Upload
muhammad-ayik-abdillah
View
40
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Bio Digester
Citation preview
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
1
Mata Kuliah PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
Tugas No. #3
Topik ANAEROBIC DIGESTER (BIO-DIGESTER) dan BIOGAS
Nama Muhammad Rizki Sya’bani
Prodi Pengelolaan Infrastruktur Air Bersih dan Sanitasi (PIAS)
NIM 25714003
Tanggal Selesai 11 September 2014
1. PENDAHULUAN
Program Sanitasi Berbasis
Masyarakat (SANIMAS) di Indonesia
saat ini mulai populer di kalangan
masyarakat pengguna sanitasi dan
telah banyak diterapkan di berbagai
kota. Tercatat hingga tahun 2014,
sebanyak kurang lebih 20.000 lokasi
yang tersebar di 33 provinsi dan 330
kabupaten/kota telah dibangun
fasilitas sanitasi berbasis masyarakat
ini. Hal ini dilakukan semata-mata untuk memperbaiki kondisi sanitasi masyarakat di Indonesia
yang mulai memburuk, program ini dilakukan dengan pendekatan partisipasif oleh masyarakat,
melalui pendanaan multisumber serta merupakan salah satu cara Pemerintah Indonesia untuk
membantu mencapai target MDGs 2015, yakni menyediakan akses sanitasi layak sebesar 62,4%
untuk masyarakat Indonesia.
Salah satu implementasi dari program SANIMAS ini ialah pembangunan jamban sehat bertema
MCK Plus-plus, yang mana sudah banyak dioperasikan di berbagai kota di Indonesia. Prinsip
MCK Plus-plus ini ialah menyediakan fasilitas sanitasi berupa MCK yang dilengkapi dengan
pengolahan limbah ramah lingkungan berupa Anaerobic baffled reactor (ABR) sebagai teknologi
pengolahan limbah tinja, serta Anaerobic Digester (Bio-digester) sebagai unit pengolahan
lanjutan limbah tinja yang mengasilkan produk akhir berupa biogas, yang mana biogas tersebut
disalurkan menjadi sumber energi untuk keperluan masyarakat setempat.
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
2
Dalam makalah ini, penulis akan menguraikan lebih rinci tentang teknologi Anaerobic Digester
(Bio-digester) yang merupakan alternatif teknologi dalam program SANIMAS yang mengolah
limbah tinja menjadi produk akhir yang sangat bermanfaat sebagai sumber energi, yakni
Biogas.
2. TENTANG BIOGAS DAN BIODIGESTER
Apakah biogas itu ? Biogas adalah suatu jenis
gas yang bisa dibakar, yang diproduksi melalui
proses fermentasi anaerobik bahan organik
seperti kotoran hewan, tumbuhan dan manusia
oleh bakteri pengurai metanogen pada sebuah
biodigester. Jadi, untuk menghasilkan biogas
diperlukan pembangkit biogas yang disebut
biodigester. Komposisi biogas yang dihasilkan
biodigister sebagian besar terdiri dari 50-70% methan (CH4), 30-45% Karbondioksida (CO2) dan
gas lainnya dalam jumlah kecil seperti H2S.
Gas methan (CH4) yang merupakan komponen utama biogas merupakan bahan bakar yang
berguna karena mempunyai nilai kalor cukup tinggi, yaitu sekitar 4800-6700 Kkal/m³,
sedangkan gas metan murni mengadung energi 8900 Kkal/m³. Biogas dapat dipergunakan
pada hari ke 4-5 sesudah biodigester terisi penuh, dan mencapai puncak pada hari ke 20-25.
Biogas dapat dipergunakan untuk keperluan penerangan, memasak, menggerakkan mesin, dan
sebagainya, karena biogas memiliki nilai kalor yang cukup tinggi. ada tiga kelompok bakteri
yang berperan dalam pembentukan biogas, yaitu :
1. Kelompok bakteri fermentatif : Steptococci, bacteriodes dan Enterobactericeae.
2. Kelompok bakteri asetogenik : Desulfovibrio.
3. Kelompok bakteri metana : Methanobacterium, Methanobacellus dan Methanococcus.
Bakteri metanogen secara alami dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti air bersih,
endapan air laut, kotoran sapi/kambing, limbah tinja, lumpur (sludge) kotoran anaerob ataupun
TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Biodigester telah digunakan oleh masyarakat pedesaan
selama beberapa tahun ini untuk mengubah limbah partanian dan peternakan yang mereka
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
3
miliki menjadi bahan bakar gas. Biodigestar, pada umumnya dimanfaatkan pada skala rumah
tangga, namun tidak menutup kemungkinan dapat juga dimanfaatkan pada skala yang lebih
besar (komonitas), seperti yang telah diimplementasikan dalam program SANIMAS.
4. ANAEROBIC DIGESTER (BIO-DIGESTER)
Anaerobik digester atau biodigester
adalah suatu teknologi yang
memanfaatkan proses biologis di mana
bahan organik oleh mikroorganisme
anaerobik terurai dalam ketiadaan oksigen
terlarut (kondisi anaerob).
Mikroorganisme anaerobik mencerna
bahan masukan organik yang diubah
melalui degradasi anaerobik menjadi
bentuk yang lebih stabil, sementara gas
campuran energi tinggi (biogas) yang
terutama terdiri dari methan (CH4) dan
karbon dioksida (CO2), yang dihasilkan.
Agar penguraian anaerobik terjadi maksimal, produk harus berada pada kondisi tertentu seperti
tingkat suhu, kelembaban dan pH yang sesuai. Suhu yang cocok untuk proses ini adalah antara
30-40o Celcius dan 60-80o Celcius. Biogas dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai sumber
energi, Hampir semua bahan organik dapat diproses dengan biodigester, termasuk kertas
limbah dan kardus, rumput, sisa-sisa makanan, limbah industri, limbah dan kotoran hewan.
4.1 Bahan Baku Anaerobic Digester
Hal yang paling penting ketika mempertimbangkan penerapan sistem pencernaan
anaerobik adalah bahan baku untuk proses. Bahan mencakup substrat yang dapat
dikonversi menjadi metana oleh bakteri anaerob. Bakteri ini biasanya dapat menerima
bahan biodegradable, tetapi tingkat biodegradabilitas adalah faktor kunci untuk aplikasi
yang sukses.
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
4
Pertimbangan Pertama ialah Komposisi
substrat menentukan hasil metana dan
tingkat produksi metana dari pencernaan
biomassa. Pertimbangan Kedua terkait
dengan bahan baku adalah kadar air nya.
Kandungan kelembaban bahan baku juga
akan mempengaruhi jenis sistem
diterapkan untuk pengolahannya.
Kemudian pertimbangan Ketiga dalam
Anaerobic Digester adalah rasio C/N dari
substrat awal yang mengalami dekomposisi anaerobik. Rasio C/N merupakan hubungan
antara jumlah karbon dan nitrogen hadir dalam bahan organik dan merupakan
keseimbangan makanan mikroba yang dibutuhkan mikroba untuk tumbuh. Rasio C/N
optimum dalam digester anaerobik adalah antara 20-30 (Verma, 2002). Keempat, tingkat
kontaminasi bahan baku limbah padat juga menjadi parameter. Jika bahan baku yang
masuk ke digester mengandung sejumlah besar kontaminan seperti plastik, kaca atau
logam, maka digester tidak akan berfungsi secara efisien.
4.2 Proses Biologi Anaerobic Digester
Proses biologis yang terjadi pada Digester anaerobik merupakan proses alami pembusukan
dan peluruhan material organik, dimana bahan organik dipecah menjadi komponen
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
5
sederhana dibawah kondisi anaerobik. Mikroorganisme anaerobik mencerna bahan organic
untuk menghasilkan metana dan karbon sebagai produk akhir yang ideal. Ada empat
tahapan biologis dan kimia dalam anaerobic digester, yaitu :
1) Yang pertama adalah reaksi kimia dari hidrolisis , dimana molekul-molekul organik
kompleks yang dipecah menjadi gula sederhana , asam amino , dan asam lemak
dengan penambahan gugus hidroksil.
2) Tahap kedua adalah proses biologis acidogenesis mana gangguan lebih lanjut
dengan acidogens menjadi molekul sederhana, asam lemak volatil (VFAs) terjadi,
memproduksi amonia, karbon dioksida dan hidrogen sulfida sebagai produk
sampingan.
3) Tahap ketiga adalah proses biologis acetogenesis dimana molekul sederhana dari
acidogenesis lebih lanjut dicerna oleh acetogens untuk menghasilkan karbon
dioksida, hidrogen dan terutama asam asetat .
4) Tahap keempat adalah proses biologis metanogenesis mana metana , karbon
dioksida dan air yang diproduksi oleh metanogen.
4.3 Kondisi dan Variabel yang mempengaruhi Anaerobic Digester
Ada beberapa kondisi dan variabel yang harus diperhatikan sehingga dapat meningkatkan
aktivitas mikroba dan dengan demikian dapat meningkatkan efisiensi dari anaerobic
digester.
a) Suhu
Pencernaan anaerobik dapat terjadi dalam dua rentang suhu :
- Kondisi mesofilik, antara 20-45 ° C, biasanya 35 ° C
- Kondisi termofilik, antara 50-65 ° C, biasanya 55 ° C
Suhu optimum pencernaan dapat bervariasi tergantung pada
komposisi bahan baku dan jenis digester, tetapi dalam proses
Anaerobic Digester kebanyakan harus konstan untuk
mempertahankan tingkat produksi gas. Digester termofilik lebih
efisien dalam hal waktu retensi, loading rate dan jumlah produksi
gas, tapi membutuhkan masukan panas yang lebih tinggi dan
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
6
memiliki sensitivitas yang lebih besar . Sterilisasi limbah ini juga terkait dengan suhu.
Semakin tinggi itu adalah lebih efektif dalam menghilangkan patogen, virus dan bibit
b) Waktu retensi
Waktu retensi adalah waktu yang diperlukan untuk mencapai
degradasi optimum bahan organik. Waktu retensi bervariasi
sesuai dengan parameter proses, seperti proses suhu dan
komposisi limbah. Waktu retensi untuk limbah dilakukan
dengan mesofilik digester berkisar dari 15 sampai 30 hari
dan 12-14 hari untuk termofilik digester.
c) Karbon : Nitrogen (C/N)
Hubungan antara jumlah yang karbon dan nitrogen di bahan organik diwakili oleh C/N.
Rasio optimum C/N dalam digester anaerob antara 20 dan 30. Rasio C/N yang rendah
menyebabkan amonia terakumulasi dan nilai pH melebihi 8,5 sehingga bersifat racun
terhadap bakteri methanogenic. Rasio C/N yang tinggi merupakan indikasi dari
konsumsi yang cepat dari nitrogen oleh metanogen dan hasil dalam produksi gas yang
lebih rendah. (Verma, 2002).
d) pH
Nilai pH optimal untuk tahap acidogenesis dan
metanogenesis berbeda. PH rendah dapat menghambat
acidogenesis dan pH di bawah 6,4 bisa menjadi racun untuk
bakteri pembentuk metana (kisaran optimal untuk
metanogenesis adalah antara 6,6 dan 7). kisaran pH optimal
untuk semua adalah antara 6,4 dan 7,2.
e) Pencampuran
Pencampuran, dalam digester, meningkatkan kontak antara mikro-organisme dan
substrat dan meningkatkan kemampuan populasi bakteri untuk memperoleh nutrisi.
Percampuran juga mencegah pembentukan buih dan pengembangan gradien
temperatur dalam digester. Namun pencampuran yang berlebihan dapat mengganggu
mikro-organisme dan oleh karena itu Pencampuran lambat lebih disukai.
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
7
4.4 Jenis-jenis Anaerobic Digester
Ada berbagai jenis Anaerobic Digester yang menghasilkan panas dari bahan biomassa
yaitu :
a) Complete Mix
Complete Mix adalah wadah berbentuk
lingkaran besar yang dapat memproses
limbah yang campuran padatnya hanya
sekitar 10%. Digester ini dapat
beroperasi dengan baik pada berbagai
tingkat suhu dan bisa menghasilkan
panas selama lebih dari 20 hari
berturut-turut. Karena tidak
memerlukan pemeliharaan atau perbaikan, sistem ini merupakan salah satu jenis
digester anaerobik yang paling populer.
b) Plug Flow
Plug Flow Digester biasanya dibangun di
bawah tanah. Setiap hari, sejumlah
tertentu kotoran hewan dikirim ke alat
ini. Di sistem ini terdapat sebuah
kompartemen dengan udara yang tipis.
Sistem ini juga dapat memproses
kotoran yang campuran padatnya tidak
lebih dari 15% . Jadi, ketika kotoran
hewan yang baru ditambahkan, kotoran
hewan yang tua masuk ke dalam palung dan akan diproses, sedangkan kotoran hewan
yang baru tersebut menunggu sampai hari berikutnya untuk didorong ke bawah.
Dengan cara ini, proses terus berlangsung sampai suplai ke digester dihentikan.
c) Cover Lagoon
Jenis digester yang ketiga adalah Cover Lagoon. Pertama-tama dibutuhkan penutup
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
8
seperti membran kain dan menempatkannya di kolam penampungan limbah. Kemudian
limbah diproses dan panas yang dihasilkan diserap oleh penutup. Proses ini tidak cocok
untuk limbah padat, tetapi sistem ini paling sesuai untuk limbah cair.
Cover Lagoon agak lebih sederhana
dan biayanya lebih efektif
dibandingkan dengan dua tipe digester
lainnya, tetapi memiliki satu
kelemahan yaitu produksinya
tergantung pada suhu. Jadi, di musim
panas ketika kolam penampung
dipanaskan, produksinya 35% lebih
tinggi daripada di musim dingin. Hal
lain yang harus diperhatikan adalah paling tidak dibutuhkan waktu 2-3 tahun agar
Cover Lagoon stabil dan menghasilkan biogas secara konsisten.
4.5 Produk Hasil Anaerobic Digester
Ada tiga produk utama dari Teknologi Anaerobic Digester, yaitu :
1) Biogas
Biogas adalah campuran gas yang terdiri dari sebagian besar metana dan karbon
dioksida,tetapi juga mengandung sejumlah kecil hidrogen dan hidrogen sulfide. Metana
dalam biogas dapat dibakar untuk menghasilkan listrik, biasanya dengan mesin
reciprocating atau microturbine Karena gas tidak dibuang langsung ke atmosfer
sehingga tidak memberikan kontribusi untuk meningkatkan konsentrasi karbon dioksida
atmosfer, karena itu dianggap menjadi sumber energi yang ramah lingkungan.
2) Digestate
Anaerobik Digester menghasilkan residu padat dan cair yang disebut digestate yang
dapat digunakan sebagai vitamin tanah. Jumlah biogas dan kualitas digestates yang
diperoleh akan bervariasi sesuai dengan bahan baku yang digunakan. Lebih banyak gas
akan diproduksi jika bahan baku adalah mudah membusuk. Beberapa diantaranya
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
9
adalah Acidogenic digestate yang merupakan bahan organik yang stabil sebagian besar
terdiri dari lignin dan kitin , tetapi juga dari berbagai komponen mineral dalam matriks
sel-sel bakteri mati. Kemudian methanogenic digestate yang kaya nutrisi dan dapat
digunakan sebagai pupuk tergantung pada kualitas bahan yang sedang dicerna.
Tingkat unsur berpotensi toksik (PTEs) harus dinilai secara kimia. Ini akan tergantung
pada kualitas bahan baku asli.
3) Air Limbah
Hasil akhir dari sistem pencernaan anaerobik adalah air. Air ini berasal baik dari
kandungan air limbah asli yang diolah tetapi juga mencakup air yang dihasilkan selama
reaksi mikroba dalam sistem pencernaan. Air ini dapat dilepaskan dari dewatering dari
digestate atau mungkin. Ini biasanya akan berisi BOD dan COD yang tinggi yang akan
memerlukan pengolahan lebih lanjut sebelum dilepaskan ke saluran pembuangan air.
5. BIOGAS
Biogas pertama kali digunakan untuk memanaskan air
mandi di Asyur selama abad ke-10 SM th dan kemudian
di Persia pada abad ke-16. Pada abad ke-17, Jan Van
Helmont Baptita menemukan bahwa bahan organik yang
membusuk menghasilkan gas yang mudah terbakar.
Pada tahun 1776, Count Alessandro Volta memutuskan
bahwa ada hubungan langsung antara seberapa banyak bahan organik yang digunakan dan
berapa banyak gas yang dihasilkan materi. Pada 1808, Sir Humphry Davy menyatakan bahwa
metana (CH4) hadir dalam gas yang dihasilkan oleh kotoran ternak.
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-
bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah
tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi
anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
10
5.1 Komposisi Biogas
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas
landfill alami memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan pada sistem pengolahan
limbah yang maju dapat menghasilkan biogas dengan prosentase CH4 mencapai 55-75%.
Rentang komposisi biogas pada umumnya adalah sebagai berikut :
Komponen %
Metana (CH4) 55-75
Karbon dioksida (CO2) 25-45
Nitrogen (N2) 0-0.3
Hidrogen (H2) 1-5
Hidrogen sulfida (H2S) 0-3
Oksigen (O2) 0.1-0.5
Sedangkan dari sisi kandungan energi biogas, nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar
6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas
sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti
minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
5.2 Manfaat dan Kelebihan Biogas
Beberapa manfaat dan kegunaan biogas ialah sebagai berikut :
a) Biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat
termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang
diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah.
b) Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga
akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.
c) Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya duatmosfer akan
meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka
akan mengurangi gas metana di udara.
d) Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
11
bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun yang sangat berbahaya. Aplikasi
anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan nilai manfaat
dari limbah.
e) Selain keuntungan energi yang didapat dari proses anaerobik digestion dengan
menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Meterial ini diperoleh dari sisa
proses anaerobik digestion yang berupa padat dan cair. Masing-masing dapat
digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.
Beberapa implementasi
manfaat biogas yang
diterapkan di berbagai
daerah, diantaranya ialah
energi yang dihasilkan biogas
dapat menjadi sumber energi
alternatif pembangkit listrik,
serta menjadi sumber energi
dalam program dapur
komunal Sanitasi Berbasis
Msayarakat (SANIMAS).
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
12
6. KISAH SUKSES SANIMAS BERSAMA BIODIGESTER DI KELURAHAN KEPEK,
KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DI YOGYAKARTA
Di Kampung Sumbermulyo RT 4 RW 3 kelurahan Kepek, kecamatan Wonosari, Gunung Kidul
luasnya sekitar 21.18Ha. Mayoritas penduduknya bekerja di pabrik tahu, baik sebagai
pengusaha maupun sebagai tenaga kerja/buruh. Jumlah penduduk sekitar 260 jiwa terdiri
dari 68 kepala keluarga. Dari jumlah tersebut 14 KK adalah pengrajin tahu, masing-masing
mampu memproduksi 400 kg kedelai perharinya.
Produksi tahu butuh banyak air. Untuk mencukupi kebutuhan
air sehari-harinya, masyarakat menggunakan air bersih yang
bersumber dari sumur gali dan PDAM, Rata-rata kebutuhan
air bersih per KK perhari adalah 1-2 m3 yang digunakan
untuk memasak, minum, mandi dan mencuci. Sedangkan
pengrajin tahu butuh air sekitar 15m3 perharinya. Warga
bukan pengrajin tahu mengeluarkan biaya Rp 30.000,
dibanding Rp 500.000 per bulannya untuk pengrajin tahu.
Kesadaran para pengrajin tahu akan kesehatan lingkungan
cukup rendah. Hal ini dibuktikan dengan pembuangan air
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
13
limbah pengolahan tahu yang hanya dialirkan begitu saja ke lingkungan padahal
mengandung kadar polutan yang sangat tinggi.
LPTP yang memfasilitasi program SANIMAS,
setelah penandatanganan MoU dengan
Pemkab Gunung Kidul, c.q. Dinas PU
kemudian melakukan longlist, shorlist calon
lokasi, seleksi lokasi. Setelah lokasi terseleksi,
kemudian difasilitasi penyusunan rencana
kerja masyarakat termasuk pemilihan
teknologinya. Oleh karena permukiman pengrajin tahu ini letaknya tidak berdekatan
sehingga harus menggunakan pemipaan yang panjang pipa utamanya total mencapai 466,8
m untuk dapat menghubungkan semua pengrajin tahu. Setelah perencanaan matang dan
persiapan selesai, dimulailah proses pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
sistem komunal di Kampung Sumbermulyo ini. Pekerjaan fisik menghabiskan waktu 4
bulan,- hingga instalasi tersebut benar-benar bisa digunakan.
Sarana IPAL juga dilengkapi dengan 2 buah biodigester berukuran masing-masing 6M³. Dari
digester itulah kemudian gas yang dihasilkan dipipakan ke rumah-rumah penduduk yang
bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar alternatif. Hingga hari ini sudah ada 15 rumah tangga
yang tersambung instalasi biogas dari limbah tahu. Mereka menggunakan biogas tanpa
harus membayar, sehingga untuk masak mereka sudah tidak membutuhkan kayu bakar
atau minyak tanah lagi.
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
14
Selain itu, pada musim kemarau air limbahnya juga banyak dimanfaatkan, bahkan untuk
rebutan, oleh masyarakat sekitar untuk menyiram tanaman, termasuk menyiram rumput
untuk makanan ternak yang menjadi sumber penghasilan pokok masyarakat. Selain itu,
pada musim kemarau air limbahnya juga banyak dimanfaatkan, bahkan untuk rebutan, oleh
masyarakat sekitar untuk menyiram tanaman, termasuk menyiram rumput untuk makanan
ternak yang menjadi sumber penghasilan pokok masyarakat.
a. Biogas tahu sebagai energi alternatif
Para pengrajin tahu merasa gembira karena limbah yang selama ini menjadi
sumber masalah, sekarang bisa menjadi “berkah”, selain tidak ada lagi complain
ternyata malah bisa menjadi salah satu bentuk “sodaqoh” pengrajin tahu kepada
warga sekitar dalam bentuk gas bio untuk masak sehingga warga merasa sangat
terbantu untuk mengurangi biaya bahan bakar dan minyak untuk masak yang
perbulannya tidak kurang dari Rp.60.000.
b. Dukungan terhadap UKM
Penggunaan biogas bagi UKM sangat membantu pengrajin untuk mengurangi biaya
bahan bakar. Oleh karena itu perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.
Selain murah, mudah didapatkan dan terbarukan, sumber energi ini juga ramah
lingkungan sehingga dapat mendukung keberlanjutan industri kecil ini.
7. KESIMPULAN
Ditengah semakin melangitnya harga minyak mentah serta bahan bakar minyak, biogas dapat
menjadi alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk keperluan sehari-hari. Biogas
merupakan salah satu energi yang dapat diperbarui (renewable energy), dengan ketersediaan
yang melimpah dan sangat dekat dengan manusia serta mudah pemanfaatannya.
Keberadaannya sebagai salah satu produksi energi hijau yang ramah lingkungan telah banyak
mengubah wajah dunia tentang energi terbarukan.
Penguraian anaerobic telah banyak dipraktikkan di seluruh dunia dan banyak negara yang telah
memiliki struktur Anaerobic Digester yang terus berkembang dengan baik sebagai teknologi
penghasil Biogas yang murah dan mudah. Lebih dari 5000 MW energi dihasilkan di Asia saja
dari proses anaerobic digester ini. Jika hal ini terus berlanjut, proses anaerobic digester akan
MUHAMMAD RIZKI SYA’BANI / 25714003 2014
PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT (PBM)
15
menjadi salah satu pilihan terbaik untuk menghasilkan listrik di seluruh dunia. Begitu pula
dalam implementasi program SANIMAS, Biogas dihasilkan melalui penggunaan teknologi
Anaerobic Digester yang memiliki manfaat yang besar. Sehingga akan mampu meningkatkan
produktifitas ekonomi dan menekan kasus pencemaran.
8. REFERENSI
1. Abdullah, dkk. 1991. “Energi dan Listrik Pertanian”. JICA-DGHE/IPB project/ADAET
2. Anjelita, Suci. 2012. “Seputar Biogas”. Surabaya. Komunitas Blogger
3. Aryanto, dkk. 2013. “Teknologi Pemanfaatan Kotoran Ternak Sebagai Sumber Biogas”.
BPTP Sulawesi Utara kampus Pertanian Kalasey
4. Best Practice. 2009. “Kisah Sukses SANIMAS di Indonesia”. Ditjen Cipta Karya DPU
5. Suriawiria, U. 2005. “Menuai biogas dari limbah”. Diakses melalui www.academia.edu
6. Suyati, F., 2006, “Perancangan Awal Instalasi Biogas Pada Kandang Terpencar
Kelompok Ternak Tani Mukti Andhini Dukuh Butuh Prambanan Untuk Skala Rumah
Tangga”. Skripsi. Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
7. Opay, N. 2011. “Biogas hasil dari teknologi Anaerobic Digester”. Diakses melalui
www.academia.edu