

Latihan Brand- Darroff

Keterangan gambar

Hampir sama dengan semont liberatory, hanya posisi kepala berbeda, pertama

posisi duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian

balik posisi duduk, arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri,

masing-masing gerakan ditunggu kira-kira 1 menit, dapat dilakukan berulang

kali , pertama culup 1-2 kali kiri-kanan, besoknya makin bertambah

14

Page 15: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

Latihan Brandt Daroff dilakukan bila masih terdapat gejala sisa ringan,

obat-obatan dlakukan untuk meringankan gejala-gejala seperti mual, muntah.

Terapi pembedahan, seperti pemotongan N vestibularis, N. singularis dan

penutupan kanal yang terlibat jarang dilakukan.

Modifikasi CRT digunakan untuk pasien dengan kanalitiasis pada BPPV

kanalis horizontal, permulaan pasien dibaringkan dengan posisi supinasi, telinga

yang terlibat berada disebelah bawah. (Untuk kanlis horizontal kanan). Secara

perlahan –lahan kepala pasien digulirkan ke kiri sampai ke posisi hidung di atas

dan posisi ini dipertahankan selama 15 menit sampai vertigo berhenti. Kemudian

kepala digulirka kembali ke kiri sampai telinga yang sakit berada disebelah atas.

Pertahankan posis ini selama 15 detik sampai vertigo berhenti. Lalu kepala dan

badan diputar bersamaan ke kiri, hidung pasien menghadap ke bawah, tahan

selama 15 detik. Akhirnya, kepala dan badan diputar ke kiri ke posisi awal dimana

telinga yang sakit berada di atas. Setelah 15 detik pasien perlahan-lahan duduk

dengan kepala tampak menunduk 30◦ Penyangga leher dipasang dan diberi

instruksi serupa dengan pasca CRT untuk kanalis posterior dan kanalis anterior.

Gambar 7 . Kalanith meluncur menuju ke utrikulus, dimana tidak dapat lagi

menimbulkan gejala. Pada pasien-pasien dengan kanalitiasis pada kanalis

horizontal kiri perasat yang dilakukan berlawanan. Perasat dimulai dengan telinga

kiri paling bawah dan diputar/digulir ke kanan). Latihan Brandt- Daroff dapat

dimodifikasi untuk menangani pasien dengan BPPV pada kanalis horizontal

karena kopulolitiasis. Pasien-pasien tersebut diminta melakukan gerakan ke

depan-belakang secara cepat pada bdang kanalis horizontal pada posisi supinasi.

Perasat ini bertujuan untuk melepaskan otokonia dari kupula.

Namun bukti menunjukkan efektifitas perasat-perasat terapi untuk kanalis

horizontal masih dipertanyakan.

Canalith Repositioning Treatment (CRT) merupakan terapi standar di

berbagai Negara. Herman melaporkan CRT digunakan untuk terapi kanal

15

Page 16: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

posterior dan anterior akibat kanalitiasis. Perasat Liberatory digunakan untuk

kupolitiasis agar menggerakkan otokonia. Latihan Brant Daroff digunakan untuk

pasien dengan gejala yang menetap.

2.11 Prognosis

Prognosis setelah dilakukan CRT(Canalith Repositioning Treatment)

biasanya bagus. Remisi dapat terjadi spontan dalam 6 minggu, meskipun beberapa

kasus tidak terjadi. Dengan sekali pengobatan tingkat rekurensi sekitar 10-25%.8-12

16

Page 17: Benign Paroxysmal Potitional Vertigo

BAB III KESIMPULAN

1. Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV) adalah ganguan

keseimbangan perifer yang sering dijumpai gejala yang sering dikeluhkan

adalah vertigo yang datang tiba-tiba pada perubahan posisis kepala,

beberapa pasien dapat mengatakan dengan tepat posisi tertentu yang

menimbulkan keluhan vertigonya.

2. Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV) merupakan penyakit

degenerative yang idiopatik yang sering ditemuakn pada usia dewasa

muda dan usia lanjut.

3. BPPV adalah gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai, kira-

kira 107 kasus per 100.000 penduduk, biasanya pada wanita.

4. Gejala klinis pasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut kurang

dari 10-20 detik akibat perubahan posisi kepala.

5. Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV) dapat dilakukan dengan

melakukan tindakan provokasi dan menilai timbulnya nistagmus pada

posisi tersebut.

6. Kebanyakan kasus Benign paroxysmal potitional vertigo (BPPV) saat ini

disebabkan oleh kanalitiasisbukan kupulolitiasis.

7. Dikenal 3 parasat untuk memprovokasi timbulnya nistagmus yaitu:

parasat Dix Hallpike, perasat side lying dan perasat roll.

8. 4 macam perasat dilakukan untuk menanggulangi BPPV yaitu; CRT

(Canalith repositioning Treatment), Rolling/ Barbeque maneuver, perasat

Semont Liberatory dan latihan Brandt-Daroff.

17