4
Berbicara (speech) adalah ekspresi verbal dari bahasa yang meliputi artikulasi sebagai sarananya sehingga terbentuk kata-kata yang dapat kita dengar . Penyebab kelainan berbahasa ada bermacam-macam yang melibatkan berbagai faktor yang dapat saling mempengaruhi; antara lain kemampuan lingkungan, pendengaran, kognitif, fungsi saraf, emosi psikologis dan lain sebagainya. Gangguan bicara (disfasia) dapat terjadi tanpa adanya cedera otak atau keadaan lainnya (Soetjiningsih. 1995). Patofisiologi Terdapat dua aspek untuk dapat berkomunikasi: pertama, aspek sensorik (input bahasa), yang melibatkan telinga dan mata, dan kedua, aspek motorik (output bahasa), yang melibatkan vokalisasi dan pengaturannya (Guyton. 2007). Urutan proses komunikasi-input bahasa dan output bahasa adalah sebagai berikut: 1. sinyal bunyi mula-mula diterima oleh area auditorik primer yang nantinya akan menyandikan sinyal tadi dalam bentuk kata-kata 2. kata-kata lalu diinterpretasikan di area Wernicke 3. penentuan buah pikiran dan kata-kata yang akan diucapkan juga terjadi di dalam area Wernicke 4. penjalaran sinyal-sinyal dari area Wernicke ke area Broca melalui fasikulus arkuatus

Berbicara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

berguna

Citation preview

Page 1: Berbicara

Berbicara (speech) adalah ekspresi verbal dari bahasa yang meliputi artikulasi

sebagai sarananya sehingga terbentuk kata-kata yang dapat kita dengar . Penyebab

kelainan berbahasa ada bermacam-macam yang melibatkan berbagai faktor yang

dapat saling mempengaruhi; antara lain kemampuan lingkungan, pendengaran,

kognitif, fungsi saraf, emosi psikologis dan lain sebagainya. Gangguan bicara

(disfasia) dapat terjadi tanpa adanya cedera otak atau keadaan lainnya (Soetjiningsih.

1995).

Patofisiologi

Terdapat dua aspek untuk dapat berkomunikasi: pertama, aspek sensorik

(input bahasa), yang melibatkan telinga dan mata, dan kedua, aspek motorik (output

bahasa), yang melibatkan vokalisasi dan pengaturannya (Guyton. 2007).

Urutan proses komunikasi-input bahasa dan output bahasa adalah sebagai berikut:

1. sinyal bunyi mula-mula diterima oleh area auditorik primer yang nantinya

akan menyandikan sinyal tadi dalam bentuk kata-kata

2. kata-kata lalu diinterpretasikan di area Wernicke

3. penentuan buah pikiran dan kata-kata yang akan diucapkan juga terjadi di

dalam area Wernicke

4. penjalaran sinyal-sinyal dari area Wernicke ke area Broca melalui fasikulus

arkuatus

5. aktivitas program keterampilan motorik yang terdapat di area Broca untuk

mengatur pembentukan kata

6. penjalaran sinyal yang sesuai ke korteks motorik untuk mengatur otot-otot

bicara.

Apabila terjadi kelainan pada salah satu jalannya impuls ini, maka akan terjadi

kelainan bicara.

Page 2: Berbicara

A.   Gangguan Perkembangan Khas Berbicara dan Berbahasa

Ini merupakan gangguan pola normal penguasaan bahasa sejak fase awal

perkembangan. Kondisi ini tidak secara langsung diakibatkan oleh kelainan

neorologis atau kelainan mekanisme berbicara, hendaya sensorik, retardasi mental

atau factor lingkungan. Anak mungkin lebih mampu berkomunikasi atau mengerti

pada situasi tertentu yang sangat dikenalnya dari pada situasi lain, tetapi

kemampuannya berbahasa pada setiap keadaan terganggu.

1.    Gangguan Artikulasi Berbicara Khas

Gangguan perkembangan khas yang ditandai oleh penggunaan suara bicara

dari anak berada dibawah tingkat yang sesuai untuk usia mentalnya, sedangkan

tingkat kemampuan bahasanya normal. Pada proses perkembangan normal biasa

terjadi kesalahan pengungkapan suara bicara, tetapi anak itu dapat dimengerti dengan

mudah oleh orang lain

Perkembangan abnormal dapat terjadi jika kemahiran suara bicara terlambat

dan/atau menyimpang, menimbulkan: misarticulasi berbahasa anak akibat kesulitan

bagi orang lain untuk mengerti anak; penghilangan, distorsi, atau subtitusi dari suara

berbicara;dan inkonsistensi dalam mengeluarkan suara.

2.    Gangguan Berbahasa Ekspresif

Mencakup gangguan kemampuan untuk berkomunikasi melalui bahasa verbal

dan isyarat. Terjadi gangguan perkembangan khas dengan kemampuan anak dalam

mengekspresikan bahasa lisan dibawah rata-rata usia mentalnya namun pengertiann

pengertian bahasa dalam batas normal. Anak mengalami kesulitan mempelajari

kasulitan kata baru dan berbicara dalam kalimat yang lengkap dan benar ser ta

bicaranya terbatas dengan atau tanpa gangguan artikulasi. Ketidakmampuan dalam

bahasa lisan sering disertai dengan kelambatan atau abnormalitas dalam bunyi kata

yang dihasilkan.

3.    Gangguan Berbahasa Reseptip

Mencangkup masalah gangguan peerkembangan khas dengan kemampuan

anak untuk mengerti bahasa dibawah rata-rata usia mentalnya disertai masalah

gangguan berbahasa ekspresif dan kesulitan mengerti (menerima) kata-kata dan

kalimat serta menentukan maknanya.

Anak dengan gangguan berbahasa reseptip berat biasanya disertai dengan

kelambatan dalam perkembangan social, dapat mengulang kata yang tidak mereka

Page 3: Berbicara

mengerti, dan menunjukkan pola perhatian yang terbatas.

4.    Apasia yang Didapat dengan Epilepsi (Sindrom Landau-Kleffner)

Suatu gangguan yang didahului oleh perkembangan berbasa yang normal,

kemudian kehilangan kedua kemampuan berbahasa ekspresip dan reseptip, sedangkan

intelegensia umum tetap normal.

SUMBER :

1. PPDGJ

2. Soetjiningsih. Gangguan Bicara dan Bahasa Pada Anak, dalam I.G.N.Gde

Ranuh (ed): Tumbuh Kembang Anak. EGC, Surabaya, 18, 237-247.

3. Arthur C. Guyton, John E. Hall, Neurofisiologi Motorik dan Integratif, dalam

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta.