Bi - Budidaya Rumput Laut

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    1/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    BUDIDAYA RUMPUT LAUTPENDAHULUAN

    LATAR BELAKANG

    Budidaya rumput laut yang pada umumnya dapat dilakukan olehpara petani/nelayan dalam pengembangannya memerlukanketerpaduan unsur-unsur sub sistem, mulai dari penyediaan inputproduksi, budidaya sampai ke pemasaran hasil. Keterpaduantersebut menuntut adanya kerjasama antara pihak-pihak yang

    terkait dalam bentuk kemitraan usaha yang ideal antarapetani/usaha kecil yang pada umumnya berada dipihak produksidengan Pengusaha Besar yang umumnya berada di pihak yangmenguasai pengolahan dan pemasaran.

    Usaha perikanan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalambentuk usaha perikanan rakyat, dan perikanan besar milikpemerintah serta milik swasta nasional atau asing. Perikanan rakyatmerupakan usaha skala kecil yang bercirikan antara lainpengelolaanya secara tradisional, produktivitas rendah dan paraumumnya tidak mempunyai kekuatan menghadapi kompetisi pasar.

    Di lain pihak, perikanan besar yang memiliki teknologi skala usahayang besar, mengelola usahanya secara modern dan teknologitinggi, sehingga produktivitasnya tinggi dan mempunyai kekuatanuntuk menghadapi persaingan pasar. Kelemahan dari pengusahaperikanan kecil dan kekuatan dari pengusaha perikanan besar,merupakan potensi yang bisa menciptakan kesenjangandiantaranya. Karena dalam perkembangannya ada salingberkepentingan di antara kedua pihak, kesenjangan yang bisatimbul akan dapat diperkecil dengan mengadakan kemitraan antarapengusaha kecil perikanan rakyat dengan pengusaha besar di

    bidang perikanan atau produk kelautan. Salah satu komoditas yangmasuk sebagai komoditas perikanan karena diusahakan di laut, danyang dapat dikembangkan dengan menjalin kerja sama kemitraanadalah budidaya rumput laut.

    Perairan laut Indonesia dengan garis pantai sekitar 81.000 kmdiyakini memiliki potensi rumput laut yang sangat tinggi. Tercatatsedikitnya ada 555 jenis rumput laut di perairan Indonesia,diantaranya ada 55 jenis yang diketahui mempunyai nilai ekonomistinggi, diantaranya Eucheuma sp, Gracilaria dan Gelidium

    Jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan adalah eucheuma, spdan gracilaria. Di samping sebagai bahan untuk industri makanan

    - 1/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    2/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    seperti agar-agar, jelly food dan campuran makanan seperti burgerdan lain-lain, rumput laut adalah juga sebagai bahan baku industrikosmetika, farmasi, tekstil, kertas, keramik, fotografi, daninsektisida. Mengingat manfaatnya yang luas, maka komoditasrumput laut ini mempunyai peluang pasar yang bagus dengan

    potensi yang cukup besar.Permintaan rumput laut kering kurang 9.300 MT per tahun danuntuk kebutuhan industri di luar negeri 15.000 s.d. 20.000 MT pertahun. Pabrik pengolahan keragian rumput laut di Indonesia telahada sejak tahun 1989. Sekarang ini ada 6 pabrik pengolahan rumputlaut di Indonesia, karena itu pabrikan dan eksportir bersaing untukmemperoleh bahan baku rumput laut kering.

    Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor merupakansumber devisa bagi negara dan budidayanya merupakan sumberpendapatan petani nelayan, dapat menyerap tenaga kerja, sertamampu memanfaatkan lahan perairan pantai di kepulauanIndonesia yang sangat potensial.Sebagai negara kepulauan, maka pengembangan rumput laut diIndonesia dapat dilakukan secara luas oleh para petani/nelayan.Namun adanya permasalahan dalam pembudidayaan rumput lautseperti pengadaan benih, teknis budidaya, pengolahan pasca panendan pemasarannya, maka untuk pengembangan usaha budidayarumput laut ini para petani/nelayan perlu melakukannya denganpola PKT (Proyek Kemitraan Terpadu) dimana para petani/nelayanbekerjasama menjalin kemitraan dengan pengusaha besar rumput

    laut.Untuk pengembangan budidaya rumput laut ini dipandang perluadanya acuan yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha kecil,pengusaha besar, dan perbankan dalam mempersiapkan proyek ini.Dalam rangka menunjang pengembangan usaha budidaya rumputlaut ini, disiapkan laporan model kelayakan PKT Rumput Laut iniyang disusun untuk dapat dipergunakan bagi pihak-pihak terkaitdan Bank sebagai acuan di dalam mempersiapkan danmempertimbangkan kelayakan pembiayaan dan pinjaman Bank.

    TUJUAN

    Tujuan penyusunan laporan Model Kelayakan Proyek KemitraanTerpadu Budidaya Rumput Laut ini adalah :

    1. Memberikan informasi kepada perbankan tentang modelkemitraan terpadu yang sesuai dan layak dibiayai dengankredit perbankan, khususnya untuk pengembangan budidayakomoditas rumput laut.

    2. Memberikan informasi yang diharapkan dapat dimanfaatkansebagai acuan oleh pengusaha kecil dan pengusaha besar

    - 2/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    3/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    yang berminat mengambangkan budidaya rumput lautdengan pola kemitraan terpadu.

    3. Mendorong pengembangan usaha komoditas rumput lautsebagai komoditas penghasil devisa negara, sekaligusmeningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan para

    petani/nelayan.

    KEMITRAAN TERPADU

    ORGANISASI

    Proyek Kemitraan Terpadu (PKT) adalah suatu program kemitraanterpadu yang melibatkan usaha besar (inti), usaha kecil (plasma)dengan melibatkan bank sebagai pemberi kredit dalam suatu ikatankerja sama yang dituangkan dalam nota kesepakatan. Tujuan PKTantara lain adalah untuk meningkatkan kelayakan plasma,meningkatkan keterkaitan dan kerjasama yang salingmenguntungkan antara inti dan plasma, serta membantu bank

    dalam meningkatkan kredit usaha kecil secara lebih aman danefisien.

    Dalam melakukan kemitraan hubunga kemitraan, perusahaan inti(Industri Pengolahan atau Eksportir) dan petani plasma/usaha kecilmempunyai kedudukan hukum yang setara. Kemitraan dilaksanakandengan disertai pembinaan oleh perusahaan inti, dimulai daripenyediaan sarana produksi, bimbingan teknis dan pemasaran hasilproduksi.

    Proyek Kemitraan Terpadu ini merupakan kerjasama kemitraan

    dalam bidang usaha melibatkan tiga unsur, yaitu (1)Petani/Kelompok Tani atau usaha kecil, (2) Pengusaha Besar ataueksportir, dan (3) Bank pemberi KKPA.

    Masing-masing pihak memiliki peranan di dalam PKT yang sesuaidengan bidang usahanya. Hubungan kerjasama antara kelompokpetani/usaha kecil dengan Pengusaha Pengolahan atau eksportirdalam PKT, dibuat seperti halnya hubungan antara Plasma denganInti di dalam Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR). Petani/usaha kecilmerupakan plasma dan Perusahaan Pengelolaan/Eksportir sebagaiInti. Kerjasama kemitraan ini kemudian menjadi terpadu dengankeikut sertaan pihak bank yang memberi bantuan pinjaman bagipembiayaan usaha petani plasma. Proyek ini kemudian dikenal

    - 3/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    4/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    sebagai PKT yang disiapkan dengan mendasarkan pada adanyasaling berkepentingan diantara semua pihak yang bermitra.

    1.Petani Plasma

    Sesuai keperluan, petani yang dapat ikut dalam proyek ini bisaterdiri atas (a) Petani yang akan menggunakan lahan usahapertaniannya untuk penanaman dan perkebunan atau usaha kecillain, (b) Petani /usaha kecil yang telah memiliki usaha tetapi dalamkeadaan yang perlu ditingkatkan dalam untuk itu memerlukanbantuan modal.

    Untuk kelompok (a), kegiatan proyek dimulai dari penyiapan lahandan penanaman atau penyiapan usaha, sedangkan untuk kelompok(b), kegiatan dimulai dari telah adanya kebun atau usaha yangberjalan, dalam batas masih bisa ditingkatkan produktivitasnyadengan perbaikan pada aspek usaha.

    Luas lahan atau skala usaha bisa bervariasi sesuai luasan atau skalayang dimiliki oleh masing-masing petani/usaha kecil. Pada setiapkelompok tani/kelompok usaha, ditunjuk seorang Ketua danSekretaris merangkap Bendahara. Tugas Ketua dan SekretarisKelompok adalah mengadakan koordinasi untuk pelaksanaankegiatan yang harus dilakukan oleh para petani anggotanya,didalam mengadakan hubungan dengan pihak Koperasi dan instansilainnya yang perlu, sesuai hasil kesepakatan anggota. Ketua

    kelompok wajib menyelenggarakan pertemuan kelompok secararutin yang waktunya ditentukan berdasarkan kesepakatankelompok.

    2. Koperasi

    Parapetani/usaha kecil plasma sebagai peserta suatu PKT,sebaiknya menjadi anggota suata koperasi primer di tempatnya.Koperasi bisa melakukan kegiatan-kegiatan untuk membantuplasma di dalam pembangunan kebun/usaha sesuai keperluannya.Fasilitas KKPA hanya bisa diperoleh melalui keanggotaan koperasi.

    Koperasi yang mengusahakan KKPA harus sudah berbadan hukumdan memiliki kemampuan serta fasilitas yang cukup baik untukkeperluan pengelolaan administrasi pinjaman KKPA paraanggotanya. Jika menggunakan skim Kredit Usaha Kecil (KUK),kehadiran koperasi primer tidak merupakan keharusan

    3. Perusahaan Besar dan Pengelola/Eksportir

    Suatu Perusahaan dan Pengelola/Eksportir yang bersedia menjalinkerjasama sebagai inti dalam Proyek Kemitraan terpadu ini, harus

    memiliki kemampuan dan fasilitas pengolahan untuk bisamenlakukan ekspor, serta bersedia membeli seluruh produksi dari

    - 4/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    5/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    plasma untuk selanjutnya diolah di pabrik dan atau diekspor.Disamping ini, perusahaan inti perlu memberikan bimbingan teknisusaha dan membantu dalam pengadaan sarana produksi untukkeperluan petani plasma/usaha kecil.

    Apabila Perusahaan Mitra tidak memiliki kemampuan cukup untukmengadakan pembinaan teknis usaha, PKT tetap akan bisadikembangkan dengan sekurang-kurangnya pihak Inti memilikifasilitas pengolahan untuk diekspor, hal ini penting untukmemastikan adanya pemasaran bagi produksi petani atau plasma.Meskipun demikian petani plasma/usaha kecil dimungkinkan untukmengolah hasil panennya, yang kemudian harus dijual kepadaPerusahaan Inti.

    Dalam hal perusahaan inti tidak bisa melakukan pembinaan teknis,kegiatan pembibingan harus dapat diadakan oleh Koperasi denganmemanfaatkan bantuan tenaga pihak Dinas Perkebunan ataulainnya yang dikoordinasikan oleh Koperasi. Apabila koperasimenggunakan tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), perlumendapatkan persetujuan Dinas Perkebunan setempat dan koperasimemberikan bantuan biaya yang diperlukan.

    Koperasi juga bisa memperkerjakan langsung tenaga-tenaga teknisyang memiliki keterampilan dibidang perkebunan/usaha untukmembimbing petani/usaha kecil dengan dibiayai sendiri olehKoperasi. Tenaga-tenaga ini bisa diberi honorarium oleh Koperasi

    yang bisa kemudian dibebankan kepada petani, dari hasil penjualansecara proposional menurut besarnya produksi. Sehingga makintinggi produksi kebun petani/usaha kecil, akan semakin besar pulahonor yang diterimanya.

    4. Bank

    Bank berdasarkan adanya kelayakan usaha dalam kemitraan antarapihak Petani Plasma dengan Perusahaan Perkebunan danPengolahan/Eksportir sebagai inti, dapat kemudian melibatkan diriuntuk biaya investasi dan modal kerja pembangunan atau perbaikan

    kebun.

    Disamping mengadakan pengamatan terhadap kelayakan aspek-aspek budidaya/produksi yang diperlukan, termasuk kelayakankeuangan. Pihak bank di dalam mengadakan evaluasi, juga harusmemastikan bagaimana pengelolaan kredit dan persyaratan lainnyayang diperlukan sehingga dapat menunjang keberhasilan proyek.Skim kredit yang akan digunakan untuk pembiayaan ini, bisa dipilihberdasarkan besarnya tingkat bunga yang sesuai dengan bentukusaha tani ini, sehingga mengarah pada perolehannya pendapatan

    bersih petani yang paling besar.

    - 5/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    6/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    Dalam pelaksanaanya, Bank harus dapat mengatur cara petaniplasma akan mencairkan kredit dan mempergunakannya untukkeperluan operasional lapangan, dan bagaimana petani akanmembayar angsuran pengembalian pokok pinjaman besertabunganya. Untuk ini, bank agar membuat perjanjian kerjasama

    dengan pihak perusahaan inti, berdasarkan kesepakatan pihakpetani/kelompok tani/koperasi. Perusahaan inti akan memotonguang hasil penjualan petani plasma/usaha kecil sejumlah yangdisepakati bersama untuk dibayarkan langsung kepada bank.Besarnya potongan disesuaikan dengan rencana angsuran yangtelah dibuat pada waktu perjanjian kredit dibuat oleh pihakpetani/Kelompok tani/koperasi. Perusahaan inti akan memotonguang hasil penjualan petani plasma/usaha kecil sejumlah yangdisepakati bersama untuk dibayarkan langsung kepada Bank.Besarnya potongan disesuaikan dengan rencana angsuran yangtelah dibuat pada waktu perjanjian kredit dibuat oleh pihak petaniplasma dengan bank.

    POLA KERJASAMA

    Kemitraan antara petani/kelompok tani/koperasi denganperusahaan mitra, dapat dibuat menurut dua pola yaitu :

    a. Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tanimengadakan perjanjian kerjasama langsung kepada PerusahaanPerkebunan/Pengolahan Eksportir.

    - 6/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    7/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    Dengan bentuk kerja sama seperti ini, pemberian kredit yangberupa KKPA kepada petani plasma dilakukan dengan kedudukanKoperasi sebagai Channeling Agent, dan pengelolaannya langsungditangani oleh Kelompok tani. Sedangkan masalah pembinaan harusbisa diberikan oleh Perusahaan Mitra.

    b. Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani, melaluikoperasinya mengadakan perjanjian yang dibuat antara Koperasi(mewakili anggotanya) dengan perusahaanperkebunan/pengolahan/eksportir.

    Dalam bentuk kerjasama seperti ini, pemberian KKPA kepada petaniplasma dilakukan dengan kedudukan koperasi sebagai ExecutingAgent. Masalah pembinaan teknis budidaya tanaman/pengelolaanusaha, apabila tidak dapat dilaksanakan oleh pihak PerusahaanMitra, akan menjadi tanggung jawab koperasi.

    PENYIAPAN PROYEK

    Untuk melihat bahwa PKT ini dikembangkan dengan sebaiknya dan

    dalam proses kegiatannya nanti memperoleh kelancaran dankeberhasilan, minimal dapat dilihat dari bagaimana PKT ini

    - 7/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    8/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    disiapkan. Kalau PKT ini akan mempergunakan KKPA untuk modalusaha plasma, perintisannya dimulai dari :

    a. Adanya petani/pengusaha kecil yang telah menjadi anggotakoperasi dan lahan pemilikannya akan dijadikan kebun/tempat

    usaha atau lahan kebun/usahanya sudah ada tetapi akanditingkatkan produktivitasnya. Petani/usaha kecil tersebut harusmenghimpun diri dalam kelompok dengan anggota sekitar 25petani/kelompok usaha. Berdasarkan persetujuan bersama, yangdidapatkan melalui pertemuan anggota kelompok, mereka bersediaatau berkeinginan untuk bekerja sama dengan perusahaanperkebunan/pengolahan/eksportir dan bersedia mengajukanpermohonan kredit (KKPA) untuk keperluan peningkatan usaha;

    b. Adanya perusahaan perkebunan/pengolahan dan eksportir,yang bersedia menjadi mitra petani/usaha kecil, dan dapatmembantu memberikan pembinaan teknik budidaya/produksiserta proses pemasarannya;

    c. Dipertemukannya kelompok tani/usaha kecil dan pengusahaperkebunan/pengolahan dan eksportir tersebut, untukmemperoleh kesepakatan di antara keduanya untuk bermitra.Prakarsa bisa dimulai dari salah satu pihak untuk mengadakanpendekatan, atau ada pihak yang akan membantu sebagaimediator, peran konsultan bisa dimanfaatkan untukmengadakan identifikasi dan menghubungkan pihak kelompoktani/usaha kecil yang potensial dengan perusahaan yangdipilih memiliki kemampuan tinggi memberikan fasilitas yang

    diperlukan oleh pihak petani/usaha kecil;d. Diperoleh dukungan untuk kemitraan yang melibatkan para

    anggotanya oleh pihak koperasi. Koperasi harus memilikikemampuan di dalam mengorganisasikan dan mengelolaadministrasi yang berkaitan dengan PKT ini. Apabilaketerampilan koperasi kurang, untuk peningkatannya dapatdiharapkan nantinya mendapat pembinaan dari perusahaanmitra. Koperasi kemudian mengadakan langkah-langkah yangberkaitan dengan formalitas PKT sesuai fungsinya. Dalamkaitannya dengan penggunaan KKPA, Koperasi harusmendapatkan persetujuan dari para anggotanya, apakah akan

    beritndak sebagai badan pelaksana (executing agent) ataubadan penyalur (channeling agent);

    e. Diperolehnya rekomendasi tentang pengembangan PKT inioleh pihak instansi pemerintah setempat yang berkaitan(Dinas Perkebunan, Dinas Koperasi, Kantor Badan Pertanahan,dan Pemda);

    f. Lahan yang akan digunakan untuk perkebunan/usaha dalamPKT ini, harus jelas statusnya kepemilikannya bahwasudah/atau akan bisa diberikan sertifikat dan buka merupakanlahan yang masih belum jelas statusnya yang benar

    ditanami/tempat usaha. Untuk itu perlu adanya kejelasan dari

    - 8/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    9/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    pihak Kantor Badan Pertanahan dan pihak DepartemenKehutanan dan Perkebunan.

    MEKANISME PROYEK

    Mekanisme Proyek Kemitraan Terpadu dapat dilihat pada skemaberikut ini :

    Bank pelaksana akan menilai kelayakan usaha sesuai denganprinsip-prinsip bank teknis. Jika proyek layak untuk dikembangkan,

    perlu dibuat suatu nota kesepakatan (Memorandum ofUnderstanding = MoU) yang mengikat hak dan kewajiban masing-masing pihak yang bermitra (inti, Plasma/Koperasi dan Bank).Sesuai dengan nota kesepakatan, atas kuasa koperasi atau plasma,kredit perbankan dapat dialihkan dari rekening koperasi/plasma kerekening inti untuk selanjutnya disalurkan ke plasma dalam bentuksarana produksi, dana pekerjaan fisik, dan lain-lain. Dengandemikian plasma tidak akan menerima uang tunai dari perbankan,tetapi yang diterima adalah sarana produksi pertanian yangpenyalurannya dapat melalui inti atau koperasi. Petani plasmamelaksanakan proses produksi. Hasil tanaman plasma dijual ke inti

    dengan harga yang telah disepakati dalam MoU. Perusahaan intiakan memotong sebagian hasil penjualan plasma untuk diserahkan

    - 9/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    10/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    kepada bank sebagai angsuran pinjaman dan sisanya dikembalikanke petani sebagai pendapatan bersih.

    PERJANJIAN KERJASAMA

    Untuk meresmikan kerja sama kemitraan ini, perlu dikukuhkandalam suatu surat perjanjian kerjasama yang dibuat danditandatangani oleh pihak-pihak yang bekerjasama berdasarkankesepakatan mereka. Dalam perjanjian kerjasama itu dicantumkankesepakatan apa yang akan menjadi kewajiban dan hak darimasing-masing pihak yang menjalin kerja sama kemitraan itu.Perjanjian tersebut memuat ketentuan yang menyangkut kewajibanpihak Mitra Perusahaan (Inti) dan petani/usaha kecil (plasma) antaralain sebagai berikut :

    1. Kewajiban Perusahaan Perkebunan/Pengolahan/Eksportir sebagaimitra (inti)

    a. Memberikan bantuan pembinaan budidaya/produksi danpenaganan hasil;

    b. Membantu petani di dalam menyiapkan kebun, pengadaansarana produksi (bibit, pupuk dan obat-obatan), penanamanserta pemeliharaan kebun/usaha;

    c. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaanpasca panen untuk mencapai mutu yang tinggi;

    d. Melakukan pembelian produksi petani plasma; dane. Membantu petani plasma dan bank di dalam masalah

    pelunasan kredit bank (KKPA) dan bunganya, serta bertindaksebagai avalis dalam rangka pemberian kredit bank untukpetani plasma.

    2. Kewajiban petani peserta sebagai plasma

    a. Menyediakan lahan pemilikannya untuk budidaya;;b. Menghimpun diri secara berkelompok dengan petani

    tetangganya yang lahan usahanya berdekatan dan sama-sama ditanami;

    c. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaanpasca-panen untuk mencapai mutu hasil yang diharapkan;

    - 10/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    11/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    d. Menggunakan sarana produksi dengan sepenuhnya sepertiyang disediakan dalam rencana pada waktu mengajukanpermintaan kredit;

    e. Menyediakan sarana produksi lainnya, sesuai rekomendasibudidaya oleh pihak Dinas Perkebunan/instansi terkait

    setempat yang tidak termasuk di dalam rencana waktumengajukan permintaan kredit;

    f. Melaksanakan pemungutan hasil (panen) dan mengadakanperawatan sesuai petunjuk Perusahaan Mitra untuk kemudianseluruh hasil panen dijual kepada Perusahaan Mitra ; dan

    g. Pada saat pernjualan hasil petani akan menerima pembayaranharga produk sesuai kesepakatan dalam perjanjian denganterlebih dahulu dipotong sejumlah kewajiban petani melunasiangsuran kredit bank dan pembayaran bunganya.

    ASPEK PEMASARAN

    PERMINTAAN HASIL RUMPUT LAUT

    Rumput laut pada waktu ini menjadi salah satu komoditas pertanianpenting yang makin banyak dibudidayakan karena permintaanterhadapnya makin meningkat. Disamping karena kandunganagarnya juga ada kandungan karagenan (Carrageenan) yang

    penggunaannya makin meluas. Rumput laut dengan kandunganbahan untuk agar terutama didapatkan dari spesies Gracilaria danGelidium, sedangkan untuk kandungan karagenan banyakdibudidayakan spesies Eucheuma, ialah Eucheuma Cottoni danEucheuma Spinosum.

    Sebagai karagenan, rumput laut kering diolah menjadi bentuktepung untuk diekspor dan sebagian untuk memenuhi kebutuhandalam negeri. Kebutuhan pasar lokal mencapai 22.000 ton pertahun (Ekon. Neraca 2 Juni 1999). Karagenan merupakan bahan

    yang unik untuk berbagai industri makanan seperti kemampuandengan konsentrasi rendah mengikat cokelat ke dalam susu cokelat.Sari karegenan juga dipergunakan untuk pembuatan "dessertgel"semacam agar untuk hidangan penutup makan. Karagenan memilikiderajat panas pencairan yang tinggi, sehingga mudah dipasarkan didaerah tropis atau di tempat yang tidak tersedia lemari pendingin(Refrigerator). Agar karagenan juga banyak dipergunakan sebagaibahan penambah (additive) pada berbagai makanan Eropa.

    Fungsi karagenan sebagai perekat pasta gigi menyaingipenggunaan sodium carboxymethylcellulose (SCMC), karena

    keunggulan kualitasnya dan penampilan karagenan dalam pastagigi. Karagenan juga sangat penting di dalam industri makanan

    - 11/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    12/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    binatang piaraan (Pet Food), penyegar udara (Air Freshener) dandalam daging hamburger sebagai subsitusi lemak. Penggunaankaragenan rumput laut akan bertambah makin luas dan makinbanyak di masa yang akan datang, sehingga permintaan terhadapproduksi rumput laut ini akan terus meningkat di masa mendatang.

    Perkembangan industri pengolahan rumput laut di Indonesia jugaterlihat makin pesat. Diantara industri agar yang ada kemudiansekarang juga memproduksi karagenan, serta adanya industri baruyang sengaja dikembangkan untuk produksi karegenan di beberapakota seperti Surabaya, Ujung Pandang, Jakarta dan Bali. Industri-industri ini menyerap produksi rumput laut yang dibudidayakan olehpara nelayan di berbagai perairan pantai/kepulauan melalui paraperantara yang berfungsi sebagai pengumput. Untuk mendapatkanrumput laut yang berkualitas bagi produksi karagenan, sekarang inimulai berkembang langkah-langkah pendekatan yang dilakukanoleh para pengusaha pengolahan rumput laut, untuk memberikanpembinaan fasilitas budidaya dan melakukan pembelian produksirumput laut dari petani/nelayan yang bersangkutan.

    Pada tahun 1994 sudah ada sebanyak 11 pabrik agar yang tersebardi Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Setiap pabrik memperkerjakansekitar 70 orang dengan kapasitas produksi antara 100 s/d 180 tonper tahun (Tabel 1)

    Tabel 1.Jumlah dan Keadaan Pabrik Pengolahan Rumput Laut di Indonesia

    (1994)

    LokasiJumlahPabrik

    JumlahPekerja

    ProdukAgar

    (ton/tahun)

    KapasitasProduksi(ton/tahu

    n)

    KeperluanBahan

    Mentah(ton/tahun)

    Jawa 9 630 800 900 6,000

    Sumatra 1 70 60 180 450Sulawesi 1 70 120 120 728

    Total 11 770 980 1,200 7,170

    Source : ADP Working Paper No 4 Agribusiness Development Project,Jakarta 1994.

    KONSUMSI RUMPUT LAUT

    - 12/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    13/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    Kebutuhan rumput laut di dalam negeri terutama untuk pabrik agar-agar jelly food dan biskuit. Kebutuhan produk rumput laut olahanuntuk keperluan industri makanan ini semua banyak dipenuhi dariimpor, dan sekarang sebagian menggunakan hasil olahan rumputlaut dari dalam negeri sendiri. Begitu besar dan terus meningkatnya

    kebutuhan ini di dalam negeri, bisa ditunjukkan dari adanya trendimpor yang terus meningkat dalam 3 tahun terakhir ini (HarianEkonomi Neraca, 2 Juni 1999). Jika pada 1996 impor komoditisrumput laut olahan in baru mencapai 30,9 ton, maka pada pada1997 telah naik menjadi 131 ton. Sedangkan dalam tujuh bulanpertama tahun 1998 impor ini telah mencapai 434 ton dengan nilaiUS $ 491.000.

    PERKEMBANGAN EKSPOR RUMPUT LAUT

    Data mengenai ekspor rumput laut dari Indonesia yang tercatatpada Biro Pusat Statistik menunjukkan keadaan semenjak tahun1990 seperti pada tabel 2. Terlihat bahwa permintaan luar negeri,terhadap rumput laut Indonesia pada tahun 1990 sebesar 10.779ton dengan total nilai (FOB) US $ 7,16 juta yang terus meningkathingga pernah mencapai 28.104 ton pada tahun 1995 dengan totalnilai (FOB) US $ 21,30 juta. Jumlah ekspor ini tercatat turun kembalipada tahun 1996 dan berikutnya yang mungkin diakibatkan adanyaperubahan pola perdagangan rumput laut di Indonesia dimana

    rumput laut kemudian diolah dan diekspor dalam bentuk tepungkaragenan. Ekspor karagenan pada waktu ini menurut sejumlahprodusen di Indonesia akan dapat terus meningkat mengingatmakin, meluasnya kegunaan dan permintaan dana.

    Tabel 2.Perkembangan Total dan Nilai Ekspor Rumput Laut

    Tahun Total Ekspor(Kg)

    Nilai(FOB US$)

    1990 10,779,204 7,162,6101991 10,772,486 5,288,124

    1992 11,331,261 4,927,382

    1993 16,132,086 8,092,333

    1994 16,818,820 8,177,952

    1995 28,104,654 21,307,593

    1996 17,526,321 13,431,278

    1997 11,494,432 6,907,405

    1998 4,425,798 2,911,996

    Source: Statiktik Perdagangan Luar Negeri Indonesia, Ekspor, Biro Pusat StatistikDikumpulkan dari Buku Tahun 1990-1998

    - 13/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    14/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    Luas permintaan luar negeri terhadap rumput laut Indonesia ini bisadilihat pada Tabel 3 yang menjangkau berbagai negara dariKawasan Asia, Eropa, Amerika Utara sampai wilayah Amerika Latin.Ekspor terbesar ditujukan ke Denmark, Hongkong, Amerika Serikatdan Filipina.

    Tabel 3.Ekspor Rumput Laut 1997 Menurut Negara Tujuan

    Negara Tujuan Total Ekspor(Kg) Nilai (FOB US$)

    Japan 384,416 1,020,696

    Hong Kong 2,548,466 1,407,048

    Korea 43,150 174,325

    Taiwan 210,170 141,445

    China 135,400 11,740Philippines 1,073,880 305,926

    Pakistan 50,240 27,194

    USA 2,207,482 1,113,651

    Argentina 20,000 96,400

    Brazil 190,000 85,500

    United Kingdom 38,000 125,400

    Netherlands 41,890 29,323

    France 470,510 214,557

    Switzerland 40,000 4,000Denmark 3,113,310 1,760,658

    Sweden 103,010 75,155

    Spain 723,800 314,387

    Source: Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Ekspor, BPS 1997

    PEMASARAN HASIL BUDIDAYA RUMPUT LAUT

    Hasil panen budidaya oleh para petani/nelayan, dijual dalam bentuk

    rumput laut kering, setelah dijemur selama 3 sampai 4 hari. RumputLaut Kering dimasukkan ke dalam karung-karung plastik untuk dijualkepada para pedagang pengumpul atau kepada Koperasi yangkemudian menjualnya kepada pengusaha/pabrik pengolahanrumput laut di beberapa kota.

    Para pengumpul membeli rumput laut kering dari nelayan denganharga sekitar Rp. 3.500 - Rp. 5.000 per kilogram, tergantung padajenis rumput laut ataupun jarak lokasi budidaya ke perusahaanpengelola. Pemasaran seperti ini bagi petani nelayan memang tidakbisa menentu dari segi harga tergantung pada sikap para

    pengumpul. Melalui penjualan kepada Koperasi, sebenarnya akanbisa diatur lebih menguntung bagi para petani nelayan, akan tetapi

    - 14/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    15/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    masih juga tergantung bagaimana peran yang dilakukan olehManager Koperasi. Dalam model kelayakan ini harga jual rumputlaut kering diperhitungkan Rp. 4.000 per kg.

    Karena pada umumnya para petani nelayan memulai usaha

    budidaya rumput laut ini kekurangan modal, dalam prakteknya parapetani nelayan ini banyak kemudian yang terikat kepada pedagangpengumpul yang bersedia memberikan modal dan keperluankeluarga sehari-hari sebelum panen. Hal ini bisa berakibat menjadilemahnya posisi tawar bagi para petani nelayan, yang bisamerugikannya.

    Melalui Pola Kemitraan Terpadu, pemasaran produksi rumput lautnelayan dilakukan dengan langsung menjualnya kepada perusahaanmitra melalui Koperasi para petani/nelayan . Harga beli rumput lautini oleh Perusahaan Mitra bisa ditetapkan sesuai dengan harga yangterbesar memberi keuntungan bagi para petani/nelayan menurutkesepakatan dengan ketentuan apabila harga jual rumput laut yangterjadi di pasar setempat lebih tinggi, akan menggunakan hargatersebut.

    ASPEK PRODUKSI

    KESESUAIAN LINGKUNGAN/LOKASI

    Rumput laut termasuk jenis ganggang pada umumnya ganggangdapat diklasifikasikan menjadi kelas yaitu : ganggang hijau(chloropheceae), ganggang hijau biru (cyanophyceae), ganggangcoklat (pheaceophyceae) dan ganggang merah (rhodophyceae).Ganggang hijau dan ganggang hijau biru banyak hidup danberkembang biak di air tawar, sedangkan ganggang coklat dan

    - 15/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    16/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    ganggang merah memiliki habitat laut yang biasanya lebih dikenaldengan rumput laut.

    Ganggang cokelat lebih dikenal sebagai rumput karang ataurockweed, sering dimanfaatkan untuk industri alginat, sedangkan

    ganggang merah merupakan sumber bahan baku bagi industri agar-agar, carragenan dan fulcellaran serta produk-produk lainnya.Rumput laut atau seaweed merupakan bagian terbesar dari rumputlaut yang tumbuh melekat erat pada substrat pada yang terdapat dilautan seperti batu-batuan, karang dan bangkai kulit karang.

    Dalam pertumbuhannya rumput laut memerlukan cahaya matahariuntuk proses photosynthesa, karena itu meskipun hidupnya dibawah permukaan laut tetapi tidak dapat terlalu dalam. Padaumumnya rumput laut terdapat di sekitar pantai dalam jumlah danjenis beragam, namun hanya beberapa jenis saja yang dapatdimakan karena alasan rasa. Agar tidak rancu mengenai rumputlaut, rumput laut yang dimaksud dalam MK.PKT ini adalahphaecophcease dan rhodophycease. Walaupun sebenarnya adapuluhan jenis rumput yang tumbuh di perairan Indonesia. Adabeberapa jenis yang sudah dikenal atau diperdagangkan di luarmaupun dalam negeri, baik yang tumbuh secara alamiah maupunyang telah dibudidayakan, diantaranya adalah jenis eucheuma,glacilaria dan geldrium dengan beberapa speciesnya.

    Dari ketiga jenis tersebut eucheuma sp yang sering

    diperdagangkan, karena di samping arealnya cocok untuk budidaya,juga pasarnya sudah ada. Jenis eucheuma sp ini dengan kodeCCCN ; 14.85.200 mengandung biota karagenan yang banyakdibutuhkan untuk bahan baku industri. Untuk membudidayakanrumput jenis Eucheuma sp perlu diperhatikan faktor-faktor teknisdan non teknis antara lain :

    Dalam rangka pengembangan wilayah dan budidaya rumput laut,selain harus dipertimbangkan kelayakan lokasi, juga perludiperhatikan daya dukung lahan, tata ruang dan aktifitas ekonomilainnya. Kelayakan lokasi meliputi :

    Bebas dari pengaruh angin topan dan ombak yang kuat. Mempunyai gerakan air (arus) yang cukup (20-30 cm/detik) Dasar peraiaran agak keras yang terdiri dari pasir dan karang

    serta bebas dari lumpur Masih digenangi air pada waktu surut dengan kedalaman

    antara 30 - 60 cm Kejernihan air tidak kurang dari 5 cm Suhu air (20 - 28oC) dengan fluktuasi harian maksimum 4oC. Kisaran kadar garam 28 - 34

    PH air antara 7 - 9 Mengandung cukup makan berupa makro dan mikro nutrien

    - 16/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    17/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    Bebas dari bahan pencemaran Bebas dari ikan dan hewan air yang bersifat herbivora Mudah dijangkau untuk kelancaran proses produksi sampai

    kepada pemasaran hasil. Sumber tenaga kerja cukup. Bahan pendukung murah dan mudah diperoleh (bambu, benih

    dan lain-lain)

    Temperatur dan Sanitasi

    Rata-rata temperatur air laut sebaiknya berkisar antara 27 - 30oCjika terjadi kenaikan temperatur yang tinggi akan terjadi adanyauliment dan meliputi epiphyt, sehingga tanaman akan rontok.Sedangkan sanitasi air sangat tergantung pada faktor penguapan,serta ada tidaknya sumber air tawar. Untuk menghindari sanitasiyang tajam sebaiknya lokasi tanaman jauh dari muara sungai untukmenghindari endapan lumpur.

    Dari semua faktor yang disebutkan diatas, perlu diperhitungkanpula ada tidaknya pencemaran air laut seperti : genangan minyak,limbah pabrik, bahan peledak atau bahan kimia untuk penangkapanikan.

    Gerakan Air

    Kesuburan lokasi tanaman sangat ditentukan oleh adanya gerakan

    air yang berupa arus ombak. Karena gerakan air merupakan alatpengangkut zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhantanaman. Arus atau ombak merupakan alat yang baik bagi massaair sehingga menjadi homogen. Massa air yang homogen akanmenghindari perbedaan yang tajam pada kelarutan oksigen,temperatur, salinitas dan lain-lain. Disamping itu gerakan air jugamerupakan alat pembersih terhadap sediment dan epiphyt yangmenumpuk pada tanaman.

    Ombak yang terlalu besar lebih merusak tanaman akan tetapidiperlukan juga sebagai alat pengaduk yang baik bagi massa air. Di

    samping itu ombak sebagai alat penangkap udara, sehinggamemperkaya larutan oksigen ke dalam massa air. Untuk itu dalambudidaya rumput laut harus mengambil areal/lokasi yang terbukaterhadap ombak dan mempunyai terumbu karang yang menonjolsebagai tanggul ombak di bagian luar, sehingga lokasi tanamanhanya terkena pecahan ombak/lidah ombak saja, dengan kecepatanarus antara 20 s/d 40 cm per detik.

    Faktor Non Teknis

    Di dalam melakukan budidaya rumput laut faktor non teknis jugasangat menunjang keberhasilan seperti halnya, sosial ekonomi

    - 17/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    18/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    masyarakat setempat, sarana dan prasarana transportasi dankomunikasi. Lokasi di mana terdapat petani nelayan yang hidup dibawah garis kemiskinan, kondisi ini sangat mendukungpembudidayaan rumput laut karena dapat memberikan lapangankerja dengan tidak mengurangi persyaratan teknis budidaya rumput

    laut.

    PENGADAAN DAN PEMILIHAN BIBIT

    Penyediaan benih Eucheuma sp relatif mudah, karena tersebar disepanjang perairan pantai dan dapat diperbanyak secara generatifdan vegatif.

    Di dalam usaha budidaya bibit yang baik merupakan suatupersyaratan yang harus dipenuhi, karena akan menyangkut segipemasaran dan kelangsungan usaha budidaya itu sendiri, sehinggatidak akan merugikan petani/nelayan karena kandungan biotaCarragenan yang rendah diperlukan persyaratan bibit sebagaiberikut :

    Mempunyai angka pertumbuhan harian baik, yangmenyangkut masa panen produksi yang menguntungkan.

    Keadaan biologi yang baik sehingga mempunyai kadarkandungan yang karagenan yang tinggi yang nantinya akan

    merupakan jaminan pemasaran yang baik.

    Ciri bibit yang baik :1. Bibit tanaman harus muda2. Bersih dan3. Segar.

    Pengadaan bibit dapat dilakukan dengan memanfaatkan sifat-sifatreproduksi vegetatif dan generatif. Untuk mendapatkan bibit yangbaik maka perlu dilakukan

    Bibit hendaknya dipilih dan diambil dari stek ujung tanamanrumput laut yang unggul yang masih muda, segar dan berasaldari tanaman rumput laut yang sudah dibudidayakan.

    Ciri-ciri jenis unggul bercabang banyak warna sesuai jenisnyadan pertumbuhannya cepat.

    Untuk metode lepas dasar, luas tiap petak rakit budidaya 100 m2

    memerlukan bibit 240 kg.

    - 18/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    19/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    PENANAMAN

    Metode PenanamanUntuk penanaman rumput laut dikenal adanya beberapa metoda

    1. Metoda Dasar

    Pada metoda ini bibit diikatkan pada batu-batu karang yangkemudian disebarkan pada dasar perairan.Cara ini sesuai untukdasar perairan yang rata dan tidak ditumbuhi karang dan tidakberpasir. Cara ini mudah, sederhana dan tidak memerlukan saranabudidaya yang besar.

    Metoda ini jarang sekali digunakan karena belum diyakinikeberhasilannya. Hal ini mengingat persyaratan yang diperlukanadalah areal yang terbuka terhadap ombak dan arus dimanaterdapat potongan-potongan batu karang yang kedudukannyasebagai substrant yang kokoh dan tidak terbawa oleh arus.

    Disamping kesulitan mencari areal penanaman, metode ini

    mempunyai kelemahan antara lain : banyak bibit yang hilangterbawa ombak, tidak bisa dilaksanakan di perairan yang berpasir,banyak mendapat gangguan/serangan dari bulubabi, danproduksinya rendah.

    2. Metoda Rakit Apung

    Penanaman dengan metoda rakit ini menggunakan rakit apungyang terbuat dari bambu berukuran antara (2,5 x 2,5 ) meterpersegi sampai (7 x 7) meter persegi tergantung pada kesediaanbahan bambu yang dipergunakan. Dalam PKT ini digunakan ukuran

    7 x 7 meter persegi. Untuk penahanan supaya rakit tidak hanyutterbawa arus, digunakan jangkar sebagai penahanan atau diikatpata patok kayu yang ditancapkan di dasar laut . Pemasangan talidan patok harus memperhitungkan faktor ombak, arus dan pasangsurut air. Metoda rakit cocok untuk lokasi dengan kedalaman 60 cm.Bahan-bahan yang diperlukan adalah bibit tanaman, potonganbambu berdiameter 10 cm. Potongan kayu penyiku berdiameter 5cm, tali rafia, tali ris berdiameter 4 mm dan 12 cm, serta jangkardari besi, bongkah batu atau adukan semen pasir. Adapun tahap-tahap penanamannya adalah sebagai berikut :

    - 19/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    20/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    Potongan kayu dan bambu dirangkai dan diberi jangkarpemberat dengan bantuan tali 12 mm.

    Thallus dengan berat masing-masing 100 gram diikatkan padatali ris dengan menggunakan tali rafia yang berjarak antara 20- 25 cm

    Jarak antara ris 50 cm sedangkan panjang ris sangatbergantung dari panjangnya rakit apung yang digunakandalam budidaya.

    Tali ris yang sudah berisi tanaman diikatkan pada rakit

    Dalam PKT ini setiap rakit apung berukuran 7 x 7 meter akanditanami 500 titik tanam rumput laut atau setiap kelompok tani 5orang dengan 250 rakit (dengan luas total sekitar 1,25 Ha) akanmempunyai titik tanam sebanyak 125.000 titik tanam.

    3. Metoda lepas dasar atau tali gantung

    Pada penanaman dengan metoda lepas dasar, tali ris yang telahberisi ikatan tanaman direntangkan pada tali ris utama. Pengikatantali ris pada tali ris utama sedemikian rupa sehingga muda dibukkembali. Tali ris utama yang terbuat dari bahan polyetilenberdiameter 8 mm direntangkan pada patok. Jarak tiap tali ris padatali ris utama 20 cm. Patok terbuat dari kayu berdiameter 5 cmsepanjang 2 m dan runcing pada salah satu ujungnya. Untukmenancapkan patok di dasar perairan diperlukan linggis atau palubesi.

    Jarak tiap patok untuk merentangkan tali ris utama 2, 5 m. Dengandemikian pada retakan budidaya dengan metoda lepas dasar seluassatu are (100 m2) dibutuhkan 55 batang patok, 60 m tali ris utamadan 600 m tali ris dan 1 kg tali rafia. Untuk 1 unit budidaya rumputlaut sistem lepas dasar ukuran 10 x 10 m 2 diperlukan bibitsebanyak 240 kg (Seri Pengembangan Hasil Penelitian Pertanian No141P/KAN/PT 13/1990. Petunjuk Teknis Budidaya Rumput Laut)

    Sama dengan metoda rakit apung, metoda ini cocok untuk perairandengan kedalaman kurang 1,5 meter dan dasarnya terdiri dari pasir

    atau pasir berlumpur.

    Tahap Penanaman adalah sebagai berikut :

    Tali ris dibentangkan berjajar pada pada dua rentang tali ris utamayang diikat masing-masing pada 2 patok yang berupa bambu yangtancap pada dasar laut, sehingga membentuk kerangka beberapasegi empat hamparan lahan penanaman rumput laut. Jarak antaratali ris sekitar 20 cm dan jarak antara titik tanam dalam tali rissekitar 30 cm. Kerangka tanam seperti ini, diperhitungkan untuk

    setiap ha akan ada 99.000 titik tanam, atau untuk perhitungan 1

    - 20/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    21/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    kelompok tani/nelayan dengan 125.000 titik tanam, memerlukanluasan lahan perairan sekitra 1, 3 ha.

    Bagan tali gantung 1 Tiang pancang (patok) 2. Tali ris utama, 3. Taliris dan 4. Titik tanam thallus

    Kerangka penanaman rumput laut ini diletakkan berada sekitar 30

    -40 cm dibawah permukaan laut, menggantung pada patok yangberdiri tertancap pada dasar laut. Tali ris dipenuhi dengan beberapapotong thallus masing-masing seberat 100 gram yang merupakanbibit rumput laut. Potongan thallus diikat dengan tali rafia berjarak30 cm.

    PEMELIHARAAN

    Memelihara rumput laut berarti mengawasi terus meneruskonstruksi sarana budidaya dan tanamannya. Apabila adakerusakan patok, jangkar, tali ris dan tali ris utama yang disebabkanombak yang besar, harus segera diperbaiki. Pemeliharaan dilakukanbaik pada ombak besar maupun pada aliran laut tenang. Kotoranatau debu air yang melekat pada tanaman harus selalu dibersihkan.Kotoran yang melekat dapat menganggu proses metabolismesehingga pertumbuhan tanaman menurun. Beberapa tumbuhanpenempel yang merusak, seperti ulva, hypnea, chaetomorpha, danenteromorpha dikumpulkan dan dibuang ke darat.

    Beberapa jenis hewan herbivora pemangsa tanaman rumput lautadalah bulu babi, ikan dan penyu. Serangan bulu babi dapat diatasi

    - 21/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    22/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    dengan cara diusir dari lokasi budidaya. Lumut juga perlu biasanyadipasang jaring di sekeliling lokasi budidaya. Lumut juga perludisingkirkan karena menghalangi sinar matahari yang masuksehingga pertumbuhan akan terhambat.

    Pemupukan tidak ada, untuk eucheuma sp yang ditanam di perairanpantai. Kecuali untuk budidaya rumput laut jenis gracilaria yangditanam di tambak perlu diberikan pemupukan. Untuk gracilariayang ditanam di tambak pemupukan di berikan secara teratur 15hari sekali, yaitu sesaat setelah penggantian air. Pupuk yangdigunakan adalah campuran urea, TSP dan ZA denganperbandingan 1 : 1 : 1 sebanyak 20 kg/ha atau denganperbandingan 2 : 1 : 1 sebanyak 100 kg/ha. Penggantian air tambaksebanyak 60% dilakukan setiap 15 hari sekali wakbu bulan baru danbulan purnama.

    PANEN

    Tanaman dapat dipanen setelah mencapai umur 6 - 8 minggusetelah tanam dengan berat tanaman per ikatan 800 gram. Caramemanen rumput laut pada air pasang adalah dengan mengangkatseluruh tanaman ke darat kemudian tali rafia pengikat dipotong.Sedangkan pada saat air surut dapat dilakukan langsung di arealtanaman.

    Dengan menggunakan rakit satu persatu ikatan tanaman dipanen.Dan dibawa ke darat dengan rakit. Panen yang dilakukan pada saatusia tanaman 1 bulan, perbandingan antara berat basah dan keringberkisar 8 : 1, sedangkan bila tanaman berumur 2 bulanperbandingan berat basah dengan berat kering adalah 6 : 1.Peralatan dan tenaga yang harus dipersiapkan untuk panen adalah :

    Tenaga kerja Keranjang rotan berukuran sedang tempat hasil rumput laut. Perahu (untuk mengangkut hasil panen) Pisau untuk menolong tali pengikat (tali rafia) Timbangan Lokasi tempat penjemuran Karung tempat rumput laut kering dan tali pengikatnya Ruang tempat penyimpanan rumput laut kering.

    Persiapan alat-alat tersebut untuk menjaga kelancaran pemanenandan menjaga kualitas mutu hasil produksi. Dari satu unit usaha (100m2 ) dengan metode lepas dasar dan metoda rakit diperoleh hasilpanen kering masing-masing 100 kg dan 120 - 150 kg setiap panen.

    Dalam analisa finansial yang dibuat untuk Model Kelayakan PKT ini,

    - 22/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    23/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    produksi rumput laut didasarkan pada penggunaan metoda rakitapung yang dilakukan kelompok tani terdiri dari 5 orang dengansebanyak 250 rakit, masing-masing dengan 500 titik tanam.Rumput laut dipanen pada umur 45 hari setelah tanam denganmemberikan waktu untuk mempersiapkan tanam setiap tahunnya

    dapat diadakan 6 kali panen. Setiap titik tanam akan menghasilkan0,8 kg rumput laut basah. Dengan demikian setiap kelompokpetani/nelayan akan mengahasilkan 125.000 titik tanam x 0,8 kg =100.000 kg rumput basah. Bila dalam satu tahun dilakukan 6 kalipanen, maka setiap kelompok akan menghasilkan 6 x 100.000 kg =600.000 kg rumput laut basah per tahun.

    PASCA PANEN DAN MUTU RUMPUT LAUT

    Penanganan pasca panen rumput laut oleh petani hanya sampaipada tingkat pengeringan. Rumput laut kering ini merupakan bahanbaku bagi industri rumput laut olahan selanjutnya. Pengolahanrumput laut akan menghasilkan agar, karagenan atau algintergantung kandungan yang terdapat di dalam rumput laut.Pengolahan ini kebanyakan dilakukan oleh pabrik walaupunsebenarnya dapat juga oleh petani

    Langkah-langkah Pengolahan menjadi Bahan Baku atau rumput lautkering adalah sebagai berikut :

    1. Rumput laut dibersihkan dari kotoran, seperti pasir, batu-batuan, kemudian dipisahkan dari jenis yang satu denganyang lain.

    2. Setelah bersih rumput laut dijemur sampai kering. Bila cuacacukup baik penjemuran hanya membutuhkan 3 hari. Agarhasilnya berkualitas tinggi, rumput laut dijemur di atas para-para di lokasi yang tidak berdebu dan tidak boleh bertumpuk.Rumput laut yang telah kering ditandai dengan telahkeluarnya garam.

    3. Pencucian dilakukan setelah rumput laut kering. Sebagai

    bahan baku agar rumput laut kering dicuci dengan air tawar,sedangkan untuk bahan baku karagenan dicuci dengan airlaut. Setelah bersih rumput laut dikeringkan lagi kira-kira 1hari. Kadar air yang diharapkan setelah pengeringan sekitar28%.Bila dalam proses pengeringan hujan turun, makarumput laut dapat disimpan pada rak-rak tetapi diusahakandiatur sedemikian rupa sehingga tidak saling tindih. Untukrumput laut yang diambil karagenannya tidak boleh terkenaair tawar, karena air tawar dapat melarutkan karaginan.

    4. Rumput laut kering setelah pengeringan kedua, kemudian

    diayak untuk menghilangkan kotoran yang masih tertinggal.

    - 23/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    24/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    Dalam model kelayakan PKT ini bila diperkirakan rendemen sampaikering asalan 10 % dengan kandungan air 30%, maka setiapkelompok petani/nelayan akan memproduksi 60.000 kg rumput lautkering per tahun

    Pengepakan dan Penyimpanan

    Rumput laut yang telah kering dan bersih dimasukkan dalam karunggoni atau karung plastik. Bisa dipadatkan ataupun tidak dipadatkan.Bila dipadatkan hanya berisi 60 kg. Rumput laut yang akan diekspor di bagian luar karungnya dituliskan nama jenis barang, namakode perusahaan, nomor karung, berat bersih dan hasil Indonesiadengan jelas. Pemberian nama tersebut untuk memudahkan dalampengiriman.

    Mutu Rumput Laut Kering

    Petani rumput laut menjual hasil produksinya dalam bentuk rumputlaut kreing. Agar harga jual rumput laut tersebut tinggi makarumput laut harus memenuhi standar mutu rumput laut keringuntuk jenis eucheuma gelidium. Gracilaria, dan hypnear sepertipada Tabel 4.

    Tabel 4.Mutu Standar Untuk Rumput Laut Kering Untuk beberapa Jenis

    Rumput LautSyarat

    Kandungan

    Jenis Rumput Laut

    Eucheuma Gelidium Gracilaria Hypnea

    Kadar AirMaksimal (%)

    32 15 25 30

    Benda AsingMaksimal *)%

    5 5 5 5

    BauSpesifik

    rumput lautSpesifik

    rumput lautSpesifik

    rumput lautSpesifik

    rumput laut

    *) Benda asing berupa garam, pasir, karang, kayu dan jenis lain.

    ASPEK KEUANGAN

    ASUMSI

    Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan analisiskelayakan investasi untuk aspek keuangan ini adalah sebagaiberikut :

    - 24/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    25/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    1. Proyek budidaya rumput laut 250 rakit apung dengan ukuran7 x 7 meter diusahakan secara kelompok oleh 5 orang petaninelayan plasma.

    2. Setiap rakit apung terdapat 500 titik tanaman rumput lautatau 125.000 titik tanaman untuk 250 rakit apung.

    3. Dengan masa produksi selama pemeliharaan 45 hari, setiaptitik menghasilkan 0,8 kg rumput laut basah atau totalproduksi selama 1 periode adalah 100.000 kg.

    4. Frekuensi produksi dalam satu tahun sebanyak 6 kali5. Produksi dalam satu tahun (6 x 100.000 kg) atau 600.000 kg

    rumput laut basah.6. Rendemen sampai dengan kering asalan 10 persen atau

    diperoleh 60.000 kg rumput laut kering (kadar air 30%) dalamsatu tahun.

    7. Harga jual rumput laut kering Rp. 4.000 per kg ditingkatpetani/nelayan.

    8. Total biaya investasi Rp. 72.875.000 dan biaya tenaga kerjaRp. 67.800.000 per tahun ditambah biaya perahu Rp.7.500.000

    9. Jumlah pinjaman yang diperlukan per kelompok Rp.50.000.000 atau 10.000.000 per petani/nelayan.

    10. Skim kredit yang digunakan adalah kredit bank, dalamanalisis ini dipergunakan hitungan dengan tingkat bungasebesar 21% per tahun.

    11. Masa pengembalian pinjaman 9 bulan dan tidak adagrace period.

    KEBUTUHAN BIAYA PROYEK

    - 25/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    26/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    Kebutuhan biaya proyek terdiri atas biaya investasi dan biayatenaga kerja. Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan untukpengadaan sarana produksi terdiri atas : Pengadaan bambu, talinilol, tali rafia, tali jangkar, jangkar, bibit, tempat dan alatpenjemuran dan pondok tunggu.

    Biaya tenaga kerja dapat dirinci atas : biaya pembuatan rakit,pengikatan bibit, merajut tali gantungan, memasang setting di laut,pemeliharaan tanaman, pembuatan jemuran, biaya operasi perahu,biaya panenan dan pasca panen.

    Rincian biaya proyek diuraikan sebagai berikut

    a. Biaya Investasi

    Periode 1.

    - Rakit Apung Rp. 25.625.000

    - Bibit (E.Cotton)

    Rp. 12.500.000

    - Tempat danalat penjemuran

    Rp 4.500.000

    - SampahPerahu ketinting

    Rp. 3.500.000

    - Rumah tunggu Rp. 3.000.000

    Jumlah investasiperiode1

    Rp 49.125.000

    Periode 2 Rp. 0

    Periode 3

    Rakit Apung Rp. 11.875.000

    Periode 4 Rp 0

    Periode 5 Rp. 0

    Periode 6

    Rakit Apung Rp. 11.875.000

    Total investasi Rp. 72.875.000

    Pada periode ketiga dan keenam dilakukan penggantian bambu dantali rafia untuk rakit apung, sedangkan tali ris dan jangkar masihdapat digunakan sampai satu tahun operasi (6 periode). Dengandilakukan penggantian bambu dan tali rafia pada rakit apung, makabiaya tenaga kerja pada periode ketiga dan keenam pun mengalamipeningkatan, yang masing-masing periode sebesar Rp. 4. 875.000

    - 26/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    27/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    b. Biaya Tenaga Kerja

    - Periode 1

    Rp.

    13.987.500

    - Periode 2Rp

    13.687.500

    - Periode 3 Rp 8.812.500

    - Periode 4Rp.

    8.812.500

    - Periode 5Rp.

    13.687.500

    - Periode 6Rp.

    8.812.500Total BiayaTenaga kerja

    Rp.67.800.000.

    c. Biaya Operasi Perahu :

    - Periode 1Rp.

    1.125.000

    - Periode 2 Rp1.125.000

    - Periode 3Rp

    1.125.000

    - Periode 4Rp.

    1.125.000

    - Periode 5Rp.

    1.125.000

    - Periode 6Rp.

    1.125.000

    Total Biaya OperasiPerahu

    Rp.7.500.000

    Total biaya Proyekper tahun

    Rp.148.175.0

    00

    Kebutuhan biayaproyek selama periodepertama adalah

    - Biaya Investasi

    Rp.

    49.125.000

    - 27/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    28/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    - Biaya tenaga kerjaRp.

    13.987.500

    TotalRp.

    64.362.500

    SUMBER DANA

    Sumber dana untuk membiayai proyek budidaya rumput laut inidiperhitungkan berasal dari kredit perbankan dan modal sendiriyang dikumpulkan dari kelompok petani nelayan. Kebutuhan modalawal sebesar Rp. 64.362.500 dapat diperkirakan terdiri dari kreditRp. 50.000.000 dan sisanya Rp 14. 362.500 dari sumber modalsendiri.

    KELAYAKAN FINANSIAL

    Analisis kelayakan finansial adalah pendekatan untuk mengetahuiapakah suatu proyek layak atau tidak dilaksanakan. Pendekatanyang digunakan dalam analisan ini terdiri dari Proyek Cash Flow,Proyek Rugi/laba, Net Present Value, Internal Rate of Return (IRR)dan Pay Back Period.

    a. Proyeksi Arus Kas

    Proyeksi arus kas (cash flow) merupakan perhitungan jumlah danayang masuk dan keluar selama umur proyek. Arus kas masukproyek adalah kredit dan hasil penjualan rumput laut kering.

    Total cash inflow tahun 0 sama dengan total cash out flow sehinggadiperoleh net cash flow nol. Pada tahun 1 s.d. tahun 4 diperoleh netcash flow positif/surplus berturut-turut sebesar Rp. 64.276.919, Rp78.051. 250, Rp 78.051.250 dan Rp 78.051.250. Kredit dapat

    dilunasi dalam satu tahun pertama produksi.

    b. Proyeksi Rugi/ Laba

    Proyeksi rugi/laba dihitung dari selisih penerimaan penjualan dantotal biaya (biaya produksi, penyusutan, bunga dan pajak). Proyekini mampu menghasilkan laba setiap tahunnya. Profit margin padatahun 1 sebesar 33,13% dan tahun-tahun berikutnya 32,52% pertahun. Break even point tahun pertama dapat dicapai pada produksi33,186 kg dan tahun-tahun berikutnya 31.566 kg.

    c. NPV, IRR, Dan PAY PERIOD

    - 28/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    29/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    Net Present Value (NPV) dihitung berdasarkan selisih antara nilaisekarang penerimaan yang akan diterima dari hasil penjualanproduksi rumput laut dikurangi dengan nilai sekarang atas biayayang akan dikeluarkan selama umur proyek termasuk pembayaranpajak. Nilai NPV proyek ini dengan menggunakan tingkat bunga i =

    21% selama umur proyek (4 tahun adalah Rp. 186.894.685)

    Internal Rate of Return (IRR) yang merupakan besarnya tingkatpenerimaan kembali dari usaha rumput laut atas biaya masukan,yang diperhitungkan sebagai tingkat bunga yang mempersamakannilai sekarang penerimaan dengan nilai sekarang total biaya yangdikeluarkan selama umur proyek (nilai sekarang netto sama dengannol), menunjukkan tingkat yang relatif cukup besar (IRR=183,9%).Pay back period dengan memperhitungkan tingkat bunga 21% akandicapai dalam waktu 9 bulan.

    ASPEK SOSIAL EKONOMI

    Pelaksanaan PKT Budidaya Rumput Laut akan memberikan peluangusaha bagi para petani/nelayan kecil yang berminat memanfaatkanlahan perairan laut untuk berusaha tani rumput laut. Pola budidayarumput laut yang dirumuskan dalam Model Kelayakan (MK-PKT) inididesain agar petani/nelayan tersebut mampu menggantungkansebagian besar dari sumber pendapatan keluarga semata-mata darihasil panen dan penjualan hasil rumput lautnya.

    Cakupan Sasaran Pelaksanaannya

    Sehubungan dengan itu, maka MK-PKT ini dapat dilaksanakandengan sasaran dan cakupan pelaksanaan budidaya rumput lautpada daerah perairan laut yang secara alami sudah terdapattanaman rumput laut, dengan perairan laut yang dangkal dan jernihdengan dasar berpasir dan/atau bercampur dengan pecahan-pecahan karang. Perairan laut Indonesia dengan garis pantai sekitar81.000 km memberikan potensi yang besar untuk pengembanganbudidaya rumput laut. Daerah budidaya yang sudah banyakdilakukan pada waktu ini, tersebar mulai dari perairan di KepulauanMaluku Utara, Propinsi Sulawesi Utara, Propinsi Nusa TenggaraBarat sampai ke daerah Lampung.

    Penciptaan dan Pemeliharaan Lapangan Kerja

    - 29/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    30/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    Pelaksanaan PKT ini akan menciptakan lapangan kerja bagi paranelayan dan penduduk pedesaan yang berada di sepanjang pantai,dan memberi kesempatan bagi para tenaga kerja terampil, tenagakerja ahli dan tenaga kerja tetap (tenaga kerja kasar), baik yangterkait dengan semua aspek di sisi hulu sub sektor produksi rumput

    laut yang dirumuskan dalam PKT ini (disektor penyediaan saprodi,bibit, peralatan dan lain-lain), operasional proyek serta padasubsektor ekonomi yang berada disisi hilir subsektor budidayarumput laut.

    Peningkatan Ekspor Non Migas

    Pengembangan dan perluasan budidaya rumput laut dengankeberhasilan peningkatan produksi rumput laut dalam negerisebagai salah satu sasaran MK-PKT ini akan mendorong peningkatanekspor dan membantu pemerintah dalam upaya meningkatkanperolehan devisa dari sub sektor perikanan.

    Menumbuhkan Industri Hilir

    Pada tahapan di mana rumput laut dapat disediakan secaraberkesinambungan dan pada lokasi pertanaman yang relatifmenyebar, akan mendorong pula kemungkinan tumbuhnya industriolah lanjut yang menggunakan bahan baku rumput laut. Ini pada

    gilirannya akan mampu meningkatkan juga lapangan kerja/

    Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

    Dengan kemampuan untuk direplikasi yang relatif besar akanmemberikan peluang bagi daerah lokasi pengembangan gunamenyumbangkan pendapatan asli daerah melalui pajak yangberasal/ditarik disetiap subsektor ekonomi yang terkait di hulu danhilir dari kegiatan usaha budidaya rumput laut.

    Penataan Dalam Pemanfaatan Sumber Daya

    Keberhasilan pengembangan rumput laut di lokasi-lokasi yangcocok untuk tanaman ini akan membantu pemerintah dalam rangkapengalokasian dan penetapan manfaat sumber daya lahan bagikepentingan ekonomi setempat. Pelestarian pengembangan matadagangan tertentu, termasuk rumput laut, yang mampu memberikesempatan luas bagi para pengusaha untuk bergerak dalamsubsektor budidaya maupun dalam rangka pemberdayaan ekonomirakyat.

    - 30/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    31/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    Rangsangan untuk Memperkuat Teknologi

    Keberhasilan pelaksanaan MK-PKT ini akan dapat meningkatkanpendapatan para petani rumput laut, menciptakan dan memeliharalapangan kerja yang selanjutnya akan menjadi ransangan bagi para

    peneliti untuk secara berkesinambungan terus mengadakanpenelitian dan menciptakan teknologi budidaya dan pemanfaatanrumput laut yang unggul serta mengadakan pewilayahan produksiyang cocok di Indonesia untuk pembudidayaan rumput laut denganproduktivitas tinggi.

    ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

    Pembahasan dampak kegiatan proyek terhadap komponenlingkungan dalam laporan ini lebih dipentingkan pada pengamatan

    apabila ada dampak negatif atau sebaliknya yang secara umumdiperkirakan akan terjadi. Analisa yang dilampirkan hanya secaradeskriptif, karena data kuantitatif tidak tersedia.

    Dampak Terhadap Komponen Lingkungan Fisik

    Dampak pembudidayaan rumput laut baik skala kecil maupundalam skala besar mempunyai pengaruh positif terhadaplingkungan perairan pantai. Lokasi pembudidayaan rumput lautberfungsi pula sebagai penahan dari abrasi pantai akibat terpaanombak

    - 31/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    32/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    Lokasi pengembangan budidaya rumput laut dapat berfungsisebagai objek wisata pantai. Walaupun di beberapa daerah, sepertiBali pengembangan budidaya rumput laut tergeser karena adanyapengembangan kawasan wisata pantai.

    Dampak Terhadap Komponen Fauna

    Dampak kegiatan budidaya rumput laut tidak akan mempengaruhikehidupan hewan laut, seperti ikan, udang, kepeting dan lainnya.Bahkan tanaman rumput laut menjadi makanan bagi predatorseperti ikan-ikan, herbivora, bulu babi, dan penyu.

    Berdasarkan skala usaha 250 rakit perkelompok usaha perikanan,maka pengembangan budidaya rumput laut tidak perlumensyaratkan Analisa Dampak Lingkungan Amdal (AMDAL)

    PENUTUP

    PKT UNGGULAN

    MK PKT Pengembangan Budidaya Rumput Laut ini diharapkan dapatmerupakan salah satu contoh pembiayaan usaha yang dapatmenunjang pengembangan usaha kecil. Usaha budidaya rumputlaut dengan pola kemitraan ini, ternyata sangat menguntungkanbagi masyarakat dan dapat membantu perbankan dalammeningkatkan kredit yang cocok untuk usaha kecil. Keunggulan MKPKT ini sebagai salah satu kemungkinan produk unggulanperbankan yaitu karena memiliki unsur-unsur keunggulan sebagaiberikut .

    - 32/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    33/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    a. Adanya jaminan kesinambungan pasarKelancaran pemasaran hasil produk MK PKT PengembanganBudidaya Rumput Laut ini dijamin sepenuhnya dalam bentuk"sharing" seperti yang telah diuraikan dalam Bab II. Jaminanpemasaran rumput laut tersebut dilaksanakan oleh perusahaan

    mitra

    b. Menghadirkan kegiatan pendampinganUntuk menunjang keberhasilan PKT ini. Perusahaan Mitramenyediakan bantuan teknis yang profesional (bermutu) secaraberkesinambungan. Bantuan pendampingan ini dimulai semenjakpelaksanaan budidaya tanaman dan penjualan, serta dalamtahapan pengelolaan dana hasil penjualan. Bantuan pendampinganyang dimaksudkan agar pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuaidengan perencanaan, ditujukan untuk kepentingan dan keuntunganPetani. Koperasi Primer yang bersangkutan, Perusahaan Mitramaupun untuk pengembangan kredit Bank.

    c. Adanya kemampuan untuk memanfaatkan kreditberbunga pasar" Internal Rate of Return (IRR)" sebesar 183,92 % yang relatif lebihbesar dan cukup kompetitif di bandingkan berbagai bunga kreditBank yang disediakan untuk Usaha Kecil, menunjukkan bahwa PKTini layak dilaksanakan dan dikembangkan.

    d. Proses pemanfaatan dan penggunaan kredit yang aman.

    PKT ini merumuskan mekanisme pencairan dan penggunaan atasdana kredit yang disesuaikan dengan jadwal dan kebutuhan proyek.

    e. Cash flow sebagai alat pengontrol pengambalian kreditPengembalian kredit didasarkan, disesuaikan dan mengacu kepadaperkembanga dan kekuatan cash flow. Dengan sistem mengangsur,maka proyek ini memungkinkan para petani akan mampumenghimpun dana sendiri dan lepas dari ketergantungan terhadapkredit.

    f. Adanya potensi kegiatan kelompok yang berkaitan dengan

    kreditPembentukan dan mengaktifkan kegiatan kelompok tersebutditujukan antara lain untuk pelaksanaan kegiatan teknis budidayadan kegiatan simpan-pinjam. Dari sebagian dana simpanan tersebutsecara potensial dapat digunakan sebagai dana untuk membantuproses pengembalian angsuran pokok dan bunga (bilamanadiperlukan) atau untuk jenis kegiatan produktif lainnya.

    g. Transparansi pada setiap tahapan pelaksanaan proyekDengan mengikut sertakan Petani/nelayan sejak dini dalam

    pengembangan proyek dan dalam perencanaan serta pelaksanaanproyek, akan terbentuk dan tercipta pula aspek kebersamaan dalam

    - 33/30 -

  • 8/3/2019 Bi - Budidaya Rumput Laut

    34/34

    Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil> Sistem Informasi Pola Pembiayaan/LendingModel Usaha Kecil

    mendukung dan melaksanakan proyek serta terciptanyatransparansi yang sangat diperlukan bagi kelacaranpenyelenggaraan proyek dan proses perkreditannya.

    h. Nota Kesepakatan

    Melalui dibuatnya Nota Kesepakatan yang mendasari bentuk kerjasama yang diinginkan oleh kedua pihak, Kelompok Petani/Nelayandan Perusahan Mitra, akan bisa dicapai pelaksanaan kegiatan yangjelas apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak. Ketentuan-ketentuan telah disepakati yangdituangkan di dalam Nota Kesepakatan ini akan bisa dipergunakansebagai dasar di dalam penyelesaian apabila di kemudian hariterjadi pertentangan antara kedua pihak yang bermitra.

    PROGRAM PENDAMPINGAN

    Melalui pola PKT akan didapatkan pelaksanaan kerjasama secaraberdampingan antara kedua belah pihak yang bermitra, mulai daritahap persiapan sampai pelaksanaan dan dalam kaitannya denganpenggunaan dana kredit sampai kredit tersebut lunas.

    Sehubungan dengan masih adanya kemungkinan munculpermasalahan terutama pada saat proyek dan kredit masuk dalahtahapan pelaksanaan dan tahapan mengangsur, maka perlu

    diusahakan agar petani/nelayan yang telah direkrut dan merupakancalon nominatif semaksimal mungkin dapat diikut sertakan dalamperencanaan (ide dan pengembangannya) sedini mungkin yaituagar mulai dari proses perencanaan para petani benar-benar dapatmemahami perlunya kesungguhan dalam melaksanakan kemitraan.Dengan memahami tentang perlunya kesungguhan dalammelaksanakan proyek sesuai dengan yang diminta oleh persyaratanpasar, teknis dan finansial maka kemitraan akan berjalan secaraberkesinambungan.