35
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1818, 2015 KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 217/PMK.05/2015 TENTANG PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL NOMOR 13 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, ketentuan mengenai standar akuntansi pemerintahan dinyatakan dalam bentuk pernyataan standar akuntansi pemerintahan; b. bahwa untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan Badan Layanan Umum, perlu diatur ketentuan mengenai penyajian, pedoman struktur, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan Badan Layanan Umum dalam suatu pernyataan standar akuntansi pemerintahan; c. bahwa berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dalam hal diperlukan perubahan terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan, perubahan tersebut diatur dengan www.peraturan.go.id

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.1818, 2015 KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 217/PMK.05/2015

TENTANG

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BERBASIS AKRUAL NOMOR 13 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BADAN LAYANAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,

ketentuan mengenai standar akuntansi pemerintahan

dinyatakan dalam bentuk pernyataan standar akuntansi

pemerintahan;

b. bahwa untuk penyusunan dan penyajian laporan

keuangan Badan Layanan Umum, perlu diatur

ketentuan mengenai penyajian, pedoman struktur, dan

persyaratan minimum isi laporan keuangan Badan

Layanan Umum dalam suatu pernyataan standar

akuntansi pemerintahan;

c. bahwa berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan, dalam hal diperlukan

perubahan terhadap Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan, perubahan tersebut diatur dengan

www.peraturan.go.id

Page 2: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -2-

Peraturan Menteri Keuangan setelah mendapat

pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan;

d. bahwa Ketua Badan Pemeriksa Keuangan melalui surat

Nomor 1005/S/I-XII/09/2014 tanggal 3 September 2014

telah memberikan pertimbangan atas Rancangan

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang

Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan

huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri

Keuangan tentang Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan Berbasis Akrual Nomor 13 tentang

Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum;

Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5165);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERNYATAAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

NOMOR 13 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BADAN LAYANAN UMUM.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah adalah pemerintah pusat dan pemerintah

daerah.

2. Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan,

pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi

dan kejadian keuangan, penyajian laporan, serta

penginterpretasian atas hasilnya.

3. Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya

disingkat SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan

keuangan pemerintah.

www.peraturan.go.id

Page 3: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -3-

4. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang

selanjutnya disingkat PSAP adalah SAP yang diberi

judul, nomor, dan tanggal efektif.

Pasal 2

Badan Layanan Umum selaku entitas akuntansi dan entitas

pelaporan menyusun laporan keuangan berbasis akrual.

Pasal 3

Penyusunan laporan keuangan berbasis akrual oleh Badan

Layanan Umum selaku entitas akuntansi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan mulai Tahun 2015 sesuai

dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri

Keuangan mengenai penerapan standar akuntansi

pemerintahan berbasis akrual pada pemerintah pusat.

Pasal 4

Penyusunan laporan keuangan berbasis akrual oleh Badan

Layanan Umum selaku entitas pelaporan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan dengan menggunakan

SAP berbasis akrual.

Pasal 5

(1) SAP berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 dinyatakan dalam bentuk PSAP Nomor 13

tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan

Umum sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

(2) PSAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Lampiran I Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan.

Pasal 6

PSAP Nomor 13 tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

Layanan Umum sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

www.peraturan.go.id

Page 4: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -4-

ini digunakan untuk menyusun laporan keuangan Badan

Layanan Umum selaku entitas pelaporan mulai Tahun 2016.

Pasal 7

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

www.peraturan.go.id

Page 5: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -5-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2 Desember 2015

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BAMBANG P.S. BRODJONEGORO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 2 Desember 2015

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id

Page 6: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -6-

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 217/PMK.05/2015

TENTANG

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL NOMOR 13 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

NOMOR 13 TENTANG

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BADAN LAYANAN UMUM

www.peraturan.go.id

Page 7: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -7-

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BERBASIS AKRUAL

PERNYATAAN NO 13

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BADAN LAYANAN UMUM

www.peraturan.go.id

Page 8: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -8-

DAFTAR ISI

PARAGRAF PENDAHULUAN 1-7 TUJUAN 3 RUANG LINGKUP 4-5 ENTITAS AKUNTANSI/ENTITAS PELAPORAN 6-7 DEFINISI 8-9 TUJUAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM 10 TANGGUNG JAWAB PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

11

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

12-13

STRUKTUR DAN ISI 14-16 PENDAHULUAN 14 PERIODE PELAPORAN 15 TEPAT WAKTU 16 LAPORAN REALISASI ANGGARAN 17-51 LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH 52-55 NERACA 56-71 LAPORAN OPERASIONAL 72-89 LAPORAN ARUS KAS 90- 111 AKTIVITAS OPERASI 92-93 AKTIVITAS INVESTASI 94-99 AKTIVITAS PENDANAAN 100-106 AKTIVITAS TRANSITORIS 107-111 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS 112-115 PENGGABUNGAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM KE DALAM LAPORAN KEUANGAN ENTITAS AKUNTANSI/ENTITAS PELAPORAN

116 –123

PENGHENTIAN SATUAN KERJA BADAN LAYANAN UMUM MENJADI SATUAN KERJA BIASA

124-125

TANGGAL EFEKTIF 126

www.peraturan.go.id

Page 9: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -9-

Lampiran:

Ilustrasi Lampiran PSAP 13.A : Contoh Format Laporan Realisasi

Anggaran Badan Layanan Umum

Ilustrasi Lampiran PSAP 13.B : Contoh Format Laporan Perubahan

Saldo Anggaran Lebih Badan Layanan

Umum

Ilustrasi Lampiran PSAP 13.C : Contoh Format Neraca Badan

Layanan Umum

Ilustrasi Lampiran PSAP 13.D : Contoh Format Laporan Operasional

Badan Layanan Umum

Ilustrasi Lampiran PSAP 13.E : Contoh Format Laporan Arus Kas

Badan Layanan Umum

Ilustrasi Lampiran PSAP 13.F : Contoh Format Laporan Perubahan

Ekuitas Badan Layanan Umum

www.peraturan.go.id

Page 10: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -10-

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

NOMOR 13

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BADAN LAYANAN UMUM

Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar, yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf penjelasan yang ditulis dengan huruf biasa dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.

PENDAHULUAN 1. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, dalam rangka peningkatan pelayanan kepada

masyarakat, satuan kerja dapat ditetapkan menjadi satuan kerja yang

menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU).

Satuan kerja tersebut diberikan fleksibitas pengelolaan keuangan dengan

menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan

pelayanan tanpa mengutamakan keuntungan, melakukan kegiatannya

dengan prinsip efisiensi dan produktivitas. Satuan kerja pemerintah

dimaksud memberikan layanan publik, seperti pemberian layanan

barang/jasa, pengelolaan dana khusus, dan pengelolaan kawasan.

2. Sesuai dengan ketentuan, satuan kerja yang menerapkan pola

pengelolaan keuangan BLU diberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan,

antara lain pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas,

pengelolaan utang-piutang, pengelolaan investasi dan pengadaan

barang/jasa, kesempatan untuk mempekerjakan tenaga profesional non

Pegawai Negeri Sipil (PNS), serta kesempatan pemberian imbalan jasa kepada

pegawai sesuai dengan kontribusinya.

TUJUAN 3. Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur penyajian laporan

keuangan BLU dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan

keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar BLU. Untuk

mencapai tujuan tersebut, standar ini menetapkan seluruh pertimbangan

dalam rangka penyajian laporan keuangan, pedoman struktur laporan

www.peraturan.go.id

Page 11: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -11-

keuangan dan persyaratan minimum isi laporan keuangan. Laporan

keuangan disusun dengan menerapkan akuntansi berbasis akrual.

RUANG LINGKUP 4. Secara umum, Standar Akuntansi Badan Layanan Umum

mengacu pada seluruh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), kecuali diatur tersendiri dalam PSAP ini.

5. BLU merupakan instansi di lingkungan pemerintah pusat/daerah yang mengelola kekayaan negara/daerah yang tidak dipisahkan. Sebagai instansi pemerintah, BLU menerapkan pernyataan standar ini dalam menyusun laporan keuangan.

ENTITAS AKUNTANSI/ENTITAS PELAPORAN

6. BLU adalah entitas pelaporan karena merupakan satuan kerja pelayanan yang walaupun bukan berbentuk badan hukum yang mengelola kekayaan negara/daerah yang dipisahkan, mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. pendanaan entitas tersebut merupakan bagian dari APBN/APBD; b. entitas tersebut dibentuk dengan peraturan perundang-undangan; c. pimpinan entitas tersebut adalah pejabat yang diangkat atau

ditunjuk; d. entitas tersebut membuat pertanggungjawaban baik langsung

kepada entitas akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya dan secara tidak langsung kepada wakil rakyat sebagai pihak yang menyetujui anggaran;

e. mempunyai kewenangan dalam pengelolaan keuangan, antara lain penggunaan pendapatan, pengelolaan kas, investasi, dan pinjaman sesuai dengan ketentuan;

f. memberikan jasa layanan kepada masyarakat/pihak ketiga; g. mengelola sumber daya yang terpisah dari entitas

akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya; h. mempunyai pengaruh signifikan dalam pencapaian program

pemerintah; dan i. laporan keuangan BLU diaudit dan diberi opini oleh auditor

eksternal. 7. Selaku penerima anggaran belanja pemerintah (APBN/APBD)

yang menyelenggarakan akuntansi, BLU adalah entitas akuntansi,

www.peraturan.go.id

Page 12: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -12-

yang laporan keuangannya dikonsolidasikan pada entitas akuntansi/entitas pelaporan yang secara organisatoris membawahinya.

DEFINISI 8. Badan Layanan Umum yang selanjutnya disingkat BLU adalah

instansi di lingkungan pemerintah pusat/pemerintah daerah dan yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

9. Laporan Keuangan BLU adalah bentuk pertanggungjawaban BLU yang disajikan dalam bentuk Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM 10. Laporan keuangan BLU merupakan laporan yang terstruktur

mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh BLU.

Tujuan umum laporan keuangan BLU adalah menyajikan informasi mengenai

posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil

operasi, dan perubahan ekuitas BLU yang bermanfaat bagi para pengguna

dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan BLU adalah untuk menyajikan

informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk

menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya, dengan:

a. menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,

kewajiban, dan ekuitas BLU;

b. menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya

ekonomi, kewajiban, dan ekuitas BLU;

c. menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan

sumber daya ekonomi;

d. menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap

anggarannya;

e. menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai

aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;

www.peraturan.go.id

Page 13: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -13-

f. menyediakan informasi mengenai potensi BLU untuk membiayai

penyelenggaraan kegiatan BLU; dan

g. menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan

dan kemandirian BLU dalam mendanai aktivitasnya.

TANGGUNG JAWAB PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

11. Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan BLU

berada pada pimpinan BLU atau pejabat yang ditunjuk.

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM 12. Komponen laporan keuangan BLU terdiri atas:

a. Laporan Realisasi Anggaran; b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih; c. Neraca; d. Laporan Operasional; e. Laporan Arus Kas; f. Laporan Perubahan Ekuitas; dan g. Catatan atas Laporan Keuangan.

13. Laporan keuangan BLU memberikan informasi tentang sumber daya

ekonomi dan kewajiban BLU pada tanggal pelaporan dan arus sumber daya

ekonomi selama periode berjalan. Informasi ini diperlukan pengguna untuk

melakukan penilaian terhadap kemampuan ekonomi BLU dalam

menyelenggarakan kegiatannya di masa mendatang.

STRUKTUR DAN ISI

PENDAHULUAN 14. Pernyataan Standar ini mensyaratkan adanya pengungkapan

tertentu pada lembar muka (on the face) laporan keuangan, mensyaratkan

pengungkapan pos-pos lainnya dalam lembar muka laporan keuangan atau

dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

PERIODE PELAPORAN 15. Laporan keuangan BLU disajikan paling kurang sekali dalam

setahun.

16.

www.peraturan.go.id

Page 14: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -14-

TEPAT WAKTU 17. Kegunaan laporan keuangan berkurang bilamana laporan tidak

tersedia bagi pengguna dalam suatu periode tertentu setelah tanggal

pelaporan. Faktor-faktor yang dihadapi seperti kompleksitas operasi suatu

BLU bukan merupakan alasan yang cukup atas kegagalan pelaporan yang

tepat waktu.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN 18. Laporan Realisasi Anggaran BLU menyajikan informasi

realisasi pendapatan-LRA, belanja, surplus/defisit-LRA, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.

19. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) BLU paling kurang mencakup pos-pos sebagai berikut: a. Pendapatan-LRA; b. Belanja; c. Surplus/defisit-LRA; d. Penerimaan pembiayaan; e. Pengeluaran pembiayaan; f. Pembiayaan neto; dan g. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA).

20. Pendapatan BLU yang dikelola sendiri dan tidak disetor ke Kas Negara/Daerah merupakan pendapatan negara/daerah.

21. Satuan kerja pemerintah yang menerapkan pola pengelolaan

keuangan BLU diberikan fleksibilitas dalam rangka pelaksanaan anggaran,

termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan

pengadaan barang/jasa. Salah satu bentuk fleksibilitas dalam pengelolaan

pendapatan adalah bahwa pendapatan dapat dikelola langsung untuk

membiayai belanjanya. Pendapatan yang dikelola langsung untuk membiayai

belanja tersebut berarti bahwa pendapatan BLU tidak disetorkan terlebih

dahulu ke Kas Negara/Kas Daerah. Setiap pendapatan dan belanja

dilaporkan kepada unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum

untuk mendapatkan persetujuan atau pengesahan.

22. Pendapatan-LRA pada BLU diakui pada saat pendapatan kas yang diterima BLU diakui sebagai pendapatan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.

www.peraturan.go.id

Page 15: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -15-

23. Pemerintah dapat membuat mekanisme pengakuan pendapatan-

LRA BLU sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkup pemerintah

tersebut. Misalnya, pemerintah membuat mekanisme pengesahan

pendapatan-LRA BLU yang disampaikan kepada Bendahara Umum Negara

(BUN)/Bendahara Umum Daerah (BUD).

24. Dalam hal bendahara penerimaan pendapatan-LRA BLU merupakan

bagian dari BUN/BUD, maka pendapatan-LRA BLU diakui pada saat kas

diterima oleh bendahara penerimaan BLU.

25. Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

26. Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.

27. Khusus untuk pendapatan dari Kerja Sama Operasi (KSO), diakui berdasarkan asas neto dengan terlebih dahulu mengeluarkan bagian pendapatan yang merupakan hak mitra KSO.

28. Penyetoran kas yang berasal dari pendapatan LRA BLU tahun berjalan dibukukan sebagai pengurang SiLPA pada BLU penambah SiLPA pada pemerintah pusat/daerah.

29. Penyetoran kas yang berasal dari pendapatan LRA BLU tahun sebelumnya dibukukan sebagai pengurang Saldo Anggaran Lebih pada BLU dan penambah SAL pada pemerintah pusat/pemerintah daerah.

30. Pendapatan-LRA pada BLU diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.

31. Pendapatan-LRA pada BLU merupakan pendapatan bukan pajak.

32. Termasuk pendapatan bukan pajak pada BLU adalah: a. Pendapatan layanan yang bersumber dari masyarakat; b. Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas

akuntansi/entitas pelaporan; c. Pendapatan hasil kerja sama; d. Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas; dan e. Pendapatan BLU lainnya.

www.peraturan.go.id

Page 16: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -16-

33. Pendapatan layanan yang bersumber dari masyarakat sebagaimana

dimaksud dalam Paragraf 31 huruf a adalah imbalan yang diperoleh dari jasa

layanan yang diberikan kepada masyarakat.

34. Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas akuntansi/entitas

pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 31 huruf b adalah imbalan

yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada entitas

akuntansi/entitas pelaporan yang membawahi maupun yang tidak

membawahinya.

35. Pendapatan hasil kerja sama sebagaimana dimaksud dalam

Paragraf 31 huruf c adalah perolehan dari kerjasama operasional, sewa-

menyewa, dan usaha lainnya yang mendukung tugas dan fungsi BLU.

36. Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas sebagaimana

dimaksud dalam Paragraf 31 huruf d adalah pendapatan yang diterima dari

masyarakat atau badan lain berupa kas, tanpa adanya kewajiban bagi BLU

untuk menyerahkan barang/jasa.

37. Pendapatan BLU lainnya sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 31

huruf e, antara lain berupa:

a. hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan;

b. jasa giro;

c. pendapatan bunga;

d. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;

dan/atau

e. komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan

dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh BLU.

38. Pendapatan Hibah berupa barang/jasa tidak dilaporkan pada LRA

karena pengakuan pendapatan berbasis kas. Pendapatan Hibah berupa

barang/jasa dilaporkan pada Laporan Operasional yang berbasis akrual.

39. Contoh pendapatan layanan yang bersumber dari entitas

akuntansi/entitas pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 31

huruf b adalah Perguruan Tinggi Negeri yang berstatus BLU memperoleh

pendapatan dari Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) mahasiswa

yang didanai dari anggaran kementerian negara/lembaga/Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD).

40. Belanja pada BLU diakui pada saat pengeluaran kas yang dilakukan oleh BLU disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.

www.peraturan.go.id

Page 17: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -17-

41. Belanja pada BLU diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi

(jenis belanja), organisasi, dan fungsi.

42. Klasifikasi ekonomi untuk BLU, yaitu belanja pegawai, belanja

barang, dan belanja modal.

43. Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja pada BLU selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit-LRA.

44. Transaksi pembiayaan dapat terjadi pada BLU yang melakukan

transaksi perolehan pinjaman dan/atau investasi jangka panjang.

Penerimaan pembiayaan pada BLU terjadi pada saat pinjaman jangka

panjang diterima dan/atau divestasi investasi jangka panjang dilaksanakan.

Sementara, pengeluaran pembiayaan pada BLU terjadi pada saat pelunasan

pinjaman jangka panjang dan/atau pengeluaran investasi jangka panjang.

45. Penerimaan pembiayaan pada BLU diakui pada saat kas yang diterima BLU disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.

46. Pengeluaran pembiayaan pada BLU diakui pada saat pengeluaran pembiayaan disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.

47. Penambahan pokok investasi yang berasal dari pendapatan BLU diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.

48. Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam Pembiayaan Neto.

49. Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan Belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.

50. Apabila BLU menerima alokasi anggaran selain dari entitas akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya, maka BLU menyusun LRA sesuai dengan entitas akuntansi/entitas pelaporan yang mengalokasikan anggaran tersebut.

51. Alokasi anggaran yang diterima oleh BLU sebagaimana dimaksud

dalam Paragraf 49 adalah alokasi anggaran yang tidak terkait dengan imbalan

jasa layanan yang diberikan oleh BLU kepada entitas pelaporan yang

mengalokasikan anggaran tersebut, misalnya alokasi anggaran untuk Dana

Bergulir yang diberikan oleh BUN/BUD kepada BLU yang berada di bawah

kementerian/lembaga/pemerintah daerah/SKPD.

www.peraturan.go.id

Page 18: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -18-

52. Contoh format LRA BLU disajikan pada ilustrasi PSAP ini. Ilustrasi

hanya merupakan contoh dan bukan merupakan bagian dari standar. Tujuan

ilustrasi ini adalah menggambarkan penerapan standar untuk membantu

dalam pelaporan keuangan.

LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH 53. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan

informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

54. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih BLU menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut: a. Saldo Anggaran Lebih awal; b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih; c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan; d. Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya; e. Lain-lain; dan f. Saldo Anggaran Lebih Akhir.

55. Di samping itu, BLU menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

56. Contoh format Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih BLU

disajikan pada ilustrasi PSAP ini. Ilustrasi hanya merupakan contoh dan

bukan merupakan bagian dari standar. Tujuan ilustrasi ini adalah

menggambarkan penerapan standar untuk membantu dalam pelaporan

keuangan.

NERACA 57. Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas

pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.

58. Neraca BLU menyajikan secara komparatif dengan periode

sebelumnya pos-pos berikut:

a. Kas dan setara kas; b. Investasi jangka pendek; c. piutang dari kegiatan BLU; d. persediaan; e. Investasi jangka panjang;

www.peraturan.go.id

Page 19: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -19-

f. aset tetap; g. aset lainnya; h. kewajiban jangka pendek; i. kewajiban jangka panjang; dan j. ekuitas.

59. Kas dan setara kas pada neraca BLU merupakan kas yang berasal

dari pendapatan BLU baik yang telah dan yang belum diakui oleh unit yang

mempunyai fungsi perbendaharaan umum.

60. Kas pada BLU yang sudah dipertanggungjawabkan kepada unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum merupakan bagian dari Saldo Anggaran Lebih.

61. Dalam rangka perhitungan saldo kas dengan catatan SAL pada

BLU, BLU harus dapat mengidentifikasikan kas pada BLU yang berasal dari

pendapatan yang telah diakui oleh unit yang mempunyai fungsi

perbendaharaan umum.

62. BLU sesuai dengan karakteristiknya dapat mengelola kas yang

bukan milik BLU dan/atau sisa kas dana investasi yang berasal dari

APBN/APBD.

63. Dana kas BLU yang bukan milik BLU diakui sebagai kas dan setara kas.

64. Dana kas sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 62 antara lain:

a. Dana titipan pihak ketiga;

b. Uang jaminan; dan

c. Uang muka pasien rumah sakit.

65. Kas yang berasal dari sisa dana investasi APBN/APBD diakui sebagai aset lainnya.

66. Penyetoran kas yang berasal dari pendapatan BLU pada tahun berjalan maupun tahun sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas pada BLU penambah ekuitas pada Pemerintah Pusat/Daerah.

67. Sesuai dengan peraturan perundangan-undangan, BLU tidak dapat

melakukan investasi jangka panjang kecuali atas persetujuan Menteri

Keuangan atau Gubernur/Bupati/Walikota. Investasi jangka panjang

dimaksud terdiri dari investasi permanen dan investasi nonpermanen.

68. Investasi permanen pada BLU, antara lain berbentuk penyertaan

modal.

69. Investasi nonpermanen pada BLU, antara lain sebagai berikut:

a. Investasi pemberian pinjaman kepada pihak lain;

www.peraturan.go.id

Page 20: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -20-

b. Investasi dalam bentuk dana bergulir;dan

c. Investasi nonpermanen lainnya.

70. Walaupun kepemilikan investasi pada BLU ada pada BUN/BUD, tetapi investasi tersebut tetap dilaporkan pada laporan keuangan BLU. Perlakuan pelaporan investasi ini selaras dengan status BLU sebagai entitas pelaporan, dimana seluruh sumber daya ekonomi yang digunakan BLU dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam melayani masyarakat harus dilaporkan dalam laporan keuangan BLU.

71. BUN/BUD sebagai pemilik investasi melaporkan juga investasi yang

dicatat oleh BLU pada laporan keuangan BUN/BUD.

72. Contoh format Neraca BLU disajikan dalam ilustrasi PSAP ini.

Ilustrasi hanya merupakan contoh dan bukan merupakan bagian dari

standar. Tujuan ilustrasi ini adalah menggambarkan penerapan standar

untuk membantu dalam pelaporan keuangan.

LAPORAN OPERASIONAL 73. Laporan Operasional (LO) menyajikan ikhtisar sumber daya

ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.

74. Struktur Laporan Operasional BLU mencakup pos-pos sebagai berikut: a. Pendapatan-LO; b. Beban; c. Surplus/Defisit dari kegiatan operasional; d. Kegiatan nonoperasional; e. Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa; f. Pos Luar Biasa; dan g. Surplus/Defisit-LO.

75. BLU menyajikan pendapatan-LO yang diklasifikasikan menurut sumber pendapatan, yang terdiri atas: a. Pendapatan dari alokasi APBN/APBD; b. Pendapatan layanan yang bersumber dari masyarakat; c. Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas

akuntansi/entitas pelaporan; d. Pendapatan hasil kerja sama;

www.peraturan.go.id

Page 21: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -21-

e. Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas/barang/jasa; dan

f. Pendapatan BLU lainnya.

Rincian lebih lanjut sumber pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

76. BLU menyajikan beban yang diklasifikasikan menurut klasifikasi

jenis beban. Klasifikasi lain yang dipersyaratkan menurut ketentuan

perundangan yang berlaku, disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

77. Pendapatan-LO pada BLU diakui pada saat: a. Timbulnya hak atas pendapatan; b. Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber

daya ekonomi. 78. Pendapatan-LO pada BLU yang diperoleh sebagai imbalan atas

suatu pelayanan yang telah selesai diberikan berdasarkan peraturan

perundang-undangan, diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih

imbalan. 79. Pendapatan-LO pada BLU yang diakui pada saat direalisasi adalah

hak yang telah diterima oleh BLU tanpa terlebih dahulu adanya penagihan.

80. Pendapatan-LO pada BLU merupakan pendapatan bukan pajak.

81. Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

82. Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.

83. Khusus untuk pendapatan dari Kerja Sama Operasi (KSO), diakui berdasarkan asas neto dengan terlebih dahulu mengeluarkan bagian pendapatan yang merupakan hak mitra KSO.

84. Beban pada BLU diakui pada saat: a. timbulnya kewajiban; b. terjadinya konsumsi aset; dan/atau c. terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

www.peraturan.go.id

Page 22: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -22-

85. Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari

pihak lain ke BLU tanpa diikuti keluarnya kas.

86. Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat

pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban

dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional BLU.

87. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi

pada saat penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset

bersangkutan/berlalunya waktu. Contoh penurunan manfaat ekonomi atau

potensi jasa adalah penyusutan atau amortisasi.

88. Beban pada BLU diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi.

89. Klasifikasi ekonomi untuk BLU yaitu beban pegawai, beban barang,

beban penyisihan, dan beban penyusutan aset tetap/amortisasi.

90. Contoh format Laporan Operasional BLU disajikan dalam ilustrasi

standar ini. Ilustrasi merupakan contoh dan bukan merupakan bagian dari

standar. Tujuan ilustrasi ini adalah menggambarkan penerapan standar

untuk membantu dalam klarifikasi artinya.

LAPORAN ARUS KAS 91. Laporan Arus Kas pada BLU menyajikan informasi mengenai

sumber, penggunaan, perubahan kas, dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan pada BLU.

92. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.

AKTIVITAS OPERASI 93. Arus masuk kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari:

a. Pendapatan dari alokasi APBN/APBD;

b. Pendapatan layanan yang bersumber dari masyarakat;

c. Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas akuntansi/entitas

pelaporan;

d. Pendapatan hasil kerja sama;

e. Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas; dan

f. Pendapatan BLU lainnya.

94. Arus keluar kas untuk aktivitas operasi terutama digunakan untuk:

a. Pembayaran Pegawai;

b. Pembayaran Barang;

www.peraturan.go.id

Page 23: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -23-

c. Pembayaran Bunga; dan

d. Pembayaran Lain-lain/Kejadian Luar Biasa,

AKTIVITAS INVESTASI 95. Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas

yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi

lainnya, tidak termasuk investasi jangka pendek dan setara kas.

96. Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan

pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya

ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan

BLU kepada masyarakat di masa yang akan datang.

97. Arus masuk kas dari aktivitas investasi, antara lain terdiri atas: a. Penjualan Aset Tetap;

b. Penjualan Aset Lainnya;

c. Penerimaan dari Divestasi; dan

d. Penjualan Investasi dalam bentuk Sekuritas.

98. Investasi yang dilakukan oleh BLU dapat berasal dari pendapatan

BLU dan APBN/APBD. Penerimaan dari Divestasi sebagaimana dimaksud

dalam Paragraf 96 huruf c dan Penjualan Investasi dalam bentuk Sekuritas

sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 96 huruf d merupakan penerimaan

dari divestasi dan penjualan investasi yang berasal dari pendapatan BLU dan

investasi yang berasal dari APBN/APBD. 99. Arus keluar kas dari aktivitas investasi, antara lain terdiri atas:

a. Perolehan Aset Tetap;

b. Perolehan Aset Lainnya;

c. Penyertaan Modal;

d. Pembelian Investasi dalam bentuk sekuritas; dan

e. Perolehan investasi jangka panjang lainnya;

100. Pengeluaran atas penyertaan modal sebagaimana dimaksud dalam

Paragraf 98 huruf c, pembelian Investasi dalam bentuk sekuritas

sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 98 huruf d, dan perolehan Investasi

jangka panjang lainnya sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 98 huruf e

merupakan pengeluaran dari divestasi dan pembelian investasi yang berasal

dari pendapatan BLU dan pengeluaran investasi yang berasal dari

APBN/APBD.

www.peraturan.go.id

Page 24: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -24-

AKTIVITAS PENDANAAN

101. Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran

kas yang yang berhubungan dengan pemberian pinjaman jangka panjang

dan/atau pelunasan utang jangka panjang yang mengakibatkan perubahan

dalam jumlah dan komposisi pinjaman jangka panjang dan utang jangka

panjang.

102. Arus kas dari aktivitas pendanaan mencerminkan penerimaan dan

pengeluaran kas yang berhubungan dengan perolehan atau pemberian

pinjaman jangka panjang.

103. Arus masuk kas dari aktivitas pendanaan, antara lain sebagai

berikut: a. Penerimaan pinjaman; dan

b. Penerimaan dana dari APBN/APBD untuk diinvestasikan.

104. Sebagai bagian dari Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah,

BLU dapat memperoleh dana dari APBN/APBD untuk tujuan investasi BLU.

Penerimaan dana dari APBN/APBD untuk diinvestasikan sebagaimana

dimaksud dalam Paragraf 102 huruf b merupakan penerimaan dana dari

APBN/APBD yang disajikan sebagai dana kelolaan BLU dalam kelompok aset

lainnya dan utang jangka panjang kepada BUN/BUD pada neraca.

105. Dengan mengakui penerimaan dana tersebut sebagai utang, BLU

harus mengakui penerimaan dana dalam arus masuk kas aktivitas

pendanaan. Sebaliknya, jika BLU menyetor kembali dana investasi ke

BUN/BUD maka penyetoran dana investasi tersebut diakui sebagai arus

keluar kas dalam aktivitas pendanaan.

106. Arus keluar kas dari aktivitas pendanaan, antara lain sebagai

berikut: a. Pembayaran pokok pinjaman; dan

b. Pengembalian investasi dana dari APBN/APBD ke BUN/BUD.

107. Pengembalian investasi dana dari APBN/APBD ke BUN/BUD

sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 105 huruf b merupakan

pengembalian investasi yang berasal dari APBN/APBD karena penarikan dana

investasi dari masyarakat.

www.peraturan.go.id

Page 25: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -25-

AKTIVITAS TRANSITORIS 108. Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan

pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

109. Arus kas dari aktivitas transitoris mencerminkan penerimaan dan

pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi pendapatan, beban, dan

pendanaan pemerintah. Arus kas dari aktivitas transitoris, antara lain

transaksi Perhitungan Fihak Ketiga (PFK). PFK menggambarkan kas yang

berasal dari jumlah dana yang diterima secara tunai untuk pihak ketiga,

misalnya potongan Pajak.

110. Arus masuk kas dari aktivitas transitoris, meliputi penerimaan PFK.

111. Arus keluar kas dari aktivitas transitoris, meliputi pengeluaran PFK.

112. Contoh format Laporan Arus Kas BLU disajikan dalam ilustrasi

PSAP ini. Ilustrasi hanya merupakan contoh dan bukan merupakan bagian

dari standar. Tujuan ilustrasi ini adalah menggambarkan penerapan standar

untuk membantu dalam pelaporan keuangan.

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS 113. Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan

atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

114. Laporan Perubahan Ekuitas pada BLU menyajikan paling kurang pos-pos sebagai berikut: a. Ekuitas awal; b. Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan; c. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas,

yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya: 1). koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi

pada periode-periode sebelumnya; dan 2). perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.

d. Ekuitas akhir. 115. Di samping itu, BLU menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-

unsur yang terdapat dalam Laporan Perubahan Ekuitas dalam Catatan atas

Laporan Keuangan.

www.peraturan.go.id

Page 26: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -26-

116. Contoh format Laporan Perubahan Ekuitas pada BLU disajikan

pada ilustrasi PSAP ini. Ilustrasi hanya merupakan contoh dan bukan

merupakan bagian dari standar. Tujuan ilustrasi ini adalah menggambarkan

penerapan standar untuk membantu dalam pelaporan keuangan.

PENGGABUNGAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM KE DALAM LAPORAN KEUANGAN ENTITAS AKUNTANSI/ENTITAS PELAPORAN

117. Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas BLU digabungkan pada laporan keuangan entitas akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya.

118. Seluruh pendapatan, belanja, dan pembiayaan pada LRA BLU dikonsolidasikan ke dalam LRA entitas akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya.

119. Sesuai dengan karakteristik entitas akuntansi/entitas pelaporan

yang tidak berstatus BLU, unsur LRA entitas tersebut terdiri dari pendapatan

dan belanja serta tidak mempunyai unsur surplus/defisit dan SiLPA. Dalam

hal entitas akuntansi/pelaporan membawahi satuan kerja BLU, LRA

konsolidasian entitas akuntansi/entitas pelaporan tersebut mengikuti format

LRA BLU.

120. Laporan Arus Kas BLU dikonsolidasikan pada Laporan Arus Kas unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.

121. Transaksi dalam Laporan Arus Kas BLU yang dikonsolidasikan pada

Laporan Arus Kas unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum

adalah pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang telah disahkan oleh unit

yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.

122. Laporan Perubahan SAL BLU tidak digabungkan pada laporan

keuangan entitas pelaporan yang membawahinya karena entitas pelaporan

tersebut tidak menyajikan Laporan Perubahan SAL termasuk pemerintah

daerah.

123. Laporan Perubahan SAL BLU digabungkan dalam Laporan Perubahan SAL Bendahara Umum Negara/Daerah dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasiannya.

124. Dalam rangka konsolidasian laporan keuangan BLU ke dalam laporan keuangan entitas yang membawahinya, perlu dilakukan eliminasi terhadap akun-akun timbal balik (reciprocal accounts) seperti

www.peraturan.go.id

Page 27: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -27-

pendapatan, beban, aset, dan kewajiban yang berasal dari entitas akuntansi/pelaporan dalam satu entitas pemerintahan kecuali akun-akun pendapatan dan belanja pada LRA yang berasal dari entitas akuntansi/pelaporan sebagaimana dinyatakan pada Paragraf 31 huruf b.

PENGHENTIAN SATUAN KERJA BADAN LAYANAN UMUM MENJADI SATUAN KERJA BIASA

125. Sesuai ketentuan perundangan, pemerintah dapat mencabut status

pola pengelolaan keuangan BLU pada satuan kerja kementerian

negara/lembaga/pemerintah daerah. 126. Dalam hal satuan kerja tidak lagi menerapkan pola

pengelolaan keuangan BLU, maka satuan kerja tersebut menyusun laporan keuangan selayaknya entitas akuntansi pemerintah lainnya, dan satuan kerja tersebut harus menyusun laporan keuangan penutup per tanggal pencabutan statusnya sebagai BLU.

TANGGAL EFEKTIF 127. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) ini

berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan mulai Tahun Anggaran 2016.

www.peraturan.go.id

Page 28: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -28-

www.peraturan.go.id

Page 29: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -29-

www.peraturan.go.id

Page 30: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -30-

www.peraturan.go.id

Page 31: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -31-

www.peraturan.go.id

Page 32: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -32-

www.peraturan.go.id

Page 33: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -33-

www.peraturan.go.id

Page 34: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -34-

www.peraturan.go.id

Page 35: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1818-2015.pdf · Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan

2015, No.1818 -35-

www.peraturan.go.id