2
Buletin Dakwah FSRMM Buletin Dakwah FSRMM Edisi 99 Halaman 4 4 Rabi’ul Awwal 1436 H / 26 Desember 2014 Edisi 99 Assalamu'alaikum wr.wb Berita FSRMM: Berjuang dalam Dakwah, Berlandaskan Syari’ah, Bersatu dalam Ukhuwah Buletin Bingkai Dakwah terbit 2x sebulan. Penerbit: FSRMM RIAU. Alamat Redaksi: Kom- pleks Masjid Muthmainnah — Jl. Kartini, Belakang R.S. Bhayangkara — Pekanbaru. Telp: 07618318913. Email: [email protected] Penasihat Redaksi: Ust. Drs. Nazrial, S.Si, Ust. Abdul Somad, Lc. MA, Ust. Syamsuddin Muir, Lc. MA, Pimpinan Redaksi: Teguh Heriyanto, S.Pi, Redaktur Pelaksana: Eddy Handoko, Endang Novrita Sari, A.Md. Keb, Agen Pemasaran: Diki GP, HP: 089620588868. Kritik dan saran tentang konten kirim ke 089620739944 (Eddy). “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim). Saat ini kita sudah berada di penghujung tahun 2014, yang tidak lama lagi akan berganti dengan tahun 2015. Saat seperti ini merupakan waktu dimana banyak masyarakat dunia menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut pergantian tahun baru 2014 tepat pada pukul 24.00/00.00 waktu setempat. Kunjungi Website Kami: www.FSRMM.com Artikel Buletin: Jangan Latah untuk Merayakan Tahun Baru Masehi bagi Umat Islam Jangan Dibaca Saat Khutbah Sedang Berlangsung Jangan Dibaca Saat Khutbah Sedang Berlangsung Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu [QS. Muhammad : 7] Bersambung di sebelah Waktu Shalat Jum’at Hari ini: 12.14 WIB Dengarkan dan simaklah..! 1.Bincang Sore Genius: RRI Pro 2 FM 88.4 MHz, Kamis 17.00- 18.00. 2.Dunia Remaja: Radio Annur FM 107.7 MHz, Sabtu 14.00-15.00. 3.Socialite bersama FSRMM: Radio Suska FM 107.9 MHz, Senin 13.00-14.00. (Rayon Panam dan sekitar). Bersama: Forum Silaturrahim Remaja Masjid Muthmainnah (FSRMM) RIAU Dengan topik-topik Islami dan aktual

Berjuang dalam Dakwah, Berlandaskan Syari’ah, Bersatu ... · Forum Silaturrahim Remaja Masjid Muthmainnah (FSRMM) RIAU Dengan topik-topik Islami dan aktual. Buletin Dakwah FSRMM

Embed Size (px)

Citation preview

Buletin Dakwah FSRMM Buletin Dakwah FSRMM

Edisi 99 Halaman 4

4 Rabi’ul Awwal 1436 H / 26 Desember 2014 Edisi 99

Assalamu'alaikum wr.wb

Berita FSRMM:

Berjuang dalam Dakwah, Berlandaskan Syari’ah, Bersatu dalam Ukhuwah

Buletin Bingkai Dakwah terbit 2x sebulan. Penerbit: FSRMM RIAU. Alamat Redaksi: Kom-pleks Masjid Muthmainnah — Jl. Kartini, Belakang R.S. Bhayangkara — Pekanbaru. Telp: 07618318913. Email: [email protected] Penasihat Redaksi: Ust. Drs. Nazrial, S.Si, Ust. Abdul Somad, Lc. MA, Ust. Syamsuddin Muir, Lc. MA, Pimpinan Redaksi: Teguh Heriyanto, S.Pi, Redaktur Pelaksana: Eddy Handoko, Endang Novrita Sari, A.Md. Keb, Agen Pemasaran: Diki GP, HP: 089620588868. Kritik dan saran tentang konten kirim ke 089620739944 (Eddy).

“Sungguh kalian akan mengikuti jalan

orang-orang sebelum kalian sejengkal

demi sejengkal dan sehasta demi

sehasta sampai jika orang-orang yang

kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob

(yang sempit sekalipun, -pen), pasti

kalian pun akan mengikutinya.” Kami

(para sahabat) berkata, “Wahai

Rasulullah, apakah yang diikuti itu

adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau

menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR.

Muslim).

Saat ini kita sudah berada di

penghujung tahun 2014, yang tidak lama

lagi akan berganti dengan tahun 2015.

Saat seperti ini merupakan waktu dimana

banyak masyarakat dunia menyiapkan

segala sesuatu untuk menyambut

pergantian tahun baru 2014 tepat pada

pukul 24.00/00.00 waktu setempat. Kunjungi Website Kami:

www.FSRMM.com

Artikel Buletin:

Jangan Latah untuk Merayakan Tahun Baru

Masehi bagi Umat Islam

Jangan Dibaca Saat Khutbah Sedang Berlangsung Jangan Dibaca Saat Khutbah Sedang Berlangsung

Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia

akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu [QS. Muhammad : 7]

Bersambung

di sebelah

Waktu Shalat Jum’at Hari ini: 12.14 WIB

Dengarkan dan simaklah..!

1.Bincang Sore Genius: RRI Pro 2 FM 88.4 MHz, Kamis 17.00-18.00.

2.Dunia Remaja: Radio Annur FM 107.7 MHz, Sabtu 14.00-15.00.

3.Socialite bersama FSRMM: Radio Suska FM 107.9 MHz, Senin 13.00-14.00. (Rayon Panam dan sekitar).

Bersama: Forum Silaturrahim Remaja

Masjid Muthmainnah (FSRMM) RIAU

Dengan topik-topik Islami dan aktual

Buletin Dakwah FSRMM Buletin Dakwah FSRMM

Edisi 99 Edisi 99 Halaman 2 Halaman 3

kita tidak mengikuti perayaan tahun baru

masehi ini, lalu apakah mereka toleran

dengan memaksakan keyakinan mereka

kepada kaum muslimin? Lalu apa makna

toleran itu sendiri? Mungkin kita belum lupa

akan makna toleransi, bukankah toleransi

itu bermakna tidak ada paksaan dalam

bentuk apapun dan kepada siapapun untuk

melakukanan peribadatan? Jika dikatakan

Islam agama yang tidak toleran, maka

pernyataan itu merupakan Pernyataan yang

salah besar, kenapa? Karena Islam-lah

yang mengajarkan makna toleransi yang

sesungguhnya atau yang haqiqi.

Di dalam Al-quran surah Al-Baqarah

ayat 256, yang berbunyi laa ikraha

fiddiin, (tidak ada paksaan dalam masuk

agama Islam), maksudnya apa?

Maksudnya adalah tidak ada paksaan

dalam memeluk agama Islam. Umat Islam

tidak memaksa umat non Muslim untuk

beragama Islam. Namun jika seseorang itu

sudah beragama Islam, konsekuensinya

adalah harus mengikuti Islam secara

kaaffah atau menyeluruh, tidak setengah-

setengah dalam menjalankan islamnya.

Maka Seharusnya begitu pula yang

dilakukan oleh ummat Non muslim untuk

tidak memaksakan keyakinan atau

pemahaman mereka atau pun ritual agama

mereka kepada ummat Islam, terutama

bagi umat Islam yang lemah pemahaman

dan ekonominya serta tidak menghambat

umat Islam untuk menjalankan prinsip

Aqidah keislamannya tersebut. Umat Islam

memiliki kebebasan untuk menjalankan

keyakinannya itu sebagaimana jaminan

yang tercantum di dalam pasal 29 UUD

1945.

Selain itu, indonesia sebagai negara

mayoritas penduduknya beragama Islam,

tidak pernah mengintimidasi dan tidak

pernah melarang umat non Muslim

dalam menjalankan ibadahnya di negara

ini. Buktinya, umat Non Muslim bebas

menjalankan ibadahnya di dalam rumah

ibadahnya masing-masing. Selain itu untuk

menghormati umat non muslim, di

Indonesia, hari raya mereka dijadikan hari

libur nasional. Hal ini sangat berbeda di

negara minoritas Muslim, misalnya saja di

Philiphina, Thailand dan Myanmar dan

negara di benua eropa seperti Prancis, dan

Inggris, bahkan Amerika pun yang

notabene mengaku negara Demokrasi.

Seharusnya kalau mengaku negara

demokrasi, suara rakyatlah yang didengar.

Bukan menghambat rakyat untuk

mengeluarkan suaranya, misalnya dalam

menuntut kebebasan dalam menjalankan

agamanya walaupun di negara yang

minoritas Muslim.

Dan pertanyaannya sekarang, siapa

yang menjalankan makna toleransi yang

sebenarnya? ISLAM lah jawabannya.

Maka dari itu berbanggalah kita sebagai

manusia yang di anugerahi Islam di hati

dan sanubari kita. Jangan sampai kita latah

dalam mengikuti kebiasaan-kebiasaan

agama lain yang parahnya bahkan dapat

meruntuhkan aqidah kita sendiri. Jangan

sampai malu dalam menunjukkan

prinsip keislaman kita, apalagi di

Indonesia yang mayoritas masyarakatnya

adalah Muslim.

Jangan Latah untuk Merayakan Tahun

Baru Masehi bagi Umat Islam

Tidak terkecuali di Indonesia, yang

seolah-olah tidak ingin kalah dan tidak ingin

ketinggalan dalam menyambut pergantian

tahun baru 2015 tersebut. Indonesia yang

notabenenya merupakan negara dengan

mayoritas penduduknya beragama

Islam, anehnya juga ikut-ikutan dalam

merayakan pergantian tahun masehi.

Padahal jelas-jelas Islam tidak pernah

mengajarkan kita untuk ikut merayakan

pergantian tahun masehi. Banyak

masyarakat Indonesia yang melakukannya

dengan cara-cara yang tidak jelas asal-usul

dan tujuannya, bahkan melanggar norma-

norma yang berlaku di Indonesia. Norma-

norma yang berlaku saja dilanggar apalagi

Syariat Islam, pasti lebih dilanggar lagi.

Sebagian besar dari mereka menghabiskan

waktu untuk begadang semalaman suntuk

hingga pagi hari, tumpah ruah dijalan-jalan

hingga menimbulkan kemacetan yang

parah, menimbulkan kebisingan dengan

meniupkan terompet-terompet dan

menyalakan kembang api, mabuk-

mabukan, pacaran dan bahkan sampai

melakukan perzinaan. Na’udzubillah.

Bagi kaum Nasrani/Kristiani, pada

malam pergantian tahun baru masehi ini

mereka melakukan peribadatan atau misa

di Gereja atau tempat-tempat ibadah

mereka, karena perayaan tahun baru

masehi ini merupakan ritual ibadah mereka

yang masih dalam satu rangkaian dengan

perayaan Natal. Oleh karena itu, dalam

mengucapkan selamat hari raya bagi

mereka, pastilah akan dirangkai dengan

tahun baru sehingga menjadi kata-kata

“Selamat Natal dan Tahun Baru”.

Parahnya, euforia perayaan pergantian

tahun baru masehi yang melanda

kebanyakan masyarakat muslim Indonesia,

sampai-sampai melalaikan ibadah

mereka sendiri. Merayakan tahun baru

masehi dengan begadang sampai pagi.

Shalat ‘isya dilalaikan apalagi shalat

shubuhnya yang terlupakan. Tanpa sadar,

mereka malah menyemarakkan hari raya

umat agama lain dengan penuh suka cita

dan ikut bergembira dalam rangkaian

ibadah agama lain ini. Akhirnya aqidah pun

tergadai atau dicampakkan demi meraih

kesenangan dan kegembiraan sesaat.

Astaghfirullah.

Perlu diingat bahwa kita seorang

muslim, jangan sampai ikut-ikutan dalam

merayakan tahun baru masehi ini.

Cukuplah bagi kita tahun baru hijriyyah

sebagai momen evaluasi terhadap apa

yang telah kita lakukan pada tahun yang

lalu, akan tetapi bukan berarti diperingati

dengan hura-hura juga.

Mungkin saja, ketika kita teguh

pendirian untuk tidak ikut terlibat dalam

perayaan tahun baru masehi ini, kita akan

berhadapan dengan orang-orang yang

akan mengatakan bahwa kita tidak memiliki

rasa toleransi. Maka jangan hiraukan itu,

jika muslim dianggap tidak toleran karena

Jangan Dibaca Saat Khutbah Sedang Berlangsung Jangan Dibaca Saat Khutbah Sedang Berlangsung