PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

OlehJaya Sukmana (0815021036)M.Apriliyansyah (0815021037)Sohadi (0815021041)

A. PENDAHULUAN

Energi merupakan persoalan yang krusial di dunia, peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia. Bahan bakar fosil adalah energi yang tidak dapat diperbaharui, tetapi dalam kehidupan sehari-hari bahan bakar fosil masih menjadi pilihan utama sehingga akan mengakibatkan menipisnya cadangan Bahan bakar fosil di dalam bumi. Sementara energi alternatif belum dimaksimalkan pemanfaatannya.

B. LATAR BELAKANG

Hasil pertanian di indonesia yang cukup melimpah, nyatanya tidak sepenuhnya di manfaatkan, salah satunya adalah sisa hasil pertanian tanaman jagung seperti tongkol jagung, yang mana masih dianggap sebagai sampah atau limbah bagi para petani. Padahal tongkol jagung bisa sangat berguna sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil yang semakin menipis ketersediaanya.

C. BIOMASSA

Biomassa adalah bahan biologis yang berasal dari mahluk hidup yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar. Biomassa meliputi hasil perkebunan dan pertanian, limbah perkebunan dan pertanian, kotoran hewan maupun manusia. Energi biomassa dapat menjadi sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil (minyak bumi) karena beberapa sifatnya yang menguntungkan yaitu sumber energi ini dapat dimanfaatkan secara lestari karena sifatnya yang dapat diperbaharui (renewable resources), sumber energi ini relatif tidak mengandung unsur sulfur sehingga tidak menyebabkan polusi udara dan juga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya hutan dan pertanian.

Telah banyak dilakukan penelitian untuk mempelajari potensi energi dari berbagai hasil dan limbah pertanian Komoditi dari biomassa di atas berpotensi dijadikan sumber energi terbarukan/renewable energy melalui teknologi konversi yang tepat. Teknologi tersebut dapat mengkonversi biomassa menjadi sumber energi panas (termochemical conversion) serta menjadi sumber biofuel (biochemical conversion).

Beberapa contoh komoditi yang dapat dijadikan biomassa diantaranya

kelapa sawit

jarak pagar

limbah tanaman padi

limbah tanaman jagung seperti

kotoran ternak

D. Biomassa Dari Tongkol Jagung

Jagung termasuk tanaman yang bijinya berkeping tunggal (monokotil), Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Jagung juga merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi.Sebagai sumber karbohidrat utama.

Tongkol pada jagung adalah bagian dalam tempat bulir jagung menempel. Tongkol terbungkus oleh kelobot (kulit "buah jagung"), dan kulit jagung.Sebagai sumber energi alternatif, tongkol jagung dapat di jadikan sebagai briket, atau biogas (syngas).

Briket Bioarang Tongkol Jagung

Bioarang merupakan arang yang dibuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan, rumput, jerami, ataupun limbah pertanian lainnya. Pada kesempatan Kali ini kami akan berusaha menyajikan data pemanfaatan briket bioarang dari tongkol jagung

POTENSI PEMANFAATANTONGKOL JAGUNG(ton) UNTUK WILAYAH LAMPUNG

1.Lampung Barat:13,4592.Tanggamus:64,8943.Lampung selatan:518,6674.Lampung Timur:621,2545.Lampung Tengah:516,1836.Lampung Utara:140,7447.Way Kanan:61,1968.Tulang Bawang:52,1169.Pesawaran:74,45510.Bandar Lampung:71311Metro:3,629

Provinsi Lampung2,067,310

TONGKOL JAGUNG

KARBONISASI

PENGUJIAN SIFAT BRIKET

Nilai kalorDensitas

Fixed CarbonKadar Abu

ARANG BRIKET

Kanji 6%

DITIMBANG

PEREKAT

DITIMBANG

DISARING DENGAN 0,6 MESH

PENGGILINGAN

ANALISIS PENELITIAN

KESIMPULAN

KOMPAKSI1426,75 Kg/cm², 1630,57 Kg/cm², 1834,39 Kg/cm²

KOMPAKSI

BRIKET

PENCAMPURAN

PROSES PEMBUATAN

PENYARINGAN

Faktor-faktor yang

mempengaruhi sifat

briket bioarang adalah

Nilai kalor

Densitas

Kandungan Karbon Terikat (Fixed Carbon)

Kadar Abu

Selain itu, sebagai bahan bakar, briket juga harus memenuhi kriteria sebagai berikut: • 1. Mudah dinyalakan • 2. Tidak mengeluarkan asap • 3. Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung

racun • 4. Kedap air dan tidak berjamur bila disimpan pada

waktu lama • 5. Menunjukkan upaya laju pembakaran yang baik

(waktu pembakaran)

Sifat Kal/gr

Nilai Kalor 5.531,55

Sifat Kadar Air (%)

Volatile Matter (%)

Kadar abu (%)

Kadar Karbon (%)

Fix Carbon 6,947 35,687 17,100 36,980

Sifat Berat Cawan(gram)

Berat Cawan + 1gr sampel(gram)

Berat Cawan + Abu(gram)

Kadar Abu(%)

Kadar Abu 22,234 24,234 22,576 17,100

Sifat M(gr) t(mm) D(mm) V(cm^3 ) ρ(gr/cm^3 )

Density 4 13,80 25,00 6,68 0,63

HASILPENGUJIAN

• Ukuran briket 13,8*25 (mm), dengan berat 4gr

• Nilai Kalor 1 Buah Briket 22126,2 kal atau 23,23251 kilo joule

• 1 kg Briket jagung dapat menghasilkan energi sebesar 5531550 kal atau 23232.5 Kilo joule

Berdasarkan hasil penelitian Teguh Ibnu Husada Mahasiswa UNS pada tahun 2010

No Kabupaten / Kota Produksi tongkol jagung ( Ton ) / tahun Energi yang dihasilkan ( KJ) / tahun

1 Lampung Barat 13,459

3.12686X10^112 Tanggamus 64,894

1.50765X10^123 Lampung selatan 518,667

1.20499X10^134 Lampung Timur 621,254

1.44333X10^135 Lampung Tengah 516,183

1.19922X10^136 Lampung Utara 140,744

3.26983X10^127 Way Kanan 61,196

1.42174X10^128 Tulang Bawang 52,116

1.21078X10^129 Pesawaran 74,455

1.72978X10^1210 Bandar Lampung 713

16564772500

11 Metro 3,629

8431074250012 Provinsi Lampung 2,067,310

4.80288X10^13

Tabel . Data Energi yang dihasilkan dari Biomassa Tongkol Jagung

Perbandingan Pemakaian Minyak Tanah dengan Briket Tongkol Jagung Rumah tangga untuk asumsi 1 ltr/hari minyak tanah Rp. 9000/hari; Nilai kalor minyak tanah = 9000 kcal/ltr = 11538,5 cal/gr = 48309,39 kj/kg. Nilai kalor briket Tongkol jagung = 5531,5 cal/gr = 23232,5 kj/kg.

untuk memenuhi kebutuhan energi setara 1 ltr minyak tanah dibutuhkan 2,079 kg Briket bioarang tongkol jagung

Harga minyak tanah 1 liter (0,78 kg) = Rp 9000. Harga briket tongkol jagung 2,079 kg (3000 @ kg) = Rp 6237.

KESIMPULAN

• Dengan menggunakan bioarang tongkol jagung sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, dapat menghemat biaya sebesar Rp. 2763 perhari. Jumlah uangnya memang tidak terlalu besar, namun manfaat lain yang kita terima cukup besar. Seperti pengurangan dan pemanfaatan limbah pertanian, mengurangi polusi karena hampir tidak ada polutan yang di hasilkan dari pembakarannya dan dapat membantu menyelesaikan kebutuhan energi di daerah terpencil seandainya hal ini dapat di kembangkan dan dimaksimalkan.