28
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.257, 2015 KEMENKEU. Sanksi Administratif. Bunga Yang Terbit. Penghapusan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PMK.03/2015 TENTANG PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI BUNGA YANG TERBIT BERDASARKAN PASAL 19 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong Wajib Pajak untuk melunasi utang pajak sebagai usaha meningkatkan penerimaan negara, diperlukan instrumen kebijakan di bidang perpajakan; b. bahwa berdasarkan Pasal 36 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, Direktur Jenderal Pajak diberikan kewenangan untuk mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu untuk menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang www.peraturan.go.id

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No.257, 2015 KEMENKEU. Sanksi Administratif. Bunga YangTerbit. Penghapusan.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 29/PMK.03/2015

TENTANG

PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI BUNGA YANG TERBITBERDASARKAN PASAL 19 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN

1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKANSEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH TERAKHIR DENGAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong Wajib Pajak untukmelunasi utang pajak sebagai usaha meningkatkanpenerimaan negara, diperlukan instrumen kebijakan dibidang perpajakan;

b. bahwa berdasarkan Pasal 36 Undang-Undang Nomor 6Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun2009, Direktur Jenderal Pajak diberikan kewenanganuntuk mengurangkan atau menghapuskan sanksiadministrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yangterutang sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu untukmenetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

www.peraturan.go.id

Page 2: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.257 2

Penghapusan Sanksi Administrasi Bunga yang TerbitBerdasarkan Pasal 19 Ayat (1) Undang-Undang Nomor6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan TataCara Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa KaliDiubah Terakhir dengan Undang Undang Nomor 16Tahun 2009;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentangKetentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4999);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentangTata Cara Pelaksanaan Hak dan PemenuhanKewajiban Perpajakan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 162, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268);

3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentangKedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian NegaraSerta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon IKementerian Negara sebagaimana telah beberapa kalidiubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2014 Nomor 25);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANGPENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI BUNGA YANGTERBIT BERDASARKAN PASAL 19 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUANUMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANATELAH BEBERAPA KALI DIUBAH TERAKHIR DENGANUNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2009.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:

1. Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yangselanjutnya disebut Undang-Undang KUP adalah Undang UndangNomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

www.peraturan.go.id

Page 3: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.2573

Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denganUndang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.

2. Utang Pajak adalah jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayarpada saat jatuh tempo pelunasan sebagaimana tercantum dalamSurat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan PajakKurang Bayar Tambahan, serta Surat Keputusan Pembetulan, SuratKeputusan Keberatan, Putusan Banding atau Putusan PeninjauanKembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayarbertambah.

3. Sanksi Administrasi adalah sanksi administrasi berupa bunga sebesar2% (dua persen) per bulan yang terbit karena Utang Pajak tidak ataukurang dibayar sebagaimana diatur dalam Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang KUP.

4. Penghapusan Sanksi Administrasi adalah penghapusan atas sisaSanksi Administrasi dalam Surat Tagihan Pajak yang belum dibayaroleh Wajib Pajak.

Pasal 2

(1) Wajib Pajak yang melunasi Utang Pajak sebelum tanggal 1 Januari2016 diberikan Penghapusan Sanksi Administrasi.

(2) Utang Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu Utang Pajakyang timbul sebelum tanggal 1 Januari 2015.

Pasal 3

(1) Untuk dapat memperoleh Penghapusan Sanksi Administrasisebagaimana tersebut dalam Pasal 2 Wajib Pajak menyampaikan suratpermohonan kepada Direktur Jenderal Pajak.

(2) Permohonan Penghapusan Sanksi Administrasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1), harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Utang Pajak telah dilunasi oleh Wajib Pajak; dan

b. terdapat sisa Sanksi Administrasi dalam Surat Tagihan Pajakyang belum dibayar oleh Wajib Pajak.

(3) Permohonan Penghapusan Sanksi Administrasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1), harus memenuhi persyaratan sebagaiberikut:

a. 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) Surat Tagihan Pajak, kecualidalam hal atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau SuratKetetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat KeputusanPembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding atauPutusan Peninjauan Kembali diterbitkan lebih dari 1 (satu) Surat

www.peraturan.go.id

Page 4: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.257 4

Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuklebih dari 1 (satu) Surat Tagihan Pajak;

b. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;

c. melampirkan bukti pelunasan Utang Pajak berupa Surat SetoranPajak atau sarana administrasi lain yang dipersamakan denganSurat Setoran Pajak;

d. disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajakterdaftar; dan

e. ditandatangani oleh Wajib Pajak dan dalam hal suratpermohonan ditandatangani bukan oleh Wajib Pajak, suratpermohonan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusussebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) Undang-UndangKUP.

(4) Permohonan Penghapusan Sanksi Administrasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat diajukan paling banyak 2 (dua) kali.

(5) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan Penghapusan SanksiAdministrasi yang kedua permohonan tersebut harus diajukan dalamjangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat keputusanDirektur Jenderal Pajak atas permohonan yang pertama dikirimkecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebuttidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak.

(6) Permohonan Penghapusan Sanksi Administrasi yang keduasebagaimana dimaksud pada ayat (5) tetap diajukan terhadap SuratTagihan Pajak yang telah diterbitkan surat keputusan DirekturJenderal Pajak.

(7) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan persyaratansebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku juga untuk permohonanPenghapusan Sanksi Administrasi yang kedua.

Pasal 4

(1) Direktur Jenderal Pajak menindaklanjuti permohonan PenghapusanSanksi Administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayatdengan meneliti persyaratan dan ketentuan tersebut.

(2) Dalam hal permohonan Penghapusan Sanksi Administrasi:

a. tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalamPasal 3 ayat (3); dan/atau

b. tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal3 ayat (2), ayat (4), ayat (5), dan/atau ayat (6),

www.peraturan.go.id

Page 5: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.2575

Direktur Jenderal Pajak mengembalikan permohonan tersebut denganmenyampaikan surat yang berisi mengenai pengembalian permohonanPenghapusan Sanksi Administrasi.

(3) Dalam hal permohonan Penghapusan Sanksi Administrasidikembalikan karena tidak memenuhi ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dan ayat (6) atau persyaratansebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat , berlaku ketentuansebagai berikut:

a. untuk permohonan yang pertama, Wajib Pajak dianggap belummengajukan permohonan sehingga Wajib Pajak masih dapatmengajukan permohonan paling banyak 2 (dua) kali sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ayat (4); atau

b. untuk permohonan yang kedua, Wajib Pajak masih dapatmengajukan permohonan sepanjang jangka waktu 3 (tiga) bulansebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) belum terlampaui.

(4) Dalam hal permohonan Penghapusan Sanksi Administrasidikembalikan karena tidak memenuhi ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ayat dan/atau ayat (5), Wajib Pajak tidakdapat mengajukan permohonan kembali.

(5) Dalam hal permohonan Penghapusan Sanksi Administrasi telahmemenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2),ayat (4), ayat , dan ayat (6), serta persyaratan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 3 ayat (3), Direktur Jenderal Pajak memberikanPenghapusan Sanksi Administrasi dengan menerbitkan SuratKeputusan Pengurangan Sanksi Administrasi atau Surat KeputusanPenghapusan Sanksi Administrasi.

(6) Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi atau SuratKeputusan Penghapusan Sanksi Administrasi sebagaimana dimaksudpada ayat (5) diterbitkan atas masing-masing Surat Tagihan Pajakyang diajukan permohonan paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggalsurat permohonan diterima.

Pasal 5

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan Penghapusan SanksiAdministrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) tindakanpenagihan pajak atas Surat Tagihan Pajak tersebut ditangguhkan sampaidengan tanggal diterbitkannya Surat Keputusan Pengurangan atauPenghapusan Sanksi Administrasi atau tanggal surat pengembalianpermohonan Penghapusan Sanksi Administrasi.

www.peraturan.go.id

Page 6: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.257 6

Pasal 6

(1) Penghapusan Sanksi Administrasi dilakukan secara jabatan dalamhal:

a. Wajib Pajak telah mengajukan 2 (dua) kali permohonanpengurangan atau penghapusan sanksi administrasi; atau

b. Wajib Pajak telah mengajukan permohonan pengurangan ataupenghapusan sanksi administrasi, tetapi jangka waktu 3 (tiga)bulan untuk pengajuan kedua kali telah terlampaui.

(2) Penghapusan Sanksi Administrasi secara jabatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila Wajib Pajak telahmemenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Utang Pajak telah dilunasi oleh Wajib Pajak; dan

b. terdapat sisa Sanksi Administrasi dalam Surat Tagihan Pajakyang belum dibayar oleh Wajib Pajak.

(3) Direktur Jenderal Pajak memberikan Penghapusan SanksiAdministrasi secara jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dengan menerbitkan Surat Keputusan Pengurangan SanksiAdministrasi atau Surat Keputusan Penghapusan SanksiAdministrasi.

(4) Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi atau SuratKeputusan Penghapusan Sanksi Administrasi sebagaimana dimaksudpada ayat (3) diterbitkan atas masing-masing Surat Tagihan Pajak.

Pasal 7

Dokumen berupa:

1. Surat Permohonan Penghapusan Sanksi Administrasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ayat (1);

2. Surat Pengembalian Permohonan Penghapusan Sanksi Administrasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2); dan

3. Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi atau SuratKeputusan Penghapusan Sanksi Administrasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 ayat (5) dan Pasal 6 ayat (3),

dibuat dengan menggunakan format sesuai contoh sebagaimanatercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Menteri ini.

Pasal 8

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

www.peraturan.go.id

Page 7: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.2577

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 13 Februari 2015

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA,

BAMBANG P.S.BRODJONEGORO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 13 Februari 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id

Page 8: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.257 8

www.peraturan.go.id

Page 9: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.2579

www.peraturan.go.id

Page 10: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.257 10

www.peraturan.go.id

Page 11: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.25711

www.peraturan.go.id

Page 12: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.257 12

www.peraturan.go.id

Page 13: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.25713

www.peraturan.go.id

Page 14: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.257 14

www.peraturan.go.id

Page 15: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.25715

www.peraturan.go.id

Page 16: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.257 16

www.peraturan.go.id

Page 17: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.25717

www.peraturan.go.id

Page 18: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.257 18

www.peraturan.go.id

Page 19: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.25719

www.peraturan.go.id

Page 20: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.257 20

www.peraturan.go.id

Page 21: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.25721

www.peraturan.go.id

Page 22: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.257 22

www.peraturan.go.id

Page 23: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.25723

www.peraturan.go.id

Page 24: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.257 24

www.peraturan.go.id

Page 25: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.25725

www.peraturan.go.id

Page 26: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.257 26

www.peraturan.go.id

Page 27: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.25727

www.peraturan.go.id

Page 28: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn257-2015.pdf · 2015, No.257 4 Tagihan Pajak, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1

2015, No.257 28

www.peraturan.go.id