30
A. Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi (Cost) Biaya produksi adalah biaya apa saja yang diperlukan untuk membuat produk, baik barang maupun jasa. Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Biaya eksplisit Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran nyata dari kas perusahaan untuk membeli atau menyewa jasa-jasa faktor produksi yang dibutuhkan dalam berproduksi. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dan alat-alat kantor. b. Biaya implisit Biaya implisit adalah adalah biaya yang tidak terlihat. Artinya biaya implisit tidak dikeluarkan langsung dari kas perusahaan. Biaya implisit diperhitungkan dari faktor- faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan. Contoh: penggunaan gedung milik perusahaan sendiri. 2. Jenis-Jenis Biaya Produksi a. Biaya Tetap (Fixed Cost, FC) Biaya tetap (fixed cost, FC) adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada banyak sedikitnya 1

Biaya Produksi b

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nhj

Citation preview

A. Biaya Produksi

1. Pengertian Biaya Produksi (Cost)Biaya produksi adalah biaya apa saja yang diperlukan untuk

membuat produk, baik barang maupun jasa.Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:a. Biaya eksplisit

Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran nyata dari kas perusahaan untuk membeli atau menyewa jasa-jasa faktor produksi yang dibutuhkan dalam berproduksi. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dan alat-alat kantor.

b. Biaya implisitBiaya implisit adalah adalah biaya yang tidak terlihat. Artinya biaya implisit tidak dikeluarkan langsung dari kas perusahaan. Biaya implisit diperhitungkan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan. Contoh: penggunaan gedung milik perusahaan sendiri.

2. Jenis-Jenis Biaya Produksi

a. Biaya Tetap (Fixed Cost, FC)

Biaya tetap (fixed cost, FC) adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi.

Keseluruhan biaya tetap disebut biaya tetap total (total fixed cost, TFC) yang bentuk kurvanya dapat dilihat di samping ini.

b. Biaya Variabel (Variabel Cost , VC)

Biaya variabel atau sering disebut biaya variabel total (Total Variabel Cost, TVC) adalah jumlah biaya

1

produksi yang berubah menurut tinggi rendahnya jumlah output yang akan dihasilkan. Semakin besar jumlah output atau barang yang akan dihasilkan. Semakin besar pula biaya variabel yang akan dikeluarkan. Misalnya produsen pabrik ban mobil, biaya variabelnya biaya bahan mentah seperti karet, benang, zat kimia, upah tenaga kasar, dan ongkos pengangkutan. Biaya variabel ini tampak seperti kurva di samping.

c. Biaya Total (Total Cost, TC)

Biaya total adalah keseluruhan biaya yang terjadi pada produksi jangka pendek. Biaya total diperoleh dari penjumlahan biaya tetap (FC) dengan biaya variabel (VC). Jika dituliskan dalam bentuk rumus, maka:

TC = TFC + TVC

d. Biaya Rata-Rata atau Average Cost (AC)Biaya rata-rata atau AC merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk setiap unit produksi. Biaya ini dirumuskan sebagai berikut.

2

Keterangan:AC = Biaya rata-rata (Average Cost).TC = Biaya Total (Total Cost).Q = Jumlah barang / kuantitas

(Quantity).Selanjutntnya, biaya rata-rata dapat dibuat kurva sebagai berikut:

Pada kurva disamping dapat anda lihat bahwa biaya rata-rata (AC) menurun sampai titik terendah. Bila pada output tertentu jumlah produksi terus ditambah maka biaya rata-rata (AC) akan bergerak naik.

Pada dasarnya kurva biaya rata-rata ini sama dengan kurva variabel rata-rata (AVC), tetapi letaknya di atas AVC karena sudah dijumlahkan dengan biaya tetep rata-rata (AFC). Dari hal ini anda juga bisa merumuskan biaya rata-rata sebagai berikut.

Rumus di atas diperoleh karena:

Nah, karen AC jumlah biayanya paling tinggi maka kurvanya berada di atas AVC dan AFC.

e. Biaya Marginal atau Marginal Cost (MC)Biaya Marginal adalah kenaikan biaya total yang

diakibatkan oleh diproduksinya tambahan satu unit output. Jadi, biaya marginal (MC) merupakan perubahan biaya total (TC) jika jika produksi ditambah atau dikurangi (Q) dengan satu unit. Biaya marginal ini dapat dirumuskankan sebagai berikut.

Keterangan:MC = Biaya marginalTC = Tambahan biaya total.Q = Tambahan jumlah output

3

B. Penerimaan atau RevenueUntuk memperoleh keuntungan, produsen selalu

membandingkan biaya produksi dengan penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan outputnya.

Untuk mengetahui perilaku produsen dalam memperoleh penerimaan, ada beberapa konsep penerimaan yang penting untuk keperluan analisis.

1. Total Penerimaan (Total Revenue, TR)Total penerimaan adalah penerimaan total produsen

yang diperoleh dari hasil penjualan outputnya Total penerimaan diperoleh dengan memperhitungkan output (Q) dikalikan harga jualnya (P).

2. Penerimaan Rata-rata (Average Revenue, AR)Penerimaan rata-rata adalah penerimaan produsen per

unit dari output yang dijualnya.

Berdasarkan rumus di atas maka AR sama dengan harga jual output per unit.

3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue, MR)Penerimaan marginal adalah kenaikan dari total

penerimaan yang disebabkan oleh tambahan penjualan satu unit output.

C. Laba/Rugi atau Profit/LossSetiap usaha pasti mengenal laba atau rugi. Apa sebenararnya arti laba dan rugi itu? Setiap pengusaha tidak cukup hanya menghitung penerimaan yang diperoleh, tetapi juga akan membandingkan dengan biaya yang telah dikeluarkannya. Dengan perbandingan antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan seorang pengusaha akan mengetahui apakah usahanya laba atau rugi. Nah, pada subbab inikami akan

4

menjelaskan bagaimana menentukan apakah suatu usaha itu memperoleh laba atau menderita rugi.

Catatan:Kita tidak bisa membandingkan separuh produk pendapatan usahawan/wira-usaha dengan seluruh produk pendapatan, atau membandingkan produk pendapatan tiga usahawan/wira-usaha dengan pendapatan empat atau lima usahawan/wira-usaha. Dan juga tidak bisa mengukur sumbangan/bantuan terhadap sebuah perusahaan atas dasar lamanya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan, atau mengukurnya dengan salah satu unit fisik yang lain. Oleh karena itu, tidaklah realistis untuk mencoba memperkirakan atau memperhitungkan produksivitas pendapatan marjinal usahawan/wira-usaha bagi sebuah perusahaan tunggal.

1) Pengertian Laba/RugiLaba merupakan selisih antara nilai yang dihasilkan dengan

nilai yang dikeluarkan. Nilai yang dihasilkan merupakan penerimaan atau pendapatan dari barang yang terjual dan terbayar (TR) dan biaya total (TC) dapat dihitung selisih antara TR dan TC, dan terdapat tiga kemungkinan yaitu:

a) Bila TR > TC akan diperoleh laba.b) Bila TR = TC akan diperoleh Break Event Point (BEP) atau

titik impas.c) Bila TR < TC akan diperoleh rugi.

2) Titik Impas atau Break Event Point (BEP)Titik impas atau break event point merupakan suatu titik

yang menunjukkan bahwa perusahaan tidak memperoleh laba ataupun menderita kerugian. Pada titik impas ini penerimaan total sama dengan pengeluaran total. Dengan demikian, perusahaan mengalami break event point atau titik impas jika TR = TC.

Untu mencari penerimaan total (TR) dengan mengalikan jumlah output (Q) dan harga jual (P). Sedangkan biaya total (TC) adalah hasil penjumlahan dari TFC dengan TVC. Jadi, dapat disimpulkan sebagai berikut.BEP TR = TC

5

TR = TCP X Q = TFC + TVCP X Q = TFC + (AVC X Q)a) Berdasarkan unit, yaitu jumlah barang yang harus diproduksi

untuk mencari titik impas dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:TFC = Biaya tetap total (Total Fixed Cost)P = Harga jual per unit/satuan (Price)AVC = Biaya variabel rata-rata setiap unit/satuan (Average

Variable Cost)Q = Jumlah output atau produk yang dihasilkan.

b) Berdasarkan volume penjualan atau sales, yaiti berapa rupiah volume penjualan yang harus dipenuhi agar mencapai titik impas, dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:TFC = Biaya tetap total (Total Fixed Cost).TVC = Biaya variabel total (Total Variabel Cost).S = Volume penjualan (Sales).

Contoh:CV Melangkah Bersama memerlukan biaya tetap sebesar

Rp50.000,00 untuk memproduksi piring. Biaya variabel sebesar Rp500,00. Harga jual piring tersebut Rp1.000,00 setiap unit dan produksi barang adalah 100 unit. Berapa volume penjualan yang harus dilaksanakan agar perusahaan tersebut mencapai titik impas ?Penyelesaian:

6

Agar mencapai titik impas, volume penjualan perusahaan tersebut harus mencapai Rp100.000,00.

Gambaran titk impas atau BEP perusahaan tersebut dapat digambarkan ke dalam kurva disamping.

Dalam kurva disamping dapat anda lihat bahwa biaya tetap terlihat pada garis lurus yang dimulai dari angka 50.000 karena biaya tetap sebesar Rp 50.000,00.Biaya total dilukiskan dalam garis miring ke kanan atau yang dimulai dari Rp 50.000,00 dan biaya variabel total sebesar Rp50.000,00 yang diperoleh dari biaya total tetap pada titik BEP (Rp100.000,00) dikurangi biaya tetap total (Rp50.000,00).

Titik impas atau BEP dicapai pada saat barang yang dihasilkan atau dijual sebanyak 100 unit dan penerimaan Rp100.000,00.Pada titik impas tersebut besarnya biaya total (TC) sama dengan penerimaan total (TR), yaitu masing–masing Rp100.000,00 dan penerimaan total dilukiskan dalam garis lurus yang dimulai dari titik 0.

Apabila barang yang dihasilkan kurang dari 100 unit perusahaan mengalami kerugian. Hal ini karena biaya total lebih besar dibandingkan penerimaan total atau TC>TR (dalam daerah rugi). Apabila barang yang dihasilkan lebih dari 100 unit , perusahaan mendapatkan laba. Hal ini karena penerimaan total lebih besar dibandingkan biaya total atau TR>TC (dalam daerah laba).

Namun, apabila barang yang diproduksi sebanyak 100 unit, perusahaan mengalami titik impas atau BEP dalam arti tidak mengalami rugi atau laba.

7

3) Penentuan Laba atau Profit dan Rugi atau LossLaba atau profit adalah selisih positif antara penerimaan atau

revenue hasil penjualan output dengan biaya atau cost yang dikeluarkan untuk memproduksi output, sehingga akan didapat laba jika penerimaan lebih besar daripada biaya.

Rugi atau Loss adalah selisih negatif antara penerimaan hasil penjualan output dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi output, sehingga mengalami kerugiaan jika penerimaan lebih kecil dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan output.a. Penentuan Laba atau Rugi Menggunakan Kurva Total (TC

dan TR) Dengan kurva total, laba atau profit merupakan selisih

positif antara penerimaan total (TR) sebagai penjualan output dengan biaya total (TC) untuk menghasilkan output. Rumus untuk mencari laba total sebagai berikut.

di mana TR > TC

Rugi atau Loss merupakan selisih negatif antara penerimaan total sebagai hasil penjualan output dengan biaya total (TC) untuk memproduksi output. Rumus perhitungan sebagai berikut.

Di mana TR < TC

atauKeterangan:TPt = Laba total atau Total

Profit.TL = Rugi Total atau Total Loss.TR = P X QTC = C X Q

Contoh :Seorang pengusaha ketika memproduksi output menggunakan

biaya total (TC) digambarkan garis lengkung TC dan penerimaan total (TR) digambarkan garis lengkung TR.

Dengan kurva total ,laba/rugi pengusaha ditunjukkan suatu garis yang menunjukkan perbedaan antara kurva TR dan TC pada gambar dibawah ini.

8

Kurva laba maksimum dengan kurva total.

1} Kemungkinan pertama, jika pengusaha menghasilkan output sebanyak 0Ql diperlukan biaya total (TC) = 0ٱQlaCl, sedangkan penerimaan TR hanya diperoleh 0QlbPl. Karena TC>TR, halٱ ini berarti pengusaha tidak mendapat laba, tetapi menderita kerugian sebesar ٱPlbaCl. Dengan kondisi TR dan TC seperti tersebut, pengusaha tidak boleh menghasilkan output sebanyak 0Ql tetapi perlu mengadakan penambahan produksi.

2} Kemungkinan kedua, jika pengusaha menghasilkan output sebanyak 0Q2. Untuk menghasilkan output 0Q2 dibutuhkan TC sebesar 0Q2dC2, sedangkan TR yang diperoleh sebesarٱ ٱ 0Q2CP2. Karena TR>TC berarti produsen memperoleh laba sebesar C2dcP2. Laba maksimum dicapai pada saat terjadi kurva TR di atas kurva TC memiliki jarak terbesar. Produsen akan mempertahankan produksi sejumlah 0Q2 karena memperoleh laba.

b. Penentuan Laba /Rugi dengan Kurva Biaya Rata-RataPenentuan laba/rugi dengan menggunakan kurva biaya rata-

rata (AC), kurva biaya marginal (MC), kurva penerimaan rata–rata (AR), dan kurva penerimaan marginal (MR).

Untuk mencapai laba maksimum atau kerugian minimum, perusahaan harus berada pada titik keseimbangan (equilibrium). Pada titik ini akan diketahui ada tidaknya laba atau rugi perusahaan yang bersangkutan.

9

Contoh:Sebuah perusahaan mempunyai kurva permintaan turun,

biaya rata-rata (AC), dan biaya marginal (MC). Perusahaan tersebut menghasilkan barang sebanyak 0Qdan biaya per satuan atau biaya rata-rata 0C serta harga per satuan 0P.Berapa laba atau kerugian tersebut ?

Kurva laba maksimum dengan kurva biaya rata-rata. Dalam kurva tersebut dapat disajikan hal-hal sebagai berikut:1) Sumbu X (mendatar) menggambarkan jumlah output yang

dihasilkan, sedangkan sumbu Y menggambarkan harga dan biaya.

2) Permintaan barang dilukiskan oleh kurva AD = AR, sedangkan penerimaan marginal dilukiskan kurva MR, kurva biaya rata-rata adalah AC, dan biaya marginal adalah MC.

3) Berdasarkan kurva tersebut, keseimbangan perusahaan dapat dicapai MR = MC. Selanjutnya, dari titik MC = MR ditarik garis dari titik potong garis keseimbangan dengan kurva AD ke sumbu Y, yaitu sebesar 0P. Untuk mengetahui biaya, dilakukan dengan cara menarik garis dari titik potong garis keseimbangan dengan kurva AC ke sumbu Y, yaitu sebesar 0C.

4) Dengan output 0Q harga jual setiap unit/satuan setinggi 0P. Karena 0P > 0C (kurva AR > kurva AC), perusahaan mendapatkan laba setiap unit /satuan sebesar CP (0P - 0C ).

5) Laba total didapat sebanyak laba setiap unit /satuan dikalikan jumlah output, yaitu CP x 0Q = CPRS

10

Selanjutnya, cara menentukan kerugian suatu perusahaan dapat dilihat pada kurva di bawah ini.

Kurva laba maksimum dengan kurva total.

Dalam kurva tersebut dapat dilihat hal-hal sebagai berikut:1] Keseimbangan perusahaan dapat dicapai pad titik MR =

MC dengan jumlah output sebanyak 0Q dengan harga 0P dan biaya per unit 0C.

2] Biaya untuk setiap output adalah 0C sehingga biaya total (TC ) adalah 0C X 0Q = 0ٱQRC.

3] Penerimaan total (TR) adalah harga dikalikan jumlah output (Op x OQ) = 0ٱQSP.

Mengingat 0C > OP (kurva AC > kurva AR), terjadi kerugian untuk setiap unit output sebesar CP(0C-P0), sedangkan kerugian total adalah TC - TR, yaitu 0ٱQRC - ٱ0QSP = ٱPSRPC. Mengapa terjadi rugi? Karena biaya produk lebih tinggi dari harga produk (0C > 0P).

Tentunya pengusaha harus selalu mendapat laba.Caranya yaitu:1} Mempertahankan TR > TC (kurva total).2} Mempertahankan harga penjualan produk lebih besar

daripada biaya produksinya .3} Mempertahankan kurva AR lebih tinggi daripada AC serta

mempertahankan MR = MC.

11

Kesimpulan:Antara biaya, penerimaan, dan laba/rugi yang didapat produsen saling mempengaruhi bentuk/tinggi kurva di dalamnya.

12

Kegitan Wira-usaha(Home

Industry)

13

Untuk menunjang ekonomi keluarga

Produksi SepatuSepak Bola

Biaya Variabel (VC) Biaya produksi (bahan baku) per Minggu

Bahan-bahan yang diperlukan (bahan baku) untuk 10 pasang sepatu untuk ukuran 39-41 Sol sepatu sepak bola 12 gigi Rp. 210.000,- Benang jahit untuk sepatu Rp. 50.000,- Spons untuk alas kaki Rp. 25.500,- Cat sablon khusus sepatu Rp. 30.000,- Lem sepatu Rp. 7.800,- Kulit sepatu (dari kulit) Rp. 119.000,-

Total Rp. 442.300,-

Bahan-bahan yang diperlukan (bahan baku) untuk 10 pasang sepatu untuk ukuran 36-38 Sol sepatu sepak bola 12 gigi Rp. 174.000,- Benang jahit untuk sepatu Rp. 42.500,- Spons untuk alas kaki Rp. 18.000,- Cat sablon khusus sepatu Rp. 21.000,- Lem sepatu Rp. 5.000,- Kulit sepatu (dari kulit) Rp. 100.300,-

Total Rp. 360.800,-

Bahan-bahan yang diperlukan (bahan baku) untuk 10 pasang sepatu untuk ukuran 30-35 Sol sepatu sepak bola 12 gigi Rp. 170.000,- Benang jahit untuk sepatu Rp. 40.000,- Spons untuk alas kaki Rp. 16.800,- Cat sablon khusus sepatu Rp. 18.700,- Lem sepatu Rp. 4.000,- Kulit sepatu (dari kulit) Rp. 94.800,-

Total Rp. 344.300,-

14

Biaya angkut Rp.100.000,-

Total biaya (bahan baku) produksi (1 Minggu):Untuk sepatu ukuran 39-41 Rp. 442.300,-Untuk sepatu ukuran 36-38 Rp. 360.800,-Untuk sepatu ukuran 30-35 Rp. 344.300,- Biaya angkut Rp. 100.000,- +

Total Rp.1.247.400,-Total biayaTotal biaya (TVC) perusahaan dalam 1 bulan Rp.1.247.400,- x 4 = Rp.4.989.600,-AVC = TVC = 4.989.600 = Rp.41.580,-

Q 120

Biaya Tetap (FC) Gaji karyawan 2 orang @ Rp.175.200,-

2 X 175.000 = (TFC) Rp. 350.400,-(AFC) = TFC = 350.400 = 2.920 Rp.2.920,-

Q 120

Biaya total (TC)TC = TVC + TFC

4.989.600 + 350.400 = Rp.5.340.000,-

Sedang laba yang diinginkan perusahaan adalah 25% dari biaya (TC).Dengan demikiann, laba perusahaan setiap bulan adalah:25% x Rp.5.340.400,- = Rp.1.335.000,-(TPt)Maka total penerimaan (TR) dalam 1 bulan adalahTR = TC + TPtRp.5.340.000,- + Rp.1.335.000,- = Rp. 6.675.000,- (Q=120 unit)Jadi harga per unit sepatu adalahP = TR = 6.675.000 = 55.625 Rp.55.625,-

Q 120

Catatan:Harga sewaktu-waktu dapat berubah, tergantung harga bahan baku di pasar.

Berikut adalah kurva TFC, AFC,TVC,AVC, TC, TR, AR dan MR milik perusahaan tersebut:a. Kurva biaya tetap total

15

b. Kurva biaya tetap rata-rata

c. Kurva biaya variabel total

Pada bagian a mencakup kapasitas produksi belum digunakan sepenuhnya, sehingga biaya meningkat secara defensit atau tetap.

Pada bagian b mencakup kapasitas produksi mendekati titik optimal, sehingga biaya meningkat secara proporsional.

Pada bagian c mencakup kapasitas produksi optimal, sehingga biaya meningkat secara progresif.

16

d. Kurva biaya variabel rata-rata

17

e. Kurva Biaya total (TFC, TVC, TC)

f. Kurva penerimaan total (TR)

18

Keterangan:Q = Jumlah output

yang dijual.P = Harga output

per unit.TR = Penerimaan

total.

h. Kurva penerimaan rata-rata (AR)

19

i. Kurva penerimaan marginal MR

20