12
Berpikir dan Belajar OPINI | 07 December 2010 | 04:01 Dibaca: 2263 Komentar: 0 0 Berpikir Berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya. . Langkah proses berpikir : a. pembentukan pengertian Pengertian dibentuk melalui empat tingkat, yaitu : 1. Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis. 2. Membanding-bandingkan ciri-ciri tersebut untuk ditemukan ciri- ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada, mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki. 3. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang ciri-cirinya yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki. b. pembentukan pendapat Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : 1. Pendapat afirmatif atau positif, yaitu pendapat yang mengiyakan yang secara tegas menyatakan keadaan sesuatu. 2. Pendapat negatif, yaitu pendapat yang menidakkan yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal. 3. Pendapat modalitas atau kebarangkalian, yaitu pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal. c. penarikan kesimpulan Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Keputusan dibedakan menjadi : 1. Keputusan deduktif, yaitu keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. 2. Keputusan deduktif, keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus, jadi berlawanan dengan keputusan induktif.

Berpikir dan Belajar.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Berpikir dan BelajarOPINI | 07 December 2010 | 04:01 Dibaca: 2263 Komentar: 0 0 BerpikirBerpikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya.. Langkah proses berpikir :a. pembentukan pengertianPengertian dibentuk melalui empat tingkat, yaitu :1. Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis.2. Membanding-bandingkan ciri-ciri tersebut untuk ditemukan ciri-ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada, mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.3. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang ciri-cirinya yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki.b. pembentukan pendapatMembentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :1. Pendapat afirmatif atau positif, yaitu pendapat yang mengiyakan yang secara tegas menyatakan keadaan sesuatu.2. Pendapat negatif, yaitu pendapat yang menidakkan yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal.3. Pendapat modalitas atau kebarangkalian, yaitu pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal.c. penarikan kesimpulanKeputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Keputusan dibedakan menjadi :1. Keputusan deduktif, yaitu keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum.2. Keputusan deduktif, keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus, jadi berlawanan dengan keputusan induktif.3. Keputusan analogis, yaitu keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.Macam-macam berpikir :1. Berpikir DeduktifDeduktif merupakan proses berpikir yang berlotak dari proporsisi yang sudah ada, menuju proporsisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Dilihat dari prosesnya, berpikir deduktif berlangsung dari yang umum menuju yang khusus.2. Berpikir InduktifInduksi merupakan proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan. Berpikir induktif ialah menarik suatu kesimpulan umum dari berbagai kejadian yang ada di sekitarnya.3. Berpikir EvaluatifBerpikir evaluatif adalah berpikir kritis, menilai baik buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan.Belajarbelajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman yang bisa mempengaruhi tingkah laku organisme itu.Prinsip BelajarPrinsip belajar dapat diartikan sebagai aturan dan sistem belajar.Prinsip belajar terdiri atas :1) Prinsip Efek Kepuasan (Law of Effect)Berdasarkan prinsip ini, hasil belajar akan diperkuat apabila dihasilkan rasa senang atau puas. Dan sebaliknya hasil belajar akan diperlemah apabila menghasilkan perasaan tidak senang. Apabila ada siswa yang memperoleh nilai tinggi melalui belajar sungguh-sungguh maka belajar sungguh-sungguh akan diulang agar memperoleh hasil yang lebih baik lagi.2) Prinsip Pengulangan (Law of Execise)Prinsip ini mengandung arti bahwa hasil belajar dapat lebih sempurna apabila sering diulang, sering dilatih. Proses belajar yang tidak diulang akan menyebabkan hasil belajar yang telah ada semua hilang dan secara berangsur tidak dimiliki lagi. Apabila ada siswa yang cara belajarnya menggunakan SKS (Sistem Kebut Semalam) biasanya hanya menghasilkan pemahaman yang cukup untuk bisa lepas dari masa percobaan setelah itu belajar yang telah ada semua hilang dan akhirnya tidak dimiliki lagi.3) Prinsip Kesiapan (Law of Readiness)Prinsip ini menyatakan bahwa melalui proses belajar individu akan memperoleh tingkah laku baru apabila ia telah siap belajar kesiapan tersebut berkenaan dengan kematangan fisik dan kesiapan biologis. Kesiapan fisik belajar akan efektif apabila individu telah mampu mengkoordinasikan anggota tubuhnya untuk melakukan berbagai kegiatan. Misalnya, individu akan dapat belajar menulis apabila ia mampu mengkoordinasikan mata, tangan, dan perhatiannya.Kesiapan psikologis menyangkut kemampuan individu untuk memahami situasi belajar yang dihadapi serta kemampuan mengabaikan segala hal yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan belajar yang dihadapinya serta memusatkan perhatian pada objek yang dipelajari. Ini berarti bahwa individu yang telah siap belajar telah menunjukkan dorongan yang kuat untuk memulai belajar dan memilih tujuan yang jelas.4) Prinsip Kesan Pertama (Law of Primacy)Hasil belajar yang diperoleh melalui kesan pertama akan sulit digoyahkan. Ini berarti bahwa proses belajar pertama yang keliru dan membentuk kebiasaan buruk akan tetap mewarnai belajar berikutnya yang secara beruntun akan menghasilkan yang buruk pula. Penyiapan situasi belajar yang baik diharapkan akan memberikan kesan awal yang baik pula.5) Prinsip Makna yang Dalam / Prinsip Intensitas (Law of Intensity)Berdasarkan prinsip ini, belajar akan memberi makna yang dalam apabila diupayakan melaui kegiatan yang bersemangat. Pengalaman yang statis dan penyajian yang kurang menarik tidak akan memberi makna yang dalam bagi hasil belajar. Untuk menciptakan situasi belajar yang menarik diperlukan alat peraga, dan teknik penyajian yang menarik. Teknik diskusi dan demonstrasi akan lebih efektif digunakan untuk merangsang kegiatan kelas yang hidup.6) Prinsip Bahan Baru (Law of Recetcy)Berdasarkan prinsip ini, bahan yang baru dipelajari akan lebih mudah diingat. Sedang bahan yang telah lama dipelajari akan terhalang oleh bahan baru sehingga terbenam ke alam bawah sadar. Individu akan mengalami kesulitan mengingat bahan-bahan yang lama apabila teru-menerus dijejali bahan baru secara terus-menerus sementara bahan lama tidak pernah diulang kembali sehingga terlupakan.7) Prinsip GabunganPrinsip ini sebagai perluasan dari prinsip efek kepuasan dan prinsip pengulangan. Prinsip ini menunjukkan perlunya ada keterkaitan bahan yang dipelajari dengan situasi belajar yang akan mempermudah berubahnya tingkah laku. Ini berarti bahwa hasil belajar yang memberikan kepuasan dan latihan yang erat kaitannya dengan kehidupan individu yang belajar akan meningkatkan hasil belajar.8) Plateau BelajarPlateau belajar yaitu satu fase dalam belajar yang tidak menghasilkan perubahan tingkah laku sekalipun individu yang belajar tetap berusaha sungguh-sungguh untuk meningkatkan hasil belajarnya. Plateau belajar terjadi karena :1. Kesulitan bahkan yang dipelajari meningkat sehingga individu yang belajar tidak mampu menyelesaikannya.2. Metode belajar yang digunakan individu telah memadai sehingga upaya yang dilakukannya akan sia-sia belaka.3. Kejenuhan belajar yang disebabkan oleh keletihan karena kurang dapat kesempatan beristirahat.Proses Psikologis Belajar AnakProses psikologis belajar anak merupakan sesuatu yang tidak selalu mudah dipahami oleh orang lain, termasuk juga guru sehingga tidak pernah dijumpai satu penjelasan yang sama. Oleh karena itu, berkembanglah sejumlah teori belajar yang berusaha memahami proses psikologi belajar anak berdasarkan filosofinya masing-masing dalam memandang keberadaan anak, yaitu :1. Teori Belajar BehavioralDalam teori ini ada sejumlah prinsip, yaitu :a. Classical conditioning (Pengkondisian Klasik)Eksperimen Ivan PavlovPavlov adalah seorang psikolog yang mengadakan pengamatan terhadap refleks pengeluaran air liur pada anjing. Dirancanglah sebuah alat untuk mengukur banyaknya sekresi air liur yang dikeluarkan seekor anjing. Dalam keadaan normal, anjing akan mengeluarkan air liur hanya pada saat melihat, membaui, dan merasakan makanan, namun anjing pada percobaan ini pasti mengeluarkan air liur pada saat dia melihat ember.Pavlov mulai dengan membunyikan dan mencatat respon anjing. Sebagaimana yang diharapkan, tidak ada air liur. Kemudian dia memberi makan anjing, terjadilah respon air liur anjing itu. Langkah berikutnya, dibunyikan lonceng beberapa saat sebelum makanan dihadapkan kepada anjing itu. Setelah dilakukan beberapa kali makanan tidak diletakkan di hadapan anjing itu, tetapi lonceng tetap dibunyikan. Ternyata, anjing itu mengeluarkan air liur sebagi reaksi terhadap bunyi lonceng sekalipun tidak ada makanan.Dalam konteks ini makanan dianggap sebagai stimulus tak bersyarat (US) dan air liur sebagai respon yang tak bersyarat (UR). Temuan Pavlov dan orang lain yang telah mempelajari classical conditioning mempunyai implikasi bagi guru-guru adalah mungkin bahwa beberapa reaksi emosional kita terhadap berbagai situasi dipelajari melalui classical conditioning. Misalnya, respon cemas siswa ketika dia melihat pengawas ujian dikaitkan dengan pengalaman masa lalunya yang tidak menyenangkan dengan dia. Sekarang keberadaan dia membuatnya cemas.Petunjuk menggunakan prinsip-prinsip classical conditioning :1. Kaitkanlah kejadian yang positif dan menyenangkan dengan tugas belajar.2. Berikan bantuan kepada siswa untuk menghadapi situasi yang penuh dengan kecemasan secara sukarela.3. Bantulah siswa mengenal perbedaan dan kesamaan di antara situasi yang mereka dapat mendiskriminasikan dan menggeneralisasikan secara tepat.b. Operant Conditioning (Pengkondisian OperanEksperimen SkinnerUntuk mendemonstrasikan pengkondisian operan di laboratorium, seekor tikus yang lapar diletakkan dalam sebuah kotak yang dinamakan kotak Skinner. Di dalam kotak tersebut tidak terdapat apa-apa kecuali sebuah jeruji yang menonjol dimana terdapat piring makanan di bawahnya. Sebuah lampu kecil di atas jeruji dapat dinyalakan menurut kehendak pelaku eksperimen.Tikus yang dibiarkan sendiri di dalam kotak, berjalan ke sana ke mari menjelajahi keadaan sekitar. Kadang-kadang ytikus melihat jeruji tersebut dan menekannya. Penekanan tikus pertama terhadap jeruji merupakan peringkat dasar penekanan jeruji. Setelah itu, pelaku eksperimen menggerakkan bubuk makanan yang diletakkan di luar kotak Skinner. Setiap kali tikus menekan jeruji, butir-butir halus makanan terluncur jatuh ke piring makanan. Tikus memakannya dan segera menekan jeruji lagi.Makanan menguatkan penekanan jeruji dan laju penekanan meningkat secara drastis. Bila tempat makanan tidak dihubungkan dengan jeruji sehinggga penekanan jeruji tidak lagi mengeluarkan makanan, laju penekanan jeruji akan berkurang. Berarti respon operan mengalami pemadaman tanpa adanya penguatan.Pelaku eksperimen dapat menetapkan diskriminasi dengan menyediakan makanan bila jeruji ditekan, dan lampu menyala, tetapi tidak ada makanan bila lampu mati. Penguatan selektif ini mengkondisikan tikus untuk menekan jeruji hanya bila lampu nyala. Dalam hal ini lampu berfungsi sebagai stimulus diskriminatif yang mengendalikan respon.Pada pengkondisian klasik binatangnya pasif hanya menunggu stimulus. Pada pengkondisian operan binatangnya aktif,perikaunya sendiri menimbulkan akibat yang penting. Jadi, pengkondisian operan meningkatkan kemungkinan adanya respon dengan menyertakan penguat setelah kejadiannya.Consequences-hadiah / hukuman dapat menyebabkan perilakuorganisme. Pengukuhan untuk hadiah adalah suatu consequence yang meningkatkan kemungkinan suatu perilaku itu terjadi. Misalnya, jika seorang dewasa tersenyum kepada seorang anak dan dia terus mengajak bicara untuk beberapa waktu, maka senyuman itu dapat memperkuat pembicaraan dengan anak. Akan tetapi, jika seorang dewasa bertemu dengan seorang anak dan menggertaknya, anak akan cepat-cepat meninggalkan situasi itu, maka ejekan itu merupakan hukuman terhadap anak.Pengukuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :1. Pengukuhan positif, sesuatu ditambahkan atau diperoleh.2. Pengukuhan negatif, sesuatu dikurangi, ditolak, atau dijauhi.Penerapan pengukuhan pada hakekatnya sangat kontekstual tergantung situasinya.Susunan pengukuhan yang dapat meningkatkan efektivitas pengukuhan :1. Interval waktuBelajar adalah lebih efisien dalam operant conditioning ketika interval stimulus dan responnya sangat singkat.2. PembentukanPembentukan adalah proses menghadiahi perkiraan perilaku yang dikehendaki.3. Penjadwalan PengukuhanPenjadwalan pengukuhan adalah penjadwalan pengukuhan parsial dengan aturan-aturan yang menentukan kejadian ketika suatu respon akan dikukuhkan.4. Pengukuhan Primer dan SekunderPengukuhan primer melibatkan penggunaan pengukuh yang dapat memuaskan sendiri tanpa melalui belajar dari lingkungan. Pengukuhan sekunder mendapatkan nilai positifnya melalui pengalaman.c. Pembentukan Kebiasaan (Habituation)Santrock dan Yussen (1992) menegaskan bahwa pembentukan kebiasaan adalah presentasi suatu stimulus yang terjadi berulang-ulang yang dapat menyebabkan kurangnya perhatian terhadap stimulus. Sebaliknya, dishabituation adalah suatu minat bayi yang terbarui terhadap suatu stimulus.d. Peniruan (Imitation)Albert Bandura berpendapat bahwa imitasi terjadi ketika anak-anak belajar erilaku baru dengan melihat orang lain bertindak. Beliau memandang bahwa faktor internal dan eksternal adalah sama-sama pentingnya. Kejadian lingkungan, faktor pribadi (misalnya berpikir dan motivasi), dan perilaku dapat dilihat sebagai aspek yang saling berinteraksi dan masing-masing aspek saling mempengaruhi dalam proses belajar.Proses spesifik yang mempengaruhi perilaku pengamat dengan mengikuti perilaku model :1. Perhatian2. Ingatan3. Reproduksi motorik4. Kondisi pengukuhan yang intensif2. Teori KognitifDalam mempelajari bentuk belajar yang lebih kompleks, perhatian mestinya dihubungkan pada peran proses kognitif, yaitu bagaimana siswa menghayati,mengorganisasi, dan mengulangi informasi dalam usaha menguasai topik baru.Eksperimen InsightWolfgang Kohlermelaksanakan serangkaian eksperimen yang dirancang untuk menentukan kemampuan simpanse memecahkan masalah. Dalam beberapa hal pemecahan masalah, simpanse tampaknya menangkap hubungan batin masalah melalui insight, yaitu mereka memecahkan masalah tidak dengan percobaan dan kesalahan tetapi dengan menghayati hubungan yang penting untuk pemecahan masalah.Sultan (simpanse Kohler yang paling cerdik) berjongkok di depan jeruji, tetapi tidak dapat menggapai buah yang terletak di luar dengan hanya menggunakan galah pendek yang disediakan. Sebuah galah yang lebih panjang diletakkan di luar jeruji, kira-kira 2m pada suatu sisi objek dan sejajar dengan jeruji. Objek tersebut tidak dapat digapai dengan tangan, tetapi dapat ditarik degan satu galah kecil. Sultan mencoba menggapai buah tersebut dengan galah yang lebih pendek. Karena tidak berhasil dia mencabut sepotong kawat yang jatuh dari jaringan sangkarnya, tetapi ini pun gagal. Dia tiba-tiba menemukan galah yang pendek sekali lagi, kemudian Sultan menariknya dengan alat itu dan terpeganglah galah panjang tersebut, alat itu diarahkan ke buah dan akhirnya dia peroleh.Perbedaan pandangan kognitif dan behavioral.Pandangan kognitif :1. Pengukuhan sebagi sumber umpan balik2. Meyakini bahwa pengetahuan itu dipelajari dan perubahan pengetahuan menyebabkan adanya perubahan perilaku3. pengukuhan berfungsi untuk mengurangi ketidakpastian dan mengarahkan kepada rasa memahami dan mendalami4. memfokuskan studinya ke rntangan situasi belajar yang lebih luasPandangan behavioral :1. Pengukuhan memperkuat respon2. Menyatakan bahwa perilaku baru itu yang dipelajari3. aturan-aturan memprediksi dan mengontrol perubahan perilaku setiap organisme.Pengetahuan dan pandangan kognitif.Woolfolk (1993) menyatakan bahwa pengetahuan adalah hasil belajar. Ketika kita belajar fakta, nama, aturan,dan sebagainya maka ketika itu kita mengetahui situasi yang baru. Memiliki dasar pengetahuan yang baik lebih penting daripada memiliki strategibelajar yang baik dalam memahami dan mengingat.3. Teori Perkembangan KognitifTeori perkembangan ini menekankan pada pikiran rasional anak yang sedang berkembang dan tahap-tahap pikiran. Proses kognitif dipandang sebagai mediator penting dalam mengkaitkan pengalaman lingkungan dengan perilaku anak. Sedangkan pandangan Piaget, pikiran dipandang lebih penting sebagai mediator hubungan lingkungan dan perilaku. Oleh karena itu, pikiran sebagai fokus sentral perkembangan lebih daripada penentu utama perilaku anak.Konsep kunci dalam perkembangan Piaget :1. Proses Adaptasi (assimilasi dan akomodasi)Jika anak berkembang secara normal, mereka harus berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya.2. OrganisasiUntuk memahami dan memaknai keberadaan dunia, nak-anak secara kognitif harus mengorganisasi pengalamannya.3. KeseimbanganSuatu mekanisme dalam teori Piaget yang menjelaskan bagaimana anak berubah dari satu fase pikiran ke fase berikutnya.Tahapan perkembangan pikiran PiagetTahapan perkembangan pikiran Piaget terdiri atas :1. Tahap SensomotorikSelama fase ini bayi mengembangkan kemampuan untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi dalam persepsi dengan gerakan fisik dan perilakunya.2. Tahap PreoperasionalPada masa ini konsep-konsep yang stabil dibentuk, penalaran mental muncul, keakuan mulai secara menguat dan kemudian melemah, dan kepercayaan magik dibangun.3. Fase Operasional KongkritMemungkinkan anak-anak untuk mengkoordinasikan beberapa karakteristik daripada memfokuskan satu sifat tunggal atau suatu objek tertentu.4. Fase Operasional FormalMemungkinkan kekuatan berpikir dapat mengembangkan wawasan kognitif baru dan sosial.Teori perkembangan kognitif VygotskyVygotsky menekankan bahwa perkembangan kognitif anak tidak terjadi dalam tempat yang bebas dari kehidupan sosial. Teori ini menekankan bahwa pentingnya pengaruh sosial terhadap perkembangan kognitif dan peranan pengajaran terhadap perkembangan anak. Praktik pembelajaran memungkinkan anak-anak dapat mencapai tujuan melalui kolaborasi yang akrab dengan instrukturnya.Anak-anak yang bergabung dalam sejumlah percakapan yang terbuka cenderung lebih kompeten secara sosial daripada yang tidak pernah menggunakan bahasa secara ekstensif. Perkembangan manusia tidak dapat dipisahkan dari aktivitas sosial dan kultural. Dia juga menekankan bagaimana anak-anak itu dibantu perkembangannya melalui bimbingan oleh individu-individu yang telah memiliki keterampilan di bidang ini.4. Pemrosesan InformasiPendekatan pemrosesan informasi adalah suatu kerangka dasar untuk memahami cara anak belajar dan berpikir. Untuk memahami belajar dan berpikir anak, kita perlu menganalisa tentang cara anak-anak mendapatkan informasi, menyimpan informasi, dan mengevaluasi untuk tujuan tertentu.Pada dasarnya ada dua proses sdasar yang diperlukan bagi anak untuk memproses informasi tentang dunianya, yaitu perhatian dan ingatan. Perhatian adalah konsentrasi dan pemusatan kegiatan mental. Ingatan adalah bekerja dengan setiap langkah yang diambil dengan setiap ide yang dipikirkan dan dengan setiap kata yang diucapkan.Pada dasarnya ada tiga tema dalam proses kognitif tingkat tinggi, yaitu pemecahan masalah, pemantauan kognitif, dan berpikir kritis. Untuk memahami kehidupan anak sehari-hari sangatlah tergantung pada pengetahuan anak tentang orang,tempat, dan sesuatu lainnya. Perbedaan individu dalam pemrosesan informasi adalah disadari bahwa terjadi perbedaan individu dalam suatu kelas tentang kemampuannya memproses informasi.Beberapa pendapat tentang pengertian belajar :4. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen pada perilaku yang terjadi akibat latihan (Ationsin dan kawan-kawan : Introduction of Psychology).5. Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme disebabkan pengalaman tersebut yang bisa mempengaruhi tingkah laku organisme itu (Hintzman : The Psyvhology of Learning and Memory 1978).6. Belajar adalah perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman (Walker : Conditioning and Instrumental Learning 1967).Jadi, belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman yang bisa mempengaruhi tingkah laku organisme itu.Jenis-jenis belajar :1. Belajar abstrakBelajar abstrak yaitu belajar dengan menggunakan cara-cara berpikir abstrak.2. Belajar KeterampilanBelajar Keterampilan yaitu proses belajar yang bertujuan memperoleh keteramilan tertentu dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik.3. Belajar SosialBelajar sosial yaitu belajar yang bertujuan memperoleh keterampilan dan pemahaman terhadap nilai-nilai sosial dan sebagainya.4. Belajar pemecahan masalahBelajar pemecahan masalah yaitu belajar untuk memperoleh keterampilan atau kemampuan memecahkan berbagai masalah secara logis dan rasional.5. Belajar RasionalBelajar rasional yaitu belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis atau sesuai dengan akal shat.6. Belajar kebiasaanBelajar kebiasaan yaitu proses pembentukan kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan yang telah ada.7. Belajar ApresiasiBelajar apresiasi yaitu belajar mempertimbangkan nilai atau arti penting suatu objek.8. Belajar PengetahuanBelajar pengetahuan yaitu belajar untuk memperoleh sejumlah pemahamam, pengertian, informasi, dan sebagainya.Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar :1. Faktor EndogenFaktor endogen adalah faktor yang berada dalam diri individu.Faktor endogen terdiri dari :d. Faktor fisike. Faktor psikis2. Faktor EksogenFaktor eksogen adalah faktor yang berada di luar diri individu.Faktor Eksogen terdiri dari :d. Faktor keluargae. Faktor sekolahf. Faktor lingkungan lain