38
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan, mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan harus menyusun kurikulum yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP. Pada penerapan KTSP, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai minat , bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya. Mengingat adanya keberagaman individu siswa maupun keberagaman kemampuan Guru Bimbingan Konseling di sekolah maka perlu ditegaskan bahwa pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah harus menyusun program guna mengakomodasi Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tersebut beserta peraturan-peraturan yang menyertainya. Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya memuat struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya

BIMBINGAN KONSELING

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bimbingan konseling

Citation preview

Page 1: BIMBINGAN KONSELING

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan,

mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan harus menyusun kurikulum yang

disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP.

Pada penerapan KTSP, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan

pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri”

siswa sesuai minat , bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas

perkembangannya. Mengingat adanya keberagaman individu siswa maupun

keberagaman kemampuan Guru Bimbingan Konseling di sekolah maka perlu

ditegaskan bahwa pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah harus menyusun

program guna mengakomodasi Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dan

Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tersebut beserta peraturan-peraturan

yang menyertainya.

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya memuat

struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya

program pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,

atau tenaga pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan

ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan

pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi,

kehidupan social, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara

perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal,

Page 2: BIMBINGAN KONSELING

dalam bimbingan pribadi, social, belajar dan karir, melalui berbagai jenis

pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam

memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan

perilaku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan

keberfungsian individu dalam lingkungannya. Semua perilaku tersebut merupanan

proses perkembangan yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan.

Pengampu bimbingan dan konseling adalah guru bimbingan dan konseling atau

konselor yang merupakan salah satu kualifikasi pendidik.

Dalam permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai

peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta

didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling

adalah kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) dan

pengembangan kapasitasnya (capacity development) yag dapat mendukung

pencapaian kompetensi lulusan. Sebaliknya, kesuksesan peserta didik dalam

mencapai SKL akan secara signifikan menunjang terwujudnya pengembangan

kemandirian.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan bimbingan konseling?

2. Apa saja tujuan bimbingan konseling?

3. Apa saja fungsi bimbingan konseling?

4. Apa saja asas-asas dalam bimbingan konseling?

5. Apa saja jenis-jenis dalam bimbingan konseling?

6. Bagaimana langkah kerja program bimbingan konseling?

7. Apa saja prinsip-prinsip bimbingan konseling?

8. Apa saja aspek-aspek program bimbingan konseling?

9. Bagaimana kegiatan pokok dalam bimbingan konseling?

Page 3: BIMBINGAN KONSELING

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan bimbingan konseling

2. Mengetahui tujuan bimbingan konseling

3. Mengetahui fungsi bimbingan konseling

4. Mengetahui asas-asas dalam bimbingan konseling

5. Mengetahui jenis-jenis dalam bimbingan konseling

6. Mengetahui langkah kerja program bimbingan konseling

7. Mengetahui prinsip-prinsip bimbingan konseling

8. Mengetahui aspek-aspek program bimbingan konseling

9. Mengetahui kegiatan pokok dalam bimbingan konseling

D.

Page 4: BIMBINGAN KONSELING

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik

secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara

optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai

jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK

Mendikbud No. 025/D/1995)

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam

memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal,

pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan

fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku

tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara

individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif.

Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting

untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu

dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah

dan memperbaiki perilaku.

Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan

mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi,

melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik. (Naskah

Akademik ABKIN, Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan

Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal,

2007).

Merujuk pada UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebutan

untuk guru pembimbing dimantapkan menjadi ’Konselor.” Keberadaan konselor

dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi

pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor,

Page 5: BIMBINGAN KONSELING

widyaiswara, fasilitator dan instruktur (UU No. 20/2003, pasal 1 ayat 6).

Pengakuan secara eksplisit dan kesejajaran posisi antara tenaga pendidik satu

dengan yang lainnya tidak menghilangkan arti bahwa setiap tenaga pendidik,

termasuk konselor, memiliki konteks tugas, ekspektasi kinerja, dan setting

layanan spesifik yang mengandung keunikan dan perbedaan.

Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan bimbingan dan

konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak

adanya landasan hukum, undang-undang atau ketentuan dari atas, namun yang

lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu

mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya

secara optimal (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-

spiritual).

Dalam konteks tersebut, hasil studi lapangan (2007) menunjukkan bahwa layanan

bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah sangat dibutuhkan, karena

banyaknya masalah peserta didik di Sekolah/Madrasah, besarnya kebutuhan

peserta didik akan pengarahan diri dalam memilih dan mengambil keputusan,

perlunya aturan yang memayungi layanan bimbingan dan konseling di

Sekolah/Madrasah, serta perbaikan tata kerja baik dalam aspek ketenagaan

maupun manajemen.

Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam

pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta

memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk

peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan

bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang

perlu ‘dipanggil’ saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik.

B. TUJUAN BIMBINGAN KONSELING

Tujuan layanan bimbingan ialah agar siswa dapat :

1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta

Page 6: BIMBINGAN KONSELING

kehidupan-nya di masa yang akan datang.

2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik

secara optimal.

3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat

serta lingkungan kerjanya.

4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian

dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan

untuk :

1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas

perkembangannya.

2. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di

lingkungannya,

3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana

pencapaian tujuan tersebut

4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.

5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan

lembaga tempat bekerja dan masyarakat.

6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.

7. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara

optimal.

C. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik

(siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan

lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan

pemahaman ini, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya

secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis

dan konstruktif.

Page 7: BIMBINGAN KONSELING

2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk

senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan

berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.

Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang

cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan

dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi,

informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu

diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah terjadinya tingkah

laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras,

merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free

sex).

3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif

dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan

lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa.

Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai

teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan

program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya

membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan

yang dapat digunakan disini adalah layanan informasi, tutorial, diskusi

kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan

karyawisata.

4. Fungsi Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat

kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada

siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial,

belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan

remedial teaching.

5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih

kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan

penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan

ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu

bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga

Page 8: BIMBINGAN KONSELING

pendidikan.

6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala

Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan

program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan,

dan kebutuhan siswa (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai

mengenai siswa, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam

memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi

Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun

menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan siswa.

7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa (siswa)

agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis

dan konstruktif.

D. ASAS-ASAS BIMBINGAN KONSELING

Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling

sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut.

1. Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut

dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang peserta didik

(konseli) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang

tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru

pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data

dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.

2. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (konseli) mengikuti/menjalani

layanan/kegiatan yang diperlukan baginya. Dalam hal ini guru

pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan

tersebut.

3. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersifat

terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan

Page 9: BIMBINGAN KONSELING

tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan

materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini

guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta

didik (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas

kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi

sasaran layanan/kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, guru

pembimbing terlebih dahuu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.

4. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi

secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam

hal ini guru pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam

setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan

baginya.

5. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk

pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: peserta didik (konseli)

sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi

siswa-siswa yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri

sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan

serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu

mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang

diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.

6. Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan

peserta didik (konseli) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang

berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat

dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang

diperbuat sekarang.

7. Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (konseli) yang

sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus

berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap

Page 10: BIMBINGAN KONSELING

perkembangannya dari waktu ke waktu.

8. Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang

dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang,

harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan

pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan

dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap

layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya.

9. Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling

didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma

yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat,

ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah layanan atau

kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan

apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang

dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan

konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik

(konseli) memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma

tersebut.

10. Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas

dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan

dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar

ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru

pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis

layanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik

bimbingan dan konseling.

11. Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan

layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu

Page 11: BIMBINGAN KONSELING

permasalahan peserta didik (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu

kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih

tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian

pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata

pelajaran/praktik dan lain-lain.

E.  JENIS- JENIS KEGIATAN BIMBINGAN KONSELING

1. Bimbingan akademik

Bertujuan:

a. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.

b. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat

c. Memiliki keterampilan belajar yang efektif.

d. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan

belajar/pendidikan.

e. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

f. Memiliki keterampilan membaca buku.

2. Bimbingan pribadi/social

Bertujuan:

a. Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.

b. Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara

anugrah dan musibah) dan mampu meresponnya dg positif.

c. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif

d. Memiliki sikap respek thd diri sendiri

e. Dapat mengelola stress

f. Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama

g. Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar

h. Memiliki kemampuan memecahkan masalh

i. Memiliki rasa percaya diri

j. Memiliki mental yang sehat

Page 12: BIMBINGAN KONSELING

3. Bimbingan karier

Bertujuan:

a. Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan.

b. Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih

masa depan.

c. Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja.

d. Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait

dengan pekerjaan.

e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir.

f. Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan.

g. Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan.

h. Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dg

pekerjaan.

4. Bimbingan keluarga

Bertujuan:

a. Memiliki sikap pemimpin dalam keluarga

b. Mampu memberdayakan diri secara produktif

c. Mampu menyesuaikan diri dengan norma yang ada dalam keluarga

d. Mampu berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang

bahagia.

Tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling

1. Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku

2. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek

nilai dan berani menghadapi resiko.

3. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam

mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.

4. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.

Page 13: BIMBINGAN KONSELING

5. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalamberinteraksi

dengan orang lain.

6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai

dasar dalam kehidupan sosial

7. Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif

8. Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan

kehidupan yang semakin kompetitif.

9. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan

kompetensi yang mendukung pilihan karir.

10. Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga

sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat.

F. LANGKAH-LANGKAH PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Langkah-langkah Program Bimbingan dan Konseling

Slameto (1996:140) langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam

penyusunan program bimbingan dan konseling antara lain:

a. Menginventarisasikan masalah dan kebutuhan yang ada. Seharusnya

yang diperhatikan adalah masalah yang rill dihadapi siswa atau

kebutuhan siswa sehubungan dengan masa perkembangannya.

Inventarisasi hendaknya didasarkan pada pengamatan yang diteliti atau

menggunakan metode kuesioner, wawancara, checklist, dan

sebagainya.

b. Menentukan prioritas masalah atau kebutuhan yang akan ditangani

lewat program bimbingan dan konseling. Proiritas ini perlu ditentukan

mengingat kemampuan tenaga yang ada.

c. Menentukan teknik atau kegiatan dan pendekatan menolong yang tepat

dengan permasalahan atau kebutuhan yang hendak ditangani tadi.

d. Menentukan pelaksanaan untuk masing-masing kegiatan yang hendak

dilakukan dalam rangka pelaksanaan program bimbingan dan

konseling.

Page 14: BIMBINGAN KONSELING

e. Evasluasi kerja dilakukan setelah kurun waktu kerja yang telah

ditentukan, apakah untuk jangka waktu satu semester ataukah satu

tahun.

Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah perlu mengikuti pola

kerja yang sistematis, sehingga program bimbingan dan konseling dapat

terlaksana dengan baik. Tanpa sistem kerja yang baik, pelaksanaan

bimbingan dan konseling di sekolah akan kurang efektif.

G. PRINSIP- PRINSIP BIMBINGAN KONSELING

Prinsip – prinsip Bimbingan Konseling, antara lain :

1. Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan dari segala

kejiwaannya adalah unik dan khas. Keunikan ini memberikan ciri atau

merupakan aspek kepribadian seseorang. Prinsip bimbingan adalah

memerhatikan keunikan, sikap, dan tingkah laku seseorang, sehingga

dalam memberikan layanan perlu menggunakan cara-cara yang

sesuai/tepat.

2. Tiap individu memunyai berbagai kebutuhan yang berbeda. Oleh

karenanya, dalam memberikan bimbingan yang efektif, perlu memilih

teknik-teknik yang sesuai dengan perbedaan dan berbagai kebutuhan

individu.

3. Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan, sehingga pada

akhirnya orang yang dibantu mampu menghadapi dan mengatasi

kesulitannya sendiri.

4. Dalam suatu proses bimbingan, orang yang dibimbing harus aktif dan

banyak berinisiatif, karena proses bimbingan pada prinsipnya berpusat

pada orang yang dibimbing.

Page 15: BIMBINGAN KONSELING

5. Prinsip pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi apabila

masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah (guru

bimbingan). Untuk menangani masalah tersebut, perlu diserahkan kepada

petugas/lembaga lain yang lebih ahli.

6. Pada tahap awal bimbingan, pada prinsipnya dimulai dengan kegiatan

identifikasi kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami individu

yang dibimbing.

7. Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara fleksibel, sesuai

dengan kebutuhan yang dibimbing dan kondisi lingkungan

masyarakatnya.

8. Program bimbingan dan konseling di sekolah harus sejalan dengan

program pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan

keharusan karena usaha bimbingan memunyai peran untuk memperlancar

jalannya proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.

9. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah

dipimpin oleh seorang konselor/guru yang benar-benar memiliki keahlian

dalam bidang bimbingan. Selain itu, ia memunyai kesanggupan bekerja

sama dengan konselor/guru lain yang terlibat.

10. Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa

dievaluasi secara teratur. Maksud penilaian ini untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program

bimbingan. Sayangnya, tahap evaluasi dalam layanan bimbingan

konseling ini tampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya

tahap evaluasi sangat penting artinya, di samping untuk menilai tingkat

keberhasilan juga untuk menyempurnakan program dan pelaksanaan

bimbingan dan konseling

H. ASPEK- ASPEK PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Page 16: BIMBINGAN KONSELING

Penyusunan program bimbingan dan konseling dapat dikerjakan oleh tenaga

ahli bimbingan atau guru bimbingan dan konseling atau konselor sekolah

dengan coordinator bimbingan dan konseling yang melibatkan tenaga

bimbingan yang lain. Penyusunan program bimbingan dan konseling harus

merujuk pada kebutuhan sekolah secara dan lingkup bimbingan dan

konseling di sekolah.

Achmad Juntika Nurihsan (2005:27) menguraikan aspek-aspek dalam

pengelolaan layanan bimbingan dan konseling disekolah yaitu:

a. Perencanaan program dan pengaturan pelaksanaan bimbingan dan

konseling

b. Pengorganisasian bimbingan dan konseling.

c. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling

d. Mekanisme kerja pengadministrasian kegiatan bimbingan kegiatan

bimbingan dan konseling

e. Pola penanganan peserta didik

f. Pemanfaatan fasilitas pendukung kegiatan bimbingan dan konseling

g. Pengarahan supervise dan penilaian kegiatan bimbingan dan konseling

Untuk lebih jelasnya masing-masing aspek akan di uraikan sebagai

berikut:

a. Perencanaan Program dan Pengaturan Waktu Pelaksanaan Bimbingan

dan Konseling

Jika melakukan sebuah kegiatan tentunya harus dilakukan

perencanaan terlebih dahulu agar sesuai dengan program atau tujuan

kegiatan tersebut. Perencanaan adalah suatu proses, ini merupakan

sebuah kegiatan yang teratur rapi dalam menyiapkan dan

mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi.

Berkaitan dengan perencanaan program layanan bimbingan dan

konseling Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto (2005:28)

Page 17: BIMBINGAN KONSELING

mengemukakan ada beberapa aspek kegiatan penting yang perlu

dilakukan yaitu:

1)   analisis kebutuhan dan permasalahan siswa

2)   penentuan tujuan program layanan bimbingan dan konseling yang

hendak dicapai

3)   analisis situasi dan kondisi disekolah

4)   penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan

5)   penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam

kegiatan

6)   penetapan personel-personelyang akan melaksanakan kegiatan

yang akan ditetapkan

7)   persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan-kegiatan

bimbingan yang direncanakan

8)   perkiraan tentang hambatan-hambatan yang akan ditemui dan

usaha-usaha apa yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan-

hambatan.

Dalam merencanakan program bimbingan dan konseling, faktor waktu

perlu mendapat perhatian. Guru bimbingan harus dapat mengatur

waktu untuk menyusun, melaksanakan, menilai, mengalisis dan

menindak lanjuti program kegiatan bimbingan dan konseling.

b. Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling

Pengorganisasian dalam layanan bimbingan dan konseling berkenaan

dengan bagaimana pelayanan dikelola dan organisasi. Pengelolaan

dan pengroganisasian pelayanan bimbingan dan konseling berkaiatan

dengan model dan pola yang dianut oleh suatu sekolah. sistem

pengorganisasian pelayanan bimbingan dan konseling disekolah

tertentu bisa diketahui dari struktur organisasi sekolah bersangkutan.

Dari struktur organisasi tersebut juga bisa diketahui pola dan model

apa yang digunakan oleh sekolah bersangkutan

c. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling

Page 18: BIMBINGAN KONSELING

Unsur-unsur utama yang tedapat didalam tugas pokok guru

pembimbing Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto (2005:35)

meliputi: (a) bidang-bidang bimbingan, (b) jenis-jenis layanan

bimbingan dan konseling, (c) jenis-jenis kegiatan pendukung

bimbingan dan konseling, (d) tahapan pelaksanaan program

bimbingan dan konseling, (e) Jumlah siswa yang menjadi tanggung

jawab guru pembimbing untuk memperoleh layanan (minimal 150

siswa).

Tugas pokok guru pembimbing perlu dijabarkan dalan program-

program kegiatan. Program-program kegiatan itu perlu terlebih dahulu

disusun dalam bentuk satuan-satuan kegiatan nantinya akan

merupakan wujud nyata pelayanan langsung bimbingan dan konseling

terhadap siswa asuh.

Program yang telah direncanakan/disusun dilaksanakan melalui :

1)   persiapan pelaksanaan

a)    persiapan fisik

b)   persiapan personel

c)    persiapan keterampilan menggunakan motode, teknik khusus.

d)   persiapan keterampilan menggunakan metode, teknik khusus,

media dan alat

e)    persiapan administrasi

2)   pelaksanaan kegiatan sesuai rencana :

a)    penerapan metode, teknik khusus, media dan alat

b)   penyimpanan bahan

c)    pengaktifan nara sumber

d)   efisiensi waktu

e)    administrasi pelaksanaan.

d. Mekenisme Kerja Pengadministrasian Kegiatan Bimbingan dan

Konseling

Page 19: BIMBINGAN KONSELING

Agar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat

berjalan secara teratur dan tercapai tujuan, maka perlu ada

administrasi yang baik, teratur dan mantap, maka proses layanan

bimbingan dan konseling tidak akan mencapai tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan.

Dengan administrasi yang baik teratur dan mantap setiap proses

personel bimbingan mengetahui posisinya masing-masing, baik

berupa tugas, tanggung jawab maupun wewenang. Dengan

memahami, mengetahui dan melaksanakan tugas, tanggung jawab,

maupun wewenang yang dibebankan kepada masing-masing personel

bimbingan, maka terciptalah suatu meknisme kerja yang mantap.

e. Pola Penanganan Peserta Didik

Pembinaan peserta didik dilaksnaakan oleh seluruh unsur pendidikan,

yaitu personel sekolah, orang tua, masyarakat, dan aparat pemerintah,

dengan pola penanganan secara terpadu pada masing-masing unsur

pendidikan tersebut.

f. Pemanfaatan Fasilitas Pendukung Kegiuatan Bimbingan dan

Konseling

Fasilitas dan pembiayanaan merupakan aspek penting yang harus

diperhatikan dalamsuatu program bimbingan. Dana diperlukan untuk

menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, seperti

perlengkapan administrasi, kunjungan rumah, penyusunan laporan

kegiatan. Dalam hal ini perlu diingatkan bahwa kekurangan dana tidak

selayaknya mengendurkan semangat para pelaksana untuk

menyelenggarakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab.

g. Pengarahan, Supervisi, dan Penilaian Kegiatan Bimbingan dan

Konseling

Page 20: BIMBINGAN KONSELING

Pengarahan merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan

diri program bimbingan dan konseling. Pengarahan dalam program

bimbingan dan konseling itu penting : (a) untuk menciptakan suatu

koordinasi dan komunikasi dengan seluruh staf yang ada, (b) untuk

mendorong staf bimbingan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan

(c) memungkinkan kelancaran dan efektifitas pelaksanaan program

yang telah direncanakan.

Supervisi merupakan salah satu tahap penting dalam program bimbingan

dan konseling. Manfaat supervisi dalam program bimbingan dan

konseling, yaitu : (a) mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personel

bimbingan, bagaimana pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka

masing-masing, (b) mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan

yang ditemui oleh para personel bimbingan dalam melaksanakan tugasnya

masing-masing, (c) memungkinkan dicarinya jalan keluar terhadap

hambatan-hambatan dan permasalahan-permasalahan yang ditemui, (d)

memungkinkan pelaksanaan program bimbingan secara lancar kearah

pencapaian tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan.

Penilaian merupakan langkah penting dalam program bimbingan dan

konseling, tanpa penilaian tidak mungkin dapat diketahui keberhasilan

pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang telah direncanakan.

Penilaian program bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk

menilai sejauh mana pelaksanaan itu mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Ada dua macam penilaian program bimbingan dan konseling, yaitu

penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk

mengetahui sampai sejauh mana keefektifan layanan bimbingan dilihat

dari hasilnya.

Page 21: BIMBINGAN KONSELING

Aspek yang dinilai baik proses maupun maupun hasil antara lain : (a)

kesesuaian antara program dan pelaksanaannnya, (b) keterlaksanaan

program, (c) hambatan-hamabatan yang dijumpai, (d) dampak layanan

bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar, (e) respon siswa, personel

sekolah, orang tua atau masyarakat terhadap layanan bimbingan, (f)

perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan

bimbingan.

I. KEGIATAN POKOK BIMBINGAN DAN KONSELING

Macam-macam layanan bimbingan dan konseling :

1.      Layanan Orientasi

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik

(klien) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta

didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di

lingkungan yang baru itu.

2.      Layanan Informasi

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik

(klien) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi

pendidikan dan jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien).

3.      Layanan Penempatan dan penyaluran

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik

(klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya

penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,

jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ektrakulikuler)

sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi pribadinya.

4.      Layanan pembelajaran

Page 22: BIMBINGAN KONSELING

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik

(klien) mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam

menguasai meteri pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan

dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

5.      Layanan Konseling Individual

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik

(klien) mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan

guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan

pribadi yang dideritanya.

6.      Layanan Bimbingan Kelompok

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik

(klien) secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh

berbagai bahan dari nara sumber tertentu (teruama dari guru pembimbing)

dan/atau membahas secara bersama-ama pokok bahasan (topik) tertentu yang

berguna untuk menunjanguntuk pemahaman dan kehidupannya mereka

sehari-hari dan/atau untuk pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai

individu maupun sebagai pelajar, serta untuk pertimbangan dalam

pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.

7.      Layanan Konseling Kelompok

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik

(klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan

permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang

dibahas itu adalah maalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing

anggota kelompok.

Kegiatan Pendukung diantaranya :

1.      Aplikasi Instrumentasi

Page 23: BIMBINGAN KONSELING

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan

data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien), keterangan tentang

lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data

ini dapat dilakukan denagn berbagai cara melalui instrumen baik tes maupun

nontes.

2.      Himpunan Data

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun

seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan

peserta didik (klien). Himpunan data perlu dielenggarakan secara

berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.

3.      Konferensi Kasus

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas

permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien) dalam suatu forum

pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat

memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi

terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan ini dalam rangka konferensi

kasus bersifat terbatas dan tertutup.

4.      Kunjungan Rumah

Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk memperoleh data,

keteranang, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan

peserta didik (klien) melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini

memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga klien

yang lainnya.

5.      Alih tangan kasus

Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk mendapatkan

penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta

Page 24: BIMBINGAN KONSELING

didik (klien) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak

lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat dan amntap antara

berbagi pihak yang dapat memberikan bantuan dan atas penanganan masalah

tersebut (terutama kerjasama dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan).

Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling ini, kesemuanya

saling terkait dan saling menunjang baik langsung maupun tidak langsung. Saling

keterkaitan dan tunjang menunjang antara layanan dan pendukung itu menyangkut

pula fungsi-fungi yang diemban oleh masing-masing layanan/kegiatan pendukung

.

Page 25: BIMBINGAN KONSELING

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. BIMBINGAN DAN KONSELING.

http://www.a741k.web44.net/BIMBINGAN%20DAN

%20KONSELING.htm.

Diunduh 16 Juni 2013.

Anonim. 2011. Pengertian Bimbingan Konseling.

http://www.sarjanaku.com/2011/01/pengertian-bimbingan-konseling.html.

Diunduh

16 Juni 2013.

Anonim. 2013. Program BK. http://rengenanda.blogspot.com/2013/03/program-

bk.html.

Diunduh 16 Juni 2013.

Anonim. 2013. Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling.

http://caramembuatblog4227.blogspot.com/2013/03/prinsip-prinsip-

bimbingan

konseling.html. Diunduh 16 Juni 2013.

Bandono. 2008. Program Kerja Pelayanan Bimbingan Konseling Dalam KTSP

SMA Negeri

7 Yogyakarta.

http://bandono.web.id/2008/05/05/program-kerja-pelayanan

bimbingan-konseling-dalam-ktsp-sma-negeri-7-yogyakarta.php. Diunduh

16 Juni

2013.