25
Biografi Amien Rais Amien Rais lahir di Solo, 26 April 1944, dari sebuah keluarga yang sangat taat dalam menjalankan agamanya. Suhud Rais, ayahnya, adalah lulusan Mu’allimin Muhammadiyah dan semasa hidupnya bekerja Sudalmiyah juga dikenal sebagai seorang guru yang ulet. Ia mengajar di Sekolah Guru Kepandaian Putri [SGKP] Negeri dan Sekolah Bidan Aisyiyah Surakarta. Karena prestasinya di dunia pendidikan, pada tahun 1985, Sudalmiyah mendapat gelar Ibu Teladan se-Jawa Tengah. Ia juga aktif di partai politik Masyumi ketika masa jayanya pada tahun 1950-an. Kakek Amien Rais, Wiryo Soedarmo, adalah salah seorang pendiri Muhammadiyah di Gombong, Jawa Tengah. Jadi, Amien Rais dilahirkan dari keluarga yang sangat kental warna Muhammadiyahnya. Amien merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Kakaknya adalah Fatimah, dan empat adiknya adalah Abdul Rozak, Achmad Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Asyiah.

Biografi Amien Rais

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Biografi Amien Rais

Biografi Amien Rais

 

 

Amien Rais lahir di Solo, 26 April 1944, dari sebuah keluarga yang sangat taat

dalam menjalankan agamanya. Suhud Rais, ayahnya, adalah lulusan Mu’allimin

Muhammadiyah dan semasa hidupnya bekerja

Sudalmiyah juga dikenal sebagai seorang guru yang ulet. Ia mengajar di Sekolah

Guru Kepandaian Putri [SGKP] Negeri dan Sekolah Bidan Aisyiyah Surakarta.

Karena prestasinya di dunia pendidikan, pada tahun 1985, Sudalmiyah mendapat

gelar Ibu Teladan se-Jawa Tengah. Ia juga aktif di partai politik Masyumi ketika

masa jayanya pada tahun 1950-an. Kakek Amien Rais, Wiryo Soedarmo, adalah

salah seorang pendiri Muhammadiyah di Gombong, Jawa Tengah. Jadi, Amien

Rais dilahirkan dari keluarga yang sangat kental warna Muhammadiyahnya.

Amien merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Kakaknya adalah Fatimah,

dan empat adiknya adalah Abdul Rozak, Achmad Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti

Asyiah. Mereka tumbuh dan dibesarkan di kampung Kepatihan Kulon. Sejak kecil

mereka sudah dilatih disiplin oleh sang ibu. Bila Amien kecil melanggar, sang ibu

tidak segan-segan menghukumnya. Mereka harus bangun pukul 04.00 WIB setiap

pagi. Caranya dengan meletakkan jam weker di dekat tempat tidur. Dan ketika

bangun, mereka diminta untuk mengucapkan “ashalatu khairum minan naum”

dengan suara keras sehingga terdengar sang ibu. Sang ibu biasanya memberikan

imbalan berupa uang 50 sen. Uang tersebut lalu mereka tabung, untuk dibelikan

baju baru menjelang lebaran.

Page 2: Biografi Amien Rais

Walaupun tegas, tetapi sang ibu tidak pernah memaksakan kehendaknya. Anak-

anaknya dibiarkan tumbuh secara alami, sesuai dengan minat dan bakatnya

masing-masing. Hanya saja, pesan sang ibu yang tak pernah putus adalah

mengingatkan mereka bahwa hakikat hidup adalah ibadah. Yang terus diingat

Amien, ketika ibunya berkata, “Ingat Mien, berkemah pun ibadah.”

Dalam berbagai kesempatan, Amien Rais secara terus terang mengakui bahwa

ibunyalah yang sangat mempengaruhi karakternya yang lugas tanpa basa-basi.

Sampai kini Amien masih menempatkan ibunya sebagai konsultannya dan tempat

pelipur lara. Mana kala ia mengÂhadapi situasi atau persoalan pelik, ia selalu

pulang ke Solo menemui sang ibu untuk meminta pendapatnya, atau sekadar untuk

menghindari kejaran wartawan yang pantang ia tolak. Setiap Idul Fitri ia beserta

semua saudaranya juga berkumpul di rumah sang ibu. Menurut Amien, hingga usia

80-an, ketegasan dan kejernihan berpikir Ibunya masih tetap seperti dulu. Ibunda

Amien Rais wafat hari Jumat, 14 September 2001 di Solo, Jawa Tengah, dalam

usia 89 tahun.

Sewaktu masih duduk di bangku SD, Amien kecil bercita-cita ingin menjadi

walikota. Cita-cita ini sangat dipengaruhi oleh kekagumannya pada Muhammad

Saleh yang menjabat Walikota Solo waktu itu. Muhammad Saleh adalah seorang

muslim yang taat. Ia sering memberikan pengajian di Balai Muhammadiyah Solo.

Walikota asal Madura ini sangat dihormati dan dicintai oleh rakyatnya. Namun

setelah SMA, cita-cita Amien berubah. Ia ingin jadi duta besar. Mungkin cita-cita

ini yang ikut mempengaruhinya untuk memilih jurusan hubungan internasional

ketika memasuki perguruan tinggi. Prinsip hidup yang jadi pegangannya diakuinya

sangat sederhana, yaitu mencari ridha dan ampunan Allah. Untuk mencapainya,

orang harus berbicara dan berbuat apa adanya. “You are what you are,” katanya

Page 3: Biografi Amien Rais

suatu ketika. Ia membagi kebahagiaan menjadi tiga jenis, yaitu kebahagiaan

spiritual, kebahagiaan intelektual, dan kebahagiaan psikologis. Kebahagiaan

spiritual diperoleh dengan cara menjalani hidup sesuai dengan rel agama.

Kebahagiaan intelektual diperoleh dengan cara memberikan konstribusi pemikiran

kepada masyarakat. Sedangkan kebahagiaan psikologis didapatnya bila ia bisa

berbuat atau menolong orang lain.

Amien Rais menikah pada 9 Februari 1969, dengan seorang gadis yang sudah

dikenalnya sejak mereka masih sama-sama kanak-kanak, Kusnasriyati Sri Rahayu.

Selama sepuluh tahun pertama pernikahannya ia belum dikaruniai anak, meskipun

ia sudah berkonsultasi dengan banyak dokter spesialis kandungan di Solo, Yogya,

bahkan ketika berada di Chicago. Sampai suatu saat mereka berdua mendapat

kesempatan naik haji ke Makkah. Di depan Ka’bah mereka berdua memanjatkan

doa, memohon kepada Allah agar memenuhi keinginan mereka akan keturunan.

Waktu itu mereka sedang melakukan penelitian di Mesir. Setelah kembali ke

Kairo, dua bulan lebih sang istri tidak dikunjungi tamu rutin bulanan. Bahkan ada

yang aneh: perutnya terasa gatal-gatal. Akhirnya mereka sepakat untuk pergi ke

dokter kandungan. Dan hasilnya positif, sang istri dinyatakan hamil. Bagi mereka

berdua, kejadian itu merupakan mukjizat dan karunia Allah semata. Setelah anak

yang pertama lahir, selanjutnya setiap dua tahun sang istri hamil lagi. Kini mereka

sudah dikaruniai lima orang anak, tiga putra dan dua putri. Nama-nama mereka

diambil dari Al Qur’an dan dikaitkan dengan kenangan dan peristiwa yang

menyertai kelahirannya. Yang pertama diberi nama Ahmad Hanafi, kemudian

Hanum Salsabiela, Ahmad Mumtaz, Tasnim Fauzia, dan yang terakhir Ahmad

Baihaqy.

Page 4: Biografi Amien Rais

Kusnasriyati adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Untuk mengisi kesibukannya,

ia mendirikan Taman Kanak-Kanak [TK] di sebelah rumahnya. Karena

ketekunannya, TK ini kemudian menjadi besar dan terkenal. Ia juga membuka

kedai sederhana yang diminati banyak mahasiswa. Dilihat dari penampilannya

yang sederhana, termasuk gaya bicara yang sederhana, ia tidak beda dengan ibu

rumah tangga lainnya. Tetapi, di mata Amien Rais, ia adalah wanita luar biasa.

 

Keberanian dan ketegaran yang dimiliki Amien Rais ternyata tidak lepas dari peran

sang istri. Suatu saat, ketika diinterviu seorang wartawan Jepang, saya melihat

dengan nada bangga Amien Rais mengatakan, “Istri saya mungkin merupakan

wanita terbaik se-Asia Tenggara.” Komentar tersebut mungkin terasa berlebihan

bagi kebanyakan orang, tapi tidak bagi Amien Rais. Ia pernah menceritakan

kepada saya bahwa ketika studi di Chicago, karena beratnya beban kuliah yang

dihadapi, hampir saja ia putus asa. Untung ada sang istri yang terus-menerus

memompa semangatnya.

Begitu juga ketika ia merasa lelah saat melawan Orde Baru, istrinya tidak pernah

lelah untuk membangunkan kembali spiritnya. Sampai-sampai ia pernah

mengomentari istrinya sebagai sumber inspirasi dan motivasinya. Bahkan

menjelang tumbangnya Soeharto, sempat tersebar isu bahwa Amien Rais akan

ditangkap. Ia kemudian memberi tahu sang istri tentang berita buruk yang akan

menimpanya. Dengan nada tegar sang istri menjawab, “Insya Allah ini akan

mempercepat kejatuhan Rezim Soeharto.”

Page 5: Biografi Amien Rais

Bila Allah mengaruniainya umur panjang, di masa tuanya nanti Amien hanya ingin

melihat anak-anaknya bisa menyelesaikan pendidikannya masing-masing.

Sementara ia sendiri ingin mengisi masa tuanya dengan menulis dan memberikan

pengajian. Amien merujuk pada almarhum A.R. Fachruddin dan ibunya sendiri

yang sampai akhir hayatnya masih memimpin Sekolah Keperawatan

Muhammadiyah di Solo. Aktifitas Saat Belia Sejak belia Amien Rais sudah terlibat

dalam berbagai gerakan. Kecintaannya pada organisasi diawali dari keterlibatannya

di pandu Hizbul Wathon. Ia dipercaya oleh teman-temannya untuk memimpin

sebuah regu yang terdiri dari tujuh orang yang diberi nama regu Rajawali. Regu

yang dipimpinnya selalu memenangkan berbagai perlombaan, seperti lomba tali-

temali, morse, membuat jembatan, sampai pada lomba masak-memasak.

Di sinilah Amien kecil mulai menyadari kekuatan kebersamaan dan makna

kepemimpinan. Ketika menjadi mahasiswa, ia termasuk salah seorang pendiri

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah [IMM]. Ia juga pernah aktif di Himpunan

Mahasiswa Islam [HMI], dan pernah dipercaya untuk menduduki jabatan sekretaris

Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam [LDMI] HMI Yogyakarta.

Di samping kegandrungannya berorganisasi, Amien Rais juga sudah mulai aktif

menulis artikel sejak belia. Dawam Rahardjo menuturkan: “Ketika mahasiswa,

Amien Rais telah menjadi penulis kolom yang tajam dan produktif. Oleh tabloid

mingguan Mahasiswa Indonesia yang terbit di Bandung bersama-sama dengan

Harian Kami di Jakarta, koran mahasiswa yang legendaris di awal Orde Baru,

Amien pernah dianugerahi Zainal Zakse Award.”

Page 6: Biografi Amien Rais

Riwayat Pendidikan Amien Rais, mulai dari TK sampai SMA, semuanya dijalani

di sekolah Muhammadiyah, di kota kelahirannya, Solo. Menurut Amien, karena

kecintaan sang ibu pada sekolah Muhammadiyah, maka seandainya ketika itu

sudah ada perguruan tinggi Muhammadiyah, pasti ibunya akan memintanya untuk

kuliah di situ. Sekolah Dasar diselesaikan tahun 1956, kemudian SMP pada tahun

1959 dan SMA pada tahun 1962. Di samping sekolah umum, ia juga mengikuti

pendidikan agama di Pesantren Mamba’ul Ulum. Ia juga pernah nyantri di

Pesantren Al Islam.

Setelah tamat SMA, ibunya menginginkan Amien melanjutkan studinya ke Al-

Azhar, Mesir. Sementara ayahnya lebih memilih Universitas Gajah Mada [UGM].

Amien tampaknya lebih cocok dengan pilihan sang ayah. Ia kemudian diterima di

dua fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi dan Fisipol UGM. Ia lalu berkonsultasi

dengan sang ayah, mana fakultas yang lebih baik untuk dipilih. Sang ayah

menyerahkan kembali pada Amien untuk memilihnya. Akhirnya ia memilih

Fisipol. Mungkin untuk tidak mengecewakan harapan sang ibu, Amien juga

kemudian mendaftarkan diri sebagai mahasiswa Fakultas Tarbiyah Institut Agama

Islam Negeri [IAIN] Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Kuliah paralel ini dijalaninya

sampai munculnya larangan kuliah ganda oleh pemerintah.

Tahun 1968 Amien menyelesaikan studinya di UGM dengan tugas akhir berjudul

Mengapa Politik Luar Negeri Israel Berorientasi Pro Barat. Ia lulus dengan nilai

A. Kemudian ia melanjutkan pendidikan pascasarjana di University of Notre

Dame, Indiana, Amerika Serikat yang diselesaikan tahun 1974 dengan gelar MA.

Tesisnya adalah mengenai politik luar negeri Anwar Sadat yang waktu itu sangat

Page 7: Biografi Amien Rais

dekat dengan Moskow. Itu sebabnya Amien juga harus mendalami masalah

komunisme, Uni Soviet, dan Eropa Timur. Minatnya yang sangat besar dalam

masalah Timur Tengah teta Setelah pulang ke tanah air sebentar, ia kembali lagi ke

Amerika untuk mengikuti program doktor di University of Chicago, AS dengan

mengambil bidang studi Timur Tengah. Ia berhasil meraih gelar doktor pada tahun

1981, dengan disertasi berjudul The Moslem Brotherhood in Egypt: Its Rise,

Demise and Resurgence [Ikhwanul Muslimin di Mesir: Kelahiran, Keruntuhan,

dan Kebangkitannya Kembali]. Penelitian untuk menyusun disertasinya dilakukan

di Mesir dalam waktu sekitar satu tahun. Selama berada di Mesir, waktunya

dimanfaatkan juga untuk menjadi mahasiswa luar biasa di Departemen Bahasa

Universitas Al Azhar, Kairo.

Di UGM ia mengasuh mata kuliah Teori Politik Internasional serta Sejarah dan

Diplomasi di Timur Tengah. Ia juga dipercaya mengajar mata kuliah Teori-teori

Sosialisme. Yang paling menyenangkannya adalah mata kuliah Teori Politik

Internasional. Di Fakultas Pascasarjana UGM ia dipercaya memegang mata kuliah

Teori Revolusi dan Teori Politik.

‘Mengelola Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan [PPSK]‘ Pusat Pengkajian

Strategi dan Kebijakan [PPSK] adalah lembaga pengkajian dan penelitian di bawah

yayasan Mulia Bangsa Yogyakarta. Salah satu raison d’etre kelahiran PPSK adalah

keprihatinan masih terbatasnya hasil-hasil pengkajian yang menyangkut masalah-

masalah strategis dan kebijakan yang berorientasi pada masyarakat lemah.

 

Page 8: Biografi Amien Rais

Lembaga pengkajian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi pemikiran yang

meliputi: Pertama, identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

dalam berbagai bidang kehidupan. Kedua, analisa yang akurat mengenai berbagai

kecenderungan global di bidang sosial-budaya, agama, ekonomi, politik, dan iptek,

serta dampaknya pada bangsa Indonesia. Ketiga, usulan pemecahan terhadap

berbagai persoalan bangsa berdasarkan telaah strategis dan kebijakan yang realistis

dan matang. Berbagai produk pemikirannya dipublikasikan lewat majalah

Prospektif, yang terbit tiga bulan sekali.

Menurut Dawam Rahardjo, PPSK memiliki peran besar dalam membidani lahirnya

ICMI. Di kantor inilah pertama kali konsep ICMI digodok, kemudian dibawa ke

Wisma Muhammadiyah di Tawangmangu, Solo, untuk disempurnakan. Setelah itu

baru dibawa ke Malang.

Sejumlah tokoh penting bergabung di lembaga ini, di antaranya: Moeljoto

Djojomartono, Soedjatmoko, Ahmad Baiquni, Kuntowijoyo, Bambang Sudibyo,

Umar Anggara Jenie, Ichlasul Amal, Yahya A. Muhaimin, Affan Gafar, A. Syafi’i

Maarif, dan Amien Rais yang dipercaya untuk memimpinnya. Masyarakat ilmiah

mengenal dan sangat memperhitungkan lembaga ini, selain karena produk-produk

pemikirannya, juga karena kredibilitas keilmuan dan reputasi tokoh-

tokohnya.Namun masyarakat luas baru mengetahuinya setelah terjadinya dua

peristiwa. Pertama, meninggalnya Dr. Soedjatmoko, seorang yang dikenal luas

memiliki reputasi internasional. Beliau pernah menjadi Dubes RI untuk Amerika

Serikat, juga pernah menjadi Rektor Pertama Universitas PBB di Tokio.

Almarhum meninggal saat berceramah di hadapan teman-temannya di kantor

PPSK, sehingga hampir semua media massa di tanah air memberitakan peristiwa

Page 9: Biografi Amien Rais

kematiannya. Kedua, pertemuan antara Arifin Panigoro dan kawan-kawan dengan

kelompok PPSK yang diselenggarakan di Hotel Radison, Yogyakarta, 5 Februari

1998.

Pertemuan ini kemudian dikenal dengan istilah “kasus Radison” dan menjadi

polemik panjang yang mewarnai media massa waktu itu, karena oleh rezim

Soeharto dituduh sebagai upaya “makar” terhadap pemerintah Orde Baru.

Sebetulnya acara tersebut merupakan acara rutin dan bersifat akademis dengan

tema reformasi yang meliputi reformasi politik, reformasi ekonomi, dan reformasi

hukum. Beberapa orang yang hadir dalam pertemuan itu sempat dimintai

keterangan oleh pihak berwajib, bahkan Arifin Panigoro sempat menjadi tersangka.

http://misskey.wordpress.com/2008/03/22/biografi-amien-rais/

Biografi Amien Rais

Amien Rais dilahirkan di Surakarta, tanggal 26 April 1944, anak kedua dari enam

orang bersaudara, tumbuh dalam lingkungan keluarga yang agamis. Kakek Amien

Rais, Wiryo Soedarmo adalah salah seorang pendiri Muhammadiyah di Gombong,

Jawa Tengah.

Ayahnya, Suhud Rais adalah lulusan Mu’allimin Muhammadiyah, semasa

hidupnya bekerja sebagai Kepala Pendidikan Agama pada kantor Departemen

Agama Wilayah Surakarta dan juga sebagai guru agama serta aktivis dakwah

Muhammadiyah merangkap sebagai Ketua Majelis Pendidikan Pengajaran

Muhammadiyah. Sedangkan ibunya, Sudalmiyah selama 20 tahun menjadi Ketua

Aisyiyah di Surakarta dan mengajar di SGKP (Sekolah Guru Kepandaian Putri)

Page 10: Biografi Amien Rais

dan juga sebagai Kepala SGKT (Sekolah Guru Taman Kanak-kanak)

Muhammadiyah.   

Amien Rais tumbuh dari komunitas keagamaan yang semi urban (the semi

urbanized religious groups), Kampung Kepatihan Kulon, Solo, Jawa Tengah.

Secara sosio-budaya, komunitas demikian sangat mementingkan rasionalitas,

hubungan-hubungan impersonal, berorientasi pada prestasi meriktokrasi. Tetapi di

sisi lain, unsur-unsur gemeinscaft-nya seperti nilai egalitarian, solidaritas

kelompok, kolektivitas dan perkauman masih relatif kuat. Dengan kata lain, solo

adalah sebuah sosok masyarakat transisional dari bentuk gemeinscaft  ke bentuk

gesselscaft.

Lingkungan pendidikan dan pengalamannya di organisasi juga merupakan faktor

yang membentuk kepribadiannya. Jenjang pendidikan dilaluinya sejak Taman

Kanak-kanak hingga sekolah lanjutan tingkat atas, semuanya di perguruan

Muahammadiyah. Hal ini disebabkan obsesi ibunya untuk menjadikan Amien

sebagai seorang kiyai, ustadz atau ulama yang terkemuka. Karenanya, ia pun aktif

pada organisasi-organisasi kepemudaan Muhammadiyah, termasuk kepanduan 

“Hizbul Wathon “. Kecintaannya pada organisasi diawali dari keterlibatannya di

pandu Hizbul Wathon tersebut. Ia dipercaya oleh teman-temannya untuk

memimpin satu regu, regu yang dipimpinnya selalu memenangkan berbagai

perlombaan. Disinilah Amien kecil mulai menyadari kekuataan kebersamaan dan

makna kepemimpinan.

Hasrat belajarnya sangat tinggi dan hal ini terlihat ketika ia tengah menempuh

Jenjang SMP, sekolah rangkap dilakukannya; disamping sekolah umum, Amien

Rais juga mengikuti pendidikan di Pesantren Mamba’ul Ulum (sekarang menjadi

Madrasah Aliyah Negeri/ MAN) dan juga nyantri di Pesantren Al-Islam, Solo. Saat

Page 11: Biografi Amien Rais

di bangku SMP, Amien sudah terbiasa menulis artikel di beberapa majalah dan

koran Solo.Hingga konon saat dibangku SMA tulisannya mendapat tanggapan

serius dari petinggi militer Jawa Barat.

Setelah tamat SMA, Ibunya menginginkan Amien melanjutkan studinya ke

Akademi Tabligh Muhammadiyah di Yogyakarta (kemudian menjadi IKIP

Muhammadiyah, sekarang Universitas K.H. Ahmad Dahlan) dan melanjutkan ke

Al-Azhar, Mesir. Sementara ayahnya lebih memilih Universitas Gajah Mada

(UGM). Akhirnya Amien memilih UGM, ia kemudian diterima di dua fakultas

yaitu Fakultas Ekonomi dan Fakultas Fisipol, namun ia memilih Fisipol karena ia

mempunyai hasrat menjadi seorang diplomat. Untuk tidak mengecewakan ibunya,

Amien mendaftarkan diri sebagai mahasiswa Fakultas Tarbiyah  Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Kalijaga, Yogyakarta. Kuliah paralel ini dijalaninya sampai

munculnya larangan kuliah ganda oleh pemerintah. Selama menjadi mahasiswa, ia

aktif pada organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan berhasil mendirikan

oraganisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Di samping

kegandrungannya berorganisasi, Amien Rais juga sudah mulai aktif menulis

artikel.

Pada tahun 1968 Amien menyelesaikan studinya di UGM, ia lulus dengan nilai A,

dengan judul skripsi; “Mengapa Politik Luar Negeri Israel Berorientasi Pro

Barat”?. Pada tahun yang sama, Amien memperoleh beasiswa untuk program

Master di University of Notre Dame, Indiana, Amerika Serikat yang diselesaikan

pada tahun 1974 dengan tesis mengenai Politik Luar Negeri Mesir di bawah

Anwar Sadat yang dekat dengan Moskow dan akhirnya menyandang gelar MA., ia

memperoleh sertifikat studi tentang Soviet dan Eropa Timur. Setelah pulang ke

tanah air sebentar, ia kembali lagi ke Amerika untuk mengikuti program doktor di

University of Chicago, AS dengan mengambil bidang studi Timur Tengah. Ia

Page 12: Biografi Amien Rais

berhasil meraih gelar doktor pada tahun 1981, dengan disertasi berjudul “The

Moslem Brotherhood in Egypt: Its Rise, Demise, and Resurgence (Ikhwanul

Muslimin di Mesir: Kelahiran, Keruntuhan dan Kebangkitannya kembali).

Penelitian untuk menyusun disertasinya dilakukan di Mesir dalam waktu sekitar

satu tahun. Selama berada di Mesir, waktunya dimanfaatkan juga untuk menjadi

mahasiswa luar biasa di Departemen Bahasa Universitas Al-Azhar, Kairo. Dengan

demikian ia pun dapat mewujudkan harapan ibunya untuk kuliah di Universitas Al-

Ashar, Mesir. Dan meski ia sudah menyandang gelar doktor masih saja mengambil

studi di Post Doctoral George Washington University dan UCLA  Amerika

Serikat, (1988-1989).

Dalam beberapa hal, kevokalan pemikiran Amien Rais sangat dipengaruhi oleh

perkenalan dan pengamatannya terhadap gerakan-gerakan Islam radikal di Timur

Tengah, khususnya gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir yang menjadi obyek

penelitian disertasinya. Tulisan-tulisannya yang muncul pada tahun 1980-an atau

setelah ia kembali dari Amerika, menunjukkan adanya korelasi positif antara

pemikirannya dan pemikiran-pemikiran yang berkembang dikalangan kelompok

Islam radikal di Timur Tengah.    

Sepulang dari Studi formalnya di Negara Paman Sam, Amien mengabdikan diri

pada almamaternya; FISIP UGM, Yogyakarta. Di samping itu, ia juga tercatat

sebagai staf pengajar di Pasca sarjana UGM, dan Direktur Pusat Pengkajian dan

Studi Kebijakan (PPSK). Dedikasinya yang tinggi pada bidang keilmuan, membuat

Amien yang pernah menjabat wakil Rektor Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta ini, diangkat sebagai ilmuan senior BPPT (Badan Pengkajian dan

Pengemabangan Teknologi) serta anggota Dewan Riset Nasional pada Kelompok

V dan Ketua I Litbang Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI).  Pada akhir tahun

Page 13: Biografi Amien Rais

1990 bersama 49 kawannya menandatangani deklarasi berdirinya Ikatan

Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan diberi kepecayaan sebagai Asisten I

Ketua Umum ICMI (periode 1990-1995), hingga periode selanjutnya ia

dipercayakan memegang amanah menjadi Ketua Dewan Pakar ICMI, sebelum

akhirnya ia mengundurkan diri karena kritikannya yang tajam atas proyek

eksplorasi tambang emas Busang di Kalimantan Timur. Konsekuensi pengunduran

dirinya juga terjadi, lantaran ia mendesak pemerintah untuk meninjau kembali

kesepakatan antara pemerintah dengan PT. Freeport Indonesia dalam proyek

penambangan Freeport di Tembagapura, Irian Jaya.  

Sebelumnya dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua Umum PP. Muhammadiyah

dikukuhkan pada juli 1994 menjadi Ketua Umum PP. Muhammadiyah sehubungan

dengan meninggalnya K.H. Azhar Basyir, M.A. (Ketua Umum PP.

Muhammadiyah pada waktu itu). Kedudukannya sebagai Ketua Umum PP.

Muhammadiyah hingga tahun 2000 terpaksa dilepaskannya dan digantikan oleh

Syafi’ie Ma’arif karena tuntutan reformasi dan penumbangan rezim Soeharto yang

menuntut keterlibatannya secara total. Selain itu pelepasan jabatannya sebagai

Ketua Umum PP. Muhammadiyah karena desakan teman-temannya agar ia segera

memimpin partai politik untuk memperteguh penegakan reformasi.

Sosok Amien Rais dalam kancah perpolitikan Nasional dikenal sebagai tokoh yang

dianggap paling konsisten dalam menegakkan keadilan dan demokrasi yang

dikemas dalam profetis amar ma’ruf nahi mungkar. Perjuangan Amien Rais untuk

terjadinya reformasi atau perubahan tersebut semata-mata adalah tugas intelektual,

tugas seorang agamawan atau juga tugas seorang muslim pada umumnya. Dengan

demikian, Amien Rais dengan tanpa beban dan tidak gentar sedikit pun terhadap

berbagai resiko yang mungkin timbul akibat berbagai ungkapannya yang lugas dan

apa adanya.

Page 14: Biografi Amien Rais

Sosok Amien Rais sebenarnya sudah mulai dikenal sebelum zaman reformasi, ia

dikenal lewat tulisan dan ulasannya yang kritis di media massa saat ia masih

berada di bangku kuliah. Sikap kritis tersebut mengantarkannya memperoleh

“Zainal Zakes Award 1967” yakni sebuah hadiah jurnalistik bagi mahasiswa yang

kritis.

Meski pernyataannya terdengar galak namun Amien Rais sesungguhnya adalah

orang yang bersahaja dan anti kekerasan. Semboyan “reformasi damai” merupakan

bagian dari penjabaran konsep high politic-nya. Sikap anti kekerasannya terbukti

pada keputusan yang diambilnya untuk membatalkan rencananya; (people power)

pengerahan sejuta massa di Monas pada tanggal 21 Mei 1998, dalam rangka

menuntut pengunduran diri Soeharto. Amien Rais beralasan bahwa keputusannya

itu semata-mata untuk menghindari jatuhnya korban karena disinyalir akan ada

pihak yang mengganggu rencana itu.

Kepedulian Amien Rais terhadap Bangsa dan Negara dapat dilhat pada beberapa

hasil penelitiannya yang diaplikasikan melalui karya tulis yang banyak beredar

dalam khazanah perbukuan baik posisinya sebagai penulis, editor maupun

memberi kata pengantar sejumlah buku. Minat dan kemampuannya dalam tulis-

menulis mengarahkan dirinya menjadi pemimpin umum pada beberapa majalah.

Dan karena ketekunan dan gencarnya menyeruakan kebenaran, kritis dan vokal

terhadap krisis sosial, ekonomi dan politik, oleh majalah UMMAT, Amien Rais

dinobatkan sebagai ‘TOKOH 1997 ’ dan kemudian mendapatkan penghargaan

berupa ‘UII Awards’ dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, atas

komitmennya menempuh perjuangan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan pada

tanggal 31 Mei 1998 dianugerahi Reformasi Awards dari kampus IPB, serta

dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu Politik UGM pada 10 April 1999.

Page 15: Biografi Amien Rais

Keberanian dan ketegaran yang dimiliki Amien Rais ternyata tidak terlepas pula

dari peran sang istri, yang merupakan sumber ispirasi dan motivasinya, di mata

Amien Rais ia adalah wanita yang luar biasa. Kusnasriyanti (istri Amien Rais)

adalah seorang ibu rumah tangga biasa, untuk mengisi kesibukannya ia aktif

mengasuh Taman Kanak-kanak ‘Budi Mulia’ yang berada di sebelah rumahnya,

bersama pengurus Aisyiyah, ia juga membuka kedai sederhana “Warung Sala-

Moslem Chinese Food” di dekat rumahnya di Gandok (Condongcatur, Depok,

Yogyakarta) yang diminati banyak mahasiswa.

Dari hasil pernikahan Amien Rais dan Kusnasriyanti yang menikah pada tanggal 9

Februari 1969, dikaruniai lima orang anak; tiga putra dan dua putri. Nama-nama

mereka diambil dari al-Qur’an dan dikaitkan dengan kenangan dan peristiwa yang

menyertai kelahirannya. Anak yang pertama diberi nama Ahmad Hanafi, kemudian

Hanum Salsabiela, Ahmad Mumtaz, Taznim Fauzia dan yang terakhir Ahmad

Baihaqy.

Demikianlah sosok Amien Rais sebagai seorang tokoh reformis yang komitmen,

lugas dan apa adanya yang menjadikan dirinya sebagai seorang tokoh yang

dikagumi dan merupakan public figure. Dari uraian di atas, dapatlah dipahami

bahwa karakter seorang Amien Rais terbentuk dari didikan orang tua, keluarga,

pendidikan, dan organisasi. Menurut Almond dan Verba, karakter seorang tokoh

politik ditentukan oleh berbagai agen sosialisasi politik (agent of political

socialization) yang membentuk antara lain keluarga, sekolah, organisasi, kontak-

kontak politik langsung atau tidak serta aspek-aspek lainnya. Sosialisasi politik

adalah proses penerusan atau pewarisan nilai dari satu generasi ke generasi

berikutnya. Sistem, nilai, norma dan keyakinan yang dimiliki oleh suatu generasi

dapat diturunkan kepada generasi berikutnya melalui beberapa media seperti

keluarga, latar belakang budaya, organisasi, pendidikan dan sebagainya. 

Page 16: Biografi Amien Rais

Referensi Makalah®

Kepustakaan:  

Sidarta Gautama dan Aries Budiono, Moralitas Politik dan Pemerintahan Yang

Bersih Menurut Empat Tokoh, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1999. Ahmad

Bahar, Amien Rais: Gagasan dan Pemikiran Menggapai Masa Depan Indonesia

Baru, Yogyakarta: Pena Cendikia, 1998. Dedy Djamaluddin Malikdan Idi Subandy

Ibrahim, Zaman Baru Islam Indonesia: Pemikiran dan Aksi Politik Abdurrahman

Wahid, M. Amien Rais, Nurcholish Madjid dan Jalaluddin Rakhmat, Bandung:

Zaman Wacana Mulia, 1998. Lab. Ilmu Politik FISIP-UI, Menggempur Sistem

Politik Orde Baru, Bandung: Mizan, 1998. Amien Rais, Membangun Politik

Adiluhung: Membumikan Tauhid Sosial, Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar,

Bandung: Zaman Wacana Mulia, 1998. Arief Afandi (Ed.), Islam Demokrasi Atas-

Bawah: Polemik Strategi Perjuangan Umat Model Gusdur dan Amien Rais, dalam

Fachry Ali, High Politics dan Demokratisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.

Suara Hidayatullah, Edisi 07/X/Rajab 1418 H.  Affan Gaffar, Budaya Politik:

Makna dan Perwujudan dalam Pemikiran dan Budaya Politik, Jakarta: Badan

Pelatihan DEPDAGRI, 1997.

http://www.referensimakalah.com/2011/08/mundur-dari-icmi-karena-

mengkritik_9799.html