42
BAB I PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN KADAR AIR KAYU 1.1 Pendahuluan Pemeriksaan berat jenis dan kadar air kayu merupakan hal yang penting untuk mengetahui kelas kuat kayu dan kondisi kayu apakah sudah kering udara atau belum. 1.2 Tujuan Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui cara memeriksa berat jenis dan kadar air kayu. 1.3 Benda Uji Benda uji berupa balok kayu dengan ukuran 50 mm x 50 mm x 20 mm 1.4 Alat a. Gergaji. b. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr c. Kaliper. d. Tungku pengering (oven). e. Desikator 1.5 Pelaksanaan a. Siapkan benda uji. b. Kemudian timbanglah benda uji tersebut.

Berat Jenis Kayu Dan Kadar Air Kayu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menentukan Berat Jenis Kayu Dan Kadar Air Kayu

Citation preview

BAB IPEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN KADAR AIR KAYU

1.1 PendahuluanPemeriksaan berat jenis dan kadar air kayu merupakan hal yang penting untuk mengetahui kelas kuat kayu dan kondisi kayu apakah sudah kering udara atau belum.

1.2 TujuanTujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui cara memeriksa berat jenis dan kadar air kayu.

1.3 Benda UjiBenda uji berupa balok kayu dengan ukuran 50 mm x 50 mm x 20 mm

1.4 Alata. Gergaji.b. Timbangan dengan ketelitian 0,01 grc. Kaliper.d. Tungku pengering (oven).e. Desikator

1.5 Pelaksanaana. Siapkan benda uji.b. Kemudian timbanglah benda uji tersebut.c. Masukan benda uji kedalam tungku pengering (oven) dengan suhu 105C, selama 2 3 hari sampai beratnya tetap.d. Setelah itu keluarkan benda uji setelah 24 jam proses pengeringan, simpan didalam desikator, kemudian timbanglah berat benda uji kering tungku tersebut (benda uji dinyatakan kering tungku jika dalam 24 jam pengeringan berikutnya tidak berubah beratnya).

1.6 Data Praktikum Benda uji : Balok kayua. Jenis kayu: Kamperb.Cacat: -

1.7 Hasil Pengujian dan Perhitungan Pengujian a. Berat kayu (B1a) = 43,1 gr (B1b) = 36,5 grb. Berat kayu kering tungku (B2a) = 36,45 gr (B2b) = 32,07 grc. Ukuran kayu

Tabel Ukuran kayu KamperPengukuranI(mm)II(mm)

Panjang54,151,9

Lebar38,639,3

Tebal27,123,3

Perhitungan

Volume kayu semula = 54,1 mm x 38,6 mm x 27,1 mm = 56591,846 mm3 = 56,59 cm3

= 51,9 mm x 39,3 mm x 23,3 mm = 47524,311 mm3 = 47,52 cm3

Berat jenis kayu = = 0,64 gr/cm3

= = 0,67 gr/ cm3

Bobot isi = = 0,76 gr/cm3

= = 0,76 gr/cm3

Kadar air kayu semula = x 100%

= x 100% = 18,24 %

= x 100%

= x 100% = 13,81 %

1.8 Pembahasan1. Berdasarkan percobaan diatas, berat jenis kayu yang di peroleh 0,64 gr/cm3 untuk kayu A dan 0,67 gr/cm3 untuk kayu B dan untuk bobot isinya sendiri sebesar 0,76 gr/cm3dan 0,76 gr/cm3.2. Kadar air semula yang diperoleh sebesar 18,24 % untuk kayu A dan 13,81 % untuk kayu B. Sesuai dengan tabel 37-3 PUBI 1982 maka kayu tersebut masuk pada kayu kelas III. TABEL 37-3 PUBI 1982Kelas KuatBerat jenis kering udaraKekuatan lentur mutlak (kg/cm2)Kekuatan tekan Mutlak (Kg/cm2)

I> 0,9> 1100> 650

II0,90-0,601100-725650-425

III0,60-0,40725-500425-300

IV0,40-0,30500-360300-215

1.9 KesimpulanBerdasarkan hasil percobaan diatas, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut a. Berat jenis kayu rata-rata: 0,655 gr/cm3b. Bobot isi rata-rata: 0,76 gr/cm3c. Menurut tabel 37-3 PUBI 1982 berat jenis kayu ini antara 0,60-0,40 dan termasuk kelas kuat IIId. Menurut tabel 37-3 PUBI 1982 berat jenis kayu ini termasuk kering udara karena kandungan lumpur kurang dari 20%

1.10 Lampirana. Laporan sementara. b. Tabel 37-3 PUBI 1982c. Gambar alat.d. Gambar urutan langkah kerjae. Flow chart

BAB IIPEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR(Cara Volume Endapan Ekivalen)

2.1 PendahuluanPasir adalah butiran-butiran mineral yang dapat lolos ayakan 4.8 mm dan tertinggal diatas ayakan 0.075 mm. Didalam pasir juga masih terdapat kandungan-kandungan mineral yang lain seperti tanah dan silt. Pasir yang digunakan untuk bahan bangunan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam (PUBI). Pasir yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan jika kandungan lumpur didalamnya tidak lebih dari 5 %. Dengan cara endapan ekivalen kadar lumpur dalam pasir yang dinyatakan dalam (%) dapat diketahui secara cepat.

2.2 TujuanPemeriksaan pasir dengan cara volume endapan ekivalen bertujuan untuk mengetahui besarnya kadar lumpur dalam pasir tersebut.

2.3 Benda Uji Pasir sungai gendol sebanyak 450 cc. Air (sesuai dengan kebutuhan).

2.4 AlatGelas ukur tak berwarna (transparan) dengan tutup, dengan ukuran 1000 cc.

2.5 Pelaksanaana. Pertama gelas ukur diisi dengan pasir yang telah disediakan sampai 450 cc kemudian ditambahkan dengan air sampai 900 cc.b. Selanjutnya tutup gelas ukur tersebut sampai rapat, kemudian dikocok-kocok.c. Diamkan selama kurang lebih 1 jam.d. Catat endapan lumpur yang berada diatas pasir (berapa cc ketebalannya).

2.6 Data Praktikum Benda UjiPasir asal: Merapi

2.7 Hasil Pengujian dan Perhitungan Pengujian a. Volume endapan lumpur sekitar= 10 ccb. Kandungan lumpur dalam pasir sekitar= %= 1%c. 10cc 1%

2.8 PembahasanBerdasarkan pasal 11 PUBI 1982 bahwa pasir yang baik untuk bahan bangunan adalah pasir yang kandungan lumpurnya tidak lebih dari 5 %. Pada percobaan kali ini pasir diuji sebanyak 1 sampel. Dari hasil percobaan tersebut diperoleh kandungan lumpurnya < 5 % yaitu sebesar 1%. Maka pasir tersebut baik untuk digunakan dalam bahan bangunan.2.9 KesimpulanMenurut pasal 11 PUBI 1982 semua pasir tersebut memenuhi untuk bahan bangunan karena kandungan lumpur dalam pasir kurang dari 5%. 2.10 Lampirana. Laporan Sementara.b. Pasal 11 PUBI 1982c. Bahan kontruksi teknik Hal. IV-7d. Gambar Alate. Gambar urutan langkah kerjaf. Flow chart .BAB IIIPEMERIKSAAN KANDUNGAN ZAT ORGANIS DALAM PASIR

3.1 PendahuluanPemeriksaan ini merupakan cara untuk mengetahui adanya kotoran organis yang melekat pada pasir alam, yang akan mempengaruhi mutu mortar atau beton yang dibuat. Warna gelap yang terjadi pada hasil pemeriksaan ini tidak dapat digunakan sebagai tolak ukur apakah pasir tersebut dapat digunakan dalam adukan, karena warna gelap tersebut bisa berasal dari arang atau mangan yang terkandung dalam pasir tersebut.

3.2 TujuanPada prinsipnya pengujian ini dapat digunakan untuk menentukan apakah perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut atau tidak, misalnya untuk pemeriksaan keawetan dan kekuatan beton yang dibuat dengan menggunakan pasir ini.

3.3 Benda UjiPasir sungai gendol dengan volume 130 ml.

3.4Alata. Botol / gelas ukur tidak berwarna yang mempunyai tutup yang tidak larut dalam larutan NaOH 3%, dengan volume 500ml.b. Warna standar.c. Larutan NaOH 3%. Larutan ini dibuat dengan melarutkan 3 bagian berat NaOH dalam 97 bagian berat air suling.

3.5Pelaksanaana.Masukkan benda uji (pasir) ke dalam gelas ukur sebanyak 130 ml.b. Kemudian masukkan larutan NaOH 3%, lalu kocok gelas ukur tersebut sampai udara di dalam pasir keluar. Selanjutnya tambahkan larutan NaOH 3% hingga mencapai 200ml.c. Kemudian diamkan benda uji selama 24 jam dan setelah itu bandingkan warna cairan di atas endapan pasir dengan warna standar (tintometer).

3.6 Data Praktikum Benda UjiPasir asal: pasir sungai gendolPasir sebanyak: 130 cc

3.7 Hasil Pengujian PengujianWarna air yang didapatkan pada pengujian diatas yaitu No.8 pada gelas ukur A dan gelas ukur B. 3.8Pembahasan

Menurut pasal 11 PUBI 1982 , pasir tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi mutu beton. Untuk itu bila direndam dalam larutan 3 % NaOH, cairan diatas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna larutan pembanding. Maka, pasir tidak memenuhi syarat untuk bahan bangunan jika warna air di atas pasir lebih tua dari warna standar (No.8). Syarat-syarat pasir untuk bahan bangunan :Warna air di atas pasir lebih muda dari no.8 dapat langsung dapakai.Warna air di atas pasir diantara no.8 no.11 dapat dipakai tapi dicuci terlebih dahulu.Warna air di atas pasir lebih tua dari no.11 tidak dapat dipakai.

3.9 KesimpulanBerdasarkan hasil pengujian dan menurut pasal 11 PUBI 1982, maka pasir tersebut diatas baik untuk digunakan karena warna air pada pengujian,menunjukan pada No. 8 yaitu warna standar, pasir tersebut memenuhi standar.

3.10Lampirana. Laporan Sementara.b. Pasal 11 PUBI 1982c. Bahan kontruksi teknik hal IV-7d. Gambar Alat dan gambar urutan langkah kerjaBAB IV

PEMERIKSAAN MODULUS HALUS BUTIRAN PASIR

4.1 PendahuluanPemeriksaan ini adalah salah satu cara untuk mengetahui nilai kehalusan atau kekasaran suatu agregat. Kehalusan atau kekasaran suatu agregat dapat mempengaruhi kelecekan dari mortar beton, apabila agregat halus yang terdapat dalam mortar terlalu banyak akan menyebabkan lapisan tipis dari agregat halus dan semen akan naik ke atas.

4.2 TujuanUntuk mengetahui nilai kehalusan atau kekasaran butiran pasir

4.3 Benda Uji Benda uji yang digunakan adalah pasir dengan berat minimum 500 gr.

4.4 Alata. Satu set ayakan 4.75 mm, 2.36 mm, 1.18 mm, 0.6 mm, 0.3 mm, 0.15 mm, dan sisa.b. Alat getar ayakan.c. Timbangan dengan ketelitian 0,01 grd. Kuas pembersih ayakan.e. Cawan.

4.5 Pelaksanaana. Pertama siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.b. Ambil pasir dengan berat 500 gr.c. Kemudian masukan pasir tersebut kedalam set ayakan.d. Pasang set ayakan ke dalam alat getar ayakan kemudian digetarkan selama 30 detik.e. Setelah itu keluarkan ayakan dari alat getar tersebut, kemudian ambil dan timbanglah pasir yang tertinggal dari masing-masing tingkatan ayakan.f. Catat semua data hasil pengujian ke dalam tabel pengujian.

4.6 Data Praktikum Benda Ujia. Pasir asal: pasir sungai gendolb. Berat pasir uji: 500 gr

4.7 Hasil Pengujian dan Perhitungana. Berat pasir yang diuji : 500 gr

b. Hasil pengayakan1. Lubang ayakan: 4.75 mm Berat tertinggal = 1,03 gr Berat tertinggal = x 100%= 0,2% Berat kumulatif = 0,2 + 5,55 = 5,75 % Berat kumulatif lewat ayakan = 99,96 5,75= 94,21 %2. Lubang ayakan: 2.36 mm Berat tertinggal = 27,55 gr Berat tertinggal = x 100%= 5,55 % Berat kumulatif= 5,75 + 16,89= 22,64 % Berat kumulatif lewat ayakan = 99,96 22,64= 77,32 %

3. Lubang ayakan: 1.18 mm Berat tertinggal= 83,83 gr Berat tertinggal= x 100%= 16,89 % Berat kumulatif= 22,64+ 26,77 = 49,41 % Berat kumulatif lewat ayakan = 99,96 49,41= 50,55 %4.Lubang ayakan: 0.60 mm Berat tertinggal = 132,87 gr Berat tertinggal = x 100%= 26,77 % Berat kumulatif = 25,16+ 49,41 = 74,57 % Berat kumulatif lewat ayakan = 99,96 74,57= 25,39 %5. Lubang ayakan: 0.30 mm Berat tertinggal = 124,9 gr Berat tertinggal = x 100%= 25,16 % Berat kumulatif = 74,57 + 20,10= 94,67 % Berat kumulatif lewat ayakan = 99,96 -94,67= 5,29 %

6.Lubang ayakan: 0.15 mm Berat tertinggal = 99,79 gr Berat tertinggal = x 100%= 20,10 % Berat kumulatif = 94,67 + 5,29= 99,96 % Berat kumulatif lewat ayakan = 99,96 99,96= 0%

7.Sisa Berat tertinggal= 26,29 gr Berat tertinggal= x 100%= 5,29 %8. Jumlah Berat tertinggal= 496,26 gr Berat tertinggal= 99,96% Berat kumulatif= 5,75 + 22,64 + 49,41 + 74,57 + 94,67+ 99,96= 347 %

Berat kumulatif lewat ayakan= 94,21 + 77,32 + 50,55 + 25,39+ 5,29 + 0= 252,76 %

9.Modulus halus=

== 3,47

Tabel 4.1. Pemeriksaan modulus pasir.Lubang AyakanBerat tertinggalBerat tertinggal kumulatif (%)Berat kumulatif lewat ayakan (%)

(gr)(%)

4,752,361,180,600,300,15sisa1,0327,5583,83132,87124,999,7926,290,25,5516,8926,7725,1620,105,295,7522,6449,4174,5794,6799,96xxxxxxxxxx94,2177,3250,5525,395,290xxxxxxxxxxxxxxxx

Jumlah490,599,96347252,76

4.8 PembahasanDalam pengadukan beton, agrerat tidak boleh terlalu kasar atau pun terlalu halus. Karena akan mempengaruhi kelecekan dari mortar beton itu sendiri. Dalam percobaan kali ini agrerat yang diuji adalah pasir. Maksud dari uji coba ini adalah untuk memeriksa MHB pasir tersebut. Berdasarkan hasil percobaan diatas modulus halus butir pasir yang diperoleh sebesar 2,5. Seperti yang telah dijelaskan dalam Buku Konstruksi Teknik, maka pasir ini masuk pada gradasi daerah 4 yaitu halus.Pada umumnya pasir dapat dikelompokan menjadi tiga macam tingkat kehalusan yaitu :a. pasir halus : MHB 2.20 2.60 b. pasir sedang: MHB 2.60 2.90c.pasir kasar: MHB 2.90 3.20

4.9 Kesimpulana. Modulus halus pasir: 2,5b. Gradasi pasir masuk daerah: IV ( beredasarkan grafik gradasi masuk pada daerah halus) 4.10Lampirana. Laporan Sementara.b. Diagram Gradasi.c. Bahan Kontruksi Teknik, Halaman : IV-4d. Gambar Alate. Gambar urutan langkah kerjaf. Flow chart

BAB V

PEMERIKSAAN MODULUS HALUS BUTIR KERIKIL

5.1 Pendahuluan Pemeriksaan ini adalah salah satu cara untuk mengetahui nilai kehalusan atau kekasaran suatu agregat. Kehalusan atau kekasaran agregat dapat mempengaruhi kelecekan dari mortar beton, apabila agregat halus yang terdapat dalam mortar terlalu banyak akan menyebabkan lapisan tipis dari agregat halus dan semen akan naik ke atas.

5.2 TujuanUntuk mengetahui nilai kehalusan atau kekasaran butiran kerikil.

5.3 Benda UjiBenda uji yang digunakan adalah kerikil dengan berat 2000 gr.

5.4 Alata. Satu set ayakan 38.1 mm, 25 mm, 12.5 mm, 9.5 mm, 6.3 mm, 4.75 mm, 2.36 mm, dan sisa.b. Alat getar ayakan.c. Timbangan dengan ketelitian 0,01 grd. Kuas pembersih ayakan.e. Cawan.

5.5 Pelaksanaana. Pertama siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.b. Ambilah kerikil dengan berat 2000 kg.c. Kemudian masukan kerikil tersebut ke dalam set ayakan.d. Selanjutnya pasanglah set ayakan ke dalam alat getar, kemudian digetarkan selama 15 menit.e. Setelah itu keluarkan ayakan dari alat getar tersebut, kemudian ambil dan timbanglah kerikil yang tertinggal dari masing-masing ayakan.f. Catat semua data hasil pengujian ke dalam tabel pengujian.

5.6 Data Praktikum Benda Ujic. Kerikil asal: Sungai Progo d. Berat kerikil uji: 2000 gr

5.7 Hasil Pengujian dan Perhitungana. Berat kerikil yang diuji: 2000 grb. Hasil pengayakan1. Lubang ayakan: 80.00 mm Berat tertinggal = - Berat tertinggal = x 100%= - Berat kumulatif = -= - Berat kumulatif lewat ayakan = -= -

2.Lubang ayakan: 38.10 mm Berat tertinggal = 0 gr Berat tertinggal= x 100%= 0 % Berat kumulatif = 0= 0 % Berat kumulatif lewat ayakan = 100 % - 0 %= 100 %

3.Lubang ayakan: 25.00 mm Berat tertinggal= 423 gr

Berat tertinggal =x 100%= 21,24 % Berat kumulatif = 0 + 21,24= 21,24 % Berat kumulatif lewat ayakan = 100 21,24= 78,76 %

4.Lubang ayakan: 19.10 mm Berat tertinggal = 846 gr Berat tertinggal = x 100%= 42,49 % Berat kumulatif = 21,24 + 42,49 = 63,73 % Berat kumulatif lewat ayakan = 100 % - 63,73 %= 36,27 %

5.Lubang ayakan: 12.50 mm Berat tertinggal = 460 gr Berat tertinggal = x 100%= 23,10 % Berat kumulatif = 63,73 + 23,10= 86,83 % Berat kumulatif lewat ayakan = 100 % - 86,83 %= 13,17 %

6.Lubang ayakan: 9.50 mm Berat tertinggal = 43 gr Berat tertinggal = x 100%= 2,15 % Berat kumulatif = 86,83 + 2,15= 88,98 % Berat kumulatif lewat ayakan = 100 % - 99,52 %= 0,48 %

7.Lubang ayakan: 6.35 mm Berat tertinggal = 61 gr Berat tertinggal = x 100%= 3,06 % Berat kumulatif = 88,98 + 3,06= 92,04 % Berat kumulatif lewat ayakan = 100 % - 92,04 %= 7,96 %

8.Lubang ayakan: 4.75 mm Berat tertinggal = 32 gr Berat tertinggal = x 100%= 1,61 % Berat kumulatif = 92,04 + 1,61= 93,65 % Berat kumulatif lewat ayakan = 100 % - 93,65 %= 6,35 %

9.Lubang ayakan: 2.36 mm Berat tertinggal = 98 gr Berat tertinggal = x 100%= 4,92 % Berat kumulatif = 93,65 + 4,92= 98,57 % Berat kumulatif lewat ayakan = 100 % - 98,57 %= 1,43 %

10. Sisa Berat tertinggal= 28 gr Berat tertinggal= x 100%= 1,41 %

11. Jumlah Berat tertinggal= 1991 gr Berat tertinggal= x 100%= 99,55 = 100 Berat kumulatif= 0+21,24+63,73+86,83+88,98+92,04+93,65+98,57= 545,04 %

Berat kumulatif lewat ayakan= 100+78,76+36,27+13,17+11,02+7,96+6,35+1,43= 254,96 %

12.Mudulus halus=

== 5,45

Tabel 5.1. Pemeriksaan modulus halus kerikil.Lubang Ayakan (mm)Brat tertinggalBerat kumulatif (%)Berat kumulatif lewat ayakan (%)

(gr)(%)

80,0038,1025,0019,1012,509,506,354,752,36sisa-04238464604361329828-021,2442,4923,102,153,061,614,921,41-021,2463,7386,83 88,98 92,0493,6598,57xxxxxxxxxx-10078,7636,2713,1711,027,966,351,43xxxxxxxxxxxxxxxx

Jumlah1991100545,04254,96

5.8 PembahasanKerikil adalah agrerat yang dicampurkan dalam pengadukan beton. Setiap agrerat pasti mempunyai tingkat MHB yang berbeda-beda. Dalam pengujian kali ini, kerikil yang di uji sebanyak 2000 gr. Pada uji coba kali ini modulus halus butir kerikil yang diperoleh sebesar 5,45 dan kerikil ini masuk pada gradasi daerah 1 yaitu kasar. Berdasarkan Buku Konstruksi Teknik, kerikil yang baik untuk digunakan dalam bahan bangunan adalah yang mempunyai MHB antara 5-8. Maka, kerikil tersebut diatas baik untuk digunakan.

5.9 Kesimpulan

a. Modulus halus kerikil: 5.45b. Gradasi kerikil masuk daerah: I (berdasarkan grafik gradsai masuk pada daerah kasar) 5.10Lampirana. Laporan Sementara.b. Diagram Gradasi.c. Bahan Kontruksi Teknik, Halaman : IV-4.d. Gambar Alate. Gambar urutan langkah kerjaf. Flow chart

BAB VIPEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR(Cara Ayakan Nomor 200)

6.1 PendahuluanPasir adalah butiran-butiran mineral yang dapat lolos ayakan 4.8 mm dan tertinggal diatas ayakan 0.075 mm. Didalam pasir juga masih terdapat kandungan-kandungan mineral yang lain seperti tanah dan silt. Pasir yang digunakan untuk bahan bangunan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam (PUBI). Pasir yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan jika kandungan lumpur didalamnya tidak lebih dari 5 %. Dengan cara endapan ekivalen kadar lumpur dalam pasir yang dinyatakan dalam (%) dapat diketahui secara cepat.

6.2 TujuanPemeriksaan pasir dengan cara ayakan nomor 200 bertujuan untuk mengetahui besarnya kadar lumpur (tanah liat dan silt) dalam pasir tersebut.

6.3 Benda ujiPasir lolos ayakan 4,8 mm seberat 500 gr.

6.4 Alata. Ayakan nomor 200.b. Ayakan 4,8mm.c. Nampan pencuci.d. Tungku pengering (oven).e. Timbangan dengan ketelitian 0,01.f. Desikator

6.5 Pelaksanaana. Ambil pasir yang lewat ayakan 4,8 mm seberat 500 gr (B1).b. Masukkan pasir tersebut kedalam nampan pencuci dan tambahkan air secukupnya sampai semuanya terendam.c. Kemudian goncang-goncangkan pasir dalam nampan, selanjutnya keluarkan air cucian kedalam ayakan nomor 200 (butir-butir yang besar dijaga jangan sampai masuk ke dalam ayakan agar tidak merusak ayakan).d. Ulangi langkah ketiga (c) sampi cucian pasir tampak bersih.e. Masukan kembali butir-butir pasir yang tersisa diayakan nomor 200 kedalam nampan, kemudian dimasukan kedalam tungku untuk mengeringkan pasir tersebut.. f. Simpan dalam desikator kemudian timbang kembali pasir yang sudah di oven/kering tungku (B2).

6.6 Data Praktikum Benda ujia. Pasir asal: Merapib. Berat pasir uji: 500 gr

6.7 Hasil Pengujian dan Perhitungan Pengujian a. Berat pasir semula = 500 gr(B1)b. Berat pasir setelah dicuci (kering tungku) = 485 gr(B2)c. Kandungan lumpur dalam pasir sekitar =

= = 3% Hasil pengujian kandungan lumpur dalam pasir= 3%

6.8 PembahasanBerdasarkan pasal 11 PUBI 1982 kandungan pasir yang lewat ayakan 0.063 mm (kadar lumpur) tidak lebih dari 5 % berat seluruh. Pasir yang diuji dalam uji coba kali sebanyak 1 sampel. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kandungan lumpur yang terdapat dalam pasir tersebut. Jadi, berdasarkan pengujian diatas maka pasir tersebut baik untuk digunakan karena kandungan lumpur pada pasir sebesar 3%.

6.9 Kesimpulana. Kandungan lumpur dalam pasir sebesar = 3% b. Menurut pasal 11 PUBI 1982 semua pasir tersebut memenuhi syarat untuk bahan bangunan karena kandungan lumpur dalam pasir lebih dari 5%.

6.10 Lampirana. Laporan sementara.b. Pasal 11 PUBI 1982.c. Gambar alatd. Gambar urutan langkah kerjae. Flow chart

BAB VII

PEMERIKSAAN BERAT SATUAN AGREGAT

7.1 PendahuluanPerbandingan antara berat dan volume pasir termasuk pori-pori antara butirannya disebut berat volume atau berat satuan.

7.2 TujuanPemeriksaan ini dimaksud untuk mengetahui cara mencari berat satuan pasir, kerikil, atau campuran.

7.3 Benda UjiPasir atau kerikil kering tungku sekurang-kurangnya sama dengan kapasitas bejana.

7.4 Alata. Timbangan dengan ketelitian maksimum 0.1 % berat benda uji.b. Nampan besar.c. Tongkat pemadat dari baja tahan karat dengan panjang 60 cm, diameter 15 mm, dan ujungnya bulat.d. Mistar perata.e. Bejana baja yang kaku, berbentuk silinder dengan ukuran seperti tabel 6.1 berikut ini.

Tabel 8.1 Ukuran Bejana dan Ukuran Batuan yang diujiUkuran bejana minimumJenis

PasirKerikil / Campuran

Diameter bejana (mm)Volume (liter) 22.1 x 2459.467 255 x 28014.182

7.5 Pelaksanaana. Timbanglah berat bejana (B1) dan ukur diameter serta tinggi bejana.b. Masukan pasir (kerikil) ke dalam bejana, dengan hati-hati agar tidak ada butiran yang tercecer.c. Ratakan permukaan pasir (kerikil) dengan menggunakan mistar perata.d. Kemudian timbanglah berat bejana dengan pasir (kerikil) tersebut (B2).e. Catat semua data pengujian, masukan kedalam tabel pengujian.

7.6 Data Praktikum Pasir.1. Benda Ujia. Pasir asal: Merapib. Diameter maksimum: 4 mmc. Keadaan pasir: Kering tungku

Kerikil.2. Benda Ujia. Kerikil asal: Sungai Progob. Diameter maksimum: 50 mmc. Keadaan kerikil: Agak basah

7.7 Hasil Pengujian dan PerhitunganPengujian 1. Pasir belum ditumbuka. Berat bejana(B1): 5,2 kg Berat Pasir(B2): 19,2 kgb. Ukuran bejana. Diameter bagian dalam: 219,4 mm 21,94 cm Tinggi bagian dalam: 244,2 mm 24,42 cm

c. Volume bejana V =

V = x 3,14 (21,94)2. 24,42 = 9227,59

Berat pasir B3 = B2 B1 B3 = 19,2 5,2B3 = 14 kg

Berat satuan pasir =

= = 0,00151 kg / cm3 = 1.51 x 10-3kg/cm3

Pasir sudah ditumbuka. Berat bejana(B1): 5,2 kg Berat Pasir(B2): 22,1 kgb. Ukuran bejana. Diameter bagian dalam: 219,4 mm 21,94 cm Tinggi bagian dalam: 244,2 mm 24,42 cm

c. Volume bejana V =

V = x 3,14 (21,94)2. 24,42 = 9227,59

Berat pasir B3 = B2 B1 B3 = 22,1 5,2B3 = 16,9 kg

Berat satuan pasir =

= = 0,00183 kg / cm3 = 1.83 x 10-3kg/cm3Pengujian 2 Kerikil belum ditumbuka. Berat bejana(B1): 6,4 kgBerat bejana + kerikil(B2): 25 kgb. Ukuran bejana. Diameter bagian dalam:255,7mm 25,57 cm Tinggi bagian dalam:285,4 mm 28,54 cmc. Volume bejana V =

V = x 3,14 (25,57)2. 28,54 = 14648,1179

Berat kerikilB3 = B2 B1B3 = 25 6,4B3 = 18,6 kg

Berat satuan kerikil=

= = 0,00126 kg / cm3= 1.26 x 10-3kg/cm3

Kerikil sudah ditumbukd. Berat bejana(B1): 6,4 kgBerat bejana + kerikil(B2): 26,5 kgc. Ukuran bejana. Diameter bagian dalam:255,7mm 25,57 cm Tinggi bagian dalam:285,4 mm 28,54 cm

d.Volume bejana V =

V = x 3,14 (25,57)2. 28,54 = 14648,1179

Berat kerikilB3 = B2 B1B3 = 26,5 6,4B3 = 20,1 kg

Berat satuan kerikil=

= = 0,00137 kg / cm3= 1.37x 10-3kg/cm3

7.8 PembahasanDalam pengujian kali ini agrerat diuji masing-masing sebanyak 2 kali, ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar volume yang dimiliki oleh masing-masing agrerat tersebut.Dari hasil pengujian,untuk berat satuan pasir yang sudah ditumbuk diperoleh1.83 x 10-3kg/cm3 dan yang belum di tumbuk diperoleh1.51 x 10-3kg/cm3 Sedangkan untuk berat satuan kerikil yang sudah ditumbuk1.37x 10-3kg/cm3.dan yang belum ditumbuk diperoleh 1.26 x 10-3kg/cm3.Jadi, berdasarkan pengujian diatas maka berat satuan pasir lebih besar daripada berat satuan kerikil. Sesuai dengan syarat berat satuan yaitu 1.20 1.80.

7.9 KesimpulanPengujian :a. Berat satuan pasir yang didapatkan : 1.83 x 10-3kg/cm3b. Berat satuan pasir yang belum dipadatkan : 1.51 x 10-3kg/cm3c. Berat satuan kerikil yang didapatkan : 1.37x 10-3kg/cm3d. Berat satuan kerikil yang belum dipadatkan : 1.26 x 10-3kg/cm3e. Berat satuan pasir lebih besar dari berat satuan kerikil

7.10 Lampirana. Laporan sementara. b. Bahan konstruksi teknik ;IV-3c. Gambar alat.d. Gambar urutan langkah kerjae. Flow chart

BAB VIII