29
KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, atas petunjuk dan bimbingan serta hidayah-Nya, makalah ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa memotivasi penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut. Meskipun ini sifatnya sederhana semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Cijulang, 26 November 2011 Penulis i

Bermain Dan Permainan Anak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bermain Dan Permainan Anak

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, atas petunjuk dan

bimbingan serta hidayah-Nya, makalah ini dapat penulis selesaikan tepat pada

waktunya. Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa memotivasi penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut.

Meskipun ini sifatnya sederhana semoga bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Cijulang, 26 November 2011

Penulis

i

Page 2: Bermain Dan Permainan Anak

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR ..................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 2

C. Tujuan Pembuatan Makalah ......................................... 3

D. Manfaat Pembuatan Makalah ...................................... 3

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakekat Bermain ...................................................... 4

1. Definisi Bermain .................................................. 4

2. Karakteristik Bermain Anak .................................. 4

3. Tujuan Bermain atau Permainan ........................... 4

4. Manfaat Bermain ................................................... 5

B. Pendapat Pakar Tentang Permainan ....................................... 5

BAB III RAGAM PERMAINAN ANAK

1. Bermain Bebas ...................................................................... 9

2. Bermain Terpimpin ................................................................ 11

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................. 15

B. Saran ........................................................................... 15

ii

Page 3: Bermain Dan Permainan Anak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak-anak pada usia dini perlu mendapatkan perhatian sungguh dari

semua pihak. Anak pada usia dini sebagai usia dimana anak belum memasuki

suatu lembaga pendidikan formal seperti SD dan biasanya mereka tetap

tinggal di rumah atau mengikuti kegiatan dalam bentuk berbagai lembaga

pendidikan pra sekolah seperti kelompok bermain, taman kanak-kanak dan

taman penitipan anak. Ciri anak usia dini mengacu pada teori Piaget dapat

dikatakan sebagai usia yang belum dapat dituntut untuk berpikir secara logis

(tahapan operasional) yang ditandai dengan pemikiran seperti : Berpikir

secara konkrit, dimana kemampuan representasi simbolik yang

memungkinkan seseorang untuk memikirkan hal abstrak (seperti cinta atau

keadilan) belum dapat dipahaminya. Realisme, yaitu kecenderungan yang

kuat untuk menanggapi segala sesuatu sebagai hal yang riil atau nyata

Egosentris, yaitu melihat segala sesuatu hanya dari sudut pandangnya sendiri

dan tidak mudah menerima penjelasan dari sisi lain Kecenderungan untuk

berpikir secara sederhana dan tidak mudah menerima sesuatu yang majemuk

Animisme yaitu kecenderungan untuk berpikir bahwa semua obyek di

lingkungannya memiliki kualitas kemanusiaan sebagaimana yang dimiliki

anak Sentrasi yaitu kecenderungan untuk mengkonsentrasikan diri hanya

pada satu aspek dari suatu situasi Anak usia dini dapat dikatakan memiliki

imajinasi yang amat kaya dan imajinasi ini sering dikatakan sebagai awal

munculnya bibit kreatifitas pada mereka Pada usia dini anak masih dalam

taraf pertumbuhan dan perkembangan dalam segi termasuk otaknya. Otak

merupakan pusat dari intelegensi pada anak. Koestler telah mengemukakan

suatu teori tentang istilah belahan otak kiri dan kanan yang tugas dan fungsi,

ciri dan responnya berbeda terhadap pengalaman belajar, meskipun tidak

dalam arti mutlak. Respon kedua belahan otak ini tidak sama, dan menuntut

pada pengalaman belajarnya. 

1

Page 4: Bermain Dan Permainan Anak

Anak-anak usia dini dapat saja diberikan materi pelajaran, diajari

membaca, menulis, dan berhitung. Bahkan bukan hanya itu saja, mereka bisa

saja diajari tentang sejarah, geografi, dan lain-lainnya. Jerome Bruner

menyatakan, setiap materi dapat diajarkan kepada setiap kelompok umur

dengan cara-cara yang sesuai dengan perkembangannya (Supriadi, 2002: 40).

Kuncinya adalah pada permainan atau bermain. Permainan atau bermain

adalah kata kunci pada pendidikan anak usia dini. Ia sebagai media sekaligus

sebagai substansi pendidikan itu sendiri. Dunia anak adalah dunia bermain,

dan belajar dilakukan dengan atau sambil bermain yang melibatkan semua

indra anak. Bruner dan Donalson dari telaahnya menemukan bahwa sebagian

pembelajaran terpenting dalam kehidupan diperoleh dari masa kanak-kanak

yang paling awal, dan pembelajaran itu sebagian besar diperoleh dari

bermain.

Sayangnya, menurut Samples bermain sebagai gagasan yang dikaitkan

dengan pembelajaran kurang mendapatkan apresiasi dalam berbagai

lingkungan budaya (Supriadi, 2002: 40). Bermain bagi anak adalah kegiatan

yang serius tetapi menyenangkan. Menurut Conny R. Semiawan (Jalal, 2002:

16) bermain adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak karena

menyenangkan, bukan karena hadiah atau pujian. Melalui bermain, semua

aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan. Dengan bermain secara bebas

anak dapat berekspresi dan bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal yang

sudah diketahui dan menemukan hal-hal baru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan diatas, dalam makalah ini penulis menentukan

rumusan masalah sebagai berikut :

“Apakah permainan bebas dan terpimpin sudah dilakukan di PAUD /

TK mengikuti aturan yang ada ?”

2

Page 5: Bermain Dan Permainan Anak

C. Tujuan Pembuatan Makalah

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata

kuliah Pengembangan Peserta Didik.

D. Manfaat Pembuatan Makalah

Adapun manfaat pembuatan makalah ini adalah :

Bagi mahasiswa, makalah ini diharapkan dapat memberikan

pengalaman dalam meningkatkan keterampilan membuat makalah dan

bertambah wawasan tentang berbagai permainan yang di terapkan pada

pendidikan anak usia dini.

3

Page 6: Bermain Dan Permainan Anak

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakekat Bermain

1. Definisi Bermain

Berdasarkan pengamatan, pengalaman dan hasil penelitian para

ahli, bahwa bermain mempunyai arti sebagai berikut :

a. Anak memperoleh kesempatan mengembangkan potensi-potensi

yang ada padanya.

b. Memberikan peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya, baik

fisik, intelektual bahasa dan perilaku (psiksososial serta emosional)

c. Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek panca indranya

sehingga terlatih dengan baik.

d. Secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih

mendalam lagi.

2. Karakteristik Bermain Anak

Karakteristik bermain anak antara lain :

a. Bermain relatif bebas dari aturan-aturan, kecuali anak-

anak membuat aturan mereka sendiri.

b. Bermain dilakukan seakan-akan kegiatan itu dalam

kehidupan nyata (bermain drama)

c. Bermain lebih memfokuskanpada kegiatan atau

perbuatan dari pada hasil akhir produknya.

d. Bermain memerlukan interaksi dan keterlibatan anak-

anak.

3. Tujuan Bermain atau Permainan

Tujuan dari bermain atau permainan antara lain :

a. Menanamkan kebiasaan disiplin dan tanggung jawab

dalam kehidupan sehari-hari

4

Page 7: Bermain Dan Permainan Anak

b. Melatih sikap ramah, suka bekerja sama menunjukkan

kepedulian

c. Menanamkan budi pekerti yang baik

d. Melatih anak untuk berani dan mempunyai rasa ingin

tahu yang besar

e. Melatih anak untuk mencintai lingkungan dan ciptaan

Tuhan

f. Melatih anak untuk mengeri berbagai konsep moral

yang mendasar, seperti salah, benar, jujur, adil dan fair

4. Manfaat Bermain Bagi Anak

Manfaat bermain bagi anak antara lain :

1. Bermain bermanfat mencerdaskan otak

2. Bermain bermanfaat mengasah panca indra

3. Bermain bermanfaat sebagai media terapi

4. Bermain memacu kreatifitas

5. Bermain bermanfaat untuk melatih empati

6. Bermain itu melakukan penemuan

B. Pendapat Pakar Tentang Permainan

a. Aristoteles

Berpendapat bahwa anak-anak perlu didorong untuk bermain dengan apa

yang mereka tekuni dewasa nanti. Pendidikan untuk anak perlu

disesuaikan dengan minat serta tahap perkembangan anak.

b. Frohel (abad 18)

Menekankan pentingnya bermain dalam belajar. Menurutnya kegiatan

bermain dan mainan yang dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik

perhatian serta mengembangkan pengetahuan mereka.

c. Joan Freman dan Utami Menandar (1995)

5

Page 8: Bermain Dan Permainan Anak

Menyebutkan bahwa pada umumnya bermain merupakan suatu aktivitas

yang membantu anak untuk mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik,

sosial, moral dan emosional.

d. Montessori (1961)

Menggambarkan jika ketika anak bermain, dan berada dalam situasi

keserasian, akan merekontroksi sebuah kreativitas.

e. Sigmund Freud

Freud memandang bermain sama seperti fantasi atau lamunan. Melaluio

bermain ataupun fantasi, seseorang dapat memproyeksikan harapan

maupun konflik pribadi. Denagn demikian bermain mempunyai efek

katarsis yaitu anak dapat mengambil peran aktif sebagai pemasaran dalam

memindahkan perasaan negatif ke objek atau orang pengganti..

Freud memandang bermain sebagai cara yang digunakan anak untuk

mengatasi masalah, memanfaatkan bermain sebagai alat diagnosa terhadap

masalah dan sarana mengobati jiwa anak yang dimanifestasikan dalam

terapi bermain.

f. Frank dan Theresia Caplan, enam belas hakikat

bermain

1. Membantu pertumbuhan anak

2. Merupakan kegiatan yang dilakukan

secara sukarela

3. Memberikan kebebasan anak untuk

bertindak

4. Memberikan dunia khayal yang disukai

anak

5. Mempunyai unsur berpetualang

didalamnya

6. Meletakkan dasar pengembangan bahasa

6

Page 9: Bermain Dan Permainan Anak

7. Mempunyai pengaruh yang unik dalam

pembentukan hubungan antar pribadi

8. Memberikan kesempatan-kesempatan

untuk menguasai diri secara fisik

9. Memperluas minat dan pemusatan

perhatian

10. Merupakan cara untuk menyelidiki sesuatu

11. Merupakan cara untuk mempelajari peran

orang dewasa

12. Merupakan dinamis untuk belajar

13. Menjernihkan pemikiran anak

14. Dapat distruktur secara akademis

g. Singer

Bermain, terutama bermain imajinatif sebagai kekuatan positif untuk

perkembangan manusia, bermain memberikan suatu cara bagi anak untuk

memajukan kecepatan masuknya perangsangan (stimulasi) baik dari luar

maupun dari dalam yaitu aktivitas otak yang secara konstan memainkan

kembali dan merekam pengalaman-pengalaman.

Melalui permainan, anak-anak juga dapat mengembangkan semua

potensinya secara optimal, baik potensi fisik maupun mental intelektual dan

spritual. Oleh karena itu, bermain bagi anak usia dini merupakan jembatan

bagi berkembangnya semua aspek. Kritik yang ditujukan kepada sejumlah

TK bukan karena mereka mengajarkan berhitung, membaca, dan menulis

melainkan caranya yang salah seakan-akan menjadikan TK sebagai miniatur

SD. Padahal PAUD itu sesuatu yang lain dengan landasan psikologis dan

pedagogis yang berbeda. Belajar Quantum dari De Porter & Hernacki serta

revolusi belajar yang dibawakan oleh Dryden & Vos (Supriadi, 2002: 41)

meletakkan titik berat pada “pendinian” belajar pada anak dengan memilih

cara-cara yang sesuai, bukan pengakademikan belajar pada usia dini, dua hal

yang sangat besar perbedaannya. Pembelajaran pada anak usia dini dapat

7

Page 10: Bermain Dan Permainan Anak

dilaksanakan dengan menggunakan beberapa metode (Direktorat

PADU,2001; Depdikbud, 1998), diantaranya yaitu:

1. Bercerita, adalah menceritakan atau membacakan cerita yang

mengandung nilai-nilai pendidikan. Melalui cerita daya imajinasi anak

dapat ditingkatkan. Bercerita dapat disertai gambar maupun dalam

bentuk lainnya seperti panggung boneka. Cerita sebaiknya diberikan

secara menarik dan membuka kesempatan bagi anak untuk bertanya dan

memberikan tanggapan setelah cerita selesai. Cerita tersebut akan lebih

bermanfaat jika dilaksanakan sesuai dengan minat, kemampuan dan

kebutuhan anak.

2. Bernyanyi, adalah kegiatan dalam melagukan pesan-pesan yang

mengandung unsur pendidikan. Dengan bernyanyi anak dapat terbawa

kepada situasi emosional seperti sedih dan gembira. Bernyanyi juga

dapat menumbuhkan rasa estetika.

3. Berdarmawisata, adalah kunjungan secara langsung ke obyek-obyek yang

sesuai dengan bahan kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan

kehidupan anak. Kegiatan tersebut dilakukan di luar ruangan terutama

untuk melihat, mendengar, merasakan, mengalami langsung berbagai

keadaan atau peristiwa di lingkungannya. Hal ini dapat diwujudkan

antara lain melalui darmawisata ke pasar, sawah, pantai, kebun, dan

lainnya.

4. Bermain peran, adalah permainan yang dilakukan untuk memerankan

tokoh-tokoh, benda-benda, dan peran-peran tertentu sekitar anak.

Bermain peran merupakan kegiatan menirukan perbuatan orang lain di

sekitarnya. Dengan bermain peran, kebiasaan dan kesukaan anak untuk

meniru akan tersalurkan serta dapat mengembangkan daya khayal

(imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.

5. Peragaan/Demonstrasi, adalah kegiatan dimana tenaga pendidik/tutor

memberikan contoh terlebih dahulu, kemudian ditirukan anak-anak.

Peragaan/demonstrasi ini sesuai untuk melatih keterampilan dan cara-

cara yang memerlukan contoh yang benar.

8

Page 11: Bermain Dan Permainan Anak

6. Pemberian Tugas, merupakan metode yang memberikan kesempatan

kepada anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung

yang telah dipersiapkan sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan

melaksanakan tugas secara tuntas. Tugas dapat diberikan secara

berkelompok ataupun individual.

7. Latihan, adalah kegiatan melatih anak untuk menguasai khususnya

kemampuan psikomotorik yang menuntut koordinasi antara otot-otot

dengan mata dan otak. Latihan diberikan sesuai dengan langkah-langkah

secara berurutan.

9

Page 12: Bermain Dan Permainan Anak

BAB III

RAGAM PERMAINAN ANAK

Kegiatan yang dilakukan membutuhkan pengaturan lingkungan

bermain dan belajar serta alat-alat permaianan yang dibutuhkan. Di PAUD

dikenal dua kategori bermain, yaitu bermain bebas dan bermain terpimpin.

A. Bermain Bebas

Dalam permainan bebas anak boleh memilih sendiri kegiatan yang

diinginkannya serta alat-alat yang ingin digunakannya. Bermain bebas

merupakan bentuk bermain aktif baik dengan alat maupun tanpa alat, didalam

maupun diluar ruangan. Saat bermain bebas anak-anak membutuhkan tempat,

waktu, peralatan bermain, serta kebebasan. Kebebasan yang diberikan adalah

kebebsana yang tertib, yaitu kebebasan yang bertanggungjawab. Kebebasan

tersebut diarahkan pada tumbuhnya disiplin diri secara bertahap.

Tugas guru dalam kegiatan bermain bebas adalah melakukan observasi

terhadap anak-anak dan mendorong atau memotivasi anak untuk lebih aktif

bermain. Adapun contoh-contoh aktifitas bermain bebas baik didalam maupun

diluar ruangan :

Didalam Ruangan

- Bermain Balok

Saat bermain balok anak-anak bebas mengeluarkan dan menggunakan

imajinasi serta keinginannya untuk menemukan agar dapat bermain

dengan kreatif. Di PAUD hendaknya disediakan beberapa set dan

jenis balok, seperti balok-balok ukuran besar, ukuran kecil dan balok

yang dapat dimainkan dimeja (table blocks)

Balok meja biasanya terdiri dari balok-balok bujur sangkar berwarna

atau polos, yang dapat dimainkan secara individual atau berpasangan

sambil duduk mengelilingi meja. Dapat pula ditambahkan bentuk-

bentuk lain untuk lebih menstimulasi daya cipta dan daya eksplorasi

anak.

10

Page 13: Bermain Dan Permainan Anak

- Bermain Alat Manipulatif

Alat manipulatif adalah semua alat permainan yang kecil dan dapat

diletakkan diatas meja sehingga membuat anak terampil bekerja dan

mengembangkan daya pikirnya.

Berbagai macam alat permainan manipulatif adalah papan hitung,

puzzle, mozaik, balok ukur, menara gelang, papan jahit, lotto, manik-

manik, roncean, biji-bijian, tutup botol, sendok es krim, benda-benda

plastik.

Diluar Ruangan

Halaman sekolah adalah tempat yang menyenangkan bagi anak-

anak. Mereka dapat bersosialisasi serta mengembangkan fisiknya baik

dengan berlari maupun dengan memainkan alat lain yang disediakan

seperti : ayunan, papan jungkit, papan luncur, palang bertingkat, jembatan

goyang, jaring-jaring laba-laba dan lain-lain.

Ketika anak-anak bermain diluar, pengawasan oleh guru sangat

diperlukan. Dibutuhkan kerjasama guru dalam mengawasi anak-anak saat

bermain yang juga disesuaikan dengan luasnya area bermain.

Kegiatan ini merupakan pembuka kegiatan fisik yang menarik dan

mempunyai banyak manfaat, antara lain :

1. Dapat dipindah-pindahkan

2. Tidak terlalu berat

3. Menarik untuk anak-anak yang tidak

berani memulai sesuatu

4. Membantu anak-anak belajar dimana

memulai kegiatan dan bagaimana merencanakan gerakannya

secara berurutan

5. Memberi kesadaran akan ruang bagi

tubuh anak sendiri

6. Mendorong anak mengambil resiko

11

Page 14: Bermain Dan Permainan Anak

7. Membantu guru mengenali anak-anak

yang memerlukan lebih banyak kesempatan untuk memanjat,

menyeimbangkan serta mengembangkan ketrampilan dalam

program motorik telah disusun.

B. Bermain Terpimpin

Dalam kegiatan bermain terpimpin anak tidak bebas, melainkan

terikat pada peraturan permainan atau kegiatan tertentu. Biasanya permainan

dan alat permainan diciptakan ileh guru sendiri. Oleh karena itu gru TK /

PAUD harus kreatif mencipta (permainan dan alat) agar kegiatan

pembelajaran tidak membosankan serta anak dan guru tidak mengalami

kejenuhan.

Aktifitas permainan terpimpin yang dapat membentu guru mencipta

permainan, antar lain sebagai berikut :

1. Permainan dalam lingkaran

2. Permainan dengan alat

3. Permainan tanpa alat

4. Permainan dengan angka

5. Permainan dengan nyanyian

6. Permainan bentuk lomba

7. Permainan mengasah panca indra

Dasar pemikiran yang melandasi permainan yang baik dan sehat bagi

perkembangan anak, yaitu berikut ini :

1. Permainan yang dirancang dengan baik dapat menjadi sarana

pengembangan kemampuan anak.

2. Setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan pengalaman

yang sehat dan bersifat positif.

3. Anak-anak merupakan unsur terpenting dalam setiap

permainan anak.

4. Anak memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi.

12

Page 15: Bermain Dan Permainan Anak

5. Perilaku bermain dapat mempengaruhi pandangan anak

mengenai dirinya sendiri, orang lain dan dunia sekelilingnya.

6. Aktivitas bermain perlu dievaluasi secara berkala untuk

melihat dampaknya bagi perkembangan anak (baik positif

maupun negatif).

Contoh aktifitas bermain terpimpin :

Permainan dalam lingkaran

- Sapu tangan dan bola

1. Bola yang digunakan adalah bola besar (ukuran bola kaki).

2. Anak-anak berdiri dalam lingkaran dengan jarak sekitar 1

meter.

3. Bola dioperkan dari satu anak kepada anak lainnya yang

berada dalam lingkaran.

4. Anak yang berada diluar lingkaran berusaha menyentuh bola

dengan sapu tangan yang dipegangnya, namun tidak boleh

menyentuh anak-anak yang mengoperkan bola.

5. Anak yang mengoperkan bola berusaha agar bola yang

dipegangnya tidak dapat disentuh saputangan sehingga

suasana menjadi riuh.

6. Anak yang bolanya disentuh saputangan (ketika dipegang atau

sedang dioper ) atau anak yang tidak dapat menangkap bola

yang dioper kepadanya harus keluar dari lingkaran dan

menggantikan anak yang memegang saputangan.

7. Guru bertindak sebagai pemimpin di tengah lingkaran.

Permainan dengan alat

- Mana Sepatuku

1. Alat yang digunakan adalah sepatu anak-

anak dan guru.

13

Page 16: Bermain Dan Permainan Anak

2. Semua sepatu dicampur dan diaduk-aduk dan

diletakkan diujung ruangan. Diujung lainnya dibuat garis

memanjang.

3. Anak-anak dibagi menjadi 2 kelompok,

kemudian tiap kelompok berbaris diatas garis.

4. Dengan adanya aba-aba guru anak terdepan

berlari kearah sepatu berada, mencari dan memakai sepatunya.

5. Demikian seterusnya sampai anak terakhir

memakai sepatunya.

6. Kelompok yang anggotanya terakhirnya

selesai labih dulu memakai sepatu adalah kelompok yang

menang.

7. Sepatu dapat ditambahkan dengan sepatu

anak-anak yang menonton. Guru selalu mengumpulkan

kembali sepatu yang bertebaran ketika anak mencari

sepatunya.

Permainan tanpa alat

- Kata polisi

1. anak-anak duduk dalam

lingkaran menghadap ke tengah

2. Ditengah berdiri seorang anak

menjadi pemimpin

3. Anak tersebut memberi perintah

kepada anak lain yang harus di laksanakan perintah tersebut

didahului dengan “kata polisi”. Misalnya, “kata polisi tepuk

tangan 3 kali”

4. Bila pemimpin hanya

mengatakan “tepuk tangan 3 kali” anak-anak tidak boleh

mengikutinya

14

Page 17: Bermain Dan Permainan Anak

5. Bila ada yang melakukan

perintah tersebut dia harus keluar dari lingkaran atau anak

yang tidak melakukan perintah sesuai aba-aba atau salah

melakukan “kata polisi” juga harus keluar dari lingkaran.

6. Begitu seterusnya sampai anak-

anak habis

7. Kata polisi dapat diganti dengan

“kata bu guru” atau “kata ayah” sesuai kesepakatan bersama.

Permainan dengan angka

- Berbasis menurut angka

1. Permainan ini dimainkan sekurang-kurangnya 10 anak

2. Alat yang digunakan adalah kartu angka (1-10)

3. 10 anak maju masuk ke dalam lingkaran yang sudah

disiapkan

4. Guru menebarkan kartu angka secara tertutup dilantai

5. Setelah anak mendengar aba-aba, anak-anak mengambil

satu kartu angka, kemudian mulai mengatur barisan berderet

ke samping sesuai urutan angka dalam kartu yang didapatnya

6. Kerjasama antar peserta sangat diperlukan untuk dapat

menyelesaikan tugas dengan baik

7. Agar ada tantangan dapat dimainkan oleh 2 dan atau 3

kelompok sekaligus dan guru harus mempersiapkan beberapa

set kartu angka. Kelompok yang lebih cepat menyusun

barisan dengan urutan yang benar merupakan kelompok

pemenang.

Permainan dengan nyanyian

- Bermain sepatu

1. Anak-anak melepas sepatu dan duduk dilantai membentuk

lingkaran menghadap ke dalam dengan jarak 1,5 m

15

Page 18: Bermain Dan Permainan Anak

2. Setiap anak meletakkan sepatunya dihadapannya. Salah

satu anak sepatunya diganti sepatu guru

3. Dengan aba-aba guru, anak-anak mulai menyanyi dengan

tempo biasa sambil menggeser sepatumya mengikuti irama

lagu. Setelah lagu berakhir sepatu juga berhenti (satu putaran,

lagu dinyanyikan 2 kali)

4. Anak yang mendapat sepatu guru didepannya harus

berhenti bermain

5. Permainan dilanjutkan sampai hanya tertinggal satu pemain

lagi. Makin sedikit jumlah pemain, lagu makin dipercepat.

16

Page 19: Bermain Dan Permainan Anak

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bermain merupakan salah satu hak asasi manusia, begitu juga pada

anak usia dini. Ada banyak manfaat yang didaptkan dari kegiatan bermain,

salah satunya adalah pengemangan kreativitas. Bermain dalam bentuk

apapun, baik aktif maupun pasif, baik dengan alat maupun tanpa alat dapat

menunjang ktreativitas anak dalam berbagai taraf. Disini peran orang tua dan

guru pembimbing untuk dapat menjadi fasilitator pengembangan kreativitas

anak, dengan memfasilitasi anak agar dapat bermain dengan cara dan alat

yang tepat sesuai dengan bakat, minat, perkembangan, dan kebutuhan anak.

Permainan merupakan hal yang harus diajarkan kepada anak karena

permainan merupakan dunia anak yang dapat menunjang pada kehidupannya

di masa depan karena di dalam permainan itu sendiri terdapat proses belajar.

B. Saran

Orangtua adalah pendidik utama, dan pertama, dan terbaik untuk anak.

Sebaik apapun tenaga pendidik, program kegiatan,  dan fasilitas yang tersedia

di tempat penitipan dan pendidikan anak usia dini, tidak akan dapat

menggantikan sepenuhnya peran orangtua sebagai pengasuh sekaligus

pendidik bagi anak. Jika anak diberi gizi seimbang, diperhatikan

kesehatannya, dan diberi rangsangan psikososial oleh orangtua dengan kasih

sayang dan memberi kesempatan belajar sambil bermain, maka kecerdasan

anak akan optimal.    

Untuk itu peran orangtua adalah kembali menjadi aktor utama untuk

menjadi model yang dapat menjadi teladan bagi anak.  Karena rumah dan

keluarga adalah yang paling bertanggung jawab dalam membentuk anak

menjadi sesuai yang diharapkan.

17

Page 20: Bermain Dan Permainan Anak

DAFTAR PUSTAKA

Csikszentmihalyi, M., 1996, Creativity. Harper Collins Publisher, Inc : New York

Hurlock, E. B., 1980. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan), edisi kelima. Penerbit Erlangga : Jakarta

Hurlock, E. B., 1999. Perkembangan Anak Jilid 1(Edisi 6). Penerbit Erlangga :

Jakarta

Mönks, F.J, Knoers, A.M.P dan Haditono, S.R. 2004. Psikologi Perkembangan

Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Gadjah Mada University Press:

Yogyakarta

Munandar, S.C.U.,1995. Pengembangan Kreativitaas Anak Berbakat. Rineka

Cipta kerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan :

Jakarta

Mulyadi, S., 2004. Bermain dan Kreativitas(Upaya Mengembangkan Kreativitas

Anak Melalui Kegiatan Bermain). Papas Sinar Sinanti : Jakarta

Nursisto. 1999.Kiat Menggali Kreativitas. Mitra Gama Media : Yogyakarta

18