Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEBIJAKAN PEMBINAANJABATAN FUNGSIONAL
BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PANRB NOMOR 13 TAHUN 2019 TENTANG PENGUSULAN, PENETAPAN,
DAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL
ASISTEN DEPUTI STANDARDISASI JABATAN DAN KOMPETENSI SDM APARATUR
DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
2021
panrbKEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
Jakarta, 5 Oktober 2021
2
POKOK BAHASAN
PENGANTAR1
PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL2
PENUTUP3
PENGANTAR1
3
KEBIJAKAN KEPEGAWAIAN NEGARA DI INDONESIA
POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN
TNI
POLRI
PNS
Pegawai BUMN
Pegawai Non-PNS
UU No. 8 Tahun 1974
UU No. 43 Tahun 1999
UU No. 34 Tahun 2004
UU No. 5 Tahun 2014
UU No. 2 Tahun 2002
UU No. 19 Tahun 2003
Kepolisian Negara Republik Indonesia
Tentara Nasional Republik Indonesia
Aparatur Sipil Negara• PNS• PPPK
Badan Usaha Milik Negara(UU No. 13 Tahun 2003 jo. UU No. 11 Tahun 2020)
5
UU NOMOR 5 TAHUN 2014 DAN PERATURAN PELAKSANAANNYA
• JABATAN ASN JABATAN
PIMPINAN TINGGI
JABATAN ADMINISTRASI
JABATAN FUNGSIONAL
UU No. 5 Tahun2014
PP No. 70 Tahun2015
PP No. 11 Tahun2017
PP No. 49 Tahun2018
PP No. 30 Tahun2019
JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI ASN
17 September 2015 Diundangkan
MANAJEMENPEGAWAI NEGERI
SIPIL
7 April 2017 Diundangkan
15 Januari 2014 Diundangkan
MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN
PERJANJIAN KERJA
28 November 2018 Diundangkan
PENILAIAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
29 April 2019 Diundangkan
PP No. 17 Tahun 2020
Perpres No. 38 Tahun
2020
JENIS JABATAN YANG DAPAT DIISI OLEH PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA
28 Februari 2020 Diundangkan
28 Februari 2O2O Diundangkan
PermenPANRB 13 Tahun
2019
30 Juli 2019 Diundangkan
Pasal 85Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semuaketentuan dalam Peraturan Menteri tentang JF yangtelah ditetapkan dan semua peraturanpelaksanaannya, menyesuaikan dan mengikutiketentuan dalam Peraturan Menteri ini paling lama 3(tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
• Kedudukan JF (Pasal 67)• Tugas instansi Pembina (Pasal 99 ayat (3) huruf s)• Uji kompetensi pada pengangkatan pertama (Pasal
75 & Pasal 78)• Penyetaraan Jabatan (Pasal 350A) PermenPANRB
28 Tahun 2019
6 Desember 2019 Diundangkan
Pasal 21 ayat (1) Penetapan kelas JF yang akan didudki yaitudisetarakan dengankelas JA yang didudukisebelumnya sampai adaketentuan lanjutan.
Pasal 21 ayat (2)Jika kelas JF lebih tinggidari kelas JA, mengikutiaturan kelas JF
PermenPANRB8 Tahun 2021
SISTEM PENILAIAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
17 Maret 2021
Diundangkan
PermenPANRB17 Tahun 2021
18 Mei 2021 Diundangkan
Pasca UU No 5/2014
UU No 5/2014
PP No 11/2017
Pasal 67-101
PermenpanrbNo 13/2019
--
Pasal 85 :
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua
ketentuan dalam Peraturan Menteri tentang JF yang telah
ditetapkan dan semua peraturan pelaksanaannya,
menyesuaikan dan mengikuti ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan
Menteri ini diundangkan.
❑ Pasal 3 Presiden bisa menarik lagi delegasi kewenangan❑ Pasal 34 prajab karena kondisi tertentu❑ pasal 46 ttg pengaturan pangkat❑ Pasal 67 Kedudukan JF❑ Pasal 75&78 hapus Uji kompetensi pada pengangkatan pertama❑ Pasal 99 Tugas instansi pembina❑ Pasal 106-108 pengecualian persetujuan presiden pengisian JPT❑ Pasal 132 mutasi JPT dengan ukom❑ Pasal 159 pengisian JPT dari TNI/Polri (hapus jpt pratama)❑ Pasal 178&202 penugasan❑ Pasal 203 pembelajaran terintegrasi❑ Pasal 217 pelatihan❑ Pasal 250 pidana umum dihilangkan❑ Pasal 305 penyetaraan jabatan❑ Pasal 352 ttg pangkat❑ pasal 360 tunjab
DirevisiPP No
17/2020
Surat Menteri PANRB No. 365/2019
pemberlakuan permenpan 13/2019
Surat Menteri PANRB No. 563/2020
tentang pemberlakuan perghapusan
persyaratan uji kompetensi untuk
pengangkatan pertama dan nomenklatur
JF CPNS
STATISTIK PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL
2015
Terbit: 29 JFRevisi: 11 JFBaru: 18 JF
2016
Terbit: 17 JFRevisi: 12 JFBaru: 5 JF
2017
Terbit: 21 JFRevisi: 11 JFBaru: 10 JF
7
2018
Terbit: 26 JFRevisi: 2 JFBaru: 24 JF
2019
Terbit: 21 JFRevisi: 12 JFBaru: 9 JF
2020
Terbit: 67 JFRevisi: 25 JFBaru: 42 JF
Total:146 JF
Total:185 JF
Total:161 JF
Total:151 JF
Total:200 JF
Total:242 JF
PERKEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL
PERKEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL
PER-27 SEPTEMBER 2021
Keterangan: PermenPANRB 13/2019 tentang Pengusulan. Penetapan dan Pembinaan Jabatan Fungsional PNS
PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL2
9
Jabatan dalam ASN(UU No. 5 tahun 2014)
• Sekelompok jabatan tinggi pada instansi pemerintah dengan
fungsi memimpin dan memotivasi ASN pada instansi pemerintah
Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT)
• Jabatan Administrator : memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan
• Jabatan Pengawas : mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana
• Jabatan Pelaksana : melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan
Jabatan Administrasi
• Fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu
Jabatan Fungsional
Pasal 68 UU 5/2014
1. PNS menduduki jabatan pemerintahan
2. PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan
tertentu pada instansi pemerintah
PEGAWAI
DAN
JABATAN
ASN
11
MADYA
KETRAMPILAN
PRATAMA
PELAKSANA
PENGAWAS
JABATANPIMPINAN
TINGGI
JABATANADMINISTRASI
ADMINISTRATOR
KEAHLIAN
JABATAN FUNGSIONAL
UTAMA
o PENYELIAo MAHIRo TERAMPILo PEMULA
o AHLI UTAMAo AHLI MADYAo AHLI MUDAo AHLI PERTAMA
FUNGSI ADMINISTRASI FUNGSI TEKNIS
PPPK
PPPK
PNS
Profil Jabatan Fungsional Pengembang Tekonologi Pembelajaran
Nomenklatur Jabatan Fungsional Pengembang Tekonologi Pembelajaran
Nomor Peraturan Menteri PANRB Nomor 28 Tahun 2017
Kedudukan pelaksana teknis fungsional di bidang pengembangan teknologi pembelajaran pada Instansi Pusat dan
Daerah
Klasifikasi/Rumpun Pendidikan lainnya
Kategori dan Jenjang Jabatan Keahlian: Ahli Pertama, Ahli Muda, Ahli Madya, dan Ahli Utama
Tugas Pokok melaksanakan kegiatan analisis dan pengkajian, perancangan, produksi, implementasi, pengendalian, dan
evaluasi untuk pengembangan teknologi pembelajaran
Unsur Tugas Jabatan Unsur tugas jabatan meliputi:
Analisis dan pengkajian model teknologi pembelajaran; Perancangan model teknologi pembelajaran;
Produksi media pembelajaran; Penerapan model dan pemanfaatan media pembelajaran; Pengendalian
model pembelajaran; dan Evaluasi penerapan model dan pemanfaatan media pembelajaran.
Sistem Penilaian Konvensional
KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB,
DAN TUGAS JF
JABATAN
FUNGSIONAL
memberikan pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu
TUGAS
Berkedudukan dan
Bertanggung jawab
langsung
Pengawas
Administrator
JPT Madya
JF merupakan jabatan
karir bagi PNS OUTPUT
Berbasis
JPT Pratama
Pertama
• Syarat pendidikan
• Nilai prestasi kerja min 1 (satu) tahun terakhir baik
• Syarat lain yang ditetapkan oleh Menteri
• Untuk calon PNS
• Hanya untuk jenjang Pemula, Terampil, Ahli Pertama, dan Ahli Muda
Perpindahan
• Syarat pendidikan
• Uji kompetensi
• Pengalaman min 2 thn
• Nilai prestasi kerja min 2 thnterakhir baik
• Batas Usia Keahlian : 53 untuk Ahli Pertama dan Ahli Muda, 55 JF Ahli Madya, 60 JF Ahli Utama bagi yang menduduki JPT
• Batas Usia Keterampilan : 53 tahun
• Perpindahan dari non JF ke JF, keterampilan ke keahlian, dan antar Ahli Utama
Penyesuaian
• Syarat pendidikan
• Pengalaman kerja minimal 2 thn
• Nilai prestasi kerja min 2 thn terakhir baik
• Inpassing untuk:
a) Penetapan JF Baru
b) Kebutuhan Mendesak Prioritas Strategi Nasional PermenpanNo 42/2018
Promosi
• Uji Kompetensi
• Nilai prestasi kerja min 2 (dua) tahun terakhir baik
• memiliki rekam jejak yang baik
• tidak pernah melakukanpelanggaran kode etik danprofesi PNS
• tidak pernah dikenakanhukuman disiplin PNS.
• Promosi untuk:
a) pengangkatan pada JF
b) kenaikan jenjangjabatan satu tingkatlebih tinggi.
BERDASARKAN KEBUTUHAN JABATAN
PENGANGKATAN DALAM JF
PELANTIKAN DAN
PENGAMBILAN
SUMPAH JABATAN
ARAH KEBIJAKAN SISTEM ANGKA KREDIT
15
INTEGRASI SKP & AK
KONVENSIONALUnsur utama: pendidikan + pengembanganprofesi + penujang masuk ke AK Utama
Kegiatan berbasis proses
Masih ada yang belum mempertimbangkanuji kompetensi
KONVERSI• Kegiatan tidak tergradasi dengan jelas• Perbedaan volume kerja berdampak
ketidak adilan pada pemangkau jabatan• Terget kinerja tidak terukur dengan baik
Contoh:
JF Perancang
Contoh:
JF Arsiparis
KONVENSIONAL
SISTEM PENILAIAN ANGKA KREDIT
Contoh Lampiran Tabel Angka KreditSistem Konvensional
17
Contoh Lampiran Tabel Angka KreditSistem Konvensional
18
KONVERSI
SISTEM PENILAIAN ANGKA KREDIT
SISTEM KONVERSI
Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikanpangkat dan jabatan ditetapkan berdasarkan
hasil penilaian kinerja
20
•Menyusun SKP setiapTahun
•Tugas Utama dan TugasTambahan
Pejabat Fungsional
•Menyetujui dan menetapkan SKP Pejabat Fungsional
•Menilai SKP dan menyampaikan hasilpenilaian kepada Tim Penilai (Instansi/InstansiPembina)
Atasan langsungPejabat Fungsional
• Melakukan konversinilai SKP kedalamAngka Kredit
• Menetapkan AngkaKredit Kumulatif
Tim Penilai
Nilai Kinerja ≥90% (Sangat Baik), AK adalah 150% AK
Pertahun.
Nilai Kinerja 76-90% (Baik), AK adalah 125% AK
Pertahun.
Nilai Kinerja 61-75% (Cukup), AK adalah 100% AK
Pertahun.
Nilai Kinerja 51-60% (Kurang), AK adalah 75% AK
Pertahun.
Nilai Kinerja ≤50% (Sangat Kurang), AK adalah 50% AK
Pertahun.
▪ Norma Penilaian
SISTEM INTEGRASI AK & SKP
PENERAPAN
22
AK KUMULATIF SEBELUM DAN SESUDAH PERMENPANRB 13/2019
Pengembangan
Sistem Penilaian
Kinerja Jabatan
Fungsional
2
3 Rincian butir kegiatan dan nilai angkakredit, norma penilaian angka kredit per tahun, dan form penilaian dituangkandalam juknis
Penyesuaian ketentuan lain dilakukan dengan revisisebagian, misal ketentuan tentang penilaianPendidikan lanjutan yang diberi angka kredit(masuk dalam tugas tambahan)
23
1
• Kegiatan ditetapkan dalam butir kegiatan• Satuan nilai dan akumulasi dalam bentuk angka kredit
PP 11 Tahun 2017(Pasal 70 huruf e)
• Penetapan AK berdasarkan SistemKonversi Angka Kredit (10 JF)
• Penetapan AK berdasarkanIntegrasi dengan SKP (77 JF)
Penyesuaian dengan PP tentangPenilaian Kinerja
Integrasi Angka Kreditdengan SKP dengan
penilaian secarasequence antara Atasanlangsung dan Tim Penilai
Hasil penilaian Atasan langsung dan Tim Penilai digunakan sebagai dasar
pertimbangan untuk KPKJ oleh PyB (PyBdibantu Tim Penilai Kinerja Instansi)
Pokok Konvensional Konversi Integrasi
Butir Kegiatan
dan AK
Disusun terpisah
dalam DUPAK
Tidak disusun Target AK dan Butir Kegiatan ditetapkan
dalam SKP
Penilaian SKP dan DUPAK
dinilai terpisah
Konversi hasil penilaian
SKP dalam bentuk
prosentasi ke dalam AK
Kumulatif
Penilaian SKP sudah mencakup penilaian
terhadap kualitas per butir kegiatan yang
telah ditetapkan standar nilai AK
Penilai SKP oleh Atasan
Langsung
DUPAK oleh Tim
Penilai
SKP dinilai oleh Atasan
langsung yang kemudian
disampaikan oleh Tim
Penilai untuk dikonversi ke
dalam AK Kumulatif
SKP dinilai oleh Atasan langsung untuk
kualitas hasil pekerjaan per kegiatan,
kemudian disampaikan oleh Tim Penilai untuk
dilakukan validasi penilaian dan penetapan
angka kredit dan Angka Kredit Kumulatif
PENILAIAN DENGAN INTEGRASI DIATUR DALAM PERMENPAN NO 13 TAHUN 2019, DAN BERLAKU UNTUK SELURUH JABATAN FUNGSIONAL MULAI JULI 2022
?
Target AK min 100% maks 150%
Integrasi SKP dan AK
SKP merupakan TARGET KERJA
Pejabat Fungsional berdasarkan
penetapan kinerja unit kerja yang
bersangkutan.
SKP untuk masing-masing jenjang
jabatan diambil dari uraian kegiatan
tugas jabatan sebagai turunan dari
penetapan kinerja unit kerja.
SKP merupakanTARGET ANGKA
KREDIT danKINERJA
TAMBAHAN
Penilaian SKP dan Kualitas
Hasil Kerja olehAtasan disebutCAPAIAN SKP
Target Kerja dinilaiAK nya oleh Tim Penilai menjadiCAPAIAN AK, diusulkan untuk
ditetapkan dalamPAK
PAK
Untukkenaikan
pangkat/jenjang
KATE
GORIJENJANG
TARGET DAN CAPAIAN ANGKA KREDIT
PER TAHUN AKK NAIK
PANGKAT/
JENJANGNorma Formasi
Pangkat
Puncak
Keah
lian
Ahli Utama 50 - 25 200
Ahli Madya 37,5 30 20* 150 (3)
Ahli Muda 25 20 - 100 (2)
Ahli
Pertama12,5 10 - 50 (2)
Kete
ram
pila
n
Penyelia 25 - 10 100
Mahir 12,5 10 - 50 (2)
Terampil 5 4 - 20 (3)
Pemula 3,75 3 - 15
PENILAIAN KINERJA
SKP Perilaku
Kerja
Skema Alur Penilaian Kinerja Jabatan Fungsional (PAK)
Dinilai oleh
TIM PENILAI KINERJA PNS
Tim PenilaiAngka Kredit
PyBMemberi
Pertimbangan
PPK
Untuk PenetapanPAK
Penilaian Kinerja
Untuk Kenaikan
Pangkat dan/
atau Jenjang
± 4 tahun untuk Kenaikan
Pangkat dan/atau Jabatan
Atasan Langsung
SETIAP
TAHUN
26
TIM PENILAI ANGKA KREDIT
Tim yang bertugasmengevaluasikeselarasan hasil kerjadengan tugas yang disusun dalam SKP sertamenilai capaian kinerjadalam bentuk Angka Kredit
Terdiri atas pejabat yang berasal dari unsur teknisyang membidangi Jabatan Fungsional, unsurkepegawaian dan Pejabat Fungsional.
Syarat menjadi Tim Penilai :a. Menduduki pangkat/jabatan paling rendah sama
dengan pangkat/jabatan Pejabat Fungsional yang dinilai
b. Memiliki keahlian serta kemampuan untukmenilai AK Jabatan Fungsional
c. Aktif melakukan penilaian AK Jabatan Fungsional
KENAIKAN PANGKAT - JENJANGK
ena
ika
nP
ang
kat Dapat melaksanakan kegiatan
penunjang yang diberikanAngka Kredit paling tinggi 20% dari Angka Kredit Kumulatifkenaikan pangkat dandiberikan untuk satu kali kenaikan pangkat, meliputi:
❑menjadi pengajar/pelatih di bidang tugas JF;
❑ keanggotaan dalam Tim Penilai;
❑ perolehanpenghargaan/tanda jasa;
❑melaksanakan tugas lain yang mendukungpelaksanaan tugas JF; atau
❑ perolehan gelar/ijazah lain. Kenaik
an
Jen
jang
▪ uji kompetensi kenaikan jenjang
▪Dapat melaksanakankegiatan pengembanganprofesi dan, meliputi:
o Perolehan ijazah/gelarpendidikan formal;
o penyusunan KaryaTulis/Karya Ilmiah;
o penerjemahan/penyaduran buku dan karya ilmiah;
o penyusunanpedoman/petunjuk teknis;
o pelatihan/pengembangankompetensi;atau
o kegiatan lain yang ditetapkan oleh InstansiPembina di bidang JF
❖ Penyusunan Karya Tulis/Karya
Ilmiah,
penerjemahan/penyaduran
buku dan karya ilmiah,
dikecualikan bagi JF yang
tugas jabatannya berkaitan.
❖ Untuk kenaikan ke Penyelia,
Ahli Madya, dan Ahli Utama,
wajib melaksanakan
pengembangan profesi.
❖ Apabila target Angka Kredit
yang disyaratkan untuk
kenaikan pangkat/jabatan tidak
tercapai, tidak diberikan
kenaikan pangkat/jabatan.
❑ tidak memenuhi kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan
untuk menduduki JF.
❑ tidak memenuhi standar kompetensi yang ditentukan pada
JF yang diduduki.
Tidak Memenuhi Persyaratan Jabatan
Usulan Pemberhentian disampaikan oleh:
PPK kepada Presiden bagi JF ahli utama.
PyB kepada PPK bagi JF selain ahli utama, dan
ditetapkan dalam Surat Keputusan Pemberhentian
Pengunduran diri dan tidak memenuhi persyaratan
dilaksanakan pemeriksaan dan mendapatkan ijin
dari Pyb sebelum ditetapkan pemberhentiannya
Pejabat Fungsional yang mengundurkan diri dan
tidak memenuhi persyaratan jabatan tidak dapat
diangkat kembali dalam JF yang sama
a. mengundurkan diri dari Jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. CTLN;
d. Tugas Belajar lebih dari 6 bulan;
e. ditugaskan secara penuh pada JPT,
Administrator, Pengawas, dan Pelaksana;
atau
f. tidak memenuhi persyaratan jabatan.
Pengunduran diri dapat dipertimbangkan dalam hal memiliki alasan
pribadi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan tugas JF
Mengundurkan Diri
PEMBERHENTIAN JF
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pejabat Fungsional yang
bertugas di daerah
terpencil/rawan/berbahaya
25% angka kredit
kumulatif
Pejabat Fungsional yang
ditugaskan sebagai pimpinan unit
kerja bukan pada Jabatan Pimpinan
Tinggi, Jabatan Administrator, dan
Jabatan Pelaksana
25% angka kredit
kumulatif dari
pelaksanaan tugas
pokok setiap
kenaikan pangkat
Penyesuaian peraturan
sejak peraturan ditetapkan
paling lama 3 tahun sejak
ditetapkan
1
2
3
PEMBEBASAN SEMENTARA
• Ketentuan ini dinyatakan tidak berlaku karena sudah tidak diatur pada PP 11/2017 jo. PP 17/2020
Ketentuan Pembebasan sementara→ Dicabut
• Maka diangkat kembali ke dalam JF sesuai jenjang terakhir pada saat dibebaskansementara
1. Jika ybs bebas sementara karena tidak memenuhi AK dan belum ditetapkan pemberhentiannya
• Maka diangkat kembali ke dalam JF setelah selesai menjalani hukdis sebagaimanadimaksud pada nomor 2
2. Jika ybs bebas sementara karena terkena Hukdis Sedang/Berat (Penurunan Pangkat)
• Maka pembebasan sementara ybs dicabut dan dibuatkan pemberhentian dari JF
• ybs dapat diangkat kembali ke dalam JF pada jenjang terakhir apabila telah selesaimenjalani ketentuan sebagaimana dimaksud pada nomor 3
3. Jika ybs bebas sementara karena berhenti sementara dari PNS, bertugas di luar JF, CLTN (kecualipersalinan ke-4), atau tugas belajar lebih dari 6 bulan
JABATAN RANGKAP
KETENTUAN Pejabat Fungsional dilarang rangkap Jabatan dengan JPT dan JA, kecuali untuk yang kompetensi dan bidang tugas Jabatannya samadan tidak dapat dipisahkan dengan kompetensi dan bidang tugas JF.
JPT dan JA yang dapat ditetapkan dalam rangkap JF dalam hal telahditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
JF dapat ditetapkan dalam jabatan rangkap setelah mendapatpertimbangan Menteri.
Penilaian kinerja bagi Pejabat Fungsional yang rangkap jabatan dapatditetapkan sesuai jabatan yang dirangkap dan JFnya.
Sebagai Pengelola JF yang bertanggungjawab menjamin terwujudnya
standar kualitas&profesionalitas jabatan:
1. menyusun pedoman formasi JF;
2. menyusun standar kompetensi JF;
3. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis JF;
4. menyusun standar kualitas hasil kerja dan pedoman penilaian
kualitas hasil kerja pejabat fungsional;
5. menyusun pedoman penulisan karya tulis/karya ilmiah yang
bersifat inovatif di bidang tugas JF;
6. menyelenggarakan uji kompetensi JF;
7. melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
JF;
8. mengembangkan sistem informasi JF;
9. memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok JF;
10.memfasilitasi pembentukan organisasi profesi JF;
11.memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik profesi dan
kode perilaku JF;
12.melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan JF di seluruh
Instansi Pemerintah yang menggunakan Jabatan tersebut; dan
13.melakukan koordinasi dengan instansi pengguna dalam rangka
pembinaan karier pejabat fungsional.
14.Menyusun informasi faktor jabatan untuk evaluasi jabatan
LAPORAN SECARA
BERKALA
TUGAS INSTANSI PEMBINA
JABATAN FUNGSIONAL
T E M B U S A N :
panrbKEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
1.menyusun kurikulum pelatihan JF;
2.menyelenggarakan pelatihan JF;
3.membina penyelenggaraan pelatihan
fungsional pada lembaga pelatihan;
4.menganalisis kebutuhan pelatihan
fungsional di bidang tugas JF;
5.melakukan akreditasi pelatihan
fungsional dengan mengacu kepada
ketentuan yang telah ditetapkan oleh
LAN.
LAPORAN SECARA
BERKALA
TUGAS INSTANSI PEMBINA
JABATAN FUNGSIONAL
T E M B U S A N :
panrbKEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
1. Jabatan Fungsional wajib
memiliki 1 organisasi
profesi
Organisasi Profesi
2. Setiap Pejabat
Fungsional wajib
menjadi anggota
organisasi
profesi
3. Pembentukan organisasi
profesi difasilitasi oleh
Instansi Pembina
4. Tugas Organisasi Profesi :
a. Menyusun kode etik dan kode
perilaku profesi
b. Memberikan advokasi
c. Memeriksa dan memberikan
rekomendasi atas pelanggaran
kode etik dan kode perilaku profesi
5. Hubungan kerja antara
Instansi Pembina
dengan OP bersifat
koordinatif dan
fasilitatif
6. Pembentukan OP
dilaksanakan paling lama 5
tahun sejak Permenpanrb JF
diundangkan
Menteri melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas IP:
▪ pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pembinaan JF oleh Instansi Pembina; dan
▪ pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
JF pada Instansi Pemerintah.
Memiliki AD/ART;
Memiliki tujuan dan sasaran;
Memiliki visi dan misi, program kerja;
Terdapat sumber pendanaan yang jelas;
Berdomisili alamat;
Pembagian kerja dan tugas dan wewenang; dan
Berbadan hukum.
Syarat Organisasi Profesi
Pengawasan terhadap pelaksanaan JF dilaksanakan
berdasarkan laporan berkala, paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun.
Dalam hal hasil pengawasan pelaksanaan JF, Menteri
berwenang mempertimbangkan untuk mencabut
dan/atau membatalkan penetapan JF.
Mekanisme Pengawasan terhadap IP
Dalam hal suatu OP sudah terbentuk sebelum JF
ditetapkan, OP dapat dikukuhkan sebagai OP JF dalam
keputusan pimpinan IP JF terkait.
Dalam hal suatu OP belum terbentuk, pembentukan OP
ditetapkan melalui keputusan pimpinan IP berdasarkan
usulan pengurus/calon pengurus kepada pimpinan IP
dan/atau berdasarkan usulan dari perkumpulan profesi
JF dengan rekomendasi dari IP.
Tata Cara Pembentukan
a. memberikan fasilitasi dalam penyusunan dan persetujuan dalam penetapan kode etik dan kode perilaku profesi JF.
b. menjalin kerja sama dengan OP sebagai mitra dalam penegakan kode etik profesi, penyusunan standar kompetensi profesi, penyelenggaraan uji
kompetensi dan sertifikasi kompetensi, pemberian advokasi dan pengembangan profesi, serta pengembangan ilmu pengetahuan, metode, dan inovasi
bagi profesi.
c. memberikan dukungan kepada OP sepanjang rencana kegiatannya mendorong peningkatan profesionalitas, memberikan advokasi, dan penegakan kode
etik JF.
d. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas organisasi profesi dalam pembinaan dan peningkatan profesional JF.
INSTANSI PEMBINA DAN ORGANISASI PROFESI
PENUTUP3
36
KONDISI JF SEBELUMPP 11/2017–PP 17/2020 & PERMENPAN 13/2019
37
Kegiatan berbasis proses dan produk/output tidak terdefinisidengan jelas
• Angka Kredit yang dikumpulkan tidak mencerminkan prestasi kerja JF
• terdongkrak oleh pengembangan profesi dan penunjang
Belum terdefinisinya standar kompetensi jabatan
• Pengembangan kompetensi JF tidak optimal
• Diklat JF belum dapat didesain secara optimal
Persyaratan pengangkatan dalam JF tidak berdasarkan uji kompetensi (non pengangkatan pertama)
• JF menjadi jabatan alternatif (tempat penampungan)
• tempat memperpanjang pensiun tanpa memperhatikan kinerja dan kebutuhanorganisasi
KONDISI JF SETELAHPP 11/2017-PP 17/2020 & PERMENPAN 13/2019
38
Kegiatan tidak berbasis proses → berbasis output
• Prestasi kerja lebih terukur
• Fokus ke tugas utama, perolehan AK dari tugas utama, bukan dari bangprof & penunjang
• Bangprof wajib untuk kenaikan ke jenjang Ahli Madya (6 AK) dan Ahli Utama (12 AK)
adanya standar kompetensi JF
• Diklat JF dapat direncanakan berdasarkan tugas jabatan dan Training Need Analysis
• Terwujudnya kelas jabatan yang ideal dan terstandar
Persyaratan pengangkatan dan kenaikan jenjang menggunakan ukomp
• JF menjadi pilihan karir
• Peningkatan profesionalisme pejabat fungsional
Instansi Pembina wajib mengelola JF sebagai profesional
• Instansi Pembina melaksanakan tugas Instansi Pembina secara secara optimal
• Pemberian penghargaan kepada Instansi Pembina “Terbaik” dari KemenPANRB
TERIMA KASIH
ASISTEN DEPUTI STANDARDISASI JABATAN DAN KOMPETENSI SDM APARATURDEPUTI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI2021
panrbKEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI