Bio La a a a a a A

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air

mengalir.Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem airmengalir adalah sungai. Ekosistem memiliki ciri-ciri antara lain variasi suhu tidak menyolok,penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macamtumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnyatumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Hewandan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya samadengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis. Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yangbergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggiyang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaantekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbanganair dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang dan pencernaan.1 Organisme lain yang hidup pada ekosistem air tawar adalah plankton,neuston, perifiton dan bentos. Plankton terdiri atas fitoplankton danzooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerakaliran air. Neuston merupakan organisme yang mengapung atau berenang dipermukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.Perifiton merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung padatumbuhan atau benda lain, misalnya keong. Dan bentos adalah hewan dantumbuhan yang hidup pada endapan. Bentos dapatsessil (melekat) ataubergerak bebas, misalnya cacing dan remis.2

M Sachlan. Planktonologi. Direktorat Jenderal Perikanan, (Departemen Pertanian: Jakarta, 1972), h:50).2

1

Ibid., h 51.

B. Rumusan Masalah Adapun masalah yang dikaji pada penelitian ini yaitu apakah di daerah sekitar pantai pulau Barrang Lompo masih terdapat banyak biota laut ?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menafsirkan jumlah serta keragaman biota laut yang terdapat di daerah sekitar pantai di pulau Barranglompo.

D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat : 1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam menjaga kelestarian ekosistem pantai di pulau Barranglompo sehingga keragaman biota laut yang terdapat di dalamnya dapat terpelihara. 2. Sebagai acuan dan bahan pembanding penelitian yang lalu dan yang akan datang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Indonesia merupakan negara maritim kepulauan terbesar di dunia. Kekayaan dan keragaman biota dan ekosistem laut menjadikan laut Nusantara sebagai gudang keaneka-ragaman hayati bahari (mega marine biodiversity). Sistem oseanografimeteorologi perairan Pasifik Barat sangat mempengaruhi kondisi oseanografi dan iklim Indonesia. Sementara itu dinamika upwelling dengan transport nutrien dan biomassa serta iklim tropika yang hangat menjadikan laut nusantara sebagai gudang keanekaragaman hayati dunia. Kondisi ini menjadikan Indonesia mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif dalam keanekaragaman, kekayaan, keunikan dan keindahan biota serta ekosistem baharinya. Hal tersebut menjadi lebih menonjol terutama dengan adanya program riset global yang disebut Census of Marine Life atau disingkat dengan CoML.3 Hanya 3% air muka bumi ini adalah air tawar. Sebagian besar (kira-kira 99%)dari padatnya dapat membeku dalam glasier dan es atau terbenam dalam akuifer.Sisanya terdapat dalam danau, kolam, sungai, dan aliran, dan disitu menyediakanbermacam habitat untuk komunitas hayati. Danau dan kolam. Penelitian menunjukan bahwa danau yang dalam terdiriatas tiga zona utama, masing-masing dengan ciri komunitas organisme. Tepiandanau dinamakan zona litoral. Di sini cahaya sampai di dasarnya. Produsen dizona litoral adalah tumbuhan yang berakar sampi ke dasar dan juga algae yangmenempel pada tumbuhan tadi dan pada setiap subtrat pada lainnya. Ada berbagaimacam konsumen, biasanya mencakup krustasea kecil, cacing pipih, larvaserangga, dan siput, demikian pula bentuk yang lebih besar seperti katak, ikan,dan kura-kura.4 Suhu merupakan faktor fisika yang penting dimana-mana di dunia. Kenaikan suhu mempercepat reaksi-reaksi kimiawi; menurut hukum vant Hoff kenaikan suhu 10C melipat duakan kecepatan reaksi, walaupun hukum ini tidak selalu berlaku.Sea Dragon. http://Biota Laut.com/ (Diakses 14 November 2011). Sumariatih. Keanekaragaman Jenis Plankton Di Perairan Danau. Jakarta : Penebar Swadaya,2006) h.125.4 3

Misalnya saja proses metabolisme akan menaik sampai puncaknya dengan kenaikan suhu tetapi kemudian menurun lagi. Setiap perubahan suhu cenderung untuk mempengaruhi banyak proses kimiawi yang terjadi secara bersamaan pada jaringan tanaman dan binatang, karenanya juga mempengaruhi biota secara keseluruhan. Di perairan tropis perbedaan/variasi suhu air laut sepanjang tahun tidak besar; suhu permukaan laut Nusantara berkisar antara 27 dan 32C. Kisaran suhu ini adalah normal untuk kehidupan biota laut di perairan Indonesia. Suhu alami tertinggi di perairan tropis berada dekat ambang atas penyebab kematian biota laut. Oleh karena itu peningkatan suhu yang kecil saja dari alami dapat menimbulkan kematian atau paling tidak gangguan fisiologis biota laut. GESAMP (1984) menyatakan bahwa kisaran suhu di daerah tropis sedemikian rupa sehingga banyak organisme hidup dekat dengan batas suhu tertinggi.5 Arus laut adalah gerakan massa air laut yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Arus di permukaan laut terutama disebabkan oleh tiupan angin, sedang arus di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut. Selain itu, arus di permukan laut dapat juga disebabkan oleh gerakan pasang surut air laut atau gelombang. Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera (ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents). Penyebab utama arus permukaan laut di samudera adalah tiupan angin yang bertiup melintasi permukaan Bumi melintasi zona-zona lintang yang berbeda. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air laut tertekan sesuai dengan arah angin. Pola umum arus permukaan samudera dimodifikasi oleh faktor-faktor fisik dan berbagai variabel seperti friksi, gravitasi, gerak rotasi Bumi, konfigurasi benua, topografi dasar laut, dan angin lokal. Interaksi berbagai variabel itu menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit.6 Zona limnetik merupakan lapisan air terbuka dan di sini masih dapat terjadiproduksi primer. Makin ke dalam kita turun di zona di limnetik, jumlah cahayayang tersedia untuk fotosintesis makin berkurang sampai sampai pada5

Kualitas Air Dalam Budidaya laut. http:// Berita Kelautan.com/ (Diakses 14 November Sumariatih, op.cit., h. 128.

2011).6

kedalamandengan laju fotosintesis produsen menjadi sama dengan laju respirasinya. Padatahapan ini, tidak terjadi produktifitas primer bersih. Zona limnetik lebih dangkaldalam air keruh daripada di air jernih, dan merupakan ciri yang jauh lebih pentingbagi danau daripada bagi kolam. Kehidupan dalam zona limnetik didominasi olehmikroorganisme terapung, disebut plankton, dan hewan yang berenang secaraaktif, disebut nekton. Produsen dalam ekosistem ini ialah algae

plankton.Konsumen primer mencakup krustasea terapung mikroskopik (misalnya ; DaphniaCyclops) dan rotifera. Hewan-hewan ini adalah zooplankton. Nekton cenderungmerupakan konsumen sekunder (atau lebih tinggi). Tercakup didalamnya seranggayang berenang dan ikan. Pada umumnya, nekton bergerak bebas di antara zonalitoral dan zona limnetik.7 Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21-30C. Beberapa tempat tumbuhnya terumbu karang adalah pantai timur Afrika, pantai selatan India, Laut Merah, lepas pantai timur laut dan baratl laut Australia hingga ke Polynesia. Terumbu karang juga terdapat di pantai Florida, Karibia dan Brasil. Terumbu karangterbesar adalah Great Barier Reef di lepas pantai timur laut Australis dengan panjang sekitar 2000 km.8 Terumbu karang merupakan sumber makanan dan obat-obatan dan melindungi pantai dari erosi akibat gelombang laut. Terumbu karang memberikan perlindungan bagi hewan-hewan dalam habitatnya termasuk sponge, ikan (kerapu, hiu karang, clown fish, belut laut, dll), ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan, kurakura, ular laut, siput laut, cumi-cumi atau gurita, termasuk juga burung-burung laut yang sumber makanannya berada di sekitar ekosistem terumbu karang. Ada dua jenis7

J. W. Kimball. Biologi Edisi Kelima. (Erlangga: Jakarta, 1999), h. 220. Wikipedia, http://www.Wikipedia.org.co.id/ (Diakses 14 November 2011).

8

terumbu karang yaitu terumbu karang keras (hard coral) dan terumbu karang lunak (soft coral). Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.9 Terumbu karang ditemukan di sekitar 100 negara dan merupakan rumah tinggal bagi 25% habitat laut. Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat rentan di dunia. Dalam beberapa dekade terakhir sekitar 35 juta hektar terumbu karang di 93 negara mengalami kerusakan. Ketika terumbu karang mengalami stres akibat temperatur air laut yang meningkat, sinar ultraviolet dan perubahan lingkungan lainnya, maka ia akan kehilangan sel alga simbiotiknya. Akibatnya warnanya akan berubah menjadi putih dan jika tingkat ke-stres-annya sangat tinggi dapat menyebabkan terumbu karang tersebut mati. Jika laju kerusakan terumbu karang tidak menurun, maka diperkirakan pada beberapa dekade ke depan sekitar 70% terumbu karang dunia akan mengalami kehancuran. Kenaikan temperatur air laut sebesar 1 hingga 2C dapat menyebabkan terumbu karang menjadi stres dan menghilangkan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae yang

merupakan pewarna jaringan dan penyedia nutrient-nutrien dasar. Jika zooxanthellae tidak kembali, maka terumbu karang tersebut akan mati.10 Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau samudera yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada tiga sumber gaya yang saling berinteraksi: laut, matahari, dan bulan. Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan9

10

Ibid., Ibid.,

dalam navigasi pantai. Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut mintakat pasangs. Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit. Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera.11 Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari. Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang sangat tinggi dan pasang surut yang sangat rendah. Pasang laut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama. Pasang laut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi pada saat bulan seperempat dan tigaperempat.12

11 12

J. W. Kimball. op. cit., h. 228. Heron Surbakti, http://Pasang Surut Air Laut.com/ (Diakses 14 November 2011).

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang membahas

keragaman biota laut pada daerah sekitar pantai di pulau Barranglompo. B. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah variabel sampling yaitu mencari biota laut yang terdapat dalam plot bambu kemudian mengidentifikasinya. C. Prosedur Penelitian 1. Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu plot bambu, kamera digital, senter, pulpen dan kertas. 2. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja pada penelitian ini yaitu : Persiapan a. b. c. Menyiapkan 10 buah plot bamboo yang akan digunakan. Menguasai cara penggunaan alat. Mendengarkan instruksi dan arahan dari asisten / dosen pendamping.

Pengambilan spesimen a. Berjalan ke lokasi pengambilan specimen dengan hati-hati secara berkelompok dengan didampingi oleh asisten pendamping yang telah ditetapkan. b. Meletakkan plot bambu di lokasi penelitian tersebut secara vertikal maupun horizontal dengan jarak masing-masing plot yaitu 1.5 meter. c. d. e. f. Menyelam dan mengambil specimen di dasar laut dengan hati-hati. Memasukkan specimen yang ditemukan dalam toples plastic. Mengambil gambar specimen dengan kamera digital. Memberi label tertentu dan mencatat ciri-cirinya pada specimen yang tidak diketahui namanya.

Pengidentifikasian a. b. Mengumpulkan semua specimen yang ditemukan. Membuka buku/ atlas/ gambar dari beberapa jenis hewan zoology invertebrata, kemudian mencocokkan dengan specimen yang ditemukan untuk identifikasi nama dari specimen tersebut. c. Spesimen yang telah teridentifikasi nama spesiesnya, kemudian segera menyusun klasifikasinya. d. Untuk specimen yang banyak ditemukan dikembalikan kehabitat semula atau dasar laut oleh masimg-masing kelompok. Adapun rentan waktu penelitian tiap kelompok yaitu : a. b. c. d. e. f. Kelompok 1 Kelompok II Kelompok III Kelompok IV dan VII Kelompok V Kelompok VI dan VIII : Pukul 17.00-19.00 WITA : Pukul 19.00-21.00 WITA : Pukul 21.00-23.00 WITA : Pukul 23.00-01.00 WITA : Pukul 01.00-03.00 WITA : Pukul 03.00-05.00 WITA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Dari penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil berupa sejumlah biota laut antara lain : 1. Pemandangan Sekitar Pantai 2. Pohon waru laut (T. populnea) Pohon kelor (Moringa oleifera Lam)

Biota-Biota Laut Laminaria sp Padina sp Kerang dara (Anadara granosa) Fungia sp Spongia sp Bintang laut (Asterias vulgaris) Bintang ular (Ophiolepsis sp) Bulu babi (Diadema sp) Landak laut (Holotheria atra)

B. Pembahasan Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Panjang garis pantai ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial suatu negara. Garis pantai adalah batas pertemuan antara

bagian laut dan daratan pada saat terjadi air laut pasang tertinggi. Garis laut dapat berubah karena adanyaabrasi, yaitu pengikisan pantai oleh hantaman gelombang laut yang menyebabkan berkurangnya areal daratan.

Dari hasil pengamatan di palau Barranglompo diperoleh hasil dimana air laut surut sekitar pukul 14.00 WITA dan pasang kembali sekitar pukul 17.00WITA. pada saat surut, air laut dapat mencapai kedalaman sekitar setengah meter. 1. Pemandangan Sekitar Pantai Pohon waru laut (T. populnea) Waru laut atau baru laut (Thespesia populnea), adalah sejenis pohon tepi pantai anggota suku kapaskapasan atau Malvaceae. Perdu atau pohon kecil ini menyebar luas di pantai-pantai tropis di seluruh dunia. Pohon kecil, tinggi 210 m. Tumbuh di pantai berpasir atau di bagian belakang dari hutan pasang yang tidak berawa. Daun bertangkai panjang, bundar telur bentuk jantung dengan tepi rata, 724 516 cm; seperti kulit; bertulang daun menjari, dengan kelenjar kulit kecil di antara pangkal tulang daun utama di sisi bawah daun. Daun muda bersisik coklat rapat. Bunga berdiri sendiri, di ketiak daun, naik dahulu kemudian tunduk, bertangkai panjang dan bersisik. Daun kelopak tambahan 3, amat kecil dan lekas rontok. Kelopak seperti cawan, panjang 1214 mm, dengan gigi yang sangat kecil. Mahkota bentuk lonceng, 67 cm, kuning muda dan akhirnya merah, dengan noda (bercak) ungu pada pangkalnya. Bergetah kuning. Buah kotak bentuk bola pipih sampai bentuk telur lebar, diameter 2,54,5 cm, tidak membuka atau membuka lambat. Bijinya berambut. Klasifikasi tumbuhan Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Bangsa : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Malvales

Suku Marga Jenis

: Malvaceae : Thespesia : T. populnea (www.Plantamor.com)

Pohon kelor (Moringa oleifera Lam) Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar.

Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling (alternate), beranak daun gasal

(imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda - setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 - 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus. Bunga muncul di ketiak daun (axillaris), bertangkai panjang, kelopak berwarna putih agak krem, menebar aroma khas. Buah kelor berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm, buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak. Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang. Klasifikasi Kingdom Divisi Class : Plantae (Tumbuhan) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Dilleniidae : Capparales : Moringaceae : Moringa : Moringa oleifera Lam (www.Plantamor.com)

2.

Biota-Biota Laut Laminaria sp Laminaria hidup di pantai, warna coklat karena adanya pigmen fikosantin (coklat), klorofil a, klorofil b dan xantofil. Tubuh berbentuk seperti benang atau lembaran yang dapat mencapai puluhan meter.Jenisjenis yang termasuk dalam bangsa ini mempunyai sporofit yang dapat dibagi menjadi alat pelekat, tangkai dan helaian atau lembaran. Klasifikasi : Kingdom Divisi Class Ordo Famili Genus Species Padina sp Spesies ini berbentuk seperti kipas dan mempunyai warna coklat. Akarnya berbentuk serabut yang disebut holdfast untuk menempel kuat pada substrat sehingga dapat digunakan untuk beradaptasi terhadap gerakan ombak : Plantae : Phaeophyta : Phaeophyceae : Laminariales : Laminariaceae : Laminaria : Laminaria sp (Maskoeri Jasin, 1992).

pada daerah intertidal. Di bagian yang menyerupai kipas terdapat garis-garis horisontal yang disebut garis konsentris.. Di ujung daun terdapat penebalan yang disebut penebalan gametangia yang berfungsi sebagai reproduksi gamet dan pelindung daerah pinggiran daun agar tidak sobek karena ombak besar pada zona pasang-surut. Klasifikasi Kingdom Divisi Class Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Rhodophyta : Rhodophyceae : Dictyotales : Padinaceae : Padina : Padina sp (Maskoeri Jasin, 1992).

Kerang dara (Anadara granosa) Kerang darah (Anadara granosa) adalah sejenis kerang yang biasa dimakan oleh warga Asia Timur dan Asia Tenggara. Anggota suku Arcidae ini disebut kerang darah karena ia menghasilkan hemoglobin dalam cairan merah yang dihasilkannya.

Kerang ini menghuni kawasan Indo-Pasifik dan tersebar dari pantai Afrika timur sampai ke Polinesia. Hewan ini gemar memendam dirinya ke dalam pasir atau lumpur dan tinggal di mintakat pasang surut. Dewasanya berukuran 5 sampai 6 cm panjang dan 4 sampai 5 cm lebar. Budidaya kerang darah sudah dilakukan dan ia memiliki nilai ekonomi yang baik. Meskipun biasanya direbus atau dikukus, kerang ini dapat pula digoreng atau dijadikan satai dan makanan kering ringan. Ada pula yang memakannya mentah. Seperti kerang pada umumnya, kerang darah merupakan jenis bivalvia yang hidup pada dasar perairan dan mempunyai ciri khas yaitu ditutupi oleh dua keping cangkang (valve) yang dapat

dibuka dan ditutup karena terdapat sebuah persendian berupa engsel elastis yang merupakan penghubung kedua valve tersebut. Kerang darah mempunyai dua buah cangkang yang dapat membuka dan menutup dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkang pada bagian dorsal tebal dan bagian ventral tipis. Cangkang ini terdiri atas 3 lapisan, yaitu (1) periostrakum adalah lapisan terluar dari kitin yang berfungsi sebagai pelindung (2) lapisan prismatic tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma, (3) lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit (karbonat) yang tipis dan paralel. Klasifikasi : Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Sub Famili Genus Spesies Fungia sp Tubuhnya terdapat skeleton yang dibuat oleh epidermis (ektoderm) dari CaCO3 dan bentuknya seperti mangkuk. Bagian oral agak melebar seperti corong yang dihiasi dengan rangkaian tentakel-tentakel yang membentuk seperti daun bunga, panjang tubuh sekitar 7 10 cm, tetapi ada juga yang berukuran raksasa hingga 1 meter. Tubuh radial simetris dengan warna tubuh putih kekuningan. Tubuh terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu bagian cakram pedal atau bagian kaki, bagian kolumna atau skapus atau bagian batang tubuh dan bagian cakram oral atau kapikulum. Antara bagian cakram : Animalia : Mollusca : Bivalva : Arcoida : Arcidae : Anadarinae : Anadara : Anadara granosa (Maskoeri Jasin, 1992).

pedal dengan bagian skapus dihubungkan oleh bagian yang disebut limbus. Sedang antara skapus dengan bagian cakram oral dihubungkan oleh bagian yang disebut collar. Gastrovaseculer dimulai dengan mulut, mulut di hubungkan dengan colenteron oleh suatu saluran yang berbentuk seperti tabung yang disebut stomodeum. Saluran stomodeum itu disepanjang sisanya dilengkapi alur cincin yang bersilia disebut siphonoglyph. Rongga coelenteron dibagi menjadi bersekatsekat oleh enam buah septa atau mesentris sehingga terbentuklah enam ruang. Epitelium yang melapisi stomodeum berasal dari ektoderm. Infundibulum serta saluran-saluran lain dilapisi oleh gastrodermis. Batas antara ektoderm dan endoderm ialah pada batas stomodeum dan infundibulum. Klasifikasi : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies Spongia sp Spongia adalah hewan dari filum Porifera. : Animalia : Coelenterata : Anthozoa : Madreporaria :: Fungia : Fungia sp (Jasin, 1992).

Spongia sp memiliki banyak pori pada permukaan tubuhnya yang merupakan awal dari sistem kanal (saluran air) yang menghubungkan daerah eksternal dan daerah internal. Tubuhnya dilengkapi dengan apendiks dan bagian yang dapat digerakkan . Bentuk tubuh menyerupai batang dengan ada beberapa cabang yang bentuknya lebih kecil dari batang utamanya. Warna tubuhnya putih keruh coklat . Hewan ini memiliki spikula yang bersifat monoaxon dan dengan serabut

spongia. Pada ujung cabangnya terdapat oskulum dan di daerah badannya terdapat ostium. Klasifikasi : Kingdom Phyllum Classis Ordo Familia Genus Species : Animalia : Porifera : Demospongia : Keratosa : : Spongia : Spongia sp (Maskoeri Jasin, 1992).

Bintang laut (Asterias vulgaris) Bintang laut merupakan hewan

invertebrata yang termasuk dalam filum Echinodermata, dan kelas Asteroidea.

Echinodermata (dalam bahasa yunani, echino = landak, derma = kulit) adalah kelompok hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Walaupun dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan sebutan starfish, hewan ini sangat jauh hubungannya dengan ikan. Sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Bintang laut termasuk hewan simetri radial dan umumnya memiliki lima atau lebih lengan. Mereka bergerak dengan menggunakan sistem vaskular air. Bintang laut sebenarnya adalah makhluk hidup yang bebas, namun dikarenakan ketiadaannya organ gerak yang memadai, bintang laut hanya bergerak mengikuti arus air laut. Tubuh bintang laut terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan Aboral (yang tidak memiliki mulut). Hewan ini banyak dijumpai di pantai. Ciri lainnya adalah alat organ tubuhnya bercabang ke seluruh lengan. Mulut terdapat di permukaan bawah atau yang disebut permukaan oral dan anusnya terletak di permukaan atas atau disebut juga permukaan aboral. Kaki

tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit. Madreporit adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin. Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau runcing panjang. Duri berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut testa. Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral. Ambulakral berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung ambulakral.Kaki ambulakral memiliki alat isap. Klasifikasi : Kingdom Filum Klas Ordo Familia Genus Spasies : Animalia : Echinodermata : Asteroidea : Pisces :: Asterias : Asterias vulgaris (Maskoeri Jasin, 1992).

Bintang ular (Ophiolepsis sp) Bintang ular adalah hewan dari filum Echinodermata, yang memiliki hubungan dekat dengan bintang laut. Mereka berjalan di dasar laut dengan menggunakan lengan fleksibel mereka untuk bergerak. Bintang ular umumnya

memiliki lima lengan berbentuk seperti cambuk yang panjangnya bisa mencapai 60 cm (2 kaki) pada spesimen terbesar.Ada sekitar 1.500 spesies bintang ular yang hidup sekarang, dan mereka kebanyakan ditemukan pada kedalaman lebih dari 500 meter (1.620 kaki). Seperti echinodermata lainnya, Ophiuroidea memiliki rangka dari kalsium karbonat.Bentuk tubuh bintang ular mirip dengan Asteroidea. Kelima lengan

ophiuroidea menempel pada cakram pusat yang disebut calyx.Ophiuroidea memiliki lima rahang. Di belakang rahang ada kerongkongan pendek dan perut besar, serta buntu yang menempati setengah cakram. Ophiuroidea tidak memiliki usus maupun anus. Pencernaan terjadi di perut. Pertukaran udara dan ekskresi terjadi pada kantong yang disebut bursae. Umumnya ada 10 bursae.Kelamin terpisah pada kebanyakan spesies. Ophiuroidea memiliki gonad. Gamet disebar oleh bursal sacs. Sistem saraf terdiri atas cincin saraf utama yang bekerja di sekitar cakram utama. Ophiuroidea tidak memiliki mata, atau sejenisnya. Tetapi, mereka memiliki kemampuan untuk merasakan cahaya melalui reseptor pada epidermis.Baik Ophiurida maupun Euryalida memiliki lima lengan yang panjang, langsing, fleksibel, dan berbentuk seperti cambuk. Klasifikasi : Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Echinodermata : Ophiuroidea :Ophiurida : Ophiuridae : Ophiolepis : Ophiolepsis sp (Maskoeri Jasin, 1992).

Bulu babi (Diadema sp) Bulu babi termasuk Filum Echinodermata, bentuk dasar tubuh segilima. Mempunyai lima pasang garis kaki tabung dan duri panjang yang dapat digerakkan. Kaki tabung dan duri

memungkinkan binatang ini merangkak di permukaan karang dan juga dapat digunakan untuk berjalan di pasir. Cangkang luarnya tipis dan tersusun dari lempengan-lempengan yang berhubungan satu sama lain. Diadema sp merupakan satu diantara jenis bulu babi yang terdapat di Indonesia yang mempunyai nilai konsumsi. Diadema setosum termasuk dalam kelompok echinoid beraturan

(regular echinoid), yaitu echinoid yang mempunyai struktur cangkang seperti bola yang biasanya sirkular atau oval dan agak pipih pada bagian oral dan aboral. Permukaan cangkang di lengkapi dengan duri panjang yang berbeda-beda tergantung jenisnya, serta dapat digerakkan. Klasifikasi Filum Kelas Subkelas Ordo Famili Genus Spesies : Echinodermata : Echinoidea : Euchinoidea : Cidaroidea : Diadematidae : Diadema : Diadema sp (Maskoeri Jasin, 1992).

Landak laut (Holotheria atra) Landak laut ini ditemukan pada terumbu karang, bentuknya bundar, tiak berlengan, dan seluruh tubuhnya dilapisi duri yang kuat yang dapat digerak-gerakkan untuk melindungi dari hewan lain

atau sebagai alat bantu pergerakan, warna durinya yaitu hitam kecoklatan. Menurut Jasin (1984), diantara duri-duri terdapat pedicellariae dengan tiga anak penjepit dan tangkai yang panjang, pedicellariae berfungsi menjaga agar tubuh selalu bersih dan untuk menagkap makanan yang kecil-kecil. Memiliki mulut di daerah oral yang dikelilingi oleh lima gigi yang kuat dan tajam. Gigi tersebut disokong oleh lima rangka samping, disebelah dalam cangkang yang disebut lentera Aristoteles. Bagian ini berfungsi untuk mengambil makanan. Anus terletak dipusat tubuh pada permukaan aboral, terletak diantra lempengan kapur yang besar yang mengandung lima atau empat atau dua lubang genital. Landak laut mempunyai 10 insang yng menjorok dari membran peritoneum. Madreporit terdapat didaerah aboral, sedang saliuran cincin melingkari oesophagus, dan saluran radial tetap dalam intrior cangkok yang

terhubung dengan kaki-kaki ambulakral. Saraf cincin melingkari mulut, selanjutnya bercabang lima saraf radial. Pergerakan dilakukan dengan mengguakan kaki ambulakral yang pendek-pendek dan dibantu dengan duri-duri yang panjan. Bersamaan dengan itu sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus. Klasifikasi : Kingdom Devisi Class Ordo Famili Genus Spesies :Animalia :Echinodermata :Holothuroidea :Pisces ::Holothuria : Holotheria atra (Maskoeri Jasin, 1992).

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh hasil beberapa biota laut antara lain Laminaria sp, Padina sp, Kerang dara (Anadara granosa), Fungia sp, Spongia sp, Bintang laut (Asterias vulgaris), Bintang ular (Ophiolepsis sp), Bulu babi (Diadema sp) dan Landak laut (Holotheria atra)

B. Saran Adapun saran yang dapat kami sampaikan setelah kami melakukan penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan pencemaran lingkungan

khususnya pada lautan maka sebaiknya masyarakat tidak membuang sampah di laut lepas guna memelihara ekosistem serta keanekaragaman biota laut yang ada. 2. Kepada masyaraka agar sekiranya tidak menggunakan bom atau pukat harimau pada saat menangkap ikan guna menjaga kelestarian terumbu karang yang berperan sebagai tempat berlindung bagi beberapa jenis ikan.

DAFTAR PUSTAKA

Jasin, Maskoeri. Zoologi Vertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya. 1992. Kimball, J.W. Biologi Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta. 1999. Kualitas Air Dalam Budidaya laut. http:// Berita Kelautan.com/ (Diakses 14 November 2011). Sachlan, M. Planktonologi. Departemen Pertanian: Jakarta. 1972. Sea Dragon. http://Biota Laut.com/ (Diakses 14 November 2011). Surbakti, Heron, http://Pasang Surut Air Laut.com/ (Diakses 14 November 2011). Sumariatih. Keanekaragaman Jenis Plankton Di Perairan Danau. Jakarta : Penebar Swadaya. 2006. Wikipedia, http://www.Wikipedia.org.co.id/ (Diakses 14 November 2011).